death & dying

7
DEATH AND DYING Death and Dying “Kematian dan Proses Menuju Kematian” adalah sebuah fenomena yang pasti akan terjadi atau akan dijumpai manusia dalam kehidupannya. Kematian memang sebuah rahasia Tuhan, akan tetapi proses menuju kematian adalah sebuah fenomena yang dapat didiskusikan, bahkan lingkungan dapat memberikan proses pembelajaran yang benar untuk menjalani proses menuju kematian yang lebih baik. Mendasarkan pada hasil penelitian penulis terhadap wanita pasien paliatif (pasien paliatif adalah orang-orang sakit yang diagnosis dengan penyakit berat yang tidak dapat disembuhkan lagi dimana prognosisnya adalah kematian), maka penulis akan menggambarkan dinamika pasien paliatif wanita dalam menghadapi kematian. Kematian adalah satu kepastian yang besar dalam hidup. Sebagian dari kita akan mati dengan cara di luar kendali kita, dan sebagian besar dari kita akan menyadari saat kematian itu sendiri. Namun, kematian dan sekarat juga dapat didekati dengan cara yang sehat. Memahami bahwa orang-orang berbeda dalam bagaimana mereka berpikir tentang kematian dan sekarat, dan menghargai perbedaan, dapat mempromosikan kematian yang damai dan dengan cara yang sehat. Kursus utama dari tindakan ketika kematian sudah dekat adalah untuk memenuhi keinginan orang yang sekarat itu. Jika seseorang sedang sekarat dari penyakit, idealnya, mereka akan berpartisipasi dalam keputusan tentang bagaimana untuk hidup dan mati. Jika permintaan yang dibuat tampaknya tidak praktis untuk pengasuh, pilihan harus dibangkitkan dengan individu sekarat untuk mencoba untuk mengakomodasi permintaan

Upload: novita-oktaviana

Post on 12-Jan-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Death and Dying “Kematian dan Proses Menuju Kematian” adalah sebuah fenomena yang pasti akan terjadi atau akan dijumpai manusia dalam kehidupannya. Kematian memang sebuah rahasia Tuhan, akan tetapi proses menuju kematian adalah sebuah fenomena yang dapat didiskusikan, bahkan lingkungan dapat memberikan proses pembelajaran yang benar untuk menjalani proses menuju kematian yang lebih baik. Mendasarkan pada hasil penelitian penulis terhadap wanita pasien paliatif (pasien paliatif adalah orang-orang sakit yang diagnosis dengan penyakit berat yang tidak dapat disembuhkan lagi dimana prognosisnya adalah kematian), maka penulis akan menggambarkan dinamika pasien paliatif wanita dalam menghadapi kematian.

TRANSCRIPT

Page 1: Death & Dying

DEATH AND DYING

Death and Dying “Kematian dan Proses Menuju Kematian” adalah sebuah fenomena yang pasti akan terjadi atau akan dijumpai manusia dalam kehidupannya. Kematian memang sebuah rahasia Tuhan, akan tetapi proses menuju kematian adalah sebuah fenomena yang dapat didiskusikan, bahkan lingkungan dapat memberikan proses pembelajaran yang benar untuk menjalani proses menuju kematian yang lebih baik. Mendasarkan pada hasil penelitian penulis terhadap wanita pasien paliatif (pasien paliatif adalah orang-orang sakit yang diagnosis dengan penyakit berat yang tidak dapat disembuhkan lagi dimana prognosisnya adalah kematian), maka penulis akan menggambarkan dinamika pasien paliatif wanita dalam menghadapi kematian.

Kematian adalah satu kepastian yang besar dalam hidup. Sebagian dari kita akan mati dengan cara di luar kendali kita, dan sebagian besar dari kita akan menyadari saat kematian itu sendiri. Namun, kematian dan sekarat juga dapat didekati dengan cara yang sehat. Memahami bahwa orang-orang berbeda dalam bagaimana mereka berpikir tentang kematian dan sekarat, dan menghargai perbedaan, dapat mempromosikan kematian yang damai dan dengan cara yang sehat.

Kursus utama dari tindakan ketika kematian sudah dekat adalah untuk memenuhi keinginan orang yang sekarat itu. Jika seseorang sedang sekarat dari penyakit, idealnya, mereka akan berpartisipasi dalam keputusan tentang bagaimana untuk hidup dan mati. Jika permintaan yang dibuat tampaknya tidak praktis untuk pengasuh, pilihan harus dibangkitkan dengan individu sekarat untuk mencoba untuk mengakomodasi permintaan dan tetap memberikan perawatan yang memadai. Jika individu sekarat belum mampu untuk berpartisipasi dalam merumuskan rencana akhir, Anda harus berusaha untuk melakukan apa yang orang ini inginkan.

Jika individu berada dalam sebuah rumah sakit, ia mungkin paling mungkin menginginkan kematian alami. Dalam situasi ini, tujuannya akan menjadi hari-hari terakhir dan saat hidup akan dibimbing menuju menjaga kenyamanan dan mencapai kematian yang alami.

Teori Death and Dying dari Kubler-Ross (1969)

Teladan Mengatasi Kematian, yang didasari oleh penelitian dan wawancaranya dengan lebih dari 500 pasien yang menghadapi kematian. Teladan

Page 2: Death & Dying

tersebut menjelaskan, dalam lima tahapan tersendiri, sebuah proses oleh mereka yang mengatasi dan berhadapan dengan kedukaan dan tragedi, terutama ketika didiagnosa memiliki penyakit berat atau mengalami kerugian yang sangat besar. Menambahi teladan ini, bukunya membawa kesadaran awal akan kepekaan yang dibutuhkan untuk perlakuan yang lebih baik atas individu yang sedang mengalami sakit atau penyakit berat.

Lima Tahapan Kedukaan (The Five Stages of Grief)

Tahapan-tahapan, yang lebih dikenal dengan singkatannya dalam bentuk DABDA, termasuk:

1. Penyangkalan ( Denial ) — "Saya merasa baik-baik saja."; "Hal ini tidak mungkin terjadi, tidak pada saya."Penyangkalan biasanya merupakan pertahanan sementara untuk diri sendiri. Perasaan ini pada umumnya akan digantikan dengan kesadaran yang mendalam akan kepemilikan dan individu yang ditinggalkan setelah kematian.

2. Marah ( Anger ) — "Kenapa saya ? Ini tidak adil!"; "Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi pada saya?"; "Siapa yang harus dipersalahkan?"Ketika berada pada tahapan kedua, individu akan menyadari bahwa ia tidak dapat senantiasa menyangkal. Oleh karena kemarahan, orang tersebut akan sangat sulit untuk diperhatikan oleh karena perasaan marah dan iri hati yang tertukar.

3. Menawar ( Bargaining) — "Biarkan saya hidup untuk melihat anak saya diwisuda."; "Saya akan melakukan apapun untuk beberapa tahun."; "Saya akan memberikan simpanan saya jika..."Tahapan ketiga melibatkan harapan supaya individu dapat sedemikian rupa menghambat atau menunda kematian. Biasanya, kesepakatan untuk perpanjangan hidup dibuat kepada kekuasaan yang lebih tinggi dalam bentuk pertukaran atas gaya hidup yang berubah. Secara psikologis, individu mengatakan, "Saya mengerti saya akan mati, tetapi jika saja saya memiliki lebih banyak waktu..."

4. Depresi ( Depression ) — "Saya sangat sedih, mengapa perduli dengan lainnya?"; "Saya akan mati .. Apa keuntungannya?"; "Saya merindukan orang saya cintai, mengapa melanjutkan?"Pada tahapan keempat, penderita yang sekarang, menolak dibesuk dan menghabiskan banyak waktu untuk menangis dan berduka. Proses ini

Page 3: Death & Dying

memberikan kesempatan kepada pasien yang sekarat untuk memutus hubungan dengan sesuatu yang dicintai ataupun disayangi. Tidak disarankan untuk mencoba menghibur individu yang berada pada tahapan ini. Ini merupakan waktu penting untuk berduka yang harus dilalui.

5. Penerimaan ( Acceptance ) — "Semuanya akan baik-baik saja."; "Saya tidak dapat melawannya, Saya sebaiknya bersiap untuk hal itu."Ini merupakan tahapan terakhir, individu tiba pada kondisi sebagai mahluk hidup atau kepada yang dicintainya.

Pada awalnya, Kübler-Ross menerapkan tahapan-tahapan ini pada penderita penyakit gawat, kemudian diterapkan pada bentuk lain mengenai kerugian/kehilangan milik pribadi yang sangat luar biasa (pekerjaan, penghasilan, kebebasan). Termasuk dalam hal ini adalah peristiwa penting dalam kehidupan seperti kematian seseorang yang sangat dicintai, perceraian, kecanduan obat-obatan, awal menderita sakit atau penyakit gawat, diagnosa ketidaksuburan, juga banyak tragedi dan bencana lainnya.

Kübler-Ross menyatakan bahwa tahapan-tahapan ini tidak senantiasa berada dalam urutan seperti di atas, juga tidak semua pasien mengalami seluruh tahapan-tahapan tersebut, walau ia menerangkan bahwa seorang pasien setidaknya selalu mengalami paling tidak dua tahapan. Seringkali, individu akan mengalami beberapa tahapan secara berulang-ulang, bergantian antara dua atau lebih tahapan, yang kemudian kembali pada satu atau beberapa tahapan selama beberapa kali sebelum menyelesaikan tahapan tersebut.

Secara signifikan, mereka yang mengalami (atau pantauan mereka yang merawat) tahapan-tahapan ini seharusnya tidak memaksakan proses. Proses kedukaan sangatlah pribadi dan tidak seharusnya ditidak seharusnya tergesa-gesa, ataupun diperpanjang, pada dasar rentang waktu yang diberikan individu ataupun pendapat. Ia selayaknya sadar bahwa tahapan-tahapan tersebut akan lewat dengan sendirinya dan pada akhirnya tahapan "Penerimaan" (Acceptance) akan dicapai.

Akan tetapi, adapun individu-individu yang berjuang dengan kematian hingga akhirnya. Beberapa psikolog percaya bahwa semakin keras seseorang melawan kematian, semakin besar kemungkinan mereka akan berada pada tahap penyangkana. Jika hal ini terjadi, sangat mungkin penderita akan menghadapi kesulitan meninggal dengan cara yang baik. Psikolog lain menyatakan bahwa

Page 4: Death & Dying

penderita yang tidak menentang kematian merupakan hal yang dapat diterima oleh sekelompok individu. Mereka yang menghadapi kesulitan mengatasi tahapan-tahapan ini sebaiknya mempertimbangkan untuk bertemu dengan kelompok konsultasi kedukaan profesional ataupun kelompok pendukung lainnya.

Artikel terkait :

http://id.wikipedia.org/wiki/Model_K%C3%BCbler-Ross#cite_note-1

http://www.psychologytoday.com/conditions/death-and-dying

http://suhadianto.blogspot.com/2009/03/death-and-dying-kematian-dan-proses.html

http://www.slideshare.net/iphee/dying-death

Page 5: Death & Dying

DEATH AND DYING

OLEH :

NOVITA OKTAVIANA 2012-66-025

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

FISIOTERAPI