de flatulent
TRANSCRIPT
ENZYPLEX KOMPOSISI :
Amilase 1000 IU
Protiease 9000 IU
Asam desoksikolat 30 mg
Dimetilpolisilokan 25 mg
Vitamin B1 10 mg
Vitamin B2 5 mg
Vitamin B6 5 mg
Vitamin B12 5 mcg
Nikotamida 10 mg
Capantotenat 5 mg INDIKASI :Nutrisi tambahan untuk menjamin nutrisi melalui saluran cerna ,metabolisme yang efisien dan lebih baik, bermanfaat untuk gangguan pencernaan dan rasa sebah,kembung,terbentuknya gas perut, rasa tidak enak atau rasa penuh pada lambung.DOSIS :1-2 tablet waktu makan atau setelah makan.KEMASAN :Botol 30 tablet : 50 tablet : 150 tablet : 1000 tablet : Dos 100 tablet.
ENZYPLEX CAPL @30
Kandungan
Tiap tablet: Amilase 10.000 Ul, protiease 9000 Ul, lipase 249 Ul, asam desoksikolat 30
mg, dimetilpolisiloksan 25 mg, vit-B1 10 mg, vit-B2 5 mg, vit-B6 5 mg, vit-B12 5 meg,
niasinamida 10 mg, Ca-pantotenat 5 mg.
Indikasi
Nutrisi tambahan untuk menjamin nutrisi melalui saluran cerna ,metabolisme yang
efisien dan lebih baik, bermanfaat untuk gangguan pencernaan dan rasa
sebah,kembung,terbentuknya gas perut, rasa tidak enak atau rasa penuh pada
lambung.
Kontra Indikasi
-
Efek Samping
-
Perhatian
-
Dosis
1-2 tablet/hr waktu makan atau setelah makan.
Kemasan
Tablet 50, 4 x 25.
http://www.kimiafarmaapotek.com/index.php?page=shop.product_details&flypage=flypage.tpl&product_id=553&category_id=22&option=com_virtuemart&Itemid=98
ANKREOFLATkomposisi
Lipase pankreatik 6500 FIP u
amilase pankreati k 5500 FIP u
protease pankreatik 400 FIP u
Dimetilpolisiloksan 80 mgINDIKASI
• Kembung pada insufisiensi/kegagalan pankreas, hati, saluran empedu, gangguan
usus & lambung, aerofagia (penelanan udara).
• Sindroma Roemheld.
• Untuk persiapan pasien yang akan menjalani prosedur diagnostik rongenologikal
(ronsen/sinar-x) perut yang kembung.KEMASAN Tablet salut gula 100 biji.DOSIS 1-2 tablet pada saat makan.Untuk rongenograms : 3-4 kali sehari 2 tablet selama 2 hari sebelum pemeriksaan dan 2 tablet pada pagi hari pemeriksaan,dalam keadaan perut kosong.PABRIK Solvay Pharmaceuticals.
http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=33748
ankreatin Berkualitas Efektif Untuk Mengatasi Gangguan Cerna
Komposisi : Pankreatin 170 mg yang setara dengan Lipase 6.500 unit FIP, Amilase 5.500 unit FIP, Protease 400 unit FIP
2. Dimetilpolisiloksan mikrokapsul aktif (DMPS) 80 mg
Indikasi
• Kembung yang disebabkan oleh gastritis
• Kembung pada gangguan pencernaan, liver dan ginjal
• Aerofagia (salah telan, banyak merokok, banyak bicara, dll)
• Kembung pada pascabedah, gastrocardiac (Roemheld) Syndrome
• Persiapan foto Rontgen abdomen
Cara kerja
Pankreatin 170 mg Dimetilpolisiloksan mikrokapsul aktif 80 mg
Terapi Kausal Terapi Simtomatik
• Enzim pankreas faali berkualitas prima, sama seperti getah usus manusia normal
• Pemecah gelembung gas yang kuat dan aktif
• Bekerja cepat sejak dari lambung
• Memperbaiki pencernaan dan absorpsi makanan
• Memperbaiki proses fermentasi dan pembusukan
• Menghilangkan pembentukan gas yang patologis
• Menghilangkan busa, walau dalam jumlah kecil
• Meningkatkan penyerapan gas dari saluran cerna
• Menghilangkan flatulensi
Dosis :
1-2 tablet, sewaktu makan atau menurut petunjuk dokter
Untuk persiapan foto Rontgen abdomen :
- 2 hari sebelum pemeriksaan : 3 - 4 x sehari 2 tablet
- Pagi sebelum penyinaran : 2 tablet
Benefit
• Cepat mengatasi kembung, 4 kali dibanding dengan produk lain
• Juga membantu memperbaiki pencernaan pasien
• Sangat direferensikan oleh dokter Radiology untuk foto rontgen
Sediaan :
Dus (10 x 10 Tablet Salut)
Produksi : PT. Kimia Farma
http://www.pharmasolindo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90:pankreoflat&catid=41:gastro&Itemid=57&lang=en
ANKREOFLAT TABLETS
SCHEDULING STATUS:S1
PROPRIETARY NAME(and dosage form):
PANKREOFLAT TABLETS
COMPOSITION1 Pankreoflat coated tablet contains 170 mg pancreatin from porcine pancreas, corresponding to: 6 500 FIP units lipase 5 500 FIP units amylase
400 FIP units proteaseand 80 mg dimethicone with methyl parahydroxybenzoate 0,035%, propyl parahydroxybenzoate 0,021% and sorbic acid 0,181% as preservatives.
PHARMACOLOGICAL CLASSIFICATIONA. 11.10 Medicines acting on gastro-intestinal tract. Special combinations.
PHARMACOLOGICAL ACTIONPancreatin hydrolyses fats to glycerol and fatty acids, changes protein into proteoses and derived substances, and converts starch into dextrins and sugars.Pankreoflat combats two factors which play a significant role in the occurrence of meteoristic disorders: foam, which is eliminated by the action of the silicone surfactant, dimethicone and fermentative and putrefactive processes, the main cause of pathological formation of gas.
INDICATIONSRelief of abdominal distention due to cumulative gas and foam.Meteorism following aerophagia or in digestive disturbances.Flatulence in pancreatic insufficiency, hepatic and biliary dysfunction, and in suitable post-operative situations.Preparation of patients before gastro-intestinal radiological examination.Splenic-flexure syndrome.
CONTRA-INDICATIONSPankreoflat should not be taken in acute pancreatitis and in acute attacks of chronic pancreatitis.
DOSAGE AND DIRECTIONS FOR USEA high initial dose is recommended of up to 3 coated tablets at meal times for flatulence. The dose can be decreased in accordance with therapeutic success. In maintenance therapy, 1 to 2 tablets at meal times is recommended. Three tablets 3 times daily on each of the 1 to 2 days prior to radiological examination and 2 to 3 tablets on an empty stomach on the morning of the X-ray examination. The tablets should be swallowed unchewed with plenty of liquid.
SIDE EFFECTS AND SPECIAL PRECAUTIONSPancreatin may cause buccal and perianal soreness, particularly in infants. Hypersensitivity reactions have been reported; these may be sneezing, lachrymation, or skin rashes. Hyperuricaemia or hyperuricosuria have occurred with high doses.The preservatives contained in the coated tablets (parabens) can elicit allergic reactions in patients who are hypersensitive to these substances.The defoaming action of dimeticone can be impaired by the concomitant administration of substances that bind gastric acid (antacids, aluminium hydroxide, magnesium carbonate).
KNOWN SYMPTOMS OF OVERDOSAGE AND PARTICULARS OF ITS TREATMENTOverdosage has not yet been reported. See "Side effects and special precautions". Treatment is symptomatic and supportive should it occur.
IDENTIFICATIONOblong white coated tablets.
PRESENTATIONCartons containing 25, 50 and 100 tablets.
STORAGE INSTRUCTIONSStore below 25°C in a dry place. Keep out of reach of children.
REGISTRATION NUMBERC/11.10/59
NAME AND BUSINESS ADDRESS OF THE APPLICANTSchering (Pty) Ltd(Reg No: 1964/09072/07)106 Sixteenth RoadRandjesparkMidrand 1685P O Box 5278Halfway House 1685
http://home.intekom.com/pharm/schering/pankflat.html
Pankreoflat
PANKREOFLAT
komposisi
Lipase pankreatik 6500 FIP u
amilase pankreati k 5500 FIP u
protease pankreatik 400 FIP u
Dimetilpolisiloksan 80 mg
INDIKASI
• Kembung pada insufisiensi/kegagalan pankreas, hati, saluran empedu, gangguan usus & lambung, aerofagia (penelanan udara).
• Sindroma Roemheld.
• Untuk persiapan pasien yang akan menjalani prosedur diagnostik rongenologikal (ronsen/sinar-x) perut yang kembung.
KEMASAN
Tablet salut gula 100 biji.
DOSIS
1-2 tablet pada saat makan.Untuk rongenograms : 3-4
kali sehari 2 tablet selama 2 hari sebelum pemeriksaan
dan 2 tablet pada pagi hari pemeriksaan,dalam keadaan
perut kosong.
PABRIKSolvay Pharmaceuticals.
Pankreoflat
Pankreoflat merupakan obat digestan (saluran pencernaan)
produksi Kimia Farma. Pankreoflat digunakan antara lain untuk
mengobati meteorisme (perut kembung) pada
insufisiensi/kegagalan pankreas, hati, saluran empedu,
gangguan usus dan lambung, serta aerofagia (penelanan
udara); sindroma gastrokardiak (Roemheld); dan untuk
persiapan pasien yang akan menjalani prosedur diagnostik
rongenologikal (ronsen/sinar-x) perut yang kembung (ISFI,
2006: 384). Dalam ISFI (2006: 384) disebutkan juga bahwa tiap
tablet Pankreoflat mengandung penkreatin 170 mg, setara
dengan amilase 5500FIP, lipase 6500FIP, protease 400FIP; dan
dimetilpolisiloksan 80 mg.
PANKREOFLAT TABLETS
Komposisi1 tablet salut Pankreoflat mengandung 170 mg dari
pankreas pancreatin babi, sesuai dengan:6 500 FIP unit lipase5
500 unit FIP amilase400 unit FIP proteasedan 80 mg
dimethicone dengan metil 0.035% parahydroxybenzoate,
propil parahydroxybenzoate 0.021% dan 0.181% asam sorbat
sebagai pengawet.
Klasifikasi farmakologiA. 11,10 Obat yang bekerja pada saluran
gastro-usus. Kombinasi khusus.
Tindakan pharmakologisPancreatin hydrolyses lemak untuk
gliserol dan asam lemak, protein berubah menjadi proteoses
dan zat turunan, dan mengubah pati menjadi dekstrin dan
gula.Pankreoflat memerangi dua faktor yang memainkan peran
penting dalam terjadinya gangguan meteoristic: busa, yang
dieliminasi oleh aksi dari surfaktan silikon, dan proses
fermentasi dimethicone dan perbusukan, penyebab utama
pembentukan gas patologis.
INDIKASIBantuan dari distensi abdomen karena gas kumulatif
dan busa.Meteorism berikut aerophagia atau gangguan
pencernaan.Perut kembung di insufisiensi pankreas, hati dan
disfungsi bilier, dan pasca-operasi yang sesuai situasi.
Persiapan pasien sebelum gastro-intestinal pemeriksaan
radiologi.Limpa-lentur sindrom.
Kontra-INDIKASIPankreoflat tidak harus diambil pada
pankreatitis akut dan dalam serangan akut dari pankreatitis
kronis.
Dosis DAN PETUNJUK UNTUK PENGGUNAANDosis awal yang
tinggi dianjurkan sampai 3 tablet dilapisi saat makan untuk
perut kembung. Dosis dapat dikurangi sesuai dengan
keberhasilan terapi. Dalam terapi pemeliharaan, 1 sampai 2
tablet pada saat makan dianjurkan. Tiga 3 kali sehari pada
masing-masing 1 sampai 2 hari sebelum pemeriksaan radiologi
dan 2 sampai 3 tablet pada waktu perut kosong di pagi hari
pemeriksaan sinar-X tablet. Tablet harus ditelan unchewed
dengan banyak cairan.
EFEK DAN PENCEGAHAN KHUSUS SampingPancreatin dapat
menyebabkan nyeri bukal dan perianal, terutama pada bayi.
Reaksi hipersensitivitas telah dilaporkan, ini mungkin bersin,
lachrymation, atau ruam kulit. Hiperurikemia atau
hiperurikosuria telah terjadi dengan dosis tinggi.Pengawet
yang terkandung dalam tablet dilapisi (paraben) dapat
menimbulkan reaksi alergi pada pasien yang hipersensitif
terhadap zat ini.Tindakan penghilang busa dari dimeticone
dapat terganggu dengan pemberian zat yang mengikat asam
lambung (antasida, aluminium hidroksida, magnesium
karbonat).
GEJALA DARI KETERANGAN Diketahui overdosis DAN ANAK
PengobatanOverdosis belum dilaporkan. Lihat “Efek samping
dan tindakan pencegahan khusus”. Pengobatan simtomatik
dan suportif harus itu terjadi.
IDENTIFIKASIOblong tablet dilapisi putih.
PresentasiKarton berisi 25 tablet, 50 dan 100.
PENYIMPANAN InstruksiSimpan dibawah 25 ° C di tempat yang
kering. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
NOMOR PendaftaranC/11.10/59
NAMA DAN ALAMAT USAHA PEMOHON YANGSchering (Pty) Ltd(Reg No: 1964/09072/07)106 keenambelas JalanRandjesparkMidrand 1685P O Box 5278Halfway House 1685
http://firasfahim.wordpress.com/2011/12/02/pankreoflat/
EXCELASE-E Excelase-E consists of Amylase, Lipase, Meicelase, Pancreatin, Protease, Sanactase. Pharmaceutical active ingredients containing related brand and generic drugs, medications or other health care products: Amylase Lipase Meicelase Pancreatin Protease Sanactase Excelase-E available
forms, composition, doses: Capsules; Oral; Amylase; Lipase 20 mg; Meicelase 50 mg; Pancreatin 167.74 mg; Protease 60 mg; Sanactase 50 mg Excelase-E destination | category: Human: Digestives Indications and usages, anatomical therapeutic chemical and diseases classification codes: A09AA02 - Multienzymes (lipase, protease etc.) Pharmaceutical companies, researchers, developers, manufacturers, distributors and suppliers: Meiji Indonesian Pharmaceutical Industries More: http://www.idruginfo.com/?cat=drug&s=Excelase-EMore: http://www.idruginfo.com/?cat=drug&s=Excelase-E
http://www.idruginfo.com/?cat=drug&s=Excelase-E
1. Lansoprazole
a. Kandungan/Komposisi :
Lansoprazole
b. Indikasi :
Tukak lambung dan tukak duodenum, tukak duodenum karena
H.pylori, refluks gastroesofagus, dyspepsia karena asam lambung.
c. Mekanisme Kerja :
Lansoprazol merupakan obat golongan Penghambat Pompa Proton
(PPI) dengan mekanisme kerja menghambat asam lambung dengan
cara menghambat sistem enzim adenosine trifosfat hydrogen-kalium
(pompa proton) dari sel parietal lambung. Obat-obat senyawa tersebut
merupakan obat pilihan bagi esofagus erosif, derajat yang lebih ringan
biasanya memberikan respon terhadap perubahan gaya hidup,
antagonis reseptor H2, antasida atau stimulant motilitas.
d. Regimen terapi (dosis dan aturan pakai) :
Tukak lambung, 30 mg sehari pada pagi hari selama 8 minggu
Tukak duodenum, 30 mg sehari pada pagi selama 4 minggu ;
pemeliharaan 15 mg sehari. Tukak duodenum atau gastritis
karena H.pylori menggunakan regimen eradikasi.
Refluks gastroesofagus, 30 mg sehari pada pagi hari selama 4
minggu, diikuti 4 minggu berikutnya bila tidak sepenuhnya
sembuh; pemeliharaan 15-30 mg sehari pada pagi hari selama
2-4 minggu.
Anak-anak tidak dianjurkan
e. Efek samping :
Sakit kepala, diare, ruam, gatal-gatal, pusing, urtikaria, mual, muntah,
konstipasi, kembung, nyeri abdomen. lesu , nyeri otot dan sendi,
pandangan kabur, edema perifer, perubahan hematologik (termasuk
eosinofilia, trombositopenia, leucopenia , perubahan fungsi hati juga
dilaporkan, depresi dan mulut kering.
f. Kontraindikasi :
Hipersensitivitas
g. Interaksi :
Lansoprazol mungkin mempercepat metabolisme kontrasepsi
oral
Lansoprazole dimetabolisme dihati, oleh sebab itu ada
kemungkinan interaksi dengan obat-obat yang dimetabolisme
dihati.
Antasida dan sukralfat akan mengurangi bioavaibilitas
lansoprazol dan jangan diberikan antara satu jam setelah makan
lansoprazol.
h. Profil farmakokinetik :
Lansoprazole dengan cepat diserap, dengan konsentrasi maksimum
rata-rata yang terjadi sekitar 17 jam setelah dosis oral. Lansoprazole
97% terikat pada protein plasma, dimetabolisme di hati dan
diekskresikan dalam urin.
2. Pantoprazole
a. Kandungan/Komposisi :
Pantoprazole
b. Indikasi :
Tukak lambung dan duodenum, refluks esophagus moderat sampai
berat, mengatasi symptom pada gangguan gastrointestinal yang
membutuhkan pengurangan sekresi asam lambung.
c. Mekanisme Kerja :
Pantoprazol merupakan obat golongan Penghambat Pompa Proton
(PPI) dengan mekanisme kerja menghambat asam lambung dengan
cara menghambat sistem enzim adenosine trifosfat hydrogen-kalium
(pompa proton) dari sel parietal lambung. Obat-obat senyawa tersebut
merupakan obat pilihan bagi esofagus erosif, derajat yang lebih ringan
biasanya memberikan respon terhadap perubahan gaya hidup,
antagonis reseptor H2, antasida atau stimulant motilitas.
d. Regimen terapi (dosis dan aturan pakai) :
Tukak lambung 40 mg sehari pada pagi hari selama 4 minggu diikuti 4
minggu selanjutnya bila tidak sembuh sepenuhnya. Pada gangguan
fungsi hati , pengobatan diberikan selang sehari.
e. Efek samping :
Sakit kepala, diare, ruam, gatal-gatal, pusing, urtikaria, mual, muntah,
konstipasi, kembung, nyeri abdomen. lesu , nyeri otot dan sendi,
pandangan kabur, edema perifer, perubahan hematologik (termasuk
eosinofilia, trombositopenia, leucopenia , perubahan fungsi hati juga
dilaporkan, depresi dan mulut kering.
f. Kontraindikasi :
Hipersensitivitas
g. Interaksi
h. Profil farmakokinetik :
Pantoprazole memiliki profil farmakokinetik yang linier dan tidak
bervariasi setelah pemberian tunggal maupun berulang. Kinetik plasma
dari pantoprazole bersifat linier baik pada pemberian oral dan
intravena. Setelah pemberian infus dengan kecepatan konstan selama
15 menit atau bolus selama 2 menit, kadar pantoprazole injeksi
menurun secara bieksponensial. Kira-kira 15 menit setelah selesai
injeksi atau infus, terjadi fase distribusi yang sangat cepat dan diikuti
dengan fase eliminasi akhir dengan waktu paruh kira-kira 1 jam.Total
bersihan serum pantoprazole kira-kira 0,1 L/jam/kg. Volume distribusi
kira-kira 0,15 L/kg. Ikatan protein plasma pantoprazole sekitar 98%.
Sebagian besar obat dimetabolisme di hati dan ekskresi utama dari
metabolitnya (sekitar 80%) melalui ginjal dalam bentuk metabolit non-
aktif.
3. Omeprazole
a. Kandungan/Komposisi :
Omeprazole
b. Indikasi :
Tukak lambung dan tukak duodenum, tukak duodenum karena
H.pylori, sindrom Zollinger-ellison, pengurangan asam lambung selama
anastesi umum, refluks gastroesofagus, dyspepsia Karena asam
lambung.
c. Mekanisme Kerja :
Omeprazol termasuk kelas baru senyawa anti-sekresi, suatu
benzimidazol tersubstitusi, yang menekan sekresi lambung melalui
penghambatan spesifik terhadap sistem enzim H+/K+ ATPase pada
permukaan sekresi sel parietal lambung. Karena sistem enzim ini
merupakan pompa asam (proton) dalam mukosa lambung, Omeprazol
digambarkan sebagai penghambat pompa asam lambung yang
menghambat tahap akhir pembentukan asam lambung. Efek ini
berhubungan dengan dosis dan menimbulkan penghambatan terhadap
sekresi asam terstimulasi maupun basal tanpa dipengaruhi stimulus
d. Regimen terapi (dosis dan aturan pakai) :
Tukak lambung dan tukak duodenum (termasuk yang komplikasi terapi
AINS ), 20 mg sehari selama 4 minggu pada tukak duodenum atau 8
minggu pada tukak lambung; pada kasus yang berat atau kambuh
tingkatan menjadi 40 mg sehari; pemeliharaan untuk tukak duodenum
yang kambuh , 20 mg sehari; pencegahan kambuh tukak duodenum,
10 mg sehari dan tingkatkan sampai 20 mg sehari bila gejala muncul
kembali. Tukak lambung karena AINS dan erosi gastroduodenum, 20
mg sehari selama 4 minggu, diikuti 4 minggu berikutnya bila tidak
sepenhnya sembuh; profilaksis pada pasien dengan riwayat lesi
gastroduodenum akibat AINS yang memerlukan pengobatan AINS
berkesinambungan, 20 mg sehari.
Tukak duodenum karena H.pylori menggunakan regimin eradikasi
( regimen amoksisilin dengan omeprazol juga diizinkan untuk tukak
lambung ). Sindrom zollinger-ellison awalnya 60 mg sekali sehari ;
kisaran lazim 20 – 120 mg sehari (di atas 80 mg dalam 2 dosis
terbagi). Pengurangan asam lambung selama anastesi umum
(profilaksis aspirasi asam), 40 mg pada sore sebelumnya kemudian 40
mg 2-6 jam sebelum pembedahan.
Refluks gastroesofagus, 20 mg sehari selama 4 minggu diikuti 4 – 8
minggu berikutnya jika tidak sepenuhnya sembuh. Penyakit refluks
asam (penatalaksanaan jangka panjang ), 10 mg sehari meningkat
sampai 20 mg sehari jika gejala muncul kembali. Dispepsia karena
asam lambung, 10-20 mg sehari selama 2-4 minggu sesuai respons.
Anak-anak tidak dianjurkan.
e. Efek samping :
Sakit kepala, diare, ruam, gatal-gatal, pusing, urtikaria, mual, muntah,
konstipasi, kembung, nyeri abdomen. lesu , nyeri otot dan sendi,
pandangan kabur, edema perifer, perubahan hematologik (termasuk
eosinofilia, trombositopenia, leucopenia , perubahan fungsi hati juga
dilaporkan, depresi dan mulut kering.
f. Kontraindikasi :
Hipersensitif terhadap Omeprazol.
g. Interaksi :
Omeprazol memperpanjang eliminasi Diazepam, Warfarin dan Fenitoin
atau obat lain yang mengalami metabolisme oleh sitokrom P-450 di
hati. Omperazol mengurangi absorpsi Ketokonazol, Itrakonazol,
dimana absorpsinya tergantung pada pH asam lambung. Metabolisme
diazepam dihambat oleh omeprazol, Absorpsi Omeprazol tidak
dipengaruhi oleh alkohol atau makanan.
h. Profil farmakokinetik :
Resorpsinya lengkap, dalam waktu 2-5 jam, PP-nya tinggi (95%),
plasma t1/2 hanya lebih kurang 1 jam, tetapi kerjanya bertahan ca 24
jam. Dalam hati, zat ini dirombak seluruhnya menjadi metabolit inaktif
yang diekskresi dengan kemih untuk 80%. Antara kadar darah dan
efeknya tidak terdapat korelasi. Omeprazol terurai dalam suasana
asam, sehingga perlu diberikan salut tahan asam.
DOMPERIDON
Komposisi :
Tiap tablet mengandung domperidone 10 mg.
Cara Kerja Obat :
Domperidon merupakan antagonis dopamin yang secaraperiferal bekerja selektif pada reseptor D2.Domperidone mempunyai khasiat antiemetik yang sama denganmetoclopramide.* Efek antiemetik dapat disebabkan oleh kombinasi efek periveral (gaslrokinetik) dengan
antagonis terhadap reseptor dopamin di" chemoreceptor trigger zone ,yang terletak diluar Sawar darah otak di area postrema.
* Pemberian domperidone per oral dapat menambah lamanya kontraksiU antral dan duodenum, meningkatkan pengosongan lambung dan menambah tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah pada orang sehat.
INDIKASI :1. sindroma dispepsia fungsional. Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka panjang.2. Mual dan muntah yang disebabkan oleb pemberian levodopa dan bromokriptin lebih
dari 12 minggu.3. Mual dan muntah akut.Tidak dianjurkan pencegahan rutin pada muntah setelah operasi.4. Pemakaian peda anak-anak tidak dianjurkan, kecuali untuk mualdan muntah pada
kemoterapi kanker dan radioterap.
Dosis dan Cara Pemberian :
1.Dispepsia fungsional - Dewasa : 10 mg (1 tablet) 3 kali sehari, 15 - 30 menit
Sebelum makan dan jika perlu sebelum tidur malam.- Anak-anak tidak dianjurkan.
2 Mual dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin)- Dewasa : 10-20 mg (1 - 2 table.) 3-4 kali sehari, 15-30 menit sebelum makan dan sebelum
tidur malam.- Anak-anak ( Sehubungan kemoterapi kanker dan radioterapi): 0,2-0,4 mg/kg BB, 3 - 4 kali
sehari. Obat diminum 15 - 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam.
PERINGATAN DAN PERHATIAN :- hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fingsi hati dan ginjal.- Hati-hati penggunaan pada wanita hamil,dan menyusui.- Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka panjang.
Efek Samping:
- Efek ekstrapiramidal jarang terjadi, hal ini segera hilang secara menyeluruh, segera setelah pemberian obat dihentikan.
- Domperidone dapat merangsang peningkatan kadar prolaktin plasma (hyperproiactinemia) yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan galaktorea dan ginekomastia.
- Reaksi alergi yang jarang terjadi, seperti rash dan urtikaria.
Kontraindikasi :- Penderita yang hipersensitifterhadap domperidone.- Penderita dengan prolaktinoma tumor hipofise yang mengeluarkan prolaktin.- Tidak boleh digunakan jika serangan motilitas lambung dapat membahayakan seperti
adanya pendarahan, obstruksi mekanik,atau perforasi gastrointestinal.
Interaksi Obat :- Domperidone dapat mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromokriptin.- Pemberian obat analgesik opioid dan anti kolinergik muskarinik secara bersamaan
dapat mengantagonis aktivitas efek domperidone.- Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas
domperidone.- Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% biladiminum 1,5 jam
setelah makan.
Over Dosis :- Belum ada data mengenai over dosis pada penggunaan domperidone secara oral.- Belum ada antidot spesifik yang digunakan pada over dosis domperidone, mungkin
dapat dilakukan dengan cara pengosongan lambung.
Cara Penyimpanan :
Simpan pada suhu 25 - 30°C (kondisi penyimpanan normal), terlindung dari cahaya
Granon
GRANON
Injeksi IV/IM
:: KOMPOSISI ::
• GRANON 1 mgSetiap ampul (1 ml) mengandung:Granisetron HCl 1,12 mg setara dengan granisetron 1 mg/ml
• GRANON 3 mgSetiap ampul (3 ml) mengandung:Granisetron HCl 1,12 mg setara dengan granisetron 1 mg/ml
:: FARMAKOLOGI ::
Granisetron merupakan antiemetik yang potent dimana efek antiemetiknya dicapai melalui kerja antagonis pada reseptor-reseptor 5-hydroxitryptamine (5-HT3) di dalam chemoreceptor trigger zone dan mungkin pada saluran cerna bagian atas.
Reseptor-reseptor serotonin tipe 5-HT3 terletak secara perifer pada terminal n. vagus dan sentral di dalam chemoreceptor trigger zone di area postrema.
Selama proses kemoterapi yang menginduksi vomitus, sel-sel mukosa enterochromaffin melepaskan serotonin yang menstimulasi reseptor-reseptor 5-HT3. Hal ini menimbulkan rangsangan aferen n. vagus dan dapat menyebabkan vomitus. Penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa saat mengikat reseptor-reseptor 5-HT3, granisetron menghambat stimulasi serotonin dan reaksi vomitus selanjutnya setelah stimulasi emetogenik.
:: FARMAKOKINETIK ::
DistribusiGranisetron secara luas terdistribusi dengan volume distribusi rata-rata kurang lebih 3 l/kg; pengikatan protein plasma kurang lebih 65%.
MetabolismeGranisetron dengan cepat dan luas dimetabolisme di hati,
secara normal dengan N-demethylation dan oksidasi cincin aromatik yang diikuti dengan konjugasi.
EliminasiBersihan terutama melalui metabolisme oleh hati. Ekskresi urin granisetron unchanged kurang lebih 12% dari dosis dimana jumlah metabolitnya sekitar 47% dari dosis. Sisanya diekskresikan melalui feses sebagai metabolit. Rata-rata waktu paruh plasma pada pasien kurang lebih 9 jam, dengan variasi antar subjek yang luas. Bersihan granisetron tidak dipengaruhi oleh gangguan ginjal, tapi lebih rendah pada pasien usia lanjut dan pada pasien dengan gangguan hati.
:: INDIKASI ::
Granisetron diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan pada keadaan:
• Nausea dan vomitus akut maupun tertunda yang berhubungan dengan kemoterapi dan radioterapi.
• Mual dan muntah pasca operasi.
:: KONTRAINDIKASI ::
Hipersensitif terhadap granisetron atau substansi yang terkait.
:: DOSIS dan CARA PEMBERIAN ::
Dosis standar:
Nausea dan vomitus yang diinduksi oleh kemoterapi:Dewasa:Intravena:• Pencegahan: 1-3 mg (10-40 mcg/kg) granisetron dapat diberikan
sebagai injeksi intravena lambat (lebih dari 30 detik) ataupun dilarutkan dalam 20-50 ml cairan infus dan diberikan selama lebih dari 5 menit, pada saat akan dimulai kemoterapi.
• Pengobatan: 1-3 mg (10-40 mcg/kg) granisetron dapat diberikan sebagai injeksi intervena lambat (lebih dari 30 detik) ataupun di larutkan dalam 20-50 ml cairan infus dan diberikan selama lebih dari 5 menit. Jika diperlukan, dosis tambahan dapat diberikan minimal 10
menit setelah pemberian terakhir. Dosis maksimum yang diberikan dalam 24 jam tidak boleh melebihi 9 mg.
Intramuscular:
• Pencegahan dan pengobatan: 3 mg granisetron diberikan secara IM 15 menit sebelum kemoterapi dimulai. Jika diperlukan, dua kali dosis tambahan granisetron sebanyak 3 mg dapat diberikan dalam waktu 24 jam.
Anak-anak:Intravena: dosis 10-40 mcg/kg berat badan (hingga 3 mg) dapat diberikan melalui infus intravena, dilarutkan dalam 10-30 ml cairan infus dan diberikan selama lebih dari 5 menit pada saat akan dimulai kemoterapi. Satu dosis tambahan dapat diberikan dalam waktu 24 jam bila diperlukan. Dosis tambahan ini harus diberikan paling sedikit 10 menit setelah pemberian infus awal.
Intramuscular: Tidak tersedia data yang mencukupi untuk penggunaan granisetron secara IM pada anak-anak.
Nausea dan vomitus yang diinduksi oleh radioterapi:Dewasa:• Pencegahan: 1-3 mg (10-40 mcg/kg) granisetron dapat diberikan
sebagai injeksi intravena lambat (lebih dari 30 detik) ataupun dilarutkan dalam 20-50 ml cairan infus dan diberikan selama lebih dari 5 menit, pada saat akan dimulai kemoterapi.
Anak-anak:Tidak tersedia data yang mencukupi untuk penggunaan granisetron pada pencegahan dan pengobatan mual dan muntah yang diinduksi oleh radioterapi pada anak-anak.
Nausea dan vomitus pasca operasi:Dewasa:• Pencegahan: 1 mg (10 mcg/kg) granisetron diberikan sebagai injeksi
intravena lambat (lebih dari 30 detik) sebelum induksi anestesi.• Pengobatan: 1 mg (10 mcg/kg) granisetron diberikan sebagai injeksi
intravena lambat (lebih dari 30 detik).Dosis maksimal untuk pasien yang akan menjalani anastesi untuk operasi adalah 3 mg granisetron secara IV dalam 1 hari.
Anak-anak:Tidak tersedia data yang mencukupi untuk penggunaan granisetron pada pencegahan dan pengobatan mual dan muntah pasca operasi pada anak-anak.Dosis maksimal dan durasi pengobatan:2 dosis (2 mg) dalam 1 hariInstruksi dosis khusus:Geriatri: tidak diperlukan penyesuaian dosis.Gangguan renal: tidak diperlukan penyesuaian dosis.Gangguan hepatik: tidak diperlukan penyesuaian dosis.
:: PERINGATAN dan PERHATIAN ::
Karena granisetron dapat menurunkan motilitas usus bagian bawah, pasien dengan gejala obstruksi usus sub akut harus dipantau setelah pemberian granisetron.
Sebagai perhatian secara umum, granisetron sebaiknya tidak dicampur dalam larutan yang berisi obat-obat lainnya.
Tidak ada peringatan yang khusus untuk pasien usia lanjut atau pasien dengan gangguan ginjal maupun hati.
Efek pada kemampuan mengendarai dan menggunakan mesin:Tidak ada bukti dari penelitian pada manusia bahwa granisetron memiliki efek samping pada kewaspadaan.
Kehamilan dan masa menyusui:Granisetron sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil kecuali terdapat alasan klinis yang menyertainya. Tidak ada data mengenai ekskresi granisetron pada air susu. Selama terapi, dianjurkan untuk tidak menyusui.
:: EFEK SAMPING ::
Granisetron ditoleransi dengan baik. Seperti dilaporkan dengan obat lainnya pada kelas ini, sakit kepala, konstipasi dan kelelahan merupakan efek samping yang paling sering terjadi akan tetapi umumnya bersifat ringan atau sedang. Reaksi hipersensitif yang jarang, terkadang parah (contoh: anafilaksis), pernah dilaporkan. Reaksi alergi lainnya termasuk minor skin rashes pernah dilaporkan. Pada percobaan klinis, peningkatan sementara dari transaminase hati, secara umum pada batasan yang normal lelah dilaporkan.
:: INTERAKSI OBAT ::
Pada manusia, induksi enzim hepatik oleh phenobarbital dapat meningkatkan total bersihan plasma granisetron seperempat kali lebih tinggi. Ketoconazole menghambat oksidasi cincin granisetron. Namun, dengan tidak adanya hubungan pK/pD dengan granisetron, perubahan ini dianggap tidak memiliki makna klinis. Granisetron aman digunakan pada manusia bersama dengan benzodiazepines, neuroleptics dan pengobatan anti ulkus yang biasa diresepkan bersama dengan anti emetik. Sebagai
tambahan, granisetron tidak menunjukkan adanya interaksi obat dengan kemoterapi kanker yang emetogenik. Tidak ada penelitian interaksi yang dilakukan pada pasien dalam anestesi, tetapi granisetron merupakan cytochrome p450 subfamily 3A4 (berhubungan dengan metabolisme beberapa agen analgesik narkotik yang tidak termodifikasi oleh granisetron).
:: OVERDOSIS ::
Tidak ada antidotum yang spesifik untuk granisetron. Pada kasus overdosis, pengobatan simtomatis harus diberikan.
http://www.dexa-medica.com/ourproducts/prescriptionproducts/detail.php?id=172
1. FarmakokinetikFarmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat
dalam tubuh atau efek tubuh terhadap obat.
Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu proses absorpsi
(A), distribusi (D), metabolisme (M), dan ekskresi (E).
Metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi bentuk
utuh atau bentuk aktif merupakan proses eliminasi obat
(Gunawan, 2009).
1.1 Absorpsi
Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat
pemberian ke dalam darah. Bergantung pada cara
pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran
cerna (mulut sampai rektum), kulit, paru, otot, dan lain-
lain. Yang terpenting adalah cara pemberian obat per oral,
dengan cara ini tempat absorpsi utama adalah usus halus
karena memiliki permukaan absorpsi yang sangat luas,
yakni 200 meter persegi (panjang 280 cm, diameter 4 cm,
disertai dengan vili dan mikrovili ) (Gunawan, 2009).
Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat dimasukkan
ke dalam tubuh, melalui jalurnya hingga masuk ke dalam
sirkulasi sistemik. Pada level seluler, obat diabsorpsi
melalui beberapa metode, terutama transport aktif dan
transport pasif.
Gambar 1. 1 Proses Absorbsi Obat
a. Metode absorpsi
- Transport pasif
Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses
difusi obat dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi
ke daerah dengan konsentrasi rendah. Transport aktif terjadi selama
molekul-molekul kecil dapat berdifusi sepanjang membrane dan berhenti
bila konsentrasi pada kedua sisi membrane seimbang.
- Transport Aktif
Transport aktif membutuhkan energy untuk menggerakkan obat dari
daerah dengan konsentrasi obat rendah ke daerah dengan konsentrasi obat
tinggi
b. Kecepatan Absorpsi
Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sitemik hanya sedikit sel.
Absorpsi terjadi cepat dan obat segera mencapai level pengobatan dalam
tubuh.
- Detik s/d menit: SL, IV, inhalasi
- Lebih lambat: oral, IM, topical kulit, lapisan intestinal, otot
- Lambat sekali, berjam-jam / berhari-hari: per rektal/ sustained
frelease.
c. Faktor yang mempengaruhi penyerapan
1. Aliran darah ke tempat absorpsi
2. Total luas permukaan yang tersedia sebagai tempat absorpsi
3. Waktu kontak permukaan absorpsi
d. Kecepatan Absorpsi
1. Diperlambat oleh nyeri dan stress
Nyeri dan stress mengurangi aliran darah, mengurangi pergerakan saluran
cerna, retensi gaster
2. Makanan tinggi lemak
Makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat pengosongan
lambung dan memperlambat waktu absorpsi obat
3. Faktor bentuk obat
Absorpsi dipengaruhi formulasi obat: tablet, kapsul, cairan, sustained
release, dll)
4. Kombinasi dengan obat lain
Interaksi satu obat dengan obat lain dapat meningkatkan atau
memperlambat tergantung jenis obat
Obat yang diserap oleh usus halus ditransport ke hepar sebelum beredar
ke seluruh tubuh. Hepar memetabolisme banyak obat sebelum masuk ke
sirkulasi. Hal ini yang disebut dengan efek first-pass. Metabolisme hepar
dapat menyebabkan obat menjadi inaktif sehingga menurunkan jumlah
obat yang sampai ke sirkulasi sistemik, jadi dosis obat yang diberikan
harus banyak.
1.2 DistribusiDistribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari
sirkulasi sistemik ke jaringan dan cairan tubuh.
Distribusi obat yang telah diabsorpsi tergantung beberapa
faktor:
a. Aliran darahSetelah obat sampai ke aliran darah, segera terdistribusi ke organ berdasarkan jumlah aliran darahnya. Organ dengan aliran darah terbesar adalah Jantung, Hepar, Ginjal. Sedangkan distribusi ke organ lain seperti kulit, lemak dan otot lebih lambatb. Permeabilitas kapiler
Tergantung pada struktur kapiler dan struktur obat
c. Ikatan protein
Obat yang beredar di seluruh tubuh dan berkontak dengan protein dapat
terikat atau bebas. Obat yang terikat protein tidak aktif dan tidak dapat
bekerja. Hanya obat bebas yang dapat memberikan efek. Obat dikatakan
berikatan protein tinggi bila >80% obat terikat protein
1.3 Metabolisme
Metabolisme/biotransformasi obat adalah proses tubuh merubah
komposisi obat sehingga menjadi lebih larut air untuk dapat dibuang
keluar tubuh.
Obat dapat dimetabolisme melalui beberapa cara:
a. Menjadi metabolit inaktif kemudian diekskresikan;
b. Menjadi metabolit aktif, memiliki kerja farmakologi tersendiri dfan
bisa dimetabolisme lanjutan.
Beberapa obat diberikan dalam bentuk tidak aktif kemudian setelah
dimetabolisme baru menjadi aktif (prodrugs).
Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di
membran endoplasmic reticulum (mikrosom) dan di
cytosol. Tempat metabolisme yang lain (ekstrahepatik)
adalah : dinding usus, ginjal, paru, darah, otak, dan kulit,
juga di lumen kolon (oleh flora usus).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang
nonpolar (larut lemak) menjadi polar (larut air) agar dapat
diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan perubahan
ini obat aktif umunya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian
berubah menjadi lebih aktif, kurang aktif, atau menjadi
toksik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme:
1. Kondisi Khusus
Beberapa penyakit tertentu dapat mengurangi metabolisme, al. penyakit
hepar seperti sirosis.
2. Pengaruh Gen
Perbedaan gen individual menyebabkan beberapa orang dapat
memetabolisme obat dengan cepat, sementara yang lain lambat.
3. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan juga dapat mempengaruhi metabolisme, contohnya: Rokok,
Keadaan stress, Penyakit lama, Operasi, Cedera
4. Usia
Perubahan umur dapat mempengaruhi metabolisme, bayi vs dewasa vs
orang tua.
1.4 Ekskresi
Ekskresi obat artinya eliminasi/pembuangan obat dari tubuh. Sebagian
besar obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui urin. Obat
jugadapat dibuang melalui paru-paru, eksokrin (keringat, ludah,
payudara), kulit dan taraktusintestinal.
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat
diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh maupun
bentuk metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau
bentuk aktif merupakan cara eliminasi obat melui ginjal.
Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3 proses, yakni filtrasi
glomerulus, sekresi aktif di tubulus. Fungsi ginjal
mengalami kematangan pada usia 6-12 bulan, dan setelah
dewasa menurun 1% per tahun. Ekskresi obat yang kedua
penting adalah melalui empedu ke dalam usus dan keluar
bersama feses. Ekskresi melalui paru terutama untuk
eliminasi gas anastetik umum (Gunawan, 2009).
Hal-hal lain terkait Farmakokinetik:
a. Waktu Paruh
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga setengah dari obat
dibuang dari tubuh. Faktor yang mempengaruhi waktu paruh adalah
absorpsi, metabolism dan ekskresi.
Waktu paruh penting diketahui untuk menetapkan berapa sering obat
harus diberikan.
b. Onset, puncak, and durasi
Onset adalah Waktu dari saat obat diberikan hingga obat terasa kerjanya.
Sangat tergantung rute pemberian dan farmakokinetik obat
Puncak, Setelah tubuh menyerap semakin banyak obat maka
konsentrasinya di dalam tubuh semakin meningkat, Namun konsentrasi
puncak~ puncak respon
Durasi, Durasi kerjaadalah lama obat menghasilkan suatu efek terapi
2. FarmakodinamikFarmakodinamik adalah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi (Gunawan, 2009). 2.2 Mekanisme Kerja Obatkebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan
reseptornya pada sel organism. Interaksi obat dengan reseptornya dapat menimbulkan perubahan dan biokimiawi yang merupakan respon khas dari obat tersebut. Obat yang efeknya menyerupai senyawa endogen di sebut agonis, obat yang tidak mempunyai aktifitas intrinsic sehingga menimbulkan efek dengan menghambat kerja suatu agonis disebut antagonis.
2.3 Reseptor Obatprotein merupakan reseptor obat yang paling penting. Asam nukleat juga dapat merupakan reseptor obat yang penting, misalnya untuk sitotastik. Ikatan obat-reseptor dapat berupa ikatan ion, hydrogen, hidrofobik, vanderwalls, atau kovalen. Perubahan kecil dalam molekul obat, misalnya perubahan stereoisomer dapat menimbulkan perubahan besar dalam sifat farmakologinya.
2.4 Transmisi Sinyal Biologispenghantaran sinyal biologis adalah proses yang menyebabkan suatu substansi ekstraseluler yang menimbulkan respon seluler fisiologis yang spesifik. Reseptor yang terdapat di permukaan sel terdiri atas reseptor dalam bentuk enzim. Reseptor tidak hanya berfungsi dalam pengaturan fisiologis dan biokimia, tetapi juga diatur atau dipengaruhi oleh mekanisme homeostatic lain. Bila suatu sel di rangsang oleh agonisnya secara terus-menerus maka akan terjadi desentisasi yang menyebabkan efek perangsangan.
2.5 Interaksi Obat-Reseptorikatan antara obat dengan resptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan lemah (ikatan ion, hydrogen, hidrofilik, van der Waals), mirip ikatan antara subtract dengan enzim, jarang terjadi ikatan kovalen.
2.6 Antagonisme Farmakodinamik
a. Antagonis fisiologikTerjadi pada organ yang sama tetapi pada sistem reseptor yang berlainan.b. Antagonisme pada reseptorObat yang menduduki reseptor yang sama tetapi tidak mampu menimbulkan efek farmakologi secara instrinsik
2.7 Kerja Obat Yang Tidak Diperantarai Reseptor
a. Efek Nonspesifik Dan Gangguan Pada Membran
b. Perubahan sifat osmotic
c. Diuretic osmotic (urea, manitol), misalnya, meningkatkan
osmolaritas filtrate glomerulus sehingga mengurangi reabsorpsi air di
tubuli ginjal dengan akibat terjadi efek diuretic
d. Perubahan sifat asam/basa
Kerja ini diperlihatkan oleh oleh antacid dalam menetralkan asam
lambung.
e. Kerusakan nonspesifik
Zat perusak nonspesifik digunakan sebagai antiseptik dan disinfektan,
dan kontrasepsi.contohnya, detergen merusak intregitas membrane
lipoprotein.
f. Gangguan fungsi membrane
Anestetik umum yang mudah menguap misalnya eter,, halotan, enfluran,
dan metoksifluran bekerja dengan melarut dalam lemak membrane sel di
SSP sehingga eksitabilitasnya menurun.
g. Interaksi Dengan Molekul Kecil Atau Ion
Kerja ini diperlihatkan oleh kelator (chelating agents) misalnya CaNa2
EDTA yang mengikat Pb2+ bebas menjadi kelat yang inaktif pada
keracunan Pb.
h. Masuk ke dalam komponen sel Obat yang merupakan analog puri atau pirimidin dapat berinkoporasi ke dalam asam nukleat sehingga mengganggu fungsinya. Obat yang bekerja seperti ini disebut antimetabolit misalnya
6-merkaptopurin atau anti mikroba lain.