de flatulent

37
ENZYPLEX KOMPOSISI : Amilase 1000 IU Protiease 9000 IU Asam desoksikolat 30 mg Dimetilpolisilokan 25 mg Vitamin B1 10 mg Vitamin B2 5 mg Vitamin B6 5 mg Vitamin B12 5 mcg Nikotamida 10 mg Capantotenat 5 mg INDIKASI :Nutrisi tambahan untuk menjamin nutrisi melalui saluran cerna ,metabolisme yang efisien dan lebih baik, bermanfaat untuk gangguan pencernaan dan rasa sebah,kembung,terbentuknya gas perut, rasa tidak enak atau rasa penuh pada lambung. DOSIS :1-2 tablet waktu makan atau setelah makan. KEMASAN :Botol 30 tablet : 50 tablet : 150 tablet : 1000 tablet : Dos 100 tablet. ENZYPLEX CAPL @30 Kandungan Tiap tablet: Amilase 10.000 Ul, protiease 9000 Ul, lipase 249 Ul, asam desoksikolat 30 mg, dimetilpolisiloksan 25 mg, vit-B1 10 mg, vit-B2 5 mg, vit-B6 5 mg, vit-B12 5 meg, niasinamida 10 mg, Ca- pantotenat 5 mg. Indikasi Nutrisi tambahan untuk menjamin nutrisi melalui saluran cerna ,metabolisme yang efisien dan lebih baik, bermanfaat untuk gangguan pencernaan dan rasa sebah,kembung,terbentuknya gas perut, rasa tidak enak atau rasa penuh pada lambung. Kontra Indikasi - Efek Samping - Perhatian - Dosis

Upload: silmi-thaher

Post on 14-Aug-2015

176 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: De Flatulent

ENZYPLEX KOMPOSISI :

Amilase 1000 IU

Protiease 9000 IU

Asam desoksikolat 30 mg

Dimetilpolisilokan 25 mg

Vitamin B1 10 mg

Vitamin B2 5 mg

Vitamin B6 5 mg

Vitamin B12 5 mcg

Nikotamida 10 mg

Capantotenat 5 mg     INDIKASI :Nutrisi tambahan untuk menjamin nutrisi melalui saluran cerna ,metabolisme yang efisien dan lebih baik, bermanfaat untuk gangguan pencernaan dan rasa sebah,kembung,terbentuknya gas perut, rasa tidak enak atau rasa penuh pada lambung.DOSIS :1-2 tablet waktu makan atau setelah makan.KEMASAN :Botol 30 tablet : 50 tablet : 150 tablet : 1000 tablet : Dos 100 tablet.

ENZYPLEX CAPL @30

Kandungan

Tiap tablet: Amilase 10.000 Ul, protiease 9000 Ul, lipase 249 Ul, asam desoksikolat 30

mg, dimetilpolisiloksan 25 mg, vit-B1 10 mg, vit-B2 5 mg, vit-B6 5 mg, vit-B12 5 meg,

niasinamida 10 mg, Ca-pantotenat 5 mg.

Indikasi

Nutrisi tambahan untuk menjamin nutrisi melalui saluran cerna ,metabolisme yang

efisien dan lebih baik, bermanfaat untuk gangguan pencernaan dan rasa

sebah,kembung,terbentuknya gas perut, rasa tidak enak atau rasa penuh pada

lambung.

Kontra Indikasi

-

Efek Samping

-

Perhatian

-

Dosis

1-2 tablet/hr waktu makan atau setelah makan.

Kemasan

Tablet 50, 4 x 25.

Page 2: De Flatulent

http://www.kimiafarmaapotek.com/index.php?page=shop.product_details&flypage=flypage.tpl&product_id=553&category_id=22&option=com_virtuemart&Itemid=98

ANKREOFLATkomposisi

Lipase pankreatik 6500 FIP u

amilase pankreati k 5500 FIP u

protease pankreatik 400 FIP u

Dimetilpolisiloksan 80 mgINDIKASI

• Kembung pada insufisiensi/kegagalan pankreas, hati, saluran empedu, gangguan

usus & lambung, aerofagia (penelanan udara).

• Sindroma Roemheld.

• Untuk persiapan pasien yang akan menjalani prosedur diagnostik rongenologikal

(ronsen/sinar-x) perut yang kembung.KEMASAN Tablet salut gula 100 biji.DOSIS 1-2 tablet pada saat makan.Untuk rongenograms : 3-4 kali sehari 2 tablet selama 2 hari sebelum pemeriksaan dan 2 tablet pada pagi hari pemeriksaan,dalam keadaan perut kosong.PABRIK Solvay Pharmaceuticals.

http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=33748

ankreatin Berkualitas Efektif Untuk Mengatasi Gangguan Cerna

Komposisi : Pankreatin 170 mg yang setara dengan  Lipase  6.500 unit FIP, Amilase 5.500 unit FIP, Protease 400 unit FIP

2.  Dimetilpolisiloksan mikrokapsul aktif (DMPS) 80 mg

Indikasi

• Kembung yang disebabkan oleh gastritis

• Kembung pada gangguan pencernaan, liver dan ginjal

• Aerofagia (salah telan, banyak merokok, banyak bicara, dll)

• Kembung pada pascabedah, gastrocardiac (Roemheld) Syndrome

• Persiapan foto Rontgen abdomen

Cara kerja

Pankreatin 170 mg Dimetilpolisiloksan mikrokapsul aktif 80 mg

Terapi Kausal Terapi Simtomatik

• Enzim pankreas faali berkualitas prima, sama seperti getah usus manusia normal

• Pemecah gelembung gas yang kuat dan aktif

• Bekerja cepat sejak dari lambung

Page 3: De Flatulent

• Memperbaiki pencernaan dan absorpsi makanan

• Memperbaiki proses fermentasi dan pembusukan

• Menghilangkan pembentukan gas yang patologis

• Menghilangkan busa, walau dalam jumlah kecil

• Meningkatkan penyerapan gas dari saluran cerna

• Menghilangkan flatulensi

Dosis :

1-2 tablet, sewaktu makan atau menurut petunjuk dokter

Untuk persiapan foto Rontgen abdomen :

-  2 hari sebelum pemeriksaan : 3 - 4 x sehari 2 tablet

-  Pagi sebelum penyinaran :  2 tablet

Benefit

• Cepat mengatasi kembung, 4 kali dibanding dengan produk lain

• Juga membantu memperbaiki pencernaan pasien

• Sangat direferensikan oleh dokter Radiology untuk foto rontgen

Sediaan :

Dus (10 x 10 Tablet Salut)

Produksi : PT. Kimia Farma

http://www.pharmasolindo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90:pankreoflat&catid=41:gastro&Itemid=57&lang=en

ANKREOFLAT TABLETS

SCHEDULING STATUS:S1

PROPRIETARY NAME(and dosage form):

PANKREOFLAT TABLETS

COMPOSITION1 Pankreoflat coated tablet contains 170 mg pancreatin from porcine pancreas, corresponding to:        6 500 FIP units lipase        5 500 FIP units amylase

Page 4: De Flatulent

        400 FIP units proteaseand 80 mg dimethicone with methyl parahydroxybenzoate 0,035%, propyl parahydroxybenzoate 0,021% and sorbic acid 0,181% as preservatives.

PHARMACOLOGICAL CLASSIFICATIONA. 11.10 Medicines acting on gastro-intestinal tract. Special combinations.

PHARMACOLOGICAL ACTIONPancreatin hydrolyses fats to glycerol and fatty acids, changes protein into proteoses and derived substances, and converts starch into dextrins and sugars.Pankreoflat combats two factors which play a significant role in the occurrence of meteoristic disorders: foam, which is eliminated by the action of the silicone surfactant, dimethicone and fermentative and putrefactive processes, the main cause of pathological formation of gas.

INDICATIONSRelief of abdominal distention due to cumulative gas and foam.Meteorism following aerophagia or in digestive disturbances.Flatulence in pancreatic insufficiency, hepatic and biliary dysfunction, and in suitable post-operative situations.Preparation of patients before gastro-intestinal radiological examination.Splenic-flexure syndrome.

CONTRA-INDICATIONSPankreoflat should not be taken in acute pancreatitis and in acute attacks of chronic pancreatitis.

DOSAGE AND DIRECTIONS FOR USEA high initial dose is recommended of up to 3 coated tablets at meal times for flatulence. The dose can be decreased in accordance with therapeutic success. In maintenance therapy, 1 to 2 tablets at meal times is recommended. Three tablets 3 times daily on each of the 1 to 2 days prior to radiological examination and 2 to 3 tablets on an empty stomach on the morning of the X-ray examination. The tablets should be swallowed unchewed with plenty of liquid.

SIDE EFFECTS AND SPECIAL PRECAUTIONSPancreatin may cause buccal and perianal soreness, particularly in infants. Hypersensitivity reactions have been reported; these may be sneezing, lachrymation, or skin rashes. Hyperuricaemia or hyperuricosuria have occurred with high doses.The preservatives contained in the coated tablets (parabens) can elicit allergic reactions in patients who are hypersensitive to these substances.The defoaming action of dimeticone can be impaired by the concomitant administration of substances that bind gastric acid (antacids, aluminium hydroxide, magnesium carbonate).

Page 5: De Flatulent

KNOWN SYMPTOMS OF OVERDOSAGE AND PARTICULARS OF ITS TREATMENTOverdosage has not yet been reported. See "Side effects and special precautions". Treatment is symptomatic and supportive should it occur.

IDENTIFICATIONOblong white coated tablets.

PRESENTATIONCartons containing 25, 50 and 100 tablets.

STORAGE INSTRUCTIONSStore below 25°C in a dry place. Keep out of reach of children.

REGISTRATION NUMBERC/11.10/59

NAME AND BUSINESS ADDRESS OF THE APPLICANTSchering (Pty) Ltd(Reg No: 1964/09072/07)106 Sixteenth RoadRandjesparkMidrand 1685P O Box 5278Halfway House 1685

http://home.intekom.com/pharm/schering/pankflat.html

Pankreoflat

PANKREOFLAT

komposisi

Lipase pankreatik 6500 FIP u

amilase pankreati k 5500 FIP u

protease pankreatik 400 FIP u

Page 6: De Flatulent

Dimetilpolisiloksan 80 mg

INDIKASI

• Kembung pada insufisiensi/kegagalan pankreas, hati, saluran empedu, gangguan usus & lambung, aerofagia (penelanan udara).

• Sindroma Roemheld.

• Untuk persiapan pasien yang akan menjalani prosedur diagnostik rongenologikal (ronsen/sinar-x) perut yang kembung.

KEMASAN

Tablet salut gula 100 biji.

DOSIS

1-2 tablet pada saat makan.Untuk rongenograms : 3-4

kali sehari 2 tablet selama 2 hari sebelum pemeriksaan

dan 2 tablet pada pagi hari pemeriksaan,dalam keadaan

perut kosong.

PABRIKSolvay Pharmaceuticals.

 

Pankreoflat

Pankreoflat merupakan obat digestan (saluran pencernaan)

produksi Kimia Farma. Pankreoflat digunakan antara lain untuk

mengobati meteorisme (perut kembung) pada

Page 7: De Flatulent

insufisiensi/kegagalan pankreas, hati, saluran empedu,

gangguan usus dan lambung, serta aerofagia (penelanan

udara); sindroma gastrokardiak (Roemheld); dan untuk

persiapan pasien yang akan menjalani prosedur diagnostik

rongenologikal (ronsen/sinar-x) perut yang kembung (ISFI,

2006: 384). Dalam ISFI (2006: 384) disebutkan juga bahwa tiap

tablet Pankreoflat mengandung penkreatin 170 mg, setara

dengan amilase 5500FIP, lipase 6500FIP, protease 400FIP; dan

dimetilpolisiloksan 80 mg.

 

 

PANKREOFLAT TABLETS

Komposisi1 tablet salut Pankreoflat mengandung 170 mg dari

pankreas pancreatin babi, sesuai dengan:6 500 FIP unit lipase5

500 unit FIP amilase400 unit FIP proteasedan 80 mg

dimethicone dengan metil 0.035% parahydroxybenzoate,

propil parahydroxybenzoate 0.021% dan 0.181% asam sorbat

sebagai pengawet.

Klasifikasi farmakologiA. 11,10 Obat yang bekerja pada saluran

gastro-usus. Kombinasi khusus.

Tindakan pharmakologisPancreatin hydrolyses lemak untuk

gliserol dan asam lemak, protein berubah menjadi proteoses

dan zat turunan, dan mengubah pati menjadi dekstrin dan

gula.Pankreoflat memerangi dua faktor yang memainkan peran

Page 8: De Flatulent

penting dalam terjadinya gangguan meteoristic: busa, yang

dieliminasi oleh aksi dari surfaktan silikon, dan proses

fermentasi dimethicone dan perbusukan, penyebab utama

pembentukan gas patologis.

INDIKASIBantuan dari distensi abdomen karena gas kumulatif

dan busa.Meteorism berikut aerophagia atau gangguan

pencernaan.Perut kembung di insufisiensi pankreas, hati dan

disfungsi bilier, dan pasca-operasi yang sesuai situasi.

Persiapan pasien sebelum gastro-intestinal pemeriksaan

radiologi.Limpa-lentur sindrom.

Kontra-INDIKASIPankreoflat tidak harus diambil pada

pankreatitis akut dan dalam serangan akut dari pankreatitis

kronis.

Dosis DAN PETUNJUK UNTUK PENGGUNAANDosis awal yang

tinggi dianjurkan sampai 3 tablet dilapisi saat makan untuk

perut kembung. Dosis dapat dikurangi sesuai dengan

keberhasilan terapi. Dalam terapi pemeliharaan, 1 sampai 2

tablet pada saat makan dianjurkan. Tiga 3 kali sehari pada

masing-masing 1 sampai 2 hari sebelum pemeriksaan radiologi

dan 2 sampai 3 tablet pada waktu perut kosong di pagi hari

pemeriksaan sinar-X tablet. Tablet harus ditelan unchewed

dengan banyak cairan.

EFEK DAN PENCEGAHAN KHUSUS SampingPancreatin dapat

menyebabkan nyeri bukal dan perianal, terutama pada bayi.

Reaksi hipersensitivitas telah dilaporkan, ini mungkin bersin,

Page 9: De Flatulent

lachrymation, atau ruam kulit. Hiperurikemia atau

hiperurikosuria telah terjadi dengan dosis tinggi.Pengawet

yang terkandung dalam tablet dilapisi (paraben) dapat

menimbulkan reaksi alergi pada pasien yang hipersensitif

terhadap zat ini.Tindakan penghilang busa dari dimeticone

dapat terganggu dengan pemberian zat yang mengikat asam

lambung (antasida, aluminium hidroksida, magnesium

karbonat).

GEJALA DARI KETERANGAN Diketahui overdosis DAN ANAK

PengobatanOverdosis belum dilaporkan. Lihat “Efek samping

dan tindakan pencegahan khusus”. Pengobatan simtomatik

dan suportif harus itu terjadi.

IDENTIFIKASIOblong tablet dilapisi putih.

PresentasiKarton berisi 25 tablet, 50 dan 100.

PENYIMPANAN InstruksiSimpan dibawah 25 ° C di tempat yang

kering. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

NOMOR PendaftaranC/11.10/59

NAMA DAN ALAMAT USAHA PEMOHON YANGSchering (Pty) Ltd(Reg No: 1964/09072/07)106 keenambelas JalanRandjesparkMidrand 1685P O Box 5278Halfway House 1685

http://firasfahim.wordpress.com/2011/12/02/pankreoflat/

EXCELASE-E Excelase-E consists of Amylase, Lipase, Meicelase, Pancreatin, Protease, Sanactase. Pharmaceutical active ingredients containing related brand and generic drugs, medications or other health care products: Amylase Lipase Meicelase Pancreatin Protease Sanactase Excelase-E available

Page 10: De Flatulent

forms, composition, doses: Capsules; Oral; Amylase; Lipase 20 mg; Meicelase 50 mg; Pancreatin 167.74 mg; Protease 60 mg; Sanactase 50 mg Excelase-E destination | category: Human: Digestives Indications and usages, anatomical therapeutic chemical and diseases classification codes: A09AA02 - Multienzymes (lipase, protease etc.) Pharmaceutical companies, researchers, developers, manufacturers, distributors and suppliers: Meiji Indonesian Pharmaceutical Industries More: http://www.idruginfo.com/?cat=drug&s=Excelase-EMore: http://www.idruginfo.com/?cat=drug&s=Excelase-E

http://www.idruginfo.com/?cat=drug&s=Excelase-E

1. Lansoprazole

a. Kandungan/Komposisi :

Lansoprazole

b. Indikasi :

Tukak lambung dan tukak duodenum, tukak duodenum karena

H.pylori, refluks gastroesofagus, dyspepsia karena asam lambung.

c. Mekanisme Kerja :

Lansoprazol merupakan obat golongan Penghambat Pompa Proton

(PPI) dengan mekanisme kerja menghambat asam lambung dengan

cara menghambat sistem enzim adenosine trifosfat hydrogen-kalium

(pompa proton) dari sel parietal lambung. Obat-obat senyawa tersebut

merupakan obat pilihan bagi esofagus erosif, derajat yang lebih ringan

biasanya memberikan respon terhadap perubahan gaya hidup,

antagonis reseptor H2, antasida atau stimulant motilitas.

d. Regimen terapi (dosis dan aturan pakai) :

Tukak lambung, 30 mg sehari pada pagi hari selama 8 minggu

Page 11: De Flatulent

Tukak duodenum, 30 mg sehari pada pagi selama 4 minggu ;

pemeliharaan 15 mg sehari. Tukak duodenum atau gastritis

karena H.pylori menggunakan regimen eradikasi.

Refluks gastroesofagus, 30 mg sehari pada pagi hari selama 4

minggu, diikuti 4 minggu berikutnya bila tidak sepenuhnya

sembuh; pemeliharaan 15-30 mg sehari pada pagi hari selama

2-4 minggu.

Anak-anak tidak dianjurkan

e. Efek samping :

Sakit kepala, diare, ruam, gatal-gatal, pusing, urtikaria, mual, muntah,

konstipasi, kembung, nyeri abdomen. lesu , nyeri otot dan sendi,

pandangan kabur, edema perifer, perubahan hematologik (termasuk

eosinofilia, trombositopenia, leucopenia , perubahan fungsi hati juga

dilaporkan, depresi dan mulut kering.

f. Kontraindikasi :

Hipersensitivitas

g. Interaksi :

Lansoprazol mungkin mempercepat metabolisme kontrasepsi

oral

Lansoprazole dimetabolisme dihati, oleh sebab itu ada

kemungkinan interaksi dengan obat-obat yang dimetabolisme

dihati.

Antasida dan sukralfat akan mengurangi bioavaibilitas

lansoprazol dan jangan diberikan antara satu jam setelah makan

lansoprazol.

Page 12: De Flatulent

h. Profil farmakokinetik :

Lansoprazole dengan cepat diserap, dengan konsentrasi maksimum

rata-rata yang terjadi sekitar 17 jam setelah dosis oral. Lansoprazole

97% terikat pada protein plasma, dimetabolisme di hati dan

diekskresikan dalam urin.

2. Pantoprazole

a. Kandungan/Komposisi :

Pantoprazole

b. Indikasi :

Tukak lambung dan duodenum, refluks esophagus moderat sampai

berat, mengatasi symptom pada gangguan gastrointestinal yang

membutuhkan pengurangan sekresi asam lambung.

c. Mekanisme Kerja :

Pantoprazol merupakan obat golongan Penghambat Pompa Proton

(PPI) dengan mekanisme kerja menghambat asam lambung dengan

cara menghambat sistem enzim adenosine trifosfat hydrogen-kalium

(pompa proton) dari sel parietal lambung. Obat-obat senyawa tersebut

merupakan obat pilihan bagi esofagus erosif, derajat yang lebih ringan

biasanya memberikan respon terhadap perubahan gaya hidup,

antagonis reseptor H2, antasida atau stimulant motilitas.

d. Regimen terapi (dosis dan aturan pakai) :

Tukak lambung 40 mg sehari pada pagi hari selama 4 minggu diikuti 4

minggu selanjutnya bila tidak sembuh sepenuhnya. Pada gangguan

fungsi hati , pengobatan diberikan selang sehari.

e. Efek samping :

Page 13: De Flatulent

Sakit kepala, diare, ruam, gatal-gatal, pusing, urtikaria, mual, muntah,

konstipasi, kembung, nyeri abdomen. lesu , nyeri otot dan sendi,

pandangan kabur, edema perifer, perubahan hematologik (termasuk

eosinofilia, trombositopenia, leucopenia , perubahan fungsi hati juga

dilaporkan, depresi dan mulut kering.

f. Kontraindikasi :

Hipersensitivitas

g. Interaksi

h. Profil farmakokinetik :

Pantoprazole memiliki profil farmakokinetik yang linier dan tidak

bervariasi setelah pemberian tunggal maupun berulang. Kinetik plasma

dari pantoprazole bersifat linier baik pada pemberian oral dan

intravena. Setelah pemberian infus dengan kecepatan konstan selama

15 menit atau bolus selama 2 menit, kadar pantoprazole injeksi

menurun secara bieksponensial. Kira-kira 15 menit setelah selesai

injeksi atau infus, terjadi fase distribusi yang sangat cepat dan diikuti

dengan fase eliminasi akhir dengan waktu paruh kira-kira 1 jam.Total

bersihan serum pantoprazole kira-kira 0,1 L/jam/kg. Volume distribusi

kira-kira 0,15 L/kg. Ikatan protein plasma pantoprazole sekitar 98%.

Sebagian besar obat dimetabolisme di hati dan ekskresi utama dari

metabolitnya (sekitar 80%) melalui ginjal dalam bentuk metabolit non-

aktif.

3. Omeprazole

a. Kandungan/Komposisi :

Omeprazole

Page 14: De Flatulent

b. Indikasi :

Tukak lambung dan tukak duodenum, tukak duodenum karena

H.pylori, sindrom Zollinger-ellison, pengurangan asam lambung selama

anastesi umum, refluks gastroesofagus, dyspepsia Karena asam

lambung.

c. Mekanisme Kerja :

Omeprazol termasuk kelas baru senyawa anti-sekresi, suatu

benzimidazol tersubstitusi, yang menekan sekresi lambung melalui

penghambatan spesifik terhadap sistem enzim H+/K+ ATPase pada

permukaan sekresi sel parietal lambung. Karena sistem enzim ini

merupakan pompa asam (proton) dalam mukosa lambung, Omeprazol

digambarkan sebagai penghambat pompa asam lambung yang

menghambat tahap akhir pembentukan asam lambung. Efek ini

berhubungan dengan dosis dan menimbulkan penghambatan terhadap

sekresi asam terstimulasi maupun basal tanpa dipengaruhi stimulus

d. Regimen terapi (dosis dan aturan pakai) :

Tukak lambung dan tukak duodenum (termasuk yang komplikasi terapi

AINS ), 20 mg sehari selama 4 minggu pada tukak duodenum atau 8

minggu pada tukak lambung; pada kasus yang berat atau kambuh

tingkatan menjadi 40 mg sehari; pemeliharaan untuk tukak duodenum

yang kambuh , 20 mg sehari; pencegahan kambuh tukak duodenum,

10 mg sehari dan tingkatkan sampai 20 mg sehari bila gejala muncul

kembali. Tukak lambung karena AINS dan erosi gastroduodenum, 20

mg sehari selama 4 minggu, diikuti 4 minggu berikutnya bila tidak

sepenhnya sembuh; profilaksis pada pasien dengan riwayat lesi

Page 15: De Flatulent

gastroduodenum akibat AINS yang memerlukan pengobatan AINS

berkesinambungan, 20 mg sehari.

Tukak duodenum karena H.pylori menggunakan regimin eradikasi

( regimen amoksisilin dengan omeprazol juga diizinkan untuk tukak

lambung ). Sindrom zollinger-ellison awalnya 60 mg sekali sehari ;

kisaran lazim 20 – 120 mg sehari (di atas 80 mg dalam 2 dosis

terbagi). Pengurangan asam lambung selama anastesi umum

(profilaksis aspirasi asam), 40 mg pada sore sebelumnya kemudian 40

mg 2-6 jam sebelum pembedahan.

Refluks gastroesofagus, 20 mg sehari selama 4 minggu diikuti 4 – 8

minggu berikutnya jika tidak sepenuhnya sembuh. Penyakit refluks

asam (penatalaksanaan jangka panjang ), 10 mg sehari meningkat

sampai 20 mg sehari jika gejala muncul kembali. Dispepsia karena

asam lambung, 10-20 mg sehari selama 2-4 minggu sesuai respons.

Anak-anak tidak dianjurkan.

e. Efek samping :

Sakit kepala, diare, ruam, gatal-gatal, pusing, urtikaria, mual, muntah,

konstipasi, kembung, nyeri abdomen. lesu , nyeri otot dan sendi,

pandangan kabur, edema perifer, perubahan hematologik (termasuk

eosinofilia, trombositopenia, leucopenia , perubahan fungsi hati juga

dilaporkan, depresi dan mulut kering.

f. Kontraindikasi :

Hipersensitif terhadap Omeprazol.

g. Interaksi :

Page 16: De Flatulent

Omeprazol memperpanjang eliminasi Diazepam, Warfarin dan Fenitoin

atau obat lain yang mengalami metabolisme oleh sitokrom P-450 di

hati. Omperazol mengurangi absorpsi Ketokonazol, Itrakonazol,

dimana absorpsinya tergantung pada pH asam lambung.  Metabolisme

diazepam dihambat oleh omeprazol, Absorpsi Omeprazol tidak

dipengaruhi oleh alkohol atau makanan.

h. Profil farmakokinetik :

Resorpsinya lengkap, dalam waktu 2-5 jam, PP-nya tinggi (95%),

plasma t1/2 hanya lebih kurang 1 jam, tetapi kerjanya bertahan ca 24

jam. Dalam hati, zat ini dirombak seluruhnya menjadi metabolit inaktif

yang diekskresi dengan kemih untuk 80%. Antara kadar darah dan

efeknya tidak terdapat korelasi. Omeprazol terurai dalam suasana

asam, sehingga perlu diberikan salut tahan asam.

DOMPERIDON

Komposisi :

Tiap tablet mengandung domperidone 10 mg.

Cara Kerja Obat :

Domperidon merupakan  antagonis  dopamin  yang  secaraperiferal bekerja selektif pada reseptor D2.Domperidone mempunyai khasiat antiemetik yang sama denganmetoclopramide.* Efek antiemetik dapat disebabkan oleh kombinasi efek periveral (gaslrokinetik) dengan

antagonis terhadap reseptor dopamin di" chemoreceptor trigger zone ,yang terletak diluar Sawar darah otak di area postrema.

* Pemberian domperidone per oral dapat menambah lamanya kontraksiU antral dan duodenum, meningkatkan pengosongan lambung dan menambah tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah pada orang sehat.

INDIKASI :1. sindroma dispepsia fungsional. Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka panjang.2. Mual dan muntah yang disebabkan oleb pemberian levodopa dan bromokriptin lebih

dari 12 minggu.3. Mual dan muntah akut.Tidak dianjurkan pencegahan rutin pada muntah setelah operasi.4. Pemakaian peda anak-anak  tidak dianjurkan, kecuali untuk mualdan muntah pada

kemoterapi kanker dan radioterap.

Page 17: De Flatulent

Dosis dan Cara Pemberian :

1.Dispepsia fungsional  - Dewasa : 10 mg (1 tablet) 3 kali sehari, 15 - 30 menit

Sebelum makan dan jika perlu sebelum tidur malam.- Anak-anak tidak dianjurkan.

2 Mual dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin)- Dewasa : 10-20 mg (1 - 2 table.) 3-4 kali sehari, 15-30 menit sebelum makan dan sebelum

tidur malam.- Anak-anak ( Sehubungan kemoterapi kanker dan radioterapi): 0,2-0,4 mg/kg BB, 3 - 4 kali

sehari. Obat diminum 15 - 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :- hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fingsi hati dan ginjal.- Hati-hati penggunaan pada wanita hamil,dan menyusui.- Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka panjang.

Efek Samping: 

- Efek ekstrapiramidal jarang terjadi, hal ini segera hilang secara menyeluruh, segera setelah pemberian obat dihentikan.

- Domperidone dapat merangsang peningkatan kadar prolaktin plasma (hyperproiactinemia) yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan galaktorea dan ginekomastia.

- Reaksi alergi yang jarang terjadi, seperti rash dan urtikaria.

   

Kontraindikasi :- Penderita yang hipersensitifterhadap domperidone.- Penderita dengan prolaktinoma tumor hipofise yang mengeluarkan prolaktin.- Tidak boleh digunakan jika serangan motilitas lambung dapat membahayakan seperti

adanya pendarahan, obstruksi mekanik,atau perforasi gastrointestinal.

  

Interaksi Obat :- Domperidone dapat mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromokriptin.- Pemberian obat analgesik opioid dan anti kolinergik muskarinik secara bersamaan

dapat mengantagonis aktivitas efek domperidone.- Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas

domperidone.- Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% biladiminum 1,5 jam

setelah makan.

 

Over Dosis :- Belum ada data mengenai over dosis pada penggunaan domperidone secara oral.- Belum ada antidot spesifik yang digunakan pada over dosis domperidone, mungkin

dapat dilakukan dengan cara pengosongan lambung.

  

  

Cara Penyimpanan :

Simpan pada suhu 25 - 30°C (kondisi penyimpanan normal), terlindung dari cahaya

Granon

Page 18: De Flatulent

GRANON

Injeksi IV/IM

:: KOMPOSISI ::

• GRANON 1 mgSetiap ampul (1 ml) mengandung:Granisetron HCl 1,12 mg setara dengan granisetron 1 mg/ml

• GRANON 3 mgSetiap ampul (3 ml) mengandung:Granisetron HCl 1,12 mg setara dengan granisetron 1 mg/ml

:: FARMAKOLOGI ::

Granisetron merupakan antiemetik yang potent dimana efek antiemetiknya dicapai melalui kerja antagonis pada reseptor-reseptor 5-hydroxitryptamine (5-HT3) di dalam chemoreceptor trigger zone dan mungkin pada saluran cerna bagian atas.

Reseptor-reseptor serotonin tipe 5-HT3 terletak secara perifer pada terminal n. vagus dan sentral di dalam chemoreceptor trigger zone di area postrema.

Selama proses kemoterapi yang menginduksi vomitus, sel-sel mukosa enterochromaffin melepaskan serotonin yang menstimulasi reseptor-reseptor 5-HT3. Hal ini menimbulkan rangsangan aferen n. vagus dan dapat menyebabkan vomitus. Penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa saat mengikat reseptor-reseptor 5-HT3, granisetron menghambat stimulasi serotonin dan reaksi vomitus selanjutnya setelah stimulasi emetogenik.

:: FARMAKOKINETIK ::

DistribusiGranisetron secara luas terdistribusi dengan volume distribusi rata-rata kurang lebih 3 l/kg; pengikatan protein plasma kurang lebih 65%.

MetabolismeGranisetron dengan cepat dan luas dimetabolisme di hati,

Page 19: De Flatulent

secara normal dengan N-demethylation dan oksidasi cincin aromatik yang diikuti dengan konjugasi.

EliminasiBersihan terutama melalui metabolisme oleh hati. Ekskresi urin granisetron unchanged kurang lebih 12% dari dosis dimana jumlah metabolitnya sekitar 47% dari dosis. Sisanya diekskresikan melalui feses sebagai metabolit. Rata-rata waktu paruh plasma pada pasien kurang lebih 9 jam, dengan variasi antar subjek yang luas. Bersihan granisetron tidak dipengaruhi oleh gangguan ginjal, tapi lebih rendah pada pasien usia lanjut dan pada pasien dengan gangguan hati.

:: INDIKASI ::

Granisetron diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan pada keadaan:

• Nausea dan vomitus akut maupun tertunda yang berhubungan dengan kemoterapi dan radioterapi.

• Mual dan muntah pasca operasi.

:: KONTRAINDIKASI ::

Hipersensitif terhadap granisetron atau substansi yang terkait.

:: DOSIS dan CARA PEMBERIAN ::

Dosis standar:

Nausea dan vomitus yang diinduksi oleh kemoterapi:Dewasa:Intravena:• Pencegahan: 1-3 mg (10-40 mcg/kg) granisetron dapat diberikan

sebagai injeksi intravena lambat (lebih dari 30 detik) ataupun dilarutkan dalam 20-50 ml cairan infus dan diberikan selama lebih dari 5 menit, pada saat akan dimulai kemoterapi.

• Pengobatan: 1-3 mg (10-40 mcg/kg) granisetron dapat diberikan sebagai injeksi intervena lambat (lebih dari 30 detik) ataupun di larutkan dalam 20-50 ml cairan infus dan diberikan selama lebih dari 5 menit. Jika diperlukan, dosis tambahan dapat diberikan minimal 10

Page 20: De Flatulent

menit setelah pemberian terakhir. Dosis maksimum yang diberikan dalam 24 jam tidak boleh melebihi 9 mg.

Intramuscular:

• Pencegahan dan pengobatan: 3 mg granisetron diberikan secara IM 15 menit sebelum kemoterapi dimulai. Jika diperlukan, dua kali dosis tambahan granisetron sebanyak 3 mg dapat diberikan dalam waktu 24 jam.

Anak-anak:Intravena: dosis 10-40 mcg/kg berat badan (hingga 3 mg) dapat diberikan melalui infus intravena, dilarutkan dalam 10-30 ml cairan infus dan diberikan selama lebih dari 5 menit pada saat akan dimulai kemoterapi. Satu dosis tambahan dapat diberikan dalam waktu 24 jam bila diperlukan. Dosis tambahan ini harus diberikan paling sedikit 10 menit setelah pemberian infus awal.

Intramuscular: Tidak tersedia data yang mencukupi untuk penggunaan granisetron secara IM pada anak-anak.

Nausea dan vomitus yang diinduksi oleh radioterapi:Dewasa:• Pencegahan: 1-3 mg (10-40 mcg/kg) granisetron dapat diberikan

sebagai injeksi intravena lambat (lebih dari 30 detik) ataupun dilarutkan dalam 20-50 ml cairan infus dan diberikan selama lebih dari 5 menit, pada saat akan dimulai kemoterapi.

Anak-anak:Tidak tersedia data yang mencukupi untuk penggunaan granisetron pada pencegahan dan pengobatan mual dan muntah yang diinduksi oleh radioterapi pada anak-anak.

Nausea dan vomitus pasca operasi:Dewasa:• Pencegahan: 1 mg (10 mcg/kg) granisetron diberikan sebagai injeksi

intravena lambat (lebih dari 30 detik) sebelum induksi anestesi.• Pengobatan: 1 mg (10 mcg/kg) granisetron diberikan sebagai injeksi

intravena lambat (lebih dari 30 detik).Dosis maksimal untuk pasien yang akan menjalani anastesi untuk operasi adalah 3 mg granisetron secara IV dalam 1 hari.

Anak-anak:Tidak tersedia data yang mencukupi untuk penggunaan granisetron pada pencegahan dan pengobatan mual dan muntah pasca operasi pada anak-anak.Dosis maksimal dan durasi pengobatan:2 dosis (2 mg) dalam 1 hariInstruksi dosis khusus:Geriatri: tidak diperlukan penyesuaian dosis.Gangguan renal: tidak diperlukan penyesuaian dosis.Gangguan hepatik: tidak diperlukan penyesuaian dosis.

Page 21: De Flatulent

:: PERINGATAN dan PERHATIAN ::

Karena granisetron dapat menurunkan motilitas usus bagian bawah, pasien dengan gejala obstruksi usus sub akut harus dipantau setelah pemberian granisetron.

Sebagai perhatian secara umum, granisetron sebaiknya tidak dicampur dalam larutan yang berisi obat-obat lainnya.

Tidak ada peringatan yang khusus untuk pasien usia lanjut atau pasien dengan gangguan ginjal maupun hati.

Efek pada kemampuan mengendarai dan menggunakan mesin:Tidak ada bukti dari penelitian pada manusia bahwa granisetron memiliki efek samping pada kewaspadaan.

Kehamilan dan masa menyusui:Granisetron sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil kecuali terdapat alasan klinis yang menyertainya. Tidak ada data mengenai ekskresi granisetron pada air susu. Selama terapi, dianjurkan untuk tidak menyusui.

:: EFEK SAMPING ::

Granisetron ditoleransi dengan baik. Seperti dilaporkan dengan obat lainnya pada kelas ini, sakit kepala, konstipasi dan kelelahan merupakan efek samping yang paling sering terjadi akan tetapi umumnya bersifat ringan atau sedang. Reaksi hipersensitif yang jarang, terkadang parah (contoh: anafilaksis), pernah dilaporkan. Reaksi alergi lainnya termasuk minor skin rashes pernah dilaporkan. Pada percobaan klinis, peningkatan sementara dari transaminase hati, secara umum pada batasan yang normal lelah dilaporkan.

:: INTERAKSI OBAT ::

Pada manusia, induksi enzim hepatik oleh phenobarbital dapat meningkatkan total bersihan plasma granisetron seperempat kali lebih tinggi. Ketoconazole menghambat oksidasi cincin granisetron. Namun, dengan tidak adanya hubungan pK/pD dengan granisetron, perubahan ini dianggap tidak memiliki makna klinis. Granisetron aman digunakan pada manusia bersama dengan benzodiazepines, neuroleptics dan pengobatan anti ulkus yang biasa diresepkan bersama dengan anti emetik. Sebagai

Page 22: De Flatulent

tambahan, granisetron tidak menunjukkan adanya interaksi obat dengan kemoterapi kanker yang emetogenik. Tidak ada penelitian interaksi yang dilakukan pada pasien dalam anestesi, tetapi granisetron merupakan cytochrome p450 subfamily 3A4 (berhubungan dengan metabolisme beberapa agen analgesik narkotik yang tidak termodifikasi oleh granisetron).

:: OVERDOSIS ::

Tidak ada antidotum yang spesifik untuk granisetron. Pada kasus overdosis, pengobatan simtomatis harus diberikan.

http://www.dexa-medica.com/ourproducts/prescriptionproducts/detail.php?id=172

1.        FarmakokinetikFarmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat

dalam  tubuh atau efek tubuh terhadap obat.

Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu proses absorpsi

(A), distribusi (D), metabolisme (M), dan ekskresi (E).

Metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi bentuk

utuh atau bentuk aktif merupakan proses eliminasi obat

(Gunawan, 2009). 

1.1 Absorpsi

Absorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat

pemberian ke dalam darah. Bergantung pada cara

pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran

cerna (mulut sampai rektum), kulit, paru, otot, dan lain-

lain. Yang terpenting adalah cara pemberian obat per oral,

dengan cara ini tempat absorpsi utama adalah usus halus

karena memiliki permukaan absorpsi yang sangat luas,

yakni 200 meter persegi (panjang 280 cm, diameter 4 cm,

disertai dengan vili dan mikrovili ) (Gunawan, 2009).

Page 23: De Flatulent

Absorpsi obat meliputi proses obat dari saat dimasukkan

ke dalam tubuh, melalui jalurnya hingga masuk ke dalam

sirkulasi sistemik. Pada level seluler, obat diabsorpsi

melalui beberapa metode, terutama transport aktif dan

transport pasif. 

Gambar 1. 1 Proses Absorbsi Obat

a.       Metode absorpsi

-          Transport pasif

Transport pasif tidak memerlukan energi, sebab hanya dengan proses

difusi obat dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi tinggi

ke daerah dengan konsentrasi rendah. Transport aktif terjadi selama

molekul-molekul kecil dapat berdifusi sepanjang membrane dan berhenti

bila konsentrasi pada kedua sisi membrane seimbang.

-          Transport Aktif

Transport aktif membutuhkan energy untuk menggerakkan obat dari

Page 24: De Flatulent

daerah dengan konsentrasi obat rendah ke daerah dengan konsentrasi obat

tinggi

b.      Kecepatan Absorpsi

Apabila pembatas antara obat aktif dan sirkulasi sitemik hanya sedikit sel.

Absorpsi terjadi cepat dan obat segera mencapai level pengobatan dalam

tubuh.

-          Detik s/d menit: SL, IV, inhalasi

-          Lebih lambat: oral, IM, topical kulit, lapisan intestinal, otot

-          Lambat sekali, berjam-jam / berhari-hari: per rektal/ sustained

frelease.

c.       Faktor yang mempengaruhi penyerapan

1.      Aliran darah ke tempat absorpsi

2.      Total luas permukaan yang tersedia sebagai tempat absorpsi

3.      Waktu kontak permukaan absorpsi

d.      Kecepatan Absorpsi

1.      Diperlambat oleh nyeri dan stress

Nyeri dan stress mengurangi aliran darah, mengurangi pergerakan saluran

cerna, retensi gaster

2.      Makanan tinggi lemak

Makanan tinggi lemak dan padat akan menghambat pengosongan

lambung dan memperlambat waktu absorpsi obat

 3.      Faktor bentuk obat

Absorpsi dipengaruhi formulasi obat: tablet, kapsul, cairan, sustained

release, dll)

4.      Kombinasi dengan obat lain

Interaksi satu obat dengan obat lain dapat meningkatkan atau

memperlambat tergantung jenis obat

Obat yang diserap oleh usus halus ditransport ke hepar sebelum beredar

ke seluruh tubuh. Hepar memetabolisme banyak obat sebelum masuk ke

sirkulasi. Hal ini yang disebut dengan efek first-pass. Metabolisme hepar

dapat menyebabkan obat menjadi inaktif sehingga menurunkan jumlah

obat yang sampai ke sirkulasi sistemik, jadi dosis obat yang diberikan

Page 25: De Flatulent

harus banyak.

1.2    DistribusiDistribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari

sirkulasi sistemik ke jaringan dan cairan tubuh.

Distribusi obat yang telah diabsorpsi tergantung beberapa

faktor:

a.       Aliran darahSetelah obat sampai ke aliran darah, segera terdistribusi ke organ berdasarkan jumlah aliran darahnya. Organ dengan aliran darah terbesar adalah Jantung, Hepar, Ginjal. Sedangkan distribusi ke organ lain seperti kulit, lemak dan otot lebih lambatb.      Permeabilitas kapiler

Tergantung pada struktur kapiler dan struktur obat

c.       Ikatan protein

Obat yang beredar di seluruh tubuh dan berkontak dengan protein dapat

terikat atau bebas. Obat yang terikat protein tidak aktif dan tidak dapat

bekerja. Hanya obat bebas yang dapat memberikan efek. Obat dikatakan

berikatan protein tinggi bila >80% obat terikat protein

1.3    Metabolisme

Metabolisme/biotransformasi obat adalah proses tubuh merubah

komposisi obat sehingga menjadi lebih larut air untuk dapat dibuang

keluar tubuh.

Obat dapat dimetabolisme melalui beberapa cara:

a.         Menjadi metabolit inaktif kemudian diekskresikan;

b.        Menjadi metabolit aktif, memiliki kerja farmakologi tersendiri dfan

bisa dimetabolisme lanjutan.

Beberapa obat diberikan dalam bentuk tidak aktif kemudian setelah

dimetabolisme baru menjadi aktif (prodrugs).

Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di

membran endoplasmic reticulum (mikrosom) dan di

Page 26: De Flatulent

cytosol. Tempat metabolisme yang lain (ekstrahepatik)

adalah : dinding usus, ginjal, paru, darah, otak, dan  kulit,

juga di lumen kolon (oleh flora usus).

Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang

nonpolar (larut lemak) menjadi polar (larut air) agar dapat

diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan perubahan

ini obat aktif umunya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian

berubah  menjadi lebih aktif, kurang aktif, atau menjadi

toksik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme:

1.      Kondisi Khusus

Beberapa penyakit tertentu dapat mengurangi metabolisme, al. penyakit

hepar seperti sirosis.

2.      Pengaruh Gen

Perbedaan gen individual menyebabkan beberapa orang dapat

memetabolisme obat dengan cepat, sementara yang lain lambat.

3.      Pengaruh Lingkungan

Lingkungan juga dapat mempengaruhi metabolisme, contohnya: Rokok,

Keadaan stress, Penyakit lama, Operasi, Cedera

4.      Usia

Perubahan umur dapat mempengaruhi metabolisme, bayi vs dewasa vs

orang tua.

1.4    Ekskresi

Ekskresi obat artinya eliminasi/pembuangan obat dari tubuh. Sebagian

besar obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan melalui urin. Obat

jugadapat dibuang melalui paru-paru, eksokrin (keringat, ludah,

payudara), kulit dan taraktusintestinal.

Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat

diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh maupun

bentuk metabolitnya. Ekskresi dalam bentuk utuh atau

bentuk aktif merupakan cara eliminasi obat melui ginjal.

Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3 proses, yakni filtrasi

Page 27: De Flatulent

glomerulus, sekresi aktif di tubulus. Fungsi ginjal

mengalami kematangan pada usia 6-12 bulan, dan setelah

dewasa menurun 1% per tahun. Ekskresi obat yang kedua

penting adalah melalui empedu ke dalam usus dan keluar

bersama feses. Ekskresi melalui paru terutama untuk

eliminasi gas anastetik umum (Gunawan, 2009).

Hal-hal lain terkait Farmakokinetik:  

a.       Waktu Paruh

Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga setengah dari obat

dibuang dari tubuh. Faktor yang mempengaruhi waktu paruh adalah

absorpsi, metabolism dan ekskresi.

Waktu paruh penting diketahui untuk menetapkan berapa sering obat

harus diberikan.

b.      Onset, puncak, and durasi

Onset adalah Waktu dari saat obat diberikan hingga obat terasa kerjanya.

Sangat tergantung rute pemberian dan farmakokinetik obat

Puncak, Setelah tubuh menyerap semakin banyak obat maka

konsentrasinya di dalam tubuh semakin meningkat, Namun konsentrasi

puncak~ puncak respon

Durasi, Durasi kerjaadalah lama obat menghasilkan suatu efek terapi

2.        FarmakodinamikFarmakodinamik adalah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi (Gunawan, 2009). 2.2    Mekanisme Kerja Obatkebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan

Page 28: De Flatulent

reseptornya pada sel organism. Interaksi obat dengan reseptornya dapat menimbulkan perubahan dan biokimiawi yang merupakan respon khas dari obat tersebut. Obat yang efeknya menyerupai senyawa endogen di sebut agonis, obat yang tidak mempunyai aktifitas intrinsic sehingga menimbulkan efek dengan menghambat kerja suatu agonis disebut antagonis.

2.3    Reseptor Obatprotein merupakan reseptor obat yang paling penting. Asam nukleat juga dapat merupakan reseptor obat yang penting, misalnya untuk sitotastik. Ikatan obat-reseptor dapat berupa ikatan ion, hydrogen, hidrofobik, vanderwalls, atau kovalen. Perubahan kecil dalam molekul obat, misalnya perubahan stereoisomer dapat menimbulkan perubahan besar dalam sifat farmakologinya.

2.4    Transmisi Sinyal Biologispenghantaran sinyal biologis adalah proses yang menyebabkan suatu substansi ekstraseluler yang menimbulkan respon seluler fisiologis yang spesifik. Reseptor yang terdapat di permukaan sel terdiri atas reseptor dalam bentuk enzim. Reseptor tidak hanya berfungsi dalam pengaturan fisiologis dan biokimia, tetapi juga diatur atau dipengaruhi oleh mekanisme homeostatic lain. Bila suatu sel di rangsang oleh agonisnya secara terus-menerus maka akan terjadi desentisasi yang menyebabkan efek perangsangan.

2.5    Interaksi Obat-Reseptorikatan antara obat dengan resptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan lemah (ikatan ion, hydrogen, hidrofilik, van der Waals), mirip ikatan antara subtract dengan enzim, jarang terjadi ikatan kovalen.

2.6    Antagonisme Farmakodinamik

Page 29: De Flatulent

a.    Antagonis fisiologikTerjadi pada organ yang sama tetapi pada sistem reseptor yang berlainan.b.    Antagonisme pada reseptorObat yang menduduki reseptor yang sama tetapi tidak mampu menimbulkan efek farmakologi secara instrinsik

2.7  Kerja Obat Yang Tidak Diperantarai Reseptor

a.       Efek Nonspesifik Dan Gangguan Pada Membran

b.      Perubahan sifat osmotic

c.       Diuretic osmotic (urea, manitol), misalnya, meningkatkan

osmolaritas filtrate glomerulus sehingga mengurangi reabsorpsi air di

tubuli ginjal dengan akibat terjadi efek diuretic

d.      Perubahan sifat asam/basa

Kerja ini diperlihatkan oleh oleh antacid dalam menetralkan asam

lambung.

e.       Kerusakan nonspesifik

Zat perusak nonspesifik digunakan sebagai antiseptik dan disinfektan,

dan kontrasepsi.contohnya, detergen merusak intregitas membrane

lipoprotein.

f.       Gangguan fungsi membrane

Anestetik umum yang mudah menguap misalnya eter,, halotan, enfluran,

dan metoksifluran bekerja dengan melarut dalam lemak membrane sel di

SSP sehingga eksitabilitasnya menurun.

g.      Interaksi Dengan Molekul Kecil Atau Ion

Kerja ini diperlihatkan oleh kelator (chelating agents) misalnya CaNa2

EDTA yang mengikat Pb2+ bebas menjadi kelat yang inaktif pada

keracunan Pb.

h.      Masuk ke dalam komponen sel              Obat yang merupakan analog puri atau pirimidin dapat berinkoporasi ke dalam asam nukleat                    sehingga mengganggu fungsinya. Obat yang bekerja seperti ini disebut antimetabolit misalnya 

Page 30: De Flatulent

              6-merkaptopurin atau anti mikroba lain.