dd perforasi usus
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Dd Perforasi Usus
1/3
PERFORASI e.c DEMAM TIFOID
Defenisi :
Perforasi saluran cerna atau lebih umum dikenal perforasi usus adalah suatu kondisi medis
yang ditandai dengan terbentuknya suatu lubang pada dinding lambung, usus halus atauusus besar, yang menyebabkan kebocoran isi usus kedalam rongga perut.
Demam Tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella Thypidefinitif di plak peyeri.
Etiologi :
Demam Tifoid: Kuman berasal dari Salmonella thypi .
o Batang gram negative
o Termasuk dalam family Enterobacteriaceae
Patomekanisme Perforasi e.c Demam Tifoid:
Masuknya kuman salmonella thypi ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makan yang
terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos ,asuk
dalam usus dan selanjutnya berkembang biak. Bila respon imunitas humoral mukosa (IgA)
usus kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel (terutama sel-M) dan
selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria kuman berkembang biak dan difagosit oelh
sel-sel fagosit terutama makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak dalam
makrofag. Dan selanjutnya di bawa ke plak peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar
getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang terdapat di
dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah (mengakibatkan bakteremia pertama)
yang asimtomatik) dan menyebar ke seluruh organ retikulo endothelial tubuh terutama hati
dan limpa. Di organ-organ ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian
berkembakbiak di luar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi
darah lagi mengakibatkan bakteremia yang kedua kalinya dengan desertai tanda-tanda dan
gejala penyakit infeksi sistemik.
Di dalam hati, kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang biak, dan
bersama cairan empedu diekskresikan secara intermiten ke dalam lumen usus. Sebagian
kuman dikeluarkan melalui feses dan sebagian masuk lagi kedalam sirkulasi setelahmenembus usus. Proses yang sama terulang kembali, berhubung makrofag telah teraktifasi
-
8/13/2019 Dd Perforasi Usus
2/3
dan hiperaktif maka saat fagositosis kuman salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator
inflamasi sistemik seperti demam,malaise,mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas
vascular, gangguan mental, dan koagulasi.
Di dalam plak peyeri makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hyperplasia jaringan(s.thypi intra makrofag menginduksi reaksi hipersensitivitas tipe lambat, hyperplasia
jaringan dan nekrosis organ). Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluhdarah sekitar plak peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hyperplasia akibat akumulasisel-sel mononuclear di dinding usus. Proses patologis jaringan limfoid ini dapatberkembangbhingga ke lapisan otot, serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi.
Lalat yang membawa kuman
Makanan yang dimakan mengandung salmonella tiphi
Masuk ke lambung sebagian mati akibat barrier asam lambung
sebagian dapat menembus usus halus (plak peyeri)
berkembang biak
respon imunitas humoral mukosa baik
kuman menembus sel epitel menuju lamina propria
di fagosit makrofag dan dibawa di plaque peyeri
makrofag hiperaktif dan hyperplasia jaringan
perdarahan akibat erosi
perforasi
-
8/13/2019 Dd Perforasi Usus
3/3
Gejala dan tandaGejalanya bisa berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi, sakit tenggorokan, sembelit,penurunan nafsu makan dan nyeri perut. Kadang penderita merasakan nyeri ketikaberkemih dan terjadi batuk serta perdarahan dari hidung.
PENATALAKSANAAN PERFORASITERAPI UTAMA : PEMBEDAHAN Untuk perawatan medis darurat mencakup :a. Pemasangan pipa lambung untuk dekompresi dan pegisapan cairan
lambung, mencegah kontaminasi lebih lanjut rongga peritoneum oleh cairanlambung
b. Akses intravena dan terapi cairan kristaloid pada pasien dengan dehidrasi dansepticemia
c. Tidak memberikan apapun lewat mulut d. Pemberian antibiotic intravena padapasien gejala septicemia.
TUJUAN DARI TERAPI PEMBEDAHAN :a. Memperbaiki masalah dari dasar anatomib. Memperbaiki penyebab peritonitisc. Mengeluarkan benda asing di kavitas peritoneum yang menghambat sel
darah putih dan memacu pertumbuhan bakteriTINDAKAN POST OPERASIa. Terapi intravena untuk memelihara volume intravaskular dan hidrasipasien.Memonitor dengan tekanan CVP dan urinb. Drainase nasogastric sampai dengan drainase menjadi minimal
c. Antibiotika
d. Jika tidak ada perkembangan kondisi pasien 2-3 hari seteleh operasi,pertimbangkan hal-hal berikut : 1. Komplikasi terjadi 2. Super infeksi terjadi padatempat baru 3. Dosis antibiotika tidak adekuat 4. Antibiotika tidak berspektrum luastidakk mencakup organisme gram negatif
PencegahanVaksin tifus per-oral (ditelan) memberikan perlindungan sebesar 70%, namunvaksin ini hanya diberikan kepada orang-orang yang telah terpapar oleh bakteriSalmonella typhi dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi (termasuk petugaslaboratorium dan para pelancong).
Hindari makan sayuran mentah dan makanan lainnya yang disajikan atau disimpandi dalam suhu ruangan dan pilih makanan yang masih panas atau makanan yangdibekukan, minuman kaleng dan buah berkulit yang bisa dikupas.
Referensi:Sudoyo Aru W. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Jakarta: Internal Publishing
Schwartz, Shires. Spincer. Intisari Prinsip Prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. Jakarta : PenerbitBuku Kedokteran EGC.
http://milissehat.web.id/?p=42 (diakses 8 desember 2013)
http://milissehat.web.id/?p=42http://milissehat.web.id/?p=42