db edited.docx

Upload: julia

Post on 19-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    1/46

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit

    infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Sampai saat ini, infeksi virus Dengue

    tetap menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Indonesia dimasukkan dalam

    kategori ! dalam stratifikasi DBD oleh "orld #ealth $rgani%ation ("#$)

    &'' yang mengindikasikan tingginya angka peraatan rumah sakit dan kematian

    akibat DBD, khususnya pada anak. Data Departemen *esehatan +I

    menunjukkan pada tahun &'' (dibandingkan tahun &''-) terdapat peningkatan

    jumlah penduduk, provinsi dan keamatan yang terjangkit penyakit ini, dengan

    ase fatality rate sebesar ,'/ (&''0).&,12rovinsi 3aa 4imur ditetapkan status

    *ejadian 5uar Biasa (*5B) Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak tanggal

    3anuari &'-. 4erjadi peningkatan jumlah kasus DBD selama bulan 3anuari &'-

    di 2rovinsi 3aa 4imur *5B DBD terjadi di 10 *abupaten6*ota, dengan total

    jumlah kasus sebanyak 1.1 kasus DBD dan angka kematian sebanyak -& kasus.1

    *abupaten6*ota yang mengalami *5B DBD di 2rovinsi 3aa 4imur antara lain

    *ab. Bangkalan ' kasus, *ab. Banyuangi -7 kasus, *ota Batu ' kasus,

    *ab. Blitar -1 kasus, *ota Blitar & kasus, *ab. Bojonegoro 1' kasus, *ab.

    Bondooso 8'kasus, *ab. 9resik 11 kasus, *ab. 3ember &0' kasus, *ab.

    3ombang 1 kasus, *ab. *ediri 1 kasus, *ota *ediri 7& kasus, *ab.

    5amongan 8 kasus, *ab. 5umajang 8 kasus, *ab. :adiun -8 kasus, *ota

    :adiun 1 kasus, *ab. :agetan 18 kasus, *ab. :alang ;- kasus, *ota :alang

    kasus, *ab. :ojokerto 0 kasus, *ab.

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    2/46

    Dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi di Indoesia, khususnya 3aa

    4imur, termasuk di 2robolinggo, membuat infeksi virus Dengue merupakan topik

    bahasan yang menarik dan ajib diketahui oleh semua praktisi kesehatan. Infeksi

    virus dengue memiliki spektrum klinik yang luas, mulai dari tanpa gejala, demam

    tidak khas, demam dengue (DD) hingga demam berdarah dengue yang

    menganam jia. 9ejala klinik dapat dibagi tiga fase yaitu fase demam (hari =1),

    fase kritis6demam turun (hari 1=), dan fase penyembuhan (hari ='). Demam

    dengue mempunyai gejala demam, nyeri kepala dan nyeri otot6sendi, yang dapat

    disertai trombositopenia dan perdarahan. Sedangkan DBD ditandai dengan

    demam, perdarahan, pembesaran hati, trombositopenia, dan kebooran plasma

    (dapat berujud hemokonsentrasi, efusi pleura, asites, dan hipoalbumin) yang jika

    berat dapat menimbulkan syok.

    Demam berdarah dengue hampir selalu terjadi pada dua kelompok umur

    yaitu pasien deasa dan anak dengan infeksi dengue sekunder yang heterolog,

    sedangkan bayi dengan infeksi primer yang lahir dari ibu yang imun terhadap

    Infeksi >irus Dengue (I>D). :ekanisme yang paling bertanggung jaab diyakini

    adalah D? (antibody dependent enhanement).- Bayi yang menderita I>D

    menjadi subjek yang menarik karena beberapa alasan. 2ertama, angka kematian

    bayi relatif lebih tinggi, sekalipun data berbagai penelitian sangat bervariasi.-

    *edua, bayi dengan I>D primer mempunyai karakteristik unik dan lebih

    berpotensi menuju DBD6SSD dan membahayakan jia dibandingkan kelompok

    usia yang lebih tua.- 2ada tulisan ini akan dibiarakan manifestasi dan perjalanan

    klinis Demam Berdarah Dengue pada pasien anak yang diraat di +S@D dr. :oh.

    Saleh 2robolinggo.

    2

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    3/46

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Definisi Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu manifestasi

    simptomatik dari infeksi oleh virus dengue berupa demam akut yang memenuhi

    kriteria "#$ untuk DBD.

    9ambar . Spektrum klinis infeksi virus Dengue

    :anifestasi simptomatik infeksi virus dengue adalah sebagai berikut (gambar )A

    . Demam tidak terdiferensiasi

    &. Demam Dengue (dengan atau tanpa perdarahan)A demam akut selama &=0

    hari, ditandai dengan & atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri

    retroorbital, mialgia6 atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan petekie

    atau uji bendung positifC, leukopenia) dan pemeriksaan serologi dengue

    positif atau ditemukan pasien yang sudah dikonfirmasi menderita demam

    dengue6 DBD pada lokasi dan aktu yang sama.

    1. Demam Berdarah Dengue (dengan atau tanpa renjatan) dengan gejala

    klinis sama dengan Demam Dengue tetapi ditambah adanya buktiplasma

    3

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    4/46

    leakage (dapat dilihat dari #emokonsentrasi dan perpindahan airan ke

    ruang ketiga).

    7. Expanded Dengue Syndrome adalah manifestasi yang tidak biasa pada

    pasien dengan keterlibatan organ yang parah seperti hati, ginjal, otak atau

    jantung yang berhubungan dengan infeksi dengue telah semakin

    dilaporkan pada DBD dan juga pada pasien demam berdarah yang tidak

    memiliki bukti kebooran plasma. :anifestasi yang tidak biasa mungkin

    terkait dengan koinfeksi, komorbiditas atau komplikasi syok

    berkepanjangan. Investigasi lengkap harus dilakukan dalam kasus ini.

    *ebanyakan pasien DBD yang memiliki manifestasi yang tidak biasaadalah hasil dari syok berkepanjangan dengan kegagalan organ atau pasien

    dengan komorbiditas atau koinfeksi.

    2.2 Epidemiologi

    Demam berdarah dengue (DBD) lebih sering terjadi pada anak=anak

    kurang dari - tahun di daerah hiperendemis, berkaitan dengan infeksi virus

    dengue berulang. *ejadian DBD pada orang deasa lebih banyak. DBD ditandai

    dengan onset akut dari demam tinggi dan berhubungan dengan tanda=tanda dan

    gejala yang mirip dengan D pada fase demam aal. danya diatesis hemoragik

    umum seperti tes positif tourniEuet (44), petehiae, mudah memar dan 6 atau

    perdarahan 9I pada kasus yang berat. 2ada akhir fase demam, ada keenderungan

    untuk terjadi syok hipovolemik (dengue shok syndrome) akibat kebooran

    plasma.

    danya tanda=tanda peringatan seperti muntah terus=menerus, sakit perut,

    lesu atau gelisah dan oliguria penting mendapat intervensi untuk menegah shok.bnormal hemostasis dan kebooran plasma adalah patofisiologi utama DBD.

    4rombositopenia dan peningkatan hematokrit 6 hemokonsentrasi adalah temuan

    konstan sebelum penurunan demam 6 onset syok. DBD terjadi paling sering pada

    anak=anak dengan infeksi dengue sekunder. DBD juga didapatkan pada infeksi

    primer dengan=D? dan D?=1 serta pada bayi.

    2.3 Etiologi

    4

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    5/46

    Infeksi Dengue disebabkan oleh virus Dengue yang termasuk group B

    arthropod borne virus (arbovirus) atau yang sekarang lebih dikenal sebagai genus

    flavivirus. Berdasarkan etiologinya, flavivirus disebut dengan arbovirus! karena

    menunjukkan banyak diantara golongan virus tersebut yang ditransmiskan di

    antara host vertebrata melalui nyamuk dan kutu (tiks). edes aegypti dan edes

    abopitus merupakan vektor virus dengue yang paling banyak di Indonesia. 2ada

    daerah urban, ;-/ vektor pembaanya adalah Ae.aeygypti.0 >irus dengue

    memiliki 7 jenis serotipe yaitu D?=, D?=&, D?=1 dan D?=7.

    *eempat jenis serotipe tersebut dapat ditemukan di Indonesia. Infeksi pada salah

    satu dari serotipe tersebut dapat menyebabkan antibodi seumur hidup pada

    serotipe yang bersangkutan namun hanya memberikan perlindungan jangka

    pendek terhadap serotipe lain.8

    2erbedaan serotipe virus dengue ini dapat menyebabkan perbedaan

    manifestasi klinik pada demam DD, DBD dan SSD. Infeksi dengue primer dengan

    serotipe D?=& dan 7 dianggap sebagian besar tanpa gejala, tanpa memandang

    usia. Sedangkan infeksi primer dengan jenis dengue dan 1 lebih jelas

    gejalanya.; Survai virologis memperlihatkan D?=& dan 1 merupakan serotipe

    virus yang paling dominan di Indonesia. 3enis serotipe D?=1 merupakan

    serotipe yang banyak berhubungan dengan kasus DBD berat.

    2. P!togenesis

    Dua teori yang banyak dianut dalam menjelaskan patogenesis infeksi

    dengue adalah hipotesis infeksi sekunder (seondary heterologous infetion

    theory) dan hipotesis konsep D? (antibody dependent enhanement).'

    5

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    6/46

    9ambar &. #ipotesis infeksi sekunder'

    :enurut hipotesis infeksi sekunder yang diajukan oleh Suvatte, ;00

    (gambar &), sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berbeda,

    respon antibodi anamnestik pasien akan terpiu, menyebabkan proliferasi dan

    transformasi limfosit dan menghasilkan titer tinggi Ig9 antidengue. *arena

    bertempat di limfosit, proliferasi limfosit juga menyebabkan tingginya angka

    replikasi virus dengue. #al ini mengakibatkan terbentuknya kompleks virus=

    antibodi yang selanjutnya mengaktivasi sistem komplemen. 2elepasan F1a dan

    F-a menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan

    merembesnya airan ke ekstravaskular. #al ini terbukti dengan peningkatan kadar

    hematokrit, penurunan natrium dan terdapatnya airan dalam rongga serosa.'

    #ipotesis konsep D? (antibody dependent enhanement) menyatakan seara

    tidak langsung baha mereka yang terkena infeksi kedua oleh virus heterolog

    mempunyai risiko berat yang lebih besar untuk menderita DBD berat. ntibodi

    herterolog yang telah ada akan mengenali virus lain kemudian membentuk

    kompleks antigen=antibodi yang berikatan dengan reseptor dari membran

    leukosit terutama makrofag. Sebagai tanggapan dari proses ini, akan terjadi

    sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan

    permeabilitas pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan

    syok.'

    6

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    7/46

    2." #e$!l! Klinis

    DBD ditandai 7 manifestasi klinis, yaitu demam tinggi terus menerus

    selama &=0 hari pada sebagian kasusG diatesis hemoragik paling sering ditampilkan

    sebagai petehia, uji torniEuet positif, memar, epistaksis, perdarahan gastro

    intestinalG hepatomegali dan kegagalan sirkulasi. 2ada pemeriksaan laboratorium

    terjadi trombositopenia (H''.'''6l) dan hemokosentrasi yang dapat dilihat dari

    peningkatan hematokrit J &'/ dibandingkan dengan nilai hematrokit sebelum

    sakit.- Setelah periode inkubasi -=8 hari (rentang 1=7 hari), penyakit ini biasanya

    mulai dengan tiba=tiba dan diikuti 1 faseA demam akut, kritis dan konvalesens(pemulihan).

    2.".1 %!se Dem!m A&'t

    Biasanya pasien mengalami kenaikan temperatur seara tiba=tiba diikuti

    dengan ajah memerah, erytema pada kulit, pusing dan nyeri otot . 4emperatur

    tubuh dapat meningkat hingga 7'=7K F dan demam konvulsi dapat terjadi

    terutama pada bayi. 9ambaran klinik DBD pada bayi dan anak dapat ditandai oleh

    suatu demam =- hari, inflamasi pharyngeal, rhinitis dan batuk ringan. noreksia,

    muntah dan nyeri abdomen sering ditemukan.

    2ada fase ini, demam biasanya berlangsung &=0 hari. 9ejala klinik DBD

    menyerupai gambaran klinik DD dalam berbagai aspek, namun ruam

    makulopapular dan myalgia6 artralgia lebih jarang terjadi pada kasus DBD. 4es

    torniEuet positif pada fase ini meningkatkan kemungkinan terjadinya dengue.

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    8/46

    terjadi. 5eukopenia progresif diikuti dengan penurunan epat jumlah trombosit

    biasanya mendahului kebooran plasma. 2ada saat ini pasien yang tidak

    mengalami peningkatan permeabilitas kapiler akan membaik, sedangkan yang

    yang mengalami kenaikan permeabilitas plasma akan memburuk sebagai akibat

    dari kehilangan volume plasma.

    2ada kasus DBD berat, penyakit ini akan meningkat seara epat ke dalam

    stadium syok. 2ada sebagian besar kasus ditemukan tanda kegagalan peredaran

    darah, kulit dingin dan lembab sianosis sekitar mulut, nadi menjadi epat dan

    lembut. 2asien tampak lesu, gelisah, seringkali mengeluh nyeri abdomen sebelum

    syok. Syok yang berkepanjangan seringkali berkomplikasi memiu terjadinya

    *oagulasi Intravaskular Diseminata ke arah perdarahan gastrointestinal berat,

    yang biasanya munul sebagai hematemesis dan melena. *adang perdarahan

    dapat tersembunyi, namun menyebabkan komplikasi yang serius jika tidak

    ditangani. *omplikasi jarang yang paling umum ditemukan tetapi paling

    mempunyai manifestasi perdarahan yang paling fatal adalah perdarahan

    intrakranial. *onvulsi dan koma banyak ditemukan pada pasien=pasien di ilayah

    Indonesia dan :alaysia.

    4atalaksana syok yang tidak adekuat dapat menimbulkan komplikasi

    hipoksia, asidosis metabolik, perdarahan gastrointestinal hebat dengan prognosis

    buruk. Sebaliknya dengan pengobatan yang tepat pasien segera mengalami

    penyembuhan yang epat.-

    2.".3 %!se Pem'li)!n

    3ika pasien telah meleati pada &7=78 jam fase kritis, penyerapan bertahap

    dari kompartemen airan ekstravaskuler berlangsung pada 78=0& jam berikutnya.

    *eadaan umum membaik, nafsu makan kembali, nyeri gastrointestinal mereda,

    status haemodinamik stabil dan terjadi diuresis.Sebagian pasien mengalami ruam

    petheial yang konfluen dengan karakterisik tersebar, sekitar daerah kulit yang

    puat (tanpa petehiae) pada ekstremitas, lebih sering pada ekstremitas baah,

    kadang disertai rasa gatal. Bradikardi umum ditemukan selama fase ini.

    8

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    9/46

    9ambar 1A Spektrum

    :anifestasi dan 9ejala

    *linis D#

    2.* Peme(i&s!!n pen'n$!ng

    2emeriksaan laboratorium meliputi kadar hemoglobin, kadar hematokrit,

    jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis

    relatif disertai gambaran limfosit plasma biru (sejak hari ke 1). 4rombositopenia

    umumnya dijumpai pada hari ke 1=8 sejak timbulnya demam. #emokonsentrasi

    dapat mulai dijumpai mulai hari ke 1 demam.- 2ada DBD yang disertai

    manifestasi perdarahan atau keurigaan terjadinya gangguan koagulasi, dapatdilakukan pemeriksaan hemostasis (24, 244, ibrinogen, D=Dimer, atau D2).

    2emeriksaan lain yang dapat dikerjakan adalah albumin, S9$46S924, ureum6

    kreatinin.

    @ntuk membuktikan etiologi DBD, dapat dilakukan uji diagnostik melalui

    pemeriksaan isolasi virus, pemeriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara

    tiga jenis uji etiologi, yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi

    virus.

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    10/46

    2emeriksaan yang saat ini banyak digunakan adalah pemeriksaan serologi,

    yaitu dengan mendeteksi Ig: dan Ig9=anti dengue. Imunoserologi berupa Ig:

    terdeteksi mulai hari ke 1=-, meningkat sampai minggu ke 1 dan menghilang

    setelah '=;' hari. 2ada infeksi primer, Ig9 mulai terdeteksi pada hari ke 7,

    sedangkan pada infeksi sekunder dapat terdeteksi mulai hari ke &.- Salah satu

    metode pemeriksaan terbaru yang sedang berkembang adalah pemeriksaan

    antigen spesifik virus Dengue, yaitu antigen nonstrutural protein (

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    11/46

    g. leukopenia H-'''6mm1

    h. trombositopenia M-' '''6mm1

    i. peningkatan hematokrit (- L '/)

    dan minimal adanya salah satu dariA

    = 2emeriksaan serologis pada serumA titer J&8' dengan tes hemagulinasi

    inhibisi, pembandingan titer Ig9 dengan pemeriksaan ?5IS (en%yme=

    linked immunosorbent assay) atau tes antibodi Ig: positif

    = 4erjadi pada lokasi dan aktu yang sama dengan kasus yang telah

    terkonfirmasi sebagai D

    Diagnosa Fonfirmed!

    *asus 2robable! dengan minimal satu kriteria dibaah iniA

    . Isolasi virus dengue dari serum, FSS atau sampel otopsi.

    &. 2eningkatan 7 kali lipat atau lebih Ig9 serum (dengan tes inhibisi

    haemaglutinasi) atau peningkatan Ig:

    1. ntibodi spesifik terhadap virus dengue. Deteksi virus atau antigen

    Dengue pada organ, serum atau airan serebrospinal dengan ara

    imunohistokimiai

    7. Imunofluoresen atau en%yme=linked immunosorbent assay (?5IS).

    -. Deteksi genomik seEuens virus dengue dengan reaksi reverse

    transription=polymerase.

    Diagosa D# bilaA

    Semua kriteria dibaah ini terpenuhiA

    . Demam akut dengan onset durasi &=0 hari.

    &. :anifestasi perdarahan, yang ditunjukkan dengan salah satu diantaranyaA

    tes tourniEuet positif, petekie, ekimosis atau purpura, perdarahan dari

    mukosa, traktus gastrointestinal, lokasi injeksi, atau lokasi lain.

    1. #itung trombosit H'' ''' sel6mm1

    7. 4erdapat minimal tanda kebooran plasma sbbA 2eningkatan hematokrit

    N&'/ dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin. 2enurunan

    hematokrit N&'/ setelah mendapat terapi airan, dibandingkan dengan

    nilai hematokrit sebelumnya. 4anda kebooran plasma sepertiA efusi

    pleura, asites, hipoproteinemia, hiponatremia.

    11

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    12/46

    Derajat keparahan D# diklasifikasikan dalam 7 kategori.danya

    hemokonsentrasi bersamaan dengan keadaan trombositiopenia membedakan

    D# grade I dan II dengan D. 2enilaian derajat keparahan D# ini seara

    klinis dan epidemiologi berguna pada kejadian epidemi D# di sia tenggara,

    2asifik dan merika.

    Derajat *eparahan D#

    2., Di!gnosis B!nding*

    2ada fase demam aal, diagnosis banding D sangat luas, meliputi infeksi

    virus, bakterial, dan proto%oa yang dapat memberikan gejala mirip dengan D.

    :anifestasi perdarahan, misalnya tes tourniEuet positif dan leukopenia (H-'''

    sel6mm1) mengindikasikan adanya infeksi virus dengue. danya

    trombositopenia bersamaan dengan adanya hemokonsentrasi mendiferesiasi

    D#6DSS dari penyakit lainnya. 2ada pasien tanpa peningkatan nilai

    hematokrit yang signifikan dapat disebabkan oleh perdarahan yang masif,

    dengan atau tanpa terapi airan intravena aal, adanya efusi pleura atau asites

    mengidikasikan adanya kebooran plasma. #ipoproteinemia6albuminemia

    mendukung adanya kebooran plasma.

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    13/46

    2.- Pen!t!l!&s!n!!n

    2ada dasarnya terapi D# adalah bersifat suportif dan simtomatis.

    2enatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan airan akibat kebooran

    plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan.

    Dalam pemberian terapi airan, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah

    pemantauan baik seara klinis maupun laboratoris. 2roses kebooran plasma dan

    terjadinya trombositopenia pada umumnya terjadi antara hari ke 7 hingga sejak

    demam berlangsung. 2ada hari ke=0 proses kebooran plasma akan berkurang dan

    airan akan kembali dari ruang interstitial ke intravaskular. 4erapi airan pada

    kondisi tersebut seara bertahap dikurangi. Selain pemantauan untuk menilai

    apakah pemberian airan sudah ukup atau kurang, pemantauan terhadap

    kemungkinan terjadinya kelebihan airan serta terjadinya efusi pleura ataupun

    asites yang masif perlu selalu diaspadai. 4erapi nonfarmakologis yang diberikan

    meliputi tirah baring (pada trombositopenia yang berat) dan pemberian makanan

    dengan kandungan gi%i yang ukup, lunak dan tidak mengandung %at atau bumbu

    yang mengiritasi saluran erna. Sebagai terapi simptomatis, dapat diberikan

    antipiretik berupa parasetamol, serta obat simptomatis untuk mengatasi keluhan

    dispepsia. 2emberian aspirin ataupun obat antiinflamasi nonsteroid sebaiknya

    dihindari karena berisiko terjadinya perdarahan pada saluran erna bagaian atas

    (lambung6duodenum). 2rotokol pemberian airan sebagai komponen utama

    penatalaksanaan D# mengikuti protokol yang mengau pada protokol "#$.

    2rotokol ini terbagi dalam beberapa kategori, sebagai berikutA

    13

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    14/46

    9ambar 7 A 4ata 5aksana *asus 4ersangka DBD 6 Infesi >irus Dengue1

    14

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    15/46

    9ambar -A 4ata 5aksana 4ersangka DBD (+aat Inap) 6 Demam Dengue 1

    15

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    16/46

    9ambar A 4ata 5aksana DBD derajat I dan II 1

    16

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    17/46

    9ambar 0A 4ata 5aksana DBD derajat I dan II 1

    2.1 P(ognosis

    2rognosis pasien demam berdarah dengue derajat adalah dubia ad bonam

    apabila terapi airan dilakukan dengan tepat dan benar. :onitoring tanda=tanda

    vital dan hematokrit serta hitung trombosit seara simultan dengan terapi yang

    diberikan untuk mengetahui apakah ada perbaikan serta komplikasi.

    17

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    18/46

    BAB III

    LAP/0AN KASUS

    3.1 IDENTITAS

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    19/46

    = 4idak ada riayat alergi

    = 4idak ada riayat kejang.

    0i!!t im'nis!siA Imunisasi BF9, #epatitis B, 2olio, D24 sudah

    Fampak belum

    0i!!t dietA

    Bayi A SI usia '=1 bulan

    Susu formula usia 1 bulan hingga sekarang

    :akanan tambahan (bubur susu, buah) mulai umur 0 bulan

    *esan makanan dan minuman A anak tidak suka minum susu lebih suka

    minum air, nafsu makan kurang.

    0i!!t &e)!mil!n i5'A Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit

    berat dan kontrol seara teratur ke bidan. @sia kehamilan ; bulan.

    0i!!t &el!)i(!nA nak lahir normal di bidan. 4idak ada riayat *2D,

    menangis setelah dilakukan hisapan lendir, BB5 &,- kg.

    0i!!t pe(t'm5')!n d!n pe(&em5!ng!nAnak laki=laki ' bulan, berat badan 0 kg, panjang badan ; m.

    2erkembanganA senyum & bulan, mengangkat kepala 7 bulan, duduk bulan,

    merangkak 8 bulan, berjalan dituntun ; bulan.

    *esanA pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur.

    3.3 /BJEKTI%

    *eadaan umum A Fukup

    *esadaran A Fompos :entis

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    20/46

    5eher A4idak ada pembesaran kelenjar getah bening

    4idak ada tortikolis

    Dada ASimetris kanan kiri4idak ada retraksi

    3antung AS S& tunggal

    :urmur L 9allop =

    2aru=paru A>esikuler kanan kiri

    "hee%ing =, rhonki =

    bdomen ASoefl, meteorismus Q, bising usus Q, asites =

    #epar dan lien tidak teraba

    4urgor baik

    9enetalia A5aki=laki, tidak ditemukan kelainan, belum sunat

    ?kstremitas Aakral hangat, oedema pada kedua tangan dan kaki, F+4 M

    & detik, +ash (=), 2tekie (=)

    Status neurologis A9FS 7-, kaku kuduk =

    PE6E0IKSAAN LAB/0AT/0IU6

    4anggal '& 3uni &'-

    N

    o

    Jenis

    PemeriksaanHasil Nilai Normal

    I. D!(!) Leng&!p

    #emoglobin ',; 0 bulan=& tahunA ',-=1 g6dl

    & 2F> 1& 0 bulan=& tahunA 11=18/

    1 4rombosit -'.''' -'.'''=''.'''6mm

    7 5eukosit 7.1' '''=0'''6mm

    - Diff.Fount =66116&67 '=6'=16&-='6=767=/

    II. #l'&os! D!(!)

    9ula Darah ak MP &'' mg6dl

    III. Im'nose(ologi

    F+2 2ositif titer omiting

    Dehidrasi sedang

    :ild :alnutrition

    Dengue ever dd Dengue #emorrhagi ever

    3." PLANNIN#

    4erapiA

    +ehidrasi A I>D +5 7;' dalam 1 jam maintenane ssering

    0''6&7 jam

    Sanmol injeksi 1 O 0' mg

    20

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    21/46

    mbroOol syr 1 O th 6&

    Furvit syrup dd th R

    :akan dan minum ditingkatkan, bila memungkinkan diberi nutrisi

    lebih banyak

    +aat inap di :aar

    DiagnosaA

    D5 ulang

    :onitoringA

    4anda tanda vital (Suhu, akral)

    rekuensi BB

    rekuensi muntah

    #ematokrit

    4anda kebooran plasma

    21

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    22/46

    %/LL/7 UP

    1 3uni &'-

    Sakit hari keA 7

    7 3uni &'-

    Sakit hari keA -

    - 3uni &'-

    Sakit hari keA S'5$e&tif

    *eluarga mengatakan BB air O

    dalam semalam 5endir (=) Darah (=).

    2anas (Q) Batuk grok=grok (Q) 2ilek

    (=) :untah O tadi malam Sesak (=)

    B* Q , jernih

    :akan6minum =6 Q banyak

    S'5$e&tif

    *eluarga mengatakan BB air 1O

    sehari air Q ampas arna kuning

    5endir (=) Darah (=). 2anas (Q) Batuk

    grok=grok (Q) 2ilek (=) :untah O

    Sesak (=) nak reel, menangis terus.

    B* Q , jernih

    :akan6minum =6Q

    S'5$e&tif

    *eluarga mengatakan 2anas (=) Batuk(=)

    2ilek (=) :untah (=) Sesak (=)

    B* Q, jernih. BB (=) nak reel,

    menangis terus dari kemarin.

    :akan6minum =6 Q air putih,susu tidak

    mau. :unul ruam di tangan dan kaki

    sejak kemarin malam. *aki terlihat

    bengkak.

    /5$e&tif

    *@A lemah

    *esadaranA F:

    SuhuA 7'oF

    ++A &; O6menit#+A '; O6menit

    *65A a6i66dA =6=6=6=

    2embesaran *9B =

    2F# =

    DadaA simetris, retraksi =

    2ulmoA vesikuler, h =, rh =

    3antungA S S& tunggal, murmur =

    bdomenA asites8, met =, bising usus

    Q, hepar dan lien tidak teraba, turgor

    baik

    9enitaliaA DBD.; Demam

    didapatkan pada ''/ bayi penderita infeksi dengue, baik, D maupun

    D#.;2enurunan nafsu makan juga dapat merupakan manifestasi dari D#

    pada bayi ditemukan pada 18/ dari penelitian di

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    30/46

    mungkin non spesifik dan dapat menyerupai gejala infeksi saluran nafas atas,

    ataupun gangguan gastrointestinal berupa diare. $leh karena itu

    kemungkinan diagnosa D maupun D# harus selalu dipikirkan pada setiap

    bayi dengan keluhan panas, baik dengan atau tanpa gejala penyerta lain.

    Demam pada penderita D# mungkin tidak bisa dibedakan dengan berbagai

    demam akibat berbagai agen infeksi lain, oleh karena itu manifestasi

    perdarahan pada anak yang sedang demam perlu diari, untuk memperkuat

    diagnosa. 2erlu diingat pula demam tinggi yang timbul akibat infeksi virus

    Dengue, dapat menyebabkan presipitasi terjadinya kejang pada anak=anak

    dengan ataupun tanpa riayat kejang demam sebelumnya terutama pada anak

    usia bulan hingga - tahun, terutama pada anak=anak dengan ambang batas

    kejang yang rendah dan kenaikan suhu tubuh yang overshoot. 2emberian

    antipiretik=analgetik pada bayi dengan D# sangat berguna untuk

    menurunkan suhu tubuh, yang dapat menegah terjadinya kejang demam,

    selain itu dapat juga berfungsi sebagai analgetik terhadap nyeri kepala, nyeri

    otot dan nyeri perut yang mungkin saja dialami oleh bayi tapi tidak dapat

    dikeluhkan karena belum dapat berbiara dan bayi hanya menangis.

    #epatomegali merupakan tanda dari pemeriksaan klinis yang sering

    ditemukan pada bayi dengan D#, menurut penelitian pada periode &''1=

    &''- di 2ethaburi 4hailand menjumpai 7 bayi dengan D#, hepatomegali

    ditemukan pada keseluruhan kasus.-

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    31/46

    dengan lendir jernih pada pasien, lendir yang jernih enderung

    mengindikasikan infeksi virus, serta pada pemeriksaan kepala tidak

    ditemukan hiperemi pada faring, sehingga menyingkirkan diagnosa faringitis.

    Selain diagnosa diatas, pada pasien juga ditegakkan diagnosa dehidrasi

    sedang berdasarkan tanda yang didapatkan pada pasien yaitu mata oong

    dan anak enderung haus dan banyak minum, anak tidak reel dan turgor

    masih baik (N& detik). Dehidrasi pada pasien dapat timbul sebagai akibat dari

    adanya diare dan vomiting yang menyebabkan kehilangan airan dan

    elektrolit dari tubuh. Dehirasi sedang pada pasien kemudian segera diatasi

    dengan rehidrasi, dengan ara pemberian airan +5 yang mengandung

    *alium yang ukup tinggi, mengingat ekskresi dari saluran erna terutama

    banyak mengandung kalium. 2ada pasien juga diusulkan pemeriksaan Serum

    ?lektrolit untuk mengetahui adanya gangguan elektrolit akibat adanya

    dehidrasi dan sekresi elelktrolit dari saluran erna.

    2ada pasien setelah follo up selama hari post :+S baru

    didapatkan manifestasi perdarahan, berupa ptekie spontan pada ruris deOtra

    dan sinistra. 2enurunan jumlah trombosit memudahkan terjadinya perdarahan

    pada pembuluh darah keil seperti kapiler yang bermanifestasi sebagai berak

    kemerahan. 2erdarahan terbanyak adalah perdarahan kulit6petekie (-8/), dan

    SSD dialami oleh 1&/ dari seluruh bayi dengan I>D.-#al ini sesuai dengan

    kriteria diagnosa D# yaitu didapatkan manifetasi perdarahan, minimal uji

    torniEuet positif. @ji torniEuet dan pengukuran tekanan darah tidak dilakukan

    seara rutin pada pasien bayi. 2ada pasien juga tidak dilakukan tes torniEuet,

    dengan alasan ketidaknyamanan pada anak bayi dan adanya pemeriksaan

    penunjang lain yang lebih spesifik. 2emeriksaan tes torniEuet (+umple 5eed)

    dapat positif dalam keadaan lain selain infeksi Dengue yaitu pada keadaan

    defisiensi vitamin F, I42, dan #enoh Solein purpura. 4anda perdarahan

    bisa didapatkan baik pada penderita D maupun D#, oleh karena itu dalam

    menentukan diagnosa D# selain tanda perdarahan perlu dibuktikan adanya

    kebooran plasma. 4anda kebooran plasma antara lain adanya peningkatan

    hematokrit N&'/ dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin,

    31

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    32/46

    penurunan hematokrit N&'/ setelah mendapat terapi airan, dibandingkan

    dengan nilai hematokrit sebelumnya. 4anda kebooran plasma lain seperti

    efusi pleura, asites, hipoproteinemia, hiponatremia. 2ada pasien tanda

    kebooran plasma yang ditemukan yaitu adanya hemokonsentrasi sebesar

    &-/ yang mendukung diagnosa D#. 2ada pasien tidak ditemukan asites

    maupun efusi pleura.

    2emeriksaan penunjang sederhana yang dapat dilakukan untuk

    menetapkan diagnosa D maupun D# adalah dengan melakukan

    pemeriksaan darah lengkap untuk menilai adanya leukopenia,

    trombositopenia dan kemungkinan adanya hemokonsentrasi. 5eukopenia

    didapatkan pada infeksi oleh agen viral, dimana keadaan trombositopenia

    disertai leukopenia lebih spesifik mengarah pada infeksi virus dengue,

    terutama bila disertai dengan klinis panas. Selain akibat infeksi virus,

    leukopenia dapat terjadi pada sepsis, leukimia, anemia aplastik, gangguan

    sistem imun (#I>6IDS, S5?, +emathoid rtritis), limfoma #odgkin,

    defisiensi folat, %ink, uprum. *eadaan trombositopenia juga dapat

    dihubungkan dengan berbagai kelainan lain seperti anemia aplastik, sepsis,

    I42 (Idiopatik 4rombositopenik 2urpura), #@S (#emolitik @remik

    Syndrome), penggunaan obat=obatan seperti sulfonamide, arbama%epine,

    digoOin, kina, dll. #emokonsentrasi &'/ merupakan syarat diagnosa

    D# menurut "#$. Sama seperti keadaan trombositopenia serta

    leukopenia, hemokonsentrasi dapat pula ditemukan pada keadaan selain D#,

    seperti dehidrasi. 2ada keadaan dehidrasi saja dapat ditemukan

    hemokonsentrasi, namun biasanya tidak disertai adanya trombositopenia.

    $leh karena itu interpretasi pemeriksaan penunjang tidak dapat dilakukan

    seara sepihak saja, melainkan diinterpretasikan seara bersama=sama dengan

    pemeriksaan penunjang lain didukung dengan data keadaan klinis pasien.

    namnesa dan pemeriksaan fisik memegang peranan paling penting dalam

    menegakkan diagnosa pada sebagian besar pasien, namun dalam keadaan

    tertentu, misalnya pada D# & hal ini saja tidak ukup, karena diperlukan

    32

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    33/46

    data pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis. 2ada pasien

    didapatkan tromositopenia dan leukopenia pada D5 pertama kali, hasil ini

    didukung dengan keadaan klinis pasien mendukung diagnosa D dengan

    diagnosa banding D#, karena bukti hemokonsentrasi ataupun kebooran

    plasma belum ditemukan. Dengan penegakan diagnosa D dapat dianalisis

    baha manifestasi panas, diare, mual, muntah, nafsu makan menurun, batuk

    dan pilek merupakan gejala dari infeksi virus Dengue pada pasien ini.

    *eadaan hemokonstentrasi dan dehidrasi dapat menunjukkan hasil

    laboratorium yang sama yaitu peningkatan hematokrit, dimana pada pasien

    keadaan hemokonsentrasi terjadi bersamaan dengan dehidrasi. 4anda yang

    dapat digunakan untuk membedakan kedua kondisi ini adalah melihat

    parameter lain, yaitu adanya trombositopenia pada pasien. 4rombositopenia

    terjadi akibat pemendekan umur trombosit akibat destruksi berlebihan oleh

    virus dengue dan sistem komplemen (pengikatan fragmen F1g)G depresi

    fungsi megakariosit, serta supresi sumsum tulang.

    :enurut "#$, adanya hemokonsentrasi dan trombositopenia seara

    bersamaan mengindikasikan D#. #emokonsentrasi diketahui dengan ara

    membandingkan nilai hematokrit tertinggi dan terendah kemudian dihitung

    presentase selisih hematokrit tersebut dimana pada D# hemokonsentrasi

    bermakna dengan nilai J &'/.

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    34/46

    2emeriksaan diagnostik dapat dilakukan dengan pemeriksaan isolasi virus,

    pemeriksaan serologi atau biologi molekular. Di antara tiga jenis uji etiologi,

    yang dianggap sebagai baku emas adalah metode isolasi virus.

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    35/46

    dengan gejala penyerta yang sering berupa gejala sistem pernafasan dan

    gastrointestinal, serta dapat timbul ruam makulopapular. ietnam menjumpai proporsi infeksi primer hampir ''/ diantaranya

    menjadi D#6DSS.-Beberapa penelitian juga menyebutkan baha D#6SSD

    pada bayi biasanya timbul pada infeksi dengue primer dengan hipotesis

    baha beratnya penyakit berhubungan dengan antibodi yang ditransmisikan

    seara vertikal dari ibunya.-Bayi di baah usia tahun yang pada keadaan

    normal memperoleh antibodi Ig9 anti dengue dari ibunya, keadaan ini

    menyebabkan bayi rentan mengalami D#6DSS pada infeksi primer.

    :enghilangnya antibodi yang diturunkan dari ibu tersebut terbukti

    berhubungan dengan usia punak I>D pada bayi, risiko D# bayi munul

    apabila antibodi maternal menapai kadar subneutrali%ing.-ntibodi dengue

    dari ibu akan didapatkan pada saat lahir di hampir semua bayi karena

    prevalensi tinggi pada populasi deasa (Balmaseda et all, data tidak

    dipublikasikan).; 2ada saat baru dilahirkan antibodi ibu melindungi bayi dari

    infeksi virus dengue, namun selanjutnya setelah Ig9 dikatabolisasi sehingga

    kadarnya terus menerus menurun, risiko mengalami D#6DSS meningkat.

    ntibodi yang diturunkan dari ibu akan menghilang pada 1, 7, , dan ; bulan

    bertut=turut 1/, ;/, 0&/, dan ;;/. Setelah menapai usia satu tahun,

    seluruh antibodi terhadap virus dengue yang didapat dari ibunya telah

    musnah.- ntibodi itu umumnya adalah Ig9 subklas dan mempertahankan

    spesiVsitasnya terhadap baik protein struktural maupun non struktural. Ig9

    subklas mungkin juga berperan besar dalam aktivasi komplemen dan

    terjadinya kebooran plasma. 2roses patogenesis yang dijumpai pada bayi

    dengan infeksi virus dengue tidak sepenuhnya dapat dijelaskan dengan model

    seondary heterologue infetion. ?pidemiologi I>D sesuai kelompok umur

    (termasuk patogenesis DBD pada bayi) lebih dijelaskan dengan konsep D?

    (antibody dependent enhanement). Derajat penyakit dalam presentasi klinis

    I>D pada bayi sangat berhubungan dengan respon imun pejamu. ktivasi

    35

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    36/46

    imun selular banyak berhubungan dengan besar derajat presentasi klinis

    dengue baik pada infeksi primer bayi maupun pada infeksi sekunder pada

    anak yang lebih tua.;2enemuan tersebut konsisten dengan adanya hubungan

    antara besarnya inWamasi sistem imun dengan kebooran plasma.

    2eningkatan bermakna kadar I

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    37/46

    4erapi airan pada D# 9rade I dan II menurut "#$ adalah dengan

    pemberian airan aal 0ml6kgBB6jam bila tanda vital, #b dan #t stabil,

    maka terapi airan diturunkan menjadi berturut=turut -ml6kgBB6jam dan

    1ml6kgBB6jam. :enurut konsenus IDI terbaru tentang terapi airan pada

    D# yang stabil, terapi airan rumatan dapat diturunkan hingga sebesar

    ,-ml6kgBB6jam. 2emberian airan dilakukan hingga &O&7 jam tanda vital,

    #b dan #t stabil, tidak ada perdarahan aktif dan diuresis ukup. Bila dengan

    terapi airan aal terdapat perburukan ataupun tidak ada perbaikan seara

    klinis, anak tetap gelisah, timbul distres nafas, frekuensi nadi meningkat,

    diuresis kurang dan #b serta #t tetap tinggi makan terapi airan dapat

    dinaikkan menjadi '=-ml6kgBB6jam. Bila dengan terapi airan yang

    dinaikkan masih terjadi perburukan klinis maka anak dapat di berikan terapi

    airan koloid ataupun transfusi darah segar sesuai indikasi. 4erapi airan pada

    pasien memang tidak sesuai dengan pedoman terapi airan "#$, namun hal

    ini ukup beralasan, karena keadaan klinis pasien stabil dan tidak

    menunjukkan tanda perlunya resusitasi airan. Fairan aal yang dipilih

    adalah airan *ristaloid, dalam kasus ini yang dipilih adalah assering.

    ssering dipilih karena keunggulannya yaitu tidak mengandung laktat. 5aktat

    menimbulkan efek yang merugikan pada pasien infeksi Dengue, dalam kasus

    ini D#, karena metabolisme laktat yang terjadi pada hepar. Dimana pada

    kasus ini telah terbukti adanya gangguan fungsi hepar dilihat dari nilai tes

    fungsi hepar yang abnormal. ssering mengandung asam asetat yang

    metabolismenya terjadi dalam otot sehingga tidak memberatkan fungsi hepar.

    Selama terapi airan pada D# perlu dimonitor tanda bahaya berupa

    kemungkinan terjadinya shok (akral dingin, tensi turun6tidak terukur, F+4

    memanjang,pulse pressuremelebar) yang memerlukan resusitasi airan lebih

    agresif. 2erlu juga dimonitoring tanda=tanda overload terapi airan yang

    dapat bermanifestasi sebagai edema, atau ronki pada paru.

    2ada pasien saat fase konvalesen didapatkan ruam ptekial pada tangan

    serta kaki, yang la%im disebut dengan shoe and handglove like appearene.

    +uam pada pasien didapatkan mulai hari sakit ke= (-66&'-) dimana ruam

    37

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    38/46

    didapatkan bersamaan dengan nilai trombosit yang mulai menunjukkan tren

    meningkat. #al ini sesuai dengan teori yang menyebutkan ruam konvalesen

    munul pada fase konvalesen. +uam ini dapat munul baik pada penderita

    D maupun D#. +uam konvalesen memiliki karakteristik berupa ptekial

    konfluens yang mengelilingi area kulit normal yang berarna puat dan

    tersebar. +uam ini sering digambarkan sebagai white island in the sea o

    red!. 2asien pulang paksa pada hari ke=8 panas, dengan keadaan sudah bebas

    panas & hari, gejala klinis telah membaik, makan dan minum baik, tidak ada

    distres nafas, nilai hematokrit enderung turun ke nilai normal, dan hitung

    trombosit 70.'''6mm1. *eadaan pasien pada saat pulang telah ukup baik

    dan stabil, namun berdasarkan kriteria pemulangan pasien, masih ada kriteria

    pasien pulang yang belum terpenuhi. *riteria pemulangan pasien :+S

    dengan infeksi virus Dengue antara lain tidak demam selama &7 jam tanpa

    antipiretik, nafsu makan membaik, seara klinis tampak perbaikan, tidak ada

    distress pernafasan, tiga hari setelah syok teratasi, hematorit stabil, jumlah

    trombosit N -'.'''6ml. *riteria pemulangan pasien yang belum terpenuhi

    pada saat pemulangan By. Diko adalah hitung trombosit lebih dari

    -'.'''6mm1. 2emulangan pasien sebelum nilai hitung trombosit lebih dari

    -'.'''6mm1memiliki resiko kemungkinan terjadinya perdarahan alaupun

    perjalanan penyakit pasien telah memasuki fase konvalesen dan memiliki tren

    jumah trombosit yang semakin meningkat. 2rognosis pada pasien adalah

    baik, karena selama perjalanan penyakit, seara klinis tidak ditemukan tanda

    syok dan keadaan klinis pasien stabil.

    .3. TAN>A JA7AB

    . :anifestasi klinis pada infeksi primer dan infeksi sekunder oleh virus Dengue

    apakah dapat dibedakan dari gejala klinisnyaX :embedakan infeksi primer dan

    sekunder apakah berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang sajaX

    :anifestasi klinis pada infeksi Dengue primer dan sekunder dapat sama ataupun

    berbeda, namun biasanya manifestasi klinis infeksi Dengue primer akan munul

    sebagai demam yang tidak spesifik maupun asimptomatis, karena belum adanya

    38

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    39/46

    antiodi spesifik yang terbentuk terhadap virus Dengue sehingga respon terhadap

    infeksi belum memberikan gejala yang hebat. Infeksi sekunder oleh virus

    Dengue biasanya memiliki manifestasi lebih berat daripada infeksi primer,

    biasanya timbul sebagai D ataupun D# dan bila terdapat komorbid atau

    koinfeksi dapat bermanifestasi sebagai Expanded Dengue Syndrome. 2ada

    laporan kasus infeksi pada By. Diko adalah infeksi primer namun memberikan

    gejala klinis sebagai D#, manifestasi infeksi primer pada bayi, anak maupun

    deasa seharusnya nampak sebagai demam yang tidak terdiferensiasi dari

    infeksi viral lain. D pada bayi, risiko D# bayi munul apabila antibodi

    maternal menapai kadar subneutrali%ing, artinya proteksi pada infeksi dengue

    sudah tidak optimal, malah antibodi ini akan mensensitisasi tubuh untuk sintesis

    faktor=faktor inflamasi yang akan memberatkan gejala infeksi Dengue. ntibodi

    dengue dari ibu akan didapatkan pada saat lahir di hampir semua bayi di daerah

    endemis Dengue. ntibodi yang diturunkan dari ibu akan menghilang pada 1, 7,

    39

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    40/46

    , dan ; bulan bertut=turut 1/, ;/, 0&/, dan ;;/. 4ingginya kadar antibodi

    berhubungan dengan tingkat keparahan manifestasi infeksi virus Dengue,

    kemungkinan bila terkena pada usia yang lebih aal dengan kadar antibodi yang

    tinggi, manifestasinya pada bayi dapat lebih hebat. Salah satu ara membuktikan

    transfer antibodi ini adalah mengeek kadar antibodi Ig 9 antidengue pada darah

    ibu, hal ini dapat membuktikan baha kekebalan pada bayi berasal dari transfer

    antibodi seara vertikal pada trimester III kehamilan.

    1. pa alasan memilih assering daripada +5 sejak hari pertama pada By. Diko

    padahal belum ada bukti gangguan hepar dan hasil tes fungsi hati baru ada pada

    hari ke=X

    ssering dipilih sebagai airan maintenae pada By. Diko alaupun belum ada

    bukti gangguan hepar pada pasien adalah berdasarkan patogenesis dari virus

    Dengue yang dapat menyerang sel=sel hepar terutama sel *upffer yang dapat

    dilihat dari hasil laboratorium sebagai peningkatan en%im hati. ssering dipilih

    karena keunggulannya yaitu tidak mengandung laktat. 5aktat menimbulkan efek

    yang merugikan pada pasien infeksi Dengue karena metabolisme laktat yang

    terjadi pada hepar. ssering mengandung asam asetat yang metabolismenya

    terjadi dalam otot sehingga tidak memberatkan fungsi hepar.

    7. :engapa angka kejadian Demam Berdarah Dengue semakin tinggi sekarang

    iniX Bagaimana penegahan yang efektifX

    ngka demam berdarah yang semakin tinggi dapat dikaitkan dengan

    meningkatnya jumlah penduduk dan semakin padatnya lingkungan perumahan.

    #al ini mendukung semakin banyaknya transmisi virus Dengue. Selain itu

    kemungkinan penegahan yang dilakukan dimasyarakat kurang maksimal akibat

    pengetahuan masyarakat tentang penegahan terhadap gigitan nyamuk Aedes

    aegypti kurang memadai, alaupun 1: plus sudah banyak disosialisasikan.

    2enegahan yang efektif tidak hanya melibatkan masyarakat namun juga dinas

    kesehatan, setiap kejadian Demam Berdarah seharusnya dilaporkan dan dinkes

    seharusnya merespon dengan studi epidemiologis di daerah tersebut, salah

    satunya dikaitkan dengan ngka Bebas 3entik (B3), yang seharusnya diatas

    40

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    41/46

    ;-/, bila B3 dibaah ;-/ mengindikasikan untuk dilakukan tindakan fogging

    dan abatisasi.

    -. Bila seseorang mengalami SSD jumlah airan yang diberikan kapan 'ml6kg

    BB kapan &'ml6kg BBX

    Sesuai dengan tatalaksana SSD menurut "#$ dapat diberikan airan kristaloid

    sejumlah &' ml6kg seepatnya (biasanya dalam 1' menit) dan keadaan klinis

    pasien dipantau apakah syok sudah teratasi atau pasien mengalami overload

    airan. Bila syok teratasi pemberian airan diturunkan perjam menjadi ', 0, -,

    1, .-ml6kg BB6jam. Bila syok tidak teratasi pemberian kristaloid sebanyak

    &'ml6kg BB seepatnya dapat diulang kembali dan bila perlu dapat ditambahkan

    koloid atau plasma '=&'ml6kg BB. 4anda=tanda syok yang membaik yaitu F+4

    M & detik, akral hangat, kering, merah, nadi kuat angkat, tekanan darah normal

    dan terukur sesuai usia, tekanan nadi lebar. Sedangkan tanda=tanda overload

    airan dapat timbul sebagai odem (palpebra, ekstremitas), asites yang semakin

    parah, efusi pleura dengan sesak yang bertambah, suara nafas ronki, juga dapat

    munul pada bayi dengan hepatomegali yang munul mendadak. 4anda overload

    airan dan syok yang teratasi harus dimonitor, dan berdasarkan tanda=tanda ini

    berapa kebutuhan airan serta kapan harus memulai dan menghentikan resusitasi

    diputuskan.

    . pabila seorang anak yang sedang diraat akibat menderita D ataupun D#

    kemudian di tengah perjalanan penyakitnya pasien tersebut kembali digigit

    nyamuk yang mengandung virus Dengue, apa yang akan terjadi terhadap

    perjalanan klinis penyakitnyaX

    pabila seseorang telah terinfeksi salah satu serotipe virus Dengue, maka akan

    munul kekebalan spesifik seumur hidup terhadap virus tersebut, namun tidak

    memiliki kekebalan terhadap virus serotipe lain, hanya mendapatkan kekebalan

    sementara saja terhadap serrotipe virus lain. :aka pada anak yang terinfeksi

    virus Dengue, kemungkinan besar anak tersebut akan imun sementara aktu

    terhadap infeksi Dengue serotipe lain, sehingga kemungkinan besar virus

    serotipe lain tersebut tidak menimbulkan gejala klinis baru. 2erjalanan klinis

    41

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    42/46

    pasien tersebut akan mengikuti perjalanan klinis infeksi virus Dengue yang

    menginfeksinya di aal saja.

    0. 2emeriksaan

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    43/46

    43

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    44/46

    BAB =

    KESI6PULAN

    . Dengue #emorrhagi ever (D#) adalah manifestasi penyakit infeksi virus

    Dengue yang sering dijumpai pada bayi dengan gejala utama demam dan.

    9ejala penyerta lain dapat nonspesifik berupa gejala traktus respiratori (batuk,

    pilek), gejala gastrointestinal (diare, nyeri perut).

    &. *riteria diagnosis D# ADemam akut dengan onset durasi &=0 hari,

    manifestasi perdarahan, yang ditunjukkan dengan salah satu diantaranyaA tes

    tourniEuet positif, petekie, ekimosis atau purpura, perdarahan dari mukosa,

    traktus gastrointestinal, lokasi injeksi, atau lokasi lain, hitung trombosit H''

    ''' sel6mm1,terdapat minimal tanda kebooran plasma (peningkatan

    hematokrit N&'/ dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin.

    2enurunan hematokrit N&'/ setelah mendapat terapi airan, efusi pleura,

    asites, hipoproteinemia, hiponatremia)

    1. 2enatalaksanaan D# bersifat simtomatik yaitu mengobati gejala penyerta

    dan suportif yaitu mengganti airan yang hilang.7. Infeksi primer Dengue pada bayi sering bermanifestasi sebagai D# pada

    negara endemis infeksi Dengue, oleh karena itu pemantauan klinis dan

    laboratoris yang teliti dapat memperbaiki prognosis dan menegah komplikasi

    syok.

    44

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    45/46

    DA%TA0 PUSTAKA

    . "orld #ealth $rgani%ation. &''. 2revention and ontrol of dengue and

    dengue haemorrhagi feverA omprihensive guidelines.

  • 7/23/2019 DB edited.docx

    46/46

    . *alayanaarooj S,