daya tetas telur aedes aegypti berdasarkan lama ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin...

26
DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA PENYIMPANAN DI KOTA BOGOR SAADILAH MURSID FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Upload: doannhan

Post on 21-Mar-2019

290 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti

BERDASARKAN LAMA PENYIMPANAN

DI KOTA BOGOR

SAADILAH MURSID

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar
Page 3: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Daya Tetas Telur

Aedes aegypti Berdasarkan Lama Penyimpanan di Kota Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari hasil karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2016

Saadilah Mursid

NIM B04100106

Page 4: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

ABSTRAK

SAADILAH MURSID. Daya Tetas Telur Aedes aegypti Berdasarkan Lama Penyimpanan di Kota Bogor. Dibimbing oleh UPIK KESUMAWATI HADI dan SUPRIYONO.

Ovitrap merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi kehadiran nyamuk Aedes aegypti di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya tetas telur nyamuk Aedes aegypti. Koleksi telur dilakukan pada sembilan kelurahan di Kota Bogor dengan memasang ovitrap di dalam rumah selama enam hari. Telur hasil generasi F1 disimpan dalam suhu ruangan dan kelembaban 70−80% kemudian ditetaskan pada hari ke-0, 30, 60, 90, 120, 150, dan 180. Hasil penelitian menunjukkan dari sembilan kelurahan di Kota Bogor memiliki rentang indeks ovitrap dari 0.1 sampai 0.5. Daya tetas telur pada hari ke-0=69.27%, hari ke-30=52.22%, hari ke-60=31.11%, hari ke-90=17.78%, hari ke-120=13.33%, hari ke-150=12.22%, dan hari ke-180=2.22%. Daya tetas telur nyamuk Aedes

aegypti dipengaruhi oleh waktu simpan atau lama penyimpanan telur, semakin lama telur disimpan daya tetas telur semakin menurun. Kata kunci: Aedes aegypti, indeks ovitrap, daya tetas telur

ABSTRACT

SAADILAH MURSID. Eggs Hatchability of Aedes aegypti Based on

Storage Duration in Bogor City. Supervised by UPIK KESUMAWATI HADI and SUPRIYONO.

Ovitrap is a device used to detect the presence of Aedes aegypti mosquitoes

in an area. The aim of this research was to study the efectivity of ovitrap and Ae.

aegypti egg hatchability. The eggs were collected from nine villages in Bogor by

installing ovitrap in the house for six days. The F1 generation eggs were stored in

room temperature and humidity and were hatched after stored for 0, 30, 60, 90,

120, 150, and 180 days. The result showed that ovitrap index from nine villages in

Bogor City have a range ovitrap index from 0.1 until 0.5. The eggs hatching on 0

day were 69.27%, 30th=52.22%, 60

th=31.11%, 90

th=17.78%, 120

th=13.33%,

150th

=12.22%, 180th

=2.22%. The eggs hatchability of Ae. aegypti were affected

by duration of storage, the eggs hatching decreasing along with the increasing of

store period.

Keywords: Aedes aegypti, index ovitrap, eggs hatchability

Page 5: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti

BERDASARKAN LAMA PENYIMPANAN

DI KOTA BOGOR

SAADILAH MURSID

B04100106

Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 6: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar
Page 7: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar
Page 8: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Skripsi dengan judul Daya Tetas Telur Aedes aegypti Berdasarkan Lama Penyimpanan di Kota Bogor merupakan salah satu syarat kelulusan studi program sarjana di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Drh Upik Kesumawati Hadi, MS PhD, dan Drh Supriyono, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan, dorongan, kritik, dan saran yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi ini. Disamping itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf Laboratorium Entomologi IPB yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Ayahanda Amin (alm) dan Ibunda Supiani (alm) serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis menghargai untuk saran yang diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.

Bogor, September 2016

Saadilah Mursid

Page 9: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Nyamuk Aedes aegypti 2

Telur Nyamuk Aedes aegypti 3

Perangkap Telur (Ovitrap) 3

Fungsi Ovitrap 4

Jenis Ovitrap 4

METODE 5

Waktu dan Tempat Penelitian 5

Pengambilan Sampel 6

Penghitungan Indeks Ovitrap 6

Pemeliharaan Nyamuk 6

Penetasan telur 6

Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Efektivitas Ovitrap Nyamuk Aedes aegypti 7

Daya Tetas Telur Terhadap Lama Penyimpanan 8

SIMPULAN DAN SARAN 10

Simpulan 10

Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

LAMPIRAN 14

RIWAYAT HIDUP 16

Page 10: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

DAFTAR TABEL

1 Indeks Ovitrap Telur Ae. aegypti di Dalam Rumah pada 9 Kelurahan di Kota Bogor 7

2 Persentase (%) Daya Tetas Telur Ae. aegypti Berdasarkan Lama Penyimpanan 9

DAFTAR GAMBAR

1 Nyamuk Ae. aegypti dewasa 2 2 Ovitrap standar 4 3 Autocidal ovitrap 5 4 Lethal ovitrap 5 5 Hubungan Persentase Daya Tetas Telur

dengan Lama Penyimpanan 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji analisa ragam (ANOVA) daya tetas telur 14 2 Data iklim bulanan BMKG Kota Bogor tahun 2014 15

Page 11: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus Dengue. Di Indonesia demam berdarah dengue pertama kali ditemukan di Kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka kematian 41,3%. Sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia (Soepardi 2010).

Berbagai teknik pengendalian nyamuk telah dilakukan untuk mengurangi populasi Aedes aegypti. Bentuk pengendalian ini dilakukan secara mekanik, biologi, dan kimiawi. Pengendalian yang paling populer saat ini adalah pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida karena bekerja lebih efektif dan dengan hasil cepat terlihat bila dibandingkan dengan pengendalian biologis. Namun penggunaan insektisida yang terus menerus dan tidak terbatas mempunyai dampak negatif antara lain pencemaran lingkungan, kematian predator nyamuk, resistensi serangga sasaran, dan dapat membunuh hewan peliharaan, bahkan juga manusia.

Berbagai upaya pengendalian vektor DBD telah dilakukan akan tetapi belum mampu menurunkan angka kejadian demam berdarah di masyarakat secara maksimal. Hasil beberapa penelitian menunjukkan adanya resistensi nyamuk Ae.

aegypti terhadap insektisida yang dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya, sehingga semakin kompleks permasalahan pengendalian vektor DBD (Ramadhani dan Bondan 2013). Program pengendalian Aedes sp. di berbagai negara termasuk Indonesia pada umumnya kurang berhasil, karena hampir sepenuhnya bergantung pada pengasapan (fogging) untuk membunuh nyamuk dewasa. Kegiatan fogging membutuhkan biaya besar yang dapat menimbulkan resistensi vektor akibat penggunaan dosis yang tidak tepat (Baskoro dan Nalim 2007). Beberapa penelitian juga melaporkan resistensi Ae. aegypti terhadap beberapa insektisida seperti organofosfat, malathion, allethrin, permethrin, dan cypermethrin (Astari dan Ahmad 2005).

Metode pengendalian Ae. aegypti tanpa insektisida yang berhasil menurunkan densitas vektor dibeberapa negara adalah penggunaan perangkap telur (ovitrap). Alat ini dikembangkan pertama kali oleh Fay dan Eliason (1966), kemudian digunakan oleh Central for Diseases Control and Prevention (CDC) dalam survei Ae. aegypti. Modifikasi ovitrap dengan menambahkan zat atraktan terbukti dapat meningkatkan jumlah telur yang terperangkap (Polson et al. 2002). Dalam proses pengendalian diperlukan informasi yang tepat terkait dengan perkembangan dinamika biologi nyamuk Ae. aegypti, di antaranya adalah kemampuan telur bertahan di lingkungan kering dan daya tetasnya. Penelitian yang berkaitan dengan daya tetas telur Ae. aegypti setelah disimpan lama belum pernah dilakukan. Informasi ini penting untuk memprediksi daya tetas telur di lapangan.

Page 12: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari daya tetas telur nyamuk Ae.

aegypti setelah disimpan selama 0 sampai dengan 180 hari pada suhu ruangan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berguna sebagai masukan dalam pengendalian vektor nyamuk Ae. aegypti di Kota Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA

Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti termasuk kedalam famili Culicidae, penyebaran nyamuk ini bersifat kosmopolit atau terdapat diseluruh dunia mulai dari tropis sampai subtropis. Menurut Clements (1963) klasifikasi Ae. aegypti adalah sebagai berikut: Filum : Invertebrata Kelas : Insecta Ordo : Diptera Sub ordo : Nematocera Famili : Culicidae Sub famili : Culicinae Genus : Aedes

Spesies : Ae. aegypti

Gambar 1. Nyamuk Ae. aegypti dewasa (Sumber: ICPMR 2002)

Nyamuk Ae. aegypti adalah serangga berukuran kecil memiliki corak hitam putih pada bagian toraks (dada), abdomen (perut), dan tungkai (kaki). Nyamuk Ae. aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kakinya (Gambar 1). Nyamuk Ae. aegypti mempunyai bintik-bintik pada badannya terutama pada kaki (Christophers 1960). Pada nyamuk jantan mempunyai antena yang memilki banyak bulu, sehingga disebut antena plumose, sedangkan pada betina memilki antena sedikit bulu yang

Page 13: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

3

disebut antena pilose (Christophers 1960). Nyamuk jantan pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dari betina. Nyamuk betina menghisap darah sedangkan jantan menghisap nektar dari bunga tanaman.

Telur Nyamuk Ae. aegypti

Telur Ae. aegypti berwarna hitam, tampak bulat panjang dan berbentuk oval dengan ukuran ± 0,80 mm. Di bawah mikroskop pada dinding luar telur (exochorion) tampak garis-garis yang membentuk gambar seperti sarang lebah. Di alam bebas telur nyamuk ini diletakkan satu persatu menempel pada dinding atau tempat perindukan pada tempat yang lembab atau sedikit mengandung air (Hadi dan Koesharto 2006).

Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 hari pada suhu 30°C atau 7 hari pada suhu 16°C. Telur Ae. aegypti dapat bertahan hidup pada kondisi kering hingga mencapai berbulan-bulan pada suhu antara -2°C sampai dengan 42°C (Soedarmo 1988). Telur yang berumur sama tidak menetas pada saat yang bersamaan, telur yang berumur sama dan diletakkan dalam suatu kontainer memerlukan waktu 3−12 hari untuk menetas (Soedarmo 1988). Telur yang baru keluar dari induknya memerlukan peresapan air selama jangka waktu tertentu sebelum dapat bertahan lama terhadap pengeringan dan temperatur rendah. Menurut Rahmawati (2004) setelah 6 jam telur menetas maka terbentuklah larva instar satu, selanjutnya akan mengalami perkembangan menjadi instar dua (L2) dalam waktu 48 jam kemudian, berkembang menjadi instar tiga (L3) dalam waktu 24 jam, dan menjadi instar empat (L4) dalam waktu 24 jam. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan larva adalah 4 hari. Niendria (2011) melaporkan telur menetas menjadi larva dalam waktu 1−2 hari pada suhu antara 26−30°C dengan kelembaban antara 68%−82%. Perkembangan larva dapat diperpanjang sampai 10 hari pada suhu rendah (10°C).

Perangkap Telur (Ovitrap)

Ovitrap secara bahasa dapat diartikan sebagai perangkap telur. Ovi berarti telur dan trap berarti perangkap, sehingga dapat didefinisikan sebagai perangkap telur nyamuk sederhana. Ovitrap adalah alat perangkap nyamuk untuk bertelur di dalamnya. Telur akan berkembang menjadi nyamuk dewasa, dan akan terperangkap di dalam ovitrap, sampai mati (Tanjung 2011).

Ovitrap adalah perangkat untuk mendeteksi kehadiran Ae. aegypti dan Ae.

albopictus. Penggunaan ovitrap ini dilakukan pada saat populasi rendah dan survei larva tidak efektif (misalnya BI < 5). Secara khusus, ovitrap digunakan untuk mendeteksi infestasi nyamuk ke area baru yang sebelumnya telah dieliminasi (Rakkang et al. 2013).

Ovitrap diletakkan di dalam dan di luar rumah pada tempat yang gelap dan lembab. Ovitrap yang dibuat berwarna hitam menarik nyamuk betina bertelur di dalam ovitrap. Telur akan menetas dan memasuki stadium larva, maka larva nyamuk tersebut akan mati di dalam perangkap karena di dalam ovitrap telah terdapat temefos dengan konsentrasi 0,05 gram pada 0,5 liter air (Tanjung 2011).

Page 14: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

4 Fungsi Ovitrap

Hasil penelitian tentang ovitrap sebelumnya telah menunjukkan bahwa ovitrap memiliki fungsi monitoring dan pengendalian Aedes sp. Kelebihan dari survei entomologi dengan menggunakan ovitrap adalah menghasilkan data yang lebih spesifik, lebih ekonomis, dan sensitif untuk pengambilan sampel populasi dengan area yang lebih luas. Namun, penggunaan ovitrap sebagai metode pengukuran kepadatan nyamuk belum banyak diaplikasikan penggunaannya. Penggunaan ovitrap lebih ditekankan untuk monitoring Aedes sp, perlu juga diperhatikan indeks ovitrap sebagai salah satu acuan dalam interpretasi data (Puspitasari dan Diah 2012). Ovitrap yang positif merefleksikan kepadatan nyamuk dewasa yang berguna sebagai alat surveilans vektor Aedes sp. Selain itu dapat menggambarkan infestasi nyamuk yang sebenarnya di suatu wilayah, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kerawanan wilayah dengan memperhitungkan nilai indeks ovitrap (Wong et al. 2007).

Jenis Ovitrap

Ovitrap standar Ovitrap yang standar berupa tabung gelas kecil bermulut lebar yang dicat

hitam di bagian luarnya. Tabung gelas tersebut dilengkapi dengan tongkat kayu yang dijepit vertikal di bagian kasarnya menghadap ke arah dalam. Tabung diisi air sampai seperempat hingga tiga perempatnya dan ditempatkan di lokasi yang diduga menjadi habitat nyamuk, biasanya di dalam atau di sekitar lingkungan rumah (Gambar 2). Ovitrap ditempatkan di dalam dan di luar rumah yang diduga menjadi habitat nyamuk Aedes sp (Rakkang et al. 2013).

Autocidal ovitrap

Autocidal ovitrap merupakan jenis ovitrap yang menggunakan suatu tabung silinder berwarna gelap dengan diameter 10 cm dengan salah satu ujung tertutup rapat dan ujung lainnya terbuka (Gambar 3). Tabung tersebut diisi air tawar kemudian ditutup dengan kasa nylon. Secara periodik air dalam tabung ditambah untuk mengganti peguapan yang terjadi. Nyamuk yang bertelur di dalam ovitrap ini telurnya akan menetas menjadi larva di dalamnya kemudian akan menjadi nyamuk dewasa yang tetap terperangkap di dalam tabung (Palgunadi et al. 2011).

Gambar 2. Ovitrap standar (Deschamps 2005).

Page 15: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

5

Gambar 3. Autocidal ovitrap (Ooi et al. 2006)

Lethal ovitrap

Lethal ovitrap (LO) adalah varian nama untuk ovitrap hasil modifikasi yang dapat membunuh nyamuk Aedes (Gambar 4). LO adalah suatu perangkap untuk tempat bertelur nyamuk Aedes yang pada bagian atasnya diberi kasa nylon direkatkan pada cincin gabus dan diisi dengan atraktan. Alat ini dibuat dari bekas kaleng silinder, dicat hitam, dan ditutup dengan kassa. Lethal ovitrap dibuat untuk membunuh nyamuk, dikarenakan nyamuk yang akan bertelur bersentuhan dengan ovistrip (oviposition trip) yang mengandung insektisida dan dalam waktu relatif singkat akan mati (Gambar 4) (Sayono 2008).

Gambar 4. Lethal ovitrap (Rakkang et al. 2013)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi Kesehatan, Divisi Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September 2014 sampai dengan Februari 2015 di sembilan kelurahan yang ada di Kota Bogor meliputi Kelurahan Kayumanis, Sukadamai, Ciluar, Kedunghalang, Ciwaringin, Panaragan, Pamoyanan, Harjasari, dan Semplak.

Page 16: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

6

Pengambilan Sampel

Sampel telur Ae. aegypti diperoleh dengan menempatkan ovitrap pada rumah penduduk dibeberapa kelurahan di Kota Bogor. Setiap kelurahan dipilih rumah secara acak yang diduga terdapat nyamuk Ae. aegypti. Ovitrap diletakkan di dalam rumah selama 6 hari.

Penghitugan Indeks Ovitrap

Telur yang terperangkap di dalam ovitrap dilakukan penghitungan dari masing-masing tempat pengambilan sampel di Kota Bogor. Penghitungan dilakukan dengan melihat ovitrap yang berisikan telur. Hasil data ini kemudian akan dipakai sebagai indeks ovitrap.

Pemeliharaan Nyamuk

Telur nyamuk hasil koleksi kemudian ditetaskan menjadi larva pada wadah plastik (tray) berukuran (20 x 30 x 5) cm3 yang berisi air. Larva diberi makan rebusan hati ayam dan dipelihara sampai menjadi pupa. Pupa akan dipindahkan ke dalam gelas plastik kemudian diletakkan di kandang pemeliharaan nyamuk (40 x 40 x 60) cm3 lalu dipelihara menjadi nyamuk dewasa.

Nyamuk yang telah dewasa umur 2−3 hari diberi makan darah marmut. Pemberian darah marmut untuk nyamuk betina dilakukan selama 1 jam untuk pemasakan telur. Selain itu, dalam kandang pemeliharaan juga diletakkan air gula 10% yang ditempatkan pada botol-botol kecil yang diberi kapas. Setelah 2−3 hari menghisap darah, di dalam kandang pemeliharaan dipasang ovitrap yang berupa gelas plastik yang diberi air dan kertas saring yang melingkar di permukaan dalam dari gelas plastik. Apabila generasi pertama (F1) telah terkumpul dengan cara yang sama telur-telur tersebut disimpan.

Penyimpanan telur dilakukan dengan mengambil kertas saring yang berisikan telur Ae. aegypti yang berada di dalam gelas, kemudian ditiriskan dan diletakkan pada kotak penyimpanan khusus. Telur kemudian ditetaskan berdasarkan waktu periode penyimpanan yaitu 0−180 hari. Pada setiap periode ditetaskan masing-masing 10 butir dari masing-masing wilayah sebagai pengulangan.

Penetasan Telur

Penetasan telur dilakukan sesuai dengan lama penyimpanan telur. Telur

ditetaskan di dalam gelas plastik bervolume 250 ml. Gelas tersebut diisi air sebanyak 200 ml dan ditutup dengan kain kasa agar nyamuk lain tidak bertelur di

Page 17: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

7

dalamnya. Telur dibiarkan selama 7 hari dengan maksud agar telur dapat menetas secara maksimal.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari jumlah telur dan daya tetas telur dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu uji ANOVA one way untuk mengetahui perbedaan secara signifikan atau nyata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efektivitas Ovitrap Nyamuk Ae. aegypti

Penghitungan indeks ovitrap dilakukan berdasarkan jumlah ovitrap positif dengan telur dibandingkan dengan jumlah ovitrap yang diletakkan. Nilai indeks ovitrap yang didapatkan digunakan sebagai gambaran kepadatan telur nyamuk di Kota Bogor. Hasil perhitungan indeks ovitrap disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Indeks Ovitrap Telur Ae. aegypti di Dalam Rumah pada 9 Kelurahan di Kota Bogor

Indeks ovitrap digunakan sebagai indikator keberadaan nyamuk Ae. aegypti

dan digunakan untuk menunjukkan potensi yang tinggi populasi nyamuk di wilayah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan dari sembilan kelurahan di Kota Bogor memiliki rentang indeks ovitrap dari 0.1 sampai 0.5. Kelurahan Semplak memiliki indeks ovitrap tertinggi sebesar 0.5, sedangkan indeks ovitrap terendah terletak pada Kelurahan Panaragan sebesar 0.1. Hal ini menunjukkan setiap kelurahan memiliki rentang indeks ovitrap yang berbeda (Tabel 1). Indeks ovitrap sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi lingkungan, suhu dan kelembaban. Kelembaban rendah akan memperpendek umur nyamuk sehingga produksi telur juga akan menurun. Data BMKG Kota Bogor menunjukkan rata-

Page 18: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

8 rata kelembaban udara Kota Bogor saat pengambilan sampel adalah 73%. Hal ini juga selama pengambilan sampel terjadi musim penghujan. Nyamuk dapat berkembang biak secara optimal pada kelembaban tersebut. Kelembaban yang disukai nyamuk untuk berkembangbiak yaitu >60% (Martens 1997). Nugrahaningsih dan Aryanta (2010) menunjukkan bahwa ada korelasi antara kelembaban udara dengan keberadaan jentik nyamuk DBD. Suhu lingkungan juga akan mempengaruhi jumlah telur yang terperangkap pada ovitrap. Semakin nyaman suhu lingkungan maka akan membuat nyamuk berada pada puncak reproduksi. Menurut Christopher (1960) suhu optimum nyamuk untuk bereproduksi berkisar 24°C−28°C. Data BMKG Kota Bogor tahun 2014 menunjukkan suhu udara rata-rata adalah 26.3°C pada saat pengambilan sampel, artinya suhu tersebut berada pada kisaran suhu optimum nyamuk untuk bereproduksi.

Kepadatan penduduk pada setiap kelurahan mempengaruhi jumlah telur yang terperangkap pada ovitrap. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Bogor tahun 2014 jumlah penduduk Kelurahan Semplak adalah sebanyak 9663 jiwa, sedangkan kelurahan Panaragan sebanyak 7078 jiwa. Hal ini dikarenakan semakin padat penduduk disetiap kelurahan mengakibatkan nyamuk akan mudah mendapatkan darah. Nyamuk betina memerlukan darah sebagai sumber nutrisi dari telur yang akan ditetasnya.

Faktor perilaku manusia terhadap pengetahuan akan dampak yang ditimbulkan dari keberadaan nyamuk Ae. aegypti juga perlu diperhatikan. Masyarakat di Kelurahan Semplak pada musim kemarau mempunyai kebiasaan menampung air dikarenakan pasokan air yang tidak lancar. Akibatnya masyarakat sekitar memanfaatkan wadah berukuran besar untuk menyimpan air cadangan. Penampungan air pada tempat penyimpanan air (TPA) berhubungan dengan ketersediaan air bersih di wilayah tersebut. Masyarakat akan lebih banyak menampung air dalam berbagai TPA jika ketersediaan air bersih tidak mencukupi. Air yang tertampung pada TPA tersebut berperan dalam berkembangbiaknya nyamuk Ae. aegypti. Cahyaningtyas (2013) menunjukkan bahwa jumlah larva nyamuk Aedes spp di Kota Bogor paling banyak ditemukan pada bak mandi dan ember.

Daya Tetas Telur Terhadap Lama Penyimpanan

Daya tetas telur diperlukan untuk mengetahui kemampuan adaptasi nyamuk

terhadap lingkungannya. Pandujati (2009) membuktikan bahwa daya tetas telur Ae. aegypti pada air comberan lebih tinggi daripada air hujan, air sumur gali dan air rob. Daya tetas telur diperoleh dari jumlah telur menetas yang dihasilkan oleh nyamuk Ae. aegypti betina, pada setiap siklus bertelurnya. Daya tetas telur dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, nutrisi (pakan darah), umur nyamuk betina dan lama penyimpanan telur (Yatopranoto et al. 1998). Penelitian daya tetas telur difokuskan terhadap lama penyimpanannya. Daya tetas telur nyamuk Ae. aegypti

dapat diketahui dengan cara jumlah telur menetas dibagi dengan jumlah telur total dikali 100%.

Page 19: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

9

Tabel 2 Persentase (%) Daya Tetas Telur Ae. aegypti Berdasarkan Lama Penyimpanan

Gambar 5. Hubungan Persentase Daya Tetas Telur

dengan Lama Penyimpanan Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tetas telur tertinggi didapatkan

pada penyimpanan telur selama 0 hari sebesar 69.27%. Penetasan terendah terjadi pada hari ke 180 sebesar 2.22%. Daya tetas pada waktu penyimpanan umur 30, 60, 90, 120 hari menunjukkan hasil daya tetas yang baik yaitu sebesar 52.22%, 31.11%, 17.78%, 13.33%, dan 12.22%. Hasil tersebut menunjukkan lama penyimpanan berpengaruh terhadap daya tetas telur, dengan persamaan regresinya adalah y= -10.679x + 70.714 (Gambar 5). Hubungan antara lama penyimpanan berkorelasi berkorelasi negatif (r= -0.95), artinya semakin lama penyimpanan telur akan menurunkan daya tetas telur.

Hasil penelitian daya tetas telur terhadap lama penyimpanan pada Table 2 menunjukkan superscript yang berbeda. Umur telur 0 sampai dengan 90 hari menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada taraf (p<0.05), sedangkan pada umur 120 hari dengan 150 hari menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, kemudian antara umur 150 hari dengan 180 hari menujukkan hasil yang berbeda nyata. Hasil yang tidak berbeda nyata antara lama penyimpanan 120 hari dengan 150 hari disebabkan karena suhu dan kelembaban ruangan yang sama yakni 27°C.

Page 20: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

10 Berdasarkan hasil tersebut daya tetas tertinggi yaitu sebesar 69.47% pada penyimpanan telur selama 0 hari, hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunandini (2002) sebesar 62% pada lama penyimpanan 0 hari dan penelitian Mulyanti (2012) sebesar 67.4% pada lama penyimpanan 7 hari. Penelitian lain yang dilakukan Yulidar (2011) menghasilkan daya tetas telur yang tinggi sebesar 80.09% pada lama penyimpanan telur 7 hari. Hal ini dikarenakan oleh faktor pakan darah nyamuk yang digunakan berupa darah manusia, sedangkan pada penelitian Gunandini (2002) pakan darah yang digunakan adalah darah marmut.

Suhu pada proses penetasan telur di ruangan berkisar antara ± 27−30.7°C dengan rata-rata suhu adalah 28.4°C sedangkan kelembaban berkisar antara ± 55−72% dengan rata-rata kelembaban 69%. Suhu dan kelembaban tersebut masih termasuk dalam kisaran suhu dan kelembaban optimum. Suhu optimum perkembangbiakan nyamuk adalah 25−27 °C, suhu yang terlalu tinggi (>35°C) dapat meningkatkan mortalitas nyamuk (Martens 1997; Epstein et al. 1998). Kelembaban udara yang disukai nyamuk yaitu >60% (Martens 1997). Suhu dan kelembaban yang rendah dapat menyebabkan metabolisme berlangsung lambat, sehingga mempengaruhi perkembangan dan daya tetas telur (Mintarsih et al. 1996; Neto dan Silva 2004).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan dari sembilan kelurahan di Kota Bogor memiliki rentang indeks ovitrap dari 0.1 sampai 0.5. Kelurahan Semplak memiliki indeks ovitrap tertinggi sebesar 0.5 sedangkan Kelurahan Panaragan memiliki indeks ovitrap terendah yaitu sebesar 0.1. Indeks ovitrap dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi lingkungan, suhu dan kelembaban

Daya tetas telur nyamuk Ae. aegypti dipengaruhi oleh waktu simpan. Semakin lama telur disimpan, daya tetas telur semakin menurun. Daya tetas telur tertinggi terjadi pada saat umur telur berusia 0 hari, sedangkan daya tetas terendah terjadi pada umur 180 hari setelah disimpan.

Saran

Perlu dilakukan penelitian dengan menyebarkan ovitrap dengan skala area yang lebih luas. Penyimpanan telur dengan waktu simpan yang lebih lama juga perlu dilakukan untuk melihat daya tetas telur Ae. aegypti.

Page 21: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

11

DAFTAR PUSTAKA

Astari S, Ahmad I. 2005. Insecticide Resistance and Effect of Piperonyl Butoxide as a Synergist in Three Strain nof Aedes aegypti (Linn) (Diptera: Cullicidae) on Insecticide Permethrin, Sypermethrin, and d-Allethrin. Bul. Penel. Kesehatan,

33 (2): 73 – 79. Baskoro T, Nalim S. 2007. Pengendalian Nyamuk Penular Demam Berdarah

Dengue di Indonesia. Makalah disampaikan dalam Simposium Demam

Berdarah Dengue. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada. [BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2014. Prakiraan Cuaca

Kota Bogor [Internet]. [diunduh 2016 Mei 16]. Tersedia pada: http://meteo.bmkg.go.id/prakiraan/Kota/Bogor/02.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Data Jumlah penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, dan Umur Tahun 2014. Bogor (ID): Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Cahyaningtyas KM. 2013. Dinamika Populasi Larva Nyamuk Aedes Spp. di Kelurahan Bantarjati Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

[CDC] Centers for Disease Control and Prevention. 2011. Dengue and the Aedes

aegypti Mosquito. [internet]. [diunduh 2015 Mei 23]. Tersedia pada: http://www.cdc.gov/dengue/resources.

Christopher SR. 1960. Aedes aegypti (L) The Yellow Fever Mosquito. London (GB) : Cambridge At the Univ. Press.

Clements AN. 1963. The Physiology of Mosquitoes. London (UK): Pergamon Press.

Deschamps TD. 2005. A Preliminary Study Of The Attractiveness Of Ovitrap

Cups In Collecting Container Species In Massachusetts [internet]. [diunduh 2015 Mei 8]. Tersedia pada: http://www.cmmcp.org/2005-ovitrap.html

Epstein PR, Diaz HR, Elias S, Grabherr G, Graham NE, Martens WJM, Thomson EM, Susskind J. (ED). 1998. Bilogical and physical sign of climate change: focused on mosquito-borne diseases. Bull Amer Meterolog Soc. 79:409-417.

Fay RW, Eliason DD. 1966. A preferred oviposition site as a surveillance method for Aedes aegypti. Mosq. News 26:531−535.

Gunandini DJ. 2002. Kemampuan Hidup Populasi Alami Nyamuk Aedes aegypti (Linn.) yang diseleksi Malation pada Stadium Larva [disertasi]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.

Hadi UK, Koesharto FX. 2006. Bab III Nyamuk dalam Hama Permukiman Indonesia. Bogor: IPB Press

[ICPMR] Institute for Clinical Pathology and Medical Research. 2002. New South

Wales Arbovirus Surveillance & Vector Monitoring Program. Sydney (AU): University of Sydney.

Martens WJM. 1997. Malaria and climate change. Environt Hlth Perpective, 97:103-116.

Mintarsih ER, Santoso L, Suwasono H. 1996. Pengaruh suhu dan kelembaban udara alami terhadap jangka hidup Aedes aegypti betina di Kotamadya Salatiga dan Semarang. Cermin Dunia Kedokteran. 107:20-22.

Page 22: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

12 Mulyanti PD. 2012. Pengaruh Waktu Simpan Terhadap Daya Tetas Telur Aedes

aegypti [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Neto PW, Silva MAN. 2004. Development, longevity, gonotrophic cycle and

oviposition of Aedes albopictus skuse (Diptera: Culicidae) under cyclic temperatures [abstrak]. Neotrop Entomo. 33(1): 29 – 33

Niendria A. 2011. Kapasitas Reproduksi Nyamuk Aedes egypti di Laboratorium [skripsi]. FKH-IPB, Bogor

Nugrahaningsih M, Aryanta NA. 2010. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Utara, Jurnal

Ecotrophic. 5(1): 83 – 90 Ooi, Eng-Eong, Kee-Tai G, Duane J. G. 2006. Synopsis: Dengue Prevention and

35 Years of Vector Control in Singapore. Vol. 12 (6). [internet]. [diakses tanggal 8 Mei 2015]. Tersedia pada: http://wwwnc.cdc.gov/eid/article/12/6/05-1210-f3.html.

Palgunadi, Bagus U, Asih R. 2011. Aedes Aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jurnal Universitas Wijaya Kusuma Surabaya,

2 (1):12 – 18 Pandujati A. 2009. Daya Tetas Telur Aedes aegypti pada Air Tercemar [skripsi].

Semarang (ID): Universitas Muhammadiyah Semarang Polson KA, Curtis C, Seng CM, Olson JG, Chanta N, Rawlins SC. 2002. The Use

of Ovitrap Baited with Hay Infusion as a Surveillance Tool for Aedes aegypti

Mosquitoes in Cambodia. Bul Dengue. 26: 178 – 184. Puspitasari, Diah N. 2012. Tingkat Kerawanan Wilayah Berdasarkan Insiden

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Indeks Ovitrap di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1 (2): 305 – 314.

Rahmawati D. 2004. Jumlah dan Daya Tetas Telur, serta Perkembangan Pradewasa Aedes aegypti di Laboratorium [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Rakkang Y, Arsin AA, Ishak H. 2013. Efektivitas Lethal Ovitrap Atraktan Terhadap Penurunan Kepadatan Larva Aedes aegypti di Kelurahan Adatongeng Kecamatan Turikale KabupatenMaros.[internet] [diakses 2015 Mei 3. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/606.

Ramadhani T, Bondan FW. 2013. Pengaruh Penggunaan Lethal Ovitrap Terhadap Populasi Nyamuk Aedes sp Sebagai Vektor Demam Berdarah Dengue. Jurnal

BALABA. 9 (1) : 21-26. Sayono S. 2008. Pengaruh Modifikasi Ovitrap Terhadap Jumlah Nyamuk Aedes

yang Terperangkap [tesis]. Semarang (ID): Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Soedarmo SSP. 1988. Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. Universitas Indonesia. Jakarta.

Soepardi, Jane. 2010. Demam berdarah di Indonesia Tahun 1968-2009. Buletin

Jendela Epidemiologi. 2(1): 1-2. Tanjung N. 2011. Hubungan Difusi Inovasi dengan Pemanfaatan Ovitrap Oleh Ibu

Rumah Tangga di Kelurahan Sei Kera Hilir I Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2010 [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatra Medan.

Page 23: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

13

Wong, Ngai S., Yan LC, Kwan LM, Shan LS, Hui L. 2007. An Alert System For Informing Environmental Risk Of Dengue Infections. GIS For Health And The Environment. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

Yatopranoto S, Subekti S, Rosmanida, Sulaiman. 1998. Dinamika Populasi Vektor pada Lokasi dengan Kasus Demam Berdarah Dengue yang Tinggi di Kotamadya Surabaya [majalah]. Kedokteran Tropis Indonesia. 9:1-2.

Yulidar. 2011. Daya Tahan Hidup Nyamuk Aedes aegypti (Linn.) setelah terpapar temefos pada fase larva. [tesis] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 24: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

14

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Uji Analisa Ragam (ANOVA) Persentase (%) Daya Tetas Telur Berdasarkan Lama Penyimpanan

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Daya Tetas Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 31934,928a 6 5322,488 38,466 ,000

Intercept 50587,583 1

50587,583

365,599 ,000

Perlakuan 31934,928 6 5322,488 38,466 ,000

Error 7748,663 56 138,369 Total 90271,174 63 Corrected Total 39683,591 62 a. R Squared = ,805 (Adjusted R Squared = ,784)

Berdasarkan data di atas nilai sig pada anova di atas bernilai 0.000 kurang dari 0.05 maka tolak H0 yang berarti minimal ada satu taraf perlakuan yang berbeda.

Page 25: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

15

Lampiran 2. Data Iklim Bulanan BMKG Kota Bogor Tahun 2014

Page 26: DAYA TETAS TELUR Aedes aegypti BERDASARKAN LAMA ... · lama telur disimpan daya tetas telur semakin ... terinfeksi dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan angka ... keluar

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Malang pada tanggal 17 November 1992 sebagai anak kedua

dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Amin (Alm) dan Ibu Supiani (Alm). Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Gondanglegi Kabupaten Malang pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, IPB dan mengikuti program Tingkat Persiapan Bersama selama 1 tahun.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif bergabung dengan beberapa organisasi seperti Himpunan Minat Profesi Satwa Liar (SATLI) dan Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia IPB (IMAKAHI IPB).