daya hambat ekstrak makroalga hijau (caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/jurnal.pdfaeromonas sp...

14
DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa lentillifera) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Andre izwan¹, N Cokrowati², Sunarpi³ dan, B Hilda Astriana ¹Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Mataram ²Laboratorium Pusat Unggulan Bioteknologi Dan Biosains Fakultas MIPA Universitas Mataram [email protected] 17 Oktober 2018 ABSTRAK Rumput laut caulerpa lentillifera merupakan salah satu jenis alga hijau yang memilki senyawa bioaktif yang dapat menghasilkan metabolit sekunder yang bersifat sebagai antibakteri dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bahwa ekstrak rumput laut Caulerpa lentillifera memiliki senyawa antibakteri yang dapat menghambat bakteri patogen pada ikan nila. Metode penelitian yang digunakan adalah metode rancangan acak lengkap (RAL) faltorial. Konsentrasi ekstrak rumput laut yang digunakan adalah 20%,40%,60%, dan 80% pada masing-masing bakteri uji pada ikan nila. Percobaan dilakukan dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian ekstrak Caulerpa lentillifera mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri patogen pada ikan nila yaitu B1,B2, dan B3 yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat disekitar sumur agar. Konsentrasi hambat minimum ekstrak Caulerpa lentillifera terhadap bakteri B1 dan B3 adalah 20% dengan zona hambat rata-rata sebesar 11,33mm dan untuk bakteri B2 dengan konsentrasi 20% dengan zona hambat rata-rata 12,66mm , dan konsentrasi hambat maksimum ekstrak Caulerpa lentillifera terhadap bakteri B2, dan diikuti B3 dan B1 adalah 80% dengan zona hambat rata-rata B2 yaitu 23,33mm B3 yaitu 21,33mm dan B1 yaitu 22 mm, presentase peningkatan daya hambat pertumbuhan bakteri terhadap K+ tergolong tinggi Kata kunci : Aktivitas antibakteri, Caulerpa lentillifera, ikan nila, Bakteri patogen ikan nila B1,B2,B3

Upload: lamkien

Post on 28-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa lentillifera)

TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN

PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Andre izwan¹, N Cokrowati², Sunarpi³ dan, B Hilda Astriana

¹Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Mataram

²Laboratorium Pusat Unggulan Bioteknologi Dan Biosains Fakultas MIPA Universitas Mataram

[email protected]

17 Oktober 2018

ABSTRAK

Rumput laut caulerpa lentillifera merupakan salah satu jenis alga hijau yang memilki

senyawa bioaktif yang dapat menghasilkan metabolit sekunder yang bersifat sebagai antibakteri

dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bahwa ekstrak rumput laut

Caulerpa lentillifera memiliki senyawa antibakteri yang dapat menghambat bakteri patogen pada

ikan nila. Metode penelitian yang digunakan adalah metode rancangan acak lengkap (RAL)

faltorial. Konsentrasi ekstrak rumput laut yang digunakan adalah 20%,40%,60%, dan 80% pada

masing-masing bakteri uji pada ikan nila. Percobaan dilakukan dengan 3 kali ulangan. Hasil

penelitian ekstrak Caulerpa lentillifera mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri patogen

pada ikan nila yaitu B1,B2, dan B3 yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat disekitar

sumur agar. Konsentrasi hambat minimum ekstrak Caulerpa lentillifera terhadap bakteri B1 dan

B3 adalah 20% dengan zona hambat rata-rata sebesar 11,33mm dan untuk bakteri B2 dengan

konsentrasi 20% dengan zona hambat rata-rata 12,66mm , dan konsentrasi hambat maksimum

ekstrak Caulerpa lentillifera terhadap bakteri B2, dan diikuti B3 dan B1 adalah 80% dengan

zona hambat rata-rata B2 yaitu 23,33mm B3 yaitu 21,33mm dan B1 yaitu 22 mm, presentase

peningkatan daya hambat pertumbuhan bakteri terhadap K+ tergolong tinggi

Kata kunci : Aktivitas antibakteri, Caulerpa lentillifera, ikan nila, Bakteri patogen ikan nila

B1,B2,B3

Page 2: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

PENDAHULUAN

Ikan nila (Oreochromis niloticus)

adalah spesies ikan yang mempunyai nilai

ekonomis tinggi sehingga banyak

dibudidayakan. Konsumsi ikan nila ini

mengalami peningkatan yang signifikan dari

tahun ke tahun. Potensi yang besar dan

prospek pengembangan yang begitu terbuka,

bukan jaminan bahwa budi daya ikan akan

berjalan mulus, tanpa permasalahan. Banyak

masalah yang dihadapi dalam sektor

budidaya ikan tanpa terkecuali (Kordi dan

Ghufran, 2004).

Seiring berjalan waktu masalah penyakit

dapat merupakan kendala utama karena

dapat merugikan usaha budidaya seperti

penurunan produksi, penurunan kualitas air

dan bahkan kematian total, seperti Wabah

Aeromonas sp pernah terjadi pada bulan

Oktober 1980, terutama di daerah Jawa

Barat. Kerugian yang ditimbulkannya kira-

kira mencapai 4 milyar rupiah (Departemen

Kelautan dan Perikanan, 2007). Selanjutnya

Chang dan Plumb (1996) melaporkan bahwa

serangan bakteri Streptococcus agalactiae

telah menyebabkan kematian hingga 60%

pada budi daya ikan nila di Sumatera

Selatan. Maka indikator dari keberhasilan

dalam usaha budidaya ikan adalah kondisi

kesehatan ikan. Oleh karena itu masalah

penyakit merupakan masalah yang sangat

penting untuk ditangani secara serius.

Penyakit pada ikan merupakan salah satu

masalah yang sering dijumpai dalam usaha

budidaya ikan. Di Indonesia telah diketahui

ada beberapa jenis ikan air tawar, dan

diantaranya sering menimbulkan wabah

penyakit serta menyebabkan kegagalan

dalam usaha budidaya ikan. Penanggulangan

penyakit dapat dilakukan dengan cara

pencegahan dan pengobatan. Pencegahan

penyakit pada ikan biasanya dilakukan

dengan cara menciptakan lingkungan

sterildan pemberian pakan yang bernilai

gizi. Pengobatan yang dilakukan pada saat

ikan terserang, biasanya diberikan bahan

kimia atau sejenisnya. Akan tetapi

penggunaan bahan kimia mempunyai

dampak yang kurang baik karna bisa

mencemarkan lingkungan.

Kemampuan alga hijau untuk

memproduksi metabolit sekunder yang

bersifat sebagai senyawa bioaktif

dimungkinkan terjadi, karena kondisi

lingkungan hidup alga yang ekstrim seperti

salinitas yang tinggi atau digunakan untuk

mempertahankan diri dari ancaman fredator.

Dalam dekade terakhir ini, berbagai

senyawa bioaktif dari isolat alga telah

berhasil diisolasi. Namun pemanfaatan

sumber bahan bioaktif dari alga belum

banyak dilakukan (Putra,2006).

Berkaitan dengan adanya senyawa

bioaktif yang terkandung pada alga hijau

yang dapat berperan sebagai antibakteri

maka hal inilah yang menjadi dasar acuan

untuk melakukan penelitian dengan

menggunakan alga hijau dengan bakteri

yang ada pada ikan nila, oleh karena itu

dilakukanpenelitian untuk mengetahui daya

hambat ekstrak dari alga hijau (Caulerpa

lentillifera) terhadappertumbuhan bakteri

patogen bakteri pada ikan nila.

Page 3: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

METODE PENELITIAN

Bahan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah rumput laut Caulerpa lentillifera

yang diambil langsung di perairan laut di

teluk ekas, aquades, kertas label, sarung

tangan, masker, tisu, ikan nila, media TSA

(Trypticase Soy Agar), alkohol 70%, etanol

96 %, alat tulis.

Alat yang digunakan antara lain yaitu

cawan petri, erlenmeyer, jarum ose, gunting,

tabung reaksi, bunsen, autoklaf, laminary air

flow, incubator, refrigerator, rak tabung

reaksi, hotplate, timbangan analitik, blender,

oven, portex. Micropipette.

Prosedur Penelitian

Koleksi makroalga menggunakan 1

(satu) jenis yaitu (Caulerpa lentillifera)

sample diambil di perairan laut di teluk ekas.

Sample Caulerpa lentillifera berjumlah 3 kg

basah yang di ambil langsung di perairan

laut teluk ekas. Sampel makroalga tersebut

dibersihkan dari kotoran-kotoran yang

menempel dengan menggunakan air laut.

Setelah dibersihkan kemudian dimasukkan

ke dalam kantong plastic.

Ekstraksi makroalga yang digunakan

pada penelitian ini yaitu maserasi, maserasi

adalah proses pengekstrakan dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengocokan atau pengadukan pada

temperatur ruangan (Istiqomah 2013).

Makroalga dicuci terlebih dahulu dengan

menggunakan air tawar untuk

menghilangkan kotoran yang menempel dan

meminimalkan kandungan garam dengan

dikering anginkan selama 6-7 hari.

Makroalga tersebut yang sudah kering

diamplop dan ditimbang kemudian dioven

sampai memiliki berat konstan. Setelah

memiliki berat konstan sampel alga yang

sudah kering dipotong kecil-kecil kemudian

dihancurkan dengan blender hingga menjadi

serbuk. Serbuk tersebut ditimbang sebanyak

50 g dan dimasukkan ke dalam gelas

Erlenmeyer 500 ml. Lalu dilakukan maserasi

dengan larutan ethanol 96%,sebanyak 3 kali

maserasi. Hasil maserasi tersebut berupa

larutan yang kemudian disaring atau difilter

untuk memisahkan serat kasar pada serbuk

tersebut dengan menggunakan kertas saring.

Ekstrak tersebut selanjutnya dievavorasi

pada suhu 34-40°C hingga diperoleh ekstrak

kental yang akan digunakan untuk pengujian

bakteri pada ikan nila

Pembuatan media TSA (Trypticase Soy

Agar) meliputi penimbangan bahan-bahan

dengan menggunakan timbangan analitik

sesuai dengan komposisi TSA 6,5 Gram dan

aquadest 100 Ml. Semua bahan dimasukkan

kedalam Erlenmeyer dan dimasukkan

kedalam autoclave pada suhu 121oC selama

15 menit. Bahan media selanjutnya diangkat

dan masukkan kedalam waterbath pada suhu

55oC selama 30 menit. Media TSA yang

masih cair dituangkan kedalam cawan petri

dan didiamkan sampai menjendal. Bahan

siap digunakan untuk menumbuhkan

bakteri.

Ikan uji yang digunakan adalah ikan

nila sakit dengan ciri–ciri gerakan lemah,

timbul pendarahan dan terdapat luka borok

pada bagian yang diinfeksi. Ikan nila yang

terserang penyakit berumur 1-2 bulan,

pemeliharaan atau berat 500 g. Ikan nila uji

didapatkan Desa Sigerongan Kecamatan

Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

Page 4: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

Bakteri diambil dibagian tubuh ikan nila

yang ditunjukkan dengan adanya luka borok

setelah itu dilakukan isolasi dengan cara

menggoreskan ose ke bagian luka.

Selanjutnya goresan ose dibiakkan pada

media Trypticase Soy Agar (TSA) pada

cawan petri menggunakan metode poure

plate, lalu diinkubasi di incubator selama 24

jam pada suhu 37oC.

Bakteri yang sudah tumbuh kemudian

dimurnikan menggunakan media TSA.

Bakteri diambil menggunakan ose dan

digores pada media setelah itu diinkubasi di

incubator selama 24 jam pada suhu 37oC.

Bakteri hasil isolasi tersebut kemudian

diidentifikasi morfologi dan pewarnaan.

Bakteri yang telah diinkubasi atau

dimurnikan diambil koloni bakterinya di

media agar menggunakan jarum ose steril

sebanyak 1-2 ose. Koloni yang diambil

dimasukkan kedalam larutan NaCl. Bakteri

yang telah tercampur di dalam larutan NaCl

setelah itu divortex hingga homogen dan

diinkububasi di dalam incubator 37o

C

selama 24 jam. Setelah itu dicocokkan

dengan larutan standar Mc Farland.

Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan

dengan metode sumuran 0.7 mm. Media

yang masih cair pada petri dish kemudian

didiamkan sampai menjendal, setelah itu

isolat bakteri diuji dengan metode

suap/apusan. Masing-masing sumuran

kemudian ditetesi dengan pelarut aquadest

sebagai control negatif, ampicillin sebagai

control positif dan masing-masing ekstrak

rumput laut Caulerpa lentillifera dengan

konsentrasi 40%, 60%, 80% sebanyak 1 ml

pada bakteri uji.

Data yang telah diperoleh kemudian

dianalisis menggunakan uji statistic RAL

faktorial dan deskriptif. Uji RAL factorial

pada analisis zona bening pada media uji.

Adapun metode deskriptif digunakan untuk

menganalisis pengujian gram bakteri

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk sel dan gram

Hasil identifikasi bakteri

pathogen dari sample ikan nila yang

diambil di desa sigerongan kecamatan

lingsar yang menunjukan gejala ikan

kurus, warna kehitam hitaman, seperti

pernyataan Tantu (2013) serangan

bakteri pada ikan nila disebabkan oleh

bakteri memperlihatkan gejala seperti

kehilangan nafsu makan, luka pada

permukaan tubuh, pendarahan pada

insang, perut membesar berisi cairan,

sisik lepas, sirip ekor lepas.

Gambar 1.Ikan nila yang terserang penyakit

oleh bakteri ditandai dengan

adanya warna hitam pada tubuh

ikan, terdapat luka borong dan

mata menonjol. (dokumentasi

pribadi), 2018.

Terkait dengan adanya ciri-ciri fisik

infeksi bakteri patogen pada tubuh hewan

uji, maka dilakukan isolasi pengujian jenis

bakteri bedasarkan morfologi bentuk sel dan

pewarnaan gram. Hasil pengamatan

Page 5: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

menunjukkan bahwa sel bakteri yang

berhasil diisolasi berbentuk bulat yang

termasuk dalam kelompok gram positif.

Selain itu,juga ditemukan bakteri berbentuk

batang dari kelompok gram positif dan gram

negatif Hasil identifikasi yang di temukan

dapat dilihat pada gambar dan tabel.

B1 B2

B3

Gambar 2. Karakterisasi gram bakteri

patogen pada ikan nila. 1

(bakteri gram positif), 2

(bakteri gram positif

berwarna ungu), 3 (bakteri

gram negatif).

Tabel 2. bentuk sel dan gram

Kode isolate Bentuk

B1 Bulat

B2 batang pendek

B3 batang pendek

Karakterisasi bakteri secara

mikroskopis dilakukan dengan pewarnaan

Gram. Hasil pewarnaan Gram didapat

bakteri Gram positif sebanyak 2 dan negatif

1 isolat yaitu bacil dan coccus,. Pewarnaan

Gram dan pengamatan mikroskopis

menunjukkan bahwa bakteri B1 diduga

Streptococcus berbentuk bulat. Hal ini di

perkuat dengan hasil penelitian Hambali

(2010), 10 ekor ikan nila yang menunjukan

gejala ikan kurus, warna kehitaman, mata

menonjol berwarna putih, seperti bentuk

fisik pada ikan yang diamati. Atas gejala

tersebut , maka dilakukan pembedahan

sampel, dari hasil penelitian maka ikan

tersebut terinfeksi bakteri Streptococcus sp.

Hasil analisis terhadap bakteri yang diambil

dari ikan sampel tersebut menunjukan

bakteri berbentuk coccus berantai, gram

positif,.

Hasil dari pewarnaan Gram dan

pengamatan yan dilakukan diduga bahwa

bakteri B2 diduga adalah bakteri

Corynebacterium sp. merupakan bakteri

gram positif dengan bentuk batang pendek.

Menurut Wilson dan Miles (1975) dalam

Suhendi (2009), Corynebacterium sp.

merupakan bakteri yang terdapat terutama

pada kulit dan membran mukus. Nabib dan

Pasaribu (1989) menambahkan bahwa

Corynebacterium sp. merupakan penyebab

penyakit ginjal pada ikan.

Dari hasil Pewarnaan Gram dan

pengamatan mikroskopis menunjukkan

bahwa bakteri B3 di duga Aeromonas

hydrophila karna termasuk Gram negatif

Mempunyai lapisan peptidaglikan yang

tipis, terdiri atas 1-2 lapis sehingga pori-pori

pada dinding sel Gram negatif cukup besar,

sehingga bakteri berwarna merah. Menurut

Lukistyowati dan Kurniasih (2012),

Aeromonas hydrophila termasuk Gram

negatif,berbentuk batang pendek, bersifat

aerob dan fakultatif anaerob, tidak berspora,

motil mempunyai satu flagel, hidup pada

kisaran suhu 25-30 oC.

Menurut hasil penelitian yang

dilakukan oleh Herupradoto dan Gandul

(2010), ciri-ciri Aeromonas hydrophila

dapat terlihat melalui pemeriksaan

mikroskopis di mana terlihat bakteri yang

Page 6: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

tumbuh pada media TSA berbentuk batang,

dengan pewarnaan Gram berwarna merah

yang berarti Gram negatif, tidak berspora,

bersifat motil dengan satu flagella yang

keluar dari salah satu kutubnya.

Daya hambat Caulerpa lentillifera

1. Bakteri bulat positif

Daya hambat ektrak Caulerpa

lentillifera terhadap bakteri Bulat postif

dilihat pada gambar 3. Hasil analisis statistic

uji One-Way Annova dan dan uji lanjut

Duncan dapat dilihat pada lampiran 1.

Pengaruh ekstrak Caulerpa lentillifera,

diameter daya hambat yang terbentuk pada

bakteri Bulat positif dilihat pada gambar 4.

Presentase peningkatan daya hambat

pertumbuhan bakteri Bulat positif terhadap

kontrol + dilihat pada gambar 5.

Gambar 3. Zona bening uji daya hambat

ekstrak makroalga pada bakteri

B1 bakteri bulat gram positif.

Gambar 4. Diameter daya hambat B1 bulat

positif terhadap ekstrak

Caulerpa lentillifera. Angka

yang berbeda dalam diagram

menunjukan hasil yang

signifikan (P<0,05).

Gambar 5. Pengaruh ekstrak Caulerpa

lentillifera, presentase

peningkatan daya hambat

terhadap kontrol pada bakteri

B1 bulat positif.

Pengaruh ekstrak makroalga hijau

(Caulerpa lentillifera) dengan konsentrasi

20%, 40%, 60%, dan 80% pada bakteri uji

B1 bulat positif dengan menggunakan

metode maserasi dengan pelarut etanol.

Hasil ekstraksi yang dilakukan dengan

metode maserasi dari berat kering hingga

menghasilkan ekstrak basah. Kemampuan

ekstrak makroalga hijau (Caulerpa

lentillifera) dalam menghambat bakteri uji

dapat dilihat dari besarnya zona bening yang

terbentuk di sekitar sumuran pada cawan

petri. Adapun uji zona hambat yang

dihasilkan ekstrak makroalga hijau

(Caulerpa lentillifera) terhadap bakteri uji

B1 bulat positif, menunjukkan hasil zona

bening yang berarti uji daya hambat ekstak

makroalga hijau (Caulerpa lentillifera)

terhadap bakteri patogen pada ikan nila

bekerja dengan baik.. Hasil analisis statistik

One-Way Annova menunjukkan bahwa

ekstrak makroalga hijau (Caulerpa

lentillifera) memberikan pengaruh yang

0

5

10

15

20

25

20% 40% 60% 80% K+ K-

Konsentrasi

11.33 13

15.33

22 20

0

B1

56.65 65

76.65 87

0

20

40

60

80

100

20% 40% 60% 80%

KONSENTRASI

Day

a h

amb

at b

akte

ri

(%)

Page 7: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

signifikan (P<0.5) terhadap bakteri patogen

pada ikan nila (Lampiran 1).

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak

rumput laut (Caulerpa lentillifera) memiliki

aktivitas antibakteri terhadap bakteri B1

bulat positif yang ditunjukkan dengan

terbentuknya zona bening pada permukaan

agar di sekitar sumur dan Diameter daya

hambat ekstrak rumput laut (Caulerpa

lentillifera) terhadap bakteri B1, dilihat pada

gambar 4.

Uji daya hambat merupakan metode

pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

kemampuan suatu bahan dalam menghambat

pertumbuhan bakteri. Daya hambat

dilakukan pada bakteri B1 bulat positif,

penentuan efektifitas antibakteri dilakukan

berdasarkan konsentrasi perbandingan

diameter zona hambat yang muncul disekitar

sumur yang telah diberikan zat antibakteri

berupa sampel, kontrol negatif dan positif.

Berdasarkan hasil pengamatan yang

terlihat pada grafik diatas menunjukan

bahwa Konsentrasi 20% menunjukkan

bahwa hasil diameter zona hambat ekstrak

Caulerpa lentillifera terhadap bakteri B1,

menunjukan hasil aktivitas antibakteri paling

kecil diantara konsentrasi lainya dengan

rata-rata 11,33mm. Hal ini kemungkinan

disebabkan karena konsentrasi ekstrak yang

terkecil dari konsentrasi lainnya sehingga

diameter daya hambatnya lebih kecil.

Menurut Pelczar dan Chan (2005)

antibakteri berkerja dengan cara

menghambat sintesis dinding sel,

mengganggu fungsi membran. Selanjutnya

menurut Zuhud (2001), konsentrasi yang

terlalu kecil umumnya tidak menghasilkan

zona hambat karena aktivitas antibakteri

sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya

konsentrasi ekstrak yang digunakan, dan

hasil pengamatan seperti yang terlihat pada

grafik diatas menunjukan bahwa konsentrasi

80% menunjukan hasil yang sangat tinggi

dibanding konsentrasi lainya, dan didapat

bahwa hasil diameter zona hambat ektrak

Caulerpa lentillifera terhadap bakteri, B1

bulat positif hasil yang tertinggi dengan rata-

rata 22mm.

Pengaruh ekstrak Caulerpa

lentillifera, presentase peningkatan daya

hambat pertumbuhan bakteri terhadap K+

tergolong tinggi diatas 50%. Sedangkan

diameter daya hambat pertumbuhan bakteri

B1 bulat positif tersebut tergolong tinggi

dengan diameter daya hambat pertumbuhan

bakteri B1 bulat positif memiliki rata-rata

10-20 mm. Hal ini menandakan bahwa

aktifitas da1a hambat ekstrak Caulerpa

lentillifera terhadap bakteri B2 batang

pendek positf sangat kuat. Hal ini sesuai

dengan pendapat Greenwood (1995), yang

menyatakan bahwa jika diameter daya

hambat kurang dari 5 mm maka aktivitas

daya hambatnya tergolong lemah, jika

diameter daya hambat 5- 10 mm maka

aktivitas daya hambatnya tergolong sedang,

jika diameter daya hambat 10-20 mm maka

aktivitas daya hambatnya tergolong kuat,

dan jika diameter daya hambat lebih dari 20

mm maka aktivitas daya hambatnya

tergolong sangat kuat.

2. Bakteri batang positif

Aktifitas daya hambat ektrak Caulerpa

lentillifera terhadap bakteri B2 batang

pendek positif dilihat pada Gambar 6. Hasil

Page 8: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

analisis statistik uji One-Way Annova

menunjukkan bahwa ekstrak makroalga

hijau (Caulerpa lentillifera) memberikan

pengaruh yang signifikan (P<0.5) terhadap

bakteri patogen pada ikan nila (Lampiran 1).

Pengaruh ekstrak Caulerpa lentillifera,

diameter daya hambat yang terbentukpada

bakteri B2 batang pendek posotif dilihat

pada Gambar 7. Presentase peningkatan

daya hambat pertumbuhan bakteri B2 bulat

positif terhadap Kontro + dilihat pada

Gambar 8

Gambar 6. Zona bening uji daya hambat

ekstrak makroalga pada bakteri

B2 batang pendek gram positif.

Gambar 7. Diameter daya hambat B2 batang

positif terhadap ekstrak Caulerpa

lentillifera. Angka yang berbeda

dalam diagram menunjukan hasil

yang signifikan (P<0,05).

Gambar 8. Pengaruh ekstrak Caulerpa

lentillifera, presentase

peningkatan daya hambat

terhadap kontrol pada bakteri

B2 batang pendek positif.

Pengaruh ekstrak makroalga hijau

(Caulerpa lentillifera) dengan konsentrasi

20%, 40%, 60%, dan 80% pada bakteri uji

B2 batang pendek positif dengan

menggunakan metode maserasi dengan

pelarut etanol. Hasil ekstraksi yang

dilakukan dengan metode maserasi dari

berat kering hingga menghasilkan ekstrak

basah. Kemampuan ekstrak makroalga hijau

(Caulerpa lentillifera) dalam menghambat

bakteri uji dapat dilihat dari besarnya zona

bening yang terbentuk di sekitar sumuran

pada cawan petri. Adapun uji zona hambat

yang dihasilkan ekstrak makroalga hijau

(Caulerpa lentillifera) terhadap bakteri uji

B2 batang pendek positif, menunjukkan

hasil zona bening yang berarti uji daya

hambat ekstak makroalga hijau (Caulerpa

lentillifera) terhadap bakteri patogen pada

ikan nila bekerja dengan baik.. Hasil analisis

statistik One-Way Annova menunjukkan

bahwa ekstrak makroalga hijau (Caulerpa

lentillifera) memberikan pengaruh yang

01020304050

20% 40% 60% 80% K+ K-

Konsentrasi

12.66 16 18

23.33

50

0

B2

25 32

36 46.66

0

10

20

30

40

50

20% 40% 50% 80%

KONSENTRASI

Day

a h

amn

at b

akte

ri

(%)

Page 9: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

signifikan (P<0.5) terhadap bakteri patogen

pada ikan nila (Lampiran 1).

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak

rumput laut (Caulerpa lentillifera) memiliki

aktivitas antibakteri terhadap bakteri B2

batang pendek posiitif yang ditunjukkan

dengan terbentuknya zona bening pada

permukaan agar di sekitar sumur dan

Diameter daya hambat ekstrak rumput laut

(Caulerpa lentillifera) terhadap bakteri B2

batang pendek positif, dilihat pada gambar

7.

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak

rumput laut (Caulerpa lentillifera) memiliki

aktivitas antibakteri terhadap bakteri B2

batang pendek positif yang ditunjukkan

dengan terbentuknya zona bening pada

permukaan agar di sekitar sumur dan

Diameter daya hambat ekstrak rumput laut

(Caulerpa lentillifera) terhadap bakteri B2

batang pendek positif, dilihat pada gambar

6. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan,

perlakuan pada kosnsentrasi 80%

menunjukan hasil terbaik dengan nilai daya

hambat paling tinggi 22,22 mm.

Pengaruh ekstrak Caulerpa

lentillifera, presentase peningkatan daya

hambat pertumbuhan bakteri terhadap K+

tergolong sedang dibawah 50%. Sedangkan

diameter daya hambat pertumbuhan bakteri

B2 batang pendek tersebut tergolong tinggi

dengan diameter daya hambat pertumbuhan

bakteri B2 batang pendek positif memiliki

rata-rata 10-20 mm. Hal ini menandakan

bahwa aktifitas daya hambat ekstrak

Caulerpa lentillifera terhadap bakteri B2

batang pendek positf sangat kuat. Hal ini

sesuai dengan pendapat Greenwood (1995),

yang menyatakan bahwa jika diameter daya

hambat kurang dari 5 mm maka aktivitas

daya hambatnya tergolong lemah, jika

diameter daya hambat 5- 10 mm maka

aktivitas daya hambatnya tergolong sedang,

jika diameter daya hambat 10-20 mm maka

aktivitas daya hambatnya tergolong kuat,

dan jika diameter daya hambat lebih dari 20

mm maka aktivitas daya hambatnya

tergolong sangat kuat.

3. Bakteri batang pendek negative

Daya hambat ektrak Caulerpa

lentillifera terhadap bakteri Bulat postif

dilihat pada gambar 9. Hasil analisis statistic

uji One-Way Annova dan dan uji lanjut

Duncan dapat dilihat pada lampiran 1.

Pengaruh ekstrak Caulerpa lentillifera,

diameter daya hambat yang terbentuk pada

bakteri Bulat positif dilihat pada gambar 10.

Presentase peningkatan daya hambat

pertumbuhan bakteri Bulat positif terhadap

kontrol + dilihat pada gambar 11

Gambar 9. Zona bening uji daya hambat

ekstrak makroalga pada bakteri

B3 bakteri batang pendek gram

negatif.

Page 10: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

Gambar 10. Diameter daya hambat B3

batang pendek negatif

terhadap ekstrak Caulerpa

lentillifera. Angka yang

berbeda dalam diagram

menunjukan hasil yang

signifikan (P<0,05).

Gambar 11. Pengaruh ekstrak Caulerpa

lentillifera, presentase

peningkatan daya hambat

terhadap kontrol pada bakteri

B3 batang pendek negatif.

Pengaruh ekstrak makroalga hijau

(Caulerpa lentillifera) dengan konsentrasi

20%, 40%, 60%, dan 80% pada bakteri uji

B3 batang pendek negatif dengan

menggunakan metode maserasi dengan

pelarut etanol. Hasil ekstraksi yang

dilakukan dengan metode maserasi dari

berat kering hingga menghasilkan ekstrak

basah. Kemampuan ekstrak makroalga hijau

(Caulerpa lentillifera) dalam menghambat

bakteri uji dapat dilihat dari besarnya zona

bening yang terbentuk di sekitar sumuran

pada cawan petri. Adapun uji zona hambat

yang dihasilkan ekstrak makroalga hijau

(Caulerpa lentillifera) terhadap bakteri uji

B3 batang pendek negatif, menunjukkan

hasil zona bening yang berarti uji daya

hambat ekstak makroalga hijau (Caulerpa

lentillifera) terhadap bakteri patogen pada

ikan nila bekerja dengan baik.. Hasil analisis

statistik One-Way Annova menunjukkan

bahwa ekstrak makroalga hijau (Caulerpa

lentillifera) memberikan pengaruh yang

signifikan (P<0.5) terhadap bakteri patogen

pada ikan nila (Lampiran 1).

Berdasarkan hasil pengamatan yang

terlihat pada grafik diatas menunjukan

bahwa Konsentrasi 20% menunjukkan

bahwa hasil diameter zona hambat ekstrak

Caulerpa lentillifera terhadap bakteri B3,

menunjukan hasil aktivitas antibakteri paling

kecil diantara konsentrasi lainya dengan

rata-rata 11,33mm. Hal ini kemungkinan

disebabkan karena konsentrasi ekstrak yang

terkecil dari konsentrasi lainnya sehingga

diameter daya hambatnya lebih kecil.

Pengaruh ekstrak Caulerpa

lentillifera, presentase peningkatan daya

hambat pertumbuhan bakteri terhadap K+

tergolong tinggi diatas 50%. Sedangkan

diameter daya hambat pertumbuhan bakteri

B3 batang pendek tersebut tergolong tinggi

dengan diameter daya hambat pertumbuhan

bakteri B2 batang pendek negatif memiliki

rata-rata 10-20 mm. Hal ini menandakan

bahwa aktifitas daya hambat ekstrak

Caulerpa lentillifera terhadap bakteri B2

batang pendek positf sangat kuat. Hal ini

sesuai dengan pendapat Greenwood (1995),

yang menyatakan bahwa jika diameter daya

0

10

20

30

20% 40% 60% 80% K+ K-

Konsentrasi

11.33 13 15

21.33 25

0

B3

45.32 52 60

78

0

20

40

60

80

100

20% 40% 60% 80%

KONSENTRASI

Day

a h

amn

at b

akte

ri

(%)

Page 11: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

hambat kurang dari 5 mm maka aktivitas

daya hambatnya tergolong lemah, jika

diameter daya hambat 5- 10 mm maka

aktivitas daya hambatnya tergolong sedang,

jika diameter daya hambat 10-20 mm maka

aktivitas daya hambatnya tergolong kuat,

dan jika diameter daya hambat lebih dari 20

mm maka aktivitas daya hambatnya

tergolong sangat kuat.

Bakteri gram positif dan bakteri

gram negatif memiliki sifat dan respon yang

berbeda terhadap senyawa antibakteri. Bacil

yang termasuk ke dalam bakteri gram positif

lebih sensitif terhadap senyawa antibakteri

yang bersifat nonpolar. Adanya perbedaan

respon antara bakteri gram positif dan

bakteri gram negatif terhadap senyawa

antibakteri disebabkan karena komponen

dasar penyusun dinding selnya. Komponen

dasar penyusun dinding sel dari bakteri gram

positif adalah peptidoglikan yang salah satu

penyusunnya adalah asam amino alanin

yang bersifat hidrofobik (nonpolar).

Senyawa antibakteri bereaksi dengan

senyawa fosfolipid dari membran sel

sehingga mengakibatkan terjadinya lisis

pada sel (Branen dan Davidson, 1993).

Berdasarkan hasil pengamatan

seperti yang terlihat pada grafil diatas

menunjukan bahwa konsentrasi 80%

menunjukan hasil yang sangat tinggi pada

semua bakteri isolat dibanding konsentrasi

lainya, kecuali control positif , dan didapat

bahwa hasil diameter zona hambat ektrak

Caulerpa lentillifera terhadap bakteri, B3

batang pendek negatif hasil dengan rata-rata

21,33mm, dan di ikuti diameter zona hambat

ektrak Caulerpa lentillifera terhadap bakteri,

B1 bulat psitif dengan rata-rata 22mm, dan

yang tertinggi pada bakteri B2 batang

pendek positif.

Hasil yang berbeda disebabkan

karena kemampuan setiap bakteri dalam

melawan aktivitas antibakteri berbeda-beda

bergantung ketebalan komposisi dinding

selnya. Menurut kimbell et al dalam Melki

(2011) dalam penelitianya terdapat

perbedaan komposisi dan struktur dinding

sel pada setiap bakteri. Bakteri Gram negatif

mengandung lipid, lemak atau substansi

seperti lemak dalam presentasi lebih tinggi

dari pada yang dikandung bakteri Gram

positif.

Mekanisme kerja senyawa

antibakteri makrolaga diduga dengan cara

mengganggu komponen peptidoglikan pada

sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel

tidak terbentuk secara utuh dan

menyebabkan kematian sel tersebut.

Efektifitas antibakteri dapat bereaksi pada

beberapa target sasaran pada membran

bakteri, sehingga menyebabkan kerusakan

atau autolisis dan juga terhambatnya

pertumbuhan atau bahkan kematian sel

(Ahn, et al, 2004). Menurut Abad pada

tahun 2011, senyawa metabolit sekunder

pada alga laut yang berpotensi sebagai

antibakteri adalah peptida, fenol dan

terpena.

Daya hambat yang dibentuk oleh

ekstrak Caulerpa lentillifera terhadap

bakteri B1, B2, dan B3 bersifat bakteristatik.

Ukuran zona hambat yang dibentuk setiap

hari ukurannya berkurang,. Ekstrak tersebut

tidak dapat membunuh pertumbuhan bakteri

B1,B2, dan B3 tetapi hanya dapat

menghambat sehingga dikatan bakteristatik.

Menurut Mycek (2001), bahwa suatu

Page 12: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

antimikroba bersifat bakteriostatik jika

senyawa antimikroba tersebut hanya mampu

menghambat pertumbuhan bakteri jika

pemberian senyawa terus dilakukan dan jika

dihentikan atau habis, maka pertumbuhan

dan perbanyakan dari bakteri akan kembali

meningkat yang ditandai dengan

berkurangnya diameter zona hambatan.

Sebaliknya bersifat bakteriosida jika

diamater zona hambatan meningkat, hal ini

disebabkan karena senyawa ini mampu

membunuh dan menghentikan aktivitas

fisiologis dari bakteri, meskipun pemberian

senyawa tersebut dihentikan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini,

maka dapat disimpulkan bahwaekstrak dari

makroalga Caulerpa lentillifera memiliki

kemampuan untuk menghambat

pertumbuhan bakteri patogen pada ikan nila

yang ditunjukan dengan terbentuknya zona

bening di sekitaran sumur dan hanya dapat

menghambat pertumbuhan tetapi tadak

mampu membunuh.

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian

lanjutan mengenai zat aktif yang terkandung

dalam ekstrak rumput laut

DAFTAR PUSTAKA

Abdul B., Kustiariyah T, D. 2017. Aktivitas

Antibakteri dan Antioksidan Alga

Hijau Halimeda gracilisdari

Kabupaten Kepulauan Seribu.

Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor,

Kampus IPB Dramaga, Jalan Agatis,

Bogor 16680 Jawa Barat 2Divisi

Bioteknologi Kelautan, Pusat Kajian

Sumberdaya Pesisir dan Lautan,

Institut Pertanian Bogor.

Ahn J. Grun I U. Mustapha A. 2004.

Antimicrobial and antioxidant

activities of natural extracts in vitro

and in ground beef. Journal of Foof

Protection. Vol 67.

Arief, K. E. N. Dewi. T. W. Agustini. 2012.

Kajian potensi aktivitas Antioksidan

rumput laut caulerpa racemosa dari

pantai sundak kabupaten gunung

kidul. Seminar nasional Bioteknologi

kelautan dan perikanan.

Aslan,L.M., Budi Daya Rumput Laut.

Kanissius. Yogyakarta. 1998.

Atmadja PS, Kadi A, Sulistijo, Satari R.

1996. Pengenalan Jenis-Jenis

Rumput Laut Indonesia. Jakarta:

Puslitbang Oseanologi LIPI.

Branen, A.L., dan P.J. Davidson. 1993.

Antimicrobials inFoods. Marcel

Dekker : New York.

Brotowidjata, M., D. Tribuwana, E.

Mulbyantora. 1984. Pengantar

Lingkungan dan Budidaya Air.

Penerbith Liberty. Yogyakarta.

Cahyo, S. Rini, S. 2011. Kiat sukses

budidaya ikan nila. Penerbit Lliy

Publisher. Yogyakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007.

Penyakit Ikan Karantina Golongan

Bakteri. Pusat Karantina Ikan :

Page 13: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

Departemen Kelautan dan Perikanan.

Jakarta.

Endang Sri, H. 2002. Pengolaan Ikan Secara

Tradisional Prospek dan Peluang

Pengembangan. Jurnal Litbang

Pertanian. Jakarta.

Guiry, M.D. 2013. Ulva lactuca Linnaeus,

1753. AlgaeBase, World-wide

electronic publication, National

University of Irland, Galway

(taxonomic information republished

from AlgaeBase with permission of

M.D. guiry).

Hambali S. dan Lila G. 2010.

Streptococcus PADA IKAN NILA

(Oreochromis niloticus) BUDIDAYA

DI DANAU MANINJAU. Pusat

Riset Perikanan Budidaya.

Hamza A 2010. Penyakit Yang Disebabkan

Oleh Bakteri.

http://www.scribd.com/doc/21382

789/Penyakit-bakteri (17 April 2018)

Harun, W. 2015. Aktifitas Ekstrak Algae

Hijau Ulva Reticulate Terhadap

Berapa Bakteri pathogen (Skripsi).

Universitas Hasanudin. Makasar.

Herupradoto, B. A. dan Gandul A. Y.

2010.Karakterisasi protein spesifik

Aeromonas hydrophila penyebab

penyakit Ulser pada ikan mas.Jurnal

Veteriner.

Hutabarat, M.A.A., N.I. Sari dan T.

Leksono. 2017. Uji

Efektivitasantibakteri Ekstrak

Rumput Laut (Eucheuma Cottonii)

Terhadapbakteri Bacillus Cereusdan

Pseudomonas Aeruginosa.

PROSSEMNASYBI ODIV INDON.

Vol. 3(1): Hal 39 – 44.

Khairuman, dan Amri, K. 2003. Budidaya

ikan nila secara intensif. Agromadia

pustaka. Depok

Kika Apriliza 2012. Analisa Genetic Gain

Anakan Ikan Nila Kunti F5

HasilPembesaran I (D90-150).

Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Diponegoro.

Kordi, K. M. G. H. 2004. Ikan Konsumsi di

Air tawar. Lily Publisher.

Yogyakarta.

Kordi, K. M. G. H. 2011. Marikultur Prinsip

dan Praktik Budidaya Laut. Lily

Publisher. Yogyakarta.

KKP]. Kementrian Kelautan dan Perikanan.

2015. Laporan kinerja KKP tahun

2015. (di unduh 2018 maret 25).

Tersedia pada: http//www.kkp.go.id

Kurniawan, A. 2012. Penyakit Akuatik.

UBB Press. Bangka Belitung. 225

Hlm

Leksono., Syahrul. 2001. Studi Mutu dan

Penerimaan Konsumen Terhadap

Abon. JurnalNatur Indonesia. Vol

3(2): 184.

Lubis, D.A., H. Syawal dan M. Riauwaty.

2015. Identifikasi Bakteri Pada Ikan

Nila Di Kecamatan Marpoyan Damai

Kota Pekan Baru. PENA Akuatika.

Vol.12 (1): Hal 1 – 5.

Page 14: DAYA HAMBAT EKSTRAK MAKROALGA HIJAU (Caulerpa …eprints.unram.ac.id/11293/1/JURNAL.pdfAeromonas sp pernah terjadi pada bulan Oktober 1980, terutama di daerah Jawa Barat. Kerugian

Lukistyowati, I. dan Kurniasih. 2012.

Pelacakan gen Aerolysin dari

Aeromonas hydrophila pada ikan mas

yang diberi pakan ekstrak bawang

putih. Jurnal Veteriner 13(1): 43-50.

Melki, Wike AEP, Kurniati. 2011. Uji

antibakteri ekstrak Gracilariasp

(rumput laut) terhadap bakteri

Eschericia coli dan

Staphylococcusaureus. Palembang.

Program Studi Ilmu Kelautan.

FMIPA. Universitas Sriwijaya.

M. Ghufran H.Kordi K. 2012. Budidaya

ikan konsumsi di Air Tawar.

Penerbit Lliy Publisher. Yogyakarta

M. Ghufran H.Kordi K. 2001. Kiat sukses

budidaya rumput laut dan tambak.

Penerbit Lliy Publisher. Yogyakarta

Mycek M. J. Farmakologi ; Ulasan

Bergambar Edisi 2. Widya medika.

Jakarta. Antimicrobial and Cytotoxic

Activity of Fife Algae Sps.

Hasanuddin University. 2011 Nontji

A. Laut Nusantara. Djambatan .

Jakarta. 2002.

Nabib R dan Pasaribu FH. 1989. Patologi

dan penyakit ikan. Pusat Antar

Universitas. IPB Bogor.

Pelczar, M. J dan E.C.S. dan Chan.

2005.Dasar-DasarMikrobiologi

1.UI-Press. Jakarta

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan kunci

identifikasi ikan. Bina Cipta. Jakarta

Said, A. 2007. Budidaya ikan mujair dan

nila. Azka mulia media. Jakarta.

Suendi. 2009. Identifikasi dan Prevalensi

Bakteri dan Cendawan yang terseleksi

serta Parasit pada ikan Arwana Super

Sed Scleropages formosus yang sakit.

Skripsi. Institutt Pertanian Bogor.

Swarsono, R, T,. T, W,. L. S. Muliana.

2007. aktivitas antioksidan dan

toksisitas senyawa bioaktif

dariekstrak rumput laut hijau Ulva

reticulata forsskal.jurnal ilmu

kefarmasian indonesia,

Utami, P. 2016. efek ekstrak makroalga

terhadap bakteri staphylococcus

aureus dan methicillin resisten

staphylococcus aureus. (skripsi).

Universitas islam alauidin. Makasar

Putra, SE. 2006. Biota Laut sebagai

Biotarget Industri. www. energi.

lipi.go.id/utama.cgi? artikel

211586897. Diakses pada tanggal 25

maret 2018

Wijaya, R.C., E.L. Utari, Yudiangsih. 2015.

Perancangan Alat Penghitung Bakteri.

Jurnal Teknologi Informasi. Vol.10

(29): Hal 23 – 26.