data literatur perkotaan

10
DATA LITERATUR 1. Fasilitas Pendidikan Pendidikan formal mempunyai beberapa tingkatan/jenjang yaitu taman kanak – kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Umum (SMU). Rencana kebutuhan fasilitas pendidikan maupun fasilitas sosial ekonomi lainnya didasarkan pada standar perencanaan kebutuhan sarana kota (PU. Cipta Karya), dengan standar luasan yang berpedoman pada tingkat kepadatan pada tingkat kepadatan penduduk. Dan lebih mendasar lagi adalah bagaimana memadukan antara “supply and demand” dengan standar yang digunakan. • Taman Kanak – kanak (TK), penduduk mendukung fasilitas ini minimal 1.000 orang dengan luas lahan 2.400 M2. lokasinya sebaiknya berada di tengah – tengah kelompok keluarga, jumlah murid dengan standar 3 ruang kelas terdiri dari 30 – 40 murid di setiap satu ruang kelas. • Sekolah Dasar (SD), kebutuhan satu unit SD, minimal penduduk pendukungnya 1.600 jiwa dengan luas lahan 7.200 M2. Lokasi jenis fasilitas ini sebaiknya berada di tengah kelompok keluarga (permukiman) dengan radius pencapaian dari daerahyang dilayani maksimum 100 meter. • Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), jumlah penduduk pendukungnya minimal 4.800 jiwa untuk sebuah SLTP, sedangkan luas lahannya adalah 5.400 M2. penempatan lokasi fasilitas ini sebaiknya dikelompokkan dengan taman dan lapangan olahraga. Standar jumlah murid adalah 40 murid/kelas. • Sekolah Menengah Umum (SMU). Penduduk pendukungnya minimal 4.800 orang untuk sebuah SMU. Luas lahan SMU ini adalah 5.400 M2. Standar 30 murid/ruang kelas dengan 14 kelas (pagi/sore) untuk sebuah SMU. Syarat : Bersih, mudah dicapai, tidak bising, jauh dari sumber penyakit, sumber bau/sampah, dan pencemaran lainnya 2. Fasilitas Kesehatan

Upload: iwan-gunawan

Post on 20-Jul-2016

20 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Literatur untuk perkotaan

TRANSCRIPT

Page 1: Data Literatur Perkotaan

DATA LITERATUR

1. Fasilitas Pendidikan

Pendidikan formal mempunyai beberapa tingkatan/jenjang yaitu taman kanak – kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Umum (SMU). Rencana kebutuhan fasilitas pendidikan maupun fasilitas sosial ekonomi lainnya didasarkan pada standar perencanaan kebutuhan sarana kota (PU. Cipta Karya), dengan standar luasan yang berpedoman pada tingkat kepadatan pada tingkat kepadatan penduduk. Dan lebih mendasar lagi adalah bagaimana memadukan antara “supply and demand” dengan standar yang digunakan.

• Taman Kanak – kanak (TK), penduduk mendukung fasilitas ini minimal 1.000 orang dengan luas lahan 2.400 M2. lokasinya sebaiknya berada di tengah – tengah kelompok keluarga, jumlah murid dengan standar 3 ruang kelas terdiri dari 30 – 40 murid di setiap satu ruang kelas.

• Sekolah Dasar (SD), kebutuhan satu unit SD, minimal penduduk pendukungnya 1.600 jiwa dengan luas lahan 7.200 M2. Lokasi jenis fasilitas ini sebaiknya berada di tengah kelompok keluarga (permukiman) dengan radius pencapaian dari daerahyang dilayani maksimum 100 meter.

• Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), jumlah penduduk pendukungnya minimal 4.800 jiwa untuk sebuah SLTP, sedangkan luas lahannya adalah 5.400 M2. penempatan lokasi fasilitas ini sebaiknya dikelompokkan dengan taman dan lapangan olahraga. Standar jumlah murid adalah 40 murid/kelas.

• Sekolah Menengah Umum (SMU). Penduduk pendukungnya minimal 4.800 orang untuk sebuah SMU. Luas lahan SMU ini adalah 5.400 M2. Standar 30 murid/ruang kelas dengan 14 kelas (pagi/sore) untuk sebuah SMU.

Syarat : Bersih, mudah dicapai, tidak bising, jauh dari sumber penyakit, sumber bau/sampah, dan pencemaran lainnya

2. Fasilitas Kesehatan

Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu elemen penting yang dapat menentukan kualitas sumberdaya manusia. Fungsi utama sarana ini memberikan pelayanan medis kepada penduduk. Oleh karena itu penyediaan fasilitas kesehatan di kawasan perencanaan ini perlu mendapat prioritas. Dikaitkan dengan standar perencanaan lingkungan permukiman kota, maka kualitas kesehatan yang harus disediakan untuk melayani penduduk tersebut adalah puskesmas, balai pengobatan, tempat praktek dokter dan apotik serta fasilitas lain seperti tempat parkir dan taman.

• Puskesmas pembantu, minimal penduduk pendukungnya adalah 30.000 jiwa dengan luas lahan adalah 2.400 M2. Penempatan lokasinya sebaiknya berada di tengah lingkungan keluarga (permukiman) dengan radius pencapaian maksimum 1500 M2.

• BKIA/Rumah Bersalin, penduduk pendukung minimal 10.000 jiwa dengan luas lahan 3.200 M2. Lokasi fasilitas ini berada di tengah – tengah lingkungan keluarga dengan radius pencapaian maksimal 2.000 meter.

Page 2: Data Literatur Perkotaan

• Apotik, fasilitas kesehatan yang fungsinya untuk melayani penduduk dalam memenuhi kebutuhan obat – obatan adalah apotik. Penduduk pendukung minimal 10.000 jiwa dengan luas lahan 700 M2. hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan fasilitas kesehatan ini adalah pengalokasian fasilitas dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan pemukiman sehingga radius pencapaian merupakan jarak yang tepat bagi kelompok aktivitas kegiatan penduduk.

• Praktek Dokter, untuk menciptakan optimalisasi pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat di kawasan perencanaan, diperlukan tenaga – tenaga medis yang cukupmemadai terutama dokter yang dapat memnerikan pelayanan yang lebih dekat pada masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan tempat praktek dokter yang menyatu dengan perumahan penduduk. Lokasi fasilitas ini disatukan dengan rumah tempat tinggal dan setiap unutnya melayani penduduk 5.000 jiwa.

• Balai Pengobatan, minimal penduduk pendukungnya adalah 3.000 jiwa dengan luas lahan600 M2. lokasi penempatan sebaiknya berada di tengah – tengah lingkungan keluarga dengan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.

Syarat : Lokasi di pusat lingkungan/ kecamatan, bersih, mudah dicapai, tenang, jauh dari sumber penyakit, sumber bau/ sampah, dan pencemaran lainnya

3. Fasilitas Keagamaan

Penghitung kebutuhan fasilitas peribadatan di kawasan perencanaan disesuaikan dengan jumlah penduduk pemeluk agama yang ada. Berdasarkan data jumlah penduduk menurut agama di kawasan perencanaan menunjukkan bahwa sekitar 98,6 % memeluk agama Islam dan selebihnya beragama Kristen dan Hindu (1,4 %). Hal ini berarti penyediaan fasilitas peribadatan bagi pemeluk agama islam lebih diproriotaskan, yang berupa Masjid dan Mushallah.

• Masjid, penduduk minimal pendukung fasilitas ini adalah 30.000 jiwa, dengan luas 3.500 M2. lokasi penempatan fasilitas berada dalam satu pusat lingkungan kelurahan dan dekat dengan konentrasi penduduk.

• Mushallah/Langgar, penduduk minimal 2500 jiwa, dengan luas lahan 600 M2. lokasi penempatan fasilitas tergantung kondisi konsentrasi dan distribusi pemeluk agama bersangkutan.

Syarat : Bersih, tenang, teduh, mudah dicapai

4. Fasilitas Perekonomian

Perkembangan suatu kota ditentukan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi kota yang bersangkutan dan sebaliknya tingkat perkembangan ekonomi itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana ekonomi untuk melayani kebutuhan penduduk sebagai pelaku kegiatan ekonomi. Fasilitas perekonomian yang dimaksud disini adalah fasilitas pelayanan kegiatan perbelanjaan sehari – hari yang mempunyai sifat pelayanan dari berbagai tingkat sesuai dengan skala pelayanan yang direncanakan.

Page 3: Data Literatur Perkotaan

Keberadaan pasar merupakan salah satu tigkat pelayanan regional sangat besar manfaatnya bagi kegiatan perekonomian yang diharapkan dapat berperan sebagai titik pusat kegiatan jasa distribusi barang – barang produksi yang dapat menarik dan mendorong laju pertumbuhan desa- desa pada wilayah pelayanannya.

Dengan kondisi demikian dalam kaitannya dengan kawasan perencanaan pada masa datang, dapat dialokasikan jenis – jenis fasilitas perekonomian berdasarkan kriteria standar menurut pengelompokan jumlah penduduk/distribusi penduduk setiap Bagian Wilayah Kota (BWK).

• Pertokoan, penduduk pendukung minimal 2.500 jiwa dengan luas lahan 2.400 M2. kriteria lokasi terletak pada jalan utama lingkungan dan mengelompok dengan pusat lingkungan.

• Warung/ Kios, Warung / kios penduduk pendukungnya adalah 250 jiwa. Kriteria lokasi di pusat lingkungan yang mudah dicapai dengan radius maksimal 500 meter.

Syarat : Mudah diakses

5. Fasilitas Pemerintah dan Pelayanan Umum

Analisis kebutuhan fasilitas pelayanan umum guna pelayanan kepada masyarakat secara makro, seperti kantor administrasi, kantor pos, telepon umum, balai pertemuan, MCK dan parkir umum. Sesuai dengan fungsi kota dan kebutuhan perkembangan penduduk kota, maka fasilitas yang dibutuhkan :

• Parkir umum + MCK seluas 200 M2, setiap unit melayani 2.500 jiwa.

• Balai pertemuan dengan luas lahan 600 M2, setiap unit melayani penduduk sekitar 2.500 jiwa.

• Kantor Camat dengan luas lahan 2.000 M2.

• Kantor Lurah dengan luas lahan 1.000 M2.

• Kantor pos pembantu dengan luas lahan 200 M2.

• Pos Polisi dengan luas lahan 400 M2.

• Kantor Koramil dengan luas lahan 400 M2.

6. Fasilitas Olah Raga dan Ruang Terbuka

Fasilitas olahraga dan ruang terbuka adalah semua bangunan dan taman yang digunakan untuk kegiatan olah raga dan rekreasi, fasilitas ini merupakan fasilitas yang cukup penting mengingat fungsinya dalam mengurangi kepadatan kawasan permukiman. Fasilitas ini terdiri dari lapangan olah raga, tempat bermain dan jalur hijau.

Page 4: Data Literatur Perkotaan

Lokasi fasilitas ini umumnya terletak di tengah – tengah lingkungan permukiman terutama untuk taman. Menurut standar perencanaan lingkungan permukiman kota, kebutuhan fasilitas olah raga dan ruang terbuka kawasan perencanaan adalah :

• Taman untuk pelayanan 250 jiwa, sarana ini berfungsi sebagai ruang hijau kota, luas setiap unit 500 m2.

• Taman Tempat Bermain untuk pelayanan 2.500 jiwa yang berfungsi sebagai ruang terbuka dan tempat bermain. Sarana ini dibutuhkan dengan lahan seluas 2.500 M2.

• Lapangan Olahraga dengan luas lahan 18.000 m2.

Syarat : Bersih, mudah dicapai, terawat, indah dan nyaman

DATA FASILITAS DI JELAMBAR

Fasilitas Keagamaan Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Pemerintah dan Pelayanan Umum

Fasilitas Perekonomian

SD Surya PemanduSDN JelambarSDN Jelambar 01SDN Jelambar 03-06 Jelambar baruSDN 06/07

SMPN 83SMU DJ

Sekolah Bunda Hati Kudus

Santo Kristoforus I, Kindergarten, Elementary, Junior & Senior High School

Puskesmas Kelurahan Jelambar

Rumah Sakit Jiwa Dr. Suharto Heerdjan

Poliklinik umum dan Gigi GKI Jabar

JT Dental

Dokter gigi Dokter umumDokter kecantikanApotek

Masjid Jami' Al IstiqomahMasjid Jami' Nurul FalahMasjid Jami' atul Mu' minimMasjid Raya Al-AmanahMasjid Al MukhlisinMasjid Waqaf QomaruddinMusholla Attarwiha

Majelis Tao Indonesia

Gereja OikoumeneGereja Pentakosta Indonesia Sidang Grogol 1Gereja Kristen Maranatha Indonesia

Gereja Katolik Santo Kristoforus

Pura Chandra PrabhaPuskesmas Kelurahan Jelambar

PT Euroasiatic JayaPT TIGA PUTRA ADHIMANDIRIGudang PT TIGA PUTRA ADHIMANDIRIToko Bangunan Bintang Terang

Salon ValentineChantique salonLanang barbershop

Permata BankCIMB NiagaPermata Bank

Bengkel Mobil Jelambar Raya

SPBU PertaminaShell Patrol Station

Pasar Inpres Jelambar Alfa martFamily MartIndomaret

SentraSolusindo Web & SEO SpecialistGraha Acrylic & Digital Printing

Kelurahan Jelambar

KUA Jelambar

Panti Werdha

SATLAK RW

POS SISKAMLING

Pos polisi

Rumah Duka

Page 5: Data Literatur Perkotaan
Page 6: Data Literatur Perkotaan

ANALISIS1. Fasilitas Pendidikan

Dalam 2 kelurahan yang terdapat di daerah Jelambar, berdiri fasilitas – fasilitas pendidika dengan tingkatan TK, SD, SMP, SMA baik yang terpisah jenjangnya maupun menyatu dalam 1 kompleks. Fasilitas pendidikan dikelola baik oleh pemerintah maupun oleh swasta. Tentunya bentuk bangunan hingga standar / persyaratan fasilitas pendidikan ada yang terpenuhi dengan baik dan ada yang tidak terpenuhi baik dari segi lokasi, luas lahan, hingga standar banyak nya ruang kelas dengan luas ruang kelas yang dimiliki. Ada pula yang terletak di lingkungan kumuh, bising, terdapat banyak kuman, bau menyengat, sumber kebisingan yang dekat. Seperti sebuah sekolah yang terletak di area pasar inpres.

Lain hal nya dengan fasilitas pendidikan yang terletak di jalur / jalan utama yang terletak pada kelurahan Jelambar, walau ada yang tidak memenuhi syarat, tetapi banyak hal – hal yang jauh lebih baik seperti kebersihan, kurangnya pencemaran lingkungan, luas lahan, jumlah ruang kelas serta standar luasannya. Walau tidak dipungkiri fasilitas pendidikan tersebut berharga relatif lebih mahal dan lebih dikenal oleh masyarakat.

Gambar kiri. Fasilitas pendidikan dekat pasar impres & Gambar kanan Sekolah Bunda Hati Kudus yang terletak di jalan utama

2. Fasilitas Kesehatan

Tersedia fasilitas kesehatan di area 2 kelurahan Jelambar, mulai dari yang bertarget menengah ke bawah hingga menengah ke atas dengan fungsi fasilitas kesehatan yang berbeda- beda. Fasilitas kesehatan memang cukup banyak dan memenuhi kebutuhan penduduk sekitar di daerah tersebut dan banyak dikelola baik oleh swasta maupun pemerintah. Tersedia puskesmas, balai pengobatan, Apotek, tempat praktek dokter secara pribadi. Secara kasat mata, hampir semua fasilitas kesehatan yang ada kurang memadai dan memenuhi syarat. Mulai dari kurangnya luas lahan, kebersihan kurang terjaga, lingkungan kumuh, tidak dicapai oleh kendaraan roda 4, traffic yang kacau, kebisingan yang sangat tinggi, dan bahkan ada yang berada di lokasi banjir. Kelurahan Jelambar yang berkependudukan tinggi, kurang memperhatikan kelayakan fasilitas kesehatan dan hanya sebagian fasilitas yang cukup memenuhi syarat

Page 7: Data Literatur Perkotaan

Gambar. Poliklinik, Praktek dr.Gjgj, Apotek dan praktek dr umum yang terletak di jalan yang dilalui kendaraan sehingga tingkat kebisingan tinggi dan poliklinik terletak di lokasi yang agak sulit dicapai

3. Fasilitas Keagamaan

Fasilitas keagamaan telah dimiliki di kelurahan Jelambar, dengan tingkat urutan jumlah Musholla, masjid berjumlah lebih banyak dibandigkan dengan Gereja Kristen yang selanjutnya Gereja Katolik dan terakhir merupakan tempat beribadah agama Buddha. Hal ini merupakan hal yang wajar karena mayoritas penduduk sekitar Jelambar adalah muslim. Sayangnya, salah satu syarat yang ditentukan berupa lokasinya jauh dari kebisingan tidak dapat dipenuhi. Karena Jelambar merupakan bangunan padat penduduk dan tipe bangunan hamper seluruhnya merupakan bangunan deret sehingga kebisingan datang dari 4 arah. Yaitu Depan : Jalan, Samping kiri kanan : Rumah / warung, Belakang Rumah 1 lantai / 2 lantai

Gambar. Salah satu fasilitas agama Buddha dan Islam

4. Fasilitas Perekonomian

Fasilitas perekonimian yang berada di daerah kelurahan Jelambar memiliki fasilitas perekonomian yang berada dalam radius jarak yang sangat dekat. Fasilitas tersebut bertujuan sebagai pusat distribusi barang atau jasa yang berguna bagi kehidupan masyarakat sehari – hari. Ada yang berupa pertokoan besar, berAC, maupun hingga warung- warung kecil yang hanya menyediakan bahan – bahan pokok kebutuhan masyarakat. Sebuah pasar yang terletak di kelurahan Jelambar ( Pasar Inpres ) memiliki lokasi yang sulit dijangkau. Hal ini disebabkan oleh jalan yang kurang lebar sehingga sulit untuk masuk ke daerah pasar tersebut

Gambar. Salon chantique milik pribadi, salah satu cabang Lanang barber shop, alfa mart sebagai pusat distribusi barang skala menengah, pasar inpres sebagai pusat distribusi barang yang terletak di jalan dengan lokasi kurang mudah di akses serta perbankan yang “menjamur” di area Jelambar sebagai pusat keuangan

Page 8: Data Literatur Perkotaan

5. Fasilitas Pemerintah dan Pelayanan Umum

Gambar. Rumah dinas lurah, Salah satu SATLAK RW dan pos siskamling

Fasilitas pemerintah dan pelayananan umum di kelurahan Grorol telah lengkap tersedia di kelurahan Jelambar. Hanya saja luas tiap fasilitas yang dimiliki kurang memenuhi standar ukuran luas ruangan. Tiap RT dan RW memiliki tiap pos tersendiri seperti pos siskamling, SATLAK RW dan faslitas yang lebih besar seperti pos polisi

6. Fasilitas ruang terbuka dan sarana olahraga

Fasilitas ini tidak dimiliki di kawasan Jelambar hal ini diakibatkan oleh padatnya penduduk di area kelurahan Jelambar sehingga semua area atau lahan terisi penuh secara besar merupakan area tempat tinggal. Seluruh bangunan berkisar 1-2 lantai dengan bangunan deret yang saling menempel antar dinding bangunan. Sehinga saat terjadi kebakaran, area ini sering mengalami dampak kebakaran yang besar