data hlin9desu

157
FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM ARAB PETELUR DI TRIAS FARM KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI LINAWATI H34076090 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: rumindr

Post on 03-Jan-2016

79 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nicepupux

TRANSCRIPT

Page 1: data hlin9desu

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM ARAB PETELUR DI TRIAS FARM

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

LINAWATI H34076090

 

 

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: data hlin9desu

ii  

RINGKASAN

LINAWATI. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ayam Arab Petelur di Trias Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan POPONG NURHAYATI).

Salah satu jenis telur ayam buras yang memiliki prospek pasar yang cukup menjanjikan adalah telur ayam arab. Hal ini disebabkan karena produktivitas ayam arab petelur cukup tinggi dibandingkan dengan ayam buras petelur lainnya. Ayam arab umumnya memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat terhadap penyakit. Telur ayam arab memiliki rasa yang lebih gurih dan kadar keamisannya lebih rendah. Selain itu, telur ayam arab juga banyak digunakan sebagai obat dan kosmetik. Peternakan Trias Farm merupakan perusahaan peternakan yang menyuplai telur ayam arab untuk wilayah Bogor dan sekitarnya.

Peternakan Trias Farm terletak di daerah Bogor, Jawa Barat. Krisis ekonomi yang berkepanjangan saat ini berdampak terhadap semua sektor pembangunan di Indonesia, tidak terkecuali sektor peternakan saat ini. Kenaikan harga bahan baku pakan dan obat-obatan menyebabkan biaya produksi usaha ayam arab petelur di peternakan Trias Farm juga mengalami peningkatan yang tidak seiring dengan peningkatan harga telur ayam arab. Permasalahan yang dihadapi peternakan Trias Farm adalah belum mampu memenuhi permintaan konsumen. Hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki keterbatasan modal untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Permasalahan lain yang dihadapi oleh peternakan Trias Farm adalah persaingan dengan perusahaan sejenis (pesaing industri).

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengindentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh peternakan Trias Farm, 2) Merumuskan alternatif strategi bagi peternakan Trias Farm berdasarkan faktor eksternal dan internal perusahaan. 3) Menentukan prioritas strategi yang tepat untuk diimplementasikan oleh peternakan Trias Farm dalam mengembangkan usahanya.

Pengumpulan data dimulai pada bulan Mei hingga Agustus 2009. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks EFE untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal peternakan Trias Farm, matriks IFE untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal peternakan Trias Fam, matriks IE untuk mendapatkan strategi-strategi dari hasil matriks IFE dan matriks EFE, matriks SWOT untuk menentukan strategi-strategi yang didapatkan dari identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, dan QSPM untuk memprioritaskan strategi-strategi yang didapat dari analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan matriks IFE menunjukkan bahwa kemampuan internal perusahaan Trias Farm adalah berada diatas rata-rata (3,0636), yang mengindikasikan perusahaan memiliki posisi internal yang kuat. Hal ini dikarenakan mampu menggunakan kekuatan yang ada untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki. Kekuatan utama yang dimiliki oleh peternakan Trias Farm adalah menghasilkan produk yang berkualitas. Kelemahan utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah belum mampu memenuhi semua permintaan konsumen.

Page 3: data hlin9desu

iii  

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal serta matriks EFE menunjukkan bahwa kemampuan dari peternakan Trias Farm berada di atas rata-rata (2,5860) yang mengindikasikan bahwa perusahaan dalam merespon dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada. Dimana peluang terbesar berasal dari pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan. Ancaman utama yang dihadapi oleh peternakan Trias Farm adalah kenaikan tingkat inflasi. Analisis matriks IE menempatkan perusahaan berada dalam kuadran IV, Strategi terbaik yang dapat diterapkan adalah strategi tumbuh dan bina. Salah satu strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan adalah integrasi ke depan (mempererat kerjasama dengan pemasok bahan baku) dan integrasi ke belakang (mempererat kerjasama dengan distributor/pelanggan), selain itu strategi pengembangan produk. Hasil analisis SWOT, strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan adalah: 1) mempertahankan kualitas produk, 2) mempertahankan loyalitas pelanggan, 3) memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta, 4) meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan, 5) meningkatkan kapasitas produksi, 6) pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang telah ada, 7) mengatur sistem manajemen produksi dengan baik, dan 8) mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir. Hasil dari pengolahan QSPM, strategi yang menjadi prioritas untuk dapat diterapkan oleh Trias Farm adalah 1) mempertahankan kualitas produk (STAS = 5,777), 2) memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta (STAS = 5,723), 3) mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir (STAS = 5,652), 4) mempertahankan loyalitas pelanggan (STAS = 5,580), 5) mengatur sistem manajemen produksi dengan baik (STAS = 5,570), 6) meningkatkan kapasitas produksi (STAS = 5,491), 7) pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang telah ada STAS = 5,273), dan 8) meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan (STAS = 4,397).

Page 4: data hlin9desu

iv  

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM ARAB PETELUR DI TRIAS FARM

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

LINAWATI H34076090

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

Page 5: data hlin9desu

v  

Judul : Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Ayam Arab Petelur

di Trias Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Nama : Linawati

NIM : H34076090

Disetujui,

Pembimbing

Ir. Popong Nurhayati, MM NIP 19670211 1992 03 2002

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 19580908 198403 1 002

Tanggal Kelulusan:

Page 6: data hlin9desu

vi  

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Formulasi

Strategi Pengembangan Usaha Ayam Arab Petelur di Trias Farm Kabupaten

Bogor, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, Oktober 2009

Linawati

H34076090

Page 7: data hlin9desu

vii  

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 18 April 1986

sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Satimin dan Ibu

Misri. Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 46 Mahakarya,

Pasaman Barat dan lulus tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah pertama dapat

diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SMP Negeri 2 Pasaman, Pendidikan

menengah atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2004 di SMU Negeri 1

Pasaman, Sumatra Barat. Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian

Bogor, pada Program Diploma Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Penulis

juga sering mengikuti seminar dan pelatihan yang berhubungan dengan program

studi penulis. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan kembali studinya pada

Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Page 8: data hlin9desu

viii  

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan

berkat, rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa adanya halangan yang berarti, skripsi dengan judul Formulasi Strategi

Pengembangan Usaha Ayam Arab Petelur di Trias Farm Kabupaten Bogor, Jawa

Barat ini adalah prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari

sini penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang

membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran, sangat penulis harapkan demi

keberhasilan bersama.

Bogor, Oktober 2009

Linawati H34076090

Page 9: data hlin9desu

ix  

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan

petunjuk-Nya pada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya. Atas izin Allah, penulis dipertemukan dengan orang-orang yang sangat

luar biasa dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua, Kakak dan Adik tercinta yang senantiasa memberikan doa dan

menjadi motivator serta pendukung secara moril dan materil, dan selalu sabar

menjadi pendengar yang baik atas keluh kesah penulis.

2. Ibu Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen pembimbing, atas segala

masukan dan bimbingan yang telah ibu berikan. Ditengah kesibukan yang luar

biasa, ibu selalu menyempatkan diri untuk membagikan ilmunya kepada

penulis.

3. Bapak Rahmat Januar Sp, Msi selaku dosen evaluator, yang telah memberikan

kritik dan saran pada saat penulis kolokium.

4. Ibu Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji utama dan Ibu

Febriantina Dewi. SE, MM selaku dosen penguji komisi pendidikan, atas

masukan dan sarannya.

5. Bapak Budi dan Bapak Agus dan seluruh karyawan peternakan Trias Farm,

yang telah memberikan izin kepada penulis dan memberikan informasi serta

bantuan selama penulis melakukan penelitian.

6. Bapak Bambang krista sebagai pemilik peternakan Citra Lestari Farm, yang

telah memberikan informasi serta bantuan selama penulis melakukan

penelitian.

7. Bapak Ade M. Zulkarnaen sebagai ketua Himpuli dan Kepraks, yang telah

memberikan informasi serta bantuan selama penulis melakukan penelitian.

8. Bapak Sofyan selaku ketua Balai Penelitian Ternak (Balitnak), atas segala

bantuan dan informasinya.

9. Sekretariat Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, atas

pelayanan yang diberikan kepada penulis. Mba Rahmi, Mba Liesca, Mba

Page 10: data hlin9desu

x  

Maya, Mba Nur, Mas Aji, dan Mas Agus terimakasih banyak, maaf apabila

ada kata dan perilaku penulis yang kurang berkenan.

10. Kepada Da is dan Pakde yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam

mengerjakan skripsi ini.

11. Teman-teman: Ibeth, Fitri, Wati, Laras, Rahma, Ana, Rissa, Yati, Hilda, dedi,

Mila, Sekar, Devi atas motovasi, kritik, bantuan, dan saran selama ini yang

telah diberikan kepada penulis.

12. Teman-teman AGB dan MAB dan semua teman-teman, terima kasih banyak

atas bantuan, motivasi dan dukungannya.

13. Semua pihak, keluarga, teman, dan kerabat yang tidak tercantum penulis

ucapkan permintaan maaf dan terimakasih untuk segalanya.

Bogor, Oktober 2009

Linawati

Page 11: data hlin9desu

xi  

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 4 1.3 Tujuan ...................................................................................................... 6 1.4 Kegunaan .................................................................................................. 7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 7

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Ayam Arab Petelur .............................................................. 8 2.2 Penelitian Terdahalu .............................................................................. 10

III KARANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................. 13

3.1.1 Konsep Pengembangan ..................................................................... 13 3.1.2 Konsep Strategi ................................................................................. 13 3.1.3 Konsep Manajemen Strategis ............................................................ 14 3.1.4 Proses Manajemen Strategis ............................................................. 16 3.1.5 Formulasi Strategi ............................................................................. 17 3.1.6 Aspek Lingkungan Bisnis ................................................................. 18

3.1.6.1 Analisis Lingkungan Internal .................................................... 18 3.1.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ................................................. 20

3.1.7 Matriks IFE dan Matriks EFE ......................................................... 26 3.1.8 Matriks IE ....................................................................................... 27 3.1.9 Analisis SWOT ............................................................................... 31 3.1.10 Analisis QSPM ................................................................................ 31

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .......................................................... 32

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Tempat Penelitian ................................................................ 34 4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 34 4.3 Metode Pengumpulan data ...................................................................... 34 4.4 Meode Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................ 35

4.4.1 Analisis Deskriptif ........................................................................... 36 4.4.2 Analisis Tiga tahap Formulasi Strategi ............................................. 36

4.4.2.1 Analisis IFE dan EFE .................................................................. 36 4.4.2.2 Analisis Matriks SWOT .............................................................. 41 4.4.2.3 Analisis QSPM ............................................................................ 44

Page 12: data hlin9desu

xii  

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Peternakan Trias Farm ................................ 47 5.2 Struktur Organisasi di Peternakan Trias Farm ........................................ 47 5.3 Keadaaan umum Perusahaan................................................................... 49 5.4 Visi, Misi, dan tujuan Perusahaan ........................................................... 50

VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

6.1 Analisis Lingkungan Internal .................................................................. 51 6.1.1 Manajemen ..................................................................................... 51 6.1.2 Keuangan ....................................................................................... 53 6.1.3 Pemasaran ...................................................................................... 53 6.1.4 Produksi dan Operasi ..................................................................... 58

6.1.4.1 Proses Produksi DOC di Peternakan Trias Farm ............... 59 6.1.4.2 Proses Produksi Telur di Peternakan Trias Farm ............... 63 6.1.5 Sumberdaya Manusia ..................................................................... 66

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................... 67 6.2.1 Faktor Ekonomi .............................................................................. 68 6.2.2 Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan ..................... 72 6.2.3 Lingkungan Politik, Hukum, dan Pemerintahan ............................ 75 6.2.4 Lingkungan Teknologi ................................................................... 76 6.2.5 Analisis Lingkungan Industri ......................................................... 78

6.2.5.1 Persaingan dengan Perusahaan Sejenis .............................. 79 6.2.5.2 Masuknya Pendatang baru ................................................. 80 6.2.5.3 Persaingan dengan Produk Subsitusi ................................. 82 6.2.5.4 Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok ................................. 83 6.2.5.5 Kekuatan tawar-Menawar Pembeli .................................... 84

VII FORMULASI STRATEGI 7.1 Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan .... 86 7.2 Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan ......... 91 7.3 Analisis Matriks IFE ......................................................................... 95 7.4 Analisis Matriks EFE ........................................................................ 97 7.5 Analisis Matriks IE ........................................................................... 99 7.6 Analisis SWOT ............................................................................... 100 7.7 Analisis QSPM ................................................................................ 104 7.8 Pengkajian Kesesuaian Antara Alternatif Strategi yang Diberikan

dengan Strategi yang Telah Dijalankan oleh Trias Farm ............... 105

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 109

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 111

LAMPIRAN ........................................................................................................ 113

  

Page 13: data hlin9desu

xiii  

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produksi dan Konsumsi Telur Unggas Nasional (Ayam Buras, Ayam Ras, dan itik) Tahun 2004-2008 .............................................. 1

2. Tingkat Produktivitas Telur Ayam Buras ....................................... 2

3. Kandungan Zat Telur Ayam Arab dan Telur Ayam Ras Dalam Setiap 100 Gram Bahan yang Dapat Dimakan .............................................. 3

4. Rasio Perbandingan Kenaikan Harga Pakan dan Harga Telur

di Peternakan Trias Farm .................................................................. 4

5. Perusahaan Pesaing dari Peternakan Trias Farm di Jawa Barat pada Tahun 2009 .................................................................................. 5

6. Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................... 12

7. Matriks EFE ......................................................................................... 37

8. Matriks IFE .......................................................................................... 38

9. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan ...................................... 38

10. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan ......................................... 39

11. QSPM .................................................................................................... 44

12. Pendistribusian Telur Ayam Arab di peternakan Trias Farm ......... 55

13. Tahap Perlakuan pada Penetasan Telur dengan Alat Tetas ............. 62

14. Acuan Pemberian Pakan di Peternakan Trias Farm .......................... 63

15. Program Vaksinasi yang Digunakan Peternakan Trias Farm ............. 64

16. Proses Kegiatan Kandang Layer di Peternakan Trias Farm ................ 65

17. Besarnya Gaji bagi Karyawan setiap Bulan di Trias Farm ................. 67

18. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Tahun 2005- 2008 ................................................................................ 68

19. Tingkat Konsumsi Telur di Jawa Barat pada

Tahun 2003-2007 ................................................................................. 69

20. Produksi Telur Ayam Buras di Jawa Barat Tahun 2004-2008 ............ 70

21. Inflasi di Indonesia pada Tahun 2005-2008 ......................................... 70

22. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 2005-2008 ................ 72

23. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2005-200 ....................... 73

Page 14: data hlin9desu

xiv  

24. Harga Rata-Rata Telur Ayam Buras dan Ayam Ras di Tingkat

Pedagang Pengecer di Jawa Barat pada Tahun 2004-2008 .................. 82

25. Jenis Bahan Baku dan Perusahaan Pemasok Bahan Baku di Peternakan Trias Farm ........................................................................ 83

26. Analisis Matriks IFE pada Peternakan Trias Farm ............................... 96

27. Analisis Matriks EFE pada Usaha Peternakan Trias Farm .................. 98

28. Prioritas Alternatif Strategi pada Usaha Peternakan Trias Farm ......... 105

29. Gambaran Umum Tentang Alternatif Strategi yang Dapat Diberikan dengan Strategi yang Telah Dijalankan

oleh PeternakanTrias Farm ................................................................. 107

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: data hlin9desu

xv  

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman

1. Model Komprenhensif Proses Manajemen Strategis .................... 15

2. Model Lima Kekuatan Porter ........................................................ 26

3. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ..................................... 33

4. Matriks IE ..................................................................................... 40

5. Matriks SWOT .............................................................................. 43

6. Struktur Organisasi di Peternakan Trias Farm .............................. 49

7. Saluran Distribusi Produk di Peternakan Trias Farm .................... 56

8. Proses Pemeliharaan Ayam Arab Petelur di Trias Farm .............. 63

9. Perkembangan Harga Rata-Rata Pakan Konsentrat ...................... 71

10. Analisis Matriks IE pada Peternakan Trias Farm ......................... 99

11. Analisis Matriks SWOT ............................................................... 103

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: data hlin9desu

xvi  

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman

1. Lampiran Kuesioner Penelitian .................................................... 113

2. Matriks Pembobotan Faktor-Faktor Strategis Internal ........................... 128

3. Matriks Pembobotan Faktor-Faktor Strategis Eksternal ................ 131

4. Matriks IFE (Pembobotan Rata-Rata Lingkungan Internal) ........... 134

5. Matriks EFE (Pembobotan Rata-Rata Lingkungan Eksternal) ....... 135

6. Matriks QSP ................................................................................... 136

7. Contoh produk yang di hasilkan oleh Peternakan Trias Farm ..... 139

8. Tahapan dalam Produksi DOC di Peternakan Trias Farm ........... 140

9. Tahapan dalam Proses Produksi Telur di Peternakan Trias Farm.141

Page 17: data hlin9desu

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telur ayam mempunyai prospek pasar yang sangat baik untuk

dikembangkan. Hal ini karena didukung oleh harga telur yang murah

dibandingkan dengan produk peternakan lainnya serta akses yang mudah

diperoleh. Produk telur juga merupakan pendorong utama penyediaan protein

hewani nasional.

Salah satu produk telur ayam yang memiliki prospek pasar yang cerah

adalah telur ayam buras. Produksi telur ayam buras secara umum mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat diartikan sebagai gejala

peningkatan produksi sekaligus peningkatan permintaan. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Telur Unggas Nasional (Ayam Buras, Ayam Ras, dan Itik) Tahun 2004-2008

Tahun Produksi Telur (000) Konsumsi Telur Unggas (Ayam Buras, Ayam Ras,

dan Itik) dalam (000) Ayam Buras Ayam Ras Itik

2004 172.147 762.04 173.22 1107.407 2005 175.428 681.10 195.00 1051.528 2006 193.953 816.83 193.63 1204.413 2007 230.472 944.13 207.53 1382.132

2008*) 239.314 1,027.51 38.90 1305.724 Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan Keterangan : *) Angka sementara

Dari Tabel 1 terlihat bahwa telah terjadi peningkatan produksi telur ayam

buras setiap tahunnya. Hal ini sejalan dengan peningkatan konsumsi telur unggas

nasional yang terus meningkat. Peningkatan konsumsi sendiri dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya peningkatan kesadaran akan pentingnya protein

hewani, peningkatan pendapatan, peningkatan tingkat pendidikan, peningkatan

jumlah penduduk Indonesia, dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia

yang lebih menyukai mengkonsumsi makanan alami.

Salah satu jenis telur ayam buras yang memiliki prospek pasar adalah

ayam arab petelur. Hal ini disebabkan karena produktivitas ayam arab petelur

Page 18: data hlin9desu

2

 

cukup tinggi dibandingkan dengan ayam buras petelur lainnya. Untuk

mengetahui mengenai produktivitas telur ayam buras dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Produktivitas Telur Ayam Buras

Jenis Ayam Produksi Telur / Tahun Ayam Arab 230-250 butir Ayam Kampung 140-150 butir Ayam Kedu Hitam 215 butir Ayam Merawang 164 butir Ayam Wareng 150 butir Ayam Nunukan 140 butir

Sumber : Sartika. 2008

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa ayam arab petelur memiliki

produktivitas telur paling tinggi dibandingkan dengan jenis ayam buras yang

lainnya yaitu sekitar 230-250 butir /tahun. Ayam kampung memiliki produktivitas

telur sebesar 140-150 butir/tahun, ayam kedu hitam 215 butir/tahun, ayam

merawang 164 butir/tahun, ayam wareng 150 butir/tahun, dan ayam nunukan 140

butir/tahun. Oleh karena itu, ayam arab memiliki produksi telur yang paling

tinggi sedangkan ayam buras lainnya umumnya memiliki produksi telur yang

lebih rendah.

Ayam arab umumnya memiliki ketahanan tubuh yang kuat terhadap

penyakit. Penggunaan obat-obat kimia untuk ayam arab petelur juga relatif lebih

sedikit. Hal ini yang menyebabkan banyak orang yang mengkonsumsi telur ayam

arab karena lebih alami. Telur ayam arab memiliki rasa yang lebih gurih dan

kadar keamisannya lebih rendah. Oleh karena itu, telur ayam arab tidak hanya

dikonsumsi matang, tetapi sering juga dikonsumsi mentah sebagai campuran

madu, susu, atau jamu dengan dalil untuk menambah vitalitas atau kebugaran

tubuh. Telur ayam arab juga banyak digunakan sebagai obat dan kosmetik. Untuk

mengetahui mengenai kandungan gizi telur ayam arab dan telur ayam ras dalam

setiap 100 gram bahan yang bisa dimakan dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 19: data hlin9desu

3

 

Tabel 3. Kandungan Gizi Telur Ayam Arab dan Telur Ayam Ras Dalam Setiap 100 Gram Bahan yang dapat Dimakan.

Jenis Zat Telur Ayam Arab (%) Telur Ayam Ras (%) Bahan yang dapat dimakan (%) 90.0 90,0Energi (Kal) 15.08 15,08Energi (KJ) 667.0 667,0Air (gram) 70,72 74,0Protein (g) 20,05 12,8Lemak (g) 7,81 11,5Karbohidrat (g) 2,33 0,7Mineral (g) 1.0 1,0Kalsium (mg) 54.0 54.0Fosfor (mg) 180.0 180,0Vitamin A (retinol) (mcg) 270.00 270.00Vitamin B1 (tiamin) (mg) 0.10 1,10Vitamin C (asam askobat) (mg) 0.00 2,7Besi (mg) 2.7 2,7

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa telur ayam arab lebih baik

dibandingkan telur ayam ras karena mengandung asam amino yang lebih tinggi.

Hal ini yang menyebabkan semua kandungan gizi pada telur ayam arab bisa

diserap tubuh dengan lebih baik. Telur ayam arab juga memiliki kandungan

kolesterol lebih rendah dibandingkan dengan telur ayam ras. Telur ayam arab

memiliki kandungan kolesterol sebesar 100-120 miligram, sementara telur ayam

ras memiliki kandungan kolesterol sebesar 200 miligram.

Peranan ayam arab juga dapat dimanfaatkan sebagai perbaikan bibit ayam

buras. Sifat genetisnya sebagai petelur unggul diharapkan dapat memperbaiki

mutu genetis ayam buras yang rata-rata belum seragam, lambat tumbuh, dan

rendah produksi telurnya. Salah satu perusahaan ayam arab petelur yang sedang

berkembang adalah peternakan Trias Farm. Peternakan Trias Farm merupakan

perusahaan peternakan yang menyuplai telur ayam arab untuk wilayah Bogor dan

sekitarnya.

Page 20: data hlin9desu

4

 

1.2 Perumusan Masalah

Peternakan Trias Farm terletak di daerah Bogor, Jawa Barat. Pemilik

peternakan Trias Farm berharap pasar memberikan keuntungan dalam

menjalankan usahanya. Keuntungan merupakan kekuatan yang mendorong

peternak untuk berproduksi. Peternakan Trias Farm dapat digolongkan sebagai

peternak mandiri karena modal dan kepemilikan peternak dikelola sendiri.

Krisis ekonomi yang berkepanjangan saat ini berdampak terhadap semua

sektor pembangunan di Indonesia, tidak terkecuali sektor peternakan saat ini.

Kenaikan harga bahan baku pakan dan obat-obatan menyebabkan biaya produksi

usaha ayam arab petelur di peternakan Trias Farm juga mengalami peningkatan

yang tidak seiring dengan peningkatan harga telur ayam arab. Mengingat pakan

dan obat-obatan tidak diproduksi sendiri tetapi diperoleh dari pemasok

(perusahaan pakan dari PT Global). Hal ini berdampak langsung terhadap usaha

yang dijalankan oleh peternakan Trias Farm, dimana keuntungan perusahaan

mengalami penurunan. Untuk mengetahui peningkatan harga pakan yang tidak

seiring dengan peningkatan harga telur di peternakan Trias Farm dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Rasio Perbandingan kenaikan Harga Pakan dan Harga Telur Ayam Arab di Peternakan Trias Farm.

No Tahun Harga Pakan/Kg Harga Telur/Butir

1 2007 2.300 700 2 2008 3.600 1.150

Rasio kenaikan 56,52 39,13

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa rasio kenaikan harga pakan pada

tahun 2007-2008 sebesar 56,52 persen, sementara kenaikan harga telur pada tahun

2007-2008 mengalami kenaikan sebesar 39,13 persen. Hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa peningkatan harga pakan tidak sebanding dengan peningkatan

harga telur ayam arab. Sehingga menyebabkan keuntungan yang diperoleh oleh

peternakan Trias Farm mengalami penurunan dan membuat peternakan Trias

Farm harus memiliki strategi bisnis yang tepat untuk menjalankan usahanya.

Page 21: data hlin9desu

5

 

Permasalahan yang dihadapi peternakan Trias Farm adalah belum mampu

memenuhi permintaan konsumen sebanyak 12.000 butir/minggu atau sekitar

1.700 butir/hari. Skala usaha peternakan Trias Farm adalah memiliki ayam arab

sebanyak 30.000 ekor, dimana 25.000 ekor untuk ayam arab budidaya dan 5.000

ekor untuk ayam arab pembibitan. Peternakan Trias Farm dapat memproduksi

telur rata-rata 8.500 butir setiap hari, dan semuanya terserap oleh pelanggan

(pedagang pengumpul). Peternakan Trias Farm belum mampu memenuhi

permintaan pembeli telur yang berasal dari Jakarta dan Bandung. Pembeli telur

yang berasal dari Bandung tersebut menginginkan telur sebanyak 12.000 butir

setiap minggu, tetapi perusahaan hanya dapat memenuhi 10.000 butir setiap

minggu. Pembeli telur dari Jakarta menginginkan telur sebanyak 20.000 butir

setiap minggu, tetapi peternakan Trias Farm hanya dapat memenuhi permintaah

telur sebanyak 10.000 butir.

Permasalahan lain yang dihadapi oleh peternakan Trias Farm adalah

persaingan dengan perusahaan sejenis (pesaing industri). Pesaing dari peternakan

Trias Farm adalah sesama perusahaan yang bergerak dalam usaha ayam arab

petelur. Untuk mengetahui pesaing-pesaing dari peternakan Trias Farm pada

tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Skala Usaha Beberapa Perusahaan Peternakan Ayam Arab Petelur di Jawa Barat Pada Tahun 2009

No Nama Pesaing Skala Usaha (Ekor) 1 Adika Agro Farm 35.000 2 Alam Lestari Farm 50.000 3 Sayap Klurik 60.000 4 Budis Farm 30.000 5 Trias Farm 25.000

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa persaingan dengan perusahaan sejenis

tersebut terjadi karena adanya persaingan usaha dari perusahaan-perusahaan

swasta lainnya yang memiliki skala usaha yang lebih besar dalam hal ketersediaan

modal. Adanya modal, perusahaan sejenis tersebut mampu meningkatkan

produksinya. Kapasitas produksi berkorelasi dengan biaya produksi per unit.

Produksi pada kapasitas tinggi dapat mengefisiensikan biaya per unit, sehingga

Page 22: data hlin9desu

6

 

pesaing sejenis tersebut dapat menyuplai permintaan pasar dengan menjual telur

ayam arab yang lebih rendah dibandingkan dengan peternakan Trias Farm. Oleh

karena itu, peternakan Trias Farm harus memiliki keunggulan strategi usaha yang

tepat sehingga mampu mengatasi persaingan yang sedang dihadapi.

Strategi itu sendiri merupakan suatu perencanaan strategi yang berguna

untuk mengatasi berbagai hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh suatu

perusahaan. Dalam menentukan dan menerapkan suatu strategi tertentu,

peternakan Trias Farm perlu terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi pengembangan usaha ternak tersebut, baik faktor internal

maupun faktor eksternal perusahaan. Oleh karena itu, proses formulasi strategi

sangat diperlukan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh peternakan

Trias Farm, maka menarik untuk di kaji, adalah:

1. Apa saja faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal

(kekuatan dan ancaman) yang mempengaruhi peternakan Trias Farm dalam

mengembangkan usahanya?

2. Bagaimana alternatif strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi

permasalahan yang dihadapi oleh peternakan Trias Farm?

3. Apa strategi yang diprioritaskan untuk diimplementasikan oleh peternakan

Trias Farm?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka penelitian ini dilaksanakan

dengan tujuan untuk :

1. Mengindentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan

eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi oleh peternakan Trias Farm.

2. Merumuskan alternatif strategi bagi peternakan Trias Farm berdasarkan faktor

eksternal dan internal perusahaan.

3. Menentukan prioritas strategi yang tepat dalam mengembangkan usaha.

Page 23: data hlin9desu

7

 

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi ;

1. Peternakan Trias Farm sebagai informasi dan bahan pertimbangan manfaat

untuk menyusun strategi pengembangan usaha yang tepat sehingga dapat

bertahan dan berkembang.

2. Pemerintah sebagai bahan masukan dalam menetapkan kebijakan

pengembangan agribisnis ayam buras petelur.

3. Kepentingan umum terutama kalangan akademis yang dapat dijadikan sebagai

tambahan informasi bagi penelitian dan pengembangan lebih lanjut mengenai

hal yang sama.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari pengkajian kondisi internal dan

eksternal di peternakan Trias Farm, identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman yang dihadapi perusahaan, serta formulasi alternatif strategi dalam

pengembangan usaha ayam arab petelur di peternakan Trias Farm. Hasil

penelitian merupakan suatu evaluasi, sedangkan penerapannya diserahkan

sepenuhnya kepada pihak perusahaan yang bersangkutan.

Page 24: data hlin9desu

8

 

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Ayam Arab Petelur Menurut Setiawan dan Sujionohadi (2009), Ayam buras merupakan

seluruh ayam bukan ras atau selain ayam negeri pedaging dan petelur. Jenis ayam

buras petelur adalah ayam arab, ayam kampung, ayam kedu, ayam nunukan, dan

ayam wereng.

Iskandar dan Sartika (2008), Ada dua jenis ayam arab, silver (braekel kriel

silver) dan golden (braekel kriel gold). Dalam perkembangannya di masyarakat,

ayam arab silver lebih banyak dikenal dan dibudidayakan dibandingkan ayam

arab golden. Kedua jenis ayam ini dibedakan pada warna bulunya.

Ayam arab silver termasuk ayam lokal petelur. Ayam ini awalnya

dikembangkan oleh seorang peternak di Batu, Malang, Jawa Timur. Bentuk

badannya segi empat mirip kotak, jenggernya berbentuk wilah (tunggal), dan

berwarna merah. Bulu badannya tebal dengan variasi warna bulu dari leher

sampai kepala putih sedikit bertotol-totol hitam. Badan sampai ekor bertotol-totol

hitam dengan garis-garis agak hitam. Warna lingkar mata hitam, warna kulit, kaki

dan paruh kehitaman.

Ayam arab silver memiliki sifat lincah dan riang, berkokok nyaring,

mudah ribut, dan lari beterbangan jika ketenangan terganggu. Ayam arab silver

mulai bertelur umur 18 minggu. Ayam arab silver mempunyai kelebihan sebagai

penghasil telur. Bobot betina dewasa mencapai 1.4 kg, sedangkan bobot jantan

dewasa mencapai 1,7 kg. Ayam arab silver dapat memproduksi telur cukup tinggi

yaitu sebesar 230-250 butir/ekor/tahun. Bobot telurnya yaitu sebesar 35 gram.

Ayam arab golden mempunyai ciri spesifik warna bulu merah lurik

kehitaman dan keemasan, bulu leher kuning kemerahan, warna lingkar mata

hitam, warna kulit, kaki paruh hitam, Ayam arab golden tidak mempunyai sifat

mengeram. Bobot ayam jantan dapat mencapai 1,8 kg dan betina dewasanya

sebesar 1,3 kg. Ayam arab golden juga merupakan penghasil telur yang dapat

mencapai 187 butir/ekor/tahun, dengan bobot telur yang dihasilkan yaitu sebesar

35 kg/butir. Ayam arab golden mulai bertelur yaitu umur 18 bulan.

Ayam arab merupakan ayam lokal pendatang, kurang lebih baru12 tahun

masuk ke Indonesia yang asalnya adalah ayam lokal Eropa. Konon, ayam arab

Page 25: data hlin9desu

9

 

pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Suwarno yang pulang beribadah haji

di Arab Saudi, membawa delapan butir telur tetas yang kemudian ditetaskan dan

dikembangkan di Batu, Malang, Jawa timur.

Ayam arab ini kemudian berkembang cepat di Surabaya dan terakhir di

Jakarta, tetapi strain aslinya (parent stock) sudah tidak ada. Ayam arab yang ada

sekarang adalah hasil kawin silang dengan ayam lokal. Menurut beberapa sumber,

nama ayam arab muncul karena ayam ini tampak seperti sedang memakai jilbab.

Sementara itu, sumber lain menyebutkan bahwa ayam ini berasal dari Arab Saudi.

Menurut Pambudhi (2003), pemilihan atau seleksi telur dilakukan sebagai

upaya untuk mendapatkan telur yang berkualitas. Telur berdasarkan kegunaannya

terbagi dua yaitu telur konsumsi dan telur tetas. Pemilihan telur konsumsi

berkualitas dilakukan agar telur yang dipasarkan hanya telur-telur yang baik.

Pemilihan telur tetas berkualitas dilakukan agar telur-telur yang akan ditetaskan

memiliki daya tetas tinggi dan DOC yang dihasilkan berkualitas.

Karakteristik telur konsumsi yang baik adalah tidak berbau busuk dan telur

yang disimpan tidak lebih dari 14 hari, karena telur yang disimpan lebih dari 14

hari maka kualitasnya akan menurun. Penyimpanan telur konsumsi bertujuan

untuk mempertahankan kualitas telur. Suhu ideal untuk menyimpan telur berkisar

10-15 derajat celcius. Cara meletakkan telur di tempat penyimpanan adalah bagian

ujung telur yang tumpul berada diatas, hal ini bertujuan agar ruang udara akan

lebih terjaga sehingga kuning telur menjadi tidak mudah rusak.

Kandungan gizi yang terdapat dalam kuning telur adalah: energi/kalori

berguna untuk membuat tubuh bertenaga dan kuat. Folat menjaga fungsi otak,

membentuk sel darah merah, dan DNA. Kolin memperkuat memori otak dan

menghambat penyakit pikun. Lechitin berfungsi untuk mempercepat produksi sel

otak. Zat besi membentuk hemoglobin darah dan mencegah anemia. Lipid

sebagian besar merupakan lemak tidak jenuh yang mudah dicerna tubuh yang

sangat penting untuk kesehatan dan keseburan. Vitamin A berguna untuk

melindungi mata. Antioksidan untuk mencegah kanker.

Kandungan gizi yang terdapat dalam putih telur adalah mengandung

protein dengan kandungan asam amino esensial yang sangat penting untuk

pertumbuhan tubuh dan membentuk kecerdasan. Riboflavin mambentuk antibodi

Page 26: data hlin9desu

10

 

dan mencegah katarak. Niacin mencegah penyakit palagra. Magnesium penting

bagi jantung, saraf, ginjal, otot, tulang dan gigi. Kalium mencegah pengeroposan

tulang dan batu ginjal. Natrium penting untuk transportasi darah, transmisi saraf,

aktifitas jantung dan metabolisme tubuh.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah yang

dilakukan oleh Lazuardi (2008) dengan judul “Formulasi Strategi Pengembangan

Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor” Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasikan faktor eksternal dan internal yang dihadapi oleh restoran

Macaroni Panggang (MP), menganalisis alternatif strategi dan menentukan

prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat serta dapat diterapkan bagi MP

dalam mengembangkan usaha restoran berbasis modern. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah matriks EFE, matriks IFE, matriks IE,

matriks SWOT dan QSPM.

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa dalam matriks EFE sejauh ini

restoran MP memiliki kemampuan yang cukup baik. Hasil analisis matriks IFE

menunjukkan bahwa kemampuan internal perusahaan berada dalam kondisi

menengah yang mengindikasikan posisi internal perusahaan yang kuat. Analisis

matriks IE menempatkan perusahaan berada dalam kuadran V, kondisi ini

menunjukan bahwa perusahaan ini berada dalam posisi pertahankan dan pelihara

dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar.

Simamora (2008) dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Ayam

Broiler Purnama Farm Depok, Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan (1)

menganalisis struktur biaya dan pendapatan usaha ayam broiler di Purnama Farm,

(2) menganalisis saluran pemasaran ayam broiler di Purnama Farm, (3)

menganalisis faktor internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan, (4)

menganalisis strategi yang tepat bagi usaha peternakan Purnama Farm untuk

meningkatkan usahanya. Pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah

analisis pendapatan usahatani, analisis saluran pemasaran, analisis matriks EFE,

analisis matriks IFE, analisis matriks IE, analisis SWOT, dan analisis QSPM.

Page 27: data hlin9desu

11

 

Hasil matriks IE menunjukkan Purnama Farm berada pada kondisi internal

lemah. Strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan adalah: mempertahankan

tingkat produksi yang ada, mempertahankan hubungan yang baik dengan pemasok

dan masyarakat, peningkatan kualitas dan peningkatan kapasitas dan sumberdaya

manusia, serta meningkatkan pangsa pasar untuk produk daging ayam broiler.

Ramdhiani (2008) dengan judul “Analisis Permintaan Telur Ayam Ras dan

Telur Ayam Buras di Propinsi DKI Jakarta: Penerapan Model Almost Ideal

Demand System dengan Data Susenas 2005” tujuan penelitian ini adalah 1)

menganalisis pola konsumsi telur ayam ras dan ayam buras, 2) menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan telur ayam ras dan telur

ayam buras, 3) menganalisis besarnya permintaan telur ayam ras dan telur ayam

buras pada tahun 2005-2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa

pengeluaran untuk konsumsi telur tertinggi oleh kelas pendapatan rendah, diikuti

pendapatan sedang, dan tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

telur ayam ras dan telur ayam buras di DKI Jakarta yaitu harga telur ayam ras,

telur ayam buras, dan jumlah anggota rumah tangga.

Hasil perhitungan proyeksi permintaan telur ayam ras dan telur ayam

buras dengan menggunakan rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) DKI

Jakarta dari tahun 2002-2005 sebesar 4,9 persen dan rata-rata laju pertumbuhan

penduduk DKI Jakarta tahun 2002-2005 sebesar 0,54 persen. Hal ini

diproyeksikan semakin meningkat setiap tahun dengan rata-rata laju pertumbuhan

konsumsi per tahun untuk telur ayam ras sebesar 11,36 persen dan telur ayam

buras sebesar 11,76 persen.

Penelitian ini menggunakan konsep penelitian dan alat analisis yang sama

dengan penelitian terdahulu. Penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis

belum pernah dilakukan di peternakan Trias Farm. Oleh karena itu, dengan

adanya penelitian mengenai strategi pengembangan usaha ayam arab petelur di

peternakan Trias Farm diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi

perusahaan dalam membuat perencanaan jangka panjang yang menyeluruh terkait

dengan pengembangan usaha di masa-masa yang akan datang sehingga

perusahaan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan.

Page 28: data hlin9desu

12  

Tabel 6. Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Tahun Judul Masalah Tujuan Alat Analisis

Alam Lazuardi

2008 Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni panggang (MP) Bogor

Perkembangan restoran di kota Bogor yang terus meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan persaingan semakin ketat dalam hal mendapatkan bahan baku, persaingan teknologi, dan dalam mendapatkan konsumen.

1) Mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal yang dihadapi MP.

2) Menganalisis alternatif strategi dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha bagi MP.

1. Matriks IFE 2. Matriks EFE 3. Matriks IE 4. Matriks SWOT 5. QSPM

Oktaviera I. Simamora

2008 Strategi Pengembangan Usaha Ayam Broiler Pernama Farm, Depok, Jawa Barat

Dengan banyaknya produsen yang bergerak di bidang peternakan ayam broiler menyebabkan persaingan semakin ketat diantara produsen. Sehingga perusahaan harus menetapkan strategi yang tepat.

1. Menganalisis struktur biaya dan pendapatan usaha ayam broiler.

2. Menganalisis saluran pemasaran.

3. Menanalisis faktor internal dan eksternal perusahaan.

4. Menganalisis strategi yang tepat bagi perusahaan.

1. Analisis pendapatan usahatani

2. Analisis saluran pemasaran

3. Matriks EFE dan IFE

4. Matriks IE dan SWOT

5. QSPM Hilma Ramdhiani

2008 Analisis Permintaan Telur Ayam Ras dan Telur Ayam Buras di Propinsi DKI Jakarta: Penerapan Model Almost Ideal Demand System dengan Data Susenas 2005

Terjadinya penurunan konsumsi telur ayam ras dan ayam buras di wilayah DKI Jakarta.

1) Menganalisis pola konsumsi telur ayam ras dan ayam buras.

2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan telur ayam ras dan telur ayam buras.

3) Menganalisis besarnya permintaan telur ayam ras dan telur ayam buras pada tahun 2005-2010.

Analisis Almost Ideal Demand system (AIDS) dan analisis penduga/proyeksi.

  

Page 29: data hlin9desu

III KERANGKA PEMIKIRAN

1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

1.1.1 Konsep Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha bagi wirausahawan merupakan bukan hanya sebagai

tujuan, tetapi lebih merupakan strategi dalam rangka melaksanakan fungsi dan

perannya dalam mengembangkan peradapan manusia yang berakhlak luhur dan

manusiawi, sejahtera dalam suasana damai penuh cinta kasih. Bagi wirausahawan

sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya

sekedar mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya (motif ekonomi), tetapi juga

dilakukan untuk keuntungan sosial (motif sosial). Pengembangan usaha

merupakan suatu kegiatan untuk mengembangkan usaha yang dapat dilakukan

dengan mengoptimalkan kapasitas produksi, pendirian pabrik baru (investasi

baru), ekspansi horizontal, ekspansi vertikal dan ekspansi pada sektor usaha baru1.

3.1.2 Konsep Strategi

Strategi adalah rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang

menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan

dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan itu

dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi tidak

hanya berfungsi sebagai suatu rencana. Strategi juga merupakan rencana yang

menyatukan, luas, dan terpadu. Rencana yang menyatukan artinya strategi

menjadi alat yang menyatukan dan mengikat keseluruhan organisasi menjadi satu.

Strategi bersifat luas artinya strategi meliputi seluruh aspek penting dalam

organisasi. Strategi merupakan rencana yang saling berkaitan satu dengan yang

lain berarti strategi memiliki sifat terpadu (Jauch dan Glueck,1991).

Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan

manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar

(David, 2006). Strategi juga merupakan suatu alat untuk mencapai

sasaran atau tujuan yang bersifat jangka panjang. Sasaran merupakan hal yang

ingin dicapai oleh organisasi dan strategi merupakan rencana organisasi dalam                                                             

http://www.google.co.id/pengertian pengembangan usaha. diakes:15 Agustus 2009.20:30  

Page 30: data hlin9desu

14  

mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Strategi yang dilakukan dalam

organisasi dapat berupa ekspansi geografis, diversifikasi, pengembangan produk,

divestasi, likuidasi, akuisisi, dan joint venture.

Strategi sangat menentukan bagaimana perkembangan dan kemajuan

sebuah perusahaan dalam jangka panjang. Karena itu, para penyusun strategi

merupakan individu yang paling menentukan kemajuan sebuah organisasi.

3.1.3 Konsep Manajemen Strategis

Manajemen strategis penting dalam kemajuan suatu perusahaan baik besar

maupun kecil, karena proses manajemen strategis secara signifikan dapat

memperkuat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Menurut David (2006),

manajemen strategis merupakan seni dan pengetahuan untuk menformulasikan,

mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang

membuat organisasi mampu mencapai tujuannya.

Proses manajemen strategis merupakan jalan yang dilalui oleh para

pengambil keputusan strategi untuk menentukan sasaran organisasi dan membuat

kesimpulan strategi yang berkesinambungan. Manajemen strategis merupakan

serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja

perusahaan dalam jangka panjang (Hunger dan Wheelen, 2003).

Menurut Jauch dan Glueck (1991), manajemen strategis merupakan

sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi

atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.

Manajemen strategis akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan

peluang di masa yang akan datang, sehingga memungkinkan organisasi untuk

dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Manajemen strategis juga

menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa depan perusahaan, sehingga

perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen strategis mempunyai

kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan

sistem ini.

Fokus dalam manajemen strategis adalah mengintegrasikan manajemen

pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan, dan

sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Manajemen

Page 31: data hlin9desu

15  

strategis dibutuhkan oleh organisasi agar dapat menang dalam persaingan yang

semakin ketat. Manajemen strategis menghasilkan rencana dari pilihan berbagai

alternatif yang baik. Tujuan dari manajemen strategis adalah untuk

mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk di masa yang

datang (David, 2006).

Menurut David (2006), manajemen strategis merupakan hal yang dinamis

dan berkelanjutan. Perubahan komponen utama dalam model manajemen strategis

dapat mengakibatkan perubahan dalam semua komponen lain dalam model

manajemen strategis. Aplikasi manajemen strategis berbeda untuk setiap

organisasi. Langkah formal dalam manajemen strategis biasanya diterapkan

dalam organisasi yang besar, memiliki banyak divisi, pasar, maupun produk.

Berikut model komprehensif manajemen strategis menurut David (2006).

Formulasi Implementasi Evaluasi

Gambar 1. Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis Sumber : David (2006)

Menetapkan tujuan jangka panjang

Menjalankan audit eksternal

Mengembangkan pertanyataan visi dan misi

Mengukur dan mengevaluasi kinerja

Menjalankan audit internal

Merumuskan, evaluasi, dan memilih strategi

Implementasi strategi- isu manajemen

Implementasi strategi-isu-isu pemasaran keuangan, akuntasi, RAD, Sistem informasi

Page 32: data hlin9desu

16  

3.1.4 Proses Manajemen Strategis

Proses manajemen strategis merupakan alur dimana penyusun strategis

menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategis menurut

David (2006), terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,

mengindentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan

kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang,

merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan

dilaksanakan. Setiap organisasi memiliki sumberdaya yang terbatas, oleh karena

itu penyusunan strategi harus memilih strategi yang dapat memberikan

keuntungan terbanyak. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap

produk, pasar, sumberdaya, dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang

panjang. Strategi menentukan keunggulan kompetitif jangka panjang. Manajer

tingkat atas memiliki sudut pandang terbaik dalam mengerti secara penuh

pengaruh keputusan formulasi strategi. Manajer memiliki wewenang untuk

menempatkan sumberdaya yang dibutuhkan untuk implementasi.

2. Implementasi strategi (Strategy implementation)

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan

tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan

sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.

Implementasi strategi sering kali disebut dengan tahap pelaksanaan dalam

manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan

manajer untuk menetapkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan.

Tahapan implementasi strategis merupakan tahap yang relatif paling rumit

karena dalam implementasi strategi melibatkan seluruh individu dalam organisasi.

Tahapan ini membutuhkan disiplin pribadi, komitmen, dan pengorbanan setiap

individu yang terlibat. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan

manajer untuk memotivasi karyawan. Strategi yang telah diformulasikan tetapi

tidak diimplementasikan dengan baik tidak memiliki arti apa pun. kemampuan

interpersonal sangat dibutuhkan dalam tahap implementasi strategi ini. Aktivitas

Page 33: data hlin9desu

17  

implementasi strategi mempengaruhi semua karyawan dan manajer dalam

organisasi.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis. Tiga

aktivitas dasar dalam evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan

internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi, dan

mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi dibutuhkan karena kesuksesan

hari ini tidak menjamin kesuksesan di masa yang akan datang.

3.1.5 Formulasi Strategi

David (2006), pernyataan visi dan misi memegang peranan yang penting

dalam memformulasikan, implementasi, dan evaluasi strategi. Pernyataan visi

dan misi yang jelas akan menghindarkan perusahaan dari tindakan jangka pendek

yang dapat membahayakan kepentingan jangka panjang. Organisasi biasanya

mengevaluasi pernyataan visi dan misi setiap tahun.

Pernyataan visi menggambarkan apa yang ingin dicapai oleh suatu

organisasi. Pernyataan visi sebaiknya dibuat terlebih dahulu karena pernyataan

visi yang jelas berdampak dalam perumusan visi yang komperhensif. Pernyataan

visi seharusnya dibuat dalam kalimat yang singkat. Masukan dari semua manajer

sangat diperlukan dalam mengembangkan pernyataan visi.

Pernyataan misi menggambarkan pernyataan tujuan jangka panjang yang

membedakan satu perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pernyataan

misi yang jelas menggambarkan nilai dan prioritas dari suatu organisasi.

Pernyataan misi secara kasar menggambarkan arah masa depan suatu organisasi.

Pernyataan misi yang baik harus menjelaskan tujuan dasar dari organisasi,

pelanggan, produk atau jasa, pasar, filosofi, dan dasar teknologi.

Pernyataan visi dan misi memberikan dampak yang positif bagi kinerja

dalam organisasi. Pernyataan visi dan misi secara tidak langsung berdampak

positif pada kinerja keuangan organisasi. Tingkat keterlibatan manajer dan

karyawan dalam mengembangkan pernyataan visi dan misi sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan organisasi.

Page 34: data hlin9desu

18  

Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat

dipakai menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga

untuk keputusaan strategi. Tujuan perusahaan atau suatu organisasi akan

mempunyai banyak manfaat pada proses perumusan dan implementasi strategi

jika manajemen puncak dapat dengan baik merumuskan, melembagakan,

mengkomunikasikan, dan menguatkan tujuan tersebut melalui perusahaan.

Tujuan harus menantang, terukur, konsisten, masuk akal, dan jelas.

3.1.6 Aspek Lingkungan Bisnis

Menurut Umar (2008), lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua

lingkungan yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan

eksternal dibagi menjadi dua kategori yaitu: lingkungan jauh dan lingkungan

industri. Lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di perusahaan.

3.1.6.1 Analisis Lingkungan Internal

Menurut Jauch dan Glueck (1991), analisis lingkungan internal adalah

proses dimana perencanaan strategi mengkaji pemasaran dan distribusi

perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumberdaya dan

karyawan perusahaan-perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk

menentukan dimana kekuatan dan kelemahan perusahaan. Menurut Hunger dan

Wheelen (2003), lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan

kelemahan) yang ada dalam organisasi tetapi tidak dalam pengendalian jangka

pendek dari manajemen puncak. Kekuatan merupakan faktor-faktor yang

merupakan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh organisasi di pasar sasaran.

Kelemahan merupakan faktor-faktor yang menjadi kelemahan organisasi

dibandingkan dengan pesaingnya dalam pasar.

Menurut Kotler (2005), setiap organisasi memiliki kekuatan dan

kelemahan yang berbeda-beda, karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk

mengetahui dengan jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi

agar dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar

organisasi. Selain itu juga, mengetahui peluang yang menarik dilingkungannya,

organisasi perlu juga memiliki keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan

Page 35: data hlin9desu

19  

peluang tersebut. Menurut David (2006), adapun lingkungan-lingkungan

internal perusahaan, adalah:

1. Faktor Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan

pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua

sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut David (2006) terdapat lima fungsi manajemen yaitu: perencanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.

2. Faktor Keuangan dan Akuntansi

Keuangan dan akuntansi merupakan dana yang dibutuhkan dalam

operasional perusahaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:

kemampuan perusahaan memupuk modal jangka pendek dan jangka panjang,

beban yang harus dipikul sebagai upaya memperoleh modal tambahan, hubungan

baik dengan penanam modal dan pemegang saham, pengelola keuangan, struktur

modal kerja, pemantauan penyebab inefisiensi dan sistem akunting yang andal.

3. Faktor Produksi dan Operasi

David (2006), fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri dari semua

aktifitas yang mengubah bahan baku menjadi barang/jasa. Manajemen

produksi/operasi berhubungan dengan input, transformasi, dan output yang

bervariasi antar industri dan pasar. Manajemen produksi/operasi terdiri atas lima

area keputusan atau fungsi yaitu : proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan

kualitas. Fungsi dasar dari manajemen produksi/operasi, adalah:

a) Proses

Keputusan proses berhubungan dengan desain dari sistem produksi fisik.

Keputusan spesifik mencakup pilihan teknologi yang digunakan dalam proses

produksi, pendayagunaan sumberdaya manusia dan peralatan, dan layout fasilitas.

b) Kapasitas

Keputusan kapasitas berhubungan dengan penentuan tingkat output yang

optimal untuk organisasi. Tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal. Keputusan

spesifik mencakup peramalan, perencanaan fasilitas, perencanaan agregat,

pedjadwalan, dan perencanaan kapasitas.

Page 36: data hlin9desu

20  

c) Persediaan

Keputusan persediaan mencakup pengelolaan tingkat bahan mentah,

barang dalam proses, dan barang jadi. Keputusan spesifik mencakup apa yang

harus dipesan, kapan harus memesan, berapa banyak yang harus dipesan, dan

penanganan bahan baku.

d) Tenaga Kerja

Keputusan tenaga kerja berhubungan dengan pengelolaan karyawan yang

terampil dan tidak terampil. Keputusan spesifik berhubungan dengan desain

pekerjaan, standar kerja, dan teknik motivasi.

e) Kualitas

Keputusan kualitas ditujukan untuk memastikan bahwa barang dan jasa

yang diproduksi berkualitas tinggi. Keputusan spesifik berhubungan dengan

pengendalian kualitas dan pengendalian biaya.

4. Faktor Pemasaran

David (2006), pemasaran dapat digambarkan sebagai proses

mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Menurut Kotler (2005), terdapat empat

macam bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi.

5. Faktor Sumberdaya Manusia

Manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena

itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan

perusahaan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek sumberdaya

manusia adalah langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen sumberdaya

manusia, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan

(Umar, 2008).

3.1.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan

oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan

peluang dan ancaman bagi perusahaan. Menurut David (2006), kekuatan eksternal

dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu: kekuatan ekonomi, kekuatan sosial,

Page 37: data hlin9desu

21  

budaya, dan demografi, kekuatan politik, hukum, dan pemerintahan, kekuatan

teknologi, dan kekuatan kompetitif.

1. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim

berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk juga

iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat

hendaknya bersama-sama mempertahankan dan meningkatkan kondisi ekonomi

daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu

daerah atau negara adalah: ketersediaan kredit, inflasi, suku bunga, tingkat

produktivitas tenaga kerja, dan fruktuasi harga.

Jauch dan Glueck (1991), mengatakan bahwa perekonomian pada waktu

sekarang dan dimasa yang akan datang dapat mempengaruhi keuntungan dan

strategi perusahaan. Faktor-faktor ekonomi spesifik yang dianalisis dan

diagnostik kebanyakan perusahaan termasuk : (1) tahapan siklus bisnis yang

terjadi, (2) gejala inflasi dan deflasi yang terjadi, (3) kebijakan keuangan, suku

bunga, dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing,

(4) kebijakan fiskal, dan (5) neraca perdagangan, surplus atau defisit dalam

hubungannya dengan perdagangan luar negeri.

2. Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

David (2006), perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan

pelanggan. Variabel utama dalam sosial, budaya, demografi, dan lingkungan,

adalah: perilaku konsumsi, pertumbuhan penduduk, kepedulian terhadap etika,

dan rata-rata tingkat pendidikan.

3. Faktor Teknologi

Umar (2008), organisasi harus terus mengikuti perubahan teknologi yang

mempengaruhi industrinya agar dapat terus mendorong inovasi dalam organisasi.

Teknologi dapat menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat berproduksi

dengan lebih efisien dan efektif. Kemajuan dalam teknologi berdampak pada

produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi,

praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan. Kemajuan teknologi

Page 38: data hlin9desu

22  

mampu menciptakan pasar baru dengan penciptakan produk baru dan produk yang

disempurnakan serta merubah posisi biaya kompetitif dalam suatu industri.

Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih baik

bagi perusahaan.

4. Faktor Politik, Hukum dan Pemerintah

Tindakan pemerintah dapat memperbesar peluang dan hambatan terhadap

usaha yang dijalankan, maupun memperkecil keduanya. Tindakan pemerintah

tersebut meliputi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dan umumnya

berhubungan dengan faktor ekonomi dan politik. Oleh sebab itu, perusahaan

harus meneliti lingkungan, mencoba mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan

mencoba memanfaatkan peluang serta meredakan ancaman yang ditimbulkan

kebijakan pemerintah.

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting

bagi para pengusaha dalam berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan

berdampak negatif bagi dunia usaha, demikian juga sebaliknya. Beberapa hal

utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang

dengan baik, adalah: undang-undang tentang perburuhan dan lingkungan,

peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan

tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan sistem perpajakan.

5. Faktor Kompetitif

Bagian yang penting dalam audit eksternal adalah mengidentifikasikan

perubahan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman,

tujuan, dan strategi. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing

merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi. Identifikasi

pesaing utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki divisi yang

berkompetitif dalam industri yang berbeda (David, 2006).

(Limbong, 2008) menyatakan bahwa persaingan mencakup semua

tawaran dari pesaing serta barang pengganti yang aktual dan potensial yang

mungkin dipertimbangkan oleh seseorang pembeli. Berdasarkan tingkat

kemampuan produk untuk menggantikan, ada empat tingkat persaingan, adalah:

Page 39: data hlin9desu

23  

1. Persaingan merek dimana sebuah perusahaan memandang perusahaan lain

yang menawarkan produk atau jasa serupa, dengan melayani pelanggan yang

sama dan harga yang sama dengan pesaing.

2. Pesaing industri dimana perusahaan memandang sebuah perusahaan yang

menghasilkan jenis produk yang sama dengan pesaing.

3. Pesaing bentuk dimana sebuah perusahaan memandang semua perusahaan

penghasil produk yang memasok jasa yang sama sebagai pesaing.

4. Pesaing generik dimana perusahaan melihat semua perusahaan yang bersaing

untuk mendapatkan konsumen yang sama.

Umar (2008), menyatakan bahwa aspek lingkungan industri akan lebih

mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya

faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti peluang-ancaman

dan kekuatan-kelemahan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan

itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Analisis ini dapat menentukan seberapa

menarik suatu industri untuk dimasuki dan untuk melihat faktor-faktor yang

menentukan keberhasilan perusahaan pada industri tersebut. Analisis ini juga

untuk mencari gambaran tentang peluang dan ancaman bisnis yang diakibatkan

oleh strategi dan perilaku bisnis sekelompok perusahaan yang saling bersaing.

Model lima kekuatan Porter mengenai analisis persaingan merupakan

pendekatan yang dipakai untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri.

Intensitas persaingan diantara perusahaan yang sama bervariasi tergantung pada

industri. Menurut Porter (2007), sifat persaingan dalam suatu industri dapat dilihat

sebagai gabungan dari lima kekuatan :

1) Persaingan diantara pesaing yang ada

Persaingan diantara pesaing yang ada biasanya yang paling berpengaruh

diantara lima kekuatan. Persaingan diantara pesaing akan mempengaruhi

kebijakan dan kinerja yang dijalankan perusahaan. Strategi ini dapat berhasil

hanya jika strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang

dijalankan oleh perusahaan pesaing. Menurut Porter (2007), tingkat

persaingan itu dipengaruhi beberapa faktor, adalah:

Page 40: data hlin9desu

24  

a. Jumlah kompetitor atau pesaing mempengaruhi tingkat persaingan.

Kompetitor harus dilihat dari beberapa sisi seperti jumlah, ukuran, dan

kekuatannya.

b. Tingkat pertumbuhan industri yang besar biasanya menyediakan sejumlah

peluang bagi perusahaan untuk tumbuh bersama industrinya.

Pertumbuhan industri yang lambat sebaiknya tidak direspon dengan

ekspansi pasar kecuali perusahaan mampu mengambil pangsa pasar

pesaing. Kondisi ini dapat menimbulkan tren penurunan harga atau

terjadinya perang harga.

c. Karakteristik produk. Produk hendaknya tidak sekedar menyediakan

kebutuhan dasar, tetapi juga memiliki suatu perbedaan (diferensiasi) atau

nilai tambah.

d. Biaya tetap yang besar. pada jenis industri yang mempunyai total biaya

tetap yang besar, perusahaan yang beroperasi pada skala ekonomi yang

tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan menjual produk di bawah biaya

produksi.

e. Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produksi per unit. Produksi

pada kapasitas tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi biaya per unit.

Penambahan fasilitas produksi dapat dilakukan apabila perusahaan mampu

berproduksi pada tingkat yang maksimal.

f. Hambatan keluar menyebabkan perusahaan untuk tidak keluar dari industri

2) Masuknya pendatang baru

David (2006), ketika perusahaan baru masuk dengan mudah ke dalam industri

tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Tetapi, hambatan

untuk masuk dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi

dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan

khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetian pelanggan, besarnya

kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan

pemerintah, tarif/pajak, kurangnya akses terhadap bahan baku, lokasi yang

kurang menguntungkan, dan serangan balasan dari perusahaan yang sudah

mapan.

Page 41: data hlin9desu

25  

Perusahaan baru kadang-kadang memasuki bisnis dengan produk berkualitas

lebih tinggi, harga lebih murah, dan sumberdaya pemasaran yang besar.

Dengan demikian, tugas penyusun strategi adalah untuk mengidentifikasikan

perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing

baru, untuk menyiapkan serangan balasan apabila dibutuhkan, serta untuk

memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini.

3) Ancaman produk pengganti (subsitusi)

Adanya produk pengganti menempatkan batas atas dari harga yang dapat

ditetapkan sebelum konsumen akan pindah ke produk pengganti. Tekanan

persaingan dari produk meningkat jika harga relatif dari produk pengganti

turun dan jika biaya konsumen untuk pindah menurun. Kekuatan persaingan

dari produk pengganti paling baik jika diukur dengan pangsa pasar yang

didapat oleh produk tersebut, disamping memantau rencana perusahaan untuk

meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.

4) Kekuatan tawar-menawar pembeli

Jika pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli dalam

jumlah yang banyak, kekuatan tawar-menawar pembeli merupakan kekuatan

utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri.

Kekuatan tawar-menawar konsumen akan lebih besar jika produk yang dibeli

standar atau tidak berbeda, sehingga konsumen sering dapat melakukan

negosiasi harga, jaminan, dan kemasan sampai tingkat tertentu.

5) Kekuatan tawar-menawar pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi perusahaan melalui kemampuan mereka

menaikan harga atau pengurangan kualitas produk. Pemasok menjadi kuat

apabila beberapa kondisi terpenuhi, yaitu: jumlah pemasok sedikit, produk

yang dihasilkan unik, tidak tersedia produk subsitusi dan pemasok mampu

melakukan integrasi ke depan dan mampu mengolah produk menjadi produk

yang sama dengan yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan mungkin

menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk memperoleh kendali atau

kepemilikan pemasok. Strategi ini efektif terutama jika pemasok tidak dapat

diandalkan, biaya terlalu tinggi, atau ketidakmampuan memenuhi keperluan

perusahaan secara konsisten.

Page 42: data hlin9desu

26  

Keberhasilan dalam formulasi strategi dipengaruhi oleh keberhasilan

dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing. Porter

(2007), menyatakan bahwa hakikat persaingan dalam industri dapat dilihat

sebagai kombinasi atas lima kekuatan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model lima Kekuatan Porter Sumber : Porter (2007)

3.1.7 Matriks IFE dan Matriks EFE

Menurut David (2006), menyatakan bahwa matriks IFE (Internal Factor

Evaluation) meliputi faktor-faktor internal organisasi sehingga dapat diketahui

kekuatan dan kelemahan organisasi yang merupakan petunjuk dasar dalam

menentukan posisi perusahaan. Hal yang sama juga berlaku pada matriks EFE

(Eksternal Factor Evaluation) yang merupakan ringkasan dari ancaman dan

peluang yang dihadapi organisasi. Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot,

rating, dan total nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk

kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari

pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat

kepentingannya.

Matriks IFE merupakan alat formulasi strategi untuk meringkas dan

mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan

Persaingan Antar Perusahaan Sejenis

Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Kemungkinan Masuk Pesaing Baru

Potensi Pengembangan Produk Subsitusi

Kekuatan Tawar-Menawar Konsumen

Page 43: data hlin9desu

27  

juga memberikan dasar untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi hubungan

antara area-area tersebut (David, 2006). Matriks IFE dapat diketahui kemampuan

organisasi dalam menghadapi lingkungan internalnya dan mengetahui faktor-

faktor internal yang penting. Menurut Umar (2008), menyatakan bahwa matriks

IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan. Data dan informasi

aspek internal perusahaan terdiri dari aspek sumberdaya manusia, pemasaran,

produksi dan operasi, keuangan dan akuntasi dan sistem informasi.

Menurut Umar (2008), matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi

faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk

menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, politik dan pemerintahan,

sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di pasar industri

dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting

karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung maupun tidak langsung

terhadap perusahaan.

3.1.8 Matriks IE

Matriks internal-eksternal merupakan matriks yang meringkas hasil

evaluasi faktor eksternal dan internal yang menempatkan perusahaan pada salah

satu kondisi di dalam sembilan sel, dimana setiap sel merupakan kondisi langkah

yang harus ditempuh perusahaan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci:

total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu X dan total rata-rata tertimbang EFE

pada sumbu Y (David, 2006).

Menurut David (2006), menyatakan bahwa strategi alternatif yang dapat

diambil oleh perusahaan dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian dan 14 tindakan

yaitu :

1. Strategi Integrasi (Integration Strategy)

Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang

lebih terhadap distributor, pemasok, dan para pesaing baik melalui merger,

akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri. Tipe strategi integrasi terdiri dari,

yaitu :

Page 44: data hlin9desu

28  

a. Strategi integrasi ke depan (forward integration strategy) merupakan strategi

yang menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar

terhadap pengendalian para distributor atau para pengecer, dan bila perlu

memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak

masalah dengan pendistribusian barang/jasa, sehingga mengganggu stabilitas

produksi, padahal, perusahaan mampu untuk mengelola pendistribusian

dengan sumberdaya yang dimiliki. Selain itu, bisnis di sektor pendistribusian

memiliki prospek yang baik untuk dimasuki.

b. Strategi integrasi ke belakang (backward integration strategy) merupakan

strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih

ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan

perusahaan, seperti keterlambatan dalam pengadaaan bahan baku, kualitas

bahan menurun, biaya yang meningkat sehingga tidak dapat lagi diandalkan

oleh perusahaan. Tujuan strategi ini adalah untuk mendapatkan kepemilikan

atau meningkatkan pengendalian bagi para pemasok. Hal ini dilakukan jika

pemasok sedikit padahal pesaingnya banyak, pasokan selama ini berjalan

lancar, harga produk stabil, dan pemasok memiliki marjin keuntungan yang

tinggi serta perusahaan memiliki modal dan sumberdaya yang berkualitas.

c. Strategi integrasi horizontal (horizontal integration strategy) merupakan

strategi perusahaan untuk meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing

perusahaan walaupun dengan harus memilikinya. Tujuan strategi ini adalah

untuk mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan pengendalian para

pesaing. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki posisi monopoli

dengan seizin pemerintah, bersaing di industri yang berkembang, skala

ekonomi meningkat, serta modal dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan

mampu meningkatkan ekspansi.

2. Strategi Intensif (Intensive Strategy)

Strategi intensif membutuhkan usaha yang intensif agar posisi kompetitif

perusahaan dengan produk yang ada saat ini membaik. Tipe strategi intensif

terdiri dari :

a. Strategi penetrasi pasar (market penetration strategy) yaitu strategi perusahaan

yang berusaha untuk meningkatkan penjualan suatu produk/jasa melalui

Page 45: data hlin9desu

29  

usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Tujuan strategi ini adalah untuk

meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal. Hal ini

dapat dilakukan jika pasar belum jenuh, pangsa pasar pesaing menurun,

korelasi yang positif antara biaya 4P (produck, price, place, and promotion)

pemasaran dan kemampuan untuk bersaing yang meningkat.

b. Strategi pengembangan pasar (market development strategy) yaitu strategi

perusahaan yang bertujuan untuk memperkenalkan produk/jasa yang ada

sekarang ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru.

Selain itu, stategi ini bertujuan untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dapat

dilakukan jika memiliki jaringan distribusi, terjadi kelebihan kapasitas

produksi, pendapatan laba sesuai dengan harapan, serta adanya pasar baru atau

pasar yang belum jenuh.

c. Strategi pengembangan produk (product development strategy) merupakan

strategi perusahaan yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan

penjualan dengan cara memodifikasikan produk/jasa yang ada sekarang.

Strategi ini biasanya memerlukan penelitian yang luas dan tajam serta

membutuhkan biaya yang besar. Hal ini dapat dilakukan, jika produk sudah

berada pada tahapan jenuh, pesaing menawarkan produk sejenis yang lebih

baik dengan harga yang lebih murah, memiliki kemampuan untuk

mengembangkan produk, dan berada pada industri yang sedang tumbuh.

3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)

Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasikan aktivitas bisnis.

Tipe strategi diversifikasi terdiri dari :

a. Strategi diversifikasi konsentrik (concentric diversification strategy) dapat

dilaksanakan dengan menambah produk atau jasa baru, namun masih

berkaitan. Tujuan strategi ini adalah membuat produk baru yang berhubungan

untuk pasar yang sama. Hal ini dapat dilakukan jika bersaing pada industri

yang pertumbuhannya lambat.

b. Strategi diversifikasi horizontal (horizontal diversification strategy) dapat

dilakukan dengan menambah produk atau jasa pelayanan yang baru, tetapi

tidak saling berkaitan untuk ditawarkan pada para pelanggan yang sudah ada.

Hal ini dapat dilakukan jika produk baru dapat mendukung produk lama,

Page 46: data hlin9desu

30  

persaingan pada produk lama berjalan ketat, distribusi produk baru ke

pelanggan lancar dan pada tingkat yang lebih dalam bahwa musim penjualan

dari kedua produk relatif berbeda.

c. Strategi diversifikasi konglomerat (conglomerate diversification strategy)

merupakan strategi yang dilakukan dengan menambah produk atau jasa baru

yang tidak berkaitan. Hal ini dilakukan, jika industri di sektor ini telah

mengalami kejenuhan, ada peluang untuk memiliki bisnis yang tidak berkaitan

dan masih berkembang baik, serta memiliki sumberdaya untuk memasuki

industri baru tersebut.

4. Strategi Defensif (Devensive Strategy)

a. Strategi joint venture merupakan strategi perusahaan dimana terjadi saat dua

atau lebih perusahaan membentuk suatu perusahaan temporer untuk tujuan

kapitalisme modal. Strategi ini dapat dipertimbangkan dalam hal perusahaan

bertahan untuk tidak mau memikul beban usahanya sendirian. Tujuan dari

strategi ini adalah untuk menggabungkan beberapa perusahaan dalam bentuk

perusahaan baru yang terpisah dari induk-induknya. Hal ini dapat dilakukan,

jika perusahaan merasa tidak mampu untuk bersaing dengan perusahaan lain.

b. Retrenchment Strategy merupakan strategi perusahaan yang dilaksanakan

melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. Hal ini dilakukan karena terjadi

penurunan penjualan dan laba perusahaan, dirancang agar perusahaan mampu

bertahan pada pasar pesaingnya, perusahaan bekerja dengan sumberdaya

yang terbatas dan biasanya menghadapi tekanan-tekanan dari para pemegang

saham, pekerja, dan media massa. Strategi ini juga dilakukan dengan cara

menjual aktiva seperti tanah dan bangunan dalam rangka mendapatkan uang

tunai yang diperlukan, penutupan pabrik yang produknya dianggap kuno,

pengurangan jumlah karyawan, dan pembuatan sistem pengendalian biaya

yang ketat. Tujuan strategi ini adalah untuk menghemat biaya agar

keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian asset

perusahaan.

c. Strategi divestasi (divestiture strategy) dilaksanakan dengan menjual suatu

divisi atau bagian dari perusahaan. Divestasi sering digunakan untuk

meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau

Page 47: data hlin9desu

31  

investasi strategi lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan jika suatu unit bisnis

sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya, misalnya terus merugi dan

berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.

d. Strategi likuidasi (liquidation strategy) merupakan strategi yang menjual

asset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai dengan nilai nyata asset

tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa

merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Hal ini dilakukan

apabila perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan lagi keberadaaannya.

3.1.9 Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weaknesses) serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam

lingkungan suatu organisasi. Analisis SWOT adalah alat untuk mencocokkan

yang penting untuk membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe

strategi yaitu: SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-

ancaman), dan WT (kelemahan-ancaman). Analisis ini didasarkan pada logika

yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan juga

meminimalkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi perusahaan (David, 2006).

David (2006), analisis SWOT dilaksanakan dengan memfokuskan pada :

1. Fokus mendasar pertama adalah peluang yaitu situasi penting yang

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan serta ancaman yaitu situasi

penting yang tidak menguntungkan perusahaan.

2. Fokus mendasar kedua adalah identifikasi terhadap kekuatan internal

perusahaan yaitu sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan

relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani

perusahaan, serta kelemahan internal yaitu keterbatasan atau kekurangan

dalam sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan.

3.1.10 Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)

QSPM merupakan teknik yang dipakai pada tahap pengambilan keputusan

(decision stage) dari kerangka kerja analisis formulasi strategi. Teknik ini

menunjukan strategi alternatif mana yang paling baik untuk dipilih. QSPM

Page 48: data hlin9desu

32  

menggunakan input dari analisis pada tahap input (input stage) dan pada tahap

pencocokan yang memberikan informasi untuk analisis selanjutnya melalui

QSPM di tahap pengambilan keputusan.

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk

melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key

success factors internal dan eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya.

Tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif dari strategi-strategi

yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana yang dianggap

paling baik untuk diimplementasikan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Tahapan kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini diawali

dengan melakukan identifikasi mengenai kondisi keseluruhan perusahaan, sejarah,

perkembangan dan keadaaan peternakan Trias Farm. Identifikasi ini dimulai

dengan mempelajari visi dan misi perusahaan. Identifikasi visi dilakukan untuk

memprediksi kondisi perusahaan yang diharapkan di masa depan, mengetahui

kesenjangan kondisi sekarang dengan kondisi yang diharapkan di masa depan.

Setelah itu, dilakukan identifikasi masalah yang terjadi dalam perusahaan.

Peternakan Trias Farm memiliki masalah mengenai tingginya tingkat persaingan

diantara perusahaan sejenis, tingginya biaya produksi, dan belum mampu

memenuhi permintaan konsumen.

Langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara dengan pihak internal

dan eksternal perusahaan untuk mengidentifikasikan lingkungan internal dan

eksternal yang dihadapi. Kemudian melakukan analisis lingkungan internal dan

eksternal perusahaan untuk memperoleh faktor- faktor kekuatan dan kelemahan

serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, kemudian melakukan

wawancara kembali kepada pihak internal dan eksternal perusahaan untuk

penentuan pembobotan dan peringkat.

Langkah selanjutnya, yang dilakukan adalah wawancara dengan pihak

internal perusahaan untuk menentukan alternatif strategi yang tepat untuk

ditetapkan oleh perusahaan. Kemudian setelah mendapatkan alternatif beberapa

startegi melakukan wawancara kembali dengan pihak internal perusahaan dalam

Page 49: data hlin9desu

33  

hal ini dengan menajer dan bagian produksi untuk menetukan alternatif prioritas

strategi yang tepat bagi perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka alur pemikiran

operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional

Peternakan Trias Farm, Bogor, Jawa Barat

Trias Farm

Permasalahan yang dihadapi :

1. Persaingan antar perusahaan sejenis 2. Peningkatan biaya produksi 3. Belum mampu memenuhi permintaan konsumen

Analisis lingkungan perusahaan

Analisis Faktor Internal : 1. Sumberdaya manusia 2. Produksi dan operasi 3. Keuangan 4. Pemasaran 5. Manajemen

Analisis Faktor Eksternal : Politik, Hukum, dan Pemerintahan, Ekonomi, Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan, dan Teknologi Analisis Lingkungan Industri : masuknya pendatang baru, persaingan dalam industri, ancaman produk subsitusi, kekuatan tawar- menawar pemasok, dan kekuatan tawar -menawar pelanggan

Matriks IFE Matriks EFE

Alternatif Strategi yang Tepat (Matriks IE dan SWOT)

Alternatif Strategi

Alternatif dan Prioritas Strategi (Matriks QSP)

Page 50: data hlin9desu

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di peternakan Trias Farm yang berada di

Kampung Kandang Sapi Desa Leuwimekar Kecamatan Leuwiliang Kabupaten

Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan peternakan Trias Farm merupakan perusahaan peternakan ayam

arab petelur, Selain itu kesediaan manajemen perusahaan dan ketersediaan data

dari perusahaan untuk dijadikan objek penelitian. Pengumpulan data dimulai pada

bulan Mei hingga Agustus 2009.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder

yang didapatkan dari dalam maupun luar perusahaan. Data primer diperoleh dari

hasil pengamatan langsung (observasi) dan melalui wawancara. Penarikan sampel

dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Responden dalam

penelitian ini terdiri dari pihak internal dan eksternal perusahaan.

Data sekunder adalah data yang didapatkan melalui studi literatur maupun

studi pustaka. Data sekunder bersumber dari perusahaan; surat kabar; situs

internet; jurnal yang terkait; buku teks manajemen strategis, Balai Penelitian

Ternak (BALITNAK), Direktorat Jenderal Peternakan, Badan Pusat Stratistik, dan

penelitian sebelumnya.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik pengamatan

langsung, wawancara, kuisioner, maupun browsing internet. Wawancara

dilakukan secara tidak terstruktur. Wawancara ini dimaksudkan untuk

memperoleh jawaban secara spontan, jujur, serta merepresentasikan keadaaan

yang sebenarnya. Wawancara dengan pihak internal perusahaan adalah dengan

manajer perusahaan, bagian produksi dan bagian pemasaran. Hal ini dilakukakan

karena pihak internal tersebut paling mengetahui kondisi riil yang terjadi di

perusahaan.

Page 51: data hlin9desu

35  

Wawancara dengan pihak eksternal perusahaan dilakukan dengan ketua

KEPRAKS (Kelompok Tani Ayam Kampung Sukabumi) dan ketua Himpuli

(Himpunan Ayam Lokal Indonesia) dan pesaing perusahaan sejenis yaitu

peternakan Citra Lestari Farm. Untuk pemilihan responden kepada ketua

KEPRAKS didasarkan karena memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik

dalam usaha ayam arab petelur. Responden dari peternakan Citra Lestari Farm

dijadikan sebagai responden yang mewakili pesaing bagi peternakan Trias Farm.

Hal ini karena pesaing ini juga melakukan usaha yang sama yaitu usaha ayam arab

petelur, selain itu pesaing ini juga memiliki pengalaman dan pendidikan yang baik

dalam bidang peternakan.

4.4 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan

analisis tiga tahap formulas strategi. Alat bantu analisis yang digunakan dalam

merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor internal (matriks IFE) dan

matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE, matriks SWOT dan QSPM.

Adapun tahapan dalam pengolahan data ini adalah:

1. Melakukan wawancara dengan pihak eksternal perusahaan.

2. Melakukan wawancara dengan pihak internal perusahaan.

3. Melakukan Cross check faktor-faktor internal dan eksternal kepada pihak

perusahaan.

4. Pemberian kuisioner kepada pihak internal dan eksternal perusahaan

untuk mengetahui faktor internal dan eksternal di peternakan Trias Farm.

5. Pemberian kuisioner kepadapihak internal untuk pemberian bobot dan

peringkat dalam analisis IFE.

6. Pemberian kuisioner kepada pihal eksternal perusahaan untuk pemberian

bobot dan peringkat dalam analisis EFE.

7. Pemberian kuisioner kepada kedua pakar yang mengetahui tentang seluk

beluk perusahaan (manajer perusahaan dan bagian produksi) untuk

pemberian bobot dalam analisis QSPM. Pemilihan responden ini

didasarkan karena responden ini memiliki kapasitas untuk mengambil

keputusan mengenai strategi yang akan dilakukan peternakan Trias Farm.

Page 52: data hlin9desu

36  

8. Melakukan analisis data dan pengolahan data untuk mendapatkan

alternatif strategi dan prioritas alternatif strategi.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui lingkungan internal dan

eksternal perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan diantaranya

mendefinisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, sejarah dan perkembangan

perusahaan, kegiatan pemasaran, manajemen, sumberdaya manusia,

produksi/operasi, keuangan dan akuntansi, serta teknologi yang digunakan

perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk

menggambarkan kondisi riil perusahaan.

4.4.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi

Proses perumusan strategi pada kerangka tiga tahap formulasi strategi

yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan.

Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis lingkungan eksternal dan internal (EFE dan IFE), analisis IE, analisis

SWOT dan analisis QSPM.

4.4.2.1 Analisis EFE dan IFE

Data yang diperoleh dari setiap tahap input dianalisis secara deskriptif

untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, data lingkungan eksternal

dan internal perusahaan, serta kondisi umum perusahaan untuk mempresentasikan

kedudukan perusahaan dalam industri. Data yang ada kemudian diklasifikasikan

secara kuantitatif menurut analisis lingkungan eksternal untuk mengetahui

peluang dan ancaman yang datang dari kekuatan dan kelemahan yang ada pada

perusahaan. Daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang ada

dievaluasi dan dibuat dalam bentuk matriks EFE dan IFE. Untuk mengetahui

mengenai daftar matriks eksternal dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 53: data hlin9desu

37  

Tabel 7. Matrik EFE

Faktor Eksternal Bobot Peringkat Bobot x Peringkat Peluang - - - Ancaman - - -

Total Sumber : David (2006)

Matriks EFE merupakan sebuah daftar yang membuat serangkaian faktor

strategis eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman. Kelebihan dari alat

analisis matriks EFE adalah agar para penyusun strategi dapat merangkum dan

mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, demografi, lingkungan dan budaya,

politik, hukum dan pemerintahan, serta teknologi dan lingkungan industri (David,

2006).

Matriks EFE menerapkan nilai bobot dan peringkat (rating) dari masing-

masing faktor eksternal perusahaan yang ada didalamnya. Rating

mengindikasikan seberapa efektif perusahaan merespon peluang dan ancaman

yang ada. Penilaian rating untuk peluang tersebut adalah : rating 4 = respon sangat

superior, rating 3 = respon diatas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata dan rating 1

= respon dibawah rata-rata. Untuk ancamannya adalah rating 4 = respon dibawah

rata-rata, rating 3 = respon rata-rata, rating 2 = respon diatas rata-rata dan rating 1

= respon sangat superior.

Matriks IFE (Tabel 8) memuat serangkaian faktor strategis internal

perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh

perusahaan. Matriks IFE menempatkan nilai bobot dan peringkat dari masing-

masing faktor strategis internal didalamnya. Matriks faktor internal yang

dimaksudkan untuk mengukur seberapa idealnya kinerja yang telah dilakukan.

Rating untuk kekuatan adalah rating 1 = sangat lemah, rating 2 = lemah, rating 3 =

kuat dan rating 4 = sangat kuat. Kelemahan adalah 1 = sangat kuat, rating 2 =

kuat, rating 3 = lemah dan rating 4 = sangat lemah.

Page 54: data hlin9desu

38  

Tabel 8. Matrik IFE

Faktor Internal Bobot Peringkat Bobot x Peringkat Peluang - - - Ancaman - - -

Total Sumber : David (2006)

Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor

strategis eksternal dan internal tersebut kepada pihak manajemen dengan

menggunakan metode “ paired comparison” (Kinnear dan Taylor, 1991). Metode

paired comparison tersebut digunakan untuk membandingkan setiap variabel pada

baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Penentuan bobot pada

setiap variabel digunakan skala 1,2,3. Penilaian untuk setiap skala dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bentuk penilaian pembobotan faktor strategis internal dan eksternal dapat

dilihat pada Tabel 9 dan 10 berikut ini.

Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan

Faktor Eksternal A B C … Total A B C …

Total Sumber : Kinnear dan Taylor (1991)

Matriks perbandingan berganda memuat serangkaian faktor strategis

eksternal dan internal perusahaan. Tiap-tiap faktor dibandingkan satu sama lain

Page 55: data hlin9desu

39  

untuk mengetahui bobot suatu faktor relatif terhadap faktor yang lain, dimana

nilai bobot total dari faktor keseluruhan adalah 1.

Tabel 10. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan

Faktor Internal A B C … Total A B C …

Total Sumber : Kinnear dan Taylor (1991).

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

ai = Xi

∑ xi

Keterangan : ai = Bobot variabel ke-i

Xi = Nilai variabel ke-i

i = 1,2,3,…

n = Jumlah variabel

Tahap selanjutnya adalah memberikan rating/peringkat satu sampai empat

pada kolom ketiga, kedalam matriks EFE dan IFE. Kemudian mengalikan bobot

dengan peringkat untuk mendapatkan skor terbobot. Selanjutnya skor yang

diperoleh dijumlahkan untuk mendapatkan total skor terbobot.

Total skor terbobot berada antara satu sampai empat. Nilai satu sampai

dua pada matriks EFE berarti perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang

untuk menghindari ancaman, sedangkan nilai dua sampai tiga berarti perusahaan

mampu merespon situasi eksternal secara rata-rata, nilai tiga sampai empat berarti

perusahaan mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan

baik. Untuk matriks faktor internal perusahaan yang bernilai satu sampai dua

menggambarkan kondisi internal perusahaan yang sangat buruk. Nilai dua sampai

tiga menggambarkan situasi internal perusahaan yang berada di rata-rata. Nilai

tiga sampai empat menunjukkan bahwa situasi internal perusahaan berada pada

tingkat diatas rata-rata atau kondisi internal perusahaan yang baik.

Page 56: data hlin9desu

40  

Tahap kedua adalah tahap pencocokan dengan memasukkan hasil

pembobotan matriks EFE dan IFE kedalam matriks IE. Hal ini bertujuan untuk

memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE

mempunyai sembilan sel strategi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga sel

strategi utama (David, 2006), yaitu:

1. Growth and Build (tumbuh dan bina) berada dalam sel I, II, dan IV. Strategi

yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke

depan dan integrasi horizontal).

2. Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, dan

VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan

pasar.

3. Harvest or Divest ( panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, dan IX.

Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi

konglomerat, dan strategi likuidasi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.

Total Skor IFE Kuat Rata-rata Lemah 4.0 3.0 2.0 1.0

Tinggi

Total 3.0

Skor Menengah

EFE

2.0

Rendah

1.0

 

Gambar 4. Matriks IE Sumber : David, 2006

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

Page 57: data hlin9desu

41  

4.4.2.2 Analisis Matriks SWOT

Menurut David (2006), Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman

(SWOT Matrix) adalah alat untuk mencocokan yang penting yang membantu

manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu strategi SO (kekuatan-

peluang/ strength-opportunities), strategi WO (kelemahan-peluang/weaknesses-

opportunities), strategi ST (kekuatan-ancaman/strength-threats), dan strategi WT

(kelemahan-ancaman/weaknesses-threats). Mencocokan faktor eksternal dan

internal kunci adalah bagian yang sulit dalam mengembangkan matriks SWOT

dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada pencocokan yang terbaik.

Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

memanfaatkan peluang eksternal, dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan

tren dan kejadian eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi

WO, ST, atau WT agar dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan

strategi SO. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha

mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi menghadapi

ancaman utama, akan berusaha menghindari untuk berkonsentrasi pada peluang.

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal

kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk

mengeksploitasi peluang tersebut. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak

berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman

dilingkungan eksternalnya secara langsung. Strategi WT adalah taktik defensif

yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman

eksternal. Sebuah organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan

kelemahan internal akan berada pada posisi yang tidak aman. Kenyataannya,

perusahaan seperti itu mungkin harus berusaha bertahan hidup, bergabung,

mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan, atau memilih likuidasi.

Page 58: data hlin9desu

42  

Matriks SWOT terdiri atas sembilan sel yaitu empat sel faktor kunci,

empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dikosongkan (sel di kiri atas). Empat

sel strategi diberi nama SO, WO, ST, dan WT dikembangkan setelah

menyelesaikan empat sel faktor kunci yang diberi nama S, W, O, dan T. Ada

delapan langkah yang terlibat dalam membuat matriks SWOT, adalah:

1. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.

2. Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.

3. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.

4. Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil

strategi SO dalam sel yang ditentukan.

6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan.

7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasil

strategi ST dalam sel yang ditentukan.

8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan.

Tujuan dari masing-masing alat pencocokan di Tahap 2 adalah untuk

menghasilkan alternatif strategi yang tepat, bukan untuk memilih strategi mana

yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT

akan dipilih untuk implementasi. Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT

terdapat pada Gambar 5.

Page 59: data hlin9desu

43  

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan (Strengths-S) 1. 2. 3. 4. 5. Tuliskan kekuatan 6. 7. 8. 9. 10.

Kelemahan (Weakness-W) 1. 2. 3. 4. 5. Tuliskan kelemahan 6. 7. 8. 9. 10.

Peluang (Opportunities-O)

1. 2. 3. 4. 5. Tuliskan peluang 6. 7. 8. 9. 10.

Strategi SO

1. 2. 3. Gunakan kekuatan 4. dengan 5. memanfaatkan 6. peluang 7. 8. 9. 10.

Strategi WO 1. 2. 3. Atasi kelemahan 4. dengan 5. memanfaatkan 6. peluang 7. 8. 9. 10.

Ancaman (Threats-T)

1. 2. 3. 4. 5. Tuliskan ancaman 6. 7. 8. 9. 10.

Strategi ST

1. 2. 3. Gunakan 4. kekuatan untuk 5. menghindari 6. ancaman 7. 8. 9. 10.

Strategi WT

1. 2. 3. Minimalkan 4. kelemahan dan 5. hindari ancaman 6. 7. 8. 9. 10.

Gambar 5. Matriks SWOT Sumber: David, 2006.

Page 60: data hlin9desu

44  

4.4.2.3 Analisis QSPM

Menurut David (2006), Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif

(Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM) adalah teknik analisis yang

didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang tepat.

Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik,

dengan menggunakan input dari analisis Tahap 1 dan hasil pencocokan dari

analisis Tahap 2 untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi.

Format dasar dari QSPM diilustrasikan dalam Tabel 11. Alat pencocokan ini bisa

menghasilkan alternatif yang mirip, tetapi tidak semua strategi yang disarankan

oleh teknik pencocokan harus dievaluasi dalam QSPM.

Tabel 11. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM)

Faktor Kunci

Alternatif Strategi

Bobot Strategi 1 Strategi 2 AS TAS AS TAS

Faktor eksternal ..........................

Faktor internal ........................

Total Nilai Daya Tarik 1.0 Sumber: David, 2006.

Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi

berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal

dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam

satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masing-

masing faktor keberhasilan eksternal dan internal. Terdapat enam langkah yang

dibutuhkan untuk mengembangkan QSPM:

1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan

internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus

diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. Minimum 10 faktor

keberhasilan kunci internal harus dimasukkan dalam QSPM.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal.

Bobot ini identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE. Bobot

Page 61: data hlin9desu

45  

disajikan dalam kolom persis di samping kanan faktor keberhasilan kunci

eksternal dan internal.

3. Mengevaluasi matriks Tahap 2 (pencocokan) dan identifikasi alternatif

strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan.

Mencatat strategi-strategi ini pada baris atas dari QSPM. Kelompokkan

strategi ke dalam set yang independen jika memungkinkan.

4. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores-AS) dengan

mengevaluasi masing-masing faktor internal atau eksternal kunci. Nilai

Daya Tarik harus diberikan untuk masing-masing strategi untuk

mengindikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lainnya

dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan untuk Nilai Daya

Tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4

= sangat menarik.

5. Menghitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractiveness Score-TAS)

didefinisikan sebagai hasil dari pengalian bobot (langkah 2) dengan Nilai

Daya Tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. Semakin tinggi Total

Nilai Daya Tarik, semakin menarik alternatif strategi tersebut (dengan hanya

mempertimbangkan faktor keberhasilan kunci terdekat).

6. Menghitung penjumlahan Total Nilai Daya Tarik dalam masing-masing

kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS)

mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif.

Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik,

mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal yang relevan yang

dapat mempengaruhi keputusan strategis.

Keunggulan QSPM adalah bahwa set strategi dapat dievaluasi secara

bertahap atau bersama-sama, tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat

dievaluasi. Misalnya strategi tingkat korporasi dapat dievaluasi terlebih dahulu,

diikuti dengan strategi tingkat divisi, dan kemudian strategi tingkat fungsional.

Mengembangkan QSPM, kecil kemungkinan suatu faktor kunci akan terabaikan

atau diberi bobot yang tidak sesuai. Akan tetapi membutuhkan sejumlah

keputusan subjektif dalam membuat keputusan kecil disepanjang proses

memperbesar kemungkinan bahwa keputusan strategis yang final adalah yang

Page 62: data hlin9desu

46  

terbaik bagi organisasi. QSPM dapat diadaptasikan untuk organisasi kecil, besar,

berorientasi laba maupun nirlaba dan dapat diaplikasikan untuk hampir semua tipe

organisasi.

Keterbatasan QSPM, yaitu selalu membutuhkan penilaian intuitif dan

asumsi yang berdasar. Peringkat dan nilai daya tarik membutuhkan keputusan

yang penuh pertimbangan, walaupun selalu didasarkan pada informasi yang

objektif. Keterbatasan lain dari QSPM adalah hanya sebagai informasi

pendahuluan dan analisi pencocokan yang mendasari penyusunannya.

 

Page 63: data hlin9desu

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan Peternakan Trias Farm

Peternakan Trias Farm merupakan perusahaan peternakan dan pembibitan

ayam arab petelur. Perusahaan Trias Farm didirikan oleh Bapak Letnan Jenderal

Purwadi pada tahun 2001. Peternakan Trias Farm pada awal usaha adalah

membudidayakan ayam arab sejumlah 4000 ekor di daerah Leuwiliang untuk

menghasilkan telur, Kabupaten Bogor. Pada tahun 2006, usaha mulai berkembang

dengan melakukan diversifikasi produk yaitu melakukan pembibitan ayam arab.

Saat ini, kapasitas produksi ayam arab di perusahaan sebanyak 30.000ekor,

dimana untuk telur ayam arab budidaya adalah sebanyak 25.000 ribu ekor, dan

kapasitas produksi untuk pembibitan sebanyak 5.000 ekor.

5.2 Struktur Organisasi di Peternakan Trias Farm

Organisasi memiliki struktur yang menetapkan pihak yang bertanggung

jawab, pihak yang menjadi pusat pertanggungjawaban dan cara pembagian tugas.

Struktur organisasi di peternakan Trias Farm menganut sistem sentralisasi yaitu

dalam pengambilan keputusan melalui manajer. Manajer membawahi tiga bagian

yaitu bagian produksi, bagian pemasaran, dan administrasi. Trias Farm terdiri dari

satu orang manajer, satu orang bagian produksi, tiga orang bagian pemasaran, 11

anak kandang (karyawan A), dua orang driver (karyawan B), dan dua orang yang

bertugas mengambil telur (karyawan C). Pembagian tugas dan tanggungjawab

karyawan di peternakan Trias Farm, adalah:

1. Manajer Perusahaan

Manajer bertanggungjawab penuh terhadap seluruh kegiatan yang ada di

peternakan Trias Farm yaitu menentukan besarnya gaji yang dibayarkan kepada

karyawan, penetapan harga jual produk, menentukan jumlah kapasitas produksi

telur dan pembibitan DOC, dan lain-lain.

2. Bagian Produksi

Tugas bagian produksi adalah bertanggungjawab secara keseluruhan

terhadap kegiatan proses produksi di peternakan Trias Farm. Tugas dari bagian

produksi, diantaranya melakukan mengawasan terhadap aktivitas anak kandang,

Page 64: data hlin9desu

48 

 

berkoordinasi kepada manajer dalam penetapan harga jual produk, memelihara

ayam arab petelur, membuat perencanaan dan menentukan siklus produksi.

3. Bagian Pemasaran

Bagian Pemasaran bertanggungjawab terhadap kegiatan pemasaran

produk. Tugasnya adalah melakukan pencatatan transaksi penjualan dan

pembelian produk kepada konsumen, melakukan sortasi dan pengemasan produk

dan mengirim produk kepada konsumen serta menagih uang langsung kepada

konsumen.

4. Bagian Administrasi

Bagian administrasi bertanggungjawab dalam melakukan pencacatan

transaksi keuangan. Tugasnya adalah melakukan pencatatan transaksi penjualan

dan pembelian, serta membuat pembukuan keuangan bulanan dan tahunan.

5. Karyawan A

Karyawan A merupakan anak kandang. Tugas anak kandang yaitu

melakukan kegiatan proses produksi secara keseluruhan mulai dari persiapan

kandang sampai pascapanen.

6. Karyawan B

Karyawan B adalah karyawan yang bertugas dan bertanggungjawab

mengambil telur. Tugas rutin dari karyawan B adalah mengambil telur dari

kandang menuju gudang, serta melakukan sortasi dan pengemasan telur dan DOC.

7. Karyawan C

Karyawan C merupakan driver. Tugas dari Driver adalah melakukan

pengiriman produk diantara mengirim telur kepada pelanggan dan mengirim DOC

kepada peternak ayam arab. Untuk mengetahui mengenai struktur organisasi di

peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 65: data hlin9desu

49 

 

Gambar 6. Struktur Organisasi di Peternakan Trias Farm

5.3 Keadaan Umum Wilayah Perusahaan

Peternakan Trias Farm terletak di Kampung Kandang Sapi Desa

Leuwimekar Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peternakan

Trias Farm memiliki lokasi usaha yang strategis. Hal ini dikarenakan secara

geografis kota Bogor terletak dekat ibukota negara yang merupakan potensi yang

strategis untuk memasarkan produknya, akses yang mudah dalam mendapatkan

bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan dan lokasi usaha yang tenang dan

sejuk cocok untuk budidaya ayam arab petelur. Lokasi usaha juga jauh dari

pemukiman penduduk sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar

kandang.

Kabupaten Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan

maksimum 330 m dari permukaan laut dan dengan keadaan cuaca dan udara yang

sejuk. Suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 derajat celcius dan

kelembapan udara kurang lebih 70 persen. Iklim kandang yang cocok untuk

usaha beternak ayam petelur adalah persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-

35 derajat celcius, kelembapan berkisar antara 60-70 persen, tata letak kandang

mendapatkan sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang

serta sirkulasi udara yang baik. Sehingga lokasi kandang di peternakan Trias

Farm sudah tepat untuk budidaya ayam petelur.

Pemilik Trias Farm

Manajer

Bagian ProduksiAdministrasi Bagian Pemasaran

Karyawan C Karyawan BKaryawan A

Page 66: data hlin9desu

50 

 

5.4 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Pada dasarnya, peternakan Trias Farm belum memiliki pernyataan secara

tertulis mengenai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Akan tetapi, secara umum

ketiga hal tersebut telah tersirat dalam wawancara dengan pihak peternakan Trias

Farm. Visi merupakan apa yang ingin kita capai, apa yang ingin kita peroleh, dan

ingin menjadi apa di masa yang akan datang. Misi menyatakan langkah apa yang

harus dilakukan atau dikerjakan. Visi yang dilengkapi dengan misi perusahaan

yang menyatakan tujuan perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan maka pernyataan

visi dari peternakan Trias Farm adalah mempertahankan keanekaragaman dan

kelangsungan ayam arab sebagai ayam lokal (buras). Misi dari peternakan Trias

Farm adalah menghasilkan telur yang bekualitas, 2) menghasilkan DOC yang

berkualitas. Tujuan peternakan Trias Farm adalah meningkatkan keuntungan

perusahaan dengan cara meningkatkan kapasitas produksi dan melakukan

diversifikasi produk telur ayam arab.

Page 67: data hlin9desu

51 

 

VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan

dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan

perusahaan. Pada umumnya lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan

internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan

jauh dan lingkungan industri.

6.I Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal perusahaan memiliki kemampuan untuk merubah

suatu perusahaan menjadi apa yang dicita-citakan oleh manajemen. Lingkungan

internal merupakan proses pengidentifikasian terhadap faktor-faktor yang menjadi

kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Proses internal perusahaan tersebut

dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan fungsional yaitu analisis yang

dilakukan oleh masing-masing fungsi dalam perusahaan dengan mengkaji

manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, dan sumberdaya manusia.

6.1.1 Manajemen

Untuk menganalisis fungsi manajemen usaha di peternakan Trias Farm,

terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji, yaitu aspek perencanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan aspek pengendalian.

1. Perencanaan

Usaha di peternakan Trias Farm belum memiliki perencanaan tertulis baik

untuk jangka pendek, maupun jangka panjang. Hal ini terlihat dari belum adanya

peryataan visi, misi, dan tujuan perusahaan yang dirumuskan secara tertulis, jelas,

dan spesifik. Kondisi ini tidak mempengaruhi usahanya. Hal ini terlihat dari

produksi telur maupun DOC yang habis terjual setiap hari, bahkan belum mampu

memenuhi permintaan pembeli telur dari daerah Bandung dan Jakarta.

2. Pengorganisasian

Struktur organisasi peternakan Trias Farm adalah sentralisasi. Hal ini

terlihat dalam menjalankan operasional perusahaan. Manajer perusahaan

menerapkan pendekatan Top Down, dimana seluruh komando dilakukan langsung

Page 68: data hlin9desu

52 

 

oleh manajer, kemudian unit-unit di bawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang

telah direncanakan oleh manajer.

3. Pemberian Motivasi

Pendekatan yang dilakukan oleh manajer perusahaan lebih bersifat top

down dalam operasionalisasi perusahaan, akan tetapi pihak manajer tidak

menganggap karyawan sebagai bawahan melainkan rekan kerja. Hal ini karena

peran serta karyawan juga terlibat dalam keberhasilan suatu usaha. Salah satu

tindakan yang dilakukan manajer untuk meningkatkan motivasi karyawan adalah

dengan cara melibatkan diri manajer perusahaan dalam proses produksi untuk

memberikan pengetahuan dan pendidikan tentang usaha ayam arab petelur.

Pemberian motivasi terhadap karyawan penting dilakukan karena terkait dengan

loyalitas para karyawan terhadap perusahaan sehingga para karyawan tersebut

tetap merasa nyaman selama bekerja.

4. Pengelolaan Staf

Pengelolaan staf dalam suatu sebuah perusahaan terkait dengan budaya

atau iklim kerja yang diterapkan oleh perusahaan tertentu. Budaya atau iklim

kerja dalam kumpulan nilai, harapan, serta kebiasaaan masing-masing orang yang

ada di perusahaan tersebut pada umumnya tetap dipertahankan dari satu generasi

ke generasi berikutnya. Budaya kerja yang terjadi di peternakan Trias Farm

bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, komunikasi yang terjalin baik antara

pemilik dan manajer perusahaan kepada karyawan tidak bersifat kaku sehingga

kondisi seperti ini memudahkan manajer perusahaan dalam memberikan tugas

kepada karyawan dan sebaliknya, jika karyawan ingin menyampaikan sesuatu

kepada manajer perusahaan yang terkait dengan masalah kerja.

5. Pengendalian

Peternakan Trias Farm melakukan pengendalian dalam proses prosuksi

ayam arab. Khususnya dalam pengadaaan bahan baku pakan dan obat-obatan serta

budidaya ayam arab petelur. Pengendalian bahan baku pakan dan obat-obatan

yang dilakukan perusahaan adalah di dalam gudang harus selalu tersedia pasokan

bahan baku pakan dan obat-obatan. Pengendalian budidaya ayam arab, hal yang

dilakukan perusahaan adalah selalu mengutamakan kualitas pakan konsentrat,

Page 69: data hlin9desu

53 

 

sanitasi dan kebersihan kandang. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko

kegagalan yang lebih besar dalam usaha ayam arab.

6.1.2 Keuangan

Pendirian sebuah perusahaan, diperlukan sejumlah modal. Modal tidak

hanya dalam bentuk uang tetapi juga termasuk lahan, bangunan, dan alat-alat yang

digunakan dalam proses produksi. Peternakan Trias Farm dalam mengusahakan

ayam arab petelur menggunakan modal sendiri. Saat ini, perusahaan dalam

menggunakan modal kerja untuk biaya operasional perusahaan sedikit

menghadapi kendala. Kendala yang terjadi adalah masih memiliki tanggungan

terhadap perusahaan pemasok pakan yaitu PT Global.

Aset tetap yang digunakan dalam usaha ayam arab di peternakan Trias

Farm adalah milik sendiri. Aset tetap yang dimiliki tersebut diantaranya lokasi

usaha, bangunan kandang, kantor, mesin tetas, dan lain-lain. Peternakan Trias

Farm sudah menerapkan sistem pencatatan data keuangan dengan baik, misalnya

pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan komputerisasi. Sistem pencatatan

keuangan ini dilakukan oleh bagian Administrasi. Penggunaan sistem pencatatan

keuangan tersebut dapat menghemat waktu dan risiko kesalahan dalam proses

pencatatan.

6.1.3 Pemasaran

Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi,

menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang

dan jasa. Pemasaran terkait dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk, harga,

distribusi, dan aspek promosi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai

masing-masing bauran pemasaran di peternakan Trias Farm, adalah:

1. Produk

Produk yang dihasilkan oleh peternakan Trias Farm adalah telur ayam arab

dan DOC ayam arab. Karakteristik telur yang dihasilkan perusahaan yaitu

memiliki ukuran telur yang ideal (rata-rata 35 gram), memiliki kerabang telur

berwarna putih, bersih, mengkilap, dan warna kuning telur orange cerah.

Karakteristik telur seperti itu yang banyak diminati oleh konsumen. Produk telur

Page 70: data hlin9desu

54 

 

yang dihasilkan perusahaan memiliki kualitas yang sangat baik dalam hal

kandungan gizi. Dimana kandungan gizi telur yang dihasilkan peternakan Trias

Farm rendah lemak dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Telur yang

rendah lemak dan memiliki kandungan protein yang tinggi tersebut sudah teruji,

dimana perusahaan sudah melakukan uji kandungan gizi di laboratorium

kesehatan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Dinas Kesehatan, di Kabupaten

Bogor, Jawa Barat.

Peternakan Trias Farm juga menghasilkan DOC yang berkualitas. Hal ini

dikarenakan DOC yang dihasilkan perusahaan sudah menerapkan sistem proses

produksi secara modern seperti memenuhi DOC yang unggul dan sistem sanitasi

yang baik. Karakteristik DOC yang dihasilkan peternakan Trias Farm adalah

memiliki bentuk yang seragam, lincah, kaki tidak kering, bulu tidak rontok, rata-

rata bobot badan 50 gram, pantat tidak basah, dan perut tidak kembung. Produk

DOC yang dihasilkan peternakan Trias Farm dapat dibedakan antara jantan dan

betina. Hal inilah yang membedakan dengan perusahaan pembibitan lainnya yang

belum mampu membedakan antara DOC jantan dan betina. Salah satu hal

terpenting yang dilakukan oleh peternakan Trias Farm untuk membangun loyalitas

pelanggan adalah dengan membangun citra/image baik perusahaan melalui

mengutamakan kualitas telur maupun DOC.

DOC yang dikirim di luar pulau Jawa Barat, ada beberapa persyaratan

yang harus dipenuhi, adalah:

a. Surat keterangan bebas flu burung dari Dinas Kesehatan Hewan.

b. DOC sudah divaksin mareks dan dikemas dalam box yang telah diberi

label nama perusahaan.

Peternakan Trias Farm menggunakan kemasan yang menarik. Dalam

kemasan tersebut perusahaan mencantumkan label yang berisi kandungan gizi

yang terkandung dalam telur ayam arab yang dihasilkan perusahaan dan

mencantumkan tanggal kadaluarsa produk. Pelabelan kandungan gizi tersebut

yang membedakan telur yang dijual peternakan Trias Farm dengan telur-telur

yang dijual dipasaran. Pencantuman tanggal kadaluarsa produk dalam kemasan

bertujuan untuk melindungi konsumen dan memberikan informasi tentang jangka

Page 71: data hlin9desu

55 

 

waktu telur aman dikonsumsi. Untuk mengetahui mengenai produk telur yang

dihasilkan peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Lampiran 7.

2. Harga

Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer peternakan Trias Farm,

maka penetapan harga pada produk perusahaan didasarkan atas pendekatan

persaingan, yaitu pemilik melakukan survei pasar mengenai harga produk telur

maupun DOC yang berkembang sehingga penetapan harga jual yang digunakan

oleh pihak perusahaan dengan mengikuti harga produk telur dan DOC yang ada di

pasaran.

Saat ini, penetapan harga telur di peternakan Trias Farm berkisar antara Rp

1050-1150 per butir. Penetapan harga yang diberikan kepada pelanggan

(pedagang pengumpul) adalah sama, dan yang membedakan adalah biaya ongkos

kirim. Besarnya biaya ongkos kirim yang ditetapkan perusahaan tergantung dekat

atau jauhnya perusahaan mengirim produk tersebut.

Saat ini, penetapan harga DOC di peternakan Trias Farm adalah berkisar

antara Rp 5000/ekor. Biasanya harga yang diterima pembeli yang berasal dari luar

Jawa Barat, lebih mahal dari pembeli dari Jawa Barat. Misalnya untuk harga yang

diterima pembeli yang berasal dari Sumatera Barat adalah Rp 7000/ ekor. Hal ini

dikarenakan adanya biaya tambahan untuk biaya pengiriman dan biaya

administrasi lainnya.

3. Distribusi

Pendistribusian telur ayam arab di peternakan Trias Farm adalah langsung

kepada pedagang pengumpul. Untuk mengetahui pendistribusian telur ayam arab

di peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Pendistribusian Telur Ayam Arab di peternakan Trias Farm

No Daerah Penjualan Telur Hari Jumlah (Butir) 1 Bogor Senin 5.000-6.000 2 Jakarta dan Cibubur Selasa 10.000-12.000 3 Cibinong Rabu 4.000-5.000 4 Bogor Kamis 4.000-5.000 5 Jakarta Jumat 10.000-12.000 6 Cilidong dan Depok Sabtu 3.000-4.000 7 Bandung Minggu 10.000-13.000

Page 72: data hlin9desu

56 

 

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa pendistribusian telur ayam arab di

peternakan Trias Farm dipasarkan di daerah Bogor, Parung, Cibinong, Depok,

Bandung dan Jakarta. Pemasaran DOCnya adalah kepada peternak ayam arab di

Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Pekan Baru, Sumatera Barat dan

Kalimantan. Untuk wilayah Kalimantan dan Sumatera Barat. pengiriman DOC

dengan menggunakan pesawat terbang. Untuk mengetahui mengenai saluran

distribusi di peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Saluran Distribusi Produk di Peternakan Trias Farm

Dari Gambar 7 dapat diketahui bahwa saluran distribusi produk di

peternakan Trias Farm terdiri dari dua pola saluran. Pola saluran pertama adalah

peternakan Trias Farm menyalurkan telur ayam arab kepada pedagang

pengumpul, kemudian pedagang pengumpul menyalurkan kepada konsumen.

Selain itu juga, peternakan Trias Farm menyalurkan langsung kepada konsumen.

Pola saluran kedua adalah peternakan Trias Farm menyalurkan DOC langsung

kepada peternak/konsumen.

4. Promosi

Dalam memasarkan produknya perusahaan melakukan promosi. Untuk

memasarkan telur ayam arab perusahaan melakukan promosi, dengan cara melalui

brosur-brosur, pameran, stiker, dan dari mulut ke mulut. Untuk memasarkan DOC

Trias Farm

Telur Ayam DOC

Pedagang Pengumpul

Peternak/konsumen

Konsumen

Konsumen

Page 73: data hlin9desu

57 

 

perusahaan melakukan promosi dengan cara melalui internet, brosur-brosur,

pameran, dan dari mulut ke mulut. Penyebaran brosur-brosur bertujuan untuk

memperkenalkan nama perusahaan kepada masyarakat. Promosi melalui pameran

bertujuan agar terinformasikannya produk yang dijual oleh perusahaan.

Salah satu maanfaat yang diperoleh dari perkembangan teknologi

informasi adalah adanya internet. Internet bagi perusahaan dapat mempromosikan

produknya, sehingga produknya tidak hanya dikenal sekitar Jawa Barat, tetapi

juga di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan Kalimantan. Peternakan Trias

Farm memiliki web sendiri dengan nama www.trias-farm.webs.com dan memiliki

email:[email protected]. Tujuan perusahaan melakukan promosi melalui

internet adalah untuk memperluas pasar produknya khususnya DOC. Sehingga

dengan adanya perkembangan informasi dapat menjadi peluang bagi perusahaan.

Peternakan Trias Farm mendapat bantuan promosi secara tidak langsung

melalui media elektonik maupun media cetak. Dimana ada beberapa wartawan

yang datang ke peternakan Trias Farm untuk meliput dan mewawancari manajer

perusahaan tentang usaha ayam arab yang kemudian dimuat dalam majalah dan di

salah satu media elektronik yaitu dalam stasiun Trans 7 program laptop si Unyil.

Peternakan Trias Farm dianggap mempunyai pengalaman dan reputasi yang cukup

baik dalam bidang usaha ayam arab sehingga apa yang disampaikan perusahaan

menjadi perhatian masyarakat luas.

Peternakan Trias Farm bergabung dalam himpunan peternak unggas lokal

Indonesia (HIMPULI). Himpuli adalah organisasi indenpenden yang merupakan

wadah untuk menghimpun, mengelola, dan meningkatkan kualitas hidup seluruh

peternak unggas lokal/buras Indonesia serta tidak terkait pada lembaga

pemerintah, organisasi politik atau organisasi manapun. Himpuli memiliki

anggota sekitar 180 peternak ayam lokal/buras di seluruh Indonesia.

Program kerja dari Himpuli, salah satunya dalah melakukan pameran-

pameran unggas dan melakukan pertemuan-pertemuan dengan peternak unggas

seluruh Indonesia untuk membahas permasalah-permasalahan dalam dunia

perunggasan lokal. Himpuli juga sering mengadakan pameran tetang ayam lokal.

Program kerja Himpuli tersebut menjadi peluang bagi peternakan Trias Farm

untuk memperkenalkan produknya ke peternak-peternak unggas lokal tersebut.

Page 74: data hlin9desu

58 

 

Manfaat langsung yang diperoleh peternakan Trias Farm setelah

bergabung dengan Himpuli adalah karena Himpuli sering mengadakan pertemuan

dengan peternak-peternak unggas lokal seluruh Indonesia. Hal tersebut dapat

dijadikan media bagi peternak-peternak untuk mempromosikan produknya

masing-masing. Keuntungan yang diperoleh peternakan Trias Farm dengan

adanya pertemuan tersebut adalah pembeli produk (DOC) di peternakan Trias

Farm tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga pembeli yang berasal dari luar pulau

Jawa, diantaranya Sumatera Barat, Riau, Kalimantan, dan Pelembang.

6.1.4 Produksi dan Operasi di Peternakan Trias Farm

Peternakan Trias Farm mempunyai dua unit bisnis yaitu produksi telur

ayam arab dan pembibitan ayam arab. Kegiatan produksi pada ayam arab petelur

dilakukan oleh bagian produksi dan karyawan perusahaan pada bagian kandang

atau anak kandang. Proses kegiatan produksi di peternakan Trias Farm ada dua

yaitu kegiatan produksi DOC dan kegiatan produksi telur. Tahapan dalam proses

produksi ayam arab di peternakan Trias Farm, adalah :

1. Pembersihan kandang

Pembersihan kandang dimulai dari pembersihan kotoran ayam yang

dilakukan oleh karyawan. Selain itu, dilakukan juga pembersihan peralatan

kandang yang telah dipakai hingga bersih, kemudian dilakukan penyikatan

kandang. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran dan pakan

yang menempel pada bagian-bagian kandang tertentu di kandang yang apabila

tidak dibersihkan akan menjadi media berkembangnya bakteri. Setelah kandang

disikat, maka selanjutnya dilakukan pengapuran dan penyemprotan dengan larutan

kapur dicampur dengan formalin. Hal ini bertujuan untuk membunuh bakteri-

bakteri yang masih hidup. Kandang yang sudah disucihamakan dikosongkan

selama dua minggu.

Setelah dua minggu kandang mulai dipersiapkan untuk menerima DOC

baru, pada saat itu, semua peralatan kandang berupa tempat pakan, tempat minum,

layar, dan sekat harus sudah dibersihkan dan dipersiapkan. Sebelum DOC

dimasukkan kedalam kandang, alas kandang ditutup dengan karung bekas dan

ditaburi sekam hingga mencapai ketebalan 2-3 cm. Pemberian sekam ini tidak

Page 75: data hlin9desu

59 

 

dilakukan secara langsung menutupi semua alas kandang, tetapi dilakukan secara

bertahap, sekam yang sudah ditaburkan kemudian disucihamakan dengan

penyemprotan larutan disenfektan dan formalin. Dua jam sebelum DOC

dimasukkan kedalam kandang, pemanas sudah mulai dinyalakan, tujuan supaya

kondisi udara di dalam kandang menjadi hangat dan sesuai dengan suhu udara

DOC.

2. Pemanasan

Kegiatan dalam proses pemanasan dilakukan pada saat umur DOC sampai

berumur tiga bulan. Pemanasan dilakukan di kandang Brooding hause. Setelah

berumur tiga bulan tidak dilakukan pemanasan, kemudian dilakukan pemisahan

antara layer dan breeder.

3. Pemisahan antara ayam arab petelur (layer) dan ayam pembibitan (breeder)

Ayam arab petelur (layer) dimasukkan kedalam kandang baterai.

Penggunakan kandang baterai adalah agar ayam tidak terlalu banyak

mengeluarkan tenaga karena terlalu banyak bergerak. Dengan demikian,

energinya dimanfaatkan untuk memproduksi telur. Selain itu, sistem kandang

juga dapat memudahkan dalam pemeliharaan, seperti pemberian pakan,

pemberian minum, pembersihan kandang dan pengambilan telur.

Ayam arab yang digunakan untuk pembibitan dimasukkan kedalam

kandang sangkar. Kandang sangkar digunakan untuk induk penghasil telur tetas.

Kandang sangkar tersebut terdiri dari bilik-bilik, dimana setiap bilik tersebut

berisi satu ayam jantan dan enam sampai sepuluh ayam betina.

6.1.4.1 Proses Produksi DOC di Peternakan Trias Farm

Tahapan proses penetasan telur ayam arab untuk menghasilkan DOC yang

berkualitas di peternakan Trias Farm adalah:

1. Memilih telur tetas

Karekteristik telur tetas yang baik untuk bisa dijadikan bibit, adalah:

a. Kulit telur tampak bersih dan tidak cacat.

b. Kulit telur tidak tampak terlalu tipis.

c. Bentuk oval (bulat lonjong) dengan perbandingan lebar dan panjang sekitar

3:4. Telur yang terlalu lonjong atau bulat memiliki daya tetas yang rendah.

Page 76: data hlin9desu

60 

 

d. Ukuran seragam ( normal, tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil). Bobot

normalnya antara 35-40 gram. Jika bobotnya kurang dari 35 gram, bibit yang

dihasilkan terlalu kecil dan lambat pertumbuhannya. Telur yang bobotnya

lebih dari 40 gram, daya tetasnya rendah karena bibit sering mati sebelum

keluar dari cangkang.

e. Pada bagian dalam bulatan telur yang tumpul terdapat ruang udara yang masih

utuh seperti awal dikeluarkan dari induknya. Ruang udara itu dapat dilihat

dengan menyorotkan lampu senter.

f. Telur berasal dari induk betina yang dikawinkan oleh pejantan yang sehat.

g. Telur tidak disimpan lebih dari 6 hari. Penyimpanan sebaiknya dilakukan

pada tempat yang bersuhu sedang dan tidak terlalu lembab.

2. Menetaskan telur

Peternakan Trias Farm menggunakan mesin tetas yang berkapasitas 6500

butir telur. Prinsip kerja alat tetas adalah mengganti panas yang ditimbulkan oleh

eraman badan induk ayam dengan alat pemanas buatan. Sumber panasnya

menggunakan listrik. Untuk mengetahui tahapan proses produksi DOC dapat

dilihat pada Lampiran 8.

Hal yang harus diperhatikan dalam penetasan telur, adalah:

a. Air dan kelembapan

Air dibutuhkan dalam proses penetasan untuk mengatur kelembapan.

Kelembapan yang ideal adalah 60-70 persen. Jika kelembapannya terlalu tinggi

atau terlalu rendah, akan mematikan embrio. Untuk mempertahankan embrio

perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• Mempertahankan temperatur dalam alat tetas.

• Mengatur ventilasi tempat tetas.

• Menambah air dalam nampan jika volume menyusut.

• Memberi sehelai kain atau kapas yang ditata merata pada dasar nampan air

agar kelembapan merata.

• Untuk mengetahui persentase kelembapan, digunakan hidrometer untuk

diletakkan dalam alat tetas.

Page 77: data hlin9desu

61 

 

b. Temperatur

Temperatur dalam alat tetas diusahakan berkisar 38,3-40,6 derajat celcius.

Oleh karena itu, alat tetas perlu dilengkapi dengan termometer untuk mengetahui

temperatur dalam ruangan alat tetas. Alat tetas harus dalam keadaan tertutup

untuk menjaga pengaruh temperatur luar. Upayakan yang terbuka hanya ventilasi

agar pergantian udara segar tetap terjaga. Jika ventilasi tidak ada, gas

karbondioksida akan tertumpuk dan bisa membahayakan penetasan.

c. Pemutar telur

Peletakan telur dalam rak alat tetas dibuat miring (sudut kemiringan 40

derajat) dengan posisi ujung tumpul (bagian yang lebih besar) berada di sebelah

atas. Untuk memudahkan pemutaran, kedua bidang putar sebaiknya diberi tanda

misalnya A dan B. Pemutaran telur dilakukan secara rutin, minimal tiga kali

sehari. Mulai diputar pada hari keempat dan diberhentikan pada hari kesembilan

belas. Arah putaran telur adalah horizontal dengan ujung tumpul telur tetap

berada di sebelah atasnya. Setelah pemutaran, bagian A yang semula berada di

sebelah bawah pindah menjadi sebelah atas dan bagian B di sebelah bawahnya,

atau sebaliknya.

d. Pendinginan telur

Pendinginan telur dimulai pada hari keempat dilakukan pada siang hari,

dan dihentikan pada hari kesembilan belas. Pendinginan telur membutuhkan

waktu sekitar 15 menit dan dilakukan bersamaan dengan pemutaran telur pada

pagi hari.

e. Peneropongan telur

Peneropongan telur dilakukan dua kali selama penetasan yaitu pada hari

keempat belas dan kedelapan belas. Bila terdapat telur yang mati (embrio mati)

sebaiknya dikeluarkan, sebab telur yang embrionya mati akan banyak

mengeluarkan gas karbondioksida dan amoniak yang menggangu perkembangan

embrio hidup di sekitarnya. Pada saat diteropong, telur yang embrionya hidup

akan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

• Titik di tengah kuning telur berwarna merah dan dikelilingi gambaran rambut-

rambut berwarna merah.

• Tampak denyutan jantung dari luar.

Page 78: data hlin9desu

62 

 

Sebaliknya, telur yang embrionya mati. Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

• Titik di tengah kuning telur berwarna hitam dan dalam telur tampak bening.

• Titik di tengah kuning telur dikelilingi warna hitam.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tahapan perlakuan pada penetasan

telur dengan menggunakan alat tetas dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Tahap-Tahap Perlakuan pada Penetasan Telur dengan Alat Tetas. Hari Ke

Suhu Ventilasi Pemutaran Telur (WIB)

Pendinginan Telur (WIB)

Peneropongan Telur Celsius

1 38,3 Tertutup Belum Belum Belum

2 38,3 Tertutup Belum Belum Belum

3 38,3 Tertutup Belum Belum Belum

4 38,3 Buka ¼ 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

5 38,3 Buka 1/3 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

6 38,3 Buka ½ 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

7 38,3 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

8 38,9 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

9 38,9 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

10 38,9 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

11 38,9 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

12 38,9 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

13 38,9 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

14 38,9 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Sudah

15 39,5 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

16 39,5 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

17 39,5 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 07.00 Belum

18 40 Buka penuh 07.00, 12.00, 17.00 Tidak Sudah

19 40 Tertutup Tidak Tidak Tidak

20 40,6 Tertutup Tidak Tidak

21 40,6 Telur telah menetas

Jika bulu DOC telah kering, DOC dimasukkan kedalam kandang

khusus DOC

22 40,6

Page 79: data hlin9desu

63 

 

6.1.4.2 Proses Produksi Telur Ayam Arab Petelur (Layer)

Proses produksi telur ayam arab di peternakan Trias Farm yaitu

pemeliharaan DOC hingga pullet atau peremajaan dan pemeliharaan layer atau

ayam produktif. Pemeliharaan ayam arab petelur dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Proses Pemeliharaan Ayam Arab Petelur di Peternakan Trias Farm

Pemeliharaan DOC hingga pullet dilakukan di kandang sangkar,

sedangkan pemeliharaan layer dilakukan di kandang baterai. Pemeliharaan ayam

pada masa peremajaan dilakukan saat DOC berumur satu hari hingga umur 120-

133 hari. Kegiatan kandang di masa peremajaan ini dilakukan sepenuhnya oleh

anak kandang dengan arahan bagian produksi. Kegiatan rutin sehari-hari pada

pemeliharaan peremajaan diantaranya adalah pemberian pakan, minum, pencucian

gallon minum, dan pengawasan pada kondisi ayam. Untuk mengetahui mengenai

acuan pemberian pakan di peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Acuan Pemberian Pakan di Peternakan Trias Farm

Umur/Minggu Rata-Rata/(gram/ekor) Kumulatif (gram/ekor) 1 6 42 2 9 105 3 13 196 4 20 336 5 25 511 6 29 714 7 34 952 8 40 1232

dst.

Pemeliharaan

Pemeliharaan DOC-Pullet Pemeliharaan Layer

‐Pemberian pakan dan minum -Program pengobatan dan vaksinasi -Pembersihan tempat pakan dan minum

‐Pemberian pakan dan minum -Pemberian vitamin pada minuman -Pembersihan tempat pakan dan

minum - Pengambilan telur

Page 80: data hlin9desu

64 

 

Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa dalam pemberian jumlah pakan ayam

arab di peternakan Trias Farm berdasarkan umur ayam arab. Anak kandang juga

melakukan program pengobatan dan vaksin. Program vaksinasi yang digunakan

peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Program Vaksinasi yang Digunakan Peternakan Trias Farm

No Umur Jenis Vaksin Cara 1 4 Hari ND-IB Tetes Mata 2 8 Hari GUMBORO Tetes Mulut 3 10 Hari AI Injeksi S.C 4 22 Hari ND-IB Air Minum 5 28 Hari GUMBORO Air Minum 6 42 Hari CORYZA Injeksi I.M 7 56 Hari ND-IB Air Minum 8 63 Hari AI Injeksi I.M 9 105 Hari ND-IB dan ND-EDS Air Minum dan Injeksi I.M 10 112 Hari CORYZA Injeksi I.M 11 119 Hari AI Injeksi I.M

Catatan: a. Sebelum dan sesudah vaksinasi dilaksanakan diberi obat anti stress b. Program pemberian obat cacing dilakukan dengan interval 35-40

hari. Pemberian pertama pada umur 35 hari. Kegiatan kandang ayam produktif atau layer dilakukan setelah ayam pullet

siap produktif yaitu mulai berumur sekitar empat bulan yang dipindah

kandangkan dari kandang sangkar ke kandang baterai hingga ayam berumur 18-20

bulan atau afkir. Aktivitas kegiatan kandang dimulai sejak pukul 08.00 sampai

pukul 16.30 WIB setiap harinya. Pemberian pakan dilakukan dua kali setiap

harinya yaitu pukul 08.00 dan pukul 13.00, dan pengambilan telur dilakukan dua

kali yaitu pada pukul 09.00 dan pukul 14.00. Pakan yang digunakan untuk ayam

layer adalah pakan jadi. Proses kegiatan kandang layer setiap harinya dapat dilihat

pada Tabel 16.

Page 81: data hlin9desu

65 

 

Tabel 16. Proses Kegiatan Kandang Layer di Peternakan Trias Farm

Waktu ( Pukul) Kegiatan 08.00 a. Pembersihan kandang b. Pemberian pakan dan minum I 09.00 a. Pengambilan telur I b. Seleksi telur c. Pencatatan hasil, penimbangan d. Sortasi dan pengemasan 12.00 Istirahat 13.00 a. Pembersihan kandang b. Pemberian pakan dan minum II 14.00 a. Pengambilan telur II b. Seleksi telur c. Pencatatan hasil, penimbangan d. Sortasi dan pengemasan 16.00 Pembersihan kandang 16.30 Pulang

Peternakan Trias Farm belum mampu memenuhi semua permintaan

konsumen. Skala usaha peternakan Trias Farm adalah memiliki ayam arab petelur

sebanyak 30.000 ekor. Peternakan Trias Farm dapat memproduksi telur rata-rata

8.500 butir setiap hari, dan semuanya terserap oleh pelanggan (pedagang

pengumpul). Peternakan Trias Farm belum mampu memenuhi semua permintaan

pembeli telur yang berasal dari daerah Jakarta dan Bandung. Pembeli telur yang

berasal dari daerah Bandung tersebut menginginkan telur sebanyak 12.000 butir

setiap minggu, tetapi perusahaan hanya dapat memenuhi 10.000 butir setiap

minggu. Pembeli telur dari Jakarta menginginkan telur sebanyak 20.000 butir

setiap minggu, tetapi peternakan Trias Farm hanya dapat memenuhi permintaan

telur sebanyak 10.000 butir. Selain itu, ada Supermarket dari Jakarta yang

menginginkan telur ayam arab dari peternakan Trias Farm yang harus dikirim

setiap hari secara kontiniu dengan jumlah telur sebanyak 500 butir, tetapi

perusahaan belum mampu memenuhi permintaan Supermarket tersebut.

Ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi semua permintaan konsumen

menjadi kelemahan bagi perusahaan. Untuk mengetahui proses produksi telur di

peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Lampiran 9.

Page 82: data hlin9desu

66 

 

6.1.5 Sumberdaya Manusia

Salah satu kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan

bisnisnya, karena ditunjang oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

Karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga loyalitas karyawan sebab

secara tidak langsung berperan dalam menentukan pertumbuhan perusahaan.

Latar belakang karyawan yang ada di peternakan Trias Farm berbeda-

beda. Bagian manajer pendidikan terakhir adalah sarjana peternakan Universitas

Brawijaya dan sudah memiliki pengalaman dalam dunia peternakan diantaranya:

1) pada tahun 1986-1997 bekerja di pembibitan ayam ras pada PT Amro Agro, 2)

pada tahun 1998-2002 berwiraswasta di bidang budidaya sapi pedaging dan

kambing. 3) pada tahun 2002 hingga sekarang sebagai manajer di peternakan

Trias Farm. Bagian Produksi pendidikan terakhir adalah sarjana peternakan

Universitas Jenderal Sudirman dan sudah memiliki pengalaman dalam dunia

peternakan diantaranya : 1) pada tahun 1985-1999 bekerja di pembibitan ayam

ras di Jawa Timur, 2) pada tahun 2000-2002 bekerja di budidaya telur ayam ras di

Purwokerto, 3) pada tahun 2002-2004 bekerja di budidaya dan trading di Jawa

Timur, 4) pada tahun 2004-sekarang bekerja di peternakan Trias Farm. Bagian

pemasaran lulusan SMA. Bagian administrasi adalah lulusan SMK Komputer.

Bagian anak kandang, bagian pengangkutan, bagian pemasaran, bagian pengambil

telur, umumnya mereka lulusan SMA dan SLTP.

Latar belakang pendidikan dan pengalaman yang lama dari manajer

perusahaan dan bagian produksi tersebut mampu mengasah keterampilan dalam

usaha peternakan ayam arab, sehingga hal ini dapat mengetahui lebih jauh

mengenai seluk-beluk dalam peternakan ayam arab. Selain itu, manajer

perusahaan dan bagian produksi memberikan pendidikan dan pelatihan kepada

karyawan, sehingga karyawan menjadi terampil dan berpengalaman dalam

peternakan ayam arab. Dengan memiliki karyawan yang terampil dan

berpengalaman menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk kemajuan perusahaan.

Untuk mengatahui besarnya gaji yang diterima karyawan di peternakan Trias

Farm dapat dilihat pada Tabel 17.

Page 83: data hlin9desu

67 

 

Tabel 17. Besarnya Gaji bagi Karyawan setiap Bulan di Peternakan Trias Farm

No Jabatan Gaji/Bulan (Rp) 1 Bagian Produksi 3.000.000 2 Bagian Pemasaran 2.000.000 3 Anak Kandang 900.000 4 Bagian Pengiriman dan Pengangkutan Barang 900.000 5 Bagian Pengambil Telur 900.000 6 Bagian Administrasi 1.000.000

Loyalitas karyawan di peternakan Trias Farm sangat tinggi. Hal ini

terlihat dari masa kerja para karyawan yang rata-rata dari awal perusahaan berdiri

hingga saat ini masih bekerja di peternakan Trias Farm. Loyalitas karyawan

terbangun karena para karyawan merasakan nyaman bekerja di peternakan Trias

Farm. Salah satu faktor utama adalah suasana dan semangat kekeluargaan yang

tercipta dalam perusahaan. Tidak ada batas pemisah antara pemilik perusahaan,

manajer, maupun karyawan. Hal ini menjadi modal penting bagi perusahaan untuk

tetap berkembang.

Perusahaan juga memiliki loyalitas yang tinggi terhadap karyawan. Hal

ini dapat dilihat dimana perusahaan memberikan kompensasi bagi karyawan.

Peternakan Trias Farm memberikan bonus gaji bagi karyawan yang dapat

melaksanakan tugas dengan lebih baik dan memberikan kompensasi dalam

kesehatan bagi karyawanya, berupa biaya pengobatan bagi karyawan yang

mengalami sakit. Peternakan Trias Farm memberikan fasilitas-fasilitas bagi

karyawannya diantaranya menyedikan fasilitas tempat tinggal yang nyaman,

indah, dan bersih di sekitar lokasi kandang. Bagi karyawan yang rumahnya tidak

jauh dari kandang disedikan kendaraan bermotor untuk mobilitas karyawan.

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Dalam analisis lingkungan eksternal dapat dicari apa saja yang menjadi

peluang dan ancaman yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan dalam

menentukan strategi usaha ke depan. Analisis lingkungan eksternal ini dapat

memberikan variabel-variabel kunci apa saja yang memberikan respon dan

pengaruh terhadap kondisi di peternakan Trias Farm, serta mengetahui seberapa

besar pengaruh dari variabel-variabel kunci tersebut berpengaruh dalam

Page 84: data hlin9desu

68 

 

menunjang keberhasilan perusahaan. Dengan demikian peternakan Trias Farm

diharapkan mampu mengidentifikasikan serangkaian faktor strategis yang menjadi

penentu dalam penyusunan strategi perusahaan. Faktor-faktor eksternal yang

akan dianalisis meliputi faktor ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan

lingkungan, politik, hukum, dan pemerintahan, teknologi, dan lingkungan industri.

6.2.1 Faktor Ekonomi

Umumnya kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung

terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah

tertentu. Jika kondisi ekonomi cenderung stabil bahkan menunjukkan

pertumbuhan kearah yang positif maka kondisi tersebut mendukung kelancaran

usaha yang berkembang di suatu daerah tertentu dan dapat pula mendorong

tumbuhnya kelompok-kelompok usaha yang baru. Jika perekonomian cenderung

menunjukkan kearah yang negatif maka akan terjadi sebaliknya, dimana kondisi

ini dapat menghambat kelancaran suatu usaha bahkan dapat melumpuhkan

kelompok usaha tertentu. Beberapa kekuatan ekonomi yang mempengaruhi suatu

bangsa adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang tinggi.

1) Daya beli masyarakat yang rendah menyebabkan konsumsi telur ayam buras

di Jawa Barat tidak mengalami perkembangan.

Terus memburuknya perekonomian global semakin dirasakan dampaknya

pada perekonomian domestik selama triwulan pertama tahun 2009. Hal tersebut

mengakibatkan perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh lambat dari

perkiraan. Perlambatan tersebut disebabkan oleh kinerja ekspor yang turun, juga

dikarenakan mulai melemahnya daya beli masyarakat. Untuk mengetahui lebih

jelas mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat di lihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Tahun 2005- 2008

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) 2005 5,68 2006 5,51 2007 6,32 2008 6.10

Sumber : Badan Pusat Statistik (2008)

Page 85: data hlin9desu

69 

 

Dari Tabel 18 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

selama tahun 2008 melambat yaitu hanya sebesar 6,1 persen dan konsumsi

masyarakat hanya tumbuh sebesar 5,3 persen. Hal ini dikarenakan para pelaku

usaha terpuruk akibat barang dan jasa tidak terserap oleh konsumen karena daya

beli yang rendah.

Daya beli masyarakat yang rendah berdampak juga terhadap sektor

perunggasan. Dimana daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur unggas

di Jawa Barat pada tahun 2007 tidak mengalami pertumbuhan . Untuk mengetahui

lebih jelas mengenai konsumsi telur dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Tingkat Konsumsi Telur di Jawa Barat pada Tahun 2003-2007 Tahun Tingkat Konsumsi (Ton) 2003 107.734 2004 114.937 2005 118.373 2006 134.583 2007 134.583

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan (2008)

Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi telur unggas di

Jawa Barat dari tahun 2006 ke tahun 2007 tidak mengalami pertumbuhan.

Melemahnya daya beli menyebabkan konsumsi telur di Jawa Barat pada tahun

2006-2007 tidak mengalami pertumbuhan.

Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu usaha

yang terkena dampak yang dialami oleh rendahnya daya beli masyarakat. Posisi

pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) akan semakin terpuruk karena mereka

membutuhkan perputaran modal yang cepat dalam kegiatan operasionalnya. Hal

ini juga dialami oleh usaha ayam lokal/buras di Jawa Barat, dimana produksi telur

ayam buras mengalami perkembangan yang fruktuatif. Untuk mengetahui

produksi telur ayam buras di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 20.

Page 86: data hlin9desu

70 

 

Tabel 20. Produksi Telur Ayam Buras di Jawa Barat pada Tahun 2004-2008

Tahun Produksi (Ton) 2004 18.876,00 2005 19.005,56 2006 17.980,97 2007 17.042,72 2008 17.042,72

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan (2008)

Dari Tabel 20 dapat diketahui bahwa produksi telur ayam buras di daerah

Jawa Barat mengalami fruktuasi bahkan mengalami penurunan. Dari tahun 2004

hingga tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 19.005,56 ton, tetapi produksi

telur ayam buras pada tahun 2005 hingga tahun 2007 selalu mengalami

penurunan. Pada tahun 2007 ke tahun 2008, produksi telur ayam buras di Jawa

Barat tidak mengalami pertumbuhan. Keadaaan ekonomi yang mengalami

pertumbuhan yang rendah, salah satunya disebabkan oleh melemahnya daya beli.

Hal ini menyebabkan pertumbuhan produksi telur ayam buras yang berfruktuasi

bahkan mengalami penurunan.

2) Tingkat Inflasi

Melemahnya nilai rupiah menyebabkan harga barang-barang impor

menjadi naik. Kenaikan harga barang-barang impor tersebut salah satunya

disebabkan oleh inflasi yang berfruktuasi setiap tahun. Peningkatan inflasi yang

sampai 68,44 persen pada tahun 2008 masih terasa dampaknya sampai sekarang.

Peningkatan inflasi ini merupakan ancaman bagi perusahaan. Untuk mengetahui

mengenai perkembangan inflasi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Inflasi di Indonesia pada Tahun 2005-2008

Tahun Inflasi (%) Laju Pertumbuhan (%) 2005 17,11 - 2006 6,60 -61,43 2007 6,59 -0,15 2008 11,10 68,44

Sumber: Badan Pusat Statistik (2008)

Page 87: data hlin9desu

 

h

m

u

p

Dari

peningkatan

hanya meng

pada tahun

sektor pete

Dampak ya

bahan baku

besar baha

kenaikan i

peternakan

pakan kons

Gam

Dari

harga pakan

mengurangi

unggas. Ha

peternakan p

Tabel 21 da

n sebesar 11

galami infla

2008 tidak

ernakan un

ang dirasaka

u pakan men

an baku pak

nflasi menj

perunggasa

sentrat di Jaw

mbar 9. Per Sum

Gambar 9

n konsentra

keuntungan

al ini disebab

perunggasan

apat diketah

1,10 persen d

asi sebesar 6

sebesar pada

nggas terken

an dengan a

ngalami peni

kan tersebut

adi ancama

an. Untuk

wa Barat dap

rkembangan mber : Dinas

dapat diket

at di daerah

n bagi pelaku

bkan kerana

n yaitu sekita

hui bahwa pa

dibandingka

,60 persen d

a tahun 2005

na dampak

adanya kena

ingkatan. H

t masih im

an bagi pel

mengetahui

pat dilihat pa

Harga Rata-s Perindustri

tahui bahwa

h Jawa Bar

u usaha yang

pakan meru

ar 60-70 pers

ada tahun 20

an pada tahu

dan 6,59 per

5 yaitu sebes

langsung

aikan inflasi

Hal ini diseb

mpor. Sehing

aku usaha

mengenai

ada Gambar

-Rata Pakanan dan Perda

a terjadi ke

rat. Kondi

g bergerak d

upakan biaya

sen biaya pro

008, inflasi m

un 2006 dan

rsen. Walau

sar 17,11 pe

dari situas

tersebut ad

abkan karen

gga dengan

yang berge

perkemban

9.

n Konsentrat agangan, 20

cenderungan

isi ini tentu

dalam usaha

a terbesar da

oduksi.

71

mengalami

2007 yang

upun inflasi

rsen, tetapi

i tersebut.

dalah harga

na sebagian

terjadinya

erak dalam

ngan harga

08

n kenaikan

unya dapat

peternakan

alam usaha

Page 88: data hlin9desu

72 

 

6.2.2 Faktor Lingkungan Sosial, Budaya, demografi dan Lingkungan

Lingkungan sosial, budaya, dan demografi merupakan kekuatan luar yang

mempengaruhi suatu perusahaan. Perilaku sekelompok masyarakat dalam suatu

komunitas dapat merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan,

tetapi di sisi lain dapat berupa ancaman yang harus dihindari. Keadaan sosial,

budaya, demografi, dan lingkungan suatu daerah, diantaranya pertumbuhan

penduduk, perilaku konsumsi, merebaknya penyakit flu burung di beberapa

daerah di Indonesia, serta pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras

oleh Himpuli dapat menjadi variabel yang mempengaruhi usaha di peternakan

unggas.

1) Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Salah satu faktor yang berpotensi untuk meningkatkan pangsa pasar bagi

setiap bidang usaha di suatu wilayah adalah peningkatan jumlah penduduk.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

terbanyak di dunia. Untuk mengetahui mengenai laju pertumbuhan jumlah

penduduk di Indonesia yang mengalami peningkatan setiap tahun dapat dilihat

pada Tabel 22.

Tabel 22. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 2005-2008

Tahun Penduduk (000 jiwa) Laju Pertumbuhan (%) 2005 218.868 - 2006 222.747 1,77 2007 225.642 1,30 2008 228.523 1,28

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2008)

Dari Tabel 22 dapat diketahui bahwa pertumbuhan jumlah penduduk

Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Peningkatan laju

pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2007 hingga tahun 2008

adalah sebesar 1,28 persen. Peningkatan jumlah penduduk tersebut menyebabkan

peningkatan konsumsi khususnya konsumsi pangan. Salah satu wilayah di

Indonesia yang terjadi peningkatan jumlah penduduk adalah Kabupaten Bogor.

Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Bogor periode 2005-2008 dapat

dilihat pada Tabel 23.

Page 89: data hlin9desu

73 

 

Tabel 23. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2005-2008

No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 2005 3.700.207 2 2006 4.215.436 3 2007 4.251.838 4 2008* 4.301.202

Sumber : Dinas Kependudukan, Cacatan Sipil dan Keluarga Berencana, 2008

Dari Tabel 23 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk

Kabupaten Bogor setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Jumlah

penduduk Kabupaten Bogor yang semakin meningkat merupakan pangsa pasar

yang potensial dan peluang bagi para pelaku usaha peternakan perunggasan untuk

memasarkan produknya. Salah satu kebutuhan yang semakin meningkat seiring

dengan peningkatan jumlah penduduk adalah kebutuhan pangan. Telur ayam arab

merupakan salah satu produk makanan yang bergizi dan diminati. Hal ini terlihat

dari permintaan yang belum dapat dipenuhi oleh peternakan Trias Farm.

2) Perilaku Konsumsi

Gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini cenderung mengarah ke sifat

alamiah (back to nature). Hal ini dikarenakan ayam arab umumnya memiliki

ketahanan tubuh yang lebih kuat terhadap penyakit. Dengan demikian,

penggunaan obat-obat kimia untuk ayam arab petelur juga relatif lebih sedikit.

Hal ini yang menyebabkan konsumen yang mengkonsumsi telur ayam arab

karena lebih alami. Oleh karena itu, telur ayam arab tidak hanya dikonsumsi

matang, tetapi sering juga dikonsumsi mentah sebagai campuran madu, susu, atau

jamu dengan dalil untuk menambah vitalitas atau kebugaran tubuh. Selain itu,

telur ayam arab juga banyak digunakan sebagai obat dan kosmetik. Sehingga

dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang mengarah ke

sifat alamiah (back to nature) menjadi peluang bagi pelaku usaha ayam arab

petelur untuk mengembangkan usahanya.

3) Merebaknya Penyakit Flu Burung di Beberapa Daerah di Indonesia

Sejak tahun 2003 usaha peternakan unggas terkendala dengan masalah

yang sangat serius yaitu merebaknya penyakit Avian Influenza (flu burung) di

beberapa daerah di Indonesia. Merebaknya penyakit flu burung telah

menimbulkan banyak kerugian baik materil maupun non materil.

Page 90: data hlin9desu

74 

 

Dampak flu burung yang disebabkan oleh virus Avian Influenza (AI) sub-

tipe H5N1 adalah munculnya penyakit flu burung bagi manusia yang dapat

menimbulkan kematian. Selain itu, penyakit flu burung juga dapat menimbulkan

kerugian bagi industri peternakan unggas yang menyebabkan hilangnya

keuntungan milyaran rupiah yang dialami peternak maupun bagi pemerintah. Bagi

pemerintah adalah telah menghabiskan milyaran rupiah untuk penelitian dan

persiapan untuk penanganan penyakit flu burung ini. Sehingga dengan adanya

penyakit flu burung menjadi ancaman bagi pelaku usaha peternakan unggas.

4) Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli

Himpuli adalah organisasi indenpenden yang merupakan wadah untuk

menghimpun, mengelola, dan meningkatkan kualitas hidup seluruh peternak

unggas lokal/buras Indonesia serta tidak terkait pada lembaga pemerintah,

organisasi politik atau organisasi manapun. Himpuli memiliki anggota sekitar 180

peternak ayam lokal/buras di seluruh Indonesia. Tujuan dari Himpuli, adalah:

1. Menghimpun dan menggalang kesatuan peternak unggas lokal dalam rangka

mensejahterakan secara seimbang dan serasi tujuan umum pembangunan.

2. Mengembangkan potensi peternakan unggas lokal; ayam dan itik Indonesia.

3. Menjaga kelestarian plasma nutfah unggas lokal sebagai bagian kekayaan

keanekaragaman hayati Indonesia.

4. Meningkatkan kualitas genetik sumberdaya plasma nutfah unggas lokal serta

mendorong penerapan teknologi budidaya ternak unggas lokal guna

memperbaiki kapasitas produksi, produktivitas, dan kualitas produk ternak

secara bertahap dan berkesinambungan.

5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, kemampuan manajerial,

mengembangankan akses peternak terhadap informasi guna memperbaiki

kesejahteraan sosial ekonomi peternak unggas lokal.

Peternakan Trias Farm termasuk salah satu anggota dari Himpuli.

Sehingga dengan adanya pendidikan dan pelatihan tentang ayam buras/lokal yang

diselenggarakan Himpuli menjadi keuntungan bagi peternak yang menjadi

anggota dari Himpuli.

Page 91: data hlin9desu

75 

 

6.2.3 Lingkungan Politik, Hukum, dan Pemerintahan

Politik dan hukum yang terdiri dari undang-undang, kebijakan pemerintah,

lembaga pemerintah dan kelompok berpengaruh pada keputusan penyusun strategi

perusahaan. Di negara berkembang seperti Indonesia, lingkungan politik memiliki

pengaruh riil terhadap keberhasilan dan kegagalan melalui peluang dan ancaman

bisnis yang ditimbulkan. Berikut ini merupakan beberapa kebijakan pemerintah

yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan usaha peternakan unggas di

Indonesia, adalah:

1) Kebijakan Pemerintah yang Mendukung Usaha Ayam Buras/Lokal yaitu

Adanya Pemberian Kredit dan Hibah

Kebijakan pemerintah tentang Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang

usaha mikro, kecil, dan menengah (UKMK). Dimana dengan diberlakukannya

otonomi daerah maka setiap daerah diberi kewenangan untuk ikut serta dalam

mengatur rumah tangga daerahnya sendiri, termasuk pengembangan usaha.

Dengan adanya otonomi daerah, maka peluang untuk mengembangkan usaha bagi

setiap daerah akan semakin terbuka. Oleh karena itu, pemerintah melalui

pemerintah daerah berupaya untuk menumbuhkan iklim usaha yang baik bagi

pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Sesuai dengan Undang-Undang No.

20 tahun 2008 yang didalamnya memuat pasal-pasal tentang usaha mikro, kecil,

dan menengah, maka Dinas KUKM memiliki tanggungjawab terhadap

penumbuhan iklim usaha yang kondusif.

Untuk meningkatkan akses Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKMK)

terhadap sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 maka pemerintah daerah bersama Dinas KUKM

akan memberikan kemudahan dan memfasilitasi dalam memenuhi persyaratan

untuk memperoleh pembiayaan, menumbuhkan, mengembangkan, dan

memperluas jangkauan pinjaman kredit dan hibah.

Kebijakan pemerintah melalui pemerintah daerah saat ini menggalakan

usaha berbasis agribisnis sebagai peluang. Salah satunya adalah kebijakan

pemerintah memberikan bantuan kepada sektor peternakan berupa hibah dan

kredit. Bentuk bantuannya adalah memberikan hibah kepada setiap kelompok tani

sebesar Rp 100-250 juta. Bantuan hibah tersebut diberikan kepada setiap peternak

Page 92: data hlin9desu

76 

 

yang sudah membudidayakan ayam buras termasuk ayam arab petelur. Pihak

yang mendapatkan bantuan hibah adalah peternak yang mengalami kendala

keterbatasan modal untuk mengembangkan usahanya. Pemerintah menetapkan

program ini yang intinya pengembangan usaha budidaya unggas di pemukiman

(Village Poultry Farming).

Bantuan hibah yang diberikan kepada peternak melalui kelompok tani juga

dilaksanakan oleh Himpuli. Dimana Himpuli difasilitasi oleh pemerintah daerah

untuk mewadahi atau menjebatani pemberian hibah dan kredit kepada peternak.

Saat ini, peternakan Trias Farm bergabung dalam himpunan peternak unggas

lokal Indonesia (Himpuli). Sehingga dengan bergabung dengan Himpuli

memudahkan peternakan Trias Farm dalam memperoleh bantuan hibah maupun

kredit untuk mengembangkan usahanya.

2) Kebijakan Pemerintah Untuk Mencegah Penyakit Flu Burung

Sejak tahun 2003 dukungan pemerintah untuk mendorong tumbuhnya

usaha budidaya ayam buras/ lokal terkendala dengan masalah yang sangat serius

yaitu merebaknya penyakit Avian Influenza (flu burung) di beberapa daerah di

Indonesia. Merebaknya penyakit flu burung tersebut sebagai ancaman bagi

peternakan unggas di Indonesia. Hal ini disebabkan karena penyakit flu burung

telah menimbulkan banyak kerugian baik materil maupun non materil bagi

pengusaha peternakan unggas.

Untuk mencegah menyakit flu burung tersebut maka pemerintah

mengeluarkan kebijakan yaitu Peraturan Menteri Pertanian Nomor

50/Permetan/OT.140/10/2006 pada tanggal 17 Oktober 2006, tentang pedoman

pemeliharaan unggas di pemukiman. Tujuan ditetapkan pedoman ini adalah agar

dapat dihindari kemungkinan terjadinya penyakit Avian Influenza (flu burung)

pada unggas yang dipelihara di pemukiman. Sehingga dengan adanya pedoman

dalam menghindari adanya penyakit flu burung dapat menjadi peluang bagi

pelaku usaha yang bergerak dalam peternakan unggas.

6.2.4 Lingkungan Teknologi

Peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam setiap bidang usaha cukup

penting. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tuntutan dari

Page 93: data hlin9desu

77 

 

setiap manusia untuk mengefisienkan setiap pekerjaan. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tidak hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan

besar yang telah menggunakan teknologi modern. Namun, di lain pihak setiap

bidang usaha telah turut merasakan dampak perkembangan teknologi tersebut.

Peranan perkembangan IPTEK hanya dapat dirasakan jika bidang usaha tersebut

dapat mengadopsinya. Adopsi yang tinggi terhadap perubahan teknologi akan

membantu perkembangan suatu usaha.

Salah satu peran perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

adalah dalam bidang peternakan. Penelitian-penelitian di bidang peternakan telah

banyak membantu pelaku usaha ternak di Indonesia. Penelitian bidang peternakan

ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja sektor peternakan melalui

peningkatan posisi tawar-menawar produk peternakan. Adapun perkembangan

teknologi yang menunjang dalam pengambangan usaha peternakan unggas, yaitu:

1) Perkembangan Teknologi Dalam Proses Produksi

Perkembangan teknologi yang dapat diterapkan dalam bidang peternakan

unggas adalah teknik budidaya ayam buras petelur secara intensif baik untuk

menghasilkan telur maupun DOC, dengan beternak secara intensif produktivitas

telur yang dihasilkan tinggi yaitu antara 70-80 persen, sedangkan menurut pihak

perusahaan apabila dalam teknik budidaya ayam buras secara ekstensif telur yang

dihasilkan hanya 50-60 persen. Adanya perkembangan teknologi dalam proses

produksi adalah adanya vaksin pencegah penyakit, dengan pemberian vaksin

pencegahan penyakit tersebut dapat mencegah ayam sakit dan mati. Sehingga hal

ini bagi pelaku usaha peternakan unggas dapat mencegah kerugian yang lebih

besar akibat ayam sakit atau mati.

Pemanfaatan perkembangan teknologi dalam proses produksi adalah

adanya alat-alat yang dapat mendukung usaha ayam buras/lokal, misalnya mesin

tetas. Mesin tetas merupakan alat yang digunakan untuk menetaskan telur untuk

tujuan menghasilkan DOC. Adanya mesin tetas dapat menghasilkan DOC dengan

daya tetas antara 80-90 persen, sementara menurut pihak peternakan Trias Farm,

apabila tidak menggunakan mesin tetas dapat menghasilkan telur dengan daya

tetas 60-75 persen. Saat ini, banyak jenis-jenis mesin tetas dengan berbagai

macam kapasitas telur, diantaranya ada mesin tetas dengan kapasitas telur 1.000

Page 94: data hlin9desu

78 

 

butir, 3.000 butir. 5.000 butir, 6.500 butir, 10.000 butir dan 12.000 butir. Harga

dari mesin tetas tersebut berbeda-beda tergantung dari besarnya kapasitas.

Dengan pemanfaatan teknologi secara optimal, maka dalam proses produksi akan

mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih banyak. Untuk

mendukung proses produksi dalam usaha budidaya ayam arab petelur, saat ini

peternakan Trias Farm telah melaksanakan teknik budidaya secara intensif dan

telah menggunakan mesin tetas dengan kapasitas 6.500 butir.

2) Perkembangan Teknologi pada Aspek Pemasaran

Perkembangan teknologi tidak hanya terjadi pada aspek produksi saja

melainkan juga pada aspek pemasaran. Hal ini karena perkembangan teknologi di

bidang telekomunikasi, informasi, dan transportasi. Adanya perkembangan

teknologi dalam bidang komunikasi, seperti adanya telepon dan hand phone maka

mempermudah komunikasi antara pelaku usaha dengan pemasok bahan baku atau

antara pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk.

Perkembangan teknologi dalam bidang informasi seperti adanya internet. Adanya

internet dapat memudahkan pelaku usaha untuk memperkenalkan dan

mempromosikan produknya secara lebih luas. Perkembangan teknologi dalam

bidang transportasi seperti adanya pesawat terbang dapat mempercepat

pendistribusian produk dari produsen hingga konsumen. Untuk mendukung

pemasaran produknya, peternakan Trias Farm telah memanfaatkan perkembangan

teknologi dalam bidang telekomunikasi, informasi, dan transportasi.

6.2.5 Analisis Lingkungan Industri

Definisi dari lingkungan industri adalah sebagai kumpulan atau kelompok

perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa yang dapat saling menggantikan.

Ada lima kekuatan yang berasal dari lingkungan industri menurut Porter yaitu

ancaman masuknya pendatang baru, ancaman terhadap produk subsitusi, kekuatan

tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli, dan intensitas

anggota industri.

Page 95: data hlin9desu

79 

 

1. Persaingan dengan Perusahaan Sejenis

Pesaing dapat diartikan sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang

yang sama dan memiliki hasil produksi yang sama, sehingga membuat suatu

perusahaan merasa tersaingi dengan adanya perusahaan baru tersebut. Pesaing

utama dari peternakan Trias Farm adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha

ayam arab petelur.

Persaingan dengan perusahaan sejenis terjadi karena perusahaan pesaing

memiliki skala usaha yang lebih besar dalam hal ketersediaan modal. Adanya

modal tersebut, perusahaan pesaing tersebut dapat meningkatkan kapasitas

produksinya. Kapasitas produksi berkorelasi dengan biaya produksi setiap unit.

Sehingga produksi pada kapasitas tinggi dapat mengefisiensikan biaya per unit.

Sehingga perusahaan pesaing tersebut dapat menyuplai permintaan pasar dengan

menjual telur ayam arab yang lebih rendah dibandingkan dengan peternakan Trias

Farm.

Pesaing dari peternakan Trias Farm tidak hanya dari wilayah Jawa Barat,

tetapi juga dari daerah Blitar. Menurut pihak perusahaan, pemerintah dalam

menetapkan harga telur ayam arab secara nasional mengacu pada harga telur ayam

arab yang ada di daerah Blitar. Hal ini disebabkan karena Blitar merupakan pusat

produksi telur ayam arab. Pesaing dari Blitar tersebut umumnya menyuplai

telurnya ke wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Pesaing tersebut menjual telurnya lebih rendah dibandingkan dengan

perusahaan. Hal ini dikarenakan karena pesaing dari Blitar tersebut memiliki

usaha yang lebih besar dan terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir. Permasalahan

dalam dunia peternakan ayam arab petelur adalah keterbatasan DOC, tetapi

pesaing yang ada di Blitar tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan DOC

karena pesaing tersebut juga mengusahakan pembibitan ayam arab petelur.

Permasalahan lain yang dihadapi dalam dunia peternakan ayam arab

petelur adalah mahalnya harga pakan. Biaya pakan merupakan biaya terbesar

dalam budidaya ayam arab petelur yaitu sebesar 60-70 persen. Pesaing di Blitar

tersebut dapat meminimalkan biaya pakan tersebut, salah satu caranya adalah

dengan menanam jagung sendiri. Jagung merupakan salah pakan ayam yang

komposisinya untuk pakan ayam arab sekitar 40-50 persen. Dengan demikian,

Page 96: data hlin9desu

80 

 

pesaing dari Blitar tersebut dapat meminimalkan biaya pakan sedangkan pihak

peternakan Trias Farm belum dapat meminimalkan biaya pakan. Pihak

peternakan Trias Farm belum dapat meminimalkan biaya pakan, hal ini

dikarenakan karena perusahaan memiliki keterbatan sumberdaya. Oleh karena itu,

pesaing di Blitar tersebut dapat menjual telur lebih murah dibandingkan dengan

peternakan Trias Farm.

Besarnya hambatan untuk keluar dalam usaha ayam arab petelur. Hal ini

disebabkan karena pada awal usaha membutuhkan investasi yang besar,

diantaranya adalah lahan, bangunan, kandang, biaya pembelian DOC, dan biaya

operasional selama 18 minggu. Selama 18 minggu perusahaan tidak memperoleh

penerimaan tetapi selalu mengeluarkan biaya operasional. Hal ini yang

menyebabkan besarnya hambatan untuk keluar dalam usaha ayam arab.

2. Masuknya Pendatang Baru

Masuknya pendatang baru dalam suatu industri menimbulkan sejumlah

implikasi bagi perusahaan yang ada, yaitu perebutan pasar, perebutan sumberdaya

produksi dan peningkatan kapasitas. Ancaman pendatang baru sangat tergantung

pada hambatan dalam memasuki status industri yaitu skala ekonomis, diferensiasi

produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses saluran distribusi, dan

peraturan pemerintah.

1) Hambatan Masuk ke Dalam Industri Peternakan Ayam Arab

Menurut pihak perusahaan dalam memasuki usaha ayam arab masalah

yang dihadapi adalah sulitnya mendapatkan DOC ayam arab. Menurut manajer

perusahaan sulitnya mendapatkan DOC ayam arab disebabkan karena perusahaan

pembibitan masih sedikit yang mengusahakan pembibitan DOC ayam arab.

Umumnya perusahaan pembibitan ayam lebih banyak mengusahakan DOC ayam

ras. Hal ini disebabkan karena DOC ayam ras lebih mudah dipasarkan

dibandingkan dengan pemasaran DOC ayam arab, sementara peternakan Trias

Farm dapat memproduksi DOC sendiri. Sehingga tidak menjadi hambatan bagi

perusahaan dalam mendapatkan DOC yang berkualitas.

Page 97: data hlin9desu

81 

 

2) Kebutuhan Modal

Pendirian usaha peternakan ayam arab tidak harus beroperasi pada skala

usaha yang besar, tetapi tetap saja kebutuhan modal yang digunakan untuk

membuka usaha peternakan ayam arab cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari

biaya investasi yang besar untuk kandang dan lahan, harga DOC yang mahal yaitu

Rp 5000/ekor dan biaya untuk pembelian pakan dan obat-obatan, sementara

penerimaan baru diperoleh selama kurang lebih lima bulan. Menurut peternakan

Trias Farm modal awal yang dibutuhkan untuk usaha ayam arab sebanyak 1.000

ekor adalah sekitar 100 juta, dimana modal tersebut digunakan untuk membeli

DOC sebesar Rp 5.000.000, pembuatan kandang sekitar Rp.45.000.000. sewa

lahan sekitar Rp 5.000.000, dan pembelian pakan sekitar Rp 45.000.000.

3) Akses dalam Saluran Distribusi

Usaha peternakan ayam arab petelur, umumnya perusahaan-perusahaan

yang telah mapan dan biasanya telah memiliki saluran distribusi sendiri dalam

memasarkan produknya. Pendatang baru mungkin sulit memasuki saluran yang

ada dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun saluran sendiri.

Hal ini disebabkan karena peternak yang mengusahakan ayam arab telah terlebih

dahulu memiliki jaringan saluran distribusi dan bersifat langganan permanen.

Sehingga dengan kesulitan dalam akses terhadap saluran pendistribusian membuat

pendatang baru sulit untuk memasuki usaha peternakan ayam arab.

4) Skala Ekonomis

Pendirian usaha ayam arab harus beroperasi pada skala usaha yang besar.

Hal ini disebabkan karena dalam usaha ayam arab dengan skala usaha yang besar

berkorelasi dengan biaya per unit yang lebih rendah, sehingga perusahaan dapat

menjual harga telur yang lebih rendah. Misalnya untuk peternakan Trias Farm

memiliki kapasitas ayam arab sebanyak 30.000 ekor dapat menetapkan batas

bawah harga telur (break event point) Rp 900/butir. Peternakan Citra Lestari

Farm yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha ayam arab petelur

memiliki skala usaha sebanyak 18.000 ekor ayam arab, dapat menetapkan batas

bawah harga telur (break event point) sebesar Rp 1.000/butir.

Page 98: data hlin9desu

82 

 

5) Persaingan dengan Produk Subsitusi

Produk subsitusi merupakan produk pengganti atau dapat dikatakan

produk yang berbeda, tetapi sifatnya menggantikan dengan apa yang dibuat dan

dipasarkan oleh anggota industri serta dapat memenuhi kebutuhan. Keberadaan

produk subsitusi ini akan membatasi potensi suatu perusahaan. Jika perusahaan

tidak mampu meningkatkan daya saing, maka laba dan pertumbuhan perusahaan

dapat terancam. Produk subsitusi ini juga menjadi pilihan bagi konsumen.

Produk subsitusi dari telur ayam arab adalah telur ayam ras. Telur ayam

ras tidak menjadi pesaing bagi telur ayam arab, walaupun harga telur ayam arab

lebih mahal dibandingkan telur ayam ras. Untuk mengetahui perkembangan harga

telur ayam buras dan telur ayam ras dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Harga Rata-Rata Telur Ayam Buras dan Ayam Ras di Tingkat Pedagang Pengecer di Jawa Barat pada Tahun 2004-2008

Tahun Harga Telur Ayam Buras (Rp/Kg) Harga Telur Ayam Ras (Rp/Kg)

2004 7.850 5.502

2005 7.920 8.134

2006 8.820 8.239

2007 11.200 9.550

2008* 16.800 12.519

Sumber : Departemen Perdagangan diolah Pusat Data dan Informasi Pertanian Katerangan : Data hingga bulan Agustus 2009.

Dari Tabel 24 menunjukkan bahwa perkembangan harga telur ayam buras

dari tahun ke tahun selalu lebih tinggi dibandingkan dengan harga telur ayam ras.

Hal ini disebabkan karena antara telur ayam buras (telur ayam arab) dengan telur

ayam ras memiliki segmentasi pasar yang berbeda. Segmentasi pasar untuk telur

ayam buras khususnya telur ayam arab adalah kalangan menengah keatas, dimana

umumnya mereka tidak mempermasalahkan harga tetapi lebih memperhatikan

kualitas. Segmentasi pasar untuk telur ayam ras adalah semua kalangan

masyarakat. Sehingga dengan adanya produk subsitusi tidak menjadi ancaman

bagi peternakan Trias Farm.

Page 99: data hlin9desu

83 

 

6) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Pemasok memegang peranan penting dalam suatu kegiatan produksi, maka

kehadiran pemasok sangat diperlukan dalam kegiatan proses produksi. Pemasok

merupakan pihak yang menyediakan segala kebutuhan bahan baku dalam kegiatan

proses produksi ayam arab.

Para pemasok bahan baku yang dibutuhkan dalam usaha ayam arab dapat

berada pada posisi tawar-menawar yang kuat. Dalam arti mereka dapat menaikan

harga bahan baku yang dipasoknya atau menurunkan kualitas bahan yang

diperlukan oleh para pelanggan. Para pemasok bahan baku tersebut dapat

dikatakan kuat jika pemasok mengusai bahan baku tertentu dan pembeli bukan

merupakan pelanggan penting bagi pemasok. Para pemasok yang kuat akan sangat

merugikan pelaku usaha ayam arab.

Bagi peternakan Trias Farm, keberadaan pemasok bahan baku seperti

pakan, obat-obatan, vitamin dan disenfektan memiliki peranan yang sangat

penting terhadap keberlangsungan proses produksi. Oleh karena itu, peternakan

Trias Farm menjalin kerjasama dalam bentuk kontrak dengan perusahaan

pemasok bahan baku tersebut. Menurut manajer perusahaan, harga yang diberikan

pemasok sebanding dengan kualitas produk dan pelayanan yang diberikan.

Penyerahan produk yang dipesan umumnya diantar tepat waktu oleh para

pemasok bahan baku tersebut. Selain itu, kemudahan hubungan dengan para

pemasok bahan baku tersebut yang dirasakan perusahaan selama ini menjadikan

perusahaan tidak mencari alternatif pemasok pihak lain. Untuk mengetahui

mengenai beberapa pemasok bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi

di peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Jenis Bahan Baku dan Perusahaan Pemasok Bahan Baku di Peternakan

Trias Farm No Jenis Bahan Baku Perusahaan Pemasok 1 Pakan Konsentrat PT Global 2 Obat-obatan Medion, Swadesi, dan Romindo 3 Vitamin Medion dan Romindo 4 Disenfektan Swadesi, Medion, dan Romindo

Dari Tabel 25 menunjukkan bahwa PT Global merupakan perusahaan

pemasok pakan konsentrat untuk peternakan Trias Fam. Perusahaan pemasok

Page 100: data hlin9desu

84 

 

pakan kosentrat tersebut yang mengendalikan harga pakan dan peternakan Trias

Farm belum mampu untuk mengendalikan harga pakan tersebut. Selain itu, posisi

tawar-menawar peternakan Trias Farm terhadap PT Global dikatakan rendah

karena peternakan Trias Farm memiliki tanggungan atau hutang terhadap PT

Global dan peternakan Trias Farm belum mampu untuk memproduksi pakan

konsentrat sendiri.

Menurut pihak perusahaan ada beberapa pemasok pakan konsentrat di

Jawa Barat diantara Charon Pophan, tetapi umumnya perusahaan pemasok pakan

konsentrat tersebut merupakan perusahaan besar dan umumnya dalam

menetapkan harga adalah pihak perusahaan pemasok pakan tersebut, dan pihak

perusahaan Trias Farm tidak dapat menetapkan harga yang ditetapkan oleh semua

perusahaan pakan. Hal ini menyebabkan walaupun peternakan Trias Farm beralih

untuk membeli pakan dari perusahaan pemasok pakan yang lain harga yang

ditetapkan relatif sama. Berdasarkan penjelasan diatas, kekuatan-tawar menawar

pemasok terhadap peternakan Trias Farm dapat dikatakan kuat.

7) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Pelanggan dapat diartikan sebagai pembeli yang potensial yang dapat

memberikan satu keuntungan bagi perusahaan. pelayanan yang diberikan harus

lebih baik agar pelanggan menjadi nyaman dan loyal terhadap perusahaan.

Hubungan perusahaan dengan kedua belah pihak harus selalu terjaga agar

komunikasi yang telah dibangun tidak terputus.

Pelanggan-pelanggan yang membeli telur di peternakan Trias Farm adalah

pedagang pengumpul telur ayam arab yang ada di daerah Bogor,Cibinong, Depok,

Jakarta, dan Bandung. Umumnya hubungan yang terjalin antara peternakan Trias

Farm dengan pelanggan tersebut sangat baik. Selain itu, perusahaan memiliki

kepercayaan kepada pelanggan tersebut. Hal ini terlihat dimana pelanggan

tersebut umumnya membeli telur dengan cara pembayaran dilakukan setelah

pemesanan produk selanjutnya. Menurut manajer perusahaan, walaupun ada

pembeli baru yang membeli telur lebih mahal dibandingkan dengan pelanggan,

perusahaan tidak beralih untuk menjual telurnya ke pembeli baru. Demikian juga

dengan pihak pelanggan, walaupun ada produsen telur yang menawarkan harga

Page 101: data hlin9desu

85 

 

telur lebih murah dibandingkan dengan peternakan Trias Farm, pelanggan tersebut

tidak beralih untuk membeli telur dari produsen baru tersebut. Selain itu, apabila

menjual produk ke pembeli baru, belum tentu pembeli baru tersebut akan membeli

secara kontiniu. Demikian juga dengan pihak pelanggan, apabila membeli telur

dari produsen baru belum tentu mampu memasok telur dengan kualitas dan

kontinuitas yang dinginkan. Menurut pihak perusahaan, hal ini dilakukan karena

adanya sistem kepercayaan antara pihak perusahaan dengan pelanggan akan

kualitas dan kontinuitas produk. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan

bahwa pelanggan memiliki loyalitas terhadap peternakan Trias Farm.

 

Page 102: data hlin9desu

VII FORMULASI STRATEGI

7.1 Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh

beberapa faktor strategis internal yang berupa kekuatan dan kelemahan usaha di

peternakan Trias Farm. Adapun faktor-faktor strategi internal yang menjadi

kekuatan bagi peternakan Trias Farm adalah sebagai berikut:

1) Lokasi perusahaan yang strategis

Peternakan Trias Farm terletak di Kampung Kandang Sapi Desa

Leuwimekar Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peternakan

Trias Farm memiliki lokasi usaha yang strategis. Hal ini disebabkan karena

secara geografis kota Bogor terletak dekat ibukota negara yang merupakan potensi

yang strategis untuk memasarkan produknya, akses yang mudah dalam

mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan dan lokasi usaha yang

tenang dan sejuk cocok untuk budidaya ayam arab petelur. Selain itu, lokasi

usaha jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak mengganggu aktivitas

masyarakat sekitar kandang.

2) Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik, manajer, dan karyawan

Suasana kerja di peternakan Trias Farm lebih bersifat kekeluargaan,

sehingga komunikasi yang terjadi antara pemilik, manajer, dan karyawan tidak

bersifat kaku. Tidak ada batas pemisah antara pemilik, manajer, maupun

karyawan. Kondisi ini dapat membuat karyawan merasa nyaman dan senang

bekerja di perusahaan, sehingga hal ini dapat menciptakan loyalitas karyawan

terhadap peternakan Trias Farm. Karyawan memiliki loyalitas terhadap

peternakan Trias Farm, hal ini terlihat dari masa kerja para karyawan yang rata-

rata dari awal perusahaan berdiri hingga saat ini masih bekerja di Trias Farm.

3) Menghasilkan produk yang berkualitas baik

Produk yang dihasilkan oleh peternakan Trias Farm adalah telur ayam arab

dan DOC ayam arab. Karakteristik telur yang dihasilkan perusahaan yaitu

memiliki ukuran telur yang ideal (rata-rata 35 gram), memiliki kerabang telur

berwarna putih, bersih, dan mengkilap, dan warna kuning telur orange cerah.

Karekteristik telur seperti itu yang banyak diminati oleh konsumen. Selain itu,

Page 103: data hlin9desu

87  

Produk telur yang dihasilkan perusahaan memiliki kualitas yang sangat baik

dalam hal kandungan gizi. Dimana kandungan gizi telur yang dihasilkan

peternakan Trias Farm rendah lemak dan memiliki kandungan protein yang tinggi.

Telur yang rendah lemak dan memiliki kandungan protein yang tinggi tersebut

sudah teruji sebab perusahaan sudah melakukan uji kandungan gizi di

laboratorium kesehatan Institut pertanian Bogor (IPB) dan Dinas Kesehatan, di

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tujuan perusahaan melakukan uji kesehatan telur

adalah bentuk perlindungan konsumen. Hal inilah yang membedakan telur yang

diproduksi perusahaan dengan telur yang dihasilkan oleh peternak yang lain.

Pesaing utama dari peternakan Trias Farm umumnya adalah produsen telur

yang berasal dari Blitar. Menurut manajer perusahaan, umumnya telur dari daerah

Blitar dikirim ke Jakarta kurang berkualitas sebab telurnya sudah lama yaitu lebih

dari satu minggu. Hal ini menyebabkan kualitas telur mengalami penurunan,

sementara telur yang berasal dari peternakan Trias Farm masih segar, sehat, dan

higeinis dalam arti telur yang diproduksi pagi hari dan sore hari sudah berada di

pedagang pengumpul. Selain itu, telur yang dihasilkan perusahaan Trias Farm

memiliki bentuk dan ukuran yang seragam sebab perusahaan sudah melakukan

sortasi, sementara telur yang berasal dari Blitar umumnya memiliki bentuk dan

ukuran yang tidak seragam sebab mengirim dalam jumlah yang banyak. Hal ini

menyebabkan telur yang dihasilkan peternakan Trias Farm memiliki kualitas yang

lebih baik dibandingkan dengan telur yang berasal dari Blitar.

Peternakan Trias Farm juga menghasilkan DOC yang berkualitas. Hal ini

dikarenakan sudah menerapkan proses produksi secara modern atau prosedur

penetasan mengikuti standar penetasan ayam ras seperti menggunakan DOC yang

unggul dan menerapkan sistem sanitasi dengan baik. Perusahaan mengikuti

prosedur penetasan ayam ras sehingga DOC yang dihasilkan perusahaan sudah

dapat dibedakan antara jantan dan betina. Karakteristik DOC yang dihasilkan

peternakan Trias Farm adalah memiliki ketahanan tubuh yang baik, bentuk yang

seragam, lincah, kaki tidak kering, bulu tidak rontok, rata-rata bobot badan 50

gram, pantat tidak basah, dan perut tidak kembung. Dan yang paling penting

DOC yang dihasilkan peternakan Trias Farm dapat dibedakan antara jantan dan

betina. Hal inilah yang membedakan dengan perusahaan pembibitan lainnya yang

Page 104: data hlin9desu

88  

belum mampu membedakan dengan DOC jantan dan betina. Sehingga dengan

produk yang berkualitas menjadi kekuatan bagi perusahaan.

Pesaing dari peternakan Trias Farm dalam pembibitan adalah peternak dari

Blitar. Menurut pihak perusahaan, umumnya perusahaan pembibitan dari Blitar

belum melakukan sistem proses produksi secara modern tetapi masih bersifat

tradisional dan semi modern dalam arti peternak tersebut kurang memperhatikan

sistem sanitasi yang baik. Seperti dalam penggunaan kemasan DOC. Peternakan

Trias Farm menggunakan box yang baru, dimana sanitasi masih bagus sehingga

daya tahan tubuh DOC baik dan sehat (bebas dari penyakit), sementara pesaing

umumnya menggunakan box bekas, dimana sanitasi kurang bagus sehingga daya

tahan tubuh DOC kurang baik dan kemungkinan bisa terserang penyakit. Hal

itulah yang menyebabkan pesaing tidak mencantumkan label nama perusahaan,

sementara peternakan Trias Farm mencantumkan label nama perusahaan.

Sehingga DOC yang dihasilkan perusahaan lebih berkualitas.

4) Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efesien sehingga dapat

menghemat waktu dan biaya.

Peternakan Trias Farm dalam mendistribusikan telur langsung ke

pedagang pengumpul (pelanggan) dan untuk mendistribusikan DOC langsung

kepada peternak. Menurut pihak perusahaan, dalam mendistribusikan telur

kepada pedagang pengumpul itu lebih efisien dibandingkan apabila perusahaan

memasarkan telurnya langsung kepada konsumen akhir. Hal ini karena

perusahaan dalam mendistribusikan telur ke pedagang pengumpul (pelanggan)

dilakukan secara rutin (kontinuitas) dan sudah jelas tempat pengiriman. Menurut

manajer perusahaan dalam pendistribusian DOC langsung kepada peternak itu

bersifat efisien, hal ini dikarenakan yang menanggung biaya pengiriman adalah

pihak peternak. Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa perusahaan

memiliki saluran distribusi yang efisien karena dapat menghemat biaya dan waktu

pengiriman dan tidak perlu susah payah dalam memasarkan produknya.

5) Peternakan Trias Farm menerapkan sistem pencatatan data dan keuangan yang

sudah baik.

Peternakan Trias Farm sudah menerapkan sistem pencatatan keuangan

dengan baik, misalnya dengan pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan

Page 105: data hlin9desu

89  

komputerisasi. Sistem pencatatan keuangan ini semua dilakukan oleh bagian

administrasi. Penggunaan sistem pencatatan keuangan tersebut dapat menghemat

waktu dan risiko kesalahan dalam proses pencatatan.

6) Peternakan Trias Farm memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman.

Latar belakang pendidikan dan pengalaman yang lama dari manajer

perusahaan dan bagian produksi tersebut mampu mengasah keterampilan dalam

usaha peternakan ayam arab, sehingga hal ini dapat mengetahui lebih jauh

mengenai seluk-beluk dalam peternakan ayam arab. Selain itu, manajer

perusahaan dan bagian produksi memberikan pendidikan dan pelatihan kepada

karyawan, sehingga karyawan menjadi terampil dan berpengalaman dalam

peternakan ayam arab. Adanya karyawan yang terampil dan berpengalaman

menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk kemajuan perusahaan.

7) Peternakan Trias Farm menggunakan kemasan yang menarik.

Peternakan Trias Farm menggunakan kemasan yang menarik. Dalam

kemasan telur tersebut, perusahaan menggunakan label, dimana label tersebut

mencantumkan kandungan gizi dan mencantumkan tanggal kadaluarsa produk.

Pelabelan tersebut yang membedakan telur yang dijual peternakan Trias Farm

dengan telur-telur yang dijual dipasaran. Produk DOCnya, perusahaan

menggunakan box yang baru dan juga mencantumkan label nama perusahaan di

boxnya, sementara perusahaan pembibitan menggunakan box bekas tidak

mencantumkan label nama perusahaan di kemasannya. Hal inilah yang

membedakan dengan perusahaan pembibitan lainnya. Tujuan perusahaan

mencantumkan label di boxnya adalah mempromosikan produknya dan menjamin

bahwa produknya berkualitas. Sehingga dengan mencantumkan label pada

kemasan menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk menarik konsumen untuk

membeli produknya.

8) Produk yang telah mendapat izin dari dinas kesehatan hewan dan telah di uji

di Laboratorium IPB.

Produk DOC yang dihasilkan peternakan Trias Farm sudah mendapatkan

izin dari Dinas Kesehatan Hewan. DOC yang dihasilkan perusahaan bebas dari

penyakit flu burung. Selain itu, produk telur yang dihasilkan perusahaan telah

dilakukan pengujian secara periodik di laboratorium IPB, dimana dilakukan

Page 106: data hlin9desu

90  

pengujian mengenai kandungan gizi telur. Tujuan perusahaan melakukan

pengujian produknya adalah untuk menilai bahwa produk yang dihasilkannya

berkualitas.

Sedangkan faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan bagi

peternakan Trias Farm adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan modal sendiri.

Keterbatasan modal merupakan masalah klasik yang sering dihadapi oleh

suatu usaha yang bergerak pada skala kecil dan menengah. Kondisi ini juga terjadi

pada peternakan Trias Farm, dimana keterbatasan modal ini menghambat pihak

perusahaan untuk memperluas kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan

konsumen yang belum dapat dipenuhi. Selain itu, dengan modal terbatas tersebut

membuat peternakan Trias Farm memiliki tanggunan/kewajiban hutang kepada

perusahaan pakan (PT Global).

2. Perusahaan belum mampu memenuhi semua kebutuhan konsumen.

Peternakan Trias Farm belum mampu memenuhi semua permintaan

konsumen. Peternakan Trias Farm dapat memproduksi telur rata-rata 8.500 butir

setiap hari, dan semuanya terserap oleh pelanggan (pedagang pengumpul).

Peternakan Trias Farm belum mampu memenuhi permintaan pembeli telur yang

berasal dari Jakarta dan Bandung. Selain itu, ada Supermarket dari Jakarta yang

menginginkan telur ayam arab dari peternakan Trias Farm yang harus dikirim

setiap hari secara kontiniu dengan jumlah telur sebanyak 500 butir, tetapi

perusahaan belum mampu memenuhi permintaan Supermarket tersebut.

Ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi semua permintaan konsumen

menjadi kelemahan bagi perusahaan.

3. Pelaksaaan tugas karyawan di perusahaaan belum terlaksana dengan baik.

Pelaksanaan tugas di perusahaan belum terlaksana dengan baik. Hal ini

dapat dilihat, dimana bagian produksi selain melakukan tugas sebagai bagian

teknik dalam hal proses produksi ayam arab juga merangkap bagian pemasaran

diantaranya dalam sortasi dan pengemasan DOC, dan memberikan pelayanan

kepada peternak yang membeli DOC dari perusahaan. Selain itu, anak kandang

selain bertugas dalam proses produksi di dalam kandang juga bertugas dalam

sortasi dan pengemasan.

Page 107: data hlin9desu

91  

7.2 Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Bagi Perusahaan

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan, maka

diperoleh beberapa faktor strategi eksternal yang berupa peluang dan ancaman

bagi peternakan Trias Farm. Adapun faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi

peluang bagi peternakan Trias Farm, adalah:

1. Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa Barat.

Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan konsumsi

khususnya konsumsi pangan. Salah satu wilayah di Indonesia yang terjadi

peningkatan jumlah penduduk adalah Kabupaten Bogor. Jumlah penduduk

Kabupaten Bogor yang semakin meningkat merupakan pangsa pasar yang

potensial dan peluang bagi para pelaku usaha peternakan perunggasan untuk

memasarkan produknya. Salah satu kebutuhan yang semakin meningkat seiring

dengan peningkatan jumlah penduduk adalah kebutuhan pangan termasuk telur.

Telur ayam arab merupakan salah satu produk makanan yang bergizi dan diminati

oleh konsumen, dimana telur ayam arab ini tidak hanya digunakan untuk

campuran jamu atau madu, tetapi juga digunakan untuk dikonsumsi matang. Hal

ini terlihat dari permintaan telur yang belum dapat dipenuhi oleh peternakan Trias

Farm.

2. Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah ke sifat

alamiah (Back to Nature).

Gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini cenderung mengarah ke sifat

alamiah (back to nature). Hal ini dikarenakan ayam arab umumnya memiliki

ketahanan tubuh yang lebih kuat terhadap penyakit. Dengan demikian,

penggunaan obat-obat kimia untuk ayam arab petelur juga relatif lebih sedikit.

Hal ini yang menyebabkan banyak orang yang mengkonsumsi telur ayam arab

karena lebih alami. Oleh karena itu, telur ayam arab tidak hanya dikonsumsi

matang, tetapi sering juga dikonsumsi mentah sebagai campuran madu, susu, atau

jamu dengan dalil untuk menambah vitalitas atau kebugaran tubuh. Selain itu,

telur ayam arab juga banyak digunakan sebagai obat dan kosmetik. Sehingga

dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang mengarah ke

sifat alamiah (back to nature) menjadi peluang bagi peternakan Trias Farm untuk

mengembangkan usahanya

Page 108: data hlin9desu

92  

3. Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli.

Himpuli adalah organisasi indenpenden yang merupakan wadah untuk

menghimpun, mengelola, dan meningkatkan kualitas hidup seluruh peternak

unggas lokal/buras Indonesia serta tidak terkait pada lembaga pemerintah,

organisasi politik atau organisasi manapun. Himpuli memiliki anggota sekitar

180 peternak ayam lokal/buras di seluruh Indonesia. Peternakan Trias Farm

termasuk salah satu anggota dari Himpuli. Adanya pendidikan dan pelatihan

tentang ayam buras/lokal yang diselenggarakan Himpuli menjadi peluang bagi

peternakan Trias Farm.

4. Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu adanya pemberian kredit dan

hibah, serta adanya kebijakan untuk mencegah flu burung.

Untuk mencegah flu burung, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan

yaitu Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permetan/OT.140/10/2006 pada

tanggal 17 Oktober 2006, tentang pedoman pemeliharaan unggas di pemukiman.

Dengan adanya kebijakan tersebut menjadi peluang bagi peternakan Trias Farm

karena dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mencegah penyakit flu burung.

Kebijakan pemerintah saat ini menggalakan usaha berbasis agribisnis

sebagai peluang. Kebijakan pemerintah memberikan bantuan kepada sektor

peternakan berupa hibah dan kredit kepada setiap kelompok tani, dengan

bergabung dengan Himpuli memudahkan peternakan Trias Farm dalam

memperoleh bantuan hibah dan kredit. Sehingga dengan adanya kebijakan

pemerintah tersebut menjadi peluang bagi peternakan Trias Farm.

5. Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran.

Perkembangan teknologi yang cepat merupakan peluang yang sangat besar

bagi peternakan Trias Farm. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi ini

dapat mendukung kelancaran usaha baik pada aspek produksi maupun pemasaran.

6. Memasuki usaha peternakan ayam arab membutuhkan modal awal yang besar

Memasuki industri peternakan ayam arab membutuhkan modal awal yang

cukup besar dan kesulitan dalam mencari akses terhadap saluran distribusi.

Sehingga menyebabkan hambatan masuk yang besar dalam usaha peternakan

ayam arab. Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk memperluas pangsa

pasar.

Page 109: data hlin9desu

93  

7. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan.

Hubungan yang terjalin antara peternakan Trias Farm dengan pelanggan

terjalin baik. Selain itu, perusahaan memiliki kepercayaan terhadap pelanggan

akan hutang yang ditanggung pelanggan dan pelanggan memiliki kepercayaan

terhadap perusahaan akan kualitas dan kontinuitas produk. Hal ini menciptakan

loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Loyalitas pelanggan merupakan peluang

bagi perternakan Trias Farm.

Adapun faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi ancaman bagi

peternakan Trias Farm, adalah:

1. Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur ayam buras di Jawa

Barat tidak mengalami perkembangan.

Keadaaan ekonomi Indonesia selama tahun 2008 melambat yaitu hanya

sebesar 6,1 persen dan konsumsi masyarakat hanya tumbuh sebesar 5,3 persen.

Hal ini dikarenakan para pelaku usaha terpuruk akibat barang dan jasa tidak

terserap oleh konsumen karena daya beli yang rendah. Pertumbuhan ekonomi

yang rendah yang disebabkan oleh daya beli yang mengalami penurunan juga

terjadi dalam sektor perunggasan. Dimana daya beli yang rendah menyebabkan

penurunan konsumsi beberapa komoditas telur unggas. Telur ayam arab termasuk

kedalam golongan telur ayam lokal/buras sehingga penurunan konsumsi telur

ayam arab juga terkena dampak dari penurunan daya beli. Sehingga dengan

pertumbuhan ekonomi yang rendah menyebabkan ancaman bagi pelaku usaha

ayam arab petelur termasuk bagi peternakan Trias Farm.

2. Terjadinya kenaikan tingkat inflasi.

Pada tahun 2008, inflasi mengalami peningkatan sebesar 11,10 persen

dibandingkan pada tahun 2007 yang hanya mengalami inflasi sebesar 6,59 persen.

Dampak yang dirasakan dengan terjadinya kenaikan inflasi adalah harga bahan

baku pakan konsentrat mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena bahan

baku pakan konsentrat tersebut sebagian besar tersebut masih impor. Naiknya

harga bahan baku pakan tersebut menyebabkan harga pakan konsentrat yang di

beli peternakan Trias Farm juga mengalami peningkatan. Sehingga dengan

terjadinya kenaikan inflasi menjadi ancaman bagi peternakan Trias Farm.

Page 110: data hlin9desu

94  

3. Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah di Indonesia.

Dampak flu burung yang disebabkan oleh virus Avian Influenza (AI) sub-

tipe H5N1 adalah munculnya penyakit flu burung bagi manusia yang dapat

menimbulkan kematian. Selain itu, penyakit flu burung juga dapat menimbulkan

kerugian bagi industri peternakan yang menyebabkan hilangnya keuntungan

milyaran rupiah yang dialami peternak maupun bagi pemerintah. Bagi pemerintah

adalah telah menghabiskan milyaran rupiah untuk penelitian dan persiapan untuk

penangan penyakit flu burung ini. Sehingga dengan adanya penyakit flu burung

menjadi ancaman bagi peternakan Trias Farm.

4. Persaingan dengan perusahaan sejenis.

Pesaing utama dari peternakan Trias Farm adalah perusahaan yang

bergerak dalam usaha ayam arab petelur dan yang umumnya memiliki skala usaha

yang lebih besar. Persaingan dengan perusahaan sejenis terjadi karena perusahaan

pesaing memiliki skala usaha yang lebih besar dalam hal ketersediaan modal.

Adanya modal tersebut, perusahaan pesaing tersebut dapat meningkatkan

kapasitas produksinya. Kapasitas produksi berkorelasi dengan biaya produksi

setiap unit. Sehingga produksi pada kapasitas tinggi dapat mengefisiensikan biaya

per unit. Sehingga perusahaan pesaing tersebut dapat menyuplai permintaan

pasar dengan menjual telur ayam arab dengan harga yang lebih rendah

dibandingkan dengan peternakan Trias Farm. Sehingga dengan adanya perusahaan

sejenis dapat menjadi ancaman bagi perusahaan.

5. Kekuatan tawar-menawar pemasok terhadap perusahaan kuat.

Kekuatan tawar-menawar pemasok pakan konsentrat terhadap peternakan

Trias Farm kuat. Hal ini disebabkan karena yang mengendalikan harga produk

adalah pemasok pakan konsentrat. Selain itu, untuk saat ini perusahaan belum

mampu untuk memproduksi pakan sendiri. Hal ini disebabkan karena perusahaan

memiliki keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Sehingga dengan adanya posisi

tawar-menawar pemasok pakan kuat menjadi ancaman bagi perusahaan.

Page 111: data hlin9desu

95  

7.3 Analisis Matriks IFE

Setelah diperoleh faktor-faktor strategi internal usaha peternakan Trias

Farm yang meliputi kekuatan dan kelemahan, dilakukan juga pemberian kuesioner

kepada lima responden, yaitu manajer perusahaan, bagian produksi, bagian

pemasaran, kepada pemilik peternakan Citra Lestari Farm yang merupakan salah

satu pesaing dari peternakan Trias Farm, dan ketua Himpuli (Himpunan Unggas

Lokal Indonesia). Pengisian kuesioner ini tidak hanya melibatkan pihak internal

perusahaan, tetapi juga melibatkan pihak eksternal perusahaan. Hal ini dilakukan

agar hasil pengisian kuesioner ini lebih bersifat objektif.

Kuesiner diisi oleh masing-masing responden untuk pembobotan dengan

paired comparison matrix, Selanjutnya dilakukan peringkatan untuk masing-

masing variabel kekuatan dan kelemahan. Adapun pembobotan dan peringkatan

pada variabel kekuatan dan kelemahan untuk masing-masing responden dapat

dilihat pada Lampiran 2.

Setelah diperoleh hasil pembobotan dan peringkatan untuk masing-

masing responden, dilanjutkan pencarian rata-rata hasil pembobotan dan peringkat

dari seluruh responden. Dengan cara membagi hasil penjumlahan seluruh nilai

pembobotan atau peringkatan dari seluruh responden untuk masing-masing

variabel kekuatan dan kelemahan dengan jumlah responden. Adapun nilai rata-

rata hasil pembobotan dan peringkatan untuk variabel kekuatan dan kelemahan

pada peternakan Trias Farm dapat dapat dilahat pada Lampiran 4.

Setelah diperoleh nilai bobot dan peringkat rata-rata dari setiap variabel,

dapat diketahui bobot skor rata-rata dari tiap variabel. Nilai ini merupakan

perkalian antara bobot rata-rata dengan peringkat rata-rata. Berikut ini merupakan

hasil analisis matriks pada peternakan Trias Farm (Tabel 26).

Page 112: data hlin9desu

96  

Tabel 26. Analisis Matriks IFE pada Peternakan Trias Farm

Faktor Stategi Internal Bobot Rata-Rata

Rating Rata-Rata

Nilai Tertimbang

KEKUATAN Lokasi perusahaan yang strategis 0,1105 4 0,4422 Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efesien sehingga dapat menghemat waktu dan biaya 0,1045 3,66 0,3834 Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik, manajer, dan karyawan 0,0955 3 0,2865 Menghasilkan produk yang berkualitas baik 0,1197 4 0,4789 Peternakan Trias Farm menerapkan sistem pencatatan data dan keuangan yang sudah baik 0,1015 3 0,3045 Peternakan Trias Farm memiliki tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman 0,1075 3,33 0,3584 Peternakan Trias Farm menggunakan kemasan yang menarik 0,0575 3 0,1727 Produk telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan hewan dan telah di uji di laboratorium IPB 0,0772 3 0,2318KELEMAHAN Keterbatasan modal 0,0909 2 0,1818 Belum mampu memenuhi semua permintaan konsumen 0,0696 1,33 0,0928 Pelaksanaan tugas karyawan belum terlaksana dengan baik 0,0651 2 0,1303 Total 3,0636

Dari Tabel 26 dapat diketahui faktor strategis yang menjadi kekuatan bagi

peternakan Trias Farm adalah menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan

nilai tertimbang 0,4789. Kelemahan utama yang dihadapi oleh Peternakan Trias

Farm adalah belum mampu memenuhi semua permintaan konsumen dengan nilai

tertimbang 0,0928.

Hasil analisis matriks IFE untuk kekuatan dan kelemahan diperoleh total

nilai tertimbang berada pada rata-rata sebesar 3,0636 yang mengindikasikan posisi

internal peternakan Trias Farm berada di atas rata-rata (2,5) dari keseluruhan

kekuatan internalnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa peternakan Trias Farm

memiliki posisi internal yang kuat, karena mampu menggunakan kekuatan yang

ada untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki.

Page 113: data hlin9desu

97  

7.4 Analisis Matriks EFE

Setelah diperoleh faktor-faktor strategis eksternal pada usaha peternakan

Trias Farm yang meliputi peluang dan ancaman, dilanjutkan pengisian kuesioner

kepada ketiga responden yaitu manajer perusahaan, pemilik peternakan Citra

Lestari Farm, dan ketua himpuli. Untuk pemberian bobot pada variabel peluang

dan ancaman juga menggunakan paired comparison matrixs. Selanjutnya

dilakukan peringkatan untuk masing-masing variabel peluang dan ancaman.

Adapun pembobotan dan peringkatan pada variabel peluang dan ancaman untuk

masing-masing responden dapat dilihat pada Lampiran 3.

Setelah diperoleh hasil pembobotan dan peringkatan masing-masing

responden, dilanjutkan dengan pencarian nilai rata-rata hasil penbobotan dan

peringkat dari seluruh hasil responden, dengan cara membagi hasil penjumlahan

seluruh nilai pembobotan atau peringkat seluruh responden untuk masing-masing

variabel peluang dan ancaman dengan jumlah responden. Adapun nilai rata-rata

hasil pembobotan dan peringkatan untuk variabel peluang dan ancaman pada

peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Lampiran 5.

Setelah diperoleh nilai bobot dan peringkat rata-rata pada setiap variabel,

dapat diketahui skor rata-rata dari setiap variabel. Nilai ini merupakan perkalian

antara bobor rata-rata dengan peringkat rata-rata. Berikut ini merupakan hasil

analisis matriks EFE pada usaha peternakan Trias Farm (Tabel 27).

Page 114: data hlin9desu

98  

Tabel 27. Analisis Matriks Usaha Peternakan Trias Farm

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rata-Rata

Rating Rata-Rata

Nilai Tertimbang

PELUANG Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa Barat

0,0645 2 0,1290

Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah ke sifat alamiah (Back to Nature)

0,0859 3 0,2577

Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli

0,0631 1,67 0,1054

Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu adanya pemberian kredit dan hibah, serta kebijakan mencegah flu burung

0,0695 2 0,1390

Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran

0,0923 3 0,2769

Memasuki usaha ayam arab membutuhkan modal awal yang besar

0,0645 2 0,1290

Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan

0,1150 3 0,3450

ANCAMAN Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur ayam buras di Jawa Barat tidak mengalami perkembangan

0,0620 4 0,2480

Terjadinya kenaikan tingkat inflasi 0,1075 2 0,2150 Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah di Indonesia

0,0948 2,67 0,2531

Persaingan dengan perusahaan sejenis 0,1075 2,67 0,2870 Kekuatan tawar-menawar pemasok terhadap perusahaan tinggi

0,0733 3 0,2199

1,000 2,5860

Tabel 27 menunjukkan faktor strategis eksternal yang menjadi peluang

dan ancaman bagi peternakan Trias Farm. Peluang utama bagi peternakan Trias

Farm adalah pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan dengan nilai

tertimbang 0,3450. Ancaman utama yang dihadapi peternakan Trias Farm adalah

terjadinya kenaikan tingkat inflasi dengan nilai tertimbang 2,150.

Hasil analisis matriks EFE untuk peluang dan ancaman diperoleh total

nilai tertimbang sebesar 2,5860. Hal ini menunjukkan peternakan Trias Farm

berada di atas rata-rata (2,50). Total nilai tertimbang 2,5860 mengindikasikan

bahwa perusahaan merespon dengan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada

dalam industrinya. Dengan kata lain, perusahaan mampu mengatasi ancaman

dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki perusahaan.

Page 115: data hlin9desu

99  

7.5 Analisis Matriks IE

Setelah diperoleh total nilai tertimbang dari matriks IFE (3,0751) dan

matriks EFE (2,5860), kemudian hasil tersebut digunakan untuk mengetahui

posisi perusahaan melalui matriks IE. Berikut merupakan hasil matriks IE pada

usaha peternakan Trias Farm (Gambar 10).

Total Skor IFE Kuat Rata-rata Lemah 4.0 3.0 2.0 1.0

Tinggi

Total 3.0

Skor Menengah

EFE

2.0

Rendah

1.0

Gambar 10. Analisis Matriks IE pada Peternakan Trias Farm Sumber : Data Primer

Gambar 10 menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kuadran IV.

Strategi yang dapat dilakukan oleh peternakan Trias Farm adalah strategi tumbuh

dan bina. Staregi yang bisa dikembangkan oleh perusahaan adalah integrasi baik

integrasi ke depan maupun integrasi ke belakang. Salah satu strategi integrasi ke

depan adalah mempererat kerjasama dengan pemasok bahan baku, dan strategi

integrasi ke belakang adalah mempererat kerjasama dengan subsistem hilir yaitu

distributor atau pelanggan.

Strategi lain yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah pengembangan

produk. Strategi pengembangan produk merupakan strategi perusahaan yang

bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara

memodifikasikan produk/jasa yang ada sekarang. Hal yang bisa dilakukan untuk

pengembangan produk adalah untuk produk telur perusahaan dapat menggunakan

I

II

III

IV 3.0636 2.5860

V

VI

VII

VIII

IX

Page 116: data hlin9desu

100  

kemasan yang lebih menarik untuk meningkatkan nilai jual, seperti saat ini

perusahaan menggunkan kemasan bika/plastik untuk produk telur, perusahaan

dapat mengembangkan produk dengan menggunakan kemasan keranjang agar

lebih menarik.

7.6 Analisis Matriks SWOT

Berdasarkan analisis matriks SWOT maka alternatif atau pilihan strategi yang

dapat diberikan untuk mengembangkan peternakan Trias Farm adalah sebagai

berikut:

1) Strategi S-O

Strategi ini dibuat berdasarkan penggunaan kekuatan perusahaan untuk

memanfaatkan peluang. Berikut alternatif strategi yang dapat ditawarkan

untuk mengembangkan usaha di peternakan Trias Farm :

a) Mempertahankan kualitas produk

Adanya peluang yang terbuka lebar untuk usaha ayam arab, diantaranya

pertumbuhan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat untuk

mengkonsumsi makanan yang mengarah ke sifat alamiah (back to nature),

peternakan Trias Farm dapat menetapkan strategi yang tepat dengan

mempertahankan kualitas produk. Hal ini dapat dilakukan oleh

perusahaan, sebab perusahaan memiliki karyawan yang terampil dan

berpengalaman serta memiliki lokasi usaha yang strategis.

b) Mempertahankan loyalitas pelanggan

Menghadapi persaingan usaha dalam usaha ayam arab, peternakan Trias

Farm harus mempertahankan loyalitas pelanggan. Hal ini sangat penting

karena dengan memiliki pelanggan yang loyal, perusahaan dapat

menjamin produk yang dihasilkan dapat terjual. dengan adanya persaingan

yang semakin ketat, perusahaan tidak perlu khawatir akan produknya tidak

terjual. Saat ini, perusahaan memiliki pelanggan yang loyal. Hal ini dapat

diketahui dari hubungan yang terjalin baik antara perusahaan dengan

pelanggan, dimana pelanggan tidak beralih untuk membeli produk yang

lebih murah dari perusahaan, demikian juga perusahaan tidak menjual

telur ke konsumen lain dengan harga yang lebih mahal. Hal yang bisa

Page 117: data hlin9desu

101  

dilakukan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan adalah memberikan

pelayanan yang lebih baik dalam hal pengiriman barang yang tepat waktu,

tidak mengengecewakan pelanggan dengan menjaga kualitas produk, dan

memberikan potongan harga yang membeli dalam jumlah banyak,

sehingga hal ini dapat mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap

perusahaan.

2) Strategi W-O

a) Memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah

maupun swasta

Saat ini perusahaan menghadapi masalah keterbatasan modal, sementara

perusahaan belum mampu memenuhi semua permintaan konsumen. Hal

yang bisa dilakakukan perusahaan untuk dapat memenuhi semua

permintaan konsumen adalah meningkatkan kapasitas produksi. Dalam

meningkatkan kapasitas produksi membutuhkan modal. Oleh karena itu,

perusahaan dapat meningkatkan modal yaitu bekerjasama dengan pihak

pemerintah ataupun dengan pihak swasta (Bank).

b) Meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) melalui pendidikan dan

pelatihan

Perusahaaan saat ini menghadapi masalah dalam pelaksanaan tugas

karyawan di perusahaan belum terlaksana dengan baik. Hal yang bisa

dilakukan oleh manajer perusahaan adalah meningkatkan SDM melalui

pendidikan dan pelatihan mengenai budidaya ayam arab petelur sehingga

tidak terjadi lagi adanya pelaksanaan tugas di perusahaan belum terlaksana

dengan baik.

c) Meningkatkan kapasitas produksi

Peternakan Trias Farm belum mampu memenuhi semua permintaan

konsumen untuk produk telurnya. Oleh karena itu, peternakan Trias Farm

harus meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen

yang belum terpenuhi. Perusahaan belum mampu memenuhi permintaan

konsumen untuk wilayah Jakarta dan Bandung. Oleh karena itu, dalam

meningkatkan kapasitas produksi, hal yang bisa dilakukan adalah

meminjam kredit ataupun dengan cara mencari bantuan hibah dari

Page 118: data hlin9desu

102  

Himpuli atau meminjam kredit dari Bank. Perusahaan dalam meminjam

kredit dari Bank relatif mudah, hal ini dikarenakan karena perusahaan

memiliki jaminan yang besar untuk syarat meminjam kredit dari Bank,

diantaranya, lahan seluas 10 Ha, bangunan kantor, dan kandang dengan

skala ayam arab sebanyak 30.000 ekor.

3) Strategi S-T

a) Pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang ada.

Ancaman yang dihadapai peternakan Trias Farm, salah satunya adalah

adanya persaingan dengan perusahaan sejenis yang memiliki skala usaha

yang lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan

pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk. Hal yang

harus dilakukan dalam melakukan modifikasi produk, diantaranya adalah

sebelumnya perusahaan menggunakan kemasan telur dengan

menggunakan bika/plastik. Perusahaan dapat melakukan kemasan telur

yang menarik dengan menggunakan keranjang bambu untuk menarik

konsumen dan meningkatkan harga jual produk.

4) Strategi W-T

a) Mengatur sistem manajemen produksi dengan baik

Dalam usaha ayam arab petelur ini ada masa produktif dan ada masa

kurang produktif. Pada saat masa produktif, telur yang dihasilkan relatif

banyak dibandingkan dengan masa kurang produktif. Oleh karena itu,

untuk mempertahankan dan menjaga kontinuitas produk, perusahaan

melakukan perencanaan untuk mengatur manajemen produksi dengan cara

mengatur siklus produksi.

b) Mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir. Dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat dan adanya

kekuatan tawar-menawar perusahaan terhadap pemasok bahan baku

rendah. Hal yang bisa dilakukan perusahaan adalah mempertahankan

bahkan meningkatkan kerjasama dengan lebih baik pada subsistem hulu

(pemasok bahan baku) maupun dengan subsistem hilir ( konsumen).

Adapun hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 119: data hlin9desu

103  

I nternal

Eksternal  

Kekuatan (Strenghts)

1. Lokasi perusahaan yang strategis 2. Perusahaan memiliki saluran

distribusi yang efesien sehingga dapat menghemat waktu dan biaya

3. Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik, manajer, dan karyawan

4. Menghasilkan produk yang berkualitas baik

5. Menerapkan sistem pencacatan data keuangan dengan baik

6. Memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman

7. Menggunakan kemasan yang menarik

8. Produk telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan hewan dan diuji di Laboratorium IPB

Kelemahan (Weakness)

1. Keterbatasan modal 2. Belum mampu

memenuhi semua permintaan konsumen

3. Pelaksanaan tugas karyawan di perusahaan belum terlaksana dengan baik

Peluang (Opportunity)

1. Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa Barat

2. Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah ke sifat alamiah (back to nature)

3. Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli

4. Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu adanya pemberian kredit dan hibah, serta kebijakan mencegah flu burung

5. Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran

6. Memasuki usaha ayam arab petelur membutuhkan modal awal yang besar

7. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan

Strategi S – O

Mempertahankan kualitas produk (S1,S2, S3,S4,S5,S6,S7 S8, O1,O2,O3,O4,O5,O6,O7)

Mempertahankan loyalitas pelanggan (S1,S2, S4, S6, S7, S8 dan O4,O6,O7, O8)

Strategi W – O 

Memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta (W1, W2, dan O1,O2,O3,O4,O5,O6,O7)

Meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan (W1, W3 dan O7)

Meningkatkan kapasitas produksi (W2 dan O1,O2,O3, O4, O5, O6, O7)

Ancaman (Threats)

1. Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur ayam buras di Jawa Barat tidak mengalami perkembangan

2. Terjadinya kenaikan tingkat inflasi 3. Merebaknya penyakit flu burung di

beberapa daerah di Indonesia 4. Persaingan dengan perusahaan sejenis 5. Kekuatan tawar-menawar pemasok

terhadap perusahaan tinggi

Strategi S – T

pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang telah ada (S1,S4, S6, dan T1,T2,T4,T5)

Strategi W – T 

Mengatur sistem manajemen produksi dengan baik (W1,W2, dan T1,T2,T4,T5)

Mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir ( W1, W2, dan T1,T2, T3, T4, T5)

Gambar 11. Analisis Matriks SWOT

7.7 Analisis QSPM

Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahapan

pencocokan, yaitu dengan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, maka

tahap akhir dari analisis formulasi strategi adalah pemilihan strategi yang terbaik.

Adapun alat analisis yang digunakan pada tahap pengambilan keputusan adalah

Page 120: data hlin9desu

104  

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). Teknik ini menggunakan

input dari analisis tahap masukan dan hasil pencocokan dari analisis tahap

pemanduan untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi.

Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi

berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan

atau diperbaiki. Nilai AS (Attractiveness Score) menunjukkan daya tarik masing-

masing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS

diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada kedua responden yaitu

manajer perusahaan dan bagian produksi. Nilai TAS ( Total Attractiveness Score)

dari masing-masing responden diperoleh dari hasil perkalian bobot rata-rata dan

nilai AS dari setiap faktor kunci strategis. Kemudian dilanjutkan perhitungan

nilai STAS (Sum total Attractiveness Scores) dari masing-masing responden

dengan cara menjumlahkan seluruh nilai TAS dari masing-masing faktor internal

dan eksternal perusahaan. Adapun perhitungan QSPM dari masing-masing

responden dapat dilihat pada Lampiran 6.

Selanjutnya, setelah diperoleh nilai STAS dari masing-masing responden

kemudian dilanjutkan perhitungan nilai STAS rata-rata dari seluruh responden

dengan cara membagi hasil penjumlahan STAS dari seluruh responden dengan

junlah responden. Adapun hasil perhitungan STAS rata-rata untuk melihat

prioritas startegi pada usaha peternakan Trias Farm dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Prioritas Alternatif Strategi pada Usaha Peternakan Trias Farm

Keterangan Responden 1 Responden II STAS Rata-Rata Peringkat STAS 1 5,614 5,940 5,777 1 STAS 2 5,224 5,936 5,580 4 STAS 3 5,266 6,180 5,723 2 STAS 4 4,015 4,779 4,397 8 STAS 5 5,564 5,418 5,491 6 STAS 6 5,328 5,219 5,273 7 STAS 7 5,465 5,676 5,570 5 STAS 8 5,825 5,480 5,652 3

Keterangan : Responden 1 : Ir. Budi Santoso Responden 2 : Ir. Agustinus Subianto

Page 121: data hlin9desu

105  

Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 28, maka

prioritas strategi terbaik yang dapat dilakukan saat ini adalah mempertahankan

kualitas produk dengan STAS rata-rata tertinggi sebesar 5,777.

Adapun prioritas strategi untuk pengembangan usaha peternakan Trias

Farm adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan kualitas produk (STAS = 5,777).

2. Memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun

swasta (STAS = 5,723).

3. Mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir (STAS = 5,652).

4. Mempertahankan loyalitas pelanggan (STAS = 5,580).

5. Mengatur sistem manajemen produksi dengan baik (STAS = 5,570).

6. Meningkatkan kapasitas produksi (STAS = 5,491).

7. pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang telah ada

STAS = 5,273).

8. Meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan usaha (STAS = 4,397).

7.8 Pengkajian Kesesuaian Antara Alternatif Strategi yang Diberikan

dengan Strategi yang Telah Dijalankan oleh Peternakan Trias Farm

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak peternakan Trias Farm, maka

dapat diidentifikasikan beberapa strategi yang telah dijalankan oleh perusahaan,

yaitu:

1) Mempertahankan kualitas produk

Adanya peluang yang terbuka lebar untuk usaha ayam arab, diantaranya

pertumbuhan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

makanan yang mengarah ke sifat alamiah (back to nature) dan adanya pelanggan

yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan, peternakan Trias Farm dapat

menetapkan strategi yang tepat dengan mempertahankan kualitas produk. Hal ini

dapat dilakukan oleh perusahaan, agar pelanggan tidak beralih untuk membeli

produk dari produsen yang lain atau untuk mempertahankan pelanggan yang ada,

serta untuk meningkatkan pangsa pasar yang baru.

Page 122: data hlin9desu

106  

2) Mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir

Dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat dan adanya

kekuatan tawar-menawar perusahaan terhadap pemasok bahan baku rendah. Hal

yang bisa dilakukan oleh perusahaan salah satunya adalah mempererat kerjasama

dengan subsistem hulu dan hilir. Hal ini penting dilakukan oleh perusahaan karena

kelancaran kegiatan usaha ayam arab di perusahaan baik dalam proses produksi

maupun pemasaran ditentukan oleh pemasok bahan baku maupun konsumen

(pedangan pengumpul).

3) Mempertahankan loyalitas pelanggan

Untuk menghadapi persaingan usaha dalam usaha ayam arab, peternakan

Trias Farm telah menjalankan strategi dengan mempertahankan loyalitas

pelanggan. Hal ini penting dijalankan karena dengan memiliki pelanggan yang

loyal, perusahaan dapat menjamin produk yang dihasilkan dapat terjual. Sehingga

dengan adanya persaingan yang semakin ketat, perusahaan tidak perlu khawatir

akan produknya tidak terjual.

4) Mengatur sistem manajemen produksi dengan baik

Untuk mempertahankan kontinuitas produk yang dihasilkan, peternakan

Trias Farm telah menjalankan strategi dengan mengatur sistem manajemen

produksi dengan cara mengatur siklus produksi. Hal ini penting dilakukan karena

umumnya konsumen menginginkan produk dapat dikirim secara rutin baik jumlah

maupun waktu pengiriman. Sehingga dengan perusahaan telah memenuhi

keinginan konsumen tersebut dapat menimbulkan kepercayan konsumen terhadap

produk dari perusahaan.

5) Pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang ada

Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam usaha ayam arab

petelur, perusahaan telah melakukan pengembangan produk dengan melakukan

modifikasi produk yang telah ada. Modifikasi produk yang telah dijalankan oleh

perusahaan adalah: untuk pembibitan, perusahaan telah dapat membedakan antara

DOC jantan dan betina. Hal itulah yang membedakan perusahaan dengan

perusahaan pembibitan lainnya. Untuk produk telurnya, perusahaan dapat

menggunakan kemasan yang menarik, dimana dalam kemasan tersebut telah

mencantumkan label yang berisi kandungan gizi dan kadaluarsa telur untuk

Page 123: data hlin9desu

107  

dikonsumsi. Hal inilah yang membedakan telur yang dijual perusahaan dengan

perusahaan lainnya.

Berikut ini merupakan gambaran umum mengenai alternatif strategi yang

dapat diberikan dengan strategi yang telah dijalankan oleh peternakan Trias Farm

(Tabel 29).

Tabel 29. Gambaran Umum Tentang Alternatif Strategi yang Dapat Diberikan dengan Strategi yang Telah Dijalankan oleh Peternakan Trias Farm

Strategi yang Telah Dijalankan

Peternakan Trias Farm Alternatif Strategi yang Diberikan

kepada Peternakan Trias Farm 1. Mempertahankan kualitas produk 2. Mempererat kerjasama dengan

subsistem hulu dan hilir. 3. Mempertahankan loyalitas

pelanggan. 4. Mengatur sistem manajemen

produksi dengan baik. 5. Melakukan pengembangan produk

dengan memodifikasi produk yang telah ada.

1. Mempertahankan kualitas produk. 2. Mempertahankan loyalitas

pelanggan. 3. Memperkuat modal dengan

bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta.

4. Meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan.

5. Meningkatkan kapasitas produksi. 6. Pengembangan produk dengan

melakukan modifikasi produk yang telah ada.

7. Mengatur sistem manajemen produksi dengan baik.

8. Mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir.

Tabel 29 menunjukkan bahwa ada kesesuaian antara strategi yang telah

dijalankan oleh peternakan Trias Farm dengan alternatif strategi yang dapat

diberikan kepada perusahaan peternakan Trias Farm. Diantaranya adalah

mempertahankan kualitas produk, mempererat kerjasama dengan subsistem hulu

dan hilir, melakukan pengembangan produk dengan melakukan modifikasi

produk yang telah ada, mempertahankan loyalitas pelanggan, dan mengatur

sistem manajemen produksi dengan baik. Strategi-strategi tersebut masih

dipandang perlu untuk dilaksanakan oleh peternakan Trias Farm karena alternatif

strategi tersebut masih relevan untuk mengatasi permasalahan perusahaan saat ini

yang pada akhirnya mampu mempertahankan pasar yang sudah ada.

Page 124: data hlin9desu

108  

Selain kelima alternatif strategi yang telah dijalankan oleh peternakan

Trias Farm, masih ada tiga alternatif strategi lain yang belum dilaksanakan oleh

peternakan Trias Farm, yaitu meningkatkan kapasitas produksi, memperkuat

modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta, dan

meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan. Meskipun ketiga alternatif

strategi tersebut belum pernah diterapkan oleh perusahaan, secara umum dapat

dikatakan bahwa alternatif strategi yang diberikan mampu mengatasi

permasalahan yang ada saat ini. Hal ini pada dasarnya alternatif-alternatif strategi

tersebut dibuat dengan melihat kondisi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan

peluang yang dihadapi oleh peternakan Trias Farm. Jadi dapat disimpulkan

bahwa terdapat kesesuaian antara alternatif strategi yang diberikan dengan strategi

yang telah dijalankan oleh peternakan Trias Farm. Formulasi strategi yang telah

diberikan kepada peternakan Trias Farm diharapkan dapat menjadi pelengkap

strategi yang telah ada sebelumnya dan mampu untuk mengatasi permasalahan

internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan.

 

Page 125: data hlin9desu

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1) Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan,

yang menjadi kekuatan bagi perusahaan adalah menghasilkan produk yang

berkualitas. Kelemahan yang dimiliki perusahaan adalah belum mampu

memenuhi semua keinginan konsumen. Peluang bagi perusahaan adalah

memiliki pelanggan yang loyal. Ancaman bagi perusahaan adalah

terjadinya tingkat inflasi.

2) Berdasarkan analisis matriks IE, perusahaan pada kuadran IV, strategi yang

bisa diterapkan perusahaan adalah tumbuh dan bina. Startegi yang bisa

dikembangkan adalah intergasi ke depan dan ke belakang, selain itu strategi

pengembangan produk. Hasil analisis SWOT, strategi yang bisa diterapkan

oleh perusahaan adalah: 1) mempertahankan kualitas produk, 2)

mempertahankan loyalitas pelanggan, 3) memperkuat modal dengan

bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta, 4) meningkatkan

SDM melalui pendidikan dan pelatihan, 5) meningkatkan kapasitas

produksi, 6) pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk

yang telah ada, 7) mengatur sistem manajemen produksi dengan baik, dan

8) mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir.

3) Hasil dari pengolahan QSPM, strategi yang menjadi prioritas untuk dapat

diterapkan oleh Trias Farm adalah 1) mempertahankan kualitas produk

(STAS = 5,777), 2) memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak

pemerintah maupun swasta (STAS = 5,723), 3) mempererat kerjasama

dengan subsistem hulu dan hilir (STAS = 5,652), 4) mempertahankan

loyalitas pelanggan (STAS = 5,580), 5) mengatur sistem manajemen

produksi dengan baik (STAS = 5,570), 6) meningkatkan kapasitas produksi

(STAS = 5,491), 7) pengembangan produk dengan melakukan modifikasi

produk yang telah ada STAS = 5,273), dan 8) meningkatkan SDM melalui

pendidikan dan pelatihan (STAS = 4,397).

Page 126: data hlin9desu

110  

8.2 Saran

Persaingan dalam usaha peternakan ayam arab yang semakin ketat,

sehingga para perusahaan peternakan harus dapat menerapkan strategi–strategi

untuk dapat menghadapi pesaingnya. Peternakan Trias Farm harus dapat

membaca ke mana arah para pesaingnya, agar dapat mengantisipasi strategi yang

dilakukan oleh para pesaingnya. Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam

penelitian ini, penulis menyarankan:

1. Peternakan Trias Farm sebaiknya mempertahankan kualitas produk yang

telah dihasilkan. Hal ini penting untuk dilakukan untuk menjaga agar

loyalitas pelanggan menjadi lebih baik terhadap perusahaan.

2. Peternakan Trias Farm sebaiknya melaksanakan strategi meningkatkan

kapasitas produksi . Hal ini penting dilakukan karena peternakan Trias Farm

belum mampu memenuhi semua keinginan konsumen khususnya yang

berasal dari Jakarta dan Bandung.

Page 127: data hlin9desu

111  

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Reni Dewi. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias Pada Ciapus Nurseri, Desa Taman Sari Bogor, Jawa Barat. Skripsi : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2008. Laporan Perekonomian Indonesia 2008. Jakarta : CV

Rioma. David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis. Ed ke-10. Budi, Ichsan Setiyo,

Penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor. 2008. Laporan Tahunan

2008. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor. Jawa Barat. Direktorat Jenderal Peternakan. 2008. Pedoman Umum Restrukturisasi

Perunggasan Melalui Penataan Pemeliharaan Unggas di Pemukiman. Jakarta : CV Prajuri Jaya.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2008. Statistik Peternakan 2008. Edisi 2008.

Jakarta : CV Prajuri Jaya. Hunger, J. D. dan T. L. Wheleen. 2003. Manajemen Strategis. Edisi kedua.

Terjemahan. Andi. Yogyakarta. Jauch, L. C. dan I. R. dan Glueck, W. F. 1991. Manajemen Strategis dan

Kebijakan Perusahaan. Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga. Kinnear, T. C. dan I. R. Taylor. 1991. Marketing Research and Applied Aproach.

Mc Graw Hill International Edition. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, dan

Pengendalian. Terjemahan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Lazuardi, Alam. 2008. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran

Macaroni Panggang (MP) Bogor. Skripsi : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pambudhi, Widharto. 2003. Beternak Ayam Arab Merah. Jakarta : Agromedia

Pustaka. Porter, M. 2007. Strategi Bersaing (Competitive Strategy). Terjemahan. Jakarta :

Karisma Publishing Group.

Page 128: data hlin9desu

112  

Ramdhiani, Hilma. 2008. Analisis Permintaan Telur Ayam Ras dan Ayam Buras di Propinsi DKI Jakarta: Penerapan Model Almost Ideal Demand System dengan Data Susenas 2005. Skripsi : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Rasyaf, Muhammad. 2002. Enam Kunci Sukses Beternak Ayam Kampung.

Jakarta : Penebar Swadaya. Sartika, Tike dan Iskandar, Sofjan. 2008. Mengenal Plasma Nutfah Ayam

Indonesia dan Pemanfaatannya. Sukabumi : KEPRAKS. Sarwono. 2002. Ayam Arab Petelur Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya. Simamora, 1. Oktavera. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Ayam Broiler

Purnama Farm Depok, Jawa Barat. Skripsi : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sujionohadi, Kliwon dan Setiawan, Ade Iwan. 2009. Ayam Kampung Petelur.

Jakarta : Penebar swadaya. Susenas Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Pertanian 2008. Edisi 2008.

Jakarta : CV Prajuri Jaya. Umar, Husain. 1999. Riset Strategi Perusahaan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama. Umar, Husein. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

 

Page 129: data hlin9desu

LAMPIRAN

Page 130: data hlin9desu

114

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Kuesioner

Strategi Formulasi Pengembangan Usaha Ayam Arab Petelur, di Peternakan Trias Farm

Bogor, Jawa Barat

Dengan Hormat,

Saya adalah mahasiswa tingkat akhir pada program sarjana Manajemen

Agribisnis (S1) Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Institut Pertanian Bogor.

Berikut ini adalah kuisioner dari penelitian yang saya lakukan di

peternakan Trias Farm, yang berhubungan dengan analisis strategi pengembangan

usaha ayam arab petelur. Bapak dapat melakukan pengisian kuisioner dengan

petunjuk pengisian yang tertera di awal lembaran isian yang tersedia.

Saya berharap melalui kuisioner ini dapat memperoleh masukan yang

berarti untuk penulisan tugas akhir (Skripsi) dari penelitian yang saya akan

lakukan.

Atas segala bantuan, masukan, dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Linawati

H34076090

Page 131: data hlin9desu

115

Gambaran Umum Peternakan Trias Farm

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan dari Peternakan Trias Farm? 2. Bagaimana keadaan umum wilayah perusahaan? 3. Bagaimana struktur organisasi perusahaan? 4. Bagaimana proses produksi telur ayam arab di peternakan Trias Farm? 5. Bagaimana proses produksi DOC di peternakan Trias Farm? 6. Apakah visi, misi, dan tujuan perusahaan? Analisis Lingkungan Internal Perusahaan a. Faktor Sumberdaya Manusia

1. Berapa banyak jumlah karyawan yang ada di peternakan Trias Farm? 2. Berapa upah/gaji yang dibayarkan oleh perusahaan? 3. Bagaimana wewenang dan kewajiban dari karyawan di peternakan Trias

Farm? 4. Apakah pemilik perusahaan dapat mendelegasikan wewenang dan kewajiban

karyawan dengan baik? 5. Apakah struktur organisasi yang ada saat ini telah sesuai dengan kebutuhan

perusahaan? 6. Apakah karyawan memiliki moral yang baik untuk bekerja? 7. Kualifikasi karyawan seperti apa yang dibutuhkan oleh perusahaan? 8. Bagaimana latar belakang pendidikan karyawan di perusahaan? 9. Bagaimana kinerja karyawan yang di peternakan Trias Farm? 10. Apakah ada kompensasi bagi karyawan? 11. Kompensasi seperti apa yang diberikan perusahaan? 12. Apakah perusahaan menerapkan penilaian prestasi kerja kepada karyawan 13. Apakah ada pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan keahlian dan

pengalaman karyawan? 14. Seberapa besar intensitas karyawan yang keluar dan masuk perusahaan.

b. Faktor Keuangan dan Akuntansi

1. Bagaimana perusahaan mendapatkan modal untuk budidaya ayam arab petelur?

2. Apakah perusahaan memiliki modal kerja yang mencukupi? 3. Apakah perusahaan memiliki hubungan baik dengan pihak pemberi pinjaman? 4. Apakah pemilik perusahaan berpengalaman dan mendapatkan pelatihan yang

baik dalam bidang keuangan? 5. Apakah perusahaan membeli atau menyewa asset tetap yang digunakan dalam

usaha ayam arab petelur? 6. Bagaimana keadaan keuangan perusahaan saat ini?

Page 132: data hlin9desu

116

7. Apakah perusahaan sudah menerapkan sistem pencatatan keuangan dengan baik, misalnya dengan pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan komputerisasi?

c. Faktor Produksi dan Operasi

1. Apa saja yang menjadi produk dari peternakan Trias Farm? 2. Bagaimana kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pembeli? 3. Bagaimana layout proses produksi dalam budidaya ayam arab petelur yang

dijalankan perusahaan? 4. Apakah fasilitas, peralatan, mesin, dan kantor dalam kondisi yang baik? 5. Kendala-kendala apa yang dihadapi perusahaan dalam proses produksi? 6. Bagaimana perusahaan mengatasi kendala-kendala tersebut? 7. Bagaimana keadaan lokasi yang digunakan dalam usaha ayam arab petelur? 8. Berapa banyak rata-rata produksi telur yang dihasilkan dalam sehari? 9. Apa saja bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi ayam arab

petelur? 10. Apakah pasokan bahan baku yang diperlukan tersebut dapat diandalkan oleh

perusahaan? 11. Teknologi apa saja yang diterapkan oleh perusahaan dalam proses produksi

dan operasi? 12. Apa keuntungan dan kerugian menggunakan teknologi tersebut? 13. Apakah setiap hari perusahaan menerapkan sistem pencatatan, diantaranya

catatan tugas rutin, catatan penggunaan makanan, catatan penggunaan obat-obatan, catatan penjualan telur, dan lain-lain?

14. Berapa banyak tenaga kerja yang bekerja di bagian proses produksi ayam arab petelur?

15. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan perusahaan dalam proses produksi? 16. Bagaimana kualitas bibit yang digunakan di Trias Farm? 17. Bagaimana kualitas produk yang dihasilkan oleh peternakan Trias Farm?

d. Faktor Pemasaran

1. Apa saja yang menjadi produk dari peternakan Trias Farm? 2. Citra produk yang bagaimana yang hendak dipertahankan oleh perusahaan? 3. Apa saja keinginan konsumen yang perlu dipenuhi pada produk yang

diproduksi perusahaan? 4. Perubahan-perubahan apa yang diperkirakan terjadi terhadap selera

konsumen? 5. Apakah perusahaan mampu bersaing dari sisi harga? 6. Apakah perusahaan bersedia memberikan potongan harga kepada pembeli? 7. Apakah perusahaan menghadapi hambatan dalam penentuan harga pokok

produk?

Page 133: data hlin9desu

117

8. Apakah ada konsekuensi yang harus dihadapi apabila harga jual ditetapkan tinggi, sedang, dan rendah?

9. Cakupan pasar bagaimana yang harus dijangkau? 10. Apakah pemasaran diarahkan pada suatu wilayah geografis tertentu? 11. Bagaimana saluran distribusi yang dijalankan perusahaan? 12. Saluran distribusi apa yang perlu digarap dan dimanfatkan oleh perusahaan? 13. Apakah bagian pemasaran perlu mengkaji ulang jalur pemasaran yang selama

ini dijalankan oleh perusahaan? 14. Promosi seperti apa yang dijalankan perusahaan? 15. Apakah bagian pemasaran memiliki pengalaman dan pelatihan yang baik?

Page 134: data hlin9desu

118

Nama Responden : Pendidikan : Pengalaman :

PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL

Tujuan :

Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam

kelompok peluang dan ancaman dalam strategi pengembangan usaha ayam arab

petelur di peternakan Trias Farm Bogor, Jawa Barat yang dilakukan oleh para

responden.

Petunjuk Pengisian :

1. Berikan tanda (V) pada kolom peluang, apabila faktor-faktor tersebut menjadi

peluang dalam strategi pengembangan usaha ayam arab petelur di peternakan

Trias Farm.

2. Berikan (V) pada kolom ancaman, apabila faktor-faktor tersebut menjadi

ancaman dalam strategi pengembangan usaha ayam arab petelur di peternakan

Trias Farm.

1. Aspek Ekonomi

No Deskriptor Peluang Ancaman 1 Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi

telur di Jawa Barat tidak mengalami perkembangan

2 Terjadinya kenaikan tingkat inflasi 3 Harga BBM yang saat ini mengalami penurunan

2. Aspek Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

No Deskriptor Peluang Ancaman 1 Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya

Jawa Barat

2 Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah ke sifat alamiah (Back to Nature)

3 Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah di Indonesia

4 Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli

Page 135: data hlin9desu

119

3. Aspek Politik, Hukum, dan Pemerintahan

No Deskriptor Peluang Ancaman 1 Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu

adanya pemberian kredit dan hibah.

2 Kebijakan pemerintah untuk mencegah penyakit flu burung

4. Aspek Teknologi

No Deskriptor Peluang Ancaman 1 Adanya perkembangan teknologi dalam proses

produksi

2 Adanya kemajuan teknologi dalam bidang pemasaran

5. Aspek Lingkungan Industri

5.1 Persaingan dengan Perusahaan Sejenis

No Deskriptor Peluang Ancaman 1 Persaingan dengan perusahaan sejenis 2 Kualitas produk yang dihasilkan pesaing lebih

baik dibandingkan yang dihasilkan perusahaan

3 Tingkat pertumbuhan industri usaha ayam arab yang relatif lambat.

4 Besarnya hambatan untuk keluar dalam usaha ayam arab petelur

5.2 Ancaman Pendatang Baru

No Deskriptor Peluang Ancaman 1 Hambatan masuk ke dalam usaha peternakan

ayam arab

2 Akses dalam saluran distribusi 3 Kebutuhan modal awal yang cukup besar 4 Skala ekonomis

5.3 Ancaman Produk Subsitusi

No Deskriptor Peluang Ancaman 1 Persaingan dengan produk subsitusi ayam arab

petelur

2 Harga produk pengganti lebih murah dari harga telur ayam arab

Page 136: data hlin9desu

120

5.4 Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

No Deskriptor Peluang Ancaman 1 Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap

perusahaan

2 Hubungan yang baik dengan pelanggan 3 Pembeli memiliki banyak pilihan untuk membeli

jenis produk yang sama

4 Perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas

5.5 Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

No Deskriptor Peluang Ancaman 1 Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi 2 Hubungan baik dengan pemasok 3 Jumlah pemasok bahan baku relatif sedikit 4 Kemampuan pemasok memenuhi bahan baku

yang dibutuhkan perusahaan

Nama Responden : Pendidikan : Pengalaman :

PENENTUAN FAKTOR INTERNAL

Tujuan :

Menentukan faktor-faktor strategi yang akan dimasukkan kedalam

kelompok kekuatan dan kelemahan dalam strategi pengembangan usaha ayam

arab petelur di Trias Farm yang berada di Bogor, Jawa Barat yang dilakukan oleh

responden.

Petunjuk Pengisian :

1. Berikan tanda (V) pada kolom kekuatan, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan usaha ayam arab petelur di peternakan Trias Farm.

2. Berikan tanda (V) pada kolom kelemahan, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam strategi pengembangan usaha ayam arab petelur di peternakan Trias Farm.

Page 137: data hlin9desu

121

No Faktor-Faktor Strategis Internal Kekuatan Kelemahan 1 Lokasi perusahaan yang strategis 2 Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efisien

sehingga menghemat waktu dan biaya

3 Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik, manajer, dan karyawan

4 Menghasilkan produk yang berkualitas baik 5 Peternakan Trias Farm menerapkan sistem

pencatatan data dan keuangan yang sudah baik

6 Peternakan Trias Farm memiliki tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman

7 Peternakan Trias Farm menggunakan labelisasi yang menarik

8 Produk telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan 9 Keterbatasan modal 10 Belum mampu memenuhi semua permintaan

konsumen

11 Pelaksanaan tugas karyawan belum terlaksana dengan baik

Nama : Pendidikan : Pengalaman :

1. Penilaian Bobot Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Petunjuk Pengisian

Penilaian bobot setiap variabel dengan menggunakan skala 1,2,3

Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K L Total A B C D E F G H I J K L Total

Keterangan:

Page 138: data hlin9desu

122

Peluang :

A. Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa Barat B. Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah ke sifat

alamiah (Back to Nature) C. Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli D. Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu adanya pemberian kredit dan

hibah, serta adanya kebijakan mencegah penyakit flu burung E. Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran F. Memasuki usaha ayam arab membutuhkan modal awal yang besar G. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan

Ancaman :

H. Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur di jawa Barat tidak mengalami perkembangan

I. Terjadinya kenaikan tingkat inflasi J. Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah di Indonesia K. Persaingan dengan perusahaan sejenis L. Kekuatan tawar-menawar pemasok terhadap perusahaan tinggi

1. Pemberian Peringkat terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang

dan Ancaman) 2.1 Pemberian Peringkat terhadap Peluang Perusahaan

Petunjuk Pengisian

a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam

meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (V) pada

pilihan Bapak.

b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:

Skala 1 : sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut kurang

Skala 2 : rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata

Skala 3 : tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas rata-rata

Skala4 : sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior.

Page 139: data hlin9desu

123

Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi peluang tersebut : No Peluang 1 2 3 4 1 Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa

Barat

2 Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah ke sifat alamiah (Back to Nature)

3 Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli

4 Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu adanya pemberian kredit dan hibah, serta adanya kebijakan mencegah menyakit flu burung

5 Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran

6 Memasuki usaha ayam arab membutuhkan modal awal yang besar

7 Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan

2.2 Pemberian Peringkat terhadap Ancaman Perusahaan

Petunjuk pengisian:

a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha

dalam mempengaruhi usaha dimasa yang datang dengan cara memberikan

tanda (V) pada pilihan Bapak.

Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:

Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang

Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi ancaman

tersebut:

No Ancaman 1 2 3 4 1 Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur

di Jawa Barat tidak mengalami perkembangan

2 Terjadinya kenaikan tingkat inflasi 3 Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah di

Indonesia

4 Persaingan dengan perusahaan sejenis 5 Kekuatan tawar-menawar pemasok terhadap

perusahaan tinggi

Page 140: data hlin9desu

124

PENENTUAN FAKTOR INTERNAL

1. Penilaian Bobot terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan

Petunjuk Pengisian Penilaian bobot setiap variabel dengan menggunakan skala 1,2,3

Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Catatan : cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten.

Faktor Internal

A B C D E F G H I J K Total

A B C D E F G H I J K Total

Keterangan:

Kekuatan :

A. Lokasi perusahaan yang strategis B. Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efesien sehingga menghemat

waktu dan biaya C. Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik, manajer, dan karyawan D. Menghasilkan produk yang berkualitas baik E. Menerapkan sistem pencacatan data keuangan dengan baik F. Memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman G. Menggunakan kemasan yang menarik H. Produk yang telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan Hewan dan telah di uji

di Laboratorium IPB

Page 141: data hlin9desu

125

Kelemahan:

I. Keterbatasan modal J. Belum mampu memenuhi permintaan konsumen K. Pelaksanaa tugas karyawan belum terlaksana dengan baik

2. Pemberian Peringkat terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan)

2.1 Pemberian Peringkat terhadap Kekuatan Perusahaan

Petunjuk Pengisian

a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha

dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara

memberikan tanda (V) pada pilihan Bapak.

b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan dibawah ini:

Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing Menurut Bapak, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut : No Kekuatan 1 2 3 4 1 Lokasi perusahaan yang strategis 2 Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efesien

sehingga menghemat waktu dan biaya

3 Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik, manajer, dan karyawan

4 Menghasilkan produk yang berkualitas baik 5 Peternakan Trias Farm menerapkan sistem pencatatan

data dan keuangan yang sudah baik

6 Peternakan Trias Farm memiliki tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman

7 Peternakan Trias Farm menggunakan kemasan yang menarik

8 Produk telah memiliki izin kesehatan dari Dinas kesehatan hewan dan telah di uji dalam laboratorium IPB

Page 142: data hlin9desu

126

2.2 Pemberian Peringkat terhadap Kelemahan Perusahaan

Petunjuk Pengisian:

a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha

dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara

memberikan kelemahan tanda (V) pada pilihan Bapak.

b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini:

Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing Menurut Bapak, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing yang memproduksi produk sejenis dalam hal ini faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut:

No Kelemahan 1 2 3 4 1 Keterbatasan modal 2 Belum mampu memenuhi semua permintaan

konsumen

3 Pelaksanaa tugas karyawan belum terlaksana dengan baik

Nama Responden : Pendidikan : Pengalaman :

Penentuan Alternatif Strategi dengan QSPM

Tujuan:

Untuk menunjukan kemenarikan relatif dan alternatif-alternatif yang dihasilkan

dari matriks SWOT, guna menetapkan strategi mana yang paling tepat untuk

dihasilkan terlebih dahulu oleh peternakan Trias Farm di Bogor, Jawa Barat.

Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT

1. Mempertahankan kualitas produk. 2. Mempertahankan loyalitas pelanggan. 3. Memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun

swasta. 4. Meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan. 5. Meningkatkan kapasitas produksi. 6. Pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang telah ada.

Page 143: data hlin9desu

127

7. Mengatur sistem manajemen produksi dengan baik. 8. Mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir.

Petunjuk Pengisian:

Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis berpengaruh pada alternatif strategi yang ada. Jika jawabannya “tidak” maka kolom AS tidak perlu diisi, jika jawabannya “ya” maka kolom AS diisi dengan: 4 = jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 3 = jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 2 = jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan dengan relatif terhadap alternatif lain. 1 = jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan dengan relatif terhadap alternatif lain.  

Page 144: data hlin9desu

128  

Lampiran 2. Matriks Pembobotan Faktor-Faktor Strategis Internal Responden 1 : Manajer Perusahaan

Keterangan Kekuatan : Kelemahan : A. Lokasi perusahaan yang strategis. I. Keterbatasan modal. B. Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efesien J. Belum mampu memenuhi permintaan konsumen

sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. K. Pelaksanaan tugas belum terlaksana dengan baik C. Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik dan karyawan. D. Menghasilkan produk yang berkualitas baik. E. Menerapkan sistem pencacatan data keuangan dengan baik. F. Memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman. G. Menggunakan kemasan yang menarik. H. Produk yang telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan Hewan

dan telah di uji di Laboratorium IPB.

Faktor Internal

A B C D E F G H I J K Total Bobot Rating Nilai Tertimbang

A 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 23 0,1045 4 0,418 B 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 0,0955 4 0,286 C 1 2 1 2 1 3 2 3 3 3 21 0,0955 3 0,287 D 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 27 0,1228 4 0,491 E 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 19 0,0863 3 0,258 F 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 25 0,1136 4 0,454 G 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 16 0,0727 3 0,218 H 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 19 0,0864 3 0,259 I 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 18 0,0818 2 0,164 J 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 14 0,0636 1 0,064 K 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 17 0,0773 2 0,155

Total 220 1 3,054

Page 145: data hlin9desu

129  

Responden 2 : Bagian Produksi

Keterangan

Kekuatan : Kelemahan : A. Lokasi perusahaan yang strategis. I. Keterbatasan modal. B. Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efesien J. Belum mampu memenuhi permintaan konsumen

sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. K. Pelaksanaan tugas belum terlaksana dengan baik C. Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik dan karyawan. D. Menghasilkan produk yang berkualitas baik. E. Menerapkan sistem pencacatan data keuangan dengan baik. F. Memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman. G. Menggunakan kemasan yang menarik. H. Produk yang telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan Hewan

dan telah di uji di Laboratorium IPB.

Faktor Internal

A B C D E F G H I J K Total Bobot Rating Nilai Tertimbang

A 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 25 0,1136 4 0,4544 B 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 24 0,1091 4 0,4364 C 1 1 1 2 2 3 3 2 3 3 21 0,0955 3 0,2865 D 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 26 0,1182 4 0,4728 E 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 24 0,1091 3 0,3273 F 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 23 0,1045 3 0,3135 G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 0,0500 3 0,1500 H 2 2 1 1 1 1 3 1 2 2 16 0,0727 3 0,2181 I 1 2 2 1 2 2 3 3 2 3 21 0,0955 2 0,1910 J 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 16 0,0727 2 0,0727 K 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 13 0,0591 2 0,1182

Total 220 1 3,0409

Page 146: data hlin9desu

130  

Responden 3 : Bagian Pemasaran

Keterangan

Kekuatan : Kelemahan : A. Lokasi perusahaan yang strategis. I. Keterbatasan modal. B. Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efesien J. Belum mampu memenuhi permintaan konsumen

sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. K. Pelaksanaan tugas belum terlaksana dengan baik C. Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik dan karyawan. D. Menghasilkan produk yang berkualitas baik. E. Menerapkan sistem pencacatan data keuangan dengan baik. F. Memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman. G. Menggunakan kemasan yang menarik. H. Produk yang telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan Hewan

dan telah di uji di Laboratorium IPB.

Faktor Internal

A B C D E F G H I J K Total Bobot Rating Nilai Tertimbang

A 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 26 0,1182 4 0,4728 B 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 21 0,0954 4 0,3816 C 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 16 0,0727 3 0,2181 D 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 26 0,1182 3 0,3546 E 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 19 0,0864 3 0,2592 F 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 24 0,1091 3 0,3273 G 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 15 0,0682 3 0,2046 H 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 15 0,0682 3 0,2046 I 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 22 0,1000 3 0,3000 J 2 2 2 1 1 1 3 3 1 2 18 0,0819 2 0,1638 K 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 18 0,0819 2 0,1638

Total 220 1 3.1136

Page 147: data hlin9desu

131  

Lampiran 3. Matriks Pembobotan Faktor-Faktor Strategis Eksternal Responden 1 : Manajer Perusahaan

Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K L Total Bobot Peringkat Nilai Tertimbang A 1 3 2 1 2 1 3 1 1 1 2 18 0,0687 2 0,1374 B 3 3 3 2 2 1 3 1 2 1 3 23 0,0878 3 0,2634 C 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 13 0,0496 1 0,0496 D 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 16 0,0611 2 0,1222 E 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 28 0,1068 3 0,3204 F 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 17 0,0649 2 0,1298 G 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 30 0,1145 3 0,3435 H 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 2 16 0,0611 4 0,2444 I 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 30 0,1145 2 0,1222 J 3 2 3 3 2 3 2 3 1 1 2 25 0,0954 3 0,2862 K 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 29 0,1107 3 0,3321 L 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 17 0,0649 3 0,1947

Total 262 1,000 2,5459 Keterangan :

Peluang : Ancaman :

A. Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa Barat H. Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur ayam buras B. Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah Jawa Barat tidak mengalami perkembangan

Ke sifat alamiah (Back to nature) I. Terjadinya kenaikan tingkat inflasi C. Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli J. Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah D. Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu pemberian kredit dan K. Persaingan dengan perusahaan sejenis

hibah, serta kebijakan mencegah penyakit flu burung L. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi E. Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran F. Memasuki usaha ayam arab petelur membutuhkan modal awal

yang besar G. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan

Page 148: data hlin9desu

132  

Responden 2 : Pesaing Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K L Total Bobot Peringkat Nilai Tertimbang

A 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 15 0,0568 2 0,1136 B 3 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 17 0,0644 3 0,1932 C 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 14 0,0530 1 0,0530 D 2 3 2 1 2 1 2 1 2 1 2 19 0,0720 2 0,1440 E 3 2 3 3 3 1 3 1 1 1 3 24 0,0909 3 0,2727 F 2 3 3 2 1 1 2 1 1 1 2 19 0,0720 2 0,1440 G 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 31 0,1174 3 0,3522 H 3 2 3 2 1 2 1 1 2 1 2 20 0,0758 4 0,3032 I 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 29 0,1098 2 0,2196 J 3 3 3 2 3 3 1 2 1 1 1 23 0,0871 3 0,2613 K 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 31 0,1174 3 0,3522 L 3 2 3 2 1 2 1 2 2 3 1 22 0,0833 3 0,2499

Total 264 1,000 2,6580 Keterangan :

Peluang : Ancaman :

A. Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa Barat H. Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur ayam buras B. Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah Jawa Barat tidak mengalami perkembangan

Ke sifat alamiah (Back to nature) I. Terjadinya kenaikan tingkat inflasi C. Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli J. Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah D. Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu pemberian kredit dan K. Persaingan dengan perusahaan sejenis

hibah, serta kebijakan mencegah penyakit flu burung L. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi E. Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran F. Memasuki usaha ayam arab petelur membutuhkan modal awal

yang besar G. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan

Page 149: data hlin9desu

133  

Responden 3 : Ketua Himpuli dan Kepraks Faktor Eksternal A B C D E F G H I J K L Total Bobot Peringkat Nilai Tertimbang

A 1 1 2 2 2 1 3 1 1 2 1 18 0,0679 2 0,1358 B 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 3 28 0,1057 3 0,3171 C 3 2 2 3 2 1 3 2 1 2 2 23 0,0868 3 0,2604 D 2 2 2 2 3 1 3 1 1 1 2 20 0,0754 2 0,1508 E 2 1 1 2 3 1 3 2 2 2 2 21 0,0792 3 0,2376 F 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 15 0,0566 2 0,1132 G 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 30 0,1132 3 0,3396 H 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 13 0,0490 4 0,1960 I 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 26 0,0981 2 0,1962 J 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 3 27 0,1019 2 0,2038 K 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 3 25 0,0943 2 0,1886 L 3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 19 0,0717 3 0,2151

Total 265 1 2,5554 Keterangan :

Peluang : Ancaman :

A. Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa Barat H. Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur ayam buras B. Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah Jawa Barat tidak mengalami perkembangan

Ke sifat alamiah (Back to nature) I. Terjadinya kenaikan tingkat inflasi C. Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli J. Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah D. Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu pemberian kredit dan K. Persaingan dengan perusahaan sejenis

hibah, serta kebijakan mencegah penyakit flu burung L. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi E. Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran F. Memasuki usaha ayam arab petelur membutuhkan modal awal

yang besar G. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan

Page 150: data hlin9desu

134  

Lampiran 4. Matriks IFE (Pembobotan Rata-Rata Lingkungan Internal)

Ket Bobot Rataan Rating Rataan Skor (Bobot xRating) Responden

1 Responden

2 Responden

3 Responden

1 Responden

2 Responden

3 A 0,1045 0,1136 0,1136 0,1105 4 4 4 4 0,4422 B 0,0955 0,1091 0,1091 0,1045 3 4 4 3,66 0,3834 C 0,0955 0,0955 0,0955 0,0955 3 3 3 3 0,2865 D 0,1228 0,1182 0,1182 0,1197 4 4 4 4 0,4789 E 0,0863 0,1091 0,1091 0,1015 3 3 3 3 0,3045 F 0,1136 0,1045 0.1045 0,1075 4 3 3 3,33 0,3584 G 0,0727 0,0500 0,0500 0,0575 3 3 3 3 0,1727 H 0,0864 0,0727 0,0727 0,0772 3 3 3 3 0,2318 I 0,0818 0,0955 0,0955 0,0909 2 2 2 2 0,1818 J 0,0636 0,0727 0,0727 0,0696 1 1 2 1,33 0,0928 K 0,0773 0,0591 0,0591 0,0651 2 2 2 2 0,1303

Total 3,0636 Kekuatan : Kelemahan : A. Lokasi perusahaan yang strategis. I. Keterbatasan modal. B. Perusahaan memiliki saluran distribusi yang efesien J. Belum mampu memenuhi permintaan konsumen

sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. K. Pelaksanaan tugas belum terlaksana dengan baik C. Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik dan karyawan. D. Menghasilkan produk yang berkualitas baik. E. Menerapkan sistem pencacatan data keuangan dengan baik. F. Memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman. G. Menggunakan kemasan yang menarik. H. Produk yang telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan Hewan

dan telah di uji di Laboratorium IPB.

Page 151: data hlin9desu

135  

Lampiran 5. Matriks EFE (Pembobotan Rata-Rata Lingkungan Eksternal) Ket Bobot Rataan Rating Rataan Skor

(Bobot xRating) Responden 1

Responden 2

Responden 3

Responden 1

Responden 2

Responden 3

A 0,0687 0,0568 0,0679 0,0645 2 2 2 2 0,1290 B 0,0878 0,0644 0,1057 0,0859 3 3 3 3 0,2577 C 0,0496 0,0530 0,0868 0,0631 1 1 3 1,67 0,1054 D 0,0611 0,0720 0,0754 0,0695 2 2 2 2 0,1390 E 0,1068 0,0909 0,0792 0,0923 3 3 3 3 0,2769 F 0,0649 0,0720 0,0566 0,0645 2 2 2 2 0,1290 G 0,1145 0,1174 0,1132 0,1150 3 3 3 3 0,3450 H 0,0611 0,0758 0,0490 0,0620 4 4 4 4 0,2480 I 0,1145 0,1098 0,0981 0,1075 2 2 2 2 0,2150 J 0,0954 0,0871 0,1019 0,0948 3 3 2 2,67 0,2531 K 0,1107 0,1174 0,0943 0,1075 3 3 2 2,67 0,2870 L 0,0649 0,0833 0,0717 0,0733 3 3 3 3 0,2199

Total 2,5860 Keterangan : Peluang : Ancaman: A. Meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya Jawa Barat H. Daya beli yang rendah menyebabkan konsumsi telur ayam buras B. Kesadaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengarah Jawa Barat tidak mengalami perkembangan

Ke sifat alamiah (Back to nature) I. Terjadinya kenaikan tingkat inflasi C. Pembinaan dan pelatihan tentang usaha ayam buras oleh Himpuli J. Merebaknya penyakit flu burung di beberapa daerah D. Kebijakan pemerintah yang mendukung yaitu pemberian kredit dan K. Persaingan dengan perusahaan sejenis

hibah, serta kebijakan mencegah penyakit flu burung L. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi E. Perkembangan kemajuan dalam teknologi produksi dan pemasaran F. Memasuki usaha ayam arab petelur membutuhkan modal awal

yang besar G. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap perusahaan

Page 152: data hlin9desu

136  

Lampiran 6. Matriks QSP Responden 1

Keterangan Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan A 0.112 3 0.336 2 0.224 3 0.336 3 0.336 3 0.336 2 0.224 4 0.448 3 0.336 Kekuatan B 0.100 3 0.300 3 0.300 2 0.200 3 0.300 3 0.300 3 0.300 2 0.200 4 0.400 Kekuatan C 0.087 2 0.176 1 0.087 2 0.175 2 0.175 2 0.175 3 0.263 3 0.263 2 0.175 Kekuatan D 0.119 4 0.479 3 0.359 4 0.478 2 0.239 4 0.478 3 0.359 4 0.478 3 0.359 Kekuatan E 0.093 1 0.094 1 0.093 3 0.281 2 0.187 2 0.187 1 0.090 2 0.187 2 0.187 Kekuatan F 0.109 4 0.436 3 0.320 2 0.218 1 0.109 4 0.436 4 0.430 4 0.436 2 0.218 Kekuatan G 0.063 3 0.191 3 0.190 2 0.127 1 0.063 3 0.190 3 0.190 2 0.127 3 0.190 Kekuatan H 0.075 3 0.227 3 0.227 2 0.151 1 0.075 2 0.151 3 0.227 2 0.151 3 0.227 Kelemahan I 0.092 2 0.185 3 0.277 4 0.369 1 0.092 2 0.184 2 0.184 3 0.277 4 0.369Kelemahan J 0.072 3 0.218 3 0.218 4 0.290 2 0.145 3 0.218 3 0.218 4 0.290 4 0.290 Kelemahan K 0.072 2 0.146 1 0.072 1 0.072 4 0.291 1 0.072 3 0.218 1 0.072 2 0.145 Peluang A 0.064 3 0.194 3 0.193 3 0.193 2 0.129 3 0.193 3 0.193 2 0.129 2 0.129 Peluang B 0.085 3 0.258 2 0.171 2 0.171 2 0.171 3 0.257 3 0.257 2 0.171 2 0.171 Peluang C 0.063 2 0.126 1 0.063 1 0.063 1 0.063 1 0.063 2 0.126 1 0.063 1 0.063 Peluang D 0.069 3 0.209 2 0.139 4 0.278 2 0.139 3 0.208 3 0.208 2 0.139 4 0.278 Peluang E 0.092 2 0.185 3 0.276 3 0.276 2 0.184 3 0.276 3 0.270 3 0.276 3 0.276 Peluang F 0.064 4 0.258 3 0.193 3 0.193 2 0.129 3 0.193 3 0.193 3 0.193 3 0.193 Peluang G 0.115 3 0.345 4 0.460 2 0.230 2 0.230 4 0.460 3 0.345 3 0.345 3 0.345 Ancaman H 0.062 3 0.186 3 0.186 2 0.124 3 0.186 2 0.124 2 0.124 2 0.124 2 0.124 Ancaman I 0.107 3 0.323 3 0.322 3 0.322 2 0.215 3 0.322 2 0.215 3 0.322 4 0.430 Ancaman J 0.094 1 0.095 2 0.189 1 0.094 2 0.189 2 0.189 1 0.094 2 0.189 2 0.189 Ancaman K 0.107 4 0.430 4 0.430 3 0.322 2 0.215 3 0.322 4 0.430 4 0.430 4 0.430 Ancaman L 0.073 3 0.220 3 0.219 4 0.293 2 0.146 3 0.219 2 0.146 2 0.146 4 0.293 Total 1.999 5.614 5.224 5.266 4.015 5.564 5.328 5.465 5.825

Page 153: data hlin9desu

137  

Responden 2

Keterangan Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan A 0.112 4 0.448 3 0.336 4 0.448 2 0.224 4 0.448 2 0.224 3 0.336 3 0.336 Kekuatan B 0.100 3 0.300 3 0.300 3 0.300 2 0.200 3 0.300 3 0.300 2 0.200 3 0.300 Kekuatan C 0.087 2 0.176 2 0.175 2 0.175 3 0.263 3 0.263 3 0.263 2 0.175 2 0.175 Kekuatan D 0.119 4 0.479 4 0.478 3 0.359 3 0.359 4 0.478 3 0.359 4 0.478 3 0.359 Kekuatan E 0.093 2 0.188 2 0.187 3 0.281 2 0.187 2 0.187 1 0.093 2 0.187 2 0.187Kekuatan F 0.109 4 0.436 4 0.43 3 0.327 3 0.327 4 0.436 3 0.327 3 0.327 2 0.218 Kekuatan G 0.063 3 0.191 3 0.190 3 0.190 2 0.127 3 0.190 3 0.190 2 0.127 3 0.190 Kekuatan H 0.075 3 0.227 3 0.227 3 0.227 2 0.151 3 0.227 3 0.227 2 0.151 3 0.227 Kelemahan I 0.092 2 0.185 4 0.369 4 0.369 2 0.184 2 0.184 2 0.184 3 0.277 4 0.369 Kelemahan J 0.072 3 0.218 3 0.218 4 0.290 3 0.218 4 0.290 3 0.218 4 0.290 4 0.290 Kelemahan K 0.072 2 0.146 2 0.145 2 0.145 4 0.291 2 0.145 3 0.218 2 0.145 1 0.072 Peluang A 0.064 3 0.194 3 0.193 3 0.193 2 0.129 3 0.193 3 0.193 3 0.193 2 0.129 Peluang B 0.0859 3 0.258 2 0.171 3 0.257 2 0.171 3 0.257 3 0.257 3 0.257 2 0.171 Peluang C 0.063 2 0.126 1 0.063 2 0.126 1 0.063 2 0.126 2 0.126 1 0.063 1 0.063 Peluang D 0.069 3 0.209 3 0.200 4 0.278 2 0.139 3 0.208 3 0.208 2 0.139 4 0.278 Peluang E 0.092 3 0.277 3 0.276 3 0.276 2 0.184 3 0.276 3 0.276 4 0.369 3 0.276 Peluang F 0.064 2 0.129 3 0.193 3 0.193 2 0.129 2 0.129 3 0.193 3 0.193 2 0.129 Peluang G 0.115 3 0.345 4 0.460 3 0.345 3 0.345 2 0.230 3 0.345 4 0.460 3 0.345 Ancaman H 0.062 4 0.248 4 0.248 2 0.124 2 0.124 1 0.062 2 0.124 4 0.248 2 0.124 Ancaman I 0.107 3 0.323 3 0.322 4 0.430 3 0.322 3 0.322 2 0.215 3 0.322 3 0.322 Ancaman J 0.094 2 0.190 2 0.189 2 0.189 1 0.094 1 0.094 1 0.094 2 0.189 2 0.189 Ancaman K 0.107 4 0.430 3 0.322 4 0.430 3 0.322 2 0.215 4 0.430 3 0.322 4 0.430 Ancaman L 0.073 3 0.220 3 0.219 3 0.219 3 0.219 2 0.146 2 0.146 3 0.219 4 0.293Total 1.999 5.940 5.936 6.180 4.779 5.416 5.219 5.676 5.480

Page 154: data hlin9desu

138  

Alternatif strategi :

1. Meningkatkan kualitas produk.

2. Mempertahankan loyalitas pelanggan.

3. Memperkuat modal dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta.

4. Meningkatkan SDM melalui pendidikan dan pelatihan.

5. Meningkatkan kapasitas produksi.

6. Pengembangan produk dengan melakukan modifikasi produk yang telah ada.

7. Mengatur sistem manajemen produksi dengan baik.

8. Mempererat kerjasama dengan subsistem hulu dan hilir.

Page 155: data hlin9desu

139  

Lampiran 7. Contoh Produk Telur yang Dihasilkan oleh Peternakan Trias Farm

Telur Ayam Arab di Peternakan Trias Farm

Telur Ayam Arab di peternakan Trias Farm

Telur Ayam Kampung

Page 156: data hlin9desu

140  

Lampiran 8. Tahapan dalam Proses Produksi DOC di Peternakan Trias Farm

Tahap Bumigasi Telur Timbangan Telur

Mesin Tetas Telur yang disortasi

Mesin Tetas Telur Tetas

Page 157: data hlin9desu

141  

Lampiran 9. Proses Produksi Telur Ayam Arab di Peternakan Trias Farm

Ayam berumur 1-21hari

Ayam berumur 21- 120 hari

Ayam berumur 4-20 bulan