data gigi

Upload: dna765mb

Post on 10-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

data gigi

TRANSCRIPT

Microsoft Word - Bab II.doc

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Perilaku1. DefinisiPerilaku dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).2. Karakteristik perilakuKarakteristik perilaku menurut Purwanto (1999) dibedakan menjadi 2 yaitu perilaku tertutup (covert behavior) dan perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau metode tertentu misalnya berpikir, berkhayal, sedih, bermimipi, dan takut. Sedangkan perilaku terbuka (overt behavior) adalah perilaku yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat bantu misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya kepuskesmas untuk diimunisasi.Karakteristik perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance), perilaku perencanaan dan penggunaan system atau fasilitas, dan perilaku kesehatan lingkungan. Perilaku pemeliharaa kesehatan adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit oleh karena sebab itu perilaku pemeliharaan kesehataan initerdiri dari 3 aspek yaitu perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan5penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit, perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat, dan perilaku gizi (makanan) dan minuman.Perilaku perencanaan dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Sedangkan perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya.a. Domain perilakuMeskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau factor- faktor lain dari orang yang bersangkutan, factor-faktoryang membedakan respon terhadap stimulus yang

berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi 2 macam yakni:1) Determinan atau factor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.2) Determinan atau faktor eksternal yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktifitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagagai factor, baik faktor internal maupun eksternal.Bloom (1908) sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (2003)seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itukedalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.b. Macam perilaku manusiaPerilaku manusia menurut Purwanto (1999) terdapat banyak macamnya yaitu:1) Perilaku refleksAdalah perilaku yang dilakukan manusia secara otomatik contohnya : mengecilkan kelopak mata2) Perilaku refleks bersyaratAdalah merupakan perilaku yang muncul karena adanya perangsang tertentu3) Perilaku yang mempunyai tujuanDisebut juga perilaku naluric. Hubungan perilaku dan kebiasaanKeluarga mencerminkan pengaruh norma yang terdapat dalam lingkungan sosiokultural yang lebih luas. Norma itu menjadi kebiasaan dari tiap individu belajar sesuai dengan cara-cara dan norma lingkungan seperti melalui proses meniru dan sistem ganjaran dan hukuman. Proses meniru terjadi bila anak melihat dan mengikuti apa yang dilaksanakan oleh orangtuanya. Kebiasaan muncul didasarkan pada norma-norma yang ada didalam masyarakat. Norma sosial merupakan kebiasaan yang lazim dipergunakan oleh setiap anggota kelompok untuk berperilaku.d. Usaha memperbaiki perilaku negatifUsaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi perilaku negatip seseorang terutama bagi yang masih anak-anak dapat dilakukan dengan :1) Peningkatan peranan keluarga terhadap perkembangan dari kecil hingga dewasa.2) Peningkatan status sosial ekonomi keluarga.3) Menjaga keutuhan keluarga4) Mempertahankan sikap dan kebiasaan orang tua sesuai dengan norma yang disepakati.5) Pendidikan keluarga yang disesuaikan dengan status anak : anak tunggal, anak tiri, dll.B. Perilaku Mengkonsumsi Makanan Manis dan Menggosok Gigi diKalangan Anak1. Perilaku mengkonsumsi makanan manis.Di usia 4 tahunan anak mulai mengembangkan kebiasaan makannya sebagai konsumen aktif. Ia bisa memilih sendiri makanan yang ingin dimakannya dan tidak lagi sebagai konsumen pasif yang sepenuhnya bergantung pada orang dewasa disekitarnya. Di kurun waktu inilah orangtua memiliki peran penting untuk mengarahkan anaknya. Orang tua merupakan modal utama bagi anak (Sutanto, 2009).Budaya makan telah mengalami perubahan. Makanan siap saji menjadi sangat populer bagi orang-orang dari semua usia terutama anak- anak. Anak yang menonton televisi berjam-jam mudah terpengaruh oleh acara-acara komersial yang menawarkan berbagai produk makanan termasuk makanan manis seperti berbagai macam merk coklat, permen dan manisan (Srigupta, 2004).Produsen secara langsung atau tidak berpengaruh mendorong perilaku komsumtif dikalangan anak-anak agar produknya digemari dan banyak terjual. Pengaruh-pengaruh tersebut disadari atau tidak sudah ada disekitar anak-anak. Pengaruh tersebut berasal dari berbagai hal yaitu keluarga, pergaulan teman sekolah, teman bermain dan lingkungan tetangga ataupun promosi dan iklan (Sugiyantoro, 2009).Perilaku anak dalam mengkonsumsi makanan manis dipengaruhi oleh pengetahuan tentang makanan jajanan manis anak, pilihan jajanan anak, kebiasaan jajan anak, pemanfaatan uang untuk jajan, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi manis jajan anak yaitu orang tua dan keluarga, teman, lingkungan, media, tempat jajan, dan pedagang. Untuk itu bagi orang tua dan guru perlu memberikan keteladanan, pendampingan, pemantauan dan

tindakan yang nyata kepada anak.Berdasarkan penelitian yang dilakukan diSurakarta jenis makanan yang disukai anak pra sekolah adalah makanan yang berwarna mencolok, rasanya manis, dikemas menarik dan terdapat hadiah didalamya (Sugiyantoro, 2009).Anak usia pra sekolah biasanya sudah membawa bekal makanan untuk dibawa ke kelompok bermainnya. Untuk mengurangi ketergantungan pada makanan yang manis, sebaiknya jangan bekali anak dengan setangkap roti manis, brownies atau camilan apapun yang mengandung gula cukup tinggi (Sutanto, 2009).Kebiasaan makanan yang salah juga mempengaruhi susunan gigi. Coklat sering dipilih dan dianggap sebagai makanan yang menyebabkan pembentukan lubang gigi. Gula dibagi atas gula monosakarida (glukosa, fluktosa, dan galaktosa) glukosa ini bisa didapatkan dari buah-buahan, sayuran dan madu. Fluktosa bisa didapatkan dari buah-buahan dan madu sedangkan sukrosa ini adalah berasal dari gula pasir dan pemanis (untuk coklat, pemen, kue, dll) dari seluruh jenis gula sukrosa yang paling berbahaya. Sukrosa ini adalah golongan glukosa yang paling cepat diubah menjadi asam oleh mikroba mulut (Erri, 2009).Jenis makanan yang mengandung glukosa atau manis sangat berbahaya bagi kesehatan gigi anak. Umumnya sisa makanan dan susu juga sering lama mengendap berada didalam mulut sampai tanpa sempat terbersihkan selain itu anak-anak sering mengalami kesulitan dalammenyikat gigi. Karena itu dibutuhkan kesabaran dan perhatian orang tua dalam menyikapi hal ini, mengingat pentingnya pertahanan gigi susu sampai masanya ia harus tanggal (Pratiwi, 2009).2. Perilaku menggosok gigi di kalangan anakGigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang lainnya. Struktur berlapis-lapis mulai dari email yang amat keras dentin didalam pulpa yang berisi pembuluh darah pembuluh saraf dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh parawatan semestinya (Sarah, 2009).Salah satu cara untuk menjaga kesehatan Gigi adalah dengan menggosok gigi. Dengan menggosok, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain itu dapat menghindari terbenturnya lubang-lubang gigi dan penyakit gigi dan gusi (Soebroto, 2009).Pada anak prasekolah biasanya menggosok gigi tidak dilakukan dengan efisien. Dalam mengajar anak untuk menggosok gigi-gigi mereka, tujuannya haruslah memberi intruksi dan mendorong semangat mereka untuk mengeluarkan semua debris dan plak dari semua permukaan gigi yang dapat dijangkau. Tidak mudah untuk menguasai teknik menggosok gigi dan sejumlah anak tidak mempunyai ketrampilan untuk itu. Khususnya terjadi pada anak kecil dibawah 6 tahun (Andlaw & Rock,1992).Hal ini harus dilatih sejak dini, namun jika anak belum bisa menggosok giginya dengan baik, maka orangtua harus membantunya untuk menggosok giginya dengan menggunakan sikat gigi yang berbulu lembut dan pasta giginya yang mengandung fluoride sebanyak ukuran kacang polong sampai selesai secara sempurna (Ratih, 2008).Dengan melihat efisiensi waktu dan saat makannya serta hasilnya, frekwensi sikat gigi yang baik bagi anak adalah dua kali sehari. Waktuyang baik yaitu pagi hari sesudah makan dan malam sebelum tidur malam. Teknik menyikat gigi hendaklah yang sederhana dan mudah dimengerti (Suwelo, 1992).C. Karies Gigi1. DefinisiKaries gigi adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi, hingga menjalar kedentin (tulang gigi) struktur email sangat menentukan proses terjadinya karies (Soebroto, 2009).Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutan email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobal dari substrat (medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan dengan timbulnya distruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang) (Schuurs, Moorer, Anderson, Velzen, & Visser, 1992).Karies gigi disebabkan oleh bakteri streptococcus mutans dan lactobacili bakteri spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi (Pratiwi, 2009).2. Proses terjadinya karies gigiProses terjadinya karies gigi menurut Srigupta (2004) adalah sebagai berikut:a. Berbagai bakteri yang ada dalam mulut membentuk asam, dari gula yang terkandung dalam makanan, yang melekat pada permukaan gigi (plak)b. Asam ini dilarutkan email pelapis gigi berwarna putih, yang menghancurkan susunan gigi. Proses ini dikenal dengan karies gigi dan menyebabkan gigi berlubangc. Lebih jauh lagi asam tersebut menyebabkan penetrasi karies dari email ke gigi bagian dalam dibawah gigi kepala.3. letak kariesAda empat daerah yang sering terkena karies gigi yaitu:a. Permukaan email berfisurFisur sering menjadi karies dalam beberapa waktu setelah erupsi. Fisur merupakan saran plak yang baik dan akan susah membuang plak itu dari tempat ini (Pitford, 1993).b. Permukaan email halusTerjadi pada permukaan yang telah dilekati plak yang luas beberapa waktu lamanya.c. Permukaan akarBanyak terjadi pada orang tua yang ginggilovanya telah mengalami resesi dan dapat terjadi pada akar gigi yang emailnya tidak terkena karies.d. Sekitar tumpatan4. Kecepatan proses kariesAkumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam dua sampai tiga minggu menyebabkan terjadinya bercak putih. Waktu terjadinya bercak putih menjadi kavitasi tergantung pada umur, pada anak-anak satu setengah tahun, dengan kisaran 6 bulan ke atas dan ke bawah. Pada anak-anak, kemunduran berjalan lebih cepat dibanding orang tua, hal ini menurut Schuurs et.al. (1992) disebabkan :a. Email gigi yang baru erupsi lebih mudah diserang selama belum selesai marturasi setelah erupsi yang berlangsung terutama satu tahun setelah erupsi.b. Remineralisasi yang tidak memadai bagi anak bukan karena perubahan fisiologis tetapi sebagai akibat pola makanannya.c. Lebar tumbuh pada anak anak mungkin menyokong terjadinya sklerotisasi yang tidak memadaid. Diet yang buruk5. Tipe karies pada anakAda dua tipe karies yang sering dijumpai pada anak-anak menurutSigar (2001), yaitu :a. Nursing bottle cariesTerjadi pada anak yang kebiasaan menghisap dot botol berisi susu atau cairan manis lainnya, terutama pada saat ia berbaring hinggs tertidur.b. Rampat kariesKaries ini muncul tiba-tiba, menyebar dan berkembang dengan cepat melubangi gigi hingga ruang saraf terbuka.6. Bentuk-bentuk Karies GigiMenurut Tarigan (1992) bentuk-bentuk karies gigi dibagi menjadi :a. Berdasarkan cara meluasnya karies gigi1) Penetrierende karies gigiKaries gigi yg keluar dari email ke dentin dalam bentuk kerucut.2) Untermirende kariesKaries yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas ke arah samping.b. Berdasarkan stadium karies1) Karies SuperfikiliesKaries baru enamel saja,sedang dentin belum terkena.2) Karies MeditiKaries sudah mengenai dentin,tapi belum melebihi setengah dentin.3) Karies ProfundaKaries sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang sudah nengenai pulpa.Karies Profunda dibagi atas 3 stadium :a) Karies Profunda stadium Ikaries telah melewati setengah dentin,biasanya radang pulpa belum dijumpai.b) Karies Profunda stadium IImasih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa.c) Karies Profunda stadium IIIpulpa telah dibuka, dijumpai bermacam-macam radang pulpa.7. Penegakkan Diagnosis Karies GigiKaries dapat diidentifikasi sebagai bercak putih dan coklat serta kavitas pada permukaan bukal dan lingual dapat dilihat jelas denga mata telanjang atau lewat kaca mulut (Schuurs et.al., 1992).Menurut Pitford (1993) diagnosa karies gigi dapat ditegakkan dengan dua cara :a. Pemeriksaan Subyektifyaitu dengan melakukan anomnesa pada pasien.b. Pemeriksaan Obyektifyaitu dengan cara klinik,yaitu terbagi atas :1) Pemeriksaan Visual LangsungSetelah gigi dibersihkan dan dikeringkan dari plak,dapat dilihat tanda karies antara lain :a. bercak putih diemailb. hilangnya kontur permukaan gigic. dentin karies biasanya berwarna kuning atau coklat2) TransluminasiJika gigi disinari, lesi karies akan terlihat sebagai bayangan hitam.3) Penggunaan SondeSonde dapat digunakan untuk menelusuri permukaan gigi dan mendeteksi pit dan flour yang melunak karena karies.4) Pemakaian Benang GigiBenang gigi dapat dilewatkan diantara permukaan Proksimal dan jika benang gigi menjadi rusak ini menandakan adanya tepi email yang kasar dari suatu kavitas karies.5) RadiografiSinar X akan diserap oleh jaringan keras, sehingga jika sinar X diarahkan ke gigi akan terbentuk suatu gambaran pada film yang ditempatkan di belakangnya.D. Faktor yang Berhubungan dengan KariesFaktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi adalah :1. Faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies antara lain :a. Adanya mikroorganisme streptococcus mutans atau kuman yang mengeluarkan toxin yg tidak dapat dilihat oleh mata biasa. Streptococcus berperan dalam proses awal karies yaitu lebih dulu masuk lapisan luar email. Selanjutnya lactobacilus mengambil alih peranan pada karies yang lebih merusak gigi. Mikroorganisme menempel di gigi bersama plak. Plak terdiri dari mikroorganisme dan bahan antar sel. Plak akan tumbuh bila ada karbohidrat (Suwelo, 1992).b. Terdapatnya sisa-sisa makanan yang terselip pada gigi dan gusi terutama makanan yang mengandung karbohidrat dan makanan yang lengket seperti permen, coklat, biskuit, dan lain-lain.c. Permukaan gigi dan bentuk gigi.Komposisi gigi sulung terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan di bawah email. Permukaan email lebih banyak mengandung mineral dan bahan organik dengan air yang relatif lebih sedikit. Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies (Suwelo, 1992).Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resisten gigi terhadap karies. Morfologi gigi sulung dapat ditinjau dari 2 permukaan untuk membersihkan sendiri (self cleaning), yaitu :1) Permukaan OklusalPermukaan Oklusal gigi tetapmemiliki Fisune (lekukan) yang bermacam-macam dengan kedalaman beragam. Lekukan gigi sulung yang dalam lebih mudah terkena karies gigi (Suwelo, 1992).2) Permukaan HalusPermukaan fasilat dan permukaan lingual gigi sulung mempunyai bentuk khas yang berbeda dengan gigi tetap. Permukaan tersebut di daerah tengah panjang gigi lebih menonjol dan daerah servikal relatif lebih masuk ke dalam. Hal demikian memudahkan terjadinya deposisi makanan di daerah itu yang sulit dibersihkan.Gigi geligi berjejal (maloklusi) dan saling tumpang tindih (over lapping) akan mendukung terjadinya karies, karena daerah tersebut sulit di bersihkan. Karena anak yang mengalami maloklusi memiliki gigi atau rahang yg tidak teratur (Karel, 2005).d. Derajat Keasaman SalivaSaliva berperan dalam menjaga gigi. Karena Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies, ini terbukti pada penderita xerostomia (produksi ludah yang kurang) dimana akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu singkat (Suwelo,1992).Saliva berfungsi sebagai pelicin, pelindung, penyangga, pembersih, pelarut dan anti bakteri. Saliva memegang peranan lain yaitu dalam proses terbentuknya plak gigi,saliva juga merupakan media yang baik untuk kehidupan mikro organisme tertentu yang berhubungan dengan karies gigi (Suwelo, 1992).Pit Saliva normal, sedikit asam yaitu 6,5. Secara mekanis saliva berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang di kunyah. Enzim-enzim mucine,zidine dan lysozyme yang terdapat dalam saliva,mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat membuat bkteri mulut menjadi berbahaya (Tarigan, 1992).e. Kebersihan mulutKebersihan mulut yang buruk akan mengakibatkan prosentase karies lebih tinggi (Tarigan, 1992). Untuk mengukur indeks status kebersihan mulut digunakan Oral Hygiene Index Simplifed (OHI-S) dari Green dan Vermilon. Indeks ini merupakan gabungan yang menentukan skor debris dan deposit kalkulus untuk permukaan gigi yang terpilih saja. Debris rongga mulut dan kalkulus dapat diberi skor secara terpisah.Skor debris rongga mulut dibedakan atas skor 0 = Tidak ada debris sama, skor 1 = Debris ada disepertiga servikal permukaan gigi, skor 2 = Debris sampai mencapai daerah pertengahan oklusal, dan skor 3 = Debris sampai mencapai daerah sepertiga oklusal (Suwelo, 1991)f.Plak

Plak merupakan lapisan lunak yang tidak berwarna,melekatdengan erat pada permukaan gigi,tambalan atau karang gigi. Plak ini berisikan air, bakteri, lekosit, bahan kimia yang berasal dari ludah dan sisa-sisa makanan (Ircham, M., Ediati, S., & Sidarto, S., 1993).g. Frekuensi makan makanan manisFrekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya dari pada saat waktu makan utama (Suwelo, 1992).Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan yang bersifat membersihkan gigi merupakan gosok gigi alami dan akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini antara lain apel, jambu air, bengkuang, sayur- sayuran, dan lain sebagainya. Sebaliknya makanan lunak dan lengket seperti coklat, permen, biskuit, dan lainnya akan mudah merusak gigi (Tarigan, 1992).h. Frekuensi menggosok gigiMenggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Hal- hal yang harus di perhatikan untuk menggosok gigi adalah :1) Bulu Sikat gigiAda 2 macam bulu yang digunakan untuk sikat gigi, yaitu bulu asli rambut hewan dan bahan sintesis seperti nilon. Tetapi kini,sikat gigi umumnya dibuat dengan bahan sintetik. Bahan sintetik lebih unggul dalam keseragaman ukuran, elastisitas, daya tahan terhadap kepatahan dan dorongan air. Dalam hal ini, bulu sikat yang lembut telah dianjurkanpemakaiannya karena fleksibel dan efektif membersihkan lekukan dan daerah yang sulit terjangkau (Pratiwi, 2009).2) Sikat gigiSikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan. Banyak jenis dan ragam sikat gigi yang di jual di pasaran, dari yang manual maupun yang elektrik. Sikat gigi tersebut dianjurkan bagi orang lanjut usia, anak-anak, keterbelakangan mental, cacat fisik dan seseorang yang menggunakan alat gigi (Srigupta,2004). Namun penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar sikat gigi elektrik tidak lebih efektif dari pada yang manual (Pratiwi, 2009).Dalam memilih sikat gigi yang tepat sebaiknya dan yang terpenting adalah bulu sikat dan lebar kepala sikat supaya dapat menjangkau daerah-daerah gigi bagian belakang. Kepala sikat cukup kecil sehingga dapat di gunakan dengan baik dalam rongga mulut. Bagi orang dewasa,panjang kepala sikat 2,5cm sedangkan anak 1,5cm. panjang bulu sikat hendaknya sama. Tekstur pun hendaknya memungkinkan digunakan dengan efektif, tanpa merusak jaringan. Gagang sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat di pegang kuat dan di kontrol dengan baik (Soebroto, 2009).3) Pasta gigiPasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi. Pilih pasta gigi yang mengandung flouride yang dapat berfungsi untuk menjaga gigi agar tidak berlubang.4) Metode menggosok gigia) ScrubMemperkenalkan cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat gigi secara horisontal. Ujung bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi, kemudiandigerakkan maju dan mundur berulang-ulang.b) Roll

Memperkenalkan cara menyikat gigi dengangerakan memutar mulai dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi denganposisi paralel dengan sumbu tegaknya gigi.c) Bass

Meletakkan bulu sikatnya pada area batas gusi dangigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi. Sikat gigi di gerakkan di tempat tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat.d) StillmanMengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang. Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar, bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbutegak gigi seperti pada metode bass.e) Fones

Metode gerakan sikat secara horisontal, sementaragigi ditahan pada posisi mengigit dan okulasi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah.f) CharterMeletakan bulu sikat menekan gigi dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah / oklusal gigi. Arahkan 45 derajat pada leher gigi. Tekan pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal10 kali pada tiap-tiap area didalam mulut.g) Flossing (benang gigi)Melingkarkan benang gigi di sekeliling gigi berbentuk huruf C dan menggeserkannya pada permukaan gigi dari arah garis gusi keluar sampai tiga kali per gigi ulang pada gigi sebelahnya (Pratiwi, 2009).h) Hal penting dalam menggosok gigiMenurut Soebroto (2009) waktu gosok gigi yang benar adalah menyikat gigi sebelum tidur sangat dianjurkan, hal ini di karenakan pada waktu tidur, air ludah berkurang, sehingga asam yang dihasailkan oleh plak akan menjadi lemah pekat dan kemampuanya untuk merusak gigi lebih besar. Gigi juga harus disikat pada waktu pagi hari, boleh sebelum atau sesudah sarapan pagi.Gosok gigi anda dengan kelembutan jangan menyikat gigi yang terlalu keras menyebabkan resesi gusi yang mengakibatkan terbukanya permukaan akar gigi dan gosok gigi anda minilmal 2 menit dikarenakan membersihkan gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan plak. Menyikat gigi yang tepat paling tidak membutuhkan waktu minimal 2 menit.Gosok gigi anda dengan urutan yang sama setiap harinya.Anda bebas mulai gigi bagian mana aja yang ingin pertama kali disikat. Hanya saja pastikan bahwaseluruh bagian gigi didalam mulut anda tidak ada yang tertinggal. Rutinlah mengganti gosok gigi anda apabila bulu sikat sudah mekar, rusak ataupun sudah berusia sebulan, maka sikat gigi tersebut akan kehilangan kemampuan untuk membersihkan gigi dengan baik.Menjaga kebersihan gosok gigi sangat penting.Sikat gigi bisa jadi tempat berkembang-biaknya kuman dan jamur. Setia selesai menyikat gigi hendaknya dibilas diair yang mengalir, kemudian kemudian keringkan lalu ditaruh dalam keadaan berdiri.Jangan takut gusi berdarah dalam menggosok gigi.Gusi berdarah merupakan suatu tanda adanya peradangan gusi. namun, jangan lantas takut berdarah anda tidak menyikat bagian gigi tersebut, tetap lah menyikat gigi tersebut dengan teknik yang benar, dan tekanannya yang lembut.Gunakan juga pasta gigi yang mengandung flourida.Karena Flouride berperan untuk melindungi kerusakan gigi.

Bahkan flouridedapat memperbaiki kerusakan gigi sampai batas-batas tertentu dengan cara mengganti mineral mineral gigi yang hilang akibat erosi dari asam.2. Faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan peroses tarjadinya karies, antara lain:a. UsiaSejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah kariespun akan bertambah. Hal ini jelas, karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi. Anak yang pengaruh resiko terjadinya karies kecil akanmenunjukkan jumlah karies lebih besar dibanding yang kuat pengaruhnya (Suwelo, 1992).b. Letak geogerafisPerbedaan prevensi karies ditemukan pada penduduk yng geogerafis letak kediamannya berbeda seperti suhu, cuaca , air, keadaan, tanah, dan jarak dari laut (Suwelo, 1992).c. Pengetahuan, sikap dan perilakuPengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek terbantu, (Notoatmodjo, 2003).d. Jenis kelaminKaris gigi tetap wanita lebih tinggi dibandingkan dengan peria demikian juga halnya anak, prevalensinya karies gigi pada anak perempuan sedikit lebih tinggi dibanding anak laki-laki. Hal ini di sebabkan gigi anak anak perempuan lebih cepat dibanding dibanding anak laki-laki (Suwelo, 1992).e. Suku bangsaBeberapa penelitian menunjukkan ada hubungannya suku bangsa dengan prevasi karles, hal ini disebabkan oleh faktor pendidikan, konsumsi makanan, jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda disetiap suku bangsa.f. Kultur sosial pendudukFaktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah pendidikan dan penghasilan yang berhubungan dengan diet (Suwelo, 1992).3. Faktor yang menaikan karies a. Diabetes melitusDiabetes melitus menaikkan terjadinya dan jumlah karies. Tetapi bila seorang penderita telah menyadari keadaanya dan menjalankan diet, karies akan terjadi lebih sedikit dibandingkan rata-rata (Schuurs et.al., 1992).b. KerostomiaKerostomia merupakan penyakit kurang produksi ludah (Schuurs et.al., 1992)c. Karies susu botolKaries disebabkan karena minum susu botol yang kurang benar yaitu cara menentukan penyediaan botol pada saat menjelang tidur (Schuurs et.al., 1992).4. Faktor-faktor pencegah kariesa. Usahakan anak mendapat cukup makanan bergizib. Lakukan tindakan pembersihan gigi anak sedini mungkin, paling sedikit dua kali sehari, pagi setelah makan, malam sebelum tidurc. Jangan membiasakan anak minum susu ataupun cairan manis lainnya menjelang tidur (Sigar, 2001).d. Tinkatkan daya tahan gigi anak dengan flour karena sebagai salah satu komponen yang dapat memperkuat email gigi (Maulani, 2005).e. Biasakan memberikan air putih atau berkumus jika sesudah minum atau memakan manisf. Bawalah anak anda kedokter gigi untuk mendapatkan perawatan dini terhadap karies.g. Lanjutkan konterol yang teratur kedokter gigi setiap 3-6 bulan sekali (Karel, 2005)E. Kerangka teoriFaktor eksternal:a. Usiab. Letak geogerafisc. Pengetahuan, sikap dan perilaku d. Suku bangsae. Kultur sosial pendudukKaries gigiFaktor internal:a. Mokroorganisme b. Sisa makananc. Pemukaan dan bentuk gigi d. Keasaman salviae. Kebersihan mulut f. Plakg. Konsumsi makanan manis h. Frekuensi menggosok gigiSkema 1. Kerangka Teori PenelitianSumber: Ircham (1993), Notoatmodjo (2003), Suwelo (1992), Tarigan (1993)F. Kerangka konsepPerilaku konsumsiMakanan manisPerilaku menggosok gigi

Karies gigiSkema 2. Kerangka Konsep PenelitianG. Variabel penelitianVariabel dalam penelitian ini terdiri atas:1. Variabel bebas (Variabel independen), yaitu variabel yang mempengaruhi perubahan pada variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menajdi variabel bebas adalah perilaku (praktik) menkonsumsi makanan manis dan perilaku (praktik) menggosok gigi2. Variabel terikat (Variabel dependen), yaitu variabel yang mengalami perubahan oleh pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menajdi variabel terikat adalah kejadian karies gigi.H. HipotesisHipotesis dalam penelitian ini terdiri atas: Hipotesis alternatife (Ha) yaitu:1. Ada hubungan antara perilaku konsumen makanan manis dengan kejadian kariesgigi pada anak TK pertiwi 37 Gunung Pati.2. Ada hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies pada anakTK pertiwi 37 Gunung Pati.Hipotesis nol (Ho) yaitu:1. Tidak ada hubungan antara perilaku mengkonsumsi makanan manis dengan kejadian kariesgigi pada anak TK pertiwi 37 Gunung Pati.2. Tidak ada hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian kariesgigi pada anak TK pertiwi 37 Gunung Pati.

1