d.aspek etika & hkm konstruksi 1

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sosialisasi UU Jasa Konstruksi no. 18 tahun 1999, yang didukung dengan : PP no. 28 thn 2000 tentang usaha dan peran masyarakat jasa konstruksi, PP no. 29 thn 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi, PP no. 30 thn 2000 tentang pembinaan jasa konstruksi Apa yang diharapkan para pelaku usaha sektor jasa konstruksi dari UU Jasa Konstruksi ?. 1.Kebijakan yang transparan dalam memberikan kesempatan berusaha secara sehat, terbuka dan kerjasama antara satu pengusaha dengan pengusaha yang lainnya tanpa membedakan pengusaha tersebut apakah dia anak pejabat, presiden dan sebagainya. 2.Adanya penyeimbangan / keselarasan hak dan kewajiban antara penyedia jasa dan pengguna jasa. 3.Diharapkan adanya pengaturan mengenai pengawasan dari masyarakat, mengingat dana terbesar berasal dari dana masyarakat, termasuk keselamatan. 4.Menyangkut kapasitas dari peraturan yang dikelola oleh pemerintah misalnya; 1

Upload: agung-tink-tink

Post on 27-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Sosialisasi UU Jasa Konstruksi no. 18 tahun 1999, yang didukung dengan :PP no. 28 thn 2000 tentang usaha dan peran masyarakat jasa konstruksi,PP no. 29 thn 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi,PP no. 30 thn 2000 tentang pembinaan jasa konstruksi

Apa yang diharapkan para pelaku usaha sektor jasa konstruksi dari UU Jasa Konstruksi ?.

1. Kebijakan yang transparan dalam memberikan kesempatan berusaha secara sehat, terbuka dan kerjasama antara satu pengusaha dengan pengusaha yang lainnya tanpa membedakan pengusaha tersebut apakah dia anak pejabat, presiden dan sebagainya.

2. Adanya penyeimbangan / keselarasan hak dan kewajiban antara penyedia jasa dan pengguna jasa.

3. Diharapkan adanya pengaturan mengenai pengawasan dari masyarakat, mengingat dana terbesar berasal dari dana masyarakat, termasuk keselamatan.

4. Menyangkut kapasitas dari peraturan yang dikelola oleh pemerintah misalnya; Prakualifikasi dan DRM dapat diatur oleh lembaga yang independen.

5. Menyangkut berupa sanksi, baik bagi pengguna maupun bagi penyedia jasa.

1

Page 2: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

Faktor faktor Kendala jasa konstruksi nasional dewasa ini :

1. Faktor Internala). Pada umumnya jasa konstruksi nasional masih mempunyai

kelemahan dalam manajemen, penguasaan teknologi dan permodalan serta keterbatasan tenaga ahli dan tenaga terampil.

b). Struktur usaha jasa konstruksi nasional belum tertata secara utuh dan kokoh yang tercermin dalam kenyataan belum terwujudnya kemitraan yang sinergis antar penyedia jasa dalam klasifikasi dan kualifikasi.

2. Faktor Eksternala). Kekurang setaraan hubungan kerja antara pengguna jasa dan

penyedia jasab). Belum mantapnya dukungan berbagai sektor secara

langsung maupun tidak langsung dan keandalan jasa konstruksi nasional, antara lain akses permodalan, pengembangan keahlian dan profesi ketrampilan, ketersedian bahan dan komponen bangunan yang standar.

c). Belum tertatanya pembinaan jasa konstruksi secara nasional, masih berifat parsial dan sektorial.

Untuk meningkatkan kemampuan usaha jasa konstruksi nasional diperlukan iklim yang kondusif, adapun upaya yang harus dilakukan sbb :

1. Terbentuknya kepranataan usaha, meliputi :a). Persyaratan usaha yang mengatur klasifikasi dan kualifikasi

perusahaan jasa konstruksi.b). Standar klasifikasi dan kualikasi keahlian dan ketrampilan.c). Tanggung jawab profesional terhadap hasil kerja.d). Terwujudnya perlindungan bagi pekerja konstruksi, meliputi

: kesehatan, keselamatan kerja serta jaminan sosial.e). Terselenggaranya proses pengikatan yang terbuka dan adil.

2. Dukungan pengembangan usaha, meliputi :a). Tersedianya permodalan.

2

Page 3: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

b). Terpenuhinya ketentuan jaminan mutu.c). Berfungsinya asosiasi perusahaan dan asosiasi profesi

3. Berkembangnya partisipasi masyarakat, hak dan kewajiban.4. Terselenggaranya peraturan, pemberdayaan dan pengawasan yang

dilakukan pemerintah.5. perlunya masyarakat jasa konstruksi dengan unsur asosiasi profesi

membentuk lembaga untuk pengembangan jasa konstruksi.

1.2. Ketentuan Umum1.2.1. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan

pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.

1.2.2. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

1.2.3. Pengguna jasa adalah perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi

1.2.4. penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi

1.2.5. kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi

1.2.6. kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa menjadi tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat keslahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa

1.2.7. Forum jasa konstruksi adalah sarana komunikasi dan konsultasi antara masyarakat jasa konstruksi dan pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah jasa konstruksi yang bersifat nasional, independen dan mandiri

1.2.8. Registrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kompetensi profesi keahlian dan ketrampilan tertentu, orang perseorangan dan badan usaha untuk menentukan izin usaha

3

Page 4: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

sesuai klasifikasi dan kualifikasi yang diwujudkan dalam seriftifikat

1.2.9. Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain.

1.2.10. Pelaksana konstruksi adalah adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain

1.2.11. pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangn atau badan usaha yang dinyatkan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan

1.3. Ketentuan Peralihan1.3.1. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur

kegiatan jasa konstruksi yang telah ada sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini, dinyatakan tetap berlaku sampai diadakan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Undang-undang ini.

1.3.2. Penyedia jasa yang telah memperoleh perizinan sesuai dengan bidang usahanya dalam 1 (satu) tahun menyesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-undang ini, terhitung sejak diundangkan.

1.4. Ketentuan Penutup-. Pada saat berlakunya Undang-undang ini, maka ketentuan

peraturan perundang-undangan yang mengatur hal yang sama dan bertentangan dengan ketentuan undang-undang ini, dinyatakan tidak berlaku.

-. Undang undang ini mulai berlaku 1 (satu) tahun terhitung sejak diundangkan.

-. Agar setiap orang mengetahuinya, pemerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

4

Page 5: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

Daftar tinjauan dan kajian terhadap : ASPEK ETIKA & HUKUM KONSTRUKSI

untukSARJANA TEKNIK SIPIL

a. Bidang jalan & Jembatan Contoh : - kerusakan jalan, usia jalan, pemeliharaan

- pembuatan trotoar- pembuatan bahu jalan- jembatan sederhana untuk melintas aliran air- runtuhnya jembatan di atas sungai- kemacetan di jalan tol- pasar tumpah

b. Bidang Gedung & Pemukiman

Contoh : - jendela rumah, Bovenleigh, glass block, talang air.- pembuatan & pemeliharaan taman (ruang hijau).- area bermain dan area olah raga serta fasos.- kapasitas parkir tidak proporsional- garis sempadan bangunan.

c. Bidang Tanah & Drainase kotaContoh : - kestabilan lereng/dpt.

- daya dukung tanah- resapan air tanah- pekerjaan pemadatan- pembuatan drainase- pemeliharan drainase

d. Bidang Irigasi & sungaiContoh : - pembagian debit air

- pemeliharaan pintu air- pemeliharaan sungai - garis sempadan sungai

e. Lain-lainContoh : - garis sempadan pantai

- abrasi, bangunan pemecah ombak.- bangunan lepas pantai

Aspek etika tidak terlepas dari pembinaan jasa konstruksi

5

Page 6: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

BAB IIASAS & TUJUAN UU JASA KONSTRUKSI

2.1. Asas UU Jasa KonstruksiPengaturan Jasa Konstruksi berlandaskan pada ASAS kejujuran dan keadilan, manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan dan keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.2.1.1. Asas Kejujuran dan Keadilan mengandung pengertian

kesadaran akan fungsinya dalam penyelenggaraan tertib jasa konstruksi serta bertanggung jawab memenuhi berbagai kewajiban guna memperoleh haknya.

2.1.2. Asas Manfaat mengandung pengertian bahwa segala kegiatan jasa konstruksi harus dilaksanakan pada prinsip-prinsip profesionalitas dalam kemampuan dan tanggung jawab, efesien dan efektifitas yang dapat menjamin terwujudnya nilai tambah yang optimal bagi para pihak dalam penyelenggaraan jasa konstruksi dan bagi kepentingan nasional.

2.1.3. Asas Keserasian mengandung pengertian harmoni dalam interaksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang berwawasan lingkungan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan bermanfaat tinggi.

2.1.4. Asas Keseimbangan mengandung pengertian bahwa penyelenggaraan pekerjaan konstruksi harus berlandasan pada prinsip yang menjamin terwujudnya keseimbangan dan kemampuan penyedia jasa dan beban kerjanya. Pengguna jasa dalam menetapkan penyedia jasa wajib mematuhi asas ini untuk menjamin terpilihnya penyedia jasa yang paling sesuai dan di sisi lain dapat memberikan peluang pemerataan yang proporsional dalam kesempatan kerja pada penyedia jasa.

2.1.5. Asas Kemandirian mengandung pengertian tumbuh dan berkembangnya daya saing jasa konstruksi nasional

2.1.6. Asas Keterbukaan mengandung pengertian ketersedian informasi yang dapat diakses sehingga memberikan peluang bagi para pihak, terwujudnya transparansi dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang memungkinkan para pihak dapat melasanakan kewajiban secara optimal dan kepastian akan hak dan untuk memperolehnya serta memungkinkan adanya koreksi sehingga dapat dihindari adanya berbagai kekurangan dan penyimpangan.

6

Page 7: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

2.1.7. Asas Kemitraan mengandung pengertian hubungan kerja parak pihak yang harmonis, terbuka bersifat timbal balik dan sinergis

2.1.8. Asas Keamanan dan Keselamatan mengandung pengertian terpenuhinya tertib penyelenggaraan jasa konstruksi, keamanan lingkungan dan keselamatan kerja serta pemanfaatan hasil pekerjaan konstruksi dengan tetap memperhatikan kepentingan umum.

2.2. Tujuan Pengaturan Jasa Konstruksi :a. Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa

konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.

b. Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Mewujudkan peningkatan peran serta masyarakat dibidang jasa konstruksi.

2.3. Kegagalan Bangunana. Pengguna jasa dan penyedia jasa wajib bertanggung jawab atas

kegagalan bangunan.b. Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa

ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan kegagalan bangunan ditetapkan oleh pihak ketiga selaku penilai ahli

c. Kegagalan bangunan yang menjadi tanggung jawab pengguna jasa bila melakukan pengelolaan yang salah

2.4. Penyelesaian sengketaPENYELESAIAN SENGKETA jasa kosntruksi dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa, jika bukan tindak pidana yang diatur Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

2.5. Sanksi UU Jasa KonstruksiSANKSI administrasi dan/atau pidana dikenakan apabila melanggar UU jasa konstruksi oleh penyelenggara pekerjaan konstruksi.

7

Page 8: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

SANKSI administrasi dapat dikenakan kepada penyedia jasa berupa :a. peringatan tertulis.b. Penghentian sementara pekerjaan konstruksi.c. Pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi.d. Pembekuan usaha dan/atau profesi.e. Pencabutan usaha dan/atau profesi

SANKSI administrasi dapat dikenakan kepada pengguna jasa berupa :a. Peringatan terulis.b. Penghentian sementara pekerjaan konstruksi.c. Pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi.d. Larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi.e. Pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksif. Pencabutan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi

PASAL 43“Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi ketentuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak”.

“Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang bertentangan atau tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 5% (lima per seratus) dari nilai konstrak”.

“Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan sengaja memberi kesempatan kepada orang lain yang melaksanakan penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan dan menyebabkan timbulnya kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak”.

8

Page 9: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

BAB IIIUSAHA JASA KONSTRUKSI

JENIS USAHA Jasa konstruksi terdiri atas usaha perencanaan konstruksi dan usaha pengawasan konstruksi serta usaha pelaksanaan konstruksi.

USAHA PERENCANAAN konstruksi memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi

USAHA PELAKSAANAAN konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi.

USAHA PENGAWASAN konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi.

PERSYARATAN usaha bagi badan usaha baik Perencana, Pengawas ataupun Pelaksana harus :

a. Memenuhi ketentuan tentang perizinan usaha di bidang Jasa konstruksi

b. Memiliki Sertifikat Klasifikasi dan Kualifikasi perusahaan Jasa konstruksi

KLASIFIKASI USAHA jasa konstruksi terdiri dari :a. Klasifikasi usaha bersifat umum diberlakukan kepada badan usaha

yang mempunyai kemampuan untuk melakasanakan satu atau lebih bidang pekerjaan.

b. Klasifikasi usaha bersifat spesialis diberlakukan kepada usaha orang perseorangan dan atau badan usaha yang mempunyai kemampuan hanya melaksanakan satu sub bidang atau satu bagian sub bidang.

c. Klasifikasi usaha orang perseorangan yang berketrampilan kerja tertentu diberlakukan kepada orang perseorangan yang mempunyai kemampuan hanya melaksanakan suatu keterampilan kerja tertentu.

9

Page 10: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

KLASIFIKASI adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha dibidang jasa konstruksi menurut bidang dan sub bidang pekerjaan atau penggolongan profesi ketrampilan dan keahlian kerja orang perorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau ketrampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian masing-masing.

KUALIFIKASI adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha atau penggolangan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut/kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian.

KUALIFIKASI USAHA jasa konstruksi didasarkan pada tingkat/kedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha, dan dapat digolongkan dalam :

a. Kualifikasi usaha Besarb. Kualifikasi usaha Menengahc. Kualifikasi usaha Kecil termasuk usaha orang perseorangan

JASA PEMBORONGAN

Golongan sesuai dgn keppres 16/94 NilaiK2 / C2 0 – 400.000.000K1 / C1 400.000.000 – 1.000.000.000M / B 1.000.000.000 – 3.000.000.000B / A Di atas 3.000.000.000 -

JASA KONSULTASI

Golongan sesuai dgn keppres 16/94 NilaiK / C 0 – 100.000.000M / B 100.000.000 – 300.000.000B / A Di atas 300.000.000

10

Page 11: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

LINGKUP PELAYANAN baik Perencanaan, Pengawasan atau Pelaksanaan memberikan pelayanan jasa konstruksi bidang pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan atau tata lingkungan.Lingkup pelayanan PERENCANAAN berupa :

a. Surveib. Perencanaan umum, studi makro dan studi mikroc. Studi kelayakan proyek, industri dan produksid. Perencanaan teknik, operasi dan pemeliharaane. Penelitian

Lingkup pelayanan PENGAWASAN berupa :a. pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksib. pengawasan keyakinan mutu dan ketepatan waktu dalam proses

pekerjaan dan hasil pekerjaan konstruksi

Lingkup pelayanan secara terintegrasi antara Perencana, Pengawas dan Pelaksana dapat terdiri dari jasa :

a. Rancang bangunb. Perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan terima jadic. Penyelenggaraan pekerjaan terima jadi

Pengembangan layanan jasa Perencanaan dan atau pengawasan lainnya dapat mencakup antara lain jasa :

a. Manajemen proyekb. Manajemen konstruksic. Penilaian kualitas, kuantitias dan biaya pekerjaan

BENTUK USAHA pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh orang perseorangan jika pekerjaan konstruksi yang beresiko kecil, yang berteknologi sederhana dan yang berbiaya kecil, sedangkan selain itu dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas atau badan usaha asing yang dipersamakan.

BIDANG USAHA Jasa konstruksi mencakup pekerjaan Arsitektural, dan/atau Sipil dan/atau Mekanikal dan/atau Elektrikal dan/atau Tata lingkungan, masing-masing beserta kelengkapannya.

Bidang pekerjaan ARITEKTURAL meliputi antara lain arsitektural bangunan berteknologi sederhana, menengah, tinggi, arsitektural ruang dalam bangunan (interior), arsitektural lansekap, termasuk perawatannya

11

Page 12: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

Bidang pekerjaan SIPIL meliputi antara lain Jalan dan Jembatan, Jalan kereta api, Landasan, Terowongan, Jalan bawah tanah, Saluran drainase dan pengendalian banjir, Pelabuhan, Bendung/bendungan bangunan dan jaringan pengairan atau prasarana sumber daya air, struktur bangunan gedung, geoteknik, konstruksi tambang dan pabrik, termasuk perawatannya dan pekerjaan penghancuran bangunan (demolition)

Bidang pekerjaan MEKANIKAL meliputi antara lain Instalasi tata udara/AC, Instalasi minyak/gas/geotermal, instalasi industri, isolasi termal dan suara, konstruksi lift dan eskalator, perpipaan, termasuk perawatannya.

Bidang pekerjaan ELEKTRIKAL meliputi antara lain Instalasi pembangkit jaringan transmisi dan distribusi, Instalsi listrik, Sinyal dan Telekomunikasi kereta api, Bangunan pemancar radio, Telekomunikasi dan sarana bantu navigasi udara dan laut, Jaringan telekomunikasi, Sentral telekomunikasi, Instrumentasi penangkal petir, termasuk perawatanya.

Bidang pekerjaan TATA LINGKUNGAN meliputi antara lain penataan perkotaan/planologi, analisa dampak lingkungan, tata lingkungan lainnya, pengembangan wilayah, Bangunan pengolahan air bersih dan pengolahan limbah, perpipaan air bersih dan perpipaan limbah, termasuk perawatannya.

PENGEMBANGAN USAHA dimaksudkan untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh dan efesien melalui kemitraan yang sinergis antara usaha yang besar, menengah dan kecil serta antara usaha yang bersifat umum, spesialis dan keterampilan tertentu.

SERTIFIKAT KEAHLIAN harus dimiliki oleh orang perseorangan yang dipekerjakan oleh badan usaha baik sebagai perencana dan/atau pengawas konstruksi.

SERTIFIKAT KETRAMPILAN KERJA dan SERTIFIKAT KEAHLIAN KERJA harus dimiliki oleh orang perseorangan Pelaksana konstruksi, selanjutnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

12

Page 13: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

SERTIFIKAT adalah :a. Tanda bukti pengakuan dalam penetapan klasifikasi dan kualifikasi

atas kompetensi dan kemampuan usaha di bidang jasa konstruksi baik yang berbentuk orang perseorangan atau badan usaha atau

b. Tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja dan keahlian kerja orang perseorangan dibidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu.

SERTIFIKASI adalah :a. proses penilaian untuk mendapatkan pengakuan terhadap klasifikasi

dan kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha di bidang jasa konstruksi yang berbentuk usaha orang perseorangan atau badan usaha atau

b. proses penilaian kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja dan keahlian kerja seseorang di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian.

REGISTRASI adalah pemberian tanda bagi tanaga kerja konstruksi yang telah mendapatkan sertifikat ketrampilan kerja atau sertifikat keahlian kerja dengan cara meneliti /menilai sertifikat yang telah dimilikinya.

TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL terhadap hasil pekerjaan dilandasi prinsip-prinsip keahlian sesuai dengan kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual dengan tetap mengutamakan kepentingan umum.

13

Page 14: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

BAB IVPENGIKATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENGIKATAN merupakan suatu proses yang ditempuh oleh pengguna jasa dan penyedia jasa pada kedudukan yang sejajar dalam mencapai suatu kesepakatan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.Dalam setiap tahapan proses ditetapkan hak dan kewajiban masing-masing pihak yang adil dan serasi yang disertai dengan sanksi.

KEWAJIBAN PENGGUNA JASA dalam pengikatan mancakup:a. Menerbitkan dokumen tentang pemilihan penyedia jasa yang

memuat ketentuan-ketentuan secara lengkap, jelas dan benar serta dapat dipahami,

b. Menetapkan penyedia jasa secara tertulis sebagai hasil pelaksanaan pemilihan

KEWAJIBAN PENYEDIA JASA menyusun dokumen penawaran berdasarkan prinsip keahlian untuk disampaikan kepada pengguna jasa

Dalam hal kewajiban Pengguna Jasa menerbitkan Dokumen dan penetapan Penyedia Jasa akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah

Selanjutnya kedua pihak harus menindak lanjuti penetapan tertulis dengan suatu KONTRAK KERJA KONSTRUKSI untuk menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak yang secara adil dan seimbang serta dilandasi dengan itikad baik dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Kontrak kerja konstruksi pada dasarnya dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam pekerjaan konstruksi yang terdiri kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

PENGIKATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI antara pengguna jasa dan penyedia jasa masing-masing mempunyai hak dan kewajibannya serta dilengkapi dengan kontrak kerja konstruksi. Sedangkan kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus mencakup uraian mengenai :

1. Para pihak, yang memuat secara jelas indentitas para pihak.2. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci

tentang lingkup kerja, nilai pekerjaan dan batasan waktu pelaksanaan.

14

Page 15: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

3. Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat tantang jangka waktu pertanggungan dan/atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

4. Tenaga ahli,yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.

5. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi.

6. Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi.

7. Cidera janji, yang memuat ketentuan tanggung jawab dalam hal salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan.

8. Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan.

9. Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat tentang pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak.

10.Keadaan memaksa (Force Majeure), yang memuat ketentuan tentang kejadian yang timbul diluar kemampuan parak pihak, yang menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak.

11.Kegagalan bangunan, yang memuat ketentuan tentang kewajiban penyedia jasa dan/atau pengguna jasa atas kegagalan bangunan.

12.Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial.

13. Aspek Lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak dalam menentukan ketentuan tentang lingkungan.

15

Page 16: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

Suplemen :

Kontrak untuk menempatkan para pihak yang terlibat dalam suatu bentuk kerjasama agar terjalin kesepakatan dan mufakat tercapainya keadilan dan keteraturan.

Kontrak ini menjadi landasan pokok yang memuat peraturan tentang hubungan kerja, hak dan kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak.

Oleh karena itu kontrak yang lengkap dan baik merupakan implementasi prasyarat penyelenggaraan proyek.

Ketidak jelasan pengaturan hubungan kerja, hak dan kewajiban masing-masing pihak akan menimbulkan perselisihan dikemudian hari.

16

Page 17: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

BAB VPERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI

MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai kepentingan dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha dan pekerjaan jasa konstruksi Penyelenggaraan PERAN MASYARAKAT jasa konstruksi dilaksanakan melalui suatu forum jasa konstruksi

Penyelenggaraan peran Masyarakat jasa konstruksi dalam melaksanakan pengembangan jasa konstruksi dilakukan oleh suatu LEMBAGA yang independen dan mandiri

MASYARAKAT berhak untuk :a. Melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan

jasa konstruksi.b. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami

secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

MASYARAKAT berkewajiban :a. Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang berlaku di

bidang pelaksanaan jasa konstruksi.b. Turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang

membahayakan kepentingan umum.

MASYARAKAT dapat mengajukan GUGATAN apabila merasa dirugikan akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi ke pangadilan secara :

a. Orang perseoranganb. Kelompok orang dengan pemberian kuasac. Kelompok orang tidak dengan kuasa melalui gugatan perwakilan

TATA CARA pengajuan gugatan masyarakat, diajukan oleh orang perseorangan, kelompok orang, atau lembaga kemasyarakatan dengan mengacu kepada hukum PERDATA

17

Page 18: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

FORUM Jasa Konstruksi merupakan sarana komunikasi, konsultasi dan informasi antara masyarakat jasa konstruksi dan pemerintah dalam bentuk pertemuan tetap yang sifatnya independen dan mandiri untuk membahas secara transparan berbagai hal yang berhubungan dengan jasa konsultasi.Unsur – unsur FORUM jasa konstruksi terdri atas :

a. Asosiasi perusahaan jasa konstruksib. Asosiasi profesi jasa konstruksic. Asosiasi perusahaan barang dan jasa mitra usaha jasa konstruksid. Masyarakat intelektuale. Organisasi kemasyarakatan yang berkaitan dan berkepentingan

dibidang jasa konstruksi dan/atau yang mewakili konsumen jasa konstruksi

f. Instansi jasa konstruksig. Unsur-unsur lain yang dianggap perlu

Fungsi FORUM Jasa konstruksi :a. Menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat.b. Membahas dan merumuskan pemikiran arah pengembangan jasa

konstruksi.c. Tumbuh dan berkembangnya peran pengawasan masyarakat.d. Memberi masukan kepada pemerintah dalam merumuskan

pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan.

KETENTUAN lebih lanjut mengenai fasilitas penyelenggaraan FORUM diatur oleh Mentri, adapun fasilitas tersebut berupa surat edaran sbb :

18

Page 19: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

FORUM JASA KONSTRUKSI( S.E. Mentri Permukiman dan Prasarana Wilayah RI.

No. IK 02 05-Mn/95 tgl 13 Maret 2002 )

1. Pengertian Sarana komunikasi, konsultasi dan informasi antara masyarkat dan pemerintah dalam bentuk pertemuan tetap yang sifatnya independen dan mandiri, untuk membahas secara transparan berbagai hal yang berhubungan dengan jasa konstruksi.

2. Pengerian lainMerupakan organisasi tetapi hanya merupakan bentuk aktifitas masyarkat yang memiliki kepedulian terhadap usaha dan/atau jasa konstruksi.Merupakan wadah untuk menampung aspirasi masyarakat dalam meningkatkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan untuk pengembangan bidang jasa konstruksi. Bukan sebagai sarana untuk mendirikan suatu lembaga baru dibidang jasa konstruksi

3. Forum mempunyai fungsi untuk :a. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakatb. Membahas dan merumuskan pemikiran arah pengembangan jasa

konstruksi nasionalc. Menumbuhkan dan mengembangkan peran pengawas masyarakatd. Memberikan masukan kepada pemerintah dalam merumuskan

pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan

4. Peserta Forum diharapkan dari unsur-unsur masyarakat luas yang berpartisipasi aktif diantaranya :

a. Asosiasi perusahaan jasa konstruksib. Asosiasi profesi jasa konstruksic. Asosiasi perusahaan barang dan jasa mitra usaha jasa konstruksid. Masyarakat intelektuale. Organisasi kemasyarkatan yang berkaitan dan berkepentingan di

bidang jasa konstruksi dan atau yang mewakili konsumen jasa konstruksi

f. Instansi pemerintahg. unsur-unsur lain yang dianggap perlu

5. Maksud dan Tujuan Surat Edaran Mentri Pemukiman dan PrasaranaMaksudnya memberikan petunjuk kepada pemerintah propinsi

dalam fasilitas guna penyelenggaraan Forum

19

Page 20: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

Tujuannya adalah agar dapat mengoptimalkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan jasa konstruksi

6. AgendaMembahas hal yang berhubungan dengan jasa konstruksi yang perlu dikemukakan sebagai bahan pertimbangan

7. Dinas Propinsi bidang PU / kimpraswil bertindak selaku sekretariat forum bertugas sebagai berikut :a. menyusun jadwal dan meyelenggarakan kegiatan forum sesusai usulan masyarakat yang bersangkutanb. menghimpun masukan-masukan masyarakat mengenai Jasa konstruksi dan merumuskan sebagai bahan pertemuan Forumc. Menghimpun hasil-hasil Forum dan menyampaikan kepada yang berkepentingan dan memonitor tindak lanjutd. melaksanakan tertib administrasi kesekretariatan

LEMBAGA jasa konstruksi perlu didirikan ditingkat nasional dan ditingkat daerah bertujuan untuk melaksanakan kegiatan pengembangan jasa konstruksi

Anggota LEMBAGA :a. Asosiasi Perusahaan Jasa konstruksi.b. Asosiasi Profesi Jasa konstruksi.c. Pakar dan perguruan tinggi yang berkaitan dengan bidang jasa

konstruksi.d. Instansi pemerintah yang terkait.

Tugas LEMBAGA :a. Melakukan dan mendorong penelitian serta pengembangan Jasa

konstruksi.b. Menyelenggarakan pendidikan dan Pelatihan pendidikan.c. Melakukan registrasi tenaga kerja konstruksi yang meliputi

klasifikasi, kualifikasi dan sertifikasi keterampilan dan keahlian kerja.

d. Melakukan registrasi badan usaha jasa konstruksie. Mendorong dan meningkatkan peran arbitrase, mediasi dan penilai

ahli bidang jasa konstruksi.

20

Page 21: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

Kewenangan dan Tanggung Jawab LEMBAGA :a. Memberikan akreditasi kepada :

1). Asosiasi perusahaan untuk membantu lembaga dalam menyelenggarakan klasifikasi dan kualifikasi badan usaha.

2). Asosiasi profesi, institusi pendidikan dan pelatihan untuk membantu Lembaga dalam rangka penyelenggaraan sertifikasi keterampilan kerja dan keahlian kerja.

b. Memberikan status kesetaraan sertifikat keahlian tenaga kerja asing dan registrasi badan usaha asing.

c. Menyusun dan merumuskan ketentuan mengenai tanggung jawab profesi berlandaskan prinsip-prinsip keahlian sesuai kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual dalam menjalankan profesinya dengan tetap mengutamakan kepentingan umum

d. Memberikan sanksi kepada asosiasi perusahaan, asosiasi profesi dan institusi pendidikan dan pelatihan yang mendapatkan akreditasi dari lembaga atas pelanggaran yang dilakukan

e. Memberikan sanksi kepada penyedia jasa konstruksi atas pelanggaran ketentuan lembaga.

AKREDITASI adalah suatu proses penilaian yang dilakukan oleh lembaga terhadap :

a. Asosiasi perusahaan jasa konstruksi dan asosiasi profesi jasa konstruksi atas kompetensi dan kinerja asosiasi untuk dapat melakukan sertifikasi anggota asosiasi

b. Institusi pendidikan dan pelatihan jasa konstruksi atas kompetensi dan kinerja institusi tersebut untuk dapat menerbitkan sertifikat keterampilan kerja dan atau sertifikat keahlian kerja

Sanksi Administrasi pelanggaran Peraturan Pemerintah no 28 tahun 2000a. Pemerintah kepada Lembaga dan Pengguna Jasa, berupa :

Peringatan tertulis.b. Pemerintah kepada penyedia jasa , berupa :

1). Peringatan tertulis2). Pembekuan izin usaha3). Pencabutan izin usaha dan atau4). Larangan melakukan pekerjaan

c. Lembaga kepada penyedia jasa dan Asosiasi, berupa :1). Peringatan tertulis2). Memasukan dalam daftar pembatasan/larangan kegiatan usaha3). Pencabutan akreditasi4). Pembatasan bidang usaha5). Pecabutan tanda registrasi badan usaha dan atau6). Pencabutan sertifikat keterampilan atau keahlian kerja

21

Page 22: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

d. Asosiasi kepada anggota asosiasi, berupa :1). Peringatan tertulis2). Pencabutan keanggotaan asosiasi3). Pencabutan sertifikat keterampilan atau keahlian kerja

1. Gapensi 2. Ikatan Nasional Konsultan Indonesia ( INKINDO ) =

National Association of Indonesian Consultants ( NAIC )3. KADIN, Kamar dagang dan Industri = Chamber of

Commerce and Industry4.

__________________________________________________________

1. TDP2. Surat keterangan domisili perusahaan3. Surat Izin Jasa Konstruksi, bidang keahlian

Teknik air, arsitektur, fisika, geodesi, industri, kelautan, kimia, listrik, mesin, penyehatan/lingkungan, perminyakan, pertambangan, planologi, sipil, tanah.

22

Page 23: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

BAB VIPENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan selanjutnya diatur lebih dalam pada Peraturan pemerintah no 29 tahun 2000.

6.1. JENIS PEMILIHAN JASA KONSTRUKSI1. Pelelangan Umum2. Pelelangan Terbatas3. Pemilihan Langsung4. Penunjukan Langsung

6.1.1. PELELANGAN UMUM adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa, sekurang-kurangnya 1(satu media cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikuti.

6.1.2. PELELANGAN TERBATAS adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti oleh penyedia jasa yang dinyatakan telah lulus prakualifikasi dan jumlahnya diyakini terbatas dengan pengumuman secara luas melalui media masa, sekurang-kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikuti.

6.1.3. PEMILIHAN LANGSUNG adalah pengadaan jasa konstryksi tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar dari penyedia jasa dan dapat dilakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.

6.1.4. PENUNJUKAN LANGSUNG adalah pengadaan jasa konstruksi yang dilakukan tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan langsung yang dilakukan hanya terhadap 1 (satu) penyedia jasa dengan cara melakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun harga sehingga diperoleh

23

Page 24: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.

6.2. PEMILIHAN PENYEDIA JASA6.2.1. Pemilihan PERENCANA dan PENGAWAS dilakukan dengan

cara pelelangan umum disyaratkan sbb :a. Diumumkan secara luas melalui media cetak dan papan

pengumuman resmi untuk umumb. Peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang

perseorangan harus sudah diregistrasi pada lembaga.c. Tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh

badan usaha atau usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga.

Tata cara pemilihan pelelangan umum terdiri dari :1. Pengumuman2. Pendaftaran untuk mengikuti pelelangan3. Penjelasan4. Pemasukan penawaran5. Evaluasi penawaran6. Penetapan calon pemenang7. Pengumuman calon pemenang8. Masa sanggah9. Penetapan pemenang

6.2.2. Pemilihan PERENCANA dan PENGAWAS dilakukan dengan cara pelelangan terbatas, jika konstruksi mempunyai resiko tinggi dan atau berteknologi tinggi, maka seleksi wajib dilakukan terlebih dahulu dengan prakualifikasi dan disyaratkan sbb :. a. diumumkan secara luas melalui media masa, sekurang-

kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum.

b. jumlah penyedia jasa yang tersedia terbatas.c. melalui proses prakualifikasi untuk menetapkan daftar pendek

peserta pelelangan.d. peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang

perseorangan harus sudah diregistrasi pada lembaga.e. tenaga ahli dan tenaga trampil yang dipekerjakan oleh badan

usaha atau usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga.

24

Page 25: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

Kriteria penetapan daftar pendek sebagaimana dimaksud butir c sbb :1. pengalaman perusahaan untuk pekerjaan sejenis2. kualifikasi tenaga ahli yang dimiliki3. tata cara pemilihan

Tata cara pemilihan pelelangan terbatas terdiri dari :a. pengumuman prakulifikasib. pemasukan dokumen prakualifikasic. evaluasi prakualifikasi dan menetapkan daftar pendekd. undangan para peserta yang termasuk dalam daftar pendeke. penjelasanf. pemasukan penawarang. evaluasi penawaranh. penetapan calon pemenang dilakukan berdasarkan penilaian

kualitas dan atau gabungan kualitas dan harga dan atau harga tetap dan atau harga terendah.

i. Pengumuman calon pemenangj. Masa sanggahk. Penetapan pemenang

6.2.3. Pemilihan PERENCANA dan PENGAWAS dilakukan dengan cara pemilihan langsung berlaku untuk keadaan tertentu dan disyaratkan sbb :a. mengundang sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawarb. memilih dari beberapa penawarc. peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang

perseorangan harus sudah diregistrasi pada lembagad. tenaga terampil dan ahli yang dipekerjakan oleh badan usaha

atau usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan lembaga

Tata cara pemilihan langsung terdiri atas :1. undangan2. penjelasan3. pemasukan penawaran4. evaluasi penawran dilakukan berdasarkan penilaian kualitas dan

atau gabungan kualitas dan harga dan atau harga tetap dan atau harga terendah

5. klarifikasi dan negosiasi setelah ditentukan peringkatnya6. penetapan pemenang

25

Page 26: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

kriteria keadaan tertentu sbb :a. penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan

masyarakat yang masih memungkinkan untuk mengadakan pemilihan langsung.

b. pekerjaan kompleks yang hanya dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa yang sangat terbatas jumlahnya dengan ketentuan pekerjaan hanya dapat dilakukan dengan teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya sangat terbatas

c. pekerjaan yang perlu dirahasiakan, menyangkut keamanan dan keselamatan Negara yang ditetapkan oleh Presiden.

d. pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan :1. untuk kepentingan pelayanan umum2. mempunyai resiko kecil3. menggunakan teknologi sederhana 4. dilaksanakan penyedia jasa usaha orang perseorangan dan

badan usaha kecil.

6.2.4. Pemilihan PERENCANA dan PENGAWAS dilakukan dengan cara penunjukan langsung berlaku untuk keadaan tertentu dan pekerjaan yang hanya dilakukan oleh pemegang hak cipta atau pihak lain yang telah mendapat lisensi dan disyaratkan sbb :a. penyedia jasa yang berbentuk badan usaha harus sudah

dirgistrasi pada lembagab. tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh badan

usaha atau usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga

c. penyedia jasa yang bersangkutan merupakan pemegang hak cipta atau pihak lain yang telah mendapat lisensi

tata cara pemilihan penunjukan langsung terdiri atas:1. undangan2. penjelasan3. pemasukan penawaran4. negosiasi5. penetapan pemenang

Dimaksud kriteria keadaan tertentu sbb :a. penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan

masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda atau harus dilakukan dengan segera.

b. Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa yang sangat terbatas jumlahnya dengan ketentuan pekerjaan hanya dapat dikerjakan dengan teknologi baru dan

26

Page 27: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu-satunya

c. Pekerjaan yang perlu dirahasiakan menyangkut keamanan dan keselamatan negara yang ditetapkan oleh presiden

d. Pekerjaan yang bersekala kecil dengan ketentuan :1. untuk keperluan sendiri/pribadi2. mempunyai resiko kecil3. menggunakan teknologi sederhana4. dilaksanakan oleh penyedia jasa usaha orang

perseorangan dan badan usaha kecil

6.2.5. Pemilihan PELAKSANA dilakukan dengan cara pelelangan umum disyaratkan sbb :a. diumumkan secara luas melalui media masa, sekurang-

kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan pengumuman resmi.b. dilakukan penilaian kualifikasi baik prakualifikasi maupun pasca

kualifikasic. melalui proses prakualifikasi untuk menetapkan daftar pendek

peserta pelelangan.d. peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang

perseorangan harus sudah diregistrasi pada lembaga.e. tenaga ahli dan tenaga trampil yang dipekerjakan oleh badan

usaha atau usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga.

Tata cara pelelangan umum sbb :1. Pengumuman2. Pendaftaran untuk mengikuti pelelangan3. Penjelasan4. Pemasukan penawaran5. Evaluasi penawaran6. Penetapan calon pemenang berdasarkan harga terendah

terevaluasi diantara penawaran yang telah memenuhi persyaratan adminitrasi dan teknis serta tanggap terhadap dokumen pelelangan

7. Pengumuman calon pemenang8. Masa sanggah9. Penetapan pemenang

27

Page 28: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

6.2.6. Pemilihan PELAKSANA dilakukan dengan cara pelelangan terbatas, jika konstruksi mempunyai resiko tinggi dan atau berteknologi tinggi disyaratkan sbb :.a. diumumkan secara luas melalui media masa, sekurang-

kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum.

b. jumlah penyedia jasa yang tersedia terbatas.c. melalui proses prakualifikasi d. peserta yang berbentuk badan usaha harus sudah diregistrasi

pada lembaga.e. tenaga ahli dan tenaga trampil yang dipekerjakan oleh badan

usaha atau usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga.

Tata cara pemilihan pelelangan terbatas :a. pengumuman prakulifikasib. pemasukan dokumen prakualifikasic. evaluasi prakualifikasi dan menetapkan daftar pendekd. undangan para peserta yang termasuk dalam daftar pendeke. penjelasanf. pemasukan penawarang. evaluasi penawaranh. penetapan calon pemenang dilakukan berdasarka penilaian

kualitas dan atau gabungan kualitas dan harga dan atau harga tetap dan atau harga terendah.

i. Pengumuman calon pemenangj. Masa sanggahk. Penetapan pemenang

6.2.7. Pemilihan PELAKSANA dilakukan dengan cara pemilihan langsung berlaku untuk keadaan tertentu dan disyaratkan sbb :a. penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan

masyarakat yang masih memungkinkan untuk mengadakan proses pemilihan langsung;

b. pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya sangat terbatas;

c. pekerjaan yang perlu dirahasiakan, yang menyangkut keamanan dan keselamatan Negara yang ditetapkan oleh Presiden; dan atau

d. pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan :1) untuk kepentingan pelayanan umum;2) mempunyai risiko kecil;

28

Page 29: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

3) menggunakan teknologi sederhana; dan atau4) dilaksanakan oleh penyedia jasa usaha orang perseorangan atau badan usaha kecil.

Pemilihan pelaksana konstruksi dilakukan dengan syarat :a. diundang sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar;b. pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran tidak perlu

pada waktu yang bersamaan;c. peserta yang berbentuk badan usaha harus sudah diregistrasi

pada Lembaga; dand. tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh badan

usaha atau usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga.

Tata cara pemilihan pelaksana konstruksi sbb :a. undangan;b. penjelasan;c. pemasukan penawaran;d. evaluasi penawaran;e. dapat dilakukan negosiasi setelah ditentukan peringkatnya; danf. penetapan pemenang.

6.2.8. Pemilihan PELAKSANA dilakukan dengan cara penunjukan langsung berlaku untuk keadaan tertentu dan pekerjaan yang hanya dilakukan oleh pemegang hak cipta atau pihak lain yang telah mendapat lisensi dan disyaratkan sbb :

Penunjukan langsung pelaksana konstruksi berlaku untuk :a. keadaan tertentu, yaitu :

1) penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera;

2) pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya hanya satu-satunya;

3) pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut keamanan dan keselamatan Negara yang ditetapkan oleh Presiden;

4) pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan :a) untuk keperluan sendiri;b) mempunyai risiko kecil;c) menggunakan teknologi sederhana; dan atau

29

Page 30: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

d) dilaksanakan oleh penyedia jasa usaha orang perseorangan dan badan usaha kecil, dan atau

5) pekerjaan lanjutan yang secara teknis merupakan kesatuan konstruksi yang sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya

b. pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh pemegang hak paten atau pihak lain yang telah mendapat izin.

Penunjukan langsung pelaksana konstruksi dilakukan dengansyarat :a. peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang

perseorangan harus sudah diregistrasi pada Lembaga;b. tenaga ahli dan atau tenaga terampil yang dipekerjakan oleh

badan usaha dan usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga; dan

c. penyedia jasa yang bersangkutan merupakan pemegang hak paten atau pihak lain yang telah mendapat lisensi.

Tata cara penunjukan langsung pelaksana konstruksi terdiridari:a. undangan;b. penjelasan;c. pemasukan penawaran;d. negosiasi; dane. penetapan penyedia jasa.

6.3. KEWAJIBAN dan HAK para pelaku PROSES PEMILIHAN6.3.1 Kewajiban Pengguna Jasa :

a. mengumumkan secara luas b. menerbitkan dokumen pelelanganc. mengundang semua penyedia jasa yang lolosd. menerbitkan dokumen penunjukan e. memberikan penjelasan tentang pekerjaan termasuk

mengadakan kunjungan lapanganf. memberikan tanggapan terhadap sanggahan dari penyedia jasag. menetapkan penyedia jasah. mengembalikan jaminan penawaran bagi yang kalahi. menunjukan bukti kemampuan membayar

30

Page 31: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

j. menandatangi kontrak kerja konstruksi dalam batas waktu yang ditentukan dalam dokumen lelang

k. mengganti biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk penyiapan pelelangan apabila pengguna jasa membatalkan pemilihan penyedia jasa

l. memberikan penjelasan tentang resiko pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya yang dapat tombul dalam pekerjaan konstruksi dan mengadakan peninjauan lapangan apabila diperlukan

Hak Pengguna Jasa :a. memungut biaya penggandaan dokumen pelelanganb. mencairkan jaminan penawaran dan selanjutnya memiliki

uangnya dalam hal penyedia jasa tidak memenuhi ketentuan pelelangan

c. menolak seluruh penawaran apabila dipandang seluruh penawaran tidak menghasilkan kompetisi yang efektif atau seluruh penawaran tidak cukup tanggap terhadap dokumen pelelangan.

6.3.2 Kewajiban Penyedia Jasa :a. menyusun dokumen penawaran yang memuat rencana dan

metode kerja, rencana usulan biaya, tenaga terampil dan tenaga ahli, rencana dan anggaran keselamatan dan kesehatan kerja dan peralatan.

b. menyerahkan jaminan penawaran c. menandatangani kontrak kerja konstruksi dalam batas waktu

yang ditentukan dalam dokumen lelang

Hak Penyedia Jasa :a. memperoleh penjelasan pekerjaanb. melakukan peninjauan lapangan apabila diperlukanc. mengajukan sanggahan terhadap pengumuman hasil lelangd. menarik jaminan penawaran bagi penyedia jasa yang kalahe. mendapat ganti rugi apabila terjadi pembatalan pemilihan jasa

yang tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang.

31

Page 32: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

BAB VIIPENYELENGGARAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

PEMBINAAN yang dilakukan pemerintah berupa ;- pengaturan, - pemberdayaan dan - pengawasan,

Pengaturan yang dimaksud adalah dengan menerbitkan peraturan perundang-undangan dan standar-standar teknis, sedangkan, pemberdayaan dilakukan terhadap usaha jasa konstruksi dan masyarakat untuk menumbuh kembangkan kesadaran akan hak, kewajiban dan perannya dalam pelaksanaan jasa konstruksi, begitupun untuk, pengawasan dilakukan terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk menjamin terwujudnya ketertiban jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengaturan yang dimaksud dilakukan dengan :1. Menetapkan kebijakan nasional pengembangan jasa konstruksi dan

pengaturan jasa konstruksi2. Menerbitkan dan menyebarkan peraturan perundang-undangan jasa

konstruksi dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait

Pemberdayaan yang dimaksud dilakukan dengan menetapkan kebijakan, meliputi :

1. Pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi

2. Pengembangan usaha termasuk upaya mendorong kemitraan fungsional yang sinergis

3. Dukungan lembaga keuangan untuk memberikan prioritas, pelayanan, kemudahan, dan akses dalam memperoleh pendanaan

4. Dukungan lembaga pertanggungan untuk memberikan prioritas, pelayanan, kemudahan dan akses dalam memperoleh jaminan pertanggungan resiko

5. Peningkatan kemampuan teknologi, sistem informasi serta peneltian dan pengembangan teknologi

Pengawasan yang dimaksud dilakukan guna tertib usaha, tertib penyelenggaraan, tertib pemanfaatan jasa konstruksi mengenai :

1. Ketentuan / Persyaratan perizinan2. Ketentuan keteknikan pekerjaan konstruksi3. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja

32

Page 33: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

4. Ketentuan keselamatan umum5. Ketentuan ketenagakerjaan6. Ketentuan lingkungan7. Ketentuan tata ruang8. Ketentuan tata bangunan9. Ketentuan lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan jasa

konstruksi

Pihak yang harus dibina dalam penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi terdiri dari penyedia jasa, pengguna jasa dan masyarakat, sedangkan pengguna jasa terdir atas :

1. Instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah2. Orang perseorangan3. Badan usaha yang berbadan hukum atau pun bukan badan hukum

Pembinaan jasa konstruksi terhadap penyedia jasa dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan hak dan kewajiban

Pembinaan jasa konstruksi terhadap pengguna jasa dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran akan hak dan kewajiban dalam pengikatan dan penyelenggaraan pekejaan konstruksi

Pembinaan jasa konstruksi terhadap masyaraka t dilakukan untuk menumbuhkan pemahaman akan peran strategis jasa konstruksi dalam pembangunan nasional, kesadaran akan hak dan kewajiban guna mewujudkan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan

Dalam tugas otonomi daerah pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah kota menyelenggarakan pembinaan jasa konstruksi mengenai :

a. pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksib. peningkatan kemampuan teknologi jasa konstruksic. pengembangan sistem informasi jasa konstruksid. penelitian dan pengembangan jasa konstruksie. pengawasan tata lingkungan yang bersifat lintas kabupaten dan

kota

Sedangkan dalam penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi oleh pemerintah dilakukan dengan cara :

a. melaksanakan kebijakan pembinaan jasa konstruksib. meyebarluaskan peraturan perundang-undangan jasa konstruksic. melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis, dan penyuluhan

33

Page 34: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

d. melaksanakan pengawasan sesuai dengan kewenangan untuk penuhinya tertib penyelenggaraan pekerjaan jasa konstruksi untuk pemerintah kabupaten dan kota ditambah dengan ;

e. menerbitkan perizinan usaha jasa konstruksiSELESAI BAHAN UTS

34

Page 35: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

35

Page 36: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

36

Page 37: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

37

Page 38: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

38

Page 39: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

39

Page 40: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

40

Page 41: D.aspek Etika & Hkm Konstruksi 1

41