dasar teori pemasaran internasional

26
B A B DASAR TEORI PEMASARAN INTERNASIONAL (ADVANTAGE THEORY/TEORI KEUNGGULAN) A. TEORI PRA–KLASIK (MERKANTILISME): MARKETING BY POWER Teori ini dilandasi oleh aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat diabad XVI s.d XVIII di Eropa Barat dengan idea pokoknya memperluas kegiatan perdagangan/pemasaran internasional (X & M) “ BY POWER” yaitu menggunakan uang dalam bentuk logam mulia terutama emas untuk membangunan dan memiliki kekuatan senjata dan armada kapal perang guna memperluas perdagangan dan pemasaran internasional yang diikuti dengan “kolonisasi atau penjajahan” seperti yang dilakukan Belanda dengan VOC nya di Indonesia, Inggeris dan Portugis di India – Malaysia – Afrika - China, Spanyol di Amerika Latin, Perancis di Afrika dan Vietnam dan lain – lain.

Upload: rifky-anan-kurniawan

Post on 15-Jul-2016

124 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

International Marketing

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori Pemasaran Internasional

B A B

DASAR TEORI PEMASARAN INTERNASIONAL

(ADVANTAGE THEORY/TEORI KEUNGGULAN)

A. TEORI PRA–KLASIK (MERKANTILISME): MARKETING BY POWER

Teori ini dilandasi oleh aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat diabad XVI s.d XVIII di Eropa Barat dengan idea pokoknya memperluas kegiatan perdagangan/pemasaran internasional (X & M) “ BY POWER” yaitu menggunakan uang dalam bentuk logam mulia terutama emas untuk membangunan dan memiliki kekuatan senjata dan armada kapal perang guna memperluas perdagangan dan pemasaran internasional yang diikuti dengan “kolonisasi atau penjajahan” seperti yang dilakukan Belanda dengan VOC nya di Indonesia, Inggeris dan Portugis di India – Malaysia – Afrika - China, Spanyol di Amerika Latin, Perancis di Afrika dan Vietnam dan lain – lain.

Kebijakan atau konsep Pemasaran Internasional By Power berdasarkan idea “Merkantilisme” ini sampai sekarang masih dapat dilihat wujudnya dalam bentuk “Neo Merkantilisme” seperti yang dilakukan oleh negara-negara ‘Super Power” terutama dibidang politik dan militer, khususnya USA dengan tindakannya

Page 2: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 2

kekerasannya di Afganistan dan Irak yang pada hakekatnya tidak terlepas dari motif ekonomi – pemasaran yaitu disatu pihak mengekspor peralatan militer keamanan/kontruksi/komunikasi dan dilain pihak mengimpor bahan baku (natural resources) terutama minyak bumi dengan harga yang dapat dipaksakan atau ditentukan oleh pihak Super Power. B. TEORI KLASIK

Teori ini mendasarkan kebijakan pemasaran internasional (X & M) yang terjadi karena adanya perbedaan harga produk yang dilahirkan dari perbedaan kemampuan faktor produksi “Tenaga Kerja” baik secara “Absolut Advantage “ menurut A. Smith atau secara Comparative Advantage” menurut D. Ricardo.

Prinsip dasar dari teori klasik adalah :a. Pemerintah mengurangi “campur tangan”nya dalam kegiatan

ekonomi – perdagangan/pemasaranb. Dengan demikian akan terjadi “perdagangan bebas” atau “free

trade” sehingga persaingan akan semakin meningkatc. Untuk menghadapi persaingan yang semakin meningkat

tersebut, maka masing-masing negara / perusahaan akan berusaha melakukan “spesialisasi produksi dan mengekspor” produk berdasarkan “absolut atau comparative advantage” untuk

d. Dapat berproduksi secara produktif dan efisien sehingga mampu bersaing di pasar internasional.

e. Dengan adanya spesialisasi maka terjadi peningkatan “produktivitas dan atau efisiensi” sehingga akan terjadi peningkatan produksi yang relatif lebih banyak dan murah sehingga akan mendorong pertumbuhan perdagangan/pemasaran internasional.

Pada hakekatnya, prinsip teori klasik ini sampai sekarang masih berlaku dan hal ini dapat dilihat dari adanya integrasi ekonomi regional pada saat ini seperti AFTA, NAFTA, LAFTA, APEC, EURO dan lain - lain.

1. Absolut Advantage dari A. Smith

Page 3: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 3

Menurut teori “Absolut Advantage” setiap negara atau produsen akan memperoleh “manfaat” atau “gain from international marketing” dengan melakukan spesialisasi produksi & mengekspor produk dimana dia memiliki “Keunggulan Mutlak” atau “Absolut Advantage” dan mengimpor barang dimana dia memiliki “Ketidak Unggulan Mutlak” atau “Dis-absolut Advantage”.

Terjadinya pemasaran internasional (X & M) yang memberikan manfaat (gain) baik bagi produsen/eksportir maupun bagi konsumen/ importir berdasarkan teori “Absolut Advantage” dapat dilihat dari ilustrasi matriks di bawah ini.

Tabel 4.1

PRODUKSI / TK / HARI KERJANEGARA/

PRODUSEN TEH SUTERA DTDN / DTOT

INDONESIA 12 Kg

3 M

1 Kg T = ¼ M S atau4 Kg T = 1 M S

CHINA 4 Kg

8 M

1 Kg T = 2 M S atau½ Kg T= 2 M S

Total Produksi Tanpa Spesialisasi

16 Kg

11 M

Total Produksi DenganSpesialisasi

24 Kg

16 M

Keterangan : DTDN= Dasar Tukar Dakam NegeriDTOT = Domestic Term Of TradeKg T = Kilogram TehM S = Meter SuteraTK = Tenaga Kerja

Page 4: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 4

Dari data diatas dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. Bila produsen/eksportir Indonesia akan melakukan spesialisasi

produksi dan memasarkan/ mengekspor 1 Kg teh ke China dan akan dapat ditukar dengan 2 Meter Sutera. Sedangkan didalam negeri (dengan DTDN/DTOT-nya) hanya dapat ditukar dengan ¼ Meter Sutera. Dengan demikian eksportir/produsen Indonesia akan mendapat keuntungan sebesar 1¾ Meter Sutera (2 – ¼)

Sebaliknya bila produsen/eksportir China melakukan spesialisasi produksi & memasarkan/mengekspor 1 Meter Sutera ke Indonesia dan akan ditukar dengan 4 Kg Teh. Sedangkan di dalam negeri (dengan DTDN/DTOTnya) hanya dapat ditukar dengan ½ Kg Teh. Dengan demikian eksportir/produsen China akan mendapat keuntungan sebesar 3½ Kg Teh (4 – ½).

Dapat dilihat juga bahwa dengan spesialisasi dilakukan oleh produsen/eksportir di Indonesia dan China, ternyata telah dapat meningkatkan total produksi dari 16 Kg Teh dan 11 Meter Sutera menjadi masing- masing 24 Kg Teh dan 16 Meter Sutera. Hal ini membuktikan adanya manfaat/gain dan peningkatan kesejahteraan di kedua negara dari pemasaran internasional ( X & M) karena adanya spesialisasi produksi yang didasarkan oleh teori “Absolut Advantage” atau Keunggulan Mutlak”.

2. Comparative Advantage dari D. RicardoMenurut teori Comparative Advantage dari D.Ricardo, suatu

negara/perusahaan tidak perlu memiliki keunggulan absolut untuk dapat melakukan spesialisasi dan mengekspor suatu produk tertentu, tetapi cukup memiliki keunggulan secara komparatif (comparative advantage) dari perbandingan input dan output-nya yaitu: Cost Comparative atau Labor Efficiency yaitu menghasilkan

“output tertentu” dengan “input minimal” Production Comparative atau Labor Productivity yaitu dengan

“input tertentu” dapat menghasilkan “output maksimal”

Berdasarkan kedua jenis comparative advantage diatas, maka suatu negara/perusahaan dapat melakukan pemasaran internasional (X & M) dengan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor suatu produk yang relatif lebih murah dan akan mengimpor produk yang jika diproduksi sendiri akan relatif lebih mahal.

Page 5: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 5

C. TEORI MODERN

1. The Proportional Factors Theory dari Heckscher - OhlinProportional Factors Theory atau teori Proporsi Faktor Produksi

yang dikenal sebagai teori H – O menjelaskan bahwa pemasaran internasional (X & M) dapat terjadi karena adanya proporsi faktor produksi (Endowment Factors) yang berbeda dari masing-masing negara/perusahaan yang akan mendorong masing negara/perusahaan untuk melakukan spesialisasi dalam produksi tertentu berdasarkan keunggulan biaya faktor produksi (Isocost) yang diperlukannya untuk memproduksi sejumlah produk tertentu (Isoquant).

Sebagai contoh dapat dilihat bagaimana terjadinya pemasaran internasional (X & M) antara dua negara berdasarkan teori H – O ini. Misalnya antara Indonesia yang memiliki relatif banyak SDA & SDM unqualified yang murah dengan Jepang yang memiliki relatif banyak modal (SDC) & teknologi (SDT) serta SDM yang qualified.

Secara skematis pemasaran internasional (X & M) dapat dilihat dari bagan dibawah ini :

Gambar 4.1

PROPORTIONAL FACTORS

INDONESIA - SDA Abundant- SDM Unqualified

JEPANG - SDT & SDC Abundant - SDM Qualified

INDUSTRY/PRODUCTION SPESIALIZATION

Page 6: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 6

INDONESIA- Resource Based Industry- Labor Intensive

JEPANG - Capital & Techno Intensive - High Technology Engineering

INTERNASIONAL MARKETING

INDONESIA JEPANG- EXPORT :Raw MaterialsMaturity & Declining Product- IMPORT :New & Growth Product

- IMPORT :Raw MaterialsMaturity & Declining Product- Export :New & Growth Product

2. Opportunity Cost Theory dari G. Herberler

Teori Opportunity Cost dari G.Harberler menjelaskan bahwa terjadinya pemasaran internasional karena adanya spesialisasi & perbedaan harga suatu product karena adanya perbedaan kemampuan produksi yang ditunjukkan oleh Production Possibility Curve atau PPC (baik Constant ataupun Increasing Cost) dan perbedaan selera konsumen atau IC (Indifference Curve)

Dalam hal ini pemasaran internasional (X & M) dapat terjadi antara dua negara karena :

a. Kemampuan prosuksi (PPC) sama, tetapi selera (IC) berbeda.Bila PPC atau kemampuan produksi sama maka supply relatif sama, akhirnya harga barang sejenis akan sama pula di dua negera/perusahaan. Misalnya supply barang A dan B sama di negara I dan II. Sedangkan IC yang mencerminkan selera /permintaan berbeda di dua negara. Misalnya barang A lebih disukai/diminta di negara I dan barang B lebih disukai/diminta dinegara II. Hal ini menyebabkan harga barang A akan lebih mahal di negara I dan sebaliknya harga barang B lebih mahal di II. Keadaan ini akan menyebabkan terjadi pemasaran internasional yaitu ekspor barang A & impor barang B oleh

Page 7: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 7

negara II ke/dari negara I dan sebaliknya ekspor barang B & impor barang A oleh negara I dari/ke negara II.

Sebagai contoh, misalnya antara Perancis dan Jepang yang memiliki kemampuan teknologi membuat mobil dan pakaian relatif sama, tetapi selera masing konsumen berbeda, dimana orang Perancis suka mobil Honda Jepang, sedangkan orang Jepang suka fashion/pakaian Charles Jordan Perancis.

Dengan demikian terjadi “pemasaran internasional” sebagai akibat perbedaan kemungkinan kemampuan produksi (PPC) dan atau selera (IC), yaitu Jepang akan mengekspor mobil Honda ke Perancis dan sebaliknya Perancis mengekspor pakaian ke Jepang.

b. Kemampuan produksi (PPC) berbeda, tetapi selera (IC) samaBila PPC atau kemampuan produksi berbeda maka supply akan berbeda, akhirnya harga barang sejenis akan berbeda pula di dua negera/perusahaan. Misalnya supply barang A di negara I banyak dan barang B di negara II banyak. Sedangkan IC yang mencerminkan selera /permintaan sama di dua negara baik untuk barang A maupun barang B dikedua negara. Hal ini menyebabkan harga barang A akan lebih murah dan barang B akan lebih mahal di negara I dan sebaliknya harga barang B lebih murah dan barang A akan lebih mahal di negara II. Keadaan ini akan menyebabkan terjadi pemasaran internasional yaitu ekspor barang A & impor barang B oleh negara I ke/dari negara II dan sebaliknya ekspor barang B & impor barang A oleh negara II dari/ke negara I.

c. Baik PPC maupun IC yang berbedaBila PPC atau kemampuan produksi berbeda maka supply akan berbeda, akhirnya harga barang sejenis akan berbeda pula di dua negera/perusahaan. Misalnya supply barang A di negara I banyak dan barang B di negara II banyak.Sedangkan IC yang mencerminkan selera /permintaan berbeda di dua negara. Misalnya barang A lebih disukai/diminta di negara II dan barang B lebih disukai/diminta dinegara I. Hal ini menyebabkan harga barang A akan lebih mahal di negara II dan sebaliknya harga barang B lebih mahal di I. Keadaan ini akan menyebabkan

Page 8: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 8

terjadi pemasaran internasional yaitu ekspor barang A & impor barang B oleh negara I ke/dari negara II dan sebaliknya ekspor barang B & impor barang A oleh negara II dari/ke negara I.

D. CURRENT THEORY

1. International Product Life Cycle (IPLC) dari R. VernonTeori ini menjelaskan bagaimana terjadinya pemasaran internsional (X & M) yang didasarkan kepada teori siklus kehidupan suatu product atau product life cycle (PLC) yang terdiri dari empat phase sbb. : Phase pertama : Introduction/Perkenalan Phase kedua : Growth/Pertumbuhan Phase ketiga : Maturity/Kedewasaan Phase keempat : Declining/PenurunanDengan gambar dibawah ini dapat dilihat bagaimana terjadinya pemasaran internasional (X & M) untuk produk manufacturing/industri pengolahan antara negara/perusahaan yang industrinya sudah maju (NIM) dan negara/perusahaan yang baru tumbuh/berkembang (NSB).

Gambar 4.2

Sales

Page 9: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 9

IPLC

Negara/Perusahaan

Phase IIntroduction

Phase IIGrowth

Phase IIIMaturity

Phase IVDeclining

NIM Ekspor Ekspor Impor ImporNSB Impor Impor Ekspor Ekspor

Keterangan : NIM = Negara Industri Maju NSB = Negara Sedang Berkembang

Contoh : Industri Pesawat TerbangIndonesia pada saat ini dapat memproduksi & mengekspor pesawat terbang jenis Cassa dengan mesin propeler/baling-baling seperti CN 235, yang saat ini sudah memasuki phase maturity/declining di negeri asalnya (Spanyol) sebaliknya Indonesia membeli/mengimpor pesawat terbang dengan mesin Jet seperti Airbus dari Eropa.

2. Competitive Advantage (Porter Diamond) dari M. PorterMenurut teori Porter Diamond, suatu negara/perusahaan akan

dapat melakukan pemasaran internasional (X & M), bila memiliki daya saing atau competitive advantage yang bersumber kepada penguasaan empat faktor sebagai berikut. Factors Condition yaitu kondisi faktor2 produksi yang dimiliki

seperti SDA, SDM, SDT, SDC, SDI dan SDE. Demand Condition (Kondisi Permintaan) yang ditentukan oleh

Composition, Size, Growth & Trend of Demand Strategy, Structure dan Rivalry perusahaan Supporting & Related Industry3. Hyper Competitive (Sustainable Competitive Advantage)

dari D’Aveni

Menurut teori ini, dengan adanya globalisasi dan peningkatan kemajuan teknologi yang semakin cepat dan meluas maka setiap

Time

Page 10: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 10

negara/perusahaan akan menghadapi tingkat persaingan semakin tinggi atau dapat disebut sebagai Hyper Competitive.

Untuk menghadapinya dan agar setiap negara/perusahaan dapat memiliki daya saing berkelanjutan atau “Sustainable Competitive Advantage” atau SCA maka sangat penting untuk selalu melakukan invention (penemuan baru) dan innovation (perubahan) dengan senantiasa melaksanakan program R & D (Research & Development) agar setiap produk yang sudah memasuki phase III dan IV (Maturity dan Decline) diperbarui dengan penemuan baru/invention atau diinovasi dengan perubahan baru sehingga tetap dapat memenuhi tuntutan needs<wants<expectations dari konsumen dalam dan luar negeri melalui pemasaran internasional yaitu mengekspor produk yang surplus dan mengimpor produk yang langka.

Kriteria keberhasilan negara/perusahaan yang memiliki SCA dapat dilihat dari tingkat “pertumbuhan riil income” nya yang selalu positif atau ∆GNP > 0 dan ini dapat dilihat disetiap negara Income per kapita atau perusahaan yang riil incomenya selalu meningkat.

Ilustrasi tentang teori Hyper Competitive atau SCA ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.3

Sales I = Introduction

Page 11: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 11

G = GrowthM = MaturityD = Decline

M1 M2 M3 SCA

Time

G1I1

D1 G2 I2

D2 G3 I3

O

Catatan : Pada saat Declining D1 & D2, dilakukan Invention & Innovation sehingga di dapat produk baru

Sumber daya saing (competitive advantage) juga dilihat dari aspek :1. Inward looking dengan mendasarkan kekuatan daya saing

berdasarkan inputs yang terdiri dari : * Resources (SDA, SDM, SDT, SDC, SDI & SDE) * Capabilities * Competencies2. Outward looking dengan mendasarkan kekuatan daya saing

berdasarkan: * Price (P) * Quality (Q) * Services (S)

SDA, SDM, SDT, SDC, SDI & SDE

ResourcesP

Q

S

Advantage Theory :1. Pra Klasik2. Klasik3. Modern4. Current

Capabilities Inputs

Inward Lookin

g

Daya Saing (Competiti

ve Advantage

)

Outward

Looking

Outputs

Page 12: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 12

Competencies

LIBERALIZATION & INTEGRATION THEORY

Page 13: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 13

PREPENTIAL TRADE ARRANGEMENT

MATRIKS COMPETITIVE / COMPARATIVE ADVANTAGE DINAMISUntuk dapat melakukan pemasaran internasional, pada dasarnya suatu negara haruslah memiliki beberapa faktor “keunggulan komparatif” (comparative advantage), sehingga dapat bersaing di pasar internasional. Sehubungan dengan itu, matriks di bawah ini akan menunjukan beberapa faktor comparative advantage yang seharusnya dimiliki oleh suatu negara, baik untuk kelompok produk primer (pertanian dan mineral) maupun kelompok produk manufacturing/industri (berdasarkan Product Life Cycyle yaitu fase I, II, III & IV) untuk dapat bersaing di pasar internasional.

Faktor – Faktor Comparative AdvantageFaktor Comparative

AdvantageProduk Primer Produk Industri

Mineral Pertanian Fase I Fase

IIFase III/IV

1. SDA + + – – +2. SDM :

a. Kuantitas b. Kualitas

–+

++

–+

–+

++

3. Teknologi + + + + +4. Skala Ekonomi + – – – +5. Diferensiasi – – – + +

Keterangan :

Page 14: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 14

Berdasarkan teori Produk Life Cycyle dari R.Vernon, maka siklus kehidupan suatu produk dapat dibagi atas empat tahapan atau fase sbb :* Fase I : Tahap Perkenalan Produk (Introduction)* Fase II : Tahap Pertumbuhan Produk (Growth)* Fase III : Tahap Kedewasaan Produk (Maturity)* Fase IV : Tahan Penurunan Produk (Declining)Catatan : Tanda + = diperlukan ; Tanda – = tidak diperlukan

4. Liberalization & Integration Theory (Teori Liberalisasi & Integrasi Ekonomi Regional)

Sebagai dampak dari globalisasi ekonomi dunia, terdapat semakin kuatnya gerakan liberalisasi dan integrasi ekonomi secara regional. Hal ini ditandainya semakin meluasnya cakupan & lingkup kerjasama liberalisasi dan integrasi tsb. yang pada gilirannya telah menyebabkan semakin meningkatnya pemasaran internasional (X & M) terutama antara negara anggota. Secara teoritis, tahapan liberalisasi & integrasi ekonomi regional tsb. Adalah sbb. :

a. Preferential Trade Arrangement (PTA) Yaitu bentuk kerjasama ekonomi regional yang masing-masing anggotanya memberikan preferensi dalam bentuk tarif (fasilitas keringanan bea masuk) dan non-tarif untuk produk orisinil masing-masing negara anggota. Salah satu contoh adalah TPA antar negara-negara ASEAN sebelum terbentuknya AFTA. Dalam kerjasama TPA antar negara-negara ASEAN tersebut, masing-masing negara anggota memberikan preferensi tarif dalam bentuk keringanan bea masuk tarif yang lebih murah sebesar 25% sd. 50% untuk produk orisinil yang mereka perdagangkan.

FREE TRADE AREA

Page 15: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 15

CUSTOMS UNION

COMMON MARKET

ECONOMY UNION

MONETARY UNION

Page 16: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 16

b. Free Trade Area (FTA)Yaitu suatu bentuk kerjasama ekonomi regional yang memasarkan produk-produk orisinil negara-negara anggotanya tidak dipungut bea masuk atau bebas bea masuk. Dengan kata lain, “internal tariff” antara negara anggota menjadi 0%, sedangkan masing-masing negara memiliki “external tariff” sendiri-sendiri. Contoh AFTA (Asean Free Trade Area) yang diawali dengan CEPT (Common Effective Prefential Tariff) yang mulai diberlakukan sejak tanggal 01 Januari 1993. Contoh lain : EFTA (European Free Trade Area), NAFTA (North American Free Trade), LAFTA (Latin American Free Trade Area), dll.

c. Customs Union (CU) Yaitu bentuk kerjasama ekonomi regional dengan “internal tariff” untuk produk-produk orisinil dari/ke masing-masing negara anggota yang besarnya 0% atau dibebaskan dari bea masuk, dan “external tariff” untuk produk yang berasal dari negara bukan anggota untuk seluruh negara anggota adalah sama. Demikian halnya pula dengan penerimaan bea dan cukai atau customs revenue yang merupakan penerimaan bersama atau kolektif. Perbedaan karakteristik antara FTA dan CU dapat dilihat pada mariks berikut :

Matriks Perbandingan FTA dan Customs UnionKarakteristik FTA CUInternal TarifExternal Tarif

Customs Revenue

0%Masing – masingMasing – masing

0%Sama

Bersama

d. Common Market (CM) Yaitu suatu bentuk kerjasama ekonomi regional yang memiliki kebebasan bergerak untuk faktor produksi, khususnya tenaga kerja (SDM) dari/ke masing-masing negara anggota. Contohnya Pasaran Bersama Eropa (European Common Market), CACM (Central American Common Market), Comecon (Council for Mutual Economic Assistance), Caricom (Caribbean Community and Common Market), ICM (Islamic Common Market), ANCOM (Andean Common Market), dll.

Page 17: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 17

e. Economy Union (EU)Yaitu suatu bentuk kerjasama ekonomi regional yang memiliki kesatuan atau persamaan peraturan dalam bidang perpajakan, tenaga kerja, jaminan sosial dll. Contohnya EEC (European Economic Community), CAEC (Council of Arab Economic Community) dll.

f. Monetary Union (MU)Yaitu suatu bentuk kerjasama ekonomi regional yang memiliki kesatuan/persamaan mata uang. Contohnya European Community yang akan memiliki mata uang tunggal, yaitu Euro yang diberlakukan mulai tanggal oi Januari 1999.

Dilihat dari aspek pemasaran internasional, maka dampak liberalisasi & integrasi ekonomi regional dapat berwujud dalam bentuk :a. Marketing Creation yaitu dampak positif dengan terbentuk

pasar atau daerah pemasaran baru sebagai akibat dari penghapusan berbagai hambatan pemasaran atau marketing barrier baik yang bersifat tariff barrier (TB) maupun non – tariff barrier (NTB). Hal ini dapat dijelaskan dengan matriks dibawah ini.

Page 18: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 18

Analisis trade creation ini juga dapat dilakukan secara matematis dengan asumsi dasar dari data sbb.

Analisis Marketing CreationNegara Indonesia Singapura USA

Page 19: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 19

Harga sepedatarif BM

$ 80 0

$ 70$ 20

$ 100$ 20

Harga sepedasebelum FTA $ 80 $ 90 $ 120Harga sepedasetelah FTA $ 80 $ 70 $ 120

Keterangan : Sebelum FTA (Free Trade Area) antara Indonesia dengan

Singapura terbentuk, tidak ada pemasaran atau impor sepeda baik dari Singapura atau USA. Karena dengan pengenaan tarif bea masuk sebesar $20, maka harga sepeda buatan Indonesia akan selalu lebih murah daripada buatan Singapura atau USA.

Setelah FTA antara Indonesia dengan Singapura terbentuk impor sepeda dari Singapura tidak lagi dikenakan tarif bea masuk sehingga tercipta pemasaran (impor) sepeda dari Singapura dengan harga lebih murah ($70). Timbulnya pemasaran dalam bentuk impor ini merupakan dampak trade creation dari pembentukan free trade area antara Indonesia dengan Singapura.

b. Marketing Diversion yaitu dampak negatif terhadap penyimpangan pemasaran suatu produk sebagai akibat dari penghapusan berbagai hambatan pemasaran atau marketing barrier baik yang bersifat tariff barrif maupun non tariff barrier. Hal ini dapat dijelaskan dengan matriks dibawah ini.

Analisis trade diversion ni juga dapat dilakukan secara matematis dengan asumsi dasar dari data sbb.

Analisis Marketing DiversionNegara Indonesia Singapur

aUSA

Harga sepedatarif BM

$ 120 0

$ 100$ 20

$ 90$ 20

Harga sepedasebelum FTA $ 120 $ 120 $ 110Harga sepedasetelah FTA $ 120 $ 100 $ 110

Keterangan :

Page 20: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 20

1) Sebelum FTA (Free Trade Area) antara Indonesia dengan Singapura terbentuk, tidak ada pemasaran atau impor sepeda baik dari Singapura tetapi dari USA. Dengan tarif bea masuk sebesar $20, maka harga sepeda buatan USA ($110) akan lebih murah daripada buatan Indonesia dan Singapura ($120).

2) Setelah FTA antara Indonesia dan Singapura terbentuk, impor sepeda dari Singapura tidak lagi dikenakan tarif bea masuk sehingga tercipta pemasaran (impor) sepeda dari Singapura dengan harga yang lebih murah ($100). Akan tetapi, konsumen Indonesia sebenarnya rugi karena membayar harga sepeda Singapura lebih mahal daripada sepeda USA jika tidak dikenakan tarif bea masuk (hanya $90).

Page 21: Dasar Teori Pemasaran Internasional

Bab 4 Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan) 21

3) Adanya pengalihan impor dari USA menjadi impor dari Singapura yang pada dasarnya merugikan konsumen Indonesia ini disebut trade diversion.