dasar teori atsiri

8
Minyak atsiri merupakan minyak wangi khas yang dihasilkan dari tanaman atau hewan, terdiri dari campuran berbagai senyawa kimia yang termasuk golongan hidrokarbon dan hidrokarbon- O. Sifat fisika kimia dan mutu bau dari masing- masing jenis minyak tersebut merupakan resultan dari campuran senyawa penyusunnya. minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana. Minyak atsiri yang didominasi oleh senyawa monoterpara dan fenol sederhana lainnya dapat memberikan hasil yang memuaskan jika suhu kolom diprogram mulai dari 40/50 C (Agusta, 2000). Suatu cairan dapat diupakan dengan berbagai cara. Yang paling mudah memang mendidihkannya sampai semua menguap dan komposisi akhirnya sama dengan cairan asalnya. Dalam kolom distilasi, suhu menurun dengan ketinggian kolom. Komponen yang kurang atsiri mengembun dan jatuh kembali dalam labu, tetapi yang lebih atsiri terus naik ke puncak kolom masuk ke dalam kondensor air dingin, mengembun dan dikumpulkan dalam wadah penampung (Oxtoby,2001). Bila suatu campuran dua cairan yang dapat campur didihkan,uap yang lepas dari dalam cairan biasanya mempunyai susunan yang lebih daripada susunan cairan yang mendidih. Perilaku yang lazim adalah bahwa uap lebih kaya dengan komponen yang lebih atsiri. Adapun sifat-sifat minyak atsiri sbb:

Upload: asti-nesia-himmatuliza

Post on 26-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

MINYAK ATSIRI

TRANSCRIPT

Minyak atsiri merupakan minyak wangi khas yang dihasilkan dari tanaman atau hewan, terdiri dari campuran berbagai senyawa kimia yang termasuk golongan hidrokarbon dan hidrokarbon- O. Sifat fisika kimia dan mutu bau dari masing-masing jenis minyak tersebut merupakan resultan dari campuran senyawa penyusunnya. minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana.

Minyak atsiri yang didominasi oleh senyawa monoterpara dan fenol sederhana lainnya dapat memberikan hasil yang memuaskan jika suhu kolom diprogram mulai dari 40/50 C (Agusta, 2000). Suatu cairan dapat diupakan dengan berbagai cara. Yang paling mudah memang mendidihkannya sampai semua menguap dan komposisi akhirnya sama dengan cairan asalnya. Dalam kolom distilasi, suhu menurun dengan ketinggian kolom. Komponen yang kurang atsiri mengembun dan jatuh kembali dalam labu, tetapi yang lebih atsiri terus naik ke puncak kolom masuk ke dalam kondensor air dingin, mengembun dan dikumpulkan dalam wadah penampung (Oxtoby,2001). Bila suatu campuran dua cairan yang dapat campur didihkan,uap yang lepas dari dalam cairan biasanya mempunyai susunan yang lebih daripada susunan cairan yang mendidih. Perilaku yang lazim adalah bahwa uap lebih kaya dengan komponen yang lebih atsiri.

Adapun sifat-sifat minyak atsiri sbb:

Memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya

Memiliki rasa getir, berasa tajam, menggigit, memberi rasa hangat sampai panas atau justru dingin ketika dikulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya.

Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak berubah menjadi bau tengik, ini berbeda dengan minyak lemak.

Tidak dapat bercampur dengan air, tetapi dapat memberikan baunya pada air walaupunkelarutannya sangat kecil.

Sangat mudah larut dalam pelarut organik.METODE PRODUKSI (PENGAMBILAN) MINYAK ATSIRI

Berdasarkan sifat tersebut diatas, minyak atsiri dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu penyulingan, ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent extraction), ekstraksi dengan lemak dingin (enfleurasi), ekstraksi dengan lemak panas (maserasi) dan pengepresan (pressing). Secaraumum metode pengambilan minyak atsiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu cara mekanik dan cara fisika-kimia..II. Cara Kimia-fisika Distilasi (Penyulingan), ada beberapa jenis distilasi : Prinsipnya penyulingan destilasi merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Pada dasarnya terdapat dua jenis penyulingan yaitu : a. Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Proses ini dilakukan dengan bantuan air maupun uap air. Hidrodestilasi memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan bahan yang diproses yaitu : destilasi air, destilasi uap dan air serta destilasi uap langsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi hidrodestilasi adalah :

1. Difusi atau perembesan minyak atsiri oleh air panas melalui selaput tanaman yang disebuthidrodifusi.

2. Hidrolisis terhadap komponen tertentu dari minyak atsiri.

3. Peruraian terjadi oleh panas

b. Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna hingga hanya membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan tanpa menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode yaitu kohobasi, rektifikasi dan destilasi fraksinasi. Untuk Ekstraksi Pelarut, yang dapat berupa :a. Maserasi b. EnfleuragecKeterangan :

a. Penyulingan/Destilasi Air (Perebusan)Dengan tipe penyulingan air ini, bahan yang akan disuling berhubungan langsung dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling kemungkinan mengambang atau mengapung di atas air atauterendam seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses. Air dapat dididihkan dengan api secara langsung. Metode ini disebut juga metode perebusan. Ketika bahan direbus, minyak atsiri akan menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk dikondensasi. Alat yang di gunakan untuk metode ini disebut alat suling perebus.Contoh bahan yang diproses dengan netode ini : bunga mawar, bunga-bunga jeruk.Destilasi air dapat dijalankan pada tekanan di bawah 1 atmosfir sehingga air bisa mendidih padasuhu yang lebih rendah dari 100oC. Biasanya dilakukan bila bahan atau minyak atsiri rentan terhadap suhu. Contoh : neroli.

b. Penyulingan/Destilasi Uap dan Air (Pengukusan)Bahan tanaman yang akan diproses ditempatkan dalam wadah yang kontruksinya hampir sama dengan dandang pegukus, sehingga metode ini disebut juga pengukusan. Air dididihkan pada bagian bawah alat . Minyak atsiri akan ikur bersama aliran uap yang kemudian dialirkan kekondensor. Alat yang digunakan dalam metode ini disebut alat suling pengukus. Temperatur steamharus dikontrol agar hanya cukup untuk memaksa bahan melepas minyak atsirinya dan tidak membakar bahan. Uap yang dipakai bertekanan > 1 atm dan bersuhu > 100oC, sehingga waktudistilasi bisa lebih cepat mengurangi kemungkinan rusaknya minyak atsiri. Cara ini menghasilkan minyak atsiri dengan mutu yang tinggi.c. Penyulingan/Destilasi Uap Langsung

Bahan dialiri dengan uap yang berasal dari suatu pembangkit uap. Uap yang dihasilkan lazimnya memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan atmosfer. Uap yang dihasilkan kemudian dialirkan kedalam alat penyulingan sehingga minyak atsiri akan menguap terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor untuk dikondensasi. Alat yang digunakan dalam metode ini disebut alat suling uap langsung. Pada dasarnya tidak ada perbedaan mencolok pada ketiga alat penyulingan tersebut. Namun pemilihan tergantung pada metode yang digunakan, karena reaksi tertentu dapat terjadi selama penyulingan.

Untuk fraksinasi :

a. Kohobasi

Sistem kohobasi adalah proses penyulingan yang diulang kembali, artinya air keluaran sisa ini dimasukkan ke ketel lagi untuk diproses ulang menjadi kukus, kemudian kukus dilewatkan pipa ketabung destilasi. Dalam tabung destilasi kontak dengan bahan baku menghasilkan kukus air danminyak atsiri, kemudian dipisahkan oleh separator menghasilkan minyak atsiri dan air limbah(sisa).Bila rose oil dipungut dengan cara water distillation, maka phenyl ethyl alcohol yang dikandungnya akan larut dalam air. Senyawa ini tidak ikut bersama minyak atsiri. Bau minyak atsiri menjadi berbeda disebut incomplete oil . Untuk mendapatkan minyak atsiri yang lengkap(complete oil), phenyl ethyl alcohol dipisahkan dari air dengan cara distilasi kemudianditambahkan ke dalam incomplete oil dengan perbandingan yang tepat. Rose oil yang lengkap inidisebut Rose Otto.b. Rektifikasi

Bila essential oil hasil distilasi mengandung impurities (pengotor), dapat dimurnikan dengan re-distilasi memakai steam atau vacuum. Pemurnian dengan cara ini disebut rectification. Ct.eucalyptus oil, dijual sbg double distilled.c. Destilasi Fraksinasi

Proses distilasi normal, tetapi minyak atsiri dikumpulkan secara batch (menurut fraksinya).Contohnya Ylang-ylang.Pada proses pengambilan minyak atsiri dengan ekstraksi, bahan-bahan minyak atsiri yang akandiambil minyaknya di tambahkan dengan bahan atau zat pelarut (solvent) yang dapat mengikat minyak yang terdapat dalam bahan atsiri. Zat solven yang bercampur dengan minyak atsiri tersebutselanjutnya akan dipisahkan untuk diambil minyak atsirinya.Ekstraksi pelarut untuk memungut minyak atsiri, tidak hanya memakai chemical solvent sepertihexan, tetapi juga dengan solven padat misalnya fat/ solid oil. Selain itu bisa juga dengan CO2.

Untuk estraksi pelarut terutama cocok untuk bahan-bahan dengan kandungan minyak atsiri yang sangatrendah, juga untuk bahan yang bersifat thermolabile. Dengan tipe proses seperti ini senyawa nonvolatil misalnya waxe dan pigmen ikut terekstraksi

Diantaranya :

.a. Maserasi (Ekstraksi dengan lemak panas)Bahan terutama bunga direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-sel yang mengandung minyak atsiri kemudian minyak panas akan menyerap minyak atsiri. Minyak yang mengandung minyak atsiri dipisahkan dari bahan dengan penyaringan atau dekanter. b. Enfleurasi (Ekstraksi dengan lemak dingin)Kaca dalam frame (disebut chassis) dilapisi dengan lemak binatang/ tumbuhan yang tidak berbaudan murni. Kemudian bunga segar yang baru dipetik ditempelkan pada lemak lalu ditutup. Minyak atsiri akan terserap oleh lemak, bunga diganti dengan yang segar lagi sampai lemak menjadi jenuh dengan minyak atsiri. Setelah jenuh bunga diambil (defleurage). Campuran lemak dan minyak atsiri ini disebut Pomade. Pamade dicuci dengan alkohol hingga minyak atsiri larut dalam alkohol. Dengan cara distilasi akan diperoleh minyak atsiri. Cara ini sangat mahal dan memerlukan tenagayang cukup banyak. Bahan yang diproses dengan cara ini contohnya tuberose dan jasminec. Solvent extraction (Pelarut mudah menguap)Minyak atsiri dapat diekstraksi memakai hexan, metanol, etanol, petrloleum eter, atau benzen.Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena bersifat carcinogenic (bisa menyebabkan kanker).Minyak atsiri yang diambil dengan cara ini mempunyai aroma hampir sama denga aslinya. Minyak atsiri banyak yang dipungut dengan cara ini, akan tetapi banyak yang tidak mau memakainya untuk aroma terapi Karena ada sisa solvent pada produk akhir minyak atsiri. Solven yang tertinggal 6 20%. Dengan memakai hexan, solven yang tersisa hanya 10 ppm. Hasil akhir cara ini disebutconcrete. Concrete dapat dilarutkan dalam alkohol untuk memisahkan solvennya. Bila alkoholdiuapkan akan dihasilkan absolute. Absolute atau concrete dapat dipakai untuk perfume tapi tidak untuk skin care. Contoh tanaman yang diproses dengan cara ini adalah jasmine, hyacinth,narcissus, tuberose.d. Ekstraksi Hiperkritikal CO2Cara ini relatif baru dan mahal, tetapi menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang baik. CO2 menjadi hypercritical pada 33oC dan tekanan 200 atm, pada kondisi ini tidak benar-benar gas ataucair. CO2 pada kondisi ini merupakan solven terbaik karena suhunya rendah dan waktunya sangatsingkat/ instan. CO2 bersifat inert dan dengan menurunkan tekanan akan segera dapat memisahkan minyak atsiri dari solvennya. Perlu alat yang mahal, biaya investasi mahal.