dasar pembuatan sop peralatan keamanan penerbangan

Upload: asukoencok

Post on 09-Oct-2015

485 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

SOP

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Dasar Pembuatan SOP Peralatan Keamanan Penerbangan1. Undang undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, tambahan lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4956);2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP. 502 Tahun 2011 tentang Pengoperasian Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang untuk Penerbangan Sipil6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 31 Tahun 2013 tentang Program Keamanan penerbangan Nasional;7. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP. 241 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengoperasian, Pemeliharaan dan Pelaporan Fasilitas Keamanan Penerbangan8. Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara Nomor : KP. 260 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Peralatan Keamanan Penerbangan9. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP. 262 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Pengujian Kinerja Peralatan Keamanan Penerbangan10. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 9 Tahun 2011 tantang Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Jawa TimurB. Ruang LingkupPelaksanaan pemeliharaan terhadap peralatan keamanan penerbangan difungsikan agar alat dapat berkerja secara normal dalam melakukan pemeriksaan keamaan. Adapun alat yang diperlukan dalam membantu proses keamanan Bandara, diantaranya:1. Alat pendeteksi bahan organik dan non organik1) Berupa mesin X ray 2. Alat pendeteksi metal atau non metalPelatan yang berfungsi sebagai pendeteksi bahan metal atau non metal yaitu:1) Mesin X ray;2) Gawang pendeteksi metal (walk through metal detector/ WTMD);3) Pendeteksi metal genggam (hand held metal detector/ HHMD).3. Alat pemadam kebakaran1) Alat pemadam api ringan (APAR)4. Alat pemantau lalu lintas orang, kargo, pos, kendaraan :1) System kamera pemantau (closed circuit television / CCTV)2) Kendaraan patrolC. Maksud dan TujuanMaksudSebagai acuan dalam melaksanakan kegitan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan sehingga tercipta standar/ prosedur yang sama dalam melaksakanan kegiatan tersebutTujuanUntuk mempertahankan keandala kinerja dan kemampuan dalam melakukan pengoperasian alat demi terwujudnya keamanan penerbangan D. Definisi 1. Pemeriksaan adalah rangkaian kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap keandalan kinerja fasilitas keamanan penerbangan2. Kalibrasi adalah proses pemeriksaan, penyesuaian keluaran/ indikasi dan pengujian peralatan keamanan untuk memenuhi standar kelaikan operasi yang ditetapkan3. Fasilitas keamanan penerbangan adalah peralatan peralatan yang digunakan dalam upaya mewujudkan keamanan penerbangan4. Peralatan keamanan penerbangan adalah peralatan yang digunakan untuk mengenali atau mendeteksi orang, kendaraan atau barang/bahan yang berpotensi melakukan atau digunakan untuk tindakan melawan hukum dalam penerbangan

BAB IISTANDAR PENGOPERASIAN PERALATAN KEAMANAN PENERBANGANA. Standart Operational Procedure Handheld Metal Detector1. PendahuluanHand-Held Metal Detector berguna untuk mendeteksi posisi/letak barang bawaan yang terdapat di pakaian atau dibadan calon penumpang yang berbahan dasar metal ataupun logam.a. SpesifikasiOperating Temperatures-35F (-37C) to 158F (70C)

HumidityTo 95% non-condensing

Operating Frequency95 kHz

Audio Frequency2kHz Warble

TuningAutomatic

Indicators :- Silent / Vibrate- Speaker- LED Alert Lights- Green : Power ON- Amber : Battery LOW- Red : ALARM condition

Controls :- 3 way switch ON (Speaker / LED Light)- ON (Vibrating / LED Light)- OFF

BatterySingle 9 volt battery provides up to 60 hours of normal operation. Optional NiMH rechargeable battery provides up to 20 hours on each 12-hour recharge

Dimensions :Width : 3.25" (8.3 cm)- Thickness : 1.625" (4.13 cm)- Length : 16.5" (42 cm)- Weight : 17.6 oz. (500 g)

Warranty1 year parts and labor

2. Prosedur Pengoperasiana. Persiapan PengoerasianHal yang perlu diperhatikan, Sebelum melakukan penggunaan alat pendeteksi metal genggam (HHMD) yaitu:1) Periksa kondisi visual tidak ada kerusakan pada alat HHMD (Hand Held Metal Detector)2) Periksa Kondisi baterei pada lampu indicator Baterei3) Pastikan setelah kondisi ON di uji coba dahulu sebelum digunakan pada penumpang

b. Pengoperasian1) Prosedur menghidupkan HHMDa) Posisikan switch pada posisi ONb) Lihat lampu indicator, jika warna hijau HHMD siap dioperasikanc) Dan jika lampu indicator warna kuning (lampu indicator pada posisi tengah) menyala maka menandakan baterei lowd) Jika pada saat lampu indicator warna merah menyala maka menandakan terdeteksinya bahan logam pada benda yang di deteksi alat HHMD

2) Prosedur operasionala) Pemeriksaan menurut arah jarum jamb) Pemeriksaan dengan detector logam genggam harus dilakukan dengan gerak melingkar menurut jarum jam sambil pemeriksa bergerak keliling tubuh penumpang.

Sebelum melakukan pemeriksaan dengan detector logam genggam,pemeriksa harus: Meminta dan memperoleh izin penumpang untuk melakukan pemeriksaan. Meminta penumpang untuk membuka pakaian luar yang gembung yang mengganggu pemeriksaan. Pakaian ini harus di sinar-x atau diperiksa manual. Mengontrol barang yang dibuka dan/atau barang jinjingan yang telah lolos pemeriksaan sinar x. Memastikan bahwa barang jinjingan yang dibuka dan diperiksa tetap bisa dilihat oleh penumpang selama pemeriksaan. Memastikan bahwa pemeriksaan dilakukan di lokasi yang tidak akan mengganggu lalu lintas orang yang lewat dari gawang detector logam. Menguji detector logam genggam untuk memastikan bahwa kerjanya baik (yaitu lewatkan detector di atas sebuah benda logam untuk memastikan bunyinya).

Bila melakukan pemeriksaan dengan detector logam genggam,peneriksa harus: Mengarahkan penumpang agar menghadap ke depan dan merentangkan lengannya dan membuka kakinya. Gunakan petunjuk detector logam genggam seperti dijelaskan oleh pabriknya JANGAN SEKALI-KALI menyentuh tubuh penumpang dengan detector logam genggam. Gunakanlah alur pemeriksaan dan prosedur yang sama setiap kali. Mulai dari ujung kepala ,bergerak ke bawah dan keliling tubuh penumpang dengan arah jarum jam sampai tubuh penumpang keseluruhannya diliputi. Gunakan daerah aktifnya detector logam genggam sejajar dengantubuh penumpang ke bawah, gerakkan detektornya dari bahu penumpang ke bawah,kemudian ke atas ,dengan jarak 1-2 inci sampai bagian depan dari tubuh penumpang selengkapnya diperiksa. Bergeraklah kebelakang penumpang dan ulangi prosedurnya di bagian belakang penumpang.Bila detector logam genggam berbunyi,pemeriksa harus: Memastikan bahwa daerah yang menyebabkan setiap kali bunyi diketahui dengan positif Meminta penumpang untuk menyingkirkan semua benda logam di daerah bunyi alarm. Memeriksa dan memastikan bahwa benda penyebab alarm bukan benda yang berbahaya atau terlarang. Mulai lagi di titik pertemuan bunyi alarm. Lanjutkan prosedur sampai penumpang telah diperiksa secara keseluruhan dan sumber alarm telah diketahui dan diperiksa

3) Prosedur mematikan peralatan Cek kembali kondisi visual dari alat HHMD Tekan switch pada posisi off alat HHMD

3. Pemeriksaan akhir1) Periksa visual alat HHMD kondisi ON atau OFF, apabila alat tidak digunakan2) Periksa kondisi battery , apabila menggunakan isi ulang segera charging kembali baterrey nya.

4. Daftar rincian kegiatan pemeliharaan pencegahan peralatan pendeteksi metal genggam atau HHMD

NoKegiatanKriteriaHarianMingguanBulananTriwulanSemesteranTahunan Tindakan

1Pembersihan main unitBersihBersihkan dari debu dan kotoran yang menempel

2Pemeriksaan Battery voltageSesuaiPastikan voltage battery masih mencukupi untuk mengoperasikan peralatan

3Pemeriksaan fungsi switch / tombol On/ OffBerfungsiPastiakn tombol on/ off dapat difungsikan

4Pemeriksaan alert system:a. Audible

b. VisibleBerfungsi

Berfungsi dan menyala

Pastikan alarm dapat mengeluarkan bunyi

Pastikan zone light dalam kondisi menyala

5Pemeriksaan sensitivitasBerfungsiPastikan funsi sensitivitas dapat difungsikan

6Pengujian kinerja secara berkala dengan menggunakan OTPTerdeteksiPastikan peralatan HHMD dapat mendeteksi OTP

7Pemeriksaan peralatan dari kerusakan fisikTidak rusakPastikan tidak terdapat kerusakan fisik pada peralatan

8line up seluruh sistemBerfungsiPastikan seluruh sistem berfungsi dengan normal

B. Standart Operational Procedure Walk Through Metal Detector (WTMD)1. PendahuluanFungsi dari gawang pendeteksi metal digunakan untuk mendeteksi adanya benda logam yang dibawah penumpang

Gambar 1. Blok diagram metal detector

Kelebihan Walk- Through Metal Detector HI PE Multi Zonea. Mampu mendeteksi berbagai macam benda terdiri dari magnetic, logam non magnet dan paduan keduanya b. Tingkat akurasi skrining pada jalur gawang metal detector sangat akurat dan cepat. Dari ujung bawah sampai atas mistar gawang metal detectorc. Tipe HI-PE memungkinkan tingkat tinggi diskriminasi antara massa signifikan logam, seperti senjata yang harus dideteksi, dan efek logam pribadi. Kekebalan yang luar biasa untuk gangguan lingkungan membuatnya mudah digunakan bahkan ketika gangguan listrik ditemui. Kemampuan deteksi independen dari kecepatan perjalanan.d. Walk-Through Metal Detector Tipe HI PE dapat membedakan masa logam, yang terdapat pada benda benda logam, senjata yang harus dideteksi e. Tidak mudah rusak ketika terjadi gangguan listrikf. Kemampuan deteksi tidak terpengaruh oleh kecepatan jalan orang yang di skriningg. Perawatan pemeliharaan dan kalibrasi tidak secara periodik dilakukanJenis sinyal Visual: Tetap atau sebanding dengan massa transit - terlihat dari 6m di bawah pencahayaan 4000 lux. Indikasi visual: 2, 4, 8 atau 20 zona dapat dipilih sesuai kebutuhan

2. Pemeriksaan kondisi awal alat Walk through Metal DetectorSebelum mengoperasikan WTMD, harus mengecek hal-hal berikut :a. pastikan secara visual tidak terdapat kerusakan fisik pada housing panel, control unit, kabel-kabel yang terlihat dan UPSb. tidak terdapat benda-benda pada jalur pemeriksaan yang dapat mengganggu pemeriksaan keamanan;c. pastikan benda-benda yang mempunyai kandungan logam cukup besar (seperti : trolley, pintu besi, jendela besi, tempat sampah besi, dll.), serta peralatan-peralatan elektrik/elektronik yang dapat menimbulkan interferensi (seperti : generator/genset, trafo besar, panel listrik, dll.) tidak berada dekat WTMD;d. pastikan photocells beserta reflectors yang terletak dibagian tengah panel transmitter dan receiver tidak terhalangi; dane. peralatan telah terhubung ke sumber tegangan/listrik/UPS, dengan tegangan yang cukup.

3. Pengoperasiana. Memastikan WTDM dapat bekerja sesuai permintaanb. Ketika kodisi tes kalibrasi dan atau operasi setiap hari WTMD harus:1) Penumpang wajib melepaskan bahan atau aksesoris yang terbuat dari metal, termasuk koin, perhiasan, ikat pinggang, jam tangan, dan sepatu (jika mengandung unsur metal atau besi). Jika didalam tubuh penumpang terdapat implan bedah maka tidak harus untuk dites.2) Penumpang diharuskan melewati WTMD untuk memastikan bahwa sudah terpisahkan dari bahan metal pada tubuh penumpang sehingga alarm tidak berbunyi.3) Selalu melewati Walk Through dengan berjalan normal (jalan tidak tergesah gesah), posisi tubuh tegak saat melewati Walk through sebelum masuk ruang steril4) Pastikan alarm Walk through clearly, dan bila terdapat bunyi stop penumpang dan skrining kembali.

4. Kalibrasi WTMD Hanya petugas berwenang, vendor, dan kontraktor saja yang boleh melakukan uji kalibrasi. a. Uji kalibrasi WTMD dilakukan apabila:1) Terdapat instalasi WTMD baru2) Terjadi pemindahan WTMD ke lokasi lain (baru)3) Ketika teknisi melakukan pemeliharaan atau perawatan rutin WTMD4) Setelah 90 hari sejak uji kalibrasi terakhir ( uji kalibrasi dilakukan 3 bulan sekali)

5. Standart penempatan WTMD pada Security Check Pointa. Peletakan perangkatReicever (RX) perangkat harus sejauh mungkin dari gangguan gelombang elektromagnetik sehingga idealnya harus sejauh mungkin dengan Monitor dan Conveyor belt dari x -ray

Gambar 2. Proses penataan Walk through metal detector pada SCP

b. Meyediakan jalur khusus untuk staf atau petugas bandaraMemberikan jalur khusus bagi Angkutan personil (AP) karena tidak perlu petugas atau staf melalui jalur metal detektor

Gambar 3. Penyediaan jalur untuk AP

c. Jalur skrining bagasi ( barang) Untuk menghindari alarm palsu dari arah gerakan bagasi maka perlu penentuan jarak awal dan akhir penempatan bagasi( barang) pada kovenyor, dimana barang barang tersebut akan dibawah kembali oleh penumpang. Hal ini juga perlu mengatur penumpang agar tidak berdesakan saat mengatur penumpang yang bisa menjadikan kendala pada control sistem

Gambar 4. Penempatan bagasi

d. Perlu penataan celah antara WTMD dengan dinding atau sekatDisarankan bahwa hambatan terbuat dari bahan isolasi (kayu, kaca, Lexan, plastik panel, cordons, hiasan arsitektur dalam bahan isolasi), sehingga setiap gerakan karena Benturan tidak mempengaruhi antena dari detektor logam. Untuk alasan yang sama, hindari kontak langsung antara hambatan dan probe logam detector.

Gambar 5. Jarak penataan WTMD dengan dinding

6. Daftar rincian kegiatan pemeliharaan pencegahan peralatan gawang pendeteksi metalNoKegiatan yang dilaksanakanKriteriaHarianMingguanBulananTriwulanSemesteranTahunanTindakan

1Pembersihan :a. Main Unitb. UPSc. Lokasi sekitar penempatan peralatanBersihBersihBersih

Bersih dari debu dan kotaran yang menepel

2Pemeriksaan supply voltage:

a. Main supply voltage

b. Output voltage UPS

Sesuai

sesuai

Pastikan main voltage sesuai yang dipersyaratkan Pastikan output voltage sesuai yang dipersyaratkan

NoKegiatan yang dilaksanakanKriteriaHarianMingguanBulananTriwulanSemesteranTahunanTindakan

3Pemeriksaan kabel kabel dan konektor yang terlihatTidak terkelupas

Pastikan kabel kabel dan konektor yang terlihat dalam kondisi baik

4Pemeriksaan interferensi:

a. Mekanikal

b. Elektrikal

Tidak terdapat inteferensi

Tidak terdapat interferensi

Pastikan benda benda mekanikal disekitar penempatan WTMD tidak menyebabkan timbulnya intefenrensi

Pastikan peralatan elektronik disekitar penempatan WTDM tidak menyebabkan inteferensi

5Pemeriksaan alert system :a. Audible b. Visible

Berfungsi Berfungsi dan menyala

Pastikan alarm dapat berbunyi Pastikan zona light dapat menyala

6Pemeriksaan control unitberfungsi

Periksa kondisi tombol tombol pada main unit dapat bekerja

7Pemeriksaan display indicatora. Ready light

Menyala

Pastikan benda benda mekanikal disekitar penempatan WTMD tidak menyebabkan timbulnya intefenrensi

Nokegiatan yang dilaksanakanKriteriaHarianMingguanBulananTriwulanSemesteranTahunanTindakan

b. Alarm light

c. LCD panel

d. LED bar graphMenyala

Menyala

Menyala

Pastikan alarm light menyala Pastikan LCD panel menunjukan kondisi operasi peralatan Cek kondisi LED bar graph kondisi menyala

8Pemeriksaan system programmingBerfungsi

Pastikan system alat dapat mendeteksi benda yang diuji

9Pemeriksaan tingkat sensitivitasBerfungsi

Pastikan sensitivitas alat sesuai dengan benda yang akan di uji

10Line up seluruh sistemBerfungsi Pastikan seluruh system pada WTMD bekerja normal

C. STANDART OPERATIONAL PROCEDURE X RAY 1. PendahuluanMesin x ray yang dijelaskan pada pembahasan ini menggunakan tipe PX 6.4. Checkpoint Sistem X-ray pada tipe PX 6.4 memberikan kualitas gambar yang sangat baik. Pengaturan PX 6.4 memungkinkan operator untuk secara efisien dan akurat menskrining tas, ransel, paket dan paket, surat, dan sebagainya dari objek terkecil sampai menengah. Kemampuan imaging yang luar biasa memfasilitasi deteksi cepat beberapa ancaman, termasuk senjata, narkotika, bahan peledak dan barang selundupan lainnya.

2. Spesifikasi X ray PX 6.4a. Umum Lorong pembuka : Lebar : 640 mm (25.2") Tinggi : 430 mm (16.9") Tinggi Conveyor: 812 mm (32")Daya : 100-240 VAC 10% 50/60 Hz 1% 1.0 KVA max Kecepatan Conveyor: 0.22 m per sec +2/-8% @ 50 Hz0.26 m per sec +2/-8% @ 60 HzKapasitas konveyor: 100 kg (220 lbs)

b. Spesifikasi fisiktinggi: 1346 mm (53")lebar : 862 mm (34")panjang : konveyor pendek : 1700 mm (67")konveyor menengah: 2236 mm (88")konveyor panjang: 3030 mm (119.3")Berat : 522 kg (1150 lbs)Suhu operasi : 0 to 40 C (32 to 104 F)

3. Prosedur pengoperasiana. Persiapan pengoperasianPersiapan pengoperasian dilakukan sebelum pengoperasian alat, diantaranya:1) Pastikan secara visual tidak terjadi kerusakan fisik pada housing panel, monitor, contlor unit (keyboard, mouse, mouse pad), dan kabel kabel pada X ray serta UPS2) Jangan menghubungkan USB memory device/ flash disk dengan computer system yang berpotensi/ memiliki resiko menyebabkan terinfeksinya computer oleh virus.3) Pastikan semua housing panel dalam keadaan tertutup dan terkunci4) Pastikan lead curtain dalam kondisi baik dan tidak ada yang terbuka5) Pastikan konveyor belt tidak mengalami kerusakan6) Pastikan emergency stop tidak dalam kondisi ditekan7) Tidak ada benda pada lorong pemeriksaan8) Peralatan telah terhubung dengan sumber tegangan/ UPS

b. Pengoperasian1) Semua barang dari penumpang harus melawati mesin X ray 2) Barang atau bagasi di tempatkan pada konveyor belt mesin X ray pada posisi yang tepat untuk pemeriksaan dan memastikan jarak antara dua bagasi atau barang bawaan3) Mantel, jaket, topi, ikat pinggan, ponsel, jam tangan, kunci dan barang barang yang mengandung unsur logam diperiksa melalui X - ray 4) Operator X ray wajib melihat dengan teliti isi dari barang penumpang lewat monitor X- ray5) Bila pada saat pemeriksaan pada monitor tampil benda yang mencurigakan, maka operator mesin x ray menginformasikan kepada pemeriksa bagasi mengenai keterangan detail dari benda yang mencurigakan untuk dilakukan pemeriksaan secara manual.

NoKegiatan yang dilakasanankriteriaHarian Mingguan Bulanan Triwulan smesteranTahunan Tindakan

1Safety check:a. Pemeriharaan lead curtain

b. Pemeriksaan lead shielding

c. Pemeriksaan konveyor belt

d. Pemeriksaan conveyor rollere. Pemeriksaan housing panel

f. Pemeriksaan kabel kabel dan konektor yang terlihat

g. Leakage radiation testTidak sobek

Tertutup rapat

Tidak Sobek

Tidak macetTertutup rapat

Tidak rusakMax.

1Sv/jam pada jarak 10cm dari permukaan mesin X rayc. Ganti bila sobek

d. Kencangkan baut- baut bila ditemukan lead shielding tidak rapat

e. Ganti bila sobek

f. Lubrikasi konveyor roller secara rutin

g. Kencangkan baut baut pada housing panel bila tidak rapath. Pastikan kabel kabel pada konektor dalam kondisi baik

i. Jangan operasikan perlatan bilan radiasi melebihi 1Sv/jam

2Pembersihan:a. Unit bagian luar

b. Unit bagiat dalam

c. Monitord. UPSe. Lokasi penempatan X - rayBersih

Bersih

BersihBersihBersih Bersih dari debu dan kotoran yang menempel Bersih dari debu dan kotoran yang menempel serta pastikan secara visual tidak terdapat kerusakan kabel ataupun modulnya Bersihkan bilah kotor Bersihkan bila kotor Bersihkan bilah kotor

3Pembersihan dan pemeriksaan light barriersBersih Pastikan tidak ada benda yang menghalangi light barriers

4Pemeriksaan control elements:a. Key switchb. Power on/off keyc. Emergency stop keyd. Tuts key/ keyboarde. Mouse pad/ mouse rollerf. Forward/ reverse

BerfungisBerfungisBerfungis BerfungisBerfungis

Berfungis

Ganti bila rusak Ganti bila rusak Ganti bila rusak Ganti bila rusak Ganti bila rusak Pastikan tombol forward/ reverse dapat difungsikan

5Pemeriksaan PE ((proctective earth) wiringTerhubung dengan ground Pastikan kabel PE terhubung dengan ground

6Pemeriksaan supply voltage a. Main input voltage

b. Output voltage UPS

Sesuai

Sesuai

Pastikan main voltage sesuai dengan yang dipersyaratkan Pastikan output UPS sesuai dengan yang dipersyaratkan

7Pemeriksaan emergency stop switchberfungsi Emergency stop dapat berfungsi

8Pemeriksaan interlock systemBerfungsi Pastikan interlock system dapat difungsikan

9Pemeriksaan indicator lamp: a. Power on lamp

b. X ray generator on lamp

hidup

hidup

Pastikan power on lamp dalam kondisi hidup Pastikan generator on lamp lamp dalam kondisi hidup

10Pemeriksaan safety roller (spring roller) pada sisi input dan outputDapat dilepaskan Pastikan safety rollers pada sisi input dan output dapat dilepaskan

11Pemeriksaan monitor:a. Tombol pengendali monitorb. Brightnessc. Sharpnessd. ContrastBerfungsi

Berfungsi Berfungsi Berfungsi Pastikan tombol pengendali monitor dapat difungsikan Pastikan tombol Brightness, sharpness, contrast dapat difungsikan

12Pemeriksaan drum motor dapat difungsikanTidak terdapat bunyi dan kebocoran oli Pastikan tidak terdapat bunyi dan kebocoran oli pada drum motor

13Pemeriksaan generator kontlorSesuaikan dengan masing masing tipe x ray yang digunakan Pastikan pengaturan generator sesuai dengan yang dipersyaratkan

14Pemeriksaan seluruh functional test, antara lain:a. Organic& inorganic strippingb. Zoom in/ zoom outc. Black & white imaged. Image density/ high resolutione. Automatic threat detection systemf. Threat image protectiong. Image archives/ image recall

Berfungsi

Berfungsi

Berfungsi

Berfungsi

Berfungsi

Berfungsi

Berfungsi

Pastikan fungsi pendukung untuk megatur image/ gambar dapat berfungsi

15Pemeriksaan kapasitas hardiskMasih dapat digunakan untuk menyimpan gambar Pastikan kondisi hardisk masih cukup untuk menyimpan hasil gambar dari pedeteksian

D. Standart Operasional Prosedur Mobil Patroli (Suzuki Escudo 2006)1. PENDAHULUANFungsi mobil patroli adalah sebagai sarana untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang tidak berkepentingan untuk masuk ke dalam area private bandara. Serta mencegah kerugian harta benda dan menemukan pengerusakan setelah jam kerja.a. Spesifikasi UnitType: G 16 A, SOHCDisplacement: 4 in LinePiston Displacement: 1.590 ccSeating: 5 personsFuel Tank: 66 litersOil Tank: 4,5 liters

b. Pengenalan Bagian

2. Langkah sebelum Pengoperasian Kendaraan Patrolia. Melihat situasi sekitar/sekeliling mobil bahwa tidak ada hambatan saat mengoperasikan, dengan cara memutari mobil.b. Check level oil engine deepstick.

c. Check level air radiator pada reservoir tank.

d. Check fuel level/Fuel indicator gauge

e. Check level electrolit batteryf. Check washer fluidg. Check ketegangan timing belt dan belt alternator tingkat toleransi kekencangan 6 - 88 mm apabila diberi tekanan sebesar 100N/10kg.h. Periksa tekanan udara seluruh bani. Posisikan tuas pemindah transmisi pada posisi netral N

j. Posisikan tempat duduk operator/pengemudi dalam keadaan nyaman untuk berkendara

k. Check fungsi lampu, lampu depan, lampu belakang, lampu kabin dan lampu hazardl. Atur posisi kaca spion untuk membantu pandangan kita saat berkendara

3. Langkah Pengoperasian Kendaraan Patrolia. Dalam pemanasan pertama pastikan handle transmisi dalam posisi netral N dan parking brake dalam posisi on (brake)b. Putar kunci kontak ke posisi ON. Jangan nyalakan engine lebih dari 15 menit jika dalam pertama mencoba tidak menyala, tunggulah 15 menit lagi.c. Lakukan pemanasan mesin antara 3 - 5 menit.d. Pasang sabuk pengamane. Release lever parking brakef. Injak pedal kopling, masukkan transmisi 1 untuk mengawali pengoperasian unit serta lepas pedal kopling secara perlahan (hindari perpindahan transmisi ke lebih tinggi saat mengendarai dengan pelan).g. Mobil patroli siap dioperasikan.

4. Daftar rincian kegiatan pemeliharaan dan pencegahan (preventive maintenance) mobil patroli.NoKegiatanKriteriaHarianMingguanBulananTriwulanSemesteranTahunan Tindakan

1Pembersihan bagian luar dan dalam unitBersihBersihkan dari debu dan kotoran yang menempel pada bagian dalam maupun luar

2Pemeriksaan air radiator dan air pembasuh kacaCukupPastikan batas air radiator dan air pembasuh kaca dalam kondisi level, apabila kurang segera tambah

3Pemeriksaan/ pengecekan bahan bakarCukupPastikan bahan bakar terisi

4Pemeriksaan oli mesin, minyak rem dan oli power steeringCukup dan BaikPastikan oli mesin, minyak rem dan oli power steering dalam keadaan level, apabila kurang segera tambah

5Pemeriksaan battery, cairan elektrolit dan clamp batteryBaik dan cukup

Pastikan kondisi cairan elektrolit level/cukup

Pastikan clamp battery terpasang dengan rapat/kencang

NoKegiatanKriteriaHarianMingguanBulananTriwulanSemesteranTahunan Tindakan

6Pemeriksaan lampu lampuFungsiPastikan seluruh lampu unit menyala dengan normal, baik fungsi lampu seign, fungsi lampu hazzard, lampu dim, lampu rem dll.

7Pemeriksaan tekanan ban kendaraanTepenuhiPastikan tekanan udara ban kendaraan sesuai dengan standar operasi

8Pemeriksaan kekencangan drive belt unitSesuai Pastikan kekencangan belt sesuai standar kekencangan

9Pemeriksaan fungsi pada bagian kendaraanBerfungsiPastikan pintu kendaraan dapat dibuka/tutup dan fungsi lockdoor berfungsi normal, serta kaca dapat terbuka dan tertutup dengan normal

10Service berkalaTerpenuhiPastikan service berkala dilakukan sesuai ketentuan

11Pengujian kinerja secara berkalaMemenuhiStandarkelaikanPastikan peralatan dalam kondisi layak untuk dioperasikan

E. Alat Pemadam Api Ringan (Apar)1. PendahuluanAPAR atau alat pemadam api ringan yaitu peralatan portabel yang dapat dibawa dan dioperasikan dengan tangan, berisi bahan pemadam bertekanann yang dapat disemprotkan dengan tujuan memadamkan api. Tabung dan isinya antara Kg s/d 16 Kg. Serta memiliki tekanan standart antara 11 16,8 bar. Dalam hal ini akan di bahas mengenai APAR yang berjenis powder atau serbuk kimia kering yang bertipe stored pressure.

Gambar Unit Gambar Bagan

Cara kerja apar jenis stored pressure adalah saat menekan pengatup / handle pengoperasian, gas CO2 / N2 mendorong tepung kimia kering keluar melalui pipa keluar, selang dan pemancar.2. Keunggulan Serbuk Kimia Keringa. Serbuk kimia kering tidak berbahaya agi manusiab. Sebagai pemisah udara ( O2 ) dari api benda yang terbakarc. Bukan penghantar arus listrikd. Efektif digunakan di ruangan terbuka asalkan angin tidak terlalu kuat e. Dapat menyerap panas sekaligus dapat mendinginkan

3. Persyaratan Teknis APAR :a. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat )b. Dilengkapi dengan etiket cara cara penggunaan yang memuat urutan singkat dan jelas tetang cara penggunaannyac. Segel harus dalam keadaan baikd. Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas tekanan tinggi ( Cartridge )e. Slang harus dalam keadaan baik dan tahan tekanan tinggif. APAR jenis busa / foam, tabung dalamnya tidak bocor serta lubang pengeluaran tidak tersumbatg. Bahan baku pemadaman harus selalu dalam keadaan baikh. Tutup tabung harus baik dan tertutup rapati. Warna tabung harus mudah dilihat4. Standart pemasanganan penempatan APAR :a. Setiap APAR dipasang pada posisi yang mudah dilihat dan dijangkaub. Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis benda / tempat yang dilindungic. Setiap APAR harus dipasang menggantungd. Pemasangan APAR dengan ketinggian max. 1,2 mtre. Pemasangan APAR tidak boleh diruangan yang mempunyai suhu lebih dari 49 C dan di bawah 4 C5. Cara Penggunaan APAR :a. Ambil APAR dari tempatnyab. Bebaskan selang dari jepitannyac. Cabut pin pengamand. Pegang nozzle dengan tangan kiri arahkan keatase. Tekan katup/handle (untuk tes alat)f. Ambil jarak ideal 4 meter dibelakang arah anging. Arahkan nozzle ke sumber apih. padamkan dari api yang terkecil

6. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :a. Dilakukan pengecekan berkala per-6 bulan.b. Untuk menghindari pembekuan media padatabung pemadam api, harap dilakukan 1 kali pembolak-balikan tabung per-bulan.c. Dilakukan pengecekan tekanan dalam tabung dengan mengecek pressure/indikator yang berada pada handle atau katup penekan.d. Dilakukan pengecekan selang padatabung pemadam api.e. Dilakukan pembersihan tabung untuk menghindari karat dan korosi.f. Diletakkan pada jalur jalan keluar.g. Penempatan APAR harus berada pada area yang bebas hambatan, sehingga mudah untuk dijangkau pada saat dibutuhkan dengan cepath. Dekat dengan pintu dan diberi label yang mudah dibaca serta terlihat dengan dengan jelas.i. Cukup dekat dengan daerah yang berbahaya.j. Bila diletakkan pada gantungan ( hanger) , tinggi handle ( pegangan) dari lantai = 120 cmk. Pada gedung bertingkat usahakan posisi diletakkannya APAR adalah pada posisi yang sama, diletakkan pada sudut-sudut gang ( koridor) atau dekat pintu tangga.

7. Daftar rincian kegiatan pemeliharaan (preventive maintenance) APARNoKegiatanKriteriaHarianMingguanBulananTriwulanSemesteranTahunan Tindakan

1Pembersihan main unitBersihBersihkan dari debu dan kotoran yang menempel

2Pemeriksaan tekanan/pressure dari tabungSesuaiPastikan pressure gauge pada posisi aman/standart (jarum berada pada warna hijau)

3Pemeriksaan segel penututpSesuaiPastikan lock handle tabung tersegel

4

Pemeriksaan bracket/gantungan APARSesuai

Pastikan bracket/gantungan kuat untuk menopang tabung, pastikan baut/paku terpasang dengan kencang

5Pemeriksaan hose/selang tabungTidak rusakPastikan selang tabung tidak retak/crack, tidak kaku

6Periksa tanggal kadaluarsa tabungSesuaiPastikan tanggal kadaluarsa tabung masih berlaku

7Pemeriksaan peralatan dari kerusakan fisikTidak rusakPastikan tidak terdapat kerusakan fisik pada peralatan

8Pengujian fungsi tabung APARBerfungsiPastikan kinerja tabung berfungsi dengan normal

F. CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION)1. Pendahuluan

Secara umumnya adalah beberapa rangkaian Kamera yang melakukan proses perekaman gambar/visual, biasa berupa gambar saja ada juga yang sebagian lagi yang juga langsung memakai perekam suara (audio video), secara online maupun nirkabel.

Fungsi CCTV adalah sebagai kamera pengintai dalam segi keamanan. Hasil perekaman CCTV akan tersimpan dalam harddisk DVR (Digital Video Recorder). Secara umum bentuk kamera CCTV ada dua jenis yaitu kamera IR dan kamera Dome, keunggulan kamera IR adalah kamera dapat melihat di area yang minim cahaya atau tidak terdapat cahaya. Sedangkan kamera dome digunakan pada area yang pencahayaannya baik dan juga memiliki bentuk yang sederhana, ada juga kamera dome yang dilengkapi dengan infra merah.2. Spesifikasi CCTV Tipe Dome Camera MODEL AVC-152

Pick-up Element1/3" HR color CCD image sensor

Number of Pixels976(H) x 494(V) / 976(H) x 582(V)

Resolution700 TVL

Min. Illumination0.1 Lux / F2.0

S/N RatioMore than 48dB (AGC OFF)

Electronic Shutter1/60 (1/50) to 1/100,000 sec.

Lensf3.6 / F2.0

Lens Angle98.3 (Diagonal) / 76.3 (Horizontal) / 56.2 (Vertical)

IRIS ModeAES

White BalanceATW

Video Output1.0 Vp-p composite, 75

Operating Temperature0~40

Power Source (10%)DC12V

Current Consumption (10%)70mA

Dimensions (mm)**100() 60(H)

3. Spesifikasi CCTV Tipe IR CameraMODELModel 1Model 2

Pick-up Element1/3" Color CCD1/3" H.R. Color CCD

Number of Pixels512(H) x 492(V) /

512(H) x 582(V) 768(H) x 494(V) /

752(H) x 582(V))

ResolutionStandard600TVL

Min. Illumination0.1 Lux / F2.0, 0 Lux (IR ON)

IR LED56 units

IR Effective RangeUp to 40 meters

S/N RatioMore than 48dB (AGC off)

Electronic Shutter1/60 (1/50) to 1/100,000 sec.

Lensf6.0mm / F2.0

Lens Angle54

White BalanceATW

AGCAuto

IRIS ModeAES

IP RatingIP67

Video Output1.0Vp-p composite, 75

Operating Temperature-20~40

Power Source (10%)DC12V

Current Consumption (10%)70mA (IR OFF), 590mA (IR ON)

4. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pemasangan kameraa. BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai penghubungdengan kamera CCTV dan alat perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV. Konektor BNC

b. Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapatipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang direkomendasikanuntuk instalasi kabel tersebut. Lihat tabel dibawah

Gambar Penampang kabel Coaxialc. Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk memasang konektor BNC pada kabel coaxial. Tang Crimping

d. Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke adaptor atau power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yangdigunakan adalah NYA (21,5mm) maupun NYM (32,5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya juga menggunakan pipa high impact conduit.

e. Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.

f. Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi beberapa type yaitu kamera Fixed Dome, kamera IP, kamera wireless dan kamera PTZ (Pan/Tilt/zoom).Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran anda. Jika anda membutuhkan sebuah kamera yang perlu diperhatikan adalah mempelajarispesifikasi kamera CCTV sebelum membeli. Biasanya spesifikasi yang diberikan berupa format lensa CCD (Charge Coupled Device) yang memiliki ukuran tipikal (1/2, 1/3dan 1/4), TV Lines yang berkaitan dengan resolusi gambar, LUX yang berkaitan dengan kesensitifan kamera terhadap cahaya,Varifocal lens yang berkaitan dengan pegaturan sudut/jarak pandang kamera dan bisa diatur secara manual, indoor, outdoor, dan lain-lain.

Jenis Kamera CCTVg. DVR (Digital Video Recorder) adalah sebuah media penyimpan hasil rekaman video yang telah terpantau oleh kamera CCTV. Besar kecilnyakapasitas penyimpanan hasil rekaman tergantung pada harddisk yang terpasang (pada umumnya 160 Gygabyte, namun adapula yang diupgrade hingga 1 Terabyte). Hasil rekaman video tersebut ada yang berformat QCIF, MPEG-4 dan avi. Dan biasanya input DVR terdiri dari 4, 8, 16 dan 32 channel kamera.

Gambar DVR

h. Monitor CCTV ada yang masih menggunakan tabung CRT dan adapula yang menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhangambar dari kamera sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan kamera-kamera dapat dilihat pada monitor dengan pembagian yang berbeda(satu tampilan kamera, matrik 22, matrik 33 dan matrik 44).

Gambar Monitor CCTV

i. Setelah anda mengetahui peralatan atau material yang telah disebutkan, di bawah ini merupakan gambaran sistemnya.

Gambar Rangkaian CCTV5. Persiapan pengoperasianSebelum melakukan pengoperasian sistem kamera pemantau perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :a. Pastikan titik dimana kamera pemantau dipasang, gunakan kamera tipe IR (Infra Red) jika area kurang pencahayaan. Gunakan kamera tipe dome jika area cukup pencahayaan.b. Pilih titik yang dapat melihat objek yang dipantau dalam memasang cctv.c. Pasang bracket ke tempat yang kuat sebagai stand cctv.d. Kabel instalasi cctv menggunakan kabel coaxial 75, hindari kabel yang tertekuk/terbentur. Pasang connector BNC (Bayonet Neill Concelman) pada kabel coaxiale. Pasang eksternal adapter cctv 12V.f. Gunakan UPS saat pemasangan power DVR dan power kamera.g. Pastikan secara fisual tidak terdapat kerusakan fisik pada monitor, DVR dan UPS.h. Jangan menggunakan penyimpan eksternal yang terdapat virus saat pengambilan data rekaman pada DVR.

6. Prosedur pemeliharaan dan perawatan CCTVBerikut ini adalah tata cara dan langkah dalam proses pemeliharaan dan perawatan CCTV :a. Inspeksi kabel dan connector yang terhubung ke cctv maupun ke DVR, hindarkan kabel yang tertekuk. Cek kekencangan connector output kamera maupun input ke DVR.b. Inspeksi bracket cctv serta kekencangan baut bracket, serta inspeksi bracket dari keretakan dan beri cairan anti korosi untuk menghindari korosi pada bracket cctv.c. Bersihkan bagian luar dan dalam cover dome (pada tipe kamera dome).d. Bersihkan kaca retina kamera dengan menggunakan cairan pembersih khusus.e. Pastikan secara visual tidak terdapat kerusakan visik pada monitor dan DVR.

7. Daftara rincian kegiatan pemeliharaan dan perawatan cctvNoKegiatanKriteriaHarianMingguanBulananTriwulanSemesteranTahunan Tindakan

1Pembersihan :a. DVRb. Monitorc. UPSd. Pembersihan ruanganBersihBersihkan dari debu dan kotoran yang menempel

2Pemeriksaan supply power inputSesuaiPastikan input power sesuai dengan standar

3Pemeriksaan kabel dan konektorTidakTerkelupasDankendorPastikan kabel dan konektor dalam kondisi baik

4Pemeriksaan bracket CCTVSesuai danTidak ada korosi

Pastikan bracket/ gantungan kuat untuk menopang CCTV, pastikan baut/paku terpasang dengan kencang, beri semprot dengan cairan anti korosi.

5Pemeriksaan fungsi perekamBerfungsiPastikan auto dan manual recording berfungsi

6Periksaan fungsi pengendali multiscreen display dan monitor select areaBerfungsi Pastikan layar monitor dapat menampilkan beberapa gambar hasil pendektesian Pastikan peralatan dapat menampilkan gambar dari kamera tertentu pada layar monitor.

7Pemeriksaan jaringanBerfungsiPastikan peralatan terhubung dengan jaringan

NoKegiatanKriteriaHarianMingguanBulananTriwulanSemesteranTahunan Tindakan

8Pemeriksaan monitor fungsi contrast, brighnest, dan sharpness.BerfungsiPastikan fungsi contrast, brighnest, dan sharpness dapat dioperasikan.

9Pemeriksaan kamera dari kerusakan fisikTidak rusakPastikan tidak ada kerusakan fisik pada kamera

10Pemeriksaan kapasitas penyimpanan rekamanDilakukan setiap300 jamPastikan kapasitas media penyimpanan dapat menyimpan data selama minimal 300 jam

11Pengaturan system settingSesuaikan dengan kebutuhan

Pastikan system setting dalam kondisi default setting atau sesuaikan dengan kebutuhan operasional

12Pengujian kinerja secara berkalaSesuai standar kelayakanPastikan peralatan dalam kondisi layak untuk dioperasikan

13Line up/inspeksi seluruh instalasi CCTVBerfungsiPastikan seluruh sistem berfungsi dengan normal

BAB IIIPENUTUPSetiap pekerjaan yang telah dilaksanakan perlu adanya pengujian / test yang dituangkan dalam bentuk laporan sebagai catatan sejarah peralatan dan sebagai informasi tambahan bagi yang membutuhkan.Sebagai suatu standar pelaksanaan perbaikan maupun perawatan yang baku, maka setiap selesai dilaksanakan pekerjaan perbaikan dan atau perawatan perlu dilakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil kerja dimaksud oleh petugas yang memiliki rating yang sesuai peralatan tersebut.