dasar kelistrikan

35
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM NAMA : YEREMIA ANDIKA PUTRA NIM : 111510501064 GOL/KEL : B/6 ANGGOTA : 1. ANDRI GUTOMO (111510501056) 2. AYU VITRIAN K (111510501057) 3. DAWUD L. W (111510501165) JUDUL ACARA : PEMINDAHAN KECAMBAH KOPI KE POLIBAG DAN PENANAMAN BIBIT KOPI KE LAPANG TANGGAL PRAKTIKUM : 21 NOVEMBER 2013 TANGGAL PENYERAHAN : 4 DESEMBER 2013 ASISTEN : 1. DODIK SURYA PRATAMA 2. MAMIK REZQIANA 3. YOKI PRASETYO 4. FADIL ROHMAN 5. RIZKA PUSPA 6. DITA ARISTYANA

Upload: elfandfahrezi

Post on 27-Dec-2015

105 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dasar kelistrikan

TRANSCRIPT

Page 1: dasar kelistrikan

UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : YEREMIA ANDIKA PUTRA

NIM : 111510501064

GOL/KEL : B/6

ANGGOTA : 1. ANDRI GUTOMO (111510501056)

2. AYU VITRIAN K (111510501057)

3. DAWUD L. W (111510501165)

JUDUL ACARA : PEMINDAHAN KECAMBAH KOPI KE

POLIBAG DAN PENANAMAN BIBIT

KOPI KE LAPANG

TANGGAL PRAKTIKUM : 21 NOVEMBER 2013

TANGGAL PENYERAHAN : 4 DESEMBER 2013

ASISTEN : 1. DODIK SURYA PRATAMA

2. MAMIK REZQIANA

3. YOKI PRASETYO

4. FADIL ROHMAN

5. RIZKA PUSPA

6. DITA ARISTYANA

Page 2: dasar kelistrikan

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan komoditi penting sejak tempo dulu, kini juga masa yang

akan datang. Di Indonesia kopi merupakan salah satu komoditi ekspor yang

mempunyai arti yang cukup penting. Selain sebagai komoditi ekspor, kopi juga

merupakan komoditi yang dikonsumsi di dalam negeri. Menurut survei yang

pernah dilakukan Departemen Pertanian, rata-rata penduduk Indonesia

mengkonsumsi kopi sebanyak 0,5 kg/orang/tahun. Dengan demikian dengan

jumlah penduduk Indonesia ± 170 juta, maka diperkirakan setiap tahun diperlukan

stok kopi sebanyak 85.000 ton kopi untuk keperluan konsumsi dalam negeri.

Ada empat faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi, yaitu: (1)

teknik penyediaan sarana produksi, (2) proses produksi/budidaya, (3) teknik

penanganan pasca panen dan pengolahan (agroindustri), dan (4) sistem

pemasarannya. Keempat-empatnya merupakan kegiatan yang berkesinambungan

yang harus diterapkan dengan baik dan benar. Dalam era perdagangan bebas,

komoditas kopi sebagai bahan baku utama industri kopi bubuk, mutu menjadi

penentu daya saing di pasar ekspor maupun dalam negeri. Dengan teknik

budidaya yang baik dan sesuai maka bias dihasilkan mutu produk (biji kopi) yang

baik dan sesuai dengan kehendak konsumen.

Budidaya yang tepat dan benar dalam kopi akan meningkatkan

produktivitas kopi dan kualitas yang tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh sistem

pengelolaan kebun yang tidak efisien karena jumlah tenaga kerja yang diguanakan

untuk penyiangan dibawah pohon kopi terlalu banyak. Agar budidaya kopi

produktivitas dan kualitasnya tinggi diperlukan keefisienan dalam melakukan

budidaya. Salah satu yang mempengaruhi kualitas dan produktivitas tanaman kopi

dalam budidaya kopi adalah pembibitan dan penanaman kopi dilapang.

Pembibitan dalam bercocok tanaman kopi merupakan langkah yang sangat

penting. Pengadaan bahan tanam tanaman kopi dapat dilakukan melalui dua cara,

yaitu secara generatif menggunakan biji dan secara vegetatif menggunakan

sambungan (grafting/entring) atau stek (cutting). Kedua cara pengadaan bahan

Page 3: dasar kelistrikan

tanam tersebut pada dasarnya sama, yaitu harus melalui dua tahap pembibitan.

Pertama melalui persemaian (pre nursery), kedua melalui pembibitan (main

nursery). Secara teknis perbanyakan secara generatif lebih mudah dibanding

perbanyakan secara vegetatif. Akan tetapi perbanyakan secara vegetatif

menghasilkan bahan tanaman yang secara genetis sama dengan tanaman

induknya. Kedua cara perbanyakan tanaman kopi tersebut memerlukan

pengelolaan yang berbeda. Rencana penanaman kopi dengan menggunakan bahan

tanam yang berbeda akan memerlukan bahan tanaman, bahan pembantu, dan

jumlah serta kualifikasi tenaga kerja yang berbeda. Karena merupakan teknik

modifikasi dari perbanyakan secara generatif, maka pengelolaannyapun

sebenarnya mengacu pada pengelolaan perbanyakan tanaman kopi secara

generatif, dan hanya pada tindakan yang berbeda itu sajalah harus dilakukan

penyesuaian pengelolaan.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui tahapan-tahapan dalam pemindahan bibit kopi dari

bak pengecambah ke polibag.

2. Mahasiswa mengetahui tentang penanaman bibit kopi ke lapang.

Page 4: dasar kelistrikan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu komoditas pertanian utama di Indonesia adalah kopi yang telah

memberikan kontribusi pendapatan ekspor kepada negara. Nilai ekspor kopi biji

berfluktuasi pada periode 1990 – 2003. Tetapi pada 13 tahun terakhir, nilai ekspor

cenderung menurun dari USS 697 juta pada 1994, US$ 369 juta pada 1999, US$ 319

juta pada 2000, dan menjadi US$ 251 juta pada 2003 (ADB, 2005). Penurunan

pendapatan ekspor ini salah satunya disebabkan oleh relatif rendahnya tingkat

produksi (Fathorrozi, 2011).

Di Indonesia kopi merupakan salah satu komoditi ekspor yang mempunyai

arti yang cukup penting. Selain sebagai komoditi ekspor, kopi juga merupakan

komoditi yang dikonsumsi di dalam negeri. Menurut survei yang pernah dilakukan

Departemen Pertanian, rata-rata penduduk Indonesia mengkonsumsi kopi sebanyak

0,5 kg/orang/tahun. Dengan demikian dengan jumlah penduduk Indonesia ± 170 juta,

maka diperkirakan setiap tahun diperlukan stok kopi sebanyak 85.000 ton kopi untuk

keperluan konsumsi dalam negeri (Maharani, 2013).

Kopi termasuk komoditas andalan perkebunan yang mempunyai

kontribusi cukup nyata dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil

devisa, sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri, sumber

lapangan kerja, dan pengembangan wilayah. Rendahnya produktivitas kopi antara

lain disebabkan oleh gangguan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), yang

merupakan penyakit paling merugikan usaha tani kopi di Indonesia. Oleh karena

itu, perlu dikenalkan cara pengendalian yang efektif dan berpeluang

dikembangkan dalam upaya mengurangi gangguan penyakit karat daun dan

meningkatkan produktivitas kopi Indonesia. Jenis kopi, umur tanaman, dan

kerapatan daun memengaruhi perkembangan penyakit karat daun (Mahfud, 2012).

Kopi merupakan bahan perdagangan karena kopi dapat diolah menjadi

minuman yang lezat rasanya artinya sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang

lemah dan rasa kantuk dapat hilang bila minum kopi. Kopi merupakan komoditi

penting sejak tempo dulu, kini juga masa yang akan datang. Kopi telah menjadi salah

satu komoditi ekspor penting sebagai sumber penghidupan petani, pengusaha, yang

berhubungan dengan tata niaga kopi. Investasi yang dipertaruhkan dalam usaha

Page 5: dasar kelistrikan

perkopian Indonesia tidaklah kecil, termasuk dana bank untuk kredit kopi guna

peremajaan dan perluasan tanaman pada tahun terakhir ini. Kopi juga merupakan

salah satu dari industri pertanian Indonesia yang terpenting, produksi dan pemrosesan

serta pemasarannya memperkerjakan banyak orang (Sirait dan Charloq, 2005).

Sampai sekarang kita ketahui bahwa kopi dan teh merupakan minuman

yang sangat penting di dunia Barat. Walaupun asal kopi itu dari Negara Afrika,

tetapi sedikit sekali penduduk asli yang minum kopi, sekalipun konsumen kopi itu

terus meningkat. Di Ethiopia, kopi itu diminum dengan makanan lemak. Selain

biji kopi itu dapat dipergunakan sebagai minuman, daunnya pun dapat diseduh

dengan air panas. Kulit kopi dapat dipergunakan sebagai pupuk organik/mulch. Di

India, kulit biji kopi dipakai sebagai makanan ternak dan Coffelite, semacam

plastik (Aak, 2008).

Untuk kopi robusta yang baik, sebagian orang sering menyebutnya kopi

EK (Eerst Kwaliteit), artinya kualitas nomor satu. Berdasarkan ukurannya, kopi

robusta dapat dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut : 1. Biji ukuran besar, tidak

lolos ayakan lubang bulat ukuran diameter 7,5 mm dengan maksimum lolos 2,5%.

2. Biji ukuran sedang, lolos ayakan bulat ukuran diameter 7,5 mm, tetapi tidak

lolos ayakan 6,5 mm, dengan maksimum lolos 2,5%. 3. Biji ukuran kecil, lolos

ayakan bulat ukuran 6,5 mm, tetapi tidak lolos ayakan 5,5 mm, dengan maksimum

lolos 2,5% (Panggabean, 2007).

Kopi Arabika Gayo (Arabica Gayo Coffee) adalah satu diantara komoditi

ekspor unggulan Indonesia yang telah dikenal di pasar domestik dan internasional.

Kopi Arabika Gayo di Dataran Tinggi Gayo pada umumnya adalah kopi Arabika.

Kopi Arabika sangat cocok untuk tumbuh di Dataran Tinggi Gayo yang memiliki

letak geografis antara 3º45’0”–4º59’0”LU dan 96º16’10”–97º55’10”BT. Wilayah

didominasi ketinggian tempat diantara 900 – 1700 m dpl merupakan habitat yang

ideal untuk budidaya kopi Arabika (Ellyanti, 2012).

Kofein adalah alkaloid yang terdapat dalam biji kopi (Coffea

arabica/robusta) yang berasal dari Arab dan Etiopia. Sekitar tahun 1.000, orang-

orang Arab menemukan rahasia cara mengolah biji kopi dan menggunakannya

sebagai minuman yang menyegarkan. Di Eropa, kebiasaan minum kopi

Page 6: dasar kelistrikan

diintroduksi pada tahun 1615, ketika muatan kopi pertama dari Turki tiba di

pelabuhan Venezia. Kemudian tumbuhan kopi diselundupkan ke Brasilia yang

kini menjadi produsen kopi terbesar di dunia (Tjay dan Rahardja, 2012).

Pembibitan dalam bercocok tanaman kopi merupakan langkah yang sangat

penting. Pengadaan bahan tanam tanaman kopi dapat dilakukan melalui dua cara,

yaitu secara generatif menggunakan biji dan secara vegetatif menggunakan

sambungan (grafting/entring) atau stek (cutting). Kedua cara pengadaan bahan

tanam tersebut pada dasarnya sama, yaitu harus melalui dua tahap pembibitan.

Pertama melalui persemaian (pre nursery), kedua melalui pembibitan (main

nursery). Secara teknis perbanyakan secara generatif lebih mudah dibanding

perbanyakan secara vegetatif. Akan tetapi perbanyakan secara vegetatif

menghasilkan bahan tanaman yang secara genetis sama dengan tanaman

induknya. Kedua cara perbanyakan tanaman kopi tersebut memerlukan

pengelolaan yang berbeda (Wolke, 2009).

Teknik pemindahan tanaman yaitu, dengan cara cabutan, dimana bibit

yang sudah tumbuh dipindahkan kedalam polybag yang telah disediakan

kemudian diukur tinggi tiap tanaman setelah satu minggu pengamanan dan

menghitung jumlah tanaman yang mati. Stump merupakan proses pemindahan

tanaman yang dilakukan dengan mengambil dari batang tunas vertical (orthoptop)

dibawah daun dengan menggunakan gunting stek yang tajam. Bahan hams

mengandung daun 2-3 helai. Bagian bawah stek dipotong sedikit di bawah dan

daun dipotong setengahnya (Anwar dan Khomsan, 2011).

Page 7: dasar kelistrikan

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Usaha Budidaya Komoditas Perkebunan Unggulan dengan

acara ”Pemindahan Kecambah Kopi ke Polibag dan Penanaman Bibit Kopi ke

Lapang” dilaksanakan pada hari Kamis, 21 November pukul 15.00 – selesai

bertempatan di Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Cangkul

2. Sabit

3. Timba

4. Kamera

5. Alat tulis

3.2.2 Bahan

1. Kecambah kopi

2. Polibag

3. Tanah

4. Pasir

5. Kompos

6. Bibit kopi

3.3 Cara Kerja

3.3.1. Pemindahan Kecambah Kopi ke Polibag

1. Menyiapkan polibag berwarna hitam berukuran 30 cm x 20 cm dengan

ketebalan 0,1 mm.

2. Memberi lubang penutasan air pada polibag dengan diameter 7 mm sebanyak

30 buah merata pada dua per tiga bagian bawah, kedua ujung sisi bawah

dilipat ke arah dalam.

Page 8: dasar kelistrikan

3. Mengisi penuh polibag dengan campuran tanah lapisan atas (top soil), pupuk

kandang atau kompos dan pasir halus dengan perbandingan 2:1:1.

4. Mengatur polibag di tempat pembibitan dengan jarak 30 x 30 cm.

5. Membuat lubang tanam dengan bambu atau tugal sedalam 5-8 cm.

6. Menanam kecambah atau kepelan yang telah diseleksi ke dalam polibag.

Melakukan penanaman dengan hati- hati, dengan maksud supaya akar dan

batang kepelan tidak rusak.

7. Menempelkan bagian akar dan batang pada salah satu sisi lubang dengan

tangan kiri, dan tangan kanan melakukan pemadatan tanah dengan hati- hati

sekali. Jarak antara daun kepelan dengan tanah lebih kurang 3 cm.

8. Menyiram kecambah atau kepelan yang telah ditanam air secukupnya.

3.3.2. Penanaman Bibit Kopi Ke Lapang

1. Menyiapkan lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm.

2. Menyiapkan bibit kopi yang tumbuh dengan baik dan memenuhi kriteria

penanaman.

3. Memasukkan tanah bagian top soil ke dalam lubang tanam yang telah dibuat.

4. Mengaduk kompos dengan tanah top soil hingga rata.

5. Memasukkan sebagian tanah bagian sub soil ke dalam lubang.

6. Membuka polibag bibit kopi secara perlahan agar tidak melukai bibit kopi.

7. Membuka polibag bibit secara hati- hati ke dalam lubang, mempertahankan

agar tanah dari polibag tidak pecah atau hancur, serta memastikan leher akar

tidak tertanam karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman kopi.

Melakukan penanaman di awal musim hujan agar pertumbuhan optmal.

8. Menyiram bibit kopi yang telah ditanam dengan air secukupnya.

Page 9: dasar kelistrikan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Gambar Keterangan

1 Membuat lubang tanamn dengan ukuran

60 x 60 x 60 cm

2. Memasukkan tanah top soil terlebih

dahulu yang telah dicampur dengan

kompos, kemudian di sub soil.

3. Memindahkan bibit kopi dari polybag ke

lubang tanam.

4. Memastikan leher akar tidak tertanam

karena dapat menghambat pertumbuhan

tanaman kopi. Kemudian, menyiram bibit

kopi yang telah di tanaman dengan air

secukupnya.

Page 10: dasar kelistrikan

4.2 Pembahasan

Proses pembibitan sebaiknya dilakukan secara skematis dengan

persyaratan mutu yang telah diketahui dapat memberikan pengaruh pertumbuhan

kopi hingga nantinya diharapkan mampu mempercepat fase reproduksi

(generatif). Ada beberapa langkah yang diperhatikan guna menunjang

keberhasilan pembibitan kopi, sehingga bibit tanaman kopi bisa tumbuh dengan

optimal dan memiliki vigor baik. Hal tersebut dapat dimulai dari pemilihan bahan

tanam, membuat komposisi media tanam, dan cara pengendalian OPT. Tahapan

tersebut dapat dijabarkan seperti di bawah ini, antara lain:

a) Memilih bahan bibit

- Memilih biji kopi yang telah masak, seleksi benih kopi dengan ditandai kulit

berwarna merah.

- Mengambil biji yang sehat dan menghindari biji kopi yang rusak akibat

serangan hama ataupun penyakit.

- Membersihkan kulit biji dengan hati-hati agar tidak merusak permukaan

dalam biji (endosperma).

- Kalau bisa memperoleh benih yang diperoleh dari sumber benih bersertifikat

untuk memperoleh jaminan mutu bibit kopi.

b) Mengolah media tanam

- Membuat campuran media tanam yang bertekstur gembur, misalkan

komposisi tanah : pasir : bahan organik yaitu 1:1:2.

- Menggunakan bahan organik yang telah benar-benar masak, untuk mencegah

adanya kontaminasi patogen penyebab penyakit

- Menambahkan jamur berguna seperti rhizobium dan lainnya, yang dapat

meningkatkan pertumbuhan perakaran kopi lebih baik.

- Membersihkan dari gulma yang berada di permukaan yang dapat

menyebabakan persaingan dalam hal penyerapan nutrisi unsur hara.

- Melakukan penyiraman seperlunya saja hingga kapasitas lapang dan jangan

sampai terlalu lembab.

c) Pengendalian OPT

Page 11: dasar kelistrikan

- Menyemprot dengan larutan fungisida guna mencegah adanya jamur yang

berperan sebagai patogen pada akar maupun tanaman kopi.

- Melakukan pengendalian secara mekanik pada pengendalian awal yang masih

terdapat populasi hama dalam jumlah sedikit.

- Mengatur jarak tanam dengan menjaga kelembaban sekitar pembibitan.

Cara pemindahan bibit kopi ke pembibitan dapat dilakukan setelah benih

kopi semai berusia 9 – 12 minggu sejak tanam. Pembibitan butuh tahapan

persiapan tempat pembibitan, sebelum memindah dan menanam bbit kopi,

kemudian dilakukan pemeliharaan bibit. Sebaiknya tempat pembibitan berdekatan

dengan lokasi penanaman, dekat sumber air, mudah dalam pengawasan, dan

mudah dalam pengangkutan. Pembibitan perlu untuk diberi naungan alami seperti

tanaman Leucena glauuca ataupun naungan dari alang-alang, anyaman bambu,

ataupun anyaman daun kelapa.

Pada sistem pembibitan yang terutama dihasilkan dari perkecambahan biji

kopi, maka perlu untuk melakukan seleksi awal terhadap kualitas benih kopi.

Karena benih kopi yang akan dijadikan bahan tanam harus memiliki kualitas yang

handal sebagai tegakan. Menurut Syarifuddin (2010), Misalkan saja ketika

tanaman berakar yang diperoleh dari biji maka sebaiknya ditanam jenis kopi dari

indukan yang memang memiliki sistem perakaran yang cukup kuat. Hal ini akan

berguna untuk melakukan penyambungan batang nantinya dari dengan bibit koip

yang berasal dari bibit sambungan ataupun setek. Jadi batang bawah yang

diperoleh dari benih kopi diharap memiliki sistem perakaran yang kuat meskipun

tudak memiliki produktivitas yang tinggi, tidak begitu dipermasalahkan. Beberapa

jenis tanaman kopi diperlakukan berbeda yang disesuaikan dengan

kepentingannya sebagai bahn tanam di lapang.

Perbanyakan tanaman kopi dilakukan melalui dua cara, yaitu secara

generatif dan vegetatif. Secara teknis perbanyakan secara generatif lebih mudah

dibanding perbanyakan secara vegetatif. Perbanyakan secara generative lebih

umum digunakan karena mudah dalam pelaksanaanya, lebih singkat untuk

menghasilkan bibit siap tanam dibandingkan dengan perbanyakan bibit secara

vegetative. Sedangkan kekurangan dari perbanyakan secara generative adalah

Page 12: dasar kelistrikan

adanya kemungkinan memiliki sifat yang lebih jelek dari induknya dan terjadi

ketidak seragaman dalam pertumbuhannya. Perbanyakan kopi secara generatif

dilakukan dengan sistem tanam biji. Akan tetapi perbanyakan secara vegetatif

menghasilkan bahan tanaman yang secara genetis sama dengan tanaman

induknya. Namun, perbanyakan secara vegetative memerlukan waktu yang lebih

lama untuk pertumbuhannya, dan membutuhkan keahlian khusus dalam

melakukan perbanyakan ini. Sedangkan kelebihan yang dimiliki perbanyakan

kopi secara vegetatif adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai sifat yang sama dengan tanaman tetuanya.

2. Mutu hasil seragam

3. Memanfaatkan dua sifat unggul batang atas dan batang bawah

4. Memiliki umur mulai berbuah lebih awal

Kedua cara perbanyakan tanaman kopi tersebut memerlukan pengelolaan

yang berbeda. Rencana penanaman kopi dengan menggunakan bahan tanam yang

berbeda akan memerlukan bahan tanaman, bahan pembantu, dan jumlah serta

kualifikasi tenaga kerja yang berbeda.

Untuk mendapatkan benih yang baik, maka kita harus mencari biji kopi

dari pohon yang baik dan dipilih yang telah kering serta masak dan sudah tentu

dari klon-klon tertentu yang dikehendaki. Kita juga harus menghindarkan biji-biji

yang berlubang atau terserang bubuk, juga biji yang tidak normal, baik itu terlalu

kecil maupun terlalu besar. Lalu biji-biji tersebut dikupas, baik menggunakan

tangan maupun kaki, boleh juga memakai handpulper, asal kan dapat menjaga

kulit tanduk tidak rusak. Kulit tanduk ini merupakan endocarp yang melindungi

bakal biji yang akan berkecambah, selain itu biji yang ada tanduknya ini

merupakan asal mula tumbuhnya biji hingga akhirnya menjadi tanaman. Jadi yang

dibuang hanya kulit dan daging buah. Setelah kita mendapat biji yang ada

tanduknya, maka biji tersebut di hilangkan lendirnya hingga bersih. Cara

menghilangkan lendir itu dengan jalan digosok oleh abu dapur lalu dicuci dengan

air. Tujuan dari menghilangkan lender ini adalah untuk mempercepat

perkecambahan biji kopi yang pulp atau lendirnya ini dapat menyebabkan

dormansi pada biji, jadi penghilangan lender adalah untuk mematahkan dormansi

Page 13: dasar kelistrikan

dan mempercepat perkecambahan biji. Selain itu, pembersihan lender ini

dilakukan untuk membebaskan biji dari penyakit seperti bakteri dan jamur.

Setelah itu biji tersebut diangin-anginkan, tapi jangan dijemur dibawah sinar

matahari. Lamanya mengangin-anginkan biji tersebut kurang lebih tiga hari.

Setelah itu diadakan penyortiran lagi. Biji yang pecah ataupun masih ada yang

kurang baik entah itu berbubuk ataupun tidak normal, harus dibuang. Begitu

benar-benar mendapatkan bibit yang baik, barulah biji-biji itu boleh disemaikan di

persemaian. Akan tetapi kalau waktu persemaian belum tiba, biji-biji tersebut

dapat disimpan.

Untuk syarat-syarat persyaratan tempat persemaian biji kopi, adalah sebagai

berikut:

1. Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur, dan banyak

mengandung bunga tanah.

2. Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan

pemeliharaan pada musim kemarau, terutama dalam melakukan penyiraman.

3. Ada pohon pelindung, agar dapat menahan terik matahari dan percikan air

hujan yang lebat, sehingga tidak merusakkan bibit.

4. Terhindar dari bibit penyakit dan hama, tempat‐tempat yang akan

dipergunakan sebagai persemaian sebaiknya diselidiki terlebih dahulu

terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit dan hama. Sehingga apabila

ada bibit penyakit atau hama harus diadakan pencegahan dan pemberantasan.

5. Semprotkan larutan MiG‐6PLUS ( 10ml MiG‐6PLUS : 1 liter air) tipis pada

permukaan lahan persemaian. Untuk lahan persemaian dengan luas 10m2.

Pemilihan tempat persemaian dipilih pada keadaan tanah yang datar

dengan tujuan mempermudah pekerjaan dan jika musim hujan tanah tidak mudah

terkikis, dekat sumber air. Sebelum penanaman tanah diolah sedalam lebih kurang

30 cm, digemburkan dan dicampur dengan pupuk kandang sebanyak satu

keranjang lebih kurang 15 kg per meter persegi. Bedengan dibuat menghadap ke

arah timur dengan ukuran 120 cm, panjang menurut kebutuhan, tinggi 20 cm dan

jarak antara bedengan 30 cm. Pada sisi luar bedengan diberi bilah bambu. Setelah

tanah diolah kemudian dilengkapi dengan naungan yang dibuat dari tahun kelapa

Page 14: dasar kelistrikan

yang disirip, dimana tinggi bagian depan (timur) 2,0 meter dan bagian belakang

1,50 meter.

Bibit kopi yang telah tumbuh perlu dilakukan perawatan atau

pemeliharaan agar dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan bahan tanam

yang mampu menghasilkan biji kopi yang maksimal. Perawatan dapat dilakukan

seperti berikut :

1. Penyiraman

Penyiraman dijadwalkan untuk dilakukan setiap hari. Akan tetapi

pelaksanaannya memperhatikan keadaan cuaca pada saat kegiatan sedang

berjalan. Intensitas cahaya yang masuk ke bawah atap pembibitan, pada saat awal

pembibitan adalah 25%. Setiap bulan secara bertahap intensitas cahaya yang

masuk dinaikkan, dengan cara membuka atap atau naungan sedikit demi sedikit.

Hal ini dilakukan, hingga seminggu sebelum pemindahan bibit ke lapangan atap

pembibitan telah terbuka semua.

Penyiraman dilakukan dengan volume air sampai kapasitas lapang (media

tumbuh tetap lembab). Apabila ketika saat waktu penyiraman tanah masih dalam

keadaan basah maka tidak dianjurkan untuk di siram terlebih dahulu, karena

apabila tetap disiram akan mempengarui pertumbuhan bibit kopi itu sendiri,

dimana pori pori pada tanah tersebut masih terisi air sehingga akan mempengaruhi

pertumbuhan bibit kopi.

2. Pemupukan Bibit

Pemupukan dilakukan setiap dua minggu sekali. Pupuk yang digunakan

pada umur 1 – 3 bulan adalah 1 gram Urea, 2 gram KCI, dan 2 gram TSP setiap

bibit. Setelah berumur tiga bulan pupuk yang digunakan adalah Urea dengan dosis

2 gram/bibit. Pupuk ditebarkan pada alur di sekeliling bibit. Setelah ditebar,

ditutup dengan tanah dan disiram. Pemberian pupuk juga dapat berupa larutan.

Jika menggunakan larutan, pupuk yang diberikan dengan konsentrasi 0,2%. Dosis

pemberian setiap bibit adalah 50 – 100 ml per bibit per dua minggu.

3. Penyulaman atau Seleksi bibit mati

Fase bibit merupakan periode waktu pertumbuhan yang rentan (mudah

terserang hama atau terinfeksi penyebab penyakit. Pengendalian jasad

Page 15: dasar kelistrikan

pengganggu dilakukan secara manual atau kimiawi. Hama yang sering menyerang

bibit adalah ulat kilan (Hyposidra talaca), belalang, dan bekicot. Sedangkan

penyakit yang sering menyerang adalah penyakit rebah batang Rhizoctonia solani.

Dapat juga terjadi stres karena kekurangan air pada musim kemarau atau cuaca

panas. Akibatnya bibit menjadi layu dan mati. Penyulaman dilakukan pada bulan

bulan pertama untuk mengganti bibit bibit yang mati atau pertumbuhannya jelek.

Sebagai bahan sulaman digunakan bahan tanam yang baik.

Seleksi bibit dapat diartikan sebagai proses memilih dan membandingkan

bibit yang ada dengan kriteria bibit standar yang telah ditetapkan, sehingga

diperoleh bibit berkualitas tinggi. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah

pertumbuhan dan penyerapan unsur hara oleh bibit tanaman, memenuhi

kebutuhan untuk menghasilkan bibit yang sehat dan siap untuk di tanam.

Seleksi bibit pertama kali dilakukan setiap dua bulan sekali. Bibit yang

terlihat kerdil, atau tidak dapat terselamatkan karena terserang hama atau penyakit

segera dipindahkan dari lokasi pembibitan. Media pembibitan harus digemburkan

setiap dua bulan sekali. Bibit yang dibibitkan di dataran rendah telah siap

dipindahkan ke lapangan setelah berumur 6 – 7 bulan, dengan tinggi 40 - 60 cm,

jumlah ruas batang ± 12 ruas dan jumlah cabang primer ± 14 cabang. Pada salah

satu ujung bedengan pembibitan diberi papan informasi tentang jenis bibit,

tanggal dimulainya pembibitan, dan jumlah awal bibit. Dalam waktu berjalan,

informasi ditambah dengan jumlah bibit yang dikerluarkan dari bedengan karena

terseleksi.

4. Penambahan Bahan Organik

Penambahan bahan organic ini dilakukan akibat dari berkurangnya volume

tanah yang ada pada media pada polybag pembibitan, perbandingan pencampuran

bahan organic dengan media tanah yang diberikan adalah 2:1. Hal ini juga

bertujuan untuk melengkapi unsure hara yang dibutuhkan tanaman hasil sambung,

menambah volume tanah yang berkurang. Selain itu juga terdapat penambahan

serbuk kayu pada pemcampuran bahan organic.

Umumnya media pembibitan tanaman dilakukan penambahan bahan

organik pada media tanahnya. Salah satu tujuan pemberian pupuk adalah untuk

Page 16: dasar kelistrikan

merangsang pertumbuhan awal dan perkembangan akar tanaman. Pemberian

bahan organik (misalnya pupuk kandang) merupakan salah satu cara dalam upaya

meningkatkan kualitas tanah tersebut. Beberapa manfaat pemberian bahan organik

adalah meningkatkan kandungan humus tanah, mengurangi pencemaran

lingkungan, mengurangi pengurasan hara yang terangkut dalam bentuk panenan

dan erosi, memperbaiki sifat-sifat tanah, dan memperbaiki kesehatan tanah. Salah

satu bentuk bahan organik adalah kompos yang dapat dimanfaatkan juga sebagai

suplemen ataupun pengganti pupuk kimia (anorganik).

5. Pemberian mulsa untuk menjaga kelembaban dan pemberian pohon naungan

yang sesuai sehingga sinar matahari tidak menyinari secara langsung pada

perkebunan kopi

6. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan bilamana terdapat gejala serangan

atau tanda-tanda serangan. Yang dikendalikan secara kultur teknis maupun

secara kimiawi.

Dalam tahap pemindahan bibit kopi dari polybag ke lahan, ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan antara lain,

a) Penanaman kopi seharusnya menggunakan bahan tanam yang memiliki

potensi mutu baik, daya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama.

b) Bahan tanam yang digunakan sebaiknya dari sumber benih yang resmi agar

terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

c) Bibit kopi dipersiapkan dengan baik dan hanya bibit kopi yang baik saja

untuk ditanam di lahan perkebunan.

d) Penanaman bibit kopi hendaknya pada saat awal musim hujan, agar bibit kopi

yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan tidak mengalami cekaman

kekeringan setelah ditanam.

e) Bibit kopi yang siap ditanam di lahan berumur antara 8-12 bulan, tinggi

tanaman 20-40 cm, jumlah minimal daun tua 5-7 helai, jumlah cabang primer

1, dengan diameter batang 5-6 cm.

f) Lebih berhati-hati dalam membuka polybag bagian bawah agar jangan sampai

merusak akr bibit kopi yang dapat mengakibatkan tanaman kopi menjadi

stress.

Page 17: dasar kelistrikan

Sebenarnya sistem pembibitan tanaman kopi yang dilakukan umumya

memiliki cara yang hampir sama. Namun pada tanaman kopi jenis arabika dan

robusta memiliki perbedaan dalam mendapatkan bibit kopi. Kopi jenis robusta

kebanyakan sistem pembibitannya dilakukan dengan cara vegetatif, sedangkan

kopi jenis arabika dilakukan sistem pembibitan dengan cara generatif. Pembibitan

tanaman kopi jenis arabika dilakukan dengan cara generatif, hal ini lebih

memudahkan dari pada menggunakan cara vegetatif, faktor lain yang mendorong

adalah karena jenis kopi merupakan tanaman yang melakukan penyerbukan

sendiri, jadi anakan dari arabika atau bijinya memiliki sifat yang sama dengan

induknya, jenis kopi liberika juga melakukan penyerbukan sendiri, jadi sistem

pembibitan yang dilakukan juga pembibitan generatif, namun jenis kopi ini tidak

banyak dikembangkan atau bahkan tidak ada yang membudidayakan jarang

dilakuan pembibitan untuk jenis kopi ini. Lain dengan jenis robusta, tanaman jenis

robusta melakukan penyerbukan silang, jadi dilakukan pembibitan dengan cara

vegetatif, karena apabila dilakukan pembibitan dengan menggunakan biji, hasil

bibit akan beragam tidak sama dengan induknya, karena sudah terjadi segregasi

bada benih jenis kopi robusta, sehingga dilakukan sistem pembibitan dengan cara

vegetatif menggunakan klon. Cara yang banyak dilakukan adalah dengan cara

penyambungan batang atas dengan entres (Muljana, 1986).

Page 18: dasar kelistrikan

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penjabaran yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa

kesimpulan, antara lain:

1. Proses pembibitan kopi sebaiknya dilakukan secara skematis dengan

persyaratan mutu yang telah diketahui kemudian akan memberikan pengaruh

positif pertumbuhan kopi hingga nantinya diharapkan mampu mempercepat

fase reproduksi (generatif) dengan produktivitas yang unggul.

2. Terdapat beberapa langkah yang diperhatikan guna menunjang keberhasilan

pembibitan kopi, sehingga bibit tanaman kopi bisa tumbuh dengan optimal

dan memiliki vigor baik. Hal tersebut dapat dimulai dari pemilihan bahan

tanam, membuat komposisi media tanam, dan cara pengendalian OPT.

3. Dalam tahap pemindahan bibit kopi dari polybag ke lahan, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan agar pemindahan bibit dapat dilakukan dengan baik

sehingga pertumbuhan tanaman kopi dapat maksimal.

4. Bibit kopi yang telah tumbuh perlu dilakukan perawatan atau pemeliharaan

agar dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan bahan tanam yang mampu

menghasilkan biji kopi yang maksimal

5. Sebenarnya sistem pembibitan tanaman kopi yang dilakukan umumya

memiliki cara yang hampir sama. Namun pada tanaman kopi jenis arabika dan

robusta memiliki perbedaan dalam mendapatkan bibit kopi.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam menanam bibit kopi menggunakan bibit yang terpercaya

dari sumber benih bersertifikat, agar pertumbuhan bibt kopi dapat berlangsung

dengan baik dan produktivitasnya dapat optimal. Perawatan pasca penanaman

kopi juga diperlukan dengan pemupukan yang tepat untuk mendukung

pertumbuhan vegetatif dan generatif yang seimbang bagi kopi di lapang.

Page 19: dasar kelistrikan

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2008. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius. Yogyakarta

Anwar, F. dan Khomsan, A. 2011. Makan Tepat Badan Sehat. Hikmah. Malang.

Ellyanti, et. al. 2012. Analisis Indikasi Geografis Kopi Arabika Gayo Ditinjau Dari Rencana Tata Ruang Wilyaha Kabupaten. Agrista, 16(2): 46-61.

Fathorrozi, M. 2011. Penentuan Setting Prioritas Pengembangan Industri Kopi Biji Di Indonesia Aplikasi Model Goal Programming. Manajemen Teori dan Terapan, 4(1): 13-27.

Maharani, et. al. 2013. Keterjadian Penyakit Tersebab Jamur Pada Hama Penggerek Buah Kopi (Pbko) Di Pertanaman Kopi Agroforestri. Argotek, 1(1): 86-91.

Mahfud, C. 2012. Teknologi Dan Strategi Pengendalian Penyakit Karat Daun Untuk Meningkatkan Produksi Kopi Nasional. Pengembangan Inovasi Pertanian, 5(1): 44-57.

Panggabean, E. 2007. Buku Pintar Kopi. Agromedia. Jakarta.

Sirait, B. dan Charloq. 2005. Ekosistem Dan Pelestarian Kawasana Danau Toba Dengan Budidaya Kopi. Bidang Ilmu Pertanian, 3(3): 1-7.

Tjay, T. H. dan Rahardja, K. 2012. Obat-Obat Penting, Penggunaan Dan Efek-Efek Sampingnya. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Wolke, R. L. 2009. Kalo Einstein Jadi koki : Sains Di Balik Urusan Dapur. Gramedia. Surabaya.

Page 20: dasar kelistrikan
Page 21: dasar kelistrikan
Page 22: dasar kelistrikan
Page 23: dasar kelistrikan
Page 24: dasar kelistrikan