dasar - dasar transportasi (wahab)

15
BAB 1 DASAR-DASAR 1.1. Pendahluan Ilmu Ukur Tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan penggambaran dari sebagian kecil permukaan bumi. Ilmu Ukur Tanah sendiri, merupakan bagian dari ilmu Geodesi, dimana Ilmu Geodesi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan penggambaran dari sebagian besar permukaan bumi. Ilmu Geodesi mergandung 2 (dua) maksud, yaitu : 1. Maksud Ilmiah : adalah, untuk menentukan bentuk permukaan bumi; 2. Maksud Praktis : adalah untuk membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi. Dalam llmu Ukur Tanah selanjutnya akan diambil maksud kedua (maksud praktis), yaitu maksud untuk membuat peta. Maksud ini dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan, karena adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang curam. Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur. 1.2. Ukuran 1. Panjang Sebagai dasar ukuran panjang diambil meter internasional atau meter standar yang disimpan di Bureau Internationale des Poids et Mesures Breteuil (Paris). Panjang meter standar Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-1

Upload: need-blacklis

Post on 24-Jul-2015

231 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

BAB 1DASAR-DASAR

1.1. Pendahluan

Ilmu Ukur Tanah adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan penggambaran dari sebagian kecil permukaan bumi.

Ilmu Ukur Tanah sendiri, merupakan bagian dari ilmu Geodesi, dimana Ilmu Geodesi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan penggambaran dari sebagian besar permukaan bumi.

Ilmu Geodesi mergandung 2 (dua) maksud, yaitu :

1. Maksud Ilmiah : adalah, untuk menentukan bentuk permukaan bumi;

2. Maksud Praktis : adalah untuk membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi.

Dalam llmu Ukur Tanah selanjutnya akan diambil maksud kedua (maksud praktis), yaitu maksud untuk membuat peta.

Maksud ini dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan, karena adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang curam.

Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur.

1.2. Ukuran

1. Panjang

Sebagai dasar ukuran panjang diambil meter internasional atau meter standar yang disimpan di Bureau Internationale des Poids et Mesures Breteuil (Paris). Panjang meter standar itu ada sepersepuluh juta panjang meridian bumi dan merupakan jarak antara dua garis pada kedua ujung meter standar.

Ukuran panjang yang merupakan kelipatan dan bagian-bagian dari 1 (satu) meter adalah dengan singkatan :

1 Kilometer (km) = 1000 meter (m)1 Hektometer (hm) = 100 meter (m)1 Decameter (dam) = 10 meter (m)1 Meter (m) = 1 meter (m)1 Desimeter (dm) = 0,1 meter (m)1 Centimeter (cm) = 0,01 meter (m)1 Milimeter (mm) = 0,001 meter (m)

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-1

Page 2: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

2. Luas

Ukuran Luas yang digunakan pada Ilmu Ukur Tanah adalah :

1 Km2 (Kilometer persegi) = 106 m2 = 1.000.000 m2

1 Ha (Hektare) = 104 m2 = 10.000 m2

1 Are = 100 m2

1 M2 (meter persegi) = 1 m2

Untuk menghindarkan pangkat dua sebagai kuadrat, dianjurkan untuk memudahkan menulis, menggunakan huruf q untuk kuadrat (bukan k, karena k digunakan untuk menyingkat kilo = 1000).

Jadi tulislah q Km, q Hm, q Dam, q M, q Cm dan q Mm untuk singkatan 1 Km 2, 1 Hm2,

1 Dam2, 1 m2, 1 M2, 1 Cm2, dan 1 Mm2.

3. Sudut

Dasar untuk menyatakan besarnya sudut ialah lingkaran yang dibagi dalam empat bagian, yang dinamakan kuadran.

Gambar 1.1Kuadran dalam Ilmu Ukur Tanah dan Ilmu Ukur Sudut

Sumber : Ilmu Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro,1980.

Ada 3 macam satuan sudut, yaitu :

Seksagesimal (derajad)

Sentisimal (grade)

Radial (rad)

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-2

Page 3: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

a. Cara Seksagesimal

Cara seksagesimal membagi lingkaran dalam 360 bagian yang dinamakan derajat, sehingga satu kuadran ada 90 derajat. Satu derajat dibagi dalam 60 menit dan satu menit dibagi lagi dalam 60 sekon (detik).

1 lingkaran = 360 derajad, 1 derajad = 60 menit, 1 menit = 30 sekon.

Menulisnya seperti berikut : 1° = 60' = 60"

b. Cara Sentisimal

Cara Sentisimal membagi lingkaran dalam 400 bagian, sehingga satu kuadran mempunyai 100 bagian yang dinamakan grade. Satu grade dibagi lagi dalam 100 centigrade dan 1 centigrade dibagi lagi dalam 100 centi-centigrade.

1 lingkaran = 400 grade 1 grade = 100 centigrade 1 centigrade = 100 centi-centigrade.

Menulisnya : 1g = 100 cg = 10.000 ccg.

c. Cara Radial

Cara Radial adalah menggunakan radial sebagai sudut. Sudut pusat dalam lingkaran yang mempunyai busur sama dengan jari-jari lingkaran adalah sebesar 1 (satu) radial.

Karena keliling lingkaran = 2 π r, maka satu lingkaran mempunyai sudut sebesar  :

= 2 π radial. 1 (satu) radial disingkat dengan ρ (rho) , π = 3,14

Maka hubungan antara derajad, grade dan radial adalah sebagai berikut :

1 lingkaran = 3600 = 400 g = 2 π radial.

Contoh Soal :

Merubah satuan, ubalah satuan di bawah ini ke satuan lainnya :

1. 900 0’ 0” kedalam satuan ........ grade2. 980 40’ 12” kedalam satuan ........ grade3. 1760 15’ 30” kedalam satuan ........ radial4. 1,25 π rad kedalam satuan ........ derajad5. 0,8 π rad kedalam satuan ........ grade

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-3

2 π rr

Page 4: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

Penyelesaian :

1. 900 0’ 0 kedalam satuan ... x .... grade

= = x = . 400g = 100 g.

2. 980 40’ 12” kedalam satuan ... x..... grade 980 40’ 12” = 98,670

= = x = . 400g = 109,6333 g.

= 109 g 63 cg 33 ccg.

3. 1760 15’ 30” kedalam satuan ... x..... grade 1760 15’ 30” = 176,25830

= = x = . 2π rad = 0,979 π rad

= 3,0763 rad.

4. 1,25 π rad kedalam satuan ....x.... derajad

= = x = . 3600 = 225 0

5. 0,8 π rad kedalam satuan ....x.... grade

= = x = 0,4 . 400g = 100 g

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-4

90 0 0’ 0” 3600

x400 g

90 0 0’ 0” 3600

98,670

3600x

400 g98,670

3600

176,25830

3600

x2 π rad

176,25830

3600

1,25 π rad 2 π rad

x3600

1,25 π rad 2 π rad

0,8 π rad 2 π rad

x400g

Page 5: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

4. Dimensi yang diukur

Dalam survey ukur tanah, ada beberapa parameter yang diukur, dimana data-data ini merupakan dasar utama untuk proses penyelesaian selanjutnya.

Ada 4 parameter yang diukur, yaitu :

a. Jarak : Dapat diukur dengan mistar, pita ukur, theodolit, alat sipat datar.

b. Ketinggian : dapat diukur dengan waterpass dan rambu ukur, theodolit

c. Sudut : dapat diukur dengan theodolit, kompas, dan sebagainya.

d. Keterangan : merupakan pelengkap dalam melakukan pengukuran, dimana keterangan ini berisi tentang keadaan lapangan, seperti  : sungai, sawah, jalan, perkebunan, peternakan, rawa, dan lain sebagainya

1.3. Penentuan Tempat Titik-Titik

a. Titik pada Garis Lurus  :

Dalam menentukan tempat beberapa titik, dan titik-titik itu semuanya terletak di atas satu garis lurus, maka tempat titik-titik itu dapat dinyatakan dengan jarak dari suatu titik yang terletak di atas garis lurus itu pula.

Titik awal disebut titik Nol (0), sebelah kanan titik nol diberi tanda positif (+), sebelah kiri titik Nol diberi tanda negatif (-). Dengan satuan jarak bisa 1 m, 10 m, 100 m dan seterusnya.

Gambar 1.2Titik-titik pada Garis Lurus

Sumber : Ilmu Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro,1980.

Gambar di atas, adalah titik-titik pada skala dengan bagian yang sama 10 m, maka :

- Titik A (+60) = Titik A berjarak 60 m di sebelah kanan titik Nol (O).

- Titik B (- 40) = Titik B berjarak 40 m di sebelah kiri titik Nol (O).

- Titik C (+90) = Titik C berjarak 90 m di sebelah kanan titik Nol (O).

Jarak antara titik-titik di atas (A,B,C) bisa dihitung, pada garis lurus (koordinat) x. Koordinat titik di sebelah kanan diberi indeks 2 dan di sebelah kiri diberi indeks 1, maka d12 = x2 – x1 atau dba xa – xb ; dbc = xc – xb dan dac = xc – xa.

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-5

Page 6: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

Jadi :

- Jarak titik B ke titik A = dba = xa – xb = (+60) – (– 40) = 100.

- Jarak titik B ke titik C = dbc = xc – xb = (+90) – (– 40) = 130.

- Jarak titik A ke titik C = dac = xc – xa = (+90) – (+ 60) = 30.

Dengan demikian jarak antara titik selalu didapat tanda positif.

b. Titik pada Salib Sumbu  :

Titik-titik yang terletak pada dua garis yang saling tegak lurus () yaitu garis mendatar dan garis vertikal dan disebut Salib Sumbu.

Garis mendatar (sumbu x) disebut absis dan Garis vertikal (sumbu y) disebut ordinat. Titik potong kedua sumbu tersebut disebut titik awal O (adalah 0 = nol).

Untuk menentukan suatu titik P pada salib sumbu, ditulis dengan P (x,y). Kedua sumbu x dan y disebeut koordinat.

Gambar 1.3Titik-titik pada Salib Sumbu

Sumber : Ilmu Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro,1980.

Pada gambar di atas, titik A dapat ditulis : A (+9, +4), B (+5, -3), C (-8, -6), D (-4, +8).

Untuk menghitung jarak antara 2 titik, dapat digunakan rumus Pythagoras, dimana :

dx = x2 – x1 dan dy = y2 – y1, maka d2 = dx2 – dy

2

d2 = (x2 – x1)2 + (y2 – y1)2 d = (x2 – x1)2 + (y2 – y1)2

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-6

dxab = 4

dyab = 7dab= 8,06

Page 7: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

Jadi jarak dari titik B ke titik A, adalah :

dxba = dxa – dxb = (+9) – (+5) = 4

dyba = dya – dyb = (+4) – (–3) = 7

dba = (dxba)2 + (dyba)2 = (4)2 + (7)2 = 65 = 8,06

c. Titik pada Garis dan Sudut  :

Menentukan tempat suatu titik P tertentu dengan menggunakan suatu garis lurus PQ yang tertentu pula dan sudut yang dibentuknya.

Maka tempat suatu titik A ditentukan dengan jarak titik A dari titik P dan dengan sudut yang dibuat oleh PA dan PQ.

Gambar 1.4Titik-titik pada Garis PQ dan <

Dari gambar di atas, maka titik A, B, C, dan D dinyatakan tempatnya oleh jarak d 1, d2, d3, dan d4 serta dengan sudut-sudut 1, 2, 3, dan 4.

Jadi titik A, B, C, dan D dapat ditulis dengan A (d1, 1) ; B (d2, 2) ; C (d3, 3) ; dan D (d4, 4). Jarak AB dapat dicari dalam PAB, dimana PA = d1 ; PB = d2

sedang < APB =  1 - 2 =

Maka menurut rumus cosinus dalam PAB : AB = d 1 2

+ d 2 2 – 2 d 1 d 2

cos

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-7

Sumber : Ilmu Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro,1980

Page 8: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

1.4. Penentuan suatu Jurusan antara 2 Titik

Umumnya dalam menentukan tempat titik pada Ilmu Ukur Tanah, dengan menggunakan salib sumbu YOX, dimana sumbu x (absis) dan sumbu y (ordinat) saling .

- Sumbu y (+) arahnya ke utara dan sumbu y (-) arahnya ke selatan.

- Sumbu x (+) arahnya ke timur dan sumbu x (-) arahnya ke barat.

Maka untuk menentukan garis lurus AB yang menghubungkan titik A dan B, adalah :

- Pertama : dari titik A di buat garis sejajar sb y (+) mempunyai arah ke utara.

- Kedua : dari titik B di buat garis sejajar sb y (+) mempunyai arah ke utara.

Arah jurusan A – B dinyatakan dengan sudut yang dimulai dari arah utara, berputar searah jarum jam dan berakhir pada garis jurusan (AB = dab) yang bersangkutan, seperti gambar berikut.

Gambar 1.5Titik-titik pada Salib Sumbu dan Sudut Jurusan

Pada gambar di atas, terdapat salib sumbu YOX, dengan titik A (xa, ya) dengan sudut jurusan ab dan titik B (xb, yb) dengan sudut jurusan ba.

ba = ab + 180o atau ab = ba - 180o

Untuk menghitung jarak AB (dab), adalah sebagai berikut :

- Proyeksikan titik-titk A dan B pada sumbu x dan tariklah garis lurus dari A sejajar sumbu x, maka terbentuk ABB dengan siku-siku di titik B.

- Karena OB’ = xb dan OA′ = xa, maka AB = OB′ – OA′ = xb - xa dan

- Karena BB’ = yb dan AA′ = ya, maka BB= BB′ – AA′ = yb - ya. Dengan <ABB = ab

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-8

Sumber : Ilmu Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro,1980

Page 9: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

Maka : tg ab = =

Dalam ABB, didapat :  sin ab = dan cos ab =

Sehingga : dab = =

1.5. Skala

Peta adalah bayangan yang diperkecil dari sebagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi. Perkecilan ini adalah perbandingan antara suatu jarak di atas peta dan Jarak yang sama di atas permukaan bumi, dan perbandingan ini dinamakan skala dari peta.

Jadi Skala adalah, perbandingan antara keadaan/penggambaran di peta dengan keadaan sesungguhnya di permukaan bumi.

Misalkan suatu jarak antara dua titik di atas peta adalah 1 cm, maka skala peta adalah 1 cm : 1 Km atau 1 cm : 100.000 cm = 1 : 100.000

Bila sebaliknya diketahui skala peta dan jarak yang diukur di atas peta diketahui dengan pengukuran, maka jarak yang sebenarnya di atas permukaan bumi dapat diketahui.

Misalkan di atas peta jarak yang diukur ada 8,3 cm dan skala peta 1 : 25.000, maka jarak di atas permukaan bumi adalah 25000 x 8,3 = 207.500 cm atau = 2,075 Km.

Hal lain untuk menyatakan skala peta ialah memberitahukan berapa cm di atas peta yang sama dengan satu kilometer di atas permukaan bumi, misalkan untuk :

skala 1 : 25.000 adalah 1 Km = 4 cm, dinamakan peta 4 cm, skala 1 : 50.000 adalah 1 Km = 2 cm, dinamakan peta 2 cm, skala 1 : 100.000 adalah 1 Km = 1 cm, dinamakan peta 1 cm.

Dikatakan pula tentang skala besar dan skala kecil, Skala besar akan menyatakan suatu daerah besar pula, sedangkan skala kecil daerah itu digambar kecil pula. Maka Skala 1 : 10.000 disebut skala yang lebih besar dari pada skala 1 : 25.000.

Juga skala ada : 1) Skala Perkecil, 2) Skla Besar dan 3) Skala Perbesar, seperti pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.1Perbandingan dalam Skala

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-9

AB BB

xb - xa yb - ya

xb - xa dab

yb - ya dab

xb - xa sin ab

yb - ya cos ab

Page 10: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

No. Skala Besaran Kegunaan

1. Skala Perkecil 1 : 1000 ( 1 Cm peta = 1000cm = 10 m)1 : 10.000, 1 : 5.000, 1 : 500, 1 : 200, 1 : 100 dan 1 : 50

Gambar situasi Gambart Peta

2. Skala Besar 1 : 20. 1:10, 1 : 5, 1:2 dan 1:1 Gambar-2 Detail

3. Skala Perbesar 2 : 1, 5:1, 10:1, 20:1, 50:1, 100:1 dst. Penggambaran sel, gambar mesin-2, dll.

Cara lain untuk menyatakan skala peta adalah dengan menarik suatu garis, di atas garis mana dibuat suatu skala dengan bagian-bagian yang menyatakan satu km di atas permukaan bumi.

Jarak-jarak di atas peta dapat diambil antara dua kaki jangka, dan jarak ini dipasang di atas garis skala untuk mendapat panjang jarak dalam km di atas permukaan bumi.

Bagian kiri garis skala itu dibagi lagi dalam sepuluh bagian untuk mendapat sepersepuluh km.

Gambar 1.6Bentuk Skala

Skala-skala ini ditulis atau digambar di bagian bawah dari peta-peta yang bersangkutan. Tiap-tiap peta harus diberi tanda besarnya skala. Peta tanpa skala tidak berguna.

1.6. Peta

Peta adalah suatu hasil pengukuran yang digambarkan secara grafis dan dengan perbandingan skala tertentu dari bentuk-bentuk permukaan bumi direfleksikan/ diproyeksikan/dituangkan pada suatu bidang datar.

Isi, ketelitian dan penggunaan peta mempunyai hubungan yang erat dengan dan tergantung dari skalanya. Bila suatu peta diketahui skalanya dan tidak ada keterangan lainnya tentang peta itu, maka dapat diketahui dengan kasar bayangan tentang isi peta itu.

Menurut skala peta dapat dibagi dalam :

a. Peta-peta teknis dengan skala sampai dengan 1 : 10.000.

b. Peta-peta topografi atau peta-peta detail dengan skala lebih kecil dari pada 1 : 10.000 sampai dengan 1 : 100.000.

c. Peta-peta geografi atau peta-peta ikhtisar dengan skala lebih kecil dari 1 : 100.000.

Pengertian : - Topografi berarti penjelasan tertulis tentang keadaan lapangan.

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-10

Sumber : Ilmu Ukur Tanah, Soetomo Wongsotjitro,1980

Page 11: Dasar - Dasar Transportasi (Wahab)

- Geografi berarti penjelasan tertulis tentang keadaan bumi.

Dengan persetujuan internasional, maka tiap-tiap negara harus turut serta untuk membuat peta dengan ukuran 1 : 1.000.000.

Menurut maksudnya, peta dapat dibagi dalam :

a. Peta Jalan-jalan raya untuk keperluan wisatawan/tourisme.

b. Peta sungai-sungai untuk keperluan pelayaran.

c. Peta pengairan yang menyatakan daerah pengairan dengan saluran-saluran air, baik untuk yang membawa air ke daerah pengairan, maupun yang digunakan untuk membuang air yang telah dikakai.

d. Peta geologi yang menyatakan keadaan geologis suatu daerah.

e. Peta kehutanan yang menyatakan keadaan hutan dengan tumbuh-tumbuhannya.

f. Peta hydrografi yang menyatakan dalamnya air di pantai laut dengan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pelayaran.

g. Peta triangulasi, di atas peta mana digambar titik-titik yang telah ditentukan tempatnya (dengan koordinat-koordinatnya) dan dengan cara pengukuran vang teliti.

h. Peta administratif vang dibuat untuk kota-kata besar dengan ukuran yang besar (skala 1 : 1.000) Peta ini digunakan untuk merencanakan pekerjaan teknis di dalam kota.

Materi Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Sipil Untag 1945 – Samarinda. 1-11