dasar-dasar pengelolaan penderita gawat darurat

Upload: princessisma

Post on 13-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DASAR-DASAR PENGELOLAAN PENDERITA GAWAT DARURAT Sub-Departemen Anestesiologi RSAL Dr. Ramelan Surabaya

  • Mengapa korban tewas ?

  • KORBAN :Laki2 50 th perdarahan hebat, kepala luka2, kulit belakang kepala terkelupas, luka2 didada, patah tulang lengan kanan . Tidak sadar, pucat, dingin, basah, nafas ngorok kadang2 tersengal-2. Diberi O2 maskerKondisi yang paling cepatA. Trauma pada kepalanya membuat korban meninggalB. Perdarahan hebatadalah problem pada :C. Pembuntuan (obstruksi) jalan nafasD. Gagal ginjalE. Infeksi / Sepsis

  • Seandainya korban matimatinya karena apa ..??

  • Korban bernafas tersengal-sengalNadi lemah, gelisah, Cedera berdarah di dada dan punggungApa pertolongannya?

    - Ukur tek darah - Pasang infus - Konsultasi ke Dokter Bedah - Periksa Hb - Siap transfusi- Beri Oksigen

  • Sumbatan benda asing

  • Posisi baring miring cairan akan mengalir keluarkarena ada risiko cedera leher miringkan dengan cara log-roll

  • Pasien dengan tracheal tube, nafas buatan lebih efektif, risiko aspirasi lebih kecil

  • Immobilisasi leher sejak tempat kejadianin-line immobilisation dan collar brace

  • Cara lain untuk immobilisasi leher tanpa menaikkan ICP

  • Pendahuluan Penderita gawat darurat ialah : Penderita yang oleh karena suatu penyebab (penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan/komplikasi anestesi) yang bila tidak segera ditolong akan mengalami cacat, kehilangan organ tubuh atau meninggal.

  • Pendahuluan Dalam menghadapi penderita gawat darurat maka : Faktor waktu (menit pertama) memegang peranan yang sangat penting (time saving is life saving) dimana tindakan pada menit pertama dapat berarti besar dan sangat menentukan hidup atau mati penderita karena itu harus dilakukan dengan cara yang tepat, cepat dan cermat.

  • Pendahuluan Untuk memberi pertolongan yang tepat, cepat dan cermat diperlukan :1.Tenaga medis / para medis yang terlatih, baik pengetahuan maupun ketrampilan2.Sistim dan cara pengelolaan penderita gawat darurat yang sederhana tapi berdaya guna dan berhasil guna.3.Fasilitas, alat, obat yang lengkap

  • PendahuluanPertolongan pada penderita gawat darurat dapat dilakukan/keadaan gawat darurat dapat terjadi :1.Di tempat kejadian2.Selama dalam pengangkutan / transportasi 3.Di unit gawat darurat / rumah sakit

  • PendahuluanHal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pertolongan pada penderita :1.Bagaimana mempertahankan jiwa penderita. Atasi dulu yang paling mengancam jiwa.2.Bagaimana mengurangi penyulit yang mungkin timbul3.Bagaimana meringankan penderitaan korban 4.Melindungi diri terhadap kemungkinan penularan penyakit menular dari penderita (Hepatitis, HIV / AIDS, dll)

  • T. I. U Mampu merencanakan pertolongan pertama pada pasien gawat darurat.

  • T. I. K

    Mampu mendiagnosa pasien gawat darurat .Mampu merencanakan kerja tim dalam menangani pasien gawat darurat Mampu merencanakan fasilitas dan alat untuk menangani pasien gawat darurat Mampu merencanakan pertolongan pertama dengan cara cepat dan tepat

  • Dasar-Dasar Penanganan

  • Dasar Dasar Penanganan Dibuat urutan prioritas dengan mem pertimbangan hal-hal mana yang lebih cepat menyebabkan kematian. Sebagai patokan yang mudah diingat dalam urutan prioritas penanganan penderita gawat darurat adalah urutan 6B.

  • Dasar Dasar PenangananB1 (Breath) Masalah pernapasan dapat menyebabkan kematian dalam 3 menit

    B2 (Bleed) Masalah hemodinamik juga dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit jam

    B3 (Brain) Masalah kesadaran dan susunan syaraf

    B4 (Bladder) Masalah urogenital

    B5 (Bowel) Masalah traktus digestivus

    B6 (Bone) Masalah tulang dan kerangka

  • B1 = Breath = Masalah Pernafasan Permasalahan pada pernapasan :A. Jalan napas (airway) bebas atau tidakB. Pernapasan (breathing) Penderita bernapas atau tidak

  • B1 = Breath = Masalah Pernafasan

    A. Jalan nafas (Airway) disebut bebas bila :

    - Penderita dapat bernafas atau diberi nafas dengan mudah.

    - Suara nafas bersih dan tidak ada suara nafas tambahan.

  • B1 = Breath = Masalah Pernafasan

    Bila jalan napas tidak bebas, maka :

    1.Bantuan manual (tanpa alat) dengan triple airway manouvre

    2.Bantuan jalan nafas buatan (dengan alat)

  • B1 = Breath = Masalah Pernafasan

    1. Bantuan manual (tanpa alat) dengan triple airway manouvre yaitu : - Head tilt hiperekstensi kepala, angkat tengkuk, ganjal bahu- Chin lift angkat mandibula,buka mulut - Jaw thrust dorong rahang bawah ke depan,buka mulut

  • XCHIN LIFTHEAD TILT

  • Pada pasien trauma cara paling aman : JAW THRUST1jaw thrust2paha jepit kepala3lutut menahan bahu

  • B1 = Breath = Masalah Pernafasan

    2.Bantuan jalan nafas buatan (dengan alat), yaitu : - Jalan nafas oro / nasopharynx - Laringeal Mask Airway - Jalan nafas oro / naso tracheal - Cricothyrotomy / tracheostomy

  • Jangan dipasang jika reflex muntah masih (+)

    OROFARINGAEALAIRWAY

  • Pasien dengan Oropharyngeal airway

  • Naso-pharyngeal airwayTidak merangsang muntahHati-hati pasien dengan fraktura basis craniiU/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan

  • Pasien dengan nasopharyngeal airway

  • 1b_Airway_advanced*Laryngeal Mask Airwaydipasang tanpa laringoskopi

    1b_Airway_advanced

  • ENDOTRACEALTUBE

  • TUBE naso-pharyngealPlica vocalisCricothyroidotomyBasis cranii

  • Crico-thyroido-tomyJalur darurat untuk oksigenasiJarum besar, 14 G atau jarum susuk KB Norplant

  • O2Alirkan O2 10-15 lpm / maksimalTutup lubang dengan jempol, biarkan O2 masuk ke paruBuka lubang agar gas keluar, lalu tutup lagi dst Bisa bertahan 10 menit, O2 bisa masuk tetapi CO2 sukar keluar

  • Tracheostomy

  • B1 = Breath = Masalah PernafasanB. Penderita bernafas/ tidak

    1.Bila penderita tidak bernafas : Nafas buatan tanpa alat : - mulut ke mulut / hidung Nafas buatan dengan alat : - Ambu bag, Jackson Reese - Respirator/Ventilator

  • 2a_Ventilation*MULUT KE MULUT/HIDUNG

    2a_Ventilation

  • 2a_Ventilation*AMBUBAG

    2a_Ventilation

  • Nafas buatan dengan intubasi trachea1. Oksigenasi & pembuangan CO2 lebih efektif2. Mencegah aspirasi ke paru

  • MULUT KE MASKER

  • JACKSON REESE

  • B1 = Breath = Masalah Pernafasan2. Bila penderita bernafas, tapi mungkin tidak memadai/tidak adekwat, dapat diberi tambahan : - terapi oksigen - broncial toilet - chest fisioterapi - nafas buatan jangka panjang (ventilator)

  • B1 = Breath = Masalah PernafasanI. Terapi Oksigen melalui :

    Jenis alatKonsentrasi oxygen yang dicapai Nasal pronge 3 liter/m Nasal catheter 3 liter/m Mask 6 8 liter/m Mask + reservoir 2 x MVJakcsen reese 10 liter/m 30 %30 40 %60 %80 - 100 %100%

  • AGD 118* Konsentrasi Oksigen

    - Udara bebas 21 % - Kanul hidung dengan O2 2 LPM 24 %- Kanul hidung dengan O2 6 LPM 44 %- Face mask ( rebreathing, 6-10 LPM ) 35 - 60 %- Non rebreathing mask ( 8-12 LPM ) 80 - 90 %B1 = Breath = Masalah Pernafasan

    AGD 118

  • Cara memberikan oksigennasal prong 2-3 lpm 30%mask 6-8 lpm 60%mask w/ reservoir 6-8 lpm 80% - 100%bag-mask / Jacksoon Reese 10 lpm 100%

  • B1 = Breath = Masalah PernafasanII. Bronchial toilette Dicoba dahulu batuk sendiri. Tetapi bila tidak mampu mengeluarkan secret, lakukan penghisapan intra tracheal / bronchial.III. Chest physiotherapy, latih cara menarik nafas dalam dan batuk - Clapping (menepuk2) dan vibration - Postural drainage - Mist therapy (humidifier / nebulizer)

  • B1 = Breath = Masalah PernafasanIV. Nafas buatan jangka panjang melalui endotracheal tube atau tracheostomy, diberikan bila point I s/d III tersebut gagal memberikan O2 dan CO2 artetial yang memadai

  • B1 = Breath = Masalah Pernafasan

    Kriteria gangguan nafas Jenis TindakanParameterI, II, IIIIV1.Tanpa alat frekwensi nafas/m25 35 > 352.Spirometer vital capacity 15 30 ml/kg350

  • B1 = Breath = Masalah PernafasanUntuk terapi nafas jangka panjang diperlukan hal-hal sebagai berikut :1.Berikan minute volume minimal yang dengan kadar oxygen 40-50 % masih memberikan pO2 100-150.2.Bila belum berhasil, tambahkan PEEP bertahap @ 2 cm H2O sampai 15 cm H2O selama hemodinamik tidak terganggu.3.Atur dead space agar pCo2 30 35.4.Berikan nafas panjang berkala 5.Berikan cukup kelembaban dalam udara nafas (100% lembab nisbi pada 37C)6.Suction intra tracheal secara steril Untuk memudahkan hal ini tracheostomy lebih baik daripada nasotracheal tube.7.Bila penderita sudah berhasil distabilisir, secara bertahap PEEP (positive end expiration pressure) dikurangi dan 2x sehari dicoba nafas spontan dengan CPAP(continous positive airway pressure).

  • B2 = Bleed = Masalah Hemodinamik Permasalahan hemodinamik : ada/tidaknya syok Perlu diperiksa : - perfusi perifer - tekanan darah - nadi (rate dan pengisiannya).

  • B2 = Bleed = Masalah Hemodinamik

    Perfusi : baik bila jari-jari dan telapak tangan hangat, kering dan merah. buruk bila jari-jari dan telapak tangan dingin, basah/berkeringat dan pucat. Tekanan darah normal atau menurun (tekanan darah memang membantu diagnosis, tetapi bukan satu-satunya cara diagnosis)

    Nadi cukup dan kuat atau cepat dan lemah

  • B2 = Bleed = Masalah HemodinamikPer definisi syok adalah tidak adekuatnya aliran darah/gangguan perfusi organ vital atau gangguan oksigenasi jaringan vital sehingga kebutuhan oksigen seluler tidak terpenuhi.

    Merupakan suatu sindrom yang menghasilkan kerusakan sel, akibat tidak terjadinya metabolisme aerobik, krn :- aliran darah yang sedikit atau - maldistribusi aliran

  • B2 = Bleed = Masalah Hemodinamik

    Jenis syok Tanda khas Therapy Hipovolemik (kehilangan volume)CVP rendah Cairan 2-4 x kehilangan volume, bila Hb < 7 beri tranfusi darahKardiogenik (pump failure)CVP tinggi, mungkin ada aritmi Diuretic Digitalis Beta mimetic Obat-obat aritmia Peripheral pooling CVP rendah Vasodilatasi hebat Vasokonstriktor Septik Hyperdinamic & hypodinamic stageFebris Suportif Antibiotika Hilangkan fokus infeksi

  • B2 = Bleed = Masalah HemodinamikPada syok karena perdarahan :- Penggunaan cairan sebagai terapi pengganti pada perdarahan adalah untuk sementara saja.

    - Setelah darah tersedia, berikan tranfusi, naikkan Hb sampai 7 gr %. - Setelah hemodinamika stabil, kadang-kadang perlu diberikan diuretika untuk membuang kembali excess cairan tadi, lebih-lebih pada kasus-kasus trauma thorax dan hypo albuminemia dimana kecenderungan untuk edema paru-paru sangat besar.

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Permasalahan kesadaran/neurologis :a. Bagaimana kesadaran penderita b. Apakah ada tanda-tanda kelainan neurologis yang lainc. Penyebab gangguan kesadaran/neurologis

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)a.Penilaian tingkat kesadaran penderita dapat dievaluasi dengan cara : 1. yang biasa dipakai kualitatif (composmentis, somnolent, sopor, coma) atau 2. lebih baik bila menggunakan Glasgow Coma Scale (kuantitatif).

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Table Glasgow Coma Scale (G. C. S.)Eye opening (E) :4 spontaneous (dengan spontan) 3 to speech (dengan perintah)2 to pain (dengan nyeri) 1 nil ( dengan rangsangan apapun tidak membuka mata)

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Verbal Response (V) :5 orientated (berorientasi baik) 4 consufed coversation (isi kalimat membingungkan) 3 in appropriate words (kata-kata tidak membentuk kalimat 2 in comprehensible sound (suara tidak jelas 1 nil (tidak bersuara)

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Motor Response (M) :6 obeys (gerakan ssi perintah)5 localises (mengetahui arah datangnya rangsangan)4 with draws flexion (menghindari rangsangan)3 abnormal flexion2 extension1 nil (tidak ada gerakan)

    Nilai tertinggi : E + V + M = 15 (responsiveness/composmentis)Nilai terendah : E + V + M = 3 (coma)

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Ada 5 kemungkinan hasil akhir (out come) yang diperoleh setelah melakukan pertolongan yang maksimal pada coma atau trauma kapitis yang berat .1.Good recovery Bila penderita dapat hidup mandiri tanpa tergantung orang lain dan tanpa ada (atau bila ada minimal) kelainan neurologis. 2.Moderate disability Bila penderita dapat hidup mandiri tapi ada kelainan neurologis dan intelektual.3.Severe disability Kesadaran penderita baik, tapi untuk melakukan kegiatan sehari-hari masih memerlukan bantuan orang lain.4.Vegetative state 5.Dead

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Hubungan antara Glasgow Scale pada 24 jam I dan prognosa / outcome dapat disebut pada tabel berikut.

    GCS( E + M + V )JumlahKasusDead / VegetativeModerate disability / Good recovery118 10 5 7 3 4 571905251767 %27 %53 %87 %87 %68 %34 %< 10 %

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)b.Apakah ada tanda-tanda kelainan neurologis yang lain ?Mata - Pupil : Penting menentukan lebar pupil, simetris atau tidak, dan reaksi terhadap cahaya. Pupil yang semula simetris kemudian menjadi asmetris curiga akan adanya lesi yang unilateral. - Gerak : Apakah ada gerak spontan, gerak oculo cephatic, gerak oculo vestibular, dolls phenomen. - Papil : Papil oedema ?

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Anggota gerak : Adanya hemiplegia atau paraplegia dapat untuk memperkirakan dimana letak lesi.Sistim autonom : Nadi, tensi, pernafasan dan suhu.

    Bila diperlukan dan ada fasilitas dapat dilakukan pemeriksaan C.T. scan, arteriografi, EEG dan lain-lain.

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)c.Penyebab gangguan kesadaran - Gangguan nafas - gangguan sirkulasi - trauma - gangguan metabolik - gangguan otonom - infeksi - obat-obatan - tumor

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)c.Penyebab gangguan kesadaran Gangguan nafas Harus diingat bahwa salah satu penyebab gangguan kesadaran yang cukup sering adalah kegagalan nafas mendadak. Hipoksemia : Sel otak sangat peka akan kekurangan oksigen. Bila dalam waktu 3 5 menit tidak mendapat oksigen maka akan terjadi kerusakan yang irreversible. Hiperkarbia :Kenaikan tekanan CO2 arteri, akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak. Menyebabkan kenaikan tekanan intracranial, yang merupakan ancaman akan terjadinya herniasi otak.

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Gangguan sirkulasi - Syok / cardiac arrest : Aliran darah ke otak berkurang, maka akan terjadi hipoksemia dan kerusakan sel otak.- C. V. A : Perdarahan Thrombosis

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Trauma Menyebabkan perdarahan, edema sampai lacerasi otak. Bila ada tanda-tanda kenaikan tekanan intra kranial (muntah-muntah, tensi nadi, nadi turun, kesadaran menurun, ada edema papil), segera lakukan : -Cortico steroid dosis tinggi -Diuretika furosemid Manitol hanya diberikan bila yakin bahwa tidak ada perdarahan intra cranial -Posisi tidur slight head up -Nafas buatan dengan hiperventilasi sampai tekanan CO2 arteri sekitar 30 mm Hg.

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Metabolik -Gangguan faal ginjal (koma uremikum) -Gangguan faal hepar (koma hepatikum) -Gangguan endokrin (koma diabetikum)Dalam hal ini perlu bantuan pemeriksaan laboratorium yang lebih teliti.

  • B3 = Brain = Masalah (Kesadaran / neurologik)Infeksi : encephalitis, meningitis dan lain-lain.

    Obat-obatan : obat anestesi, traquilizer, sedativum

    Tumor : menyebabkan kenaikan tekanan intra kranial dan herniasi otak

  • B4 = Bladder = Masalah urologi Disini yang dinilai adalah fungsi ginjal terhadap ancaman terjadinya kegagalan ginjal mendadak (acute renal failure) Samuel Pawers (7) menyatakan bahwa : Persistent oliguria below 25 ml per hour for more than two hours, continutes a true medical emergency reguiring the most urgent and aggressive corrective therapy.

  • B4 = Bladder = Masalah urologi Fungsi ginjal yang perlu diperiksa : Urine Volume Normal :1-2 ml/kg BB Anuria :20 ml/24jam Oliguria:25 ml/jam atau 400 ml/24jam Poliuria :2500 ml/24jam Kwalitas Berat jenis Sedimen dan lain-lain Pemeriksaan serum creatinin, BUN dan bila mungkin clearance creatinin, perbandingan urine creatinin/serum creatinin dan UUN / BUN

  • B4 = Bladder = Masalah urologiUrine Secara kasar dapat untuk menggambarkan keadaan : -Fungsi ginjal dan salurannya -Hemodinamik penderita (hipotensi produksi urine berkurang) -Hidrasi penderita (hipovolemia produksi urine berkurang dan pekat) -Hormonal : Diabetes melitus, prodoksi urine meningkat. Diabetes insipidus, poliguria, berat jenis rendah

  • B4 = Bladder = Masalah urologiBila terjadi oliguria/anuria :-Ingat bahaya akan terjadi acute real failure yang mempunyai angka mortalitas yang tinggi.-Perlu tindakan yang cepat, tepat dan adekuat.-Penyebab :*Prerenal Hopivolmia Hipotensi / syok *Renal Prerenal yang tak segera diatasi Reaksi tranfusi Myoglobinuria karena crush syndrome Radang *Post renal Batu, debris

  • B4 = Bladder = Masalah urologiUrutan Tindakan (untuk oliguria/anuria)Bila memang jelas ada tanda hipovolemia, berilah cairan ringer lactate atau normal saline sampai tanda hipovolemia hilang. Jika urine belum bertambah, berilah furosemid test. Bila kesadaran meragukan, pasang CVP catheter, maka akan didapat 3 kemungkinan 1. CVP rendah : beri cairan sampai CVP normal (8 14 cm). Bila urine belum bertambah lakukan furosemid test. 2. CVP normal : langsung furosemid test. 3. CVP tinggi : langsung furosemid test

  • B4 = Bladder = Masalah urologiFurosemid test : diberikan 1 ampul furosemid intra vena, ditunggu 2030 menit bila urine belum bertambah, dosis ditingkatkan dua kali sampai total dosis 1 gram.

  • B4 = Bladder = Masalah urologiBila tetap tidak ada response, penderita diterapi sebagai acute renal failure dengan cara :-Pengaturan pemberian cairan yang ketat dengan monitoring CVP. Jumlah cairan yang masuk harus sama dengan yang keluar (kira-kira 400 cc ditambah cairan yang keluar).-Diberikan kalori yang cukup tinggi lewat infus (Dextrose 20-50%) dan diberikan regular insulin 1 unit / 5 gr glucose, selain untuk metabolisme glucose, juga untuk mendorong kalium masuk ke dalam sel.-Stop / kurangi pemberian kalium, pasang maagslang untuk drainge K+ dan H+dari lambung sehingga mengurangi terjadinya hiperkaliemia dan acidosis.-Bila ada asidosis berikan nabic.-Cegah terjadinya infeksi dan pemberian obat yang nefrotoksik.-Kalau perlu dialisis Harus dibedakan oliguria/anuria dengan retensio urine, dimana produksi urine normal, hanya oleh karena sesuatu sebab tidak bisa dikeluarkan lewat urethra

  • B5 = Bowel = Masalah tractus digestivus Yang perlu diperhatikan adalah : - Perut yang kembung atau distensi (menyangkut masalah B1) - Muntah atau Diare - nutrisi - hepar - limpa

  • B5 = Bowel = Masalah tractus digestivus Perut yang kembung atau distensi (menyangkut masalah B1)

    Keadaan ini akan menyebabkan diaphragma terdorong keatas, sehingga pergerakan terganggu, dengan demikian pengembangan paru-paru terbatas maka memudahkan terjadinya hipoventilasi dengan segala akibatnya.

  • B5 = Bowel = Masalah tractus digestivusPenyebab dapat berupa :a.Ascites : perlu dilakukan punksib.Perdarahan intra abdimonal : segera laparatomyc.Ileus paralitik : -Pasang pipa lambung -Pasang pipa rektum -Pasang infus -Dipertimbangkan obat-obat seperti prostigmin, alinamin dan lain-lain.d.Ileus obstruktive -Dipersiapkan untuk laparatomy -Pasang pipa lambung -Pasang infus lakukan rehidrasi dengan monitoring tensi, nadi, CVP (bila dipasang) dan produksi urine

  • B5 = Bowel = Masalah tractus digestivusMuntah dan diare (menyangkut masalah B2) menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi keadaan dihidrasi akut dengan gejala klinis. Gejala klinis akibat berkurangnya cairan intrestitial -Turgor kulit menurun -Mata cowong -Mukosa kering -Ubun-ubun cekung Gejala akibat berkurang plasma -Takhikardia -Hipotensi sampai syok -Oliguria Untuk rehidrasi ada bermacam-macam cara : -Memberikan cairan dengan pedoman pada CVP -Berdasarkan berat jenis plasma -Cara konvensional / sederhana

  • B5 = Bowel = Masalah tractus digestivusContoh : Berat badan 50 kg dehydrasi berat (10 %) Diberikan cairan (RL/PZ) 20 ml/kg BB (1000 ml) Segera. Bila belum mengatasi syoknya, diberikan ulang sejumlah yang sama. Untuk mengoreksi defisitnya : 10/100 x 50 liter = 5000 ml. Diberikan bertahap, 8 jam I 2500 cc dan 16 jam berikutnya 2500 ml. Selain itu jika penderita belum bisa intake oral. Juga diberikan cairan maintenance sebanyak 40 50 cc/kg/24 jam.

  • B5 = Bowel = Masalah tractus digestivusNutrisi Bila oleh karena satu dan lain sebab penderita tidak bisa intake per oral maka dipertimbangkan untuk memberikan nutrisi parenteral untuk mencegah katabolisme yang berlebihan dari protein tubuh yang dapat menurunkan daya tahan tubuh.Hepar Diperiksa apakah ada hepatomegeli, cirhosis hepatis dan gangguan faal hepar.Limpa Apakah ada splenomegeali, perlu dicari penyebabnya. Limpa mudah rupture oleh karena trauma.

  • B6 = Bone = Masalah tulang dan kerangka Pada umumnya penyakit tulang atau patah tulang tidak menyebabkan kematian secara langsung kecuali : - Patah tulang leher - Patah tulang terbuka dengan perdarahan - Patah tulang panjang dengan emboli lemak

  • B6 = Bone = Masalah tulang dan kerangka Patah tulang leher Terutama diatas cervical kedua yang dapat menyebabkan tetraplegi dan kelumpuhan otot diaphragma sehingga penderita meninggal karena gangguan nafas (B1). Saat ini dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan dan kemacetan lalulintas maka kemungkinan terjadinya patah tulang leher makin besar.

  • B6 = Bone = Masalah tulang dan kerangkaPatah tulang terbuka dengan perdarahan Penderita meninggal karena syok hipovolemia (B2) Dalam keadaan demikian perlu dipasang tourniquet, atau sumber perdarahan dijepit/klem dan dilakukan penggantian darah yang hilang dengan cairan (Ringer lactate), plasma ekspander ataupun darah. Perlu diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi yang mungkin terjadi.

    .

  • B6 = Bone = Masalah tulang dan kerangka

    Patah tulang panjang Dapat menyebabkan terjadinya emboli lemak yang pasif sehingga dapat menyebabkan kematian penderita karena gangguan nafas (B1)

    Penting diperhatikan pada waktu pertolongan di tempat kejadian dan selama pengangkutan agar dilakukan dengan cara yang benar sehingga tidak menambah komplikasi dan memperburuk keadaan.

  • Kesimpulan Dalam menangani penderita gawat darurat dituntut untuk bertindak cepat dan tepat baik dalam mendiagnosa maupun terapinya. Dengan demikian diperlukan :1.Kerjasama antar medik yang terlatih terampil dan cekatan 2.Cara penanganan / pengelolaan yang praktis, sistematis sehingga mudah diingat dan dilaksanakan.3.Fasilitas alat dan obat yang cukup

  • Penutup Telah dibicarakan dasar-dasar penanganan penderita gawat darurat ternyata masalah gawat darurat medik adalah sangat luas sehingga tidak cukup untuk dibicarakan semua.

  • *