dasar-dasar pendidikan jasmani

19
PERTEMUAN KE VI Topik : Struktur , Materi Penjas dan Fungsi Penjas Materi : Struktur dan materi penjas mulai dari SD sampai SMA Sasaran Belajar:Mahasiswa dapat menggambarkan struktur dan materi penjas dan mengaplikasikan dalam memilih materi di sekolah. Menurut Depdiknas (2004:8) struktur materi Penjas (saat ini telah berganti nama menjadi penjasorkes) dikembangkan dan disusun berdasarkan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan olahraga (Jewett, Ennis, and Bain, 1995). Asumsi yang digunakan oleh kedua model ini adalah untuk menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan resep latihan yang benar. Olahraga merupakan bentuk lanjut dari bermain dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia, agar dapat melaksanakan kegiatan olahraga dengan benar, manusia perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan olahraga yang memadai. Penjas diyakini dapat memberikan kesempatan yang memadai bagi siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga. Struktur materi penjas yang sekarang penjasorkes mulai dari SD sampai SMU terlihat pada gambar 2 berikut;

Upload: septria-likardo

Post on 28-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

PERTEMUAN KE VI

Topik : Struktur , Materi Penjas dan Fungsi PenjasMateri: Struktur dan materi penjas mulai dari SD sampai SMA

Sasaran Belajar:Mahasiswa dapat menggambarkan struktur dan materi penjas dan mengaplikasikan dalam memilih materi di sekolah.

Menurut Depdiknas (2004:8) struktur materi Penjas (saat ini telah berganti nama menjadi penjasorkes) dikembangkan dan disusun berdasarkan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan olahraga (Jewett, Ennis, and Bain, 1995). Asumsi yang digunakan oleh kedua model ini adalah untuk menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan resep latihan yang benar. Olahraga merupakan bentuk lanjut dari bermain dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia, agar dapat melaksanakan kegiatan olahraga dengan benar, manusia perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan olahraga yang memadai. Penjas diyakini dapat memberikan kesempatan yang memadai bagi siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga. Struktur materi penjas yang sekarang penjasorkes mulai dari SD sampai SMU terlihat pada gambar 2 berikut;

Page 2: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

Kelas\

__ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ 5

__ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __

__ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __ __

Gambar 2Struktur Ruang Lingkup Materi Pendidikan Jasmani

(Wuest dan Lombardo, 1994:65)

Tk1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Akuatiks (bila mungkin)

Senam

KECAKAPAN

HIDUP

PERSONAL

Kesegaran Jasmani1. Komponen

Kesehatan2. Komponen

Keterampilan

Sikap dan perilaku

Mempercayai

Menghargai

Inisiatif

Kerjasama

Kepemimpinan/ bawahan

Pengambilan Resiko

Keselamatan

Aktivitas Pengkondisian JasmaniPermainan dan

Modifikasi Olahraga

Kecakapan Hidup di

Alam Bebas

Pengenalan Olahraga

Olahraga Tim dan Perorangan

Aktivitas Sepanjang Hayat dan Gaya Hidup Aktif

Ritmik dan Tari

Permainan (Games)

Kesadaran akan Tubuh dan Gerakan, Kecakapan Gerak Dasar

Page 3: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

Berdasarkan gambar 2 di atas, struktur ruang lingkup materi penjas yang menitik beratkan pada ranah jasmani dan psikomotor, tetapi tidak mengabaikan ranah kognitif dan afektif maka pelajaran penjas harus mencakup materi: (1) kesadaraan akan tubuh dan gerakan, keterampilan motorik dasar, (2) kebugaran jasmani, aktivitas jasmani, seperti permainan, gerakan ritmik dan tari, aquatik (bila memungkinkan), dan senam, (3) aktivitas pengkondisian tubuh, modifikasi permainan dan olahraga, dan keterampilan hidup di alam terbuka, (4) olahraga perorangan, berpasangan, dan tim, (5) keterampilan hidup mandiri di alam terbuka, dan (6) gaya hidup aktif dan sikap sportif.Sebagai kelanjutan dari proses pembelajaran di sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama, pendidikan jasmani untuk sekolah menengah umum seharusnya mengandung materi pembelajaran yang meliputi : (1) keterampilan dan pengetahuan untuk menyusun program latihan, memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani, (2) keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dan aktivitas jasmani (3) sikap sportif dan perilaku gaya hidup aktif.Bila dibandingkan dengan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran penjasorkes, maka ruang lingkup materi tersebut tidak terdapat perbedaan. Sebagai contoh, dalam KTSP SD ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes meliputi aspek-aspek mata pelajaran penjasorkes sebagai berikut: (1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor dan non lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya, (2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya, (3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya, (4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya, (5) Aktivitas air meliputi permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang, serta aktivitas lainnya, (6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung, (7) Kesehatan, meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.Pada bagian akhir materi penjasorkes SD dicantumkan keterangan yang berisi petunjuk sebagai berikut (1) yang bertanda *) berarti materi tersebut diajarkan sebagai kegiatan pilihan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah, yang bertanda **) berarti materi pilihan disesuaikan dengan fasilitas dan peralatan yang tersedia, yang bertanda ***) berarti diajarkan sebagai kegiatan yang dapat dilakukan dalam semester 1 dan atau semester 2, (2) Untuk pembinaan peserta didik yang berminat terhadap salah satu atau beberapa cabang tertentu dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler.Fungsi Penjas

Pendidikan jasmani dan kesehatan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembiasaan hidup sehat yang menjadi penunjang pertumbuhan dan pengembangan siswa, memiliki fungsi pembelajaran pada:a.       Aspek organik (Perkembangan strukur dan fungsi tubuh)

Page 4: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik.Meningkatkan kekuatan sejumlah otot.Meningkatkan daya tahan otot atau kelompok otot.Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler.Meningkatkan fleksibelitas, yaitu; kemampuan dalam rentang gerak atau perluasan persendian.b.       Aspek neuromuskuler atau Psikomotor (Keterampilan Gerak)Mengembangkan keterampilan lokomotor.Mengembangkan keterampilan non-lokomotor.Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif.Mengembangkan faktor-faktor gerak terampil.Mengembangkan keterampilan olahraga.Mengembangkan keterampilan rekreasi.c.        Aspek perseptual (Keterampilan Penalaran)Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat yang berhubungan dengantempat atau ruang dalam mengenali obyek.d.       Aspek kognitif (Keterampilan Berpikir)Mengembangkan kemampuan pengetahuan dan membuat keputusan serta memahami  peraturan permainan, keselamatan, dan etika.Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik cabang olahraga.e.       Aspek Afektif (keterampilan Sikap mental, sosial dan emosional)Menyesuaikan diri dengan orang lain dan belajar berkomunikasi.Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif.Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.

PERTEMUAN KE VII

1. Topik : Permasalahan Pembelajaran Penjas di Sekolah2. Materi : Diskusi Kelompok

3. Sasaran Belajar : mahasiswa dapat menemukan permasalahan dalam pembelajaran penjasorkes di sekolah dan memberikan solusi jawabannya dengan teori penjas dan

olahraga4. Garis-garis Besar Perkuliahan

Permasalahan Pembelajaran Penjas di SekolahSalah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia, hingga dewasa ini, ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Kondisi kualitas pengajaran pendidikan jasmani yang memprihatinkan di sekolah dasar, sekolah lanjutan dan bahkan perguruan tinggi telah dikemukakan dan ditelaah dalam berbagai forum oleh beberapa pengamat pendidikan jasmani dan olahraga (Cholik Mutohir, 1990a: 1990b, 1993: Mujiharsono, 1993; Soediyarto, 1992, 1993). Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya ialah terbatasnya kemampuan  guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani (cf. Cholik Mutohir, 1990a; 1990b, 1993: Soediyarto, 1992, 1993).  Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah dasar dan lanjutan pada umumnya kurang memadai. Mereka kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara kompeten. Mereka belum berhasil melaksanakan tanggung jawabnya untuk mendidik siswa secara

Page 5: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

sistematik melalui pendidikan jasmani. Tampak pendidikan jasmani belum berhasil mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak secara menyeluruh baik fisik. Mental maupun intelektual (Kantor Menpora, 1983). Hal ini benar mengingat bahwa kebanyakan guru pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah bukan guru khusus yang secara normal mempunyai kompetensi dan pengalaman yang terbatas dalam bidang pendidikan jasmani. Mereka kebanyakan adalah guru kelas yang harus mampu mengajar berbagai mata pelajaran yang salah satunya adalah pendidikan jasmani.Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktik pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model metode-metode praktik dipusatkan pada guru (Teacher Centered) dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut hampir tidak pernah dilakukan oleh anak sesuai dengan inisiatif sendiri (Student Centered).Guru pendidikan jasmani tradisional cenderung menekankan pada penguasaan keterampilan cabang olahraga. Pendekatan yang dilakukan seperti halnya pendekatan pelatihan olahraga. Dalam pendekatan ini, guru menentukan tugas-tugas ajarnya kepada siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti melatih suatu cabang olahraga. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak optimalnya fungsi pengajaran pendidikan jasmani sebagai medium pendidikan dalam rangka pengembangan pribadi anak seutuhnya.

PERTEMUAN KE VIIIMID SEMESTER

PERTEMUAN KE IX dan X

Topik : Filsafat dalam olahragaMateri: a. Pengertian filsafat

b. Aliran filsafat dalam olahragac. Perbedaan pandangan filsafat modern dan tradisional

d. penjas sebagai disiplin ilmuSasaran Belajar : mahasiswa dapat menjelaskan pengertian filasat serta

mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran penjasorkes.Garis-garis Besar Perkuliahan

Pengertian FilsafatArti kata filasafat adalah cinta akan kebenaran atau cinta akan kebijakan. Filasafat dipandang sebagai suatu usaha mencari fakta dan nilai dengan telaah tanpa praduga dan kekeliruan. Ada tiga pengertian mengenai filsafat, pertama adalah bahwa filsafat merupakan studi kebenaran atau studi asas-asas yang melandasi semua pengetahuan. Kedua, studi tentang asal dan asas alam semesta dan ketiga ,filasafat sebagai pandangan hidup.Aliran dalam FilsafatIdealisme

Page 6: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

Filsafat ini menyatakan bahwa pikiran dan kecerdasan merupakan hal yang penting sebagai kebenaran yang hakiki. Contoh:penjas tidak hanya melibatkan fisik tapi pikiranaktivitas kesegaran jasmani memberi kontribusi terhadap kepribadian.penjas merupakan pusat berbagai gagasanguru harus menjadi model bagi siswapendidikan ditujukan untuk kehidupanRealisme Realisme adalah percaya bahwa dunia fisik dari alam merupakan sesuatu yang nyata. Contoh:penjas ditujukan untuk kehidupan misal: mengajar basket untuk melatih kerjasama, dsbkesegaran jasmani adalah hasil dari produktivitaspengulangan (drill) mempunyai peranan penting dalam proses belajarpendalaman ilmu keolahragaan dapat menyebabkan kehidupan sosial yang baik bermain dan rekreasi membantu beradaptasi NaturalismeFilsafat ini menghendaki agar pendidikan mendorong proses alamiah dari pertumbuhan dan perkembangan, yang harus menyenangkan dan mementingkan aktivitas pribadi anak, contoh: aktivitas fisik bersifat fisik sematahasil belajar diperoleh melalui aktivitas diribermain erupakan bagian penting pendidikanpenjas berkaitan pengembangan individu Existensialisme (aliran modern)Filsafat ektensialisme memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih programnya yang bisa berbentuk macam-macam dan karenanya tidak dapat dibuat perencanaan oleh guru sebelumnya. Guru bertindak sebagai penyuluh yang dapat memperlihatkan berbagai kemungkinan aktivitas yang dapat dilakukan dan memilih sendiri atas tanggung jawabnya sendiri. Contoh:kebebasan memilihharus banyak variasi aktivitaspermainan meningkatkan kreativitasguru adalah seorang konsultanHumanisme Humanisme menempatkan kesejahteraan manusia sebagai pusat perhatian dan kepentingan orang dalam usahanya mencapai tujuannya sendiri. Contoh:menempatkan nilai berdasarkan kemanusiaan dan individualmenyesuaikan pembelajaran secara inovatifmenyesuaikan pembelajaran secara inovatif kreatif, dan independen.

Perbedaan Pandangan Filsafat Modern dan Filsafat TradisionalNo Filsafat Modern Filsafat Tradisional1. Terpusat pada anak Terpusat pada guru2 Atmosfer belajar toleran Atmosfer belajar kaku3 Didasarkan pada fakta,

pengetahuan, dan materi belajar

Didasarkan pada minat dan kebutuhan siswa, dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat

Page 7: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

4 Guru sebagai pemandu, perencanaan dilakukan bersama dengan siswa

Guru satu-satunya pembuat keputusan

5 Terpusat pada perkembangan anak secara menyeluruh: fisik, mental, emosional dan sosial

Terpusat pada pengembangan intelektual

6 Menekankan pada pemberian kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas, sosialisasi, pemecahan masalah, dan eksperimentasi

Menekankan pada drill formal, ingatan, ceramah, tanya jawab dan pengujian

7 Mempunyai hubungan dekat masyarakat dan orang tua siswa

Hubungan dengan orang tua kurang terjalin

8 Lingkungan sekolah yang menyenangkan

Lingkungan sekolah yang kaku

Penjas sebagai disiplin IlmuSuatu Pengetahuan dapat dipandang sebagai suatu ilmu apabila mempunyai ciri- ciri tertentu dan  dilaksanakan secara penuh disiplin dan konskuen, ciriciri tersebut adalah ontologi, epistimologi dan aksiologi.Ontologi yang berarti ilmu tersebut mempunyai obyek kajian yang jelas dan belum digarap oleh ilmu lain dalam hal ini sebagi obyek kajian pendidikan jasmani adalah gerak manusia.Sedang epistimologi bahwa ilmu tersebut dibentuk dan disusun melalui kajian teori yang berdasarkan logika atau penalaran tertentu.Ciri yang ketiga adalah aksiologi yang berarti ilmu tersebut bermafaat untuk kehidupan manusia pada umumnya.Para pakar berpendapat bahwa satu disiplin ilmu harus mempunyai tubuh pengetahuan. Tubuh pengetahuan dari pendidikan jasmani adalah bagian dari pengetahuan yang berasal dari banyak disiplin yang terjalin menjadi satu unit yang terintegrasi dan berhubungan dengan pendidikan jasmani.Tubuh pengetahuan pendidikan jasmani berasal dari disiplin biologi, antropologi, sosiologi, psikologi, filosofi, fisika, dan disiplin lainnya. Pendidikan jasmani bersifat antar disiplin dan silang disiplin.Antar disiplin, pengetahuan yang diambil dari beberapa disiplin lain seperti anatomi, fisiologi, psikologi.Silang disiplin, pendidikan jasmani juga memusatkan pada aspek disiplin lain seperti fisilogi latihan adalah salah satu aspek dari fisiologi, psikologi pendidikan jasmani adalah satu aspek dari psikologi dsb.

Page 8: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

PERTEMUAN KE XI

Topik : Psikologi dalam PenjasMateri: a. Perkembangan motorik dan didaktik olahraga

teori psikologi belajar dalam penjasSasaran Belajar:Mahasiswa dapat menerapkan aspek psikologi dalam olahraga dan dalam

belajar penjas.Garis-garis Besar Perkuliahan

Perkembangan motorik dan didaktik olahragaBidang ini mempelajari perkembangan ketangkasan dan unjuk kerja fisik seseorang. Dua aspek perlu dipelajari yaitu perkembangan motorik yang berkaitan dengan kemampuan fisik dan peningkatan ketangkasan terutama karena pendewasaan, sedangkan didaktik gerak berkaitan dengan peningkatan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.Masalah utama dari perkembangan dan didaktik motorik adalah:Bagi perkembangan motorikBakat dan pengaruh lingkungan dalam perkembangan motorikHubungan antara usia, sex dan perkembangan motorikPerkembangan ketangkasan motorik dasar. Apakah fase-fase yang dilalui bila belajar suatu ketangkasan motorikPerkembangan motorik perseptual. Apakah peran daya koordinasi?Intelegensi dan unjuk laku motorik. Apakah pengaruh timbal balik dari keduanya?Proses kognitif dan unjuk laku motorik. Bagaimana seseorang memperoleh informasi waktu belajar gerak?Kesegaran jasmani dan anak-anak? Apakah berbeda dengan orang dewasa?Perkembangan olahraga remaja. Apakah efek olahraga remaja terhadap anak-anak? Pada usia berapa olahraga tepat diberikan pada anak?Didaktik OlahragaFase-fase tingkatan belajar. Langkah-langkah dan ciri-ciri dari berbagai tahap dalam belajar ketangkasan fisik.Ingatan dan unjuk kerja motorik. Peran ingatan dalam belajar ketangkasan fisik.Penguasaan gerak. Bagaimana unjuk kerja dari ketangkasan motorik dikuasai oleh tubuh manusia.Pengetahuan tentang keberhasilan. Apakah cara yang paling efektif dalam memanfaatkan pengetahuan tentang keberhasilanKondisi-kondisi dan latihan. Kondisi apa yang paling efektif dalam mengerjakan latihan.Teori Psikologi Belajar dalam Pendidikan JasmaniTeori “trial and error” atau coba-cobaMenyatakan bahwa keterampilan akan dikuasai setelah beberapa waktu melakukan latihan. Selama latihan akan terbentuk jalur dalam sistem syaraf yang mengalirkan rangsang dan aktivitas otot sebagaimana mestinya. Jika seorang pemula mencoba untuk pertama kali mempelajari suatu keterampilan, gerakannya akan kaku tanpa koordinasi. Lama kelamaan dengan terus-menerus latihan, gerakan akan menjadi lebih lancar dan ritmik serta dengan pengeluaran energi yang lebih efisien. Selain itu keberhasilan akan memberikan kepuasan dan kesenangan. Jadi memperoleh keterampilan merupakan masalah coba-coba atau “trial and error”Teori kondisi

Page 9: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

Teori kondisi mengemukakan bahwa belajar adalah hasil dari kondisi belajar, bukan pembentukan jalur dalam sistem syaraf. Seseorang bereaksi dengan cara tertentu karena pengaruh rangsang tertentu. Teori metode keseluruhanTeori ini didasari oleh pendapat bahwa seseprang bereaksi terhadap situasi secara keseluruhan. Semakin tinggi kesadaran atau pemahaman seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya, umpamanya saja seperti menembak bola basket atau mengumpan bola voli, semakin tinggi pula derajat ketangkasan dalam aktivitas tersebut.

Page 10: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

PERTEMUAN KE XII

1. Topik: Sosiologi dalam Pendidikan Jasmani2. Materi:

Pengertian sosiologi olahragaTeori bermain

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar3. Sasaran Belajar :mahasiswa dapat menjelaskan aspek sosiologi dalam penjas

4. Garis-garis besar PerkuliahanPengertian Sosiologi olahragaSosiologi olahraga berurusan dengan perilaku sosial manusia, baik perilaku individual maupun perilaku kelompok, dalam situasi olahraga. Ada dua aspek sosial yang menjadi kajian sosiologi olahraga, yakni pranata-pranata sosial seperti sekolah dan organisasi-organisasi lain serta proses-proses sosial seperti perkembangan status sosial atau prestise dalam kelompok atau masyarakat. Peran olahraga disekolah dan masyarakat tempat para remaja tumbuh meminta perhatian untuk dikaji bagaimana pengaruh olahraga terhadap aspek sosial dari proses pertumbuhan. Hanya dengan menguasai masalah tersebut olahraga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam membantu para remaja dan anak-anak untuk berkembang secara sehat dan menjadi anggota masyarakat yang berguna.Teori BermainPara ahli sosiologi telah mengembangkan teori tentang mengapa manusia bermain. Beberapa teori tersebut diantaranya:Teori energi-berlebihTeori energi-berlebih atau teori Spencer-Shiller (filosof Jerman (1759-1805) menyatakan bahwa manusia memiliki berbagai potensi yang tidak dapat diaktifkan sekaligus. Akibatnya adalah adanya kelebihan tenaga yang tidak dapat dimanfaatkan.Teori rekreasiTeori ini mempunyai premis bahwa gagasan dari tubuh manusia memerlukan beberapa bentuk bermain sebagai alat revitalisasi. Bermain adalah medium untuk menyegarkan tubuh setelah berjam-jam bekerja. Ia membentu pemulihan dari kelelahan energi dan merupakan pereda dari ketegangan sp yaraf, kelelahan mental dan kegelisahan.Teori relaksasiDalam banyak hal teori relaksasi sama dengan teori rekreasi. Ia menyatakan bahwa cara bekerja jaman sekarang, yang menggunakan otot-otot halus dari mata dan tangan yang sangat berat, menjemukan dan sangat melelahkan. Jenis pekerjaan demikian dapat merusak syaraf apabila organisme tidak mempunyai cara untuk relaksasi.Teori warisan atau rekapitulasiTeori beranggapan bahwa masa lampau adalah kunci dari bermain. Bermain diturunkan dari generasi ke generasi sejak zaman dahulu kala. Bermain dan permainan adalah bagian warisan dari setiap individu, seperti berlari, melempar, memukul, memanjat, meloncat dll.

Page 11: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

PERTEMUAN KE XIII

Topik : Biologi dalam Pendidikan JasmaniMateri: mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor

Susunan tubuh manusiaPertumbuhan fisik dan motorik

Dampak latihanSasaran Belajar:mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor biologis

4. Garis-garis besar Perkuliahan

Susunan Tubuh Manusia

Tulang kerangka

Otot-otot

Sistem Sirkulasi

Sistem Respirasi

Sistem Syaraf

Pertumbuhan fisik dan motorikPerkembangan usiaAda beberapa cara klasifikasi usia, yang biasa dipergunakan adalah usia kronologik, usia anatomik, usia fisiologik dan usia mental. Usia kronologik adalah usia kalender yang dinyatakan dengan tahun dan bulan. Usia anatomik mengacu pada ossifikasi tulang. Sering kali tulang-tulang kecil pergelangan dipergunakan untuk itu. Usia fisiologik berkaitan dengan masa puber. Ketentuan diambil dari tumbuhnya bulu dewasa pada anak laki-laki dan menstruasi pada anak perempuan. Kalsifikasi terakhir adalahusia mental yang ditentukan melalui tes mengenai tingkat penyesuaian individu terhadap lingkungan dan mampu memecahkan masalah-masalah tertentu.Pertumbuhan fisik dan motorikKarakteristik fisik dan motorik peserta didik selama kanak-kanak, pra sekolah, sekolah dasar dan pada masa adoselen merupakan hal yang sangat menarik dalam pendidikan jasmani.Jenis program yang dibuat sebagian besar tergantung pada karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak:Anak normal memerlukan aktivitas sebanyak dua sampai enam jam sehari, karenaaktivitas tersebut tak dapat berlangsung dalam jam sekolah, waktu yang dipakai dalam jam pelajaran seharusnya berupa aktivitas yang juga dapat dilakukan diluar jam sekolah,waktu bermainSelain bakat, keturunan dan keadaan gizi, sistem organik tubuh dapat berkembang hanya melalui aktivitas fisik.Karena kelembutan dari tulang kerangka anak, perhatian khusus harus diberikanpada pencegahan kelainan pertumbuhan.Usia psikologi anak penting untuk dipertimbangkan dalam menetapkan jenis program pendidikan jasmani yang cocok dengan pertumbuhan dan perkembangan.Aktifitas otot-otot besarmerupakan hal yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan yang baik bagi anak-anak normal.Berbagai bagian tubuh anak tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Page 12: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

Pertumbuhan dan perkembangan intelektual, sosial dan emosional anak sebagian besar terjadi melalui aktivitas motorik.Dampak latihanHasil kerja otot atau latihan banyak sekali dan sangat beragam. Seseorang yang secara teratur berlatih sesuai dengan keperluannya dan memperoleh kesegaran jasmani yang disebut dengan ”terlatih”.Adapun dampak latihan tersebut adalah:Dampak terhadap kesehatan dan kerja otot jantung. Terdapat bukti-bukti bahwa otot jantung berkembang menjadi lebih besar ukurannya dengan bekerja. Dengan membebani jantunguntuk bekerja lebih keras melalui aktifitas fisik terjadi hipertropi. Ini adalah kondisi yang sehat. Dampak latihan terhadap volume denyut jantung. Orang yang terlatih dapat memompa darah 2x lebih banyak dari yang tidak terlatihDampak latihan terhadap denyut nadi. Jantung sEseorang lebih lambat 6 sampai 8 denyutan bila ia dalam kondisi latihan dibandingkan dengan apabila ia tidak dalam kondisi latihan. Dampak latihan pada darah. Asam laktat orang terlatih lebih rendah, karena konsentrasi asam darah yang lebih rendah. Hal ini memungkinkan hasil kerja yang lebih besar bagi orang yang terlatih.Dampak latihan pada tekanan darah. Peningkatan tekanan darah pada orang terlatih kenaikan tekanan mencapai %)mm Hg, sedangkan kenaikan pada orang yang tidak terlatih sebagai perbandingan dapat 125mm Hg.Dampak latihan terhadap respirasi, diantaranya:Rongga menjadi lebih besar, ini berlaku pada usia dini, tapi tidak demikian pada usia remajaTerjadi perlambatan pada pernapasan. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pernapasan orang yang terlatih berkurang hingga enam sampai delapan kali permenit, sedang yang tidak terlatih 18 sampai 20 kali per menit.Rongga dada menjadi lebih dalam.Darah menyebar di daerah yang lebih luas untuk menyerap oksigen.

PERTEMUAN KE XIV dan XV

Topik : Konsep KebugaranMateri:

Pengertian kebugaranKomponen kebugaran

Pengukuran kebugaranSasaran Belajar:mahasiswa dapat memahami pengertian,komponen,dan pengukuran

kebugaranGaris-garis besar Perkuliahan

Pengertian kebugaranKebugaran fisik didefenisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dengan bertenaga dan penuh kesiagaan tanpa kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup energi, sehingga tetap dapat menikmati waktu terluang dan menggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak diperkirakan.

Page 13: Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani

Konsep kebugaran fisik sekarang dibedakan antara kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance. Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan yang memerlukan suatu tingkat yang cukup dari keempat komponen kebugaran dasar, diantaranya: Kebugaran jantung paru-peredaran darahLemak tubuhKekuatan ototKelenturan sendiKomponen kebugaranKomponen kebugaran jasmani terdiri atas:Daya Tahan adalah: suatu kemampuan tubuh untuk bekerja dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.Daya tahan respirasi-kardiovaskuler. Daya tahan kardiovaskuler mengacu pada kemampuan seseorang untuk meneruskan kontraksi yang berlanjut lama, yang menggunakan sejumlah kelompok otot dengan jangka waktudan intensitas yang memerlukan dukungan peredaran dan pernapasan.Power otot, adalah kemampuan untuk melepaskan kekuatan otot secara maksimal dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kelentukan. Efektifitas penyesuaian seseorang dalam berbagai aktivitas fisik banyak ditentukan oleh tingkat kelentukan tubuh.Kecepatan, adalah kemampuan individu untuk melakukan gerak yang sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.Kelincahan, adalah kemampuan tubuh untuk mngubah posisi tubuh. Koordinasi, adalah kemampuan mengintegrasikan berbagai gerakan yang berlainan ke dalam satu pola tunggal gerakan.Keseimbangan, adalah kemamhpuan untuk menguasai gerak alat tubuh.Ketepatan, adalah kemampuan tubuh untuk menguasai gerakan terhadap objek tertentu. Objek dapat berupa jarak atau dapat pula berupa kontak langsung dengan bagian tubuh. ehePengukuran kebugaranBeberapa contoh tes yang hanya mengukur satu komponen kesegaran jasmani diantaranya: 1)Tes lari 2,4 km metoda Cooper yang bertujuan untuk mengukur kemampuan kerja fisik seseorang yang berkaitan dengan komponen daya tahan jantung dan paru-paru. (2) Step tes yang bertujuan untuk menilai kesegaran jasmani seseorang berdasarkan pemulihan nadi setelah selesai step tes. (3) Tes lari 15 menit metoda Balke yang bertujuan untuk mengukur kapasitas aerobic (VO2 Max) dan masih banyak lagi yang lainnya, seperti: tes duduk dan meraih ( sit and reach test) untuk mengukur kelenturan, tes lari berkelok-kelok (zig-zag run test) untuk mengukur kelincahan dan lainnya.