dasar akuntansi syariah2

Upload: asep-purnomosidi

Post on 06-Jul-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    1/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    2/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    MURABAHAH

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    3/156

    Murabahah adalah akad jual beli barangdengan menyatakan harga perolehandan keuntungan (margin) yang

    disepakati oleh penjual dan pembeli.

    DefinisiDefinisi

    Penjual&

    Pembeli 

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    4/156

    Rukun Transaksi MurabahahRukun Transaksi Murabahah

    1. Transaktor

    (Pihak yang

    bertransaksi)

    2. Objek

    Murabahah

    2. Objek

    Murabahah

    3. Ijab & Kabul

    Barang yangdiperjual-

    belikan

    Penjual

    &

    Pembeli

    Pernyataan

     jual beli oleh

    pihak yang

    bertransaksi

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    5/156

    1. Murabahah tanpa pesanan

    Lembaga keuangan bertindak sebagai penjualbarang yang diperolehnya tanpa adanya pesanan

    terlebih dahulu dari nasabah

    2. Murabahah berdasarkan pesanan

    Lembaga Keuangan bertindak sebagai penjualbarang yang diperolehnya dengan adanya pesanan

    terlebih dahulu dari nasabah

    Transaksi Murabahah dapatTransaksi Murabahah dapat

    dilakukandilakukan dengan:dengan:

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    6/156

    LembagaKeuangan

    (Penjual)

    Nasabah

    (Pembeli)

    Pemasok

    1. Negosiasi

    2. Akad

    Murabahah

    6. Bayar

    5. Kirim Dokumen

    3. Beli Barang 4. Kirim Barang

    Alur Transaksi MurabahahAlur Transaksi Murabahah

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    7/156

    Kasus 9.1. Transaksi jual beli murabahah

    Pada tgl 5 januari 20xA PT Haniya melakukan negosiasi dgn

    LKMurni Syariah untuk memperoleh fasilitas Murabahah dgn

    pesanan utk pembelian kendaraan sebuah mobil dgn rencana

    sebagai berikut:

    1.Harga Barang Rp 100 juta

    2.Uang muka Rp 10 juta (10% dari harga barang)

    3.Pembiayaan oleh LK Rp 90 juta

    4.Margin Rp 18 juta (20% dari pembiayaan oleh LK)

    5.Harga jual Rp 118 juta (harga barang plus margin)

    6.Jumlah bulan angsuran 24 bulan

    7.Biaya administrasi 1 % dari pembiayaan oleh LK

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    8/156

    1. Perhitungan jumlah cicilan perbulan 

    Perhitungan cicilan dapat dilakukan dgn rumus sebagai berikut:

    Cicilan perbulan = Total Piutang ― Uang Muka

    Jumlah Bulan Pelunasan

    Misalkan dgn menggunakan data murabahah dgn pesanan diatas

    (Total Piutang Rp 118 jt, Uang Muka Rp 10 jt, Jangka Waktu 24 bulan)

    maka:

    Cicilan perbulan = Tot. Piutang ― Uang Muka

    Jumlah bulan pelunasan

    = Rp 118.000.000 ― Rp 10.000.000

    24

    = Rp 108.000.000

    24

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    9/156

    2. Perhitungan pendapatan yang diakui 

    Setiap tanggal jatuh tempo, lembaga keuangan syariahakan mengakui adanya pendapatan margin.

    Prosentase keuntungan = Total margin / Tot. Piutang bersih X 100%

    = Rp 18.000.000 / Rp 108.000.000 X 100%

    = 16,666666%

    Untuk setiap pembayaran cicilan sbesar Rp 4.500.000 perbulan,terkandung didalamnya margin sbesar Rp 750.000 (Rp 4.500.000 x

    16,666666%)

    Cara lain untuk menghitung pendapatan margin perbulan, dapat

    dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    10/156

    Pendapatan margin per bulan = Piut. Murabahah jth tempoperbln / Tot. Piutang bersih X MYD

    (margin yang ditangguhkan)

    Pendapatan margin per bln = Rp 4.500.000 / Rp108.000.000 XRp.18.000.000

    = Rp 750.000Jika pada jumlah cicilan per bulan sebesar Rp 4.500.000mengandung margin sebesar Rp 750.000 maka pokokpiutang yang terlunasi adalah Rp 3.750.000 (cicilan

    dikurangi margin)

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    11/156

    Tabel 9.1. Skedul pembayaranMurabahah PT. HANIYA

    No Tanggal JatuhTempo

    CicilanPerbulan

    (Rp)

    Pokok (Rp)

    margin(Rp)

    1 10 Feb 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    2 10 Mar 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    3 10 Apr 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    4 10 Mei 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    5 10 Jun 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    6 10 Jul 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    7 10 Agst 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    8 10 Sept 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    9 10 Okt 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    10 10 Nop 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    11 10 Des 20XA 4.500.000 3.750.000 750.000

    12 10 Jan 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    12/156

    Lanjutan...

    No Tanggal JatuhTempo

    CicilanPerbulan

    (Rp)

    Pokok (Rp)

    margin(Rp)

    13 10 Feb 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

    14 10 Mar 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

    15 10 Apr 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

    16 10 Mei 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

    17 10 Jun 20XB 4.500.000 3.750.000 750.00018 10 Jul 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

    19 10 Agt 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

    20 10 Sep 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

    21 10 Okt 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

    22 10 Nop 20XB 4.500.000 3.750.000 750.00023 10 Des 20XB 4.500.000 3.750.000 750.000

    24 10 Jan 20XC 4.500.000 3.750.000 750.000

    Total 108.000.000 90.000.000 18.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    13/156

    9.5.2. Akuntansi Transaksi Murabahah

    a. Saat Negosiasi = LK syariah tidak melakukan jurnal apapun

    b. Pengakuan Uang Muka

    PSAK no 102 paragraf 30 : uang muka diakui sebagai uangmuka pembelian sebesar jumlah yang diterima.

    Dalam praktik perbankan ada 3 alternatif perlakuan:Pertama: mendebit langsung uang muka yang disepakatitersebut 

    Kedua: memblokir rekening nasabah sebesar nilai yangdisepakati, dan

    Ketiga: uang muka dipegang dan dibayar langsung olehnasabah kepada pemasok

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    14/156

    9.5.2. Akuntansi Transaksi Murabahah

    Pengakuan Uang Muka (Urbun)

    Mendebit langsung kas atau rekening nasabah sebesar uang muka yang disepakati

    2. PT. Haniya membayar uang muka sebesar Rp. 10.000.000 (10% dari harga barang)

    Tanggal Rekening Debit

    (Rp)

    Kredit

    (Rp)

    5/1/XA Db. Kas/Rek. Tabungan

    murabahah PT. HANIYA

    10.000.000

    Kr. Uang muka 10.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    15/156

    Pembelian Barang Pesanan

    Alternatif 1: Membeli langsung barang secara tunai kepada pemasok.

    • Jurnal : Tanggal 7 Januari 20XA, Untuk keperluan transaksi

    murabahah dengan PT. HANIYA, LKS melakukan pembelian barang

    pesanan PT. HANIYA kepada pemasok senilai Rp100jt secara tunai.

    Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    7/1/XA Db. Persediaan aset murabahah 100.000.000

    Kr. Kas/rekening

     pemasok 

    100.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    16/156

     Alternatif 2

    •   Membeli langsung barang secara kredit kepada pemasok.

     Jurnal: Tanggal 7 Januari 20XA, Untuk keperluan transaksi murabahah dengan PT. HANIYA, LKS melakukan pembelianbarang pesanan PT. HANIYA kepada pemasok senilai Rp100 juta secara kredit. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

    Tanggal

    Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    7/1/XA Db. Persediaan aset

    murabahah

    100.000.000

    Kr. Utang pada pemasok 100.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    17/156

    Saat LKS melakukan pelunasan utang pada pemasok, jurnalnya adalah sebagai berikut:

    Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    Db. Utang pada pemasok 100.000.000

    Kr. Kas/rekening pemasok 100.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    18/156

    Saat Akad Murabahah Tidak Jadi Disepakati Saat Akad Murabahah Tidak Jadi Disepakati 

    Misalkan pada tanggal 10 Januari 20XA, nasabah pembeli

    membatalkan rencana pembeliannya dan meminta kembaliuang muka yang telah didebit oleh LKS. Atas pembatalan

    rencana pembelian tersebut, LKS memotong uang muka

    sebesar Rp 1.000.000 untuk mengganti biaya-biaya yang telah

    dikeluarkan oleh LKS dalam rangka pengadaan barang. Jurnal

    pengembalian uang muka tersebut adalah sebagai berikut:

    Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    Db. Uang muka 10.000.000

    Kr. Pendapatan operasional 1.000.000

    Kr. Kas/kredit rekening pemasok 9.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    19/156

    SaatAkadMurabahahdisepakati.

    Tanggal 10/1/XA, PT. HANIYA menandatangani akadmurabahah sebagaimana yang telah dinegosiasikan tgl 5

     januari 20XA .

    pada saat akad murabahah jadi disepakati tersebut, terdapat

    beberapa transaksi yang perlu dicatat yaitu:

    1. Penjualan murabahah oleh LKS kepada PT. HANIYA2. Pengakuan uang muka sebagai bagian pelunasan piutang

    murabahah

    3. Pengakuan pendapatan administrasi dan penerimaan lain

    atas biaya yang dibebankan kepada nasabah pembiayaan.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    20/156

    1. Pencatatan penjualan murabahah

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    10/1/XA Db. Piutang Murabahah 118.000.000

    Kr. Aset murabahah 100.000.000

    Kr. margin murabahah yangditangguhkan 18.000.00

    0

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    10/1/XA Db. Uang muka 10.000.000Kr. Piutang murabahah 10.000.000

    2. Pencatatan Urbun Sbg Bagian Pelunasan Piutang.

    Untuk uang muka yang sebelumnya diakui dgn mendebit rekening nasabah,

    maka jurnal pengakuan uang muka sebagai bagian pelunasan piutang

    murabahah adalah:

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    21/156

    3. Pencatatan biaya-biaya yang ditanggung nasabah

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)10/1/X

     ADb. Rekening nasabah – PT.HANIYA

    1.533.000

    Kr. Pendapatanadministrasi 

    900.000

    Kr. Persediaan Materai 30.000

    Kr. Rekening notaris 225.000Kr. Rekening perusahaan

    asuransi 378.000

    Misalkan dalam transaksi murabahah PT. HANIYA, nasabah dikenakan biaya-biaya

    sebagai berikut:

    Biaya administrasi Rp. 900.000Biaya materai Rp. 30.000

    Biaya notaris Rp. 225.000 (0,25% dari pmbiayaan oleh LKS)

    Biaya asuransi jiwa Rp. 378.000 (0,21% X 2 thn X pembiayaan oleh LKS)

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    22/156

    Tabel 9.2.Skedul dan Realisasi Pembayaran Cicilan murabahah

    PT. HANIYA

    No Tanggal JatuhTempo

    Cicilanperbulan

    (RP)

    Pokok(Rp)

    margin(Rp)

    Tanggalpembayaran

     Jumlah yangdibayar 

    1 10 Feb XA

    4.500.000

    3.750.000

    750.000

    10 Feb XA

    4.500.000

    2 10 Mar  XA

    4.500.000

    3.750.000

    750.000

    20 Mar  XA

    4.500.000

    3 10 Apr  XA

    4.500.000

    3.750.000

    750.000

    10 Apr  XA

    2.000.000

    15 Apr XA

    2.500.000

    4 10 Mei XA

    4.500.000

    3.750.000

    750.000

    30 Mei XA

    4.500.000Plus denda

    5 10 Jun XA

    4.500.000

    3.750.000

    750.000

    10 Jun XA

    Pelunasan dini(90.000.000)

    Minus potongan

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    23/156

    I) Pembayaran cicilan dilakukan pada tgl jatuh tempo

    Pada saat jatuh tempo tgl 10 Februari, nasabah membayar cicilan

    sebesar Rp 4.500.000. dengan menggunakan skedul pembayaranpada tabel 9.2. Pada cicilan nasabah perbulan Rp 4.500.000,-

    terdapat pendapatan margin sebesar Rp 750.000,- maka jurnal

    untuk transaksi tsb adalah:

    Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)10/2/XA   Db. Kas/rekening nasabah – PT.

    HANIYA4.500.000

    Kr. Piutang murabahah 4.500.000

    Db. Margin murabahah yangditangguhkan

    750.000

    Kr. Pendapatan marginmurabahah

    750.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    24/156

    2) Pembayaran Cicilan dilakukan setelah tanggal jatuh tempo tanpa

    dikenakan Denda

    Pada pembayaran bulan Maret, hingga tgl jatuh tempo, LKS belum

    menerima pembayaran cicilan dari nasabah. Pembayaran cicilan baru

    dilakukan nasabah pada tgl 20 Maret, sebesar Rp 4.500.000. Jurnalnya

    sebagai berikut:

    Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    10/3/XA Db. Piutang murabahah jt tempo 4.500.000

    Kr. Piutang murabahah 4.500.000

    Db. Margin murabahah yang

    ditangguhkan

    750.000

    Kr. Pendapatan marginmurabahah - akrual

    750.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    25/156

    Lanjutan..

    20/3/X A

    Db. Kas/Rekening nasabah – PT.HANIYA

    4.500.000

    Kr. Piutang murabahah jatuhtempo

    4.500.000

    Db. Pendapatan margin murabahah– akrual 750.000

    Kr. Pendapatan marginmurabahah

    750.000

    3) Pembayaran Cicilan dilakukan sebagian pada waktu tgl jatuhtempo dan sebagian lagi setelah jatuh tempo tanpa dikenakan

    denda.

    Misalkan pada tanggal 10 April (tgl jatuh tempo) ketika LKS hendak mendebit

    rekening nasabah, didapati tidak terdapat dana yang cukup direkening PT.

    HANIYA untuk membayar cicilan bulan April. Saldo rekening yang tersedia hanya

    Rp.2.025.000 dan BMS maksimal hanya dpt mendebit rekening sebesar

    Rp 2.000.000.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    26/156

    maka jurnal yang diperlukan adalah:Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    10/4/X A

    Db. Kas/Rekening nasabah 2.000.000

    Db. Piutang murabahah jatuh tempo 2.500.000

    Kr. Piutang murabahah 4.500.000

    Db. Margin murabahah yang ditngguhkan 750.000

    Kr. Pendapatan margin murabahah 333.333

    Kr. Pendapatan margin murabahah -akrual

    416.667

    pendptan margin murabahah = persentase keuntungan x cicilan yang dibayar 

    = 16.6666% X 2.000.000

    = Rp 333.333,-

    pendptn margin murabahah akrual = margin murabahah ditgguhkan – Pendptanmargin murahahah

    = Rp 750.000 – Rp 333.333

    = Rp 416.667,-

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    27/156

    Pada tgl 15 April, PT. HANIYA membayar kekurangan pembayarancicilannya (4.500.000 – Rp 2.000.000). BMS memaklumi alasan

    keterlambatan pembayaran bulan April sehingga tidak dikenakandenda. Jurnal pembayaran tsb adalah sebagai berikut:

    tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    15/4/X A

    Db. Rekening nasabah – PT.

    HANIYA

    2.500.000

    Kr. Piutang murabahah jatuh tempo

    2.500.000

    Db. Pendapatan marginmurabahah – akrual 416.667

    Kr. Pendapatan marginmurabahah 416.667

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    28/156

    4) Pembayaran cicilan dilakukan setelah tanggal jatuh tempodengan pengenaan denda keterlambatan

    Misalkan PT. HANIYA tidak memenuhi kewajibanpembayaran cicilannya untuk bulan April hinggaakhir bulan Mei. PT. Haniya baru membayar kewajibannya pada tanggal 30 Mei 20XA sebesar Rp4.500.000. Karena ketidakdisiplinan PT. Haniya

    tersebut, LKS mengenakan denda sebagaimana yangtelah disepakati dalam akad yaitu sebesar 10% dari total pendapatan margin akrual yang tertunggak. PT.Haniya mengakui ketidakdisiplinannya dan bersediamembayarnya. Semua pembayaran dilakukan pada

    tanggal 30 Mei 20XA. Maka jurnal selama bulan Mei adalah sebagai berikut..

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    29/156

    Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    10/5/XA   Db. Piutang murabahah jatuh tempo 4.500.000

    Kr. Piutang murabahah 4.500.000

    Db. Margin murabahah yang ditangguhkan 750.000

    Kr. Pendptan margin murabahah -akrual

    750.000

    30/5/XA   Db. Kas/rekening nasabah – PT HANIYA 4.500.000

    Kr. Piutang murabahah jatuh tempo 4.500.000

    Db. Pendapatan margin murabahah – akrual750.000

    Kr. Pendptan margin murabahah 750.000

    30/5/XA Db. Kas/rekeningnasabah– PT HANIYA 75.000

    Kr. Rekeningdanakebajikan* 75.000

    •Dana Kebajikan= 10%x tot. margin akrual= 10%x 750.000 = 75.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    30/156

    5) Pembayaran untuk melunasi piutang lebih awal dari waktu yangditentukan (pelunasan dini)

    Misalkan pada tgl 10 Juni 20XA, PT. HANIYA bermaksud melunasi

    sisa kewajibannya dgn nilai buku Rp. 90.000.000 yang terdiri ataspokok pembiayaan sebesar Rp 75.000.000 dan margin yangditangguhkan sebesar Rp 15.000.000 disepakati pada saatpelunasan bahwa potongan pelunasan akan diberikan sebesar 80%dari sisa margin murabahah yang masih ditangguhkan.

    Margin yang ditangguhkan = Rp 15.000.000

    Potongan pelunasan = Rp 80% X Rp 15.000.000

    = Rp 12.000.000

    Pendptan margin murabahah = margin yg ditangguhkan – Pot. Pelunasan

    = Rp 15.000.000 – Rp 12.000.000

    = Rp 3.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    31/156

    Pemberian potongan pelunasan piutang murabahah dpt dilakukandengan menggunakan salah satu dari metode berikut:

    1. Potongan diberikan pada saat pelunasan

    Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    10/6/X A

    Db. BebanpotonganMudharabah 12.000.000

    Kr. Piutang murabahah 12.000.000

    Ket: mengakui potongan pelunasan piutangyang diberikan

    Db. Kas/rekeningnasabah– PT HANIYA 78.000.000

    Kr. Piutangmurabahah 78.000.000

    Db. Margin Murabahahyagditangguhkan 15.000.000

    Kr. Pendapatanmargin murabahahCatatan: pendapatanmargin yang akandibagi hasil,nantinyadikurangi terlebihdahuludg. Potonganpelunasanpiutang)

    15.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    32/156

    2. Potongan diberikan setelah pelunasan

    Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    5/6/XA Db. Kas/Rekening nasabah – PT. HANIYA 90.000.000

    Kr. Piutang murabahah   90.000.000

    Db. Margin murabahah yang ditangguhkan   15.000.000 A

    Kr. pendptan margin murabahah 15.000.000

    Catt:margin yang akan dibagihasil nantinya dikurangi terlebih dahulu dengan potongan pelunasan piutang 

    Db. Beban potongan murabahah 12.000.000

    Kr. Kas/Rekening nasabah – PT.HANIYA

    12.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    33/156

    Penyajian Transaksi Murabahah di Laporan keuangan (Khusus Bank Syariah)

    •   Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 4.9-10) terdapat beberapa

    akun terkait pembiayaan murabahah yang relevan untukdisajikan dalam laporan keuangan.

    •   1. Uang muka murabahah dari pembeli disajikan sebagai liabilitas lainnya.

    •   2. Tagihan kepada nasabah atas pembatalan transaksi 

    murabahah dimana uang muka nasabah lebih kecil dari bebanriil yang dikeluarkan nasabah disajikan sebagai piutang qardh.

    •   3. Piutang murabahah disajikan sebesar saldo pembiayaanmurabahah nasabah kepada bank.

    •   4. Marjin murabahah ditangguhkan disajikan sebagai poslawan piutang murabahah.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    34/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    Penyajian Transaksi Murabahah di Laporan keuangan

    •   5. Beban potongan pelunasan / angsuran Murabahah sebagai poslawan pendapatan marjin murabahah.

    •   6. Dalam hal bank menggunakan metode proporsional,pendapatan dan beban yang terkait langsung dengan transaksi murabahah yang belum diamortisasi, disajikan sebagai liabilitaslainnya dan aset lainnya.

    •   7. Pendapatan marjin murabahah yang akan diterima disajikansebagai bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolongperforming. Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-performing maka pendapatan marjin murabahah yang akanditerima, disajikan pada rekening administratif.

    •   8. Cadangan kerugian penurunan nilai murabahah disajikan

    sebagai pos lawan (contra account) piutang Murabahah.

    •   9. Denda (ta’zir) disajikan sebagai komponen dari sumber danakebajikan (qardhul hasan)

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    35/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    Pengungkapan Transaksi Murabahah di Laporan keuangan

    Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 4.14-15), hal-hal yang harusdiungkapkan terkait transaksi pembiayaan dengan skema

    murabahah antara lain:

    1. Rincian piutang murabahah berdasarkan jumlah, jangkawaktu, jenis valuta, kualitas piutang, jenis penggunaan, sektor ekonomi dan cadangan kerugian penurunan nilai.

    2. Jumlah piutang murabahah yang diberikan kepada pihak yangberelasi.

    3. Kebijakan dan metode akuntansi untuk pengakuanpendapatan, cadangan kerugian penurunan nilai, penghapusandan penanganan piutang murabahah yang bermasalah.

    4. Besarnya piutang murabahah baik yang dibebani sendiri olehbank maupun secara bersama-sama dengan pihak lain sebesar bagian pembiayaan bank

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    36/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    SALAM

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    37/156

    •   Bai’ as salam atau biasa disebut dengan salam, merupakanpembelian barang yang pembayarannya dilunasi di mukasedangkan penyerahan barang dilakukan di kemudian hari.

    •   Akad salam ini digunakan untuk memfasilitasi pembelian suatubarang (biasanya barang hasil pertanian) yang memerlukanwaktu untuk memproduksinya.

    •   Salam paralel merupakan jual beli barang yang melibatkan duatransaksi salam, dalam hal ini transaksi salam pertamadilakukan dilakukan antara nasabah dengan bank, sedangtransaksi salam kedua dilakukan antara bank dengan petaniatau pemasok.

    DEFINISI DAN PENGGUNAAN T RANSAKSI S ALAMDAN S AL ̀AM PARALEL

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    38/156

    KETENTUAN SYAR’I, RUKUN T RANSAKSID AN PENGAWASAN SYARIAH T RANSAKSI

    S ALAM D AN S ALAM P ARALEL

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    39/156

    Landasan syar’i dibolehkannya transaksi salam

    adalah sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi SAW

    riwayat Ibnu Abbas berikut:

    “Barang siapa yang melakukan salaf (  salam ) hendak nya i a 

    melakukan dengan takar an yang jelas dan t i mbangan yang  jel as p ul a, u n t uk jan gka w akt u yan g di ket ahui .” 

    Ketentuan syar’i transaksi salam diatur dalam

    fatwa DSN no 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli

    Salam. Fatwa tersebut mengatur tentang ketentuan

    pembayaran, barang, salam paralel, waktu penyerahan

    dan syarat pembatalan kontrak.

    Ketentuan Syar’i Transaksi Salamdan Salam Paralel

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    40/156

    Rukun-rukun salam meliputi:

    (a)transaktor  yakni pembeli (muslam) danpenjual (muslam ilaih);

    (b)objek akad salam berupa barang dan harga

    yang diperjualbelikan dalam transaksi salam;dan

    (c)ijab dan kabul yang menunjukkanpernyataan kehendak jual beli secara salam,

    baik berupa ucapan atau perbuatan.

    Rukun Transaksi Salam

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    41/156

    • Transaktor  terdiri atas  pembeli  (muslam) dalam hal ini nasabah dan penjual (muslam ilaih) dalam hal ini bank

    syariah.•   Kedua transakstor di syarat kan memiliki kompetensi 

    berupa akil baligh dan kemampuan memilih yang optimalseperti tidak gila, tidak sedang dipaksa dan lain yangsejenis. Adapun untuk transaksi dengan anak kecil, dapat dilakukan dengan izin dan pantauan dari walinya.

    •   Terkait dengan penjual, fatwa DSN no 05/DSN-MUI/IV/2000   mengharuskan agar penjual menyerahkanbarang tepat pada waktunya dengan kualitas dan jumlahyang telah disepakati.

    •  Penjual diperbolehkan menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan dan ia tidakboleh menuntut tambahan harga.

    Rukun Transaksi Salam A. Transaktor 

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    42/156

    B. Objek salam

    DSN menyatakan beberapa ketentuan dalamtransaksi salam :

    1.Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagaiutang

    2.Harus dapat dijelaskan spesifikasi nya

    3.Penyerahannya dilakukan kemudian4.Waktu dan tempat  penyerahan barang harus

    ditetapkan berdasarkan kesepakatan

    5.Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum

    menerimanya.6.Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan

    barang sejenis sesuai kesepakatan

    Rukun Transaksi Salam

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    43/156

    • Terkait dengan alat pembayaran, DSN

    mensyaratkan alat bayar  harus diketahui  jumlah dan bentuk nya. Alat bayar bisaberupa uang, barang atau manfaat.Pembayaran harus dilakukan pada saat 

    kontrak disepakati. Pembayaran itu sendiri tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang.

    Rukun Transaksi Salam

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    44/156

    C. Ijab dan Kabul

    Ijab dan Kabul   adalah pernyataan dari 

    kedua belah pihak yang berkontrak, dengancara penawaran dari penjual (bank syariah)dan penerimaan yang dinyatakan olehpembeli (nasabah).

    Pelafalan perjanjian dapat dilakukandengan   lisan, isyarat (bagi yang tidak bisabicara), tindakan maupun tulisan, tergantungpada praktik yang lazim di masyarakat danmenunjukkan keridhaan satu pihak untuk

    menjual barang salam dan pihak lain untukmembeli barang salam.

    Rukun Transaksi Salam

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    45/156

    Berdasarkan   fatwa DSN no 5 tahun2000, disebutkan bahwa akad salam kedua(antara bank sebagai pembeli dengan petani sebagai penjual) harus dilakukan terpisah dari akad pertama. Adapun akad kedua barudilakukan setelah akad pertama sah. Rukun-rukun yang terdapat pada akad salampertama juga berlaku pada akad salam kedua.

    Rukun Transaksi Salam Paralel

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    46/156

    a)   Memastikan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan olehsyariah islam;

    b)   Memastikan bahwa pembayaran atas barang salam kepadapemasok telah dilakukan diawal kontrak secara tunai sebesar akadsalam;

    c)   Meneliti bahwa akad salam telah sesuai dengan fatwa DSN-MUItentang salam dan peraturan bank indonesia yang berlaku;

    d)   Meneliti kejelasan akad salam yang dilakukan dalam format salamparalel atau akad salam biasa;

    e)   Meneliti bahwa keuntungan bank syariah atas praktik salamparalel diperoleh dari selisih antara harga beli dari pemasokdengan harga jual kepada nasabah/pembeli akhir.

    Pengawasan Syariah Transaksi SalamDan Salam Paralel

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    47/156

     ALUR TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL ALUR TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

    •   5 

    Bank Syariah

     sebagai Penjual(muslam ilaih )pada salam 1dan Pembeli 

    (Muslim ) pada salam 2

    1. Negosiasi dan AkadSalam

    Nasabah sebagai Pembeli (Muslim )

    2. bayar

    PEMASOK

    3. Negosiasi &akad salam

    [5] Kirim barang

    4. Bayar6. Kirimdokumen

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    48/156

    T EKNIS PERHITUNGAN DANPENJURNALAN TRANSAKSI S ALAM

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    49/156

    Kasus 1 : Transaksi Salam Pertama

    PT. Thariq Agro Mandiri , membutuhkan 100 ton biji jagunghibryda untuk keperluan ekspor 6 bulan yang akan datang.Pada tanggal 1 Juni 20XA, PT. Thariq Agro Mandiri melakukanpembelian jagung dengan skema salam kepada Bank SyariahSejahtera. Adapun informasi tentang pembelian tersebut adalahsebagai berikut:

     Spesifikasi barang : Biji jagung manis hybrida kualitas no 2

     Kuantitas : 100 ton

     Harga : Rp 700.000.000 ( Rp 7.000.000 perton)

     Waktu penyerahan : dua tahap setiap tiga bulan sebanyak 50

    ton (2 September dan 2 Desember 20XA) Syarat pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani 

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    50/156

    Kasus 2 : Transaksi Salam Kedua

    Untuk pengadaan produk salam sebagaimana diinginkan oleh PT. Thariq Agro Mandiri, bank syariah selanjutnya pada tanggal 2 Juni 20XA

    mengadakan transaksi salam dengan petani yang bergabung dalamKUD. Tunas Mulia dengan kesepakatan sebagai berikut:

    ‾    Spesifikasi barang : Biji jagung manis hybrida kualitas kualitas no 2

    ‾    Kuantitas : 100 ton

    ‾    Harga : Rp 650.000.000 (Rp 6.500.000 per ton)

    ‾    Penyerahan modal : uang tunai sejumlah Rp 650.000.000

    ‾    Waktu penyerahan barang: dua tahap setiap tiga bulan sebanyak 50ton (1 September dan 1 Desember 20XA)

    ‾    Agunan : Tanah dan kendaraan senilai Rp 700.000.000

    ‾    Syarat pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani 

    Denda kegagalan penyerahan karena kelalaian atau kesengajaan: 2% dari nilai produk yang belum diserahkan.

    P j l k i S l

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    51/156

    Penjurnalan Transaksi Salam

    Pada saat akad disepakati, pembeli disyaratkanuntuk sudah membayar produk salam secara lunas.Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 17 disebutkanbahwa kewajiban salam diakui pada saat penjualmenerima modal usaha sebesar modal usaha salamyang diterima.

    JurnalJurnal:: PPadaada saatsaat bankbank syariahsyariah melakukanmelakukan akadakad salamsalamdengandengan PT PT.. ThariqThariq AgroAgro MandiriMandiri (PT (PT.. TAM)TAM) dandan menerimamenerimadanadana salamsalam sebesarsebesar RpRp 700700..000000..000000,, makamaka jurnal jurnal transaksitransaksitersebuttersebut adalahadalah sebagaisebagai berikberikut ut::[[

    Tangg

    alRekening

    Debit

    (Rp)

    Kredit

    (Rp)

    1/6/XA Db.Kas/rekening nasabahpembeli – PT. TAM

    700.000.000

    Kr. Hutang salam 700.000.00

    0

    a. Penerimaan dana dari nasabah

    pembeli

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    52/156

    Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 

    11   disebutkan bahwa piutang salamdiakui pada saat modal usaha salamdibayarkan atau dialihkan kepada penjual.Modal usaha salam dalam bentuk kasdiukur sebesar jumlah yang dibayarkan(PSAK no 103 paragraf 12).

    Jurnal: Pada tanggal 1 Juni, bank syariahmenyerahkan modal berupa uang tunai sebesarRp 650.000.000,- ke rekening KUD di bankmaka jurnal saat penyerahan modal salam oleh

    bank syariah kepada KUD adalah sebagaiberikut:

    Tanggal RekeningDebit

    (Rp)

    Kredit

    (Rp)

    2/6/XA Db. Piutang salam 650.000.000

    Kr. Kas/rekening

    nasabah penjual –

    KUD TM

    650.000.0

    00

    b. Penyerahan modal salam dari bank syariah

    kepada pemasok atau petani

    P i b

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    53/156

    Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 16 disebutkan bahwa barang pesanan yangditerima diakui sebagai persediaan. Adapunwaktu penerimaan produk salam dari pemasok atau petani, dilakukan sesuai 

    dengan tanggal kesepakatan.Pada saat penerimaan produk salam,

    sangat mungkin terjadi perbedaan antarakualitas dan nilai wajar barang dengankualitas dan nilai kontrak. Perbedaan

    tersebut antara lain berupa; (1) Kualitasbarang dan nilai wajar barang, samadengan nilai kontrak; (2) Kualitas baranglebih rendah dan nilai wajar barang lebih

    c. Penerimaan barang pesanandari pemasok atau petani 

    C t h K

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    54/156

    Misalkan pada tanggal 1

    September 20XA dan 1Desember 20XA, KUD TunasMulia (TM) menyerahkanmasing-masing 50 ton biji 

     jagung manis hybrida kualitasno 2 sebagaimana yangdisepakati dalam perjanjiansalam. Adapun nilai wajar produk tersebut pada saat penyerahan sama dengan nilai kontrak yaitu Rp 325.000.000

    Contoh Kasus

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    55/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

     Jurnal: Tanggal 1 September 20XAdan 1 Desember 20XA, KUD TMmenyerahkan masing-masing 50ton biji jagung manis hybridakualitas no 2 sebagaimana yangdisepakati dalam perjanjian salam.Nilai kontrak yaitu Rp 325.000.000

    (50 ton x Rp 6.500.000 per ton)

    Tanggal Rekening

    Debit(Rp)

    Kredit (Rp)

    1/9/X

     A

    Db. Persediaan

    produk salam

    325.000.

    000Kr. Piutang salam

    325.000.000

    1/12/ XA

    Db.Persediaanproduk salam

    325.000.000

    Kr. Piutang salam

    325.000.000

    Ket: Penyerahan tahappertama sebanyak 50ton biji jagung kualitas2 den an kualitas

    d Pe e aha ba a sala da i ba k

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    56/156

    Misalkan dalam kasus di atas, setelah

    menerima produk salam dari KUD TM padatanggal 1 September 20XA dan 1 Desember 20XA masing-masing sebanyak 50 tondengan kualitas dan harga sesuai dengankesepakatan antara bank syariah dan KUD TM(Rp 325.000.000), bank langsung mengirim

    produk salam ke gudang milik PT TAM padatanggal 2 September 20XA dan 2 Desember 20XA pada kuantitas dan kualitas sesuai kesepakatan. Maka jurnal atas pengirimanbarang kepada nasabah pembeli tersebut adalah sebagai berikut :

    Tangg

    alRekening

    Debit

    (Rp)

    Kredit

    (Rp)02/9/X

    A

    Db. Hutang salam 350.000.0

    00

    Kr. Persediaan produksalam

    Kr. Pendapatan bersih

    salam

    325.000.000

    25.000.000

    d. Penyerahan barang salam dari bank syariah kepada nasabah pembeli 

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    57/156

    PENYAJIANBerdasarkan PAPSI 2013 (h. 4.24-25), piutang salam dan utang salamadalah akun yang terkait dengan jualbeli dengan skema salam. Ketentuanpenyajian transaksi tersebut dalamlaporan keuangan adalah sebagai berikut:

    1. Piutang salam disajikan sebesar  jumlah tercatat. Piutang salam yangtidak dapat dipenuhi oleh pemasokdan pemasok menyatakan tidakdapat memenuhi kewajibannyadisajikan sebagai piutang qardh.

    2. Utang salam disajikan sebesar  jumlah tercatat.

    P

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    58/156

    PENGUNGKAPANBerdasarkan PAPSI 2013 (h. 4.25),

    hal-hal yang harus diungkapkan terkait transaksi pembiayaan dengan skemasalam antara lain:

    1. Rincian piutang salam dan utang

    salam berdasarkan jumlah, jangkawaktu, jenis valuta, jenis, dankuantitas barang pesanan.

    2. Piutang salam dari pemasok dan

    utang salam kepada nasabah yangmerupakan pihak berelasi.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    59/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    ISTISHNA

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    60/156

    DEFINISI DAN PENGGUNAAN

    ►  Bai ‘ al istishna ‘ atau disebut dengan istishna’, merupakan

    kontrak jual beli dalam bentuk pembuatan barang tertentu

    dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara

     pemesan ( pembeli, mustahni’ ) dan penjual ( pembuat, shani’ ).

    ►   Barang yang diperjualbelikan biasanya adalah barang

    manufaktur, adapun dalam hal pembayaran, transaksi istishna’dapat dilakukan di muka, melalui cicilan atau ditangguhkan

    sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.

    ►   Penggunaan akad istishna’ oleh bank syariah diindonesia

    relatif masih minim.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    61/156

    Ketentuan syar’i, rukun transaksi dan pengawasan syariah

    Transaksi istishna’ dan istishna’ paralel

    ● Ketentuan syar’i transaksi Istishna’ dan Istishna’ paralel

    ● Rukun transaksi Istishna

    ► transaktor 

    ► Objek Istishna

    ► Ijab dan kabul

    ● Rukun Transaksi Istishna’ Paralel

    ● Pengawasan Syariah Transaksi Istishna’ dan Istishna’ paralel

    ●Alur Transaksi Istishna’ dan Istishna’ Paralel

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    62/156

    Ketentuan syar’i Transaksi Istishna’ dan Istishna’ Paralel

    ► Menurut mazhab Hanafi, istishna’ hukumnya boleh

    karena hal itu telah dilakukan oleh masyarakat muslim

    sejak masa awal tanpa ada ulama yang mengingkari.

    Ketentuan syar’I transaksi istishna’ diatur dalam fatwa

    DSN no 06/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG jual beliistishna’

    ► Fatwa tersebut mengatur tentang ketentuan

     pembayaran, dan ketentuan barang.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    63/156

    Rukun Transaksi Istishna

    ● Transaktor

    ►   Transaktor terdiri atas pembeli dan penjual. Kedua transaktor disyaratkan memiliki kompetensi berupa akil baligh dan

    kemampuan memilih yang optimal seperti tidak gila, tidak sedang

    dipaksa dan yang lain sejenis.

    ►  Adapun untuk transaksi dengan anak kecil, dapat dilakukan

    dengan izin dan pantauan dari walinya. Terkait dengan penjual,

    DSN mengharuskan agar penjual menyerahkan barang tepat pada

    waktunya dengan kualitas dan jumlah yang telah disepakati.

    ►   Penjual diperbolekan menyerahkan barang lebih cepat dari waktu

    yang disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuaidengan kesepakatan dan ia tidak boleh menuntut tambahan harga.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    64/156

    Objek Istishna► harus jelas spesifikasinya

    ► penyerahanya dilakukan kemudian

    ► waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan

     berdasarkan kesepakatan

    ► pembeli ( mustashni’ ) tidak boleh menjual barang sebelum

    menerimanya

    ► tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai

    kesepakatan

    ► memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati;

    ► barang yang diserahkan harus sesuai dengan spesifikasi pemesan,

     bukan barang masal

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    65/156

    Ijab kabul

    ●   Ijab dan kabul istishna’ merupakan pernyataan dari kedua belah

     pihak yang berkontrak, dengan cara penawaran dari penjual ( bank syariah ) dan penerimaan yang dinyatakan oleh pembeli (

    nasabah )

    ●   Menurut PSAK no 104 paragraf 12 pada dasarnya Istishna’

    tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi :

    a) Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya

     b) Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang

    dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad 

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    66/156

    Rukun Transaksi Istishna’ Paralel

    ► Berdasarkan fatwa DSN no 6 tahun 2000, disebutkan bahwa akad istishna’ kedua ( antara bank sebagai

     pembeli dengan petani sebagai penjual ) harus dilakukan

    terpisah dari akad pertama

    ►  Adapun akad kedua baru dilakukan setelah akad  pertama sah, rukun-rukun yang terdapat pada akad 

    istishna’ pertama juga berlaku pada akad istishna’ kedua

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    67/156

    Pengawasan syariah Transaksi Istishna’ dan Istishna paralel

    ● Pengawasan tersebut dilakukan untuk :

    1. Memastikan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariahislam

    2. Meneliti apakah bank membiayai pembuatan barang yang diperlukan nasabah

    sesuai pesanan dan kriteria yang disepakati;

    3. Memastikan akad Istishna’ dan akad Istishna’ paralel dibuat dalam akad yang

    terpisah;

    4. Memastikan bahwa akad Istishna’ yang sudah dikerjakan sesuai kesepakatan

    hukimnya mengikat, artinya tidak dapat dibatalkan kecuali memenuhi kondisi

    antara lain (i) kedua belah pihak setuju untuk menghentikan akad Istishna’

    (ii) akad ini batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat

    menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad 

    ALUR TRANSAKSI ISTISHANA’ PARALEL

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    68/156

    Bank Syariah

    Sebagai penjual

    ( shani’ 1dan

    Pembeli

    ( mustashni’ )

    Pada istishna’ 2

    1.Negosiasi,

    Pesan barangDan akad

    Istishna’Nasabah

    sebagai

    Pembeli

    ( mustashni )

    1.Negosiasi,

    Pesan barang

    Dan akad

    Istishna’

    Pemasok

    ( shani’ )

    3. Buat barang

    4.Kirim tagihan penyelesaian barang

    8.Kirim dokumen pengiriman

    7.Kirim

    barang

    9. Pelunasan pembayaran

    5.bayar

    ALUR TRANSAKSI ISTISHANA’ PARALEL

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    69/156

    Cakupan Standar Akuntansi Istishna’Paralel

    ►Akuntansi istishna’ diatur dalam Pernyataan Standar 

    Keuangan ( PSAK ) no 104 tentang istishna’.terkait

    dengan pengakuan dan pengukuran transaksi, standar 

    ini mengatur tentang penyatuan dan segmentasi akad,

     pendapatan istishna’ dan istishna’ parale,

    istishna’dengan pembayaran tangguh, biaya perolehanistishna’, penyelesaian awal pengakuan taksiran rugi,

     perubahan pesanan dan tagihan.

    T k i P hit T k i I ti h ’

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    70/156

    Teknis Perhitungan Transaksi Istishna’

    Transaksi Istishna’ Pertama

    Untuk mengembangkan klinik ibu dan anak yang dikelolanya, dr. Ursila

    berencana menambah satu unit bangunan seluas 100 m2 khusus untuk

    rawat inap di sebelah barat bangunan utama klinik. Untuk kebutuhan itu,

    dr. Ursila menghubungi Bank Berkah Syariah untuk menyediakan

    bangunan baru sesuai dengan spesifikasi yang diinginkannya. Setelahserangkaian negosiasi beserta kegiatan survey untuk menghasilkan desain

    bangunan yang akan dijadikan acuan spesifikasi barang, pada tanggal 10

    Februari 20XA ditandatanganilah akad transaksi istishna’ pengadaan

    bangunan untuk rawat inap. Adapun kesepakatan antara dr. Ursiladengan Bank Berkah Syariah adalah sebagai berikut:

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    71/156

    Harga Bangunan : Rp 150.000.000Lama penyelesaian : 5 bulan (paling lambat tanggal 10 Juli)Mekanisme panagihan : 5 termin sebesar Rp 30.000.0000 per

    termin mulai tanggal 10 Agustus

    Mekanisme pembayaran : setiap 3 hari setelah tanggal penagihan

    Transaksi Istishna’ KeduaUntuk membuat bangunan sesuai dengan keinginan dr. Ursila, pada

    tanggal   12 Februari 20XA, Bank Berkah Syariah memesan kepadakontraktor PT. Thariq Konstruksi dengan kesepakatan sebagaiberikut:Harga Bangunan : Rp 130.000.000Lama penyelesaian : 4 bulan 15 hari (palinglambat tgl 25 Juni)

    Mekanisme penagihan kontraktor : tiga termin pada saatpenyelesaian 20%, 50% dan 100%.Mekanisme pembayaran oleh Bank : dibayar tunai sebesartagihan dari kontraktor.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    72/156

    Tanggal Rekening Debit Kredit

    5/2/XA Db. Beban praakad yang ditangguhkan 2.000.000

    Kr. Kas 2.000.000

    Penjurnalan Transaksi Istishna’

    A.Transaksi biaya prakad ( Bank sebagai penjual )

    misalkan   : Pada tanggal   5 Februari 20XA, untuk keperluan

    survey dan pembuatan desain bangunan yang akan dijadikan

    acuan spesifkasi barang, bank Berkah syariah telah

    mengeluarkan kas hingga Rp 2.000.000. jurnal untuk

    mengakui transaksi ini adalah sbb :

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    73/156

    B. Penandatanganan akad dengan pembeli( Bank sebagai Penjual)

    Misalkan kasus dr. Ursila dengan bank berkah syariahdiatas, transaksi istishna’ jadi disepakati pada tanggal 10

    Februari, maka jurnal pengakuan beban prakaad menjadi

     biaya istishna’ adalah sebagai berikut:

    Tanggal Rekening Debit( Rp )

    Kredit( Rp )

    10/2/XA Db. Biaya istishna’ 2.000.000

    Kr. Beban praakad yg ditangguhkan 2.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    74/156

    C. Pembuatan akad istishna’ paralel dengan pembuatbarang

    ( Bank Sebagai Pembeli )

    ● Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 29 disebutkan bahwa

     biaya perolehan istishna’ paralel terdiri dari :

    ► Biaya Perolehan Barang Pesanan Sebesar Tagihan

    Produsen Atau Kontraktor Kepada Entitas

    ► Biaya Tidak Langsung, Yaitu Biaya Overhead Termasuk 

    Biaya Akad Dan Praakad; Dan

    ► Semua Biaya Akibat Produsen Atau Kontrktor Tidak 

    Dapat Memenuhi Kewajibannya , Jika Ada

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    75/156

    D. Penerimaan dan pembayaran tagihan kepada penjual

    (pembuat ) barang istishna’

    Dalam kasus 11.1, disebutkan bahwa mekanisme pembayaran dilakukan dalam

    tiga termin yaitu pada saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%. Misalkan dalam perjalanannya, realisasi tagihan ketiga termin tersebut ditunjukkan dalam tabel

     berikut:

    No. Termin Tingkat

    penyelesaian

    Tanggal

    penagihan

    kontraktor

    Tanggal

    penagihan

    kontraktor

    Tanggal

    Pembayara

    n

     Jumlah

    Pembayaran

    I 20% 1 April 26.000.0000 8 April 26.000.0000

    II 50% 15 Mei 39.000.0000 22 Mei 39.000.0000

    III 100% 25 Juni 65.000.0000 2 Juli 65.000.0000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    76/156

    Lanjutan ………

    Misalkan pada tanggal 1 April, PT. Thariq Konstruksi menyelesaikan

    20% pembangunan dan menagih pembayaran termin pertama sebesar 

    Rp 26.000.000 (20% x Rp 130.000.000) kepada Bank Berkah Syariah.

    Jurnal pengakuan penagihan pembayaran oleh pembuat barang adalah

    sebagai berikut:

    Tanggal Rekening Debit ( Rp ) Debit ( Rp )

    1/4/XA  Db. Aset istishna dalampenyelesaian

    26.000.0000

    Kr. Utang Istishna 26.000.000

    Lanjutan

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    77/156

    Lanjutan ………

    Misalkan tagihan kedua diterima pada tanggal 15 Mei Rp 39.000.000 dan

    diikuti dengan pembayaran oleh bank pada tanggal 22 Mei 20XA. Jurnal

    untuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    15/5/XA Db. Aset istishna dalam

     penyelesaian

    39.000.000

    Kr. Utang Istishna’ 39.000.000*

    *(50%-20%) x Rp130.000.000 = Rp

    39.000.000

    22/5/XA Db. Utang Istishna’ 39.000.000

    Kr.Kas/rekeningnasabah pemasok

    39.000.000

    Lanjutan ………

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    78/156

    Misalkan tagihan ketiga diterima tanggal 25 Juni 20XA Rp.

    65.000.000 dan dibayarkan pada tanggal 2 Juli 20XA. Jurnal untuk 

    transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)25/6/XA  Db. Aset istishna dalam

     penyelesaian

    65.000.000

    Kr. Utang istishna’ 65.000.000*

    *(100%-50%) x Rp 130.000.000 =

    Rp 65.000.000

    2/7/XA Db. Utang istishna’ 65.000.000

    Kr. Kas/rekening nasabah

     pemasok

    65.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    79/156

    E. Pengakuan Pendapatan istishna’

    ● Berdasarkan PSAK no 104 Paragraf 18 disebutkan bahwa jika

    metode prosentae penyelesaian digunakan, maka :

    ► bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah

    diselesaikan dalam periode tersebut, diakui sebagai pendapatan

    istishna’ pada periode yang bersangkutan

    ► bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada aset istishna dalam penyelesaian

    ; dan

    ►  pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya

    istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tesebut

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    80/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    Pengakuan Pendapatan istishna’

    Untuk kasus 11.1, dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, maka

    pendapatan diakui sesuai dengan persentase penyelesaian.•   Adapun perhitungan pendapatan istishna’, harga pokok istishna’ dan

    keuntungan istishna’ adalah sebagai berikut:

    •   Pendapatan istishna diukur sebesar bagian nilai akad yang sebanding denganpekerjaan yang telah diselesaikan dalam periode tersebut 

    Pendapatan istishna = persentase penyelesaian x nilai akad penjualan•   Maka pada tanggal 10 April saat penyelesaian 20%, diakui pendapatan sebesar 

    Rp 30.000.000 (20% x Rp 150.000.000).

    •   Harga pokok istishna’ diakui sebesar persentase penyelesaian aset istishna’.

    Harga pokok istishna’ = persentase penyelesaian x nilai akad pembelian

    = 20% x Rp 130.000.000

    = Rp 26.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    81/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    Pengakuan Pendapatan istishna’•   Keuntungan istishna’ yang dimaksud adalah

    bagian margin keuntungan istishna’ yangdiakui selama periode pelaporan yangditambahkan kepada aset istishna’ dalampenyelesaian.

    Keuntungan istishna’ = persentase

    penyelesaian x margin keuntungan istishna’= 20% x (Rp 150.000.000

    – Rp 130.000.000)

    = 20% x Rp 20.000.000

    = Rp 4.000.000•   Dalam jurnal penyesuaian yang dibuat,

    pengakuan keuntungan istishna’ dilakukandengan mendebit asset istishna’ dalam

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    82/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    Pengakuan Pendapatan istishna’•   Secara keseluruhan, jurnal yang terkait dengan transaksi 

    pengakuan pendapatan saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%adalah sebagai berikut.

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    10/4/XA Db. Aset istishna’ dalam penyelesaian 4.000.000

    Db. Harga pokok istishna’ 26.000.000

    Kr. Pendapatan istishna’ 30.000.000*

    15/5/XA Db. Aset istishna’ dalam penyelesaian 6.000.000

    Db. Harga pokok istishna’ 39.000.000

    Kr. Pendapatan istishna’ 45.000.000

    25/6/XA Db. Aset istishna’ dalam penyelesaian 10.000.000

    Db. Harga pokok istishna’ 65.000.000

    Kr. Pendapatan istishna’ 75.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    83/156

    F. Penagihan Piutang Istishna’ pada Pembeli

    Misalkan dalam kasus di atas, penagihan oleh bank

    kepada pembeli akhir dilakukan dalam 5 termindalam jumlah yang sama yaitu Rp 30.000.000,setiap tanggal 10 mulai bulan April. Maka jurnaluntuk mengakui setiap kali penagihan piutang istishna’kepada pembeli dan penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut.

    Tanggal Rekening Debit ( Rp ) Kedit ( Rp )

    10/04/XA Db. Piutang istishna’ 30.000.000

    Kr. Termin Istishna’ 30.000.000

    * Rp 150.000.000/ 5 termin = Rp

    30.000.000 per termin

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    84/156

    ( F ) Penerimaan Pembayaran Piutang Istishna’ dari Pembeli

    ► Pembayaran piutang istishna’ oleh nasabah dilakukan setelah menerima tagihan

    istishna dari bank. Oleh karena termin istishna’ merupakan pos lawan dari

     piutang istishna’, maka pada waktu pembayaran piutang, bank sebagai penjual

     perlu menutup termin istishna’.

    Misalkan dalam kasus di atas, pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan 3

    hari setelah menerima tagihan dari bank sebagai penjual Rp. 30.000.000 yang

    seharusnya dibayar pada 10 Aprtil 20XA. Maka jurnal untuk mengakui setiap

     penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    13/04/XA Db. Kas/rekening nasabah pembeli istishna 30.000.000

    Kr. Piutang Istishna’ 30.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    85/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    (G) Saat barang pesanan diserahkan pada nasabah

    ► Menurut PAPSI 2013 (h. 4.19), pada saat barang pesanan telahdiserahkan kepada nasabah, bank melakukan jurnal balik atas

    rekening aktiva istishna dalam penyelesaian dan termin istishna.Untuk kasus 11.1, misalkan barang pesanan diserahkan padatanggal 13/8/XA, maka jurnal pada saat penyerahan barangtersebut adalah sebagai berikut:

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    13/8/XA Db. Termin Istishna’ 150.000.000

    Kr. Aset istishna’ dalam penyelesaian 150.000.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    86/156

    ( G ) Variasi Transaksi dan Kebijakan akuntansi

    ● g.1.Pengakuan Pendapatan dengan metode akad selesai

    Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 19 disebutkan bahwa padametode akad selesai melekat beberapa ketentuan berikut :

    1.Tidak ada pendapatan istishna’ yang diakui sampai dengan

     pekerjaan tersebut selesai:

    2.Tidak ada harga pokok istishna’ yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai:

    3.Tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna’ dalam

     penyelesaian sampai dengan pekerjaan tersebut selsai: dan

    4.Pengakuan pendapatan istishna’, harga pokok istishna’, dan

    keuntungan dilakukan hanya pada saat penyelasaian pekerjaan.

    2 P b d t h

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    87/156

    g.2. Pembayaran dengan cara tangguh

    ●   Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 20, jika menggunakan

    metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukandalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang

     pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua

     bagian, yaitu:

    a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung

    apabila istishna’ dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase penyelesaian; dan

     b. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan

    diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai

    dengan jumlah pembayaran. Proporsional yang dimaksud sesuaidengan paragraf 24-25 PSAK 102 tentang Akuntansi Murabahah

    PENYAJIAN

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    88/156

    PENYAJIAN

    •   ● Menurut PAPSI 2013 (h. 4.19-20), ketentuan penyajian transaksi terkait  jual beli dengan skema istishna dalam laporan keuangan adalah sebagai 

    berikut:

    1. Uang muka Istishna’ disajikan sebagai liabilitas lainnya.

    2. Uang muka kepada pemasok disajikan sebagai aset lainnya.

    3. Utang Istishna’ disajikan sebesar tagihan dari pemasok yang belum dilunasi.

    4. Aktiva Istishna’ dalam Penyelesaian disajikan sebesar dana yang dibayarkanBank kepada supplier.

    5. Termin Istishna’ disajikan sebesar jumlah tagihan termin Bank kepadanasabah.

    6. Piutang Istishna’ disajikan sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir.

    7. Margin Istishna’ ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang istishna’.

    PENGUNGKAPAN

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    89/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    PENGUNGKAPANMenurut PAPSI 2013 (h. 4.21) hal-hal yang harus diungkapkan terkait jual

    beli dengan skema istishna antara lain:

    1. Rincian piutang istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta dankualitas piutang dan cadangan kerugian penurunan nilai piutang Istishna.

    2. Jumlah piutang istishna yang diberikan kepada pihak yang berelasi.

    3. Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam pengakuan pendapatancadangan kerugian penurunan nilai, penghapusan dan penanganan piutangistishna yang bermasalah.

    4. Besarnya piutang istishna baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupunsecara bersama-sama dengan pihak lain sebesar bagian pembiayaan bank.

    5. Jumlah akumulasi biaya atas kontrak berjalan serta pendapatan dankeuntungan sampai dengan akhir periode berjalan.

    6. Jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat 

    kontrak.

    7. Klaim tambahan yang belum selesai dan semua denda yang bersifat kontinjen sebagai akibat keterlambatan pengiriman barang.

    PENGUNGKAPAN

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    90/156

    PENGUNGKAPAN

    8. Nilai kontrak istishna yang sedang berjalan serta rentang

    periode pelaksanaannya.9. Nilai kontrak istishna yang telah ditandatangani bank selama

    periode berjalan tetapi belum dilaksanakan dan rentangperiode pelaksanaannya.

    10. Rincian utang istishna berdasarkan jumlah, tujuan(pemasok atau nasabah), jangka waktu dan jenis mata uang.

    11. Utang istishna kepada nasabah yang merupakan pihakberelasi.

    12. Jenis dan kuantitas barang pesanan.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    91/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    IJARAH

    12 1 DEFINISI DAN PENGGUNAAN

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    92/156

    12.1 DEFINISI DAN PENGGUNAAN

    -Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan

    transaksi sewa menyewa yang diperbolehkan oleh syariah. Akad 

    ijarah merupakan akad yang memfasilitasi transaksi pemindahan

    hak guna (maanfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu

    tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti pemindahan

    kepemilikan barang.

    Bagi bank syariah, transaksi ini memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan jenis akad lainnya yaitu:

    1) Dibandingkan dengan akad murabahah, akad ijarah lebih

    fleksibel dalam hal objek transaksi.

    2) Dibandingkan dengan investasi, akad ijarah mengandungresiko usaha yang lebih rendah, yaitu adanya pendapatan

    sewa yang relatif tetap

    12.2 KETENTUAN SYARI’I, RUKUN TRANSAKSI DAN

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    93/156

    ,PENGAWASAN SYARIAH RANSAKSI IJARAH DAN

    TRANSAKSI IMBT

    12.2.1. Ketentuan syar’i Transaksi Ijarah dan Transaksi IMBT

    Berdasarkan terminologi, Ijarah adalah pemindahan

    kepemilikan fasilitas dengan imbalan. Penyewaan dalam sudut

     pandang Islam meliputi dua hal yaitu;

    1. Penyewaan terhadap potensi atau sumber daya manusia

    2. Penyewaan terhadap suatu fasilitas

    Ketentuan syar’i transaksi ijarah diatur dalam fatwa DSN no

    09 tahun 2000. Adapun ketentuan syar’i transaksi ijarah untuk 

     penggunaan jasa diatur dalam fatwa DSN no 44 tahun 2004.

    Sedangkan ketentuan syar’i IMBT diatur dalam fatwa DSN no 27

    tahun 2000.

    12 2 2 R k T k i Ij h

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    94/156

    12.2.2 Rukun Transaksi Ijarah

    Rukun transaksi ijarah meliputi :(a) transaktor yakni penyewa dan pemberi sewa,

    (b) objek ijarah, yakni fasilitas dan uang sewa; dan

    (3) ijab dan kabul menunjukkan serah terima, baik berupa

    ucapan atau perbuatan.

    a. Transaktor

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    95/156

    a. Transaktor

    Transaktor terdiri atas penyewa (nasabah) dan pemberi sewa (bank 

    syariah). Kedua transaktor disyaratkan memiliki kompetensi berupa akil

     baligh dan kemampuan memilih yang optimal seperti tidak gila, tidak sedang

    dipaksa dan yang lain yang sejenis. Impilikasi perjanjian sewa kepada bank syariah sebagai penyewa adalah sebagai berikut:

    a. Menyediakan aset yang disewakan

     b. Menanggung biaya pemeliharaan aset

    c. Menjamin bila terdapat cacat pada aset yang disewakan

    Adapun kewajiban nasabah sebagai penyewa adalah:a. Membayar sewa dan bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan aset

    yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak.

     b. Menanggung biaya pemeliharaan yang sifatnya ringan (tidak 

    materiil).

    c. Jika aset yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari

     penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak 

     penyewa dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas

    kerusakan tersebut.

    b Objek ijarah

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    96/156

    b. Objek ijarahObjek kontrak ijarah meliputi pembayaran sewa dan manfaat

    dari penggunaan aset. Adapun ketentuan objek ijarah adalah sebagai

    berikut:1. Objek ijarah adalah maanfaat dari penggunaaan barang dan jasa.

    2. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.

    3. Fasilitasnya mubah (dibolehkan).

    4. Manfaat harus dikenali secara spesifit sedemikian rupa untuk menghilangkan

    ketidaktahuan yang akan mengakibatkan sengketa

    5. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas termasuk jangka waktunya.6. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar kepada LKS sebagai

    pembayaran manfaat.

    7. Ketentuan dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran waktu,

    tempat dan jarak.

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    97/156

    C. Ijab dan kabul

    Ijab dan kabul dalam akad ijarah merupakan peryataan

    dari kedua belah pihak yang berkontrak, dengan cara

     penawaran dari pemilik aset (bank syariah) dan

     penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa (nasabah).

    12.2.3. Rukun Transaksi IMBT

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    98/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    Berdasarkan fatwa DSN no 27 tahun 2002,

    disebutkan bahwa pihak yang melakukan transaksi IMBT

    harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Dengan

    demikian pada akad IMBT, juga berlaku semua rukun dan

    syarat transaksi ijarah. Adapun akad perjanjian IMBT

    harus disepakati ketika akad ijarah ditandatangani.Selanjutnya pelaksanaan akad pemindahaan kepemilikan,

     baik dengan jual beli atau pemberian hanya dapat

    dilakukan setelah masa ijarah selesai.

    12.2.4.Rukun Transaksi Ijarah UntukP bi M ltij

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    99/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    Pembiayaan multijasa dengan skema

    ijarah adalah pembiayaan yang diberikan oleh

    Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada

    nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa dengan menggunakan akad ijarah,

     pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz)

    dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah.

    Pembiayaan Multijasa

     dan IMBT

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    100/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    a. Memastikan penyaluran dana beredasarkan prinsip ijarah tidak 

    dipergunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan prinsip

    syariah;

     b. Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT

    dilakukan setelah akad ijarah selesai, dan dalam akad ijarah, janji

    (wa’ad) untuk pengalihan kepemilikan harus dilakukan pada saat

     berakhirnya akad ijarah;

    c. Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multijasa

    menggunakan perjanjian sebagaimana diatur dalam fawa yang

     berlaku tentang multijasa dan ketentuan lainnya antara lain ketentuan

    standard akad;

    d. Memastikan besar ujrah atau fee multijasa dengan menggunakanakad ijarah telah disepakati di awal dan diyatakan dalam bentuk 

    nominal bukan dalam bentuk persentase.

    Gambar 12.1

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    101/156

    Gambar 12.1ALUR TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT

    Nasabah

    sebagai

    penyewa

    Bank Syariah

    sebagai

    pemberi sewa

    barang dan

     jasa

    1. Negosiasi

    dan akad

    ijarah

    OBJEK

    IJARAH2. membeli

    barang/jasapemasok

    4. membayar sewa pada bank

    5. mengalihkan hak

    milik barang ijarah

    pada akhir masa sewa

    (khusus IBMT)

    3. menggunakanobjek

    ijarah

    12.4. CAKUPAN STANDAR AKUNTANSI IJARAH

    DAN IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    102/156

    DAN IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK

    Standar akuntansi untuk ijarah menggunakan

    PSAK no 107. Standar ini memuat tentang mekanismetransaksi dan ketentuan tentang pengakuan dan

     pengukuran transaksi dalam yang terdapat dalam skema

    ijarah dan IMBT. Beberapa hal dicakup dalam standar ini

    adalah pengakuan dan pengukuran perolehan objek ijarah, pendapatan ijarah dan IMBT, piutang pendapatan ijarah

    dan IMBT, biaya perbaikan yang dikeluarkan,

     perpindahan hal milik objek sewa, terjadinya penurunan

    nilai objek sewa secara permanen.

    12 5 TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    103/156

    12.5. TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALANTRANSAKSI IJARAH BAGI BANK SYARIAH.

    Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah

    akan mengacu pada kasus 12.1 berikut.

    Kasus 12.1.: Transaksi ijarah

    PT. Namira membutuhkan sebuah mobil untuk keperluanusahanya. Pada bulan januari 20XA, PT Namira mengajukanpermohonan ijarah kepada bank syariah. Adapun informasi 

    tentang penyewaan tersebut adalah sebagai berikut:

    Harga perolehan barang : Rp 120.000.000Umur ekonomis barang : 5 tahun (60 bulan)Masa Sewa : 24 bulanNilai sisa umur ekonomis: Rp 0

    Sewa per bulan : Rp 2.400.000Uang muka sewa : Rp 7.200.000Biaya administrasi : Rp 480.000

    12.5.1 Teknis Perhitungan Transaksij

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    104/156

    Perhitungan biaya administrasi ijarahBiaya administrasi bisa diterapkan dengan menggunakan persentasetertentu dari modal yang digunakan untuk persewaan. Misalkan dalam

    kasus di atas, bank syariah menggunakan kebijakan 1% dari modal persewaan. Maka biaya administrasinya adalah sebagai berikut:Biaya administrasi ijarah = n% x modal persewaan per bulan x jumlah bulan

    = 1% x Rp 2.000.000 x 24= 1% x Rp 48.000.000

    = Rp 480.000

    Beberapa hal yang perlu dilakukan perhitungan terkait transaksi ijarah

    adalah perhitungan penentuan keuntungan dan fee ijarah, perhitunganuang muka sewa, dan biaya administrasi ijarah.

    Ijarah

    12 5 2 PERJURNALAN TRANSAKSI IJARAH

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    105/156

    12.5.2 PERJURNALAN TRANSAKSI IJARAHa. Transaksi pengadaan aset ijarah

    Sebelum akad ijarah dilakukan, bank syariah terlebih dahulu melakukan

     pengadaan aset ijarah. Berdasarkan PSAK no 59 paragraf 108disebutkan bahwa objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat

     perolehan.

    Misalkan untuk keperluan transaksi ijarah PT Namira di atas, pada

    tanggal 5 juni 20XA bank syariah membeli aset pada perusahaan

    yang mensuplai barang yang diperlukan.

    Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    5/6/XA Db Persediaan ijarah 120.000.000

    Kr. Kas/Rekeningsupplier

    120.000.000

    b. Transaksi pada saat akad disepakati

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    106/156

    p p

    • Pada saat akad disepakati, terdapat beberapa transaksi yang harus

    diakui oleh bank syariah. Transaksi tersebut adalah (1) konversi

     persediaan untuk ijarah menjadi aset ijarah, sebagai bentuk pengakuan atas adanya pengalihan hak guna kepada penyewa (2)

    Penerimaan biaya administrasi.

    •Misalkan pada tanggal 10 Juni, PT. Namira menandatangani

    akad ijarah untuk sebuah mesin. Maka jurnal yang diperlukan

    pada waktu itu adalah:Tgl rekening Debit (Rp) Kredit(Rp)

    10/6/XA Db. Aset yang diperolehuntuk ijarah 120.000.000

    Kr. Persediaan ijarah 120.000.000

    10/6/XA Db. Kas/Rekeningnasabah– PT.Namira

    480.000

    Kr. Pendapatan administrasi 480.000

    c. Transaksi Pengakuan Pendapatan Ijarah

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    107/156

    Misalkan rencana dan realisasi pembayaran sewa olehMisalkan rencana dan realisasi pembayaran sewa olehPT. Namira adalah sebagai berikut:PT. Namira adalah sebagai berikut:

    No. TanggalJatuh

    Tempo

    Sewa perbulan

    (Rp)

    Porsipokok

    (Rp)

    Porsiujrah

    (Rp)

    TanggalPembayaran

    Jumlahdibayar

    (Rp)

    1.  10 Juli XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Juli XA 2.400.000

    2.  10 Agt XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Agt XA 2.400.000

    3.  10 Sept XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Sept XA 2.400.000

    4.  10 Okt XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Okt XA 2.400.000

    5.  10 Nov XA 2.400.000 2.000.000 400.000 5 Des XA 2.400.000

    6. 

    10 Des XA 2.400.000 2.000.000 400.000 10 Des XA3 Jan XA

    1.400.0001.000.000

    a. Pembayaran sewa oleh nasabaha. Pembayaran sewa oleh nasabahdil k k j hdil k k j h

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    108/156

    dilakukan saat jatuh tempodilakukan saat jatuh tempo

    Tanggal  Rekening  Debet (Rp)  Kredit (Rp) 

    10/7/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000

    Kr. Pendapatan sewa 2.400.000

    10/8/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000

    Kr. Pendapatan sewa 2.400.000

    10/9/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000

    Kr. Pendapatan sewa 2.400.000

    10/10/XA Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000Kr. Pendapatan sewa 2.400.000

    b.b. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukanPembayaran sewa oleh nasabah dilakukan setelah tanggal jatuh tempo setelah tanggal jatuh tempo

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    109/156

    gg j pgg j pMisalkan untuk pembayaran sewa bulan Nopember, pada tanggal 10

    Nopember 20XA, nasabah belum membayar sewa kepada bank.

    Pembayaran baru dilakukan pada tanggal 5 Desember 20XA. Maka jurnal

    atas transaksi tanggal 10 Nopember dan 5 Desember tersebut adalah:

    TglRekening

    Debit (Rp) Kredit (Rp)

    10/11 Db. Piutang sewa (porsi pokok) 2.000.000

    Db. Piutang pendapatan sewa (porsi ujrah) 400.000

    Kr. Pendapatan ijarah – akrual 2.400.000

    5/12 Db. Kas/rekening nasabah 2.400.000

    Kr. Piutang sewa (porsi pokok) 2.000.000

    Kr. Piutg pendptn sewa (porsi ujrah) 400.000

    Db. Pendapatan ijarah – akrual 2.400.000

    Kr. Pendapatan ijarah 2.400.000

    c. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian padac. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada

    saat jatuh tempo dan sebagian lagi setelah tanggal jatuh temposaat jatuh tempo dan sebagian lagi setelah tanggal jatuh tempo

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    110/156

    MisalkanMisalkan tanggaltanggal 1010 Desember Desember 2020XA,XA, nasabahnasabah membayar membayar sebesar sebesar RpRp11..400400..000000.. SisanyaSisanya dibayar dibayar kemudiankemudian pada pada tanggaltanggal 33 JanuariJanuari 2020XBXB.. JJurnalurnal atasatas

    transaksitransaksi tanggaltanggal 1010 Desember Desember 2020XAXA adalahadalah sebagaisebagai berikut berikut::

    saat jatuh tempo dan sebagian lagi setelah tanggal jatuh temposaat jatuh tempo dan sebagian lagi setelah tanggal jatuh tempo

    TglRekening

    Debit (Rp) Kredit (Rp)

    10/12/XA Db. Kas/rekening nasabah 1.400.000

    Db. Piutang sewa (porsi pokok) 833.333

    Db. Piutang pendapatan sewa (porsi

    ujrah)

    166.667

    Kr. Pendapatan sewa 1.400.000

    Kr. Pendapatan sewa – akrual 1.000.000

    c. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagianc. Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian

    pada saat jatuh tempo dan sebagian lagi setelahpada saat jatuh tempo dan sebagian lagi setelah

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    111/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    JuJurnalrnal untuk untuk transaksitransaksi tanggaltanggal 33 JanuariJanuari 2020XBXB tersebuttersebut

    adalahadalah sebagaisebagai berikut berikut::

    pada saat jatuh tempo dan sebagian lagi setelahpada saat jatuh tempo dan sebagian lagi setelah

    tanggal jatuh tempotanggal jatuh tempo

    TglRekening Debit

    (Rp)

    Kredit

    (Rp)

    3/1/XB Db. Kas/rekening nasabah 1.000.000

    Kr. Piutang sewa (porsi pokok)

    833.333

    Kr. Piutang pendapatan

    sewa (porsi ujrah)

    166.667

    Db. Pendapatan sewa – akrual 1.000.000

    Kr. Pendapatan sewa 1.000.000

    d.d. PengakuanPengakuan penyusutanpenyusutan asetaset yangyang diperolehdiperolehuntukuntuk ijarahijarah

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    112/156

    DenganDengan menggunakanmenggunakan teknik teknik perhitungan perhitungan penyusutan penyusutan yangyang telahtelah dibahasdibahas pada pada subsub bab bab 1212..55..11a,a,

     jurnal jurnal untuk untuk pengakuan pengakuan penyusutan penyusutan asetaset yangyang diperolehdiperolehijarahijarah untuk untuk enamenam bulan bulan pertama pertama adalahadalah sebagaisebagai berikut berikut..

    Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    10/7/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

    10/8/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

    10/9/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

    10/10/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

    10/11/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

    10/12/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 2.000.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 2.000.000

    untukuntuk ijarahijarah

    e. Perlakuan akuntansi beban perbaikan dan

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    113/156

    ppemeliharaan

    Berdasarkan PSAK no 107, biaya perbaikan objek ijarah

    merupakan tanggungan pemilik.

    Misalkan pada tanggal 23 Desember 20XA dilakukan

    perbaikan aset ijarah sebesar Rp500.000. Perbaikan tersebut

    dilakukan atas tanggungan Bank Syariah sebagai pemilik

    objek sewa dengan sistem pembayaran langsung pada

    perusahaan jasa ruko maka jurnal atas transaksi tersebutadalah:

    Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

    23/12/XA Db. Beban perbaikan aset

    ijarah

    500.000

    Kr. Kas/rekening 500.000

    f. Penyajian pada laporan laba rugi dan laporanperhitungan bagi hasil

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    114/156

    perhitungan bagi hasil

    Pendapatan sewa, dilaporkan baik pada laporan laba rugi maupun laporan

     perhitungan bagi hasil. Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan adalah

     pendapatan bersih yaitu pendapatan sewa dikurangi beban-beban yang terkaitdengan ijarah antara lain beban penyusutan dan beban perbaikan dan

     pemeliharaan. Pada laperan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun,

    sedangkan laporan perhitungan bagi hasil biasanya disajikan setiap bulan untuk 

    keperluan perhitungan bagi hasil dengan pemilik dana pihak ketiga.

    (i). Laporan Laba RugiJuli Agust Sept Okt Nop Des Total

    Pendapatansewa(saldokas+akrual)

    2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 14.400.000

    (bebanpenyusutan)

    (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (12.000.000)

    (Bebanperbaikan)

    - - - - - (500.000) (500.000)

    (Beban lain) - - - - - - -

    Pendapatansewa bersih

    400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 (100.000) 1.900.000

    (ii). Laporan perhitungan bagi hasil

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    115/156

      Juli Agustus Septembe

    r

    Oktobe

    r

    Nopembe

    r

    Desember Total

    Pendapatan

    Sewa –(hanya yang

    telah

     berwujud kas

    saja)

    2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 - 3.800.000 13.400.000

    (Beban

     penyusutan)

    (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (2.000.000) (12.000.000)

    (Beban

     perbaikan)

    - - - - - (500.000) (500.000)

    (Beban lain) - - - - - - -

    Pendapatan

    Sewa Bersih

    400.000 400.000 400.000 400.000 (2.000.000) 1.300.000 900.000

    12.6. TEKNIK PERHITUNGAN DAN PENJURNALANTRANSAKSI IMBT BAGI BANK SYARIAH

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    116/156

    TRANSAKSI IMBT BAGI BANK SYARIAH

    Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi IMBT

    akan dilakukan dengan mengacu pada kasus 12.2 berikut.

    Kasus 12.2.: Tansaksi IMBT

    Dengan mengacu pada transaksi kasus 12.1. PT Namira yang

    telah dibahas pada bagian terdahulu, misalkan akad yang

    disepakati adalah IMBT dengan informasi tentang penyewaan

    sebagai berikut:

    Biaya perolehan barang : Rp 120.000.000

    Umur barang : 5 tahun (60 bulan)

    Masa Sewa (umur ekonomis) : 24 bulan

    Waktu Pembelian barang : Setelah bulan ke-

    24

    12.6.1. Teknis perhitungan transaksi IMBT

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    117/156

    Teknis perhitungan transaksi IMBT pada dasarnya sama

    dengan transaksi ijarah. Perbedaan teknis perhitungan

    terletak pada penentuan penyusutan aset ijarah.

    a.Perhitungan penyusutan aset IMBT

    Berdasarkan PSAK no 59 paragraf 108b, objek sewa

    disusutkan sesuai dengan masa sewa jika merupakan

    transaksi ijarah muntahiya bittamlik.

    •Berdasarkan kasus diatas maka beban penyusutan

     perbulan barang IMBT adalah:Biaya perolehanPenyusutan IMBT per bln =Jumlah bulan masa sewa

    Rp 120.000.000Penyusutan IMBT per bln =

    24= Rp 5.000.000

    bb.. PenentuanPenentuan Pendapatan IMBTIMBT

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    118/156

    bb.. e e tuae e tua e dapata

    • Selanjutnya dengan kebijakan keuntungan sewa

    20% dari modal barang yang disewakan,pendapatan IMBT per bulan adalah sebagai berikut:

    Ttl pdptn IMBT selama masa sewa = 24 x Rp 6.000.000

    = Rp 144.000.000

    Pdptn IMBT perbulan = modal penyewaan + n% modal

    penyewaan

    = Rp 5.000.000 + (20% x 5.000.000)= Rp 5.000.000 + 1.000.000

    = Rp 6.000.000

    12.6.2. Penjurnalan transaksi IMBT

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    119/156

    • Penjurnalan transaksi IMBT pada dasarnya sama dengan

    penjurnalan pada transaksi ijarah.• Perbedaan mendasar hanya terdapat pada konsep

    perhitungan penyusutan yang tidak dikaitkan dengan umur

    ekonomis melainkan dikaitkan dengan masa sewasebagaimana telah dibahas pada sub bab 12.6.1.

    12.6.2. Penjurnalan transaksi IMBT

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    120/156

    • Perpindahan hak milik IMBT dapat dilakukan

    dengan beberapa alternatif, yaitu melalui (1) hadiah,

    (2) pembayaran sisa sewa sebelum berakhirnya

    masa sewa dan (3) pembayaran sekedarnya.

    a. Pelepasan sebagai hadiah

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    121/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    Berdasarkan PSAK no 107, perpindahan

    kepemilikan objek ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam   ijarah muntahiya bittamlik 

    dengan cara:

    1. Hibah,

    2. Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar

    sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati,

    3. Penjualan setelah selesai masa akad 

    b. Pelepasan melalui penjualan objek sewa sebelum berakhirnya masa sewa

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    122/156

    y

    Berdasarkan PSAK no 107 disebutkan bahwa

     pada penjualan objek ijarah sebelum berakhirnya

    masa sewa, sebesar sisa cicilan sewa  atau  jumlah

    yang disepakati, maka selisih antara harga jual dan

     jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai

    keuntungan atau kerugian

    •(i) Jika harga jual di atas nilai buku aset ijarah

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    123/156

    •Misalkan setelah penerimaan pendapatan sewa bulan ke 20, bank

    syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut sebesar

    sisa cicilan sewa kepada nasabah penyewa yaitu Rp 24.000.000 (4x Rp 6.000.000), Adapun nilai buku aset di neraca pada bulan ke

    20 adalah:penyajian di neraca (bulan ke 20)

     Aset Ijarah 120.000.000

     Akumulasi penyusutan (100.000.000)Nilai bersih 20.000.000

    maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

    Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Db. Kas 24.000.000

    Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 100.000.000

    Kr. Aset ijarah 120.000.000

    Kr. Keuntungan penjualan aset ijarah 4.000.000

    •(ii) jika harga jual dibawah nilai buku aset

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    124/156

    ( ) j g jijarah

    •Misalkan setelah penerimaan pendapatan sewabulan ke 20, bank syariah menjual mesin yangmenjadi aset ijarah tersebut sebesar Rp15.000.000. Adapun nilai buku aset di neracapada bulan ke 20 adalah:

    maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

    penyajian di neraca (bulan ke 20)

     Aset Ijarah 120.000.000

     Akumulasi penyusutan (100.000.000)Nilai bersih 20.000.000

    Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Db. Kas 15.000.000Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 100.000.000

    Db. Kerugian penjualan aset ijarah 5.000.000

    Kr. Aset ijarah 120.000.000

    c. Pelepasan melalui penjualan objek sewa setelahb khi

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    125/156

    berakhirnya masa sewa

    Berdasarkan PSAK no 107 disebutkan bahwa pada penjualan

    setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan

     jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau

    kerugian.

    •Misalkan setelah berakhirnya

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    126/156

    ymasa sewa, bank syariah menjualmesin yang menjadi aset ijarah

    senilai Rp 2.000.000. Adapunnilai buku aset di neraca padabulan ke 24 adalah:

    maka jurnal untuk transaksi tersebut adalah:

    penyajian di neraca (bulan ke 24)

    Aset Ijarah 120.000.000

    Akumulasi penyusutan (120.000.000)

    Nilai bersih 0

    Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    Db. Kas 2.000.000

    Db. Akumulasi penyusutan aset ijarah 120.000.000Kr. Aset ijarah 120.000.000

    Kr. Keuntungan penjualan aset ijarah 2.000.000

    d. Pelepasan melalui penjualan objeksewa secara bertahap

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    127/156

    sewa secara bertahap

    Berdasarkan PSAK no 107, disebutkan bahwa penjualan

    objek ijarah secara bertahap, maka:

    (i)   selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek 

    ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian;

    sedangkan

    (ii) bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai

    aset tidak lancar atau aset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan

    aset tersebut.

    12.7. TEKNIS PERHITUNGAN DANPENJURNALAN TRANSAKSI IJARAH

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    128/156

    PENJURNALAN TRANSAKSI IJARAHUNTUK MULTIJASA

    Praktik perhitungan dan penjurnalan

    transaksi ijarah untuk jasa pada dasarnya

    sama dengan perhitungan dan penjurnalan

    transaksi ijarah untuk barang.

    oKasus 12.3. : Transaksi Ijarah untuk

    multijasa

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    129/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    j

    Ibu Ulli melakukan transaksi ijarah dengan BPRS

    Anugerah Sejahtera untuk keperluan biaya sekolah anaknyaselama 1 semester di Universitas Gadjah Mada (UGM). Adapun

    informasi tentang transaksi untuk penyediaan jasa tersebut

    adalah sebagai berikut:

    Biaya perolehan jasa : Rp 9.000.000 (dibayar ke UGM tanggal 1

    feb20XA

    Masa Sewa :6 bulan (mulai 1 feb 20XA s/d 1 Agustus

    20XA)

    Sewa per bulan : Rp 1.700.000 (setiap tanggal 1 mulai

    bulan Maret)

    Penyusutan per bulan : Rp 1.500.000 (setiap tanggal 1 mulai

    bulan Maret)Biaya administrasi 0,5% : Rp 45.000 (diterima tanggal 1 Feb

    20XA)

    Jurnal untuk transaksi di atas meliputi jurnal pengadaanaset ijarah jurnal pada saat akad jurnal penyusutan aset ijarah dan

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    130/156

    aset ijarah, jurnal pada saat akad, jurnal penyusutan aset ijarah dan jurnal penerimaan pendapatan sewa ijarah.

    a. Pengadaan aset ijarah Jurnal pengadaan aset ijarah jasa adalah sebagai berikut:

    b. Saat akad disepakati 

    Jurnal pada saat akad adalah sebagai berikut:

    Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

    1/2/XA Db. Aset ijarah 9.000.000

    Kr. Rekening UGM 9.000.000

    Ket: Pengadaan aset ijarah

    Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit

    (Rp)

    1/2/XA Db. Rekening Nasabah/Kas 45.000Kr. Pendapatan administrasi 45.000

    Ket: Penerimaan biaya administrasi pembiayaan

    c. Saat pengakuan penyusutan aset ijarah dan pembayaran sewa ijarah

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    131/156

    Berikut adalah tabel penyusutan aset ijarah dan pembayaran sewa ijarah

    No Biaya penyusutan (Rp) Pembayaran Sewa (Rp) Keterangan Tang gal penyusutan dan pembayaran

    1 1.500.000 1.700.000 1 Maret 20XA2 1.500.000 1.700.000 1 April 20XA

    3 1.500.000 1.700.000 1 Mei 20XA

    4 1.500.000 1.700.000 1 Juni 20XA

    5 1.500.000 1.700.000 1 Juli 20XA

    6 1.500.000 1.700.000 1 Agustus 20XA

    Tanggal Rekening Debet  (Rp)

    Kredit (Rp)

    1/3/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

    1/3/XA Db. Rekening Nasabah/Kas 1.700.000

    Kr. Penda atan sewa 1.700.000

    Tangga Rekening Debet (Rp redit (Rp

    1/4/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah   1.500.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah   1.500.000

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    132/156

    1/4/XA Db. Rekening nasabah/kas   1.700.000

    Kr. Pendapatan sewa   1.700.000

    1/5/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah   1.500.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah   1.500.000

    1/5/XA Db. Rekening nasabah/kas   1.700.000

    Kr. Pendapatan sewa   1.700.000

    1/6/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah   1.500.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah   1.500.000

    1/6/XA Db. Rekening nasabah   1.700.000

    Kr. Pendapatan sewa   1.700.000

    1/7/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah   1.500.000

    Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah   1.500.000

    1/7/XA Db. Rekenin nasabah   1.700.000

    Penyajian Transaksi Ijarah atas Asset Berwujud

    12.7. Penyajian

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    133/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    Penyajian Transaksi Ijarah atas Asset Berwujud

    Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 6.4):

    1. Objek sewa yang diperoleh bank disajikan sebagai aset Ijarah.

    2. Akumulasi penyusutan/amortisasi dan cadangan kerugian penurunannilai dari aset ijarah disajikan sebagai pos lawan aset ijarah.

    3. Porsi pokok atas pendapatan sewa yang belum dibayar disajikan

    sebagai piutang sewa.

    4. Porsi ujrah atas pendapatan sewa yang belum dibayar disajikan

    sebagai pendapatan sewa yang akan diterima yang merupakan bagian

    dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan,apabila nasabah tergolong non-performing maka pendapatan sewa yang

    akan diterima disajikan pada rekening administratif.

    5. Cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa disajikan

    sebagai pos lawan (contra account) piutang ijarah.

    6. Beban penyusutan/amortisasi aset ijarah disajikan sebagai pengurang

    pendapatan ijarah pada laporan laba rugi.

    Penyajian Transaksi Ijarah atas Jasa

    12.7. Penyajian

  • 8/17/2019 Dasar Akuntansi syariah2

    134/156

    dept of acctdept of acct -- umyumy

    e yaj a a sa s ja a a as Jasa

    Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 6.8):

    1. Perolehan atas jasa disajikan sebagai bagian aset ijarah dan disajikan

    terpisah dari aset ijarah lain.2. Amortisasi atas perolehan aset ijarah disajikan sebagai pos lawan dari