daripentasmastodondanburungkondor maswilly,akupinjam...

2
o Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumat o Sabtu 0 Minggu 456789 10 11 20 21 22 23 24 25 26 12 @ 14 15 16 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes Dari Pentas Mastodon dan Burung Kondor "Mas Willy, Aku Pinjam Karyamu" "MAS Willy, aku pinjam karyamu Mastodon dan Bunmg Kondoruntuk men- jawab keadaan bangsa Indonesia saat ini. Mas Willy,aku cinta padamu". Ungkapan itu dilontarkankan KenZuraida, istri men- diang W.S. Rendra mengawali pertun- jukan teater Mastodon dan Burung Kon- dor di Graha Sanusi Hardjadinata (Aula Unpad), Jln. Dipati Ukur Bandung, Kamis (12/1) malam. Lagu "Wan Tanah Merah" yang diba- wakan LaweSamagaha dan teman-teman membuka pertunjukan. Artistik panggung dan tata cahaya lampu yang temaram, menambah sendu permainan musik Lawe Samagaha. Lagu"KudaPutih" sebagailagu wajib teater Mastodon dan Burung Kon- dor mengalir begitu saja. Bersambung ke Wm. 19 klm. 5 11.FADUUAHIGII PEMENTASAN Mastodon dan Burung Kondor karya W.S. Rendra di Aula Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur Bandung. Kamis (12/1) malarn, menjadi obat rindu pada "Sang Burung Merak". Kllplng Bumas Onpad 201.,....

Upload: vanphuc

Post on 05-May-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

o Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumat o Sabtu 0 Minggu4 5 6 7 8 9 10 1120 21 22 23 24 25 26

12 @ 14 15 1627 28 29 30 31

oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes

Dari Pentas Mastodon dan Burung Kondor

"Mas Willy, Aku Pinjam Karyamu""MAS Willy, aku pinjam karyamu

Mastodon dan Bunmg Kondoruntuk men-jawab keadaan bangsa Indonesia saat ini.Mas Willy,aku cinta padamu". Ungkapanitu dilontarkankan KenZuraida, istri men-diang W.S. Rendra mengawali pertun-jukan teater Mastodon dan Burung Kon-dor di Graha Sanusi Hardjadinata (AulaUnpad), Jln. Dipati Ukur Bandung, Kamis(12/1) malam.

Lagu "Wan Tanah Merah" yang diba-wakan LaweSamagaha dan teman-temanmembuka pertunjukan. Artistik panggungdan tata cahaya lampu yang temaram,menambah sendu permainan musik LaweSamagaha. Lagu"KudaPutih" sebagai laguwajib teater Mastodon dan Burung Kon-dor mengalir begitu saja.

Bersambung ke Wm. 19klm. 5

11.FADUUAHIGII

PEMENTASAN Mastodon dan Burung Kondor karya W.S. Rendra di Aula SanusiHardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur Bandung. Kamis (12/1) malarn, menjadi obat rindupada "Sang Burung Merak".

Kllplng Bumas Onpad 201.,....

MasWilly,Sambungan dari hIm. 1klm. 5Unsur etnis Sunda dan daerah lain

di Indonesia yang dimainkan, temya-ta sedikit memengaruhi. Cerita yangditulis W.S. Renda itu menjadi sedik-it banyak ada rasa Indonesianya.

Sejatinya, drama Mastodon danBurung Kondor ini adalah kisah tiranidan rezim pemerintahan diAmerikaLatin. Kenhaida sebagai sutradaramampu meramu cerita tersebut men-jadi sebuah kisah tentang Indonesia.

"...kemudian hatinya pilu melihatjejak-jejak yang sedih dari buruh taniyang terpacak di atas tanah gembur,namun tidak memberikan kemak-muran bagi penduduknya. WahaiTanah Airku, alangkah subur lem-bah-lembahmu, namun aIangkahmelarat rakyat-rakyatmu. Penderi-taan mengalir dalam parit -parit dariwajah rakyatku, mereka mengeIjakanusaha, tetapi akan buahnya merekatidak punya hal memakai apa pun,tidak punya hak memilikinya. Daripagi sampai siang, rakyat negerikubergerak-gerak menggapai-gapai,menoleh ke kanan, menoleh ke kiridalam usaha tak menenti. Dari siangsampai sore, mereka menjadi ong-gokan sampah. Dan di malam hari,mereka terbanting di lantai dan suk-manya menjadi burung kondor",

Kalimatpanjang di atas merupakansedikit kutipan adegan percakapandalam pergeIaran drama Mastodondan Burung Kondor. Sebuah ceritamahakaIyayang ditulis W.S. Rendratahun iczo.

Dramayang diangkat kembali olehKen Zuraida setelah 39 tahun ter-pendam ini, menggambarkan keser-akahan dan ketamakan pemimpinyang terjadi di Amerika Latin. Kenbersama para penggawanyayangter-gabung dalam Ken Zuraida Project,mencoba mengangkat kembali dramayang menjadi buah bibir masyarakatdi era 1973-an itu.

Sang penulis yang dikenal juga de-ngan sebutan "SiBurung Merak", be-gitu Iugas dan berani menggambar-kan kebengisan, kekikiran, ketama-kan, dan ambisi pemerintah dalammelakukan pembangunan, sehinggamelahirkan suatu pemerintahan yangdiktator relamengorbankan rakyatnya.

Dengan kediktatoran ini pemerin-tah saat itu disebut mastodon, yangdengan berani menindas rakyatnyasehinggamunculkemarahan dan per-lawanan dari para burung kondor.

Gambaran bangsaBagi sebagian masyarakat In-

donesia, drama Mastodon dan Bu-rung Kondor sangat relevan dengankehidupan bangsa dan masyarakatIndonesia, terutama pada rezim OrdeBaru. Tidak heran jika usai pemen-tasan yang pertama di Bandung,tepatnya di ITB tahun 1973, dramaMastodon dan Burung Kondor inidicekal oleh pemerintah hingga pa-da era demokrasi sekarang.

Terakhirpementasan diYogyakarta,mendapatpencekalan daripemerintahkarena ceritanyadianggap terlalu kon-troversial dan menyinggung pemer-intah. Bahkan sebulan setelah pe-mentasan di Istora Senayan Jakartatahun 1974,terjadi kerusuhan massalatau kenal dengan peristiwa MaIari.

Tapi bagaimana dengan pemen-

tasan di era demokrasi sekarang ini?Sebelum di Bandung, drama Masto-don dan Burung Kondor dipentaskandi Graha Bhakti Budaya, Taman Is-mail Marzuki Jakarta, 10 -14 Agus-tus 2011. Cerita yang digarap istrimendiang W.S. Rendra, Ken Zurai-da yang didukung Prof. Dr. GanjarKurnia (produser), Erik SatryaWard-hana (eksekutifproduser), Dr. TriasNugrahadi, Amir Husin Daulay, EdyHartini, tim manajemen Ken Zurai-da Project serta musik Lawe Sama-gaha ini, seperti menjawab keadaanbangsa Indonesia kini.

Tidakkurang dari 60 orang terlibatdalam cerita ini, dengan aktor utamaTotenk Mahdasi Tatang, Awan San-wani, Cahyo Harimurti, Joebert G.Mogot, dan Marya Supraba. Merekamampu menghidupkan semangatge-rakan revolusidi kalangan mahasiswamaupun penonton yang memenuhiAula Unpad. Mereka pun diajak un-tuk melihat bangsa ini dengan kaca-mata dan pikiran para penonton.

Ken sangat jeli menangkapperkembangan bangsa ini, terutamapertumbuhan ekonomi yang men-capai 6 persen. Pun masalah pen-didikan, pariwisata, kesenian, kebu-dayaan, olahraga, keamanan, dan se-bagainya. Ken memasukkan hal ituke dalam pementasan drama. DaIamdrama itu, kemajuan ini disebut ke-majuan budaya. Benarkah demikian?

Sebab kemajuan budaya yang di-capai pemerintah itu, temyata men-jadikan kebijakan yang salah kaprahdan menghambat kebebasan maha-siswa, seniman budayawan serta ahlipoor bangsa untuk berkreasi mem-bangun bangsa.

Mereka dikekang dan dibungkamoleh kebijakan pemerintah dan aspi-rasi wakil rakyat (dewan). Sehinggamuncul pergolakan dan perlawanandari mahasiswa mewakilimasyarakatyangkecewa pada pemerintah. Mere-ka melakukan demonstrasi melawanpemerintah dengan pikiran dan in-telektualitas yang dimiliki rakyat danmahasiswa, untuk sebuah revolusi.

Tidak relevanDi mata Ganjar teater Mastodon

dan Burung Kondor ini tidak relevandengan kondisi bangsa Indonesia saatini. Menurutnya, kaIau masih rele-van artinya bangsa ini tidak men-gaIami kemajuan.

Dengan kata lain, tidak ada per-baikan di tatanan kehidupan masya-rakat. Walaupun hanya merupakansuatu kebetulan dengan kondisi ne-gara Indonesia, pertunjukan yang di-laksanakan di awal tahun ini dihara-pkan dapat memberi pencerahan un-tuk melangkah ke hari-hari berikutdengan lebih baik lagi.

Di luar hal-hal yang mungkin di-anggap diilmiah-ilmiahkan, perge-laran Mastodon dan Burung Kondortetap merupakan peristiwa kesen-ian. Kalaupun dianggap sebagai su-atu hiburan, namun kesenian terse-but sudah melalui proses penahapan,yaitu suatu pengertian.

"Senimemang bisa menjadi hibur-an tetapi dalamhubungannya denganpersoalan tadi, seni terutama membe-rikan pengertian, bukan hiburan. Te-tapi karena pengertian mendatang-kan kekuatan maka kekuatan bisamenjadi hiburan," ungkap Ganjarmengutip omongan Jose Karotas.(kiki kurnia/"GM")**