dampak perceraian terhadap keberagamaan dan...

74
DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA (Studi Kasus di Perumnas Klender Kelurahan Malaka Jaya Duren Sawit Jakarta Timur) SKRIPSI Diajukan untuk kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: ANITA DAHLIA NIM: 103032227712 Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 H/2008 M

Upload: buihanh

Post on 17-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP

KEBERAGAMAAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA (Studi Kasus di Perumnas Klender Kelurahan Malaka Jaya Duren

Sawit Jakarta Timur)

SKRIPSI Diajukan untuk kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh: ANITA DAHLIA

NIM: 103032227712

Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 1429 H/2008 M

Page 2: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP

KEBERAGAMAAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA (Studi Kasus di Perumnas Klender Kelurahan Malaka Jaya Duren

Sawit Jakarta Timur)

SKRIPSI Diajukan untuk kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh: ANITA DAHLIA

NIM: 103032227712

Pembimbing:

Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, MA NIP. 150 062 829

Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 1429 H/2008 M

Page 3: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA (Studi Kasus di Perumnas Klender Kelurahan Malaka Jaya Duren Sawit Jakarta Timur) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada Jurusan Sosiologi Agama.

Jakarta, 25 Agustus 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua merangkap Anggota, Sekretaris merangkap anggota,

Drs. Agus Darmaji, M.Fils Dra. Jaoharotul Jamilah, M.Si NIP. 150 262 447 NIP.150 282 401

Anggota:

Penguji 1 Penguji II

Dra.Jaoharutul Jamilah, M. Si Media Zainul Bahri, MA NIP. 150 282 401 NIP. 150 326 894

Pembimbing,

Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, MA NIP. 150 062 829

Page 4: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan penulis berbagai nikmat, terutama nikmat kesehatan sehingga mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan

kepada umat manusia dengan ilmu pengetahuan.

Tidak terasa penulisa skripsi ini akhirnya selesai juga. Di sela-sela kesibukan

penulis mengelola toko sebagai salah satu penobang perekonomian keluarga, penulis

sempatkan untuk mencari buku dan mengetik skripsi hingga selesai. Begitu banyak

halangan dan rintangan yang penulis hadapi, terutama masalah waktu yang tidak

banyak bagi penulis untuk mencurahkan perhatian dalam penulisan skripsi ini.

Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak serta kritikan, sangat berharga

dalam penyusunan tugas akhir ini. Maka, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. M. Amin Nurdin, MA (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta)

2. Ibu Dra. Ida Rosyidah, MA (ketua Jurusan Sosiologi Agama) dan Dra.

Joharatul Jamilah, M. Si., (sekretaris Jurusan)

3. Ibu Prof. Dr. Musyrifah Sunanto, MA selaku pembimbing, yang tiada henti

dan bosannya memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga

mampu menyelesaikan skripsi ini di sela-sela kesibukan penulis dalam

pekerjaan.

4. Bapak dan ibu petugas perpustakaan utama, terima kasih atas pelayanan dan

bantuan yang diberikan kepada penulis saat mencari literatur.

Page 5: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

5. Bapak dan ibu petugas perpustakaan fakultas, serta adik-adik peserta PKL

yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibunda penulis, yang selalu memberikan nasihat dan semangat kepada penulis

untuk cepat-cepat menyelesaikan kuliah. Beliau adalah teladan bagi penulis,

karena meskipun telah menjadi single parent semenjak perceraian dengan

ayah, tetap semangat dalam menafkahi keluarga sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Terima kasih bunda, semoga

surganya Allah SWT senantiasa memanggil-manggilmu karena begitu banyak

kebaikan dan kasih sayang yang engkau berikan kepada penulis.

7. Adik-adik yang menjadi informan dalam penelitian yang penulis lakukan di

Kelurahan Klender Duren Sawit Jakara Timur: Dani, Fina, Mia, Mugi, Rian,

Seila, Tika yang bersedia bersedia meluangkan waktunya untuk menjawab

pertanyaan yang penulis ajukan. Penulis bisa memahami bagaimana rasanya

mempunyai orang tua yang bercerai. Tetap semangat untuk menjalani hidup!

8. Teman-teman penulis di Sosiologi Agama angkatan 2003: Yuni, Ira, Yoyoh,

Nani, Seha, Susi, Zie, Dina, Ryan, Tuti, Nadia, Rahmat, Ical, Toto, Roni,

Didink, Hamami.

9. Teman-teman penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam lembar

kata pengantar ini. Terima kasih atas segala masukan, kritikan, saran dan

bantuannya.

Akhirnya, harapan penulis, semoga atas segala bantuan dan perhatian yang

diberikan mendapat balasan yang berlipat dari Yang Maha Kuasa, amin. Selain itu,

semoga segala aktivitas yang kita kerjakan diberi kemudahan dan menjadi nilai ibadah

di sisi-Nya. Sekali lagi terima kasih.

Page 6: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Jakarta, 04 Juni 2008

Penulis

Page 7: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................. ii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 4

D. Metodologi Penelitian............................................................. 5

E. Sistematika Penulisan ............................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 9

A. Perceraian................................................................................ 9

1. Perceraian dalam Perspektif Sosiologis ............................ 9

2. Perceraian dalam Perspektif Yuridis................................. 11

3. Dampak Perceraian bagi anak........................................... 13

B. Agama dan Keberagamaan ..................................................... 16

1. Definisi Agama dan Keberagamaan ................................. 16

2. Dimensi-dimensi Keberagamaan ...................................... 22

C. Remaja .................................................................................... 23

1. Definisi Remaja: Pendekatan Biologis, Psikologis, dan

Sosiologis.......................................................................... 23

2. Ciri-ciri Sifat Remaja........................................................ 24

Page 8: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

D. Perilaku Sosial ........................................................................ 27

1. Definisi Perilaku Sosial..................................................... 27

2. Bentuk-bentuk Perilaku Sosial.......................................... 27

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN SUBJEK

PENELITIAN.............................................................................. 32

A. Kondisi Geografis dan Demografis ........................................ 32

B. Latar Belakang Subjek Penelitian........................................... 38

1. Pendidikan ........................................................................ 38

2. Agama ............................................................................... 39

3. Sosial Budaya.................................................................... 39

4. Ekonomi Keluarga ............................................................ 40

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ................................... 45

A. Perilaku Sosial Remaja Korban Perceraian ............................ 45

B. Perilaku Keberagamaan Remaja Korban Perceraian .............. 53

C. Dampak Perceraian Terhadap Keberagaman dan Perilaku Sosial

Remaja .................................................................................... 56

BAB V PENUTUP.................................................................................... 60

A. ........................................................................................ Kesim

pulan........................................................................................ 60

B. ........................................................................................ Saran-

saran ........................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 62

Page 9: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

BAB I

PENDAHULUAN

F. Latar Belakang Masalah

Seiring laju perkembangan kemajuan zaman, kehidupan masyarakat sekarang

ini dirasakan semakin kompleks. Permasalahan yang muncul pun tentunya sangat

bervariasi, jenis dan sifatnya mulai dari masalah pribadi yang berhubungan dengan

pergaulan, gaya hidup, sampai pada perilaku keberagamaan yang erat kaitannya

dengan keyakinan individu termasuk remaja.

Segala persoalan dan problema yang terjadi pada remaja sebenarnya berkaitan

dengan usia yang mereka lalui, dan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan

di mana mereka hidup. Dalam hal ini, suatu faktor yang penting yang memegang

peranan remaja adalah agama.1 Tapi sayang sekali, dunia modern kurang menyadari

betapa penting dan hebatnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia, terutama

pada orang-orang yang mengalami kegoncangan jiwa, di mana usia remaja dikenal

dengan masa kegoncangan. Karena pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui

mereka dari segala bidang dan segi kehidupan.

Bagaimanapun, generasi saat ini adalah gambaran kehidupan bangsa pada saat

yang akan datang, untuk itu semua komponen masyarakat bertanggung jawab dalam

memupuk moralitas dan nilai-nilai agama pada generasi kita demi terwujudnya

bangsa yang dicita-citakan. Keluarga merupakan lingkungan yang memiliki pengaruh

sangat besar terhadap perkembangan intelektual dan emosional anak, dalam hal ini

remaja. Karena keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan remaja,

tempat ia belajar dan berperan sebagai makhluk sosial.

1 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 69

Page 10: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Namun tidak selamanya kehidupan dalam keluarga berjalan mulus, terkadang

dapat terjadi pertengkaran hebat yang menyebabkan perbedaan pendapat antara kedua

orang tua, sehingga terjadilah keretakan dalam rumah tangga. Keadaan inilah yang

biasanya menjadi penyebab awal terjadinya perceraian.

Cerai secara bahasa Arab adalah talak yang berarti melepas ikatan. Yang

dimaksud dengan kata cerai di sini adalah melepaskan ikatan perkawinan. Hukum asal

perceraian adalah makruh berdasarkan hadis yang diriwayatkan Ibnu Umar: “Sesuatu

halal tapi dibenci Allah ialah talak (HR. Ibnu Majah).2 Dengan begitu tidak menutup

kemungkinan terjadinya perceraian apabila ikatan perkawinan tidak dapat

dipertahankan. Perceraian itu sendiri harus didasari alasan-alasan yang dapat

dipertangungjawabkan.3

Perceraian memiliki dampak yang kurang baik dalam keluarga terutama bagi

perkembangan anak. Keadaan setelah terjadi perceraian mempengaruhi psikis dan

kehidupan sosial keagamaan anak, dalam hal ini remaja.

Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, yakni masa berada

dalam peralihan atau di atas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-

kanak yang penuh kebergantungan, dengan masa dewasa yang matang dan berdiri

sendiri.4

Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan bisa

membangkitkan integrasi yang tinggi dalam kehidupan sosial bermasyarakat, ada pun

pribadi seorang remaja sangat menentukan perilaku sosial dan keberagamaannya baik

secara khusus di lingkungan keluarga maupun secara umum di lingkungan

masyarakat.

2 Ibnu Majah, Sunan Ibn Majah, hadis no. 2008 lihat juga Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, hadis no. 1863

3 Bakri A. Rahman dan Ahmad Sukarya, Hukum Perkawinan Menurut Hukum Islam (Jakarta: Hida Karya Agung, 1981), h. 7

4 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, h. 72

Page 11: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Pada masa remaja dibutuhkan seorang figur yang bisa mereka jadikan teladan,

yakni kedua orang tua mereka. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan bahwa

terjadinya perceraian akan mempengaruhi perilaku sosial dan keberagamaan remaja.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dalam rangka penulisan skripsi dengan judul “Dampak Perceraian terhadap

Keberagamaan dan Perilaku Sosial Remaja” (Studi Kasus di Perumahan Nasional

Klender Kelurahan Malaka Jaya Duren Sawit Jakarta Timur).

G. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian yang penulis lakukan tersusun dan tertata dengan baik serta

berhubungan dengan judul, tema pembahasannya lebih terfokus dan tidak melebar,

maka perlu dijelaskan batasan masalahnya sebagai berikut:

A. Dampak perceraian terhadap perilaku sosial dan keberagamaan remaja,

maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja saat kedua

orang tuanya memutuskan untuk berpisah atau mengakhiri hubungan suami-

istri atau dengan kata lain bercerai.

B. Perceraian adalah melepaskan ikatan perkawinan atau bubarnya perkawinan.5

C. Sikap keberagamaan adalah sikap yang dimiliki oleh seseorang yang beragama

yang terdiri dari lima dimensi: keyakinan, pratik, pengalaman, pengetahuan,

konsekuensi. Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan pada

dimensi keyakinan dan dimensi praktik.

D. Perilaku adalah suatu tindakan rutin yang dilakukan oleh seseorang dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi ataupun kehendak untuk mencapai

suatu tujuan yang diinginkannya, dan hal itu mempunyai arti baginya.

5 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, penterjemah Moh Thalib (Bandung: Al-Ma’arif, 1996), Cet.

Ke-2, jilid 8, h. 9

Page 12: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

E. Remaja di sini adalah keadaan masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang

dari kanak-kanak menuju dewasa atau dapat dikatakan bahwa masa remaja

adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai dewasa.6 Masa

remaja dalam penelitian ini adalah mereka yang termasuk dalam kategori

remaja madya yang berumur antara 16-18 tahun.

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka penulis merumuskan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak perceraian terhadap perilaku remaja?

2. Bagaimana keberagamaan remaja yang menjadi korban perceraian?

H. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

A. Untuk mengetahui dampak yang dirasakan oleh remaja karena perceraian.

B. Untuk mengetahui bagaimana keberagamaan remaja korban perceraian dari

dimensi keyakinan dan praktik.

C. Untuk mengetahui perilaku sosial remaja yang menjadi korban perceraian.

Sedangkan manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini, di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menambah wawasan sosial keagamaan bagi penulis, khususnya

mengenai dampak perceraian pada remaja.

2. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai dampak dari

perceraian terhadap perilaku sosial dan keberagamaan remaja.

3. Untuk memberikan motivasi serta pelajaran hidup bagi subjek penelitian,

sehingga dapat menghindari perceraian di kemudian hari.

6 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, h. 82

Page 13: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

4. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

I. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis

penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dan penelitian lapangan

(field research) dengan mengambil sebuah studi kasus.

Studi kasus diambil karena diharapkan dapat menjelaskan suatu fenomena

sosial yang ada di masyarakat secara mendalam dan murni, dalam hal ini dampak

perceraian terhadap keberagamaan dan perilaku sosial remaja. Studi kasus adalah

suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan

suatu kasus (case) dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi.7

B. Subjek Penelitian

Istilah subjek penelitian menunjuk kepada orang atau individu atau

kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti. Dalam penelitian

ini subjeknya adalah remaja yang orang tuanya mengalami perceraian di Prumnas

Klender Kelurahan Malaka Jaya Duren Sawit Jakarta Timur.

C. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung penulis lakukan untuk mendapatkan

gambaran sebanyak mungkin mengenai tema yang dibahas, yaitu

keberagamaan dan perilaku sosial remaja sebagai dampak dari perceraian.

7 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial; Pemikiran Norman dan Egan Guba

(Yogyakarta: Tirta Wacana Yogya, 2001), h. 93

Page 14: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

b. Wawancara mendalam (indepth interview)

Wawancara mendalam yaitu peneliti atau petugas penelitian melakukan

interview dengan subjek atau informan penelitian secara mendalam untuk

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tema penelitian.

Pertanyaan-pertanyaan kepada informan dikemukakan secara lisan,

berdasarkan pedoman wawancara.

D. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah deskriptif

analitis, artinya data-data yang penulis peroleh dari sumber primer yang berupa

hasil observasi dan sumber sekunder dari hasil wawancara dianalisa dengan

menggunakan teori yang telah dicantumkan sebelumnya.

E. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skrispi ini penulis menggunakan pedoman penulisan

skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006/2007 serta panduan

pembuatan skrispi, tesis dan disertasi karangan Hamid Nasuhi et.al.

J. Sistematika Penulisan

Adapun pembahasan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dan masing-masing

bab terdiri dari beberapa sub bahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II Kajian Teori. Dalam bab ini berisi kerangka teori yang berkaitan

dengan masalah yang akan diteliti, yaitu mengenai perceraian yang

Page 15: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

terdiri dari perceraian dalam perspektif sosiologis, perceraian dalam

perspektif yuridis, dampak perceraian bagi anak yang terdiri dari

pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis, lalu tentang agama dan

keberagamaan yang terdiri dari definisi agama dan keberagamaan,

dimensi-dimensi keberagamaan, kemudian remaja yang terdiri dari

definisi remaja: pendekatan biologis, psikologis, dan sosiologis, ciri-

ciri sifat remaja, dan yang terakhir perilaku sosial yang terdiri dari

definisi perilaku sosial, bentuk-bentuk perilaku sosial.

BAB III Gambaran Umum Daerah Penelitian dan Subjek Penelitian. Bab ini

merupakan gambaran umum mengenai daerah penelitian dan subjek

penelitain yang terdiri dari kondisi geografis dan demografis, latar

belakang subjek penelitian yang terdiri dari pendidikan, agama, sosial

budaya, ekonomi keluarga, serta faktor-faktor penyebab perceraian.

BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian. Bab ini merupakan hasil dari penelitian

dalam skripsi ini, yang berisikan perilaku sosial remaja korban

perceraian, perilaku keberagamaan remaja korban perceraian, dampak

perceraian terhadap keberagaman dan perilaku sosial remaja.

BAB V Penutup. Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran.

Page 16: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Perceraian

4. Perceraian dalam Perspektif Sosiologis

Perceraian di kalangan masyarakat terdapat pro dan kontra. Mereka yang

pro terhadap perceraian menganggap bahwa pernikahan seharusnya dipertahankan

bagaimanapun kondisinya. Hal ini mengingat dampak sosial yang timbul dari

perceraian, mulai dari anak-anak hingga masyarakat yang masih memandang

perceraian sebagai sesuatu yang tidak baik dengan dalih bahwa perceraian adalah

sesuatu yang halal namun dibenci oleh Allah SWT. Sedangkan yang kontra

menganggap sudah tidak ada gunanya lagi mempertahankan perkawinan yang

sudah tidak harmonis. Langkah yang tepat adalah dengan berpisah dan berusaha

membangun rumah tangga dengan orang lain.

Perceraian dalam bahasa Arab disebut thalak, kata thalak berasal dari

bahasa Arab yang artinya melepaskan ikatan perkawinan (berpisah, bercerai).8

Kata thalak dalam bahasa Arab kemudian diserap oleh bahasa Indoensia menjadi

talak. Talak dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai perceraian menurut Islam,

yang dilakukan seorang laki-laki kepada istrinya.9

Secara etimologis, talak adalah perpisahan yang diinginkan oleh suami

sebagai haknya.10 Hal yang senada juga diungkapkan oleh Sayyid Sabiq yang

8 Ahmad Warson Munawwir, Al Munawir Kamus Arab Indonesia (Yogyakarta: PP Al-

Munawwir, 1984), h. 239 9 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), h.

998 10 Abu A’la Al-Maududi dan Fazl Ahmad, Pedoman Perkawinan dalam Islam (Jakarta: Darul

Ulum Press, 1987), Cet. Ke-1, h. 35

Page 17: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

mengatakan bahwa talak adalah melepaskan ikatan perkawinan atau bubarnya

perkawinan.11

Beberapa hal yang berkenaan dengan perceraian antara lain:

a. Perceraian lebih banyak terjadi di kota-kota besar b. Perceraian lebih banyak menimpa masyarakat yang kurang berbudaya

dan lebih-lebih pada masyarakat awam. c. Perceraian lebih banyak menimpa masyarakat tidak beragama. d. Perceraian lebih banyak menimpa keluarga tanpa keturunan. e. Perceraian lebih banyak menimpa keluarga kaya daripada keluarga

miskin. f. Perceraian lebih banyak menimpa keluarga yang strukturnya tidak

kokoh. g. Perceraian lebih banyak terjadi karena keinginan suami. h. Perceraian lebih banyak terjadi dalam kondisi sulit. i. Perceraian lebih banyak menimpa pasangan usia muda.12 Penyebab-penyebab perceraian seperti yang telah disebutkan diatas,

memberikan informasi bahwa perceraian itu hendaknya didasari atas

pertimbangan yang logis dengan mengesampingkan emosi. Penyebab-penyebab

perceraian seperti tidak mempunyai keturunan setidaknya bisa ditolerir, karena

salah satu dari fungsi pernikahan adalah untuk mempertahankan keturunan.

Hikmah perceraian antara lain adalah untuk menolak bahaya, yaitu apabila

perpecahan antara suami istri telah memuncak dan dikhawatirkan keduanya tidak

dapat menjaga syarat-syarat dalam kehidupan suami istri, maka cerai dengan cara-

cara yang telah ditetapkan oleh Allah SWT merupakan penolak terjadinya

permusuhan dan untuk menegakkan hukum-hukum Allah.13

5. Perceraian dalam Perspektif Yuridis

11 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, penterjemah Moh Thalib (Bandung: Al-Ma’arif, 1996), Cet.

Ke-2, jilid 8, h. 9 12 Ali Husain Muhammad Makki al-Amili, Perceraian Salah Siapa; Bimbingan Islam dalam

Mengatasi Problematika Rumah Tangga (Jakarta: Lentera, 2001), Cet. Ke-1, h. 41-42 13 Abdurrahman Ghazaly, Fiqh Munakahat (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), Cet. Ke-2,

h. 226

Page 18: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan

Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama yang tercakup dalam

Kompilasi Hukum Islam menyebutkan bahwa talak adalah ikrar suami di hadapan

sidang pengadilan agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan.14

Sedangkan mengenai hukum perceraian ada empat yaitu: wajib, sunnah,

haram, dan makruh.

a. Wajib

Talak menjadi wajib apabila suami sudah bersumpah dengan

mengatakan ia tidak akan mengggauli istrinya lagi.

b. Sunnah

Apabila suami tidak sanggup lagi membayar dan mencukupinya

(nafkahnya) dengan cukup atau si istri tidak dapat menjaga kehormatan

dirinya.15 Sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat

229 yang berbunyi:

الطلاق مرتن فإمساك بمعروف او تسريح باحسان

Artinya: Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. (QS. Al-Baqarah: 229).

c. Haram

Perceraian akan menjadi haram bila terdapat dua hal, yaitu:

1) Menjatuhkan talak sewaktu istri dalam keadaan haid

2) Menjatuhkan talak sewaktu istri dalam keadaan suci tetapi telah

dicampuri dalam keadaan suci tersebut. Sabda Nabi SAW:

14 Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Depag, 1995), h. 236 15 Zainuddin bin Abdul Azis al-Malibari, Fathul Muin, penterjemah Aliy As’ad (Kudus,

Menara, 1979), h. 135

Page 19: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

اهللا لوس ر ده ى ع ف ضائ ح يه و هتارم ا قل ط هن ا رم ع ن اب نعى ل ص اهللا لوس ر ابط خ ال ن اب رم ع لأس ف ملس و هيل ع ى اهللا لص ملس و هي ل ع ى اهللا ل ص اهللا لوس ر الق ف كل ذ ن ع ملس و هيل ع اهللا م ث ره ط ت م ث ضيح ت م ث ره طى ت تا ح هكسمي ل ما ث هعاجريل ف هرم كلت فسم ين البا قهقل طاء شنا وكل ذدعا بهكسم ااء شنا )رواه مسلم. (اءسا النه لقلط ين علج وز ع اهللارمى ات الةدعال

Artinya: Dari Ibnu Umar ra berkata dia pernah mentalak istrinya di masa Rasulullah asw ketika istrinya sedang haid. Lalu Umar bin Khattab menanyakan hukum kasus te rsebut kepada Rasulullah Saw, sabda beliau: Suruhlah dia rujuk kemudian tinggallah sampai ia suci, sesudah itu dia haid lagi, kemudian suci kembali. Pada saat suci kedua itulah dia boleh memilih apakah dia akan tetap berpasangan atau bercerai, yaitu sebelum melakukan persetuuhan lagi. Dan itulah yang dimaksud dengan iddah yang diperintahkan Allah azza wa jalla menerapkannya. (HR. Muslim).16

d. Makruh

Perceraian akan menjadi makruh bila tidak ada sesuatu hal yang

menyebabkan perceraian tersbebut. Hal ini berdasarkan hadis Nabi saw yang

mengatakan bahwa perceraian itu adalah sesuatu yang halal namun dibenci

oleh Allah. Seperti yang tercantum dalam hadis di bawah ini:

لم عن محارب اب ه وس لى اهللا علي ي ص ن النب ر ع ن عم ن اب ن دثار عاق : قال ل الطل ز وج ى اهللا ع ال ال ض الحل ن . (ابغ وا داود واب رواه اب )ماجه

Artinya: Dari Muhasib bin Ditsar dari Umar dari Nabi saw bersabda: Sesuatu yang halal yang amat dibenci Allah yaitu talak. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)17

6. Dampak Perceraian bagi anak

a. Pendekatan Sosiologis

Perceraian yang terjadi di dalam sebuah keluarga, membuat anak akan

merasa tidak puas dengan keadaan yang membingkai kehidupannya. Menurut

16 Muslim, Shahih Muslim, penterjemah F.A. Widjaya (Jakarta: Ma’mur Daud, t.th), h. 99 17 Abu Daud, Sunan Abi Daud, penterjemah Bey Arifin (Semarang; As-Syifa, 1992), h. 87

Page 20: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Dra Hastaning Sakti MKes, dosen psikologi Universitas Diponegoro

Semarang, dalam hal ini batin si anak pasti berteriak, karena mereka tidak

menyukai keadaan seperti itu.

Hastaning lebih jauh mengatakan bahwa ada kecenderungan si anak

tidak merasa puas dengan kedua orang tua mereka, saat orang tua mereka

bercerai. Yang paling ekstrem menurutnya adalah, kadang si anak bahkan

memutuskan untuk tidak memilih kedua-duanya untuk diikuti. Ini terutama

terjadi pada anak yang beranjak remaja.

Bagi si anak, perceraian orang tua itu sendiri adalah aib. Karena

kecewa dengan kondisi itu, dia akan menarik diri dari lingkungan dan merasa

minder dengan orang lain. Dia akan merasa risih ketika ditanya oleh orang

lain, misalnya saja guru dan teman mereka. Tidak heran jika si anak akan

memilih menghindari orang lain.

Saat yang paling tidak menguntungkan bagi anak dalam perceraian

orang tua mereka adalah, ketika proses perceraian itu sedang berlangsung.

Mereka akan merasa tertekan dan bisa jadi bingung akan ikut siapa. Namun

jika sudah ada keputusan final, kondisi psikologisnya akan berangsurangsur

pulih.

perceraian bisa menimbulkan ketidakseimbangan anak yang

seharusnya berada dalam pendidikan kedua orang tua mereka. "Jika orang tua

bercerai, maka si anak akan kehilangan salah satu figur orang tua mereka.

Apa pun alasannya, dampak perceraian paling dirasakan oleh sang

anak. Selain kasih sayang yang berkurang karena ikut salah satu orang tuanya,

kesempatannya untuk mendapat pendidikan dari kedua orang tuanya pun jadi

terganggu.

Page 21: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Ketika orang tuanya masih bersama, dia mendapat perhatian penuh

dari orang tuanya. Namun ketika sudah bercerai, keadaannya pasti berbeda.

Dalam istilah Hastaning, perceraian bisa menyebabkan kepandaian anak

menurun.18

Perceraian yang terjadi pada orang tua memberikan dampak sosiologis

bagi anak. Salah satu di antaranya adalah anak akan merasa tidak percaya diri

dalam pergaulan sehari-hari bersama dengan teman-teman sebayanya karena

orang tua mereka telah berpisah.

b. Pendekatan Psikologis

Perceraian bagaimanapun adalah keputusan yang menyakitkan bagi

pasangan suami istri, juga anak-anaknya. Untuk itu, Asniar Khumas, S.PSi

menekankan bahwa perceraian akan sangat berdampak bagi kehidupan seluruh

anggota keluarga, baik secara fisik maupun psikologis. Dan yang paling rentan

mengalami trauma adalah anak usia remaja dibandingkan mereka yang masih

berusia kanak-kanak. Menurutnya anak remaja paling rentan trauma karena ia

telah mengerti akan arti kasih sayang. Dan ini dibuktikan dengan data bahwa

begitu banyak anak remaja yang mengonsumsi narkoba akibat trauma

perceraian orangtua mereka. Artinya, mereka tidak bisa menerima fakta

perceraian orangtuanya.

Trauma perceraian ini tidak hanya berdampak pada perilaku ketika

anak remaja masih sendiri, tetapi juga akan berpengaruh pada kehidupan

rumah tangga mereka di kemudian hari. Lebih lanjut Asniar menambahkan

18 Perceraian akibatkan trauma psikologis, artikel di akses tanggal 11 April 2008 dari

http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2520&Itemid=7

Page 22: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

bahwa anak akan selalu berada dalam lingkaran ketakutan akan mengalami hal

yang sama seperti kehidupan ayah ibunya. Buntutnya anak bisa saja

memutuskan tidak akan mendekati lawan jenisnya, atau tidak ada keinginan

untuk menikah.19

Hal-hal yang biasanya dirasakan oleh anak ketika orangtuanya bercerai

adalah:

- tidak aman (insecurity)

- tidak diinginkan atau ditolak oleh orangtuanya yang pergi

- sedih dan kesepian

- marah

- kehilangan

- merasa bersalah, menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab orangtua

bercerai.

Perasaan-perasaan tersebut di atas oleh anak dapat termanifestasi

dalam bentuk perilaku:

- suka mengamuk, menjadi kasar, dan tindakan agresif lainnya - menjadi pendiam, tidak lagi ceria, tidak suka bergaul - sulit berkonsentrasi dan tidak berminat pada tugas sekolah sehingga

prestasi di sekolah cenderung menurun - suka melamun, terutama mengkhayalkan orangtuanya akan bersatu

lagi.20

Dampak-dampak psikologis tersebut seringkali membuat anak

terganggu perkembangannya, khususnya perkembangan mental.

B. Agama dan Keberagamaan

3. Definisi Agama dan Keberagamaan

19 Perceraian Orangtua, artikel di akses tanggal 11 April 2008 dari http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=18226

20 Martina Rini S. Tasmin, Spsi, Perceraian dan Kesiapan Mental Anak, artikel di akses tanggal 11 April 2008 dari http://www.e-psikologi.com/keluarga/180402a.htm

Page 23: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Secara etimologis istilah agama berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri

dari dua suku kata yaitu a artinya tidak dan gama artinya kacau. Dari pengertian

seperti ini, agama dapat diartikan sebagai suatu institusi penting yang mengatur

kehidupan manusia agar tidak terjadi kekacauan. Istilah agama juga dapat

disamakan dengan kata religi yang berasal dari bahasa latin religio yang berasal

dari akar kata religare yang berarti mengikat.21

Secara mendasar dan umum agama dapat didefinisikan sebagai

seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan

alam ghaib -khususnya dengan Tuhannya- mengatur hubungan manusia dengan

manusia lainnya dan mengatur hubungan manusia dengan alam lingkungannya.22

Sedangkan secara lebih khusus dengan memperhatikan hal-hal yang telah

dikemukakan diatas, agama dapat didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan

yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau

masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi respon terhadap apa yang

dirasakan dan diyakini sebagai yang ghaib dan suci.

Sebagai suatu sistem keyakinan maka agama berbeda dengan sistem

keyakinan dan isme-isme lainnya karena landasan keyakinan agama adalah

konsep suci (sacred) dan ghaib (supranatural) yang dibedakan dari yang duniawi

(profane) dan hukum-hukum alamiah (natural). Selain itu hal lain yang

membedakan agama dengan isme-isme lainnya adalah karena ajaran-ajaran agama

selalu bersumber pada wahyu Tuhan atau wangsit-dalam agama-agama lokal dan

primitif- yang diturunkan kepada nabi sebagai pesuruh-Nya. Adapun ciri yang

mencolok dari agama yang berbeda dengan isme-isme adalah penyerahan diri

secara total kepada Tuhannya.

21 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama (Bandung:Remaja Rosda Karya,2000), h.13. 22 Roland Robertson, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (Jakarta: PT Rajawali

Press, 1988), h.V

Page 24: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Menurut Quraish Shihab agama adalah ketetapan ilahi yang diwahyukan

kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia. Karakteristik agama

diantaranya adalah hubungan makhluk dengan sang pencipta yang terwujud dalam

sikap batinnya, tampak dalam ibadah yang dilakukannya serta tercermin dalam

perilaku kesehariaannya. Dengan demikian agama meliputi tiga persoalan pokok

yaitu tata keyakinan (atas adanya kekuatan supranatural) tata peribadatan

(perbuatan yang berkaitan dengan zat yang diyakini sebagai konsekwensi

keyakinan) dan tata kaidah (yang mengatur hubungan antar manusia dengan

manusia dan dengan alam sekitarnya. 23

Penjelasan yang bagaimanapun adanya tentang agama tak akan pernah

tuntas tanpa mengikut sertakan aspek-aspek sosiologisnya karena agamanya

menyangkut kepercayaan serta berbagai prakteknya. Karena itu agama benar-

benar merupakan masalah sosial. Dalam kamus sosiologi pengertian agama ada 3

macam, kepercayaan pada hal-hal yang spiritual, perangkat kepercayaan dan

praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri dan idiologi

mengenai hal-hal yang bersifat supranatural24

Buku yang lain mendefinisikan agama sebagai suatu sistem sosial yang

dibuat penganutnya yang berporos pada perbuatan-perbuatan non-empiris yang

dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka

dan masyarakat luas umumnya.25

Dalam terminologi Arab, agama biasa disebut dengan kata al-Din/al-

Millah. Sebagaimana agama, kata al-Din itu sendiri mengandung berbagai arti. Al-

Din/Al-Millah yang berarti “mengikut” maksudnya adalah mempersatukan segala

23 Fuad Nashori dan Bachtiar Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam

perspektif Psikologi Islam (Yogyakarta: Menara Kudus, 2000). Cet. 1, h. 71. 24 Dadanng Kahmad, Sosiologi Agama, h. 129 25 Hendro Puspito, Sosiologi Agama, h.34

Page 25: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

pemeluknya dan mengikat mereka dalam satu ikatan yang erat.26 Al-Din juga

berarti undang-undang yang harus dipatuhi. Selain itu kata al-Din juga dapat

diartikan al-Mulk (kerajaan), Al-khidmat (pelayanan), al-Izzah (kemenangan), al-

Dzul (kehinaan), al-Ikrah (pemaksaan), al-Ikhsan (kebajikan). Sedangkan al-Din

yang biasa diterjemahkan dengan “Agama” menurut Guru Besar Al-Azhar Syaikh

Muhammad Abdullah Badran menggambarkan suatu hubungan antara dua pihak

dimana pihak yang pertama mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada yang

kedua. Dengan demikian, agama merupakan antara makhluk dan Khaliknya,

hubungan ini kemudian terwujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam

praktek ibadah atau ritual yang dilakukannya untuk kemudian tercermin pula

dalam sikap dan perbuatan dalam kesehariannya.27

Dalam kamus sosiologi pengertian agama (religion) mencakup tiga aspek

yakni : pertama menyangkut kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat speritual.

Kedua, merupakan perangkat kepercayaan dan praktek-praktek speritual yang

dianggap sebagai tujuan tersendiri. Ketiga, ideologi mengenai hal-hal yang

bersifat supranatural.28

Selanjutnya definisi agama dalam kajian sosiologi adalah definisi yang

bersifat empiris, artinya kajian agama dalam sosiologi tidak pernah memberikan

definisinya secara evaluatif (menilai), mengenai baik dan buruknya, benar dan

tidaknya agama atau agama-agama bukanlah wilayah kajian sosiologi. Wilayah

kajian sosiologi hanya memberikan definisi tentang agama yang sifatnya

deskriptif (menggambarkan apa adanya), mengungkapkan apa yang dimengerti

dan apa yang dialami masyarakat bisa bersifat positif atau sebaliknya negatif. Ia

26 Hasbi Ash-Shiddiqy, Al-Islam (Jakarta: Bulan Bintang , 1952), h. 50 27 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qu’arn: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Masyarakat

(Bandung : Mizan, 1997), h. 210 28 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi (Jakarta: CV. Rajawali Press, 1993), h. 430

Page 26: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

(agama) mungking mendukung kesinambungan eksistensi masyarakat atau malah

berperan menghancurkannya.29

Bagi para penganut aliran fungsionalisme, mereka dengan sengaja

memberikan sorotan dan tekanan khusus atas apa yang ia lihat dari agama.

Jelasnya ia melihat agama dari fungsinya. Agama dipandang sebagai suatu

institusi yang lain yang mengemban tugas (fungsi) agar masyarakat berfungsi

dengan baik, baik di lingkup lokal, regional maupun nasional. Maka ditinjauan

teori fungsional yang dipentingkan adalah daya guna dan pengaruh agama

terhadap masyarakat sehingga berkat eksistensi dan fungsi agama atau agama-

agama, cita-cita masyarakat (akan terciptanya suatu keadilan, kedamaian dan

kesejahteran jasmani dan rohani dapat terwujud).30

Agama dan keberagamaan adalah dua istilah yang dapat difahami secara

terpisah meskipun kedua mempunyai makna yang sangat erat. Mengenai definisi

agama telah dijelaskan di atas sedangkan keberagamaan berarti pembicaran

mengenai pengalaman atau fenomena yang manyangkut hubungan antar agama

dengan penganutnya atau suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang (penganut

utama) yang mendorong untuk bertingkah laku yang sesuai dengan agamanya.

Kata keberagamaan berasal dari kata “beragama”. Kata beragama dalam

Kamus Bahasa Indonesia yaitu antara lain :

a. Menganut (memeluk) agama

b. Beribadat, taat kepada agama (baik hidupnya menurut agama), misalnya

dia berasal dari keluarga yang taat beragama.

Menurut Djamaluddin mendefinisikan keberagamaan sebagai

“manifestasi” seberapa jauh individu penganut agama meyakini, memahami,

29 Thomas F O’dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengantar Awal, diterbitkan bekerjasama dengan Yayasan Solidaritas Gadjahmada (Jakarta : Rajawali Press, 1988), h 30

30 Hendro Puspito, Sosiologi Agama, h. 30

Page 27: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari

dalam semua aspek kehidupan.31

Berkaitan dengan keberagamaan Islam, kualitas keberagamaan seseorang

ditentukan oleh seberapa jauh individu memahami dan mengamalkan ajaran-

ajaran serta perintah Allah secara menyeluruh dan optimal. Untuk mencapai hal

tersebut maka diperlukan iman dan ilmu yang berkaitan dengan amal perbuatan

sehingga fungsi sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia dan seluruh alam dapat

dirasakan. Keberagamaan Islam meliputi jasmani dan rohani, pikir dan zikir,

aqidah dan ritual, pribadatan, penghayatan dan pengamalan, akhlak, individu dan

sosial masyarakat serta masalah duniawi dan akhirat.

Dalam dimensi keyakinan atau aqidah seseorang harus meyakini dan

mengimani beberapa perkara dengan kokoh dan kuat, sehingga keyakinannya

tersebut tidak dapat digoyahkan. Keyakinan seperti itu akan diperoleh oleh

seseorang dengan argumentasi (dalil aqli) yang dapat dipertahankan. Keyakinan

ini pada intinya berkisar pada keimanan kepada Allah dan hari Akhir. Selanjutnya

dalam dimensi syariat adalah konsekuensi logis dan praktis dari keyakinan

mengamalkan syariat representasi dari keyakinan sehingga sulit dipercaya jika

seorang mengaku beriman kepada Allah dan hari Akhir tetapi tidak mengindahkan

syariatnya, karena syariat merupakan kewajiban dan larangan yang datang

darinya. Maksudnya ialah keyakinan harus disertai dengan pengamalan kepada

Allah.

4. Dimensi-dimensi Keberagamaan

31 Muhammad Djamaluddin, Religiusitas dan Stress Kerja pada Polisi (Yogyakarta: UGM

Press, 1995) , h. 44

Page 28: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Konsep-konsep tentang keberagamaan tidak sama bagi semua orang, baik

masyarakat komplek, modern, maupun bagi sebagian besar masyarakat primitif

yang homogen karena adanya keberagamaan yang luas. Setiap penelitian

mengenai individu dan agamanya menghadapi masalah yang pelik dalam hal

definisi bagaimana kita melihat dan memberi batasan “keberagamaan” dan

bagaimana kita menggolongkan seseorang dalam konteks ini. Menurut R Stark

dan C.Y. Glock dilihat dari sudut dimensi sosiologi agama terdapat lima dimensi

utama dalam memahami masyarakat agama, yaitu :

a. Dimensi keyakinan merupakan dimensi yang berisikan dimensi yang berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan taat walaupun demikian isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi sering kali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama. Dalam setiap agama mesti terdapat sistem kepercayaan yang harus dipertahankan dimana penganutnya diharapkan mentaatinya.

b. Dimensi prektek agama menurutnya, dimensi ini mencakup perilaku pemujaan-pemujaan serta ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan sebuah komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini terdiri dari dua kelas penting yaitu : pertama, ritual mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua agama mengharapkan para penganutnya melaksanakan. Keua, ketaatan, apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas publik semua agama yang dikenal juga mempunyai seperangkat tindakan persembahan dan kontemplasi personal yang relatif spontan, informal dan khas pribadi.

c. Dimensi pengalaman, dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu walaupun tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan tercapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu keadaan kontak dengan perantara supranatural.

d. Dimensi pengetahuan agama, dimensi ini mengacu pada harapan bahwa seseorang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi agama yang dianutnya. Glock melihat bahwa dimensi ini tidak selalu sejalan dengan prakteknya. Seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar memahami agamanya atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit.

e. Dimensi konsekuensi, konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi di atas. Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-

Page 29: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Istilah “kerja” dalam pengertian teologis digunakan disini walaupun agama banyak menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari tidak sepenuhnya jelas sebatas konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan semata-mata berasal dari agama. 32

C. Remaja

3. Definisi Remaja: Pendekatan Biologis, Psikologis, dan Sosiologis

Untuk mendefinisikan istilah remaja memang tidak mudah karena manusia

itu sangat heterogen, baik dilihat dari segi fisiknya maupun psikisnya, lingkungan

sosial dan sebagainya. Walaupun demikian para ahli memberikan batasan-batasan

tentang definisi remaja penelitiannya masing-masing karena memang keadaan

fisik daln psikis remaja itu berbeda dengan usia anak-anak maupun usia dewasa

walaupun perbedaannya tidak terlalu jauh.

Istilah adolescence mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan

mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget :

Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada daam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.33 Masa remaja identik dengan dengan masa puber. Pubertas adalah suatu

periode kedewasaan kerangka tubuh dan seksual yang cepat, terutama terjadi pada

awal masa remaja. Testosteron memainkan peran penting dalam perkembangan

pubertas laki-laki, estradiol pada perkembangan pubertas perempuan.

Pertumbuhan yang cepat pada anak laki-laki terjadi kira-kira 2 tahun lebih telat

daripada anak perempuan, yakni 12 ½ tahun usia awal rata-rata pada anak laki-

32 Roland Robertson, Agama: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, h. 295 33 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1996), Edisi ke 5, h. 206.

Page 30: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

laki, 10 ½ tahun usia awal rata-rata pada anak-anak perempuan. Kematangan

individual pada masa pubertas bersifat menyuluruh.34

Sedangkan menurut Amir Hamzah Nasution masa remaja adalah masa

pubertas, masa perubahan-perubahan fisik dan psikis, masa kegelisahan atau

resah, masa penuh pertentangan lahir batin, masa cita-cita setinggi langit, masa

romatis, herois, radikal, masa mencapai kematangan seksuil, pembentukan pribadi

dan mencapai pandangan dan tujuan dunia dan akhirat.35

4. Ciri-ciri Sifat Remaja

Masa remaja terbagi atas dua tingkat36 yaitu masa remaja pertama, kira-

kira dari umur 9 sampai dengan umur 16 tahun, dimana pertumbuhan jasmani dan

kecerdasan berjalan dengan cepat yang lebih dikenal dengan sebutan ABG (Anak

Baru Gede) dan kedua masa remaja akhir kira-kira dari umur 17 tahun sampai

dengan 21 tahun yang merupakan pertumbuhan atau perubahan terakhir dalam

pembinaan pribadi sosial.

Panjang pendeknya masa remaja dan berat ringan masalah yang

dihadapinya ditentukan pula oleh kemajuan dan keterbelakangan masyarakat

dimana remaja itu hidup. Pengaruh keadan ekonomi, budaya, dan keberagamaan

masyarakat tempat remaja itu juga besar. Tidak mengherankan bila dua anak

remaja berbeda daya pikirnya karena lingkungan dan kondisi sosial ekonominya

berbeda.

a. Pertumbuhan fisik

34 John W. Santrock, Life-Span Development; Perkembangan Masa Hidup (Jakarta: Erlangga,

2002), h. 15 35Amir Hamzah Nasution, Ilmu Jiwa Kanak-kanak (Surabaya : NV Ganaco, 1970) Cet. Ke-1,

h. 73

Page 31: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Pertumbuhan fisik cepat terjadi pada masa antara 13 – 16 tahun, namun

pertumbuhan anggota fisik tidak berjalan serentak dan kecepatan pertumbuhan

antara seorang remaja dengan remaja lainnya juga tidak sama. Perubahan erat

hubungannya dengan perubahan fisik adalah perubahan tingkah laku, misalnya

perubahan minat, antara lain minat belajar berkurang, timbul minat terhadap

lawan jenis, juga minat terhadap kerja menurun. Anak perempuan mulai sering

memperhatikan dirinya. Perubahan lain adalah pada emosi, pandangan hidup,

sikap dan sebagainya. Dengan perubahan tingkah laku maka jiwa akan gelisah

dan juga seing konflik dengan orang tua karena adanya perbedaan-perbedaan

sikap dan pandangan hidup. Kadang-kadang juga bertentangan dengan

lingkungan masyarakat dikarenakan adanya norma yang dianutnya dengan

yang berlaku dilingkungannnya.37

b. Pertumbuhan dan kematangan fisik

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik terjadi pula

perubahan dengan perkembangan dalam tubuhnya, kelenjar kekanak-

kanakannya telah berakhir berganti dengan kelenjar endoktrin yang

memproduksi hormon sehingga menggalakkan pertumbuhan organ seks yang

bertumbuh menuju kesempurnaan. Organ seks menjadi besar disertai dengan

kemampuannya untuk melaksanakan fungsinya. Pada remaja putri terjadi

pembesaran payudara dan membesarnya pinggul, disamping itu meningkat

pula dengan cepat berat dan tinggi badan, sedangkan pada remaja putra mulai

kelihatan membesar jakun di lehernya dan suara menjadi besar, di samping itu

bahunya bertambah lebar dan mulai tumbuh bulu di ketiak dan kumis. Satu

37 Sopyan S. Willis, Problema Remaja dan Pemecahannya (Bandung : Angkasa, 1994), Cet

ke-3, h. 20

Page 32: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

tanda kematangan seksual yang jelas pada remaja putri yaitu terjadinya datang

bulan atau haid dan pada remaja putra mimpi basah.

c. Mulai tertarik pada lawan jenisnya

Rasa tertarik pada lawan jenisnya sangat kuat dibandingkan dengan

masa kanak-kanak sebelumnya, oleh karena itu ia selalu ingin memperhatikan

lawan jenisnya sekaligus juga ingin diperhatikan. Keinginan untuk

memperhatikan dan diperhatikan itu sering menimbulkan pertanyaan apakah

saya tampan atau dia tampan? Demikian juga sebaliknya.

D. Perilaku Sosial

3. Definisi Perilaku Sosial

Perilaku adalah setiap cara reaksi atau respon manusia, makhluk hidup

terhadap lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku adalah aksi, rekasi, terhadap

rangsangan.38

Perilaku adalah suatu tindakan rutin yang dilakukan oleh seseorang dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi ataupun kehendak untuk mencapai

suatu tujuan yang diinginkannya, dan hal itu mempunyai arti baginya.39

Perilaku sosial bisa juga diartikan sebagai tindakan sosial. Dalam hal ini

Max Weber mengartikan tindakan sosial sebagai tindakan seorang individu yang

dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat. dalam

bertindak atau berperilaku seorang individu hendaknya memperhitungkan

keberadaan individu lainnya dalam masyarakat, hal ini perlu diperhatikan

38 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), h. 5

39 K.J. Veeger, Realitas Sosial (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), Cet. Ke-4, h. 171

Page 33: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

mengingat tindakan sosial menjadi perwujudan dari hubungan atau perilaku

sosial.40

4. Bentuk-bentuk Perilaku Sosial

Mengenai bentuk-bentuk perilaku sosial, penulis menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Max Weber. Weber membuat peralihan dari aksi sosial ke

kehidupan sosial umum adalah tipologi aksi. Aksi diklasifikasikan ke dalam empat

macam untuk keperluan penyusunan komponen-komponen, yang tercakup di

dalamnya. Aksi adalah zweckrational (berguna secara rasional) manakala ia

diterapkan dalam suatu situasi dengan suatu pluratilas cara-cara dan tujuan-tujuan

di mana si pelaku bebas memilih cara-caranya secara murni untuk keperluan

efisiensi; aksi adalah wertirational (rasional dalam kaitannya dengan nilai-nilai)

manakala cara-cara dipilih untuk keperluan efisiensi mereka karena tujuannya

pasti yaitu keunggulan; aksi adalah afektif manakala faktor emosional menetapkan

cara-cara dan tujuan-tujuan daripada aksi; dan aksi adalah tradisional manakala

baik itu cara-caranya dan tujuan-tujuannya adalah pasti sekedar kebiasaan.41

Untuk lebih jelasnya, berikut ini empat tipe tindakan sosial yang dianggap

sebagai tipe ideal.

1) Rasinalitas Instrumental

Tingkat rasionalitas yang paling tinggi ini meliputi pertimbangan dan

pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang

digunakan untuk mencapainya. Individu dilihat sebagai memiliki macam-

macam tujuan yang mungkin diinginkannya, dan atas dasar suatu kriterium

menentukan satu pilihan di antara tujuan-tujuan yang saling bersaingan ini.

40 Yadi Mulyadi, Panduan Sosiologi (Jakarta: Yudistira, 1995), h. 16 41 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik, dari Comte hingga Parson (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2006), Cet. Ke-1, h. 276

Page 34: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Individu itu lalu menilai alat yang mungkin dapat dipergunakan untuk

mencapai tujuan yang dipilih tadi. Hal ini mungkin mencakup pengumpulan

informasi, mencatat kemungkinan-kemungkinan serta hambatan-hambatan

yang terdapat dalam lingkungan, dan mencoba untuk meramalkan

konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari beberapa alterinatif tindakan itu.

Akhirnya suatu pilihan dibuat atas alat yang dipergunakan yang kiranya

mencerminkan pertimbangan individu atas efisiensi dan efektivitasnya.

Sesudah tindakan itu dilaksanakan, orang itu dapat menentukan secara

obyektif sesuatu yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Weber,

sebagaimana yang dikutip oleh Doyle Paul Johnson, menjelaskan:

Tindakan diarahkan secara rasional ke suatu sistem dari tujuan-tujuan individu yang memiliki sifat-sifatnya sendiri apabila tujuan itu, alat dan akibat-akibat sekundernya diperhitungkan dan dipertimbangkan semuanya secara rasional. Hal ini mencakup pertimangan rasional atas alat alternatif untuk mencapai tujuan itu, pertimbangan mengenai hubungan-hubungan tujuan itu dengan hasil-hasil yang mungkin dari penggunaan alat tertentu apa saja, dan akhirnya pertimbangan mengenai pentingnya tujuan-tujuan yang mungkin berbeda secara relatif.

2) Rasionalitas yang berorientasi nilai

Dibandingkan dengan rasionalitas instrumental, sifat rasionalita yang

berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat-alat hanya merupakan obyek

pertimbangan dan perhitungan yang sadar; tujuan-tujuannya sudah ada dalam

hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau merupakan

nilai akhir baginya. Nilai-nilai akhir bersifat nonrasional dalam hal di mana

seseorang tidak dapat memperhitungkannya secara obyektif mengenai tujuan-

tujuan mana yang harus dipilih. Lebih lagi, komitmen terhadap nilai-nilai ini

adalah sedemikian sehingga pertimbangan-pertimbangan rasional mengenai

kegunaan, efisiensi, dan sebagainya tidak relevan. Juga orang tidak

Page 35: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

memperhitungkannya (kalau nilai-nilai itu benar-benar bersifat absolut)

dibandingkan dengan nilai-nilai alternatif. Individu mempertimbangkan alat

untuk mencapai nilai-nilai seperti itu, tetapi nilai-nilai itu sendiri sudah ada.

Hal ini dibenarkan oleh James S. Coleman, yang mengatakan bahwa

tindakan perseorangan mengarah kepada sesuatu tujuan dan tujuan itu (dan

juga tindakan) ditentukan oleh nilai atau pilihan. Ada dua unsur utama dalam

teori Coleman, yakni aktor dan sumber daya. Sumber daya adalah sesuatu

yang menarik perhatian dan yang dapat dikontrol oleh aktor.42

3) Tindakan tradisional

Tindakan tradisional merupakan tipe tindakan sosial yang bersifat

nonrasional. Kalau seorang individu memperlihatkan perilaku seperti itu

digolongkan sebagai tindakan yang sadar, atau perencanaan, perilaku seperti

itu digolongkan sebagai tindakan tradisional. Individu itu akan membenarkan

atau menjelaskan tindakan itu, kalau diminta, dengan hanya mengatakan

bahwa dia selalu bertindak dengan cara seperti itu atau perilaku seperti itu

merupakan kebiasaan baginya. Apabila kelompok-kelompok atau seluruh

masyarakat didominasi oleh orientasi ini, maka kebiasaan dan institusi mereka

diabsahkan atau didukung oleh kebiasaan atau tradisi yang sudah lama mapan

sebagai kerangka acuannya, yang diterima begitu saja tanpa persoalan. Satu-

satunya pembenaran yang perlu adalah bahwa, “Inilah cara yang sudah

dilaksanakan oleh nenek moyang kami, dan demikian pula nenek moyang

mereka sebelumnya; ini adalah cara yang sudah begini dan akan selalu begini

terus”. Weber melihat bahwa tipe tindakan ini sedang hilang lenyap karena

meningkatnya rasionalitas instrumental.

42 Goerge Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Kencana, 2005),

Cet. Ke-3, h. 396

Page 36: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

4) Tindakan afektif

Tipe tindakan ini ditandai oleh perasaan atau emosi tanpa refleksi

intelektual atau perencanaan yang sadar. Seseorang yang sedang mengalami

perasaan meluap-luap seperti cinta, kemarahan, ketakutan atau kegembiraan,

dan secara spontan mengungkapkan perasaan itu tanpa reflekasi, berarti

sedang memperlihatkan tindakan afektif. Tindakan itu benar-benar tidak

rasional karena kurangnya pertimbangan logis, ideologi, atau kriteria

rasionalitas lainnya.43

43 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert M. Z. Lawang

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), h. 220-221

Page 37: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

BAB III

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DAN SUBJEK PENELITIAN

C. Kondisi Geografis dan Demografis

Kelurahan Malaka Jaya merupakan salah satu dari tujuh kelurahan yang

terletak di Bagian Timur Kecamatan Duren Sawit Kotamadya Jakarta Timur.

Pembagian kelurahan tersebut berdasarkan keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor

1227 Tahun 1989 tentang Penyempurnaan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor

1251 Tahun 1986 tentang Penghapusan Pemekaran Penyatuan batas di wilayah

Kelurahan. Dengan adanya Keputusan Gubernur tersebut, maka batas-batas di

Kelurahan Malaka Jaya adalah sebagai berikut:

Batas Utara Rel Kereta Api Kelurahan Penggilingan

Batas Timur Jl. Mawar Merah Raya, Jl. Raya Pondok Kelapa Kelurahan

Pondok Kopi

Batas Selatan Taman Malaka Selatan Kelurahan Pondok Kelapa

Batas Barat Jl. Teratai Putih Raya, Jl. Wijaya Kusuma Raya,

Kelurahan Malaka Sari

Luas Kelurahan Malaka Jaya Kecamatan Duren Sawit Kotamadya Jakarta

Timur adalah 98,82 Ha dengan peruntukan tanah sebagai perumahan bagi pera

penduduk seluas 71,10 Ha. Sedangkan tanah yang diperuntukkan untuk fasilitas

umum seluas 12,27 Ha serta tanah yang diperuntukkan sebagai sarana ibadah seluas

2,10 Ha. 44

44 Monografi Kelurahan Malaka Jaya Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur tahun 2007, h.

1-2

Page 38: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Data yang diperoleh melalui kantor Kelurahan Malaka Jaya, menunjukkan

bahwa penduduk Kelurahan Malaka Jaya pada tahun 2007 berjumlah 45.924 orang

yang terdiri dari laki-laki 23.933 orang, dan perempuan 21.991 orang, dengan jumlah

Rukun Tetangga (RT) 135 dan Rukun Warga (RW) 13.

1. Keadan Penduduk Menurut Umur dan Gender

Mengenai jumlah penduduk Kelurahan Malaka Jaya menurut umur dan

jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4

Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Gender

Jenis Kelamin No Umur dalam tahun Laki-laki Perempuan

Jumlah

1 0 – 4 1777 1795 3572

2 5 – 9 1946 1893 3839

3 10 – 14 1868 1559 3427

4 15 - 19 1781 1489 3270

5 20 - 24 3476 3212 6688

6 25 – 29 3079 3033 6112

7 30 – 34 2170 1931 4101

8 35 – 39 2023 1913 3936

9 40 – 44 1434 1361 2795

10 45 – 49 1943 1415 3358

11 50 - 54 1225 1222 2448

12 55 - 59 582 535 1117

13 60 - 64 344 331 675

14 65 - 69 185 171 356

15 70 - 74 70 84 154

16 > 75 29 47 76

Jumlah 23933 21991 45324

2. Keadaan Penduduk Menurut Agama

Page 39: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Negara Indonesia menjamin warganya untuk memeluk agama dan

menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Hal ini tercantum

dalam Undang-undang Dasar 1945 ayat 29. Agama yang diakui keberadaannya di

Indonesia berjumlah 6, yakni Islam, Katholik, Protesta, Hindu, Budha, dan

Konghucu. Data penduduk menurut agama berdasarkan data yang penulis peroleh

sampai dengan tahun 2007 dapat terlihat dari tabel berikut:45

Tabel 5

Keadaan Penduduk Menurut Agama

No Agama yang Dianut Jumlah Prosentase

1 Islam 40.328 88,11

2 Kristen Katholik 2.003 4,38

3 Kristen Protestan 2.187 4,74

4 Hindu 686 1,51

5 Budha 576 1,26

6 Konghucu - -

Jumlah 45324 100

3. Keadaan Penduduk Menurut Latar Belakang Pendidikan

Pendidikan adalah hak setiap warga negara Indonesia. Berbagai program

yang dicanangkan pemerintah, seperti wajib belajar 9 tahun, BOS (Bantuan

Operasional Siswa), BKG (Bantuan Kesejahteraan Guru), dan program-program

lainnya ditujukan untuk memajukan pendidikan warga negara Indonesia. Keadaan

penduduk Kelurahan Malaka Jaya berdasarkan latar belakang pendidikan dapat

dilihat dari tabel di bawah ini.

45

Page 40: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Tabel 6

Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Jumlah No Tingkat Pendidikan Usia Sekolah Pend. Akhir

Ket

TK

Sekolah Dasar

SLTP

SLTA

Universitas

D 3

S 1

S 2

S 3

1.852

5.127

2.678

1.961

7.899

7.967

6.319

9.770

927

498

489

117

99

Jumlah 19.517 26.343 45.924

Sumber: Daftar Isian Potensi Kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur, 2007, h. 4

Dalam penyelenggaraan pendidikan, pemerintah memberikan berbagai

fasilitas bagi keberlangsungan pendidikan seperti gedung dan juga biaya

operasional. Dari lembaga pendidikan yang terdapat di Indonesia, ada lembaga

pendidikan negeri yang mendapatkan bantuan dana dari pemerintah dan ada pula

lembaga pendidikan swasta, yang meskipun mendapatkan bantuan dari

pemerintah, lembaga tersebut dituntut untuk dapat mencari pemasukan dana untuk

mencukupi biaya operasional yang ada.

Berikut ini adalah sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan Malaka

Jaya:

Tabel 7

Sarana Pendidikan Kelurahan Malaka Jaya

Page 41: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

No Jenis Sarana

Pendidikan

Jumlah

Gedung Murid Guru/Dosen

1

2

3

4

Taman Kanak-Kanak

Sekolah Dasar

SLTP

SLTA

6

20

5

4

365

4630

711

652

14

166

49

48

Sumber: Daftar Isian Potensi Kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur, 2007, h. 15

4. Keadaan Penduduk Menurut Pekerjaan

Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan sarana sosialisasi dan juga

mempertahankan diri, manusia memiliki pekerjaan untuk mempertahankan

hidupnya. Dengan bekerja, seseorang dapat mencukupi kebutuhannya seperti

rumah, pakaian, makanan yang seringkali disebut sebagai kebutuhan primer. Jika

terdapat uang berlebih mereka dapat mencukupi kebutuhan sekunder yang jenis

dan macamnya cukup banyak.

Berbagai macam jenis pekerjaan ditekuni oleh masyarakat untuk

mendapatkan penghasilan dan dengan penghasilan tersebut diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan hidup. Keadaan penduduk Kelurahan Malaka Jaya,

sebagaimana keluarhaan-kelurahan yang terdapat di ibu kota Jakarta yang padat

penduduk, mempunyai beragam jenis pekerjaan. Penduduk Kelurahan Malaka

Jaya berdasarkan jenis pekerjaannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8

Keadaan Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Frekuensi Prosentase

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS)

2.428 0,7

Page 42: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

2 ABRI 101 0,3

3 Polisi 45 39

4 Karyawan/Buruh 1.339 17,4

5 Pedagang 135 14,4

6 Pengusaha 234 14,3

7 Pensiunan/purnawirawan 149 0,6

8 Pensiunan/Pegawai negeri 2.145 12,7

Jumlah 5.489 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk

Kelurahan Malaka Jaya berprofesi sebagai petani, yaitu 2.170 orang (39%), 956

orang (17,4%) adalah karyawan/buruh, 791 orang pedagang, 787 orang berprofesi

di bidang jasa, 39 orang pegawai negeri sipil (PNS), 15 orang TNI/Polri, 32 orang

pensiunan/purnawirawan, dan 699 orang (12,7%) belum/tidak produktif.

Dalam rangka untuk mencapai hidup yang sejahtera, faktor kesehatan

merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Berbagai fasilitas kesehatan,

baik yang dibangun oleh pemerintah maupun swasta adalah dalam rangka untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan. Kesehatan,

sebagaimana pendidikan juga merupakan hak setiap warga negera Indonesia.

Tabel 9

Sarana Kesehatan Kelurahan Malaka Jaya

No Sarana Kesehatan Jumlah

1

2

3

4

5

Rumah Sakit

Puskesmas

Apotik

Poliklinik

Dokter Praktek

1 buah

1 buah

4 buah

4 buah

4 buah

Page 43: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Sumber: Daftar Isian Potensi Kelurahan Malaka Jaya Jakarta Timur, 2007, h. 14

D. Latar Belakang Subjek Penelitian

5. Pendidikan

Latar belakang subjek penelitian dalam bidang pendidikan, yang dalam

penelitian ini adalah para remaja yang orang tuanya bercerai berdasarkan hasil

wawacara dengan para informan, dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 10

Latar belakang pendidikan subjek penelitian

No Nama Pendidikan terakhir

1 Informan D Sedang duduk di kelas 3 SLTA

2 Informan F Sedang duduk di kelas 2 SLTA

3 Informan M Sedang duduk di kelas 2 SLTA

4 Informan MU Sedang duduk di kelas 2 SLTA

5 Informan R Sedang duduk dikelas 3 SLTA

6 Informan T Sedang duduk di kelas 2 SLTA

7 Informan S Sedang duduk di kelas 3 SLTA

6. Agama

Berikutnya adalah mengenai agama yang dianut oleh para subjek

penelitian. Indonesia sebagai negara republik, menjamin setiap warga negaranya

dalam memeluk agama sebagai yang diakui oleh pemerintah. Berikut ini adalah

agama yang dianut oleh subjek penelitian:

Tabel 11

Agama yang dianut oleh subjek penelitian

No Nama Agama

1 Informan D Islam

2 Informan F Islam

3 Informan M Islam

Page 44: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

4 Informan MU Islam

5 Informan R Islam

6 Informan T Islam

7 Informan S Islam

7. Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya dari para subjek penelitian cukup beragam, karena

negara Indonesia didirikan berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika. Jakarta, sebagai

ibukota negara Indonesia, memiliki daya tarik bagi penduduk di daerah untuk

mencari pekerjaan dan mengharapkan penghasilan yang layak, turut memberikan

andil terciptanya keanekaragaman etnis yang berbaur di sini. Jakarta merupakan

miniatur Indonesia, karena di sini hampir semua etnis yang ada di Indonesia ada.

Dari segi etnis, mereka terdiri dari etnis Jawa, Betawi, Minang, dan Sunda.

Berikut ini etnis para subjek penelitian:

Tabel 12

Etnisitas Subjek penelitian

No Nama Suku

1 Informan D Jawa

2 Informan F Minang

3 Informan M Jawa

4 Informan MU Sunda

5 Informan R Sunda

6 Informan T Betawi

7 Informan S Sunda

Dari tabel di atas, informan yang menjadi korban perceraian yang berasal

dari suku Sunda berjumlah 3 orang. Jumlah tersebut paling banyak jika

dibandingkan dengan suku Jawa yang berjumlah 2 orang, suku Betawi 1 orang

Page 45: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

dan suku Minang 1 orang. Berdasarkan kepercayaan yang berlaku di masyarakat

Sunda, konon pernikahan adalah salah satu cara untuk memperlancar rejeki. Jika

seseorang menikah, maka diyakini pasangannya akan membawa keberuntungan

dalam hal rejeki. Namun sebaliknya, jika mendapatkan pasangan yang tidak

cocok, maka rejekinya pun tidak lancar. Hal ini yang membuat pernikahan di

dalam suku Sunda bisa berlangsung berkali-kali untuk mendapatkan pasangan

yang cocok.

8. Ekonomi Keluarga

Sebagai keluarga yang mengalami perceraian, mau tidak mau maka orang

tua menjadi orang tua tunggal yang harus mengasuh dan menghidupi anak-anak

yang menjadi korban perceraian. Baik istri maupun suami yang menjadi tempat

anak tumbuh besar, mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan

anaknya hingga dewasa. Berikut ini adalah kondisi ekonomi subjek penelitian.

Tabel 13

Kondisi ekonomi subjek penelitian

No Nama Tingkat Ekonomi

1 Informan D Menengah

2 Informan F Menengah

3 Informan M Menengah

4 Informan MU Menengah

5 Informan R Menengah

6 Informan T Menengah

7 Informan S Menengah

Informan D termasuk dalam kategori keluarga menengah dengan

mengukur ekonomi keluarga informan D. Penghasilan utama keluarga D adalah

dari hasil usaha katering yang dijalankan oleh ibu informan D. Dari usaha ini, ibu

Page 46: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

informan D dapat menghidup keluarga. Selain itu juga mantan ayah informan D

masih memberikan nafkah kepada keluarga D meskipun tidak mencakup seluruh

kebutuhan keluarga informan D, terutama segala kebutuhan informan D: mulai

dari biaya sekolah sampai uang jajan.

Penghasilan ibu informan D adalah 20 % dari omset usaha kateringnya.

Dalam sebulan, omset usaha ibu informan D sekitar 20 juta – 30 juta. Dari omset

tersebut, ibu informan D mempunyai penghasilan antara 4 juta – 6 juta tergantung

kondisi usaha. Kalau sedang sepi ibu informan D paling tidak bisa mendapatkan 2

juta dalam sebulan.

Apa yang dilakukan oleh ibu informan F sama dengan yang dilakukan oleh

ibu informan D, yaitu dengan membuka usaha katering. Dengan dibantu oleh

beberapa karyawan, keluarga informan F dapat mencukupi kebutuhan hidup

sehari-hari.

Penghasilan keluarga F tidak terlalu jauh dengan penghasilan keluarga D.

Hal ini mengingat usaha katering yang dijalankan oleh keluarga informan F juga

dibarengi dengan pembuatan kue jika ada pesanan dari pelanggan. Penghasilan

keluarga informan F berkisar antara 3 juta – 5 juta.

Adapun informan M ibunya mempunyai usaha toko pakaian di pasar

perumnas. Meskipun usaha ini tidak begitu besar, namun bisa mencukupi

kebutuhan sehari-hari keluarga informan M. Selain kebutuhan sehari-hari, biaya

sekolah informan M juga berasal dari usaha toko yang dikelola oleh ibu informan

M. Mantan ayah informan M tidak memberi uang tambahan seperti informan D.

Untuk itu ibu informan M harus bekerja sendiri dengan dibantu oleh beberapa

karyawan termasuk informan M sepulang dari sekolah. Dari hasil usaha tersebut,

Page 47: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

ibu informan M sanggup membeli mobil untuk keperluan belanja dan lain

sebagainya.

Penghasilan dari usaha toko pakaian tersebut sekitar 3 – 4 juta, tergantugn

ramai tidaknya toko. Apabila mendekati hari raya maupun tanggal muda, dimana

orang yang bekerja di kantor gajian, maka omset toko pakaian informan M akan

meningkat cukup tajam.

Informan MU adalah keluarga Betawi, dengan usaha utama menyewakan

rumah petakan atau kontrakan. Dari hasil sewa kontrakan ini, keluarga informan

MU dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan juga biaya sekolah. Mantan ayah

MU juga tidak memberi uang belanja kepada ibu informan MU. Meskipun

demikian, dengan jumlah kontrakan 10 petak, usaha tersebut bisa mencukupi

keluarga. Di samping itu, kakak-kakak informan MU sudah berkeluarga dan

terkadang turut membantu dalam hal materi.

Hasil dari kontrakan dalam sebulan bisa mencapai 4 jutaan, karena satu

petak kontrakan ibu informan MU bisa menerima uang sebesar 300 ribu – 600

ribu. Sedangkan jumlah kontrakan informan MU ada 10 petak. Maka penghasilan

keluarga informan MU dalam sebulan sekitar 4 juta, setelah dipotong berbagai

keperluan dan perbaikan kontrakan.

Ibu Informan R memiliki usaha konfeksi dengan karyawan 10 orang. Dari

hasil usaha ini dapat mencukupi kebutuhan keluarga informan R. Sedangkan

mantan suami informan R sudah memiliki istri lagi sehingga tidak memberikan

bantuan kepada keluarga informan R.

Perceraian yang terjadi terhadap keluarga informan S dikarenakan selama

ini ayah informan S suka menghabiskan uang dengan berjudi. Ibu informan S

adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan, sedangkan ayah informan S

Page 48: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

berwiraswasta dengan penghasilan yang tidak tentu. Karena seringnya ayah

informan S meminta uang kepada ibu informan dan terkadang disertai dengan

kekerasan, maka keluarga informan S terutama ibu memutuskan untuk bercerai.

Sebagai seorang karyawan, ibu informan S mempunyai penghasilan yang cukup

untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga, karena gaji yang diterimanya cukup

besar, sekitar 4 juta.

Keluarga informan T bercerai dengan meninggalkan usaha warung

sembako yang lumayan besar. Warung ini adalah hasil dari pemberian orang tua

informan T setelah mereka menikah. Tatkala orang tua informan T bercerai, usaha

tersebut jatuh ke tangan ibu informan T, dan bukan jatuh ke tangan ayah informan

Warung sembako tersebut juga melayani penjualan gas elpiji, air mineral

galon dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Omset warung sembako milik keluarga T

dalam sehari bisa mencapai 2 juta. Jadi, dalam sebulan omset warung tersebut

sekitar 60 juta. Margin keuntungan warung sembako berkisar antara 2 – 10 persen

dengan keuntungan bersih dalam sebulan 3 jutaan.

Ukuran ekonomi yang penulis gunakan dalam menentukan tingkat

ekonomi informan adalah dengan mengamati keadaan ekonomi mereka. Seluruh

informan termasuk dalam ekonomi menengah, karena penulis melihat bahwa

keluarga tersebut dalam kondisi cukup, dimana mereka sudah menempati rumah

sendiri bukan dengan mengontrak, serta kemampuan keluarga dalam

menyekolahkan anak hingga SLTA.

Page 49: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

D. Perilaku Sosial Remaja Korban Perceraian

Perceraian yang terjadi di antara suami-istri disebabkan oleh beberapa faktor.

Di antaranya adalah ketidakcocokan antara suami dan istri, baik itu perbedaan prinsip

maupun sudah tidak adanya lagi saling pengertian. Perceraian yang terjadi dalam

suatu rumah tangga merupakan sesuatu yang jarang dikehendaki oleh pasangan

suami-istri karena dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi anak.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, beberapa informan mengaku

bahwa orang tua mereka bercerai sudah beberapa tahun lamanya. Setelah orang tua

bercerai, anak-anak dapat memilih ingin tinggal dengan bapak atau ibu. Seperti yang

diungkapkan oleh informan R yang menyatakan bahwa orang tuanya bercerai saat ia

masih berumur 15 tahun dan lebih memilih tinggal dengan ibu. Sebagaimana yang

diungkapkannya:

“Orang tua saya cerai waktu saya kelas 3 SMP, kalau nggak salah waktu itu saya berumur 15 tahun.”46 Penyebab perceraian orang tua informan R adalah bahwa sudah tidak ada

kecocokan lagi antara bapak informan R dengan ibunya. Menurut pengakuan

informan R salah satu penyebab ketidakcocokan tersebut adalah bahwa orang tua

informan R menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Selain itu juga

bapak informan R sering cemburu berlebihan kepada setiap teman laki-laki istrinya.

Bahkan tak jarang bapak informan R ringan tangan terhadap istrinya. Seperti yang

diungkapkan oleh informan R:

46 Wawancara pribadi dengan informan R, Jakarta tanggal 3 Mei 2008

Page 50: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

“Penyebab orang tua saya cerai adalah sudah tidak adanya kecocokan di antara mereka. Sering kali saya menyaksikan orang tua saya bertengkar dalam berbagai hal dan saya lebih memilih untuk menghindar. Bapak dan ibu saya dulu waktu menikah karena dijodohkan oleh masing-masing orang tua. Berhubung ibu termasuk wanita yang cantik bapak sering sekali cemburu dengan teman-teman ibu yang datang main ke rumah maupun yang sedang bertemu di jalan. Akibatnya adalah bapak jadi ringan tangan, memukul ibu.”47 Sedangkan informan D mengaku orang tuanya bercerai saat dia masih

berumur 5 tahun. Mengingat waktu terjadinya perceraian informan D masih kecil, ia

begitu merasakan kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Seperti yang

diungkapkan oleh informan D:

“Waktu orang tua saya cerai, saya berumur 5 tahun. Waktu itu sih yang paling terasa adalah kurangnya kasih sayang dari orang tua saya karena mereka memutuskan untuk berpisah. Setelah orang tua cerai, saya diasuh oleh ibu.”48 Lebih lanjut informan D menjelaskan bahwa penyebab perceraian orang

tuanya adalah bapak sering tertangkap tangan oleh ibu bertemu dengan wanita-wanita

yang dianggap oleh ibu sebagai wanita idaman lain (WIL). Selain itu juga informan D

menyatakan bahwa bapaknya sering melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga

(KDRT) terhadap ibunya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan D:

“Setahu saya sih orang tua cerai gara-gara ibu sering melihat bapak berteman dengan wanita lain. Pertemanan tersebut lebih dari teman biasa, ibu sering menyebutkan WIL (wanita idaman lain). Di samping itu juga ibu sering mengalami kekerasan dari bapak. Kadang saya melihat ibu saya menangis sesaat setelah bertengkar dengan bapak dan mengalami memar-memar di beberapa bagian tubuhnya.”49

Masa kanak-kanak yang seharusnya berlangsung penuh dengan keceriaan dan

kasih sayang dari orang tua, terkadang harus hilang karena terjadi perceraian.

Berbagai alasan yang mengakibatkan terjadinya perceraian sesungguhnya mengambil

kesempatan bagi anak-anak untuk menjalani masa kanak-kanak mereka dengan penuh

47 Wawancara pribadi dengan informan R, Jakarta tanggal 3 Mei 2008 48 Wawancara pribadi dengan informan D, Jakara tanggal 3 Mei 2008 49 Wawancara pribadi dengan informan D, Jakarta tanggal 3 Mei 2008

Page 51: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

kasih sayang dari orang tua. Informan M menyatakan bahwa ia masih berumur 7

tahun saat kedua orang tuanya berpisah. Seperti yang diungkapkannya:

“Pas orang tua pisah, saya waktu itu berumur 7 tahun. Seingat saya waktu orang tua cerai, saya bingung juga. Karena sebelumnya setiap hari saya bisa melihat ayah, tetapi setelah cerai, saya terkadang hanya seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali baru bertemu dengan ayah. Rasanya aneh, karena teman-teman seusia saya sering bercanda dengan ayah mereka.”50 Menurut penuturan informan M, penyebab perceraian orang tuanya adalah

hampir sama dengan informan D, yaitu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga,

adanya wanita lain yang menjadi kekasih bapaknya. Selain itu menurut informan M,

dulu orang tuanya menikah karena dijodohkan. Seperti yagn diungkapkannya

“Pas saya tanya ibu kenapa pisah dengan bapak, ibu bilang kalau bapak mempunyai wanita simpanan. Selain itu juga bapak sering melakukan tindak kekerasan kepada ibu kalau lagi bertengkar. Ibu bilang, dulu waktu menikah dijodohkan oleh orang tuanya.”51 Lain halnya jika perceraian terjadi saat anak mulai menginjak usia remaja.

Mereka sudah mulai peduli terhadap keutuhan rumah tangga. Meskipun masa remaja

adalah masa yang penuh dengan rasa ingin tahu serta masa yang labil, di masa ini saat

orang tua hendak memutuskan untuk bercerai, remaja seringkali menunjukkan

sikapnya. Sikap tersebut bisa berupa persetujuan atau penolakan. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh informan MU yang menyaksikan orang tuanya bercerai saat

berumur 17 tahun. Ia merasa bahwa saat orang tuanya bercerai hal tersebut merupakan

keputusan yang tepat. Hal tersebut mengingat perlakuan ayahnya yang sering

melakukan tindak kekerasan terhadap ibunya. Karena tidak kuat menerima perlakuan

tersebut, akhirnya informan MU menyetujui ibunya untuk memutuskan berpisah

dengan orang tuanya. Seperti yang diungkapkan oleh informan MU:

“Orang tua saya cerai tidak lama, sekitar 6 bulan yang lalu saat usia saya 17 tahun. Penyebab dari perceraian tersebut adalah ayah saya sering melakukan

50 Wawancara pribadi dengan informan M, Jakarta tanggal 4 Mei 2008 51 Wawancara pribadi dengan informan M, Jakarta tanggal 4 Mei 2008

Page 52: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

tindak kekerasan terhadap ibu saya. Terkadang saya juga mendapat perlakuan yang sama dari ayah. Setelah berunding dengan ibu, akirnya saya menyetujui agar ibu bercerai dengan ayah. Dari pada dipertahankan namun sering mendapat perlakuan kasar, lebih baik berpisah saja.”52 Penulis mendapatkan jawaban yang berbeda dari informan F. Menurut

pengakuannya kepada penulis, ia menyaksikan orang tuanya bercerai saat usianya 10

tahun. Penyebab perceraian orang tua informan F adalah faktor ekonomi. Informan F

menyatakan bahwa bapaknya sudah lama tidak bekerja dan memberikan nafkah

kepada keluarga. Sedangkan ibu informan F berusaha untuk bekerja apa saja, seperti

menjual makanan kecil, maupun memasak untuk dapat menghidupi keluarga.

Semakin lama bapak informan F belum juga bekerja, dan akhirnya membuat ibu

informan F memutuskan untuk berpisah dengan suaminya. Seperti yang diungkapkan

oleh informan F:

“Kedua orang tua saya berpisah saat saya berumur 10 tahun, kira-kira waktu itu saya duduk di bangku kelas 5 SD. Penyebab perceraian adalah karena kondisi ekonomi saat itu. Menurut ibu, beliau sudah terlalu capek hidup bersama ayah yang malas sekali mencari uang. Hal ini membuat ibu harus banting tulang menghidupi keluarga dengan berjualan kue dan membuka usaha catering kecil-kecilan. Setelah dipikir masak-masak, akhirnya ibu memutuskan untuk bercerai dengan ayah.”53 Pernyataan hampir serupa disampaikan oleh informan S. menurut

pengakuannya, perceraian yang terjadi antara kedua orang tuanya disebabkan oleh

factor ekonomi. Perbedaannya dengan yang terjadi dengan informan F adalah, ayah

informan S mempunyai penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarga, namun

seringkali uang tersebut habis di meja judi dan untuk minum minuman keras,

sehingga saat pulang ayah informan S sudah tidak mempunyai uang lagi. Seperti yang

diungkapkannya:

“Ibu cerai dengan ayah karena sudah nggak kuat. Tiap hari ayah main judi sama mabuk terus. Uang yang diperoleh ayah dari hasil kerjanya habis di meja

52 Wawancara pribadi dengan informan MU, Jakarta tanggal 5 Mei 2008 53 Wawancara pribadi dengan informan F, Jakarta tanggal 4 Mei 2008

Page 53: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

judi. Sampai rumah karen sering kalah, ayah marah-marah dan tak jarang memukul ibu sebagai pelampiasan kekalahannya tersebut. Akhirnya ibu memutuskan untuk berpisah dengan ayah.”54 Sebagai anak korban perceraian, para informan memberikan beragam tentang

perasaan mereka saat mengetahui perceraian orang tua. Seperti informan R yang

menyatakan bahwa memang perceraian adalah keputusan yang tepat yang diambil

oleh ibunya. Menurutnya ia sangat mendukung keputusan ibu dalam bercerai karena

memang sudah tidak ada kecocokan lagi dan seringnya bapak melakukan tindak

kekerasan dalam rumah tangga. Seperti yang diungkapkan oleh informan R:

“Kalau ditanya bagaimana perasaan saya saat terjadi perceraian orang tua saya, saya merasa itu adalah keputusan yang terbaik yang diambil oleh ibu. Dari pada harus mempertahankan perkawinan tapi ibu mendapatkan perlakuan yang keras dari bapak, lebih baik pisah saja. Kalau memang sudah tidak ada kecocokan, buat apa dipertahankan?”55 Pernyataan hampir sama disampaikan oleh informan D yang mendukung

keputusan yang diambil oleh ibunya untuk berpisah dengan bapak karena ibu sering

mendapat pukulan kalau sedang bertengkar. Terlebih bapak sering bermain dengan

wanita lain, dan ibu mengetahuinya. Seperti yang diungkapkan oleh informan D:

“Mengenai perceraian ibu dan bapak saya, perasaan saya justru senang. Karena ibu sudah tidak mendapat perlakuan kasar lagi. Walaupun sebetulnya saya juga merasa iri dengan mereka yang masih mempunyai ibu bapak. Tapi mau bagaimana lagi? Dari pada ibu menderita terus menerus, lebih baik pisah saja. Apalagi bapak ketahuan mempunyai wanita simpanan.”56 Pendapat di atas juga serupa dengan apa yang diungkapkan oleh informan M.

perasaannya saat orang tua bercerai adalah adanya penyesalan namun juga

kegembiraan. Penyesalan yang dirasakan oleh informan M adalah bahwa ia harus

menerima kenyataan tidak bisa melihat ayahnya setiap hari, berbeda saat ayahnya

masih belum cerai. Namun kegembiraan yang dirasakan oleh informan M adalah

54 Wawancara pribadi dengan informan S, Jakarta tanggal 5 Mei 2008 55 Wawancara pribadi dengan informan R, Jakarta tanggal 3 Mei 2008 56 Wawancara pribadi dengan informan D, Jakarta tanggal 3 Mei 2008

Page 54: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

bahwa ibunya kini sudah tidak lagi mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang

dilakukan oleh ayahnya. Seperti yang diungkapkan oleh informan M:

“Perasaan saya terhadap perceraian orang tua antara sedih dan senang. Sedihnya karena saya masih ingin ayah saya bersama keluarga, bercanda dan lain sebagainya sebagaimana orang lain. Kalau mengingat hal tersebut saya jadi sedih. Tapi senangnya, setelah tidak ada ayah ibu saya jadi tidak mengalami tindakan kekerasan lagi. Sekarang ibu saya lebih semangat dan lebih ceria.”57 Setelah terjadinya perceraian yang mengakibatkan perpisahan antara ibu dan

bapak, anak-anak akan mengalami perubahan dalam pergaulan. Hal tersebut

dikarenakan orang tua mereka sudah tidak bersama lagi. Dalam pernyataan yang

disampaikan oleh informan, sebagian menjawab bahwa mereka merasa biasa saja saat

teman-teman mereka mengetahui bahwa orang tua mereka sudah tidak bersama lagi.

Namun sebagian yang lain merasa tidak percaya diri karena sudah tidak memiliki

orang tua yang utuh lagi. Pendapat yang menyatakan bahwa seorang anak yang

menjadi korban perceraian dan ia merasa biasa-biasa saja setelah teman-temannya

mengetahui perceraian tersebut adalah informan R. menurutnya, tidak perlu merasa

khawatir saat teman-teman tahu bahwa orang tuanya bercerai. Tetapi harus disikapi

dengan menunjukkan bahwa sebagai anak yang orang tuanya bercerai, masih bisa

melanjutkan hidup sebagaimana anak-anak yang lainnya. Seperti yang

diungkapkannya:

“Saya sih biasa-biasa saja saat teman-teman tahu bahwa orang tua saya sudah tidak bersama lagi. Buat apa minder? Justru kalau menurut saya lebih baik kita menyikapinya dengan positif. Artinya kita harus bisa bersikap seperti tidak ada apa-apa, jangan sampai malah jadi minder. Itu menurut saya.58” Hal senada diungkapkan oleh informan D, informan M, dan informan MU

yang menyatakan bahwa reaksi mereka saat tahu teman-teman bahwa orang tua

mereka bercerai mereka biasa saja. Meskipun teman-teman awalnya kaget, tetapi

57 Wawancara pribadi dengan informan M, Jakarta tanggal 4 Mei 2008 58 Wawancara pribadi dengan informan R, Jakarta tanggal 3 Mei 2008

Page 55: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

menurut pengakuan mereka teman-teman malah memberi support agar dapat terus

menjalani hidup tanpa mengalami perubahan setelah adanya perceraian. Seperti yang

diungkapkan oleh informan M:

“Teman-teman pas pertama kali tahu orang tua saya cerai merek kaget juga. Tapi lama kelamaan mereka bersikap biasa saja, tidak membedakan dengan anak-anak yang lainnya. Malah mereka sering memberi support ke saya untuk tetap bertahan dalam kondisi keluarga yang sudah tidak utuh lagi. Saya suka teman-teman yang demikian.”59

Perasaan yang dirasakan baik oleh anak korban perceraian, maupun ibu yang

berpisah dengan suaminya adalah perasaan antara sedih dan senang. Sedih karena

harus meninggalkan dan berpisah dengan orang yang pernah bersama-sama menjalani

pahit getirnya kehidupan, senang karena sudah berakhir hari-hari yang berat karena

adanya kekerasan dan pertengkaran yang terjadi antara suami-istri yang sering

didengar dan diperhatikan oleh anak.

Perilaku anak korban perceraian, dimana orang tua mereka sudah tidak bersatu

lagi jika tidak diiringi dengan kontrol yang kuat dari salah satu orang tua, baik suami

maupun istri akan menjerumuskan anak kepada hal-hal yang negatif. Sebagai remaja

yang masih membutuhkan perhatian dari orang tua, anak korban perceraian akan

mencari kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang bisa merusak diri mereka

sendiri seperti terlibat dengan berbagai aksi kekerasan maupun obat-obatan terlarang.

Perilaku negatif tersebut dilakukan oleh anak sebagai bentuk pelampiasan atas

kekesalan mereka terhadap kondisi keluarga yang sudah tidak utuh lagi. Namun,

berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari para informan, mereka tidak sampai

terjerumus dalam kegiatan-kegiatan negatif karena masih mendapatkan perhatian dan

kontrol dari salah satu orang tua. Seperti yang diungkapkan oleh informan D:

59 Wawancara pribadi dengan informan M, Jakarta tanggal 4 Mei 2008

Page 56: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

“Alhamdulillah setelah ibu cerai dari bapak, saya tidak melampiaskan kekesalan saya karena bapak sudah tidak bersama lagi dengan kegiatan-kegiatan yang negatif seperti terjerumus menggunakan obat-obatan terlarang. Hal ini karena ibu saya senantiasa memperhatikan saya dan saya merasakan kasih sayang ibu lebih besar saat beliau sudah tidak bersama ayah lagi.”60 Hal yang hampir sama dinyatakan oleh informan M. Menurutnya, jika

perhatian dan kasih sayang orang tua meskipun hanya satu orang, itu sudah cukup

untuk mencegahnya dari tindakan-tindakan yang tidak baik. Karena informan M

merasa bahwa sekarang ia mendapatkan perhatian dari ibu lebih besar dibandingkan

dengan dulu sebelum bercerai. Seperti yang diungkapkan oleh informan M:

“Saya tidak akan melakukan hal-hal yang negatif untuk mencari pelarian karena kesal terhadap perceraian orang tua. Ini karena saya masih mendapatkan perhatian dari ibu. Bahkan yang saya rasakan ibu saya perhatian dan kasih sayangnya lebih besar setelah beliau cerai dengan ayah. Mungkin akan beda kalau seandainya saya tidak mendapatkan perhatian dari ibu saya, bisa jadi saya akan bertindak semau saya.”61

E. Perilaku Keberagamaan Remaja Korban Perceraian

Perubahan yang terjadi dalam keluarga, seperti berkurangnya anggoata

keluarga atau bahkan salah satu dari orang tua memberikan pengaruh dalam beberapa

kehidupan remaja. Salah satunya adalah keberagamaan remaja. Mereka yang

kehilangan salah satu orang tua akibat perceraian bisa mengalami perubahan dalam

keberagamaan dan bisa juga mereka tidak mengalami perubahan apapun dalam hal

keberagamaan.

Sebagai remaja, tentu keinginan untuk mencari tahu segala sesuatu sangat

besar. Hal tersebut akan sangat positif jika mendapat dukungan dan arahan dari kedua

orang tua. Salah satu keinginan yang besar dalam diri remaja adalah keinginan untuk

mencari jati diri mereka. Hal ini setidaknya mempengaruhi sikap keberagamaan

remaja.

60 Wawancara pribadi dengan informan D, Jakarta tanggal 23 Agustus 2008 61 Wawancara pribadi dengan informan M, Jakarta tanggal 23 Agustus 2008

Page 57: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Menurut informan D, dirinya mengaku mendapatkan pengajaran mengenai

ajaran agama dan menjalankan ajaran tersebut saat orang tuanya belum bercerai.

Tetapi setelah orang tuanya memutuskan untuk bercerai, kini ia jadi sering malas

untuk mengerjakan shalat, bahkan saat bulan puasa informan D sering tidak puasa.

Seperti yang diungkapkannya:

“Dulu waktu saya masih bersama kedua orang tua saya, saya sering mendapatkan pengajaran ajaran agama dari mereka. Saya juga sering melakukan ajaran agama tersebut bersama mereka, seperti salat berjamaah, mengaji maupun puasa. Namun setelah orang tua saya cerai, saya jadi malas mengerjakannya. Salat malas, puasa malas, ngaji juga jadi malas.”62 Sedangkan informan R mengaku saat orang tuanya belum bercerai ia jarang

melakukan ritual keagamaan. Informan R menyatakan bahwa ia mendapatkan

pengetahuan keagamaan bukan dari kedua orang tuanya, melainkan dari guru ngaji.

Setelah orang tuanya bercerai, informan R masih jarang melasakanakan ibadah.

Seperti yang diungkapkannya:

“Dulu waktu orang tua belum cerai, saya memang jarang salat, puasa pun juga sering batal. Orang tua saya tidak mengajarkan agama kepada saya, tetapi saya mendapatkan ajaran tersebut dari guru ngaji saya.”63 Hal yang berbeda di ungkapkan oleh informan M. menurutnya sebelum orang

tuanya bercerai, ia jarang melaksanakan ibadah agama sehari-hari. Tetapi setelah

orang tuanya bercerai, kini informan M lebih sering melaksanakan ibadah.

Menurutnya hal tersebut karena ia kini ingin lebih dekat dengan Allah dengan

melaksanakan ibadah tersebut. Seperti yang diungkapkannya:

“Waktu orang tua saya belum cerai saya males banget shalat. Ngaji juga jarang banget. Tapi setelah orang tua saya cerai, kini saya jadi lebih rajin melaksanakan ibadah yang dulunya saya malas mengerjakannya. Sekarang saya lebih merasa dekat dengan Allah SWT.”64

62 Wawancara pribadi dengan informan D, Jakarta tanggal 4 Mei 2008 63 Wawancara pribadi dengan informan R, Jakarta tanggal 3 Mei 2008 64 Wawancara pribadi dengan informan M, Jakarta tanggal 4 Mei 2008

Page 58: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Jawaban yang hampir sama adalah jawaban yang diberikan oleh informan

MU. Menurutnya, sebelum orang tuanya bercerai informan MU mendapatkan

pengetahuan agama dari orang tuanya. Setelah mereka bercerai, kini MU tinggal

bersama ibunya dan masih mendapatkan pengajaran agama seperti pentingnya salat,

mengaji, puasa dan membayar zakat. Sebagaimana yang diungkapkannya

“Saya memperoleh pengajaran agama dari kedua orang tua saya. Meskipun mereka sering bertengkar, mereka masih sempat memberikan pelajaran mengenai agama kepada saya. Setelah cerai, saya tinggal dengan ibu, dan masih memberikan pengajaran kepada saya pentingnya salat, mengaji, melakanakan puasa, dan membayar zakat.”65 Setelah terjadinya perceraian, informan R mengaku jarang melaksanakan salat,

demikian juga dengna mengaji dan puasa. Apalagi informan R mendapatkan

pengetahuan agama bukan dari orang tua melainkan dari guru ngaji. Setelah orang

tuanya cerai, informan R mengaku menjadi jarang dalam melaksanakan salat,

mengerjakan puasa, maupun membaca al-Qur’an. Sebagaimana yang

diungkapkannya:

“Setelah orang tua saya cerai, saya jadi malas banget salat, membaca al-Qur’an dan mengaji. Mungkin karena dulu saya tidak mendapatkan pengajaran agama dari orang tua kali.”66 Saat penulis menanyakan mengenai pengetahuan mereka tentang ajaran agama

dalam hal perceraian, jawaban yang diberikan hampir sama. Mereka umumnya

menganggap bahwa perceraian dilarang oleh agama. Meskipun sebenarnya, praktek

perceraian adalah sesuatu yang diperbolehkan oleh agama, namun hukumnya dibenci

atau makruh. Seperti jawaban yang diberikan oleh informan M, menurutnya

perceraian itu dibenci oleh agama karena Allah sangat membenci perceraian. Seperti

yang diungkapkannya:

“Menurut pengetahuan agama saya, perceraian itu dilarang agama. Perceraian dilarang karena perbuatan tersebut dibenci oleh Allah SWT.”67

65 Wawancara pribadi dengan informan MU, Jakarta tanggal 4 Mei 2008 66 Wawancara pribadi dengan informan R, Jakarta tanggal 3 Mei 2008 67 Wawancara pribadi dengan informan M, Jakarta tanggal 4 Mei 2008

Page 59: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Jawaban yang sama diberikan oleh informan MU. Menurutnya perceraian

adalah perbuatan yang dilarang agama. Seperti yang diungkapkannya:

“Setahu saya agama melarang perceraian. Karena hal tersebut menimbulkan dampak yang tidak baik bagi keluarga.”68 Jawaban serupa diberikan oleh informan R, informan S, informan F. Menurut

mereka perceraian adalah sesuatu yang dilarang oleh agama. Karena mereka

beranggapan bahwa perceraian memberikan dampak yang tidak baik bagi anak dan

juga keluarga.

F. Dampak Perceraian Terhadap Keberagaman dan Perilaku Sosial Remaja

Dampak perceraian terhadap remaja dalam segi keberagamaan adalah mereka

seringkali menjadi malas dalam melaksanakan ibadah. Di sisi yang lain, sebagian

remaja justru merasa bahwa mereka semakin rajin dalam melaksanakan ibadah sehari-

hari.

Dalam perilaku sehari-hari, umumnya remaja sudah dapat membiasakan diri

dengan keadaan di mana orang tua mereka sudah tidak bersama lagi. Memang

awalnya mereka merasa malu dan bahkan tidak percaya diri karena orang tua mereka

bercerai. Lambat laun mereka dapat menghadapi keadaan tersebut. Bahkan tak jarang,

teman-teman mereka memberikan dukungan untuk dapat bertahan dalam menghadapi

keadaan yang demikian.

Segala sesuatu yang menimpa umat manusia memiliki hikmah atau pelajaran

yang dapat dipetik untuk dijadikan pengetahuan di kemudian hari. Begitu halnya

dengan perceraian. Menurut beberapa informan, perceraian mempunyai hikmah. Salah

satu di antaranya adalah apa yang disampaikan oleh informan R yang mengatakan

bahwa hikmah dari perceraian adalah penghormatan kepada ibu yang telah

68 Wawancara pribadi dengan informan MU, Jakarta tanggal 4 Mei 2008

Page 60: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

membesarkan dan memberi rasa kasih sayang yang tidak terkira. Jika seorang ibu

mendapatkan perlakuan kasar dari suami, maka langkah terbaik yang harus diambil

adalah bercerai. Seperti yang diungkapkannya:

“Hikmah dari cerai adalah dapat membahagiakan dan menghormati ibu yang telah melahirkan dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh rasa kasih sayang. Kalau ibu mendapatkan perlakuan kasar dari ayah, maka menurut saya cerai adalah jalan terbaik yang harus diambil untuk menyelamatkan dan membahagiakan ibu.”69 Sedangkan menurut informan M, hikmah dari perceraian adalah mengajarkan

kita untuk belajar hidup mandiri dan lebih menghargai jerih payah orang tua dengan

cara menyayanginya dengan segenap jiwa dan lebih tegar dalam menjalani hidup,

dengan demikian diharapkan keluarga yang terbentuk adalah keluarga sakinah,

mawaddah wa rahmah. Seperti yang diungkapkannya:

“Hikmah dari perkawainana adalah mengajarkan kepada kita untuk dapat hidup mandiri dan lebih menghargai hasil jerih payah orang tua dengan cara menyayangi mereka dengan segenap jiwa. Selain itu juga dengan adanya perceraian, kita menjadi lebih tegar dalam menjalani hidup, mudah-mudahan keluarga saya nanti menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, amin.”70 Menurut informan F, dirinya mengaku bahwa dengan adanya perceraian

hendaknya seseorang berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Karena menurut

informan F, pasangan hidup bukanlah pasangan yang menemani kita dalam setahun

maupun 5 tahun, melainkan seumur hidup. Jika salah dalam memilih pasangan hidup,

maka salah satu resiko yang ada adalah perceraian. Seperti yang diungkapkannya:

“Menurut saya salah satu hikmah dari perceraian adalah kita harus lebih pintar dalam memilih pasangan hidup. Karena pasangan hidup bukan untuk setahun maupun 5 tahun, melainkan untuk menemani kita seumur hidup. Kalau salah dalam memilih pasangan, maka perceraian adalah salah satu resiko yang harus siap-siap kita hadapi.”71

69 Wawancara pribadi dengan informan R, Jakarta tanggal 4 Mei 2008 70 Wawancara pribadi dengan informan M, Jakarta tanggal 4 Mei 2008 71 Wawancara pribadi dengan informan F, Jakarta tanggal 4 Mei 2008

Page 61: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Sedangkan informan T menyatakan bahwa hikmah yang diperoleh dari

perceraian adalah bahwa masing-masing orang tua akan menyadari mereka juga

sebenarnya tidak luput dari kesalahan, entah itu saat memutuskan untuk menikah

maupun saat mereka memutuskan untuk bercerai. Sebagai anak, informan T berusaha

untuk menjadikannya pelajaran yang akan berguna di masa yang akan datang. Seperti

yang diungkapkannya:

“Hikmah perceraian menurut saya adalah bahwa kita baru menyadari kalau orang tua juga tidak bisa luput dari kesalahan yang mereka buat entah saat mereka memutuskan untuk menikah maupun saat mereka memutuskan untuk berpisah. Saya sebagai anak korban perceraian, berusaha untuk mengambil pelajaran dari kejadian yang menimpa kedua orang tua saya tersebut, berusaha untuk tidak terjadi pada diri saya di masa yang akan datang.”72 Hikmah perceraian yang dinyatakan oleh para remaja korban perceraian

adalah bahwa mereka dapat membantu mengakhiri penderitaan ibu mereka yang serig

mendapat perlakuan kasar dari suami dengan memberikan dorongan kepada ibu agar

mengambil keputusan untuk berpisah. Selain itu juga, remaja korban perceraian dapat

menjadikannya pelajaran yang berguna di kemudian hari.

Sedangkan dampak perceraian yang dialami oleh informan terhadap

keberagamaan mereka ternyata hanya membawa sedikit perubahan dalam sikap

keberagamaan yang selama ini mereka yakini dan mereka jalankan. Hal ini mengingat

bahwa suasana keluarga mengalami perubahan saat salah seorang bapak atau pun ibu

sudah tidak tinggal lagi dalam satu rumah, sehingga memberikan perbedaan suasana

yang dirasakan oleh anak.

Mengenai dampak perceraian terhadap perilaku keagamaan anak yang menjadi

korban, sebagaimana yang diungkapkan oleh informan R, dirinya mengaku bahwa

setelah orang tuanya cerai informan R agak malas dalam melaksanakan ibadah. Hal

ini menurut informan R karena dirinya merasa bahwa ibadah yang dilakukannya tidak

72 Wawancara pribadi dengan informan T, Jakarta tanggal 5 Mei 2008

Page 62: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

menolong kondisi keluarga dari perceraian. Namun seiring bertambahnya

pengetahuan agama, informan R menyadari bahwa Tuhan memberikan cobaan kepada

manusia sesuai dengan kekuatan dan sejauh mana manusia tersebut mampu

memikulnya. Seperti yang diungkapkan oleh informan R:

“Awal mulanya memang malas banget buat ibadah, entah itu salat atau ngaji. Karena saya merasa bahwa ibadah yang saya lakukan tidak bisa menolong ibu saya agar tidak cerai dengan bapak. Tapi setelah saya mendapatkan pengetahuan agama, saya sadar bahwa Tuhan kalau memberikan cobaan kepada manusia pasti sudah diukur sejauh mana manusia itu mampu menjalaninya. Jadi nggak mungkin Tuhan ngasih cobaan di luar kekuatan manusia.”73 Demikian halnya perilaku sosial remaja yang menjadi korban perceraian juga

mengalami perubahan. Pada awal-awal perceraian orang tua, anak sering mengalami

ketidakpercayaan diri saat bergaul dengan teman-temannya, baik di lingkungan rumah

maupun di sekolah. Hal ini akan berubah seiring dengan berjalannya waktu, di mana

anak akan merasa terbiasa dengan kondisi keluarganya yang sudah tidak utuh lagi.

Perasaan tidak percaya diri di hadapan teman-teman karena anak remaja korban

perceraian tidak memiliki orang tua yang utuh, akan hilang dan anak akan merasa

percaya diri kembali.

73 Wawancara pribadi dengan informan R, Jakarta tanggal 23 Agustus 2008

Page 63: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dan penulis sajikan dalam bab

sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut

1. Perceraian yang terjadi di masyarakat dengan anak-anak sebagai korban,

menimbulkan dampak bagi anak dalam pergaulan sehari-hari. Berdasarkan

hasil penelitian, para korban perceraian pada mulanya merasa tidak percaya

diri jika bergaul dengan teman-teman di lingkungan maupun di sekolah.

Namun keadaan tersebut lambat laun akan berubah karena anak merasa sudah

terbiasa dan teman-teman mereka juga bisa memakluminya.

2. Anak korban perceraian, mulanya sering merasa malas dalam menjalankan

ibadah sehari-hari. Hal ini disebabkan anak merasa bahwa ibadah yang mereka

lakukan tidak memberikan pengaruh dengan kondisi keluarga, di mana pada

akhirnya orang tua mereka berpisah. Setelah anak mendapatkan pengetahuan

agama, mereka menyadari bahwa setiap manusia pasti akan mendapatkan

cobaan, sehinga anak kembali beribadah sebagaimana mestinya.

B. Saran-Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah:

1. Bagi para korban perceraian hendaknya lebih arif dalam menyikapi hidup

karena setiap manusia pasti mempunyai masalah dan cobaan yang berbeda-

beda. Salah satu di antaranya adalah dengan cobaan adanya perceraian.

Page 64: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

2. Adanya peran aktif dari alim ulama yang berkompeten dalam meminimalisir

terjadinya proses perceraian dengan lebih giat lagi dalam mensosialisasikan

pentingnya menjaga keutuhan rumah tangga.

3. Bagi para remaja yang hendak melangsungkan pernikahan, hendaknya lebih

hati-hati dalam memilih pasangan hidup. Hendaknya diteliti lebih dahulu

mengenai latar belakang dan lain sebagainya tentang kondisi calon pasangan

agar dapat terhindar dari ketidakcocokan yang kemudian menghasilkan

perceraian.

Page 65: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

DAFTAR PUSTAKA

Al-Amili, Ali Husain Muhammad Makki, Perceraian Salah Siapa; Bimbingan Islam dalam Mengatasi Problematika Rumah Tangga (Jakarta: Lentera, 2001), Cet. Ke-1

Bachtiar, Wardi, Sosiologi Klasik, dari Comte hingga Parson (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2006), Cet. Ke-1 Darajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1970) Daud, Abu, Sunan Abi Daud, penterjemah Bey Arifin (Semarang; As-Syifa, 1992) Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: Depag, 1995) Djamaluddin, Muhammad, Religiusitas dan Stress Kerja pada Polisi (Yogyakarta:

UGM Press, 1995) Faisal, Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2003) Ghazaly, Abdurrahman, Fiah Munakahat (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), Cet.

Ke-2 Gunarsa, Singgih D., Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1995) http://www.e-psikologi.com/keluarga/180402a.htm http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=18226 http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=252

0&Itemid=7 Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1996), Edisi ke 5 Johnson, Doyle Paul, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert M. Z. Lawang

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994) Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama (Bandung:Remaja Rosda Karya,2000) Majah, Ibnu, Sunan Ibn Majah, hadis no. 2008 lihat juga Abu Dawud, Sunan Abi

Dawud, hadis no. 1863

Page 66: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

al_Malibari, Zainuddin bin Abdul Azis, Fathul Muin, penterjemah Aliy As’ad (Kudus, Menara, 1979)

Al-Maududi, Abu A’la, dan Fazl Ahmad, Pedoman Perkawinan dalam Islam

(Jakarta: Darul Ulum Press, 1987), Cet. Ke-1 Monografi Kelurahan Malaka Jaya tahun 2007 Mulyadi, Yadi, Panduan Sosiologi (Jakarta: Yudistira, 1995) Munawwir, Ahmad Warson, Al Munawir Kamus Arab Indonesia (Yogyakarta: PP Al-

Munawwir, 1984) Muslim, Shahih Muslim, penterjemah F.A. Widjaya (Jakarta: Ma’mur Daud, t.th) Nashori, Fuad dan Bachtiar Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam

perspektif Psikologi Islam (Yogyakarta: Menara Kudus, 2000). Cet. 1 Nasution, Amir Hamzah, Ilmu Jiwa Kanak-kanak (Surabaya : NV Ganaco, 1970) Cet.

Ke-1 O’dea, Thomas F, Sosiologi Agama: Suatu Pengantar Awal, diterbitkan bekerjasama

dengan Yayasan Solidaritas Gadjahmada, (Jakarta : Rajawali Press, 1988) Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

1982) Rahman, Bakri A., dan Ahmad Sukarya, Hukum Perkawinan Menurut Hukum Islam

(Jakarta: Hida Karya Agung, 1981) Ritzer, Goerge, dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Kencana,

2005), Cet. Ke-3 Robertson, Roland, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (Jakarta: PT

Rajawali Press, 1988) Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, penterjemah Moh Thalib (Bandung: Al-Ma’arif, 1996),

Cet. Ke-2, jilid 8 Salim, Agus, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial; Pemikiran Norman dan Egan

Guba (Yogyakarta: Tirta Wacana Yogya, 2001) Santrock, John W., Life-Span Development; Perkembangan Masa Hidup (Jakarta:

Erlangga, 2002) Ash-Shiddiqy, Hasbi, Al-Islam (Jakarta: Bulan Bintang , 1952) Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qu’arn: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Masyarakat (Bandung : Mizan, 1997) Soekanto, Soerjono, Kamus Sosiologi (Jakarta: CV. Rajawali Press, 1993)

Page 67: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Veeger, K.J., Realitas Sosial (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), Cet. Ke-4 Willis, Sopyan S., Problema Remaja dan Pemecahannya (Bandung : Angkasa, 1994),

Cet ke-3

Page 68: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Usia : Pendidikan : Agama : Alamat :

1. Sejak kapan orang tua anda bercerai?

2. Tahukah anda penyebab perceraian orang tua anda?

3. Saat ini anda tinggal dengan siapa?

4. Apakah anda sering mengunjungi orang tua anda yang tidak tinggal bersama

anda?

5. Apakah orang tua anda mengajarkan hal-hal yang berkenaan dengan agama

sebelum bercerai?

6. Apakah orang tua anda sekarang masih mengajarkan hal tersebut?

7. Bagaimana praktik keagamaan anda setelah orang tua bercerai?

8. Adakah ajaran agama yang anda ketahui mengenai kasus perceraian?

9. Bagaimana anda memahami ajaran agama tersebut?

10. Dari sisi ibadah, adakah perbedaan sebelum dan sesudah orang tua anda bercerai?

11. Bagaimana perasaan anda saat mengetahui bahwa orang tua anda bercerai?

12. Adakah upaya dari kedua orang tua anda untuk rujuk kembali?

13. Sebagai anak dari orang tua yang bercerai, apakah anda mengalami gangguan

dalam bergaul?

14. Bagaimana reaksi teman-teman anda di sekolah saat mengetahui orang tua anda

bercerai?

Page 69: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

15. Apakah kehadiran bapak/ibu tiri mempengaruhi sikap keberagamaan dan perilaku

anda?

16. Bagaimana sikap ibu/bapak anda setelah bercerai terhadap anda?

17. Bagaimana reaksi teman-teman sepermainan anda setelah mereka mengetahui

orang tua anda bercerai?

18. Adakah perbedaan reaksi teman-teman anda sebelum dan sesudah orang tua anda

bercerai?

19. Bagaimana anda menyikapi reaksi teman-teman yang menganggap anda sebagai

korban dari perceraian?

20. Apa hikmah yang bisa anda dapatkan dari perceraian orang tua anda?

Page 70: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

HASIL WAWANCARA

Nama : Dani Usia : 17 tahun Pendidikan : 3 SLTA Agama : Islam Alamat : Perumnas Klender Jakarta Timur

21. Sejak kapan orang tua anda bercerai?

Waktu orang tua saya cerai, saya berumur 5 tahun. Waktu itu sih yang paling

terasa adalah kurangnya kasih sayang dari orang tua saya karena mereka

memutuskan untuk berpisah.

22. Tahukah anda penyebab perceraian orang tua anda?

Setahu saya sih orang tua cerai gara-gara ibu sering melihat bapak berteman

dengan wanita lain. Pertemanan tersebut lebih dari teman biasa, ibu sering

menyebutkan WIL (wanita idaman lain). Di samping itu juga ibu sering

mengalami kekerasan dari bapak. Kadang saya melihat ibu saya menangis sesaat

setelah bertengkar dengan bapak dan mengalami memar-memar di beberapa

bagian tubuhnya

23. Saat ini anda tinggal dengan siapa?

Setelah orang tua cerai, saya diasuh oleh ibu

24. Apakah anda sering mengunjungi orang tua anda yang tidak tinggal bersama

anda?

Kadang-kadang kak. Soalnya saya agak males datang ke rumah bapak.

25. Apakah orang tua anda mengajarkan hal-hal yang berkenaan dengan agama

sebelum bercerai?

Ya

Page 71: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

26. Apakah orang tua anda sekarang masih mengajarkan hal tersebut?

Masih, ibu saya sering mengajari saya mengaji dan memberitahu beberapa hal

mengenai agama, seperti pentingnya menghormati orang tua.

27. Bagaimana praktik keagamaan anda setelah orang tua bercerai?

Selama ini sih tidak banyak berbeda.

28. Adakah ajaran agama yang anda ketahui mengenai kasus perceraian?

Setahu saya agama Islam tidak menganjurkan untuk bercerai, karena hal tersebut

kurang disukai oleh Allah SWT.

29. Bagaimana anda memahami ajaran agama tersebut?

Yang saya pahami dari ajaran tersebut, bahwa sebisa mungkin untuk

mempertahankan perkawinan. Tapi kalau memang sudah tidak bisa dipertahankan

lagi ya harus cerai. Dari pada dilanjutkan dan hasilnya malah lebih buruk?

30. Dari sisi ibadah, adakah perbedaan sebelum dan sesudah orang tua anda bercerai?

Dulu waktu saya masih bersama kedua orang tua saya, saya sering mendapatkan

pengajaran ajaran agama dari mereka. Saya juga sering melakukan ajaran agama

tersebut bersama mereka, seperti salat berjamaah, mengaji maupun puasa. Namun

setelah orang tua saya puasa, saya jadi malas mengerjakannya. Salat malas, puasa

malas, ngaji juga jadi malas

31. Bagaimana perasaan anda saat mengetahui bahwa orang tua anda bercerai?

Awalnya saya merasa shock juga setelah tahu ibu memutuskan untuk bercerai

dengan bapak. Tapi lama-kelamaan saya jadi terbiasa dengan keadaan di mana

bapak sudah tidak ada lagi di rumah.

32. Adakah upaya dari kedua orang tua anda untuk rujuk kembali?

Nggak ada.

Page 72: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

33. Sebagai anak dari orang tua yang bercerai, apakah anda mengalami gangguan

dalam bergaul?

Nggak, teman-teman tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Mereka bisa

menerima kalau orang tua saya sudah tidak bersama lagi.

34. Bagaimana reaksi teman-teman anda di sekolah saat mengetahui orang tua anda

bercerai?

Sama, mereka juga bisa mengerti

35. Apakah kehadiran bapak/ibu tiri mempengaruhi sikap keberagamaan dan perilaku

anda?

Kalau kehadiran bapak tiri sampai saat ini belum ada, karena ibu belum

memutuskan untuk menikah lagi. Jadi ya saya nggak bisa jawab.

36. Bagaimana sikap ibu/bapak anda setelah bercerai terhadap anda?

Ibu sekarang lebih bahagia kalau saya lihat dibandingkan dengan dulu sebelum

cerai dengan suaminya. Mengenai perceraian ibu dan bapak saya, perasaan saya

justru senang. Karena ibu sudah tidak mendapat perlakuan kasar lagi. Walaupun

sebetulnya saya juga merasa iri dengan mereka yang masih mempunyai ibu bapak.

Tapi mau bagaimana lagi? Dari pada ibu menderita terus menerus, lebih baik

pisah saja. Apalagi bapak ketahuan mempunyai wanita simpanan

37. Bagaimana reaksi teman-teman sepermainan anda setelah mereka mengetahui

orang tua anda bercerai?

Apalagi teman sepermainan, mereka dari awal justru tahu kalau orang tua saya

bakal tidak bertahan lama karena sering terjadi tindak kekerasan dalam rumah

tangga.

38. Adakah perbedaan reaksi teman-teman anda sebelum dan sesudah orang tua anda

bercerai?

Page 73: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja

Tidak ada.

39. Bagaimana anda menyikapi reaksi teman-teman yang menganggap anda sebagai

korban dari perceraian?

Karena teman-teman tidak memberikan reaksi yang aneh-aneh saya jadi biasa

saja.

40. Apa hikmah yang bisa anda dapatkan dari perceraian orang tua anda?

Hikmahnya saya jadi ikut mengambil pelajaran dalam hal berumah tangga agar

tidak berpisah seperti orang tua saya.

41. Pernahkah terbersit dalam benak anda untuk mencari pelarian karena perceraian

orang tua?

Alhamdulillah setelah ibu cerai dari bapak, saya tidak melampiaskan kekesalan

saya karena bapak sudah tidak bersama lagi dengan kegiatan-kegiatan yang

negatif seperti terjerumus menggunakan obat-obatan terlarang. Hal ini karena ibu

saya senantiasa memperhatikan saya dan saya merasakan kasih sayang ibu lebih

besar saat beliau sudah tidak bersama ayah lagi

Jakarta, 03 Mei 2008

Dani

Page 74: DAMPAK PERCERAIAN TERHADAP KEBERAGAMAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7853/1/ANITA... · maksudnya adalah perilaku seperti apa yang tampak pada remaja