dampak pencemaran lingkungan kota praya … · buletin geologi tata lingkungan (bulletin of...

14
Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 69 82 69 DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN KOTA PRAYA TERHADAP KUALITAS AIR WADUK BATUJAI Firdaus Achmad Balai Lingkungan Keairan Pusat Litbang Sumber Daya Air Jln. Ir. H. Juanda 193 Bandung 40135 SARI Waduk Batujai terletak di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dibangun tahun 1977 - 1981. Waduk ini dibangun untuk pengembangan daerah irigasi, sumber air baku, pengendalian banjir dan pembangkit tenaga listrik. Di sebelah hulu waduk ini terletak kota Praya. Limbah domestik khususnya dan limbah lainnya yang dibuang ke Sungai dan akhirnya masuk ke dalam waduk. Penelitian ini dilakukan pada Sungai-Sungai yang melewati Kota Praya dan di waduk Batujai pada tahun 2009. Maksud penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas air pada DAS Dodokan dan waduk Batujai, Sementara tujuannya untuk mengetahui dampak pencemaran lingkungan kota Praya terhadap kualitas air waduk Batujai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu meliputi pengukuran lapangan dan laboratorium yang menggunakan prosedur Standar Nasional Indonesia dan Metode Standard. Evaluasi kualitas dan status mutu air menggunakan Kriteria PP RI No. 82/2001, dan Keputusan Menteri LH No. 115/2003. Kualitas air Sungai yang masuk ke waduk Batujai telah tercemar oleh limbah domestik, pertanian, dan peternakan karena konsentrasi DO yang rendah dan tingginya konsentrasi BOD dan Fosfat, akibatnya memengaruhi kualitas air waduk Batujai. Kualitas air Sungai dan waduk umumnya tidak memenuhi persyaratan kelas I dan kelas II, tetapi memenuhi persyaratan kelas III dan kelas IV. Status mutu semua lokasi Sungai dan waduk Batujai umumnya menggunakan Metode Indeks Pencemaran (IP) masuk dalam klasifikasi tercemar ringan (1,0 < IP ≤ 5,0), yaitu IP Sungai berkisar antara 1,3 - 3,5 dan IP waduk berkisar antara 2,2 - 4,7. Kata kunci : kualitas air, status mutu, baku mutu air, waduk batujai ABSTRACT Batujai reservoir is located in the Batujai village, District of West Praya, Central Lombok, West Nusa Tenggara Province which was built in 1977 to 1981. The Reservoir was built for the development of irrigated areas, sources of raw water, flood control and hydropower electricity. Praya city is located in the upstream of the dam, where domestic waste in particular and other wastes discharged into rivers and eventually into the reservoirs. This research was carried out on the rivers that pass through the Praya city and in the batuai reservoir in 2009. The purpose of this study is to determine the water quality in the Dodokan river basin and Batujai reservoir, whereas the aim to determine the impact of environmental pollution on water quality Batujai reservoirs. The Method used in this research is descriptive, which involves field and laboratory measurements using the procedures of the Indonesian National Standards and Standard Method. Evaluation of the quality and the status of water quality used the criteria in the Decree of PP.RI 82/2001, and the Decree of LH 115/2003. The quality of river water entering the Batujai reservoir has been polluted by domestic sewage, agriculture and livestock, because the low concentration of DO and high concentrations of BOD and Phosphate, consequently this also affect the water quality of Batujai Reservoir. The water quality of the rivers and Batujai reservoirs is generally not suitable to the requirements of class I and class II, but is suitable to the requirements of Class III and class IV. Status of quality of all rivers and the reservoir using methode of pollution index is generally clasified as lightly polluted (1.0 <PI ≤ 5.0), namely the PI streams ranged from 1.3 to 3.5 and PI reservoirs ranged between 2.2 to 4.7. Keywords: water quality, quality status, water quality standard, Batujai reservoir

Upload: dinhdien

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)

Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 69 – 82

69

DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN KOTA PRAYA TERHADAP

KUALITAS AIR WADUK BATUJAI

Firdaus Achmad

Balai Lingkungan Keairan

Pusat Litbang Sumber Daya Air

Jln. Ir. H. Juanda 193 Bandung 40135

SARI

Waduk Batujai terletak di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa

Tenggara Barat yang dibangun tahun 1977 - 1981. Waduk ini dibangun untuk pengembangan daerah irigasi,

sumber air baku, pengendalian banjir dan pembangkit tenaga listrik. Di sebelah hulu waduk ini terletak kota

Praya. Limbah domestik khususnya dan limbah lainnya yang dibuang ke Sungai dan akhirnya masuk ke dalam

waduk. Penelitian ini dilakukan pada Sungai-Sungai yang melewati Kota Praya dan di waduk Batujai pada

tahun 2009. Maksud penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas air pada DAS Dodokan dan waduk Batujai,

Sementara tujuannya untuk mengetahui dampak pencemaran lingkungan kota Praya terhadap kualitas air

waduk Batujai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu meliputi

pengukuran lapangan dan laboratorium yang menggunakan prosedur Standar Nasional Indonesia dan Metode

Standard. Evaluasi kualitas dan status mutu air menggunakan Kriteria PP RI No. 82/2001, dan Keputusan

Menteri LH No. 115/2003. Kualitas air Sungai yang masuk ke waduk Batujai telah tercemar oleh limbah

domestik, pertanian, dan peternakan karena konsentrasi DO yang rendah dan tingginya konsentrasi BOD dan

Fosfat, akibatnya memengaruhi kualitas air waduk Batujai. Kualitas air Sungai dan waduk umumnya tidak

memenuhi persyaratan kelas I dan kelas II, tetapi memenuhi persyaratan kelas III dan kelas IV. Status mutu

semua lokasi Sungai dan waduk Batujai umumnya menggunakan Metode Indeks Pencemaran (IP) masuk

dalam klasifikasi tercemar ringan (1,0 < IP ≤ 5,0), yaitu IP Sungai berkisar antara 1,3 - 3,5 dan IP waduk

berkisar antara 2,2 - 4,7.

Kata kunci : kualitas air, status mutu, baku mutu air, waduk batujai

ABSTRACT

Batujai reservoir is located in the Batujai village, District of West Praya, Central Lombok, West Nusa

Tenggara Province which was built in 1977 to 1981. The Reservoir was built for the development of irrigated

areas, sources of raw water, flood control and hydropower electricity. Praya city is located in the upstream of

the dam, where domestic waste in particular and other wastes discharged into rivers and eventually into the

reservoirs. This research was carried out on the rivers that pass through the Praya city and in the batuai

reservoir in 2009. The purpose of this study is to determine the water quality in the Dodokan river basin and

Batujai reservoir, whereas the aim to determine the impact of environmental pollution on water quality

Batujai reservoirs. The Method used in this research is descriptive, which involves field and laboratory

measurements using the procedures of the Indonesian National Standards and Standard Method. Evaluation

of the quality and the status of water quality used the criteria in the Decree of PP.RI 82/2001, and the Decree

of LH 115/2003. The quality of river water entering the Batujai reservoir has been polluted by domestic

sewage, agriculture and livestock, because the low concentration of DO and high concentrations of BOD and

Phosphate, consequently this also affect the water quality of Batujai Reservoir. The water quality of the rivers

and Batujai reservoirs is generally not suitable to the requirements of class I and class II, but is suitable to

the requirements of Class III and class IV. Status of quality of all rivers and the reservoir using methode of

pollution index is generally clasified as lightly polluted (1.0 <PI ≤ 5.0), namely the PI streams ranged from

1.3 to 3.5 and PI reservoirs ranged between 2.2 to 4.7.

Keywords: water quality, quality status, water quality standard, Batujai reservoir

Dampak Pencemaran Lingkungan Kota Praya Terhadap Kualitas Air Waduk Batujai

(Firdaus Achmad)

70

PENDAHULUAN

Waduk Batujai terletak di Desa Batujai,

Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok

Tengah (Loteng), Provinsi Nusa Tenggara Barat

pada posisi 080 44’ 06” LS; 116

0 15’ 07” BT.

Waduk dibangun pada tahun 1977 - 1981,

diperuntukan bagi irigasi seluas 3235 Ha, dan

sebagai air baku untuk Kabupaten Lombok

Tengah sebesar 60 L/ detik. Waduk Batujai

terletak pada DAS Dodokan yang sumber utama

airnya berasal dari Sungai Dodokan yang

mempunyai luas daerah tangkapan air lebih dari

580 km2, yang mengalir ke arah barat di dataran

Mataram dengan volume air > 150 juta m3/tahun.

(Wahib, A, drr, 2007). Wilayah Daerah Aliran

Sungai waduk Batujai adalah DAS Dodokan yang

meliputi Kota Praya dan Kabupaten Lombok

Tengah yang terdiri atas Kecamatan Praya Barat,

Praya Barat Daya, Jonggat, Janapria, Kopang ,

dan Kecamatan Batukliang. Daerah Aliran Sungai

waduk Batujai terdiri atas tiga Sungai utama, yaitu

Sungai Leneng, Sungai Sade / Tiwubare, dan

Sungai Dodokan / Srigangga / Surabaya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Kabupaten Lombok Tengah Tahun (2006) jumlah

penduduk kota Praya adalah 57.389 jiwa (1.844

jiwa/km2), yang tersebar di sembilan kelurahan.

Kota Praya terletak di hulu waduk Batujai, yang

pada akhirnya semua limbah akan masuk melalui

Sungai-Sungai yang menjadi inlet waduk Batujai.

Pencemaran lingkungan waduk Batujai

kemungkinan berasal dari buangan limbah

domestik, pertanian, dan peternakan dari Kota

Praya dan sekitarnya. Sebelum dibangun

waduk ini khususnya Kabupaten Lombok Tengah

sangat kekurangan air untuk irigasi dan air baku.

Saat ini waduk telah mengalami pendangkalan dan

sekitar 30 % permukaan telah dipenuhi oleh

tumbuhan air, antara lain eceng gondok dan

rumput-rumputan. Akibatnya pendangkalan

memperpendek umur waduk dan mengurangi

jumlah pasokan air.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penelitian ini yaitu untuk

mengetahui kualitas air DAS Dodokan dan waduk

Batujai, sementara tujuannya untuk mengetahui

dampak pencemaran lingkungan kota Praya

terhadap kualitas air waduk Batujai.

METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif, yaitu dengan melakukan

berbagai pengukuran di lapangan dan analisis di

laboratorium.

Metode analisis berdasarkan prosedur

analisis dari Standar Nasional Indonesia tentang

Air dan Air Limbah yang mengacu pada Standard

Metodes for the Examination of Water and

Wastewater, (APHA/AWWA/WPCF, Washington

D.C.,2005)

Evaluasi kualitas air dilakukan dengan cara

membandingkan hasil analisis kualitas air Sungai

dan air waduk dengan kriteria baku mutu air

berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 82 (2001) tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Evaluasi status mutu air dengan Metode

Indeks Pencemaran menggunakan Kep. Men LH

No. 115 (2003), yaitu dilakukan dengan

membandingkan konsentrasi setiap parameter

dengan Baku Mutu Air PP RI No.82 Tahun 2001.

Kemudian nilai Indeks Pencemaran (IP) yang

didapatkan dibandingkan dengan kriteria status

mutunya.

KAJIAN PUSTAKA

Morfologi Waduk Batujai berada pada

morfologi dataran, dan DAS Dodokan di hulunya

merupakan daerah perbukitan yang pada musim

kemarau beberapa Sungainya mengalami

kekeringan, dan bagian hilirnya melalui daerah

dataran. Sungai-Sungai yang mengalir pada daerah

ini berpola aliran dendritik, lembahnya agak lebar,

dan menyerupai huruf “U”, menunjukkan Sungai

stadium dewasa dengan kikisan aliran yang

cenderung lateral.

Batuan penyusun morfologi datar di

daerah ini adalah batuan - batuan jenis breksi,

lava, tufa dan aluvial, yaitu terdiri atas lanau

pasiran, R (ms) dengan daya dukung sedang-

tinggi, dan lempung, R (c) dengan daya

dukung rendah - sedang. Jenis tanahnya terdiri

atas Kompleks Regosol Coklat dan Litosol.

Tutupan lahannya terdiri atas pesawahan,

ladang, dan pemukiman.

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)

Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 69 – 82

71

Wilayah DAS waduk Batujai pada umumnya

beriklim tropis yang ditandai oleh adanya musim

penghujan dan musim kemarau yang cukup

panjang. Musim penghujan terjadi antara bulan

November sampai dengan bulan April/Mei. Curah

hujan tertinggi bulan Februari/Desember dan

terendah bulan Juni/Juli.

Curah hujan tahunan di Desa Batujai

memiliki waktu yang relatif pendek, dan curah

hujan yang kecil. Rata-rata hujan tengah bulanan

75,38 mm, dengan rata-rata tahunan 1.378,87 mm.

Berdasarkan sebaran curah hujan yang ada, daerah

pengaliran Batujai termasuk wilayah hujan

antara 878 - 1.8723 mm/th. Inflow debit dari

Sungai - Sungai yang masuk ke dalam waduk

Batujai dari tahun 1993 - 2004, rata - rata

sebesar 1 - 42 m3 /det, debit terendah terjadi

pada bulan Juni / Juli dan tertinggi pada bulan

Februari / Maret. Tanah pada DAS Batujai

berdasarkan Peta Jenis Tanah Pulau Lombok yang

dikeluarkan oleh Balai Pengelolaan DAS Sungai

Dodokan Moyo Sari ( Dinas Kehutanan Provinsi

Nusa Tenggara Barat, 2009) terdiri empat jenis

tanah, seperti diuraikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kondisi Tanah di DAS Dodokan Moyo Sari

No Jenis Tanah Luas

(Km2)

Persentase (%)

1 Regosol kelabu 104,6 62

2 Grumusol kelabu tua

Mediteran coklat kemerahan dan Litosol 13,38 8

3 Grumusol kelabu tua 36,03 21

4 Regosol coklat 14,6 9

Total 168,6 100

Berdasarkan hasil identifikasi dari Peta Rupa

Bumi untuk Tata Guna Lahan, Daerah Aliran

Sungai waduk Batujai sebagian besar didominasi

oleh daerah sawah irigasi teknis (60,41 %),

perkebunan (10,08 %), permukiman (8,56 %),

sawah tadah hujan ( 10.06 %), Tegalan/ladang

(5,90 %), genangan embung/waduk (3,95 %),

rumput/tanah kosong (0,72 %), dan penggunaan

lainnya (0,32 %).

Langkah-langkah penentuan status mutu air

adalah sebagai berikut :

Jika Lij menyatakan konsentrasi parameter

kualitas air yang dicantumkan dalam Baku Mutu

Air (j), dan Ci menyatakan konsentrasi parameter

kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil analisis

perpercontoh air pada suatu lokasi Sungai, maka

IPj adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j)

yang merupakan fungsi Ci/ Lij. Nilai IPj ditentukan

dengan cara :

1. Hitung nilai Ci/Lij untuk setiap parameter

pada setiap perpercontoh.

2. Jika nilai Ci/Lij < 1,0, gunakan nilai

(Ci/Lij) hasil pengukuran ; jika nilai Ci/Lij >

1,0, gunakan nilai (Ci/Lij)baru.

Rumusnya adalah : (Ci/Lij)baru = 1,0 + P

log (Ci/Lij) hasil pengukuran, P = suatu

konstanta yang biasanya ditentukan

nilainya 5.

3. Tentukan nilai rata-rata dan nilai

maksimum dari keseluruhan Ci/Lij , yaitu

((Ci/ Lij)R dan (Ci/Lij)M , dengan rumus :

IPj = Ci/ Lij)2

M +(Ci/ Lij)2

R …....…. (1)

2

M= nilai maksimum ; R = nilai rata-rata

Dampak Pencemaran Lingkungan Kota Praya Terhadap Kualitas Air Waduk Batujai

(Firdaus Achmad)

72

Ada empat kriteria status mutu IP, yaitu :

a) 0 ≤ IPj ≤ 1,0 → memenuhi baku

mutu (kondisi baik)

b) 1,0 < IPj ≤ 5,0 → cemar ringan

c) 5,0 < IPj ≤ 10 → cemar sedang

d) IPj > 10 → cemar berat

PENGAMBILAN PERCONTOH AIR

Pengambilan perpercontoh air pada DAS

Dodokan yang merupakan Sungai-Sungai inlet

pada waduk Batujai yaitu pada lokasi Sungai

Sade/ Tiwubare, Sungai Surabaya/Srigangga dan

Sungai Leneng. Sementara percontoh air waduk

Batujai diambil pada lokasi inlet, tengah waduk

serta di outlet waduk. Percontoh diambil dua kali

yaitu pada bulan Maret dan bulan November 2009.

Lokasi titik Sungai dan waduk Batujai dapat

dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 1.

Tabel 2. Lokasi Pengambilan Perpercontoh Air Sungai dan Waduk Batujai

No. Sungai/Waduk Lokasi Posisi

1 Sade/Tiwubare Depan Madrasah Manhalul Ulum,

Kec.Praya Tengah, Kota Praya

08o 42’ 32.6” LS

116o 16’ 55.7” BT

2 Surabaya/Srigangga

Jemb.Jln Sudirman-

Biao,Kec.Praya Tengah, Kota

Praya

08o 42’ 47.1” LS

116o 16’ 08.0” BT

3 Leneng Kelurahan Leneng, Kec.Praya,

Kota Praya

08o 42’ 06.1” LS

116o 15’ 36.1” BT

Sumber; Peta DAS Dodokan, Balai Hidrologi, Dinas Kimpraswil Pemprov. NTB

Gambar 1. Peta lokasi pengambilan percontoh air sungai dan waduk Batujai

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)

Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 69 – 82

73

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

Potensi Sumber Pencemar

Sumber pencemaran yang cukup potensial

pada DAS waduk Batujai adalah limbah domestik,

pertanian, dan peternakan, Sementara industri

yang ada di Kota Praya merupakan industri kecil

atau industri rumah tangga (home industry).

Perhitungan beban setiap sumber pencemaran

dihitung berdasarkan data, emisi serta karakteristik

jenis sumber pencemaran.

Bahan pencemar potensial yang berasal dari

limbah domestik dapat mencemari waduk, yaitu

berupa padatan dan atau cairan. Bahan pencemar

padatan berasal dari tinja, Sementara cairan

berasal dari air kencing, dan air buangan rumah

tangga. Menurut Kositranata et.al., ( 1993) dalam

Marganof (2007), konversi beban limbah cair per

hari yang tidak diolah untuk BOD, COD, total

Nitrogen dan total Fosfor masing – masing

sebesar 53 gram, 101,6 gram, 22,7 gram dan 3,8

gram.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota

Praya sebanyak 7.617 KK (27.271 jiwa) tidak

mempunyai jamban keluarga. Jika dihitung

dengan konversi beban di atas, maka beban

pencemaran dari penduduk ke waduk Batujai akan

menghasilkan beban BOD 1,4 ton/hari, COD 2,7

ton/hari, 0,62 ton/hari, dan total P sebesar 0,10

ton/hari.

Menurut Suriawiria (1996), di Indonesia

sebagai negara berkembang pencemaran oleh air

domestik merupakan pencemar terbesar, yaitu

sekitar 85 % limbah yang masuk ke badan air. Hal

ini karena belum adanya pengolahan limbah

sebelum dibuang ke badan air. Sementara untuk

negara maju limbah domestik yang masuk ke

badan air hanya sekitar 15 %.

Sumber pencemaran dari pertanian berasal

dari penggunaan pupuk dan pestisida. Pupuk yang

digunakan tidak seluruhnya terserap kedalam

tanah, namun ada yang terbuang ke Sungai.

Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lombok Tengah Tahun 2006, luas sawah yang ada

di DAS waduk Batujai sebesar 65.489 Ha dengan

luas panen sebesar 34.797 Ha.

Apabila penggunaan pupuk urea untuk sekali

panen sebanyak 300 kg/Ha; pupuk TSP sebanyak

100 kg/Ha; kadar kandungan nitrogen (N) di

pupuk urea sebesar 45 %, dan kandungan fosfor

(P) di pupuk TSP sebesar 20 %, dan asumsi

limbah pupuk yang masuk ke waduk sebesar 10

%, maka potensi beban pencemaran yang berasal

dari pertanian untuk nitrogen sebesar 469,76

ton/panen dan fosfor sebesar 69,6 ton/panen.

Nilai debit konsentrasi Nitrogen dan fosfor

diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan dan di

laboratorium. Dari data ini dapat dihitung beban

pencemaran nutrientt air Sungai yang masuk ke

waduk Batujai. Sungai Tiwubare dengan debit

0,353 m3/det., beban pencemarannya masing-

masing 11 kg N/hari dan 7 kg P/hari, dan Sungai

Surabaya dengan debit 3,461 m3/det.,

pencemarannya masing-masing 230 kg N/hari dan

110 kg P/hari, dan Sungai Leneng dengan debit

1,462 m3/det., pencmarannya masing-masing 84

kg N/hari dan 32 kg P/hari. Tingginya konsentrasi

nutrientt yang masuk ke waduk menyebabkan

terjadinya penyuburan air (eutrofikasi), dan

dampaknya terjadi pertumbuhan dengan cepat

tanaman air di permukaan waduk, seperti eceng

gondok dan lain-lain.

Evaluasi Kualitas Air Sungai dan Waduk

Sungai Tiwubare

Sungai Tiwubare mempunyai keasaman (pH)

yang masih normal, yaitu sebesar 7,6 , DO

berkisar antara 4,8 - 5,2 mg/l, residu terlarut

berkisar antara 142 - 204 mg/l; residu tersuspensi

berkisar antara: 36 - 47 mg/l. Parameter nutrientt

yang terdeteksi sebagai berikut : Konsentrasi

fosfat total berkisar antara 0,092 - 0,337 mg/l,

nitrit: 0,010 - 0,012 mg/l, nitrat: 0,050 - 0,130

mg/l, amonia total: tt - 0,243 mg/l, nitrogen total:

0,193 - 0,519 mg/l. Konsentrasi BOD: 2,6 - 3,2

mg/l, COD : 7,3 - 8,2 mg/l. Rata-rata hasil

analisis dapat dilihat pada Tabel 3

Dari hasil analisis didapatkan bahwa

parameter DO dan BOD tidak memenuhi

persyaratan Kelas I, tetapi masih memenuhi

persyaratan Kelas II s/d Kelas IV BMA PP RI No.

82/2001. Sementara konsentrasi fosfat tidak

memenuhi persyaratan Kelas I dan II.

Dampak Pencemaran Lingkungan Kota Praya Terhadap Kualitas Air Waduk Batujai

(Firdaus Achmad)

74

Sungai Surabaya

Air Sungai Surabaya mempunyai keasaman

(pH) yang masih normal yaitu sebesar 7,4 - 8,0 ,

DO berkisar antara 3,5 - 6,5 mg/l, residu terlarut

berkisar antara 162 - 196 mg/l; residu tersuspensi:

28 - 70 mg/l. Parameter nutrient yang terdeteksi

sebagai berikut : Konsentrasi fosfat total 0,138 -

0,594 mg/l, nitrit sebesar 0,010 mg/l, nitrat:

0,150 - 0,440 mg/l, amonia total: 0,049 - 0,621

mg/l, nitrogen total: 0,240 - 1,30 mg/l. Konsentrasi

BOD: 5,6 - 6,2 mg/l, dan COD : 14 - 17 mg/l.

Rata-rata hasil analisis dapat dilihat Tabel 3.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa

parameter DO dan BOD tidak memenuhi

persyaratan Kelas I, tetapi masih memenuhi

persyaratan Kelas II s/d Kelas IV. Sementara

konsentrasi fosfat tidak memenuhi persyaratan

Kelas I dan II.

Sungai Leneng

Air Sungai Leneng mempunyai keasaman air

(pH) yang masih normal, yaitu sebesar 7,4 - 7,7 ,

DO berkisar antara 4,7 - 5,4 mg/l, residu terlarut

berkisar antara 145 - 180 mg/l; dan residu

tersuspensi: 74 - 172 mg/l. Parameter nutrientt

yang terdeteksi sebagai berikut : Konsentrasi

fosfat total berkisar antara 0,201 - 0,310 mg/l,

nitrit sebesar 0,017 - 0,032mg/l, nitrat: tt - 0,810

mg/l, amonia total: tt - 0,544 mg/l, nitrogen total

berkisar antara: 0,561 - 0,726 mg/l. Konsentrasi

BOD berkisar antara: 3,5 - 7,8 mg/l, COD

berkisar antara: 10 - 18 mg/l. Rata-rata hasil

analisis dapat dilihat Tabel 3.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa

parameter DO dan BOD tidak memenuhi

persyaratan Kelas I, tetapi masih memenuhi

persyaratan Kelas II s/d Kelas IV. Sementara

kadar fosfat tidak memenuhi persyaratan Kelas I

dan II.

Inlet Waduk

Air di Inlet waduk mempunyai keasaman

(pH) masih normal yaitu - 7,0 mg/l, residu terlarut

berkisar antara 138 - 192 mg/l; residu tersuspensi:

76 – 98 mg/l. berkisar sebesar 7,3 - 7,6 , DO

berkisar antara 5,4 Parameter nutrient yang

terdeteksi sebagai berikut : Konsentrasi fosfat total

berkisar antara 0,065 - 0,119 mg/l, nitrit : 0,009 -

0,012 mg/l, nitrat: tt - 0,640 mg/l, amonia total:

0,049 - 0,256 mg/l, dan nitrogen total berkisar

antara: 0,268 - 0,736 mg/l. Konsentrasi BOD

berkisar antara: 3,5 - 4,1 mg/l, COD berkisar

antara: 9,0 - 10 mg/l. Rata-rata hasil analisis

dapat dilihat Tabel 4.

Dari hasil analisis didapatkan hanya

parameter BOD yang tidak memenuhi persyaratan

Kelas I, tetapi masih memenuhi persyaratan Kelas

II s/d Kelas IV BMA PP RI No. 82/2001.

Tengah Waduk

Air di tengah waduk mempunyai keasaman

(pH) agak basa, yaitu berkisar sebesar 8,3 - 8,8 ,

DO berkisar antara 4,5 - 5,5 mg/l, residu terlarut

132 - 190 mg/l; residu tersuspensi: 60 - 86 mg/l.

Parameter nutrient yang terdeteksi sebagai berikut

: Konsentrasi fosfat total berkisar antara 0,039 -

0,066 mg/l, nitrit: 0,011 - 0,402 mg/l, nitrat: tt -

0,290 mg/l, amonia total: 0,264 - 0,354 mg/l, dan

nitrogen total berkisar antara: 0,666 - 0,706 mg/l.

Konsentrasi BOD berkisar antara: 3,7 - 4,2 mg/l,

dan COD berkisar antara: 8,2 - 12 mg/l. Rata-rata

hasil analisis dapat dilihat Tabel 4.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa

parameter DO, BOD dan COD tidak memenuhi

persyaratan Kelas I, tetapi masih memenuhi

persyaratan Kelas II s/d Kelas IV BMA PP RI No.

82/2001.

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)

Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 69 – 82

75

Gambar 2. Konsentrasi rata-rata parameter Dissolved Oxygen (DO) air sungai dan waduk Batujai.

Gambar 3. konsentrasi rata-rata parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD) sungai dan waduk Batujai.

BMA BOD PP RI NO. 82/2001 Kelas I : 2 mg/l Kelas II : 3 mg/l Kelas III : 6 mg/l Kelas IV : 12 mg/l

Ko

nse

ntrasi m

g/l K

on

sen

trasi mg/l

Dampak Pencemaran Lingkungan Kota Praya Terhadap Kualitas Air Waduk Batujai

(Firdaus Achmad)

76

.

Gambar 4. Konsentrasi rata-rata parameter Chemical Oxygen Demand (COD) air sungai dan waduk Batujai.

Outlet Waduk

Air di outlet waduk mempunyai keasaman air

(pH) yang sedikit basa yaitu berkisar antara 8,5 -

8,9 , DO 5,4 - 6,2 mg/l, residu terlarut 130 - 186

mg/l; dan residu tersuspensi berkisar antara: 64 -

78 mg/l. Parameter nutrient yang terdeteksi

sebagai berikut : konsentrasi fosfat total berkisar

antara 0,051 - 0,060 mg/l, nitrit: 0,064 - 0,380

mg/l, nitrat: 0,130 - 0,660 mg/l, amonia total:

0,337 - 0,469 mg/l, dan nitrogen total berkisar

antara: 0,847 - 1,568 mg/l. Konsentrasi BOD

berkisar antara: 2,4 - 4,0 mg/l, dan COD berkisar

antara: 5,7 - 12 mg/l. Rata-rata hasil analisis dapat

dilihat Tabel 4.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa

parameter DO dan BOD tidak memenuhi

persyaratan Kelas I, tetapi masih memenuhi

persyaratan Kelas II s/d Kelas IV BMA PP RI No.

82/2001

BMA COD PP RI No. 82/2001

Kelas I : 10 mg/l

Kelas II : 25 mg/l

Kelas III : 50 mg/l

Kelas IV : 100 mg/l

Ko

nsen

trasi mg/l

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)

Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 69 – 82

77

Tabel 3. Hasil Analisis Rata-rata Kualitas Air Sungai DAS Dodokan

No. Parameter L O K A S I Kriteria BM Air PP RI 82/2001

Tiwubare Surabaya Leneng

I II III IV

1 Suhu, oC 26,3 27,1 26,2 - - - -

2 Ph 7,6 7,7 7,6 06-Sep 06-Sep 06-Sep 5 – 9

3 DHL, µmhos/cm 262 277 249 - - - -

4 Residu terlarut, mg/l 173 179 133 1000 1000 1000 2000

5 Residu suspensi, mg/l 42 49 123 50 50 400 400

6 DO, mg/l O2 5 5 5,1 6 4 3 0

7 BOD, mg/l O2 2,9 5,9 5,7 2 3 6 12

8 COD, mg/l O2 7,8 16 14 10 25 50 100

9 Amoniak (T), mg/l-N 0,122 0,335 0,272 0,5 - - -

10 Nitrat, mg/l-N 0,09 0,345 0,405 10 10 20 20

11 Nitrit, mg/l-N 0,011 0,01 0,025 0,05 0,05 0,05 -

12 Nitrogen (T), mg/l-N 0,356 0,77 0,644 - - - -

13 Fosfat (T), mg/l-P 0,215 0,366 0,256 0,2 0,2 1 5

14 Klorida, mg/l 7,6 10,6 10,5 600 - - -

15 Sulfat, mg/l 14 13 18 400 - - -

16 Boron, mg/l 0,419 0,17 0,158 1 1 1 1

17 Besi (Fe), mg/l 0,251 0,249 0,133 0,3 - - -

18 Seng (Zn), mg/l 0,04 0,053 0,015 0,05 0,05 0,06 2

19 Mangan (Mn), mg/l tt tt tt 0,1 - - -

Dampak Pencemaran Lingkungan Kota Praya Terhadap Kualitas Air Waduk Batujai

(Firdaus Achmad)

78

Tabel 4. Hasil Analisis Rata-rata Kualitas Air Waduk Batujai

No. Parameter L O K A S I Kriteria BM Air PP RI 82/2001

Inlet Tengah Outlet

I II III IV

1 Suhu, oC 30 32,4 32,3 - - - -

2 pH 7,5 8,6 8,7 06-Sep 06-Sep 06-Sep 5 – 9

3 DHL, µmhos/cm 268 255 256 - - - -

4 Residu terlarut, mg/l 165 161 158 1000 1000 1000 2000

5 Residu suspensi,

mg/l 87 73 71 50 50 400 400

6 DO, mg/l O2 6,2 5 5,8 6 4 3 0

7 BOD, mg/l O2 3,8 4 3,2 2 3 6 12

8 COD, mg/l O2 9,5 10,1 8,9 10 25 50 100

9 Amoniak (T), mg/l-N 0,153 0,309 0,403 0,5 - - -

10 Nitrat, mg/l-N 0,595 0,27 0,395 10 10 20 20

11 Nitrit, mg/l-N 0,011 0,207 0,222 0,05 0,05 0,05 -

12 Nitrogen (T), mg/l-N 0,502 0,686 1,208 - - - -

13 Fosfat (T), mg/l-P 0,092 0,053 0,056 0,2 0,2 1 5

14 Klorida, mg/l 9,6 9,3 8,1 600 - - -

15 Sulfat, mg/l 8,4 9,3 10,3 400 - - -

16 Boron, mg/l 0,173 0,16 0,146 1 1 1 1

17 Besi (Fe), mg/l 0,185 0,238 0,243 0,3 - - -

18 Seng (Zn), mg/l 0,023 0,061 0,06 0,05 0,05 0,06 2

19 Mangan (Mn), mg/l 0,023 0,043 0,028 0,1 - - -

20 Transparansi, m 0,35 0,4 0,42

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)

Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 69 – 82

79

Evaluasi Status Mutu Sungai dan Waduk

Nilai Indeks Pencemaran (IP) Sungai dan

waduk dihitung berdasarkan Baku Mutu Air

(BMA) PP RI No. 82 Th. 2001. Percontoh

perhitungan adalah data Sungai Leneng (lokasi 3)

Hasili perhitungan jumlah nilai IP Sungai

Leneng adalah 3,30, dan status mutunya adalah

tercemar ringan (1,0 ≤ IPj ≤ 5,0). Percontoh

perhitungan dapat dilihat Tabel 5

Tabel 5. Percontoh Perhitungan Status Mutu Air Metode IP Lokasi Sungai Leneng

Ci Lij Ci/Lij (Ci/Lij)baru

Fisika

1. Suhu 0C 26,2 30 -0,63 -0,63

2. Zat Terlarut/TDS mg/l 163 1000 0,16 0,16

3. Zat Tersuspensi/TSS mg/l 123 50 2,46 2,95

Kimia

4. pH - 7,6 7,5 0,03 0,03

5. Oksigen Terlarut/DO mg/l 5,1 6 1,78 2,25

6. COD mg/l 14 10 1,4 1

7. BOD mg/l 5,7 2 2,8 3,3

8. Klorida/Cl mg/l 10,5 600 0,02 0,02

9. Nitrat/NO3 mg/l 0,605 10 0,061 0,061

10. Nitrit/NO2 mg/l 0,025 0,05 0,49 0,49

11. Nitrogen (T),mg/l-N mg/l

12. Sulfat/SO4 mg/l 19,5 400 0,05 0,05

13. Boron mg/l 0,158 1 0,158 0,158

14. Besi (Fe) mg/l 0,111 0,3 0,37 0,37

15. Total fosfat (P) mg/l 0,256 0,2 1,278 1,53

16. Amonia mg/l 0,272 0,5 0,54 0,54

17. Seng (Zn) mg/l 0,015 0,05 0,29 0,29

18. Mangan (Mn) mg/l 0 0,1 - 0

Rata2 0,74

Klasifikasi IP : Maks 3,26

0 ≤ IPj ≤ 1,0 → memenuhi baku mutu (kondisi baik) IPij 3,3

1,0 < IPj ≤ 5,0 → tercemar ringan Tercemar ringan

5,0 < IPj ≤ 10 → tercemar sedang

IPj > 10 → tercemar berat

Dampak Pencemaran Lingkungan Kota Praya Terhadap Kualitas Air Waduk Batujai

(Firdaus Achmad)

80

Sungai Tiwubare

Nilai Indeks Pencemaran (IP) Sungai

Tiwubare berturut-turut dari Kelas I sampai

Kelas IV masing-masing sebesar 2,4; 2,1; 1,9;

dan 1,5. Status mutunya termasuk tercemar

ringan (1,0 < IP ≤ 5,0). ( Lihat Tabel 6 dan

Gambar 5).

Sungai Surabaya

Nilai Indeks Pencemaran (IP) Sungai

Surabaya berturut-turut dari Kelas I sampai

Kelas IV masing-masing sebesar 3,5; 3,1; 2,5;

dan 2,5. Status mutunya termasuk tercemar

ringan (1,0 < IP ≤ 5,0).

Sungai Leneng

Nilai Indeks Pencemaran (IP) Sungai Leneng

berturut-turut dari Kelas I sampai Kelas IV

masing-masing sebesar 3,3; 2,9; 1,3; dan 0,83.

Status mutunya termasuk tercemar ringan (1,0 <

IP ≤ 5,0).

Inlet Waduk

Nilai Indeks Pencemaran (IP) dari lokasi inlet

waduk berturut-turut dari Kelas I sampai Kelas IV

masing-masing sebesar 2,4; 2,2; 0,9 dan 0,8.

Status mutunya termasuk tercemar ringan untuk

kelas I dan kelas II (1,0 < IP ≤ 5,0), Sementara

untuk kelas III dan kelas IV status mutunya

termasuk dalam kondisi baik (0 ≤ IP ≤ 1,0).

Tengah Waduk

Nilai Indeks Pencemaran (IP) dari lokasi di

tengah waduk berturut-turut dari Kelas I sampai

Kelas IV masing-masing sebesar 4,2; 3,9; 3,6

dan 3,4. Status mutunya termasuk tercemar ringan

untuk semua kelas.

Outlet Waduk

Nilai Indeks Pencemaran (IP) dari lokasi

outlet waduk berturut-turut dari Kelas I sampai

Kelas IV masing-masing sebesar 4,7; 4,7; 4,7

dan 4,6. Status mutunya termasuk tercemar ringan

untuk semua kelas (1,0 < IP ≤ 5,0).

Gambar 5. Status mutu dengan metode indeks Pencemaran sungai dan waduk Batujai.

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)

Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 69 – 82

81

Hasil analisis kualitas air Sungai-Sungai

pada DAS Dodokan yang airnya masuk ke waduk

Batujai, menunjukkan pencemaran oleh limbah

domestik, pertanian, dan peternakan yang tersebar

keberadaannya. DO, BOD, dan fosfat melebihi

BMA PP RI No. 82/2001 untuk kelas I. Tingginya

konsentrasi parameter-parameter tersebut

merupakan indikator bahwa air Sungai yang

masuk ke waduk telah mengalami pencemaran

organik dan nutrientt (N dan P). Menurut Davis

et.al, yang dikutip oleh Effendi (2003), parameter-

parameter di atas merupakan limbah-limbah yang

berasal dari sumber-sumber pencemaran seperti

limpasan dari daerah pertanian yang mengandung

pupuk, dan limpasasan dari daerah pemukiman.

Ditinjau dari tingkat trofik menurut Kep.Men

LH No. 28 (2009), waduk Batujai termasuk pada

tingkat eutrofik ( N total ≤ 1,9 mg/l dan P total

< 0,1 mg/l). Tingginya konsentrasi nitrogen dan

fosfat mengakibatkan terjadinya penyuburan air

(eutrofikasi) di waduk Batujai. Akibatnya sekitar

30 % dari total luas waduk telah tertutup oleh

tanaman air, khususnya didominasi oleh tanaman

eceng gondok (Eichornia crassipes). (Gambar 6).

Akibat lain dari penyuburan air oleh tanaman

adalah terjadinya pendangkalan waduk yang

sangat cepat, dan memengaruhi masuknya cahaya

matahari ke dalam air, sehingga kadar oksigen

menjadi rendah.

Menurut penelitian Agus (2004)

pendangkalan di waduk Batujai juga disebabkan

oleh erosi (sedimentasi) dari permukaan tanah.

Sedimentasi yang terjadi selama 20 tahun sebesar

1.635 106. m

3 atau 6.30. 10

3 m

3/tahun. Sekarang

kedalaman waduk Batujai tinggal 6 - 8 m, yang

sebelumnya sekitar 10 -12 m.

Foto diambil oleh F.Achmad, tgl.7 Maret 2009

Gambar 6. Permukaan Waduk Batujai di dekat bendung ditumbuhi oleh eceng gondok.

Dampak Pencemaran Lingkungan Kota Praya Terhadap Kualitas Air Waduk Batujai

(Firdaus Achmad)

82

SIMPULAN DAN SARAN

simpulan

Dari hasil analisis terhadap kualitas air

Sungai-Sungai yang masuk ke waduk , dan

kualitas air waduk Batujai dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1) Kualitas air Sungai yang masuk ke waduk

Batujai telah tercemar oleh limbah

domestik, pertanian, dan peternakan,

terutama limbah domestik, karena

konsentrasi parameter DO yang rendah,

dan tingginya konsentrasi BOD dan Fosfat.

Akibatnya juga memengaruhi kualitas air

waduk Batujai.

2) Besarnya beban pencemaran nutrient

(Nitrogen dan Fosfor) yang masuk ke

waduk Batujai dari Sungai Tiwubare

masing-masing 11 kg N/hari dan 7 kg

P/hari; Sungai Surabaya masing-masing

230 kg N/hari dan 110 kg P/hari serta

Sungai Leneng masing-masing 84 kg

N/hari dan 32 kg P/hari.

3) Kualitas air Sungai dan waduk Batujai

umumnya tidak memenuhi persyaratan

kelas I dan Kelas II Baku Mutu Air PP RI

No. 82/2001 karena tingginya konsentrasi

parameter DO, BOD, dan Fosfat, tetapi

memenuhi persyaratan kelas III dan kelas

IV.

4) Status mutu berdasarkan Metode Indeks

Pencemaran (IP) semua lokasi Sungai dan

waduk Batujai masuk dalam klasifikasi

tercemar ringan (1,0 < IP ≤ 5,0), yaitu IP

Sungai berkisar antara 1,3 - 3,5 dan IP

waduk berkisar antara 2,2 - 4,7.

Saran

1) Perlu dilakukan pengendalian pencemaran

limbah domestik, pertanian, dan peternakan

yang masuk ke badan air yang dapat

memengaruhi kualitas dan kuantitas dari

waduk Batujai.

2) Perlu penyuluhan penggunaan septik tank,

dan pelarangan membuang sampah ke

Sungai.

3) Penanggulangan eceng gondok di waduk

Batujai dengan cara memanfaatkan ikan

koan /grass carp (Clenophoryngodon idella)

seperti yang dilakukan di danau Laut Tawar

di Aceh dan Danau Kerinci di Provinsi

Jambi ataupun memanfaatkan eceng

gondok untuk dijadikan bahan kerajinan

tangan seperti dilakukan oleh masyarakat di

sekitar Rawa Pening, Salatiga.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih diucapkan pada Kepala BWS

NT-1 dan Kepala Balai Informasi Sumber Daya

Air, Dinas PU Provinsi NTB yang telah banyak

membantu dalam pekerjaan pengambilan

percontoh air, memberikan data dan informasi

tentang waduk Batujai.

ACUAN

American Public Health Association, AWWA,

WPCF, 2005. Standard Metodes for The

Examination of Water and Wastewater, 21st.

Edition, Washington DC.

Badan Pusat Statistik, 2006, Kabupaten Lombok

Tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dinas Kehutanan.2009. Statistik Pembangunan

Balai Pengelolaan DAS Sungai Dodokan

Moyo Sari, Dinas Kehutanan, Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Effendi, Hefni.2003. Telaah Kualitas Air,Bagi

Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkumgan

Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

E.M.Agus S, 2004. Kajian Sedimentasi Waduk

Batujai. Kabupaten Lombok Tengah Nusa

Tenggara Barat, Tesis Magister Pengelolaan

Bencana Alam, Program Pascasarjana Teknik

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup, 2003. Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup No.115 Tahun

2003, Tentang Pedoman Penentuan Status

Mutu Air.

Kementerian Lingkungan Hidup, 2009. Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup

No.28/2009, Tentang Daya Tampung Beban

Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk.

Marganof., 2007. Model Pengendalian

Pencemaran Perairan di danau Maninjau,

Sumatera Barat, Desertasi Institut Pertanian

Bogor.

Pemerintah Republik Indonesia, 2001. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 82

Tahun 2001, Tentang Pengelolaan Kualitas

Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Suriawiria, Unus. 1996. Air Dalam Kehidupan dan

Lingkungan Yang Sehat, Penerbit Alumni

Bandung.

Wahib. A,et.al. 2007. Profil Geologi Lingkungan

Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara

Barat. Badan Geologi, Departemen Energi

dan Sumber Daya Mineral.