dampak penambangan bauksit pada lahan hutan di … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem....

32
DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI PULAU KAS KEPULAUAN RIAU ARIFIN DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: nguyenmien

Post on 23-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHANHUTAN DI PULAU KAS KEPULAUAN RIAU

ARIFIN

DEPARTEMEN SILVIKULTURFAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2014

Page 2: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang
Page 3: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DANSUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak PenambanganBauksit pada Lahan Hutan di Pulau Kas Kepulauan Riau adalah benar karya sayadengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa punkepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutipdari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telahdisebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhirskripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada InstitutPertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

ArifinNIM E44070004

Page 4: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

ABSTRAK

ARIFIN. Dampak Penambangan Bauksit pada Lahan Hutan di Pulau KasKepulauan Riau. Dibimbing oleh BASUKI WASIS.

Pulau Kas merupakan salah satu pulau kecil di Kabupaten Karimun yangmenjadi lokasi penambangan bauksit. Aktivitas penambangan dapat menimbulkankerusakan yang sangat besar dan bukan tidak mungkin menenggelamkan pulautersebut. Lahan-lahan bekas areal penambangan memiliki kesuburan tanah yangrendah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan sifat fisik dan kimiatanah di Pulau Kas, Kabupaten Karimun, Propinsi Kepulauan Riau sebelum dansesudah menjadi lahan penambangan bauksit. Penelitian ini menggunakan datahasil analisis laboratorium sifat fisik dan kimia tanah yang diperoleh dari TimBadan Lingkungan Hidup Kabupaten Karimun. Data hasil uji laboratorium sifatfisik dan kimia tanah, dianalisis secara deskriptif dan statistik denganmenggunakan uji T pada selang kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukanbahwa kegiatan penambangan menyebabkan perubahan pada sifat fisik tanahyakni peningkatan nilai pada variabel bulk density dan penurunan pada variabelporositas, pori drainase, air tersedia dan permeabilitas. Sedangkan pada sifat kimiatanah menunjukan peningkatan pada variabel pH, Ca, Mg, dan K dan penurunankandungan pada variabel C-organik, N total, P bray, dan Na. Hasil analisis datasecara statistik menunjukan perbedaan yang nyata pada semua variabel sifat fisiktanah yang dianalisis. Pada sifat kimia tanah yang berbeda nyata yaitu padavariabel : C-organik, N total dan P bray. Sedangkan yang tidak berbeda nyatayaitu pada variabel sifat kimia tanah yaitu : pH, Ca, Mg, K, dan Na.

Kata kunci: pulau kas, sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, tambang bauksit

ABSTRACT

ARIFIN. Impact of Bauxite Mining in Land Forest in Kas Island Riau IslandsProvince. Supervised by BASUKI WASIS.

Kas Island is one of the small island in Karimun Regency which became thelocation of bauxite mining. Mining activities can cause massive damage and it isnot impossible to drown the island. The former mining areas has low soil fertility.The objectives of this study were to analyze changes in physical and chemicalproperties of soil in Kas Island, Karimun Regency, Riau Islands Province beforeand after become a bauxite mining. This study used data from the laboratoryanalysis of soil physical and chemical properties obtained from the agency teamof Environment, Karimun Regency. Laboratory test data of physical and chemicalproperties of the soil, descriptively and statistically analyzed using T test at 95%confidence interval. Results of the analysis showed that the mining activitiescause a change in the physical properties of the soil that increase the value of thebulk density variable and a decrease in porosity variable, pore drainage, availablewater and permeability. While on soil chemical properties showed increase atvariable pH, Ca, Mg, and K and decreased content of the variable-organic C, totalN, P bray, and Na. The results of data analysis showed statistically significant

Page 5: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

differences in all variables of soil physical properties that analyzed. Soil chemicalproperties that significantly different are on the variables: organic-C, total N and Pbray. Meanwhile the variable of soil chemical properties that not significantlydifferent are : pH, Ca, Mg, K, and Na.

Keywords: bauxite mining, kas island, soil chemical properties, soil physicalproperties

Page 6: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang
Page 7: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHANHUTAN DI PULAU KAS KEPULAUAN RIAU

ARIFIN

Skripsisebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutananpada

Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTURFAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2014

Page 8: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang
Page 9: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

Judul Skripsi : Dampak Penambangan Bauksit pada Lahan Hutan di Pulau KasKepulauan Riau

Nama : ArifinNIM : E44070004

Disetujui oleh

Dr Ir Basuki Wasis, MSPembimbing Skripsi

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MSKetua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

-- --------- ----------- --------

Judul Skripsi : Dam, . enambangan Bauksit pada Lahan Hutan di Pulau Kas K epI : _ .......n Riau

Nama : Arifin

NIM : E-t-L - . : .1

Disetujui oleh

Dr Ir Basuki Wasls, MS Pembimbing Skripsi

MS

Tanggal Lulus: f1 6 OCT 2013

Page 11: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang
Page 12: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahanrahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.Karya ilmiah ini berjudul Dampak Penambangan Bauksit pada Lahan Hutan diPulau Kas Kepulauan Riau. Salam dan doa semoga rahmat dan hidayah TuhanYang Maha Esa senantiasa terlimpah kepada seluruh pihak yang banyakmembantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hatisecara pribadi penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Basuki Wasis, MS selaku dosen pembimbing yang selalumemberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian penelitian ini.

2. Kedua orang tua penulis (Drs. La Ode Busi, M.Pd. dan St. MusrifaGuru, S.Pd. SD), adik-adik penulis (Mulyani, Abdul Rahim Saafi, danMuhamad Ishaq Saafi) dan seluruh keluarga atas dukungan moril danmateril yang selama ini diberikan.

3. Dosen pengajar dan seluruh Staf Departemen Silvikultur.4. Kelurga besar Laboratorium Pengaruh Hutan.5. Rekan-rekan Silvikultur 44.6. Saudara-saudari sehimpun secita HMI Komisariat Fakultas kehutanan

IPB.7. Kanda, yunda, rekan dan adinda HMI cabang Bogor.8. Sahabat di UKM Sepakbola dan Futsal IPB.9. Rekan dan sahabat di HIMPRO Tree Grower Community.10. Keluarga besar Fakultas Kehutanan IPB dan seluruh pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-satu.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Arifin

Page 13: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI

xii

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN

xiii

1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Bahan 2

Metodologi Penelitian 2

Prosedur Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Lokasi Penelitian 3

Sifat Fisik Tanah 4

Sifat Kimia Tanah 8

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 15

RIWAYAT HIDUP 17

Page 14: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

2 Nilai Rata-Rata Sifat Fisik Tanah pada Lahan Hutan dan LahanPasca Tambang 4

3 Hasil analisis Uji T sifat fisik tanah 54 Nilai Rata-rata sifat kimia tanah pada lahan hutan dan lahan pasca

tambang 85 Hasil Analisis Uji T Sifat Kimia Tanah 8

DAFTAR TABEL

1 Metode Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah 2

Page 15: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang
Page 16: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yangberisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuanalam dan lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan(UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan). Dari pengertian tersebut salah satuunsur yakni lahan (minimal 0,25 hektar) yang disebut tanah hutan merupakanbagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksibaik oleh tanah tersebut dan tumbuhan maupun fauna yang hidup diatasnya salingmemiliki hubungan ataupun ketergantungan untuk suatu keterpaduan ekosistem.Olehnya itu perlu pengelolaan hutan yang mengedepankan sistem kelestariandemi terjaganya keterpaduan ekosistem tersebut.

Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mencakup semua upayamemanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumberdaya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyanggakehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber dayapembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilangsebagai dampak kebijakan pemerintah dalam pengaturan alih fungsi lahan.Kebijakan yang kurang tepat menyebabkan terjadinya degradasi lahan yangdisebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang berlebihan. Hilangnya ketiga fungsidiatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang diakibatkan olehpengusahaan hutan yang mengabaikan aspek kelestarian.

Luas kawasan hutan indonesia yang mencapai 131.279.116 Ha dari totalluas wilayah daratan (Kementerian Kehutanan 2012). Disinyalir akan terusmengalami penggundulan lahan akibat pembalakan ataupun alih fungsi sepertiperkebunan kelapa sawit, lahan sawah, perladangan, perkebunan teh, ataupununtuk tujuan usaha lainnya. Perubahan lahan yang saat ini sedang banyak terjadisalah satunya adalah pertambangan. Lahan-lahan bekas areal pertambanganbiasanya memiliki kesuburan tanah yang rendah.

Pulau Kas merupakan salah satu pulau kecil di Kabupaten Karimun yangmenjadi lokasi penambangan bauksit. Penambangan ini dinilai dapat merusakpulau tersebut sebagai salah satu pulau kecil di daerah perbatasan karena aktivitaspenambangan dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar dan bukan tidakmungkin menenggelamkan pulau tersebut. Eksploitasi lahan hutan di Pulau inimenjadi pertambangan bauksit yang berlebihan akan menimbulkan adanyaperubahan sifat tanah baik itu sifat fisik maupun kimianya. Oleh karena itu, perludilakukan penelitian mengenai sifat fisik dan kimia tanah di Pulau tersebut untukmengetahui perubahan sifat fisik dan kimia tanah sesudah penambangan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perubahan sifat fisik dankimia tanah di Pulau Kas, Kecamatan Durai, Kabupaten Karimun, PropinsiKepulauan Riau sebelum dan sesudah menjadi lahan penambangan bauksit.

Page 17: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

2

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah menyajikan informasi terkait perubahansifat-sifat tanah pada aspek fisik dan kimia tanah pada lahan hutan di Pulau Kas,Kecamatan Durai, Kabupaten Karimun sebelum dan sesudah penambanganbauksit. Sehingga kita dapat mengetahui potensi toksik, pengaruh dan dampakkegiatan penambangan bauksit terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Selanjutnyadapat dijadikan bahan rekomendasi untuk perbaikan hara dalam pengelolaan lahan.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010. Pengambilan sampel datadilaksanakan pada areal hutan alam dan tanah rusak (bekas tambang) di PulauKas, Kecamatan Durai, Kabupaten Karimun, Propinsi Kepulauan Riau oleh TimBadan Lingkungan Hidup (BLH). Analisis sifat fisik dan kimia tanah dilakukan diLaboratorium Tanah, Institut Pertanian Bogor tahun 2010.

Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah data primer hasil analisis sifat fisikdan sifst kimia tanah yang diperoleh dari Tim Badan Lingkungan HidupKabupaten Karimun. Lokasi pengambilan data adalah di Pulau Kas, KecamatanDurai, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Metodologi Penelitian

Pengambilan sampelSampel tanah diambil langsung dari Pulau Kas, Kecamatan Durai,

Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Sampel tanah diambil denganmenggunakan metode purposive sampling. Sampel tanah yang diambil berupatanah komposit dengan tiga ulangan, yaitu: lahan hutan dan lahan pasca tambang.

Analisis sifat fisik dan sifat kimia tanahTabel 1 Metode Analisis Sifat Fisik dan Kimia TanahParameter Metode analisisSifat fisikTekstur PipetBulk density GravimetrikPorositas tanah VolumeterPermeabilitas LambeKadar air GravimetrikAir Tersedia Gravimetrik

Page 18: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

3

Parameter Metode analisisSifat KimiapH pH meterC-Organik Walkey and BlackN-Total KjeldahlP-Bray Bray 1, SpektrofotometerK, Ca, Mg, Na NH4OAc N pH 7.0, AASKTK NH4OAc N pH 7.0, titrasi

Sampel tanah yang telah diambil oleh Tim Badan Lingkungan HidupKabupaten Karimun dibawa ke Laboratorium Tanah untuk di Analisis. Ujilaboratorium meliputi analisis tanah. Analisis tanah ini dilakukan untukmengetahui sifat fisik dan kimia tanah pada lokasi pengambilan sampel. Berikutadalah sifat-sifat tanah yang dianalisis beserta metodenya seperti disajikan padaTabel 1.

Prosedur Analisis Data

Data hasil uji lab sifat fisik dan kimia tanah, dianalisis secara deskriptif danuji statistik. Analisis secara diskriptif dilakukan dengan mendiskripsikan nilairata-rata setiap variabel pada tiga ulangan dan dikategorikan berdasarkan KriteriaPenilaian Sifat Tanah (Pusat Penelitian Tanah 1983 dalam Hardjowigeno 2003).Sedangkan untuk analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Uji T padaselang kepercayaan 95%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak terhadapsifat fisik dan kimia tanah akibat dari perambahan hutan tersebut. Software yangdigunakan dalam analisis statistik adalah Minitab 15.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi Penelitian

Profil WilayahPembentukan Kabupaten Karimun berdasarkan Undang-undang Nomor 53

Tahun 1999 yang wilayahnya terdiri dari tiga kecamatan yakni: 1) KecamatanKarimun, 2) Kecamatan Moro, dan 3) Kecamatan Kundur. Selanjutnyaberdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun nomor 16 tahun 2001, makawilayah Kabupaten Karimun dimekarkan menjadi 8 kecamatan, dan akhirnyaberdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun nomor 10 Tahun 2004dimekarkan lagi menjadi 9 kecamatan. Kabupaten Karimun merupakan Daerahkepulauan yang mempunyai luas 7.984 km2 yang terdiri dari wilayah daratanseluas 1.524 km2 dan wilayah perairan seluas 6.460 km2. Kabupaten Karimunmemiliki 246 pulau kecil dan tiga pulau besar, yakni: 1) Pulau Karimun, 2) PulauKundur, dan 3) Pulau Sugi. Berdasarkan Laporan TPING dari 249 pulau diwilayah Kabupaten Karimun terdiri dari 73 pulau berpenghuni, 172 pulau tidak

Page 19: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

4

berpenghuni, 200 pulau benama, 45 pulau tidak bernama dan 25 pulau diantaranyaadalah pulau terluar.

Secara geografis terletak antara 0º35’ LU sampai dengan 1º10’ LU dan103º30’ BT sampai dengan 104º BT. Kabupaten ini berbatasan langsung denganSelat Malaka dan Singapura (Utara), Kec. Kateman Kab. Indragiri Hilir (Selatan),Kec. Rangsang, Kab. Bengkalis dan Kec. Kuala Kampar Kab. Pelalawan (Barat)serta Kota Batam dan Kepulauan Riau (Timur). Kondisi topografi wilayahKabupaten Karimun relatif datar dan landai dengan ketinggian 2-500 m dpl.Sebagian wilayah Kabupaten Karimun berupa pegunungan/perbukitan(kemiringan 40 dan ketinggian 20-500 m dpl) dan rawa-rawa. Potensi perairanKabupaten Karimun termasuk ke dalam perairan yang subur. Temperatur udara diKabupaten Karimun rata-rata mencapai 27,2º dengan kelembaban udara 85%.Penduduk Kabupaten Karimun per April tahun 2006 sudah mencapai 205.438jiwa, terdiri dari 105.484 jiwa laki-laki dan perempuan cenderung stabil selamatiga tahun terakhir, yaitu berkisar 51% dan 49%.

Pulau KasPulau Kas merupakan salah satu pulau kecil di Kabupaten Karimun yang

telah memiliki nama dan berpenghuni. Luas pulau ini sekitar 384 km2. Pulau initermasuk pulau-pulau kecil di daerah perbatasan, Keberadaannya di daerahperbatasan sangat penting karena menjadi salah satu penentu wilayah teritorialRepublik Indonesia. Pulau Kas secara geografis terletak di 0036’0” LU dan103058,8”. Pulau ini sangat cocok apabila dikembangkan menjadi lokasi budidayaperikanan dan area penangkapan budidaya traditional. Penduduk Pulau Kassebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.

Sifat Fisik Tanah

Variabel sifat fisik tanah yang diamati dan diukur pada penelitian kali iniyaitu: bulk density, porositas, pori drainase, air tersedia dan permeabilitas.Pengambilan dan pengukuran sampel dilakukan oleh Tim Badan LingkunganHidup Kabupaten Karimun. Berikut adalah hasil analisis lab sifat fisik tanah yangtelah dilakukan seperti tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2 Nilai Rata-Rata Sifat Fisik Tanah pada Lahan Hutan dan Lahan PascaTambangSifat Fisik Tanah Lahan Hutan Lahan Pasca Tambang

Bulk Density 0,723 1,277Porositas 74,110 51,720Pori Drainase (Sangat cepat) 12,45 5,880Air Tersedia 17,52 11,113Permeabelitias 23,69 4,10

Hasil analisis lab sifat fisik tanah kemudian dilakukan uji statistik denganmenggunakan uji T pada selang kepercayaan 95%. Hal tersebut dilakukan untukmengetahui dampak penambangan bauksit Pada lahan hutan terhadap sifat fisiktanah. Hal tersebut dilakukan dengan memperbandingkan nilai rataan ketiga titiksampel yang diambil dari tanah hutan dan tanah bekas pertambangan bauksit.

Page 20: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

5

Hasail analisis statistik pada tanah hutan dan tanah pertambangan tersaji padaTabel 3.

Tabel 3 Hasil analisis Uji T sifat fisik tanah

Sifat Fisik Tanah Lahan Hutan Lahan Pasca Tambang

Bulk Density (g/cc) 0,723 ± 0,122 1,277 ± 0,031*Porositas (%) 74,110 ± 4,720 51,720 ± 0,798*Pori Drainase Sangat Cepat (%) 12,45 ± 2,940 5,880 ± 0,557*Air Tersedia (%) 17,52 ± 2,500 11,113 ± 0,562*Permeabelitias (cm/jam) 23,69 ± 3,360 4,10 ± 1,620*

Keterangan: * : berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji T pada selangkepercayaan 95% menunjukan bahwa pada semua variabel sifat fisik tanah yangdianilis pada lahan hutan dan dan lahan bekas penambangan secara keseluruhanmenunjukan perbedaan yang nyata. Hal ini secara statistik berarti penambanganbauksit pada lahan hutan berpengaruh terhadap sifat fisik tanah yakni: bulkdensity, porositas, pori drainase sangat cepat, air tersedia, dan permeabilitas.

Bulk DensityPada Tabel 2 dapat kita lihat bahwa nilai rata-rata dari tiga titik sampel bulk

density yang diambil pada tanah hutan sebesar 0,723 gram/cc sedangkan nilaibulk density pada tanah bekas penambangan bauksit sebesar 1,2767 gram/cc.Mengacu pada Hardjowigono (2007) pada umumnya bulk density berkisar antara1,1–1,6 gram/cc.

Bulk density kerapatan lindak atau bobot isi merupakan petunjuk kepadatantanah, dimana menunjukkan perbandingan antar berat tanah kering denganvolume tanah termasuk volume pori-pori tanah. Makin padat suatau tanah makintinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akartanaman. Demikian pula sebaliknya tanah dengan bulk density rendah akan mudahmeneruskan air dan ditembus akar tanaman. Bulk density dapat dijadikan sebagaipetunjuk untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah,yang didasarkan pada berat tanah per hektar. Pada umumnya bulk densityberkisar 1,1-1,6 g/cc. Beberapa jenis tanah (misal tanah Andisol) mempunyai bulkdensity kurang dari 0,90 g/cc, bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misal tanahgambut) (Hardjowigeno 2003).

PorositasNilai porositas tanah pada lahan hutan menunjukan nilai yang lebih tinggi

yakni sebesar 74,11% dibandingkan nilai porositas tanah pada lahan bekaspenambangan sebesar 51,520%. Porositas menunjukan proporsi ruang pori total(ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempatioleh air dan udara (Hanafiah 2005). Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakanbahwa tanah hutan memiliki bahan organik tinggi dibanding tanah bekaspenambangan bauksit. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organikdimana semakin tinggi porositas tanah maka semakin tinggi pula bahan organiktanah (Hardjowigono 2007).

Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah

Page 21: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

6

dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanahdengan struktur granuler atau remah mempunyai porositas lebih tinggi dari tanahdengan struktur pejal.

Pori DrainaseRuang pori tanah yaitu bagian dari tanah yang ditempati oleh air dan udara.

Pori drainase sangat cepat pada tanah hutan yakni 12,45% volume, sedangkanpada tanah bekas penambangan menunjukan nilai 5,880% volume. Dari nilaitersebut menunjukan bahwa pori drainase pada tanah bekas penambanganmemiliki nilai yang lebih rendah dibanding tanah pada lahan hutan. Hal inimenujukan tingkat pemadatan tanah yang meningkat sehingga sulit untukmenyerap dan menyalurkan air akibat dari proses penambangan.

Ruang pori tanah yaitu bagian dari tanah yang ditempati oleh air dan udara,sedangkan ruang pori total terdiri atas ruangan diantara partikel pasir, debu, danliat serta ruang diantara agregat-agregat tanah (Soepardi 1983). Porositas adalahproporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanahyang dapat ditempati oleh air dan udara (Hanafiah 2005). Proporsi antara air danudara dalam pori-pori tanah tergantung dari kadar air tanah. Semakin tinggi kadarair tanah maka, semakin rendah pori yang terisi udara atau sebaliknya.

Air TersediaKandungan air tersedia pada tanah lahan hutan yakni sebesar 17,52%,

sedangkan pada tanah bekas penambangan menunjukan nilai sebesar 11,113%.Ketersedian air tanah sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Dimana semakintinggi air yang tersedia didalam tanah menjadikan tanaman untuk dapat menyerapair lebih banyak.

Pertukaran kation, dekomposisi bahan organik, pelarutan unsure hara dankegiatan jasad renik hanya akan berlangsung dengan baik apabila tersedia air danudara yang cukup (Haridjaja et al. 1983). Penentuan jumlah air tersedia yangdianggap lebih baik adalah dengan menghitung perbedaan kadar air pada tegangan1/3 Bar (Kapasitas lapang) dengan kadar air pada 15 Bar (titik layu permanen).Air tersedia sebagian besar merupakan air kapiler yang ditahan pada kelembabanantara kapasitas lapang dengan koefisien layu, adapun jumlahnya dipengaruhioleh daya isap (matrik dan osmotic), kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakimet al. 1986).

PermeabilitasPermeabilitas tanah pada lahan hutan tergolong kategori cepat yakni sebesar

23,69 cm/jam, sedangkan pada tanah bekas penambangan yakni sebesar 4,10cm/jam dan termasuk dalam kategori sedang. Permeabilitas merupakan kecepatanlaju air dalam medium masa tanah.

Permeabilitas adalah kecepatan lajunya air dalam medium massa tanah.Sifat ini penting dalam keperluan drainase dan tata air tanah. Bagi tanah-tanahyang bertekstur halus biasanya mempunyai permeabilitas lebih lambat dibandingtanah bertekstur kasar. Nilai permeabilitas suatu solum tanah ditentukan olehsuatu lapisan tanah yang mempunyai nilai permeabilitas terkecil. (Hardjowigeno1995) Permeabilitas tanah dapat menghilangkan daya air untuk mengerosi tanah,sedangkan drainase mempengaruhi baik buruknya pertukaran udara.

Page 22: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

7

Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat bahwa keseluruhan variabel sifat fisiktanah yang diamati pada lahan hutan memiliki nilai rataan yang lebih tinggidibanding pada lahan bekas penambangan kecuali pada variabel bulk density.Semakin tinggi nilai bulk density menunjukan semakin padat tanah tersebut.Proses penambangan yang menggunakan alat berat atau alat mekanik lainnyaberdampak pada terbentuknya lapisan tapak bajak (plow sole) yang menyebabkanproses pemadatan pada tanah. Selain itu proses infiltrasi langsung air hujanterhadap permukaan tanah menyebakan penyumbatan pori tanah karena erosiinternal yang berdampak pada makin tingginya nilai bulk densty. MenurutHardjowigeno (2007), makin padat suatu tanah atau makin tinggi bulk densitymaka akan menyebakan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkanoleh sulitnya air menembus permukaan tanah yang berdampak pada ketersediaanunsur hara serta sulitnya akar tanaman menembus tanah.

Tanah dengan bulk density tingggi tentu akan memiliki ruang pori total yangrendah. Proses pemadatan tanah akan menyebakan pori tanah menjadi kecil.Merujuk Hanafiah (2005), porositas adalah proporsi ruang pori total (ruangkosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh airdan udara. Maka sesuai data yang tersaji pada Tabel 2 tanah pada lahan hutanyang memiliki bulk density lebih rendah dibanding tanah pada lahan bekaspenambangan memiliki porositas yang lebih tinggi. Tanah kosong tanpa tegakanakan menyebabkan air hujan yang turun secara langsung mengenai permukaantanah yang berdampak pada erosi internal (penyumbatan pori tanah oleh liat dandebu). Hal ini dapat terjadi karena tanah bekas pengolahan pertambangan belummemiliki kematangan pori. Selain itu menurut Supardi (1983) tanah-tanah yangmemiliki pori makro akan cenderung sangat cepat dalam meneruskan gerakanudara dan air. Hal ini dipertegas oleh Hardjowigeno (2007), dimana tekstur tanahberpengaruh terhadap porositas. Tanah dengan tekstur kasar atau berpasir sepertipada tanah tererosi dan tanah galian memiliki porositas yang rendah karenamemiliki pori makro yang lebih banyak sehingga sulit untuk menahan air.

Pori drainase menunjukan kematangan tanah dalam beraerasi dengan baik.Bila pori aerasi diats 10 % volume, tanaman akan mendapat aerasi cukup, kecualipada tanah dengan permukaan air dangkal (Kohnke 1968 dalam Musthofa 2007).Penurunan nilai pori drainase sangat cepat pada lahan bekas penambangandiakibatkan proses pengolahan tanah oleh alat mekanik atau alat penambanganlainnya. Hal tersebut mengakibatkan rusaknya struktur tanah ataupun pemadatanterhadap ruang pori tanah. Pada tanah bekas galian umunya memiliki pori makroyang lebih banyak dan ruang pori yang semakin sedikit. Walaupun ruang porisedikit gerakan air dan udara sangat cepat karena dominasi pori makro. MenurutSoepardi (1983), granulasi tanah bertekstur halus memperlancar aerasi, bukankarena jumlah ruang pori bertambah tetapi karena perbandingan ruang pori makroterhadap ruang pori mikro bertambah.

Tanah yang memiliki porositas tinggi akan memiliki air tersedia yang tinggipula, karena porisitas menujukan ruang pori total yang dapat ditempati oleh airdan udara. Pada tanah hutan alam umumnya tanah belum diolah berbeda dengantanah bekas penambangan yang menyebakan berkurangnya ruang pori tanah.Menurut Soepardi (1983), pengolahan tanah justru menurunkan ruang pori, lebihrendah dari yang tidak pernah diolah. Selain itu tanah yang diolah untuk keperluanpenambangan juga menyebakan tingginya partikel tanah berpasir karena proses

Page 23: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

8

penggalian hingga bagian tanah lapisan bawah yang umumnya lempung berpasir.Hal ini menyebakan pori makro tanah semakin meningkat. Tanah yang memilikipori makro akan sangat cepat dalam meneruskan air dan udara. Air tersediamenujukan ketersediaan air didalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman.

Tanah yang memiliki nilai bulk density tinggi akan memiliki nilaipermeabilitas yang lebih rendah dibanding tanah yang memiliki bulk densityrendah. Permeabilitas menujukan kecepatan air dalam medium masa tanah.Menurut Hardjowigeno (2003), tanah pada hutan alam dan tanah galian memilikipermeabilitas tanah yang cepat. Sedangkan tanah tererosi memiliki permeabilitasyang sedang. Pada tanah lahan bekas penambangan menunjukan nilaipermeabilitas yang sedang dimana terjadi penurunan dibanding pada tanah lahanhutan. Hal ini disebakan oleh erosi internal dimana penyumbatan pori tanah olehdebu dan liat. Sulitnya air menembus lapisan bawah tanah karea nilai bulk densityyang tinggi.

Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah yang diukur dan dilakukan uji lab adalah pH, C-organik, NTotal, P Bray, Ca, Mg, K dan Na. Berikut adalah hasil analisis Lab yang telahdilakukan sebagaimana tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4 Nilai Rata-rata sifat kimia tanah pada lahan hutan dan lahan pascatambang

Sifat Kimia Tanah Lahan Hutan Lahan Pasca Tambang

pH 5,233 5,300C-Organik 12,983 0,777

N Total 0,550 0,080P Bray 34,78 4,900

Ca 5,93 6,560Mg 1,943 2,397K 0,570 0,580Na 0,263 0,237

Data hasil uji lab kemudian dianalis secara statistik dengan menggunakanuji T pada selang kepercayaan 95%. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahuidampak dari penambangan bauksit pada lahan hutan terhadap sifat kimia tanah.Berikut adalah hasil analisis statistik sifat kimia tanah pada tanah hutan dan tanahbekas penambangan seperti tersaji pada tabel 5.

Tabel 5 Hasil Analisis Uji T Sifat Kimia Tanah

Sifat Kimia Tanah Lahan Hutan Lahan Pasca TambangpH (H2O) 5,233 ± 0,153 5,300 ± 0,458tnC-Organik (%) 12,983 ± 0,673 0,777 ± 0,155*N Total (%) 0,550 ± 0,027 0,080 ± 0,010*P Bray (ppm) 34,767 ± 5,400 4,900 ± 0,624*Ca (me/100g) 5,930 ± 1,550 6,560 ± 0,502tnMg (me/100g) 1,943 ± 0,744 2,397 ± 0,880tn

Page 24: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

9

Sifat Kimia Tanah Lahan Hutan Lahan Pasca TambangK (me/100g)Na (me/100g)

0,570 ± 0,1560,263 ± 0,040

0,580 ± 0,125tn0,237 ± 0,038tn

Keterangan: * : Berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%tn : Tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji T pada selangkepercayaan 95% menunjukan bahwa proses penambangan bauksit pada lahanhutan berpengaruh nyata pada variabel sifat kimia tanah yakni: C-organk, N Totaldan P Bray. Sedangkan untuk variabel sifat kimia tanah: pH, Ca, Mg, K, dan Natidak menunjukan perbedaan yang nyata secara statistik.

Reaksi Tanah (pH)Pada tabel 4 Nilai rata-rata pH tanah pada tanah hutan sebesar 5,233

sedangkan nilai pH tanah pada lahan bekas penambangan mengalami peningkatanmenjadi 5,300. Menurut Herdjowigeno (2007) nilai pH tanah pada kedu lokasipenelitian tersebut tanahnya bereaksi masam. Di Indonesia tanah yang bereaksimasam umumnya nilai pHnya berkisar antara 4,0–5 ,5.

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yangdinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ionhidrogen (H+) didalam tanah, makin tinggi nilai kadar ion H+ dalam tanah, makinmasam tanah tersebut. Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netralsedang pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis.Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pHnya dengan menambahkan kapur kedalam tanah sedang tanah yang terlalu alkalis dapat di turunkan pHnya denganpenambahan belerang.

Dalam tanah pH sangat penting dan erat hubungannya dengan hal- halberikut ini:

1. Menunjukkan mudah tidaknya unsure-unsur hara diserap tanaman, padaumumnya unsure hara mudah diserap tanaman. Pada pH sekitar netral,unsur hara mudah diserap akar tanaman karena pada pH tersebut mudahlarut dalam air. Pada tanah masam unsur P diikat (difiksasi) oleh Al,sedangkan pada tanah alkalis unsur P diikat oleh Ca sehingga unsuretersebut tidak dapat diserap tanaman.

2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur beracun. Pada tanah masam,unsur mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, Co) mudah terlarut sehingga ditemukan unsurmikro berlebih sedangkan pemakaiannya dalam jumlah kecil sehinggamenjadi racun.Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Bakteri (bakteri pengikat

nitrogen dari udara dan bakteri nitrifikasi) berkembang baik pada pH 5,5 ataulebih, sedang jamur dapat berkembang baik pada segala tingkat kemasaman tanah.

C-OrganikC-Organik merupakan penyusun utama bahan organik tanah. Nilai C-

Organik pada tanah hutan dan tanah bekas penambangan menunjukan perbedaanyang cukup signifikan. Dimana pada pada tanah hutan dapat kita lihat bahwa nilaiC-Organiknya sebesar 12,983% sedangkan pada tanah bekas penambangan hanya

Page 25: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

10

memiliki C-Organik sebesar 0,777%. Hal ini dapat dikatakan bahwa prosespenambangan dapat mengakibatkan menurunnya bahan organik tanah.

Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu factor yangberperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal inidikarenakan bahan organik dapat meningkatakan kesuburan kimia, fisika maupunbiologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlahC-Organik (Direktorat Jenderal Pendidikan 1991).

Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahanorganik dalam bentuk C-Organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang daridua persen,. Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun denganwaktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanahpenambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandunganbahan organik sangat erat berkaitan dengan KTK yakni mampu meningkatkanKTK tanah. Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasikimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah danmenyebabkan pemadatan tanah (Direktorat Jenderal Pendidikan 1991).

N TotalBahan organik merupakan sumber utama N dalam tanah. Pada lahan hutan

jumlah N Total rata-rata senilai 0,5500% dan tergolong tinggi sedangkan padalahan bekas penambangan jumlah N Totalnya adalah 0,0800% dan tergolongsangat rendah. Hal ini mengacu pada kriteria penilaian sifat kimia tanah (PusatPenelitian Tanah 1983 dalam Hardjowigeno 2007).

Bahan organik merupakan sumber Nitrogen (N) yang utama di dalamtanah. Pada bahan organik halus jumlah N tinggi maka perbandingan C/N rendah,sedangkan bahan organik kasar jumlah N rendah sehingga C/N tinggi. Nirtogenberfungsi memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuhpada tanah yang cukup N, berwarna lebih hijau dan berperan dalam pembentukanprotein. Nitrogen diambil tanaman dalam bentuk amonium (NH4

+) dan nitrat(NO3

-). Tambahan nitrogen pada tanah berasal dari hujan dan debu, penambatansecara tak simbiosis, penambatan secara simbiosis dan kotoran hewan danmanusia. Kehilangan nitrogen dari tanah disebabkan oleh penguapan, pencucian,denitrifikasi, pengikisan dan penyerapan oleh tanaman. Denitrifikasi terjadikarena drainase buruk, lokasi tergenang, dan tata udara dalam tanah buruk.

P BrayHasil analisis tanah sebagaimana tercantum pada Tabel 4 Dapat kita lihat

bahwasanya nilai fosfor pada lahan hutan senilai 34,78 ppm sangat berbeda jauhdengan nilai fosfor pada contoh sampel tanah lahan bekas penambangan yaknisebesar 4,900 ppm. Niali fosfor pada lahan hutan berada dalam kategori tinggisedangkan pada lahan bekas penambangan termasuk dalam kategori sangat rendah.

Fosfor dalam tanah tidak dapat segera tersedia, hal ini tergantung pada sifatdan cirri tanah serta pengelolaan tanah, hal tersebut dikarenakan laju kelarutanfosfor sangat lambat (Soepardi 1983). Kemasaman tanah memberikan fosforterlarut dalam tanah, kenaikan pH akan menaikkan kelarutan dari ferripospat danalumunium sulfat dan menurunkan dari Ca pospat. Fosfor paling mudah diserapoleh tanaman pada pH sekitar 6–7 (Hardjowigeno 1989).

Page 26: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

11

Fosfor bersumber dari bahan organik, pupuk buatan, dan mineral-mineraltanah, di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik dan fosforanorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yanglebih kaya akan bahan organik diduga mengandung kuang lebih 0,21% fosfor(Hakim et al. 1986). Menurut Foth (1994) jika kekurangan fosfor, pembelahan selpada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil.

Kalsium (Ca)Menurut Hardjowigeno (2007) kalsium dalam tanaman memiliki fungsi

sebagai: penyusunan dinding-dinding sel tanaman, pembelahan sel dan untuktumbuh (elengation). Berdasarkan hasil analisis lab pada sampel tanah lahan hutanmenujukan nilai kalsium sebesar 5,93 me/100g dan tergolong rendah. Sedangkannilai kalsium pada lahan bekas penambangan senilai 6,560 me/100g dan tergolongsedang.

Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder sepertimagnesium dan belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman,diambil jasad renik, terikat oeh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembalisebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci (Leiwakabessy 1988). Soepardi(1983) menyatakan bahwa mudah tidaknya kalsium dibebaskan tergantung darimineral apa dan tingkat hancurannya. Mineral utama yang banyak mengandungkalsium tanah adalah kalsit (CaCO3) dan dolomite (CaMg(CO3)2). Kadar kalsiumtanah mineral rata-rata adalah 0,4% pada lapisan tanah atas, sedangkan padatanah-tanah organik kadarnya lebih tinggi, yaitu dapat mencapai 2,8%. Tingginyakadar kalsium tanah disebabkan air yang mengalir banyak membawa kapur larutdidalamnya (Hakim et al. 1986).

Magnesium (Ma)Pada Tabel 4 dapat kita lihat bahwa nilai magnesium pada lahan hutan yakni

1,943 me/100 gyang tergolong sedang. Sedangkan nilai magnesium pada lahanbekas penambangan lebih tinggi yakni 2,397 me/100 g yang tergolong tinggi.

Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya denganbeberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warnayang khas pada daun. Terkadang pengguran daun sebelum waktunya merupakandampak dari kekurangan magnesium (Hanafiah 2005).

Kalium (K)Unsur kalium dalam kedua lokasi penelitian tergolong dalam kategori yang

cukup tinggi. Dimana nilai kalium pada lahan hutan yakni 0,570 me/100 gsedangkan nilai kalium pada lahan hutan beks penambangan yakni 0,580 me/100g. Kalium dalam tanah umumnya diambil oleh tanaman dalam jumlah yang lebihbanyak dari yang dibutuhkan tetapi tidak menambah produksi

Unsur K dalam tanah berasal dari mineral primer tanah (feldspar, mika danlain-lain) dan pupuk buatan ZK. Tanaman cenderung mengambil K dalam jumlahyang jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan tetapi tidak menambah produksi.Unsur K berfungsi dalam pembentukkan pati, mengaktifkan enzim, pembukakanstomata (mengatur pernapasan dan penguapan), perkembangan akar. Unsur Kmudah bergerak (mobile) di dalam tanaman sehingga gejala-gejala kekurangan K

Page 27: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

12

pada daun terlihat terutama pada daun tua, pinggiran daun berwarna coklat dantanaman tidak tinggi (Hardjowigeno 2003).

Natrium (Na)Natrium merupakan salah satu unsur hara mikro penunjang untuk

pertumbuhan tanaman. Selain sebagai unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagitanaman jika terdapat dalam jumlah yang sedikit berlebihan (Hanafiah 2005).Berdasarkan Tabel 4 dapat kita lihat bahawa nilai natrium pada kedua lokasipenelitian tersebut tergolong rendah. Dimana nilai Natrium pada lahan hutanyakni 0,2633 me/100 g sedangkan pada lahan bekas penambangan sebesar 0,2367me/100 g.

Natrium merupakan unsure penyusun lithosfer keenam setelah Ca yaitu2,75% yang berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah danpertumbuhan tanaman terutama didaerah kering dan agak kering yang berdekatandengan pantai, karena tingginya kadar Na di laut, suatu tanah tanah alkali jikaKTK atau muatan negatif koloid-koloid dijenuhi oleh ≥ 15% Na, yangmencerminkan unsur ini merupakan komponen dominan dari garam- garam larutyang ada. Sebagaimana unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagi tanaman jikaterdapat dalam tanah dalam jumlah yang sedikit berlebihan (Hanafiah 2005).

Kation adalah ion bermuatan positif seperti Ca++, Mg++, K+, NH4+, Na+ dan

sebagainya. Banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanahper satuan berat tanah (biasanya per 100 g) dinamakan kapistas tukar kation(KTK). KTK tanah sangat erat dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTKtinggi mampu menjerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanahdengan KTK rendah. Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergatung pada sifatdan ciri tanah itu sendiri, yakni sebagai berikut: 1) reaksi tanah, 2) tekstur ataujumlah liat, 3) jenis mineral liat, 4) bahan organik dan 5) pengapuran sertapemupukan (Hardjowigeno 2003) .

Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara jumlah kation-kationbasa dengan jumlah semua kation (kation basa dan kation asam) yang terdapatdalam kompleks jerapan tanah. Termasuk kation-kation basa adalah Ca++, Mg++,K+ dan Na+, sedang yang termasuk kation-kation asam adalah H+ dan Al+++.Jumlah maksimum kation yang dapat dijerap tanah menunjukkan besarnya nilaikapasitas tukar kation tanah tersebut. Kejenuhan basa berhubungan erat denganpH tanah, tanah dengan pH rendah umumnya memiliki kejenuhan basa rendahbegitupun sebaliknya. Tanah- tanah dengan kejenuhan basa rendah, berartikompleks jerapan lebih banyak diisi oleh kation-kation asam yaitu Al+++ dan H+ .Apabila jumlah kation asam terlalu banyak terutama Al+++, dapat merupakanracun bagi tanaman. Keadaan seperti ini terdapat pada tanah-tanah masam.

Berdasarkan hasil analisis laboratorium sifat kimia tanah menunjukan hasilyang beragam. Dimana pada variabel: pH, Ca, Mg, dan K menunjukan nilai yanglebih tinggi pada tanah lahan bekas penambangan dibandingkan pada hutan alam.Sedangkan pada variabel: C-organik, N total, P bray dan Na hasil analisismenunjukan tanah pada hutan alam memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkanpada tanah lahan bekas penambangan. Pada variabel pH tanah selisish antarakedua lokasi tersebut sebesar 0,067 yang mana secara statistik sebenarnya tidakmenujukan perbedaan yang nyata. Hal ini disebakan oleh hilangnya tutupan lahanpanah tanah bekas penambangan sehingga menyebakan tanah lebih kering.

Page 28: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

13

Menurut Hardjowigeno (2007), di daerah yang sangat kering (arid) kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9.0) karena banyak mengandunggaram Na.

Pada proses penambangan atau perambahan lahan hutan lainnya ditandaidengan penebangan dan pembersihan vegetasi yang tumbuh. Yang mana vegetasiyang tumbuh merupakan pemasok utama bahan organik tanah. Jumlah C-organiktanah menunjukan perbedaan yang sangat signifikan pada hutan alam dan lahanbekas penambangan. Dimana pada lahan hutan terdapat 12,983% dan terjadipenurunan pada lahan bekas penambangan sebesar 12,206%. Menurut Hanafiah(2007), sumber primer bahan organik tanah berasal dari jaringan organik tanamanbaik berupa buah, daun, ranting, batang/cabang, maupun akar. Sedangkan sumbersekunder merupakan jaringan organik fauna yang termasuk kotorannya sertamikroflora. Olehnya itu, tingginya nilai C-organik pada lahan hutan alambersumber dari jumlah vegetasi dan fauna yang ada didalam hutan. Selain itu Foth(1994), menjelaskan bahwa proses penebangan hutan menyebabkan setengah daribahan organik tanah pun berpindah. Hal ini menyebakan rendahnya nilai C-organik tanah pada tanah lahan bekas penambangan. Hilangnya vegetasi yangtumbuh diatas tanah dan aktifitas mikroorganisme tanah menjadi penyebab utamahal tersebut. C-organik tanah merupakan penyusun utama bahan organik tanahyang sangat berpengaruh pada kesuburan tanah.

Bahan organik merupakan sumber utama N dalam dalam tanah. Olehnya itumerujuk penjelasan diatas kandungan bahan organik yang rendah pada tanahlahan bekas penambangan tentunya bakal terjadi pada kandungan N total.Sebagaimana tersaji pada tabel 6 terjadi perbedaan yang sangat signifikankandungan N total pada tanah lahan hutan dan bekas penambangan hingga85,45%. Hal ini terjadi karena kurangnya bahan organik yang mana didalamnyaterkandung N organik untuk kemudian di dekomposisi menjadi N tersedia bagitanaman. Proses pembersihan vegetasi dan mikroorganisme tanah sebagai sumberutama bahan organik tanah menjadi penyebab utama berkurangnya N totaltersebut. Hardjowigeno (2007), menjelaskan bahwa Nitrogen dalam tanah berasaldari: bahan organik tanah, pengikatan oleh mikroorganisme dan N di udara, pupuk,dan air hujan. Selain itu proses infiltrasi langsung air hujan terhadap tanah yangmenyebabkan terjadinya erosi dan aliran permuakaan yang berdampak padahilangnya ion nitrat (NO3) akibat pencucian.

Hal yang sama juga terjadi pada unsur hara fosfor. Terjadi penurunankandungan fosfor terhadap tanah bekas penambangan sebesar 85,91%.Ketersediaan jumlah vegetasi sebagai sumber utama bahan organik merupakanfaktor utama tingginya kandungan fosfor pada lahan hutan. Hardjowigeno (2007),menjelaskan bahwa unsur P di dalam tanah berasal dari: bahan organik danmineral-mineral di dalam tanah (apatit). Selain itu tidak adanya tutupan lahanterhadap tanah bekas penambangan mengakibatkan tingkat erosi internal danaliran permukaan yang tinggi, mengakibatkan proses pencucian terhadap unsurhara.

Ketersediaan kalsium pada hutan alam menujukan nilai yang lebih rendahdibandingkan pada lahan bekas penambangan. Walaupun menurut uji statistikperbedaan antara keduanaya tidak menunjukan perbeaan yang nyata. Asal kalsiumdalam tanah adalah dari mineral-mineral primer, karbonat, garam-garamsederhana, dan kalsium fosfat (Hardjowigeno 2007). Kalsium merupakan unsur-

Page 29: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

14

unsur mineral esensial sekunder seperti magnesium dan belerang. Kalsiumdiambil tanaman dalam bentuk Ca2+. Rendahnya jumlah kalsium dihutan alamdiakibatkan oleh penyerapan oleh vegetasi tanaman dan pengambilan oleh jasadrenik. . Menurut Lelwakabessy (1988), Ca2+ dalam larutan dapat habis karenadiserap tanaman, diambil jasad renik , terikat oleh komplek adsorpsi tanah,mengendap kembali sebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci. Berbedahalnya dengan kondisi tanah pada lahan bekas penambangan vegetasi yangtumbuh dan aktifitas jasad renikyang kecil sehingga ketersediaan kalsium relatiftidak terganggu. Selain itu peningkatan jumlah kalsium pada lahan bekaspenambangan disebabkan oleh aliran air yang banyak membawa kapur yangmengendap diadalamnya dan tergenang dipermukaan tanah yang secara perlahandiserap kedalam tanah. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Hakim et al,(1986), yakni tingginya kadar kadar kalsium tanah disebabkan air yang mengalirbanyak membawa kapur larut didalamnya.

Seperti halnya kadar kalsium, kadar magnesium pada lahan bekaspenambangan juga memiliki peningkatan terhadap lahan hutan alam. Yang manamenurut uji statistik tidak menujukan prbedaan secara nyata. Magnesium didalamtanah dibutuhkan dalam pembentukan khlorofil, aktivator enzim, danpembentukan minyak. Menurut Hanafiah (2005), kalsium dan magnesiummemiliki kesamaan yakni bervalensi dua dan merupakan kation penyusun kalsit(CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2) yang terkait dengan upya pengapuran tanahmasam. Dari penjelasan di atas dijelaskan bahwa peningkatan jumlah kalium danmagnesium disebabkan oleh aliran air yang membawa kapur yang mengendap didalamnya. Hal ini dipertegas oleh oleh peningkatan pH tanah pada tanah bekaspenambangan. Dimana semakin alkalis suatu tanah maka akan meningkatakankadar kalsium, magnesium dan kalium.

Menurut Foth (1994), kation dengan valensi lebih besar diabsorbsi lebihkuat atau lebih efisien daripada kation dengan valensi yang lebih rendah yaitu CaMg K Na. Dari data pada Tabel 3 jelas terlihat bahwasanya perbandingan anataraunsur-unsur kation tersebut terlihat secara berurutan menunjukan nilai yang lebihkecil. Semakin tinggi nilai kalsium dan magnesium maka nilai kalium akansemakin kecil. Tanaman cenderung menyerap kalium dalam jumlah yang lebihbesar dari yang dibutuhkan tetapi tidak menambah produksi. Peningkatan nilaikalium pada tanah bekas penambangan dipengaruhi oleh pH tanah dimanasemakin alkalis suatu tanah maka nilai kalium akan semakin tinggi.

Kandungan natrium antara kedeua lokasi penlitian tersebut sebenarnyamenujukan nilai yang hampir sama. Diman terjadi penurunan sebesar 0,026me/100g pada lahan bekas penambangan terhadap tanah pada lahan hutan. Yangmana perbedaan tersebut secara statistik tidak menujukan perbedaan yang nyata.Selain sebagai unsur mikro, Na juga bersifat toksik bagi tanaman jika terdapatdalam jumlah yang sedikit berlebihan (Hanafiah 2005). Penurunan kandungannatrium pada lahan bekas penambangan karena tidak adanya vegetasi tanamansebagai pemasok natrium organik.

Page 30: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

15

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Kegiatan penambangan bauksit menyebakan perubahan sifat fisik tanahyakni terjadi peningkatan kandungan pada variabel bulk density dan terjadipenurunan kandungan pada variabel porositas, pori drainase sangat cepat, airtersedia, dan permeabilitas. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji T darikeselurahan variabel yang diamati menunjukan perbedaan secara nyata. Selain itukegiatan penambangan bauksit ini juga menyebabkan perubahan sifat kimia tanahyakni terjadi peningkatan kandungan pada variabel pH, Ca, Mg, dan K dan terjadipenurunan kandungan pada variabel C-organik, N total, P bray, dan Na. Hasilanalisis statistik dengan menggunakan uji T menunjukan perbedaan yang nyatapada variabel C-organik, N total, dan P Bray sedangkan pada variabel pH, Ca,Mg, K dan Na tidak menujukan perbedaan yang nyata.

Saran

Perlu dilakukan kegiatan reklamsi lahan pasca penambangan gunapenyelamatan rusaknya kondisi tanah baik secara fisik maupun kimia tanah.Penegakan undang – undang terkait wilayah – wilayah yang boleh ditambang danprosedur penambangan guna meminimalisir kerusakan lahan.

DAFTAR PUSTAKA

Alief M. 2007. Perubahan Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Tanah pada Hutan Alamyang Diubah Menjadi Lahan Pertanian di Kawasan Taman NasionalGunung Leuser. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. IPB.

Anas I. 1989. Petunjuk Laboratorium: Biologi Tanah dalam Praktek. Bogor:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Antar UniversitasBioteknologi. Institut Pertanian Bogor.

Darori. 2006. Potret Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan“Gagasan, Capaian dan Kebutuhan Reorientasi Program.” Seminar Nasional“Arah Pembentukan Unit Manajemen, Kelembagaan Kawasan Kelola danPengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Program Gerakan NasionalRehabilitasi Hutan dan Lahan”. Fakultas Kehutanan Universitas GadjahMada. Yogyakarta. 29-30 Agustus 2006.

Dinas Pertambangan dan Kehutanan Kabupaten Humbahas. 2007. DataPembangunan Kehutanan Kabupaten Humbahas Sampai Akhir Tahun 2006.Dolok Sanggul. Kabupaten Humbahas.

Foth H D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah, Edisi enam. Adisoemarto S. Jakarta:Erlangga. Terjemahan dari : Fundamentals Of Soil Science.

Hakim N, Yusuf N, Lubis AM, Sutopo GN, Amin DM, Go BH, Bailley HH.1986. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Hanafiah KA. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Page 31: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

16

Hardjowigeno S. 1989. Ilmu Tanah. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.Leiwakabessy FM. 1988. Kesuburan Tanah. Bogor: Jurusan Tanah. Fakultas

Pertanian IPB.Sanudin, Harianja A. 2008. Penatausahaan Hasil Hutan di Hutan Rakyat (Kasus di

Kabupaten Humbang Hasundutan dan Samosir) dalam Makalah Hasil- HasilPenelitian. Medan. 3 Desember 2008.

Sitorus HOSRP, Brata KR. 1983. Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Bogor:Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: Jurusan Ilmu Tanah FakultasPertanian IPB.

[Direktorat Jenderal Pendidikan]. 1991. Kimia Tanah. Departemen Pendidikandan Kebudayaan.

Page 32: DAMPAK PENAMBANGAN BAUKSIT PADA LAHAN HUTAN DI … · bagian penyusun dari keterpaduan ekosistem. Hal ini tentunya dalam interaksi ... disebabkan oleh perubahan fungsi lahan yang

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Labasa Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara,pada tanggal 20 Agustus 1989. Penulis merupakan anak pertama dari empatbersaudara pasangan dari Drs. La Ode Busi, M.Pd. dan Sitti Musrifa Guru, S.PdSD. Menamatkan pendidikan menengah atas tahun 2007 pada SMA N 1Tongkuno, penulis juga diterima masuk Institut Pertanian Bogor, FakultasKehutanan, Departemen Silvikultur melalui jalur USMI (Undangan SeleksiMasuk IPB).

Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis juga jugamelakukan praktek diantaranya : Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) diCagar Alam Leuweng Sancang dan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam KawahKamojang Jawa Barat tahun 2009, Praktek Pembinaan Hutan (PPH) di HutanPendidikan Gunung Walat (HPGW) tahun 2010 dan Praktek Kerja Profesi (PKP)di Koperasi Wana Lestari Menoreh (KWLM) Kabupaten Kulon Progo, DIY tahun2011.

Selain kegiatan akademik, penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan baikdalam lingkup intra kampus maupun ekstra kampus. Aktif di UKM Sepak Boladan Futsal IPB penulis sempat memperoleh beberapa prestasi dan mewakili IPBdalam beberapa even turnamen diantaranya : Runer up walikota cup 2009 (futsal)dan divisi utama liga futsal mahasiswa (LIFUMA) pada tahun 2009 dan 2010.Dilingkup IPB penulis pernah mengantarkan tim TPB 44 juara 1 sepakbola OMI2008, Fakultas Kehutanan juara 1 Futsal OMI 2009, Juara 1 atletik putra nomorestafet 4x400m tahun 2010 dan beberapa kali menjadi finalis.

Pada lingkup keorganisasian penulis aktif pada Himpunan ProfesiMahasiswa Silvikultur, Tree Grower Community (TGC) dimana pernah menjadiKetua Pelaksana Masa Perkenalan Departemen (MPD) BELANTARA 45 tahun2009 dan Ketua Panitia “Let’s Show Our Green” penanaman jalur hijau CIFOR-BUBULAK tahun 2009, Ketua Umum HMI Cab. Bogor Komisariat FAHUTANIPB 2010/2011, Ketua Umum HMI Cab. Bogor 2012/2013 dan WasekjendEksternal Bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam Pengurus Besar HimpunanMahasiswa Islam (PB-HMI) 2013/2015.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di InstitutPertanian Bogor penulis melakukan penelitiaan dengan judul: DampakPenambangan Bauksit Pada Lahan Hutan Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tanah(Studi Kasus di Pulau Kas Kabupaten Karimun Kepulauan Riau) di bawahbimbingan Dr. Ir. Basuki Wasis MS.