dampak ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang di
TRANSCRIPT
DAMPAK KETIDAKSTABILAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP
PERMINTAAN UANG DI INDONESIA
SASTYO AJI DARMAWAN
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIKFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA
LATAR BELAKANG
Menjelang akhir triwulan III-2008, perekonomian dunia dihadapkan pada satu babak baru yaitu runtuhnya stabilitas ekonomi global, seiring dengan meluasnya krisis finansial ke berbagai negara.
• Krisis keuangan dunia tersebut telah berimbas ke perekonomian Indonesia sebagaimana tercermin dari gejolak di pasar modal dan pasar uang
• Bersamaan dengan itu, nilai tukar Rupiah ikut terkoreksi tajam hingga mencapai level Rp10.900/USD pada akhir Desember 2008.
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tumbuh mencapai 6,1% pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 6,3%.
Dampak negatif dari krisis global tersebut, antara lain menurunnya kinerja neraca pembayaran, tekanan pada nilai tukar Rupiah, dan dorongan pada laju inflasi (setneg.go.id, 2009).
LATAR BELAKANG
Kondisi non stasioner tersebut menunjukkan bahwa secara teoritis terdapat masalah yang berkaitan dengan stabilitas. Stabilitas merupakan syarat utama dari stasioneritas data, terutama data time series.
Untuk mencapai stabilisasi ekonomi maka diperlukan target-antara di antaranya jumlah uang beredar. Di sisi lain pengendalian jumlah uang beredar sulit diukur.
Pengendalian JUB berkaitan erat dengan perilaku permintaan uang masyarakat terutama untuk jangka panjang. Salah satu variabel penentu yang cukup berarti dalam dalam teori ekonomi adalah kurs atau nilai tukar yang sifatnya fluktuatif.
RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari kondisi nilai tukar yang sangat fluktuatif tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana pengaruh ketidakstabilan nilai tukar terhadap permintaan uang di Indonesia?
Seberapa besar kecepatan penyesuaian (speed of adjustment) jangka panjang permintaan uang?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
Menganalisis permintaan uang di Indonesia pada saat terjadi ketidakstabilan nilai tukar;
Mengukur besarnya kecepatan penyesuaian (speed of adjustment) jangka panjang permintaan uang.
TINJAUAN TEORI
Penelitian variabel kunci dalam menjelaskan perilaku permintaan uang yang dilakukan oleh Hendry dan Erricson (1991), dan Morimune dan Zhao (1997) menggunakan 4 variabel yaitu M1 riil, tingkat laju inflasi, output riil, dan tingkat bunga berjangka.
Selanjutnya melihat kondisi keterbukaan yang dialami Indonesia sejak awal tahun 1980-an maka model yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat diperluas untuk memasukkan variabel nilai tukar dan permintaan uangnya dipilih M2 karena memiliki skala yang lebih luas dibandingkan M1.
TINJAUAN TEORI
Dengan demikian model penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Md = f (Yt,ERt, rt, Inft)
dimanaMd = permintaan uang M2Yt = output atau pendapatan nasional riilERt = adalah nilai tukar rupiah terhadap dolarRt = adalah tingkat suku bunga pasar danInft = adalah tingkat inflasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan 4 (empat) tahapan metode estimasi, yaitu:
pengujian awal variabel yang dilakukan dengan menggunakan uji akar unit (unit root test) menggunakan metode uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) dan identifikasi jenis tren (trend);
uji kointegrasi menggunakan metode Johansen;
Etimasi VECM/ VAR
melakukan estimasi-estimasi yang menyertai metode VAR dan VECM:◦uji kausalitas, fungsi respon terhadap shock (IRF)◦dekomposisi varian (Variance Decomposition)
METODE PENELITIAN
Proses Pembentukan VAR
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Statistik dan Keuangan Indonesia, Bank Indonesia, penelitian terdahulu dan beberapa sumber literatur lainnya. Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian adalah mulai kuartal 2 tahun 2005 sampai kuartal 2 tahun 2014.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
DESKRIPTIF DATA
8,500
9,000
9,500
10,000
10,500
11,000
11,500
12,000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
ER
5
6
7
8
9
10
11
12
13
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
BIR
350,000
400,000
450,000
500,000
550,000
600,000
650,000
700,000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
INC
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
INF
DESKRIPTIF DATA
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
MD
UJI UNIT ROOT BIR & ER
Variabel nilai tukar stationer pada 1st difference
Variabel suku bunga stationer pada 1st difference
Null Hypothesis: D(ER) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.554558 0.0009Test critical values: 1% level -3.632900
5% level -2.948404 10% level -2.612874
*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: D(BIR) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.607812 0.0106Test critical values: 1% level -3.632900
5% level -2.948404 10% level -2.612874
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Ho : tidak stationer, P-value > α Ha : stationer, P-value < α
UJI UNIT ROOT INC & INF
Variabel pendapatan nasional stationer pada 1st difference
Variabel inflasi sudah stationer pada tingkat level
Null Hypothesis: D(INC) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.483115 0.0000Test critical values: 1% level -3.646342
5% level -2.954021 10% level -2.615817
*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: INF has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.210739 0.0001Test critical values: 1% level -3.626784
5% level -2.945842 10% level -2.611531
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
UNIT ROOT TEST MD
• Variabel Permintaan Uang stationer pada 1st difference
• Karena hanya ada sebagian variabel yang stationer pada tingkat level, maka dilakukan uji kointegrasi
Null Hypothesis: D(MD) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Lag Length: 9 (Automatic - based on SIC, maxlag=9)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.260656 0.0951Test critical values: 1% level -4.356068
5% level -3.595026 10% level -3.233456
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
UJI KOINTEGRASI
• Hasil uji kointegrasi menunjukan bahwa terdapat 3 persamaan kointegrasi pada model.
• Karena terdapat persamaan kointegrasi pada model, maka estimasi dilakukan dengan mengunakan metode VECM
Date: 12/18/14 Time: 09:10 Sample (adjusted): 2006Q2 2014Q2 Included observations: 33 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: MD ER BIR INC INF Lags interval (in first differences): 1 to 3
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.791880 123.0553 69.81889 0.0000At most 1 * 0.616436 71.25717 47.85613 0.0001At most 2 * 0.586988 39.63498 29.79707 0.0027At most 3 0.271439 10.45378 15.49471 0.2474At most 4 9.75E-05 0.003218 3.841466 0.9530
Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Ho : tidak ada kointegrasi, r = 0Ha : ada kointegrasi, r = 1,2,3
VECM – PERS. JANGKA PANJANG
Hasil estimasi VECM untuk persamaan jangka panjang sebagai berikut :
D(MD-1) = -373507,6 + 37,22144 D(INC-1) - 2366727 D(INF-1)
Vector Error Correction Estimates Date: 12/18/14 Time: 10:09 Sample (adjusted): 2006Q2 2014Q2 Included observations: 33 after adjustments Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]
Cointegrating Eq: CointEq1 CointEq2 CointEq3
D(MD(-1)) 1.000000 0.000000 0.000000
D(ER(-1)) 0.000000 1.000000 0.000000
D(BIR(-1)) 0.000000 0.000000 1.000000
D(INC(-1)) 37.22144 0.238985 0.000376 (12.3439) (0.06024) (0.00013) [ 3.01537] [ 3.96730] [ 2.91930]
D(INF(-1)) -2366727. -9048.317 -25.49304 (443055.) (2162.13) (4.62180) [-5.34184] [-4.18492] [-5.51583] C -373507.6 -1886.634 -2.884509
VECM – SPEED OF ADJUSTMENT
Kecepatan penyesuaian jangka panjang permintaan uang dapat dihitung dengan cara = 1/ CointEq1 atau 1/ 0,740621 atau 1,35. Artinya speed of adjustment dari permintaan uang membutuhkan waktu 1 - 2 kuartal.
Error Correction: D(MD,2) D(ER,2) D(BIR,2) D(INC,2) D(INF,2)
CointEq1 -0.740621 -0.004642 4.53E-06 -0.059756 5.04E-06 (0.40719) (0.00336) (2.0E-06) (0.11087) (1.9E-06) [-1.81884] [-1.38061] [ 2.23528] [-0.53900] [ 2.69444]
CointEq2 19.77451 0.179198 -0.000106 -17.35936 -0.000569 (27.0144) (0.22306) (0.00013) (7.35512) (0.00012) [ 0.73200] [ 0.80337] [-0.78471] [-2.36017] [-4.58343]
CointEq3 59166.73 369.0088 -0.411390 10761.26 -0.185603 (29978.3) (247.531) (0.14922) (8162.10) (0.13773) [ 1.97365] [ 1.49076] [-2.75702] [ 1.31844] [-1.34762]
IMPULSE RESPONSE FUNCTION
-30,000
-20,000
-10,000
0
10,000
20,000
30,000
5 10 15 20 25 30
Response of D(MD) to D(ER)
-30,000
-20,000
-10,000
0
10,000
20,000
30,000
5 10 15 20 25 30
Response of D(MD) to D(BIR)
-30,000
-20,000
-10,000
0
10,000
20,000
30,000
5 10 15 20 25 30
Response of D(MD) to D(INC)
-30,000
-20,000
-10,000
0
10,000
20,000
30,000
5 10 15 20 25 30
Response of D(MD) to D(INF)
Response to Cholesky One S.D. Innovations
VARIANCE DECOMPOSITION
Dari hasil analisis diketahui bahwa kontribusi shock variabel pertumbuhan nilai tukar terhadap pertumbuhan permintaan uang mula-mula hanya sebesar 0,33 persen pada kuartal ke-2 setelah itu mengalami kenaikan 0,63 persen pada kuartal ketiga, kemudian cenderung meningkat sampai kuartal ke-10 sebesar 1,33 persen.
Per S.E. D(MD) D(ER) D(BIR) D(INC) D(INF)
1 71483.52 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 2 72903.09 96.91327 0.338592 0.668154 1.992308 0.087673 3 83187.18 77.80218 0.630133 4.506281 8.615521 8.445886 4 85589.02 74.67136 0.739179 4.399223 9.376296 10.81395 5 97730.50 75.79468 0.730148 5.235590 7.195016 11.04456 6 98770.48 74.24344 1.534397 5.453967 7.048264 11.71993 7 105646.8 72.45865 1.517646 5.221581 7.025444 13.77668 8 106889.1 71.23761 1.482619 5.666810 8.060224 13.55273 9 114489.4 74.01545 1.353140 5.390000 7.036841 12.20457
10 115126.0 73.20533 1.339493 5.980063 7.306192 12.16892
Cholesky Ordering: D(MD) D(ER) D(BIR) D(INC) D(INF)
KESIMPULAN
Respon variabel pertumbuhan Permintaan Uang terhadap pertumbuhan Nilai Tukar adalah ketika ada shock dari kenaikkan nilai tukar maka dampaknya terhadap pertumbuhan permintaan uang sangat fluktuatif mula-mula mengalami kenaikan pada kuartal ke-2 kemudian turun pada kuartal 3 hingga melewati titik keseimbangan. Kondisi ini berlanjut hingga kuartal ke 15 dan selanjutnya masih sedikit berfluktuasi namun tidak jauh dari titik keseimbangan. Sedangkan kontribusi shock variabel pertumbuhan nilai tukar terhadap pertumbuhan permintaan uang mula-mula hanya sebesar 0,33 persen pada kuartal ke-2 setelah itu mengalami kenaikan 0,63 persen pada kuartal ketiga, kemudian cenderung meningkat sampai kuartal ke-10 sebesar 1,33 persen.
Kecepatan penyesuaian menuju keseimbangan di antara variabel-variabel permintaan uang riil, pendapatan nasional, kurs, inflasi dan suku bunga membutuhkan waktu satu kuartal. Speed of Adjustment permintaan uang lebih kecil dari keseluruhan koefisien masing-masing variabel. Hal ini menunjukkan kecepatan penyesuaian permintaan uang menuju keseimbangan jangka panjang lebih rendah dari kecepatan penyesuaian pendapatan nasional, inflasi dan suku bunga.
TERIMA KASIH