dampak kebijakan dividen terhadap volatilitas …

119
i DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 di BEI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: JULFI FAJRIHAN NIM: 206081003950 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

i

DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS HARGA

SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 di BEI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

JULFI FAJRIHAN

NIM: 206081003950

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

ii

DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS HARGA

SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 di BEI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Julfi Fajrihan

206081003950

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. DR. Ahmad Rodoni Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB

NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19770122 2003121 1 001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431H/2010M

Page 3: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

iii

Hari ini Kamis, Tanggal 16 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah

dilakukan Ujian Skripsi atas nama Julfi Fajrihan NIM: 206081003950 dengan

judul skripsi “DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP

VOLATILITAS HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 di BEI.

Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 September 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Penguji I Penguji II

Prof. DR. Ahmad Rodoni Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Herni Ali HT,SE., MM

Page 4: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

iv

Hari ini Rabu, Tanggal 07 Bulan Tujuh Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan

Ujian Komprehensif atas nama Julfi Fajrihan NIM: 206081003950 dengan judul

skripsi “DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS

HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 di BEI. Memperhatikan

kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi

ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Juli 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Penguji I Penguji II

DR. Yahya Hamja, MM Indo Yama Nasarudin, SE., MAB

NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19741127 200112 1 002

Penguji III

Suhendra, S.Ag, MM

NIP. 19711206 200312 1 001

Page 5: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Julfi Fajrihan

Tempat/Tanggal Lahir : Purwodadi, 1 Juni 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Benda Barat 12 Blok D39/10a

Pamulang Permai II - Tangerang Selatan

Telp : 085691500521 / 02185496801

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

Tahun 1993-1994 : TK Islam Puspa Negara

Tahun 1994-2000 : SDN Pondok Benda I

Tahun 2000-2003 : SLTP Waskito 4

Tahun 2003-2006 : SMAN I Pamulang

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun 2001-2002 : Seksi kesenian OSIS Waskito 4

Tahun 2007-2008 : Seksi Penelitian dan Pengembangan BEM

FEIS Non Reguler

Page 6: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

vi

ABSTRACT

This research has purposes : To analyze the influence between Dividen Payout

Ratio, Dividend Yield, Earning Volatility, Firm Size, DAR and Growth In Assets

partially and simultaneously to Stock Price volatility in LQ-45 companies, and to

analyze independent Variable which most dominant to Stock Price volatility. This

research is using multiple regression analysis. Data used in this study used

inusing secondary data which is obtained from the Indonesian Stock Exchange.

The chosen sample in this research is that all the company which is registered in

Indonesian Stock Exchange which include in LQ-45 categories which have a

dividend payment start from year 2005 until year 2009. The result of this research

showing if there is an influence simultaneously in Dividend Payout Ratio,

Dividend Yield, Earning Volatility, Firm Size, DAR, and Growth In Assets

Variable to Stock Price Volatility. The conclution of this research shows if the

Dividend Payout Ratio and dividend Yield has a significant influence partially to

Stock Price Volatility. Where as Earning Volatility, Firm Size, DAR, Growth In

Assets Variable is not really has a significant influence. The most dominant

variabel which has a big influence in Stock Price Volatility is Dividend Payout

Ratio.

Keyword : Dividend Yield, Dividend Payout ratio, Earning Volatility, Firm Size,

DAR, and Growth In Assets, Stock Price Volatility.

Page 7: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

vii

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan: Menganalisa pengaruh secara parsial dan simultan

antara Dividen Payout Ratio, Dividen Yield, Volatilitas Earning, Firm Size, DAR

dan Growth In Asset terhadap Volatilitas Harga Saham pada perusahaan LQ-45,

dan Menganalisa variabel independen yang paling dominan terhadap Volatilitas

Harga Saham. Penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda. Data

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh

dari Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah semua

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kategori LQ-45

yang melakukan Pembayaran Dividen mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun

2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan

pada variabel Dividen Payout Ratio, Dividen Yield, Volatilitas Earning, Firm Size,

DAR dan Growth In Asset terhadap Volatilitas Harga Saham. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel Dividend Payout Ratio dan Dividen Yield

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Volatilitas Harga Saham.

Sedangkan variabel Volatilitas Earning, Firm Size, DAR, growth in asset tidak

berpengaruh signifikan. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap

Volatilitas Harga Saham adalah Dividen Payout Ratio.

Kata kunci: Dividen Yield, Dividen Payout Ratio,Volatilitas Earning, Firm Size,

DAR dan Growth In Asset,Volatilitas Harga Saham

Page 8: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan ni’mat iman, ni’mat islam serta ni’mat sehat wal’afiat sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam

semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada baginda alam junjungan kita Nabi

besar Muhammad SAW. Beliau adalah penutup para nabi, rasul yang amanah

serta bagi para keluarga, sahabat dan kita semua sebagai pengikutnya, dengan

harapan mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk meraih gelar

Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta . dengan judul skripsi “Dampak

Kebijakan Dividen Terhadap Volatilitas Harga Saham Perusahaan LQ 45 di

BEI”.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini merupakan salah satu dari

banyaknya ni’mat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Atas segala do’a,

motivasi, serta arahan dari berbagai pihak merupakan modal utama bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis

mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bapak dan Mamah yang telah memberikan dukungan selama ini baik berupa

moril dan materi. Semoga Allah SWT selalu melindungi, melimpahkan

rahmat-NYA serta meninggikan derajat kalian. Amiin.

2. Bapak. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku Dosen Pembimbing Skripsi II

yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

ix

5. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu akademis selama ini, semoga

ilmu yang telah kalian berikan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi saya

khususnya dan umumnya orang lain.

6. Angga, Pakde, Bude, om, tante dan Saudara-saudara semuanya yang gak bisa

disebut satu persatu. Terma kasih atas dukungannya selama ini. Walaupun

kadang suka lupa dan bingung silsilah keluarga.

7. Seluruh staf karyawan dan karyawati Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis

“Mba Ani, Mpo Heny, Mas Ajis, Mas Heri, Mas Alfred, Pak Sukmadi dan

lain-lain”. Terima kasih atas layanan dan bantuannya di akademik walaupun

suka lama.

8. Temen-temen anak-anak manajemen B “ Prima, Anggi P, Ade, Ali (belajar

maen kartu dulu lw pada biar bisa ngalahin gw haha.) Kiki (buruan lo kerjain

skripsi biar bisa ikut kloter berikutnya), Anggi S (wah curang lo nggi, nyolong

start), Faisal, Alamsyah, Restu, Umar (kuliah yang bener lo kong, inget umur),

Bukhori, Apung, Renal, Febrian, Yadih, Rosim, Muzakir, Ririn, Nurul, Rika,

Purwanti, Lia, Rheina (say password.hehe), Luthfi” terima kasih udah

berjuang bersama selama kuliah. Semoga perjuangan selama kuliah dapat

dikenang selalu dan persahabatan kita akan selalu terjalin dengan baik.

9. Temen-temen dari kelas lain “Devi dan Khania (udah bantuin dan jelasin hal-

hal yang gw gak tau tentang skripsi), Ale (buruan skripsi le, udah di tantang

Taufik Hidayat lo.haha) dan anak-anak manajemen A yang gak bisa disebut

satu persatu. Khoir (Terima kasih udah bantuin SPSS), Ibol (nongkrong terus

sama anak manajemen B). Temen-temen SD, SMP, SMA, Les, Ngaji, temen-

temen maen gw dari dari kecil, iwan (geber terus may), tio , danto.

10. Buat Gustav (my ride), udah setia nganterin kemana-mana dari awal kuliah.

Panas-panasan, hujan-hujanan, pokoknya tiada lawan.

11. Terima kasih juga untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya

satu persatu karena dengan segala keterbatasan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Page 10: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

x

Akhinya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan skripsi

ini kepada semua pihak yang berkepentingan, dengan harapan semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi semuanya.

Jakarta, September 2010

Julfi Fajrihan

Page 11: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI ......................................... iii

LEMBAR PENGUJIAN KOMPREHENSIF .............................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah....................................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................... 9

BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................. 11

A. Volatilitas harga saham.................................................................. 11

B. Pengertian Dividen......................................................................... 15

1. Dividen...................................................................................... 15

2. Teori Tentang Dividen............................................................... 17

3. Pembayaran Dividen.................................................................. 20

4. Faktor - faktor yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran

Dividen....................................................................................... 21

5. Macam-macam Dividen………................................................. 24

C. Dividend Yield ................................................................................ 26

D. Dividend Payout Ratio.................................................................... 27

Page 12: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

xii

E. Volatiltas earning ( Earning volatility) ........................................... 28

F. Hutang Jangka Panjang (Long-term Debt) ..................................... 29

G. Ukuran Perusahaan (Firm Size) ..................................................... 34

H. Pertumbuhan Aset (Growth in asset) ............................................. 36

I. Penelitian Terdahulu......................................................................... 37

J. Hipotesis........................................................................................... 39

K. Kerangka pemikiran........................................................................ 40

BAB III Metode Penelitian.............................................................................. 43

A. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 43

B. Metode Penetuan Sampel................................................................. 43

C. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 44

D. Metode Analisis ............................................................................... 45

E. Operasional Variabel Penelitian........................................................ 48

BAB IV Analisis dan Pembahasan.................................................................... 53

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.................................................. 53

B. Sejarah Objek Penelitian................................................................... 62

C. Hasil Dan Pembahasan...................................................................... 63

1. Deskriptif Data............................................................................ 63

2. Pengujian Asumsi Klasik............................................................. 74

3. Uji Signifikansi............................................................................ 78

4. Analisis Regresi Linier Berganda................................................ 81

D. Interpretasi......................................................................................... 83

BAB V Kesimpulan dan Implikasi...................................................................... 87

A. Kesimpulan........................................................................................ 87

B. Saran dan Implikasi........................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 90

Page 13: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

4.1 Perusahaan Objek Penelitian 63

4.2 Dividend Yield 64

4.3 Dividend Payout Ratio 66

4.4 Volatilitas Earning 67

4.5 Firm Size 68

4.6 Debt to Assets Ratio 70

4.7 Growth In Assets 71

4.8 Volatilitas Harga Saham 73

4.9 Hasil Pengujian Multikolinearitas 75

4.10 Hasil Pengujian Autokolerasi 76

4.11 Hasil Pengujian Uji t 78

4.12 Hasil Pengujian Uji F 80

4.13 Hasil Pengujian Adj R Square 81

4.14 Hasil Analisis Regresi 82

Page 14: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran 42

4.1 Struktur Pasar Modal Indonesia 54

4.2 Pengujian Normalitas Data 74

4.3 Uji Heteroskedastisitas 77

Page 15: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Dividend Yield 94

2 Dividend Payout Ratio 94

3 Volatilitas Earning 95

4 Firm Size 95

5 Debt to Assets Ratio 95

6 Growth in asset 95

7 Volatilitas Harga Saham 97

8 Descriptive Statistics 98

9 Histogram 98

10 Normal P-P plot of regression

strandardize residual 99

11 scatter plot 99

12 Residuals Statistics 100

13 Uji t 100

14 Uji F 101

15 Model Summary 101

Page 16: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

DAMPAK KEBIJAKAIT DIWDEN TERHADAP VOLATILITAS IIARGA

sArrAM PERUSAHAAhT LQ 4s di BEr

' Skripsi

Diaiukan Kepada I'akultas Ekonomi dan BisnisUntuk Mehenuhi Syarat-Syarat UntukMeraih Gelar Sarjana Ekonomi

OIeh:

JUE X'airihan206081003950

Dibawah Bimbingan

Pembimbingl Pembimbingll

*oom"':#ffTKil"*'T]NTVERSITAS ISLAM I\TEGERI SYARIF' HIDAYATT]LLAH

JAKARTA1431H/2010M

Prof. DR Alimad RodoninrP. 19690203 zffirrz I 003 F[IP. 19770122 2M3121 I 001

Page 17: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

Hari ini Kamis, Tanggal 16 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah

dilakukan Ujian Slaipsi atas nama Julfi Fajrihan NIM: 206081003950 dengan

judul slcripsi *DAMPAK KEBIJAKAI{ DWIDEN TERHADAP

YOLATILITAS IIARGA SAIIAM PERUSAIIAAI\I LQ 45 di BEI.

Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jrrrusan Ekonomi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri OIllD Syarif Hidayatullatr Jakarta-

Jakaxt4 16 September 2010

Tim Pcnsuii Uiiqn Skriosi

Penguji I Penguji II

,-/ t

_Lff iProf. DR. Ahmad frdoni

@Indo Yama Nasaruddin. SE.. MAB

Penguii Ahli I

Prcf. Dr. AbdulHamid.MS

Penguji AhIi n

HsmiA|iHTSE..MM

111

Page 18: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

Hari ini Rabu, Tanggal 07 Bulan Tujuh Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilalnrkan

Ujian Kornprehensif atas nama Julfi Fajrihan NIM: 206081003950 dengan judul

skripsi {'DAMPAK KIBIJAKAI\I DWIDEN TERIIADAP YOLATILITAS

IIARGA SAIIAM PERUSAHAAI\ LQ 45 di BEI. Memperhatikan

kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi

ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri (US{) Syarif Hidayatultah Jakarta

Jakarta 07 Juli 2010

Tim Penguii Uiian Komprehensif

Penguji II

DR Yahva Hamia" MMiltrP.19490602 197803 I 001

Pengnji III

h&wffi-Sufiendra. S.As. MM

NIP. 197112M 200312 I {ill

lV

Pcnguji I

NIP. 19?41127 2Ur12 t W2

Page 19: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan

harapan untuk memperoleh keuntungan (return) di masa yang akan datang

(Halim, 2005:4). Investasi dibagi kedalam dua kelompok, yaitu investasi pada

aset-aset keuangan (financial assets) dan investasi pada aset-aset riel (real assets).

Investasi pada aset-aset keuangan dapat dilakukan di pasar modal dan pasar uang,

sedangkan investasi pada aset-aset riel dilakukan dengan membeli atau

mendirikan asset-aset riel seperti membeli tanah atau rnendirikan pabrik.

Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah saham. Investor saham

dapat mengharapkan return dalam bentuk dividen dan atau capital gain. Dividen

merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham

tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dividen diberikan setelah

mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang

dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang

saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk

setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang artinya setiap pemegang

saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga sejumlah saham yang dimiliki

investor bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

Page 20: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

2

Sedangkan Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual,

dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli, capital gain terbentuk dengan

adanya aktifitas perdagangan di pasar sekunder.

Pasar modal sangat sensitif terhadap peristiwa ataupun informasi yang

beredar disekitarnya. Peristiwa ataupun informasi dapat memotivasi investor

untuk bereaksi apakah menjual atau membeli saham, sehingga memicu terjadinya

volatilitas harga saham. Dalam berinvetasi saham, investor tidak boleh terpaku

hanya akan return yang akan dihasilkan. tetapi juga harus memperhatikan segala

resiko yang melekat dalam bermain saham. Hal ini tentu akan membuat investasi

saham lebih aman. Risiko yang dapat menyebabkan penyimpangan tingkat

pengembalian investasi dapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu Systematic risk

dan Unsystematic risk.

Systematic risk disebut juga risiko pasar karena berkaitan dengan perubahaan

yang terjadi di pasar secara keseluruhan, risiko ini terjadi karena kejadian diluar

kegiatan perusahaan. Seperti resiko inflasi, resiko nilai tukar mata uang, resiko

tingkat suku bunga.

Unsystematic risk merupakan risiko spesifik perusahaan karena tergantung

dari kondisi mikro perusahaan. Contoh unsystematic risk antara lain : risiko

industri, operating laverage risk dan lain-lain. Risiko ini dapat diminimalkan

dengan melakukan diversifikasi investasi pada banyak sekuritas dengan

pembentukan portofolio, unsystematic risk disebut juga diversible risk.

Dalam kaitannya dengan dunia pasar modal, resiko pasar merupakan salah

satu hal yang harus diperhatikan oleh para pelaku pasar seperti trader, baik yang

Page 21: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

3

melakukan daily trading ataupun frequent trading. Risiko pasar ini erat kaitannya

dengan ketersediaan data dan informasi pada pasar finansial. Volatilitas harga

saham dan pergerakan harga di pasar modal pun menjadi fokus atas terjadinya

risiko pasar ini. Dalam mengontrol dan mengurangi risiko pasar yang dapat

terjadi, para pelaku pasar dapat melakukan pengukuran volatilitas atau tingkat

risiko dari aset-aset keuangan yang mereka perdagangkan, seperti saham, nilai

tukar, komoditi, indeks, portofolio, dan lain sebagainya.

Salah satu cara meminimalisir resiko dalam bermain saham adalah dengan

melihat besar resiko dari saham tersebut. Besarnya nilai resiko dari saham bisa

dilihat dengan menggunakan indikator Beta. Nilai Beta ini diperoleh dari hasil

regresi time series antara harga saham dengan IHSG dalam rentang waktu

tertentu. Semakin besar Beta menunjukan resiko makin besar. Hal ini karena

ketika pasar (IHSG) bergerak sedikit maka harga saham akan berubah cukup

besar, atau lebih volatile.

Menurut Alwi (2003) bahwa Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga

saham dari suatu perusahaan go public menjadi fenomena umum yang sering

dilihat di lantai bursa efek yang tidak banyak orang yang mengerti atau banyak

yang masih bingung mengapa harga saham suatu perusahaan bisa berfluktuasi

secara drastis pada periode tertentu. Sebagai salah satu instrument ekonomi ada

faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga saham di suatu bursa efek, baik

harga saham individual maupun harga saham gabungan misalnya IHSG dan

indeks LQ45, yaitu faktor internal (lingkungan mikro) dan eksternal (lingkungan

makro).

Page 22: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

4

Berdasarkan penelitian Septi uli rahmi (2009) yang berjudul Analisis

perbandingan kinerja pasar modal syariah dan konvensional di Indonesia dengan

pendekatan volatilitas return (studi kasus saham JII dan LQ45 di BEI tahun 2006 -

2008), menjelaskan bahwa saham syariah yang tergabung dalam JII memiliki

kinerja relative lebih baik pada persistensi jangka pendek, sedangkan saham

konvensional atau LQ45 relative lebih baik pada persistensi jangka panjang.

Konsep beta sangat membantu investor dalam melakukan keputusan investasi.

Jika investor menduga saham akan naik atau bullish , maka investor akan memilih

saham dengan beta yang tinggi sehingga returnnya akan tinggi. Sebaliknya ketika

investor mempunyai ekspektasi saham akan turun atau bearish, sebaiknya

investor menjaga investasinya dengan saham yang mempunyai beta kecil

sehingga penurunan harga saham tidak akan terlalu besar.

Atas dasar pertimbangan resiko tersebut, pokok perhatian penulis adalah

apakah kebijakan dividen yang dijalankan oleh perusahaan berpengaruh terhadap

harga saham perusahaan, mengingat informasi yang beredar di pasar modal dapat

mempengaruhi investor dan berdampak fluktuasinya harga saham. Kebijakan

dividen yang menghasilkan tingkat dividen yang semakin bertambah dari tahun ke

tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor, dan secara tidak langsung

memberikan informasi kepada para investor bahwa kemampuan perusahaan dalam

menciptakan laba perusahaan semakin meningkat. Informasi yang demikian akan

mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan di pasar modal,

yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Page 23: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

5

Volatilitas harga saham memang diartikan sebagai resiko, karena ketidak

pastian yang dimiliki investor akan masa depan. (Brigham dan Houston,2009).

Banyak faktor - faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Seperti kondisi

makro ekonomi dan mikro ekonomi suatu negara, kondisi keuangan perusahaan,

informasi yang beredar di pasar modal dan sebagainya. Penilaian wajar saham dan

prediksi harga pasar merupakan aktivitas penting bagi pelaku pasar modal. Para

pelaku pasar modal seperti investor, broker, dan emiten akan menggunakan

perbandingan antara nilai wajar dan harga saham pasar sebagai dasar pengambilan

keputusan ( Elton & Gruber, 1995). Investor akan menggunakan perbandingan

antara nilai wajar dan harga pasar untuk keputusan kapan beli dan kapan jual.

Penelitian ini mengadaptasi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

nishat dan chaudhari (2003) di Pakistan tentang dividend policy and stock price

volatility. Berdasarkan penelitian yang dilakukan nishat dan chaudhari pada bursa

efek karachi, menjelaskan dividend yield dan dividend payout ratio memiliki

dampak yang signifikan pada volatilitas harga saham pada bursa pakistan. Pada

periode keseluruhan firm size dan leverage berpengaruh positif dan signifikan

terhadap volatilitas harga saham. Dan earning volatility adalah negatif dan

signifikan hanya selama periode reformasi.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan

pendanaan perusahaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba

yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Investor juga memperhatikan

tingkat Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan. Rasio pembayaran dividen

(Dividen Payout Ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam

Page 24: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

6

perusahaan sebagai sumber pendanaan. Rasio pembayaran dividen (Dividen

Payout Ratio) adalah persentase dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang

tersedia untuk pemegang saham (Jogiyanto,2000:252)

Apabila dividend yield dari perusahaan yang efisien semakin tinggi maka

semakin besar kemungkinan saham itu dinilai tinggi. Hal ini akan membuat

investor mau menanamkan dananya pada saham tersebut, sehingga permintaan

akan saham tersebut naik pada akhirnya menyebabkan harga saham akan naik

juga.

Earning Volatility digunakan untuk mengukur tingkat resiko bisnis dan

potensi kebangkrutan perusahaan. Perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang

besar cenderung memiliki rasio hutang yang rendah. Volatilitas keuntungan

tidaklah selalu harus diartikan sebagai resiko (Brigham dan Houston,2009). Kita

harus memikirkan penyebab dari volatilitas tersebut sebelum menarik kesimpulan

mengenai apakah volatilitas menunjukkan adanya resiko. Beberapa perusahaan

mengalami fluktuasi tersebut mengikuti pola-pola siklus atau musiman. Sehingga

volatilitas tidak akan menjadi bagian yang signifikan dari resiko. Hal ini tidak

akan menjadi kekhawatiran dari para investor, sehingga harga saham perusahaan

tidak akan terpengaruh.

Bradley, Jarrel dan Kim (1984); Friend dan Lang(1988); Long dan Malitz

(1985), menemukan bahwa semakin tinggi volatilitas earnings maka leverage

akan semakin rendah. Volatilitas earnings yang tinggi akan meningkatkan biaya

kebangkrutan (agency cost of debt) sehingga leverage yang digunakan dalam

Page 25: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

7

rangka pengendalian agency cost of equity akan berkurang (Crutchley dan

Hansen, 1989).

Menurut Francis (1986) dan Elton and Gruber (1995), perusahaan besar

mengalami resiko yang lebih sedikit dibanding dengan perusahaan lebih kecil.

Dengan kata lain, perusahaan besar mengalami risiko yang lebih kecil. hal ini

dikarenakan perusahaan kecil bekerja kurang efektif dan efisien dibanding dengan

perusahaan besar (Cheng F Lee dan Josepha E Finnerty 1991)

Fama dan French (1992) meneliti mengenai beta pasar atau prediksi CAPM

terhadap pengaruh positif beta pasar terhadap rata-rata return saham dan

menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh pengaruh beta pasar terutama setelah

dilakukan perhitungan yang bervariasi terhadap beta yang berhubungan dengan

firm size.

Variabel pertumbuhan aktiva (growth in assets) didefinisikan sebagai

perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi

mempunyai hubungan positif dengan Beta. Dengan alasan semakin cepat tingkat

atau laju pertumbuhannya menggunakan dana untuk membiayai kebutuhan

pertumbuhannya berarti semakin besar dana yang digunakan dan menyebabkan

tingginya resiko yang akan dihadapi. variabel asset growth didefinisikan sebagai

perubahan tahunan dari aktiva total (Hartono, 2000).

Krisis global yang sudah terasa sejak tahun 2007 lalu, menyebabkan

fluktuasi harga saham di bursa efek Indonesia meningkat. Hal ini menambah

tingkat resiko dalam investasi di pasar modal. Tidak terkecuali perusahaan

Page 26: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

8

tergolong indeks LQ45 yang merupakan perusahaan teraktif dan memiliki

likuiditas yang tinggi.

Hal yang paling mencolok dari krisis global di dunia adalah di amerika yang

merupakan negara dengaa ekonomi terkuat. Ini antara lain ditandai kasus

kebangkrutan sejumlah perusahaan otomotif besar, seperti General Motor (GM),

Ford, dan Chrysler atau yang lebih dikenal The Big Three. Pada 2008, pangsa

penjualan The Big Three di AS untuk pertama kalinya akan berada di bawah 50

persen. Kurangnya inovasi di bidang teknologi, desain, biaya, imaji, dan unsur

lainnya menjadi penyebab penurunan penjualan mobil keluaran The Big Three.

Seiring dengan pelemahan kinerja tiga perusahaan raksasa itu, pangsa pasar

mereka pun kini semakin menurun. Dan sebaliknya, pangsa pasar pabrikan

otomotif dari Jepang mengalami peningkatan. Pada 2008, tingkat penjualan mobil

di AS mengalami kemerosotan yang drastis. Berdasarkan laporan Auto Observer,

selama tahun 2008, seluruh The Big Six (The Big Three plus Honda, Nissan, dan

Toyota) melaporkan penurunan penjualan.

Dari kondisi ini kita bisa melihat betapa besarnya dampak krisis global

terhadap terhadap perusahaan - perusahaan. Beberapa perusahaan mengalami

penurunan penjualan bahkan sampai bangkrut, tetapi beberapa peusahaan justru

mengalami kenaikan penjualan. Hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor

apakah saham perusahaan yang dimilikinya masih menguntungkan atau tidak dan

lebih selektif dalam menentukan dimana investor akan menanamkan modalnya.

Page 27: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

9

Meskipun Indonesia tidak terlalu merasakan dampak dari krisis global, tetapi

resiko dari berfluktuasinya harga saham menjadi pertimbangan yang harus

dilakukan oleh investor.

Berdasarkan latar berlakang diatas apakah kebijakan dividen yang dilakukan

perusahaan LQ 45 berdampak pada volatilitas harga saham. Oleh sebab itu

Penulis meneliti tentang “Dampak Kebijakan Dividen Terhadap Volatilitas

Harga Saham Perusahaan LQ45 di BEI”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini mencakup, sebagai berikut :

1. Apakah dividend yield, dividend payout ratio, firm size, debt to asset ratio,

earning volatility, growth in asset berpengaruh terhadap volatilitas harga

saham secara simultan dan parsial?

2. Variabel independend manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap

volatilitas harga saham?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini mencakup,

sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh dividend yield, dividend payout ratio, firm size,

debt to asset ratio, earning volatility, growth in asset secara simultan dan

parsial terhadap volatilitas harga saham.

Page 28: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

10

b. Menganalisis variabel independend yang paling dominan berpengaruh

terhadap volatilitas harga saham.

2. Manfaat penelitian

a. Bahan masukan bagi perusahaan dalam mengkaji ulang kebijakan dividen

yang diterapkannya, serta diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam melaksanakan kebijakan dividen dimasa yang akan

datang

b. Menambah wawasan bagi pembaca untuk mengetahui pengaruh dari

menetukan kebijakan dividen yang dijalankan.

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor sebelum menanamkan

modalnya di perusahaan sektor industri manufaktur.

d. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan

mengenai praktek pasar modal khususnya yang berkaitan dengan dampak

kebijakan dividen dan volatilitas harga saham perusahaan.

e. Sebagai bahan referensi dalam pembuatan karya ilmiah selanjutnya.

Page 29: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Volatilitas Harga Saham ( Stock Price Volatility)

Varians yang berubah seiring dengan perubahan waktu umumnya disebut

volatilitas. Volatilitas mengukur banyaknya fluktuasi underlying asset dalam satu

periode. Volatilitas harga saham memang diartikan sebagai resiko, karena ketidak

pastian yang dimiliki investor akan masa depan. (Brigham dan Houston,2009).

Pada dasarnya volatilitas dapat dilihat sebagai kecepatan perubahan dalam pasar,

meskipun lebih tepatnya disebut kebingungan pasar.

Terdapat 2 jenis volatilitas pada faktor-faktor yang mempengaruhinya

(Karina,2006 dalam Chadijah) yaitu:

1. Transistory Volatility adalah volatilitas yang bersifat sementara karena ada

ketidak seimbangan arus order, seperti kepemilikan pasar, ekspektasi yang

berlebihan, ada pihak tertentu yang berspekulasi membeli atau menjual

komoditas dalam jumlah besar.

2. Fundamental Volatility adalah volatilitas yang di sebabkan karena faktor

fundamental seperti bencana alam, kegagalan panen, dan serangan hama.

Menurut Alwi (2003,87) bahwa Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga

saham dari suatu perusahaan go public menjadi fenomena umum yang sering

dilihat di lantai bursa efek yang tidak banyak orang yang mengerti atau banyak

yang masih bingung mengapa harga saham suatu perusahaan bisa berfluktuasi

Page 30: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

12

secara drastis pada periode tertentu. Sebagai salah satu instrument ekonomi ada

faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga saham di suatu bursa efek, baik

harga saham individual maupun harga saham gabungan misalnya IHSG dan

indeks LQ45, yaitu faktor internal (lingkungan mikro) dan eksternal (lingkungan

makro).

Lingkungan Mikro yang mempengaruhi volatilitas harga saham dan indeks

harga saham antara lain ;

1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan,

rincian kontrak, produk baru, perubahan harga, penarikan produk baru,

laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan.

2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang, sekuritas

yang hybrid, leasing, kesepakatan kredit, pemecahan saham,

penggabungan saham, pembelian saham, joint venture dan lainnya.

3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board ofdirector

announcements), seperti perubahan dan penggantian direksi, manajemen

dan struktur organisasi.

4. Pengumuman penggabungan pengambilalihan diversifikasi, seperti

laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisi dan

diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset dan pengembangan, penutupan usaha

dan lainnya.

Page 31: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

13

6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi

baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba

sebelum akhir tahun dan setelah akhir tahun fiskal, EPS, DPS, PER, NPM,

ROA, ROE, dan lain-lain.

Sedangkan Lingkungan Makro yang mempengaruhi volatilitas harga saham

dan indeks harga saham antara lain ;

1. Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga tabungan

dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan

deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah.

2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan

terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan

terhadap manajernya.

3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti

laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume / harga saham

perdagangan, pembatasan / penundaan trading.

4. Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga

merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya volatilitas

harga saham di bursa efek suatu negara.

5. Berbagai issue, baik dari dalam dan luar negeri, seperti issue lingkungan hidup,

hak azazi manusia, kerusuhan massal, yang berpengaruh terhadap perilaku

investor.

Sebagai suatu konsep, volatilitas sangat sederhana dan intuitif. Menurut (sigit

dan Bambang, 2006 dalam Rahmi 2009) volatilitas mengukur variabilitas atau

Page 32: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

14

disperse disekitar suatu tedensi pusat (central tedency). Lebih spesifik untuk suatu

aset tertentu, volatilitas mengukur seberapa jauh harga sekarang dari aset tersebut

menyimpang dari harga rata-rata masa lalu. Semakin besar penyimpangan berarti

semakin besar voaltilitasnya. Sebaliknya, apabila harga hampir tidak pernah

berubah berarti volatilitas rendah. Volatilitas dipandang sebagai ukuran resiko,dan

return yang paling akurat. semakin tinggi volatilitas semakin tinggi pula resiko

dan juga return.

Ukuran volatilitas return saham yang paling umum digunakan adalah

simpangan baku (Standar deviasi) dari perubahan harga, yang mengukur disperse

dari return saham. Pengetahuan mengenai simpangan baku dari return saham

sangat penting karena menunjukan peluang terjadinya nilai-nilai return yang

ekstrim. Bila nilai simpangan baku besar berarti volatilitas juga besar, yang

mengimplikasikan peluang terjadinya return yang positif atau negatif juga besar.

Volatilitas mengukur kecepatan perubahan harga suatu saham. Semakin tinggi

volatilitas, maka kemungkinan naik atau turunnya harga saham akan semakin

besar. Perhitungan volatilitas akan dilakukan dengan metode statistik untuk

memperoleh simpangan baku (standard deviasi).

Standar deviasi merupakan alat pengukur volatilitas dari suatu varian yang

memiliki penyebaran yang konstan (homokedastik). Standar deviasi adalah

ukuran lebar disperse titik tengah distribusi profitabilitas, yakni jarak rata-rata dari

perubahan return terhadap nilai mean sebagai puncak dari distribusi. Standar

deviasi adalah akar kuadrat dari varian (Rahmi, 2009).

Page 33: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

15

B. Pengertian Dividen

1. Dividen

Dividen menurut Weston dan Copeland (2005) dalam buku Rodoni dan

Ali adalah keuntungan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang

diberikan kepada pemegang saham dan dinyatakan dalam suatu jumlah atau

persentase (%) tertentu atas nilai nominal saham dan bukan atas nilai

pasarnya.

Pengertian dividen dalam undang-undang PPh Pasal 4 Ayat (1) 2008:

”pengertian dividen adalah dividen dengan nama dan dalam bentuk apa

pun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan

pembagian sisa hasil usaha koperasi. Kata-kata “dengan nama dan dalam

bentuk apapun” memberikan makna yang luas bagi dividen yang misalnya

tidak terikat pada nama dividen atau bentuk uang.”

Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan

pendanaan perusahaan. Secara teoritis perubahan harga saham dipengaruhi

oleh banyak faktor. Marzuki Usman mengatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham adalah dividend yield, price earning ratio dan

nilai buku (Marzuki Usman, 1990:155).

Menurut Bharbatosh Banerje (2008), kebijakan dividen yaitu:

Dividend decision comprises one of the major decision areas of

financial management. Dividend policy is the plan of action adopted by

the board of directors of company whenever a dividend decison is made.It

may be referred to as the policy relating to the amount to profits to be

distributed to the equity shareholder in proportion of their holdings.

Page 34: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

16

Peirson and Bird's (1998), menjelaskan kebijakan dividen adalah:

An important aspect of mangement's decisions on these distributions is

dividen policy which determines how much of a company's profit will be

paid to shareholders as dividends and how muh will be retained.

Kebijakan dividen penting karena dua alasan yaitu pertama, pembayaran

dividen akan mempengaruhi harga saham, dengan demikian akan

berpengaruhpula dengan perdagangan saham. Kedua, pendapatan yang

ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan modal

sendiri (equity capital) yang terbesardan terpenting untuk pertumbuhan

perusahaan.

Kedua alasan tersebut merupakan dua sisi kepentingan perusahaan yang

agak kontroversial. Agar kedua kepentingan itu dapat terpenuhi secara

optimal, manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan

teliti kebijakan dividen yang harus dipilih.

Banyak perusahaan yang menyadari adanya dua hal tentang reaksi investor

atas dividen:

a. Tingkat dividen absolut akan dikurangi hanya jika ada indikasi bahwa

penurunan laba akan terjadi pada periode yang relative lama.

b. Penurunan harga saham berhubungan dengan penurunan tingkat dividen

absolut.

Dampak positif utama terhadap harga saham adalah untuk menjaga target

rasio pembayaran dividen sepanjang wakru. Jadi, pembagian dividen sangat

erat hubungannya dengan investasi dana yang ada dalam perusahaan.

Page 35: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

17

2. Teori Tentang Dividen

Ada berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain :

a. Teori “ Dividen Tidak Relevan “ dari Modigliani dan Miller

Mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh suhartono (2004),

yang mendukung Modigliani dan Miller (MM) , nilai suatu

perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi

ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak ( EBIT ) dan kelas

risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak

relevan.

Beberapa ahli menyoroti asumsi tidak adanya pajak. Jika ada pajak

maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains

(kenaikan harga saham) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak

untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih

suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada

capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui

atau di nikmati. Dengan kata lain, investor lebih untung karena dapat

menunda pembayaran pajak. Investor lebih suka bila perusahaan

menetapkan DPR yang rendah, menginvestasikan kembali keuntungan

dan menaikkan nilai perusahaan atau harga saham.

b. Teori “ The Bird in the Hand “

Brigham, et al. (1999) dalam ariwibowo (2007). Gordon dan Lintner

menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika

DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada

Page 36: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

18

capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield

lebih pasti dari pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat

dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (KS) adalah

tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. KS adalah

keuntungan dari dividen (dividend yield ) ditambah keuntungan dari

capital gains (capital gains yield).

Modigliani dan Miller menganggap bahwa argumen Gordon dan

Lintner ini merupakan suatu kesalahan (MM menggunakan istilah

“The Bierd in the hand Fallacy “). Menurut MM, pada akhirnya

investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada

perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang

hampir sama.

c. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka

menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan

capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat

menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu

tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan

dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan

dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividen

lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.

Jika manajemen percaya bahwa teori “ Dividen tidak relevan “

dari MM adalah benar, maka perusahaan tidak perlu memperdulikan

Page 37: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

19

berapa besar dividen yang harus dibagi, Jika mereka menganut teori

“The Bird in the Hand“, mereka harus membagi seluruh EAT dalam

bentuk dividen. Dan bila manajemen cenderung mempercayai teori

perbedaan pajak (Tax Differential Theory), mereka harus menahan

seluruh EAT atau DPR = 0 %. Jadi ke 3 teori yang telah dibahas

mewakili kutub – kutub ekstrim dari teori tentang kebijakan dividen.

d. Teori “ Signaling Hypothesis “

Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering

diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen

pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat

dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen

dari pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan

dividen yang diatas biasanya merupakan suatu “ sinyal “ kepada para

investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan

yang baik dividen masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan

dividen atau kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal

(biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan

menghadapi masa sulit dividen waktu mendatang.

Seperti teori dividen yang lain , teori “Signaling Hypotesis“ ini juga

sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen

mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan

penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata

disebabkan oleh efek “sinyal“ atau disebabkan karena efek “sinyal“ dan

preferensi terhadap dividen.

Page 38: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

20

e. Teori “ Clientele Effect “.

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang

saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap

kebijakan dividen perusahaan.

Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan

pada saat ini lebih menyukai suatu Dividend payout Ratio yang

tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu

membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan

sebagian besar laba bersih perusahaan.

Jika ada perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut

usia dikenai pajak lebih ringan) maka pemegang saham yang dikenai

pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda

pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan

membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok pemegang saham

yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang

besar.

Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari “Clientele“ ini ada.

Tapi menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih baik dari

dividen kecil, demikian sebaliknya. Efek “Clientele“ ini hanya

mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan

dividen tertentu lebih menguntungkan mereka

3. Pembayaran Dividen

Berkaitan dengan pengakuan dan pembayaran dividen ada tiga hal penting

dalam laporan dividen formel (A. Haryono Yusuf: 75) yaitu :

Page 39: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

21

a. Tanggal pengumuman (Announcement Date)

Tanggal pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara formal

mengumumkan dibagikannya dividen

b. Tanggal pencatatan (Record Date)

Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana pemilik saham

ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa dividen akan

dibagikan

c. Tanggal pembayaran (Paymnet Date)

Tanggal ini dividen dibayarkan kepada pemegang saham. Setelah

dividen dibayarkan kas di debet dan piutang dieliminasi. Dan

pembayaran dividen akan dikenakan pajak penghasilan.

Dari ketiga tanggal yang berkaitan dengan pembayaran dividen

tersebut yang paling penting adalah tanggal pengumuman dividen. Karena

pemegang saham dihadapkan pada pilihan untuk menjual kepemilikan

sahamnya atau menahannya. Pengambilan keputusan tersebut dipengaruhi

oleh besar kecilnya jumlah dividen. Jika dividen yang diterima kecil

dibanding capital gain, maka kemungkinan besar pemegang saham

memilih untuk menjualnya kembali.

4. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Dividen.

Menurut Awat (1998) yang di kutip dari penelitian Dhailami (2006),

terdapat beberapa faktor yang ikut menentukan kebijakan dividen suatu

perusahaan, faktor-faktor tersebut adalah:

Page 40: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

22

a. Dividend Payout Ratio industri di mana perusahaan itu berada. Artinya,

perusahaan tidak boleh mengabaikan kebijakan dividen perusahaan

pesaing.

b. Pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan

mengalami pertumbuhan, maka jumlah pembayaran dividen dapat

dinaikkan. Sebab dengan adanya tambahan pendapatan maka dividen dan

laba ditahan juga bertambah.

c. Stabilitas pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan tidak

stabil maka manajer segan untuk mengurangi jumlah pembayaran

dividen.

d. Kesempatan investasi yang tersedia. Apabila terdapat kesempatan

investasi maka diperlukan banyak tambahan dana. Tambahan dana yang

tak punya biaya tunai adalah dana intern, yaitu laba ditahan.

e. Jika tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu proyek baru adalah

tinggi, pada umumnya pemegang saham bersedia menerima capital gain

melalui kenaikkan harga saham. Dengan demikian, hubungan antara

tingkat keuntungan yang diharapkan pada suatu proyek baru dan jumlah

pembayaran dividen adalah negatif.

f. Ketersediaan dan biaya alternatif sumber dana. Apabila biaya modal pinjaman

tinggi, maka penggunaan laba ditahan akan semakin menarik.

g. Preferensi pemegang saham dan keleluasaan untuk menyimpang dari

maksimisasi kemakmuran.

h. Harapan mengenai kondisi bisnis pada umumnya. Pada waktu inflasi

mungkin laba cenderung naik sehingga manajemen dapat menaikkan

Page 41: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

23

pembayaran dividen. Dengan demikian, dalam keadaan inflasi,

pendanaan melalui pinjaman akan lebih menarik, bandingkan dengan

menggunakan laba ditahan.

i. Pembatasan-pembatasan yang diberikan kreditur. Kadang-kadang para

kreditur bisa memberikan batasan mengenai jumlah pembayaran dividen

yang boleh dilakukan perusahaan. Tindakan ini biasanya dilakukan agar

perusahaan mampu mengarahkan usahanya dalam pelunasan hutang.

Menurut Hanafi (2004:375) faktor-faktor yang mempengaruhi rasio

pembayaran dividen terdiri dari:

a. Kesempatan investasi

Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa

dibagikan akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika ditanamkan pada

investasi yang menghasilkan NPV positif.

b. Likuiditas dan Profitabilitas

Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik

bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya

akan terjadi jika jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen

adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang

mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi.

Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan

dividen, dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham.

Page 42: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

24

c. Akses ke pasar keuangan

Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik,

perusahaan bisa membayarkan dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa

membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

d. Stabilitas pendapatan

Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas dimasamendatang

bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu dapat

membayar dividen yang lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk

perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil.

Ketidakstabilan aliran kas dimasa mendatang membatasi kemampuan

perusahaan membayar dividen yang tinggi.

e. Pembatasan-pembatasan.

Seringkali kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi

pembayaran dividen dalam situasi tertentu, atau rasio likuiditas tertentu,

atau perusahaan tidak bisa membayarkan dividen sebelum dividen untuk

pemegang saham preferen dibayar. Dalam situasi normal, atau baik,

pembatasan semacam itu tidak berpengaruh banyak terhadap kemampuan

perusahaan membayarkan dividennya. Tetapi dalam situasi buruk dimana

aliran kas lebih kecil, pembatasan tersebut akan mempengaruhi

pembayaran dividen oleh perusahaan.

5. Macam-macam dividen

Menurut Baridwan (2003: 434) dividen yang dibagikan kapada para

pemegang saham bias berupa:

Page 43: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

25

a. Cash dividen

Yang dimaksud cash dividen adalah dividen dalam bentuk kas.Dividen

jenis ini paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang

saham. Besar kecilnya dividen yang dibagikan tergantung dari pembatasan

pembatasan oleh undang-undang, konrtrak-kontrak dari jumlah uang tunai

yang dimiliki dan tersedia dalam perusahaan.

b. Property Dividend (Aktiva dividen selain kas)

Property dividen biasa disebut sebagai dividen barang yaitu, dividen yang

dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Aktiva yagn dibagikan bias

berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut, barang dagangan atau aktiva lain.

c. Scrip Dividend (dividen utang)

Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagikan itu saldonya mencukupi

untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak mencukupi.

Sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip dividens yaitu

tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan dating. scrip

dividens ini mungkin berbunga, mungkin juga tidak.

d. Liquidating dividend (Dividen likuidasi)

Yang dimaksud dengan dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian

merupakan pengembalian modal. Dividen ini tercatat dengan mendebit

rekening pengembalian modal yang dalam neraca di laporkan sebagai

pengurangan modal saham.

Page 44: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

26

e. Stock dividen (Dividen Saham)

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut

pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham yang

dimilikinya.

C. Dividend Yield

Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga saham

sekarang (Jones, 2004:41). Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase

yang merupakan salah satu komponen dari total return

Total Return = Yield + Price Change

Apabila perusahaan dapat memperoleh laba yang besar, maka secara teoritis

perusahaan akan mampu membagikan dividen yang makin besar. Dengan

meningkatnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang juga diiringi

dengan semakin besarnya dividen yang dibagikan hal ini akan menyebabkan

harga saham akan meningkat. Hal ini dikarenakan banyak investor yang tertarik

untuk membeli saham perusahaan yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam

menghasilkan laba, sehingga demand akan saham tersebut meningkat.

Jika investor bermaksud menyimpan saham selamanya, ia mengharapkan

dividen saham. Jika investor bermaksud menjual saham dikemudian hari, ia

mengharapkan dividen saham dan keuntungan akibat kenaikan harga saham. Ini

berarti apabila dividend yield dari perusahaan yang efisien semakin tinggi maka

semakin besar kemungkinan saham itu dinilai tinggi. Hal ini akan membuat

investor mau menanamkan dananya pada saham tersebut, sehingga permintaan

Page 45: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

27

akan saham tersebut naik pada akhirnya menyebabkan harga saham akan naik

juga.

Dividend Yield (DY) dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

DY = Dividen yang Dibayarkan

Harga Saham Sekarang

Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase. Sedangkan untuk

mengukur besarnya perubahan yang terjadi digunakan formula sebagai berikut:

DDY = DY1 – DY0

DY0

Dimana : DY1 : Dividend yield saat t

DY0 : Dividend yield saat t-1

D. Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen per share

dengan earning per share. Definisi Dividend Payout Ratio menurut Van Horne &

Machowicz Jr. (1998:483) Dividend Payout Ratio adalah:

“Annual cash dividends divided by annual earnings; or alternatively

Dividend per Share divided by Earning per Share. The ratio indicates the

percentage of a company’s earnings that’spaid out to shareholder in cash.”

DPR digunakan untuk mengukur berapa rupiah yang diberikan kepada

pemegang saham dari keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurang

pajak. Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang

saham ”equity investors”, sedangkan laba ditahan merupakan salah satu dari

sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.

Setiap perusahaan selalu ingin adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut

Page 46: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

28

disatu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham

dilain pihak, tetapi tujuan tersebut selalu bertentangan. Kalau perusahaan ingin

menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti

bahwa bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen makin

kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang

saham sebagai ”cash dividend” disebut dividen payout ratio.

Selain jumlah dividen yang dibagikan perusahaan, investor juga

memperhatikan tingkat Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan. Rasio

pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio) menentukan jumlah laba yang dapat

ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Rasio pembayaran dividen

(Dividen Payout Ratio) adalah persentase dividen yang dibayarkan dibagi dengan

laba yang tersedia untuk pemegang saham (Jogiyanto,2000:252)

DPR memberikan gambaran tingkat pembagian dividen terhadap Net income

yang diperoleh perusahaan. Semakin mapan suatu perusahaan pada umumnya

memiliki tingkat DPR yang semakin tinggi.

Rumus :

DPR = Total Dividend

Net Income

E. Earning Volatility

Variabel ini di gunakan untuk mengukur tingkat resiko bisnis dan potensi

kebangkrutan perusahaan. Perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang besar

cenderung memiliki rasio hutang yang rendah sehingga di harapkan akan

memiliki koefisien terhadap rasio hutang .

Page 47: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

29

Bradley, Jarrel dan Kim (1984); Friend dan Lang(1988); Long dan Malitz

(1985), menemukan bahwa semakin tinggi volatilitas earnings maka leverage

akan semakin rendah. Volatilitas earnings yang tinggi akan meningkatkan biaya

kebangkrutan (agency cost of debt) sehingga leverage yang digunakan dalam

rangka pengendalian agency cost of equity akan berkurang (Crutchley dan

Hansen, 1989).

Volatilitas keuntungan tidaklah selalu harus diartikan sebagai resiko

(Brigham dan Houston,2009). Kita harus memikirkan penyebab dari volatilitas

tersebut sebelum menarik kesimpulan mengenai apakah volatilitas menunjukkan

adanya resiko. Beberapa perusahaan mengalami fluktuasi tersebut mengikuti pola-

pola siklus atau musiman. Sehingga volatilitas tidak akan menjadi bagian yang

signifikan dari resiko. Hal ini tidak akan menjadi kekhawatiran dari para investor,

sehingga harga saham perusahaan tidak akan terpengaruh.

Menurut Riyanto (1995) dalam penelitian laili hidayati, menyatakan bahwa

apabila ada aktiva perusahaan yang peka resiko, maka perusahaan harus lebih

banyak membelanjai dengan modal sendiri, modal yang tahan resiko, dan sedapat

mungkin mengurangi pembelanjaan dengan modal asing atau modal yang takut

resiko. Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa makin lama modal harus diikatkan,

makin tinggi derajat resikonya, makin mendesak keperluan akan pembelanjaan

seluruhnya atau sebagian besar dengan modal sendiri.

F. Hutang Jangka Panjang (Long-term Debt)

Rasio hutang terhadap total aktiva, yang umumnya disebut sebagai rasio

hutang (debt ratio), akan mengukur presentase dari dana yang diberikan oleh

Page 48: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

30

kreditor. Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang jangka panjang.

Kreditor lebih menyukai rasio total hutang yang lebih rendah karena semakin

rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang

dialami kreditor jika terjadi likudasi. Pemegang saham di lain pihak, mungkin

menginginkan lebih banyak leverage karena ia akan memperbesar ekspektasi

keuntungan (Brigham dan Houston,2009).

Hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan

tambahan dana. Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi dalam aktiva

tetap yang akan memberikan hasil dalam jangka panjang seperti misalnya untuk

pembuatan gedung atau pembelian mesin-mesin, maka dana yang dibutuhkan

sebaiknya diperoleh dari hutang jangkapanjang atau modal sendiri.

Hutang jangka panjang adalah semua hutang dan kewajiban yang akan jatuh

tempo lebih dari satu tahun. Hutang terdiri dari pinjaman-pinjaman jangka

panjang kredit investasi dari pinjaman hipotek. Istilah asing kredit bank umum

jangka panjang disebut long term loan. Sedangkan mengucurkan kredit jangka

panjang untuk mendanai perluasan usaha yang dibangun debitur disebut project

financing.

Sumber pendanaan jangka panjang terdiri dari :

1. Saham Biasa (common stock)

Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan, pemegang saham

memperoleh pendapatan dari dividen dan capital again ( selisih antara harga jual

dengan harga beli).

Berbeda dengan obligasi, saham tidak membayar pendapatan yang tetap.

berbeda dengan bunga, dividen tidak harus dibayarkan apabila perusahaan

Page 49: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

31

tidak mempunyai kas, tetapi perusahaan memerlukan kas tersebut untuk

ekspansi, perusahaan juga tidak harus membayar dividen.

2. Modal Ventura

Modal ventura adalah bentuk penyertaan modal perusahaan dari

perusahaan pembiayaan kepada yang membutuhkan dana untuk jangka waktu

tertentu. Perusahaan yang diberi modal sering dsebut sebagai investe,

sedangkan perusahaan pembiayaan yang memberi dana disebut sebagai

venture capitalist atau pihak invetor. Bentuk pembiayaan ini berbeda dengan

utang bank. Utang bank mengharuskan membayar periodenya. Apabila

perusahaan bangkrut, pemegang untuk memperoleh prioritas lebih tinggi

dibandingkan pemegang saham dalam distribusi pembagian kas dari

penjualan aset likuiditas. Penghasilan modal ventura sama seperti

penghasilan saham biasa, yaitu dari dividen (kalau dibagikan) dan dari nilai

saham dipegang (capital gain).

3. Obligasi

Obligasi merupakan instrumen yang dikeluarkan oleh perusahaan dan

dijual ke investor. Penjualan bisa dilakukan bursa keuangan dan dicatatkan

(public placemen) atau bisa langsung dijual ke investor potensial (private

placement). Struktur obligasi pada umumnya relatif sederhana. Perusahaan

mengeluarkan surat berharga (surat utang) yang menjanjikan pembayaran

pada periode tertentu.

Penerbit obligasi adalah si peminjam atau debitur, sedangkan pemegang obligasi

adalah pemberi pinjaman atau kreditur dan kupon obligasi adalah bunga pinjaman

yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur.

Page 50: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

32

Berikut ini adalah fitur terpenting dalam suatu obligasi.

a. Nilai nominal atau nilai utang pokok , yaitu nilai yang harus dibayar

bunganya oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh

tempo.

b. Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor

pada saat penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh

penerbit adalah setelah dikurangi dengan biaya-biaya penerbitan.

c. Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada

saat tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi.

d. Kupon yaitu suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang

obligasi.

e. Tanggal kupon yaitu tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada

pemegang obligasi.

f. Dokumen resmi yaitu suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci

hak-hak dari pemegang saham.

4. Pinjaman dari lembaga keuangan

Pinjaman lengsung dari lembaga keuangan biasanya mempunyai beberapa

karakteristik, yaitu adanya amortisasi dan adanya jaminan. Kebanyakan

pinjaman langsung bisa dibayar dengan cara amortisasi, yang berarti

pinjaman dilunasi secara bertahap.

kelebihan pinjaman langsung, yaitu:

a. Pinjaman tidak perlu proses pendaftran dan evaluasi yang panjang seperti

halnya jika perusahaan akan menerbitkan obligasi.

Page 51: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

33

b. Waktu yang diperlukan bisa lebih singkat dibandingkan dengan penerbitan

obligasi.

kelemahan pinjaman langsung, yaitu:

a. Bunga pinjaman langsung bisa lebih tinggi dibandingkan dengan bunga

obligasi.

b. Pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh pemberi pinjaman ( lembaga

keuangan) barangkali akan mengurangi fleksibilitas perusahaan.

c. Karena biaya investigasi yang cukup tinggi, lembaga keuangan barang

membatasi pinjaman minimum yang bisa diberikan.

d. dibandingkan dengan penerbitan obligasi mempunyai kurang "visible".

5. saham preferen

Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi mempunyai karakteristik

obligasi. Pemegang saham preferen memperoleh dividen. Tetapi dividen

tersebut seperti bunga, yaitu besarnya tetap. Biasanya besarnya sejumlah

presentase tertentu dari nilai nominal saham preferen untuk setiap periode.

keuntungan saham preferen yaitu:

a. Karena saham preferen bukan merupakan utang, penggunaan utang bisa

dilakukan oleh perusahaan.

b. Berbeda dengan utang, jika dividen saham tidak dibayarkan, perusahaan

tidak dibangkrutkan.

c. kendali atas perusahaan biasanya masih ditangani pemegang saham

sehingga hak suara pemegang saham tidak berkurang jika saham preferen

diterbitkan.

Page 52: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

34

meskipun saham preferen mempunyai manfaat seperti telah dijelaskan,

saham preferen juga mempunyai kelemahan dari sudut pandang perusahaan.

kelemahan utama adalah berbeda dengan utang, dividen yang dibayarkan

kepada pemegang sahanm preferen akan diperlakukan sebagai pembayaran

earning.

G. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Menurut Cooke sebagaimana dikutip oleh Harianto dan Sudomo (2001:181),

salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan prediksi laba adalah besaran

perusahaan karena skala ekonomi yang berbeda-beda. Skala ekonomi tinggi

menyebabkan perusahaan dapat menghasilkan produk dengan tingkat biaya

rendah. Tingkat biaya rendah merupakan unsur untuk mencapai laba yang

diinginkan sesuai standar yang dituangkan dalam bentuk ramalan. Sehubungan

dengan hal itu, skala ekonomi tinggi menyebabkan biaya informasi untuk

membuat ramalan menjadi turun. Jadi, perusahaan yang mempunyai skala

ekonomi tinggi bisa membuat ramalan yang tepat karena kemungkinan dapat

mempunyai data dan informasi yang cukup lengkap.

Menurut Francis (1986) dan Elton and gruber (1995), perusahaan besar mengalami

resiko yang lebih sedikit dibanding dengan perusahaan lebih kecil. Dengan kata lain,

perusahaan besar mengalami risiko yang lebih kecil. hal ini dikarenakan perusahaan

kecil bekerja kurang efektif dan efisien dibanding dengan perusahaan besar.

Fama dan French (1992) meneliti mengenai beta pasar atau prediksi CAPM

terhadap pengaruh positif beta pasar terhadap rata-rata return saham dan

Page 53: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

35

menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh pengaruh beta pasar terutama setelah

dilakukan perhitungan yang bervariasi terhadap beta yang berhubungan dengan firm

size.

Perusahaan besar lebih mempunyai pengendalian terhadap pasar. Oleh

karena itu, perusahaan besar mempunyai tingkat daya saing yang tinggi

dibandingkan dengan perusahaan kecil (Harianto dan Sudomo, 2001:182).

Keputusan investasi yang dilakukan di pasar modal pada dasarnya merupakan

proses yang berorientasi informasi, di mana informasi digunakan sebagai bahan

untuk memprediksi ramalan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan besar bisa

membuat ramalan laba yang lebih tepat dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Menurut Moh’d Perry dan Rinbey sebagaimana dikutip oleh Susilowati

(2000), besaran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan natural log of

sales. Sales dalam hal ini dilihat dari besarnya revenue pada laporan keuangan

yang diterbitkan. Dalam penelitian ini, besaran perusahaan diukur dengan

besarnya penjualan, karena besarnya penjualan lebih mencerminkan besarnya

aktifitas perusahaan serta besarnya kemampuan perusahaan menghasilkan

keuntungan. Pihak investor cenderung menyoroti besarnya perusahaan dari sisi

penjualan karena peningkatan penjualan dari tahun ke tahun berarti perusahaan

semakin besar dan keuntungan yang akan diperoleh juga akan semakin besar.

Total aktiva dipilih sebagai proxy ukuran perusahaan dengan

mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan

nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji,

2005). Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva dibagi besar

harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva

Page 54: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

36

(Hartono, 2000:254). Ukuran perusahaaan menunjukkan jumlah pengalaman dan

kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan

dantingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stockholder

untuk meningkatkan kemakmuran mereka.

H. Pertumbuhan Aset (Growth in asset)

Menurut Eko Wahyudi dan Baidori (2008), semakin besar growth in

assets maka dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham

semakin rendah sebaliknya semakin rendah growth in net assets maka dividen

yang dibayarkan oleh perusahaan semakin besar. Growth in assets yang besar

akan menurunkan pembayaran dividen kepada pemegang saham karena pengelola

perusahaan memanfaatkan laba yang diperoleh perusahaan untuk aktivitas

pendanaan internal peluang investasi yang ada. Kesignifikanan pengaruh growth

in net assets menunjukkan bahwa perusahaan dengan investment opportuniry

lebih menyukai menggunakan dana internal sebagai sumber pendanaan. Rozeff

(1982:249) menyatakan bahwa perusahaan akan membayar dividen yang rendah

ketika mengalami atau mengantisipasi pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi

karena pertumbuhan ini membutuhkan investment enpenditures yang lebih tinggi.

Hal yang sama diungkapkan oleh Martin, dkk. (1999:459) bahwa perusahaan

yang mempunyai peluang investasi maka rasio pembayaran dividen akan turun

karena pihak manajemen lebih suka menggunakan dana internal dalam mendanai

Investasi.

Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai

perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi

Page 55: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

37

mempunyai hubungan positif dengan Beta. Dengan alasan semakin cepat tingkat

atau laju pertumbuhannya menggunakan dana untuk membiayai kebutuhan

pertumbuhannya berarti semakin besar dana yang digunakan dan menyebabkan

tingginya resiko yang akan dihadapi. variabel asset growth didefinisikan sebagai

perubahan tahunan dari aktiva total (hartono, 2000). Penelitian ini diukur dengan

persentase perubahan aktiva dari suatu periode tahun ke-t dikurangi dengan

periode tahun ke- t-1 dibagi dengan periode tahun ke- t-1.

bentuk matematisny adalah sebagai berikut:

Asseth growth = total aktiva t - total aktiva t-1

total aktiva t-1

Sesuai perhitungan asset growth per tahun tersebut, kemudian dihitung

rata – rata pertumbuhan aktiva dengan membagi total asset growth selama periode

pengamatan dibagi banyaknya tahun pengamatan.

T

average growth = ∑ growth

t=1 .

T

I. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Septi uli rahmi (2009) yang berjudul Analisis

perbandingan kinerja pasar modal syariah dan konvensional di Indonesia dengna

pendekatan volatilitas return (studi kasus saham JII dan LQ45 di BEI tahun 2006 -

2008), menjelaskan bahwa saham syariah yang tergabung dalam JII memiliki

kinerja relative lebih baik pada persistensi jangka pendek, sedangkan saham

konvensional atau LQ45 relative lebih baik pada persistensi jangka panjang.

Page 56: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

38

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh I.Roni setyawan (2006) yang

berjudul Deteksi perbandingan volatilitas harga serta reaksi earning terhadap

return dan harga saham sektor LQ45, dengan variabel ekses volatilitas, discount

rate, earning, dan harga saham menjelaskan bahwa investor lebih memperhatikan

eksese volatilitas harga dibandingkan dengan ekses volatilitas earning. Walaupun

harus diakui bahwa mereka tetap menaruh minat positif terhadap kualitas earning

yang dihasilkan oleh emiten LQ45.

Menurut Anton (2006) hasil penelitian saham LQ45 menunjukkan bahwa

return saham di Indonesia memiliki permasalahan time varying volatility, tetapi

tidak terjadi leverage effect pada volatilitas return saham, serta return saham tidak

dipengaruhi oleh volume perdagangan. Ternyata pasar modal Indonesia termasuk

pasar bentuk lemah.

Berdasarkan penelitian Todi Kurniawan yang berjudul volatilitas harga saham

(Analisis atas Jakarta Islamic index) menjelaskan Shariah stock screening sejauh

ini adalah pencapaian terbaik dalam hal Islamisasi pasar modal terutama pasar

saham. Akan tetapi saham saham yang tergabung dalam indeks ini tidak akan

pernah bisa bebas dari dinamisasi pasar yang salah satunya adalah volatilitas. Di

pasar saham ini para pemain akan“easy come easy go”. Mereka akan dengan

sangat mudah melakukan apapun yang mereka inginkan. Akan sangat sulit sekali

untuk mengasumsikan mereka memiliki niat yang sama untuk melakukan

investasi dengan cara yang Islami. Sehingga selama para pemain yang ada di

pasar tidak memiliki paradigma keIslaman yang kuat Islamic index hanyalah

sebuah index yang hanya bisa memberi mereka keuntungan atau kerugian.

Page 57: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

39

Menurut nishat dan chaudhari (2003) yang berjudul dividen policy and stock

price volatility menjelaskan bahwa menjelaskan kebijakan dividen ( dividend

yield dan dividend payoyt ratio ) memiliki dampak yang signifikan pada

volatilitas harga saham bursa Pakistan. Size dan leverage berpengaruh positif dan

signifikan pada volatilitas harga saham. Earning volatility berdampak negatif dan

sinifikan pada volatilitas harga saham.

Menurut Shamsher Mohamad dan Annuar md Naher yang berjudul Factors

Associated with Stock Price Volatility and Evaluation of Gordon's Share

Valuation Model on the Kuala Lumpur Stock Exchange, Penemuan kajian

menunjukkan Berkenaan dengan penerapan model Gordon dalam menilai saham,

temuan ini menunjukkan bahwa model memegang baik. . Untuk kedua nilai buku

dan nilai pasar versi k, model memegang serta F-statistik signifikan pada tingkat

5 persen R-squared disesuaikan sekitar 70 persen. Tanda-tanda variabel dividen

dan pertumbuhan laba berada di arah di prediksi dan signifikan pada tingkat

kepercayaan 0,05.

Namun untuk ukuran nilai pasar k, variabel tingkat pertumbuhan dividen tidak

signifikan tidak sama nol. ini berarti bahwa model gordon dengan nilai buku ukuran k

dapat dipercaya digunakan oleh investor terhadap nilai harga saham biasa dari perusahaan

yang terdaftar di KLSE dalam upaya mereka untuk mengidentifikasi kesalah harga saham

J. Hipotesis

Untuk merumuskan permasalahan mengenai dampak kebijakan dividen

(dividend yield, dividend payout ratio, firm size, Debt to asset Ratio, growth in

Page 58: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

40

asset, earning volatility) terhadap volatilitas harga saham pada perusahaan LQ 45

di BEI, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ho : b1 = 0 : Dividend payout ratio, Dividend yield, Dividend payout

ratio, Size, Debt to asset Ratio, Growth in asset tidak

terdapat pengaruh secara parsial terhadap volatilitas

harga saham.

Ha : b1 ≠ 0 : Dividend payout ratio, Dividend yield, Dividend payout

ratio, Size, Debt to asset Ratio, Growth in asset terdapat

pengaruh secara parsial terhadap volatilitas harga saham.

2. Ho : b2 = 0 : Dividend yield, dividend payout ratio, earning volatility,

longterm debt, size, growth in asset tidak terdapat

pengaruh Secara simultan terhadap volatilitas harga

saham.

Ha : b2 ≠ 0 : Dividend yield, dividend payout ratio, earning volatility,

longterm debt, size, growth in asset terdapat pengaruh

Secara simultan terhadap volatilitas harga saham.

K. Kerangka pemikiran

Pasar modal merupakan sarana untuk mempertemukan dua pihak yang

berkepentingan. Pihak pertama adalah perusahaan, sebagai pihak yang

membutuhkan dana dan pihak kedua adalah investor sebagai pihak yang kelebihan

dana. Pasar modal merupakan sarana invetasi yang sangat menguntungkan, tetapi

besar pula resiko yang akan diterima.

Page 59: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

41

Masalah dari kebijakan dividen adalah jika pendapatan perusahaan turun

atau rugi pada suatu periode tertentu maka dividen yang diberikan akan menjadi

rendah atau tidak ada. Karena dividen merupakan indikator dari kondisi

perusahaan yang akan datang maka mungkin dapat berdampak buruk terhadap

harga saham.

Hal ini bisa menjadi sinyal bagi para investor mengenai investasinya pada

saham perusahaan tersebut. Sehingga resiko kerugian yang dihadapi bisa di

minimalisir. Hal seperti ini tentunya akan berpengaruh terhadap fluktuasi harga

saham.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel dividend yield, dividend

payout ratio, firm size, long term debt, earning volatility, growth in asset sebagai

variabel independent untuk mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap harga

saham.

Page 60: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

42

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Perusahaan LQ45

DY

Harga saham Hitung volatilitas dengan

standar deviasi

DPR

Kebijakan dividen

DA

Uji normalitas

EV

Uji asumsi klasik

SIZE

Uji model regresi

GROWTH

Kesimpulan

BEI Laporan keuangan

Multikolineritas Autokorelasi

Uji regresi

berganda

heterokedastis

Uji F Uji t

Page 61: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

43

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih BEI sebagai tempat melakukan

observasi. Jadi penelitian yang dilakukan adalah observasi tidak langsung berupa

data sekunder dengan menggunakan data yang ada pada situs www.idx.co.id.

Untuk menganalisis permasalahan yang ada, penulis mendata laporan keuangan

dari perusahaan – perusahaan LQ 45.

Penelitian ini menggunakan rentang waktu selama lima tahun sejak 2005

sampai dengan 2009. Periode pengamatan ini diambil berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut :

1. Kondisi ketidakstabilan bursa efek indonesia mengalami penurunan karena

dampak dari krisis global.

2. Periode pengamatan tersebut dipilih untuk mengetahui bagaimana kondisi

semenjak munculnya krisis dan perkembangannya terutama perusahaan-

perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ 45.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh objek yang menjadi target penelitian, sedangkan

sampel adalah bagian dari populasi. Populasi penelitian dengan mengambil

Page 62: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

44

perusahaan yang tergolong dalam indeks LQ45 yang memiliki kapabilitas

pasar yang besar.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergolong LQ 45di

Bursa Efek Indonesia yang aktif membagikan deviden dan melaporkan

keuangannya tahun 2005 - 2009. Kriteria sample yang digunakan untuk

memilih sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan yang tergolong LQ 45 yang melaporkan laporan

keuangannya selama tahun 2005-2009.

b. Perusahaan LQ 45 yang aktif membagikan deviden selama tahun

2005- 2009.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data guna melengkapi penelitian ini penulis

menggunakan metode Library Research. Dimana untuk memperoleh landasan

dan konsep yang relevan agar dapat memecahkan permasalahan, maka penulis

mengadakan kepustakaan dengan membaca literatur-literatur berupa text book,

jurnal, artikel, surat kabar, dan majalah-majalah dan media massa lainnya yang

berhubungan dengan topik penelitian.

Data laporan keuangan yang digunakan sebagai data penelitian tiap varibel

didapat dari beberapa situs internet seperti www.idx.co.id, www.idsaham.co.id.

Page 63: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

45

D. Metode Analisis

1. Metode analisis

Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis

regresi linear berganda, yaitu teknik yang digunakan untuk menghitung

seberapa besar pengaruh kebijakan pembayaran dividen terhadap volatilitas

harga saham pada perusahaan LQ 45. Model regresi linear berganda yang

digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + εi

Dimana:

Y = Volatilitas harga saham

a = Konstanta

X1 = Dividend Yield

X2 = Dividen Payout Ratio

X3 = Volatilitas Earning

X4 = Size

X5 = hutang jangka panjang

X6 = Pertumbuhan Aset

ε = error term

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,2005)

Page 64: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

46

Seperti diketahui bahwa uji t danF mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk jumlah kecil.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti

arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota-anggota

dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu. Salah

satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui autokorelasi adalah

dengan uji Durbin-Watson. Rumus uji Durbin-Watson adalah sebagai

berikut:

dw = ∑( en –

en-1)

∑ en

2

c. Multikolinearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antara beberapa variabel independen dalam model regresi.

Multikolinieritas merupakan keadaan dimana satu atau lebih variabel

independen dinyatakan sebagai kondisi linier dengan variabel lainnya.

Page 65: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

47

Artinya bahwa jika perubahan-perubahan bebas digunakan sama sekali

tidak berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan tidak terjadi

multikolinieritas.

Untuk menguji asumsi multikolinieritas dapat menggunakan VIF

(Variance Inflation Factor), bila nilai VIF lebih besar dari 10 berarti

terdapat kolinieritas sangat tinggi dan sebaliknya apabila nilai VIF lebih

kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

d. Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas

dapat dilihat sebaran titik pada grafik scatterplot. Dari grafik Scatterplot

jika terlihat titik-titik menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali,2005:79).

Kasus heterokedastisitas ini sering muncul apabila data yang

digunakan adalah data potong lintang (cross sectional).

3. Pengujian Statistik

Untuk mengetahui pengaruh secara secara parsial dan simultan maka di

lakukan pengujian hipotesis dengan statistika:

a. Uji F (Simultan )

Untuk membuktikan apakah varibel-variabel bebas (X) secara

simultan mempunyai pengaruh terhadap varibel terikat (Y) maka

Page 66: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

48

dilakukan uji F. Apabila F hitung > F tabel, maka tolak Ho dan

terima Ha, artinya variabel - variabel bebas secara simultan

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

b. Uji T (Parsial)

Uji parsial dimaksudkan untuk menguji parameter b atau

digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen secara individual (parsial). Bila t hitung lebih

besar dari t kecil table dan t kecil signifikan lebih kecil dari alpha

0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen

E. Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitaian ini penulis memberikan definisi opersional dari masing-

masing varibel penelitian yaitu:

1. Variabel terikat (Dependend Variabel)

Variabel terikat yaitu Y (volatilitas harga saham) harga saham yang

digunakan adalah harga saham bulanan selama 5 tahun dari 2005 sampai 2009.

Volatilitas mengukur kecepatan perubahan harga suatu saham. Semakin

tinggi volatilitas, maka kemungkinan naik atau turunnya harga saham akan

semakin besar.

Page 67: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

49

Volatiltas harga saham diukur dengan metode nilai ekstrim Parkinson

(Garman dan Klass 1980) yang tercantum pada Shamser Mohamad dan

Annuar MD Nassir untuk memiliki perkiraan yang efisien dari variabel

dependen.

PV = AP(High) – AP (Low)

0,5[AP(High) + AP(Low) ]

Dimana :

PV = Price Volatility

AP (High) = Harga saham tertinggi

AP (Low) = Harga saham terendah

Deviasi standar adalah akar kuadrat dari varian. Rumus yang digunakan

untuk mengukur deviasi standar sebagai berikut :

dimana :

s = deviasi standar

xi = variabel ke-i

μ = mean

n = jumlah variabel

2. Variabel Bebas (Independend varibel)

a. Deviden Payout Ratio

Page 68: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

50

Dividen payout ratio (DPR) didefinisikan sebagai rasio

pembayaran dividen (Jensen et al, 1992). Rumus yang digunakan untuk

mencari DPR adalah sebagai berikut.

DPR = Dividen

Laba bersih setelah pajak

b. Dividend Yield

Dividend yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan

harga saham sekarang (Jones, 1999). Dividend yield dinyatakan dalam

bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen dari total return.

Dividend Yield (DY) dihitung dengan menggunakan formula

sebagai berikut:

DY = Dividen yang Dibayarkan

Harga Saham Sekarang

c. Volatilitas earning (Earnings volatility)

Pengukuran Earnings volatility didasarkan pada penelitian Johnson

(1997), Toft dan Prucyk (1997), Homaifar, Zeitz dan Benkato (1994) yang

tercantum dalam Laili Hidayati (2001). Volatility adalah standar deviasi atau

selisih earnings before interest, tax and depreciation tahun sebelumnya

(EBITD0) dengan earnings before interest, tax, and depreciation tahun penelitian

(EBITD1) dibagi dengan nilaibuku total assets. tingkat volatilitas earnings yang

diukur menggunakan persamaan:

Earnvoli = EBITD1 - EBITD0 X 100%

Total Assets1

Page 69: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

51

Volatilitas earnings berkaitan dengan ekspektasi biaya

kebangkrutan yang berpengaruh pada agency cost of debt. (Crutchley dan

Hansen, 1989).

d. Ukuran Perusahaan ( Firm Size )

Firm Size diberi simbol size. Variabel ini diukur dengan natural log

total asset. Data untuk variabel ini diperoleh dari BEI selama tahun 2005

sampai dengan tahun 2009.

Size = LN Total Asset

e. Debt to Assets Ratio

Hutang jangka panjang adalah semua hutang dan kewajiban yang

akan jatuh tempo lebih dari satu tahun. Debt to asset ratio dapat digunakan

untuk mengukur sampai sejauh mana kewajiban-kewajiban dapat ditutupi

dari aktiva.

Rasio Hutang atas Aktiva = total kewajiban

(Debt to Asset Ratio) total aktiva

f. Pertumbuhan Asset ( growth in asset)

variabel asset growth didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari

aktiva total. Penelitian ini diukur dengan persentase perubahan aktiva dari suatu

periode tahun ke-t dikurangi dengan periode tahun ke- t-1 dibagi dengan periode

tahun ke- t-1.

Page 70: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

52

bentuk matematisnya adalah sebagai berikut:

Asseth growth = total aktiva t - total aktiva t-1

total aktiva t-1

kemudian dihitung rata – rata pertumbuhan aktiva dengan membagi total

asset growth selama periode pengamatan dibagi banyaknya tahun pengamatan.

Page 71: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

53

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek

Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat 30

November 2007. Selanjutnya BEI mulai aktif 1 Desember 2007. di mana

Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta.

Sebelum penggabungan ini, telah dilakukan RUPS (Rapat Umum

Penegang Saham) pada tanggal 30 Oktober 2007 untuk pembahasan

rencana merger tersebut. Pada saat itu, proses merger kedua bursa tersebut

masih menunggu persetujuan dari Dephukham. Sebab badan hukum dan

nama keduanya berubah menjadi Bursa Efek Indonesia. Setelah menjalani

beberapa proses, maka sekarang namanya telah menjadi Bursa Efek

Indonesia. Mengenai direksi Bursa Efek Indonesia, posisi-posisi masih

ditempati oleh direksi-direksi kedua bursa. Direksi tersebut akan

melanjutkan tugas sampai RUPS 2009 dilakukan.

Page 72: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

54

2. Struktur Pasar Modal Indonesia

Gambar 4.1

Struktur Pasar Modal Indonesia

3. Lembaga-lembaga yang terlibat di Bursa Efek Indonesia

Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas,

Bursa Efek Indonesia melibatkan benyak lembaga masing-masing pihak

mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda dan saling menunjang

kepentingan pihak lainnya. Pihak-pihak dan saling kegiatan di Bursa Efek

Indonesia adalah :

BAPEPAM

Bursa Efek Lembaga Keuangan Dan Lembaga Penyimpanan Dan

Penjamin Penyelesaian

Perusahaan Efek Lembaga

Penunjang

Profesi

Penunjang

Pemodal

Emiten

Perusahaan

Publik

Reksa Dana

Penjamin

Emisi Efek

Perantara

Pedagang Efek

Manajer

Investasi

Penasehat

Investasi

Biro Adm

Efek

Custodian

Wali Amanat

Penanggung

Akuntan

Konsultan

Hukum

Penilai

Notaris

Domestik

Asing

Menteri Keuangan

Page 73: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

55

a. Perusahaan yang go publik (Emiten)

Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah

melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan

dana guna membelanjai operasi rencana investasi.

b. Perusahaan Efek

Adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk

beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara pedagang

efek, manager investasi atau penasehat investasi.

c. Lembaga kliring dan penyelesaian penyimpanan

Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan

penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek

serta penitipan harta untuk pihak lain.

d. Perusahaan Reksa dana

Adalah pihak yang kegiatan umumya melakukan investasi,

investasi kembali (reinvestasi).

e. Lembaga Penunjang

Lembaga penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali

amanat atau penanggung yang menyediakan jasa, tempat penitipan

harta adalah yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam

penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa

mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat (trust

agent) adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan

seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit. Penanggung

Page 74: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

56

(guarantor) adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok atau

bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.

Sedangkan Biro Administrasi Efek (BAE) yang semula

berperan penting dalam regristrasi saham, setelah scripless berperan

memelihara investasi hingga memantau peroleh deviden investor,

penawaran perdana (IPO), atau corporate action lainnya. Dan saat ini

pencatatan semua daham investor beralih ke Kustodian Sentral Efek

Indonesia (KSEI).

f. Profesi Penunjang

Terdiri dari akuntan publik, notaris, perusahaan penilai

(appraisal) dan konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang

memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan

(auditing). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran

laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat

yang berwenang membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan

dalam Staad Glad 1860 No. 3 tentang pengaturan jabatan notaris.

Peran notaris adalah membuat perjanjian, penyusunan anggaran

dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal dan lain-lain.

Penilaian appraisal adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani

laporan penilai. Laporan penilai mencakup pendapat atas aktiva yang

disusun berdasarkan pemerikasaan menurut keahlian penilai. Konsultan

hukum adalah ahli hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama

konsultan hukum adalah melindungi pemodal atau calon pemodal dari

Page 75: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

57

segi hukum. Tugasnya antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha

dan lain-lain.

g. Pemodal (Investor)

Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan

modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan.

h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan

lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas

dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan

efisien dengan maksud untuk melinduingi kepentingan para

pemodal dan masyarakat.

2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing,

settlement dan lembaga-lembaga penyimpanan reksa dana,

perusahaan sekuritas dan para pialang, berbagai lembaga

pendukung pasar modal dan para profesional.

3) Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada

Menteri Keuangan.

Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar

Modal (BAPEPAM) lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan

karena kegiatan perdagangan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan

dengannya diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu

Page 76: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

58

peraturan mulai oleh badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) secara

konsisten.

4. Mekanisme Perdagangan

a. Sistem Perdagangan Bursa Efek Indonesia

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai

perdagangan di Indonesia Stock Exchange Building, Jl. Jenderal

Sudirman Kav 52 – 53 Jakarta 12190, hingga saat ini, instrumen-

instrumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah

saham, bukti right, warant, obligasi dan obligasi konversi. Sejak 22

Mei 1995. sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah

menggunakan komputer. Sistem yang tergolong paling modern yaitu

Jakarta Automated Trading System (JATS), sedangkan kegiatan

administratif dan manajemen Bursa Efek Indonesia terpusat di lantai

empat gedung yang sama.

b. Sistem pasar : digerakkan oleh Order dan Lelang Terbuka

Bursa Efek Indonesia menganut sistem order – driven market

atau pasar yang digerakkan oleh order-order dari pialang dengan

sistem lelang secara terus-menerus. Pembeli atau penjual, yang hendak

melakukan transaksi harus menghubungi perusahaan pialang.

Perusahaan pialang membeli dan menjual efek dilantai bursa atas

perintah atau permintaan (order) investor. Akan tetapi, perusahaan

pialang melakukan jual efek untuk dan atas nama perusahaan itu

sendiri sebagai bagian dari investasi portofolio.

Page 77: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

59

Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan

memasuki semua order yang diterima ke terminal masing-masing di

lantai bursa. Orang-orang yang bertindak di perusahaan pialang

tersebut disebut Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Dengan

menggunakan JATS, order-order tersebut diolah oleh komputer yang

akan melakukan matcing dengan mempertimbangkan prioritas harga

dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan di Bursa

Efek Indonesia adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung

terus menerus selama jam bursa. Hingga saat ini, seluruh order dari

perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam sistem

melalui terminal yang ada di lantai bursa. Bursa Efek Indonesia telah

menerapkan akses jarak jauh atau remote trading access untuk Jakarta

automated trading system (JATS) sehingga seluruh perusahaan pialang

bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan

dari luar Jakarta.

1) Penyelesaian Transaksi

Transaksi di Bursa Efek Indonesia secara umum bukan

transaksi yang bersifat tunai. Bursa menentukan apabila transaksi

dilakukan hari ini, maka penterahan saham dan pembayaran harus

diselesaikan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI)

dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada hari bursa

ke lima (T+4) setelah terjadinya transaksi. Penyelesaian untuk

transasksi obligasi dilakukan antara anggota bursa yang melakukan

Page 78: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

60

transaksi. Sementara itu, penyelesaian untuk transaksi right

dilakukan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI)

dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

2) Sistem Otomasi Perdagangan

Otomasi sistem perdagangan atau JATS dimulai tanggal 22

Mei 1995. awalnya, Bursa Efek Jakarta menyediakan 444 unit

trader work sistem di lantai perdagangan bursa. Pada bulan Mei

2000, Bursa Efek Indonesia melakukan perluasan lantai dengan

360 terminal di lantai 5 gedung bursa, perluasan ini dilakuakn

untuk sementara. Terminal-terminal yang dinamakan Trader Work

System atau booth dihubungkan dengan mesin utama

perdagangkan (Trading Engine) melalui Jakarta Stock Exchange

Network.

Pada tahap pertama, JATS lebih dipusatkan pada sistem

konversi dari manual ke sistem komputerisasi. Pengembangan

implementasi JATS terdiri dari beberapa tahap, antara lain :

a) Implementasi perdagangan tanpa warant (scriless trading) yang

terintegrasi dengan sistem kliring dan penjaminan (clearing

and guarante system) PT. Kliring dan Penjaminan Indonesia.

b) Berkenaan dengan peningkatan transaksi, perluasan lantai

perdagangan dengan kapasitas 804 booth dilakukan untuk

mengantisipasi kebutuhan anggota bursa terhadap fasilitas

perdagangan pada pertengahan tahun 2000.

Page 79: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

61

c) Pengembangan sistem perdagangan jarak jauh (remote

trading). Dengan menggunakan fasilitas ini anggota bursa

dapat secara langsung mengakses JATS dari kantornya, kantor

pusat maupun kantor cabang.

3) Biaya Transaksi

Untuk membeli atau menjual saham, investor diwajibkan

membayar biaya transaksi kepada perusahaan pialang berdasarkan

kesepakatan. Dalam peraturan Bursa Efek Indonesia, biaya komisi

setinggi-tingginya 1 % dari total nilai transaksi (beli atau jual).

Sementara itu, pialang diwajibkan membayar biaya transaksi

sebesar 0,04 % dari total nilai transaksi di bursa.

Perusahaan pilang diwajibkan membayar biaya-biaya

sebagai berikut :

a) Untuk transaksi saham dan right dikenakan sebesar 0,04 % dari

kumulatif nilai transaksi setiap bulan dan 0,01 % dari biaya

tersebut oleh PT. Kliring Penjamin efek (KPEI) dan sisanya

0,015 % untuk biaya operasional bursa dan 0,006 % untuk PT.

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

b) Untuk transaksi obligasi atas unjuk tidak dikenakan biaya

transaksi.

c) Untuk transaksi warant dikenakan biaya sebesar 0,02 % dari

nilai transaksi dimana 0,005 % untuk dana jaminan dan kliring

di PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia. 0,0045 % untuk biaya

Page 80: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

62

penyelesaian dan kliring di Kliring Penjamin Efek Indonesia,

dan sisasnya untuk biaya operasional bursa 0,0075 % dan

untuk Kustodian Sentral efek Indonesia 0,003 %.

d) Untuk anggota bursa yang tidak melakukan transaksi sama

sekali, wajib membayar biaya administratif kepada bursa

sebesar Rp 250.000 per bulan (untuk anggota aktif).

Pengenaan komisi dan biaya-biaya transaksi ini belum termasuk

Pajak Penambahan nilai (PPn) sebesar 10%. Pajak transaksi penjualan

saham ditetapkan sebesar 0,1 % dari kumulatif nilai transaksi penjualan

(khusus untuk saham).

B. Sejarah Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan LQ-45

Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih yang memiliki

likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus direview setiap 6

bulan. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan

melewati seleksi utama sebagai berikut :

1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler

(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir.

2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12

bulan terakhir)

3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan

4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi

dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

Page 81: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

63

Perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 adalah perusahaan

yang memiliki profit yang cukup tinggi dan memiliki saham yang cukup

besar. Perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 merupakan perusahaan yang

masuk ke dalam perusahaan yang telah Go Publik. Di dalam indeks LQ 45

terdiri dari 45 perusahaan yang bervariasi dari berbagai sektor yang telah

memenuhi persyaratan dalam indeks LQ 45.

2. Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian

Tabel 4.1

Perusahaan Objek Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Saham

1 PT. ANEKA TAMBANG Tbk ANTM

2 PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk ASII

3 PT. BANK CENTRAL ASIA Tbk BBCA

4 PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk BBRI

5 PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk AALI

6 PT. BANK DANAMON Tbk BDMN

7 PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk BLTA

8 PT. BANK MANDIRI Tbk BMRI

9 PT. BUMI RESOURCE Tbk BUMI

10 PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk INDF

11 PT. TIMAH Tbk TINS

12 PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk TLKM

13 PT.BAKRIE SUMATRA PLANTIONS Tbk UNSP

14 PT. UNITED TRACTORS UNTR

C. Hasil Dan Pembahasan

1. Deskriptif Data

Pengolahan data dilakukan secara elektronik mempergunakan

Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows untuk mempercepat

perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang

diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan

Page 82: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

64

dalam model analisis Regresi Berganda, yaitu variabel Y (Volatilitas

Harga Saham), variabel X1 Dividen Yield, X2 Dividen Payout Ratio, X3

Volatilitas Earning, X4 DAR, X5 Firm Size dan Growth In Asset sebagai

variabel bebas. Penjelasan lengkap masing-masing variabel adalah:

a. Dividen Yield

Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan

harga saham sekarang (Jones, 2004:41). Dividend yield dinyatakan

dalam bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen dari

total return

Tabel 4.2

Dividen Yield

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 7,79 4,07 4,81 5,27 47,45

ASII 6,96 2,80 0,59 8,25 163,20

BBCA 6,47 3,27 1,62 3,03 16,60

BBRI 10,22 3,36 2,65 3,69 93,29

AALI 6,63 2,58 2,91 5,15 52,73

BDMN 5,69 1,97 2,61 2,93 56,39

BLTA 3,37 2,30 1,89 0,86 37,56

BMRI 5,20 2,41 5,31 4,37 18,66

BUMI 1,97 1,78 1,28 5,56 71,85

INDF 2,47 2,30 1,67 5,05 22,00

TINS 14,45 4,67 6,18 12,31 26,25

TLKM 6,17 3,00 4,49 4,30 14,62

UNSP 3,61 1,55 0,75 3,46 16,09

UNTR 3,95 1,98 1,93 7,72 9,33

Berdasarkan hasil perhitungan Dividen Yield masing-masing

perusahaan pada Tabel 4.2, Pada Tahun 2005, Dividen Yield, tertinggi

dimiliki oleh PT.Timah Tbk sebesar 14,45 dan terendah dipegang oleh PT.

Page 83: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

65

Bumi Resource Tbk sebesar 1,97. Pada Tahun 2006, Dividen Yield,

tertinggi dimiliki oleh PT. Timah Tbk sebesar 4,67 dan terendah dipegang

oleh PT. Bakrie Sumatra Plantions Tbk sebesar 1,55. Pada Tahun 2007,

Dividen Yield, tertinggi dimiliki oleh PT. Timah Tbk sebesar 6,18 dan

terendah dipegang oleh PT. Astra International Tbk sebesar 0,59. Pada

Tahun 2008, Dividen Yield, tertinggi dimiliki oleh PT. Timah Tbk sebesar

12,31 dan terendah dipegang oleh PT. Berlian laju Tanker Tbk sebesar

0,86. Dan pada Tahun 2009, Dividen Yield, tertinggi dimiliki oleh PT.

Astra International Tbk sebesar 163,20 dan terendah dipegang oleh PT.

United Tractors Tbk sebesar 9,33.

Jika investor bermaksud menyimpan saham selamanya, ia

mengharapkan dividen saham. Jika investor bermaksud menjual saham

dikemudian hari, ia mengharapkan dividen saham dan keuntungan akibat

kenaikan harga saham. Ini berarti apabila dividend yield dari perusahaan

yang efisien semakin tinggi maka semakin besar kemungkinan saham itu

dinilai tinggi. Hal ini akan membuat investor mau menanamkan dananya

pada saham tersebut, sehingga permintaan akan saham tersebut naik pada

akhirnya menyebabkan harga saham akan naik juga.

b. Dividen Payout Ratio

Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara

dividen per share dengan earning per share. DPR digunakan untuk

mengukur berapa rupiah yang diberikan kepada pemegang saham dari

keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurang pajak.

Page 84: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

66

Tabel 4.3

Dividen Payout Ratio

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 63,11 40,00 40,00 40,07 90,55

ASII 52,67 47,99 9,94 38,32 46,32

BBCA 75,34 49,39 32,54 42,68 19,38

BBRI 97,67 49,94 49,99 34,92 0,88

AALI 64,75 65,00 65,03 30,23 27,76

BDMN 66,35 49,58 49,67 29,95 0,76

BLTA 22,55 13,80 27,40 1,47 8,76

BMRI 286,53 59,66 88,80 34,84 8,74

BUMI 23,82 15,47 20,10 13,89 4,08

INDF 171,34 44,28 41,42 39,90 1,02

TINS 123,16 50,00 50,00 4,99 13,54

TLKM 91,74 55,54 71,44 56,37 5,78

UNSP 30,22 20,22 31,17 19,64 6,13

UNTR 39,35 39,85 40,11 40,01 663,85

Berdasarkan hasil perhitungan Dividen Payout Ratio masing-

masing perusahaan pada Tabel 4.3, Pada Tahun 2005, Dividen Payout

Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar 286,53 dan

terendah dipegang oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk sebesar 22,55.

Pada Tahun 2006, Dividen Payout Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT.

Astra Agro Lestari Tbk sebesar 65,00 dan terendah dipegang oleh PT.

Berlian Laju Tanker Tbk sebesar 13,80. Pada Tahun 2007, Dividen

Payout Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar

88,80 dan terendah dipegang oleh PT. Astra International Tbk sebesar

9,94. Pada Tahun 2008, Dividen Payout Ratio, tertinggi dimiliki oleh

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 56,37 dan terendah

dipegang oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk sebesar 1,47. Dan pada

Page 85: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

67

Tahun 2009, Dividen Payout Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. United

Tractors Tbk sebesar 663,85 dan terendah dipegang oleh PT. Bank

Danamon Tbk sebesar 0,76. DPR memberikan gambaran tingkat

pembagian dividen terhadap Net income yang diperoleh perusahaan.

Semakin mapan suatu perusahaan pada umumnya memiliki tingkat

DPR yang semakin tinggi.

c. Volatilitas Earning

Earning volatility adalah standar deviasi laba sebelum bunga

dan pajak (EBIT). Variabel ini di gunakan proxy untuk mengukur

tingkat resiko bisnis dan potensi kebangkrutan perusahaan.

Tabel 4.4

Volatilitas Earning

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 0,0069 0,1395 0,4221 (0,5243) (0,1569)

ASII 0,0042 (0,0403) 0,0750 0,0586 (0,0402)

BBCA 0,0041 0,0053 0,0015 0,0054 (0,0044)

BBRI 0,0089 0,0029 0,0028 0,0046 (0,0024)

AALI (0,0138) (0,0009) 0,3973 0,1588 (0,2652)

BDMN (0,0203) (0,0083) 0,0089 (0,0055) (0,0016)

BLTA 0,0502 0,0683 (0,0216) 0,0320 (0,0653)

BMRI 0,0004 0,0068 0,0060 0,0027 (0,0019)

BUMI (0,0455) 0,0346 0,2043 1,0855 (1,0576)

INDF (0,0289) 0,0496 0,0466 (0,0135) 0,0253

TINS (1,0432) 0,0413 0,4583 (0,0942) (0,3626)

TLKM 0,0668 0,0766 0,0439 (0,5789) (0,0266)

UNSP 0,0166 0,0501 0,0217 (0,0136) 0,0123

UNTR 0,0092 (0,0190) 0,0536 0,0789 0,0144

Berdasarkan hasil perhitungan Volatilitas Earning masing-

masing perusahaan pada Tabel 4.4, Pada Tahun 2005, Volatilitas

Page 86: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

68

Earning, tertinggi dimiliki oleh PT. Telekumonikasi Indonesia Tbk

sebesar 0,0668 dan terendah dipegang oleh PT. Timah Tbk sebesar -

1,0432. Pada Tahun 2006, Volatilitas Earning, tertinggi dimiliki oleh

PT. Aneka Tambang Tbk sebesar 0,1395 dan terendah dipegang oleh

PT. Astra International Tbk sebesar -0,0403. Pada Tahun 2007,

Volatilitas Earning, tertinggi dimiliki oleh PT. Timah Tbk sebesar

0,4583 dan terendah dipegang oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk

sebesar -0,0216. Pada Tahun 2008, Volatilitas Earning, tertinggi

dimiliki oleh PT. Bumi Resource Tbk sebesar 1,0855 dan terendah

dipegang oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar -0,5789.

Dan pada Tahun 2009, Volatilitas Earning, tertinggi dimiliki oleh PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk Tbk sebesar 0,0253dan terendah

dipegang oleh PT. Bumi Resource Tbk sebesar -1,0576.

d. Firm Size

Firm Size diberi simbol size. Variabel ini diukur dengan natural

log total asset (Masdupi, 2005).

Tabel 4.5

Firm Size

Perusahaan LQ45 tahun 2005 – 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 29 30 30 30 30

ASII 31 32 32 32 32

BBCA 33 33 33 33 33

BBRI 32 33 33 33 33

AALI 31 29 29 30 30

BDMN 32 32 32 32 32

BLTA 30 30 31 31 31

BMRI 33 33 33 34 34

Page 87: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

69

BUMI 30 31 31 32 32

INDF 30 30 31 31 31

TINS 29 29 29 29 29

TLKM 32 32 32 30 32

UNSP 28 28 29 29 29

UNTR 30 30 30 31 31

Berdasarkan hasil perhitungan Firm Size masing-masing

perusahaan pada Tabel 4.5, Pada Tahun 2005, Firm Size, tertinggi

dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk Dan PT.Bank Mandiri Tbk

sebesar 33 dan terendah dipegang oleh PT. Bankrie Sumatra Plantions

Tbk sebesar 28. Pada Tahun 2006, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT.

Bank Central Asia Tbk, PT.Bank Mandiri Tbk dan PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk sebesar 33 dan terendah dipegang oleh PT. Bakrie

Sumatra Plantion Tbk sebesar 28. Pada Tahun 2007, Firm Size,

tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk, PT.Bank Rakyat

Indonesia Tbk dan PT. Bank Mandiri sebesar 33 dan terendah dipegang

oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk, PT.Timah Tbk dan PT.Bakrie

Sumatra Plantion Tbk sebesar 29. Pada Tahun 2008, Firm Size,

tertinggi dimiliki oleh PT.Bank Mandiri Tbk sebesar 34 dan terendah

dipegang oleh PT. Timah Tbk sebesar 29. Dan pada Tahun 2009, Firm

Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar 34 dan

terendah dipegang oleh PT. Timah Tbk dan PT.Bakrie Sumatra

Plantion sebesar 29. Perusahaan besar lebih mempunyai pengendalian

terhadap pasar. Oleh karena itu, perusahaan besar mempunyai tingkat

daya saing yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil (Harianto

Page 88: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

70

dan Sudomo, 2001:182). Keputusan investasi yang dilakukan di pasar

modal pada dasarnya merupakan proses yang berorientasi informasi, di

mana informasi digunakan sebagai bahan untuk memprediksi ramalan.

e. Debt to Assets Ratio

Tabel 4.6

DAR

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 0,53 0,41 0,27 0,21 0,21

ASII 0,48 0,54 0,50 0,50 0,45

BBCA 0,89 0,90 0,91 0,91 0,90

BBRI 0,89 0,89 0,90 0,91 0,91

AALI 0,15 0,19 0,21 0,18 0,19

BDMN 0,87 0,88 0,88 0,90 0,84

BLTA 0,75 0,62 0,84 0,76 0,74

BMRI 0,91 0,90 0,91 0,91 0,91

BUMI 0,88 0,85 0,50 0,60 0,66

INDF 0,68 0,65 0,63 0,67 0,64

TINS 0,44 0,52 0,33 0,34 0,33

TLKM 0,52 0,52 0,48 0,52 0,50

UNSP 0,61 0,64 0,45 0,47 0,48

UNTR 0,61 0,59 0,55 0,51 0,42

Berdasarkan hasil perhitungan DAR masing-masing perusahaan

pada Tabel 4.6, Pada Tahun 2005, DAR, tertinggi dimiliki oleh PT.

Bank Mandiri Tbk sebesar 0,91 dan terendah dipegang oleh PT.Astra

Agro Lestari Tbk sebesar 0,15. Pada Tahun 2006, DAR, tertinggi

dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Dan PT.Bank Mandiri Tbk

sebesar 0,90 dan terendah dipegang oleh PT.Astra Agro Lestari Tbk

sebesar 0,19. Pada Tahun 2007, DAR, tertinggi dimiliki oleh PT. Bank

Central Asia Tbk dan PT.Bank Mandiri Tbk sebesar 0,91 dan terendah

dipegang oleh PT. Astra agro Lestari Tbk sebesar 0,21. Pada Tahun

Page 89: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

71

2008, DAR tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk, PT.Bank

Central Asia Tbk dan PT. Bank Rakyat indonesia Tbk sebesar 0,91 dan

terendah dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,18. Dan

pada Tahun 2009, DAR tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk dan PT.Bank Mandiri Tbk sebesar 0,91 dan terendah

dipegang oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk sebesar 0,19.

f. Growth In Asset

Tabel 4.7

Growth In Asset

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 0,06 0,14 0,65 (0,15) (0,02)

ASII 0,20 0,23 0,10 0,27 0,06

BBCA 0,01 0,18 0,23 0,13 0,11

BBRI 0,16 0,26 0,32 0,21 0,12

AALI 8,52 (0,89) 0,53 0,22 0,20

BDMN 0,15 0,21 0,09 0,20 (0,07)

BLTA 0,81 0,04 1,52 0,21 (0,05)

BMRI 0,60 0,02 0,19 0,12 0,02

BUMI 0,20 0,38 0,17 1,19 0,09

INDF (0,06) 0,09 0,83 0,34 0,03

TINS 0,14 0,26 0,45 0,15 (0,14)

TLKM 0,10 0,21 0,09 (0,89) 9,43

UNSP 0,11 0,43 1,42 0,09 0,09

UNTR 0,57 0,06 0,16 0,76 0,02

Berdasarkan hasil perhitungan Growth In Asset masing-masing

perusahaan pada Tabel 4.7, Pada Tahun 2005, Growth In Asset,

tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar 0,60 dan terendah

dipegang oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar -0.06. Pada

Tahun 2006, Growth In Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Bakri Sumatra

Page 90: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

72

Plantion Tbk sebesar 0,43 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro

Lestari Tbk sebesar -0,89. Pada Tahun 2007, Growth In Asset, tertinggi

dimiliki oleh PT. Bakri Sumatra Plantion Tbk sebesar 1,42 dan terendah

dipegang oleh PT. Bank Damon Tbk dan PT Telekomunikasi Indonesia

Tbk sebesar 0,09. Pada Tahun 2008, Growth In Asset, tertinggi dimiliki

oleh PT. Bumi Resource Tbk sebesar 1,19 dan terendah dipegang oleh

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar -0,89. Dan pada Tahun

2009, Growth In Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk sebesar 9,43 dan terendah dipegang oleh PT. Timah Tbk

sebesar -0,14. Menurut Eko Wahyudi dan Baidori (2008), semakin

besar growth in net assets maka dividen yang dibayarkan oleh

perusahaan kepada pemegang saham semakin rendah sebaliknya

semakin rendah growth in net assets maka dividen yang dibayarkan

oleh perusahaan semakin besar.

g. Volatilitas Harga Saham

Varians yang berubah seiring dengan perubahan waktu

umumnya disebut volatiles (sigit dan bambang,2006:29). Volatilitas

mengukur banyaknya fluktuasi underlying asset dalam satu periode.

Pada dasarnya volatilitas dapat dilihat sebagai kecepatan perubahan

dalam pasar, meskipun lebih tepatnya disebut kebingungan pasar.

Page 91: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

73

Tabel 4.8

Volatilitas Harga Saham

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 0,08 0,11 0,33 0,18 0,08

ASII 0,09 0,04 0,07 0,22 0,08

BBCA 0,05 0,04 0,04 0,17 0,09

BBRI 0,08 0,07 0,05 0,18 0,07

AALI 0,08 0,07 0,08 0,20 0,06

BDMN 0,07 0,05 0,07 0,24 0,11

BLTA 0,09 0,07 0,11 0,27 0,11

BMRI 0,07 0,08 0,06 0,25 0,08

BUMI 0,26 0,06 0,11 0,22 0,20

INDF 0,10 0,08 0,07 0,15 0,09

TINS 0,19 0,17 0,13 0,46 0,11

TLKM 0,04 0,49 0,04 0,11 0,05

UNSP 0,06 0,08 0,08 0,28 0,15

UNTR 0,09 0,05 0,07 0,29 0,09

Berdasarkan hasil perhitungan Volatilitas Harga Saham masing-

masing perusahaan pada Tabel 4.8, Pada Tahun 2005, Volatilitas Harga

Saham, tertinggi dimiliki oleh PT.Bumi Resource Tbk sebesar 0,26 dan

terendah dipegang oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar

0,04. Pada Tahun 2006, Volatilitas Harga Saham tertinggi dimiliki oleh

PT. Telekomunikasi indonesia Tbk sebesar 0,49 dan terendah dipegang

oleh PT. Astra International Tbk dan PT. Bank Central Asia Tbk

sebesar 0,04. Pada Tahun 2007, Volatilitas Harga Saham tertinggi

dimiliki oleh PT. Aneka Tambang Tbk sebesar 0,33 dan terendah

dipegang oleh PT. Bank Central Asia Tbk Dan PT.Telekomuniksi Tbk

sebesar 0,04. Pada Tahun 2008, Volatilitas Harga Saham, tertinggi

dimiliki oleh PT. Timah Tbk sebesar 0,46 dan terendah dipegang oleh

Page 92: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

74

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 0,11. Dan pada Tahun

2009, Volatilitas Harga Saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bumi

Resouce Tbk sebesar 0,20 dan terendah dipegang oleh PT. Astra Agro

Lestari Tbk sebesar 0,06. Volatilitas dipandang sebagai ukuran resiko

dan return yang paling akurat. semakin tinggi volatilitas semakin tinggi

pula resiko dan juga return.

2. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data

normal atau mendekati normal.

Untuk mengetahui model regresi variabel dependen, variabel

independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak.

Gambar 4.2

Pengujian Normalitas Data

Page 93: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

75

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki

penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai

rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka

dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal.

b. Uji Multikolinieritas

Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus

terbebas dari gejala multikolinearitas, gejala ini ditunjukan dengan

korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas

dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) harus berada di

bawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 4.9

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

.471 2.125

.499 2.002

.844 1.185

.536 1.867

.527 1.896

.804 1.244

a. Dependent Variable:

VOLATILITAS HARGA SAHAM

(Sumber data diolah)

Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala

multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan

melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka

data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena

Page 94: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

76

data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih besar dari 10, keadaan

seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.

c. Uji Autokolerasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi

dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW).

Pada tabel 4.7 diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 1.562

nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai

signifikansi 5%, jumlah sample (n) 70 dan jumlah variabel independen (k)

adalah 6. Maka dari tabel didapat nilai du = 1.340 dan 4 – du = 4 – 1.340 =

2.66. Oleh karena nilai du < d < 4-du atau 1.340 < 1.562 < 2,66 maka dapat

disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.

Tabel 4.10

Hasil Pengujian Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .574a .330 .266 17.436666 1.562

a. Predictors: (Constant), GROWTH IN ASSET, FIRM SIZE, DIVIDEN PAYOUT RATIO,

VOLATILITAS EARNING, DAR, DIVIDEN YIELD

b. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM

(Sumber data diolah)

Page 95: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

77

d. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak

equal terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas

dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik pada

sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji

regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram.

Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas

(Sumber data diolah)

Pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan

demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada

gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 96: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

78

3. Uji Signifikansi

a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

yang terdiri dari dari Dividend Yield, Dividend Payout Ratio, Earning

Volaitity, firm Size, debt to Asset Ratio dan Growth In Asset terhadap

Volatiltas Harga saham di Bursa Efek Indonesia secara parsial.

Tabel 4.11

Hasil Pengujian Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.356 55.653 1.803 .076

DIVIDEN YIELD .659 .151 .658 4.377 .000

DIVIDEN PAYOUT RATIO .703 .146 .702 4.812 .000

VOLATILITAS EARNING .030 8.557 .092 .822 .414

FIRM SIZE .072 1.890 .154 1.096 .277

DAR .015 .142 .015 .108 .914

GROWTH IN ASSET .012 .115 .012 .105 .917

a. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA

SAHAM

(Sumber : Data diolah)

Variabel Dividen Yield, dengan nilai t hitung sebesar 4.377 > 2,00

atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 (0.000 < 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti Dividen Yield

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Volatilitas Harga Saham.

Variabel Dividen Payout Ratio, dengan nilai t hitung sebesar

4.812 > 2,00 atau nilai alpha lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka

Page 97: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

79

dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

Dividen Payout Ratio berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Volatilitas Harga Saham.

Variabel Volatilitas Earning, dengan nilai t hitung sebesar 0.882

< 2,00 atau nilai alpha lebih besar dari 0,05 (0.414 > 0,05), maka dapat

disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti Volatilitas Earning

tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Volatilitas Harga

Saham.

Variabel Firm Size, dengan nilai t hitung sebesar 1.096 < 2,00

atau nilai alpha lebih besar dari 0,05 (0.277 > 0,05), maka dapat

disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti Firm Size tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Volatilitas Harga Saham.

Variabel DAR, dengan nilai t hitung sebesar 0,108 < 2,00 atau

nilai alpha lebih besar dari 0,05 (0.914 > 0,05), maka dapat disimpulkan

Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti DAR tidak berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap Volatilitas Harga Saham.

Variabel Growth In Asset, dengan nilai t hitung sebesar 0.105 <

2,00 atau nilai alpha lebih besar dari 0,05 (0.917 > 0,05), maka dapat

disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti Growth In Asset

tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Volatilitas Harga

Saham.

Page 98: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

80

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

yang terdiri dari Dividen Yield, Dividen Payout Ratio,Volatilitas

Earning, Firm Size, DAR dan Growth In Asset terhadap Volatilitas

Harga Saham secara simultan atau serentak.

Tabel 4.12

Hasil Pengujian Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 9423.149 6 1570.525 5.166 .000a

Residual 19154.351 63 304.037

Total 28577.500 69

a. Predictors: (Constant), GROWTH IN ASSET, FIRM SIZE, DIVIDEN PAYOUT RATIO,

VOLATILITAS EARNING, DAR, DIVIDEN YIELD

b. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM

(Sumber : Data diolah)

Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat

nilai F hitung sebesar 5.166 dengan signifikan 0,000. Dengan mencari

pada table F, diperoleh nilai F tabel 2.37. Dengan kondisi dimana F

hitung lebih besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari

alpha (0,05), maka dapat diambil kesimpulan adalah Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti variabel-variabel independen berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap Volatilitas Harga Saham.

Page 99: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

81

c. Koefisien Determinasi (R Square)

Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien

determinasi (R2

). Dari koefisien determinasi (R2

) dapat diketahui derajat

ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya

variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

Besarnya nilai pengaruh variabel bebas ditunjukkan oleh nilai

(R2

) = 0,330 yaitu persentase pengaruh variabel Dividen Yield, Dividen

Payout Ratio,Volatilitas Earning, Firm Size, DAR dan Growth In Asset

terhadap Volatilitas Harga Saham sebesar 33,0%.

Tabel 4.13

Hasil Pengujian Adj R Square

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .574a .330 .266 17.436666 1.562

a. Predictors: (Constant), GROWTH IN ASSET, FIRM SIZE, DIVIDEN PAYOUT RATIO,

VOLATILITAS EARNING, DAR, DIVIDEN YIELD

b. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM

(Sumber : Data diolah)

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh Dividend Payout

Ratio, Dividen Yield, Volatilitas Earning, DAR, Firm Size dan Growth In

Asset terhadap Volatilitas Harga Saham di BEI adalah sebagai berikut:

Page 100: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

82

Tabel 4.14.

Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.356 55.653 1.803 .076

DIVIDEN YIELD .659 .151 .658 4.377 .000

DIVIDEN PAYOUT RATIO .703 .146 .702 4.812 .000

VOLATILITAS EARNING .030 8.557 .092 .822 .414

FIRM SIZE .072 1.890 .154 1.096 .277

DAR .015 .142 .015 .108 .914

GROWTH IN ASSET .012 .115 .012 .105 .917

a. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM

(Sumber : Data diolah)

Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk

mengetahui pengaruh Dividen Yield, Dividen Payout Ratio,Volatilitas

Earning, Firm Size, DAR dan Growth In Asset terhadap Volatilitas Harga

Saham sebagai berikut:

Y = 1.356 + 0.659 X1 + 0.703 X2 + ei

Keterangan :

Y = Volatilitas Harga Saham

a = konstanta

x1 = Dividen Yield

x2 = Dividen Payout Ratio

ei = error term

Page 101: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

83

Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat

diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 1.356 menunjukkan bahwa

jika variabel Dividen Yield, Dividen Payout Ratio,Volatilitas Earning, Firm

Size, DAR dan Growth In Asset bernilai nol maka nilai Volatilitas Harga

Saham adalah 1.356. Sedangkan variabel Dividen Yield sebesar 0.659

menunjukkan bahwa jika variabel Dividen Yield meningkat 1 satuan maka

akan meningkatkan Volatilitas Harga Saham sebesar 0.659 satuan, Variabel

Dividen Payout Ratio sebesar 0.703 menunjukkan bahwa jika variabel

Dividen Payout Ratio meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan

Volatilitas Harga Saham sebesar 0.703 satuan, dengan catatan variabel lain

dianggap konstan.

D. Interpretasi

Hasil uji regresi berganda yang didapat adalah yang paling berpengaruh

dan signifikan adalah Dividen Payout Ratio dan Dividen Yield ,dengan nilai

signifikansi dibawah 0,05 Dividen Payout Ratio dengan nilai signifikansi

0,000 < 0,05 dan Dividen Yield dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

Hasil ini sesuai dengan pendapat Alwi (2003), yang mempengaruhi

volatilitas harga saham salah satunya adalah pengumuman laporan keuangan

perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun dan setelah akhir

tahun fiskal, EPS, DPS, PER, NPM, ROA, ROE, dan lain-lain.

Dengan meningkatnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang

juga diiringi dengan semakin besarnya dividen yang dibagikan hal ini akan

Page 102: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

84

menyebabkan harga saham akan meningkat. Hal ini dikarenakan banyak

investor yang tertarik untuk membeli saham perusahaan yang memiliki

kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan laba, sehingga demand akan

saham tersebut meningkat.

Temuan ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Menurut

Nishat dan Chaudhari (2003) yang berjudul dividen policy and stock price

volatility menjelaskan bahwa menjelaskan kebijakan dividen (Dividend Yield

dan Dividend Payout Ratio) memiliki dampak yang signifikan pada

volatilitas harga saham bursa pakistan.

Temuan ini juga mendukung I.Roni setyawan (2006) yang berjudul

Deteksi perbandingan volatilitas harga serta reaksi earning terhadap return

dan harga saham sektor LQ45, dengan variabel ekses volatilitas, discount rate,

earning, dan harga saham. Variabel Menjelaskan bahwa investor lebih

memperhatikan ekses volatilitas harga dibandingkan dengan ekses volatilitas

earning. Walaupun harus diakui bahwa mereka tetap menaruh minat positif

terhadap kualitas earning yang dihasilkan oleh emiten LQ45.

Variabel Earning volatility dengan nilai signifikansi 0,414>0,05 hal ini

menunjukkan bahwa variabel earning volatility tidak berpengaruh terhadap

volatilitas harga saham. Temuan ini sesuai dengan pendapat Brigham dan

Houston (2009), volatilitas harga saham memang diartikan sebagai resiko,

tetapi volatilitas keuntungan tidaklah selalu harus diartikan sebagai resiko.

Kita harus memikirkan penyebab dari volatilitas tersebut sebelum menarik

kesimpulan mengenai apakah volatilitas menunjukkan adanya resiko.

Page 103: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

85

Beberapa perusahaan mengalami fluktuasi tersebut mengikuti pola-pola siklus

atau musiman. Sehingga volatilitas tidak akan menjadi bagian yang signifikan

dari resiko. Hal ini tidak akan menjadi kekhawatiran dari para investor,

sehingga harga saham perusahaan tidak akan terpengaruh.

Variabel size dengan nilai signifikansi 0,277>0,05 hal ini menunjukkan

bahwa variabel size tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Hal

ini berbeda dengan temuan Nishat dan Chaudhari (2003) bahwa variabel size

berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Semakin besar ukuran

perusahaan, biasanya volatilitasnya juga semakin rendah. terutama perusahaan

yang tergolong LQ 45 yang merupakan perusahaan unggulan yang memiliki

likuiditas tinggi. Temuan ini sesuai dengan Fama dan French (1992) yang

meneliti mengenai beta pasar atau prediksi CAPM terhadap pengaruh positif

beta pasar terhadap rata-rata return saham dan menemukan bahwa tidak

terdapat pengaruh beta pasar terutama setelah dilakukan perhitungan yang

bervariasi terhadap beta yang berhubungan dengan firm size.

Variabel DAR dengan nilai 0,914>0,05 hal ini menunjukkan bahwa

variabel leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volatilitas

harga saham. Temuan ini sejalan dengan penemuan Modigliani dan Miller

(1958) yang menyatakan dalam sebuah pasar modal sempurna keputusan

keuangan tidak lagi relevan, dengan kata lain penggunaan sumber pembiayaan

baik itu dari hutang maupun modal sendiri tidak mempengaruhi cost of capital

dan pada akhirnya tidak mempengaruhi nilai perusahaan (harga saham). Hasil

ini terjadi kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anton (2006)

Page 104: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

86

hasil penelitian saham LQ45 menunjukkan bahwa return saham di Indonesia

memiliki permasalahan time varying volatility, tetapi tidak terjadi leverage

effect pada volatilitas return saham.

Variabel growth in assets dengan nilai signifikansi 0,917>0,05 hal ini

menunjukkan bahwa variabel growth in assets tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap volatilitas harga saham. Pertumbuhan aset pada

perusahaan mencerminkan kepastian akan return atau keuntungan yang akan

didapat oleh invsetor, maka investor akan terus menginvetasikannya pada

saham tersebut sehingga harga saham akan lebih stabil.

Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dikarenakan

adanya perbedaan objek penelitian dan wilayah penelitian yang terdapat pada

penelitian sebelumnya, dan adanya perbedaan waktu penelitian. Penelitian

terdahulu berada di luar Indonesia dengan tingkat pasar bentuk kuat

sedangkan di Indonesia termasuk dalam pasar bentuk lemah.

Page 105: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

87

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Hasil Uji regresi ditemukan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan

terhadap Volatilitas Harga Saham adalah Dividen Yield dan Dividen

Payout Ratio sedangkan Volatilitas Earning, Firm Size, DAR dan Growth

In Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham.

2. Berdasarkan koefisien regresi pada setiap variabel, dapat dijelaskan bahwa

variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Volatilitas Harga

Saham adalah Dividen Payout Ratio, karena memiliki nilai beta paling

besar dibandingkan variable independent lainya.

B. Saran Dan Implikasi

Beberapa saran perlu ditambahkan guna penelitian yang lebih baik

lagi. Mengingat hasil dan analisa penelitian ini masih banyak kekurangan dan

kelemahan, sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki dan diperhatikan

lagi untuk penelitian-penelitian berikutnya. Adapun saran untuk penelitian

berikutnya adalah sebagai berikut :

Page 106: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

88

1. Menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sebagai sampel penelitian sehingga dapat mencerminkan keadaan pasar

yang sesungguhnya yang terjadi di Bursa Efek Indonesia.

2. Memperpanjang periode (waktu) penelitian agar menambah jumlah data.

3. Menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi Volatilitas Harga

Saham sehingga dapat menjadi luas penelitian

4. Mencari teori yang relevan dengan keadaan sekarang.

Implikasi :

Dividen merupakan suatu yang diharapkan dalam melakukan investasi

di suatu perusahaan, yang akan meningkatkan keuntungan bagi investor.

Maka perlu adanya penelitian-penelitian yang lainnya yang dapat

meningkatkan keakuratan dalam melakukan investasi.

Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yang

dimanfaatkan sesuai dengan tujuanya, yaitu:

1. Implikasi Bagi Investor

Investor pada umumnya mengharapkan keuntungan dari investasi

dalam pemilikan saham suatu perusahaan. Baik itu capital againt atau

dividen yield. Pada investor yang akan menanamkan modal selamanya,

tentunya akan mengharapkan dividen yang pasti dari perusahaan emiten.

Tetapi investor yang akan menjual sahamnya dalam jangka pendek

tentunya akan mengharapkan keuntungan dari capital againt atau selisih

harga saham saat beli dan jual. Dimana harapan investor adalah harga

Page 107: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

89

saham dimasa yang akan mendatang akan naik. Oleh karena itu dalam

melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara

matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan

keputusan investasi yang dilakukannya, sehingga menghasilkan

keuntungan yang lebih baik lagi dan untuk mengetahui perubahan-

perubahan sehingga tidak salah dalam melakukan investasi.

2. Implikasi Bagi Perusahaan

Besar kecilnya dividen yang akan diberikan kepada investor dan

laba yang akan ditahan akan mempengaruhi harga saham suatu

perusahaan. Karena investor pada umumnya mengharapkan keuntungan

yang pasti. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan

pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan yang

berhubungan dengan investasi.

3. Implikasi Bagi Akademis

Penilaian analisis Pengaruh Dividen Yield, Dividen Payout

Ratio,Volatilitas Earning, Firm Size, DAR dan Growth In Asset

berpengaruh terhadap Volatilitas Harga Saham sehingga dapat dijadikan

tambahan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Page 108: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

90

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Z. Iskandar, 2003, “Pasar Modal Teori dan Aplikasi”, Edisi Pertama,

Penerbit Yayasan Pancur Siwah, Jakarta.

Anton. “Analisis Model Volatilitas Return Saham”, Universitas

Diponegoro,2006.

Asnawi, Kelana Said dan Wijaya, Chandra. “Riset Keuangan: Pengujian -

Pengujian Empiris”. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta , 2005

Banerje, Bharbatosh. “Fundamentals of Fiancial Management”. PHI Learning

Private Limited, New Delhi, 2008.

Baridwan, Z. "Sistem Akuntansi: penyusunan Prosedur dan Metode", Penerbit

BPFE, Yogyakarta, 2003

Brigham, Eugene dan Houston Joel. “Dasar- dasar Manajemen Keuangan”. edisi

kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Chadijah, Siti. “Analisis pengaruh harga, volume perdagangan, return, frekuensi

perdagangan, dan volatilitas harga saham terhadap Bid Ask Spread

perusahaan yang melakukan stock split periode 2004-2008”, UIN Jakarta,

Jakarta, 2010.

Dhailami, Achmad Friady. "Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar

terhadap Kebijakan Dividen ada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di

Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2003”, Universitas Islam Negeri

Yogyakarta, Yogyakarta, 2006

Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfieeld. “Intermediate

Accounting”, tenth edition, Erlangga, Jakarta, 2001.

Elton E.J, and M.J.Gruber. “Modern Portiofolio Theory and investment Analysis”.

5th edition. new york, N.Y. : John Wiley & Son,inc.1995

Guerard, John B Jr. “Corporate Financial Policy and R&D Management”.

Second edition, John Wiley & Sons, Inc, Canada, 2005.

Ghozali, Imam.”Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Badan

Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang 2005

Page 109: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

91

Hamid, Abdul. ” Pedoman Penulisan Skripsi”. Jakarta, 2007.

Harianto, Farid dan Sudomo, Siswanto. "Perangkat dan Teknik Analisis Investasi

di Pasar Modal Indonesia". PT.Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2001

Hidayati, Laili. ”Analsis faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Keuangan

Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Indonesia”. Universitas

Diponegoro, Semarang, 2001

Jensen, G.,D. Solberg and T. Zorn, , “Simultaneous Determination of Insider

Ownership, debt, and Dividend Policies”, Journal of Financial and

Quantitaive Analysis, Vol 27, p.247-263. 1992

Jogiyanto, “ Teori Portofolio & Analisis Investasi “, Edisi Ketiga, Cetakan

Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta, 2003.

Jones, C.P., “Invesment: Analysis and Management”, John Wiley & Son, New

York, 1999,

Kamaludin, “Struktur Volatilitas Pendekatan GARCH dan TARCH”, Media Riset

Bisnis dan Manajemen, Bengkulu, 2008.

Keown, Martin dan Petty,scott Jr. “Prinsip-prinsip dan Aplikasi Manajemen

Keuangan” jilid 1, PT. Indeks kelompok gramedia, jakarta, 2004.

Teguh, muhammad. ”Metodologi Penelitian ekonomi”. PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 1999.

Nishat,M dan Chaudari, M.I. “Dividend Policy and Stock Price Volatility in

pakistan”. University of Karachi, Pakistan. 2003.

Nurmala. ”Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan–

perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta”.

Rahmi, septi uli. ” Analisis perbandingan kinerja pasar modal syariah dan

konvensional di Indonesia dengan pendekatan volatilitas return (studi kasus

saham JII dan LQ45 di BEI tahun 2006 - 2008)”. Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Jakarta, Jakarta, 2009.

Riyanto, Bambang. "Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan", Yayasan Badan

Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta.1995.

Page 110: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

92

Rodoni, Ahmad dan Ali,Herni. “Manajemen Keuangan” edisi pertama.Mitra

Wacana Media, Jakarta, 2010

Rodoni, Ahmad. “Modul Istitusi Depositori dan Pasar Modal”. FEIS-UIN

Jakarta. Jakarta, 2008.

Rodoni, Ahmad. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Center for Social and

Econimics Studies (CSES) Press, Jakarta, 2006.

Rozeff, Michael S., "Growth, Beta and Agency Costs as Determinants of Dividend

Payout Ratios," Journal of Financial Research, vol. 5, Fall 1982, pp. 249-

259

Ramantika, Himawan Pandu. ”Studi Empiris Tentang Stock Split dan

Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Volume Perdagangan dan Volatilitas

Saham di Bursa efek Jakarta”. UNDIP, Semarang, 2001.

Shamsher, Mohamad dan Annuar, md Naher. “Factors Associated with Stock

Price Volatility and Evaluation of Gordon's Share Valuation Model on the

Kuala Lumpur Stock Exchange”. Faculty of Economics and Management,

Universiti Pertanian Malaysia, Malaysia, 1993

Suharyadi, dan Purwanto. “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”.

buku I, Salemba Empat, Jakarta, 2003.

Supranto, J. ”Ekonometri”. Ghalia Indonesia, Bogor, 2005 .

Setiawan, I Roni. ”Pengaruh Perbandingan Ekses Volatilitas Harga Saham

reaksi Earning Terhadap return & Harga Saham sektor LQ45” . Fakultas

Ekonomi UIEU Jakarta, Jakarta, 2006.

Sjahrial, Dermawan. ”Pengantar Manajemen Keuangan”. Mitra Wacana Media,

Jakarta, 2010.

Van Horne, James C. dan Wachowicz, Jr. “Fundamental of Financial

Management”. Prentice Hall, Inc. 10th edition, 1998

Van Horne, james C. “financial management”, salemba empat, Jakarta, 2007.

W.k. Ardha Chandra," Pengaruh harga saham, Volume Perdagangan, dan

Voltilitas Terhadap bid-ask Spread”. UNDIP, semarang, 2003.

Page 111: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

93

Wahyudi, Eko dan Baidori."Pengaruh Insider Ownership, Cllateralized Assets,

growth In Assets, dan Likuiditas Terhadapkebijakan Dividen Perusahaan

manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006"

Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya,surabaya,2008

Widyorini,Susi. "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiko Sistematik

Saham". UNDIP, Semarang, 2003

Wild, John J dan Subramanyam, K.R. ”Financial statement”, Salemba empat,

Jakarta, 2005.

www.google.com

www.idsaham.co.id

www.idx.co.id

Page 112: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

94

LAMPIRAN

Dividen Yield

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 7,79 4,07 4,81 5,27 47,45

ASII 6,96 2,80 0,59 8,25 163,20

BBCA 6,47 3,27 1,62 3,03 16,60

BBRI 10,22 3,36 2,65 3,69 93,29

AALI 6,63 2,58 2,91 5,15 52,73

BDMN 5,69 1,97 2,61 2,93 56,39

BLTA 3,37 2,30 1,89 0,86 37,56

BMRI 5,20 2,41 5,31 4,37 18,66

BUMI 1,97 1,78 1,28 5,56 71,85

INDF 2,47 2,30 1,67 5,05 22,00

TINS 14,45 4,67 6,18 12,31 26,25

TLKM 6,17 3,00 4,49 4,30 14,62

UNSP 3,61 1,55 0,75 3,46 16,09

UNTR 3,95 1,98 1,93 7,72 9,33

Dividen Payout Ratio

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 63,11 40,00 40,00 40,07 90,55

ASII 52,67 47,99 9,94 38,32 46,32

BBCA 75,34 49,39 32,54 42,68 19,38

BBRI 97,67 49,94 49,99 34,92 0,88

AALI 64,75 65,00 65,03 30,23 27,76

BDMN 66,35 49,58 49,67 29,95 0,76

BLTA 22,55 13,80 27,40 1,47 8,76

BMRI 286,53 59,66 88,80 34,84 8,74

BUMI 23,82 15,47 20,10 13,89 4,08

INDF 171,34 44,28 41,42 39,90 1,02

TINS 123,16 50,00 50,00 4,99 13,54

TLKM 91,74 55,54 71,44 56,37 5,78

UNSP 30,22 20,22 31,17 19,64 6,13

UNTR 39,35 39,85 40,11 40,01 663,85

Page 113: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

95

Volatilitas Earning

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 0,0069 0,1395 0,4221 (0,5243) (0,1569)

ASII 0,0042 (0,0403) 0,0750 0,0586 (0,0402)

BBCA 0,0041 0,0053 0,0015 0,0054 (0,0044)

BBRI 0,0089 0,0029 0,0028 0,0046 (0,0024)

AALI (0,0138) (0,0009) 0,3973 0,1588 (0,2652)

BDMN (0,0203) (0,0083) 0,0089 (0,0055) (0,0016)

BLTA 0,0502 0,0683 (0,0216) 0,0320 (0,0653)

BMRI 0,0004 0,0068 0,0060 0,0027 (0,0019)

BUMI (0,0455) 0,0346 0,2043 1,0855 (1,0576)

INDF (0,0289) 0,0496 0,0466 (0,0135) 0,0253

TINS (1,0432) 0,0413 0,4583 (0,0942) (0,3626)

TLKM 0,0668 0,0766 0,0439 (0,5789) (0,0266)

UNSP 0,0166 0,0501 0,0217 (0,0136) 0,0123

UNTR 0,0092 (0,0190) 0,0536 0,0789 0,0144

Firm Size

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 29 30 30 30 30

ASII 31 32 32 32 32

BBCA 33 33 33 33 33

BBRI 32 33 33 33 33

AALI 31 29 29 30 30

BDMN 32 32 32 32 32

BLTA 30 30 31 31 31

BMRI 33 33 33 34 34

BUMI 30 31 31 32 32

INDF 30 30 31 31 31

TINS 29 29 29 29 29

TLKM 32 32 32 30 32

UNSP 28 28 29 29 29

UNTR 30 30 30 31 31

Page 114: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

96

Debt to Assets Ratio

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 0,53 0,41 0,27 0,21 0,21

ASII 0,48 0,54 0,50 0,50 0,45

BBCA 0,89 0,90 0,91 0,91 0,90

BBRI 0,89 0,89 0,90 0,91 0,91

AALI 0,15 0,19 0,21 0,18 0,19

BDMN 0,87 0,88 0,88 0,90 0,84

BLTA 0,75 0,62 0,84 0,76 0,74

BMRI 0,91 0,90 0,91 0,91 0,91

BUMI 0,88 0,85 0,50 0,60 0,66

INDF 0,68 0,65 0,63 0,67 0,64

TINS 0,44 0,52 0,33 0,34 0,33

TLKM 0,52 0,52 0,48 0,52 0,50

UNSP 0,61 0,64 0,45 0,47 0,48

UNTR 0,61 0,59 0,55 0,51 0,42

Growth In Asset

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 0,06 0,14 0,65 (0,15) (0,02)

ASII 0,20 0,23 0,10 0,27 0,06

BBCA 0,01 0,18 0,23 0,13 0,11

BBRI 0,16 0,26 0,32 0,21 0,12

AALI 8,52 (0,89) 0,53 0,22 0,20

BDMN 0,15 0,21 0,09 0,20 (0,07)

BLTA 0,81 0,04 1,52 0,21 (0,05)

BMRI 0,60 0,02 0,19 0,12 0,02

BUMI 0,20 0,38 0,17 1,19 0,09

INDF (0,06) 0,09 0,83 0,34 0,03

TINS 0,14 0,26 0,45 0,15 (0,14)

TLKM 0,10 0,21 0,09 (0,89) 9,43

UNSP 0,11 0,43 1,42 0,09 0,09

UNTR 0,57 0,06 0,16 0,76 0,02

Page 115: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

97

Volatilitas Harga Saham

Perusahaan LQ45 tahun 2005 - 2009

EMITEN 2005 2006 2007 2008 2009

ANTM 0,08 0,11 0,33 0,18 0,08

ASII 0,09 0,04 0,07 0,22 0,08

BBCA 0,05 0,04 0,04 0,17 0,09

BBRI 0,08 0,07 0,05 0,18 0,07

AALI 0,08 0,07 0,08 0,20 0,06

BDMN 0,07 0,05 0,07 0,24 0,11

BLTA 0,09 0,07 0,11 0,27 0,11

BMRI 0,07 0,08 0,06 0,25 0,08

BUMI 0,26 0,06 0,11 0,22 0,20

INDF 0,10 0,08 0,07 0,15 0,09

TINS 0,19 0,17 0,13 0,46 0,11

TLKM 0,04 0,49 0,04 0,11 0,05

UNSP 0,06 0,08 0,08 0,28 0,15

UNTR 0,09 0,05 0,07 0,29 0,09

Page 116: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

98

LAMPIRAN

UJI REGRESI LINIER BERGANDA

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

VOLATILITAS HARGA SAHAM 3.55000E1 20.351085 70

DIVIDEN YIELD 3.55000E1 20.321332 70

DIVIDEN PAYOUT RATIO 3.55000E1 20.321332 70

VOLATILITAS EARNING -.0085 .26708 70

FIRM SIZE 31.04 1.517 70

DAR 3.55000E1 20.325076 70

GROWTH IN ASSET 3.55000E1 20.338263 70

Page 117: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

99

Page 118: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

100

Residuals Statistics

a

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 11.04966 78.53844 3.55000E1 11.686205 70

Residual -3.939557E1 4.915161E1 .000000 16.661311 70

Std. Predicted Value -2.092 3.683 .000 1.000 70

Std. Residual -2.259 2.819 .000 .956 70

a. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.356 55.653 1.803 .076

DIVIDEN YIELD .659 .151 .658 4.377 .000 .471 2.125

DIVIDEN PAYOUT RATIO .703 .146 .702 4.812 .000 .499 2.002

VOLATILITAS EARNING .030 8.557 .092 .822 .414 .844 1.185

FIRM SIZE .072 1.890 .154 1.096 .277 .536 1.867

DAR .015 .142 .015 .108 .914 .527 1.896

GROWTH IN ASSET .012 .115 .012 .105 .917 .804 1.244

a. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM

Page 119: DAMPAK KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP VOLATILITAS …

101

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9423.149 6 1570.525 5.166 .000a

Residual 19154.351 63 304.037

Total 28577.500 69

a. Predictors: (Constant), GROWTH IN ASSET, FIRM SIZE, DIVIDEN PAYOUT RATIO, VOLATILITAS EARNING, DAR, DIVIDEN YIELD

b. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .574a .330 .266 17.436666 1.562

a. Predictors: (Constant), GROWTH IN ASSET, FIRM SIZE, DIVIDEN PAYOUT RATIO,

VOLATILITAS EARNING, DAR, DIVIDEN YIELD

b. Dependent Variable: VOLATILITAS HARGA SAHAM