dampak keberadaan industri peleburan besi dan baja ... · besi dan baja terhadap lingkungan ......

118
DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA TERHADAP LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT DI DUSUN PALAHLAR KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG CITRA PARAMITHA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: doanlien

Post on 03-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

i

DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA TERHADAP LINGKUNGAN DAN

KESEHATAN MASYARAKAT DI DUSUN PALAHLAR KECAMATAN CIKUPA

KABUPATEN TANGERANG

CITRA PARAMITHA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 2: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

ii

Page 3: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak

Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Masyarakat di Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang adalah

benar karya penulis dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini. Dengan ini penulis melimpahkan hak cipta dari karya

tulis penulis kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

Citra Paramitha NIM H44090107

Page 4: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

iv

Page 5: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

v

ABSTRAK

CITRA PARAMITHA. Dampak Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat di Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang. Dibimbing oleh BONAR M. SINAGA dan NIA KURNIAWATI HIDAYAT.

Industri peleburan besi dan baja di Tangerang menimbulkan pencemaran

udara yang dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, tujuan penelitian adalah untuk: (1) mengidentifikasi dampak pencemaran terhadap lingkungan, (2) menentukan dampak pencemaran terhadap kesehatan masyarakat, (3) menentukan dampak pencemaran terhadap nilai ganti rugi yang layak diterima oleh masyarakat, (4) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ganti rugi, dan (5) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat pindah. Analisis yang digunakan adalah deskriptif, cost of illness, Willingness to Accept (WTA) dan model regresi dan estimasi menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS) dan Maximum Likelihood Estimator (MLE). Hasilnya menunjukkan bahwa rumahtangga bertempat tinggal semakin dekat dari industri merasa kondisi lingkungan setelah keberadaan industri semakin buruk, total biaya pengobatan yang ditanggung semakin besar dan nilai rataan WTA rumahtangga paling tinggi. Nilai estimasi WTA rumahtangga di Dusun Palahlar dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, lama tinggal, jarak tempat tinggal dari industri, umur muda, dan umur menengah. Keputusan rumahtangga untuk pindah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, lama tinggal, dan jarak tempat tinggal dari industri. Kata kunci: industri peleburan besi dan baja, lingkungan, kesehatan, willingness to

accept.

Page 6: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

vi

ABSTRACT

CITRA PARAMITHA. The Impact of Iron and Steel Smelting Industry Existence on the Environment and Public Health in Hamlet Palahlar, Cikupa Subdistrict, Tangerang District. Supervised by BONAR M. SINAGA and NIA KURNIAWATI HIDAYAT.

Iron and steel smelting industry in Tangerang causes air pollution which can have a negative impact on the environment and the health of surrounding communities. Therefore, the purposes of the study were to: (1) identify the impact of pollution on the environment, (2) determine the impact of pollution on public health, (3) determine the impact of pollution on the proper value of compensation received by the community, (4) analyze the factors that affect the amount of compensation, and (5) analyze the factors that affect the decision to move. Analysis used were descriptive, cost of illness, Willingness to Accept (WTA) and regression model and estimated using Ordinary Least Squares (OLS) and Maximum Likelihood Estimator (MLE) methods. The results show that households with residential distance the closer from the industrial environment feel the worse after the existence of the industry, have the higher total medical incurred expenses and get the highest average value of household WTA. Estimation value of household WTA in the Hamlet Palahlar is influenced by education level, length of stay, distance of residence from the industry, young age, and middle age. Household's decision to move is influenced by the level of education, income, length of stay, and distance of residence from the industry.

Key words: iron and steel smelting industry, environment, health, willingness to accept.

Page 7: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

vii

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA TERHADAP LINGKUNGAN DAN

KESEHATAN MASYARAKAT DI DUSUN PALAHLAR KECAMATAN CIKUPA

KABUPATEN TANGERANG

CITRA PARAMITHA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2013

Page 8: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

viii

Page 9: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

Judul Slaipsi: Dam"" ~ - -... . Industri Peleburan Besi dan Baja terhac1ap Lin~ - ;; • esehatan Masyarakat di Dusun Palahlar,

Kabupaten Tangerang

Nama : Citra Paramilha

NIM : H44090107

Disetujui oleh

#-~ -Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA Nia Kurniawati Hidayat, SP, MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Tanggal Lul - 2013

Page 10: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

ix

Judul Skripsi : Dampak Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat di Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang

Nama : Citra Paramitha

NIM : H44090107

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA Pembimbing I

Nia Kurniawati Hidayat, SP, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 11: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

x

PRAKATA Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah, karunia dan segala pertolongan serta kemudahan yang diberikan-Nya,

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak Keberadaan

Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat

di Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang”. Shalawat serta

salam senantiasa tercurah pada Rasulullah SAW beserta sahabat, keluarga dan

pengikutnya hingga akhir zaman.

Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA dan Nia

Kurniawati Hidayat, SP, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan banyak masukan terhadap skripsi ini. Terima kasih juga penulis

ucapkan kepada Dr. Meti Ekayani, SHut, MSc selaku dosen penguji utama dan

Hastuti¸ SP, MP, MSi sebagai dosen penguji wakil departemen. Ucapan

terimakasih disampaikan kepada orang tua (Ir. Agus Setyadi dan Dra. Rinarti

Pujiastuti) dan kedua kakak penulis (Chandra Arie Kurniawan, SE dan Cahya

Arie Pradhana, ST) yang telah memberikan dorongan moral, material dan spiritual

sehingga membantu dalam proses penyusunan skripsi. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada dosen dan staf sekretariat Departemen ESL yang telah

membantu penulis selama perkuliahan dan penyusunan skripsi serta seluruh staf

sekretariat sekolah Pascasarjana EPN (Mba Yani, Mas Johan, Mba Ina, Bu

Kokom, Bu Odah, Pak Husen, dan Pak Erwin) yang telah membantu penulis

selama penyusunan skripsi. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada

Wewe, Nche, Rina, Febriana, Charista, Sandra, Resty, Adinna, Charra, Yuki,

teman-teman ESL 46, teman sebimbingan (Aulia, Anindyah, Apriliana, Sary dan

Esha) dan Husen Nugroho, SE yang telah memberikan dukungan dan bantuan

kepada penulis selama penyusunan skripsi.

Bogor, Oktober 2013

Citra Paramitha

Page 12: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9

2.1. Dampak Industri ............................................................................ 9

2.2. Limbah Industri ............................................................................. 11

2.3. Pencemaran Udara ........................................................................ 12

2.4. Metode Estimasi Penilaian Lingkungan dengan Contingent Valuation Method ....................................................... 14

2.5. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 16

2.6. Kebaruan Penelitian ...................................................................... 21

III. KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................. 23

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................ 23

3.1.1. Pendekatan Biaya Pengobatan ............................................ 23

3.1.2. Analisis Willingness to Accept ........................................... 23

3.1.3. Model Regresi Linier Berganda ......................................... 25

3.1.4. Model Regresi Logistik ...................................................... 26

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ................................................. 27

3.3. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 29

IV. METODE PENELITIAN .................................................................. 31

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 31

4.2. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 31

4.3. Metode Pengambilan Sampel ....................................................... 31

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 32

Page 13: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

xii

4.4.1. Identifikasi Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan ......................................................................... 33

4.4.2. Penentuan Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Kesehatan Masyarakat ........................................................ 34

4.4.3. Penentuan Nilai Willingness to Accept Sebagai Nilai Ganti Rugi Akibat Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja ..................................................... 35

4.4.4. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Ganti Rugi .................................................. 36

4.4.5. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan untuk Pindah ..................................................... 37

4.5. Evaluasi Model .............................................................................. 40

V. KARAKTERISTIK RESPONDEN ................................................... 47

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 53

6.1. Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan .............................................. 53

6.2. Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Kesehatan Masyarakat ............................. 59

6.3. Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Nilai Ganti Rugi yang Layak diterima oleh Masyarakat .............................................................. 60

6.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Ganti Rugi yang Bersedia diterima Masyarakat ...................................... 66

6.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Rumahtangga untuk Pindah dari Sekitar Wilayah Industri ........... 69

VII. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 73

7.1. Simpulan ........................................................................................ 73

7.2. Saran .............................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 75

LAMPIRAN ......................................................................................... 77

RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 101

Page 14: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun 2011 ........... 3

2. Hasil Uji Udara Ambien Sebelah Timur Industri (Up Wind) di Kabupaten Tangerang Tahun 2011 ...................................................... 4

3. Hasil Uji Udara Ambien Sebelah Barat Industri (Down Wind) di Kabupaten Tangerang Tahun 2011 .................................................. 5

4. Hasil Uji Emisi Industri Peleburan Besi dan Baja di Kabupaten Tangerang Tahun 2011 ...................................................... 5

5. Jenis Industri dan Limbahnya ............................................................... 12

6. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 17

7. Alokasi Jumlah Sampel ........................................................................ 32

8. Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian ......................... 32

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan Jumlah Tanggungan Keluarga di Dusun Palahlar Tahun 2013 ...................................................................................................... 48

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Tidak Tamat, Pendidikan Formal Tamat, Pekerjaan, dan Pendapatan di Dusun Palahlar Tahun 2013 .......................................... 49

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal, Asal Daerah, dan Status Kepemilikan Rumah di Dusun Palahlar Tahun 2013 ........................................................................................... 51

12. Penilaian Kualitas Udara Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 ...................................................................................................... 54

13. Penilaian Kebersihan Tempat Tinggal Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 ............................................................................. 55

14. Penilaian Kenyamanan Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 ...................................................................................................... 57

15. Penilaian Pengaruh Terhadap Kegiatan Sehari-hari Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 ................................................................. 58

16. Biaya Pengobatan Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 ..................... 59

Page 15: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

xiv

17. Perbandingan Nilai WTA Setiap Wilayah di Dusun Palahlar Tahun 2013 ........................................................................................... 62

18. Penggunaan Nilai WTA di Dusun Palahlar Tahun 2013 ...................... 62

19. Distribusi WTA Rumahtangga di Dusun Palahlar Tahun 2013 ............ 63

20. Besaran Nilai Kelas dan Nilai Tengah WTA Rumahtangga di Dusun Palahlar Tahun 2013 .................................................................. 64

21. Total WTA Rumahtangga di Dusun Palahlar Tahun 2013 ................... 65

22. Hasil Estimasi Regresi berganda Model WTA di Dusun Palahlar Tahun 2013 ............................................................................. 66

23. Hasil Penelitian Mengenai Keputusan untuk Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 ............................................................................. 69

24. Hasil Estimasi Regresi Logistik Model Keputusan Rumahtangga untuk Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 ...................... 70

25. Frekuensi Observasi dan Harapan Keputusan Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 ............................................................................. 72

26. Koreksi Nilai Observasi dan Harapan Keputusan Rumahtangga untuk Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 ...................... 72

Page 16: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

xv

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman

1. Transformasi Logit ............................................................................... 27

2. Alur Kerangka Pemikiran Operasional ................................................ 28

3. Kurva penawaran WTA Rumahtangga di Dusun Palahlar Tahun 2013 ........................................................................................... 64

Page 17: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

xvi

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian Dampak Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat di Dusun Palahlar Tahun 2013 .......................................... 78

2. Data Penelitian Dampak Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat di Dusun Palahlar Tahun 2013 .................................................................. 86

3. Tabulasi Biaya Kesehatan Masyarakat di Dusun Palahlar Tahun 2013 ............................................................................................ 89

4. Program Estimasi Model Willingness to Accept Rumahtangga di Dusun Palahlar Menggunakan Metode OLS dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ................................................................ 91

5. Hasil Estimasi Model Willingness to Accept Rumahtangga di Dusun Palahlar Menggunakan Metode OLS dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ............................................................................... 93

6. Program Regresi Logistik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi Dan Baja Menggunakan Metode MLE dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ................................................................ 96

7. Hasil Regresi Logistik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja Menggunakan Metode MLE dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ................................................................ 98 

Page 18: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

1  

  

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara berkembang dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti pendapatan

rendah, pendidikan rata-rata rendah, sifat penduduk yang kurang mandiri, dan

tingkat pertumbuhan penduduk tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara

berkembang yang dapat dilihat dari aspek tingkat pertumbuhan penduduk yang

tinggi dari tingkat pertambahan penduduk yang umumnya lebih tinggi dua hingga

empat kali lipat dari negara maju (Tasu’ah, 2013). Tingkat pertumbuhan

penduduk yang tinggi itu pula dapat menyebabkan tingkat pengangguran yang

tinggi, karena semakin lama pertumbuhan penduduk meningkat dan

mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan pekerjaan yang ketat. Indonesia

merupakan salah satu negara industri baru karena memiliki tingkat perekonomian

yang baik namun belum menjadi negara maju. Industri di Indonesia dapat menjadi

solusi dalam permasalahan tingkat penduduk dan pengangguran yang ada, namun

banyak hal negatif yang ditimbulkan oleh industri seperti pencemaran lingkungan

akibat limbah industri.

Menurut UU No. 5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya. Indonesia

memiliki berbagai macam jenis industri, ada jenis industri berdasarkan jumlah

tenaga kerja, besar kecil modal, pemasaran hasil, lokasi penempatan,

pengelompokan, bahan dasar, dan lahannya. Berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986, industri dibedakan menjadi:

1. Industri kimia dasar: industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dan

sebagainya.

2. Industri mesin dan logam dasar: industri pesawat terbang, kendaraan bermotor,

tekstil, dan lainnya.

3. Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak

goreng curah, dan lainnya.

Page 19: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

2  

4. Aneka industri: industri pakaian, industri makanan, dan minuman dan lain-lain.

Pada awalnya kawasan industri di Indonesia hanya dikembangkan

pemerintah oleh Badan Usaha Milik Negara, namun seiring dengan meningkatnya

investasi, saat ini kawasan industri dikembangkan oleh pihak swasta (Kwanda,

2000). Hal ini yang menyebabkan Indonesia memiliki banyak kawasan industri

yang tersebar di berbagai wilayah hingga pelosok yang ada di Indonesia.

Pembangunan kawasan industri bertujuan untuk mengendalikan pemanfaatan

ruang karena industri-industri yang berada di dalam kawasan industri dapat diatur

dalam pemanfaatan lahan untuk bangunan dan lahan terbuka/hijau. Kawasan

industri yang baik harus memenuhi upaya dalam pembangunan industri yang

berwawasan lingkungan.

Berdasarkan PP 24/2009 pengertian kawasan industri adalah kawasan

tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana

penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri

yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. Tujuan dibangunnya kawasan

industri agar pemanfaatan ruang dapat terkendali, pertumbuhan industri di daerah-

daerah agar menjadi lebih cepat, meningkatkan investasi serta daya saing industri.

Pembangunan kawasan industri juga memberikan manfaat yang besar bagi

perekonomian suatu daerah serta memberikan manfaat sosial ekonomi seperti

kesempatan kerja bagi masyarakat yang tinggal disekitar kawasan industri

sehingga kesejahteraan masyarakat sekitar meningkat. Pembangunan kawasan

industri juga dapat menimbulkan efek negatif, seperti perubahan kualitas

lingkungan di sekitar kawasan industri.

Indonesia memiliki banyak kawasan industri yang semakin berkembang

karena minat investasi pada kawasan industri yang bertambah besar. Kawasan

industri di Indonesia tersebar di berbagai daerah salah satunya di Kabupaten

Tangerang. Banyak perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki industri

di Kabupaten Tangerang. Sebagian besar industri yang berada di Tangerang

terdapat pada kawasan industri agar pengendalian pada industri dapat lebih mudah

dilakukan. Daftar jumlah kawasan industri yang berada di Tangerang disajikan

pada Tabel 1.

Page 20: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

3  

  

Tabel 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun 2011 No. Company Name Size (Ha) 1. Bumi Serpong Damai 200.00 2. Bumi Citra Permai 400.00 3. Mitra Tangerang Bhumimas 250.00 4. Sanggraha Daksamitra 102.00 5. Adhibalaraja 300.00 6. Benua Permai Lestari 130.00 7. Cidurian Sarananiaga Permai 105.00 8. Cipta Cakra Murdaya 300.00 9. Grahapermai Raharja 76.00 10. Mitra Indotextile 150.00 11. Pentabinangun Sejahtera 150.00 12. Purati Kencana Alam 70.00 13. Putera Daya Perkasa 73.64 14. Sinar Serpong Subur 150.00 15. Surya Karya Luhur & Elang Mas 250.00 16. Tejopratama Mandiri Gemilang 170.00

Sumber : http://onclick.blog.com/2011/03/daftar-kawasan-industri-seluruh-indonesia/ 

Industri peleburan besi dan baja yang berada di dalam kawasan industri

maupun di luar kawasan industri menghasilkan produk berupa baja mineral, baja

lembaran panas, baja lembaran dingin, baja batang kawat, dan sebagainya. Pada

proses produksi industri peleburan besi dan baja menghasilkan limbah yang dapat

menurunkan kualitas lingkungan disekitar kawasan industri maupun di sekitar

industri dan dapat merugikan masyarakat yang tinggal disekitanya. Limbah yang

dihasilkan industri peleburan besi dan baja berupa udara yang melewati batas

normal yang dikeluarkan melalui cerobong industri, limbah yang dikeluarkan

berupa udara dan biasa sering disebut dengan pencemaran udara.

Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh kegiatan industri bukan hanya

mengeluarkan asap kotor tetapi juga beracun karena mengandung bahan kimia,

sehingga dapat merubah struktur atmosfir bumi ditandai dengan meningkatnya

suhu di bumi dan dapat menimbulkan penyakit pada manusia terutama yang

tinggal di sekitar kawasan industri. Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan

industri bila menghirup udara dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit

pernapasan yang fatal dan dapat merusak paru-paru. Pencemaran udara dapat

terhisap langsung ke tubuh dan dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat

dengan cara-cara pemaparan melalui kulit. Umumnya sebagian besar zat-zat

polutan udara ini langsung mempengaruhi sistem pernapasan dan pembuluh

Page 21: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

4  

darah. Oleh karena itu, pihak industri harus memberikan ganti rugi yang layak

kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri atas kerugian yang

dialami akibat kegiatan produksi industri tersebut, sehingga penelitian ini penting

untuk dilakukan.

1.2. Perumusan Masalah

Kawasan industri yang berada pada Kecamatan Cikupa, Kabupaten

Tangerang memiliki berbagai macam kegiatan industri. Salah satu industri yang

berada di dalam kawasan industri adalah industri peleburan besi dan baja yang

telah berdiri sejak tahun 2006. Kegiatan industri peleburan besi dan baja

menghasilkan produk berupa baja batangan dan menimbulkan dampak

pencemaran udara kepada masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah industri

peleburan besi dan baja. Pencemaran udara dari sisa kegiatan industri peleburan

besi dan baja menurunkan kualitas lingkungan karena asap yang dihasilkan

industri melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.

Menurut hasil uji laboratorium milik Badan Lingkungan Hidup Daerah

(BLHD), pada uji udara ambien sebelah timur industri (up wind) untuk Debu

(TSP) hasil uji laboratorium mencapai 310.00 µg/ , sedangkan baku mutu

udara ambien nasional untuk Debu (TSP) sebesar 230.00 µg/ . Hasil tersebut

menggambarkan bahwa hasil uji udara ambien pada debu telah melebihi baku

mutu udara ambien nasional. Laporan hasil uji terhadap udara ambien sebelah

timur industri (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil Uji Udara Ambien Sebelah Timur Industri (Up Wind) di Kabupaten Tangerang Tahun 2011

No. Indikator Baku mutu*) Satuan Hasil 1. Sulfur Dioksida ( )**) 365.00 µg/ 22.52 2. Karbon Monoksida ( **) 10 000.00 µg/ 4 640.00 3. Nitrogen Dioksida ( **) 150.00 µg/ 27.41 4. Hidrokarbon (HC)**) 160.00 µg/ 131.00 5. Debu (TSP)**) 230.00 µg/ 310.00

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah (2011) Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Indikator terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

Hasil uji laboratorium untuk udara ambien sebelah barat industri

menunjukkan bahwa Karbon Monoksida (CO) dan Debu (TSP) melebihi baku

Page 22: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

5  

  

mutu udara ambien nasional yaitu 11 227.00 µg/ untuk Karbon Monoksida

(CO) yang seharusnya 10 000.00 µg/ dan 1 170.00 µg/ untuk Debu

(TSP) yang seharusnya 230.00 µg/ jauh melebihi baku mutu yang telah

ditetapkan. Karbon monoksida apabila di hasilkan melebihi dari baku mutu yang

telah ditetapkan dapat menimbulkan penyakit seperti pusing, sesak nafas, muntah-

muntah, kehilangan kesadaran bahkan kematian. Bahaya untuk debu yaitu dapat

menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan, iritasi mata, alergi, gangguan

pernafasan, dan kanker pada paru-paru. Laporan hasil uji terhadap udara ambien

sebelah barat industri (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Uji Udara Ambien Sebelah Barat Industri (Down Wind) di Kabupaten Tangerang Tahun 2011

No. Indikator Baku mutu*) Satuan Hasil

1. Sulfur Dioksida ( )**) 365.00 µg/ 52.84 2. Karbon Monoksida ( **) 10 000.00 µg/ 11 227.00 3. Nitrogen Dioksida ( **) 150.00 µg/ 44.37 4. Hidrokarbon (HC)**) 160.00 µg/ 157.00 5. Debu (TSP)**) 230.00 µg/ 1 170.00

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah (2011) Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **) = Indikator terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN

Tabel 4. Hasil Uji Emisi Industri Peleburan Besi dan Baja di Kabupaten Tangerang Tahun 2011

No. Indikator Baku mutu*) Satuan Hasil

1. Temperatur - ºC 67.60 2. Partikel 350.00 mg/ 240.00 3. Opasitas 35.00 % 40.00 4. Nitrogen Oksida ditentukan sebagai ( **) 1 000.00 mg/ 101.00 5. Sulfur Dioksida ( )**) 800.00 mg/ 14.00

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah (2011) Keterangan : *) = Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-13/MENLH/3 /1995. Lampiran VB Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak untuk Jenis Kegiatan Lain. **) = Indikator terakreditasi oleh KAN No. LP-195-IDN - Volume Gas dalam keadaan standar (25ºC dan tekanan 1 atm)

Tabel 4 disajikan hasil uji laboratorium emisi bahwa temperatur mencapai

67.60ºC lebih tinggi dari baku mutu yang telah ditetapkan yaitu sebesar 25.00ºC

dan hasil opasitas melebihi lima persen dari baku mutu yang telah ditetapkan yaitu

sebesar 35.00 persen namun, hasil uji laboratorium mencapai 40.00 persen.

Page 23: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

6  

Menurut keputusan kepala badan pengendalian dampak lingkungan nomor 205

tahun 1996, opasitas emisi adalah tingkat ketidaktembusan cahaya yang

dihasilkan dari gas buang proses pembakaran pada emisi sumber tidak bergerak.

Pencemaran yang terjadi akibat aktivitas industri peleburan besi dan baja

menyebabkan masyarakat harus mengeluarkan biaya pengobatan untuk penyakit

gangguan pernapasan karena masyarakat yang tinggal disekitar kawasan industri

menghirup udara yang telah tercemar. Nilai Willingness to Accept (WTA)

merupakan pendekatan untuk mengetahui seberapa besar nilai ganti rugi akibat

dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri peleburan besi dan baja pada

masyarakat.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian difokuskan untuk

menjawab lima masalah berikut :

1. Apa saja dampak pencemaran oleh kegiatan industri peleburan besi dan baja

terhadap lingkungan?

2. Berapa dampak pencemaran oleh kegiatan industri peleburan besi dan baja

terhadap kesehatan masyarakat?

3. Berapa dampak pencemaran oleh kegiatan industri peleburan besi dan baja

terhadap nilai ganti rugi yang layak diterima oleh masyarakat?

4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi besarnya nilai ganti rugi yang bersedia

diterima masyarakat?

5. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan masyarakat pindah dari

sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum untuk mengidentifikasi apa saja dampak

lingkungan dan mengestimasi berapa nilai ganti rugi kesehatan yang sepadan

dengan dampak yang ditimbulkan oleh industri peleburan besi dan baja kepada

masyarakat. Tujuan khusus penelitian adalah:

1. Mengidentifikasi dampak pencemaran oleh kegiatan industri peleburan besi

dan baja terhadap lingkungan.

2. Menentukan dampak pencemaran oleh kegiatan industri peleburan besi dan

baja terhadap kesehatan masyarakat.

Page 24: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

7  

  

3. Menentukan dampak pencemaran oleh kegiatan industri peleburan besi dan

baja terhadap nilai ganti rugi yang layak diterima oleh masyarakat.

4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ganti rugi yang

bersedia diterima masyarakat.

5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat pindah

dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

1. Banyaknya masyarakat yang terkena dampak pencemaran udara oleh limbah

industri peleburan besi dan baja, maka penulis dalam penelitian ini hanya

memfokuskan pada masyarakat di Dusun Palahlar Kecamatan Cikupa

Kabupaten Tangerang.

2. Sampel penelitian yang digunakan adalah rumahtangga yang tinggal di wilayah

penelitian. Strata rumahtangga merupakan jarak tempat tinggal dari industri.

3. Responden merupakan anggota rumahtangga.

4. Aspek penelitian yang dikaji adalah pencemaran lingkungan, pencemaran

terhadap kesehatan, pencemaran terhadap nilai ganti rugi serta faktor yang

mempengaruhi, dan faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat pindah.

Page 25: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

8  

Page 26: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

9  

  

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dampak Industri

Industri secara luas dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam

bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan bersifat komersial untuk memenuhi

kebutuhan hidup (Ruhimat dan Mustar, 2008). Pada dasarnya kegiatan suatu

industri adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output) (Kristianto,

2004). Industri secara garis besar diklasifikasikan menjadi industri dasar atau

hulu, industri hilir, dan industri kecil. Selain pengelompokan di atas, industri juga

diklasifikasikan secara konvensional, sebagai:

1. Industri primer; yaitu industri yang mengubah bahan mentah menjadi bahan

setengah jadi, misalnya pertanian, pertambangan.

2. Industri sekunder; yaitu industri yang mengubah barang setengah jadi menjadi

barang jadi.

3. Industri tersier; yaitu industri yang sebagian besar meliputi industri jasa dan

perdagangan atau industri yang mengolah bahan industri sekunder.

Pencemaran yang ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah

yang keluar dari pabrik dan mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3).

Sumber bahan beracun dan berbahaya diklasifikasikan menjadi industri kimia

organik maupun non organik, penggunaan B-3 sebagai bahan baku atau bahan

penolong, dan proses kimia, fisika, biologi di dalam industri. Bahan pencemar

keluar bersama-sama dengan bahan buangan (limbah) melalui media udara, air,

dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam. Bahan buangan yang

keluar dari pabrik kemudian masuk ke lingkungan dapat diidentifikasikan sebagai

sumber pencemaran dan sebagai sumber pencemaran perlu diketahui jenis bahan

pencemar yang dikeluarkan, kuantitas, dan jangkauan pemaparannya.

Antara satu pabrik dengan pabrik lainnya berbeda jenis dan jumlah bahan

pencemar yang dikeluarkannya, tergantung pada bahan baku yang digunakan,

proses, dan cara kerja karyawan pabrik. Pencemaran terjadi akibat bahan beracun

dan berbahaya dalam limbah lepas dan masuk ke dalam lingkungan sehingga

Page 27: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

10  

terjadi perubahan terhadap kualitas lingkungan. Berdasarkan UU No.4/1982

Tentang Asas Pencemar Pembayar, siapa yang merusak dan mencemarkan

lingkungan harus memikul tanggung jawab dengan membayar ganti rugi pada

penderita yang telah dilanggar haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat

dan/atau membayar biaya-biaya pemulihan lingkungan hidup kepada negara.

Menurut Fauzi (2006), pencemaran adalah masuknya aliran residual

(residual flow) yang diakibatkan oleh prilaku manusia, ke dalam sistem

lingkungan. Selain itu, penting juga untuk membedakan antara pencemaran aliran

(flow pollution) dan pencemaran stok (stock pollution). Pencemaran aliran

merupakan pencemaran yang ditimbulkan oleh residual yang mengalir masuk ke

dalam lingkungan. Pencemaran ini tergantung dari laju aliran yang masuk

kedalam lingkungan, artinya jika aliran ini berhenti, pencemaran juga akan

berhenti. Pencemaran stok terjadi jika kerusakan yang ditimbulkan merupakan

fungsi dari stok residual dan bersifat kumulatif. Akumulasi ini terjadi jika jumlah

bahan pencemar yang dihasilkan melebihi kapasitas penyerapan lingkungan.

Pencemaran dari perspektif ekonomi bukan hanya dilihat dari hilangnya nilai

ekonomi sumberdaya akibat berkurangnya kemampuan sumberdaya secara

kualitas dan kuantitas untuk menyuplai barang dan jasa, namun juga dampak

pencemaran terhadap kesejahteraan masyarakat.

Menurut Daryanto (2004), pencemaran merupakan suatu siklus yang

selalu berputar dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pada

hakikatnya antara aktivitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan

yang melingkar. Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan

lingkungannya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia

mengembangkan teknologi. Akibat sampingan dari pengembangan teknologi

adalah bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus agar manusia menyesuaikan diri

terhadap lingkungannya. Setiap pencemaran memiliki derajat pencemaran atau

tahap pencemaran yang berbeda berdasarkan pada: (1) konsentrasi zat pencemar,

(2) waktu tercemarnya, dan (3) lamanya kontak antara bahan pencemar dan

lingkungan. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh

Page 28: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

11  

  

berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian

terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.

Wardana (2004), menyatakan hal yang perlu diperhatikan dan dicermati

sehubungan dengan masalah dampak industri, yaitu dampak tak langsung dan

dampak langsung. Dampak tak langsung umumnya berhubungan dengan masalah

sosial masyarakat, atau lebih sering diungkapkan sebagai dampak

psikososioekonomi. Dampak tak langsung akibat adanya industri antara lain: (1)

urbanisasi: masyarakat pedesaan yang semula bekerja pada bidang pertanian,

namun karena adanya daya tarik industri di perkotaan berpindah ke daerah

industri, (2) perilaku: perilaku yang semula suka tolong-menolong berubah

menjadi acuh tak acuh dan individualistis, (3) kriminalitas: keadaan yang

diinginkan sebagian orang untuk hidup mewah dan bersenang-senang membuat

mereka mengambil jalan pintas tindak kriminal, pencurian, perampokan,

penodongan, dan pemerkosaan mewarnai kehidupan masyarakat industri, dan (4)

sosial budaya, berkembangnya tempat-tempat hiburan dengan segala

kelengkapannya seperti bioskop, diskotek, dan sebagainya berdampak pada sosial

budaya masyarakat sekitarnya.

Kegiatan industri dapat memberikan dampak langsung, disamping juga

memberikan dampak tak langsung. Dikatakan dampak langsung apabila kegiatan

industri dapat langsung dirasakan oleh manusia. Dampak langsung yang bersifat

positif memang diharapkan, akan tetapi dampak langsung yang bersifat negatif

yang mengurangi kualitas hidup manusia harus dihindari atau dikurangi. Kegiatan

industri dapat mengganggu keseimbangan lingkungan, apabila keseimbangan

lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah. Dampak langsung

yang bersifat negatif akibat kegiatan industri, dapat dilihat dari terjadinya

masalah-masalah pencemaran udara, pencemaran air, dan pecemaran daratan.

2.2. Limbah Industri

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat

tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi

(Kristanto, 2004). Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat

Page 29: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

12  

racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan

yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan

hidup dan sumberdaya. Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah ditetapkan,

antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, bersifat sebagai oksidator

dan reduktor yang kuat, mudah membusuk, dan lain-lain.

Kualitas limbah menunjukan spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah

kandungan bahan pencemar didalam limbah. Kandungan pencemar didalam

limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin kecil jumlah parameter dan

semakin kecil konsentrasinya, hal itu menunjukkan semakin kecilnya peluang

untuk terjadinya pencemaran lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas limbah yaitu volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi

pembuangan limbah. Jenis industri dan limbahnya disajikan pada Tabel 5.

Table 5. Jenis Industri dan Limbahnya Jenis Industri Jenis Limbah Industri pupuk Uap asam, NH3, bau, partikel Industri pangan (ikan, daging, bir minyak) Hidrokarbon, bau, partikel, CO, H2S,

dan uap asam Industri pertambangan, semen, aspal, kapur, batu bara, karbida, serat gelas

NOx, SOx, CO, hidrokarbon, bau partikel

Industri metalurgi (tembaga, baja, seng, timah hitam, aluminium)

NOx, SOx, CO, hidrokarbon, H2S, klor, bau, dan partikel

Industri kimia (sulfat, serat rayon, PVC, amonia, cat, dan lain-lain)

Hidrokarbon CO, NH3, bau, dan partikel

Industri pulp SOx, CO, NH3, H2S, dan bau Sumber : Kristanto (2004)

Limbah gas dan partikel merupakan limbah yang banyak dibuang ke

udara. Gas/asap, partikulat, dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik ke udara akan

dibawa angin sehingga akan memperluas jangkauan pemaparannya. Secara

alamiah, udara mengandung unsur kimia seperti oksigen, nitrogen, hidrogen,

karbon dioksida, dan beberapa jenis gas lain. Penambahan unsur gas ke dalam

udara yang melampaui kandungan alaminya akibat aktivitas manusia akan

menurunkan kualitas udara.

2.3. Pencemaran Udara

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing

didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan komposisi udara dari

keadaan normalnya (Wardhana, 2004). Kehadiran bahan atau zat asing didalam

Page 30: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

13  

  

udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama,

akan dapat mengganggu kehidupan manusia, tumbuhan, dan binatang. Secara

umum penyebab pencemaran udara ada dua macam, yaitu :

a. Faktor internal (secara alamiah), contoh:

1. debu yang berterbangan akibat tiupan angin;

2. debu yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik;

3. proses pembusukan sampah organik, dll;

b. Faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:

1. hasil pembakaran bahan bakar fosil;

2. debu atau serbuk dari kegiatan industri;

3. pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara;

Wardhana (2004) menyatakan, dampak pencemaran udara saat ini

merupakan masalah serius yang dihadapi oleh negara-negara industri. Akibat yang

ditimbulkan oleh pencemaran udara ternyata sangat merugikan. Pencemaran

tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan manusia

saja, akan tetapi juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman,

bangunan gedung, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh

pencemaran udara mencapai angka kurang lebih 51 000 orang. Angka tersebut

cukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan

oleh penyakit lainnya, seperti kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung,

kanker, AIDS, dan lainnya.

Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah

dan dapat pula disebabkan karena ulah manusia lewat kegiatan industri. Pada

umunya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai

macam penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis. Pneumokoniosis adalah

penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang

masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pneumokoniosis banyak

jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam

paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumokosis yang banyak dijumpai di daerah

Page 31: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

14  

yang memiliki banyak kegiatan industri, yaitu Silikosis, Asbetosis, Bisinosis,

Antrakosis, dan Beriliosis (Wardhana, 2004).

2.4. Metode Estimasi Penilaian Lingkungan dengan Contingent Valuation Method

Barang dan jasa lingkungan tergolong kedalam barang non market value.

Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengukur nilai dari suatu

barang dan jasa lingkungan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk

mengestimasi nilai dari barang dan jasa lingkungan adalah dengan Contingent

Valuation Method (CVM).

Metode yang dibangun oleh Davis pada tahun 1963 ini merupakan suatu

pendekatan yang memungkinkan semua komoditas yang tidak diperjualbelikan di

pasar dapat diestimasi nilai ekonominya, termasuk nilai ekonomi dari barang

lingkungan. Metode CVM menggunakan pendekatan secara langsung dengan

menanyakan kepada masyarakat atas kesediaan untuk membayar (WTP) akibat

manfaat tambahan yang diperoleh dari perubahan lingkungan dan atau seberapa

besar kesediaan masyarakat untuk menerima (WTA) ganti rugi akibat penurunan

kualitas barang lingkungan (Hanley dan Spash, 1993).

Contingent Valuation Method memiliki tujuan untuk menghitung nilai atau

penawaran yang mendekati, jika pasar dari barang-barang lingkungan tersebut

benar-benar ada. Asumsi dasar yang berlaku di CVM adalah bahwa individu-

individu memahami benar pilihan masing-masing dan cukup mengenal kondisi

lingkungan yang dinilai. Oleh karena itu, pasar hipotetik (kuesioner dan

responden) harus mendekati kondisi pasar sebenarnya. Responden harus

mengenal secara baik barang yang ditanyakan dan alat hipotetik yang digunakan

untuk pembayaran, seperti pajak dan biaya masuk secara langsung. Tahapan-

tahapan untuk mengetahui nilai WTA (Hanley dan Spash, 1993), adalah :

1. Membuat Pasar Hipotetik (Setting Up the Hypothectical Market)

Pasar hipotetik (hypothetical market) membangun suatu alasan mengapa

masyarakat seharusnya menerima nilai ganti rugi dari dipergunakannya

barang/jasa lingkungan oleh pihak lain dimana tidak terdapat nilai dalam mata

uang berapa harga barang/jasa lingkungan tersebut. Pasar hipotetik harus

Page 32: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

15  

  

terdapat penjelasan secara mendetail, nyata, dan informatif mengenai barang

dan jasa lingkungan yang akan dinilai.

2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTA (Obtaining Bids)

Tahapan yang dilakukan setelah membuat instrumen survei adalah administrasi

survei. Tahapan ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka,

surat atau perantara telepon mengenai besarnya minimum WTA yang bersedia

diterima. Wawancara dengan surat sering mengalami bias dalam bentuk tidak

mendapat tanggapan atau tanggapan rendah. Wawancara menggunakan petugas

yang terlatih memungkinkan pertanyaan dan jawaban secara lebih rinci, tetapi

tidak menutup kemungkinan bias yang dilakukan oleh petugas tersebut.

3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata dan Nilai Tengah WTA (Calculating Average

and Mean WTA)

Setelah data mengenai nilai WTA telah terkumpul, tahap selanjutnya dilakukan

adalah perhitungan nilai tengah (median) dan rata-rata (mean) dari WTA. Nilai

tengah digunakan apabila terjadi rentang nilai penawaran yang terlalu jauh.

Jika perhitungan nilai penawaran menggunakan rata-rata, maka nilai yang

diperoleh akan lebih tinggi dari yang sebenarnya. Nilai tengah penawaran tidak

dipengaruhi oleh rentang yang cukup besar dan selalu lebih kecil daripada nilai

rata-rata.

4. Memperkirakan Kurva Penawaran (Estimating Bid Curve)

Kurva penawaran dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTA sebagai

variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai sebagai variabel

independen. Kurva penawaran ini dapat digunakan untuk memperkirakan

perubahan nilai WTA karena perubahan sejumlah variabel independen dan

untuk menguji sensitivitas jumlah WTA terhadap variasi perubahan mutu

lingkungan.

5. Mengagregasikan Data (Agregating Data)

Agregasi data merupakan proses dimana nilai tengah penawaran dikonversikan

terhadap total populasi yang dimaksudkan.

Page 33: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

16  

6. Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise)

Evaluasi penggunaaan CVM berfungsi untuk menilai sejauh mana penerapan

CVM telah berhasil dilakukan. Penilaian dilakukan dengan cara melihat tingkat

keandalan (reability) fungsi WTA dengan nilai R-squares ( ) dari model

regresi berganda WTA.

Organisasi pengoperasian valuasi kontingensi, terdapat beberapa hal yang

harus diperhatikan (Hanley dan Spash, 1993):

1. Pasar hipotesis yang digunakan harus memiliki kredibilitas dan realistik.

2. Alat pembayaran yang digunakan dan atau ukuran kesejahteraan (WTP dan

WTA) sebaiknya tidak kontroversial dengan yang berlaku di masyarakat.

3. Rumahtangga sebaiknya memiliki informasi cukup mengenai barang

lingkungan yang dimaksud pada kuesioner dan alat pembayaran untuk

penawaran mereka.

4. Jika memungkinkan ukuran WTP/WTA sebaiknya dicari, karena rumahtangga

sering kesulitan menentukan nominal yang ingin mereka berikan atau terima.

5. Ukuran contoh yang cukup besar sebaiknya dipilih untuk mempermudah

memperoleh selang kepercayaan dan reabilitas.

6. Pengujian bias, sebaiknya dilakukan dan mengadopsi strategi untuk

memperkecil bias strategi secara khusus.

7. Penawaran sanggahan sebaiknya diidentifikasi.

8. Diperlukan pengetahuan dengan pasti jika contoh memiliki karakteristik yang

sama dengan populasi dan penyesuaian diperlukan.

9. Tanda parameter sebaiknya dilihat kembali untuk melihat jika mereka setuju

dengan harapan yang tepat.

2.5. Penelitian Terdahulu

Analisis serta kajian mengenai pencemaran udara telah dilakukan baik di

dalam maupun di luar negri. Tabel 6 disajikan beberapa penelitian terdahulu yang

dapat dijadikan referensi dalam menganalisis terjadinya pencemaran udara antara

lain penelitian Dahlan (1989), Tang (1992), Prayudi dan Susanto (2001), Husodo

(2006), Ramadhan (2009), Ulhaq (2010), Tampubolon (2011), dan Mubarok dan

Ciptomulyono (2012).

Page 34: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

17  

  

Tabel 6. Penelitian Terdahulu No. Peneliti/Judul Tujuan Metode Hasil 1. Ramadhan (2009)/

Analisis Kesediaan Menerima Dana Ganti rugi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Cipayung Kota Depok Jawa Barat.

1 Mengkaji persepsi masyarakat Kelurahan Cipayung terhadap keberadaan TPAS Cipayung.

2 Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat dalam menerima dana ganti rugi.

3 Mengkuantifikasikan besarnya nilai dana ganti rugi (WTA) yang bersedia diterima masyarakat dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut.

1 Analisis deskriptif.

2 Analisis regresi logistik.

3 Analisis regresi berganda.

1 Kondisi lingkungan Cipayung setelah keberadaan TPAS dinilai oleh masyarakat sekitar mengalami penurunan kualitas lingkungan apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum didirikannya TPAS.

2 Sebagian besar masyarakat menyatakan bersedia menerima dana ganti rugi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarkat untuk menerima dana ganti rugi adalah tingkat pendidikan dan jarak rumah dari lokasi TPAS.

3 Nilai dana ganti rugi yang bersedia diterima masyarakat atas keberadaan TPAS sebesar Rp 54 300/Bulan/KK dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, jarak rumah dari TPAS, besarnya biaya yang dikeluarkan responden untuk menggulangi dampak negatif, dan pendapatan.

2. Achmad Dhia Ulhaq (2010)/ Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Sekitar Kawasan Industri dan Kesediaan Membayar Terhadap Program Perbaikan Kualitas Lingkungan di Kelurahan Jatinegara.

1 Mengidentifikasi karakteristik responden disekitar kawasan industri.

2 Mengestimasi nilai kerugian yang dialami masyarakat akibat keberadaan kawasan industri.

3 Mengestimasi besarnya nilai Willingness to Pay (WTP) masyarakat akibat perbaikan kualitas lingkungan.

1 Analisis secara deskriptif.

2 Raplacement cost dan cost of illness.

3 Willingness to Pay (WTP).

1 Jenis kelamin responden didominasi oleh laki-laki, berpendidikan SLTA, memiliki tanggungan satu hingga dua orang, jenis pekerjaan mayoritas pedagang, buruh, dan pegawai swasta yang berhubungan dengan Kawasan Industri Pulogadung.

2 Total biaya pengganti dan biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh responden sebesar Rp. 75 024 000 per bulan dan Rp. 2 987 000 per bulan.

3 Total kerugian responden akibat adanya Kawasan Industri Pulogadung diestimasi dengan menjumlahkan semua kerugian yang dialami baik akibat pencemaran air maupun udara. Total kerugian tersebut sebesar Rp. 78 011 000 per bulan. 17

Page 35: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

 Tabel 6. Lanjutan No. Peneliti/Judul Tujuan Metode Hasil 3. Bahroin Idris

Tampubolon (2011)/ Analisis Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping.

1 Mendeskripsikan eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat.

2 Mengkaji peluang Kesediaan menerima dana ganti rugi.

3 Mengkuantifikasi besarnya nilai WTA dari masyarakat terhadap aktivitas penambangan.

4 Mengkaji faktor yang berpengaruh pada besarnya nilai dana ganti rugi.

1 Analisis deskriptif kualitatif.

2 Metode regresi logistik.

3 Contingen Valuation Method (CVM).

4 Model regresi linier berganda.

1 Mayoritas menyatakan eksternalitas negatif yang dirasakan adalah kebisingan dan getaran, perubahan kualitas udara serta perubahan kualitas dan kuantitas air. Hanya sebagian kecil responden yang menyatakan kehilangan keanekaragaman hayati.

2 Sebagian besar responden menyatakan bersedia menerima dana ganti rugi atas eksternalitas negatif yang timbul.

3 Nilai estimasi rataan WTA responden adalah sebesar Rp. 137 500 per bulan per kepala keluarga dan nilai total WTA responden sebesar Rp. 6 325 000 per bulan. Nilai total WTA masyarakat adalah sebesarRp. 447 975 000 per bulan.

4 Faktor-faktor yang berpengaruh pada besarnya nilai WTA responden adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dummy wiraswasta, dan pegawai swasta.

4. Dahlan (1989)/ Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan Manusia dan Beberapa Komponen Sumberdaya Alam.

1 Karbon-monoksida, kloro-fluorocarbon, nitrogen oksida, karbondioksida, sulfur oksida, hidrokarbon, masalah partikulat, dan lain-lain dikenal sebagai polutan udara potensial. Senyawa ini dapat ditimbulkan oleh mobil, pembangkit tenaga listrik, industri, rumahtangga, pembakaran pertanian, dan kebakaran hutan. Polusi udara dapat berbahaya bagi manusia secara langsung maupun tidak langsung. Polusi udara dapat menyebabkan melanoma (kanker kulit), alopecia, angina pektoris, bronkitis, emfisema, asfiksia dll, dan juga dapat merusak bangunan, tanaman pertanian, vegetasi hutan, satwa liar, air, tanah, iklim, dan sumberdaya alam lainnya.

18

Page 36: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

 

  

Tabel 6. Lanjutan No. Peneliti/Judul Tujuan Metode Hasil 5. Ahmad H. Mubarok

dan Udisubakti Ciptomulyono (2012)/ Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan Tambang Marmer di Kabupaten Tulungagung dengan Pendekatan Willingness to Pay dan Fuzzy MCDM.

1 Mengukur nilai dari WTP masyarakat di kawasan pertambangan dan pengolahan marmer terhadap dampak sosial ekonomi.

1 Metode valuasi ekonomi nilai pengganti.

1 Penilaian ekonomi terhadap dampak lingkungan yang dilakukan adalah dampak bidang sosial ekonomi, dimana diperoleh nilai WTP dari masyarakat diperoleh sebesar Rp. 14 722 per bulan.

6. Teguh Prayudi dan Joko Prayitno Susanto (2001)/ Kualitas Debu dalam Udara sebagai Dampak Industri Pengecoran Logam Ceper.

1 Mengkaji kualitas debu dalam udara untuk mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan ini.

1 Konsentrasi debu di wilayah industri pengecoran logan Ceper telah melampaui nilai ambang batas yang diperbolehkan.

2 Tingginya konsentrasi debu diestimasi oleh kegiatan industri logam yang terbuka.

7. Sapto Husodo (2006)/ Partisipasi Petani dalam Kegiatan DAFEP di Kabupaten Bantul.

1 Menganalisis perilaku partisipasi dalam program DAFEP.

2 Mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku partisipasi petani dalam program DAFEP.

1 Deskriptif analisis dan eksplanatif.

1 Partisipasi petani selama pelaksanaan program DAFEP relatif tinggi yang menggambarkan bahwa program DAFEP telah berhasil mendorong partisipasi petani untuk terlibat dalam program tersebut.

2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku partisipasi petani dalam program DAFEP adalah usia, wawasan, sikap, motivasi, intensitas penyuluhan, dinamika kelompok, dan peran tokoh masyarakat berpengaruh nyata. 19

Page 37: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

  

Tabel 6. Lanjutan No. Peneliti/Judul Tujuan Metode Hasil 8. Tang JCS (1992)/

Estimation of Flood Damage Cost for Bangkok.

1 Mengestimasi perkiraan biaya kerusakan akibat banjir di Bangkok.

1 Model Regresi Berganda.

1 Peningkatan kedalaman banjir dan durasi berpengaruh terhadap peningkatan kerusakan di daerah pemukiman.

2 Fungsi biaya kerusakan banjir melalui analisis regresi berganda menjadi alat yang berguna dalam perhitungan sistematika kerusakan banjir.

 

 

20

Page 38: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

21  

  

2.6. Kebaruan Penelitian

Keterkaitan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saya adalah

metode yang digunakan, yaitu Contingent Valuation Methode (CVM) dan yang

membedakannya adalah dalam penelitian saya menganalisis faktor yang

mempengaruhi masyarakat untuk pindah dari sekitar wilayah industri peleburan

besi dan baja menggunakan model regresi logistic dan menggunakan program

komputer Statistical Analysis System/Econometric Time Series (SAS/ETS) versi

9.1.

Page 39: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

22  

Page 40: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

23  

  

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis memuat konsep-konsep yang berkaitan

dengan kerugian-kerugian akibat keberadaan industri peleburan besi dan baja.

Konsep-konsep yang berkaitan dengan penelitian ini adalah konsep mengenai

pendekatan biaya pengobatan, analisis Willingness to Accept (WTA), model

regresi linier berganda, dan model regresi logistik.

3.1.1. Pendekatan Biaya Pengobatan

Dampak perubahan kualitas lingkungan dapat berakibat negatif pada

kesehatan, yaitu menyebabkan penurunan tingkat kesehatan pada anggota

rumahtangga yang tinggal disekitar industri. Menurut Kementrian Lingkungan

Hidup (2007), tahapan pelaksanaan cost of illness adalah:

1. Mengetahui bahwa telah terjadi gangguan kesehatan yang berakibat perlunya

biaya pengobatan.

2. Mengetahui biaya pengobatan yang dibutuhkan sampai sembuh.

3. Menghitung total biaya pengobatan.

3.1.2. Analisis Willingness to Accept

Willingness to Accept (WTA) merupakan salah satu bagian dari metode

CVM yang digunakan. Tahapan-tahapan metode CVM mengarahkan penelitian

pada besar nilai WTA dari masyarakat yang terkena dampak negatif akibat

pencemaran udara oleh industri peleburan besi dan baja.

Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam pelaksanaan pengumpulan nilai

Willingness to Accept (WTA) dari setiap sampel adalah :

1. Sampel merupakan rumahtangga yang terletak dilokasi penelitian dan bersedia

menerima ganti rugi.

Page 41: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

24  

2. Nilai WTA yang diberikan konsumen merupakan nilai minimum yang

bersedia diterima oleh rumahtangga jika ganti rugi yang diberikan benar-benar

dilaksanakan.

3. Industri peleburan besi dan baja bersedia memberikan ganti rugi atas

penurunan kualitas lingkungan.

4. Sampel dipilih secara acak dari populasi yang terkena dampak penurunan

kualitas lingkungan dan responden merupakan anggota rumahtangga.

Metode yang dapat digunakan untuk memperoleh besarnya penawaran

nilai WTA/WTP (Hanley dan Spash, 1993) :

1. Bidding Game (Metode Tawar-Menawar)

Metode yang digunakan dengan mempertanyakan kepada responden tentang

sejumlah nilai tertentu yang diajukan sebagai titik awal dan selanjutnya

semakin meningkat sampai titik maksimum yang disepakati.

2. Open-Ended Question (Metode Pertanyaan Terbuka)

Menyatakan langsung kepada responden berapa jumlah maksimum uang yang

ingin dibayarkan atau jumlah minimum uang yang ingin diterima akibat

perubahan kualitas lingkungan. Metode ini memiliki kelebihan yaitu

responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa mempengaruhi nilai awal

yang ditawarkan sehingga tidak akan menimbulkan bias titik awal. Kelemahan

metode ini terletak pada kurangnya akurasi nilai serta terlalu besar variasinya,

selain itu seringkali ditemukan respoden yang kesulitan menjawab pertanyaan

yang diberikan terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman

mengenai pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

3. Closed-Ended Question (Metode Pertanyaan Tertutup)

Metode pertanyaan tidak jauh berbeda dengan Open-ended Question hanya

saja bentuk pertanyaannya tertutup. Responden diberikan beberapa nilai

WTA/WTP yang disarankan kepada mereka untuk dipilih, sehingga responden

tinggal memberikan jawaban sesuai dengan keinginan dan kemampuan

mereka.

4. Payment Card (Metode Kartu Pembayaran)

Metode ini menawarkan kepada responden suatu kartu yang terdiri dari

berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan menerima,

Page 42: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

25  

  

sehingga responden dapat memilih nilai maksimal/minimal sesuai dengan

preferensinya. Metode ini dikembangkan untuk membatasi bias titik awal dari

metode tawar-menawar. Mengembangkan kualitas metode ini terkadang

diberikan semacam nilai patokan yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan

oleh seseorang dengan tingkat pendapatan tertentu bagi barang lingkungan

yang lain. Keunggulan metode ini adalah memberikan stimulan untuk

membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai maksimum atau

minimum yang akan diberikan tanpa harus terintimidasi dengan nilai tertentu,

seperti pada metode tawar-menawar. Penggunaan metode ini dibutuhkan

pengetahuan statistik yang baik.

Selain metode tersebut, terdapat pula metode bertanya Contingent

Rangking. Metode ini tidak menanyakan langsung berapa nilai yang ingin

dibayarkan atau diterima, tetapi responden diberikan pilihan rangking dari

kombinasi kualitas lingkungan yang berada dengan nilai moneter yang berbeda.

Responden diminta mengurutkan beberapa pilihan dari yang paling disukai

sampai kepada yang tidak disukai. Metode ini menggunakan skala ordinal

sehingga diperlukan pengetahuan statistik yang sangat baik dan jumlah sampel

yang besar.

3.1.3. Model Regresi Linier Berganda

Menurut Firdaus (2004), model regresi berganda (multiple regression

model), yaitu suatu model dimana variabel dependen bergantung pada dua atau

lebih variabel independen. Model regresi berganda yang paling sederhana adalah

regresi tiga variabel, yang terdiri dari satu variabel dependen dan dua variabel

independen. Metode analisis berganda merupakan metode analisis yang

didasarkan pada metode Ordinary Least Square (OLS). Menurut Gujarati (1978),

sifat-sifat penaksiran OLS adalah: (1) penaksiran tadi tidak bias, (2) penaksiran

tadi mempunyai varian yang minimum, (3) konsisten, (4) efisien, dan (5) linier.

Asumsi-asumsi yang dapat digunakan untuk model regresi linier berganda dengan

OLS adalah (Firdaus, 2004):

1. E ( ) = 0, untuk setiap i.

Page 43: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

26  

2. Cov ( , ) = 0, i ≠ j. Asumsi ini dikenal sebagai asumsi tidak adanya korelasi

berurutan atau tidak ada autokorelasi.

3. Var ( ) = , untuk setiap i. Asumsi ini dikenal sebagai asumsi

homoskedastisitas, atau varians sama.

4. Cov ( | ) = Cov ( | ) = 0. Artinya, variabel pengganggu dan variabel

independen X tidak berkorelasi.

5. Tidak ada multikolinieritas (multicolinearity), yang berarti tidak terdapat

hubungan linieritas yang pasti diantara variabel independen.

Secara umum, fungsi regresi berganda dituliskan sebagai berikut (Juanda,

2009):

Y = α0 X0i + α1 X1i + α2 X2i + ... + αj Xji + Ui

Jika semua pengamatan bernilai 1, maka model diatas menjadi

Y = α0 + α1 X1i + α2 X2i + ... + αj Xji + Ui

dimana :

Y = Variabel dependen

i = Nomor pengamatan dari 1 sampai n (sampel)

Xji = Pengamatan ke-i untuk variable independen Xj

α0 = Intersep

α1,2,..n = Parameter Xi

Ui = Variabel pengganggu

3.1.4. Model Regresi Logistik

Menurut Rosadi (2011), regresi logistik merupakan salah satu model

statistika yang dapat digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara

sekumpulan variabel independen dengan suatu variabel dependen bertipe

kategoris atau kualitatif. Kategori dari variabel dependen dapat terdiri atas dua

kemungkinan nilai (dichotomous), seperti ya/tidak, sukses/gagal, dan lain-lain,

atau lebih dari dua nilai (polychotomous), seperti sangat tidak setuju, tidak setuju,

setuju, dan sangat setuju.

Menurut Firdaus, Harmini, dan Farid (2011), model regresi logistik

merupakan suatu model untuk menerangkan peluang kejadian tertentu dari

kategori variabel dependen menggunakan metode Maximum Likelihood Estimator

Page 44: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

27  

  

(MLE). Dalam analisis regresi logistik, pemodelan peluang kejadian tertentu dari

kategori variabel dependen dilakukan melalui transformasi dari regresi linier ke

logit. Formula transformasi logit adalah:

Logit(pi) = Log

Dengan pi adalah peluang munculnya kejadian kategori sukses dari

variabel dependen untuk orang ke-i dan log adalah logaritma dengan basis

bilangan e. Ilustrasikan proses transformasi logit disajikan pada Gambar 1.

pi Logit (Pi)

Logit transform

Predictor Preditor

Gambar 1. Transformasi Logit

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Alur kerangka operasional penelitian disajikan pada Gambar 2.

Keberadaan industri peleburan besi dan baja dapat memberikan dampak positif

dan dampak negatif. Dampak positif yang dirasakan masyarakat sekitar kawasan

industri adalah terbukanya lapangan kerja baru dan peningkatan pertumbuhan

ekonomi. Tidak hanya dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat, tetapi

masyarakat sekitar kawasan industri juga merasakan dampak negatif yang dapat

menurunkan kualitas lingkungan karena asap yang dihasilkan industri.

Masyarakat sekitar kawasan industri dapat mengalami gangguan saluran

pernapasan apabila mereka menghirup udara tersebut dalam jangka waktu yang

panjang. Pencemaran udara yang ditimbulkan industri akan berdampak pada

lingkungan sekitar yang dapat diidentifikasi dengan melihat perubahan yang

terjadi pada lingkungan serta dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat disekitar

kawasan industri yang dapat menimbulkan penyakit.

Page 45: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

28  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keterangan: adalah ruang lingkup penelitian

Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran Operasional

Perkembangan Kawasan Industri

Industri Peleburan Besi dan Baja di Tangerang

Dampak Positif : Lapangan Pekerjaan Baru dan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Dampak Negatif: Penurunan Kualitas Lingkungan Sekitar Industri

Dampak Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja pada Masyarakat Sekitar

Pencemaran Udara

Nilai Ganti Rugi

Mengestimasi Nilai Ganti Rugi yang

Layak Akibat Keberadaan

Industri Peleburan

Besi dan Baja Willingness

to Accept (WTA)

Menganalisis Faktor yang

Mempengaruhi Besarnya Nilai

Ganti Rugi yang Bersedia

diterima Masyarakat:

Model Regresi Berganda

Dampak Lingkungan

dan Kesehatan:

Analisis Deskriptif dan Cost of

Illness.

Peluang Pindah

Menganalisis Faktor yang

Mempengaruhi Keputusan Masyarakat

pindah: Model Regresi

Logistik  

Faktor WTA

Page 46: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

29  

  

Industri peleburan besi dan baja juga memiliki dampak negatif yang

dirasakan masyarakat sekitar kawasan industri. Pertama, pencemaran udara dapat

berdampak pada lingkungan yang dapat dianalisis secara deskriptif. Pencemaran

udara juga berdampak pada kesehatan, banyak anggota rumahtangga yang

mengalami gangguan saluran pernapasan akibat pencemaran udara yang

dihasilkan dari proses produksi industri. Pengukuran nilai kesehatan dapat

dihitung menggunakan pendekatan cost of illness dari jumlah rumahtangga yang

terkena penyakit dikali biaya pengobatan masyarakat per tahun. Kedua, besarnya

dana ganti rugi yang bersedia diterima oleh masyarakat dengan menggunakan

perhitungan Willingness to Accept (WTA). Ketiga, faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya nilai WTA sampel menggunakan model analisis regresi

berganda. Keempat, faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk pindah

dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja menggunakan model analisis

regresi logistik.

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

mengenai besarnya nilai ganti rugi yang sesuai untuk rumahtangga Dusun

Palahlar akibat pencemaran udara yang ditimbulkan industri peleburan besi dan

baja. Dengan demikian, informasi tersebut dapat dijadikan saran bagi pihak-pihak

terkait dalam memberikan ganti rugi yang sesuai untuk rumahtangga yang

merasakan dampak dari pencemaran yang dilakukan industri tersebut.

3.3. Hipotesis Penelitian

1. Kegiatan industri peleburan besi dan baja di Dusun Palahlar, Kecamatan

Cikupa, Kabupaten Tangerang menimbulkan pencemaran udara.

2. Pencemaran udara oleh industri menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan

rumahtangga Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

3. Penurunan tingkat kesehatan rumahtangga sekitar industri diakibatkan

rumahtangga menghirup udara yang tercemar limbah peleburan besi dan baja.

4. Rumahtangga Dusun Palahlar harus membeli alat seperti penutup hidung untuk

mengurangi dampak pencemaran udara.

Page 47: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

30  

5. Kerugian yang dialami rumahtangga Dusun Palahlar akibat pencemaran udara

dapat digunakan untuk menghitung nilai ganti rugi.

Page 48: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

31  

  

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Palahlar, Desa Budimulya, Kecamatan

Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provisi Banten, Indonesia. Penentuan lokasi

dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Dusun Palahlar,

Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang merupakan lokasi terdekat dengan

industri peleburan besi dan baja. Masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi

tersebut merasakan penurunan kualitas lingkungan berupa pencemaran udara

akibat aktivitas industri di kawasan industri. Pengumpulan data lapang dilakukan

selama dua bulan, dimulai pada bulan April 2013 hingga Mei 2013.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Pengumpulan

data primer dilakukan dengan metode wawancara kepada responden rumahtangga

menggunakan kuesioner (Lampiran 1) dan metode observasi untuk mengetahui

kualitas lingkungan setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja di Dusun

Palahlar. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi

lingkungan, kesehatan masyarakat, besarnya nilai ganti rugi yang layak diterima

masyarakat, faktor yang mempengaruhi nilai ganti rugi, dan keputusan

masyarakat untuk pindah dari sekitar wilayah industri. Data penelitian dampak

keberadaan industri peleburan besi dan baja terhadap lingkungan dan kesehatan

masyarakat di Dusun Palahlar tahun 2013 disajikan pada Lampiran 2. Data

sekunder dari Kantor Kelurahan Desa Budimulya di Dusun Cikupa dan Badan

Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tangerang.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan secara sengaja dengan menemui

rumahtangga di Dusun Palahlar, karena kerangka sampel rumahtangga tidak

tersedia. Rumahtangga dikelompokkan berdasarkan strata tempat tinggal dengan

Page 49: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

32  

pertimbangan bahwa populasi rumahtangga memiliki keragaman dalam menerima

dampak pencemaran udara akibat kegiatan industri peleburan besi dan baja yang

diestimasi berbeda sesuai dengan jarak tempat tinggal dari industri. Jumlah

sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 sampel rumahtangga yang tinggal di

Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Sampel dibagi menjadi tiga wilayah (strata), yaitu wilayah pertama yang

memiliki jarak tempat tinggal nol sampai 200 meter dari industri, wilayah kedua

yang memiliki jarak tempat tinggal lebih dari 200 sampai 500 meter dari industri,

dan wilayah ketiga yang memiliki jarak tempat tinggal lebih dari 500 meter dari

industri peleburan besi dan baja. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 20

rumahtangga pada masing-masing wilayah (Tabel 7).

Tabel 7. Alokasi Jumlah Sampel Wilayah (strata) Jarak Tempat Tinggal terhadap Industri Jumlah Sampel

1 0 - 200 m 20 2 >200 - 500 m 20 3 >500 m 20

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Tabel 8. Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian No. Tujuan Penelitian Sumber Data Metode 1. Mengidentifikasi dampak pencemaran

oleh kegiatan industri peleburan besi dan baja terhadap lingkungan.

Data primer. Analisis deskriptif.

2. Mengestimasi dampak pencemaran oleh kegiatan industri peleburan besi dan baja terhadap kesehatan masyarakat.

Data primer.

Cost of illness.

3.

Mengestimasi dampak pencemaran oleh kegiatan industri peleburan besi dan baja terhadap nilai ganti rugi yang layak diterima oleh masyarakat.

Data primer.

Willingness to Accept (WTA).

4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ganti rugi yang bersedia diterima masyarakat.

Data primer. Ordinary Least Squares (OLS).

5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pindah dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja.

Data primer. Maximum Likelihood Estimator (MLE).

Page 50: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

33  

  

Pada tabel 8 disajikan matriks keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber

data, dan metode. Data yang diperoleh, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan komputer dengan program

Microsoft Office Excell dan Statistical Analysis System/Econometric Time Series

(SAS/ETS) version 9.1.

4.4.1. Identifikasi Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan

Dampak lingkungan yang diidentifikasi adalah penurunan kualitas

lingkungan akibat pencemaran udara dan dianalisis secara deskriptif. Hal yang

terlebih dahulu dilakukan adalah mengidentifikasi apa saja dampak yang

dirasakan rumahtangga akibat sisa proses produksi yang dibuang ke udara

sehingga berdampak pada rumahtangga sekitar industri. Informasi mengenai

dampak lingkungan berdasarkan observasi di lapang dan persepsi (respon)

rumahtangga sampel tentang: (1) kualitas udara, (2) kebersihan, (3) kenyamanan,

dan (4) pengaruh terhadap kegiatan sehari-hari.

Penilaian kualitas udara sebelum dan setelah keberadaan industri

peleburan besi dan baja berdasarkan respon rumahtangga terhadap kualitas udara:

(a) kualitas udara sangat buruk dengan indikator: berdebu, panas, dan tidak segar

saat bernafas, (b) kualitas udara buruk dengan indikator: berdebu, tidak panas, dan

tidak segar saat bernafas, (c) kualitas udara biasa saja dengan indikator: berdebu,

tidak panas, dan segar saat bernafas, (d) kualitas udara baik dengan indikator:

tidak berdebu, panas, dan segar saat bernafas, dan (e) kualitas udara sangat baik

dengan indikator: tidak berdebu, tidak panas, dan segar saat bernafas.

Penilaian kebersihan tempat tinggal sebelum dan setelah keberadaan

industri peleburan besi dan baja berdasarkan observasi di lapang dan respon

rumahtangga terhadap kebersihan tempat tinggal: (a) kebersihan tempat tinggal

sangat kotor dengan indikator: atap rumah semakin berdebu, teras berdebu, dan

jendela rumah berdebu, (b) kebersihan tempat tinggal kotor dengan indikator: atap

rumah semakin berdebu, teras tidak berdebu, dan jendela rumah berdebu, (c)

kebersihan tempat tinggal biasa saja dengan indikator: atap rumah semakin

Page 51: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

34  

berdebu, teras tidak berdebu, dan jendela rumah bersih, (d) kebersihan tempat

tinggal bersih dengan indikator: atap rumah berdebu, teras berdebu, dan jendela

rumah bersih, dan (e) kebersihan tempat tinggal sangat bersih dengan indikator:

atap rumah berdebu, teras tidak berdebu, dan jendela rumah bersih.

Penilaian kenyamanan sebelum dan setelah keberadaan industri peleburan

besi dan baja berdasarkan respon rumahtangga terhadap kenyamanan tinggal: (a)

kenyamanan yang direspon sangat tidak nyaman dengan indikator: udara yang

dihirup tidak segar dan kondisi lingkungan menjadi tidak aman, (b) kenyamanan

yang direspon tidak nyaman dengan indikator: udara yang dihirup tidak segar dan

kondisi lingkungan aman, (c) kenyamanan yang direspon nyaman dengan

indikator: udara yang dihirup segar dan kondisi lingkungan tidak aman, dan (d)

kenyamanan yang direspon sangat nyaman dengan indikator: udara yang dihirup

segar dan kondisi lingkungan aman.

Penilaian pengaruh terhadap kegiatan sehari-hari sebelum dan setelah

keberadaan industri peleburan besi dan baja berdasarkan respon rumahtangga

terhadap pengaruh pada kegiatan sehari-hari: (a) pengaruh terhadap kegiatan

sehari-hari sangat mengganggu dengan indikator: menjadi lebih sering menyapu,

jemuran berdebu, dan anak menjadi tidak dapat bermain di luar rumah, (b)

pengaruh terhadap kegiatan sehari-hari mengganggu dengan indikator: menjadi

lebih sering menyapu, jemuran tidak berdebu, dan anak menjadi tidak dapat

bermain di luar rumah, (c) pengaruh terhadap kegiatan sehari-hari biasa saja

dengan indikator: menjadi lebih sering menyapu, jemuran tidak berdebu, dan anak

tetap dapat bermain di luar rumah, (d) pengaruh terhadap kegiatan sehari-hari

tidak mengganggu dengan indikator: menyapu seperti biasa, jemuran berdebu, dan

anak tetap dapat bermain di luar rumah, dan (e) pengaruh terhadap kegiatan

sehari-hari sangat tidak mengganggu dengan indikator: menyapu seperti biasa,

jemuran tidak berdebu, dan anak tetap dapat bermain di luar rumah.

4.4.2. Penentuan Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Kesehatan Masyarakat

Industri peleburan besi dan baja menimbulkan dampak pada kesehatan

yang dihitung menggunakan cost of illness. Informasi yang dicari mengenai

kesehatan anggota rumahtangga sebelum dan setelah adanya industri adalah: (1)

Page 52: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

35  

  

jenis penyakit, (2) tempat berobat, yaitu apakah berobat di rumah sakit,

PUSKESMAS atau klinik, (3) waktu terkena penyakit, yaitu seberapa sering

rumahtangga mengalami sakit tersebut dalam satu tahun, dan (4) biaya, yaitu

jumlah biaya yang dikeluarkan oleh rumahtangga untuk mengobati penyakit

selama satu tahun. Data biaya kesehatan yang dikeluarkan untuk mengobati

penyakit setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja didapat dari

menghitung jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh rumahtangga untuk

mengobati penyakit dan dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan

rumahtangga sebelum industri berdiri.

4.4.3. Penentuan Nilai Willingness to Accept Sebagai Nilai Ganti Rugi Akibat Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja

Nilai WTA didapatkan melalui hasil wawancara secara langsung. Nilai

WTA dapat diketahui melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (Hanley dan

Spash, 1993):

1. Membuat pasar hipotetik (setting up the hypothectical market)

2. Mendapatkan penawaran besarnya nilai WTA (obtaining bids)

3. Memperkirakan nilai rata-rata dan nilai tengah WTA (calculating average and

mean WTA)

4. Memperkirakan kurva penawaran (estimating bid curve)

5. Mengagregasikan data (agregating data) untuk 288 rumahtangga populasi

(data dari Kantor Kelurahan Dusun Cikupa, 2007)

6. Mengevaluasi penggunaan CVM (evaluating the CVM exercise)

Wawancara dilakukan kepada rumahtangga di Dusun Palahlar,

Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang untuk mengetahui besarnya nilai WTA

menggunakan kuesioner dengan metode open-ended question. Setelah diketahui

seluruh nilai WTA rumahtangga di Dusun Palahlar kemudian dicari nilai WTA

rata-rata sebagai pendekatan nilai ganti rugi yang dialami oleh rumahtangga

sekitar industri peleburan besi dan baja.

Page 53: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

36  

4.4.4. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Ganti Rugi

Model regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi Willingness to Accept (WTA) rumahtangga dengan metode

Ordinary Least Squares (OLS). Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu

tentang WTA, model regresi berganda yang digunakan adalah:

WTAi = + PDDKNi - PNDPTNi + LMTGi - JRSIi + JTKi + DU1i + DU2i + BSHTi + U1i ............. (01)

dimana:

WTAi = Nilai WTA (rupiah per tahun)

= Konstanta

= Parameter, j=1,2,3,…..,8

PDDKNi = Tingkat pendidikan responden (1 = lama pendidikan kurang

dan sama dengan 9 tahun; 0 = lainnya)

PNDPTNi = Tingkat pendapatan rumahtangga (rupiah per tahun)

LMTGi = Lama tinggal responden (tahun)

JRSIi = Jarak tempat tinggal dari industri (meter)

JTKi = Jumlah tanggungan keluarga (orang)

DUi = Dummy umur responden

DU1i = Umur muda (1 = kurang dari 30 tahun; 0 = lainnya)

DU2i = Umur menengah (1 = 30 sampai 50 tahun; 0 = lainnya)

BSHTi = Biaya kesehatan yang dikeluarkan rumahtangga

untuk menanggulangi dampak dari industri peleburan besi

dan baja (rupiah per tahun)

i = Sampel ke-i

1 = Variabel pengganggu

Tanda parameter estimasi yang diharapkan (hipotesis):

, , , , , >0

, < 0

Variabel tingkat pendidikan diestimasi memberikan pengaruh positif

terhadap besarnya nilai ganti rugi yang diinginkan responden. Hal ini karena

responden yang berpendidikan tinggi akan menyadari bahwa seberapa besar

kerugian yang ditanggung. Variabel umur muda, umur menengah, dan lama

Page 54: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

37  

  

tinggal diestimasi berpengaruh positif dengan responden yang menerima nilai

ganti rugi. Hal ini disebabkan pencemaran disekitar kawasan industri peleburan

besi dan baja membuat responden yang tinggal lebih lama merasa dirugikan.

Kerugian ini timbul karena sebelum keberadaan industri dapat memanfaatkan

sumberdaya yang tersedia tanpa adanya pencemaran, sehingga responden yang

lebih lama tinggal menginginkan nilai ganti rugi yang lebih tinggi.

Variabel jumlah tanggungan terkait dengan banyaknya anggota keluarga

yang harus menanggung dampak dari industri peleburan besi dan baja. Semakin

tinggi jumlah tanggungan maka semakin tinggi pula nilai ganti rugi yang

diinginkan. Tingginya tingkat pencemaran yang direspon, diestimasi juga

berpengaruh positif terhadap nilai WTA. Semakin tinggi tingkat pencemaran yang

direspon maka semakin tinggi nilai ganti rugi yang bersedia diterima.

Variabel besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan untuk menanggulangi

dampak dari industri peleburan besi dan baja diestimasi berpengaruh positif.

Semakin tinggi biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi dampak negatif

maka nilai ganti rugi yang bersedia diterima akan semakin tinggi. Biaya yang

dikeluarkan mencakup biaya pengobatan dan pencegahan penyakit yang

diakibatkan dari dampak keberadaan industri peleburan besi dan baja.

Variabel tingkat pendapatan rumahtangga diestimasi berpengaruh negatif

terhadap nilai WTA, semakin tinggi pendapatan rumahtangga maka rumahtangga

tidak memperhatikan besarnya nilai ganti rugi karena telah merasa berkecukupan

untuk menanggungnya sendiri. Variabel jarak tempat tinggal dari industri

diestimasi berpengaruh negatif karena semakin dekat jarak tempat tinggal dari

industri maka, akan semakin banyak dampak yang dirasakan sehingga nilai ganti

rugi yang diinginkan lebih tinggi. Program komputer dan hasil estimasi model

Willingness to Accept disajikan pada Lampiran 4 dan 5.

4.4.5. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan untuk Pindah

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk pindah dari

sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja menggunakan model regresi

Page 55: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

38  

logistik dan diestimasi menggunakan metode Maximum Likelihood Estimator

(MLE). Model regresi logistik digunakan untuk mengestimasi peluang keputusan

untuk pindah atau tidak pindah dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan

baja, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bentuk model regresi logistik

yang digunakan adalah:

Li Pindahi = + PDDKNi + PNDPTNi - LMTGi - JRSIi - DSK1i - DSK2i + BSHTi + U2i ..................... (02)

dimana:

Li Pindahi = Peluang responden menyatakan pindah atau tidak pindah

dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja (1 =

pindah; 0 = tidak pindah)

= Konstanta

= Parameter, j=1,2,3,…..,7

PDDKNi = Tingkat pendidikan responden (1 = lama pendidikan

kurang dan sama dengan 9 tahun; 0 = lainnya)

PNDPTNi = Tingkat pendapatan rumahtangga (rupiah/tahun)

LMTGi = Lama tinggal responden (1 = lama tinggal kurang dari

sama dengan 30 tahun; 0 = lainnya)

JRSIi = Jarak tempat tinggal dari industri (1 = jarak 0 sampai 200

meter; 0 = lainnya)

DSKi = Dummy status kepemilikan rumah

DSK1i = Status kepemilikan rumah pribadi (1 = status rumah

pribadi; 0 = lainnya)

DSK2i = Status kepemilikan rumah warisan (1 = status rumah

warisan; 0 = lainnya)

BSHTi = Biaya kesehatan yang dikeluarkan rumahtangga untuk

menanggulangi dampak dari industri peleburan besi dan

baja (rupiah per tahun)

i = Sampel ke-i

2 = Variabel pengganggu

Tanda parameter estimasi yang diharapkan (hipotesis):

, , > 0

, , , < 0

Page 56: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

39  

  

Tingkat pendidikan responden diestimasi memiliki hubungan positif

dengan keputusan pindah dan tidak pindah dari sekitar wilayah industri peleburan

besi dan baja. Semakin tinggi pendidikan maka responden menyadari bahwa

kondisi lingkungan tempat tinggalnya tidak layak untuk ditempati. Tingkat

pendidikan mempengaruhi pola pikir, persepsi, penilaian terhadap lingkungan

serta bagaimana cara menanggapi pertanyaan.

Variabel pendapatan rumahtangga diestimasi memiliki hubungan positif

dengan penilaian responden mengenai pindah dan tidak pindah. Semakin tinggi

pendapatan rumahtangga maka keputusan untuk pindah dari sekitar wilayah

industri peleburan besi dan baja akan semakin tinggi. Variabel besarnya biaya

kesehatan yang dikeluarkan rumahtangga untuk menanggulangi dampak dari

industri peleburan besi dan baja diestimasi memiliki hubungan positif. Semakin

besar biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi dampak maka keputusan

untuk pindah dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja akan semakin

tinggi.

Variabel lama tinggal responden diestimasi berbanding terbalik dengan

keputusan responden pindah dari sekitar wilayah industri. Semakin lama

responden tinggal di Dusun Palahlar, maka responden semakin terbiasa dengan

kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Variabel jarak tempat tinggal dari industri

juga diestimasi berbanding terbalik terhadap keputusan responden pindah dari

sekitar industri, dimana semakin jauh jarak tempat tinggal dari industri maka

keputusan responden untuk pindah semakin rendah.

Variabel status kepemilikan rumah pribadi dan warisan diestimasi

berbanding terbalik dengan responden yang menilai pindah dari sekitar wilayah

industri peleburan besi dan baja. Jika responden tinggal dirumah dengan status

kepemilikan rumah pribadi dan warisan, maka responden merasa tinggal legal di

wilayah tersebut dan tidak akan pindah dari sekitar wilayah industri peleburan

besi dan baja. Program komputer dan hasil regresi logistik disajikan pada

Lampiran 6 dan 7.

Page 57: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

40  

4.5. Evaluasi Model

Perlu dilakukan pengujian secara statistika untuk memeriksa kebaikan dari

model yang telah dibuat. Uji yang dilakukan adalah:

1. Uji G

Menurut Juanda (2009), statistik uji G (likehood ratio) digunakan untuk

menguji apakah model logit secara keseluruhan dapat menjelaskan variabel

dependen (Y). Likehood ratio adalah rasio fungsi kemungkinan model

(lengkap) terhadap fungsi kemungkinan model ( benar). Hipotesis

statistik yang diuji dalam hal ini adalah:

: = = …. = = 0 (model tidak dapat menjelaskan)

: minimal ada ≠ 0, untuk j=2,3,…k (model dapat menjelaskan)

Statistik uji G dibawah ini menyebar menurut sebaran Khi-kuadrat dengan

derajat bebas (k-1).

G = -2ln __

= 2ln __

= 2 [ln( _ ) - ln( _ )]

Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis ditolak (model signifikan) jika

Statistik G > ,

Jika ditolak maka dapat disimpulkan bahwa minimal ada ≠0, dengan

pengertian lain, model regresi logistik dapat menjelaskan atau memprediksi

pilihan individu pengamat.

2. Uji Odds Ratio

Menurut Firdaus, Harmini, dan Farid (2011), dalam kejadian hubungan antar

variabel kategorik dikenal adanya ukuran asosiasi, yaitu ukuran keeratan

hubungan antar variabel kategorik. Salah satu keuntungan penggunaan analisis

regresi logistik adalah bahwa ukuran asosiasi ini seringkali merupakan fungsi

dari parameter estimasi yang didapatkan. Salah satu ukuran asosiasi yang

dapat diperoleh melalui analisis regresi logistik adalah odd ratio (rasio odd).

Odd sendiri dapat diartikan sebagai rasio peluang kejadian sukses dengan

kejadian tidak sukses dari variabel dependen. Adapun rasio odd

mengindikasikan seberapa lebih mungkin, dalam kaitannya dengan nilai odd,

Page 58: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

41  

  

munculnya kejadian sukses pada suatu kelompok dibandingkan dengan

kelompok lainnya.

3. Koefisien Determinasi yang Disesuaikan

Menurut Firdaus (2004), ciri-ciri dari R merupakan fungsi yang menaik

(nondecreasing function) dari variabel-variabel independen yang tercakup

dalam persamaan regresi linear berganda. Makin banyak variabel yang

tercakup dalam model, makin menaik fungsi tersebut, artinya semakin besar

nilai R tersebut. Jadi, setiap penambahan variabel independen dalam model

akan memperbesar nilai R .

4. Uji F

Menurut Kuncoro (2003), uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis nol ( ) yang

hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol,

atau:

: = = .... = = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( ), tidak

semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:

: .... 0

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan uji F. Nilai uji F dihitung dari

formula sebagai berikut:

F = = //

dimana SSR = Sum of squares due to regression = ∑ Ŷ 2;

SSE = Sum of square error = ∑ Y Ŷ 2;

n = Jumlah sampel;

k = Jumlah parameter dalam model, termasuk intersep;

MSR = Mean squares due to regression;

Page 59: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

42  

MSE = Mean of squares due to error.

Pada dasarnya nilai F diturunkan dari tabel ANOVA (analysis of variance).

Ingat bahwa TSS = SSR + SSE, artinya Total Sum of Square (TSS) bersumber

dari variasi regresi (SSR) dan variasi kesalahan (SSE), yang dibagi dengan

derajat kebebasannya masing-masing. Cara melakukan uji F adalah dengan

cara sebagai berikut:

a. Quick look: bila nilai F lebih besar daripada empat maka yang

menyatakan = = .... = = 0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan

15 persen. Dengan kata lain, kita menerima hipotesis alternatif yang

menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel:

bila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel

maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel

independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel

dependen.

5. Uji-t

Menurut Kuncoro (2003), uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Hipotesis nol ( ) yang hendak diuji adalah apakah

suatu parameter ( ) sama dengan nol, atau:

: = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( ), parameter

suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

: 0

Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan uji-t. Uji-t dihitung dari formula

sebagai berikut:

t = ( - 0)/S = /S

Page 60: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

43  

  

dimana S = Deviasi standar, yang dihitung dari akar varians. Varians, atau ,

diperoleh dari SSE dibagi dengan jumlah derajat kebebasan (degree of

freedom). Dengan kata lain:

=

dimana:

n = Jumlah sampel;

k = Jumlah parameter dalam model, termasuk intersep.

Cara melakukan uji-t adalah dengan cara sebagai berikut:

a. Quick look: bila jumlah degree of freedom adalah 20 atau lebih, dan

derajat kepercayaan sebesar lima persen, maka yang menyatakan = 0

dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari dua (dalam nilai absolut). Dengan

kata lain, kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa

suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel

dependen.

b. Membandingkan nilai uji-t dengan titik kritis menurut tabel: apabila nilai t

hasil perhitungan lebih tinggi dibanding nilai t tabel, kita menerima

hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen

secara individual mempengaruhi variabel dependen.

6. Uji terhadap Kolinear Ganda (Multicollinearity)

Menurut Gujarati (1978), multikolinieritas berhubungan dengan situasi

dimana ada hubungan linier baik yang pasti atau mendekati pasti diantara

variabel independen. Konsekuensi dari multikolinieritas adalah apabila ada

kolinieritas sempurna diantara independen, koefisien regresinya tak tertentu

dan kesalahan standarnya tak terhingga. Jika kolinieritasnya tinggi tapi tidak

sempurna, penaksiran koefisien regresi adalah mungkin, tetapi kesalahan

standarnya cenderung untuk besar. Menurut Firdaus (2004), hal-hal utama

yang sering menyebabkan terjadinya multikolonieritas ganda adalah: (1)

kesalahan teoritis dalam pembentukan model fungsi regresi yang

dipergunakan dan (2) terlampau kecilnya jumlah pengamatan yang akan

dianalisis dengan model regresi. Ada tidaknya kolinieritas ganda dapat

diketahui dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut:

Page 61: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

44  a. Kolinieritas sering dapat diestimasi jika cukup tinggi antara (0.7-1) dan

jika koefisien korelasi sederhana juga tinggi, tetapi tak satupun atau sedikit

sekali koefisien regresi parsial yang signifikan secara individu. Di pihak

lain, uji F menolak yang mengatakan bahwa secara simultan seluruh

koefisien regresi parsial nilainya nol.

b. Meskipun koefisien korelasi sederhana nilainya tinggi sehingga timbul

estimasi bahwa terjadi kolinieritas ganda, tetapi hal ini belum tentu

berlaku.

c. Untuk mengetahui ada tidaknya kolinieritas ganda dalam suatu model

regresi linier berganda, kita disarankan tidak hanya melihat koefisien

korelasi, tetapi juga koefisien korelasi parsial.

Menurut Gujarati (1978), tindakan untuk memperbaiki multikolinieritas

adalah: (1) menggunakan extraneous atau informasi sebelumnya, (2)

mengkombinasikan data cross-sectional dan data deretan-waktu, (3)

meninggalkan variabel yang sangat berkolerasi, (4) mentransformasikan data,

dan (5) mendapatkan tambahan atau data baru.

7. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Firdaus (2004), asumsi pada suatu fungsi regresi adalah apabila

variasi dari faktor pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke

data pengamatan yang lain. Jika ciri ini dipenuhi, berarti variasi faktor

pengganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik. Jika asumsi

itu tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan.

Penyimpangan terhadap faktor pengganggu sedemikian itu disebut

heteroskedastisitas. Menurut Gujarati (1978), heteroskedastisitas tidak

merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir OLS. Tetapi

penaksir ini tidak lagi mempunyai varians minimum atau efisien. Menurut

Firdaus (2004), keadaan heteroskedastisitas dapat terjadi karena beberapa

sebab, antara lain:

a. Sifat variabel yang diikutsertakan ke dalam model.

b. Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan

menggunakan data runtut waktu, kemungkinan asumsi itu mungkin benar.

Data itu pada umumnya mengalami perubahan yang relatif sama dan

Page 62: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

45  

  

proporsional, baik yang menyangkut data variabel independen maupun

variabel dependen. Tetapi, pada penelitian dengan menggunakan data

seksi silang, kemungkinan asumsi ini benar adalah lebih kecil. Hal ini

disebabkan data itu umumnya tidak mempunyai tingkatan yang

sama/sebanding.

Keadaaan heteroskedastisitas akan mengakibatkan hal-hal berikut:

a. Pengestimasian OLS yang diperoleh tetap memenuhi persyaratan tidak

bias.

b. Varian yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya cenderung membesar

sehingga tidak lagi merupakan varian yang terkecil. Kecenderungan

semakin membesarnya varian tersebut akan mengakibatkan uji hipotesis

yang dilakukan juga tidak akan memberikan hasil yang tidak baik (tidak

valid). Pada uji-t terhadap koefisien regresi, t-hitung diestimasi terlalu

rendah. Kesimpulan tersebut akan semakin jelek jika sampel pengamatan

semakin kecil jumlahnya, dengan demikian model perlu diperbaiki dulu

agar pengaruh dari heteroskedastisitas hilang.

8. Uji Normalitas

Menurut Firdaus (2004), ada beberapa alasan mengenai asumsi kenormalan,

yaitu sebagai berikut:

a. Variabel pengganggu Ui merupakan variabel yang disebabkan adanya

variabel-variabel yang mempengaruhi Y tetapi tidak dimasukkan ke dalam

model regresi. Diharapkan bahwa variabel-variabel yang tidak dimasukkan

dalam model regresi tersebut kecil dan tidak bersifat acak.

b. Teori batas memusat juga menyebutkan bahwa meskipun banyaknya

variabel tidak terlalu besar dan tidak secara penuh independen, jumlahnya

masih bisa didistribusi secara normal.

c. Dengan asumsi kenormalan, distribusi probabilitas pengestimasian yang

diperoleh dengan metode OLS dengan mudah dapat diturunkan, sebab

merupakan sifat yang dimiliki distribusi normal bahwa setiap fungsi linear

dari variabel-variabel yang didistribusikan secara normal dengan

sendirinya didistribusikan secara normal pula.

Page 63: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

46  d. Distribusi secara normal adalah distribusi yang relatif secara sederhana,

yang hanya melibatkan rata-rata dan varian, dan sifat teoritisnya telah

dipelajari secara luas dalam statistik matematik.

9. Elastisitas

Nilai elastisitas merupakan respon (tingkat kepekaan) suatu variabel dependen

terhadap perubahan yang terjadi pada variabel independen. Rumus elastisitas

dari suatu persamaan adalah:

=

dimana :

= Elastisitas variabel dependen Y terhadap variabel independen X

= Nilai rata-rata variabel independen ke-i

i = Nilai rata-rata variabel dependen Y

= Parameter estimasi variabel independen ke-i

Jika lebih besar dari satu berarti variabel dependen Y elastis terhadap

perubahan variabel berarti jika lebih kecil dari satu variabel dependen

Y inelastis terhadap perubahan variabel independen .

Page 64: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

47  

  

V. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Jenis kelamin responden dibagi dua yaitu laki-laki dan perempuan, pada

wilayah pertama memiliki jarak kurang dari sama dengan 200 meter terdapat dua

responden laki-laki (10 persen) dan 18 responden perempuan (90 persen). Pada

wilayah kedua responden laki-laki sebanyak enam orang (30 persen) dan

responden perempuan sebanyak 14 orang (70 persen). Sedangkan pada wilayah

ketiga responden laki-laki sebanyak lima orang (25 persen) dan responden

perempuan sebanyak 15 orang (75 persen). Sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan karena perempuan lebih sering berada dirumah setiap harinya

sehingga mengetahui dengan jelas keberadaan lingkungan tempat tinggal sebelum

dan setelah keberadaan industri.

Umur responden di Dusun Palahlar dibagi berdasarkan umur produktif dan

umur tidak produktif. Umur produktif berada pada selang umur antara 20 sampai

50 tahun sedangkan umur tidak produktif diatas 50 tahun. Umur responden pada

wilayah pertama masing-masing sebanyak delapan responden (40 persen) berada

pada selang umur 20 sampai 35 tahun dan 36 sampai 50 tahun. Pada wilayah

kedua sebanyak 10 responden (50 persen) berada pada selang umur 20 sampai 35

tahun dan pada wilayah ketiga sebanyak 10 responden (50 persen) berada pada

selang umur 36 sampai 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden Dusun

Palahlar berada pada umur produktif, rata-rata respondennya memiliki anak kecil

yang mudah terserang penyakit karena memiliki daya tahan tubuh yang rendah

akibat seringnya menghirup polusi udara yang ditimbulkan oleh industri

peleburan besi dan baja sehingga menginginkan nilai ganti rugi yang besar.

Jumlah tanggungan keluarga dibagi berdasarkan Keluarga Berencana (KB)

yaitu memiliki anak dengan jumlah dua orang. Pengelompokkan jumlah

tanggungan keluarga yaitu satu sampai tiga orang, empat sampai lima orang, dan

lebih besar dari lima orang. Jumlah tanggungan keluarga pada wilayah pertama

sebanyak 12 rumahtangga (60 persen) memiliki jumlah tanggungan sebanyak

empat sampai lima orang. Pada wilayah kedua sebanyak sembilan rumahtangga

(45 persen) memiliki jumlah tanggungan satu sampai tiga orang dan sebanyak 7

Page 65: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

48  

rumahtangga (35 persen) memiliki jumlah tanggungan lebih dari lima orang.

Sedangkan pada wilayah ketiga sebanyak 13 rumahtangga (65 persen) memiliki

jumlah tanggungan empat sampai lima orang. Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah

tanggungan keluarga Dusun Palahlar banyak atau tidak mengikuti program

keluarga berencana sehingga responden menginginkan nilai ganti rugi yang besar.

Karakteristik responden Dusun Palahlar berdasarkan jenis kelamin, umur, dan

jumlah tanggungan keluarga (Tabel 9).

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan Jumlah Tanggungan Keluarga di Dusun Palahlar Tahun 2013

Karakteristik Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 (Jumlah) (%) (Jumlah) (%) (Jumlah) (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 2 10 6 30 5 25 Perempuan 18 90 14 70 15 75 Jumlah 20 100 20 100 20 100

Umur (tahun)

20-35 8 40 10 50 7 35 36-50 8 40 5 25 10 50 >50 4 20 5 25 3 15 Jumlah 20 100 20 100 20 100

Jumlah TanggunganKeluarga (orang)

1-3 4 20 9 45 4 20 4-5 12 60 4 20 13 65 >5 4 20 7 35 3 15 Jumlah 20 100 20 100 20 100

Tingkat pendidikan formal diklasifikasikan berdasarkan tidak bersekolah,

pendidikan formal tidak tamat, dan pendidikan formal tamat. Pendidikan formal

dikelompokkan berdasarkan tidak bersekolah, SD, SMP, SMA, dan perguruan

tinggi. Pada wilayah pertama sebanyak dua responden (50 persen) tidak

bersekolah dan tidak tamat menyelesaikan sekolah dasar. Pada wilayah kedua dan

ketiga sebanyak satu responden (25 persen) tidak bersekolah dan sebanyak tiga

responden (75 responden) tidak tamat menyelesaikan sekolah dasar. Hal ini

menunjukkan bahwa rendahnya perekonomian masyarakat Dusun Palahlar karena

masyarakat tidak dapat bersekolah dan harus putus sekolah. Sehingga responden

menginginkan nilai ganti rugi yang besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-

harinya dan tidak ingin pindah ke lokasi yang lebih baik karena pengetahuan

responden yang kurang.

Pendidikan formal tamat pada wilayah pertama sebanyak delapan

responden (50 persen) menyelesaikan pendidikan SD, pada wilayah kedua

sebanyak enam responden (37 persen) menyelesaikan pendidikan formal SD, dan

Page 66: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

49  

  

pada wilayah ketiga sebanyak 10 responden (62 persen) menyelesaikan

pendidikan formal SD. Hal ini menunjukkan bahwa tingkan pendidikan formal

responden Dusun Palahlar masih sangat rendah dan pola berpikir responden tidak

dalam jangka panjang sehingga responden lebih memilih untuk tetap tinggal di

Dusun Palahlar tanpa memikirkan resiko kedepannya.

Jenis pekerjaan kepala keluarga Dusun Palahlar bermacam-macam,

sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik karena Dusun Palahlar terletak pada

pusat industri. Jenis pekerjaan kepala keluarga Dusun Palahlar pada wilayah

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Tidak Tamat, Pendidikan Formal Tamat, Pekerjaan, dan Pendapatan di Dusun Palahlar Tahun 2013

Karakteristik Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 (Jumlah) (%) (Jumlah) (%) (Jumlah) (%)

Pendidikan Formal Tidak Tamat

Tidak sekolah 2 50 1 25 1 25

Tidak tamat SD 2 50 3 75 3 75

Jumlah 4 100 4 100 4 100 Pendidikan Formal Tamat

SD 8 50 6 37 10 62 SMP 5 31 5 31 3 19 SMA 1 6 3 19 3 19 Perguruan tinggi

2 13 2 13 - -

Jumlah 16 100 16 100 16 100 Pekerjaan Buruh 3 15 3 15 - -

PLN - - - - 1 5 PNS 1 1 5 - - Buruh Pabrik 11 55 10 50 9 45

Pegawai Swasta 3 15 3 15 2 10

Pensiunan 1 5 - - 1 5 Wiraswasta 1 5 3 15 7 35 Jumlah 20 100 20 100 20 100

Pendapatan (Rp/tahun)

≤26 400 000 14 70 9 45 12 60 26 400 001 -52800 000 4 20 8 40 3 15

52 800 001 -79 200 000 2 10 2 10 2 10

79 200 001 -105 600 000 - - 1 5 1 5

>105 600 000 - - - - 2 10

Jumlah 20 100 20 100 20 100

Page 67: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

50  

pertama sebanyak 11 kepala keluarga (55 persen) bekerja sebagai buruh pabrik,

pada wilayah kedua sebanyak 10 kepala keluarga (50 persen) bekerja sebagai

buruh pabrik, dan pada wilayah ketiga sebanyak sembilan kepala keluarga (45

persen) bekerja sebagai buruh pabrik.

Pendapatan rumahtangga dibagi berdasarkan Upah Minimum Regional

(UMR) per tahun yaitu Rp 2 200 000 per bulan dikalikan 12. Pendapatan

rumahtangga pada wilayah pertama sebanyak 14 rumahtangga (70 persen)

memiliki pendapatan lebih kecil atau sama dengan Rp 26 400 000 per tahun, pada

wilayah kedua sebanyak sembilan rumahtangga (45 persen) memiliki pendapatan

lebih kecil atau sama dengan Rp 26 400 000 per tahun, dan pada wilayah ketiga

sebanyak 12 rumah tangga (60 persen) memiliki pedapatan lebih kecil atau sama

dengan Rp 26 400 000 per tahun. Pendapatan rumahtangga Dusun Palahlar rendah

yaitu berada pada lebih kecil atau sama dengan upah minimum regional sehingga

responden menginginkan nilai ganti rugi yang besar untuk memenuhi kebutuhan

sehari-harinya dan tidak memiliki dana untuk pindah rumah ke lokasi lain.

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan formal, pekerjaan, dan

pendapatan (Tabel 10).

Lama tinggal responden dikelompokkan berdasarkan satu sampai 20

tahun, 21 sampai 40 tahun, 41 sampai 60 tahun, dan lebih besar dari 60 tahun.

Lama tinggal responden pada wilayah pertama sebanyak 12 responden (60 persen)

telah tinggal di Dusun Palahlar selama 21 sampai 40 tahun, pada wilayah kedua

sebanyak 10 responden (50 persen) telah tinggal di Dusun Palahlar selama 21

sampai 40 tahun, dan pada wilayah ketiga sebanyak 10 responden (50 persen)

telah tinggal di Dusun Palahlar selama 21 sampai 40 tahun. Hal ini menunjukkan

responden telah lama tinggal di Dusun Palahlar selama 21 sampai 40 tahun

sehingga responden benar-benar mengetahui keadaan sebelum dan setelah

keberadaan industri. Responden telah lama tinggal di Dusun Palahlar sehingga

menginginkan nilai ganti rugi yang besar dan tidak ingin pindah rumah ke lokasi

lain.

Asal daerah diklasifikasikan berdasarkan responden yang asli Dusun

Palahlar dan responden yang dari luar Dusun Palahlar. Asal daerah pada wilayah

pertama sebanyak 13 responden (65 persen) responden asli Dusun Palahlar, pada

Page 68: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

51  

  

wilayah kedua sebanyak 17 responden (85 persen) responden asli Dusun Palahlar,

dan pada wilayah ketiga sebanyak 14 responden (70 persen) responden asli Dusun

Palahlar. Sebagian besar responden merupakan masyarakat asli Dusun Palahlar

sehingga responden tidak ingin pindah rumah dari Dusun Palahlar.

Status kepemilikan rumah responden dibagi menjadi tiga yaitu warisan,

pribadi, dan sewa. Status kepemilikan rumah responden pada wilayah pertama

sebanyak 11 responden (55 persen) memiliki rumah pribadi, pada wilayah kedua

sebanyak 11 responden (55 persen) memiliki rumah pribadi, dan pada wilayah

ketiga sebanyak 12 responden (60 persen) memiliki rumah pribadi. Hal ini

menunjukkan sebagian besar responden memiliki status kepemilikan rumah

pribadi sehingga responden tidak ingin pindah rumah dari Dusun Palahlar.

Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal, asal daerah, dan status

kepemilikan rumah (Tabel 11).

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal, Asal Daerah, dan Status Kepemilikan Rumah di Dusun Palahlar Tahun 2013

Karakteristik Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 (Jumlah) (%) (Jumlah) (%) (Jumlah) (%)

Lama Tinggal (tahun)

1-20 4 20 4 20 6 30 21-40 12 60 10 50 10 50 41-60 3 15 5 25 4 20 >60 1 5 1 5 - - Jumlah 20 100 20 100 20 100

Asal Daerah Asli Dusun Palahlar

13 65 17 85 14 70

Luar Dusun Palahlar

7 35 3 15 6 30

Jumlah 20 100 20 100 20 100 Status Kepemilikan Rumah

Warisan 8 40 9 45 7 35 Pribadi 11 55 11 55 12 60 Sewa 1 5 - - 1 5 Jumlah 20 100 20 100 20 100

Page 69: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

52  

Page 70: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

53  

  

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia karena

lingkungan sebagai tempat manusia tumbuh dan berkembang. Manusia tidak

dapat dipisahkan dari lingkungannya, oleh karena itu manusia sangat

membutuhkan lingkungan untuk proses kehidupan. Kondisi dan kualitas

lingkungan yang baik atau pun buruk dapat mempengaruhi kualitas manusia itu

sendiri. Keberadaan industri peleburan besi dan baja memberikan perubahan yang

besar bagi kondisi dan kualitas lingkungan di Dusun Palahlar. Perubahan tersebut

berupa pencemaran udara, berkembangnya bibit penyakit, mengganggu

kebersihan lingkungan, dan keindahan alam.

Kondisi lingkungan sebelum dan setelah keberadaan industri peleburan

besi dan baja mengalami perubahan. Hasil penelitian terhadap 60 responden

rumahtangga di Dusun Palahlar menunjukkan bahwa sebagian besar responden

merespon kondisi lingkungan sebelum keberadaan industri peleburan besi dan

baja jauh lebih baik dibandingkan setelah keberadaan industri peleburan besi dan

baja. Namun ada juga yang merespon bahwa kondisi lingkungan sebelum dan

setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja adalah sama saja atau tidak

mengalami perubahan.

Penilaian kondisi lingkungan sebelum dan setelah keberadaan industri

peleburan besi dan baja ditunjukkan dari persepsi (respon) responden terhadap

kualitas udara, kebersihan, kenyamanan, dan pengaruh terhadap kegiatan sehari-

hari. Persepsi responden terhadap kondisi lingkungan sebelum dan setelah

keberadaan industri peleburan besi dan baja direspon dengan menjawab

pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kualitas lingkungan yang dialami.

Penilaian kualitas udara diukur dengan merespon kualitas udara sangat

buruk sampai kualitas udara sangat baik. Hasil respon terhadap kualitas udara

disajikan pada Tabel 12.

Page 71: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

54  

Tabel 12. Penilaian Kualitas Udara Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013

Wilayah (Jarak)

Penilaian Kualitas Udara Sebelum Setelah

Jumlah (%) Jumlah (%)

1 (0-200

m)

Sangat buruk - - 18 90 Buruk - - 2 10 Biasa saja - - - - Baik - - - - Sangat baik 20 100 - -

Total 20 100 20 100

2 (>200-500 m)

Sangat buruk - - 16 80 Buruk - - 3 15 Biasa saja - - - - Baik - - - - Sangat baik 20 100 1 5

Total 20 100 20 100

3 (>500 m)

Sangat buruk - - 9 45 Buruk - - 3 15 Biasa saja - - 1 5 Baik 2 10 5 25 Sangat baik 18 90 2 10

Total 20 100 20 100

Persepsi responden pada wilayah pertama (0-200 m) terhadap kualitas

udara sebelum keberadaan industri sebanyak 20 responden (100 persen) merespon

kualitas udara di lingkungan tempat tinggal sangat baik, sedangkan setelah

keberadaan industri sebanyak 18 responden (90 persen) merespon kualitas udara

di lingkungan tempat tinggal sangat buruk. Persepsi responden pada wilayah

kedua (>200-500 m) terhadap kualitas udara sebelum keberadaan industri

peleburan besi dan baja sebanyak 20 responden (100 persen) merespon kualitas

udara di lingkungan tempat tinggal sangat baik, sedangkan setelah keberadaan

industri sebanyak 16 responden (80 persen) merespon kualitas udara di

lingkungan tempat tinggal sangat buruk. Pada wilayah kedua responden yang

merespon kualitas udara sebelum dan setelah keberadaan industri tidak

mengalami perubahan karena responden merupakan buruh dari industri peleburan

besi dan baja, sehingga responden berusaha menutupinya. Persepsi responden

pada wilayah ketiga (>500 m) terhadap kualitas udara sebelum keberadaan

industri sebanyak 18 responden (90 persen) merespon kualitas udara di

lingkungan tempat tinggal sangat baik, sedangkan setelah keberadaan industri

Page 72: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

55  

  

sebanyak sembilan responden (45 persen) merespon kualitas udara di lingkungan

tempat tinggal sangat buruk. Pada wilayah ketiga terdapat persepsi responden

yang menyatakan kualitas udara setelah keberadaan industri biasa saja, baik

bahkan sangat baik karena jarak tempat tinggal responden dari industri peleburan

besi dan baja yang semakin jauh sehingga dampak yang direspon semakin

berkurang. Semakin menurun kualitas udara setelah keberadaan industri peleburan

besi dan baja karena industri tidak memenuhi baku mutu untuk ambang batas dan

emisi nasional, sehingga zat berbahaya yang dihasilkan industri tercampur

kedalam udara bersih yang dikonsumsi rumahtangga sekitar industri.

Persepsi responden terhadap kebersihan tempat tinggal sebelum dan

setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja diukur dengan cara responden

merespon kebersihan tempat tinggal mereka dari sangat kotor sampai sangat

bersih. Hasil penilaian responden terhadap kebersihan tempat tinggal disajikan

pada Tabel 13.

Tabel 13. Penilaian Kebersihan Tempat Tinggal Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013

Wilayah (Jarak)

Penilaian Kebersihan Tempat Tinggal

Sebelum Setelah Jumlah (%) Jumlah (%)

1 (0-200

m)

Sangat kotor - - 20 100 Kotor - - - - Biasa saja - - - - Bersih - - - - Sangat bersih 20 100 - -

Total 20 100 20 100

2 (>200-500 m)

Sangat kotor - - 20 100 Kotor - - - - Biasa saja 1 5 - - Bersih - - - - Sangat bersih 19 95 - -

Total 20 100 20 100

3 (>500 m)

Sangat kotor - - 10 50 Kotor - - 1 5 Biasa saja 4 20 2 10 Bersih - - - - Sangat bersih 16 80 7 35

Total 20 100 20 100

Page 73: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

56  

Persepsi responden pada wilayah pertama (0-200 m) terhadap kebersihan

tempat tinggal sebelum keberadaan industri sebanyak 20 responden (100 persen)

merespon tempat tinggalnya sangat bersih, sedangkan setelah keberadaan industri

sebanyak 20 responden (100 persen) merespon tempat tinggalnya sangat kotor.

Persepsi responden pada wilayah kedua (>200-500 m) terhadap kebersihan tempat

tinggal sebelum keberadaan industri sebanyak 19 responden (95 persen) merespon

kebersihan tempat tinggalnya sangat bersih, sedangkan setelah keberadaan

industri seluruh responden sebanyak 20 responden (100 persen) merespon

kebersihan tempat tinggalnya sangat kotor. Persepsi responden pada wilayah

ketiga (>500 m) terhadap kebersihan tempat tinggal sebelum keberadaan industri

sebanyak 16 responden (80 persen) merespon kebersihan tempat tinggalnya

sangat bersih, sedangkan setelah keberadaan industri sebanyak 10 responden (50

persen) merespon kebersihan tempat tinggalnya sangat kotor. Wilayah pertama

dan kedua menyatakan kebersihan tempat tinggalnya setelah keberadaan industri

peleburan besi dan baja menjadi sangat kotor, sedangkan wilayah yang jaraknya

paling jauh yaitu wilayah ketiga masih ada yang merespon kebersihan tempat

tinggalnya sangat bersih karena memiliki jarak tempat tinggal yang jauh dari

industri sehingga dampak yang ditimbulkan industri peleburan besi dan baja

semakin berkurang.

Persepsi responden terhadap kenyamanan yang dirasakan sebelum dan

setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja diukur dengan cara responden

merespon satu dari pilihan sangat tidak nyaman sampai sangat nyaman. Hasil

penilaian responden terhadap kenyamanan disajikan pada Tabel 14.

Persepsi responden pada wilayah pertama (0-200 m) terhadap kenyamanan

yang direspon sebelum keberadaan industri sebanyak 20 responden (100 persen)

merespon sangat nyaman tinggal di Dusun Palahlar, sedangkan setelah

keberadaan industri sebanyak 17 responden (85 persen) merespon tidak nyaman

tinggal di Dusun Palahlar. Persepsi responden pada wilayah kedua (>200-500 m)

terhadap kenyamanan yang direspon sebelum keberadaan industri sebanyak 20

responden (100 persen) merespon sangat nyaman tinggal di Dusun Palahlar,

sedangkan setelah keberadaan industri sebanyak 16 responden (80 persen)

merespon tidak nyaman tinggal di Dusun Palahlar. Pada wilayah kedua responden

Page 74: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

57  

  

Tabel 14. Penilaian Kenyamanan Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013

Wilayah (Jarak)

Penilaian Kenyamanan Sebelum Setelah

Jumlah (%) Jumlah (%)

1 (0-200

m)

Sangat tidak nyaman - - 3 15 Tidak nyaman - - 17 85 Nyaman - - - - Sangat nyaman 20 100 - -

Total 20 100 20 100

2 (>200-500 m)

Sangat tidak nyaman - - 3 15 Tidak nyaman - - 16 80 Nyaman - - - - Sangat nyaman 20 100 1 5

Total 20 100 20 100

3 (>500 m)

Sangat tidak nyaman - - 5 25 Tidak nyaman - - 8 40 Nyaman - - 1 5 Sangat nyaman 20 100 6 30

Total 20 100 20 100

yang tetap merespon sangat nyaman tinggal di Dusun Palahlar setelah keberadaan

industri karena responden tersebut bekerja di industri peleburan besi dan baja

sehingga responden menutupi ketidaknyamanannya. Persepsi responden pada

wilayah ketiga (>500 m) terhadap kenyamanan yang direspon sebelum

keberadaan industri sebanyak 20 responden (100 persen) merespon sangat

nyaman tinggal di Dusun Palahlah, sedangkan setelah keberadaan industri

sebanyak delapan responden (40 persen) menyatakan tidak nyaman tinggal di

Dusun Palahlar. Pada wilayah ketiga terdapat responden yang tetap merespon

sangat nyaman sebelum dan setelah keberadaan industri karena memiliki jarak

tempat tinggal dari industri yang semakin jauh sehingga dampak semakin

berkurang.

Dampak yang dikeluarkan oleh industri dapat mengganggu kegiatan

sehari-hari, perbandingan persepsi responden sebelum dan setelah keberadaan

industri diukur dengan cara merespon satu dari pilihan sangat mengganggu

sampai sangat tidak mengganggu. Hasil penilaian responden terhadap pengaruh

pada kegiatan sehari-hari disajikan pada Tabel 15.

Page 75: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

58  

Tabel 15. Penilaian Pengaruh terhadap Kegiatan Sehari-hari Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013

Wilayah (Jarak)

Penilaian Pengaruh terhadap Kegiatan Sehari-

hari

Sebelum Setelah

Jumlah (%) Jumlah (%)

1 (0-200

m)

Sangat mengganggu - - 18 90 Mengganggu - - - - Biasa saja - - 2 10 Tidak mengganggu - - - - Sangat tidak mengganggu 20 100 - -

Total 20 100 20 100

2 (>200-500 m)

Sangat mengganggu - - 15 75 Mengganggu - - 2 10 Biasa saja - - 2 10 Tidak mengganggu - - - - Sangat tidak mengganggu 20 100 1 5

Total 20 100 20 100

3 (>500 m)

Sangat mengganggu - - 5 25 Mengganggu - - 2 10 Biasa saja - - 3 15 Tidak mengganggu - - - - Sangat tidak mengganggu 20 100 10 50

Total 20 100 20 100

Persepsi responden pada wilayah pertama (0-200 m), kedua (>200-500 m)

dan ketiga (>500 m) terhadap pengaruh pada kegiatan sehari-hari sebelum

keberadaan industri, ketiga wilayah sebanyak 20 responden (100 persen)

merespon sangat tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Persepsi responden pada

wilayah pertama (0-200 m) terhadap pengaruh pada kegiatan sehari-hari setelah

keberadaan industri sebanyak 18 responden (90 persen) merespon sangat

mengganggu. Persepsi responden pada wilayah kedua (>200-500 m) terhadap

pengaruh pada kegiatan sehari-hari setelah keberadaan industri sebanyak 15

responden (75 persen) merespon sangat mengganggu. Pada wilayah kedua

responden yang merespon sangat tidak mengganggu setelah keberadaan industri

peleburan besi dan baja karena responden jarang berada di rumah sehingga tidak

begitu merespon dampak dari industri terhadap kegiatan sehari-harinya. Persepsi

responden pada wilayah ketiga (>500 m) terhadap pengaruh pada kegiatan sehari-

hari setelah keberadaan industri sebanyak 10 responden (50 persen) merespon

sangat tidak mengganggu, karena semakin jauh jarak tempat tinggal dari industri

Page 76: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

59  

  

maka, semakin kecil responden yang merespon terganggu oleh keberadaan

industri peleburan besi dan baja.

6.2. Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Kesehatan Masyarakat

Sehat secara fisik dapat dirasakan apabila tubuh tidak mengalami

gangguan dan berjalan secara normal atau dapat apabila seseorang tidak mengeluh

sakit. Menjadi sehat merupakan harapan bagi setiap manusia, oleh karena itu kita

harus menjaga kesehatan dimulai dengan makan-makanan yang bergizi empat

sehat lima sempurna dan harus didukung dengan lingkungan yang baik.

Keberadaan industri peleburan besi dan baja memberikan dampak negatif

bagi masyarakat berupa pencemaran udara yang dikeluarkan dari sisa produksi.

Pencemaran udara tersebut menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang

menghirup udara dalam jangka panjang. Penyakit yang ditimbulkan berupa

penyakit batuk, pusing, flu, dan sesak nafas. Besarnya kerugian yang diderita

rumahtangga akibat penurunan kualitas kesehatan disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Biaya Pengobatan Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013

Wilayah

Jumlah Penderita Sebelum

(RT)

Biaya Pengobatan

Sebelum (Rp/tahun)

Jumlah Penderita

Setelah (RT)

Biaya Pengobatan

Setelah (Rp/tahun)

Selisih Biaya

Pengobatan (Rp)

1 10 710 500 20 21 440 000 20 729 500 2 10 900 000 14 10 396 000 9 496 000 3 8 641 000 10 9 417 000 8 776 000

Total 28 2 251 500 44 41 253 000 39 001 500

Pada wilayah pertama, jumlah rumahtangga yang mengalami sakit

sebelum keberadaan industri peleburan besi dan baja sebanyak 10 rumahtangga

dengan biaya pengobatan Rp 710 500 per tahun sedangkan setelah keberadaan

industri jumlah rumahtangga yang sakit sebanyak 20 rumahtangga (100 persen)

dengan biaya pengobatan Rp 21 440 000 per tahun. Jumlah rumahtangga yang

menderita penyakit pada wilayah kedua sebelum keberadaan industri peleburan

besi dan baja sebanyak 10 rumahtangga dengan biaya pengobatan Rp 900 000 per

tahun dan setelah keberadaan industri jumlah rumahtangga yang menderita sakit

Page 77: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

60  

bertambah menjadi 14 rumahtangga dengan biaya pengobatan Rp 10 396 000 per

tahun. Sebelum keberadaan industri peleburan besi dan baja jumlah rumahtangga

yang menderita sakit pada wilayah ketiga sebanyak delapan rumahtangga dengan

biaya pengobatan sebesar Rp 641 000 per tahun sedangkan setelah keberadaan

industri jumlah yang menderita sakit bertambah menjadi 10 rumahtangga dengan

biaya pengobatan Rp 9 417 000 per tahun.

Total kerugian yang dikeluarkan rumahtangga untuk membiayai

pengobatan anggota rumahtangga sebelum keberadaan industri peleburan besi dan

baja adalah Rp 2 251 500 per tahun, setelah keberadaan industri peleburan besi

dan baja sebesar Rp 41 253 000 per tahun, dan perubahan biaya pengobatan

setelah keberadaan industri sebesar Rp 39 001 500, dengan jumlah rumahtangga

yang menderita penyakit sebelum keberadaan industri 26 rumahtangga dan

sebanyak 42 rumahtangga setelah keberadaan industri. Total biaya pengobatan

setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja meningkat tajam dikarenakan

banyaknya rumahtangga yang berobat ke mantri, klinik maupun rumah sakit.

Sebelum keberadaan industri masyarakat hanya menderita penyakit musiman

seperti batuk, flu, dan pusing namun setelah keberadaan industri penyakit tersebut

menjadi lebih sering diderita oleh rumahtangga dan bertambah penyakit sesak

nafas. Sehingga rumahtangga pun beralih dari berobat di puskesmas menjadi ke

klinik, mantri, rumah sakit namun sebagian rumahtangga masih ada yang berobat

ke puskesmas karena biaya pengobatan yang lebih murah dan terjangkau. Hasil

perhitungan biaya berobat masyarakat (Lampiran 3).

6.3. Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Nilai Ganti Rugi yang Layak diterima oleh

Masyarakat

Pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) dalam penelitian ini

digunakan untuk mengestimasi dampak pencemaran oleh kegiatan industri

peleburan besi dan baja terhadap besarnya nilai ganti rugi yang layak diterima

oleh masyarakat. Nilai ganti rugi diperlukan karena masyarakat yang tinggal di

sekitar industri memiliki hak untuk dapat menghirup udara mereka tanpa

tercemar. Pada kasus ini, pihak industri mendekat kepada masyarakat (daerah

Page 78: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

61  

  

tempat tinggal) sehingga menurunkan kualitas lingkungan disekitar industri. Hasil

dari pelaksanaan metode CVM adalah sebagai berikut:

1. Membangun Pasar Hipotetis (Setting Up the Hypothetical Market)

Pasar hipotetis dibentuk atas dasar keberadaan industri peleburan besi dan baja

memberikan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan

masyarakat sekitar wilayah industri. Timbulnya penurunan kualitas

lingkungan dan penurunan tingkat kesehatan karena industri memiliki jarak

yang dekat dengan tempat tinggal masyarakat di Dusun Palahlar berupa

pencemaran udara. Oleh karena itu, diperlukan adanya nilai ganti rugi atas

pencemaran tersebut dari pihak industri. Ganti rugi diperlukan karena

masyarakat sekitar kawasan industri memiliki hak untuk dapat menghirup

udara yang bersih tanpa tercemar. Pemberian nilai gajnti rugi ini ditujukan

sebagai pertanggung jawaban atas penurunan kualitas lingkungan di Dusun

Palahlar.

Skenario:

Apabila pihak industri peleburan besi dan baja akan memberlakukan

pemberian ganti rugi kepada masyarakat disekitar industri yang terkena

dampak berupa penurunan kualitas lingkungan. Besarnya nilai ganti rugi akan

langsung ditanyakan kepada setiap rumahtangga sesuai dengan kerugian yang

bener-benar dirasakan oleh setiap rumahtangga dan akan digunakan untuk apa

saja nilai ganti rugi tersebut.

2. Memperoleh Nilai WTA

Besarnya nilai WTA didapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan

menggunakan metode open-ended question. Berdasarkan hasil perhitungan

dari ketiga wilayah, wilayah pertama memiliki nilai rata-rata WTA paling

tinggi yaitu sebesar Rp 6 712 350 per rumahtangga per tahun karena wilayah

pertama meiliki jarak tempat tinggal yang terdekat dengan industri sehingga

merasakan dampak yang paling besar. Perbandingan nilai WTA setiap wilayah

(Tabel 17).

Page 79: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

62  Tabel 17. Perbandingan Nilai WTA Setiap Wilayah di Dusun Palahlar

Tahun 2013

Wilayah (Jarak)

Jumlah Sampel

Min (Rp/RT/tah

un)

Maks (Rp/RT/tah

un)

Rata-rata (Rp/RT/tah

un)

Total (Rp/RT/tah

un) 1 20 39 000 23 400 000 6 712 350 134 247 000 (≤200 m)

2 20 60 000 18 000 000 4 396 400 87 928 000 (201-500 m)

3 20 450 000 12 380 000 3 868 950 77 379 000 (>500 m) Total 299 554 000

Besarnya nilai WTA masyarakat Dusun Palahlar digunakan untuk biaya

kesehatan, biaya pencegahan, dan kebutuhan. Kebutuhan tersebut berupa

kebutuhan sehari-hari, sekolah maupun untuk menambah modal usaha.

Penggunaan nilai WTA tiap wilayah (Tabel 18).

Tabel 18. Penggunaan Nilai WTA di Dusun Palahlar Tahun 2013

Wilayah Kesehatan RT (%)

Biaya Pencegahan

RT (%)

Kebutuhan RT (%)

Kesehatan dan

Pencegahan RT (%)

Kesehatan dan

Kebutuhan RT (%)

1 10.00 - 10.00 - 13.33 2 5.00 1.66 16.66 - 10.00 3 12.00 1.66 13.33 1.66 5.00

3. Menghitung Estimasi Nilai Rataan WTA

Estimasi nilai rataan WTA (estimating mean WTA) dihitung berdasarkan nilai

distribusi WTA rumahtangga. Berdasarkan pengolahan data yang telah

dilakukan, maka diperoleh rataan WTA (EWTA) sebesar Rp 4 010 000 per

rumahtangga per tahun. Nilai tersebut mencerminkan besarnya kerugian setiap

rumahtangga per tahun yang terkena dampak negatif dari industri peleburan

besi dan baja. Data distribusi Willingness to Accept (WTA) rumahtangga

Dusun Palahlar disajikan pada Tabel 19.

4. Mengestimasi Bid Curve

Berdasarkan nilai WTA rumahtangga terhadap nilai ganti rugi yang diajukan,

maka akan dibentuk kurva WTA rumahtangga. Kurva WTA ini

menggambarkan hubungan antara tingkat WTA yang diinginkan oleh

Page 80: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

63  

  

Tabel 19. Distribusi WTA Rumahtangga di Dusun Palahlar Tahun 2013

No. Kelas WTA (Rp/RT/tahun) Frekuensi Frekuensi

Relatif Kelas Mean WTA

(Rp) 1. 1 - 500 000 6 0.10 25 000 2. 500 001 - 1 000 000 11 0.18 135 000 3. 1 000 001 - 1 500 000 8 0.14 175 000 4. 2 000 001 - 2 500 000 2 0.03 67 500 5. 2 500 001 - 3 000 000 2 0.03 82 500 6. 3500 001 - 4 000 000 5 0.09 337 500 7. 4 500 001 - 5 000 000 4 0.07 190 000 8. 5 000 001 - 5 500 000 1 0.01 52 500 9. 5 500 001 - 6 000 000 1 0.01 57 500 10. 6 000 001 - 6 500 000 1 0.01 62 500 11. 6 500 001 - 7 000 000 1 0.01 67 500 12. 7 000 001 - 7 500 000 6 0.10 725 000 13. 7 500 001 - 8 000 000 1 0.01 77 500 14. 8 500 001 - 9 000 000 1 0.01 87 500 15. 10 500 001 - 11 000 000 2 0.03 322 500 16. 11 000 001 - 11 500 000 2 0.03 337 500 17. 12 000 001 - 12 500 000 1 0.01 122 500 18. 14 000 001 - 14 500 000 1 0.01 142 500 19. 16 000 001 - 16 500 000 1 0.01 162 500 20. 18 000 001 - 18 500 000 2 0.03 547 500 21. 23 000 001 - 23 500 000 1 0.01 232 500

Total 60 1.00 4 010 000

responden (Rp/RT/tahun) dengan jumlah kumulatif rumahtangga yang

bersedia menerima pada tingkat WTA tersebut. Berdasarkan hasil survei,

maka nilai WTA dapat digolongkan menjadi 21 kelompok disajikan pada

Tabel 20, sedangkan kurva penawaran WTA disajikan pada Gambar 3.

Tabel 20 menyajikan jumlah kumulatif total rumahtangga yang bersedia

menerima pada tingkat WTA tertentu. Nilai kumulatif pada tabel semakin

kebawah semakin besar jumlahnya karena semakin besar nilai WTA, maka

semakin banyak rumahtangga yang bersedia menerima nilai WTA tertentu.

Jumlah rumahtangga yang bersedia menerima ganti rugi pada tingkat WTA

Rp 250 000 sebanyak enam rumahtangga. Jumlah rumahtangga yang bersedia

menerima ganti rugi pada tingkat WTA Rp 750 000 sebanyak 17

rumahtangga. Jumlah 17 rumahtangga ini didapat dari jumlah rumahtangga

yang menerima ganti rugi pada tingkat WTA Rp 750 000 ditambah dengan

enam rumahtangga yang menerima ganti rugi pada tingkat WTA lebih rendah

yaitu Rp 250 000. Rumahtangga yang ditambahkan pada tingkat WTA yang

Page 81: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

64  lebih tinggi karena rumahtangga tersebut juga bersedia menerima ganti rugi

yang lebih besar.

Tabel 20. Besaran Nilai Kelas dan Nilai Tengah WTA Rumahtangga di Dusun Palahlar Tahun 2013

No. Kelas WTA (Rp/RT/tahun)

Nilai Tengah WTA (Rp) Frekuensi Kumulatif

1. 1 - 500 000 250 000 6 6 2. 500 001 - 1 000 000 750 000 11 17 3. 1 000 001 - 1 500 000 1 250 000 8 25 4. 2 000 001 - 2 500 000 2 250 000 2 27 5. 2 500 001 - 3 000 000 2 750 000 2 29 6. 3500 001 - 4 000 000 3 750 000 5 34 7. 4 500 001 - 5 000 000 4 750 000 4 38 8. 5 000 001 - 5 500 000 5 250 000 1 39 9. 5 500 001 - 6 000 000 5 750 000 1 40 10. 6 000 001 - 6 500 000 6 250 000 1 41 11. 6 500 001 - 7 000 000 6 750 000 1 42 12. 7 000 001 - 7 500 000 7 250 000 6 48 13. 7 500 001 - 8 000 000 7 750 000 1 49 14. 8 500 001 - 9 000 000 8 750 000 1 50 15. 10 500 001 - 11 000 000 10 750 000 2 52 16. 11 000 001 - 11 500 000 11 250 000 2 54 17. 12 000 001 - 12 500 000 12 250 000 1 55 18. 14 000 001 - 14 500 000 14 250 000 1 56 19. 16 000 001 - 16 500 000 16 250 000 1 57 20. 18 000 001 - 18 500 000 18 250 000 2 59 21. 23 000 001 - 23 500 000 23 250 000 1 60

Nilai tengah WTA (Rp/RT/tahun)

Jumlah sampel (rumahtangga)

Gambar 3. Kurva Penawaran WTA Rumahtangga di Dusun Palahlar Tahun 2013

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

0 10 20 30 40 50 60 70

Page 82: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

65  

  

5. Menentukan Total WTA atau Mengagregasikan Data

Agregasi data adalah proses dimana penawaran rata-rata (nilai tengah

penawaran) dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTA rumahtangga di

Dusun Palahlar sebesar Rp 298 000 000 per tahun dan nilai total WTA

populasi di Dusun Palahlar diestimasi sebesar Rp 1 154 880 000 per tahun.

Hasil perhitungan dari total 60 rumahtangga (Tabel 21).

Tabel 21. Total WTA Rumahtangga di Dusun Palahlar Tahun 2013

No. Kelas WTA (Rp/RT/tahun)

Nilai tengah WTA (Rp) Frekuensi Total nilai WTA

(Rp/tahun) 1. 1 - 500 000 250 000 6 1 500 000 2. 500 001 - 1 000 000 750 000 11 8 250 000 3. 1 000 001 - 1 500 000 1 250 000 8 10 000 000 4. 2 000 001 - 2 500 000 2 250 000 2 4 500 000 5. 2 500 001 - 3 000 000 2 750 000 2 5 500 000 6. 3500 001 - 4 000 000 3 750 000 5 18 750 000 7. 4 500 001 - 5 000 000 4 750 000 4 19 000 000 8. 5 000 001 - 5 500 000 5 250 000 1 5 250 000 9. 5 500 001 - 6 000 000 5 750 000 1 5 750 00010. 6 000 001 - 6 500 000 6 250 000 1 6 250 00011. 6 500 001 - 7 000 000 6 750 000 1 6 750 00012. 7 000 001 - 7 500 000 7 250 000 6 43 500 00013. 7 500 001 - 8 000 000 7 750 000 1 7 750 00014. 8 500 001 - 9 000 000 8 750 000 1 8 750 00015. 10 500 001 - 11 000 000 10 750 000 2 21 500 00016. 11 000 001 - 11 500 000 11 250 000 2 22 500 00017. 12 000 001 - 12 500 000 12 250 000 1 12 250 00018. 14 000 001 - 14 500 000 14 250 000 1 14 250 00019. 16 000 001 - 16 500 000 16 250 000 1 16 250 00020. 18 000 001 - 18 500 000 18 250 000 2 36 500 00021. 23 000 001 - 23 500 000 23 250 000 1 23 250 000

Total 60 298 000 000

Nilai TWTA tersebut diperoleh dari 60 sampel yang terdiri dari rumahtangga.

Nilai tersebut menggambarkan bagaimana masyarakat sangat merasa

dirugikan atas penurunan kualitas lingkungan yang terjadi di tempat tinggal

mereka.

6. Evaluasi Pelaksanaan CVM

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, diperoleh nilai sebesar 49.27

persen. Nilai ini menunjukkan keragaman WTA rumahtangga 49.27 persen

dijelaskan oleh variabel-variabel independen dalam model dan sisanya (50.73

Page 83: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

66  persen) dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hasil pelaksanaan CVM

dalam penelitian mengenai WTA ini dapat diyakini kebenaran dan

keandalannya.

6.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Ganti Rugi yang Bersedia diterima Masyarakat

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ganti rugi yang

bersedia diterima masyarakat menggunakan analisis regresi berganda. Variabel

independen terdiri dari tingkat pendidikan, pendapatan, lama tinggal, jarak tempat

tinggal dari industri, jumlah tanggungan keluarga, umur, dan besarnya biaya

kesehatan. Sedangkan variabel dependen adalah besarnya nilai WTA. Hasil

estimasi model WTA disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Hasil Estimasi Regresi Berganda Model WTA di Dusun Palahlar Tahun 2013

Variabel Label Parameter Estimate Pr > |t| Elastisitas

Intercept 2.141960 <.000100 PDDKN Pendidikan 0.288300 0.048050* - PNDPTN Pendapatan -0.000001 0.242050 -0.011151 LMTG Lama tinggal 0.008160 0.053600** 0.075113 JRSI Jarak tempat

tinggal dari industri -0.000439 0.020900* -0.051464

JTK Jumlah tanggungan keluarga

0.054170 0.107250 0.070589

DU1 Umur muda 0.951580 <.000100* - DU2 Umur menengah 0.925330 <.000100* - BSHT Biaya kesehatan 0.000007 0.442550 0.001416

Keterangan: * nyata pada taraf (α) 0.05 ** nyata pada taraf (α) 0.10

Model yang dihasilkan dari regresi berganda adalah:

LnWTA = 2.141960 + 0.288300 PDDKN - 0.000001 PNDPTN + 0.008160 LMTG - 0.000439 JRSI + 0.054170 JTK + 0.951580 DU1 + 0.925330 DU2 - 0.000007 BSHT

Hasil lengkap dari pengolahan data disajikan pada Lampiran 5. Nilai

sebesar 49.270000 persen dan Uji F memiliki p-value <.0001 yang lebih kecil dari

taraf nyata α= 10 persen, nilai ini menunjukkan keragaman nilai WTA

rumahtangga yang dapat dijelaskan secara nyata oleh keragaman variabel tingkat

pendidikan, pendapatan, lama tinggal, jarak tempat tinggal dari industri, jumlah

tanggungan keluarga, umur, dan biaya kesehatan sebesar 49.270000 persen,

Page 84: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

67  

  

sisanya 50.730000 persen dijelaskan oleh faktor lain. Berdasarkan Lampiran 5

diketahui bahwa nilai Variance Inflation (VIF) masing-masing variabel

independen kurang dari 10, mengindikasikan tidak ada kolinieritas ganda dalam

model regresi berganda. Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 5

dan Gambar 1 yang menunjukkan ragam sebaran dari variabel pengganggu

konstan pada setiap nilai variabel independen dan p-value pada Uji Park untuk

semua variabel independen tidak signifikan pada taraf nyata α= 10 persen, maka

hasil estimasi model WTA bersifat homoskedastisitas. Uji normalitas pada

Lampiran 5 dapat dilihat nilai p-value pada Uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar

dari taraf nyata α= 10 persen (>0.150000) artinya data menyebar normal, plot

kenormalan ditunjukkan oleh Gambar 2 bahwa pola data mendekati garis lurus

sehingga data menyebar normal. Hasil Uji-t menunjukkan tingkat pendidikan,

lama tinggal, jarak tempat tinggal dari industri, umur muda, dan umur menengah

berpengaruh terhadap besarnya nilai WTA rumahtangga.

Variabel independen yang berpengaruh adalah:

1. Tingkat pendidikan dengan p-value sebesar 0.048050 yang artinya bahwa

variabel ini berpengaruh terhadap nilai WTA rumahtangga dengan taraf nyata

α = 0.050000. Nilai koefisien bertanda positif (+) berarti jika rumahtangga

yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, maka nilai WTA akan

semakin semakin besar. Berdasarkan hasil estimasi, nilai parameter estimasi

pendidikan adalah 0.288300. Artinya setiap peningkatan satu tahun masa

pendidikan dengan pendidikan terakhir SMP, akan meningkatkan nilai WTA

sebesar 28.830000 persen dengan asumsi variabel lain tetap, cateris paribus.

2. Jarak tempat tinggal dari industri dengan p-value sebesar 0.020900 yang

artinya bahwa variabel ini berpengaruh terhadap nilai WTA rumahtangga

dengan taraf nyata α = 0.050000. Nilai koefisien bertanda negatif (-) berarti

jika rumahtangga yang memiliki jarak tempat tinggal dari industri yang

semakin jauh, maka nilai WTA akan semakin semakin kecil. Berdasarkan

hasil estimasi, nilai parameter estimasi jarak tempat tinggal dari industri

adalah 0.000439. Artinya setiap penambahan satu meter jarak tempat tinggal

dari industri, akan menurunkan nilai WTA sebesar 0.043900 persen dengan

Page 85: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

68  asumsi variabel lain tetap, cateris paribus. Elastisitas jarak tempat tinggal dari

industri terhadap nilai WTA rumahtangga adalah -0.051464 yang berarti

peningkatan jarak tempat tinggal dari industri sebesar satu persen akan

menurunkan nilai WTA rumahtangga sebesar 0.051464 persen. Nilai

elastisitas lama tinggal bersifat inelastis yang berarti perubahan peningkatan

jarak tempat tinggal dari industri memberikan respon yang lebih kecil

terhadap penurunan nilai WTA. Hasil pengolahan data menunjukkan variabel

jarak tempat tinggal dari industri merupakan variabel yang signifikan, maka

pengolahan data dapat lebih spesifik yaitu pengolahan data berdasarkan strata

jarak tempat tinggal dari industri.

3. Tingkat umur dangan p-value sebesar <.000100 yang artinya bahwa variabel

ini berpengaruh terhadap nilai WTA rumahtangga dengan taraf nyata α =

0.050000. Nilai koefisien bertanda positif (+) berarti jika rumahtangga yang

memiliki tingkat umur yang semakin dewasa maka nilai WTA akan semakin

besar. Berdasarkan hasil estimasi, nilai parameter estimasi umur muda adalah

0.951580. Artinya setiap penambahan umur responden satu tahun dengan

umur yang lebih kecil dari 30 tahun, akan meningkatkan nilai WTA sebesar

95.158000 persen dengan asumsi variabel lain tetap, cateris paribus. Nilai

parameter estimasi umur menengah adalah 0.925330. Artinya setiap

penambahan umur responden satu tahun dengan umur antara 30 sampai 50

tahun, akan meningkatkan nilai WTA sebesar 92.533000 persen dengan

asumsi variabel lain tetap, cateris paribus. Kelompok umur yang lebih muda

memiliki nilai WTA yang lebih besar dibandingkan kelompok umur yang

lebih tua.

4. Lama tinggal di Dusun Palahlar dengan p-value sebesar 0.053600 yang artinya

bahwa variabel ini berpengaruh terhadap nilai WTA rumahtangga dengan

taraf α = 0.100000. Nilai koefisien bertanda positif (+) berarti jika

rumahtangga yang memiliki lama tinggal di Dusun Palahlar yang semakin

lama maka nilai WTA akan semakin besar. Berdasarkan hasil estimasi, nilai

parameter estimasi lama tinggal adalah 0.008160. Artinya setiap penambahan

lama tinggal satu tahun, akan meningkatkan nilai WTA sebesar 0.816000

persen dengan asumsi variabel lain tetap, cateris paribus. Elastisitas lama

Page 86: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

69  

  

tinggal terhadap nilai WTA rumahtangga adalah 0.075113 yang berarti

penambahan masa tinggal sebesar satu persen akan meningkatkan nilai WTA

rumahtangga sebesar 0.075113 persen. Nilai elastisitas lama tinggal bersifat

inelastis yang berarti perubahan peningkatan lama tinggal memberikan respon

yang lebih kecil terhadap penambahan nilai WTA.

6.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Rumahtangga untuk Pindah dari Sekitar Wilayah Industri

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi sampel terhadap

keputusan untuk pindah rumah dari Dusun Palahlar ke lokasi yang lebih baik,

variabel dependen yang digunakan adalah pindah atau tidak pindah dari sekitar

wilayah industri peleburan besi dan baja. Variabel independen yang digunakan

terdiri dari variabel tingkat pendidikan, pendapatan, lama tinggal, jarak tempat

tinggal dari industri, status kepemilikan rumah, dan biaya kesehatan.

Hasil dari penelitian keseluruhan sampel adalah 11 sampel (18 persen)

yang menyatakan keputusan untuk pindah dari sekitar wilayah industri peleburan

besi dan baja sebanyak 49 sampel (82 persen) yang menyatakan tidak ingin

pindah (Tabel 23). Alasan sampel menyatakan keputusan untuk pindah

diantaranya adalah kesehatan mereka terganggu, kebersihan lingkungan, dan

wilayah tempat tinggalnya sudah tidak layak untuk ditempati karena telah

tercemar. Hasil regresi logistik persepsi sampel terhadap keinginannya untuk

pindah dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja disajikan pada Tabel

24.

Tabel 23. Hasil Penelitian Mengenai Keputusan untuk Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013

Persepsi Jumlah Sampel Presentase (%) Pindah 11 18 Tidak Pindah 49 82 Jumlah 60 100

Analisis regresi logistik dilakukan dengan menggunakan software

SAS/ETS version 9.1 dengan memasukkan semua variable independen ke dalam

model. Uji G sebesar 26.02 dengan p-value sebesar 0.0005 yang lebih kecil dari

Page 87: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

70  

Tabel 24. Hasil Estimasi Regresi Logistik Model Keputusan Rumahtangga untuk Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013

Parameter Estimate Wald P-value Odds rasio Intercept 8.932200 0.001900 0.482750 PDDKN 5.243500 11.081900 0.000450* 189.323000 PNDPTN 0.000023 1.541600 0.107200 1.000000 LMTG -1.615700 2.022100 0.077500** 0.199000 JRSI -2.538700 4.182400 0.020400* 0.079000 DSK1 -9.397700 0.002100 0.481850 <0.001000 DSK2 -10.647500 0.002700 0.479450 <0.001000 BSHT 0.000383 0.662000 0.207900 1.000000 Keterangan: * nyata pada taraf (α) 0.05

** nyata pada taraf (α) 0.10

Model yang dihasilkan dari regresi logistik adalah:

Li Pindah = 8.932200 + 5.243500 PDDKN + 0.000023 PNDPTN – 1.615700 LMTG – 2.538700 JRSI - 9.397700 DSK1 – 10.647500 DSK2 + 0.000383 BSHT

taraf nyata α= 10 persen yang berarti bahwa setidaknya ada satu variabel yang

berpengaruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk pindah.

Hasil Uji Wald menunjukkan tingkat pendidikan, lama tinggal, dan jarak tempat

tinggal dari industri berpengaruh terhadap keputusan rumahtangga untuk pindah.

Hasil pengolahan data dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 6.

Variabel independen yang berpengaruh adalah:

1. Variabel tingkat pendidikan berpengaruh pada selang kepercayaan 95 persen.

Variabel ini memiliki p-value 0.000450, sedangkan nilai koefisien bernilai

positif (+) yang berarti untuk setiap penambahan tingkat pendidikan satu

tahun maka rumahtangga menyatakan keputusannnya untuk pindah dari

sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja. Rumahtangga yang memiliki

tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pola pikir lebih baik mengenai

keadaan lingkungan yang telah tercemar, sehingga mereka ingin pindah dari

sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja. Nilai odds ratio sebesar

189.323000 berarti dari 18 932 rumahtangga yang menyatakan keputusannya

untuk pindah terdapat 100 rumahtangga yang menyatakan keputusannya tidak

pindah.

2. Variabel jarak tempat tinggal dari industri berpengaruh pada selang

kepercayaan 95 persen. Variabel ini memiliki p-value 0.020400, sedangkan

Page 88: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

71  

  

nilai koefisien bernilai negatif (-) yang berarti untuk setiap penambahan jarak

tempat tinggal dari industri sebesar satu meter maka rumahtangga menyatakan

keputusannya tidak pindah dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan

baja. Rumahtangga yang memiliki jarak tempat tinggal dari industri yang

lebih jauh merasakan dampak yang lebih kecil, sehingga rumahtangga tidak

pindah dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja. Nilai odds rasio

sebesar 0.079000 berarti dari tujuh rumahtangga yang menyatakan keputusan

ingin pindah terdapat 100 rumahtangga yang menyatakan keputusan tidak

pindah.

3. Variabel lama tinggal berpengaruh pada selang kepercayaan 90 persen.

Variabel ini memiliki p-value 0.077500, sedangkan nilai koefisien bernilai

negatif (-) yang berarti untuk setiap penambahan lama tinggal satu tahun maka

rumahtangga menyatakan keputusannya untuk tidak pindah dari sekitar

wilayah industri peleburan besi dan baja. Nilai odds ratio sebesar 0.199000

berarti dari 19 rumahtangga yang menyatakan keputusannya untuk ingin

pindah terdapat 100 rumahtangga yang menyatakan keputusannya untuk tidak

pindah.

Hasil analisis regresi logistik juga memperlihatkan nilai atau kondisi

potensial dan aktual dari jumlah sampel rumahtangga yang menyatakan

keputusannya untuk pindah atau tidak pindah dari sekitar wilayah industri

peleburan besi dan baja.

Kondisi potensial ditunjukkan oleh nilai harapan dan kondisi aktual

ditunjukkan oleh nilai observasi. Perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi

potensial jumlah rumahtangga yang menyatakan pindah atau tidak pindah dari

sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja disajikan pada Tabel 25. Seluruh

rumahtangga dikelompokkan menjadi 10 grup.

Grup pertama dengan keadaan sampel menyatakan keinginan untuk pindah

dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja, terdapat enam rumahtangga

secara aktual yang menyatakan pindah dan terdapat 4.94 rumahtangga secara

potensial menyatakan pindah dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja.

Page 89: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

72  

Tabel 25. Frekuensi Observasi dan Harapan Keputusan Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013

Keterangan Grup Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai 1

Observasi 6.00 3.00 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.00 0.00 11.00 Harapan 4.94 3.21 1.37 0.81 0.35 0.13 0.10 0.06 0.03 0.01 11.01

Nilai 0 Observasi 0.00 3.00 6.00 5.00 6.00 6.00 6.00 5.00 6.00 6.00 49.00 Harapan 1.06 2.79 4.63 5.19 5.65 5.87 5.90 5.94 5.97 5.99 48.99

Grup pertama dengan keadaan sampel menyatakan tidak pindah dari sekitar

wilayah industri peleburan besi dan baja tidak terdapat rumahtangga yang

menyatakan tidak pindah secara aktual dan terdapat 1.06 rumahtangga secara

potensial. Kedua keadaan ini memiliki selisih sebesar 1.06 menunujukkan

terdapat 1.06 rumahtangga yang diharapkan menyatakan ingin pindah, namun

pada kenyataannya (aktual) tidak pindah. Hal ini disebabkan karena rumahtangga

tidak memiliki dana untuk pindah, dekat dengan tempat kerja, telah nyaman

tinggal di Dusun Palahlar, dan rumahtangga merupakan penduduk asli Dusun

Palahlar.

Secara keseluruhan, dapat diperoleh bahwa rumahtangga yang menyatakan

keputusannya untuk pindah atau tidak ingin pindah secara potensial sama dengan

jumlah sampel secara aktual disajikan pada Table 26.

Tabel 26. Koreksi Nilai Observasi dan Harapan Keputusan Rumahtangga untuk Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan baja di Dusun Palahlar Tahun 2013

Actual Prediction (alpha= 15%) Total Pindah Tidak Pindah Pindah 2 1 3 Tidak Pindah 9 48 57

Proporsi keseluruhan untuk klasifikasi yang benar diestimasi oleh model

logistik adalah 0.833 diperoleh dari dua ditambah 48 lalu dibagi dengan 60.

Tingkat kebaikan estimasi dari model logistik yang diperoleh untuk mengestimasi

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk pindah secara benar cukup

akurat yaitu 83.30 persen.

Page 90: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

73  

  

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

1. Keberadaan industri peleburan besi dan baja berdampak pada lingkungan

rumahtangga sekitar. Dampak negatif dapat dilihat dari kondisi lingkungan

sebelum dan setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja yang

semakin buruk. Semakin dekat jarak tempat tinggal dari industri peleburan

besi dan baja maka, semakin besar dampak terhadap kualitas udara,

kebersihan, kenyamanan, dan pengaruh terhadap kegiatan sehari-hari

rumahtangga.

2. Keberadaan industri peleburan besi dan baja menimbulkan pencemaran udara

sehingga total biaya pengobatan yang ditanggung rumahtangga setiap wilayah

mengalami peningkatan. Semakin dekat jarak tempat tinggal dengan industri

maka, dampak terhadap kesehatan yang dirasakan semakin besar sehingga

biaya pengobatan semakin tinggi.

3. Nilai Willingness to Accept (WTA) rumahtangga dengan jarak tempat tinggal

yang lebih dekat dari industri menginginkan nilai WTA yang lebih besar

dibandingkan dengan jarak tempat tinggal yang lebih jauh dari industri

4. Nilai Willingness to Accept (WTA) rumahtangga di Dusun Palahlar

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, lama tinggal, jarak tempat tinggal dari

industri, jumlah tanggungan keluarga, umur muda, dan umur menengah.

5. Jumlah rumahtangga yang memiliki keputusan untuk pindah lebih besar

dibandingkan dengan keputusan untuk tidak pindah dari sekitar wilayah

industri. Keputusan rumahtangga untuk pindah dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, lama tinggal, dan jarak tempat tinggal dari industri.

7.2. Saran

1. Pemerintah sebaiknya bersikap tegas terhadap pemilik industri peleburan besi

dan baja dalam menerapkan aturan baku mutu udara ambien dan emisi

nasional sehingga limbah yang dihasilkan industri dapat berkurang.

Page 91: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

74  

2. Pemerintah sebaiknya memberikan sosialisasi mengenai kesehatan kepada

masyarakat yang tinggal di sekitar industri peleburan besi dan baja sehingga

masyarakat sadar pentingnya menjaga kesehatan.

3. Perlu adanya kebijakan pemerintah terhadap pihak industri peleburan besi dan

baja untuk memberikan ganti rugi yang layak agar rumahtangga sekitar

wilayah industri peleburan besi dan baja tidak dirugikan atas dampak yang

dirasakan.

4. Pemerintah dalam bidang tata kelola kota sebaiknya mengatur jarak aman

antara tempat tinggal dengan industri agar dampak dari limbah industri tidak

langsung mengenai masyarakat sekitar.

5. Saran penelitan selanjutnya meneliti pada dusun yang berbeda, persepsi

kualitas air, dan menambahkan variabel kebisingan pada model.

Page 92: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

75  

  

DAFTAR PUSTAKA

Badan Lingkungan Hidup Daerah. 2011. Hasil Uji Laboratorium Udara Ambien dan Emisi. BLHD, Tangerang.

Dahlan, E. N. 1989. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan Manusia dan Beberapa Komponen Sumberdaya Alam. Jurnal Media Konservasi, II (2): 39-44.

Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Tarsito, Bandung.

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara, Jakarta.

Firdaus, M., Harmini, dan M. A. Farid. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. IPB Press, Bogor.

Gujarati, D. 1978. Ekonometrika Dasar. Terjemahan. Erlangga, Jakarta.

Hanley, N. and C. L. Spash. 1993. Cost-Benefit Analysis and Environment. Edward Elgar Publishing, Cheltenham.

Husodo, S. 2006. Partisipasi Petani dalam Kegiatan DAFEP di Kabupaten Bantul. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 2 (1): 18-27.

Juanda, B. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press, Bogor.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2007. Panduan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. KLH, Jakarta.

Kristanto, P. 2004. Ekologi Industri. Andi Offset, Yogyakarta.

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta.

Kwanda, T. 2000. Pengembangan Kawasan Industri di Indonesia. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur, 28 (1): 54-61.

Mubarok, A. H. dan U. Ciptomulyono. 2012. Valuasi Ekonomi Dampak Lingkungan Tambang Marmer di Kabupaten Tulungagung dengan Pendekatan Willingness to Pay dan Fuzzy MCDM. Jurnal Teknis ITS, 1 (1): 119-121.

Pindyck, R. S. and D. L. Rubinfeld. 1997. Econometric Models and Econometric Forecasts. Third Edition. McGraw-Hill Inc, Boston.

Page 93: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

76  

Prayudi, T. dan J. P. Susanto. 2001. Kualitas Debu dalam Udara sebagai Dampak Industri Pengecoran Logam Ceper. Jurnal Teknologi Lingkungan, 2 (2): 168-174.

Ramadhan, A. 2009. Analisis Kesediaan Menerima Dana Ganti rugi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Cipayung Kota Depok Jawa Barat. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rosadi, D. 2011. Analisis Ekonometrika dan Runtun Waktu Terapan dengan R. ANDI, Yogyakarta.

Ruhimat, M. dan Mustar. 2008. Ujian Nasional Geografi. Grafindo Media Pratama, Bandung.

Tampubolon, B. I. 2011. Analisis Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tang, J. C. S., S. Vongvisessomjai, and K. Sahasakmontri. 1992. Estimation of Flood Damage Cost for Bangkok. Journal Water Resources Management, (6): 47-56.

Tasu’ah. 2013. Negara Maju dan Berkembang. http://tasuahblog.blogspot.com/. diakses pada tanggal 21 Maret 2013.

Ulhaq, A. D. 2010. Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Sekitar Kawasan Industri dan Kesediaan Membayar Terhadap Program Perbaikan Kualitas Lingkungan. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wardhana, W. A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Andi Offset. Yogyakarta.

Wibowo, K. P. 2011. Daftar Kawasan Industri Seluruh Indonesia. http://onclick.blog.com/2011/03/daftar-kawasan-industri-seluruh-Indonesi a/. diakses pada tanggal 14 Desember 2012.

Page 94: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

77  

  

LAMPIRAN

Page 95: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

78  

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Dampak Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat di Dusun Palahlar Tahun 2013

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Jalan Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor 16680

Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762

KUESIONER PENELITIAN Tanggal Wawancara : ............................................................................... Nomor Sampel : .............................................................................. Nama : .............................................................................. Alamat : .............................................................................. No. HP : .............................................................................. Kuesioner ini digunakan untuk kegiatan turun lapang penelitian (skripsi) dengan judul Dampak Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja Terhadap Kesehatan dan Lingkungan Masyarakat Di Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang oleh Citra Paramitha, mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. A. KARAKTERISTIK SAMPEL 1. Jenis Kelamin :

[ ] Laki-laki [ ] Perempuan 2. Pendidikan Formal Terakhir :

[ ] SD = ……..tahun (tamat/tidak tamat*) [ ] SLTP = ……. tahun (tamat/tidak tamat*) [ ] SLTA =…….. tahun (tamat/tidak tamat*) [ ] Diploma =…….. tahun (tamat/tidak tamat*) [ ] Sarjana (S1) = ……. tahun (tamat/tidak tamat*) [ ] Pascasarjana (S2/S3) =……. tahun (tamat/tidak tamat*)

*coret yang tidak perlu 3. Usia : ........................ tahun 4. Status :

[ ] Menikah [ ] Belum Menikah 5. Jumlah TanggunganKeluarga:

No. Status dalam Keluarga 1. Suami 2. Istri 3. Anak 4.

Page 96: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

79  

  

Lampiran 1. Lanjutan 6. Apakah Saudara penduduk asli Dusun Palahlar?

[ ] Ya (lanjut ke pertanyaan no 8) [ ] Tidak (lanjut ke pertanyaan no 7)

7. Jika tidak, alasan Anda menetap di Dusun Palahlar? [ ] Bekerja di sekitar Dusun Palahlar [ ] Ikut suami/istri [ ] Lainnya, sebutkan: …………………………

8. Apakah Saudara tinggal di Dusun Palahlar setelah industri berdiri? [ ] Ya [ ] Tidak

9. Lama Tinggal: ……… tahun 10.Status Tempat Tinggal:

[ ] Sewa/Kontrak [ ] Pribadi [ ] Lainnya, sebutkan:…………………………..

11. Jarak Rumah dari Industri Peleburan Besi dan Baja: [ ] <200 m = ……… m [ ] >500 m = ……. m [ ] >200-500 m = …… m

B. PENILAIAN TERHADAP LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL 1. Bagaimana Kualitas Udara sebelum adanya industri di sekitar rumah Anda ?

[ ] Sangat Buruk (berdebu, panas, tidak segar saat bernafas) [ ] Buruk (berdebu, tidak panas, tidak segar saat bernafas) [ ] Biasa Saja (berdebu, tidak panas dan segar saat bernafas) [ ] Baik (tidak berdebu, panas dan segar saat bernafas) [ ] Sangat Baik (tidak berdebu, tidak panas dan segar saat bernafas)

alasan,............................................... 2. Bagaimana Kualitas Udara setelah adanya industri di sekitar rumah Anda ?

[ ] Sangat Buruk (berdebu, panas, tidak segar saat bernafas) [ ] Buruk (berdebu, tidak panas, tidak segar saat bernafas) [ ] Biasa Saja (berdebu, tidak panas dan segar saat bernafas) [ ] Baik (tidak berdebu, panas dan segar saat bernafas) [ ] Sangat Baik (tidak berdebu, tidak panas dan segar saat bernafas)

alasan,............................................... 3. Menurut Saudara, bagaimana kebersihan kondisi lingkungan rumah Saudara sebelum

ada industri peleburan besi dan baja? [ ] Sangat Kotor (atap rumah semakin berdebu, teras berdebu, jendela rumah

berdebu) [ ] Kotor (atap rumah semakin berdebu, teras tidak berdebu, jendela rumah berdebu)

Page 97: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

80  

Lampiran 1. Lanjutan [ ] Biasa Saja (atap rumah semakin berdebu, teras tidak berdebu, jendela rumah

bersih) [ ] Bersih (atap rumah berdebu, teras berdebu, jendela rumah bersih) [ ] Sangat Bersih (atap rumah berdebu, teras tidak berdebu, jendela rumah bersih) alasan,...............................................

4. Bagaimana kebersihan kondisi lingkungan rumah Saudara setelah ada industri peleburan besi dan baja?

[ ] Sangat Kotor (atap rumah semakin berdebu, teras berdebu, jendela rumah berdebu)

[ ] Kotor (atap rumah semakin berdebu, teras tidak berdebu, jendela rumah berdebu) [ ] Biasa Saja (atap rumah semakin berdebu, teras tidak berdebu, jendela rumah

bersih) [ ] Bersih (atap rumah berdebu, teras berdebu, jendela rumah bersih) [ ] Sangat Bersih (atap rumah berdebu, teras tidak berdebu, jendela rumah bersih) alasan,...............................................

5. Menurut Saudara apakah sebelum adanya pencemaran dari kegiatan industri peleburan besi dan baja mengganggu kegiatan sehari-hari anda?

[ ] Sangat Mengganggu (lebih sering menyapu, jemuran berdebu, anak menjadi tidak bisa bermain diluar rumah)

[ ] Mengganggu (lebih sering menyapu, jemuran tidak berdebu, anak menjadi tidak bisa bermain diluar rumah)

[ ] Biasa Saja (lebih sering menyapu, jemuran tidak berdebu, anak tetap dapat bermain di luar rumah)

[ ] Tidak Mengganggu (menyapu seperti biasa, jemuran berdebu, anak tetap dapat bermain di luar rumah)

[ ] Sangat Tidak Mengganggu (menyapu seperti biasa, jemuran tidak berdebu, anak tetap dapat bermain di luar rumah)

alasan,............................................... 6. Menurut Saudara apakah pencemaran dari kegiatan industri peleburan besi dan baja

mengganggu kegiatan sehari-hari anda? [ ] Sangat Mengganggu (lebih sering menyapu, jemuran berdebu, anak menjadi

tidak bisa bermain diluar rumah) [ ] Mengganggu (lebih sering menyapu, jemuran tidak berdebu, anak menjadi tidak

bisa bermain diluar rumah) [ ] Biasa Saja (lebih sering menyapu, jemuran tidak berdebu, anak tetap dapat

bermain di luar rumah) [ ] Tidak Mengganggu (menyapu seperti biasa, jemuran berdebu, anak tetap dapat

bermain di luar rumah)

Page 98: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

81  

  

Lampiran 1. Lanjutan [ ] Sangat Tidak Mengganggu (menyapu seperti biasa, jemuran tidak berdebu, anak

tetap dapat bermain di luar rumah) alasan,...............................................

7 Menurut Saudara, bagaimana kenyamanan Anda sebelum ada industri peleburan besi dan baja?

[ ] Sangat Tidak Nyaman (udara yang dihirup tidak segar,tidak aman, kesehatan terganggu)

[ ] Tidak Nyaman (udara yang dihirup tidak segar, aman, kesehatan terganggu) [ ] Biasa Saja (udara yang dihirup tidak segar, aman, kesehatan tidak terganggu) [ ] Nyaman (udara yang dihirup segar, tidak aman,kesehatan tidak terganggu) [ ] Sangat Nyaman (udara yang dihirup segar, aman, kesehatan tidak terganggu)

alasan, ................................................. 8. Menurut Saudara, bagaimana kenyamanan Anda setelah ada industri peleburan besi

dan baja? [ ] Sangat Tidak Nyaman (udara yang dihirup tidak segar, tidak aman, kesehatan

terganggu) [ ] Tidak Nyaman (udara yang dihirup tidak segar, aman, kesehatan terganggu) [ ] Biasa Saja (udara yang dihirup tidak segar, aman, kesehatan tidak terganggu) [ ] Nyaman (udara yang dihirup segar, tidak aman, kesehatan tidak terganggu) [ ] Sangat Nyaman (udara yang dihirup segar, aman, kesehatan tidak terganggu)

alasan, ................................................. 9. Menurut Saudara dampak lingkungan apa saja yang Saudara rasakan akibat

keberadaan industri peleburan besi dan baja? ......................................................................................................................................................................................................................................................................................

C. ANALISIS PENURUNAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT 1. Penyakit yang diderita sebelum industri peleburan besi dan baja berdiri

No. Penyakit yang

dialami

Berobat dimana

Biaya Berobat

(Rp)

Berobat dalam Sebulan

Berapa Kali

Berobat dalam Setahun

Berapa Bulan

Total Biaya /tahun

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Page 99: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

82  

Lampiran 1. Lanjutan 2. Penyakit yang diderita akibat dampak yang ditimbulkan industri peleburan besi dan

baja

No. Penyakit yang

dialami

Berobat dimana

Biaya Berobat

(Rp)

Berobat dalam Sebulan

Berapa Kali

Berobat dalam Setahun

Berapa Bulan

Total Biaya /tahun

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 3. Pencegahan yang dilakukan akibat dampak yang ditimbulkan industri peleburan besi

dan baja

No. Pencegahan yang telah dilakukan

Biaya Pencegahan

(Rp)

Pencegahan dalam Sebulan

Berapa Kali

Pencegahan dalam Setahun Berapa Bulan

Total Biaya /tahun

1. Membeli vitamin

2. Membeli masker

3. Membeli alat penyejuk udara (AC)

4.

5.

D. ANALISIS PERUBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT 1. Pendapatan sebelum adanya industri peleburan besi dan baja

Pekerjaan Utama Jam Kerja (Jam/hari) Pendapatan (Rp/hari) Hari Kerja (hari/minggu) Pendapatan (Rp/minggu) Minggu Kerja (minggu/bulan) Pendapatan (Rp/bulan) Bulan Kerja (bulan/tahun) Total Pendapatan (Rp/tahun)

Page 100: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

83  

  

Lampiran 1. Lanjutan

Pekerjaan Sampingan Pertama Jam Kerja (Jam/hari) Pendapatan (Rp/hari) Hari Kerja (hari/minggu) Pendapatan (Rp/minggu) Minggu Kerja (minggu/bulan) Pendapatan (Rp/bulan) Bulan Kerja (bulan/tahun) Total Pendapatan (Rp/tahun) Pekerjaan Sampingan Kedua Jam Kerja (Jam/hari) Pendapatan (Rp/hari) Hari Kerja (hari/minggu) Pendapatan (Rp/minggu) Minggu Kerja (minggu/bulan) Pendapatan (Rp/bulan) Bulan Kerja (bulan/tahun) Total Pendapatan (Rp/tahun)

2. Pendapatan setelah adanya industri peleburan besi dan baja

Pekerjaan Utama Jam Kerja (Jam/hari) Pendapatan (Rp/hari) Hari Kerja (hari/minggu) Pendapatan (Rp/minggu) Minggu Kerja (minggu/bulan) Pendapatan (Rp/bulan) Bulan Kerja (bulan/tahun) Total Pendapatan (Rp/tahun) Pekerjaan Sampingan Pertama Jam Kerja (Jam/hari) Pendapatan (Rp/hari) Hari Kerja (hari/minggu) Pendapatan (Rp/minggu) Minggu Kerja (minggu/bulan) Pendapatan (Rp/bulan) Bulan Kerja (bulan/tahun) Total Pendapatan (Rp/tahun) Pekerjaan Sampingan Kedua Jam Kerja (Jam/hari)

Page 101: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

84  

Lampiran 1. Lanjutan

Pendapatan (Rp/hari) Hari Kerja (hari/minggu) Pendapatan (Rp/minggu) Minggu Kerja (minggu/bulan) Pendapatan (Rp/bulan) Bulan Kerja (bulan/tahun) Total Pendapatan (Rp/tahun)

Keterangan Jenis Pekerjaan: 1. Pelajar 5. Pegawai Swasta 9. Pemulung 2. Mahasiswa 6. Wiraswasta/pedagang 10. Buruh Pabrik 3. ABRI 7. Ibu Rumah Tangga 4. Pensiunan 8. Pegawai Negri Sipil E. Besarnya Nilai Ganti rugi yang diinginkan Masyarakat

Skenario Apabila pihak industri peleburan besi dan baja akan memberlakukan pemberian nilai

ganti rugi kepada masyarakat disekitar industri yang terkena dampak berupa

penurunan kualitas lingkungan. Besarnya nilai ganti rugi akan langsung ditanyakan

kepada setiap rumahtangga sesuai dengan kerugian yang bener-benar dirasakan oleh

setiap rumahtangga dan akan digunakan untuk apa saja nilai ganti rugi tersebut.

1. Apabila pihak industri peleburan besi dan baja akan memberikan ganti rugi sesuai dengan kerugian yang benar-benar Saudara rasakan, apakah saudara bersedia menerima ganti rugi berupa uang? [ ] Ya [ ] Tidak, alasan ………………………………………………………….

2. Akan digunakan untuk apa dana ganti rugi tersebut?

No. Digunakan untuk

Biaya (Rp)

Sebulan Berapa Kali

Biaya (Rp/bulan)

Setahun Berapa Bulan

Biaya (Rp/tahun)

1. 2. 3. 4. 5. Total

Page 102: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

85  

  

Lampiran 1. Lanjutan F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Tetap Tinggal 1. Apakah dengan adanya pencemaran yang ditimbulkan oleh kegiatan industri peleburan

besi dan baja Saudara akan tetap tinggal di sekitar kawasan industri? [ ] Tidak, alasan : a. Kesehatan b. Kebersihan

c. Lainnya: …………………… [ ] Ya, alasan: a Tidak Memiliki Dana untuk Pindah b Dekat dengan Keluarga c Dekat dengan Tempat Kerja d Lainnya: ……………………. G. SARAN DAN REKOMENDASI Dari masalah pencemaran udara yang telah disebutkan, apa saran dan rekomendasi Saudara untuk pemerintah terkait pengelolaan industri yang baik dan lestari. Saran : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Kebijakan Rekomendasi anda dalam rangka mengatasi bahaya pencemaran udara : ………………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………..

Page 103: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

  

Lampiran 2. Data Penelitian Dampak Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat di Dusun Palahlar Tahun 2013

No. Umur (tahun) JK PDDKN

(tahun) JTK

(orang)

Penduduk asli

LMTG

(tahun)

SKRMH JRSI (meter)

Pekerjaan setelah

PNDPTN setelah

(Rp/RT/tahun)*

BSHT sebelum (Rp/RT/tahun)*

BSHT setelah

(Rp/RT/tahun)*

BPK (Rp/RT/tahun)*

WTA (Rp/RT/ta

hun)*

Pindah rumah

kelokasi lain

1. 36 1 5 6 1 36 0 150 Buruh Pabrik 26 400.0 0.0 4 952.0 0.0 4 952.0 0

2. 30 1 6 4 2 13 0 150 Buruh Pabrik 26 400.0 0.0 250.0 0.0 18 250.0 0

3. 39 1 12 4 1 17 0 100 Pegawai Swasta 30 000.0 100.0 400.0 1 800.0 2 200.0 1

4. 29 1 0 6 1 29 0 30 Buruh Pabrik 26 400.0 250.0 1 400.0 0.0 23 400.0 0

5. 31 1 6 4 2 13 2 50 Buruh Pabrik 26 400.0 30.0 4 350.0 0.0 4 950.0 0

6. 30 1 9 4 1 30 0 60 Buruh 4 800. 0.0 320.0 20.0 14 400.0 0

7. 26 1 6 4 1 26 2 70 Buruh Swasta 36 000.0 0.0 60.0 0.0 7 200.0 0

8. 42 1 6 3 1 42 2 70 Buruh Swasta 7 200.0 150.0 800.0 0.0 7 200.0 0

9. 38 1 6 5 2 21 0 100 Buruh Pabrik 31 300.0 0.0 6 480.0 0.0 6 480.0 0

10. 78 1 0 4 1 78 0 80 Buruh Pabrik 6 300.0 100.0 100.0 0.0 7 200.0 0

11. 42 1 6 4 1 42 2 90 Wiraswasta 7 200.0 50.0 200.0 0.0 10 800.0 0

12. 41 1 9 4 2 23 1 60 Buruh Pabrik 26 400.0 8.0 112.0 384.0 2 996.0 0

13. 53 1 14 3 2 31 0 60 PNS 76 800.0 0.0 1 000.0 0.0 1 000.0 1

14. 28 2 9 5 1 28 2 90 Buruh Pabrik 24 000.0 0.0 350.0 0.0 3 950.0 1

15. 36 1 6 6 1 36 0 120 Buruh 4 800.0 10.0 150.0 48.0 3 798.0 0

16. 54 1 9 3 2 30 0 110 Pensiunan 45 600.0 3.5 39.0 0.0 39.0 1

17. 24 2 17 3 1 24 0 90 Buruh Pabrik 62 400.0 0.0 400.0 1 080.0 1 480.0 1

18. 38 1 6 5 1 38 2 90 Buruh Pabrik 16 800.0 9.0 54.0 48.0 5 502.0 0

19. 53 1 3 4 1 53 2 140 Buruh 22 800.0 0.0 20.0 0.0 1 220.0 0

20. 32 1 9 6 2 10 2 100 Buruh Pabrik 26 400.0 0.0 30.0 0.0 7 230.0 1

21. 29 2 9 3 1 29 0 300 Buruh Pabrik 26 400.0 6.0 160.0 72.0 18 000.0 0

22. 53 1 6 3 1 53 0 280 Buruh 12 000.0 0.0 0.0 360.0 360.0 0

23. 24 1 6 3 1 24 2 280 Buruh Pabrik 34 800.0 12.0 238.0 504.0 742.0 0

24. 40 1 6 6 1 40 2 280 Buruh Pabrik 40 800.0 0.0 1 020.0 480.0 11 080.0 0

86

Page 104: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

 

  

Lampiran 2. Lanjutan

No. Umur (tahun) JK PDDKN

(tahun) JTK

(orang)

Penduduk asli

LMTG

(tahun)

SKRMH JRSI (meter)

Pekerjaan setelah

PNDPTN setelah

(Rp/RT/tahun)*

BSHT sebelum (Rp/RT/tahun)*

BSHT setelah

(Rp/RT/tahun)*

BPK (Rp/RT/tahun)*

WTA (Rp/RT/ta

hun)*

Pindah rumah

kelokasi lain

25. 42 1 12 4 2 8 0 280 Buruh Pabrik 26 400.0 0.0 0.0 0.0 1 440.0 0

26. 65 1 3 6 1 65 2 280 Buruh 18 920.0 0.0 54.0 0.0 1 200.0 0

27. 22 1 9 3 1 22 0 300 Buruh Pabrik 31 200.0 140.0 860.0 0.0 860.0 1

28. 45 1 0 7 1 45 0 320 Wiraswasta 62 400.0 100.0 300.0 0.0 16 200.0 0

29. 33 2 20 3 1 33 2 400 Buruh Swasta 32 400.0 300.0 2 700.0 420.0 7 620.0 1

30. 57 1 9 2 1 57 0 400 PNS 26 400.0 200.0 800.0 0.0 800.0 0

31. 20 1 9 5 1 20 2 400 Buruh Pabrik 20 400.0 15.0 120.0 726.0 6 846.0 0

32. 24 1 9 7 1 24 2 400 Buruh Pabrik 96 200.0 12.0 124.0 1 800.0 4 800.0 0

33. 34 1 6 4 1 34 2 300 Pegawai Swasta 27 900.0 0.0 1 800.0 0.0 9 000.0 0

34. 23 2 16 7 1 23 0 300 Pegawai Swasta 30 900.0 0.0 0.0 48.0 700.0 1

35. 45 1 4 3 1 45 2 400 Buruh 21 000.0 0.0 0.0 0.0 2 520.0 0

36. 60 1 2 2 1 60 0 400 Buruh Pabrik 20 400.0 15.0 180.0 48.0 360.0 0

37. 33 2 6 5 2 20 0 300 Buruh Pabrik 26 400.0 0.0 0.0 180.0 3 600.0 0

38. 72 2 6 2 1 15 2 300 Wiraswasta 33 600.0 0.0 0.0 0.0 60.0 0

39. 41 2 12 6 2 23 0 450 Wiraswasta 54 000.0 100.0 600.0 168.0 840.0 0

40. 29 1 12 7 1 29 0 400 Buruh Pabrik 37 200.0 0.0 1 440.0 0.0 900.0 0

41. 37 1 6 5 1 37 0 700 Buruh Swasta 26 880.0 45.0 1 780.0 588.0 2 360.0 0

42. 54 2 6 4 2 26 0 700 Wiraswasta 1 920.0 100.0 450.0 0.0 450.0 0

43. 48 1 3 9 1 48 0 600 Wiraswasta 25 920.0 0.0 3 960.0 0.0 5 460.0 0

44. 43 1 0 6 1 43 0 600 Wiraswasta 16 500.0 59.0 525.0 0.0 11 325.0 0

45. 58 2 9 2 2 23 0 700 Pensiunan 26 400.0 29.0 372.0 192.0 564.0 0

46. 43 1 6 5 1 43 2 800 Wiraswasta 86 000.0 250.0 1 200.0 150.0 1 200.0 0

47. 52 1 5 5 2 19 2 700 Buruh Pabrik 51 600.0 8.0 270.0 0.0 1 500.0 0

48. 25 1 6 8 1 25 0 900 Wiraswasta 60 000.0 100.0 200.0 180.0 12 380.0 0

49. 40 1 4 3 1 40 2 600 Buruh Pabrik 24 000.0 0.0 0.0 12.0 7 200.0 0

87

Page 105: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

  

Lampiran 2. Lanjutan

No. Umur (tahun) JK PDDKN

(tahun) JTK

(orang)

Penduduk asli

LMTG (tahun)

SKRMH JRSI (meter)

Pekerjaan setelah

PNDPTN setelah

(Rp/RT/tahun)*

BSHT sebelum (Rp/RT/tahun)*

BSHT setelah

(Rp/RT/tahun)*

BPK (Rp/RT/tahun)*

WTA (Rp/RT/ta

hun)*

Pindah rumah

kelokasi lain

50. 20 1 12 4 1 20 0 800 PLN 136 800.0 0.0 0.0 1 080.0 1 080.0 0

51. 23 2 12 5 1 23 0 800 Buruh Swasta 32 400.0 0.0 0.0 0.0 10 800.0 1

52. 20 1 9 3 1 20 2 600 Buruh Pabrik 24 000.0 50.0 150.0 0.0 7 200.0 0

53. 37 1 6 2 1 37 0 800 Buruh Pabrik 25 200.0 0.0 0.0 0.0 3 600.0 0

54. 38 1 6 5 2 9 1 800 Wiraswasta 108 000.0 0.0 0.0 144.0 650.0 0

55. 32 2 6 4 2 14 0 900 Buruh Pabrik 24 000.0 0.0 0.0 0.0 5 000.0 0

56. 29 1 6 4 2 11 0 1000 Buruh Pabrik 26 400.0 0.0 0.0 0.0 500.0 0

57. 38 1 6 4 1 38 2 950 Buruh Pabrik 26 400.0 0.0 0.0 0.0 1 200.0 0

58. 42 2 9 4 1 42 2 900 Buruh Pabrik 26 400.0 0.0 0.0 0.0 3 600.0 0

59. 33 1 6 5 1 33 0 900 Wiraswasta 72 000.0 0.0 0.0 0.0 800.0 0

60. 39 1 12 4 1 39 2 600 Buruh Pabrik 25 200.0 0.0 510.0 0.0 510.0 1 Keterangan : JK = jenis kelamin, 1 = perempuan, 2 = laki-laki

PDDKN = pendidikan JTK = jumlah tanggungan keluarga Penduduk asli: 1= ya, 2= tidak LMTG = lama tinggal SKRMH = status kepemilikan rumah: 0= pribadi, 1=sewa, 2= warisan JRSI = jarak tempat tinggal dari industri Pekerjaan setelah: buruh pabrik= buruh industri peleburan besi dan baja, buruh pabrik= buruh pabrik lain PNDPTN setelah = pendapatan setelah keberadaain industri peleburan besi dan baja (*dalam ribu) BSHT sebelum = biaya kesehatan sebelum keberadaan industri peleburan besi dan baja (*dalam ribu) BSHT setelah = biaya kesehatan setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja (*dalam ribu) BPK = biaya pencegahan kesehatan (*dalam ribu) WTA = willingness to accept (*dalam ribu) Pindah rumah ke lokasi lain: 1 = ingin pindah rumah kelokasi lain, 0 = tidak ingin pindah rumah ke lokasi lain

88

Page 106: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

89  

  

Lampiran 3. Tabulasi Biaya Kesehatan Masyarakat di Dusun Palahlar Tahun 2013

No Jenis Penyakit

Berobat di Biaya Kesehatan (Rp/RT/tahun)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah 1. - Sesak nafas RS, klinik, puskesmas - 4 952 000 2. - Alergi gatal Klinik - 250 000 3. Batuk Batuk Klinik 100 000 400 000 4. Batuk Batuk Mantri 250 000 1 400 000 5. Batuk,

pusing Batuk, pusing Klinik 30 000 4 350 000

6. - Sesak nafas Bidan - 320 000 7. - Gatal Puskesmas - 60 000 8. Batuk Sesak nafas,

batuk Mantri 150 000 800 000

9. - Sesak nafas Klinik - 6 480 00010. Sesak

nafas Sesak nafas Mantri 100 000 100 000

11. Sesak nafas Sesak nafas Bidan 50 000 200 000

12. Batuk Gatal, batuk Puskesmas 8 000 112 00013. - Sesak nafas,

gatal Bidan - 1 000 000

14. - Sesak nafas Mantri - 350 00015. Batuk Sesak nafas,

batuk Puskesmas 10 000 150 000

16. Pusing Pusing Puskesmas 3 500 39 00017. - Sesak nafas Klinik - 400 00018. Batuk Batuk Puskesmas 9 000 54 00019. - Gatal Puskesmas - 20 00020. - Sesak nafas Puskesmas - 30 00021. Pusing Pusing klinik, warung 6 000 160 00022. - - - - -23.

Pusing, flu Batuk, sesak nafas, pusing, flu

RS, puskesmas, warung 12 000 238 000

24. - Sesak nafas, flek paru Klinik,bidan - 1 020 000

25. - - - - -26. - Batuk tbc Puskesmas - 54 00027. Batuk Batuk Klinik 140 000 860 00028. Batuk Batuk Klinik 100 000 300 00029. Batuk Batuk Klinik 300 000 2 700 00030. Batuk,

panas Batuk, panas Klinik 200 000 800 000

31. Batuk Sesak nafas, batuk Puskesmas 15 000 120 000

Page 107: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

90  

Lampiran 3. Lanjutan

No. Jenis Penyakit

Berobat di Biaya Kesehatan (Rp/RT/tahun)

Sebelum Setelah Sebelum Setelah 32. Pusing, flu Sesak nafas,

pusing, flu Klinik 12 000 124 000

33. - Gatal RS - 1 800 000 34. - - - - - 35. - - - - - 36. Pusing Pusing Puskesmas 15 000 180 000 37. - - - - - 38. - - - - - 39. Batuk Batuk Klinik 100 000 600 000 40. - Sesak nafas Klinik 0 1 440 000 41. Batuk Batuk, sesak

nafas Klinik 45 000 1 780 000

42. Batuk Batuk, sesak nafas RS, klinik 100 000 450 000

43. - Batuk, sesak nafas, panas RS - 3 960 000

44. Batuk Batuk, pusing Bidan, warung 59 000 525 000 45. Batuk,

pusing Batuk, pusing Puskesmas, warung 29 000 372 000

46. Pusing Sesak nafas, pusing Klinik 250 000 1 200 000

47. Flu Panas, batuk, flu RS, warung 8 000 270 000

48. Flu, panas Panas, flu Klinik 100 000 200 000 49. - - - - - 50. - - - - - 51. - - - - - 52. Batuk Batuk Bidan 50 000 150 000 53. - - - - - 54. - - - - - 55. - - - - - 56. - - - - - 57. - - - - - 58. - - - - - 59. - - - - - 60. Pusing,

batuk Pusing, batuk Klinik, warung - 510 000

Page 108: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

91  

  

Lampiran 4. Program Estimasi Model Willingness to Accept Rumahtangga di Dusun Palahlar Menggunakan Metode OLS dengan Software SAS/ETS Versi 9.1

Data Norm; Input LnY PDDKN PNDPTN LMTG JRSI JTK DU1 DU2 BSHT Res1 Lnkuadres1; label  LnY  = 'nilai WTA'   PDDKN  = 'pendidikan'   PNDPTN = 'pendapatan'   LMTG  = 'lama tinggal'   JRSI  = 'jarak tempat tinggal dari industri'   JTK  = 'jumlah tanggungan keluarga'   DU1  = 'umur muda'   DU2  = 'umur menengah'   BSHT  = 'biaya kesehatan';  cards; 3.69  1  26400  36  150  6  0  1  4952  ‐0.219 ‐1.316 4.26  1  26400  13  150  4  0  1  250  0.680  ‐0.334 3.34  0  30000  17  100  4  0  1  400  ‐0.002 ‐5.327 4.37  1  26400  29  30  6  1  0  1400  0.462  ‐0.669 3.69  1  26400  13  50  4  0  1  4350  0.037  ‐2.862 4.16  1  4800  30  60  4  0  1  320  0.372  ‐0.858 3.86  1  36000  26  70  4  1  0  60  0.123  ‐1.813 3.86  1  7200  42  70  3  0  1  800  0.031  ‐3.008 3.81  1  31300  21  100  5  0  1  6480  0.045  ‐2.684 3.86  1  6300  78  80  4  0  0  100  0.618  ‐0.417 4.03  1  7200  42  90  4  0  1  200  0.166  ‐1.555 3.48  1  26400  23  60  4  0  1  112  ‐0.223 ‐1.300 3.00  0  76800  31  60  3  0  0  1000  0.558  ‐0.506 3.60  1  26400  28  90  5  1  0  350  ‐0.213 ‐1.343 3.58  1  4800  36  120  6  0  1  150  ‐0.336 ‐0.946 1.59  1  45600  30  110  3  0  0  39  ‐1.139 0.113 3.17  0  62400  24  90  3  1  0  400  ‐0.166 ‐1.559 3.74  1  16800  38  90  5  0  1  54  ‐0.134 ‐1.741 3.09  1  22800  53  140  4  0  0  20  0.098  ‐2.009 3.86  1  26400  10  100  6  0  1  30  0.174  ‐1.517 4.26  1  26400  29  300  3  1  0  160  0.639  ‐0.388 2.56  1  12000  53  280  3  0  0  0  ‐0.329 ‐0.965 2.87  1  34800  24  280  3  1  0  238  ‐0.703 ‐0.305 4.04  1  40800  40  280  6  0  1  1020  0.204  ‐1.378 3.16  0  264000 8  280  4  0  1  0  0.264  ‐1.154 3.08  1  18920  65  280  6  0  0  54  ‐0.058 ‐2.467 2.93  1  31200  22  300  3  1  0  860  ‐0.623 ‐0.409 4.21  1  62400  45  320  7  0  1  300  0.325  ‐0.975 3.88  0  32400  33  400  3  0  1  2700  0.577  ‐0.477 2.90  1  2600  57  400  2  0  0  800  0.073  ‐2.264 3.84  1  20400  20  400  5  1  0  120  0.221  ‐1.311 3.68  1  96200  24  400  7  1  0  124  0.021  ‐3.338 3.95  1  27900  34  300  4  0  1  1800  0.257  ‐1.177 2.85  0  30900  23  300  7  1  0  0  ‐0.644 ‐0.381 3.40  1  21000  45  400  3  0  1  0  ‐0.280 ‐1.104 2.56  1  20400  60  400  2  0  0  180  ‐0.269 ‐1.13 3.56  1  26400  20  300  5  0  1  0  ‐0.067 ‐2.337 1.78  1  33600  15  300  2  0  0  0  ‐0.707 ‐0.300 2.92  0  54000  23  450  6  0  1  600  ‐0.395 ‐0.805 2.95  0  37200  29  400  7  1  0  1440  ‐0.544 ‐0.528 3.37  1  26880  37  700  5  0  1  1780  ‐0.228 ‐1.284 2.65  1  1920  26  700  4  0  0  450  0.100  ‐1.992 3.74  1  25920  48  600  9  0  1  3960  ‐0.233 ‐1.265 4.05  1  16500  43  600  6  0  1  525  0.303  ‐1.036

Page 109: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

92  

Lampiran 4. Lanjutan  2.75  1  26400  23  700  2  0  0  372  0.363  ‐0.878 3.08  1  86000  43  800  5  0  1  1200  ‐0.447 ‐0.698 3.18  1  51600  19  700  5  0  0  270  0.690  ‐0.321 4.09  1  60000  25  900  8  1  0  200  0.543  ‐0.530 3.86  1  24000  40  600  3  0  1  0  0.307  ‐1.024 3.03  0  136800 20  800  4  1  0  0  0.083  ‐2.154 4.03  0  32400  23  800  5  1  0  0  0.873  ‐0.117 3.86  1  24000  20  600  3  1  0  150  0.443  ‐0.706 3.56  1  25200  37  800  2  0  1  0  0.174  ‐1.517 2.81  1  108000 9  800  5  0  1  0  ‐0.399 ‐0.796 3.70  1  24000  14  900  4  0  1  0  0.437  ‐0.717 2.70  1  26400  11  1000  4  1  0  0  ‐0.516 ‐0.573 3.08  1  26400  38  950  4  0  1  0  ‐0.352 ‐0.906 3.56  1  26400  42  900  4  0  1  0  0.070  ‐2.304 2.90  1  72000  33  900  5  0  1  0  ‐0.506 ‐0.591 2.71  0  25200  39  600  4  0  1  510  ‐0.603 ‐0.438 ; PROC UNIVARIATE DATA=Norm normal plot; var Res1; run; proc reg; model LnY= PDDKN PNDPTN LMTG JRSI JTK DU1 DU2 BSHT/VIF DW; output out=REG2 P=YDUGA R=YSISA; run; PROC reg; model Lnkuadres1=PDDKN PNDPTN LMTG JRSI JTK DU1 DU2 BSHT; run; Proc plot; Plot YSISA*YDUGA; Run; 

Page 110: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

93  

  

Lampiran 5. Hasil Estimasi Model Willingness to Accept Rumahtangga di Dusun Palahlar Menggunakan Metode OLS dengan Software SAS/ETS Versi 9.1

                                          Analysis of Variance 

                                     Sum of           Mean Source                   DF        Squares         Square    F Value    Pr > F  Model                     8       10.27416        1.28427       6.19    <.0001 Error                    51       10.58066        0.20746 Corrected Total          59       20.85482                            Root MSE              0.45548    R‐Square     0.4927                          Dependent Mean        3.40217    Adj R‐Sq     0.4131                          Coeff Var            13.38800   

                                         Parameter Estimates                                                         Parameter       Standard Variable     Label                             DF       Estimate          Error    t Value    Pr > |t|  Intercept    Intercept                          1        2.14196        0.32680       6.55      <.0001 PDDKN        pendidikan                         1        0.28830        0.17004       1.70      0.0961 PNDPTN       pendapatan                         1    ‐0.00000126     0.00000179      ‐0.70      0.4841 LMTG         lama tinggal                       1        0.00816        0.00498       1.64      0.1072 JRSI         jarak tempat tinggal dari          1    ‐0.00043938     0.00021045      ‐2.09      0.0418              industri JTK          jumlah tanggungan keluarga         1        0.05417        0.04309       1.26      0.2145 DU1          umur muda                          1        0.95158        0.21127       4.50      <.0001 DU2          umur menengah                      1        0.92533        0.17699       5.23      <.0001 BSHT         biaya kesehatan                    1     0.00000733     0.00005051       0.15      0.8851 

Parameter Estimates                                                          Variance Variable     Label                             DF      Inflation  Intercept    Intercept                          1              0 PDDKN        pendidikan                         1        1.25195 PNDPTN       pendapatan                         1        1.40005 LMTG         lama tinggal                       1        1.46398 JRSI         jarak tempat tinggal dari          1        1.08860              industri JTK          jumlah tanggungan keluarga         1        1.25965 DU1          umur muda                          1        2.52446 DU2          umur menengah                      1        2.25487 BSHT         biaya kesehatan                    1        1.20844

     The REG Procedure                                             Model: MODEL1                                  Dependent Variable: LnWTA nilai WTA                                   Durbin‐Watson D                1.597                                  Number of Observations            60                                   1st Order Autocorrelation      0.182 

Page 111: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

94  

Lampiran 5. Lanjutan

                       Plot of YSISA*YDUGA.  Legend: A = 1 obs, B = 2 obs, etc.     1.00 ˆ         ‚         ‚         ‚                                                 A         ‚    0.75 ˆ         ‚               A                                                      A         ‚                                                                        A         ‚                                                     A  A         ‚             A                                                      A    0.50 ˆ         ‚                                                      A       A                       A         ‚         ‚          A                                                                     A    A         ‚                                                                     A         A    0.25 ˆ                                    A                                       A         ‚                                                            A           A          A         ‚                                                                           A  A     A         ‚                   A                  A A R       ‚                                 A                               A        A    A  A e  0.00 ˆ                                                          A               A s       ‚                                                A                       A i       ‚ d       ‚                                                          A                          A u       ‚                                                                            A     A    A a ‐0.25 ˆ                                A                                      A                 A l       ‚                                                                           A         ‚                                   A                           A                       A         ‚                                                    A    A         ‚                                                                   A   ‐0.50 ˆ                                                    A        A         ‚                                                                  A         ‚                                                         A         ‚                                                                 A   A         ‚               A                                                      A   ‐0.75 ˆ         ‚         ‚         ‚         ‚   ‐1.00 ˆ         ‚         ‚         ‚                            A         ‚   ‐1.25 ˆ         Šƒˆƒƒƒƒƒƒƒƒƒˆƒƒƒƒƒƒƒƒƒˆƒƒƒƒƒƒƒƒƒˆƒƒƒƒƒƒƒƒƒˆƒƒƒƒƒƒƒƒƒˆƒƒƒƒƒƒƒƒƒˆƒƒƒƒƒƒƒƒƒˆƒƒƒƒƒƒƒƒƒˆƒƒƒƒƒƒƒƒƒˆƒ          2.2       2.4       2.6       2.8       3.0       3.2       3.4       3.6       3.8       4.0                                             Predicted Value of LnWTA 

Gambar 1

                                       Parameter Estimates                                                       Parameter      Standard Variable     Label                            DF      Estimate         Error   t Value   Pr > |t|  Intercept    Intercept                         1      ‐1.26360       0.68633     ‐1.84     0.0714 PDDKN        pendidikan                        1    0.00015976       0.35711      0.00     0.9996 PNDPTN       pendapatan                        1   ‐3.57793E‐7    0.00000377     ‐0.10     0.9247 LMTG         lama tinggal                      1      ‐0.00126       0.01045     ‐0.12     0.9046 JRSI         jarak tempat tinggal dari         1    0.00069352    0.00044198      1.57     0.1228              industri JTK          jumlah tanggungan keluarga        1       0.00329       0.09050      0.04     0.9711 DU1          umur muda                         1       0.01627       0.44371      0.04     0.9709 DU2          umur menengah                     1      ‐0.33020       0.37171     ‐0.89     0.3785 BSHT         biaya kesehatan                   1   ‐0.00006950    0.00010608     ‐0.66     0.5153 

Page 112: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

95  

  

Lampiran 5. Lanjutan

       Tests for Normality  Test                  ‐‐Statistic‐‐‐    ‐‐‐‐‐p Value‐‐‐‐‐‐  Shapiro‐Wilk          W     0.987715    Pr < W      0.8079 Kolmogorov‐Smirnov    D     0.069864    Pr > D     >0.1500 Cramer‐von Mises      W‐Sq  0.032915    Pr > W‐Sq  >0.2500 Anderson‐Darling      A‐Sq  0.211536    Pr > A‐Sq  >0.2500 

                                        The UNIVARIATE Procedure                                            Variable:  Res1                                              Normal Probability Plot                          0.85+                                            +++ *                              |                                          ++                          0.65+                                       *+** *                              |                                    ***+                          0.45+                                  ***                              |                               ****                          0.25+                              **+                              |                           ***                          0.05+                        ****                              |                       **+                         ‐0.15+                     +*                              |                  +***                         ‐0.35+                ***                              |              +*                         ‐0.55+           ++**                              |         *+**                         ‐0.75+      *+*                              |    +++                         ‐0.95+  ++                              |++                         ‐1.15+  *                               +‐‐‐‐+‐‐‐‐+‐‐‐‐+‐‐‐‐+‐‐‐‐+‐‐‐‐+‐‐‐‐+‐‐‐‐+‐‐‐‐+‐‐‐‐+                                   ‐2        ‐1         0        +1        +2  

Gambar 2 

Page 113: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

96  

Lampiran 6. Program Regresi Logistik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja Menggunakan Metode MLE dengan Software SAS/ETS versi 9.1

data REGLOG; input Y PDDKN PNDPTN LMTG JRSI DSK1 DSK2 BSHT; cards;  0  1  26400    0  1  1  0  4952 0  1  26400    1  1  1  0  250 1  0  30000    1  1  1  0  400 0  1  26400    1  1  1  0  1400 0  1  26400    1  1  0  1  4350 0  1  4800    1  1  1  0  320 0  1  36000    1  1  0  1  60 0  1  7200    0  1  0  1  800 0  1  31300    1  1  1  0  6480 0  1  6300    0  1  1  0  100 0  1  7200    0  1  0  1  200 0  1  26400    1  1  0  0  112 1  0  76800    0  1  1  0  1000 1  1  26400    1  1  0  1  350 0  1  4800    0  1  1  0  150 1  1  45600    1  1  1  0  39 1  0  62400    1  1  1  0  400 0  1  16800    0  1  0  1  54 0  1  22800    0  1  0  1  20 1  1  26400    1  1  0  1  30 0  1  26400    1  0  1  0  160 0  1  12000    0  0  1  0  0 0  1  34800    1  0  0  1  238 0  1  40800    0  0  0  1  1020 0  0  264000   1  0  1  0  0 0  1  18920    0  0  0  1  54 1  1  31200    1  0  1  0  860 0  1  62400    0  0  1  0  300 1  0  32400    0  0  0  1  2700 0  1  2600    0  0  1  0  800 0  1  20400    1  0  0  1  120 0  1  96200    1  0  0  1  124 0  1  27900    0  0  0  1  1800 1  0  30900    1  0  1  0  0 0  1  21000    0  0  0  1  0 0  1  20400    0  0  1  0  180 0  1  26400    1  0  1  0  0 0  1  33600    1  0  0  1  0 0  0  54000    1  0  1  0  600 0  0  37200    1  0  1  0  1440 0  1  26880    0  0  1  0  1780 0  1  1920    1  0  1  0  450 0  1  25920    0  0  1  0  3960 0  1  16500    0  0  1  0  525 0  1  26400    1  0  1  0  372 0  1  86000    0  0  0  1  1200 

Page 114: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

97  

  

Lampiran 6. Lanjutan

0  1  51600    1  0  0  1  270 0  1  60000    1  0  1  0  200 0  1  24000    0  0  0  1  0 0  0  136800   1  0  1  0  0 1  0  32400    1  0  1  0  0 0  1  24000    1  0  0  1  150 0  1  25200    0  0  1  0  0 0  1  108000   1  0  0  0  0 0  1  24000    1  0  1  0  0 0  1  26400    1  0  1  0  0 0  1  26400    0  0  0  1  0 0  1  26400    0  0  0  1  0 0  1  72000    0  0  1  0  0 1  0  25200    0  0  0  1  510 ; Proc logistic data=REGLOG; model Y =PDDKN PNDPTN LMTG JRSI DSK1 DSK2 BSHT/ CTABLE PPROB=(0 TO 1 BY .15) LACKFIT RISKLIMITS; run; 

Page 115: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

98  

Lampiran 7. Hasil Regresi Logistik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Pindah dari Sekitar Wilayah Industri Peleburan Besi dan Baja Menggunakan Metode MLE dengan Software SAS/ETS versi 9.1

            The LOGISTIC Procedure                Model Information  Data Set                      WORK.REGLOG Response Variable             Y Number of Response Levels     2 Model                         binary logit Optimization Technique        Fisher's scoring   Number of Observations Read          60 Number of Observations Used          60       Response Profile      Ordered                   Total     Value           Y     Frequency  

1            0            49   2            1            11  Probability modeled is Y=0.          Model Fit Statistics                               Intercept               Intercept            and Criterion          Only      Covariates  AIC              59.169         46.266 SC               61.264         63.021 ‐2 Log L         57.169         30.266       The LOGISTIC Procedure   Testing Global Null Hypothesis: BETA=0  Test                 Chi‐Square       DF     Pr>ChiSq  Likelihood Ratio        26.9033        7         0.0003 Score                   26.0256        7         0.0005 Wald                    11.3528        7         0.1240         

Page 116: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

99  

  

Lampiran 7. Lanjutan  

Analysis of Maximum Likelihood Estimates                                 Standard          Wald Parameter    DF    Estimate       Error    Chi‐Square       Pr>ChiSq  Intercept     1      8.9322       206.6        0.0019        0.48275 PDDKN         1      5.2435      1.5751       11.0819        0.00045 PNDPTN        1    0.000023    0.000019        1.5416        0.10720 LMTG          1     ‐1.6157      1.1362        2.0221        0.07750 JRSI          1     ‐2.5387      1.2414        4.1824        0.02040 DSK1          1     ‐9.3977       206.6        0.0021        0.48185 DSK2          1    ‐10.6475       206.6        0.0027        0.47945 BSHT          1    0.000383    0.000471        0.6620        0.20790       Odds Ratio Estimates                Point          95% Wald Effect     Estimate      Confidence Limits  PDDKN       189.323       8.639    >999.999 PNDPTN        1.000       1.000       1.000 LMTG          0.199       0.021       1.843 JRSI          0.079       0.007       0.900 DSK1         <0.001      <0.001    >999.999 DSK2         <0.001      <0.001    >999.999 BSHT          1.000       0.999       1.001   Partition for the Hosmer and Lemeshow Test            Y = 0                   Y = 1 Group       Total    Observed    Expected    Observed    Expected   1           6           0        1.06           6        4.94  2           6           3        2.79           3        3.21  3           6           6        4.63           0        1.37  4           6           5        5.19           1        0.81  5           6           6        5.65           0        0.35  6           6           6        5.87           0        0.13  7           6           6        5.90           0        0.10  8           6           5        5.94           1        0.06  9           6           6        5.97           0        0.03 10           6           6        5.99           0        0.01   Hosmer and Lemeshow Goodness‐of‐Fit Test  Chi‐Square       DF      Pr>ChiSq    17.8073        8         0.0227  

Page 117: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

100  

Lampiran 7. Lanjutan  

Classification Table            Correct      Incorrect                Percentages Prob          Non‐          Non‐           Sensi‐  Speci‐  False  False Level  Event Event  Event  Event  Correct  tivity   ficity   POS    NEG  0.000     49      0     11      0     81.7   100.0     0.0   18.3     . 0.150     48      2      9      1     83.3    98.0    18.2   15.8   33.3 0.300     46      4      7      3     83.3    93.9    36.4   13.2   42.9 0.450     44      5      6      5     81.7    89.8    45.5   12.0   50.0 0.600     43      6      5      6     81.7    87.8    54.5   10.4   50.0 0.750     41      8      3      8     81.7    83.7    72.7    6.8   50.0 0.900     36      9      2     13     75.0    73.5    81.8    5.3   59.1 

Page 118: DAMPAK KEBERADAAN INDUSTRI PELEBURAN BESI DAN BAJA ... · Besi dan Baja terhadap Lingkungan ... DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Daftar Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang Tahun

101  

  

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Citra Paramitha, dilahirkan di Bandung pada

tanggal 15 Agustus 1991. Penulis merupakan putri ke tiga dari tiga bersaudara

dari pasangan Agus Setyadi dan Rinarti Pujiastuti. Penulis menyelesaikan

pendidikan menengah pertama di SMPN 75 Jakarta pada tahun 2006 dan

menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 112 Jakarta pada tahun 2009.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Talenta Masuk

IPB (UTMI) pada tahun 2009. Penulis diterima di IPB dengan pilihan pertama

yaitu pada departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL), Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif

diberbagai kegiatan kepanitian.