dalam wadah budidaya. torani (jurnal ilmu kelautan

8

Upload: trinhthuan

Post on 14-Jan-2017

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan
Page 2: DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan

torani Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

(Surat Keputusan Akreditasi "Bn >"a. 26/DIKTI/ Kep/2005 Tgl. 30 Mei 2005)

PE ANGGUNG JAWAB Rektar Universitas Hasanuddin

PEMBINA

Ketua Wakil

Prof. Dr. Jr. l-I. M. Natsir Nessa, MS. Prof. Dr. Ir. H. Achmar Mallawa, DEA.

DEWAN PENYUNTING

Dr.Ir. Aisyah Farhum, M.Si. Prof. Dr. Ir. A. Niartiningsih, M.5i.

Praf. Dr. Ir. Syamsu Alam Ali, M.5. Dr. Ir. Yusran N ur Indar, M.Sc

Dr. Meta Mahendrata, M.Sc. Dr. Mahatma, ST, M.Sc

Dr.Ir. Amir H amzah, M.5i Dr.lr. Rahani, M.5i

Dr.Ir. Yusri Karim, M.5i Prof. Dr.Ir. Najamuddin,M.Sci

(Kapal Perikanan) (Budidaya Laut) (Pemanfaatan Wilayah Pesisir) (Pengelalaan Wilayah Pesisir) (Teknalagi Hasil Perikanan) (Fisika Oseanagrafi ) (pengideraan Jauh dan SIC) (Bialagi Perikanan) (Ekalogi Laut) (perikanan Tangkap)

REDAKTUR PELAKSANA Ketua Wakil Ketua Anggota

Prof. Dr. Jr. Sudirman, M.Pi. Prof. Dr. Ir. Chair Rani, M.5i. Dr. Jr. M. Farid Samawi, M.5i. Ahmad Faizal, ST. MSi. Dr. Ir. Rahani. A-R , .'vLSi. Asriani Ahmad

AL\""lAT REDAKS - P£.'\.tRBIT Fakultas hmu:' T~=::::L ~~ rec---'Jil?T :: ~ t:::si::a:::: }-:asa.TIuddin

Kampus Tami'!!ar:-ea.. ..... re· -... ~~ '-: ~!liassar90245 Telp/ Fax: ['"~~: : - - ~ ro-l..-r _~-_ ..... '"-:.clo.com

Page 3: DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan

Toram; Vol 18(1) Maret 2008: 81 - 86 ISSN: 0853 -4489 7.~~'§;:='';''-'-~W'-=''/'''':_~'';-;~~/'''J!'1..-/...-;;v.'''''~,*,;'A..'7#/.;I!1!;l;2>4r/M~:4#.=~.I41:~p:';:!Ii<;eoo/&;~,",,"_~~~~/~~;.:I!{j:';;!,:,£".:¥-;;::'.;;:z,;;.r.~;ltO- .::::.o?"":_~'~;;:'p":G4f!''=~':JI

PENGARUH SUHU TERHADAP PERKEMBANGAN OV ARI KUDA LAUT (Hippocampus barbouri) DALAMWADAH BUDIDAYA

The Effect of Temperature on Ovary Development of Sea Horse, Hippocampus barbouri in culture pond

Syajiuddin'J, M.Zairin, Jff), D. Jusadi'J, 0. Charman'J, R. Ajfand,s), D.D. Trijuno6

) dan Mutmainna 7)

1,6,7) Fakultas llmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar

2,3.4) Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, Institut Pertanian Bogar, Bogar

Dilerima: 7 Januari 2008; Diserujui : 10 Fcbruari 2008

ABSTRACT

This experiment examined the effect of varying temperature on the ovary

development of Hippocampus barbouri. We demonstrated that ovary development,

gonadosomatic index (GSI) and female fecundity of sea horses varied significantly at

different temperatures (26, 28, 30 and 32 OC). The periods of ovary development also

differed sifnificantly at different temperatures (P < 0.01). This optimal temperature was 28

OC based on the shortes developmental duration to stage IV (13 ± 1.7 days). The GSI peaked

at 28 OC (7.2047 ± 2.1528%) and it displayed significantly higher than those of other three

trials (P < 0.01). The realationship between the GSI and the temperatures can be expressed

by the following formula: Y = -0.3295x2 + 18.734x - 259.9 (R2 = 0.62). The rea!ationship

between the fecundity and the temperatures can also be formulated : Y = -5.7083x2 +

327.72x - 4609.4 (R2 = 0.75). Based on this, the temperatur 28 OC was recommended for

ovary development and artificial reproduction of H. Barbouri.

Ke1j words: Hippocampus barbouri; Temperature, Gonadosomatic index (GSI)

PENDAHULUAN

Kuda laut (Hippocampus spp.) dapat dijumpai hampir di seluruh perairan dunia, termasuk

di perairan indonesia. 1<uda laut merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang memiliki

nilai komersial dan telah banyak diperdagangkan. Manfaat kuda laut adalah sebagai obat

tradisional, ikan akuarium, dan cinderamata. Obat Tradisional eina (TCM) merupakan pasar

terhesar untuk perdagangan kuda !aut (Lourie e/ al. 1999).

Dengan semakin merungkatnya eksploitasi kuda laut, maka kuda laut saat ini menjadi

salah satu komoditas yang terancam kelestariannya dan disinyalir telah mendekati kepunahan

(Lourie et al. 1999). Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian kuda laut tersebut

adalah dengan melakukan pengembangan ke arah budidaya.

Untuk menunjang kegiatan tersebut maka perlu disediakan benih secara massal dan tidak

bergantung pada musim. Benih yang dapat memenuhi kriteria ini hanya dapat diperoleh dari

J ) Contact Person: Ir. Syafiuddin, M.Si Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin 11. P. Kemerdekaan Km 10 Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar Telp. (04 \\) 587000

J urnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin 81

Page 4: DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan

Torani, Vo!. 18(1) Maret 2008: 81 - 86 rSSN: 0853-4489 'I';.r;:tI'I-;:#/.t;';4i::JI<""''':=f;~~.!t!.,~_~/.:.;~,..,.,,,.,,::=o;{;;;~:..,,,,:w~ . .-;:eo;~'''':''~':~:;;:6.·~;rrr.s:~ .:;;-~~~ _:r=""'~'-'"7$?';=_"""A. __ ""';:!,~~·';:-;~J!'~:1iI';:."",,;:)'·,;r,:zr;,;:p:~~:.-;:tt;~""",""::*a

kegiatan pembenihan. Namun, penyediaan benih untuk budidaya masih menemukan banyak

kendala, diantaranya belum sepenuhnya induk kuda laut berhasil mencapai fase pemijahan karena

tingkat perkembangan gonad yang masih lambat. Untuk mempercepat proses perkembangan

gonad dan pematangan telur maka induk kuda laut perlu dipelihara pada lingkungan yang

optimal. Kondisi lingkungan sangat berperan dalam masa pertumbuhan reproduktif kuda laut,

selain agar sesuai dengan kebutuhan induk kuda laut juga untuk perkembangan gonad, dan

pematangan telur. Salah satu faktor lingkungan yang dominan berpengaruh terhadap

perkembangan dan pematangan gonad adalah suhu.

Suhu sangat besar pengaruhnya terhadap metabolisme, dimana suhu air yang terlalu

rendah akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan gonad. Sedangkan suhu yang terlalu

tinggi, dapat membuat induk menjadi stress dan aktif bergerak, sehingga akan mengeluarkan

banyak energi (AI Qodri et al. 2005). Selain itu, perubahan suhu dapat merangsang hlpotalamus

untuk melepaskan horrnon Gonadotropin Releazing Honnone (GnRH). Gonadotropin yang

dihasilkan rneliputi Folide Stimulating Honnone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang berperan

merangsang aktivitas perkernbangan gonad (Matty 1985).

Berdasarkan hal tersebut di atas rnaka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh suhu

terhadap perkembangan ovari kuda laut (Hippocampus barbouri) dalam wadah budidaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu optimal untuk perkembangan ovari kuda laut (H.

barbO/in) dalam wadah budidaya.

METODE PENELITIAN

Sample kuda laut yang digunakan adalah induk kuda laut H. barbouri betina yang berasal

dari Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar yang merupakan hasil tangkapan dari alam. lnduk kuda

laut betina yang digunakan berukuran kisaran panjang 11 - 12.5 cm sebanyak 180 ekor. Wadah

percobaan yang digunakan adalah akuarium kaca berukuran 0,4 x 0,5 x 0,3 m3 sebanyak 12 buah.

Untuk mernbuat keragaman suhu media digunakan alat pemanas otomatis (automatic

waterheater). Aklimasi induk terhadap suhu, dilakukan dengan kecepatan 1 OC/12 jam atau 2

OC/hari. Setelah induk kuda laut diaklimasi selanjutnya dipelihara selama satu bulan dalam media

dengan kisaran salinitas 31-32 ppt pada suhu masing-masing perlakuan, yaitu 26, 28, 30, 32 OC.

Setiap akuarium diisi induk kuda laut sebanyak lima belas ekor. Selama percobaan berlangsung

induk kuda laut memperoleh pakan berupa udang jembret (Mesopodopsis sp) dalam bentuk

hldup / segar dan beku, dengan frekuensi tiga kali sehari (pukul 8:00, 13:00, dan 18:00) secara ad

satiation. Pengukuran parameter kualitas air dili.kukan secara harian, meliputi : suhu media diukur

dengan thermometer, salinitas dengan handrefractometer, Oksigen dengan DO meter, dan pH

dengan menggunakan pH meter.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4

perlakuan masing-masing suhu 26 OC, 28 OC, 30 OC, dan 32 OC. Peubah yang diamati adalah waktu

perkembangan ovari, indeks kematangan gonad (!KG) dan jumlah telur matang. Pengamatan

dilakukan setiap tiga hari sekali sampai percobaan berakhir.

Pengukuran indeks kematangan gonad dilakukan dengan cara mengambil hewan uji

masing-masing 3 ekor pada setiap perlakuan selanjutnya ditimbang dengan menggunakan

timbangan digital. Hewan uji tersebut kemudian dibedah dengan skalpel dan gunting untuk

diambil gonadnya dan ditimbang.

82 Syafiuddin

Page 5: DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan

Toran;' Vol. 18(1) Maret 2008: 81 - 86 ISSN: 0853-4489 ''»='4i:-~~:,;;t;JI:',P,'''''=''~=;;:tl';;;;'"'':8: __ 4.'''4I'/1:~/;;;'674"~~.-l::;_"",= __ ~;''''''';-::'''''''~';6/~~,.ot:d::.<!'.~~:~",:""'·a:·.""OO-::""':;:,*,::-._~';;'_-'*,;~·;;;;;~~;'::'Nr.I'~iiE~_/~;~"",,:.y;;,;;_~

Indeks kematangan gonad dihitung berdasarkan persamaan yang dikernukakan oleh

Johnson (1971), yaitu :

IKG = BG/BT x 100%

Dimana : BG = Berat gonad (gram)

BT = Berat tubuh (gram)

Pengamatan perkembangan kematangan telur dilakukan dengan cara mengeluarkan telur

yang terdapat dalam ovari yang telah ditimbang kernudian mengukur diameter telur di bawah

mikroskop dengan menggunakan mikrometer. Jumlah telur matang diketahui dengan cara

menghitung jumlah telur matang yang terdapat daJam ovari induk kuda laut yang telah mencapai

TKGN.

Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap perkembangan ova ri kuda laut maka data

waktu matang gonad, inde ks kematangan gonad, dan jumlah telur dianalisis dengan menggunakan

sidik ragam, kemudian diuji seeara regresi korelasi. Karena perlakuan memberikan pengaruh yang

nyata, maka dilanjutkan dengan uji Tukey (Steel & Torrie, 1991).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Waktu Perkembangan Gvari

Waktu perkembangan ovari kuda laut (H. barbo"n) pada setiap perlakuan suhu disajikan

pada Tabell.

Tabel I. Rata-Rata Waktu Perkembangan Ovari (Hari) Kuda Laut (H. barbouTl) pada Setiap Perlakuan Suhu Selarna Penelitian

Perlakuan Waktu Perkernbangan Ovari (hari)

TKGII TKG III TKGIV

A (26 oC) 7 ± 1, 7'Jx 12 ±3' Jx 17 ± 1,7"

B (28 oC) 4 ± 1,7' 9 ± ()c 13 ± 1,7db

C (30 oC) 5 ± 1,71x 11 ± 1,71x 14±1,7,b

D (32 oC) 10 ± 1,7' 16 ±l,7- 23 ± 1,7-Keterangan . Huruf yang sarna dibelakang angka menunJukkan tidak berbeda nyata antar perlakuan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perIakuan suhu yang berbeda selama penelitian

memberi pengaruh yang nyata terhadap waktu perkembangan ovari kuda laut (H. barboun) yang

dicobakan. Berdasarkan uji lanjut Tuckey dapat diketahui bahwa pada TKG IV, perlakuan A (26

0C) berbeda nyata dengan perlakuan D (32 oC) tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B (28

oC) dan C (30 OC). Perlakuan B (28oC) berbeda nyata dengan perlakuan D (32 oC) tetapi tidak

berbeda nyata dengan perlakuan A (26 oC) dan C (30 oC). Perlakuan C (3O<>C) berbeda nyata

dengan periakuan D (32oC).

Rata-rata waktu perkembangan ovari (Tabell) mencapai TKG N tercepat diperoleh pada

perlakuan B (28oC) yaitu 13 hari dan waktu yang terlama diperoleh pad a perlakuan D (32oC)

yaitu 23 hari. Hasil ini hampir sarna dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin, e/ 01. (2006),

yang menunjukkan suhu 280C merupakan suhu optimum untuk waktu perkembangan gonad kuda

laut (H. Kulin).

Waktu perkembangan ovari tercepat pada suhu 280C disebabkan suhu ini merupakan suhu

yang optimum bagi induk kuda laut untuk melakukan proses metabolisme dan perkembangan

Pengaruh Suhu Terhadap Perkembangan Ovari Kuda Laut (Hippocampus barbouri) 83

Page 6: DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan

Torani, Va! 18(1) Maret 2008: 81 - 86 ISSN; 0853-4489 JO;~;~:.r:~/~_;""'1i<'J:3':"~'.o;~,JT~':Jl'/~iI>'/-::_;"-'~~-'~,,,,",,/""~;;r.,,,,,.,:!","';;:~/~'~~~~1!!',.,., .... ",~...,.".,.".";::;~~.,O;""'/.1:"";'4'rC,;;;;:,;:"'":"",,.:r.A7¥/,;;'!;"''/~'l'/';;'''''''"':~Whll:W/.J!!,;,;O::#:>=;1#/A!W/L:r,-~~

ovari dengan baik. Pada suhu 32OC, energi yang dibutuhkan oleh induk kuda laut semakin besar

karena aktifitasnya yang meningkat seperti melakukan adaptasi, tetapi pasokan energi yang

dihasilkan oleh tubuh dari makanan yang didapatkan tidak mencukupi kebutuhannya sehingga

energi yang diperoleh hanya digunakan untuk bertahan hidup saja dan tidak cukup untuk

perkembangan kematangan ovari seeara maksimal, hal ini menyebabkan lambatnya perkembangan

ovari. Menurut AI Qodri et al. (2005) bahwa kisaran suhu untuk pemeliharaan dan pematangan

induk kuda lout berkisar 28 - 30 OC. Suhu air yang terlalu rendah akan menghambat

pertumbuhan dan perkembangan gonad serta menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah

terserang penyakit. Sedangkan pada suhu yang terlalu tinggi, induk dapat stress dan banyak aktif

atau bergerak, sehingga akan mengeluarkan banyak energi. Ditambahkan oleh Lagler et al. (1977)

bahwa tahap pematangan akan terus berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi

reproduksi ikan berjalan normal.

Hubungan suhu dengan waktu perkembangan ovari dinyatakan dengan persamaan: y = 0.8125x' - 46.175x + 668.45 dengan R2 = 0.88 dan titik optimum dieapai pada suhu 28.4OC. Nilai R2

tersebut menunjukkan adanya korelasi yang kuat, artinya suhu memberikan pengaruh terhadap

waktu perkembangan ovari sebesar 88%.

Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Rata-rata Indeks kematangan gonad kuda lout (H. barbouri) pada setiap perlakuan selama

penelitian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Rata-Rata Indeks Kernatangan Gonad Kuda Laut (H. barboun) pada Setiap Tingkat Kernatangan Gonad pada Setiap Perlakuan

Perlakuan Indeks Kematangan gonad (IKG %)

TKGI TKGII TKG III TKGIV

A (26 <>C) 0.5808 ± 0.0785 2.1426 ± 0,1544- 3.2106 ± O.1462,b 4.6898 ± O.4568·b

S (28 <>C) 0.6132 ± 0.1055 2.5929 ± 0.2974- 4.0007 ± 0.3502- 7.2047 ± 2.1528'

C (30 0<:) 0.56M± 0.1708 2.3584 ± 0.37(J60 3.4119 ± 0.1574b 5.3271 ± 0.371()O

0(320<:) 0.5768 ± 0.1666 0.9173 ± O.0743b 1.8545 ± O.0764d 2.2372 ± 0.2086b

Kererangan . Hurul yang sarna dibelakang angka menUl1Jukkan "dak berbeda nyala antar perlakuan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan suhu yang berbeda selama penelitian

memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) TKG IV. Uji

lanjut Tuckey pada IKG TKG IV menunjukkan perlakuan A (26OC) tidak berbeda nyata dengan

perlakuan B (28OC), C (300c), dan perlakuan D (32OC). Perlakuan B (28OC) tidak berbeda nyata

dengan perlakuan C (300c) tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan D (32OC). Perlakuan C (260C)

berbeda nyata terhadap perlakuan D (32OC).

Rata-rata indeks kematangan gonad TKG IV (Tabel 2) terbesar diperoleh pada perlakuan B

(28OC) yaitu 7.2047 % dan terendah diperoleh pada perlakuan D (32OC) yaitu 2.2372%. Perbedaan

nilai IKG kuda laut (H. barboun) dapat disebabkan perubahan tingkat metabolisme pada suhu yang

berbeda. Dimana perbedaan suhu akan mempengaruhi tingkat metabolisme suatu organisme

budidaya. Hal ini sesuai pemyataan Masonjones (2001) bahwa tingkat metabolisme berhubungan

dengan suhu air, sehingga tingkat metabolisme kuda !aut akan menga!ami perubahan jika

dipelihara pada suhu yang berbeda (Porter 2001; Brodeur et al. 2001).

Hubungan suhu dengan indeks kematangan gonad TKG IV dinyatakan dengan

84 SyafilJddin

Page 7: DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan

Toran;' Vo!. 18(1) Maret 2008: 81 - 86 rSSN: 0853-4489 ;.~~v,;;r,,,,,,~,.,.,;:;~;;:r/#/.~/~'JI.;.r..""I< .. __ ~!'.c:~<i;::!':"'~§,~/6/,e;;;;;;~~/.r;;~lI1:1H'/,I!";=:;'>;ao:c"l"I.d!<''''~'l.:'!<"';~/~~!'II,;;r,~~W/""'~I.~~,·..;T,W/~~of;~'.&'/"";'/61l!'/:,g;:..;;:...-:,:«~/ioJ::.tr:_""''"'/~/iI:I'/.;i;')*,"'~;':

persamaan: y = -O.3295x2 + 18.734x + 259.9 dengan R2 = 0.62 dan titik optimum dicapai pada suhu

28.4OC. Nilai R2 menunjukkan adanya korelasi sederhana, dimana suhu berpengaruh 62%

terhadap indeks kematangan gonad TKG IV.

Jumlah Telur Matang

Rata-rata jurnlah telur matang (butir) kuda laut (H. barbouri) pada setiap perlakuan selama

penelitian dapat dilihat pada Tabel3 di bawah ini.

Tabel 3. Rata-Rata lumlah Telur Matang (Butir) Kuda Laut (H. barboun) pada Setiap Perlakuan Suhu Selama Penelitian

Perlakuan Rata·rata Jumlah Telur (Butir)

A (26 oq 51 ± 7.57"<

B (28 oC) 97 ± 28.02'

C (30 oC) 79± 13.32'b

D (32 oC) 34± 4' Keterangan : Hurui yang sarna dibelakang angka ntenUfl]ukkan tidak berbeda nyata antar perlakuan

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan suhu yang berbeda selama penelitian

memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jurnlah telur rna tang kuda laut (H. barbozm).

Hasil uji lanju! Tuckey menunjukkan bahwa perlakuan A (26 oC) tidak berbeda nyata terhadap

perlakuan C (30 oC) dan perlakuan D (32 oC), tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan B (28 oC).

Sedangkan perlakuan B (28 oC) tidak berbeda nyata terhadap perlakuan C (30 oC), tetapi berbeda

nyata terhadap perlakuan A (26 oC) dan perlakuan D (32 oC). Perlakuan C (3QoC) berbedaa nyata

dengan perlakuan D (32oC).

Jurnlah telm matang sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu. 5uhu yang

optimal dapat merangsang aktivitas reproduksi yang mendukung kematangan telm. Hal ini sesuai

pernyataan Weatherley and Gill (1989) bahwa variabel-variabel lingkungan seperti suhu dapat

merangsang sistem organ endokrin dan aktivitas reproduksi seperti sekresi hormon gonadotropin

oleh sel-sel pituitary yang mendukung perkembangan telur. Ditambahkan oleh Wooton (1990),

perubahan jumlah telur matang dapat pula dipengaruhi oleh faktor genetik dan atau faktor

lingkungan.

Hubungan suhu dengan jumlah telur matang dinyatakan dengan persamaan: y = -5.7083x2 + 327.72x - 4609.4 dengan R2 = 0.75, dan titik optimum dieapai pada suhu·28.7OC. Nilai R2

tersebut menunjukkan adanya korelasi yang kuat, dimana suhu memberikan pengaruh terhadap

jumlah telur matang sebesar 75%.

K ualitas Air

Kualitas air merupakan variabel yang mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup,

perkembangbiakan pertumbuhan suatu organisme budidaya (Boyd 1990). Kisaran kualitas air

(Tabel 4) yang diperoleh selama percobaan masib cukup ideal untuk kelangsungan hidup dan

perkembangan ovari kuda laut H. Barbouri.

Pengaruh Suhu Terhadap Perkembangan Ovari Kuda Laut (Hippocampus barbauri) 85

Page 8: DALAM WADAH BUDIDAYA. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan

Torani, Vol 18(1) Maret 2008: 81 - 86 ISSN: 0853-4489 r"*,~"-~!It'~""''&I'/'''i..-r/-=~i6'/.,':,:o:-$~,.o;;~~·ifj'!~_':;''X.:'::6!~J;;'7I};;:'?''~:;¥,':'':';,,,,,;':-'_7S/_-:""",,w,;;.;.:-~/.:!',_c.;;;~_A;~-;III)I'.JIiIY::r;i6~,=~;zo;_2I'/.tI:""~/,.."':~'.:t':1iOVh,,;r/~::-,,;r,!,.../.:o:~~~/~4l';I._'"

Tabel 4. Kisaran Parameter Kualitas Air yang Diperoleh Selama Penelitian

Parameter Kualitas Air Parameter

Kisaran Pustaka

pH 7.78 -7.86 7 - 8 (AI Qodri dkk., 2005)

Salinitas 31.87 - 31.93 30 -32 (Ari dkk., 2005)

DO 6.70 -7.13 >5 (AI Qodri dkk., 2005)

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan suhu yang berbeda selama penelitian

memberikan pengaruh nyata terhadap perkembangan ovari kuda laut. Suhu 280(: merupakan

suhu yang optimum untuk waktu perkembangan ovari kuda laut (H. barboun), indeks kematangan

gonad dan jumlah telur matang.

DAFTAR PUSTAKA

AI Qodri AH, Sudjiharno, Hennawan A. 2005. Pemeliharaan Induk dan Pematangan Gonad. Oi Dalam: Pembenihan Kuda Laut (Hippocampus spp). Lampung: Deptan, Ditjedkan. Balai Budidaya Laut.

Ari WK, Anindiastuti, Al Qodri AH, dan Sudjiharno. 2005. Produksi Massal Kuda Laut (Hippocampus kuda) dalam Upaya Mendukung Pengembangan Ikan Hiss dan Industri Obat-Obatan Tradisional. Larnpung. DKP. Ditjedkan Budidaya BaJai Budidaya Laut Lampung.

Boyd CEo 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama : Alabama Agricultural Experiment Station, Auburn University.

Brodeur, J.C., Dixon, D.G., Mckinley, R.S. , 2001. Assessment of Cardiac Output As A Predictor of Metabolic Rate In Rainbow Trout. J. Fish Biology.

EtTendie, M.1. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara..

Johnson, J.E. 1971. Maturity and Fecundity of Threadfin Sbad? Dorosomapetenense (Gunther) In Central Arizona Reservoir. Trans. Amer. Fish. Soc.

Lagler KF, Bardach JE, Miller RH. 1977. lethyology. Canada. John Wiley and Sons. Inc. Toronto.

Lin.Q, Junyi.L, Yongli .G, Li.S, Jin.C, Jlmning L. 2006. The Effect of Temperature on Gonad, Embryonic Development and Survival Rate of Juvenil Seahorse, Hippocampus kuda Bleeker. Aquaculture 254.

Lourie S.A, Vincent A.C.J , Hall H.J. 1999. Seahorses: An Identification Guide to The World's Species and Their Concervation. London: Project Seahorse.

Matty A.l . 1985. Fish Endocrinology. Portland: Timber Press.

Masonjones, H.D., 2001. The Effect of Social Context and Reproductive Status on The Metabolic Rates of Dwarf Seahorse (Hippocampus zosierae). Compo Biochem. Physol. , Part A.

Porter, S.M.,200!' Effects of Size and Light on Respiration and Activity of Wan eye Pollock (Theragra chalcogramma) Larvae. J. Exp. Mar. Bio. IOcol.

Steel RGD, Tome J.H. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi ke·2. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama

Weatherley, A.H. and Gill, H.S. 1989. The Biology of Fish Growth. Academic Press Ltd. London.

Wootton, R.l. 1990. Ecology of Teleost Fishes. Chapman and Hall. London-Newyork.

86 Syafiuddin