daftar pustaka - unandscholar.unand.ac.id/51517/4/daftar pustaka.pdf · 15. verawaty, ramdani i,...

43
DAFTAR PUSTAKA 1. UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, (2009 ). 2. Fitrini, Astiena AK, Darwin D. Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi Farmasi RSUD Pasaman Barat 2011. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan, (2015). 4. Astiena AK. Manajemen Sumber Daya Manusia. Padang: Andalas University Press; 2015. 5. UU RI No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan, (2014). 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, (2009). 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, (2016). 8. Muninjaya G. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2018. 9. Ilyas. Perencanaan Sumber Daya Rumah Sakit Jakarta: Universitas Indonesia; 2011. 10. Departemen Kesehatan RI. Deutsche Gessellschaft fur Technische Zysammenarbeit (GTZ), Perlengkapan Kerja WISN. Jakarta2009. 11. World Health Organization (WHO). Workload Indicators Of Staffing Need (WISN): Selected Country Implementation Experiences. 2016. 12. RSUD Dr. Rasidin. Laporan Tahunan 2017. Padang2017. 13. Astiena AK, Lipoeto NI, Azmi F. Laporan Survey Standar Pelayanan Minimum Waktu Tunggu dan Kepuasan Pelanggan RSUD Rasidin Padang. 2018. 14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit, (2008). 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Graha Permata Ibu Tahun 2016. Manajemen dan Pelayanan Farmasi. 2017;7(2):65-74. 16. Noviena SM, Permanasari VY. Staffing Needs Analysis In The Pharmacy Unit Of Santa Maria Hospital Pekanbaru 2017. Proceedings of International Conference on Applied Science and Health. 2018;3:209-17.

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

DAFTAR PUSTAKA

1. UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, (2009 ).

2. Fitrini, Astiena AK, Darwin D. Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan

Beban Kerja di Instalasi Farmasi RSUD Pasaman Barat 2011.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pedoman

Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan,

(2015).

4. Astiena AK. Manajemen Sumber Daya Manusia. Padang: Andalas University

Press; 2015.

5. UU RI No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan, (2014).

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan

Kefarmasian, (2009).

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, (2016).

8. Muninjaya G. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2018.

9. Ilyas. Perencanaan Sumber Daya Rumah Sakit Jakarta: Universitas Indonesia;

2011.

10. Departemen Kesehatan RI. Deutsche Gessellschaft fur Technische

Zysammenarbeit (GTZ), Perlengkapan Kerja WISN. Jakarta2009.

11. World Health Organization (WHO). Workload Indicators Of Staffing Need

(WISN): Selected Country Implementation Experiences. 2016.

12. RSUD Dr. Rasidin. Laporan Tahunan 2017. Padang2017.

13. Astiena AK, Lipoeto NI, Azmi F. Laporan Survey Standar Pelayanan

Minimum Waktu Tunggu dan Kepuasan Pelanggan RSUD Rasidin Padang.

2018.

14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar

Pelayanan Minimum Rumah Sakit, (2008).

15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga

Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Graha Permata Ibu Tahun

2016. Manajemen dan Pelayanan Farmasi. 2017;7(2):65-74.

16. Noviena SM, Permanasari VY. Staffing Needs Analysis In The Pharmacy

Unit Of Santa Maria Hospital Pekanbaru 2017. Proceedings of International

Conference on Applied Science and Health. 2018;3:209-17.

Page 2: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

17. Herlambang S. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta:

Gosyen Publishing 2016.

18. Herlambang S, Arita M. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan

Rumah Sakit. Yogyakarta2012.

19. Satrianegara MF. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Teori dan

Aplikasi dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta: Salemba

Medika; 2014.

20. Rachmawati IK. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta CV Andi

Offset; 2008.

21. Kasmir. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok: PT.

Rajagrafindo Persada; 2016.

22. Nurul Y, Zykryanka SM. Perencanaan Tenaga Teknis Kefarmasian

Berdasarkan Analisis Beban Kerja Menggunakan Metode WISN di RSIA

KM. Administrasi Kesehatan Indonesia. 2018;6(1):46-52.

23. Notoadmojo S. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV Andi

Offset; 2008.

24. Sumarsono, Tonny. Pengantar Studi Farmasi. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC; 2012.

25. Aditama TY. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas

Indonesia; 2003.

26. Milasari RI. Analisis Kebutuhan Tenaga Farmasi Berdasarkan Beban Kerja di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Indera Provinsi Bali. 2015.

27. Charles S, Amalia L. Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC; 2003.

28. Bogadenta A. Manajemen Pengelolaan Apotek. Yogyakarta: D-Medika;

2012.

29. Penata RA. Analisis Kebutuhan Tenaga Bidan Dengan Metode Workload

Indicator of Staffing Need (WISN) di Rumah Sakit Bersalin Tiara Anggrek

Kota Padang. Padang: Universitas Andalas; 2016.

30. Yunita P. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja

Dengan Metode Workload Indicators Staffing Need (WISN) di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Tugu Ibu. 2013.

31. Susanto MN, Mansur M, Jauhari T. Analisis Kebutuhan Tenaga di Instalasi

Farmasi RS Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2016.

Medicoeticoegal dan Manajemen Rumah Sakit. 2017;6(2):82-90.

Page 3: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

32. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabet; 2015.

33. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta; 2014.

34. Suwandi B. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta; 2009.

35. Notoadmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;

2016.

36. Taniredja T, Mustafidah H. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar).

Bandung: Alfabeta; 2014.

37. Dahlan S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian

Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika; 2013.

38. RSUD dr. Rasidin. Laporan Tahunan RSUD dr. Rasidin. Padang2018.

39. Peraturan Badan Kepegawaian Negeri Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2017 tentang Cara Pemberian Cuti Tenaga Negeri Sipil, (2017).

40. Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenaga kerjaan dan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Tahun 2018 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun

2019, (2018).

41. RSUD dr Rasidin. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Tenaga Farmasi.

Padang2018.

42. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, (2013).

43. Nadira NA. Analisis Beban Kerja Tenaga Rekam Medis Dengan Metode

Workload Indicators Of Staffing Need (WISN) Di Rumah Sakit Islam Ibnu

Sina Kota Padang Tahun 2016. Padang: Universitas Andalas; 2016.

Page 4: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

LAMPIRAN

Page 5: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI INFORMAN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Debi Eka Putri Andima

NIM : 1511212070

No. HP : 085374498089

Pekerjaan : Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Alamat : Jl Wisma Ibunda No.19

Akan mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Kebutuhan Tenaga

Farmasi Dengan Metode Workload Indicators Staffing Need (WISN) Di Pelayanan

Apotek Sentral Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Rasidin Tahun

2019”.

Penelitian ini tidak akan merugikan Bapak/Ibu sebagai Informan.

Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian. Sebagai bukti ketersediaan Bapak/Ibu, dimohonkan untuk

menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Demikianlah permohonan ini saya sampaikan, atas ketersediaan dan kerja

samanya sebagai Informan, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Debi Eka Putri Andima

Page 6: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 2

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI INFORMAN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk

berpartisipasi menjadi Informan untuk penelitian yang dilakukan oleh saudari Debi

Eka Putri Andima, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

dengan judul “Analisis Kebutuhan Tenaga Farmasi Dengan Metode Workload

Indicators Staffing Need (WISN) Di Pelayanan Apotek Sentral Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Rasidin Tahun 2019”.

Dengan tanda tangan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia tanpa paksaan

dari pihak manapun menjadi Informan dan akan memberi informasi yang sebenarnya.

Informan

(...........................................)

Page 7: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 3

Petunjuk Wawancara Mendalam

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA FARMASI DI PELAYANAN

APOTEK SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

(RSUD) DR. RASIDIN

Nama Informan :

Jabatan :

Pendidikan :

I. Petunjuk Umum

1. Wawancara diawali dengan permohonan izin, membuat kesepakatan

mengenai kontrak waktu, tempat dan durasi yang diperlukan.

2. Sampaikan ucapan terimakasih karena telah bersedia meluangkan waktu

untuk diwawancarai. Hal ini penting untuk menjalin hubungan baik.

3. Memperkenalkan nama fasilitator.

4. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara.

II. Petunjuk Wawancara Mendalam

1. Pembukaan

a. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan didampingi oleh seseorang

pencatat yang dilengkapi dengan tape recorder.

b. Tampil secara bersahaja, membangun kesetaraan, bersikap ramah, dan tidak

seperti orang yang serba menyeramkan.

c. Informan bebas untuk menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan

komentar.

d. Jawaban tidak ada yang salah atau benar, karena wawancara ini untuk

penelitian bukan untuk penilaian.

Page 8: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

e. Tunjukkan bahwa peneliti berkonsentrasi untuk menyadap dan menyerap

semua fenomena yang terungkap.

f. Dengarkan dan catat dengan cermat apa yang dibicarakan dengan subjek.

g. Perlakukan setiap kata atau istilah sebagai kata atau istilah yang potensial

untuk membuka “rahasia” yang lebih mendalam.

h. Jika dalam wawancara ada yang belum dimengerti, jangan malu untuk

meminta penjelasan kembali.

i. Ajukan pertanyaan yang sifatnya “menantang” untuk memancing penjelasan.

j. Jangan menganggap responden yang salah pengertian, tetapi penelitilah yang

kurang memahami.

k. Semua pendapat, pengalaman, saran, dan komentar akan dijamin

kerahasiannya.

l. Wawancara ini akan direkam oleh tape recorder untuk membantu pencatatan.

2. Penutup

a. Memberitahu bahwa wawancara telah selesai.

b. Mengucapkan terima kasih atas ketersediaannya memberikan informasi yang

dibutuhkan.

c. Menyatakan maaf bila dalam wawancara terdapat hal-hal yang tidak

menyenangkan.

d. Bila dikemudian hari ada hal-hal dirasa kurang atau ada data-data yang perlu

ditambah, mohon kemudian informan untuk diwawancarai lagi.

Page 9: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (In-Depth Interview)

I. Identitas Informan

1. Nomor :

2. Nama :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

5. Pendidikan : 1. DIII 2. S1/S2/S3

6. Jabatan :

II. Pedoman Wawancara

1. Penggunaan Waktu Kerja

a. Bagaimana menurut Bapak/Ibu uraian kerja tenaga farmasi di RSUD dr

Rasidin Padang?

(Probing : sesuai dengan tingkat pendidikan)

b. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai kegiatan di bagian farmasi, apakah

sudah sesuai dengan uraian kerja?

(Probing : sesuai dengan uraian kerja di bagian farmasi)

2. Waktu Kerja Tersedia

a. Berapa jumlah cuti tahunan tenaga farmasi di RSUD dr Rasidin Padang?

(Probing : jumlah hari cuti pada satu tahun)

b. Adakah kesempatan waktu bagi tenaga farmasi untuk mengikuti pendidikan

dan pelatihan?

(Probing : jenis dan jumlah peserta)

c. Berapa jumlah hari libur nasional yang didapatkan tenaga farmasi di RSUD

dr Rasidin Padang?

d. Adakah toleransi terhadap ketidakhadiran kerja tenaga farmasi setiap

harinya?

(Probing : jumlah maksimal hari yang diizinkan untuk tidak hadir kerja)

3. Standar Beban Kerja

a. Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah aktivitas tenaga farmasi setiap harinya?

(Probing : kesesuaian pelaksanaan aktivitas dengan uraian tugas pokok dan

fungsi tenaga farmasi)

Page 10: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

b. Menurut Bapak/Ibu bagaimanakah beban kerja tenaga farmasi di RSUD dr

Rasidin Padang?

(Probing : keluhan tenaga farmasi)

4. Standar Kelonggaran

a. Adakah kegiatan briefing yang dilakukan tenaga farmasi sebelum

pelaksanaan kegiatan farmasi setiap harinya?

(Probing : jadwal dilaksanakan briefing dan lama waktu maksimal

pelaksanaannya)

b. Berapa kali rapat yang dilakukan tenaga farmasi?

(Probing : rapat mingguan, bulanan)

c. Berapa lama waktu istirahat tenaga farmasi setiap harinya?

(Probing : waktu istirahat per hari)

5. Kebutuhan Tenaga

a. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang jumlah tenaga farmasi?

(Probing : jumlah tenaga farmasi yang ada)

b. Berapakah menurut Bapak/Ibu jumlah tenaga farmasi yang dibutuhkan?

(Probing : kesesuaian jumlah tenaga farmasi yang dibutuhkan sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi yang ditentukan)

Sumber: Nadira Nindy Audia,2016

Page 11: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 5

Lembar Observasi

Page 12: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 6

Daftar Nama Tenaga Farmasi RSUD dr. Rasidin Tahun 2019

No Nama Jenis

Kelamin Usia Pendidikan Jabatan

Lama

Bekerja

di RSUD

(Tahun)

1. DSS Perempuan 42 S1 Profesi

Apoteker

Kepala

Instalasi

Farmasi

15

2 EE Perempuan 59 S1 Profesi

Apoteker

Wakil Kepala

Farmasi 17

3 DF Perempuan 50 S1 Profesi

Apoteker

Pj. Apotek

Rawatan 19

4 LH Perempuan 33 S1 Profesi

Apoteker

Pj. Apotek

Sentral 5

5 YH Perempuan 33 S1 Profesi

Apoteker

Pj. Perbekalan

Farmasi 3

6 D Perempuan 52 S1 Profesi

Apoteker

Pj. Farmasi

Klinis 3

7 AA Perempuan 37 S1 Profesi

Apoteker Apoteker 2

8 AG Perempuan 32 S1 Profesi

Apoteker Apoteker 1

9 EG Perempuan 56 SAA Tenaga Teknis

Kefarmasian 21

10 A Perempuan 50 SMF Tenaga Teknis

Kefarmasian 19

11 AEP Laki-laki 33 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 10

12 GZ Laki-laki 37 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 10

13 HRH Perempuan 30 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 10

14 ASA Perempuan 37 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 10

15 RS Perempuan 34 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 9

16 EYS Perempuan 33 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 8

17 RI Perempuan 31 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 3

18 RR Laki-Laki 23 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

19 H Perempuan 23 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

20 DY Perempuan 35 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

Page 13: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

No Nama Jenis

Kelamin Usia Pendidikan Jabatan

Lama

Bekerja

di RSUD

(Tahun)

21 RO Perempuan 30 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

22 SD Perempuan 35 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

23 TM Perempuan 28 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

24 PRM Laki-laki 23 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

25 FP Laki-laki 24 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

26 ARC Perempuan 23 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

27 WY Perempuan 22 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

28 SRP Perempuan 24 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

29 FM Perempuan 26 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

30 LFR Perempuan 23 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

31 IY Perempuan 33 DIII

Farmasi

Tenaga Teknis

Kefarmasian 1

32 MNS Perempuan 27 SMAK Administrasi 3

33 A Laki-laki 43 S1

Ekonomi Gudang 15

Page 14: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 7

Page 15: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 8

Page 16: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 9

Page 17: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 10

Page 18: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 11

Page 19: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 12

Page 20: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 13

Page 21: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 14

Page 22: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah
Page 23: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Lampiran 15

Page 24: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah
Page 25: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah
Page 26: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

ABSTRAK

Tujuan Penelitian

Jumlah kunjungan pasien mengalami peningkatan dari tahun 2016 sampai 2017

sebanyak 15% akan tetapi waktu tunggu pelayanan resep yang dilakukan tenaga

farmasi belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untuk standar waktu

tunggu obat jadi selama kurang dari 30 menit dan untuk obat racik kurang dari 60

menit. Sementara observasi awal didapatkan waktu tunggu yang melebihi dari

standar tersebut. Pen gerjaan resep yang lama disebabkan oleh tenaga yang masih di

rasa kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan tenaga

farmasi dengan menggunakan metode Workload Indicators Staffing Need (WISN) di

Pelayanan Apotek Sentral Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rasidin.

Metode

Desain penelitian ini adalah kualitatif-kuantitatif (Mix-Methode) dengan model

Current Embedded Strategy. Penelitian Kualitatif dilakukan kepada 8 informan dan

ditentukan berdasarkan purposive sampling. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan

mengobservasi 100 sampel dan menghitung kebutuhan menggunakan rumus WISN.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah

dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara triangulasi sumber dan triangulasi

metode.

Hasil

Hasil penelitian ini untuk kualitatif beban kerja tenaga farmasi yang dikeluhkan yaitu

ketika resep yang masuk banyak dan tenaga farmasi masih merasa kekurangan untuk

melayani resep yang masuk dan untuk hasil kuantitatif jumlah tenaga farmasi yang

ada di apotek sentral 18 orang yang merupakan tenaga teknis kefarmasian. Waktu

kerja tersedia dalam setahun adalah 132.960 Menit/Tahun, standar beban kerja

tertinggi penyiapan obat racik dengan standar kelonggaran 0,28, jumlah tenaga yang

dibutuhkan berdasarkan perhitungan WISN adalah 2 orang dengan rasio WISN

sebesar 0,90.

Kesimpulan

Page 27: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Menurut perhitungan WISN, dibutuhkan jumlah tenaga teknis kefarmasian sebesar 2

orang. Hal ini menunjukkan bahwa kebetuhan tenaga farmasi belum terpenuhi.

Selanjutnya untuk pengerjaan resep yang dilakukan, waktu yang dibutuhkan tenaga

farmasi jauh lebih lama dibandingkan dengan penelitian yang sejenis. Oleh karena

itu disarankan kepada pihak rumah sakit untuk mempertimbangkan penambahan

tenaga dan meningkatkan kemampuan tenaga farmasi di pelayanan apotek sentral

dengan mengikuti pelatihan sehingga tercapainya kinerja tenaga farmasi yang

optimal.

Kata Kunci : Apotek Sentral, WISN, Tenaga Farmasi

Page 28: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

ABSTRACT

Objectives

The number of patient visits has increased from 2016 to 2017 by 15% but the waiting

time for prescription services performed by pharmacists is not in accordance with

predetermined standards. The standard waiting time for grugs was less than 30 minutes

and for racic drugs less than 60 minutes. While initial obsevation founds waiting times

exceeding that standard. The work of the old recipe was caused by a lack of energy. The

purpose of this study was to determine the needs of pharmaceutical personnel using the

Workload Indicators Staffing Need (WISN) method at the Central Pharmacy Service at

the Regional General Hospital, dr. Rasidin.

Method

The design of this study is qualitative-quantitative (Mix-Method) with the Current

Embedded Strategy model. Qualitative research was conducted on 8 informants and

determined based on purposive sampling. Quantitative research is carried out by

observing 100 samples and calculating needs using the WISN formula. Data collection is

done by in-depth interviews, observation, and document review. Data analysis was

performed by source triangulation and method triangulation.

Result

The results of this study are for qualitative workloads of pharmaceutical workers

complained that when there are many prescriptions coming in and pharmaceutical

workers still feel inadequate to serve incoming recipes and for quantitative results the

number of pharmacists in the central pharmacy is 18 people who are pharmaceutical

technical personnel. Available working time in a year is 132,960 Minutes / Year, the

highest standard workload for preparing racic drugs with a allowance standard of 0.28,

the number of workers needed based on WISN calculations is 2 people with a WISN

ratio of 0.90.

Conclusion

According to WISN calculations, there are two pharmacy technical personnel required.

This shows that the needs of pharmaceutical workers have not been fulfilled.

Furthermore, for recipes to be carried out, the time required by pharmacists is much

longer compared to similar research. Therefore, it is suggested to the hospital to consider

adding personnel and increasing the ability of pharmacy staff in central pharmacy

services by attending training so as to achieve optimal performance of pharmaceutical

personnel.

Keywords : Central Pharmacy, WISN, Pharmacy Staff

Page 29: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Pendahuluan

Pelayanan apotek merupakan salah satu pelayanan yang ada di Instalasi farmasi

rumah sakit. Pelayanan apotek di rumah sakit terdiri dari pengkajian dan pelayanan

resep, peracikan obat sampai kepada pelayanan informasi obat.(1)

Dalam upaya

peningkatan pelayanan apotek di instalasi farmasi rumah sakit, sangat penting kualitas

dan kuantitas sumber daya manusia, sehingga untuk menjaga dan meningkatkannya

perlu diperhatikan kebutuhan sumber daya manusia dengan melihat beban kerja dari

setiap tenaga kerja.(2)

Beban kerja pada dasarnya suatu keseimbangan antara kualitas dan kuantitas

yang dituntut dalam menyelesaikan tugas yang ada dalam sebuah unit tertentu. Beban

kerja merupakan banyaknya pekerjaan yang harus diselasaikan oleh tenaga kesehatan

profesional dalam satu tahun di suatu sarana pelayanan kesehatan.(3)

Beban kerja yang

tinggi dapat meningkatkan stres kerja dan beban kerja yang rendah akan membuat

rendahnya pengoptimalan produktivitas dan kinerja.(4)

Beban kerja yang tinggi maupun

rendah memberikan pengaruh buruk terhadap pelayanan, kepuasan pasien, serta peforma

rumah sakit sebagai penyedia layanan. Untuk itu beban kerja perlu diukur secara detail

dan menyeluruh. Dalam pengukuran beban kerja banyak metode perhitungan yang

digunakan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menghitung beban kerja

yaitu, Work Sampling, Time and Motion Study, Daily Log dan Workload Indicators

Staffing Need (WISN).(3, 5)

Metode Workload Indicators Staffing Need (WISN) merupakan salah satu

metode yang digunakan dalam perhitungan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan

yang juga dapat menghitung beban kerja tenaga kesehatan. Metode WISN dapat

diterapkan untuk menghitung setiap jenis tenaga di fasilitas pelayanan kesehatan

Page 30: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

termasuk rumah sakit dibagian tenaga kefarmasian.(3)

Metode WISN menunjukkan

bagaimana hasil yang didapat berguna untuk menilai kelebihan dan kurangnya staf serta

menentukan tekanan kerja diantara bagian-bagian yang berbeda sehingga memberikan

dasar bagi redistribusi tenaga kefarmasian (apoteker, asisten apoteker, dan tenaga teknis

kefarmasian) yang efektif untuk pemanfaatan keuntungan dan efisiensi tanpa

mengorbankan kualitas layanan.(6)

WISN memberikan penilaian yang akurat tentang

persyaratan kepegawaian berdasarkan beban kerja nyata, dan hasilnya dapat digunakan

dalam penentuan standar kepegawaian. Hasil WISN juga dapat membantu kepala rumah

sakit dan penanggung jawab SDM rumah sakit dalam pengambilan keputusan terkait

perencanaan dan pengelolaan tenaga kesehatan, seperti merasionalkan distribusi staf saat

ini, menyelaraskan alokasi tugas di antara kader, mengurangi tekanan beban kerja dan

meningkatkan kualitas layanan kesehatan saat ini.(7)

Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan dengan kepala farmasi di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit dr. Rasidin menjelaskan tenaga farmasi berjumlah 27 yang terdiri

dari 8 apoteker, 16 tenaga teknis kefarmasian (2 asisten apoteker, D3 Farmasi) dan 3

Non TTK. Untuk dibagian pelayanan apotek sentral tenaga berjumlah 19 orang yang

terdiri dari 3 apoteker, 13 tenaga teknis kefarmasian dan 2 orang tenaga non teknis

kefarmsian. Pada pelayanan di Instalasi Farmasi bekerja selama 6 hari dalam seminggu

dengan pembagian jam dibagi berdasarkan Shift pagi, sore dan malam. Untuk pembagian

tenaga pada shift sore dan malam terdiri dari tenaga teknis kefarmasian masing-masing 2

orang sisanya bekerja pada shift pagi. Beban kerja dirasa tinggi dikarenakan

meningkatnya kunjungan pasien dan pelayanan yang dilakukan menumpuk pada satu

bagian. Waktu tunggu pelayanan di Instalasi farmasi masih dikategorikan lama

berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan dengan rata-rata waktu tunggu selama 1

Page 31: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

jam dengan pengamatan pada 10 orang pasien untuk obat jadi dan 1 jam 30 menit untuk

obat racik dengan pengamatan pada 5 orang pasien. Standar waktu tunggu yang

seharusnya adalah untuk obat jadi selama ≤ 30 menit dan untuk obat racik selama ≤ 60

menit.(8)

Waktu tunggu yang lama disebabkan karena adanya penumpukan resep.

Penumpukan resep ini disebabkan karena pelayanan rumah sakit yang terdiri dari

berbagai poli dan praktik dokter pada poli dimulai pada pukul 10.00 pagi sementara

pelayanan farmasi sudah dibuka pada jam 08.00 pagi. Penumpukan resep ini membuat

tenaga farmasi merasa kewalahan dan pelayanan yang dihasilkan menjadi tidak efisien.

Semua pelayanan obat yang dilakukan baik untuk bagian rawat inap, rawat jalan, IGD,

OK, maupun ICU yang ada di rumah sakit dilakukan dibagian pelayanan apotek sentral.

Walaupun sudah ada penambahan tenaga akan tetapi jumlah tenaga yang dibutuhkan

masih kurang.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan peneliti tertarik untuk meneliti

mengenai “Analisis Kebutuhan Tenaga kefarmasian di Pelayanan Apotek Sentral Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin.”

Metode

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian campuran

(mix method research). Mix Method Research atau Penelitian dengan menggunakan

metode kombinasi merupakan penelitian gabungan yang menggunakan metode

kualititatif dan kuantitatif pada saat bersamaan. Penelitian kombinasi ini menggunakan

motode Current Embedded Strategy yang merupakan metode penelitian yang

menggabungkan penggunaan metode pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif

secara bersama-sama akan tetapi penggabungan dilakukan secara tidak seimbang atau

Page 32: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

bisa dikatakan penggunaan metode pendekatan kuantitatif lebih besar (metode primer)

daripada pendekatan kualitatif (metode sekunder).(9)

Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian

kualitatif dilakukan dengan metode observasi, telaah dokumen dan wawancara

mendalam yang kemudian dilakukan triangulasi sumber dan metode pada untuk

mendapatkan hasil. Selanjutnya untuk penelitian kuantitatif menggunakan 100 sampel

resep obat yang dilihat dan diamati kemudian data yang didapatkan di olah dengan

rumus WISN sehingga hasil kebutuhan tenaga dapat diperoleh.

Hasil

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa tenaga farmasi terdiri dari 8 orang

tenaga Apoteker, 23 orang Tenaga Teknis Kefarmasian dan 2 orang Tenaga Non Teknis

Kefarmasian. Selanjutnya untuk distribusi tenaga berdasarkan jenis kelamin tenaga

farmasi terdiri dari 27 orang berjenis kelamin perempuan dan 6 orang berjenis kelamin

laki-laki dengan latar belakang S1 Profesi Apoteker, DIII Farmasi, Sekolah Farmasi,

Sekolah Analisis Kimia dan S1 Ekonomi. Kemudian untuk tenaga teknis kefarmasian

dibagian pelayanan farmasi RSUD dr. Rasidin dibagi kedalam 3 bagian berdasarkan

tabel 2 yaitu apotek sentral 18 orang, apotek rawatan 3 orang, dan perbekalan farmasi 2

orang.

Uraian kerja tenaga farmasi di RSUD dr. Rasidin Padang telah sesuai dengan

tingkat pendidikan dan profesi farmasi. Uraian kerja juga disesuaikan dengan Standar

Kegiatan Pegawai (SKP) tenaga farmasi yang ada di instalasi farmasi RSUD dr. Rasidin

Padang. Adapun uraian kerja yang dilakukan oleh tenaga farmasi berdasarkan SKP

untuk pelayanan resep terdiri dari penerimaan resep, telaah resep, penulisan etiket,

pembuatan obat (racik dan jadi) pengemasan dan pemeriksaan obat serta penyerahan dan

Page 33: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

pemberian informasi obat. Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata waktu

pengerjaan dari masing-masing kegiatan pokok adalah untuk penerimaan resep selama 2

menit, telaah resep 6 menit, penulisan etiket 8 menit, pembuatan obat jadi 4 menit,

pembuatan obat racik 25 menit, pengemasan dan pemeriksaan 9 menit, penyerahan obat

5 menit.

Jumlah cuti tahunan yang didapatkan oleh tenaga farmasi di RSUD dr. Rasidin

padang 12 hari. Cuti tahunan tersebut didapatkan dari Peraturan Badan Kepegawaian

Negeri Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 tentang cara pemberian cuti pegawai

negeri sipil.(10)

Jumlah hari libur Nasional yang didapatkan oleh tenaga farmasi sebanyak

20 hari. Jumlah libur didapatkan dari Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri

Ketenaga kerjaan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Tahun 2018 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun

2019.(11)

Toleransi terhadap ketidakhadiran kerja tenaga farmasi tidak ada jika tanpa ada

alasan yang jelas. Izin untuk ketidakhadiran kerja diberikan dan disesuaikan dengan

kepentingan dan keperluan izin. Maksimal izin yang diberikan sebanyak 3 hari.

Ketidakhadiran kerja dengan alasan sakit harus melampirkan surat keterangan dokter

dan disesuaikan dengan berapa lama dirawat. Berikut kutipan wawancara dengan

informan. Tenaga Farmasi belum memiliki kesempatan waktu untuk mengikuti

pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang tidak dijadwalkan dan

pelatihan yang diselenggarakan juga tidak selalu ada. Kemudian tenaga farmasi juga

tidak diwajibkan untuk mengikuti pelatihan. Kegiatan pelatihan diikuti farmasi jika ada

dana dari rumah sakit atau mereka mengeluarkan biaya sendiri untuk mengikuti

pendidikan dan pelatihan tersebut. Dan untuk pelatihan yang diadakan juga dikhususkan

untuk tenaga apoteker sebagai ujung tombak pelayanan farmasi. Berdasarkan Tabel 4

Page 34: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

dapat dilihat bahwa waktu kerja tersedia bagi tenaga farmasi adalah 281 Hari/Tahun atau

sebanyak 132.960 Menit/Tahun.

Unit kerja SDM dalam penelitian ini merupakan bagian Apotek Sentral Instalasi

Farmasi RSUD dr. Rasidin Padang. Kategori SDM yang dilihat adalah Tenaga Teknis

Kefarmasian. Tenaga Teknis Kefarmasian merupakan tenaga yang membantu tugas

apoteker dalam memberikan pelayanan resep kepada pasien. Menetapkan unit kerja dan

kategori SDM didalam penelitian ini berguna untuk memperoleh unit kerja dan kategori

SDM yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai

tenaga farmasi di RSUD dr. Rasidin Padang.

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa standar beban kerja yang tertinggi

terdapat pada bagian penyiapan obat racik dengan angka standar beban kerjanya sebesar

5318 dan pembuatan etiket semenatara untuk beban kerja yang rendah itu terdapat pada

bagian penerimaan resep pasien dengan standar beban kerja sebesar 66480.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat untuk standar kelonggaran tenaga farmasi

RSUD dr. Rasidin Padang terdiri dari kegiatan briefing, rapat bulanan, waktu untuk

istirahat sholat makan, pengumpulan dan penghitungan resep serta penyusunan nomer

antrian. Untuk hasil perhitungan standar kelonggaran didapatkan hasil sebesar 0,277

atau dibulatkan menjadi 0,28.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan WISN diliat pada tabel 6

diperoleh jumlah kebutuhan tenaga farmasi RSUD dr. Rasidin Padang sebanyak 20

orang, sementara untuk tenaga yang ada sekarang ini berjumlah 18 orang. Maka untuk

rasio WISN diperoleh 18/20 = 0,9 atau 90%. Dari hasil perhitungan tersebut dapat

disimpulkan bahwa jumlah tenaga farmasi yang bekerja kurang sebanyak 2 orang dari

jumlah tenaga yang ada di pelayanan apotek sentral sekarang ini.

Page 35: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Pembahasan

Standar Pelayanan Kefarmasian menyebutkan untuk pekerjaan kefarmasian di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit tenaga yang ada terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis

Kefarmasian selanjutnya untuk kegiatan penunjang tenaga yang ada terdiri dari Operator

Komputer/ tenaga tekhnisi yang memahami kefarmasian, administrator dan tenaga

prakarya/ pembantu pelaksana.(1)

Berdasarkan ketentuan, dapat dilihat bahwa untuk

tenaga farmasi yang ada di RSUD dr. Rasidin sudah sesuai dengan ketentuan dan

peraturan yang berlaku terkait jenis tenaga yang bekerja di pelayanan farmasi. Adapun

jenis tenaga farmasi terdiri dari apoteker, tenaga teknis kefarmasian, dan tenaga non

teknis kefarmasian (penunjang). Oleh karena itu RSUD dr. Rasidin dalam hal ini sudah

sesuai dalam pemenuhan kriteria tenaga farmasi yang dibutuhkan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Standar

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit menyebutkan untuk pelayanan resep di instalasi

farmasi suatu rumah sakit pelayanan dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan,

penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai termasuk peracikan

obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. pada setiap tahap alur

pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian Obat

(medication error).(1) Jadi dapat disimpulkan untuk uraian kerja tenaga farmasi RSUD dr.

Rasidin sudah sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian rumah sakit.

Rata-rata waktu kegiatan pokok yang dilakukan oleh tenaga farmasi lebih lama

untuk kegiatan pembuatan obat racik dikarenakan karena untuk pembuatan obat racik

petugas yang mengerjakan terlihat kurang cekatan dalam meracik. Kemudian untuk

pengambilan obat yang akan diracik dengan tempat peracikan tidak berdekatan membuat

petugas harus bolak balik ketika mengambil obat racikan. Kemudian alat untuk meracik

Page 36: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

obat yang hanya berjumlah 1 buah yang membuat pengerjaan obat racik dilakukan satu

persatu. Oleh karena itu perlu untuk ditambah tenaga farmasi untuk peracikan obat, alat

untuk memebuat obat racikan dan dibutuhkan pelatihan bagi tenaga teknis kefarmasian

untuk dapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.

Selanjutnya penulisan etiket yang lama disebabkan oleh penulisan dilakukan

dengan sistem komputerisasi. Jadi, resep obat diketik satu persatu kedalam situs Sistem

Informasi RS kemudian diproses dan dikeluarkan hasil cetakan etiket. Ketika jaringan

internet tidak stabil maka penulisan etiket menjadi terganggu dan etiket yang

dikeluarkan membutuhkan waktu yang lama, selanjutnya untuk kemampuan petugas

dalam penulisan etiket ada yang masih belum menguasai dan pandai dalam

penggunaannya sehingga penulisan membutuhkan waktu yang lebih lama kemudian

petugas yang melakukan penulisan hanya bisa melakukan penulisan berjumlah dua

orang karena alat seperti komputer dan printer yang hanya berjumlah 2 buah saja. hal ini

masih dirasa belum memadai karena resep yang masuk banyak. Sementara yang

mengerjakan penulisan etiket hanya berdua saja. Jadi, diperlukan pelatihan bagi semua

petugas farmasi untuk dapat melakukan penulisan etiket dengan menggunakan

komputer. Kemudian diperlukan penambahan petugas, alat untuk penulisan etiket dan

jaringan yang stabil untuk pengerjaan etiket yang lebih cepat dan resep yang dilayani

bisa semakin banyak.

Selanjutnya dari hasil pengamatan juga dilihat bahwa pendistribusian obat tidak

dilakukan dengan cara memberikan langsung kepada pasien setelah obat selesai dikemas

melainkan obat yang telah diselesaikan ditumpuk ke dalam keranjang kemudian setelah

penuh keranjang dibawa keluar untuk didistribusikan dan dibagikan kepada pasien.

Untuk pengerjaan resep tenaga farmasi menumpuk 1-20 obat yang telah dibungkus dan

Page 37: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

siap untuk diberikan, kemudian baru mendistribusikannya keluar untuk diberikan kepada

pasien. Pasien yang mendapat nomor diawal harus menunggu obatnya bersamaan

dengan nomor antrian yang lainnya sesuai dengan yang ada dikeranjang. Hal ini

membuat pasien yang memberikan resep diawal menjadi lama menunggu. Walaupun

tidak ada ketentuan secara khusus terkait bagaimana cara penyerahan obat kepada

pasien, namun perlu dilakukan perubahan alur dalam penyerahan obat dan tenaga untuk

penyerahan obat ditambah agar kegiatan penyerahan obat berjalan dengan lebih cepat

dan dapat memotong waktu tunggu yang lama dalam pemberian obat kepada pasien.

Setiap petugas farmasi khususnya tenaga teknis kefarmasian perlu melakukan

pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan diperlukan dalam meningkatkan

produktifitas dan kinerja petugas farmasi. Selain itu juga dapat mengasah kemampuan

dan keahlian yang telah dimiliki agar pelayanan yang diberikan semakin baik dan

efisien. Jadi untuk meningkatkan kemampuan tenaga farmasi, pihak RSUD dr. Rasidin

perlu memberikan izin khusus untuk dapat mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang

kemampuan tenaga teknis kefarmasian. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan

disesuaikan dengan waktu kerja yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah agar

kegiatan berjalan dengan optimal.

Adapun langkah terakhir dalam perhitungan WISN yang berhubungan dengan

pengambilan keputusan adalah rasio, rasio merupakan perbandingan antara kenyataan

dan kebutuhan. Berdasarkan kebutuhan tersebut, didapatkan rasio WISN 18/20 = 0,90

atau 90%. Rasio WISN yang <1, maka tenaga farmasi yang ada pada saat ini dianggap

kurang dan belum mencukupi. Jadi dapat disimpulkan bahwa tenaga farmasi hampir

terpenuhi dan masih kekurangan tenaga 2 orang lagi untuk melaksanakan kegiatan

pokok tenaga farmasi dengan lancar dan efisien perhitungan kebutuhan tenaga farmasi

Page 38: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

di bagian pelayanan apotek sentral diperkuat dengan hasil wawancara mendalam (In-

depth Interview) dengan tenaga farmasi yang menjelaskan bahwa untuk pelaksanaan

pelayanan resep masih jumlah tenaga masih belum sesuai dengan jumlah resep yang

masuk, selain itu dikarenakan jumlah kunjungan ke RSUD dr. Rasidin yang terus

meningkat membuat resep obat yang akan dilayani juga akan terus meningkat. Oleh

sebab itu, agar pelaksanaan kegiatan pokok tenaga farmasi dapat dilaksanakan dengan

baik, lancar dan beban kerja menjadi ideal, maka tenaga farmasi khususnya tenaga

teknis kefarmasian perlu dilakukan penambahan sebanyak 2 orang lagi.

Kesimpulan

Jumlah tenaga farmasi di RSUD dr. Rasidin Padang saat ini berjumlah 33 orang

dengan latar belakang pendidikan apoteker, DIII Farmasi Sekolah Analisis Kimia dan

S1 Ekonomi, yang berada pada kelompok umur 20-60 tahun. Dari tenaga farmasi yang

ada, 18 orang tenaga teknis kefarmasian ditempatkan dibagian pelayanan apotek sentral

instalasi farmasi RSUD dr. Rasidin Padang.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan, uraian tugas farmasi

sudah sesuai dengan jabatan fungsionalnya dari masing-masing tenaga farmasi dan

sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian yang ada di rumah sakit. Kemudian,

terdapat 7 kegiatan pokok dalam pelayanan resep dibagian apotek sentral yang berhasil

diamati. Kegiatan yang dilakukan tenaga farmasi mulai dari penerimaan resep, telaah

resep,penulisan etiket, penyiapan obat jadi, penyiapan obat racik, pengemasan obat,

pemeriksaan obat sampai kepada penyerahan dan pemberian informasi obat kepada

pasien.

Berdasarkan rumus perhitungan waktu kerja tersedia, didapatkan waktu kerja

tersedia tenaga farmasi adalah sebesar 132.960 menit/tahun atau setara dengan 281

Page 39: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

hari/tahun dan kategori SDM yang dilihat adalah Tenaga Teknis Kefarmasian yang

berada dibagian pelayanan apotek sentral instalasi farmasi RSUD dr. Rasidin Padang.

Standar beban kerja tertinggi pada pembuatan obat racik yaitu sebesar 5318,

sedangkan standar beban kerja terendah adalah penerimaan resep pasien yaitu sebesar

66.480. Sedangkan untuk standar kelonggaran, didapatkan standar kelonggaran tenaga

farmasi di RSUD dr. Rasidin sebesar 0,28.

Jumlah kebutuhan tenaga farmasi berdasarkan hasil perhitungan dengan metode

WISN adalah 20 orang, yang akan dibagi pada masing-masing kegiatan pokok

pelayanan farmasi. Rasio tenaga farmasi berdasarkan rumus WISN adalah 0,90 atau

90% (WISN < 1), artinya tenaga farmasi yang ada saat ini hampir terpenuhi akan tetapi

masih memiliki sedikit lagi kekurangan untuk mengerjakan kegiatan pokok tenaga

farmasi, sehingga dibutuhkan penambahan tenaga farmasi sebanyak 2 orang agar

kegiatan yang ada di bagian apotek sentral dapat berjalan dengan lancar dan lebih

efisien. Untuk mendapatkan kualitas kerja yang maksimal, diharapkan agar seluruh

kegiatan terlaksana dengan optimal, maka perlu dipertimbangkan penambahan jumlah

tenaga farmasi dipelayanan apotek sentral sebanyak 2 orang. Jika penambahan tenaga

tidak memungkinkan, maka prosedur kerja dan pelaksanaan kegiatan pokok yang ada

saat ini harus diperbaiki. Adapun prosedur yang dapat diperbaiki seperti adanya

penempatan satu petugas khusus yang mengantar resep dari dalam apotek ke bagian

pemberian obat atau dapat dilakukan dengan cara resep yang telah dikemas langsung

diberikan ke pasien tanpa harus menumpuk lalu mengantarkannya ke pasien.

Penghargaan/Pengakuan

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

anugerah dan kesempatan dalam menuntut ilmu di bangku perkuliahan hingga masa

Page 40: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

studi berakhir. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Andalas, seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Andalas, kepada dosen pembimbing dan penguji yang telah

memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.

Penghargaan juga diberikan kepada pihak RSUD dr. Rasidin khususnya Tenaga Farmasi

yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan informasi sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian ini.

Page 41: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Daftar Pustaka

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan

Kefarmasian di Rumah Sakit, (2016).

2. UU RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, (2009).

3. Astiena AK. Manajemen Sumber Daya Manusia. Padang: Andalas University

Press; 2015.

4. Muninjaya G. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2018.

5. Ilyas. Perencanaan Sumber Daya Rumah Sakit Jakarta: Universitas Indonesia;

2011.

6. Departemen Kesehatan RI. Deutsche Gessellschaft fur Technische

Zysammenarbeit (GTZ), Perlengkapan Kerja WISN. Jakarta. 2009.

7. World Health Organization (WHO). Workload Indicators Of Staffing Need

(WISN): Selected Country Implementation Experiences. 2016.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar Pelayanan

Minimum Rumah Sakit, (2008).

9. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabet;

2015.

10. Peraturan Badan Kepegawaian Negeri Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2017 tentang Cara Pemberian Cuti Tenaga Negeri Sipil, (2017).

11. Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenaga kerjaan dan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Tahun 2018 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2019, (2018).

12. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, (2013).

Page 42: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Tabel

Tabel 1. Karakteristik Tenaga

Farmasi Berdasarkan jenis kelamin

dan jenis tenaga di RSUD dr. Rasidin

Jenis

Tenaga

Farmasi

Jenis

Kelamin Jumlah Persent

ase(%) P L

Apoteker 8 - 8 24

Tenaga

Teknis

Kefarmasi

an

18 5 23 70

Tenaga

Non

Kefarmasi

an

1 1 2 6

Total 27 6 33 100

Tabel 2. Distribusi Tenaga Teknis

Kefarmasian RSUD dr. Rasidin

Unit Jumlah Persentase(%)

Pelayanan

Apotek

Sentral

18 78

Pelayanan

Apotek

Rawatan

3 13

Perbekalan

Farmasi

2 8

Total 23 100

Tabel 3. Waktu Kerja Tersdia Tenaga

Farmasi RSUD dr. Rasidin

Kode Faktor Jumlah Keterangan

A Hari Kerja 312 hari/tahun

B Cuti Tahunan 12 hari/tahun

D

Hari Libur

Nasional 20 hari/tahun

E

Ketidakhadiran

Kerja 3 hari/tahun

F Waktu Kerja 8 jam/hari

Hari Kerja

Tersedia 277 hari/tahun

2.216 jam/tahun

Total Menit 132.960 menit/tahun

Page 43: DAFTAR PUSTAKA - Unandscholar.unand.ac.id/51517/4/Daftar Pustaka.pdf · 15. Verawaty, Ramdani I, Ratih D, Mediawati C. Analisis Kebutuhan Tenaga Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah

Tabel 4. Rata-rata Waktu Kegiatan Pokok dan Standar Beban Kerja Tenaga

Farmasi RSUD dr. Rasidin Padang

No. Kegiatan Pokok Rata-rata

waktu/menit

Standar

beban

kerja

1 Penerimaan Resep 2 66480

2 Telaah Resep 6 22160

3 Penulisan Etiket 8 16620

4 Penyiapan Obat Jadi 4 33240

5 Penyiapan Obat Racik 25 5318

6 Pengemasan & Pemeriksaan Obat 9 14773

7 Penyerahan obat 5 26592

Tabel 5. Standar Kelonggaran Tenaga Farmasi RSUD dr. Rasidin padang

No Jenis Kegiatan

Rata-rata

waktu

kegiatan

Jumlah Standar

Kelonggaran

1 Brifieng 15 menit/hari 4215menit/tahun 0,031

2 Rapat Bulanan

3 jam, 1X

sebulan 36jam/tahun

0,016

2160menit/tahun

3 Istirahat, sholat dan makan 30 menit/ hari 8400menit/tahun 0,063

4

Pengumpulan dan

Perhitungan Resep 1jam/hari 16620menit/tahun 0,125

5 Penyusunan No. Antrian 20menit/hari 5540menit/tahun 0,042

Total 0,277

Tabel 6. Kebutuhan Tenaga Farmasi RSUD dr. Rasidin Padang

N

o. Kegiatan Pokok

Rata-rata

waktu/

kegiatan

(menit)

Kuantitas

Kegiatan Pokok

(menit/tahun)

Standar

Beban

Kerja

Kebutuhan

Tenaga

1 Penerimaan Resep 2 72457 66480 1,09

2 Telaah Resep 6 72457 22160 3,20

3 Penulisan Etiket 8 72457 16620 4,16

4 Penyiapan Obat Jadi 4 64406 33240 1,94

5 Penyiapan Obat

Racik 25

8051 5318 1,51

6 Pengemasan &

PemeriksaanObat 9

72457 14773 4,90

7 Penyerahan obat 5 72457 26592 2,72

Total

19,52