daftar pustaka pkm

Upload: blossomblackandwhite

Post on 09-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dafkjasj khas kash kashf kjaf af kas

TRANSCRIPT

Deterjen sebagai senyawa yang mampu menghilangkan noda dan bau pada pakaian ternyata mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup. Limbahdeterjenyang mengalir disungai dapat memicu pertumbuhan enceng gondok.Merambatnya enceng gondong pada seluruh permukaan sungai dapat menghabat masuknya sinar matahari ke dalam sungai. Hal ini dapat merusak kehidupan di dalamnya. Disamping itu,deterjenjuga dapat memicu kerusakan kulit bahkan dapat menyebabkan kanker.Maka, pengguna harus lebih jeli dalam penggunaandeterjen. Sebaiknya gunakandeterjenyang mengandung bahan-bahan alami. Deterjen jenis ini biasanya bebas dari pemutih klorin, aroma sintetis dan pewarna.Berbeda dengandeterjenbiasa,deterjenalami mengandung bahan-bahan yang terbuat dari tanaman (bukan petrolium), mengandung biodegredabel (bahan yang berasal dari materi organik seperti tanaman dan hewan) dan sufactant (sejenis bahan kimia anorganik yang berfungsi seperti sabun, memiliki kemampuan untuk mengurangi kerekatan minyak).Bahan-bahan ini dapat bekerja dengan baik pada air dingin. Jadi pastikan untuk menggunakan air dingin ketika mencuci. Untuk itu, lebih teliti membaca kandungan produkdeterjenketika berbelanja.Selain itu sebaiknya hindari penggunakan pemutih berklorin. Pasalnya pemutih berbahan klorin dapat mengiritasi kulit juga mata. Sementara pemutih non klorin mengangun hidrogen peroksida; sebuah senyawa anorganik yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu berbahaya.Untuk mendapatkan pemutih jenis ini, Anda dapat membelinya di toko-toko atau Anda juga dapat membeli cairan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 3% di toko kimia. Tambahkan cairan ini pada cucian Anda.Faktarnya, rumah tangga di US mengganti satu dari 64 ons botol penulih berklorin dengan pemutin non klorin. Hasilnya, mereka dapat menjegah 11,6 juta pons klorin untuk merusak lingkungan.http://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/04/29/saatnya-beralih-ke-deterjen-alami

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Deterjen Ramah Lingkungan. Shalawat dan salam semoga tercurah pula kepada Rasulullah Muhammad SAW, dan para sahabat. Teriring doa dan harap semoga Allah meridhoi upaya yang penulis lakukan. Makalah ini berisi tentang pemanfaatan bahan-bahan alami sebagai pengganti deterjen yang umumnya di gunakan. Karena deterjen yang umumnya di pakai sangat berdampak buruk pada lingkungan. Hal ini menjadi perhatian menarik bagi penulis untuk membuat makalah tentang Deterjen Ramah Lingkungan. Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Cahyu Purnawan S.Si,M.Si sebagai dosen mata kuliah ilmu alam dasar. Penulis berharap karya tulis ini bermanfaat bagi penulis, mahasiswa, dan penikmat pada umumnya.

Bandung, 8 desember 2011Penulis

DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada zaman teknologi modern saat ini, banyak aktivitas manusia yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan alam. Salah satu aktivitas tersebut adalah penggunaan berbagai produk instant oleh masyarakat yang ternyata mengandung bahan-bahan kimia tidak ramah lingkungan. Akibatnya, lingkungan alam menjadi tercemar serta keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Contoh produk instant yang sering digunakan oleh masyarakat adalah deterjen pencuci pakaian. Berbagai merk terkenal deterjen pencuci pakaian telah membuat masyarakat mengkonsumsi dengan bebas tanpa menghiraukan akibat dari penggunaannya, baik terhadap lingkungan maupun pengguna deterjen itu sendiri. Oleh sebab itu penulis ingin menuliskan pembuatan pada deterjen yang ramah lingkungan adalah alternatif yang potensial untuk dikembangkan yang aman dan ramah lingkungan. Deterjen ramah lingkungan pun diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat luas sebagai wujud kesadaran untuk berpartisipasi dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang menjadi bagian dari lingkungan tempat tinggal dan kehidupan manusia.

1.2 Tujuan PenulisanPenulisan ini bertujuan untuk mengkaji potensi pemanfaatan bahan bahan alami sebagai sumber daya baru untuk pengganti deterjen.

1.3 Manfaat PenulisanManfaat penulisan ini adalah memberikan alternatif baru bahan - bahan alami sebagai deterjen yang ramah terhadap lingkungan sebagai deterjen yang ramah lingkungan dan dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.

BAB IIPEMBAHASAN2.1Pengertian DeterjenDeterjen adalah sebuah (atau gabungan beberapa) senyawa, yang memudahkan proses pembersihan (cleaning). Istilah deterjen kini dipakai untuk membedakan antara sabun dengan surfaktan jenis lainnya.Umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut:Surfaktandan Builders adalah bahan bahan yang ada dalam sabun pencuci dan diidentifikasi mempunyai pengaruh terhadap manusia dan lingkungan.Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar dan menghilangkan kelembaban alami pada permukan kulit.Sisa Surfaktan dapat membentuk Chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM.Chlorbenzene merupakan senyawa kimia beracun dan berbahaya bagi kesehatan.Jenis Surfaktan dan Builders Secara umum surfaktan di bedakan menjadi 4 macam berdasarkan sifat ioniknya, yaitu:Surfaktan anionikSurfaktan ini bila terionisasi dalam air/larutan membentuk ion negatif. Surfaktan ini banyak digunakan untuk pembuatan detergen mesin cuci, pencuci tangan dan pencuci alat-alat rumah tangga. Surfaktan ini memiliki sifat pembersih yang sempurna dan menghasilkan busa yang banyak. Contoh surfaktan ini yaitu, alkilbenzen sulfonat linier, alkohol etoksisulfat, dan alkil sulfat.

Surfaktan nonionikSurfaktan ini tidak dapat terionisasi dalam air/larutan sehingga surfaktan ini tidak memiliki muatan. Dalam pembuatan detergen surfaktan ini memiliki keuntungan yaitu tidak terpengaruh oleh keadaan air karena surfaktan ini resisten terhadap air sadah. Selain itu juga detergen yang dihasilkan hanya menghasilkan sedikit busa. Contohnya alkohol etoksilat.Surfaktan kationikSurfaktan ini akan terionisasi dalam air/larutan membentuk ion positif. Dalam detergen, surfaktan ini banyak digunakan sebagai pelembut. Contohnya senyawa amonium kuarterner.Surfaktan amfoterikBila terionisasi dalam air/larutan akan terbentuk ion positif, ion negative atau nonionik bergantung pada pH air/larutannya. Surfaktan ini digunakan untuk pencuci alat-alat rumah tangga. Contoh imidazolin dan betain.Filler pengisi, merupakan bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kuantitas dari bahan-bahan lainnya (tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci). Bahan yang digunakan biasanya:Sodium sulfateAditif - suplemen / tambahan, digunakan untuk membuat deterjen lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih dan pewarna. Biasanya bahan yang ditambahkan adalah:EnzymeBoraxSodium chlorideCarboxy Methyl Cellulose CMC2.2 Dampak Negatif DeterjenDampak negatif detergen dikelompokan menjadi dampak negatif kepada manusia dan dampak negatif kepada lingkungan yaituDampak Negatif Kepada Manusia

Bahan surfaktan (LAS) dapat menyebabkan permukaan kulit menjadi kasar, hilangnya kelembaban alami dan meningkatkan permeabilitas permukaan kulit.Mampu mempengaruhi kerja hormon pada tubuh, sehingga dapat mengakibatkan masalah pada kemampuan reproduksi (pria penurunan jumlah dan kualitas sperma), asma, penyakit kulit, alergi dan bahkan kanker hatiMengiritasi sistem pernapasan manusia dan dapat menyebabkan mual.Dampak Negatif Kepada Lingkungan / Alam

Bahan surfaktan (ABS) sulit terurai di alam, sehingga dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air. Selain itu bahan ini juga merusak organ pernafasan (insang) pada ikan.Busa deterjen yang dibuang ke kali / sungai menyebabkan kontak air dan udara menjadi terbatas sehingga menurunkan proses pelarutan oksigen kedalam air. Hal ini menyebabkan organisme didalam air kekurangan oksigen, hingga bisa menimbulkan kematian.Bahan builder (STPP) dalam jumlah yang terlalu banyak dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan pada air, sehingga air kekurangan oksigen akibat pertumbuhan dan perkembangan algae (phytoplankton) yang cepat. Algea juga merupakan makanan bakteri. Sehingga perkembangannya memicu populasi bakteri yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan kebutuhan akan oksigen meningkat dan pada akhirnya membahayakan kehidupan mahluk hidup didalam air.Bahan surfaktan (ABS) dapat menyebabkan biota sungai dan laut mengalami mutasi gen.Adapun mitos yang berkembang di masyakarat yang salah tentang penggunaan deterjen yaitua)Makin banyak busanya makin bersih hasilnya. Tidak ada hubungan antara jumlah busa dengan hasil yang dicapai oleh deterjen. Justru semakin banyak busa menyebabkan kita membutuhkan lebih banyak air yang digunakan untuk membilas. Tenaga pun lebih banyak keluar begitu juga dengan waktu.b)Makin banyak fungsinya makin baik (seperti: memiliki fungsi pemutih, pengharum, pengkilap dan lain sebagainya). Semakin banyak fungsinya berarti semakin beragam bahan kimia yang digunakan, hal ini tentunya meningkatkan efek negative nya kepada manusia dan lingkungan.

BAB IIIMETODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini terdiri dari penentuan kerangka pemikiran, gagasan, pengolahan dan anlisis data, rumusan solusi, serta pengambilan kesimpulan dan saran.3.1Penentuan GagasanKarya tulis ini mengangkat gagasan berupa permasalahan kerusakan atau dampak negatif akibat penggunaan detergen. Permasalahan ini dijawab dengan adanya bahan bahan alami alternatif sebagai pengganti deterjen pada umumnya , yang telah diketahui bahwa dapat digunakan untuk mencuci. Dengan adanya deterjen yang ramah lingkungan dan berfungsional tinggi di harapakan mengurangi kerusakan lingkungan.3.2 Pengumpulan DataData yang dikumpulkan berupa data sekunder yang diperoleh dari kajian pustaka berupa buku, artikel, internet, dan jurnal.3.3 Perumusan SolusiRumusan solusi diperoleh berdasarkan hasil analisis sumber data sehingga dapat mengatasi permasalahan yang ada secara efektif.3.4 Penarikan Kesimpulan dan SaranTahap terakhir penulisan karya tulis ialah berupa penarikan kesimpulan dari pembahasan sehingga dapat menghasilkan saran-saran yang diperlukan berkaitan dengan permasalahan yang ada.

BAB IIIANALISIS DAN SINTESIS4.1AnalisisDeterjen sangat berbahaya bagi lingkungan karena dari beberapa kajian menyebutkan bahwa detergen memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan danbersifat karsinogen, misalnya 3,4 Benzonpyrene, selain gangguan terhadap masalah kesehatan, kandungan detergen dalam air minum akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Deterjen kationik memiliki sifat racun jika tertelan dalam tubuh, bila dibanding deterjen jenis lain (anionik ataupun non-ionik)Deterjen merupakan pembersih sintetis yang terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Deterjen yang membedakan adalah komposisi dan bahan tambahan (aditif). Semakin berkurangnya tingkat minyak bumi yang berada alam diperlukan bahan alternatif khusus yang nantinya dapat menggantikan bahanbahan yang berasal dari minyak bumi. Hal ini didukung juga dengan kecenderungan dan keinginan industri-industri untuk kembali ke alam, telah ikut pula mengarahkan deterjen untuk memanfaatkan berbagai sumber alam yang dapat memberikan nilai tambah yang besar, sehingga sangat diperlukan sebuah terobosan baru untuk menghasilkan bahan aktif dan aditif deterjen yang berkualitas.Pada industri deterjen dewasa ini sumber utama yang digunakan sebagai enzim adalah enzim alkali protease. Enzim alkali protease ini paling banyak diproduksi dari jenis bakteri, jamur, atau serangga. Namun pada pemproduksian enzim ini dari ketiga sumber tersebut, ditemukan beberapa kendala untuk memperoleh ekstrak enzimnya. Salah satu contohnya adalah pada bakteri diperlukan teknologi yang cukup tinggi untuk mengambil ekstrak enzimnya dan memisahkannya dengan mikroorganisme dalam bakteri. Alkali protease ini digunakan aditif pada deterjen karena kemapuannya yang bersifatbiodegradabledan dapat meningkatkan kerja dari deterjen secara umum.Di indonesia adalah negara tropis yang kaya akan tumbuhan termasuk tumbuhan yang ternyata bisa di jadikan alternatif pengganti deterjen, yang penggunaanya masyarakat belum tahu atau hanya kalangan tertentu saja yang mengetahuinya sehingga belum banyak termanfaatkan.

4.2 SintesisDeterjen Ramah Lingkungan adalah detergen yang terdiri dari bahan bahan alami yang tidak berdampak negatif terhadap mahluk hidup dan lingkungan dan alternatif pengganti deterjen.Berikut adalah daftar bahan yang bias menggantikan fungsi deterjen dan tentunya tetap ramah lingkungan :a.Baking SodaBaking soda terkenal sebagai pembersih yang lebih ramah lingkungan. Untuk keperluan mencuci pakaian, tuangkan larutan setengah cangkir baking soda dan air ke pakaian yang akan dicuci agar semua nodanya hilang. Setengah cangkir baking soda yang ditambahkan ke air cucian juga bisa membantu mencerahkan cucian. Baking soda juga bisa digunakan untuk mencuci perabotan rumah tangga lainnya, seperti mesin cuci piring, kulkas, danmicrowave.b.Asam CukaSebelum mulai mencuci, semprotkan asam cuka pada pakaian bernoda yang akan dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Asam cuka juga bisa digunakan sebagai pelembut pakaian, yaitu dengan menambahkan setengah dari ukuran pelembut sintetis yang biasa Anda gunakan, ke dalam bilasan. Sedangkan untuk menjaga warna pakaian tetap cemerlang, tambahkan dua tetes asam cuka ke dalam air rendaman cucian.

c.Jeruk LemonWanginya yang segar sangat cocok menjadi pengharum sintetis yang biasa digunakan saat mencuci pakaian. Teteskan satu sendok air perasan jeruk lemon ini pada bilasan terakhir cucian sebelum dijemur. Untuk memutihkan pakaian, tuangkan setengah cangkir air perasa jeruk lemon pada rendaman pertama. Selain untuk cucian, air perasan jeruk lemon ini juga bisa digunakan untuk membersihkan dan mengharumkan perabotan rumah tangga lainnya, seperti kulkas, toilet, mesin cuci piring, dan microwave.d.BoraksOrang suku etnis Jawa lebih mengenal boraks, larutan garam konsentrat tinggi, dengan istilah bleng. Untuk keperluan mencuci dengan mesin cuci, tambahkan setengah cangkir boraks ke dalam cucian untuk mendapatkan hasil yang bersih dan cemerlang. Sebelum mencuci, tambahkan satu sendok makan boraks ke dalam rendaman cucian dan biarkan selama 30 menit sebelum mulai dicuci. Boraks juga bisa digunakan untuk membersihkan peralatan masak dan toilet.

e.Lerak/soapnutLerak (bijinya) sudah dipakai sebagai bahan pencuci oleh beberapa etnis di Indonesia sejak zaman dahulu. Lerak biasa digunakan dalam proses pembuatan batik, yaitu untuk mencuci batik, melembutkan, dan memelihara kualitas warnanya. Kandungan saponin dalam lerak menghasilkan busa dan berfungsi seperti deterjen. Untuk keperluan mencuci, pecahkan kulitnya dan masukkan ke dalam kantong kecil terbuat dari kain. Setelah itu, masukkan ke dalam air rendaman cucian. Gunakan air hangat saat merendam karena semakin hangat airnya maka semakin banyak saponin yang keluar. Kocok-kocoklah air rendaman hingga muncul busa-busa kecil, lalu masukkan pakaian, kemudian kucek dengan tangan. Selain untuk pakaian, lerak juga bisa dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaan.Adapun contoh cara pembuatan deterjen ramah lingkungan sebagai berikut :Alat dan BahanAlat :- Timbangan terigu- Pipet - Jam- Ember - Plastik- Gayung - Baskom- Sendok - Nampan- Baju kotor - Label

Bahan :- Linear Alkyl Benzene Sulfonate ( LABS ) : 0,02 kg- Ethylene Diamine Tetra Acetate/ EDTA : 0,02 kg- Sodium Sulfate : 0,15 kg- Carboxyl Methyl Cellulose ( CMC ) : 0,01 kg- Pewangi lemon alami : 2 ml

Cara Pembuatan* Campurkan semua bahan-bahan di bawah ini dengan perbandingan yang telah ditentukan :- Linear Alkyl Benzene Sulfonate ( LABS ) : 0,02 kg- Ethylene Diamine Tetra Acetate/ EDTA : 0,02 kg- Sodium Sulfate : 0,15 kg- Carboxyl Methyl Cellulose ( CMC ) : 0,01 kg- Pewangi lemon alami : 2 ml* Semua bahan dicampurkan dengan rata

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN5.1KesimpulanHal ini memberikan potensi bahan bahan alami ini untuk dikembangkan menjadi bahan aditif deterjen. Aditif deterjen yang bersumber dari alam akan lebih ramah lingkungan karena mudah mengalamibiodegradibilitasdan juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas daya pembersih deterjen yaitu dengan mendegradasi kotoran yang berupa protein dan turunannya sehingga akan memudahkan kerja dari surfaktan dalm melepas kotoran.

5.2SaranSuatu harapan yang besar bagi penulis adalah adanya makalah makalah atau tulisan tulisan lain yang lebih lanjut mengenai topik yang penulis angkat untuk memanfaatkan bahan - bahan alami yang belum termanfaatkan secara optimal khususnyakhususnya tumbuhan yang ada di sekitr kitaair sebagai sumber alternatif yang dapat berfungsi sebagai bahan aditif pada deterjen yang ramah terhadap lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin.2008.Metode pengolahan deterjen.Madiun : Radionuklida.Jia Z., W. Yujun, dan L. Guanngsheng. 2005. Adsorption ofDiuretic Fuorosemide onto Chitosan with Nanopraticles Prepared in Oil Nanoemulsion System Reactive and Functional Polymers 65 :249 - 257.http://en.wikipedia.org/wiki/Detergenthttp://id.wikipedia.org/wiki/Deterjenhttp://r4hm4nia.multiply.com/journal/item/82/Tips_memilih_deterjen_ramah_lingkunganhttp://4humanity.wordpress.com/http://sarikartika99.wordpress.com/2010/05/25/deterjen-alami/http://erabaru.net/iptek/55-iptek/15354-apakah-detergent-ramah-lingkunganhttp://rumahpopok.comhttp://smk3ae.wordpress.com/2008/06/18/deterjenhttp://healthrightinten.blogspot.co.id/2013/05/kata-pengantar-syukuralhamdulillah-ke.html

Daripada menggunakan deterjen yang bisa membahayakan kesehatan dan lingkungan, mengapa kita tidak mencoba menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan sebagai deterjen kita? Baking SodaBaking soda terkenal sebagai pembersih yang lebih ramah lingkungan. Untuk keperluan mencuci pakaian, tuangkan larutan setengah cangkir baking soda dan air ke pakaian yang akan dicuci agar semua nodanya hilang. Setengah cangkir baking soda yang ditambahkan ke air cucian juga bisa membantu mencerahkan cucian. Baking soda juga bisa digunakan untuk mencuci perabotan rumah tangga lainnya, seperti mesin cuci piring, kulkas, danmicrowave. Asam CukaSebelum mulai mencuci, semprotkan asam cuka pada pakaian bernoda yang akan dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Asam cuka juga bisa digunakan sebagai pelembut pakaian, yaitu dengan menambahkan setengah dari ukuran pelembut sintetis yang biasa Anda gunakan, ke dalam bilasan. Sedangkan untuk menjaga warna pakaian tetap cemerlang, tambahkan dua tetes asam cuka ke dalam air rendaman cucian. Jeruk LemonWanginya yang segar sangat cocok menjadi pengharum sintetis yang biasa digunakan saat mencuci pakaian. Teteskan satu sendok air perasan jeruk lemon ini pada bilasan terakhir cucian sebelum dijemur. Untuk memutihkan pakaian, tuangkan setengah cangkir air perasa jeruk lemon pada rendaman pertama. Selain untuk cucian, air perasan jeruk lemon ini juga bisa digunakan untuk membersihkan dan mengharumkan perabotan rumah tangga lainnya, seperti kulkas, toilet, mesin cuci piring, dan microwave. BoraksOrang suku etnis Jawa lebih mengenal boraks, larutan garam konsentrat tinggi, dengan istilah bleng. Untuk keperluan mencuci dengan mesin cuci, tambahkan setengah cangkir boraks ke dalam cucian untuk mendapatkan hasil yang bersih dan cemerlang. Sebelum mencuci, tambahkan satu sendok makan boraks ke dalam rendaman cucian dan biarkan selama 30 menit sebelum mulai dicuci. Boraks juga bisa digunakan untuk membersihkan peralatan masak dan toilet. Lerak/soapnutLerak (bijinya) sudah dipakai sebagai bahan pencuci oleh beberapa etnis di Indonesia sejak zaman dahulu. Lerak biasa digunakan dalam proses pembuatan batik, yaitu untuk mencuci batik, melembutkan, dan memelihara kualitas warnanya. Kandungan saponin dalam lerak menghasilkan busa dan berfungsi seperti deterjen. Untuk keperluan mencuci, pecahkan kulitnya dan masukkan ke dalam kantong kecil terbuat dari kain. Setelah itu, masukkan ke dalam air rendaman cucian. Gunakan air hangat saat merendam karena semakin hangat airnya maka semakin banyak saponin yang keluar. Kocok-kocoklah air rendaman hingga muncul busa-busa kecil, lalu masukkan pakaian, kemudian kucek dengan tangan. Selain untuk pakaian, lerak juga bisa dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaan.https://sarikartika99.wordpress.com/2010/05/25/deterjen-alami/

Green Powder DetergentBuah Klerak sudah lama dikenal oleh masyarakat sebagai bahan pembersih kain Batik. Masyarakat menggunakannya dengan menggosokan buah ke kain batik dan proses ini sangatlah tidak efisien. Berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkan deterjen yang praktis dari buah Klerak dengan kandungan saponin (surfaktan alami), antara lain mengubahnya menjadi bubuk yang lebih efisien.Penggunaan serbuk buah Klerak atau disebutGreen Detergentdapat menjadi solusi masalah pencemaran lingkungan akibat deterjen sintetik yang mengandung zat sintetik berbahaya. PembuatanGreen Detergentini tidak menggunakan penambahan bahan kimia sintetik sehingga tidak menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkunganPlastik komposit dari bahan alami, berasal dari bahan yang tebaharui (renewable), serta tidak beracun adalah tren dari pengembangan bahan plastik masa depan untuk meningkatkan sifat biodegradable bahan plastik yang belum ramah lingkungan.Keunggulan Inovasi: Bersifat ramah lingkungan dan dapat menyelesaikan masalah mengenai pencemaran lingkungan karena penggunaan deterjen sintetik. Bentuk bubuk praktis, mudah digunakan dan bermutu.Potensi Aplikasi:Bubuk Saponin sebagai substitusi deterjen sintetik. Pengembangannya bisa untuk bidang kesehatan dan ekologi pembasmi hama yang ramah lingkungan, suplemen diet kaya nutrisi juga sebagai adjuvan dalam pembuatan vaksin.http://www.bic.web.id/login/inovasi-indonesia-unggulan/468-deterjen-bubuk-ramah-lingkungan

Jaman dahulu ketika para ibu-ibu rumah tangga terbiasa menggunakan selendang batik dalam kesehariannya, ada cara khusus yang sangat unik dan menarik dalam merawat selendang batik tersebut. Cara tersebut adalah dengan mencucinya dengan sejenis biji dan banyak orang mengenalnya sebagai lerak yang berfungsi sebagai detergen alami yang ramah lingkungan.

Lerak adalah biji dari pohon yang memiliki nama binomialSapindus rarak Dc, yang mengandung sebuah zat yang dinamakansaponinsehingga bisa menghasilkan busa yang dapat digunakan untuk mencuci, membersihkan lantai maupun perabot rumah tangga. Selain itu dibeberapa daerah juga mengenal lerak dengan dengan sebutan yang berbeda yaitu rerek atau lamuran yang memiliki ciri khas terdapat biji yang keras didalammya, dan hebatnya lagi berdasarkan dari sumber yang kami dapatkan ternyata lerak juga bisa digunakan untuk kebutuhan sektor lain seperti pertanian yaitu untuk insektisida alami, dan juga dipercaya bisa menghilangkan kutu pada hewan peliharaan ketika dimandikan dengan air lerak.

Sejak jaman dahulu Lerak dipercaya bisa membuat warna selendang batik akan tetap awet, dan yang tidak kalah penting ketika mencuci limbah air juga tidak mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan polusi seperti detergen modern yang terbuat dari bahan kimia. Namun sayangnya Untuk saat ini cara tersebut memang bisa dibilang sudah sangat jarang dilakukan, mengingat budaya berpakaian dengan batik untuk keseharian juga kian lama kian sedikit orang yang berminat dan hanya dipakai pada acara khusus saja.

Untuk dibeberapa daerah biji lerak bisa kita dapatkan dipasar tradisional yang harganya juga relatif terjangkau, bahkan sekarang juga bermunculan hasil home industry yaitu berupa sabun lerak dengan kemasan sehingga lebih mudah untuk bisa menggunakannya. Namun jika ada beberapa diantara anda yang ingin mencoba untuk membuat sendiri sabun detergen alami dari lerak, silahkan baca yang berikut ini karena cara membuatnya juga sangat mudah.1. Siapkan biji lerak kira-kira 30 butir kemudian ambil dagingnya saja dan buang isinya2. Siapkan wadah untuk merebus, masukan daging biji lerak ditambah dengan air kira-kira 3 liter kemudian rebuslah kira-kira setengah jam3. Biasanya akan timbul busa, dan hal ini menandakan jika zat saponin sudah keluar dari daging biji lerak dan tercampur dengan air ketika direbus.4. Jika sudah demikian angkat dan dinginkan, kemudian saringlah dan masukan kedalam botol5. Sabun lerak alami siap untuk digunakanTambahan Lebih baik jangan gunakan sabun lerak untuk pakaian yang berwarna putih Jauhkan dari anak kecil, mengingat biji lerak agak mirip dengan buah kurma. Karena sesuai pengalaman pribadi ketika masih kecil, saya pernah menggigit biji lerak dan rasanya sangat pahit, bahkan berdasarkan dari sumber di Wikipedia, zatsaponinyang terkandung dalam biji lerak tersebut adalah semacam alkaloid beracun sehingga harus hati-hati dan tetap jauhkan dari anak kecil, walaupun dahulu ketika saya menggigit juga tidak apa-apa(aduh malah curhat hehe^^). Sabun lerak yang sudah dibuat dalam penggunaannya setengah liter larutan sabun lerak, bisa digunakan dengan dicampur dengan 15 liter air. Rendam terlebih dahulu sebelum dikucek, apabila ingin lebih wangi ketika membilas bisa ditambahkan pewangi pakaianhttp://kiostips.blogspot.co.id/2013/02/cara-membuat-sabun-detergen-alami-dari.html

PENDAHULUANLatar belakang Saponin merupakan salah satu zat anti nutrisi yang terdapat terkandung dalam biji-bijian dan forage feed : contoh alfalfa, sunflawer, soybean, peanut. Efek dari mengkonsumsi pakan yang mengandung saponin yaitu Menurunkan konsumsi ransum karena rasa pahit dan terjadinya iritasi pada oral mucosa dan saluran pencernaan, menurunkan pertumbuhan, berperan dalam absorpsi kholesterol, asam lemak dan vitamin larut lemak. Namun, saponin memiliki kelebhan berupa agen defaunasi yaitu adalah pengurangan jumlah populasi protozoa secara menyeluruh maupun sebagian (parsial) dengan tujuan untuk mengoptimalkan tingkat kecernaan serat kasar pakan. Defaunasi dilakukan karena kehadiran protozoa dalam rumen cenderung merugikan, hal ini terjadi karena protozoa mempunyai sifat predator bagi mikroba lain terutama bakteri dan jamur (Prihandono, 2001). Populasi protozoa dalam rumen pada kondisi normal sekitar 106sel/ml cairan rumen. Jumlah tersebut dipengaruhi oleh ransum dan meliputi sekitar 40% dari total nitrogen mikroba rumen (Hungate, 2001).Keberadaan protozoa yang melebihi populasi normal cenderung merugikan, sehingga perlu adanya usaha untuk mengendalikan populasi protozoa dalam rumen. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk pengendalian populasi protozoa dalam rumen adalah dengan menambahkan agen defaunasi pada ransum ternak.TujuanTujuan praktikum kali ini yaitu praktikan dapat mendeteksi keberadaan saponin dalam hijauan pakan ternak dengan menggunakan pelarut air, mengetahui kestabilan busa saponin di dalam larutan saliva buatan, serta mengetahui pengaruh penggunaan saponin terhadap populasi protozoa rumen.TINJAUAN PUSTAKASaponin Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol, telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Dari segi ekonomi, saponin penting juga karena kadang-kadang menimbulkan keracunan pada ternak atau karena rasanya yang manis. Pola glikosida saponin kadang-kadang rumit, banyak saponin yang mempunyai satuan gula sampai lima dan komponen yang umum adalah asam glukoronat (Harborne, 1996).Sifat yang khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air, mempunyai sifat detergen yang baik, mempunyai aktivitas hemolisis (merusak sel darah merah), tidak beracun bagibinatang berdarah panas, mempunyai sifat anti eksudatif dan mempunyai sifat anti inflamatori. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, senyawa saponin mempunyai kegunaan yang sangat luas, antara lain sebagai detergen, pembentuk busa pada alat pemadam kebakaran, pembentuk busa pada industri sampo dan digunakan dalam industri farmasi serta dalam bidang fotografi (Prihatman, 2001).Pada tenak ruminansia, saponin berpotensi sebagai agen defaunasi dalam manipulasi prosesfermentasi di dalam rumen. Penggunaan saponin yang ditambahkan ke dalam ransum dapat menurunkan populasi protozoa rumen secara parsial atau keseluruhan (Wiseman and Cole,1990).Cairan RumenMenurut Sutardi (1977), adanya mikroba yaitu bakteri dan protozoa yang hidup dalam rumen menyebabkan ruminansia dapat mencerna bahan makanan yang berkadar serat kasar tinggi. Yokoyama dan Johnson (1988) menyatakan bahwa protozoa dan bakteri dalam rumen akan bersaing dalam menggunakan beberapa bahan makanan, protozoa akan menggunakan bakteri sebagai sumberprotein untuk kehidupannya sehingga jumlah bakteri dalam rumen akan berkurang sampai setengahatau lebih. Protozoa meliputi hampir 50% dari biomassa mikroba dalam rumen. Keberadaan protozoa dalam rumen cukup penting, tetapi tidak mutlak. Populasi protozoa yang tidak terkontrol akan menekan bakteri. Penelanan bakteri oleh protozoa akan mengurangi biomassa bakteri yang bebasdalam cairan rumen sekitar 5090%, dapat menurunkan kecepatan kolonisasi bakteri pencernapartikel makanan (Hungate, 1966).Daun Singkong Kandungan kimia pada umbi dan daunManihot utilissimaadalah saponin, selain itu daunnya juga mengandung flavonoid (Hutapea, 2000).Daun Gamal Gamal (Gliricidia sepium) merupakan jenis tanaman local yang digunakan sebagai pakan ternak, memiliki produktivitas yang tinggi dan tersebat di wilayah tropis. Tanaman Gamal mengandung zat flavonoida, tanin, poliphenol, saponin dan kumarin (Karti, 1998; Wahid, 2008). Hasil penelitian Wina dan Tangendjaja (2000) bahwa suplementasi saponin dan tannin dalam ransum mengurangi populasi protozoa dan dapat meningkatkan populasi bakteri pancerna serat kasar. Dengan demikian penurunan populasi protozoa dalam rumen akan diikuti dengan penurunan gas metan (CH4).Bunga SepatuKembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) biasanya banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Kembangnya berukuran besar dan umumnya berwarna merah dan kuning. Pada umumnya, tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Batang tingginya 3m, bulat, berkayu, keras,diameter 9cm, masih muda berwarna ungu setelah tua putih kotor. Daun berbentuk bulat telur yanglebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing (Anonim, 2009). Kembang sepatu dapat digunakan sebagi obat. Selain untuk pengobatan, kembang sepatu juga dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak. Kandungan nutrisi dari kembang sepatu yaitu abu 88%, lemak 2.7 %,serat kasar 12%, BETN 50%, dan protein kasar 11.9% (Hyene, 1987). Daun, bunga, dan akarkembang sepatu mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin danpolifenol, bunga mengandung saponin dan polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C (Harborne,1996). Baik daun dan bunga dari kembangsepatu memiliki senyawa bioaktif saponin. Oleh sebab itu, menurut Sutardi (1977) kembang sepatudapat dijadikan agensia defaunasi dari populasi protoza.Daun KaliandraKomposisi kimiawi kaliandra mengandung protein berkisar 20%, terdapat tanin 8-11%, saponin, flavonoid dan glikosida dalam jumlah kecil yang tidak membehayakan ternak. Kaliandra dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput yang diberikan. Pada sapi dapat menggantikan rumput maksimal 50%, sedangkan untuk domba sampai dengan 30%. Pemberian pada ternak sebaiknya dalam bentuk segar karena proses pengeringan akan menurunkan konsumsi dan kecernaanya, selain itu kandungan tanin dalam kaliandra segar kurang berbahaya untuk ternak. Kaliandra dapat diberikan saat sebelum atau sesudah pemberian pakan tambahan (Harborne,1996).Daun LamtoroLamtoro mempunyai kandungan protein kasar berkisar antara 14-19%, sedangakan kandungan serat kasar umumnya berfliktuasi dari 33 hingga 66%, dengan kandungan Beta-N berkisar antara 35-44%. Daun lamtoro umumnya defisiensi asam amino yang mengandung sulfur. Kandungan vitamin A dan C biasanya tinggi. Biji dan daun lamtoro mengandung glactomannan yang dapat membentuk ekstrasi protein dari kemungkinan penggunaannya oleh ternak. Zat ini mungkin mempunyai potensi sebagai bahan biomedical. ( Nahrowi,2008 ).MATERI DAN METODEMateriPeralatan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah mortar, pestel, corong, kapas, botol selai, tabung reaksi atau tabung Hungate, rak tabung reaksi, pipet mohr, bulb, timbangan kasar, obyek glass, spoit, mikroskop, shaker waterbath, dan alat-alat lain. yang dibutuhkan. Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan TBFS, saliva buatan, larutan mineral, daun kaliandra, daun dan bunga kembang sepatu, daun gamal, daun lamtoro, daun singkong, sabun cair, dan gas CO2.MetodeLangkah awal yang dilakukan adalah mempersiapkan sampel daun. Pertama setiap bahan dedaunan digerus dengan pestel dan mortar. Kemudian 2 g sampel hasil gerusan dimasukan ke dalam botol selai dan dicampur dengan 100 ml air panas. Campuran tersebut didinginkan dalam suhu ruang dan disaring menggunakan corong dan kapas. Filtrat diambil dan ampas dibuang. Perlakuan yang sama dilakukan kembali namun air panas diganti dengan air dingin/larutan TDFN.Selanjutnya dilakukan persiapan sampel sabun dengan menimbang 1 g sabun colek atau sabun dan melarutkannya dengan aquadest hingga volume 100 ml. Berikutnya 5 ml filtrat yang telah siap dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditutup. Setelah itu tabung reaksi dikocok selama 10 detik dan dibiarkan 10 menit. Busa/buih yang ada merupakan indikator adanya saponin. Busa yang muncul diukur ketinggiannya. Prosedur yang sama juga dilakukan tehadap campuran yang menggunakan air dingin/larutan TDFN.Uji kestabilan busa dilakukan dengan memasukkan 5 ml filtrat ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 5 ml larutan saliva buatan. Setelah itu tabung reaksi dikocok selama 10 detik dan dibiarkan 10 menit. Busa yang muncul diukur ketinggiannya. Prosedur yang sama juga dilakukan dengan cairan rumen, sampel hijauan, dan sampel sabun. Perbedaan antar sampel larutan diamati.Uji pengaruh saponin terhadap populasi protozoa diawali dengan menyiapkan tabung Hungate yang diisikan 1 ml filtrat hijauan pakan. Selanjutnya 8 ml cairan rumen ditambahkan ke dalam tabung Hungate dan tabung tersebut langsung dialiri CO2selama 30 detik. Setelah itu tabung dimasukkan ke dalam shaker waterbath selama 10 menit. Setelah 10 menit cairan dalam tabung Hungate diambil menggunakan spoit dan diletakkan di atas obyek glass. Obyek glass kemudian diamati dengan mikroskop paada pembesaran 100 kali. Prosedur yang sama dilakukan dengan sampel hijauan lainnya.HASIL DAN PEMBAHASANHasilTabel 1. Uji SaponinSampelPanas (cm)Dingin (cm)

Lamtoro1,80,1

Gamal

Kaliandra0,3

Daun Singkong

Bunga Sepatu0,10,7

Sabun5,2

Tabel 2. Uji Kestabilan Busa Dalam Larutan Saliva Buatan dan Cairan RumenSampelPanas (cm)Dingin (cm)

SalivaRumenSalivaRumen

Lamtoro0,40,2

Gamal

Kaliandra

Daun Singkong0,50,1

Bunga Sepatu1,50,6

Sabun4,41

Tabel 3. Pengaruh Saponin Terhadap Populasi ProtozoaSampelJumlah Protozoa / ml

Lamtoro18.750

Kaliandra6.250

Daun Singkong206.250

Bunga Sepatu12.500

PembahasanSaponin adalah glikosida triterpena dan sterol, telah terdeteksi dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Sifat yang khas dari saponin antara lain berasa pahit, berbusa dalam air, mempunyai sifat detergen yang baik, mempunyai aktivitas hemolisis (merusak sel darah merah), tidak beracun bagibinatang berdarah panas, mempunyai sifat anti eksudatif dan mempunyai sifat anti inflamatori. Kandungan saponin yang dijelaskan dalam tabel pertama menunjukan perbedaan kadar saponin setelah perlakuan pemanasan dengan kondisi pelarutan dengan air biasa. Saponin daun lamtoro dengan daun kaliandra mengalani peningkatan saponin pada perlakuan panas, sedngkan pada bungga sepatu dan sabun mengalami penurunan kadar saponin pada perlakuan panas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya atau ketinggian busa yang dihasilkan dari hasil uji. Teori yang seharusnya terjadi yaitu kandungan saponin akan menurun setelah dilakukannya pemanasan terlebih dahulu. Ketidak sesuaian ini mungkin terjadi karena terdapa kesalahan atau pengocokan yang tidak serempak sehingga timbul perbedaan perlakuan yang berefek pada lebih tingginya busa pada perlakuan panas.Uji ksabilan busa pada saliva buatan dan cairan rumen menunjukan perbedaan dengan literatur. Teori yang seharusnya yaitu pada perlakuan dengan cairan rumen lebih tinggi sedangkan pada saliva buatan lebih sedikit, hal ini disebabkan karena saliva bersifat surfactant yang membantu di dalam proses mastikasi dan ruminasi sehingga busa yang dihasilkan oleh saponin bisa diminimalkan oleh saliva karena sifatnya yang surfactant. Kemudian pada perlakuan panas yang seharusnya lebih rendah kandungan saponinya tidak terjadi, hal ini mungkin dikarenakan air yang digunakan sudah tidak panas lagi, perbedaan kuantitas pengocokan tabung, maupun kesalahan membaca tinggi busa.Kandungan saponin pada praktikum kali ini menggunakan indikator tingginya busa yang dihasilkan setelah pengocokan tabung reaksi selama 10 detik. Saponin bersifat sebagai agen defaunasi yang bekerja mengurangi jumlah populasi protozoa secara menyeluruh maupun sebagian (parsial) dengan tujuan untuk mengoptimalkan tingkat kecernaan serat kasar pakan. Defaunasi dilakukan karena kehadiran protozoa dalam rumen cenderung merugikan, hal ini terjadi karena protozoa mempunyai sifat predator bagi mikroba lain terutama bakteri dan jamur (Prihandono, 2001). Populasi protozoa dalam rumen pada kondisi normal sekitar 106sel/ml cairan rumen. Jumlah tersebut dipengaruhi oleh ransum dan meliputi sekitar 40% dari total nitrogen mikroba rumen (Hungate, 2001). Keberadaan protozoa yang melebihi populasi normal cenderung merugikan, sehingga perlu adanya usaha untuk mengendalikan populasi protozoa dalam rumen. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk pengendalian populasi protozoa dalam rumen adalah dengan menambahkan agen defaunasi pada ransum ternak. Hasil perhitungan protozoa pada daun lamtoro yaitu sebanyak 18.750/ml, daun kaliandra 6.250/ml, daun singkong 206.250/ml, dan pada bungga sepatu sebanyak 12.500/ml.KESIMPULANPraktikum kali ini praktikan dapat mengetahui keberadaan saponin dalam pakan yang diuji menggunakan pelarut air dengan indikasi terdapatnya busa sebagai tanda bahwa pakan tersebut mengandung saponin. Kestabilan saponin dalam larutan saliva lebih kecil dibandingkan dengan caitan rumen, karena saliva memiliki sifat surfactant yang dapat meminimalkan kadar saponin. Saponin bersifat defaunasi yang dapat mengurangi populasi protozoa dalam rumen, protozoa dalam rumen dapat menghambat pertumbuhan bakteri rumen sehingga hal ini berbahaya jika terjadi. Karena itu, perlu ditambahkan dalam ransum ternak bahan yang mengandung saponin sebagai pembatas pertumbuhan protozoa.DAFTAR PUSTAKAHarborne. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan. Terbitan Kedua. Terjemahan K. Padmawinata dan I. Soediro.Bandung : ITBHungate, R.E. 1966. The Rumen and Its Microbes. Academic Press: New York and London.Hutapea, J.R., (Ed). 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Jakarta Jilid IHeyne,K. 1987.Tumbuhan Berguna Indonesia III. Terjemahan oIeh Badan Litbang Kehutanan. SaranaJaya. JakartaNahrowi.2008. Pengetahuan Bahan Pakan. Nutri Sejahtra Press. Bogor.Prihandono, R. 2001. Pengaruh suplementasi probiotik bioplus, lisinat Zn dan minyak ikan lemuru (sardinella longiceps) terhadap tingkat penggunaan pakan dan produk fermentasi rumen domba. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor: Bogor.Sutardi, T. 1977. Ikhtisar Ruminologi Badan Khusus Peternakan Sapi Perah. Kayu Ambon, Lembang. Direktorat Jenderal Peternakan: Lembang.Yokoyama, M.TandK A. Johnson. 1988.Microbiology of TheRumenand Intestine. In Church, D. C. (Eds). Digestive Physiology and Nutrional of Ruminant. New Jersey.https://hestianggraniiptp.wordpress.com/tag/saponin/

10.SaponinSaponinantara lain terdapat pada tanaman yang termasuk familiaLiliaceae, Amaryllidaceae,danDioscoreceae.Saponindapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu saponin triterpenoid dan saponnin steroid.Saponin steroidmempunyai aktivitas sebagai hormon.Saponin triterpenoidsering dimanfaatkan sebagai ekspektoran mengangkat lendir kotoran (obat batuk).Saponinuntuk obat luar dapat bersifat membersihkan. Disamping itu tanaman yang mengadung saponin sering dimanfaatkan untuk meracuni ikan. Contoh tanaman yang mengandung saponin adalah daun mangkokan , nilam, jenu, gandung, dan bangkoang.http://mariskasyafri.blogspot.co.id/2011/03/manfaat-zat-aktif.html1. Nama TanamanSumatera : Bungong roja (Aceh), Bunga-bunga (Batak Karo), Soma Soma (Nias), Bekeju (Mentawai)Jawa : Kembang sepatu (Betawi), Kembang wera (Sunda),Kembang sepatu (Jawa Tengah), Bunga Rebong (Madura)Bali : WaribangNusa Tenggara : Embuhanga (Sangir), Bunga cepatu (Timor)Sulawesi : Ulange (Gorontalo), Kulango (Buol), Bunga sepatu (Makasar), Bunga bisu (Bugis)Maluku : Ubu-ubu (Ternate), Bala bunga (Tidore).2. Klasifikasi

Divisi : SpermatophytaSub divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledonaeOrdo : MalvalesFamili : MalvaceaeGenus : HibiscusSpesies :Hibiscus rosa sinensisL.3. Morfologi tanaman

Hibitus : Perdu, tahunan, tegak, tinggi 3 m.Batang : Bulat, berkayu, keras, diameter 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor.Daun : Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.Bunga : Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.Buah : Kecil, lonjong, diameter 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat.Biji : Pipih, putih.Akar : Tunggang, coklat muda.4. Kandungan kimiaDaun, bunga, dan akar Hibiscus rosa sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C.5.Kegunaan dan khasiatDaunH. rosa sinensisberkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. DaunHibiscus rosasinensisberkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Oleh masyarakat Nigeria, daunH. rosasinensisdigunakan sebagai penambah vitalitas pria (aprodisiaka).Dadaet al., 2007, membuktikan bahwa ekstrak etanolik daun tanaman ini memberikan efek anabolik dengan ditandai adanya peningkatan berat badan tikus (22 %) serta bobot testis, epididymis, seminal vesicle dan prostate. Ekstrak etanolik bunga tanaman ini juga dilaporkandapat menurunkan kadar kolesterol darah total dan serum trigliserida (20-30 %) serta meningkatkan level HDL hingga 12 % dan menurunkan kadar gula darah (Sachdewa A, andKhemani LD., 2003).http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=217