daftar obat sistem ekskresi.pdf

1
DAFTAR OBAT SITEM EKSKRESI DIURETIK OSMOTIK ISOSORBID MANITOL DOSIS Dosis awal sehari 2x 1/4 - 1/2 tablet. Dosis maksimal sehari 3x1 tablet. INDIKASI Tekanan intraokuler yang tinggi pada glaukoma dan sebelum atau setelah operasi mata. KONTRAINDIKASI Hipotensi berat, obstruksi kardiomiopati hipertropik, perikarditis konstriktif, stenosis aorta dan mitral, TIK yang tinggi, infark miokardium dengan preload yang rendah. EFEK SAMPING Hipovolemia, hipernatremia (nyeri kepala, mual, muntah). INTERAKSI Peningkatan efek hipotensi jika diberikan bersama obatantihipertensi atau nitrat. EFEK TOKSIK -- MEKANISME KERJA -- KETERANGAN Kehamilan kategori B. Gangguan ginjal dan gangguan elektrolitdiberikan dengan hati-hati. DOSIS Dewasa: diuretik: 50-100 g sbg larutan infus IV manitol 20%, diberikan dengan kecepatan 30-50 mL perjam. Penurunan tekanan intrakranial: 0.25 g per BB diberikan tiap 6-8 jam. Anak diuretik: 0.25-2 g/Kg BB atau 60 g/m2 luas permukaan tubuh sbg lart infus IV manitol 20% waktu 2-6 jam. Penurunan intrakrinal: 0.25g/BB diberikan tiap 6-8 jam. INDIKASI Tprofilaksis gagal ginjal akut, yaitu: suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi jantung, luka traumatik berat, dan menderita ikterus berat. KONTRAINDIKASI penderita jantung, penderita ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol. EFEK SAMPING Komplikasi gagal jantung kongestif, udem paru, hipernatremia, dehidrasi berat, reaksi anafilaksis yang menyebabkan cardiac output dan tekanan arterial gagal drastis, dan hiperkalemia (peningkatan kadar potassium dalam darah) INTERAKSI -- EFEK TOKSIK Gagal Jantung MEKANISME KERJA 1)Tubulus proksimal → penghambatan reabsorbsi Na dan air melalui daya osmotiknya 2) Lengkung Henle → penghambatan reabsorbsi Na dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun. 3)Ductus koligentis → penghambatan reabsorbsi Na dan air akibat adanya papilary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi atau adanya faktor lain. KETERANGAN -- TURUNAN XANTHIN (Dinamika Obat Edisi Kelima, 568) Merupakan diuretika lemah sampai sedang. Pada penggunaan terus-menerus kerjanya akan berkurang. TEOFILIN (Martindale 36th, 1140) KOFEIN DOSIS Dosis awal sehari 2x 1/4 - 1/2 tablet. Dosis maksimal sehari 3x1 tablet. INDIKASI gangguan gastrointestinal, hyperphosphataemia, Polymyositis and dermatomyositis KONTRAINDIKASI hipersensitif terhadap teofilin, cardiac arrhythmia, hipotensi, penyakit saraf, cedera otak, tukak lambung. EFEK SAMPING Efek samping yang sering terjadi adalah iritasi gastrointestinal dan stimulasi SSP. Terlalu iritan untuk penggunaan intramuskular. Proctitis mungkin terjadi setelah pemakaian berulang supositoria. INTERAKSI Pada saat digunakan bersama aminofilin dapat menyebabkan gout (encok). EFEK TOKSIK Manifestasi klinis yang umum dari toksisitas teofilin akibat overdosis diantaranya nausea, muntah, diare, agitasi, tremor, hipertonisitas, hiperventilasi, arrhythmia supraventrikular dan ventrikular, hipotensi, dan kejang. Gangguan metabolisme seperti hipokalaemia, hiperglikemia, hipofosfatemia, hiperkalsemia, asidosis metabolik, dan respiratory alkalosis sering terjadi. Efek toksik lain dilaporkan, termasuk dementia, toxic psychosis, gejala pankreatitis akut, rhabdomyolysis yang terkait dengan gagal ginjal, dan gejala kompartemen akut. MEKANISME KERJA -- KETERANGAN -- DOSIS -- INDIKASI Sebagai psikostimulansia dan antiasmatika, insufisiensi jantung akut. KONTRAINDIKASI Epilepsi, hipertireosis, gangguan ritme jantung,kardiomiopati obstuktif hipertrofi dan penyakit hati. EFEK SAMPING Gangguan sistem saraf pusat (gelisah, tak dapat tidur, nausea, sakit kepala), takhikardia, takhiaritmia, serta gangguan saluran cerna. INTERAKSI -- EFEK TOKSIK -- MEKANISME KERJA -- KETERANGAN Bekerja dengan meninggikan pasokan darah ginjal (medula ginjal), tahanan vasa afferen berkurang jauh lebih banyak dari vasa efferen sehingga laju GFR meningkat. DIURETIKA KUAT BUMETAMID HIDROCLORTIAZID DOSIS Dosis awal: 0.5-1 mg od/bid. Dosis maksimal 10 mg. Lama kerja 4-6 jam. INDIKASI Udem, pulmonary udem, hipertensi. KONTRAINDIKASI Hipersensitivitas, gagal ginjal dan anuria, koma hepatik, penurunan elektrolit parah. EFEK SAMPING hipokalemia INTERAKSI Menurunkan aktivitas diuretik dan natriuretik dengan probenecid. Penggunaan dengan antihipertensif dapat meningkatkan risiko hipotensi ortostatik. Hindari pemakaian dengan obat ototoksik seperti aminoglikosida dan obat nefrotoksik. Menurunkan ekskresi lithium melalui ginjal. EFEK TOKSIK Dapat menyebabkan encephalopathy pada pasien dengan penyakit hati. MEKANISME KERJA -- KETERANGAN -- DOSIS Dosis 25mg od/bid. Dosis maksimal sehari 200mg. Lama kerja 6-12 jam. INDIKASI diuretik kuat, hipertensi, oedema yang disebabkan karena gagal jantung, kelainan ginjal dan hati. KONTRAINDIKASI kehamilan dan menyusui, kelainan ginjal akut, kelainan hati atau cholestasis, refractory hypokalemia dan hypercalamia. EFEK SAMPING -- INTERAKSI meningkatkan efek dari antihipertensi, terutama pada hipotensi yang muncul karena ACE inhibitor EFEK TOKSIK gangguan metabolisme terutama pada dosis tinggi, dapat menyebabkan hiperglikemia dan glikosuria pada penderita diabetes. Dapat juga menyebabkan hiperurikaemia pada beberapa pasien. MEKANISME KERJA -- KETERANGAN -- FUROSEMID DOSIS Dosis awal: 20-40 mg od/bid. Dosis maksimal sehari 600 mg. Lama kerja 6-8 jam. INDIKASI Edema jantung, paru, ginjal, eklampsia, edema pada kehamilan, asites/busung, hipertensi, komplikasi kehamilan, hiperkalsemia. KONTRAINDIKASI gangguan ginjal dan hati yang berat. EFEK SAMPING Hiponatremia, hipotensi, hipokalemia, hipovolemia INTERAKSI Mempotensiasi aksi antihipertensi d-tubokurarin. Mempertinggi toksisitas aminoglikosida, sefalosporin, salisilat, lithium, dan glikosida jantung. Keefektifan dikurangi oleh Probenesid. Peningkatan hipotensi ortostatik jika digunakan dengan alkohol, narkotik, dan Barbiturat.. EFEK TOKSIK Penggunaan diuretik loop berlebihan dapat menyebabkan ketulian yang tidak bisa pulih kembali. MEKANISME KERJA -- KETERANGAN Contoh nama dagang : Lasix®, uresix®, impugan® SULFONAMIDE DOSIS Dosis awal: 0.5-1 mg od/bid. Dosis maksimal 10 mg. Lama kerja 4-6 jam. INDIKASI Udem, pulmonary udem, hipertensi. KONTRAINDIKASI Hipersensitivitas, gagal ginjal dan anuria, koma hepatik, penurunan elektrolit parah. EFEK SAMPING hipokalemia INTERAKSI Menurunkan aktivitas diuretik dan natriuretik dengan probenecid. Penggunaan dengan antihipertensif dapat meningkatkan risiko hipotensi ortostatik. Hindari pemakaian dengan obat ototoksik seperti aminoglikosida dan obat nefrotoksik. Menurunkan ekskresi lithium melalui ginjal. EFEK TOKSIK Dapat menyebabkan encephalopathy pada pasien dengan penyakit hati. MEKANISME KERJA -- KETERANGAN -- ACETAZOLAMIDE ANTIBIOTIK TURUNAN TETRASIKLIN DOSIS - INDIKASI SIADH yang disebabkan oleh diabetes insipidus yang nefrogenik, infeksi bateri gram positif dan negatif. KONTRAINDIKASI Penyakit hati yang berat ; hipersensitivitas; kehamilan (menyebabkan noda permanen pada gigi) ; laktasi pada anak-anak usia < 8 tahun. EFEK SAMPING Gangguan gastrointestinal seperti : mul, muntah, diare, pankreatitis, esofangitis, anoreksia ; dermis : fotosensitifitas (rasa terbakar sinar matahari), ruam kulit ; urtikaria; tinnitus ; hilangnya pendengaran INTERAKSI Ca, Fe, Mg, antasida, makanan terutama susu dan turunannya. EFEK TOKSIK Diabetes insipidus nefrogenik MEKANISME KERJA -- KETERANGAN -- DEMEKLOSIKLIN ANTAGONIS ALDOSTERON DOSIS - INDIKASI Edema yang berhubungan dengan ekskresi aldosteron berlebihan, hipertensi, gagal jantung kongestif, hiperaldosteronism primer, hipokalemia, penanganan hipersutism, sirosis hati yang diikuti dengan edema atau asites. KONTRAINDIKASI Hipersensitif terhadap spironolakton atau komponen lain dalam sediaan, anure, insufisiensi ginjal akut, gangguan fungsi ekskresi ginjal yang signifikan, hiperkalemia, kehamilan (hipertensi yang diinduksi kehamilan). EFEK SAMPING Edema, gangguan SSP seperti mengantuk, sakit kepala, demam, ataksia, erupsi eritematosus, urtikaria, hiesutism, eosinofilia, ginekomastia, sakit payudara, hiperkalemia serius, hiponatremia, dehidrasi, metabolik asidosis, impotensi, haid tidak teratur, amenorea, pendarahan setelah postmenopouse, anoreksia, mual, muntah, kram perut, diare, pendarahan lambung, ulserasi, gastritis, muntah, agranulositosis, toksisitas hepatoselular peningkatan konsentrasi BUN. INTERAKSI Penggunaan bersamaan spironolakton dengan diuretik hemat kalium lainnya, suplemen kalium, antagonis reseptor angiotensin, kotrimoksazol (dosis besar) dan inhibitor ACE dapat meningkatkan risiko hiperkalemia, terutama pada pasien gangguan ginjal. Kolestiramin dapat menyebabkan asidosis hiperkloremik pada pasien sirosis, hindari penggunaannya secara bersamaan. EFEK TOKSIK Diabetes insipidus nefrogenik MEKANISME KERJA -- KETERANGAN Hindari penggunaan suplemen, garam mengandung kalium, makanan yang mengandung kalium, atau obat-obat lain yang mengandung kalium. SPIRONOLAKTON INHIBITOR KARBONIK ANHIDRASE DOSIS - INDIKASI Edema yang berhubungan dengan ekskresi aldosteron berlebihan, hipertensi, gagal jantung kongestif, hiperaldosteronism primer, hipokalemia, penanganan hipersutism, sirosis hati yang diikuti dengan edema atau asites. KONTRAINDIKASI Hipersensitif terhadap spironolakton atau komponen lain dalam sediaan, anure, insufisiensi ginjal akut, gangguan fungsi ekskresi ginjal yang signifikan, hiperkalemia, kehamilan (hipertensi yang diinduksi kehamilan). EFEK SAMPING Edema, gangguan SSP seperti mengantuk, sakit kepala, demam, ataksia, erupsi eritematosus, urtikaria, hiesutism, eosinofilia, ginekomastia, sakit payudara, hiperkalemia serius, hiponatremia, dehidrasi, metabolik asidosis, impotensi, haid tidak teratur, amenorea, pendarahan setelah postmenopouse, anoreksia, mual, muntah, kram perut, diare, pendarahan lambung, ulserasi, gastritis, muntah, agranulositosis, toksisitas hepatoselular peningkatan konsentrasi BUN. INTERAKSI Penggunaan bersamaan spironolakton dengan diuretik hemat kalium lainnya, suplemen kalium, antagonis reseptor angiotensin, kotrimoksazol (dosis besar) dan inhibitor ACE dapat meningkatkan risiko hiperkalemia, terutama pada pasien gangguan ginjal. Kolestiramin dapat menyebabkan asidosis hiperkloremik pada pasien sirosis, hindari penggunaannya secara bersamaan. EFEK TOKSIK Diabetes insipidus nefrogenik MEKANISME KERJA -- KETERANGAN Hindari penggunaan suplemen, garam mengandung kalium, makanan yang mengandung kalium, atau obat-obat lain yang mengandung kalium. ASETAZOLAMID DIURETIK, AGEN ANTIGLAUKOMA ASETAZOLAMID METOLAZON DOSIS -- INDIKASI glaukoma, kejang refraktori, mabuk ketinggian akut KONTRAINDIKASI trisemester pertama kehamilan, hipersensitivitas. EFEK SAMPING ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, asidosis metabolik, mual, muntah, anoreksia, bingung, hipotensi ortostatik, dan kristaluria, serta anemia hemolitik dan batu ginjal dapat juga timbul. INTERAKSI barbiturat,aspirin, dan litium berkurang sehingga efektivitas menurun, ekskresi amfetamin, quinidin, prokainamid, dan antidepresan trisiklik berkurang dan dapat menyebabkan toksisitas. EFEK TOKSIK -- MEKANISME KERJA -- KETERANGAN sebagian besar diekskresikan melalui urin, distribusi melalui plasenta dan ASI DOSIS -- INDIKASI Digunakan bersamaan dengan diuretik lain untuk mengatur hipertensi dan atau menyebabkan diuresis pada pasien yang tidak dapat merespon datangnya diuretik dan metolazone sendiri efektif pada paisen yang tidak responsif terhadap diuresis. KONTRAINDIKASI Penggunaan bersama dengan diuretik golongan thiazid, dikontraindikasikan pada pasien yang sedang mengalami pre-koma dan koma hepatik dan pada pasien yang diketahui memiliki alergi dan hipersensitivitas terhadap metolazone. EFEK SAMPING Perut kembung, berdebar, nyeri dada, dan kedinginan. Pada studi penggunaan metolazona di pasien yang mengalami gangguan hati, metolazone memicu munculnya gangguan elektrolit dan ensefalopati, tetapi munculnya azotemia lebih kecil daripada penggunaan dengan diuretik thiazid. INTERAKSI -- EFEK TOKSIK -- MEKANISME KERJA -- KETERANGAN Hindarkan penggunaan metolazone pada anak- anak. HIDROKLOROTIAZID DOSIS Dosis awal : 25 mg (1x1hari atau 2x1hari), Dosis maksimal sehari 200 mg. Lama kerja 6-12 jam. INDIKASI diuretik kuat, hipertensi, oedema yang disebabkan karena gagal jantung, kelainan ginjal dan hati. KONTRAINDIKASI kehamilan dan menyusui, kelainan ginjal akut, kelainan hati atau cholestasis, refractory hypokalemia dan hypercalamia. EFEK SAMPING hipokalemia. INTERAKSI meningkatkan efek dari antihipertensi, terutama pada hipotensi yang muncul karena ACE inhibitor. EFEK TOKSIK gangguan metabolisme terutama pada dosis tinggi. Dapat menyebabkan hiperglikemia dan glikosuria pada penderita diabetes. Dapat juga menyebabkan hiperurikaemia pada beberapa pasien. penggunaan tiazida sebagai diuretik juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit termasuk hipokloraemik alkalosis, hiponatraemia, dan hipokalaemia. MEKANISME KERJA -- KETERANGAN -- DIURETIK HEMAT K DOSIS Dosis awal : 25 mg (2x1 hari), Dosis Maksimal sehari 100 mg. Lama Kerja 7-9 jam INDIKASI triamterene digunakan untuk penanganan edema yang berkaitan dengan gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal. Digunakan pula untuk edema yang berkaitan dengan steroid, idiopatik, dan edema yang disebabkan oleh hiperaldosteron sekunder. KONTRAINDIKASI Berinteraksi dengan lithium, obat diabetes oral, ACE inhibitor, NSAIDs (non- steroidal anti-inflammatory drugs) (triamteren tidak dapat dikonsumsi atau memerlukan perubahan dosis apabila jenis obat di atas juga dikonsumsi EFEK SAMPING -- INTERAKSI -- EFEK TOKSIK -- MEKANISME KERJA -- KETERANGAN -- TRIAMTERENE Kelompok 4 : 1. TIA ARYANI 2. RYAN MUHAMMAD PRIATNA 3. LAELA FADELA 4. INDRA KUSUMAYADI 5. RUSI RISMAWANTI 6. LUKMAN MUHAROM SIDIK 7. TIKA 8. RITA RUBIANTI

Upload: ferdyan-pratama

Post on 17-Sep-2015

102 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • DAFTAR OBAT SITEM EKSKRESI

    DIURETIK OSMOTIK

    ISOSORBID MANITOL

    DOSIS

    Dosis awal sehari 2x 1/4 - 1/2 tablet. Dosis

    m a k s i m a l s e h a r i 3 x 1 t a b l e t .

    INDIKASI

    Tekanan intraokuler yang tinggi pada glaukoma

    dan sebelum atau setelah operasi mata.

    KONTRAINDIKASI

    Hipotensi berat, obstruksi kardiomiopati

    hipertropik, perikarditis konstriktif, stenosis aorta

    dan mitral, TIK yang tinggi, infark miokardium

    dengan preload yang rendah.

    EFEK SAMPING

    Hipovolemia, hipernatremia (nyeri kepala, mual,

    muntah).

    INTERAKSI

    Peningkatan efek hipotensi jika diberikan

    bersama obatantihipertensi atau nitrat.

    EFEK TOKSIK

    --

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    Kehamilan kategori B. Gangguan ginjal dan

    gangguan elektrolitdiberikan dengan hati-hati.

    DOSIS

    Dewasa: diuretik: 50-100 g sbg larutan infus IV

    manitol 20%, diberikan dengan kecepatan 30-50

    mL perjam. Penurunan tekanan intrakranial: 0.25

    g per BB diberikan tiap 6-8 jam. Anak diuretik:

    0.25-2 g/Kg BB atau 60 g/m2 luas permukaan

    tubuh sbg lart infus IV manitol 20% waktu 2-6

    jam. Penurunan intrakrinal: 0.25g/BB diberikan

    t i a p 6 - 8 j a m .

    INDIKASI

    Tprolaksis gagal ginjal akut, yaitu: suatu

    keadaan yang dapat timbul akibat operasi

    jantung, luka traumatik berat, dan menderita

    ikterus berat.

    KONTRAINDIKASI

    penderita jantung, penderita ginjal dengan

    anuria, kongesti atau udem paru yang berat,

    dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial,

    kecuali bila akan dilakukan kraniotomi, serta

    pada pasien yang hipersensitivitas terhadap

    manitol.

    EFEK SAMPING

    Komplikasi gagal jantung kongestif, udem paru,

    hipernatremia, dehidrasi berat, reaksi analaksis

    yang menyebabkan cardiac output dan tekanan

    arterial gagal drastis, dan hiperkalemia

    (peningkatan kadar potassium dalam darah)

    INTERAKSI

    --

    EFEK TOKSIK

    Gagal Jantung

    MEKANISME KERJA

    1)Tubulus proksimal penghambatan

    reabsorbsi Na dan air melalui daya osmotiknya 2)

    Lengkung Henle penghambatan reabsorbsi

    Na dan air oleh karena hipertonisitas daerah

    medula menurun. 3)Ductus koligentis

    penghambatan reabsorbsi Na dan air akibat

    adanya papilary wash out, kecepatan aliran ltrat

    yang tinggi atau adanya faktor lain.

    KETERANGAN

    --

    TURUNAN XANTHIN(Dinamika Obat Edisi Kelima, 568) Merupakan diuretika lemah sampai sedang. Pada penggunaan terus-menerus kerjanya akan berkurang.

    TEOFILIN (Martindale 36th, 1140) KOFEIN

    DOSIS

    Dosis awal sehari 2x 1/4 - 1/2 tablet. Dosis

    m a k s i m a l s e h a r i 3 x 1 t a b l e t .

    INDIKASI

    g a n g g u a n g a s t r o i n t e s t i n a l ,

    hyperphosphataemia, Polymyosi t is and

    dermatomyositis

    KONTRAINDIKASI

    h ipersensi t i f terhadap teo l in , card iac

    arrhythmia, hipotensi, penyakit saraf, cedera

    otak, tukak lambung.

    EFEK SAMPING

    Efek samping yang sering terjadi adalah iritasi

    gastrointestinal dan stimulasi SSP. Terlalu iritan

    untuk penggunaan intramuskular. Proctitis

    mungkin terjadi setelah pemakaian berulang

    supositoria.

    INTERAKSI

    Pada saat digunakan bersama aminolin dapat

    menyebabkan gout (encok).

    EFEK TOKSIK

    Manifestasi klinis yang umum dari toksisitas

    teolin akibat overdosis diantaranya nausea,

    muntah, diare, agitasi, tremor, hipertonisitas,

    hiperventilasi, arrhythmia supraventrikular dan

    ventrikular, hipotensi, dan kejang. Gangguan

    m e t a b o l i s m e s e p e r t i h i p o k a l a e m i a ,

    hiperglikemia, hipofosfatemia, hiperkalsemia,

    asidosis metabolik, dan respiratory alkalosis

    sering terjadi. Efek toksik lain dilaporkan,

    termasuk dementia, toxic psychosis, gejala

    pankreatitis akut, rhabdomyolysis yang terkait

    dengan gagal ginjal, dan gejala kompartemen

    akut.

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    --

    DOSIS

    --

    INDIKASI

    Sebagai psikostimulansia dan antiasmatika,

    insusiensi jantung akut.

    KONTRAINDIKASI

    Epi lepsi , hipert i reosis, gangguan r i tme

    jantung,kardiomiopati obstuktif hipertro dan

    penyakit hati.

    EFEK SAMPING

    Gangguan sistem saraf pusat (gelisah, tak dapat

    tidur, nausea, sakit kepala), takhikardia,

    takhiaritmia, serta gangguan saluran cerna.

    INTERAKSI

    --

    EFEK TOKSIK

    --

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    Bekerja dengan meninggikan pasokan darah

    ginjal (medula ginjal), tahanan vasa afferen

    berkurang jauh lebih banyak dari vasa efferen

    sehingga laju GFR meningkat.

    DIURETIKA KUAT

    BUMETAMID HIDROCLORTIAZID

    DOSIS

    Dosis awal: 0.5-1 mg od/bid. Dosis maksimal 10

    m g . L a m a k e r j a 4 - 6 j a m .

    INDIKASI

    Udem, pulmonary udem, hipertensi.

    KONTRAINDIKASI

    Hipersensitivitas, gagal ginjal dan anuria, koma

    hepatik, penurunan elektrolit parah.

    EFEK SAMPING

    hipokalemia

    INTERAKSI

    Menurunkan aktivitas diuretik dan natriuretik

    dengan probenecid. Penggunaan dengan

    antihipertensif dapat meningkatkan risiko

    hipotensi ortostatik. Hindari pemakaian dengan

    obat ototoksik seperti aminoglikosida dan obat

    nefrotoksik. Menurunkan ekskresi lithium melalui

    ginjal.

    EFEK TOKSIK

    Dapat menyebabkan encephalopathy pada

    pasien dengan penyakit hati.

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    --

    DOSIS

    Dosis 25mg od/bid. Dosis maksimal sehari

    200mg. Lama kerja 6-12 jam.

    INDIKASI

    diuret ik kuat, hipertensi, oedema yang

    disebabkan karena gagal jantung, kelainan ginjal

    dan hati.

    KONTRAINDIKASI

    kehamilan dan menyusui, kelainan ginjal akut,

    kelainan hati atau cholestasis, refractory

    hypokalemia dan hypercalamia.

    EFEK SAMPING

    --

    INTERAKSI

    meningkatkan efek dari antihipertensi, terutama

    pada hipotensi yang muncul karena ACE

    inhibitor

    EFEK TOKSIK

    gangguan metabolisme terutama pada dosis

    tinggi, dapat menyebabkan hiperglikemia dan

    glikosuria pada penderita diabetes. Dapat juga

    menyebabkan hiperurikaemia pada beberapa

    pasien.

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    --

    FUROSEMID

    DOSIS

    Dosis awal: 20-40 mg od/bid. Dosis maksimal

    sehari 600 mg. Lama kerja 6-8 jam.

    INDIKASI

    Edema jantung, paru, ginjal, eklampsia, edema

    pada kehamilan, asites/busung, hipertensi,

    komplikasi kehamilan, hiperkalsemia.

    KONTRAINDIKASI

    gangguan ginjal dan hati yang berat.

    EFEK SAMPING

    Hiponat remia , h ipo tens i , h ipoka lemia ,

    hipovolemia

    INTERAKSI

    Mempotensiasi aksi antihipertensi d-tubokurarin.

    Mempertinggi toksisitas aminoglikosida,

    sefalosporin, salisilat, lithium, dan glikosida

    jantung. Keefektifan dikurangi oleh Probenesid.

    Peningkatan hipotensi ortostatik jika digunakan

    dengan alkohol, narkotik, dan Barbiturat..

    EFEK TOKSIK

    Penggunaan diuretik loop berlebihan dapat

    menyebabkan ketulian yang tidak bisa pulih

    kembali.

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    Contoh nama dagang : Lasix, uresix,

    impugan

    SULFONAMIDE

    DOSIS

    Dosis awal: 0.5-1 mg od/bid. Dosis maksimal 10 mg. Lama kerja 4-6 jam.

    INDIKASI

    Udem, pulmonary udem, hipertensi.

    KONTRAINDIKASI

    Hipersensitivitas, gagal ginjal dan anuria, koma hepatik, penurunan elektrolit

    parah.

    EFEK SAMPING

    hipokalemia

    INTERAKSI

    Menurunkan aktivitas diuretik dan natriuretik dengan probenecid. Penggunaan

    dengan antihipertensif dapat meningkatkan risiko hipotensi ortostatik. Hindari

    pemakaian dengan obat ototoksik seperti aminoglikosida dan obat nefrotoksik.

    Menurunkan ekskresi lithium melalui ginjal.

    EFEK TOKSIK

    Dapat menyebabkan encephalopathy pada pasien dengan penyakit hati.

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    --

    ACETAZOLAMIDE

    ANTIBIOTIK TURUNAN TETRASIKLIN

    DOSIS

    -

    INDIKASI

    SIADH yang disebabkan oleh diabetes insipidus yang nefrogenik, infeksi bateri

    gram positif dan negatif.

    KONTRAINDIKASI

    Penyakit hati yang berat ; hipersensitivitas; kehamilan (menyebabkan noda

    permanen pada gigi) ; laktasi pada anak-anak usia < 8 tahun.

    EFEK SAMPING

    Gangguan gastrointestinal seperti : mul, muntah, diare, pankreatitis, esofangitis,

    anoreksia ; dermis : fotosensititas (rasa terbakar sinar matahari), ruam kulit ;

    urtikaria; tinnitus ; hilangnya pendengaran

    INTERAKSI

    Ca, Fe, Mg, antasida, makanan terutama susu dan turunannya.

    EFEK TOKSIK

    Diabetes insipidus nefrogenik

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    --

    DEMEKLOSIKLIN

    ANTAGONIS ALDOSTERON

    DOSIS

    -

    INDIKASI

    Edema yang berhubungan dengan ekskresi aldosteron berlebihan, hipertensi, gagal

    jantung kongestif, hiperaldosteronism primer, hipokalemia, penanganan

    hipersutism, sirosis hati yang diikuti dengan edema atau asites.

    KONTRAINDIKASI

    Hipersensitif terhadap spironolakton atau komponen lain dalam sediaan, anure,

    insusiensi ginjal akut, gangguan fungsi ekskresi ginjal yang signikan,

    hiperkalemia, kehamilan (hipertensi yang diinduksi kehamilan).

    EFEK SAMPING

    Edema, gangguan SSP seperti mengantuk, sakit kepala, demam, ataksia, erupsi

    eritematosus, urtikaria, hiesutism, eosinolia, ginekomastia, sakit payudara,

    hiperkalemia serius, hiponatremia, dehidrasi, metabolik asidosis, impotensi, haid

    tidak teratur, amenorea, pendarahan setelah postmenopouse, anoreksia, mual,

    muntah, kram perut, diare, pendarahan lambung, ulserasi, gastritis, muntah,

    agranulositosis, toksisitas hepatoselular peningkatan konsentrasi BUN.

    INTERAKSI

    Penggunaan bersamaan spironolakton dengan diuretik hemat kalium lainnya,

    suplemen kalium, antagonis reseptor angiotensin, kotrimoksazol (dosis besar) dan

    inhibitor ACE dapat meningkatkan risiko hiperkalemia, terutama pada pasien

    gangguan ginjal. Kolestiramin dapat menyebabkan asidosis hiperkloremik pada

    pasien sirosis, hindari penggunaannya secara bersamaan.

    EFEK TOKSIK

    Diabetes insipidus nefrogenik

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    Hindari penggunaan suplemen, garam mengandung kalium, makanan yang

    mengandung kalium, atau obat-obat lain yang mengandung kalium.

    SPIRONOLAKTON

    INHIBITOR KARBONIK ANHIDRASE

    DOSIS

    -

    INDIKASI

    Edema yang berhubungan dengan ekskresi aldosteron berlebihan, hipertensi,

    gagal jantung kongestif, hiperaldosteronism primer, hipokalemia, penanganan

    hipersutism, sirosis hati yang diikuti dengan edema atau asites.

    KONTRAINDIKASI

    Hipersensitif terhadap spironolakton atau komponen lain dalam sediaan, anure,

    insusiensi ginjal akut, gangguan fungsi ekskresi ginjal yang signikan,

    hiperkalemia, kehamilan (hipertensi yang diinduksi kehamilan).

    EFEK SAMPING

    Edema, gangguan SSP seperti mengantuk, sakit kepala, demam, ataksia, erupsi

    eritematosus, urtikaria, hiesutism, eosinolia, ginekomastia, sakit payudara,

    hiperkalemia serius, hiponatremia, dehidrasi, metabolik asidosis, impotensi, haid

    tidak teratur, amenorea, pendarahan setelah postmenopouse, anoreksia, mual,

    muntah, kram perut, diare, pendarahan lambung, ulserasi, gastritis, muntah,

    agranulositosis, toksisitas hepatoselular peningkatan konsentrasi BUN.

    INTERAKSI

    Penggunaan bersamaan spironolakton dengan diuretik hemat kalium lainnya,

    suplemen kalium, antagonis reseptor angiotensin, kotrimoksazol (dosis besar)

    dan inhibitor ACE dapat meningkatkan risiko hiperkalemia, terutama pada pasien

    gangguan ginjal. Kolestiramin dapat menyebabkan asidosis hiperkloremik pada

    pasien sirosis, hindari penggunaannya secara bersamaan.

    EFEK TOKSIK

    Diabetes insipidus nefrogenik

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    Hindari penggunaan suplemen, garam mengandung kalium, makanan yang

    mengandung kalium, atau obat-obat lain yang mengandung kalium.

    ASETAZOLAMID

    DIURETIK, AGEN ANTIGLAUKOMA

    ASETAZOLAMID METOLAZON

    DOSIS

    --

    INDIKASI

    glaukoma, kejang refraktori, mabuk ketinggian

    akut

    KONTRAINDIKASI

    t r i s e m e s t e r p e r t a m a k e h a m i l a n ,

    hipersensitivitas.

    EFEK SAMPING

    ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,

    asidosis metabolik, mual, muntah, anoreksia,

    bingung, hipotensi ortostatik, dan kristaluria,

    serta anemia hemolitik dan batu ginjal dapat juga

    timbul.

    INTERAKSI

    barbiturat,aspirin, dan litium berkurang sehingga

    efektivitas menurun, ekskresi amfetamin,

    quinidin, prokainamid, dan antidepresan trisiklik

    berkurang dan dapat menyebabkan toksisitas.

    EFEK TOKSIK

    --

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    sebagian besar diekskresikan melalui urin,

    distribusi melalui plasenta dan ASI

    DOSIS

    --

    INDIKASI

    Digunakan bersamaan dengan diuretik lain untuk

    mengatur hipertensi dan atau menyebabkan

    diuresis pada pasien yang tidak dapat merespon

    datangnya diuretik dan metolazone sendiri efektif

    pada paisen yang tidak responsif terhadap

    diuresis.

    KONTRAINDIKASI

    Penggunaan bersama dengan diuretik golongan

    thiazid, dikontraindikasikan pada pasien yang

    sedang mengalami pre-koma dan koma hepatik

    dan pada pasien yang diketahui memiliki alergi

    dan hipersensitivitas terhadap metolazone.

    EFEK SAMPING

    Perut kembung, berdebar, nyeri dada, dan

    kedinginan. Pada studi penggunaan metolazona

    di pasien yang mengalami gangguan hati,

    metolazone memicu munculnya gangguan

    elektrolit dan ensefalopati, tetapi munculnya

    azotemia lebih kecil daripada penggunaan

    dengan diuretik thiazid.

    INTERAKSI

    --

    EFEK TOKSIK

    --

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    Hindarkan penggunaan metolazone pada anak-

    anak.

    HIDROKLOROTIAZID

    DOSIS

    Dosis awal : 25 mg (1x1hari atau 2x1hari), Dosis maksimal sehari 200 mg. Lama kerja 6-12 jam.

    INDIKASI

    diuretik kuat, hipertensi, oedema yang disebabkan karena gagal jantung, kelainan ginjal dan hati.

    KONTRAINDIKASI

    kehamilan dan menyusui, kelainan ginjal akut, kelainan hati atau cholestasis, refractory

    hypokalemia dan hypercalamia.

    EFEK SAMPING

    hipokalemia.

    INTERAKSI

    meningkatkan efek dari antihipertensi, terutama pada hipotensi yang muncul karena ACE inhibitor.

    EFEK TOKSIK

    gangguan metabolisme terutama pada dosis tinggi. Dapat menyebabkan hiperglikemia dan

    glikosuria pada penderita diabetes. Dapat juga menyebabkan hiperurikaemia pada beberapa

    pasien. penggunaan tiazida sebagai diuretik juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan

    elektrolit termasuk hipokloraemik alkalosis, hiponatraemia, dan hipokalaemia.

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    --

    DIURETIK HEMAT K

    DOSIS

    Dosis awal : 25 mg (2x1 hari), Dosis Maksimal sehari 100 mg. Lama Kerja 7-9 jam

    INDIKASI

    triamterene digunakan untuk penanganan edema yang berkaitan dengan gagal

    jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal. Digunakan pula untuk edema

    yang berkaitan dengan steroid, idiopatik, dan edema yang disebabkan oleh

    hiperaldosteron sekunder.

    KONTRAINDIKASI

    Berinteraksi dengan lithium, obat diabetes oral, ACE inhibitor, NSAIDs (non-

    steroidal anti-inammatory drugs) (triamteren tidak dapat dikonsumsi atau

    memerlukan perubahan dosis apabila jenis obat di atas juga dikonsumsi

    EFEK SAMPING

    --

    INTERAKSI

    --

    EFEK TOKSIK

    --

    MEKANISME KERJA

    --

    KETERANGAN

    --

    TRIAMTERENE

    Kelompok 4 :

    1. TIA ARYANI

    2. RYAN MUHAMMAD PRIATNA

    3. LAELA FADELA

    4. INDRA KUSUMAYADI

    5. RUSI RISMAWANTI

    6. LUKMAN MUHAROM SIDIK

    7. TIKA

    8. RITA RUBIANTI

    Page 1