daftar isi perairan laut -...
TRANSCRIPT
ii
ii
Daftar Isi
Cover Modul IDaftar Isi ii
Pendahuluan Petunjuk Belajar 1Capaian pembelajaran 2Sub-capaian pembelajaran 2
Uraian MateriI.Laut Indonesia 2II.Klasifikasi laut 3
A. Berdasarkan Terjadinya 3B. Berdasarkan Letak Laut 4
C. Berdasarkan Kedalaman 5D. Berdasarkan Morfologinya 6E. Relief Dasar laut 9
III. Kadar Garam dan Suhu 9IV.Gerakan Laut 12
A. Arus Laut 12B. Pasang-Surut 14
V. Karang Laut 16VI. Pantai 17
A. Formasi Gelombang 18B. Proses Erosi 21C. Proses Pengendapan 23
Rangkuman 27Daftar Pustaka 28
1
BIDANG KAJIAN :HIDROSFER DAN PERSEBARAN SUMBERDAYA ALAM
MODUL 19 : PERAIRAN LAUT
PENDAHULUAN
Laut merupakan bagian penyusun muka bumi tertupi air yang luas dan pada
umumnya ditandai dengan tingginya salinitas. Modul pembelajaran Geografi ini
membahas tentang laut dan bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan
tentang perairan laut, klasifikasi dan karakteristiknya yang dapat mempengaruhi
kehidupan di laut maupun manusia dalam kehidupan sehari-hari. Klasifikasi laut terdiri
pembagian laut berdasarkan proses terjadinya, letaknya, kedalamannya, morfologinya,
relief dasar laut. Pengetahuan karakteristik laut berupa salinitas, suhu, gerakan air laut
seperti arus dan pasang surut, aneka jenis karang laut. Dalam modul ini diberikan wawasan
tentang Pantai beserta morfologi yang terbentuk akibat gelombang, pengikisan dan
pengendapan yang terjadi di pantai. Beberapa morfologi yang tampak di pantai seperti
Kliff dan Wave-Cut Platform, Cave (goa), Arch, Stack dan Stumps, Tanjung dan Teluk,
Beach, dunes, spit dan bar, rawa asin, perubahan perairan pantai. Wawasan tentang
karakteristik laut dan pantai ini sangat membantu dalam mempelajari perairan laut secara
komprehensif.
Agar semua tujuan tersebut dapat tercapai, diharapkan modul ini dapat dipelajari dan
mencoba untuk mengaitkan antara bagian satu dengan bagian yang lain dalam modul ini,
serta dengan seksama mengerjakan setiap latihan dan tes formatif yang disediakan.
PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah modul ini sebaik-baiknya dengan cermat
2. Jika diperlukan saudara boleh mencari informasi tambahan sesuai dengan materi
dalam modul ini
3. Setelah membaca kerjakan latihan soal pada bagian akhir modul ini. Saudara harus
mendapatkan skor minimal 70. (minimal 7 soal harus dijawab dengan benar)
4. Jika Saudara mendapatkan skor kurang dari 70 maka saudara dinyatakan belum
tuntas.
2
5. Jika belum tuntas dalam belajar modul ini, jangan beralih ke modul berikutnya
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Dalam substansi keilmuan, setiap guru Geografi wajib menguasai pengetahuan Geografi
yang setara dengan pengetahuan Geografi yang dikuasai oleh Sarjana Geografi.
Sub Capaian Pembelajaran:
Peserta menguasai pengetahuan geografi pada materi perairan laut yang terdiri dari
wilayah perairan laut Indonesia, klasifikasi laut, gerakan air laut, morfologi pantai serta
pengaruh laut dalam kehidupan sehari-hari.
URAIAN MATERI
I. Laut Indonesia
Laut merupakan wilayah perairan melingkupi bagian bumi yang luas, pada
umumnya mengandung garam sehingga memiliki rasa asin. Pada umumnya air mengalir di
daratan akan berakhir ke arah lautan. Temperatur air laut umumnya mencapai tingkat
lebih tinggi dari temperatur di atasnya. Temperatur permukaan air laut beraneka sesuai
dengan dekat jauhnya pada garis ekuator. Semakin dekat dengan ekuator mencapai 250C,
sedangkan di dekat kutub temperaturnya mencapai dibawah titik beku.
Wilayah perairan lautan di Indonesia meliputi:
a. Landas kontinental, merupakan wilayah laut yang menjadi batas antara dua negara
tetangga dengan semua kandungan sumberdaya akan yang terdapat di laut sampai
dengan kedalaman 200 meter. Indonesia terletak di antara dua landas kontinen, yaitu
Benua Asia dan Australia. Pada zona ini suatu negara mempunyai kewenangan untuk
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya. Negara tersebut juga harus
menyediakan jalur pelayaran yang terjamin keselamatan dan keamanannya.
b. Laut teritorial, merupakan wilayah laut sejauh 12 mil dari garis dasar lurus pantai
terluar Indonesia. Sebuah negara mempunyai kedaulatan sepenuhnya sampai batas
laut teritorial. Akan tetapi, negara tersebut harus menyediakan jalur pelayaran lintas
damai baik di atas maupun di bawah permukaan laut. Batas teritorial Indonesia telah
diumumkan sejak Deklarasi Djoeanda pada tanggal 13 Desember 1957.
c. Laut zona ekonomi ekslusif (ZEE). ZEE Indonesia diumumkan pada tanggal 21 Maret
1980. Di zona ini negara Indonesia berhak untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi,
3
konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam yang ada. ZEE wilayah yang diukur
sejauh 200 mil dari garis dasar pulau terluar Indonesia.
Gambar 1. Wilayah Perairan Laut di Indonesia
Gambar 1 menjelaskan wilayah perairan Indonesia yang meliputi landas kontinen,
laut territorial dan zona ekonomi eksklusif.
II. KLASIFIKASI LAUT
Laut dapat diklasifikaksikan dengan berbagai penggolongan sebagai berikut:
A. Berdasarkan Terjadinya
1. Laut Transgresi merupakan laut dangkal terjadi akibat naiknya permukaan air laut
karena kutub es mencair di permukaan bumi pada jaman glasial akhir sekitar 2
sampai 3 juta tahun lalu. Kedalaman laut transgresi umumnya tidak mencapai
200 meter atau tidak melebihi dari zone neritis. Laut transgresi pada perairan
Indonesia misalnya: selat Malaka, Laut Arafuru, laut China Selatan, laut Jawa,
dan selat Karimata.
2. Laut Ingresi merupakan laut dalam terbentuk akibat depresi pada dasar lautan
akibat tenaga tektonisme, mempunyai kedalaman lebih 200 m. Laut ingresi pada
4
perairan Indonesia sebagai contohnya adalah laut Banda, laut Maluku, laut
Sulawesi , laut Flores.
3. Laut Regresi merupakan laut yang mengalami penyempitan sebagai akibat dampak
sedimentasi pada berbagai material tanah maupun lumpur daratan yang menuju
kearah lautan karena poses erosi dari darat yang intensif dan terjadi dari dampak
reklamasi pantai digunakan untuk permukiman manusia maupun aktivitas yang
lain. Misalnya selat Malaka dan laut jawa.
B. Berdasarkan Letak Laut
1. Laut Tepi, yakni laut-laut terletak pada benua bagian tepi yang memisahkan benua
dengan Samudera tersebut. Misalnya antara lain laut Arabia, teluk Benggala, laut
Jepang, dan laut-laut tepi di sekitar pantai Benua Amerika.
Gambar 2. Laut Tepi
2. Laut Pedalaman, yakni laut terletak atau lokasinya di pertengahan benua yang
lingkari oleh daratan. Misalnya laut Baltik, laut Hitam, laut Kaspia, dan laut Mati.
Gambar 3. Laut Pedalaman (sumber: id.wikipedia.org/wiki/Laut_Pedalaman_Seto)
5
3. Laut Tengah merupakan laut lokasinya diantara dua benua, misalnya laut merah,
laut Mediterania dan laut-laut perairan Indonesia yang terletak diantara dua yaitu
benua Asia dengan benua Australia.
Gambar 4. Laut Tengah. (sumber: http://www.dw.com/id/uni-laut-tengah)
C. Berdasarkan Kedalaman Laut :
1. Zona Litoral (wilayah pasang-surut), batasnya antara permukaan air pasang naik
dan air pasang turun. Zone ini terkadang tergenang air laut dan terkadang dapat
kering.
2. Zone Neritik (wilayah laut dangkal), diukur dari pantai sampai kedalaman 200
meter. Letaknya bersamaan dengan landas kontinen. Zona ini merupakan bagi
kehidupan biota laut karena meruapakan zone yang tembus sinar matahari sehingga
kaya akan vegetasi, binatang laut dan oraginsme lau lain. Pada daerah beriklim
sedang, zona neritik ini disebut daerah laut dangkal dan merupakan daerah
tangkapan ikan paling banyak dijumpai.
3. Zone Batial (wilayah laut dalam), terletak bersamaan dengan lereng benua. Zone
ini 200 meter sampai kedalaman 2000 meter. Zona ini disebut pula zona laut dalam
biota laut pada zona laut ini sudah mulai jarang dijumpai. Beberapa ikan bertubuh
besar seperti Paus dan Hiu masih dapat ditemukan.
4. Zone Abyssal (wilayah laut sangat dalam), meliputi ocean floor atau the deep sea
plain dan the deeps. Dalamnya 2000 sampai dengan 6000 m, bahkan pada
lekukan-lekukan (traought) dan cekungan lebih dalam lagi. Pada zona ini tidak ada
lagi dijumpai tumbuhan-tumbuhan karena sinar matahari tidak mampu
6
menembusnya. Meskipun demikian ada spesies binatang yang hidupnya bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan suhu, persediaan makanan dan oksigen
sangat minimal. Bahkan makanannya terdiri atas bahan organik yang tenggelam
dari permukaan laut. Keadaan di dasar laut yang sangat dalam ini selalu gelap dan
sangat dingin.
5. Zone Hadal (wilayah laut sangat dalam sekali) merupakan zona laut yang sangat
dalam dengan kedalaman melebihi 6000 m. wilayah laut hadal biasanya terdiri dari
palung dan lubuk laut yang sangat dalam, suhu air pada zona hadal dingin sekali
dan tidak ada cahaya sama sekali. Binatang laut yang hidup umumnya mempu
memancarkan cahaya dari tubuhnya sendiri.
Gambar 5. Zona Laut berdasarkan kedalaman. (sumber: sublittoralocean.weebly.com)
D. Berdasarkan Morfologinya:
1. Landas kontinental (Continental shelf). Wilayah laut ini dangkal, dasar laut
yang berbatasan dengan benua yang diliputi air laut dangkal sekitar kurang dari
200 m, menurun landai dari benua. Kemringan ke arah laut umumnya kurang
dari satu derajat. Landas Kontinen di Eropa Barat sejauh 250 Km ke arah barat.
Landas kontinen ke arah laur Artktik dari Siberia sejauh 100 Km. Lembah
beberapa sungai terdapat landas kontinen yang merupakan bukti bahwa suatu
7
ketika landas kontinen ini merupakan msasa daratan yang kemudian mengalami
penenggelaman.
2. Lereng benua (Continental slope), merupakan keberlanjutan dari landas kontinen
mempunyai kedalaman lebih dari 200 meter. Pada tepian landas kontinen ke arah
laut lerengnya menjadi curam, membentuk lereng benua. Sudut kemiringan
biasanya tidak lebih dari lima derajat. Zona ini mencapai kedalaman hingga
sampai 1500 meter. Ada beberapa teori yang menerangkan terjadinya sub marine
canyon tersebut, yaitu :
Akibat permukaan laut yang naik atau daratan turun, sehingga daerah yang
dahulu berupa lembah sungai, sekarang tenggelam di dasar laut. Teori ini
didukung oleh kenyatan bahwa banyak diantara sub merine canyon yang
bersambungan dengan sungai-sungai besar di daratan. Misalnya sub marine
canyon yang bersambungan dengan suara sungai Congo dan sungai Hudson.
Akibat dari terjadinya patahan. Seperti halnya di daratan di dasar laut juga
terjadi patahan. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa banyak diantaranya
sub marine canyon yang tidak ada hubungannya dengan sungai-sungai di
daratan. Misalnya di Teluk Biscaya dijumpai banyak sub marine canyon,
tetapi di pantai yang berdekatan tidak terdapat sungai besar bermuara.
Akibat pengerjaan turbidity current. Turbidity current adalah arus dasar laut
yang kuat dan jenuh dengan sedimen. Arus menyebabkan terjadinya erosi
dasar laut yang kuat, sehingga terbentuk lembah-lembah yang berbentuk V.
Turbidity current biasanya terjadi ketika berlangsung gempa bumi pada
lrang dasar laut yang curam dan banyak mengandung sedimen. Salah satu
bukti yang memperkuat teori ini ialah pada muara sub marine canyon
biasanya terdapat timbunan endapan.
3. Pengangkatan benua (Continental Rise), Continental rise terletak di luar
kontonetal slepe dan merupakan peralihan dengan ocean basin. Dibandingkan
dengan continental slope, lerengnya lebih landai. Lereng continental rise rata-
rata 0,50. Continental rise mempunyai lapisan sedimen yang tebal. Tebal lapisan
sedimen pada continental rises kadang-kadang mencapai 10 km. Tetapi terdapat
juga dasar laut yang tidak mempunyai continental rise. Dasar laut yang tidak
mempunyai continental rise itu adalah jika continental slope bersambungan
8
dengan palung laut (trench). Morfologi ini merupakan komponen pada lereng
kontinen berbatasan langsung dengan samudera bagian dasar.
4. Dataran Abisal (Deep Sea plain atau Abyssal Plains), Meliputi dua pertiga
seluruh dasar laut terletak pada kedalaman lebih dari 1500 ,meter. Relief di zona
ini bervariasi dari yang rata sampai yang berpungunungan dan plato yang
kadang-kadang terdapat puncak vulkanik yang menyembul di atas permukaan
laut, sebagai pulau yang terisolasi.
5. Ngarai Bawah Laut (Submarine Canyon), terletak pada sisi curam pada bagian
lembah berbentuk V yang memotong lereng kontinental.
6. The Deeps. Dasar laut yang dikarakteristikkan dengan adanya trought (palung)
yang mencapai kedalaman sangat besar. Pada Samudera Pasifik mencapai
kedalaman lebih dari 5000 meter. Zona ini hanya meliputi sebagian kecil dari
dasar lautan.
Gambar 6 Morfologi dasar laut. (Sumber: majalahbatu.com)
9
Muka air laut
GunungapiPalung laut Basin
E. Relief Dasar Laut
Relief dasar laut mirip dengan permukaan daratan, menonjol ke atas
dan ada bagian yang cekung ke bawah, seperti tampak pada gambar berikut
ini.
Gambar 7. Relief dasar laut (sumber:diadaptasi dari Tomczak, 2000)
Bentuk-bentuk muka bumi di dasar laut dibedakan sebagai berikut:
a. Palung laut, yaitu jurang laut yang dalam dan terjal.
b. Basin atau lubuk laut, yaitu bentuk dasar laut yang mirip dengan palung laut, tetapi
dasarnya lebih lebar dan datar.
c. Celah memanjang (rift valley), yaitu cekungan seperti parit yang lebar dan
memanjang di dasar laut.
d. Pegunungan submarine (bawah laut), yaitu rangkaian pegunungan yang ada di
bawah permukaan air laut.
e. Gunung api bawah laut, yaitu gunung api yang berada di dasar laut, dan di bawah
permukaan air laut.
III. KADAR GARAM (SALINITAS) dan SUHU
Pada air laut terdapat bermacam-macam garam-garaman, tetapi yang terpenting
adalah; sodium chlorida atau garam biasa. Kandungan kimiawi air laut sebagai berikut.
Tabel 1. Garam-garaman Pada Air Laut
Nama garam-garaman Rumus Kimiawi Setiap 1000 gram air
Sodium Chlorida NaCl 23
Magnesium Chlorida MgCl2 5
10
Sodium sulfat NaSO4 4
Calsium Chlorida CaCl2 1
Potasium Chlorida KCl 0,7
Dengan jumlah kecil lainnya 34,5
Perbedaan salinitas tergantung kepada beberapa faktor, yaitu: penambahan air tawar
(dari hujan dan sungai), cepatnya penguapan dan karena percampuran. Pada lautan terbuka
selinitas tertinggi terdapat di sekitar garis balik utara dan garis bali selatan (tropic of
cancer dan tropic of capicorn), karena di sekitar kedua lintang ini, prose penguapan cepat.
Salinitas biasanya dihitung perseribu (satu bagian dari seribu), misalnya tiga puluh lima
perseribu atau tiga puluh lima per mil yang biasa ditulis 350/00 . salinitas di laut merah
sekitar 40 0/00, disekitar kutub kadar garamnya sekitar 300/00.
Pada sekitar katulistiwa terdapat daerah yang salinitasnya rendah. Hal ini disebabkan
curah hujannya tinggi. Berbatasan dengan daerah ini terdapat daerah yang salinitasnya
tinggi (di daerah garis balik), karena daerah ini dilalui oleh angin pasat yang kering,
menyebabkan penguapan tinggi, sehingga air dipermukaan asin. Di luar daerah ini menuju
ke arah kutub salinitasnya rendah lagi, karena asupan air banyak sedangkan penguapannya
sangat sedikit (Effendi, 2003).
Danau yang tidak berlepasan (tertutup) seperti laut mati dan beberapa danau lainnya
berkadar garam tinggi, karena airnya tidak sempat dialirkan keluar dari danau itu. Jumlah
sungai yang bermuara hanya sedikit sedangkan penguapan tinggi. Laut mati mempunyai
salinitas 2600/00 mengakibatkan manusia dapat terapung ketika berada di daalam danau
tersebut.
Selain kadar garam, suhu menjadi faktor fisik yang sangat penting di laut, berguna
untuk mengidentifikasi massa air tertentu bersama salinitas dan bersama tekanan dapat
menentukan densitas air laut. Air berdensitas rendah berada di lapisan atas dan air dengan
densitas tinggi akan berada di lapisan bawahnya. Sebaran suhu secara vertikal terbagi
menjadi tiga lapisan yaitu lapisan hangat di bagian teratas (biasa disebut mixed layer atau
lapisan campuran), termoklin pada bagian tengah dan lapisan dingin di bagian bawah.
Termoklin di daerah ekuator terlihat lebih jelas karena tingginya suhu di lapisan
permukaan, sedangkan termoklin pada daerah beriklim sedang dan dingin cenderung
berubah-ubah karena adanya perubahan musim dari bagian tahun yang satu ke tahun yang
lainnya.
11
Gambar 8. Sebaran suhu secaral vertika pada berbagai letak lintang ( sumber: Stewar, 2000)
(a) lintang rendah (b) lintang sedang, dan (c) lintang tinggi
Beberapa kondisi meteorologis berpengaruh terhadap suhu permukaan laut antara
lain curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan
intensitas radiasi matahari. Perubahan suhu di lautan berdampak terhadap gejala fisis di
laut dan biotanya (Stewar, 2000). Sebagian besar air samudera bersuhu dingin disebabkan
sinar matahari hanya mampu menembus perairan laut sampai beberapa meter saja. Variasi
suhu air laut dipengaruhi oleh pemanasan matahari. Pengaruh pemanasan berbeda-beda
untuk daerah yang terletak pada lintang yang berbeda. Daerah tropis lebih banyak
menerima panas daripada daerah lintang tinggi dan kutub. Perbedaan jumlah panas yang
diterima permukaan bumi di tempat yang terletak pada lintang yang berbeda, merupakan
akibat dari bentuk bumi yang bulat.
Suhu merupakan parameter fisis perairan utama. Suhu permukaan laut di seluruh
permukaan bumi sangat beragam. Suhu di bawah permukaan beragam tergantung
kedalaman, sirkulasi udara, turbulensi, lokasi geografi, dan jarak dari sumber panas
sebagai contoh gunung berapi (Bhatt, 1978). Suhu perairan dapat diukur menggunakan alat
pengukur suhu yang biasa disebut termometer. Sebaran suhu pada wilayah perairan laut
secara vertikal pada daerah iklim sedang (subtropis) dan kutub relatif tidak sama pada
musim berbeda.
12
IV. GERAKAN AIR LAUT
A. Arus Laut
Gerakan arus laut terjadi baik secara horisontal maupun secara vertikal. Densitas air
laut bergantung pada salinitas dan suhu. Gerakan vertikal terjadi karena perbedaan densitas
di berbagai kedalaman dan atau pertemuan dari dua arus horisontal yang mengakibatkan
arus turun yang diimbangi arus naik.
Gerakan air laut harisontal yang terjadi di permukaan disebut arus laut. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi arus laut, yaitu:
Perbedaan densitas
Pergesekan antara air permukaan dengan angin sehingga sedikit banyak arah arus
ini searah dengan arah angin.
Letak dan bentuk pantai daratan
Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus
atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang
bergerak di bawah permukaan laut. Menurut suhunya kita mengenal adanya arus panas dan
arus dingin. Arus panas adalah arus yang bila suhunya lebih panas dari daerah yang dilalui.
Sedangkan arus dingin adalah arus yang suhunya lebih dingin dari daerah yang dilaluinya
(Hutabarat & Evans, 1986.).
Istilah arus dingin dan arus panas dipakai untuk berbagai arus yang ditandai dengan
suhu relatif terhadap suhu air laut dan atmosfer sekelilingnya. Secara umum arus yang
bergerak ke arah kutub bersifat hangat sedangkan yang bergerak ke arah katulistiwa
bersifat dingin. Kedua arus ini berpengaruh terhadap iklim daratan yang berbatasan. Suatu
contoh pelabuhan-pelabuhan di Norwegia tidak mengalami bulan-bulan beku pada musim
winter, walaupun terletak di sebelah utara lingkaran kutub, ini disebabkan adanya
pengaruh arus laut panas.
Pada belahan bumi utara arah arus searah dengan perputaran jarum jam sedangkan di
belahan bumi selatan berlawanan arah jarum jam. Hal ini disebabkan pergerakan angin
sesuai gaya coriolis. Adanya gaya coriolis tersebut menyebabkan arus di lapisan bawah
berbelok ke kanan dari arah arus permukaan. Hal ini terjadi di belahan bumi utara,
sedangkan di belahan bumi selatan terjadi hal sebaliknya. Apabila terjadi divergensi
(pembuyaran arus permukaan), massa air dari lapisan bawah laut akan naik ke lapisan
13
permukaan dan akan terjadi juga keadaan sebaliknya yaitu tenggelaman massa air di mana
massa air dari lapisan atas turun ke lapisan bawah
Pengaruh gaya coriolis mempengaruhi perpindahan massa air. Arus permukaan arus
permukaan tidak berpindah secara paralel terhadap angin, tetapi membentuk sudut 45o dari
arah angin. suhu permukaan tinggi pada sisi sebelah barat dari lautan, di mana arus
membawa air hangat dari ekuator sedangkan di sisi sebelah kiri arus dingin menuju
ekuator.
Arus permukaan yang dihasilkan oleh angin bukan hanya dipengaruhi oleh gaya
coriolis tetapi juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi (Bhatt, 1978). Arus yang disebabkan
oleh gaya coriolis dan gaya gravitasi disebut arus geostropik.
Gambar 9. Arus Geostropik (Bhatt, 1978)
Arus geostropik di belahan bumi utara membentuk skema representatif. Permukaan
yang landai mendapat hembusan angin (AA’), sehingga air mengalir ke bawah karena
adanya respons terhadap gaya gravitasi (Fg), tetapi aliran dibelokkan oleh gaya coriolis
(Fc). Akan tetapi arah aliran lanjutannya mengalami perubahan hingga gangguan (Fg dan
Fc) seimbang. Resultan dari aliran air tersebut disebut arus geostropik (Bhatt, 1978).
Pertemuan arus laut hangat dan arus laut dingin merupakan sumber bahan makanan
bagi biota laut terutama ikan karena banyak fito dan zooplankton terakumulasi di daerah
itu. Daerah tersebut merupakan zona tangkapan ikan yang potensial di dunia karen tempat
berkumpulnya aneka ikan konsumsi. Pada daerah ini terjadi perbedaan salinitas dan suhu
bercampur pada pertemuan dari berbagai arus air permukaan dan air dalam.
Berdasarkan penyebab terjadinya arus dapat dibedakan sebagai berikut.
Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya
coriolis.
14
Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan
terjadi pada lapisan permukaan.
Berdasarkan Kedalaman
Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak
dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak
dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah
kutub ke daerah ekuator.
Gambar 10. Arus laut dunia. (sumber: id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Currents.svg)
B. Pasang-Surut
Gerakan air laut yang lain adalah gerakan yang disebabkan oleh pasang naik dan
pasang surut. Pasang adalah gerakan yang berganti-ganti antara naik dan turunnya
permukaan laut, kurang lebih dua kali sehari, sebagai akibat dari gaya tarik bulan dan gaya
tarik matahari. Pada laut terbuka perbedaan antara pasang naik dan pasang surut tidak
lebih dari 60 cm, tetapi pada perairan dangkal yang berbatasan dengan kontinental bisa
mencapai enam meter dan di estuaria yang sempit bisa mencapai 15 meter bahkan lebih.
15
Gambar 11. Pasang Surut Air Laut. (Sumber: http://www.perkapalanku.com)
Perbedaan pasang naik dan pasang surut di suatu tempat naik sampai maksimal, lalu
turun sampai minimum, naik ke maksimum lagi dan seterusnya. Ada pasang purnama
(spirng tide) yaitu jika amplitudonya besar, karena pada waktu itu bumi, matahari dan
bulan ada pada satu garis lurus. Gaya tarik matahari berlangsung pada arah yang sama
dengan gaya tarik bulan, sehingga memperkuat gaya tarik bulan. Akibatnya pasang naik
lebih tinggi dari biasanya dan pasang surutpun lebih rendah dari biasanya. Hal ini terjadi
dua kali sebulan, yaitu pada waktu bulan penuh dan bulan baru. Sebaliknya jika gaya
tarik matahari berlawanan, misalnya sudut 900, maka amplitudonya kecil. Ini disebut
pasang perbani (nead tide). Karena bulan beredar dalam orbitnya pada arah yang sama
seperti rotasi bumi dalam periode satu hari yaitu 24 jam 50 menit; jadi interval antara
pasang naik dan pasang surut adalah setengah dari waktu itu yaitu 12 jam 25 menit
Berdasarkan teori kesetimbangan : 1). Rotasi bumi pada sumbunya. 2). Revolusi bulan
terhadap matahari, 3). Revolusi bumi terhadap matahari. Berdasarkan teori dinamis : 1).
kedalaman dan luas perairan, 2). Pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan 3).Gesekan
dasar. Selain faktor-faktor diatas terdapat juga faktor lokal yang dapat berpengaruh disuatu
perairan antara lain:1). Topogafi dasar laut, 2). Lebar selat, 3). Bentuk teluk dan lain
sebagainya.
16
V. KARANG LAUT
Ciri utama di perairan dearah tropik adalah terdapatnya karang laut. Hal ini
disebabkan perairan tropik di beberapa tempat memenuhi syarat hidup binatang karang.
Syarat hidup binatang karang adalah (Souhoka & Patty, 2013):
Suhu tidak kurang dari 200C
Kedalaman laut antara 40 – 50 meter
Kadar garam normal
Air laut jernih
Pembentukan karang ini terjadi dalam beberapa bentuk, misalnya polyp, hidup
sebagai binatang tersendiri, tetapi kebanyakan berkumpul dengan yang lainnya dalam
kesatuan yang besar.Semua binatang itu mempunyai kerangka yang tersusun atas kalsium
karbonat. Jika Polyp mati, massa bahan kerangka itu membentuk kumpulan batu karang
kapur yang terkadang disebut juga dengan gosong (Souhoka & Patty, 2013).
Tipe-tipe gosong karang:
Gosong Karang Pantai (Fringing Reef), terjadi disepanjang pantai. Terdiri atas daratan
karang yang tidak rata dan rapat dengan daratan atau terhalang perairan sempit
(lagun). Sisi yang mengarah ke laut membentuk lereng yang curam.
Gosong Karang Penghalang (Barrief Reef). Terpisah dari daratan oleh lagun yang
lebar dan dalam. Gosong karang penghalang yang terkenal adalah the Great Barrier
Reef di perairan sebelah timur benua Australia.
Atol. Atol ini karang yang berbentuk cincin atau tapal kuda yang mengelilingi lagun.
Menurut teori Darwin, atol pada awalnya adalah gosong karang pantai (fringing Reef)
di sekeliling pulau atau gunung laut. Ketika pulau atau gunung laut mengalami
penenggelaman, binatang karang terus-menerus membuat rumahnya seiring denganm
tenggelamnya pulau itu. Ketika pulau itu sudah tenggelam yang tertinggal hanya
goosong karang berbentuk cincin mengelilingi lagun. Sedangkan Muray berpendapat
bahwa Atol terbentuk di puncak plato atau bukit yang timbul d dasar laut sampai
kedalaman yang memenuhi syarat hidup binatang karang. Pulau-pulau atol ini banyak
terdapat di lautan Pasifik, seperti Atol Bikin yang digunakan percobaan bom atom
oleh Perancis.
Di wilayah Nusa Tenggara Timur, orang mengusahakan karang laut untuk bahan
bangunan, dengan jalan membakarnya. Pemerintah telah mengadakan pelarangan, karena
17
Gambar 12. Karang pantai, penghalang dan atoll. (Sumber : pmfias.com)
sangat merusak lingkungan. Pengambilan karang secara terus-menerus tidak seimbang
dengan pembentukannya yang membutuhkan waktu yang sangat lama.
VI. PANTAI
Pantai adalah bagian dari daratan yang berbatasan dengan laut atau genangan air
lainnya yang luas dan ada dibawah pengaruh gelombang secara langsung. Garis pantai
mengalami perubahan yang konstan akibat proses erosi dan pengendapan, sebagai akibat
pengerjaan gelombang, arus dan pasang. Walaupun pengaruh pasang kecil terhadap pantai,
tetapi gerakannya berpengaruh kepada gelombang. Arus laut juga tidak menjadi instrumen
pengerosi penting terhadap pantai, tetapi berpengaruh terhadap gelombang.
Tenaga utama dalam merubah bentuk pantai adalah gelombang. Gelombang
merubah bentuk pantai dengan jalan mengerosi dan mengendapkan material yang
dierosinya. Pada saat terjadi badai, kekuatan gelombang akan sangat besar, kekuatannya
dapat meruntuhkan kliff, dinding pantai dan bangunan dalam waktu singkat, tetapi jika
cuaca baik, gelombang yang kecil akan membangun dengan cara mengndapkan bahan-
bahan di pantai.
18
A. Formasi Gelombang
Gelombang berasal dari tengah lautan dan terjadi karena angin yang menyentuh
permukaan air laut. Gesekan angin itu membentuk gerakan mengombak dan sirkulasi.
Panjang gelombang (jarak antara puncak gelombang dengan puncak gelombang
berikutnya) bergantung pada kecepatan dan lamanya angin berhembus, tetapi tinggi
gelombangnya (jarak vertikal antara puncakj gelombang dengan dasar gelombang)
bertambah dengan jarak yang ditempuh gelombang itu. Misalnya tinggi potensial
gelombang di lautan Hindia di selatan pulau Jawa lebih besar dari laut Jawa, karena
gelombang di lautan Hindia telah mengembara dalam jarak waktu yang besar.
Ketika gelombang sampai ke dasar pantai, gelombang bersentuhan dengan pantai
sehinga pergesekan dan pengurangan kecepatan di dasar gelombang dan puncak
gelombang memecah pantai. Desakan air ke pantai disebut swash, dan kembalinya air itu
keluar dari pantai disebut backwash (Tomczak, 2000).
.
Gambar 13. Gerakan Gelombang. (Sumber: http://opialeta.tumblr.com/)
19
Sifat gelombang paling tidak dipengaruhi oleh tiga bentuk angin. Menurut Castro
& Huber,2000), tiga bentuk angin tersebut antara lain kecepatan angin, waktu di mana
angin bertiup dan jarak tanpa rintangan di mana angin sedang bertiup.
1. Kecepatan angin
Pada umumnya makin besar kecepatan angin bertiup, makin besar gelombang yang
terbentuk dan gelombang ini mempunyai kecepatan yang tinggi dengan panjang
gelombang yang besar. Gelombang yang terbentuk puncaknya kurang curam jika
dibandingkan dengan yang dibangkitkan oleh angin berkecepatan lemah.
2. Waktu di mana angin sedang bertiup
Tinggi, kecepatan dan panjang gelombang cenderung meningkat sesuai dengan
meningkatnya waktu saat angin pembangkit gelombang mulai bertiup.
3. Jarak tanpa rintangan di mana angin sedang bertiup (fetch)
Pentingnya fetch dapat diketahui dengan membandingkan gelombang yang terbentuk
pada kolom air yang relatif kecil seperti danau di daratan dengan yang terbentuk di
lautan bebas. Gelombang yang terbentuk di danau fetch-nya lebih kecil, panjang
gelombangnya hanya beberapa centimeter saja sedangkan yang di lautan bebas,
kemungkinan fetch-nya lebih besar, panjang gelombang mencapai beberapa ratus
meter.
Gelombang dapat pula terjadi akibat dari peristiwa gempa bumi di dasar laut.
Gempa terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/pergeseran
kulit bumi di dasar laut. Gelombang yang ditimbulkan biasanya besar dan sering disebut
dengan gelombang “tsunami”. Contohnya ketika gunung Krakatau meletus pada tahun
1883 dan gempa di laut Aceh tahun 2004 menyebabkan terjadinya gelombang tsunami
yang banyak menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa.
Bentuk gelombang akan berubah dan pecah saat tiba di pantai. Ini disebabkan oleh
gerakan melingkar dari partikel yang terletak di bagian paling bawah gelombang
dipengaruhi oleh gesekan dari dasar laut di perairan yang dangkal. Bekas jalan kecil yang
ditinggalkan menjadi elips bentuknya. Hal ini menyebabkan perubahan terhadap sifat
gelombang. Gelombang bergerak ke depan dan tinggi gelombang naik sampai mencapai
80% dari kedalaman perairan. Bentuk ini menjadi tidak stabil, hingga kemudian pecah,
yang disertai dengan gerakan maju ke depan yang berkekuatan besar (Hutabarat dan
Evans, 1986).
20
Pemanfaatan Gerakan Air Laut dalam Kehidupan
Banyak hal yang mempengaruhi gerakan air laut, salah satu di antaranya yang
paling penting adalah gerakan angin. Air akan bergerak sesuai arah angin. Gerakan air laut
sebenarnya salah satu anugerah yang dapat dimanfaatkan. Dalam kehidupan kita gerakan
air laut antara lain dapat dimanfaatkan untuk keperluan pelayaran, perikanan, energi
pembangkit tenaga listrik), pertanian laut dan pariwisata.
1). Pelayaran
Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan dalam bidang pelayaran
terutama kapal/perahu yang menggunakan layar. Kapal besar sekalipun pada
prinsipnya dalam perjalanan pelayarannya tidak mau berbenturan dengan ombak
maupun arus sehingga informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan.
2). Perikanan
Gerakan air laut berpengaruh pada gerakan plankton (fitoplankton). Tempat-tempat
yang banyak planktonnya biasanya di situ banyak berkumpul ikan. Oleh karena itu
bagi para nelayan, informasi tentang gerakan air laut dapat dimanfaatkan untuk
mendeteksi tempat-tempat berkumpulnya berbagai jenis ikan.
3). Energi (pembangkit tenaga listrik)
Belanda dan Perancis merupakan contoh negara yang telah memanfaatkan gerakan
air laut sebagai sumber energi (yaitu sebagai pembangkit tenaga listrik). Sedangkan
di Indonesia hal ini masih dalam tahap uji coba. Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan pemerintah Belanda kini sedang
melakukan uji coba membangun proyek pembangkit tenaga listrik dengan
memanfaatkan gerakan air laut di selat Bali.
4). Pertanian Laut
Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan bagi para petani yang bergerak
di bidang pertanian laut. Sebagai contoh para petani yang melakukan usaha di
bidang pertanian laut (seperti budidaya rumput laut, budidaya kerang, mutiara dan
lainlain), kalau tidak memperhitungkan gerakan air laut, maka hasil pertaniannya
akan hanyut terbawa oleh air laut sehingga mengalami gagal panen.
5). Pariwisata
Olahraga selancar, dayung, diving, lomba perahu layar dan lain-lain yang banyak
memperhitungkan faktor gerakan air laut sangat diminati oleh para wisatawan.
Olahraga selancar angin misalnya, memerlukan tempat yang gelombangnya besar.
21
B. Proses Erosi
Terdapat tiga proses utama penyebab erosi pantai:
1. Desakan yang kuat dari gelombang yang memecah pantai (lebih dari 29.000 kg setiap
meter persegi di lautan Atlantik ketika badai) mempunyai pengaruh langsung terhadap
pantai dan berpengaruh tidak langsung dengan menekan air yang terjebak di dalam
retakan batuan dan batuan itu retak lebih besar lagi ketika air kembali ke laut.
2. Pecahan-pecahan batuan di dalam air menggelinding pada dasar kliff yang
menghasilkan proses korasi. Proses pembentukan partikel satu dengan yang lainnya
sehingga menghasilkan material pantai yang khas yaitu pasir dan kerikil.
3. Proses berikutnya adalah yang hanya terjadi di pantai-pantai yang terdiri atas batuan
yang mudah larut, misalnya batuan kapur, akibat erosi dari pelarutan kalsium karbonat
oleh air laut pada batuan, menyebbkan batuan melemah dan hancur.
Kliff dan Wave-Cut Platform
Setiap pantai batuan keras yang terjal menghadap pantai disebut Kliff dan biasanya
terdapat di dataran tinggi yang bersentuhan dengan laut. Bentuk Kliff dan derajat erosi
ditentukan dengan sudut kemiringan. Pengerjaan erosi laut pada zona yang relatif sempit di
dasar Kliff dindingnya dipotong oleh gelombang sehingga tidak stabil dan runtuh. Jika
muka kliff mundur, yang tertinggal adalah dasar yang telah dierosi yaitu wave-cut
platform. Pada wave-cut platform ini material hasil erosi diendapkan.
Cave (goa), Arch, Stack dan Stumps
Pengerjaan erosi laut mencapai batuan yang lembut di sepanjang dasar Kliff,
seperti pada garis patahan atau semacamnya. Karena erosi ini mungkin terjadi bentukan
yang disebut cave (goa). Jika cave itu terbentuk di kedua sisi, erosi yang berkelanjutan
akan terus menerobos dan kedua goa itu bersatu terbentuklah Arch alami. Jika Arch ini
terus menerus mengalami erosi maka yang tertinggal hanya tiang-tiang batu yang berdiri
jauh dari kliff, ini disebut Stack. Erosi terus terjadi pada stack,stack itu kemudian runtuh
dan terdapat di bawah permukaan laut, ini disebut Stumps.
Di Indonesia stack dan wave-cute platform terdapat antara lain di pantai Cilaut
Eureun (Jawa barat, tanah Lot Bali, sedangkan goa-goa terdapat di pantai Pangandaran
jawa Barat, Parang Tritis Yogjakarta dan tanah Lot Bali.
22
Gambar 14. erosi pada pantai, (sumber: luciafebriarlita17.wordpress.com)
Gambar 15. Proses terbentuknta Tanjung dan Teluk, (Sumber: http://geogtingsatu.blogspot.co.id)
Tanjung dan Teluk
Pada bagian batuan lunak terdapat tipe-tipe batuan yang lebih keras akan
menghasilkan perkembangan ciri-ciri pantai dalam skala kecil. Bentuk umum dari garis
pantai akan ditentukan oleh perbedaan erosi terhadap berbagai tipe batuan. Batuan yang
lebih lunak akan membentuk teluk yang menjorok ke daratan dan yang keras lebih tahan
terhadap erosi aakan membentuk tanjung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 15.
23
C. Proses Pengendapan
Berdasarkan pada asal usulnya, sedimen laut dapat dibedakan menjadi lima
macam, yaitu:
1). Sedimen Litogenik (terigennous), yaitu sedimen yang berasal dari pelapukan batuan
yang telah ada sebelumnya di daratan atau benua. Komponen sedimen ini adalah
lumpur terrigen, endapan longsoran atau turbidit, dan endapan es. Sekitar 30% dari
lumpur terigen itu terdiri dari lanau dan lempung yang. Mineral penyusunnya yang
utama adalah kuarsa dan feldspar, dan mineral-mineral lempung seperti illit,
kaolinit, dan chlorit.
2). Sedimen Volkanogenik (volcanogenic sediments), yaitu sedimen yang berupa
material volkanik yang dilontarkan ketika terjadi erupsi gunungapi. Sedimen ini
banyak dijumpai di kawasan bergunungapi.
3). Sedimen Biogenik (biogenic sediments), yaitu sedimen yang dihasilkan oleh
organisme atau organisme itu sendiri. Organisme yang sangat umum adalah
foraminifera, diatom, dan radiolaria. Mineral-mineral yang utama di dalam sedimen
biogenik adalah kalsit, aragonit, silika, dan apatit. Ooze adalah sedimen biogenik
berbutir halus yang tersusun oleh cangkang-cangkang organisme mikro yang
terakumulasi di laut dalam, seperti di dataran abisal.
4). Sedimen Hidrogenik (hydrogenic sediments), yaitu sedimen yang terbentuk oleh
reaksi kimia inorganik dari unsur-unsur yang terlarut di dalam air. Sedimen
kelompok ini juga disebut sebagai sedimen autigenik (authigenic sediments). Jenis-
jenis sedimen ini yang umum adalah zeolit, nodul mangan, nodul fosfat, dan
endapan logam hidrotermal (metalliferous hydrothermal deposits).
5). Sedimen Kosmogenik (cosmogenic sediments), yaitu sedimen yang berasal dari
luar angkasa, seperti meteorit atau debu ruang angkasa yang jatuh ke Bumi.
Beach
Bahan-bahan hasil erosi ditranportasikan sepanjang pantai membentuk formasi
pengendapan pantai, yang dinamakan pesisir. Endapan terbentuk di daerah yang
terlindungi sperti di teluk. Salah satu proses pengendapan adalah pemindahan material
pesisir sepanjang garis pantai, disebut longshore drifting yang disebabkan gerakan miring
dari gelombang yang sampai ke pantai.
24
Dunes
Dunes terjadi jika angin berhembus di daerah pesisir yang luas disepanjang
pesisir. Partikel pasir ini terbawa angin ke arah padalaman dan diendapkan, membentuk
gumuk pasir pantai (coastal dunes). Menurut bentuk gumuk pasir pasir, ada berbagai
bentuk gumuk pasir seperti Barchans, Seifs dan sebagainya. Bukit pasir berbentuk sabit
disebut sebagai Barchans dan ini adalah bentuk yang paling umum. Seif mirip dengan
Barchans tetapi hanya memiliki satu sayap atau titik. Gumuk pasir dijumpai diberbagai
tempat, misalnya terdapat di Landes bagian Tenggara Perancis, daerah gumuk pasir
meliputi daerah yang luas dan tinggi. Di Indonesia gumuk pasir terdapat di Pameungpeuk
Jawa Barat, Parang Tritis Yogjakarta, dan Sanur Bali. Di Pantai Utara Jawa gumuk-gumuk
pasir pantai ini telah ada di pedalaman, karena pantai utara pulau jawa makin menjorok ke
laut, akibat pengendapan material yang dibawa oleh sungai-sungai.
Spit dan Bar
Jika pantai ada lekukan seperti teluk atau estuarium atau jika garis pantai berubah
dengan arah tajam, longshore drift mengakibatkan material pesisir diendapkan dan
dibentuk di luar jajaran yang asli, ujung yang satu bersatu dengan daratan sedangkan yang
lainnya terdapat di laut. Seperti yang terlihat pada gambar 17, Bentukan seperti itu
dinakaman Split. Pada pantai Baltic bentukan ini disebut Nehrung. Terkadang punggungan
pasir dan kerikil diendapkan tepat diseberang teluk atau estuarium dan membentuk bar.
Gambar 16. Barchan dan Seif. (Sumber : www.clearias.com)
25
Jika bar itu menghubungkan pulau dan daratan utama atau menghubungkan dua pulau,
maka bentukkan ini disebut tombolo.
Rawa Asin
Sebagai konsekuensi terbentuknya Spit dan Bar, maka air yang terdapat dekat
dengan daratan terlindung dari pengaruh langsung laut. Dalam kondisi demikian pasir dan
debu halus diendapkan diperairan yang tenang, pengendapan ini memungkinkan
pertumbuhan vegetasi. Tumbuhan ini juga membantu pengendapan dengan menangkap
partike-partikel yang membentuk rawa asin. Rawa asin senantiasa mengalami perendaman
akibat pasang naik dan pasang surut serta dijumpai banyak pembusukan bahan makanan,
kadar dalam rawa tersebut kadar oksigennya sangat rendah (hipoksia.) Hipoksia terjadi
karena pembusukan oleh perkembangan bakteri dalam lumpur sehingga menimbulkan bau
yang tidak sedap.
D. Perubahan Permukaan Air Laut
Penenggelaman dan penaikkan daratan serta penurunan dan penaikkan permukaan
air laut mempunyai pengaruh penting terhadap garis pantai. Fenomena ini dapat
dibedakan atas pantai tenggelam dan pantai naik.
Gambar 17 Beach, Tombolo, Spit dan Bar. (Sumber : www.clearias.com)
26
Pantai Tengelam
Penurunan permukaan daratan atau penaikkan permukaan air laut menyebabkan
berbagai ciri sebagagai akibat tenggelamnya lembah-lembah. Bentuknya bergantung
kepada keadaan lembah itu. Bentuk yang pg paling sederhana adalah sederhana adalah
estuaria, karena tenggelamnya lembah utama. Jika seluruh pola aliran denritik tenggelam,
serangkaian teluk terbentuk; sesuai dengan pola lembah, bentukkan ini disebut Ria.
Jika yang tenggelam itu lembah hasil glasial, teluk-teluk itu khas lembah glasial,
yaitu: panjang, dalam dan curam kedua pinggirnya. Teluk-teluk demikian disebut Fyord
dan pada ujung yang ada di laut, punggungan batuan membentuk bagian yang dangkal,
jauh dari pantai terdapat sejumlah pulau-pulau kecil.
Pantai Naik
Pada pantai yang landai hasil dari pengunduran permukaan laut atau penaikkan
dasar laut, menghasilkan daratan pantai yang luas, licin dan landai. Hasil endapan yang
muncul membentuk pesisir yang luas dan rangkaian gumuk pasir, sedangkan lumpur dan
rawa asin terbentuk di bagian yang dangkal di wilayah lepas pantai. Pada bagian tinggi
dari pantai yang naik ini, wave-cut paltform yang terjadi sebelum pantai naik menjadi
raised beach yang terdapat di atas permukaan pesisir yang sekarang. Bukti tentang
naikknya pantai itu ialah di daerah pedalaman terdapat kliff, goa, stack dan endapan pantai.
Labeih jelas dapat dilihat pada gambar 18.
Gambar 18. Pantai yang naik atau permukaan laut turun (sumber:Tomczak, 2000).
27
RANGKUMAN
Klasifikasi laut terdiri pembagian laut berdasarkan proses terjadinya, letaknya,
kedalamannya, morfologinya, relief dasar laut.
Pengetahuan karakteristik laut dapat diakaji melalui tingkat salinitas, gerakan air laut
seperti arus dan pasang surut, aneka jenis karang laut.
Pantai beserta morfologi yang terpenduk akibat gelombang, pengikisan dan
pengendapan yang terjadi di pantai.
Beberapa morfologi yang tampak di pantai seperti Kliff dan Wave-Cut Platform, Cave
(goa), Arch, Stack dan Stumps, Tanjung dan Teluk, Beach, dunes, spit dan bar, rawa
asin, perubahan perairan pantai, terjadi akibat proses pengendapan dan pengikisan di
pantai.
Berdasarkan pada asal usulnya, sedimen laut dapat dibedakan menjadi lima macam,
yaitu: Sedimen Litogenik (terigennous), Sedimen Volkanogenik (volcanogenic
sediments), Sedimen Biogenik (biogenic sediments), Sedimen Hidrogenik
(hydrogenic sediments), Sedimen Kosmogenik (cosmogenic sediments).
Tenaga utama dlam merubah bentuk pantai adalah gelombang. Gelombang merubah
bentuk pantai dengan jalan mengerosi dan mengendapkan material yang dierosinya.
Berdasarkan penyebab terjadinyaArus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.Arus pasut : Arus
yang dipengaruhi oleh pasut.Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien
tekanan mendatar dan gaya coriolis. Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh
pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.
Berdasarkan Kedalaman Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari
permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak
dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke
daerah ekuator.
28
DAFTAR PUSTAKA
Bhatt J J. 1978. Oceanography Exploring the Planet Ocean. New York: D.Van Nostrand
Company.
Castro P.and Huber M.E. 2000. Marine Biology,3rd edition. USA: Mc Graw Hill
Companies.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.
Garrison T. 2006. Essentials of Oceanography,Fourth Edition. USA: Thomson
Brooks/Cole.
Hutabarat S dan Evans S. M. 1986. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).
Tomczak M. 2000. Lecture Notes in Oceanography. Flinders University, Adelaide,
Australia School of Chemistry, Physics & Earth Sciences
Souhoka J dan Patty S.I. 2013. Pemantauan Kondisi Hidrologi Dalam Kaitannya Dengan
Kondisi Terumbu karang. Jurnal Ilmiah Platax. 1(3). 138- 147.
Stewar R.H. 2000. Introduction to Physical Oceanography. Department of
OceanographyTexas A & M University.