daftar isi - jdih.lamandaukab.go.id · pasal 1; tercantum dalam perda ini terdiri dari : bab i...
TRANSCRIPT
RPJPD Kabupaten Lamandau i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................... i
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU ...................... -1-
BAB I KETENTUAN UMUM ........................................................ -3-
BAB II RUANG LINGKUP RPJP-D ............................................. -4-
BAB III SISTIMATIKA RPJP-D ..................................................... -4-
BAB IV KETENTUAN PENUTUP................................................... -5-
PENJELASAN UMUM ...................................................................... -6-
PASAL DEMI PASAL ....................................................................... -7- LAMPIRAN ...................................................................................... -8- BAB I PENDAHULUAN ............................................................. I - 1
1.1. Latar Belakang ....................................................... I - 1 1.2. Maksud dan Tujuan ............................................... I - 3 1.3. Landasan Penyusunan ......................................... I - 4 1.4. Sistimatika ............................................................ I - 4
BAB II KONDISI UMUM .............................................................. II - 1
2.1. Kondisi Geografis .................................................. II - 1 2.2. Kondisi Sosial Budaya .......................................... II - 2 2.3. Kondisi Penduduk .................................................. II - 3 2.4. Kondisi Pendidikan................................................. II - 6 2.5. Kondisi Kesehatan ................................................. II - 8 2.6. Kehidupan Beragama ........................................... II - 11 2.7. Kondisi Ekonomi ................................................... II - 13 2.8. Permodalan dan Investasi ...................................... II - 16 2.9. Industri dan Perdagangan ..................................... II - 18 2.10. Pertambangan ....................................................... II - 18 2.11. Pariwisata .............................................................. II - 19 2.12. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .......................... II - 19 2.13. Sarana dan Prasarana .......................................... II - 20 2.14. Politik .................................................................... II - 23 2.15. Pertahanan dan Keamanan ................................... II - 25 2.16. Hukum dan Aparatur ............................................. II - 26 2.17. Wilayah dan Tata Ruang ....................................... II - 26 2.18. Sumberdaya Alam dan Lingkungan ...................... II - 27 2.19. Deskripsi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman ................................................................ II - 28 2.12. Tantangan ............................................................. II - 29 2.13. Modal Dasar .......................................................... II - 38 2.14. Matrik Kondisi dan Tantangan .............................. II - 38
RPJPD Kabupaten Lamandau ii
BAB IIII VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG . III - 1 BAB IV ARAH TAHAPAN DAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG........................... IV - 1 4.1. Arah Pembangunan ............................................... IV - 4 4.2. Tahapan dan Skala Prioritas .................................. IV - 22
BAB IV PENUTUP ........................................................................ V - 1
RPJPD Kabupaten Lamandau - 1 -
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2009
T E N T A N G
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2005-2025
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI LAMANDAU,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 150 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Lamandau Tahun 2005-2025;
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2002 Tentang
Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara nomor 4287);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
RPJPD Kabupaten Lamandau - 2 -
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Kabupaten Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
12. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2006 - 2025 (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 16);
13. Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 18 Seri E).
RPJPD Kabupaten Lamandau - 3 -
Dengan Persetujuan Bersama :
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMANDAU
dan
BUPATI LAMANDAU
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2005-2025.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Lamandau; 2. Kepala Daerah adalah Bupati Lamandau; 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati Lamandau dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Lamandau;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Lamandau;
5. Peraturan Daerah selanjutnya disebut Perda adalah Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau;
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 - 2025, yang selanjutnya disebut RPJP-D, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (Dua Puluh) tahun;
7. Kecamatan adalah Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Lamandau;
8 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang Selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (Lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah serta memperhatikan RPJM Nasional.
9. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh perangkat daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Perangkat Daerah;
RPJPD Kabupaten Lamandau - 4 -
10. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan;
11. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;
12. Arah adalah rumusan kebijakan yang perlu dilakukan untuk mendukung merealisasikan misi.
13. Tahapan adalah penjabaran rencana pembangunan jangka panjang ke dalam rencana pembangunan jangka menengah
14. Prioritas Program adalah Program-program utama yang harus dilakukan pada masing-masing tahapan pembangunan.
BAB II RUANG LINGKUP RPJP-D
Pasal 2
RPJP-D memuat kondisi umum daerah beserta tantangan dan modal dasar, visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah, arah, tahapan dan prioritas pembangunan masing-masing tahapan pembangunan.
BAB III SISTIMATIKA RPJP-D
Pasal 3
Sistimatika penulisan RPJP-D Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1; tercantum dalam Perda ini terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN BAB II KONDISI UMUM BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG BAB IV ARAH TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG BAB V PENUTUP
Pasal 4 Lampiran-lampiran sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perda ini.
RPJPD Kabupaten Lamandau - 5 -
BAB IV KETENTUAN PENUTUP
Pasal 5
Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Perda ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.
Ditetapkan di : Nanga Bulik Pada tanggal : 12 Januari 2009
BUPATI LAMANDAU,
MARUKAN Diundangkan di : Nanga Bulik pada tanggal : 12 Januari 2009
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,
MASRUN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 36 SERI E
RPJPD Kabupaten Lamandau - 6 -
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2009
T E N T A N G
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2005-2025 I. PENJELASAN UMUM
Berdasarkan Pasal 5 Ayat 1Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. Dokumen ini lebih bersifat visioner dan hanya memuat hal-hal yang mendasar, sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah dan tahunannya. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari generasi demi generasi. Pelaksanaan upaya tersebut dilakukan dalam konteks memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Perencanaan jangka panjang lebih condong pada kegiatan olah pikir yang bersifat visioner, sehingga penyusunannya akan lebih menitikberatkan partisipasi segmen masyarakat yang memiliki olah pikir visioner seperti perguruan tinggi, lembaga-lembaga strategis, individu pemikir-pemikir visioner serta unsur-unsur penyelenggara pemerintahan yang memiliki kompetensi olah pikir rasional dengan tetap mengutamakan kepentingan rakyat banyak sebagai subyek maupun tujuan untuk siapa pembangunan dilaksanakan. Oleh karenanya rencana pembangunan jangka panjang daerah yang dituangkan dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan daerah adalah produk dari semua elemen masyarakat, pemerintah, organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik. Peraturan Daerah tentang RPJPD Tahun 2005-2025 terdiri dari 4 bab dan 5 pasal yang mengatur mengenai ketentuan umum, ruang lingkup, sistimatika dan ketentuan penutup serta Lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Peraturan
RPJPD Kabupaten Lamandau - 7 -
Daerah tentang RPJPD Tahun 2005-2025 yang berisi Visi, Misi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2009 NOMOR 36 SERI E
RPJPD Kabupaten Lamandau - 8 -
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2009
T E N T A N G
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2005-2025
RPJPD Kabupaten Lamandau I - 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah membawa perubahan
pada model perencanaan pembangunan di Indonesia. Model
perencanaan pembangunan menurut kedua undang-undang ini
berbeda dengan model perencanaan pembangunan sebelumnya,
yang menggunakan pendekatan konvensional, teknis dan analitis.
Kini perencanaan pembangunan menggunakan pendekatan yang
lebih komprehensif yaitu dengan menggunakan pendekatan politis,
teknokratik, partisipatif, top down dan buttom-up.
Perencanaan pembangunan dengan pendekatan baru ini
difokuskan untuk menjaga agar keluaran dari semua kegiatan
pembangunan mengarah pada pencapaian tujuan pembangunan
baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang yang
telah disepakati sebelumnya oleh keseluruhan stakeholder.
Penyempurnaan mendasar lainnya meliputi penyempurnaan
sistem perencanaan pembangunan dan penganggaran nasional baik
aspek proses, mekanisme, maupun tahapan pelaksanaan
musyawarah perencanaan di tingkat pusat dan daerah. Dengan
penyempurnaan 2 (dua) fungsi vital dalam penyelenggaraan
pemerintahan tersebut diharapkan dapat memaksimalkan potensi
daerah demi terwujudnya kemakmuran masyarakat.
Kabupaten Lamandau sebagai kabupaten baru hasil pemekaran
wilayah memiliki peluang kesejarahan yang kondusif dan integratif
untuk merancang sejak awal dan menentukan langkah jangka
RPJPD Kabupaten Lamandau I - 2
panjang pembangunannya untuk mewujudkan pembangunan yang
memihak dan menyejahterakan masyarakat.
Perwujudan dari berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, maka langkah awal dan penting yang dilakukan adalah
menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah jangka
panjang yang disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Kabupaten Lamandau.
Amanat pada Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
menyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah merupakan perumusan visi, misi dan program pembangunan
jangka panjang yang akan menjadi pedoman dan referensi bagi
perencanaan pembangunan lainnya dalam skala lebih mikro. RPJP
ini akan menjadi acuan bagi penyusunan RPJM yang merupakan
penjabaran dari visi, misi dan kebijakan Kepala Daerah, Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disusun sebagai landasan
penyusunan APBD per tahun dan berbagai perencanaan
pembangunan lainnya di Kabupaten Lamandau selama 20 tahun ke
depan.
Penyusunan RPJP Kabupaten Lamandau berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional dan RPJP
Propinsi Kalimantan Tengah yang memuat deskripsi tentang kondisi
umum Kabupaten Lamandau, potensi pembangunan dan faktor
strategis yang dapat dikembangkan, penyusunan visi dan misi
pembangunan 2005-2025 di Kabupaten Lamandau serta Arah
pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamandau.
RPJP Kabupaten Lamandau disusun secara komprehensif
berawal penyerapan aspirasi masyarakat dan memperhatikan kondisi
eksisting sebagai perwujudan dari pola bottom up planning dan
RPJPD Kabupaten Lamandau I - 3
mengacu kepada kebijakan makro nasional (RPJPN) maupun
regional Kalimantan Tengah (RPJP Propinsi Kalimantan Tengah)
sebagai top-down planning. Dengan demikian diharapkan
pelaksanaan pembangunan 20 (dua puluh) tahun ke depan dapat
dilakukan secara terpadu dan sinergis demi kesejahteraan dan
kemakmuran seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Lamandau.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya RPJPD Kabupaten Lamandau adalah untuk
menjadi pedoman perencanaan dalam pelaksanaan pemerintahan
dan pembangunan. Selain itu juga sebagai landasan bagi para
penyelenggara pemerintahan dan para pelaku pembangunan
(stakeholders) dalam menyusun visi, misi dan arah kebijakan
pembangunan yang ingin dicapainya.
Tujuan umum disusunnya RPJPD Kabupaten Lamandau agar
pemerintah Kabupaten Lamandau memiliki perencanaan
pembangunan jangka panjang yang komprehensif, integralistik, dan
strategis sebagai pedoman dan acuan dalam perumusan dokumen
perencanaan operasional lainnya seperti Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Renstra SKPD, Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan rencana operasional pembangunan
lainnya.
Secara khusus RPJP ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan kondisi eksisting hasil-hasil pembangunan yang
telah dicapai dan proyeksi terhadap berbagai kecenderungan
(trend) tentang tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap
pemerintahan dan pembangunan melalui penetapan tujuan dan
target pembangunan untuk jangka panjang
2. Mensinkronkan berbagai kepentingan, kebutuhan dan harapan
dari berbagai pihak yang berkepentingan dalam pembangunan
RPJPD Kabupaten Lamandau I - 4
(stakeholders) ke dalam suatu visi dan misi Pemerintah
Kabupaten Lamandau.
3. Memberikan arahan yang lebih fokus dan sistematis melalui
berbagai strategi pembangunan dan penetapan arah kebijakan
pemerintahan dan pembangunan.
1.3 Landasan Penyusunan
Landasan penyusunan RPJPD Kabupaten Lamandau ini adalah
ketentuan peraturan perundang-undangan yang meliputi antara lain:
1. Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia
Masa Depan.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
4. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
5. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
6. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
7. Undang Undang No. 17 Tahun 2007 Tentang RPJP Nasional.
8. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah No. 12 Tentang
RPJPD Propinsi Kalimantan Tengah.
1.4 Sistimatika
Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Lamandau Tahun 2005-2025, disusun dengan
sistimatika sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan.
Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan, maksud
dan tujuan, serta landasan hukum penyusunan.
RPJPD Kabupaten Lamandau I - 5
Bab II : Kondisi Umum.
Bab ini berisi tentang gambaran tentang karakteristik
Kabupaten Lamandau dari berbagai aspek antara lain
aspek geografi, demografi, ekonomi, sosial budaya, sarana
dan prasarana serta pemerintahan dan lain-lain. Selain
karakteristik umum, dalam bab ini juga berisi tantangan
dan modal dasar yang dimiliki Kabupaten Lamandau.
Bab III : Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Lamandau.
Bab ini berisi tentang visi dan misi pembangunan
Kabupaten Lamandau, yaitu kondisi yang diinginkan dalam
jangka panjang serta upaya-upaya yang harus dilakukan
untuk mencapai keinginan tersebut.
Bab IV : Arah, Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka
Panjang Kabupaten Lamandau.
Bab ini berisi tentang sasaran yang ingin dicapai dalam
jangka panjang, program-program untuk mencapai sasaran
yang diinginkan serta prioritas program yang dilakukan
pada masing-masing tahapan pembangunan jangka
menengah.
Bab V : Penutup.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 1
BAB II KONDISI UMUM
2.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Lamandau adalah salah satu kabupaten hasil
pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan
Undang–Undang Nomor 5 tahun 2002, yang diresmikan pada
tanggal 4 Agustus 2002 dengan Ibukota Nanga Bulik. Kabupaten ini
merupakan kabupaten pemekaran yang berawal dari sebuah
kecamatan. Pada awal berdirinya Kabupaten Lamandau memiliki
luas wilayah sebesar 6.414 km2 yang terbagi menjadi tiga wilayah
kecamatan, 3 kelurahan dan 79 desa.
Pada tahun 2005, demi untuk memenuhi perkembangan
pemerintahan maupun tuntutan pada pelayanan masyarakat,
dibentuklah lima kecamatan pemekaran. Dengan demikian jumlah
kecamatan di Kabupaten Lamandau menjadi delapan kecamatan.
Luas wilayah kedelapan kecamatan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kebupaten Lamandau Menurut Kecamatan
No Kecamatan Luas (Km2) Persentase
01 Bulik 665.55 10,38
02 Bulik Timur 1,074.72 16.76
03 Menthobi Raya 620,88 9.68
04 Sematu Jaya 86.85 1.35
05 Lamandau 1,333.00 20,78
06 Belantikan Raya 1,263.00 19.69
07 Batang Kawa 685.00 10.59
08 Delang 685.00 10.59
Total 6.414.00 100.00
Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2006 (pra cetak)
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 2
Secara Geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1o9 s/d
3o36 Lintang Selatan dan 110o25 s/d 112o50 Bujur Timur, dan secara
administratif Kabupaten ini mempunyai batas–batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Propinsi
Kalimantan Barat dan Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten
Seruyan, Arut Utara Kabupaten Kobar.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Arut Selatan.
Kabupaten Kobar dan Kecamatan Balai Riam Kabupaten
Sukamara.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara,
Kabupaten Kobar.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Propinsi
Kalimantan Barat.
Keadaan topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa
dataran rendah, dataran tinggi, dan perbukitan, juga dialiri oleh
sungai–sungai besar maupun kecil yang menjadi urat nadi
perekonomian di daerah ini.
Sejak awal dicanangkan sebagai kabupaten baru, Lamandau
makin memacu gerak roda pembangunannya. Berbagai sektor
dibangun dan dikembangkan demi kemajuan daerah. Upaya-upaya
mengembangkan sumber daya alam yang potensial agar menjadi
kekayaan aktual dilaksanakan agar dapat meningkatkan pendapatan
asli daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dukungan dan partisipasi aktif masyarakat terhadap
pemerintah dalam hal pembangunan turut memberi andil yang besar
terhadap kemajuan yang ada sekarang ini
2.2 Kondisi Sosial Budaya
Masyarakat Kabupaten Lamandau adalah heterogen, di mana
penduduk asli adalah suku Dayak. Penduduk pendatang yang sudah
lama berdomisili di Lamandau yaitu orang–orang yang mengikuti
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 3
program transmigrasi tahun 1980-an, sedangkan penduduk
pendatang baru adalah orang-orang yang datang belakangan.
Penduduk pendatang baru ini umumnya mempunyai mata
pencarian sebagai pedagang, bekerja di perusahaan perkayuan atau
sebagai PNS yang ditempatkan di instansi – instansi pemerintah.
Pola hidup masyarakat asli, khususnya yang bermukim di pedesaan
(pedalaman) lebih mengandalkan pada sumber alam yang ada di
sekitarnya. Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan
bidang pertanian, dengan pola ladang berpindah. Sementara para
pendatang, khususnya para transmigran, juga berusaha bidang
pertanian, namun umumnya mereka bertani dengan ladang tetap,
dan mengembangkan lahan yang telah dikelolanya.
Wilayah yang paling berkembang saat ini adalah Kecamatan
Bulik. Kecamatan ini kondisinya jauh lebih ramai dibandingkan
kecamatan lainnya. Nanga Bulik merupakan pusat perekonomian
dan pemerintahan. Sebagian besar masyarakat di Nanga Bulik
adalah orang Dayak yang menganut agama Islam. Mereka lebih
senang disebut Dayak Melayu karena sudah jarang menggunakan
bahasa dan adat Dayak. Masyarakat pendatang kebanyakan datang
dari Demak, Semarang dan kota – kota lain di Jawa, adapula
masyarakat transmigran yang telah berhasil dan berdagang di Nanga
Bulik.
Secara lebih mendalam gambaran tentang hasil-hasil
pembangunan bidang sosial budaya adalah sebagai berikut:
2.2.1 Kondisi Penduduk
Penduduk Kabupaten Lamandau berdasarkan data
tahun 2005 berjumlah 54.972 jiwa yang terdiri dari 14.757 KK.
Tingkat kepadatan penduduk 8,57 jiwa per km2. Kecamatan
terpadat penduduknya adalah Bulik yaitu 13.560 jiwa. Rata-
rata pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir (2001-
2005) sebesar 1,34% per tahun. Jumlah penduduk laki-laki
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 4
sebanyak 27.996 jiwa dan perempuan 26.976 jiwa dengan
angka seks ratio sebesar 104. Secara lebih rinci
perkembangan jumlah penduduk pada masing-masing
kecamatan terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2 Perkembangan Jumlah Penduduk
No Kecamatan Jumlah Penduduk
2001 2002 2003 2004 2005 Tumbuh
01 Bulik 11.864 12.139 11.768 12.097 13.560 2,71
02 Bulik Timur 7.119 7.394 5.755 6.843 6.147 -2,89
03 Sematu Jaya 8.162 8.152 7.352 8.544 7.847 -0,78
04 Menthobi Raya 8.938 9.039 7.701 8.836 8.525 -0,94
05 Lamandau 4.106 4.113 4.429 5.389 5.761 7,01
06 Belantikan Raya 5.560 4.568 4.625 4.762 4.953 1,67
07 Batang Kawa 2.477 2.500 2.545 2.948 3.009 4,22
08 Delang 4.205 4.248 4.317 4.451 5.170 3,97
Total 51.431 52.153 48.492 53.870 54.972 1,34
Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2006
Dari mata pencahariannya, penduduk Kabupaten
Lamandau bekerja di berbagai lapangan usaha. Namun
demikian sektor pertanian merupakan mata pencaharian
utama. Dari seluruh penduduk yang ada, sebanyak 18.551
jiwa bekerja di sektor sektor pertanian, kemudian diikuti oleh
sektor perdagangan 2.112 jiwa, pemerintahan 1.735 jiwa, jasa
969 jiwa. Sektor industri pengolahan menyerap 609 jiwa,
bangunan/konstruksi 465 jiwa, sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 450 jiwa, pertambangan dan penggalian
sebesar 141 jiwa, sewa rumah 116 jiwa, sektor listrik dan air
minum 87 jiwa, sektor bank/lembaga keuangan 87 jiwa.
Gambaran lapangan usaha penduduk dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 5
Tabel 2.3 Mata Pencarian Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha
No Lapangan Usaha Jumlah Persentase
1 Pertanian 18,551 73.44%
2 Pertambangan & Galian 141 0.56%
3 Listrik dan Air Minum 87 0.34%
4 Bangunan/Konstruksi 465 1.84%
5 Perdagangan 2,112 8.36%
6 Industri Pengolahan 609 2.41%
7 Pengangkutan & Komunikasi 450 1.78%
8 Bank & Lemb. Keuangan 26 0.10%
9 Sewa Rumah 116 0.46%
10 Pemerintahan 1,735 6.87%
11 Jasa-jasa 969 3.84%
Jumlah 25,261 100.00%
Sumber: Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2006 (pra cetak)
Jumlah penduduk Kabupaten Lamandau yang sekolah
pada akhir tahun 2005 berjumlah 11.415 jiwa (19.41%) dari
jumlah penduduk. Walaupun Lamandau termasuk daerah
yang tidak miskin sumber daya alam, tetap saja Lamandau
masih dibelit kemiskinan. Dengan luas 6.414 km2 dan jumlah
penduduk akhir tahun 2005. sebanyak 54.972 jiwa, angka
kemiskinan desa – desa di Lamandau rata – rata di atas 35%.
Di desa tertentu, misalnya desa Nanga Kemujan, Kecamatan
Bulik angka kemiskinannya mencapai 86.54%.
Mencermati struktur usia penduduk akan dapat
diketahui seberapa besar tenaga produktif, kelompok
nonproduktif, dan besarnya beban tanggungan per 100 orang.
Dari data registrasi penduduk Lamandau, diketahui penduduk
produktif (usia 15-64 tahun) mencapai 32.739 jiwa, sedang
usia nonproduktif (usia 0-14 tahun) sebanyak 20.583 jiwa.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 6
Pola mobilitas atau migrasi penduduk Kabupaten
Lamandau lebih banyak mengarah kepada pola yang rutin
untuk beraktivitas ekonomi serta untuk mendapatkan
kebutuhan pokok yaitu ke arah Pangkalan Bun yang berada di
Kotawaringin Barat. Pola migrasi lainnya yaitu kegiatan
pendidikan masyarakat Kabupaten Lamandau yang setelah
menyelesaikan pendidikan SLTA umumnya melanjutkan
pendidikan tingkat tinggi di Kota Palangkaraya dan
Banjarmasin.
2.2.2 Kondisi Pendidikan
Salah satu indikator untuk mengukur kualitas sumber
daya manusia dapat dilihat dari aspek pendidikan. Semakin
tinggi tingkat pendidikan masyarakat akan semakin berkualitas
kondisi SDM di daerah tersebut.
Berdasarkan data Susenas 2005, diketahui bahwa
penduduk Kabupaten Lamandau yang berusia 10 tahun ke
atas yang berpendidikan setinggi-tingginya sekolah dasar (SD)
sebanyak 38,31%. Dari jumlah tersebut yang tidak tamat
masih sebesar 27,46 %, tamat SLTP 18,96%, SLTA 13,40%,
dan penduduk yang berpendidikan di atas SLTA masih sekitar
1,67%.
Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat atau
bahkan masih terdapat cukup banyak masyarakat usia
sekolah yang tidak sekolah ditengarai karena pelayanan
pendidikan belum menjangkau ke seluruh pelosok wilayah
Kabupaten Lamandau, terutama di daerah-daerah terpencil.
Sebagai daerah pemekaran yang baru, Kabupaten
Lamandau mewarisi kondisi gedung-gedung sekolah dasar
yang kerusakannya cukup parah. Dalam waktu 5 tahun
(2002-2007) kondisi sekolah sudah berubah, 98% gedung-
gedung sekolah dasar sudah dalam kondisi layak.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 7
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Lamandau diketahui jumlah sekolah hingga saat ini sebanyak
100 gedung SD, 21 SMP/MTs, 8 gedung SMA/MA, dan 2
SMK. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia
sekolah, secara kuantitats sudah terpenuhi, namun karena
secara geografis wilayah Lamandau cukup luas dan penduduk
berdomisili pada wilayah yang terpencar mengakibatkan jarak
tempuh dari rumah ke sekolah cukup jauh, terutama pada
SLTP dan SLTA.
Guru yang ada masih terbatas jumlahnya dan
distribusinya juga belum merata. Kondisi ini mengakibatkan
proses kegiatan belajar belajar tidak optimal. Jumlah guru di
Kabupaten Lamandau saat ini sebanyak 1.188 orang, yang
terdiri dari 93 guru TK, 726 orang guru SD, 21 guru MI, 207
guru SLTP, 14 guru MTs, 84 SLTA, 17 MA, dan 26 guru SMK.
Sedangkan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 11.725 orang,
terdiri dari 1.044 siswa TK, 7.294 siswa SD, 190 siswa MI,
2.177 siswa SLTP, 197 MTs, 652 SLTA, 57 siswa MA, dan
sebanyak 114 siswa belajar di SMK.
Jumlah kecukupan guru/tenaga pengajar mencapai
98% untuk SD/MI dan 68% untuk SMP/MTs dan SMA/SMK.
Mulai tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Lamandau fokus
untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menambah
sarana dan peralatan belajar-mengajar, peningkatan
kualifikasi dan kompetensi guru, dan kualitas murid.
Angka Partisipasi Kasar (APK) maupun Angka
Partsipasi Murni (APM) pada jenjang pendidikan SD/MI sudah
di atas 100%. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTP/MTs
maupun jenjang pendidikan SMU/SMK/MA masih perlu
mendapat perhatian lebih serius. Angka Partisipasi Kasar
(APK) maupun Angka Partisipasi Murni (APK) pada jenjang
pendidikan SLTP/MTS maupun SMU/SMK/MA masih rendah.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 8
Rendahnya angka partisipasi pada jenjang pendidikan SLTP
dan SLTA ini mengindikasikan masih banyak siswa lulusan
SD/MI yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan
berikutnya.
Secara lebih terinci APK dan APM pada tahun
2005/2006 terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.4
Angka Partisipasi Kasar Tahun 2005/2006
Jenjang Pendidikan Persentase
SD/MI 128,99%
SMP/MTs 32,02%
SMA/SMK/MA 15,76%
Sumber : LKPJ, Bupati Lamandau Tahun Anggaran 2006
Tabel 2.5
Angka Partisipasi Murni Tahun 2005/2006
Jenjang Pendidikan Persentase
SD/MI 103,26%
SMP/MTs 18,47%
SMA/SMK/MA 10,71%
Sumber : Dinas Dikbud, Maret 2006
2.2.3 Kondisi Kesehatan
Secara umum kondisi kesehatan masyarakat
Kabupaten Lamandau cukup bagus. Meski demikian masih
ditemui sejumlah persoalan yang masih menghantui kondisi
kesehatan masyarakat. Kondisi geografis Kabupaten
Lamandau yang sebagian berupa hutan belantara dan sungai
menyulitkan operasionalisasi kunjungan tenaga medis ke
masyarakat. Jalan darat yang menghubungkan satu kawasan
dengan kawasan lain tidak mudah ditempuh karena prasarana
jalan yang tersedia kondisinya rusak cukup parah. Demikian
juga angkutan sungai, terutama di musim kemarau,
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 9
menghambat akses masyarakat pada pusat-pusat layanan
kesehatan.
Bagi dunia medis hambatan geografis ini sangat
berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat.
Pertolongan untuk keadaan darurat, seperti ibu melahirkan
menjadi tidak maksimal. Dalam sejumlah kasus bahkan
berakhir dengan kematian karena tidak segera mendapat
pertolongan medis. Sarana dan prasarana kesehatan seperti
puskemas, puskemas pembantu, poliklinik, poli bersalin dan
lain-lain jumlahnya masih terbatas sehingga tidak bisa
menjangkau seluruh kawasan yang sudah berpenghuni. Meski
demikian di seluruh kecamatan di Kabupaten Lamandau
sudah berdiri puskemas lengkap dengan dokter dan tenaga
medis. Jumlah puskesmas pada tahun 2006 ada 5 buah.
Jumlah puskesmas pembantu ada 47 buah. Rasio puskesmas
pembantu terhadap puskesmas rata-rata 9,4:1. Dalam
melaksanakan tugas di sektor kesehatan, selain 1 Rumah
sakit, terdapat 5 puskesmas yang didukung oleh 47
Puskesmas Pembantu serta 22 buah polindes. Sebaran
sarana rumah sakit dan puskesmas terlihat pada tabel berikut
ini.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 10
Tabel 2.6 Jumlah dan Distribusi Sarana Kesehatan
No Kecamatan Rumah Sakit
Puskes mas
Puskesmas Pembantu
Polindes
01 Bulik 1 1 10 2
02 Bulik Timur - 1 7 3
03 Sematu Jaya - 1 6 5
04 Menthobi Raya - - 9 -
05 Lamandau - 1 3 9
06 Belantikan Raya - - 5 1
07 Batang Kawa - - 5 -
08 Delang - 1 2 2
Total 1 5 47 22
Sumber: Lamandau Dalam Angka Tahun 2006
Jumlah tenaga medis saat ini sebanyak 141 orang,
yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan
lainnya. Secara kuantitas dengan jumlah tenaga medis
sebanyak ini masih jauh dari jumlah ideal, sekitar 300 orang.
Rasio kebutuhan tenaga dokter idealnya satu dokter melayani
100 KK, sementara di Kabupaten Lamandau saat ini baru
terdapat 12 dokter untuk melayani 14.757 KK atau satu dokter
melayani 1.230 KK. Terbatasnya jumlah tenaga medis ini
secara bertahap dapat di atasi dengan menyekolahkan putra
daerah menjadi tenaga medis yang terampil. Pemecahan
lainnya, dengan melatih dukun untuk mengenal cara-cara
menangani pasien secara medis.
Indikator lain untuk mengukur keberhasilan
pembangunan bidang kesehatan sebuah daerah dapat dilihat
dari angka kematian di daerah itu dalam kurun waktu tertentu.
Berdasar data Profil Daerah Kabupaten Lamandau 2006,
selama tahun 2005 banyaknya kelahiran bayi adalah 1.031
bayi dengan kematian mencapai 192 jiwa. Angka kelahiran
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 11
kasar (CBR) 18,92 di mana tertinggi adalah Kecamatan Bulik
sebesar 4,61 per 1000 penduduk, sedang angka kematian
kasar (CDR) juga terdapat di Bulik sebesar 0,87 per 1000
penduduk. Penurunan angka kematian bayi akan berdampak
pada kenaikan usia harapan hidup waktu lahir (UHH).
Meningkatnya usia harapan hidup memberi gambaran
adanya peningkatan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat. UHH penduduk Kabupaten Lamandau pada
tahun 2004 adalah 62,8, angka ini meningkat dibanding tahun-
tahun sebelumnya tetapi masih sedikit di bawah standar
nasional UHH yaitu 69,51.
Kondisi kesehatan masyarakat juga dipengaruhi
beberapa tradisi/adat yang kurang menguntungkan bagi
terciptanya kondisi kesehatan yang baik. Di antaranya adalah
menuba yakni tradisi menangkap ikan dengan cara meracun
di sungai-sungai ketika kemarau panjang. Tradisi ini secara
langsung maupun tidak langsung mencemari air sungai yang
berakibat memburuknya kualitas air, merusak ekosistem, dan
ikan yang dikonsumsi menjadi tidak sehat.
Adat-istiadat yang lain adalah bagondang yakni tradisi
minum tuak secara bergilir memakai tanduk atau gelas. Minum
secara bergantian dengan satu wadah yang sama rawan
menimbulkan penyakit. Di kantung-kantung wilayah yang
masyarakatnya masih memelihara tradisi bagondang dalam
setiap kegiatan atau acara pesta ditemukan jumlah penderita
TBC yang cukup tinggi.
2.2.4 Kehidupan Beragama
Berdasarkan data dari Departemen Agama Kabupaten
Lamandau tahun 2007 menunjukkan, sebanyak 28.588 jiwa
penduduk Kabupaten Lamandau beragama Islam. Jumlah
penduduk yang beragama Kristen Protestan 10.672 jiwa.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 12
Penduduk yang beragama Katholik yaitu 9.137 jiwa. Penduduk
yang beragama Hindu/Kaharingan 6.575 jiwa. Sedangkan
sarana ibadah yang ada terdiri dari Masjid sebanyak 30 buah,
Mushola/Langgar sebanyak 86 buah, Gereja Protestan 108
buah, Gereja Katholik 32, dan Tempat Ibadah Kaharingan
sebanyak 3 buah.
Kerukunan beragama di Kabupaten Lamandau terjaga
dengan baik, toleransi kehidupan beragama juga tinggi. Belum
pernah terjadi konflik-konflik berarti yang berlatar belakang
agama. Setiap warga dapat menjalankan ritual dan aktivitas
keagamaan sesuai kepercayaan masing-masing secara
leluasa. Kondisi kondusif ini perlu pertahankan, tidak boleh
ada kelengahan, mengingat masalah agama selalu berkait
dengan kepercayaan dan ranah pribadi yang rentan terhadap
konflik.
Salah satu faktor yang membuat kerukunan hidup antar
umat beragama dapat terjaga dengan baik adalah karena para
pemuka agama selalu menunjukkan keterbukaan yang cukup
bagus. Bahkan untuk meningkatkan intensitas komunikasi,
para pemuka agama membuat wadah berupa forum
kerukunan umat beragama (FKUB). Dengan wadah itu potensi
konflik yang diperkirakan bisa mengganggu hubungan
antarumat dapat diredam sejak dini. Hal ini merupakan modal
penting bagi Kabupaten Lamandau untuk membangun masa
depannya menjadi lebih baik lagi.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
keagamaan dan pengamalan agama dalam kehidupan
konkret sehari-hari terus dilakukan Pemerintah secara
kontinyu dan berkelanjutan. Bantuan sosial baik berupa
bantuan fisik untuk pembangunan sarana ibadah, dana
operasional, bantuan peringatan hari besar agama, dan
pembinaan mental spiritual sangat berarti bagi penciptaan
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 13
kondisi yang kondusif di Kabupaten Lamandau. Pembinaan
keagamaan perlu terus-menerus digalakkan agar tingkat
religiusitas warga meningkat, agar terjadi perubahan pola
hidup yang lebih sesuai dengan tuntunan agama.
2.3 Kondisi Ekonomi
2.3.1 Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan
pembangunan bidang ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan
produk domestik regional bruto (PDRB), khususnya PDRB
pada harga konstan. Jika PDRB mengalami pertumbuhan
melebihi pertumbuhan penduduk, berarti akan mengakibatkan
pendapatan per kapita masyarakat (income per kapita) akan
meningkat. Sehingga secara ekonomi rata-rata kesejahteraan
masyarakat juga akan meningkat.
Selama kurun waktu Tahun 2000 sampai dengan 2005
PDRB Kabupaten Lamandau baik pada harga berlaku maupun
pada harga konstan terus mengalami kenaikan. Adapun
pertumbuhan PDRB dari tahun ke tahun dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.7 PDRB Kabupaten Lamandau Tahun 2000-2005
(Jutaan Rupiah)
Tahun Harga Berlaku Harga Konstan 2000
Pertumbuhan Nyata (%)
2000 340.686,07 340.686,07 -
2001 379.130,55 359.130,58 5,41
2002 425.513,66 376.737,49 4,90
2003 482.009,48 397.586,46 5,53
2004 533.510,83 413.812,00 4,08
2005 617.125,67 437.945,58 5,83
Sumber: Pendapatan Regional Lamandau, 2005
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 14
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa selama
kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2005 PDRB
Kabupaten Lamandau berdasarkan harga konstan mengalami
pertumbuhan sekitar 5% setiap tahun. Sedangkan dilihat dari
struktur ekonominya, hingga saat ini perekonomian Kabupaten
Lamandau masih didominasi oleh sektor pertanian. Bahkan
peran sektor ini cenderung meningkat dengan ditandai
meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap total
PDRB.
Pada tahun 2001 kontribusi sektor pertanian sebesar
67,93% sedang pada tahun 2005 naik menjadi 72,78%.
Kenaikan kontribusi sektor pertanian ini didukung oleh
kenaikan kontribusi sub sektor tanaman pangan, perkebunan,
peternakan dan perikanan. Sedangkan kontribusi sub sektor
kehutanan mengalami penurunan dari 15,20% menjadi
14,48%. Selain pertanian, lima sektor terbesar lainnya dalam
struktur perekonomian Kabupaten Lamandau adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran (14,44%), disusul sektor
Jasa-jasa (7,67%), pengangkutan dan komunikasi (2,76%),
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (0,93%), sektor
industri pengolahan (0,71%).
Secara lebih terinci, kontribusi masing-masing sektor
(lapangan usaha) dalam pembentukan PDRB selama kurun
waktu Tahun 2001 sampai 2005 adalah sebagai berikut:
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 15
Tabel 2.8 PDRB Kabupaten Lamandau Berdasarkan Konstan
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Bidang Usaha
2001 2002 2003 2004 2005
01 Pertanian 242.832,91 258.970,18 275.773,94 288.523,80 304.828,75
02 Pertambang an & Galian
1.574,14 1.600,37 1.683,16 1.766,30 1.851,28
03 Industri Pengolahan
2.948,36 2.863,27 3.034,81 3.151,19 3.370,57
04 Listrik, Gas dan Air Bersih
173,12 195,31 216,54 234,67 262,72
05 Bangunan 806,45 829,36 887,50 926,72 986,08
06 Perdagangan Hotel dan Restoran
62.880,25 60.755,00 62.348,76 63.967,66 67.284,08
07 Pengangkutan dan Komunikasi
10.912,65 11.637,70 12.075,42 12.314,97 13.614,93
08 Keuangan, Persewaan & JS Pers.
4.342,18 4.561,17 4.599,20 4.747,27 5.311,88
09 Jasa-Jasa 32.860,52 35.355,14 36.967,14 38.179,42 40.435,29
10 Total PDRB dengan Migas
359.130,58 376.737,49 397.586,46 413.812,00 437.945,58
Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Lamandau Tahun 2005
Jika dijabarkan lebih jauh terdapat lima sektor yang
memiliki laju pertumbuhan positif di atas pertumbuhan total
PDRB (> 5,83%) yaitu sektor Industri Pengolahan (6,96%),
Bangunan (6,41%), Pengangkutan dan Komunikasi (10,56%),
Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan (11,89%), dan
Sektor Jasa-jasa (5,91%).
Berikut tabel pertumbuhan sembilan sektor mulai 2002
hingga 2005 atas dasar harga konstan.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 16
Tabel 2.9 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lamandau Menurut Sektor
Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2002 – 2005 (dalam %)
No Sektor 2002 2003 2004 2005
1 Pertanian 6,73 6,49 4,62 5,65
2 Pertambangan dan Penggalian
1,67 5,17 4,94 4,81
3 Industri Pengolahan - 2,89 5,99 3,84 6,96
4 Listrik, Gas & Air Bersih 12,82 10,87 8,37 11,95
5 Bangunan 2,84 7,01 4,42 6,41
6 Perdag, Hotel & Restoran -3,38 2,62 2,60 5,18
7 Pengangkutan dan Komunikasi
6,64 3,76 1,98 10,56
8 Keuangan, Persewaan,
Jasa Perusahaan
4,81 1,06 3,22 11,89
9 Jasa-jasa 7,53 4,62 3,28 5,91
Pertumbuhan PDRB 4,90 5,53 4,08 5,83
Sumber: Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2006
2.3.2 Permodalan dan Investasi
Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah selain
Kotawaringin Barat, Kabupaten Lamandau merupakan salah
satu Kabupaten di Kalimantan Tengah yang memiliki Badan
Penanaman Modal Daerah (BPMD), dengan pemberlakuan
Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 12, 13, 14,
15, 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Daerah Kabupaten
Lamandau, sejak bulan Juli tahun 2008 BPMD digabung ke
Bappeda dengan nomenklatur Bidang Investasi dan Promosi.
Ini berarti pemerintah bersama DPRD Kabupaten Lamandau
sudah memutuskan secara politik bahwa investasi adalah hal
yang strategis untuk ditangani dengan serius. Hal ini perlu
segera dilakukan agar potensi yang dimiliki Kabupaten
Lamandau dapat segera dimanfaatkan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 17
Agar potensi tersebut dapat segera digali tentunya
diperlukan investasi yang tidak sedikit jumlahnya. Beberapa
potensi yang dapat dikerjasamakan dengan pihak investor
antara lain potensi dalam sektor pertanian, pertambangan,
perkebunan, industri, perikanan, budidaya tanaman, serta
pariwisata.
Selain sektor primer tersebut di atas, untuk mendorong
percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Lamandau perlu pula didukung sektor
lain seperti industri pengolahan, transportasi, perhotelan,
perdagangan dan lain sebagainya sehingga mampu
menopang laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Sektor keuangan juga sedang menunjukkan
pertumbuhan yang cukup bagus meski belum tersedia
lembaga pendukung yang memadai. Di Lamandau baru berdiri
dua bank yakni BRI Unit dan Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Tengah. Jumlah ini belum memadai untuk
kepentingan para investor yang menginginkan kecepatan dan
kemudahan layanan perbankan untuk kelancaran transaksi
bisnis.
Prasarana dan sarana transportasi seperti pelabuhan
sungai, jalan, dan jembatan sangat dibutuhkan untuk
mendukung kegiatan investasi. Minat investor untuk
menjalankan usaha di Kabupaten Lamandau sebenarnya
cukup tinggi. Ini terlihat dari 24 kuasa pertambangan yang
diberikan masih menanyakan ketersediaan lahan untuk
mengantisipasi perluasan usaha. Ini ditambah dengan antrean
investor yang mendaftarkan diri untuk berusaha di Kabupaten
Lamandau. Namun investor juga masih menemui hambatan
antara lain, birokrasi perijinan, tumpang tindih kewenangan
antar lembaga pemerintah, dukungan lembaga keuangan
yang memadau.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 18
Sampai saat ini masih terdapat banyak ”lahan tidur”
yang belum dimanfaatkan secara riil oleh investor meski
mereka sudah mengantongi izin usaha. Kondisi ini apabila
dibiarkan terus akan menjadi ancaman dan kendala bagi
kegiatan perekonomian di Kabupaten Lamandau. Karena
potensi SDA yang ada tidak bisa segera direalisasikan,
sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamandau.
2.3.3 Industri dan Perdagangan
Sampai bulan Juni 2007, jumlah industri besar,
menengah, dan kecil mencapai 358 buah dengan nilai Rp.
1.545.642.000,-. Penyerapan tenaga kerja per Juni 2007
mencapai 1.104 orang. Hingga saat ini masih terdapat 6 HPH
yang beroperasi di Kabupaten Lamandau dengan luas areal
322.488 Ha. Hasil produksi yang masih berbentuk kayu log
sekarang dikirim ke Kabupaten Kobar untuk diolah setengah
jadi sebelum di ekspor ke luar negeri. Bahkan ada yang
diekspor masih dalam bentuk kayu log. Melihat kenyataan ini
masih terbuka lebar kesempatan bagi investor yang ingin
bergerak dalam bidang pengolahan atau industri kayu.
Pada masa yang akan datang sektor perkebunan
mempunyai potensi besar untuk dikembangkan, karena sektor
ini didukung oleh pasar ekspor, minat investor yang tinggi,
serta mendapatkan dukungan dari pemerintah. Komoditi
perkebunan berpotensi ekonomi tinggi dan sesuai dengan
kondisi daerah Kabupaten Lamandau adalah kelapa sawit dan
karet.
2.3.4 Pertambangan
Perut bumi Lamandau menyimpan bahan-bahan galian
yang kaya dan potensial di antaranya emas, besi, dan pasir
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 19
kwarsa. Emas dan besi banyak terdapat di Belantikan Raya,
sedang pasir kwarsa banyak ditemukan di Suja Lamandau.
Sampai saat ini, dari 22 perusahaan tambang yang mendapat
izin, baru 12 yang sudah melakukan eksplorasi.
Upaya pemanfaatan bahan tambang sebenarnya
berkejaran dengan perkembangan teknologi. Artinya, bahan
tambang yang tak dimanfaatkan pada saat dibutuhkan,
dipastikan akan kehilangan nilai ekonominya karena segera
kalah dengan bahan lain hasil rekayasa teknologi. Oleh
karena Itu dibutuhkan kemampuan melihat pasar agar tak
kehilangan momentum.
2.3.5 Pariwisata
Kabupaten Lamandau merupakan daerah yang
memiliki hutan tropis yang masih lebat. Keadaan lansekap
daerah yang terdiri dari perbukitan, sungai dan jeram di
tambah lagi dengan adat istiadat dan budaya masyarakat
yang beragam menjadikan daerah ini mempunyai potensi
untuk dikembangkan daerah tujuan wisata andalan.
Harapannya di masa yang akan datang sektor pariwisata
akan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi
Penerimaan Daerah.
Di Kabupaten Lamandau obyek pariwisata cukup
banyak baik jumlah maupun jenisnya. Adapun obyek wisata
tersebut terdiri dari :
a. Wisata alam dengan prasarananya yang beragam seperti
hutan, bukit, jeram, dan sejumlah air terjun.
b. Wisata budaya dengan aneka corak yang khas seperti
rumah betang peninggalan nenek moyang, benda kuno
yang berusia ratusan tahun serta adat istiadat yang masih
terlihat pada penduduk setempat.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 20
c. Wisata agro seperti kebun sawit dan hutan tanaman
industri.
2.4 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sampai saat ini pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk menunjang aktivitas ekonomi maupun untuk pelayanan publik
di Kabupaten Lamandau masih relatif rendah. Di samping itu
lembaga pendidikan dan sarana pendidikan yang dibutuhkan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga belum
berkembang.
Belum tersedianya aliran listrik dan telekomunikasi secara
merata di Kabupaten Lamandau menjadi salah satu penyebab
rendahnya pemanfaatan teknologi modern ini, sebab hampir semua
perangkat teknologi membutuhkan energi listrik. Tanpa listrik, mesin-
mesin sederhanapun tidak dapat jalan. Pemanfaatan teknologi tepat
guna yang sangat menunjang produktivitas ekonomi. Dunia usaha
maupun industri kecil rumah tangga belum banyak berjalan karena
belum tersedianya energi listrik secara merata.
Pemanfaatan teknologi modern juga membutuhkan prasyarat
pengetahuan teknik tertentu. Ini berarti dalam pelaksanaannya
membutuhkan sumber daya manusia yang terampil sebagai
operatornya. Dari sisi ini Kabupaten Lamandau masih kekurangan
tenaga teknis yang mampu mengoperasikan peralatan teknologi
tepat guna tersebut.
2.5 Sarana dan Prasarana
Secara geografis Kabupaten Lamandau dilewati ruas jalan
negara, yaitu jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan
Kabupaten Lamandau dengan Kabupaten lain di sekitarnya. Namun
saat ini jalan tersebut dalam kondisi kurang bagus, sehingga
perjalanan darat memerlukan waktu tempuh yang lebih lama dan
kurang nyaman. Sedangkan sarana jalan darat antar kecamatan
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 21
masih kurang memadai. Kondisi jalannya banyak yang belum
beraspal, di beberapa tempat terputus karena belum terdapat
jembatan. Kondisi ini membuat masyarakat dan pelaku ekonomi
memilih sarana transportasi air.
Kondisi pada tahun 2006, jalan negara 195 Km, jalan provinsi
59 Km dan jalan kabupaten 703,90 Km yang terdiri dari jalan
beraspal sepanjang 191,36 Km, kerikil 177,19 Km, dan jalan tanah
334,35 Km. Sedangkan dilihat dari kondisinya, yang berkondisi baik
63 Km, kondisi sedang 102 Km, kondisi rusak ringan 244,6 Km dan
kondisi rusak berat 293,3 Km. Untuk lebih jelasnya kondisi prasarana
jalan di Kabupaten Lamandau dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.10 Kondisi Kualitas Prasarana Jalan
No. Permukaan Panjang (Km) Komposisi
1 Aspal 191.36 27%
2 Kerikil 177.19 25%
3 Tanah liat 334.35 48%
Total 702.90 100%
Sumber: Dinas PU Kabupaten Lamandau 2005
Tabel 2.11 Kondisi Kerusakan Prasarana Jalan
Sumber: Dinas PU Kabupaten Lamandau 2005
Penyediaan energi listrik di Kabupaten Lamandau saat ini
masih jauh dari cukup. Dari seluruh penduduk yang berjumlah
54.797 jiwa, baru sekitar 12% yang sudah dapat menikmati aliran
No. Keadaan Panjang (Km) Komposisi
1 Baik 63 9%
2 Sedang 102 15%
3 Rusak Ringan 244,6 35%
4 Rusak Berat 293,3 42%
Total 702.9 100%
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 22
listrik. Dari seluruh desa sebanyak 79 desa serta 3 kelurahan yang
ada, baru 12 desa/kelurahan yang telah menikmati aliran listrik,
sedangkan 70 desa sisanya belum tersentuh layanan PLN.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Dinas Pertambangan
dan Energi Kabupaten Lamandau, diperkirakan kebutuhan listrik
Kabupaten Lamandau saat ini adalah sekitar 10 Megawatt,
sedangkan yang tersedia tidak lebih dari 2,2 Megawatt.
Terbatasnya pasokan energi listrik ini berdampak pada banyak
sektor kehidupan. Belum terpenuhinya kebutuhan energi listrik
seperti ini menjadi salah satu penyebab ketertinggalan masyarakat
baik di bidang sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
aspek-aspek lainnya. Mesin produksi tidak berjalan dengan maksimal
tanpa energi listrik, siswa tidak dapat belajar dengan maksimal tanpa
penerangan listrik yang cukup.
Data dari PLN Nanga Bulik menyebutkan bahwa ketersediaan
listrik untuk Nanga Bulik sebesar 1390 KW dan untuk di luar Nanga
Bulik baru tersedia sekitar 300 KW. Adapun jumlah pelanggan PLN
Nanga Bulik saat ini sekitar 2.132 pelanggan dan yang sudah
mendaftar sebagai calon pelanggan tetapi belum terlanyani sebanyak
600 calon pelanggan.
Keadaan seperti ini perlu segera dicarikan solusi, mengingat
semakin maju suatu daerah maka kebutuhan energi pasti akan
meningkat tajam. Bila tidak segera disiapkan dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah sosial ekonomi yang besar. Solusi itu antara
lain mencari sumber energi listrik alternatif, misalnya energi air dan
surya. Namun keinginan dan inisiatif masyarakat untuk membuat
pembangkit listrik mandiri oleh kelompok masyarakat masih harus
menghadapi kendala baik teknis, ekonomi, maupun yuridis.
Jaringan telekomunikasi juga belum menjangkau seluruh
wilayah Kabupaten Lamandau. Fasilitas telepon rumah maupun
telepon seluler baru menjangkau beberapa kawasan saja, terutama
di perkotaan. Sehingga pada sebagian wilayah sarana
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 23
komunikasinya hanya mengandalkan layanan pos. Pelayanan
informasi melalui kantor pos memerlukan waktu yang cukup lama.
Status Kantor Pos di Lamandau masih merupakan Sub ordinasi dari
Kantor Pos Pangkalan Bun.
2.6 Politik
Jumlah partai politik yang terdaftar di Kabupaten Lamandau
sebanyak 14 organisasi. Dari jumlah itu hanya beberapa partai saja
yang mendudukkan anggota di 20 kursi DPRD. Berdasarkan hasil
Pemilu Legislatif tahun 2004 komposisi keanggotaan DPRD
Kabupaten Lamandau adalah Partai Golkar (9 kursi), PDI Perjuangan
(4), Partai Kebangkitan Bangsa (1), Partai Demokrat (1), Partai
Amanat Nasional (1), Partai Persatuan Daerah (1), Partai Keadilan
dan Persatuan Indonesia PKPI (2) dan Partai Persatuan
Pembangunan (1). Sedangkan untuk komposisi pimpinan dewan
terdiri dari seorang ketua (Partai Golkar) dan dua wakil ketua (Partai
Golkar dan PDI Perjuangan)
Optimisme masyarakat terhadap anggota DPRD untuk
kabupaten hasil pemekaran ini sangat tinggi. Ini dibuktikan
persentase masyarakat yang menggunakan hak pilihnya pada
Pemilu Legislatif 2004 yang cukup bagus. Dari total jumlah pemilih
sebanyak 34 ribu, 28 ribu di antaranya menggunakan hak pilihnya.
Masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya lebih karena
ketidaktahuan atau jarak yang jauh ke tempat pemungutan suara.
Perkembangan proses demokratisasi sejak tahun 1998
sampai dengan proses penyelenggaraan Pemilu 2004 telah
memberikan peluang untuk mengakhiri proses transisi demokrasi
menuju arah proses konsolidasi demokrasi. Penataan struktur dan
kewenangan lembaga-lembaga pemerintahan termasuk lembaga-
lembaga penyelenggaraan pemerintahan di daerah terus dilakukan.
Sebagai daerah yang baru terbentuk, seperti halnya Kabupaten
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 24
Lamandau, penataan kelembagaan tidak jarang menimbulkan
konflik-konflik kepentingan.
Berkenaan dengan proses Pemilu, keberhasilan penting yang
telah dicapai adalah telah dilaksanakannya pemilu langsung anggota
DPRD Lamandau secara demokratis. Perkembangan demokrasi
dalam kaitan hubungan pusat-daerah, terlihat masih berjalan dalam
format yang prosedural dan sifatnya masih belum substansial.
Proses menuju format seperti diamanatkan dalam Undang-undang
No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta Undang-
undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah terus diusahakan dan dibangun.
Intinya mendorong kemandirian daerah untuk mengatur dan
mengurus diri sendiri urusan pemerintahan dan mengatur mengenai
hubungan kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah
provinsi, kabupaten, dan kota. Dewasa ini pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah masih mengalami berbagai
permasalahan. Antara lain disebabkan kurangnya koordinasi pusat-
daerah dan masih belum konsistennya sejumlah peraturan
perundangan, baik antar daerah maupun pusat dan daerah.
Dari uraian di atas dapat disajikan secara ringkas kondisi
politik dan hambatan yang dihadapi Kabupaten Lamandau adalah
sebagai berikut:
Sebagai kabupaten baru, kelembagaan yang ada di Kabupaten
Lamandau belum tertata dengan baik, sehingga pola kelembagaan
belum berjalan secara optimal.
Hubungan kelembagaan antara pusat dan daerah belum
terumuskan dengan mantap, baik dari segi aturan kelembagaan
maupun koordinasi.
Masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam penyusunan
kebijakan publik.
Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilu.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 25
Sedangkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang
terdaftar berjumlah sembilan organisasi yang bergerak di bidang
sumber daya alam, sumber daya manusia, HAM, dan Hukum.
Pemerintah sendiri menerima pendaftaran LSM itu karena bisa
menjadi mitra untuk membangun Kabupaten Lamandau, namun
hanya sejumlah itu yang mendaftarkan diri. Akibatnya Bakesbang
Linmas turun menjemput bola dengan mendatangi tokoh-tokoh
lembaga swadaya masyarakat agar mereka mendaftarkan diri.
Berikut disajikan nama LSM beserta bidang garapnya.
Tabel 2.12 Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat
No Nama LSM Bidang Kegiatan
01 Lembaga Penelitian Pengkajian Masalah Strategis (LEPPTES)
Hukum dan HAM
02 Pusat Pengembangan SDM Kalteng (PPSDM – KT)
SDM dan SDA
03 Yayasan Bukit Sembilan Sarang Peruya
Kelestarian Hutan
04 Isen Mulang Pantang Mundur Hukum dan HAM
05 Lencana Bahari (LEBAH) SDA dan Hukum
06 Lamandau Raya (DAYA) SDA dan Hukum
07 Betang Hapakat Wirausaha dan Budaya
08 Borneo Putra Hukum dan HAM
09 Aliansi Independen Pemerhati Rakyat Kecil (ALIPRAK)
SDA dan SDM
10 Peduli Bangsa (PB) SDM dan HAM
11 Laskar Satria Pagar Buana (LSPB) Hukum dan HAM
Sumber : Bakesbang Linmas
2.7 Pertahanan dan Keamanan
Secara geografis Kabupaten Lamandau mempunyai wilayah
yang cukup luas, sementara tenaga keamanan dan peralatan
keamanan yang masih terbatas, sehingga rasio tenaga keamanan
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 26
dengan luas wilayah masih belum memadai. Kondisi demikian dapat
mengakibatkan pengawasan terhadap pencurian/pengrusakan
sumber daya alam dan gangguan keamanan yang lain tidak dapat
dilakukan secara maksimal.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk yang masuk ke
Kabupaten Lamandau melalui migrasi berasal dari berbagai daerah
dan etnis tentunya mempunyai latar belakang budaya yang berbeda,
sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial dan gangguan
keamanan.
2.8 Hukum dan Aparatur
Infrastruktur sarana dan prasarana lembaga pemerintahan
untuk mendukung pelayanan publik secara kualitas dan secara
kuantitas belum memadai sehingga jangkauan dan kualitas
pelayanan belum maksimal. Masih rendahnya pemanfaatan teknologi
informasi untuk menunjang pelaksanaan tugas aparatur, khususnya
untuk kepentingan pelayanan publik. Hal ini ditandai dengan masih
rendahnya kualitas layanan publik di Kabupaten Lamandau.
Koordinasi aparatur antarsektoral masih lemah. Kualitas SDM
aparatur dalam memahami dan menjalankan tupoksinya belum
dilakukan secara optimal sehingga berpengaruh terhadap
produktivitas dan kinerjanya.
Sebagai kabupaten yang masih relatif muda, keadaan
aparatur baik secara kualitas maupun secara kuantitas masih
terbatas. Bahkan tidak jarang untuk posisi jabatan tertentu SDM
aparatur yang ada belum memenuhi kualifikasi yang ditentukan
sehingga harus mendatangkan dari daerah/lembaga di luar
Kabupaten Lamandau.
2.9 Wilayah dan Tata Ruang
Pusat pemerintahan Kabupaten Lamandau saat ini belum
didukung oleh fasilitas sarana dan prasarana penunjang yang
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 27
memadai sebagai suatu simbol (ikon) pusat pemerintahan dan
pelayanan publik. Masih belum terbentuk pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi yang mampu menampung dan mengembangkan daerah-
daerah produksi sebagai sebuah jaringan pertumbuhan ekonomi.
Masih terkonsentrasinya pengembangan wilayah di daerah-
daerah strategis, khususnya di wilayah tepi Sungai Lamandau,
menimbulkan ketimpangan yang tajam dalam pengembangan sarana
dan prasarana antara wilayah pinggiran Sungai Lamandau dengan
wilayah lainya.
2.10 Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Persoalan sumber daya alam dan lingkungan juga merupakan
hal yang urgen dalam pengembangan pembangunan Kabupaten
Lamandau. Oleh karena itu Pemerintah daerah perlu membentuk
dinas pengendalian lingkungan hidup dan konservasi sumber daya
alam (Dinas PDLH dan KSDA).
Moratorium penebangan hutan yang diterapkan pemerintah
sejak Presiden Megawati dan dipertegas oleh Pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudoyono membawa dampak yang sangat
luas terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Lamandau.
Sektor pemanfaatan kayu hutan selama ini menjadi penopang
ekonomi masyarakat dan menyerap banyak tenaga kerja. Dengan
adanya moratorium serta larangan pembakaran hutan oleh Gubernur
Kalimantan Tengah berdampak serius terhadap masyarakat petani
tradisional yang melakukan kegiatan bertani dengan pola ladang
berpindah. Masyarakat yang menggantungkan kehidupannya dari
pertanian dengan pola ladang berpindah harus beralih menjadi petani
dengan pengelolaan ladang tetap atau alih profesi lain.
Berkembang pesatnya perkebunan-perkebunan sawit di
wilayah Kabupaten Lamandau banyak mengubah kultur tegakan
tanaman yang sebelumnya merupakan kawasan hutan berpotensi
merusak keseimbangan alam dan berkurangnya sumber daya air.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 28
Munculnya usaha-usaha eksploitasi barang tambang, khususnya biji
besi dan batu bara, cenderung berpotensi mengubah dan merusak
lingkungan.
Hal lain yang menjadi kendala di bidang sumber daya alam
dan lingkungan ini adalah masih rendahnya tingkat kesadaran dan
partisipasi masyarakat maupun pengusaha terhadap pengelolaan
dan pelestarian lingkungan hidup. Terbatasnya SDM di bidang
pengelolaan lingkungan hidup, belum tersedianya data yang akurat
mengenai lingkungan hidup, dan masih lemahnya penegakan hukum.
2.11 Deskripsi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Berdasarkan hasil analisis awal terhadap kondisi umum
Kabupaten Lamandau baik yang menyangkut kondisi lingkungan
internal maupun kondisi lingkungan eksternal maka berikut ini
dirumuskan kekuatan (strength), kelemahan (weeknes), Peluang
(opportunity), dan ancaman (treath).
Tabel 2.13
KEKUATAN KELEMAHAN - SDA melimpah - Keamanan stabil - Adanya keinginan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan. - Komitmen pemerintah dalam
Memajukan Kab. Lamandau
- Infrastruktur belum memadai. - Terbatasnya jumlah dan distribusi
SDM aparatur pemerintah. - Sarana penunjang ekonomi dan
sosial yang terbatas. - Masih rendahnya penguasaan dan
pemanfaatan teknologi. - Jumlah dan sebaran penduduk
yang tidak merata PELUANG ANCAMAN
- Letak geografis strategis, dilalui jalan transKalimantan.
- Potensi investasi perkebunan dan tambang.
- Kebijakan otonomi daerah memberikan kewenangan lebih luas kepada Pemerintah Daerah
- Terjadinya kesenjangan ekonomi antara penduduk eks transmigran dengan penduduk asli.
- Masih adanya pembakaran dan penebangan hutan secara liar.
- Resistensi sebagian masyarakat terhadap revitalisasi perkebunan sawit.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 29
2.12 Tantangan
A. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama
Kependudukan
Penduduk Kabupaten Lamandau berdasarkan data 2005
berjumlah 54.972 jiwa terdiri dari 14.757 KK dengan kepadatan
penduduk 8,57 jiwa per Km2. Secara umum pertumbuhan
penduduk mengalami kenaikan sejak 2001 – 2005 dengan rata-
rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,34% per tahun sehingga
proyeksi penduduk pada 20 tahun mendatang akan berjumlah
71.740 jiwa. Sejalan dengan itu berbagai parameter
kependudukan diperkirakan juga akan mengalami perbaikan yang
ditunjukkan dengan menurunnya angka kelahiran, meningkatnya
usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian bayi.
Meskipun demikian pengendalian jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk penting untuk diperhatikan agar tercipta
penduduk yang seimbang dalam rangka mendukung bonus
demografi yang ditandai dengan jumlah penduduk usia produktif
lebih besar daripada jumlah penduduk usia nonproduktif. Jika
kondisi tersebut bisa tercipta maka bisa dimanfaatkan secara
optimal untuk meningkatkan kualitas SDM, daya saing dan
kesejahteraan masyarakat.
Di samping itu, persebaran dan mobilitas penduduk
merupakan tantangan yang tak kalah pentingnya untuk mendapat
perhatian. Penduduk tersebar pada desa-desa terpencar cukup
jauh antara satu desa dengan desa yang lain sehingga interaksi
masyarakat antara satu desa dengan desa yang lain sulit
dilakukan. Kondisi ini menjadikan kendala cukup serius dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Terutama pada desa-desa yang
belum terjangkau saluran telekomunikasi. Tantangan ke depan
adalah membuka akses transportasi dan komunikasi ke seluruh
pelosok Kabupaten Lamandau sehingga memudahkan pelayanan
di berbagai sektor kehidupan masyarakat.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 30
Angka rata-rata usia harapan hidup penduduk Kabupaten
Lamandau baru 62.7 tahun masih di bawah rata-rata usia
harapan hidup nasional (69,51) maupun 71,98 untuk Provinsi
Kalimantan Tengah (BPS, Indikator Kesra Kalimantan Tengah).
Tantangan ke depan adalah meningkatkan angka usia harapan
hidup Kabupaten Lamandau.
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan tantangan 20 tahun ke depan
adalah penyediaan fasilitas pendidikan yang dapat dijangkau
oleh sebagian besar masyarakat yang domisilinya berada di
kawasan terpencil dan tersebar. Dengan menyediakan layanan
pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat memacu
peningkatan jumlah proporsi penduduk yang menyelesaikan
pendidikan dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Pada sisi
lain kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan juga
perlu ditingkatkan.
Tantangan berikutnya adalah peningkatan kompetensi dan
kesejahteraan guru agar kualitas pembelajaran dapat meningkat,
yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas peserta didik.
Proses pendidikan sebagai investasi pengembangan SDM
ditantang untuk mampu mengantisipasi perkembangan di masa
mendatang tetapi tetap kontekstual dengan karakteristik dan
kehidupan daerah, dengan demikian pendidikan benar-benar
bermanfaat bagi para lulusannya.
Kesehatan
Kendala mendasar di bidang kesehatan adalah
terbatasnya layanan kesehatan karena masih banyaknya
masyarakat yang berada di kawasan pedalaman dan menyebar.
Oleh karena itu tantangan 20 tahun ke depan adalah bagaimana
meningkatkan akses terhadap kesehatan. Di samping itu perlu
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 31
dibarengi dengan pengadaan jumlah tenaga kesehatan yang
memadai serta dengan penyebaran yang relatif merata.
Mengubah tradisi bukanlah pekerjaan mudah, demikian
juga dengan upaya menghapus berbagai tradisi masyarakat yang
dapat merugikan kesehatan. Maka tantangannya adalah
membangun tradisi baru yang berlandaskan pola hidup sehat.
Kehidupan Beragama
Berkait dengan kehidupan beragama, tantangan di masa-
masa yang akan datang adalah memantapkan kerukunan umat
beragama. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari juga harus terus mendapat perhatian.
B. Ekonomi
Letak geografis antara satu desa dengan desa lain serta
antara desa dan kota kecamatan mempunyai rentang jarak yang
cukup jauh menjadi problem dalam pengembangan ekonomi
rakyat. Apalagi jika tidak didukung infrastruktur jalan, sarana
komunikasi, dan lembaga keuangan yang memadai. Dampaknya
adalah para petani kesulitan memasarkan komoditas pertanian.
Mereka tidak menjual hasil-hasil produksinya ke wilayah luar
kabupaten. Kondisi ini pada akhirnya berpengaruh terhadap
rendahnya pendapatan petani, karena harga jual dari petani
kepada pedagang (pengepul) relatif rendah. Maka tantangan ke
depan adalah menyediakan sarana dan prasarana serta iklim
yang kondusif bagi berkembangnya perekonomian.
Pemberdayaan masyarakat, terutama penduduk asli, perlu
ditingkatkan, sehingga dapat mengatasi adanya kesenjangan
kondisi sosial-ekonomi dengan masyarakat pendatang (migrasi).
Lalu lintas barang dan orang yang melewati Sungai
Lamandau cukup ramai, namun aktivitas ekonomi di wilayah tepi
sungai Lamandau tidak dapat berkembang pesat. Hal ini
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 32
disebabkan posisi Kabupaten Lamandau bukan wilayah hilir,
sehingga tidak banyak penumpang yang berhenti untuk
melakukan aktivitas ekonomi di wilayah ini. Tantangan ke depan
adalah menjadikan Kabupaten Lamandau sebagai pusat kegiatan
perekonomian bagi daerah di sekitarnya.
C. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Masih rendahnya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdampak nyata pada lemahnya daya saing dan
produktivitas ekonomi. Belum tersedianya infrastruktur yang
memadai turut menghambat perkembangan ilmu pengetahuan
dan pemanfatan teknologi modern. Ke depan, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah tantangan yang harus
mendapat jawaban. Oleh karena itu perlu upaya untuk
meningkatkan kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Lamandau.
Guna pendukung optimalisasi pemanfaatan iptek, maka perlu
disiapkan tenaga sumber daya manusia yang terampil dan handal
sebagai teknisi maupun programer.
D. Sarana dan Prasarana
Seperti telah diuraikan dalam kondisi umum, ketersediaan
sarana dan prasarana di Kabupaten Lamandau masih jauh dari
kebutuhan. Mulai dari kondisi jalan, energi listrik, air, hingga
telepon masih menjadi kendala utama. Untuk itu tantangan ke
depan adalah penyediaan sarana transportasi, listrik, telepon, air
bersih dan irigasi, serta infrastruktur pendukung lainnya sebagai
prasyarat utama pengembangan Kabupaten Lamandau sebagai
pusat pertumbuhan regional.
Tantangan di sektor transportasi adalah mengembangkan
sistem transportasi yang efektif, efisien, dan terjangkau oleh
rakyat kecil. Masih dominannya moda angkutan air dengan biaya
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 33
yang relatif mahal, perlu diimbangi dengan moda angkutan darat
yang lebih efisien.
Sektor energi dihadapkan pada tantangan makin
membengkaknya kebutuhan energi listrik sebagai konsekuensi
perkembangan dan kemajuan di berbagai sektor kehidupan. Oleh
karena itu perlu ditingkatkan kemampuan memasok energi listrik
serta perluasan area layanan energi listrik untuk masyarakat
Lamandau.
Hambatan komunikasi juga masih terjadi sebagai
konsekuensi kondisi geografis Kabupaten Lamandau. Di sejumlah
lokasi hubungan telekomunikasi sulit dijangkau bahkan lebih
banyak lagi area yang sama sekali tidak terjangkau saluran
telepon baik kabel maupun seluler. Tantangannya adalah
membuka area yang tidak bisa dijangkau sinyal telepon
(blindspot), selain itu juga membuka kesempatan bagi operator
telepon seluler agar terjadi persaingan sehat sehingga tarif dan
layanan bisa lebih murah dan mudah.
Akhirnya, keterbatasan sumber pendanaan menuntut
penyelenggara pemerintahan untuk senantiasa menentukan skala
prioritas pembangunan infrastruktur pendukung lainnya dengan
mempertimbangkan kepentingan umum dan kepentingan
pengembangan di masa mendatang.
E. Politik
Masyarakat yang berkembang cepat dipicu pertumbuhan
ekonomi dan informasi mempengaruhi berbagai aspek lain dalam
kehidupan, antara lain perubahan pola pikir, sikap, perilaku serta
budaya dan adat istiadat. Ini memerlukan kemampuan antisipasi
serta langkah cepat pula di bidang politik. Jika tidak maka gerak
masyarakat akan cenderung tak terkendali serta bisa
menggerogoti nilai-nilai moral dan budaya masyarakat.
Tantangan yang dihadapi di bidang politik adalah menjaga gerak
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 34
perkembangan masyarakat itu dengan membuat keputusan-
keputusan politik yang mampu mengarahkan gerak masyarakat
dan dunia usaha menuju masyarakat yang dicita-citakan seluruh
warga Kabupaten Lamandau yang sejahtera dan maju.
Dalam 20 tahun mendatang, seiring kemajuan sosial
ekonomi, diperlukan suasana kehidupan masyarakat yang bukan
saja sejahtera secara ekonomi tetapi juga makin tumbuhnya
tuntutan masyarakat agar dirinya makin diperhatikan, hak-haknya
dipenuhi dan aspirasinya bisa mewarnai kebijakan politik.
Menghadapi situasi semacam itu tantangan lain di bidang politik
yang cukup nyata adalah terus-menerus menyempurnakan
proses politik dan mengembangkan budaya politik yang makin
demokratis agar kehidupan demokrasi berjalan berbarengan dan
berkelanjutan bukan saja secara prosedural tetapi juga
substansial.
Dengan kondisi perpolitikan yang cukup kondusif,
Lamandau memiliki modal dasar menjadi daerah yang maju,
sejajar dengan kabupaten lain yang telah lebih dulu berkembang
seperti Kotawaringin Barat (kabupaten induk).
Ke depan dituntut kerja sama yang baik antara legislatif
dengan jajaran eksekutif sehingga mampu menciptakan kebijakan
yang mendasarkan dan berorientasi pada kepentingan
masyarakat. Hubungan yang tidak harmonis antara eksekutif dan
legislatif seperti terjadi pada masa-masa awal berdirinya
Kabupaten Lamandau terbukti menjadi penghambat gerak
pemerintahan.
Kunci untuk mewujudkan kehidupan masyarakat
Kabupaten Lamandau yang sejahtera adalah pemimpinnya
mampu menahan diri untuk tidak memperkaya diri-sendiri namun
harus benar-benar bekerja untuk kepentingan seluruh masyarakat
Kabupaten Lamandau.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 35
F. Pertahanan Keamanan
Kabupaten Lamandau telah berkembang menjadi daerah
yang heterogen yang menampung penduduk dari berbagai etnis,
agama, tingkat pendidikan, maupun ekonomi. Keadaan ini rawan
potensi gangguan keamanan. Tantangan ke depan adalah
memantapkan rasa aman dalam kehidupan masyarakat dari
potensi kerawanan yang bersumber pada perbedaan tersebut
sehingga tercipta rasa nyaman dalam kehidupan sehari-hari.
Pembangunan yang mulai digiatkan telah membawa
perubahan yang bisa mempengaruhi sendi-sendi kehidupan
masyarakat. Meski gejalanya belum terlihat nyata namun perlu
disiapkan kondisi agar kemajuan yang dicapai tidak menimbulkan
gangguan keamanan khususnya tindak kriminalitas seperti
pencurian, pencopetan, perampokan dan semacamnya.
G. Hukum dan Aparatur
Aparatur pemerintahan daerah sebagai motor utama
perkembangan Kabupaten Lamandau masih dihadapkan pada
berbagai macam keterbatasan dan kendala baik dari segi
kuantitas maupun kualitas. Jumlah aparatur pemerintah masih
jauh dari kebutuhan ideal sehingga jangkauan pelayanan kepada
masyarakat masih terbatas. Tantangan yang dihadapi adalah
menyeimbangkan jumlah aparatur dengan penduduk sehingga
fungsi pelayanan bisa optimal. Dari segi kualitas, aparatur
pemerintah juga belum bagus. Tantangan yang harus diatasi
adalah mewujudkan aparatur pemerintah yang memiliki
keterampilan dan keahlian sesuai dengan prinsip the right man on
the right place dan profesionalisme.
Birokrasi pemerintah yang memiliki kewenangan
merencanakan, mengatur, dan melaksanakan pembangunan
serta mengelola keuangan jika tidak hati-hati, disiplin serta
bertanggung jawab cenderung menyimpangkan atau
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 36
menyelewengkan kewenangan yang cukup besar itu.
Pengalaman berbagai daerah menunjukkan kondisi semacam itu
cenderung membuat birokrasi berperilaku korup. Bersamaan
dengan itu juga telah tumbuh dan semakin tinggi kesadaran
masyarakat untuk mengawasi kinerja birokrasi pemerintahan.
Tantangan yang dihadapi adalah menjaga agar birokrasi
pemerintahan Kabupaten Lamandau terhindar dari perilaku
korupsi dan tetap mampu melaksanakan pembangunan.
Sebagai sebuah lembaga masyarakat yang hidup dan
berinteraksi dengan kekuatan masyarakat lain, birokrasi dalam
menjalankan fungsinya tidak bisa sendirian. Apalagi bila diingat
bahwa hasil kerja birokrasi memang harus dipersembahkan bagi
kepentingan masyarakat, maka tantangan yang dihadapi adalah
meningkatkan kemampuan birokrasi untuk menerima masukan
dari masyarakat yang semakin sadar atas hak-haknya.
H. Wilayah dan Tata Ruang
Wilayah dan ruang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat sebagai konsekuensi logis pembangunan dan
pertumbuhan penduduk. Konflik-konflik yang menyangkut
pemanfaatan ruang menjadi karakteristik dalam masyarakat yang
kian berkembang. Pemerintah harus secepatnya membuat
peraturan tentang tata ruang dan wilayah agar perkembangan
pembangunan tetap bisa diarahkan sehingga bukan saja
meminimalkan konflik horisontal dan vertikal tetapi juga menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Untuk itu pemerintah harus
secepatnya berkoordinasi dengan pemerintah baik pusat,
provinsi, maupun daerah kabupaten lain yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Lamandau.
Lemahnya administrasi pertanahan dan terbatasnya
pengetahuan yang dimiliki masyarakat maupun aparatur
pemerintah daerah bisa juga menjadi pemicu munculnya konflik-
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 37
konflik pertanahan di internal Kabupaten Lamandau. Bentuknya
dapat berupa konflik perbatasan antar kecamatan, desa maupun
antar penduduk serta dengan stakeholders lain seperti kalangan
pengusaha pertambangan maupun perkebunan. Tantangan yang
dihadapi adalah menata dan mencari pola penyelesaian masalah
yang bisa menjadi pedoman pada konflik-konflik pertanahan
tersebut.
I. Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Larangan penebangan dan pembakaran hutan yang
diterapkan pemerintah berdampak besar terhadap perekonomian
masyarakat, terutama masyarakat pedalaman Kabupaten
Lamandau. Maka tantangan yang perlu ditangani pemerintah
adalah memberi alternatif mata pencaharian baru agar
masyarakat segera alih profesi dan menemukan kesejahteraan
hidup yang lebih baik.
Konsistensi pemerintah terhadap larangan tersebut mutlak
dilakukan selain agar tidak ada lagi kerusakan hutan sekaligus
menjaga rasa adil sebab meski larangan penebangan hutan
sudah ditetapkan namun masih ada saja pihak-pihak yang
menebang hutan. Aspek lain adalah mengubah pola pikir, sikap
dan perilaku masyarakat dari menggantungkan hidup pada hutan
berubah menjadi menjaga hutan.
Tantangan lain yang harus dihadapi Kabupaten Lamandau
adalah mengukuhkan pemerintahan yang definitif yang mampu
melayani masyarakat secara efektif hingga menjangkau
pedalaman.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 38
2.13 Modal Dasar
Modal dasar pembangunan adalah semua sumber kekuatan
baik yang potensial maupun yang sudah efektif, yang dimiliki
Kabupaten Lamandau. Semua kekuatan tersebut didayagunakan
untuk kepentingan pembangunan daerah. Berikut beberapa modal
dasar yang dimiliki oleh Kabupaten Lamandau:
1. Sumber daya alam, terutama yang masih tersimpan di dalam
bumi antara lain berupa biji besi, emas, batu bara dan bahan
galian lainnya. Keanekaragaman dan kekayaan hayati terutama
yang terdapat di dalam hutan dapat didayagunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamandau.
2. Adanya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembangunan baik pada pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, hingga evaluasinya. Dukungan seperti ini dapat
menjadi modal dasar dalam rangka mempercepat pertumbuhan
pembangunan. Tanpa partisipasi masyarakat, sebaik apapun
rencana dan program pembangunan yang dirancang tidak akan
dapat memberikan hasil yang maksimal.
3. Posisi geografis Kabupaten Lamandau tergolong strategis, sebab
berada di antara Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Gerak dan lalu lintas perekonomian dari dua kabupaten tetangga
tersebut akan mempercepat terwujudnya harapan Kabupaten
Lamandau sebagai pusat pertumbuhan pembangunan regional.
2.14 Matrik Kondisi dan tantangan
Berdasar uraian panjang lebih tentang kondisi umum
Kabupaten Lamandau kemudian dilanjutkan dengan deskripsi
tantangan yang dihadapi masa yang akan datang, serta modal dasar
yang dimiliki, berikut ini disajikan matrik kondisi dan tantangan
sebagai ikhtisar ringkas.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 39
Tabel : 2.14 Matrik Kondisi Saat Ini Dan Tantangan Ke Depan
No Kondisi Saat Ini Tantangan Ke Depan
A Sosial Budaya: Penduduk: a. Pertumbuhan penduduk
meningkat. b. Sebaran penduduk tidak
merata. c. Angka harapan hidup masih
rendah (dibawah standar nasional)
a. Mengendalikan jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk. b. Persebaran dan mobilitas
penduduk c. Meningkatkan angka usia
harapan hidup.
Pendidikan a. Sarana fisik lembaga
pendidikan masih terbatas. b. Kualitas dan kuantitas guru
masih kurang. c. Penyebaran tenaga pendidik
belum merata. d. APK dan APM masih
rendah, terutama di jenjang pendidikan lanjutan dan atas.
a. Menyediakan fasilitas
pendidikan yang dapat dijangkau oleh sebagian besar masyarakat yang domisilinya berada di kawasan terpencil dan tersebar.
b. Peningkatan jumlah dan kualitas serta pemerataan distribusi tenaga pengajar.
c. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru
d. Mengoptimalkan program pendidikan dasar dan menengah.
Kesehatan: a. Domisili penduduk berpencar
dan terpencil. b. Terbatasnya tenaga
kesehatan. c. Pola hidup masyarakat yang
kurang mempedulikan aspek kesehatan.
a. Meningkatkan akses terhadap
layanan kesehatan b. Pengadaan jumlah dan
penyebaran tenaga kesehatan yang memadai.
c. Membangun pola hidup sehat.
Agama : a. Kerukunan antarumat
beragama cukup kondusif.
a. Pemantapan kerukunan
antarumat beragama. b. Peningkatan pengamalan
ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 40
B Ekonomi: a. Sektor utama pertanian,
namun kualitas SDM petani masih rendah.
b. Terdapat cukup banyak peluang investasi, namun belum banyak yang direalisasikan.
c. Sarana pendukung aktivitas ekonomi masih kurang.
d. Potensi SDA (tambang) belum tereksplorasi maksimal
a. Pemberdayaan masyarakat,
terutama penduduk asli. b. Menciptakan iklim investasi
yang kondusif sehingga menarik bagi investor.
c. Peningkatan dan pengembangan infrastruktur ekonomi untuk menunjang perekonomian.
d. Pemanfaatan potensi SDA secara bertanggungjawab
C Iptek: a. Rendahnya pemanfaatan
teknologi tepat guna. b. SDM terampil terbatas.
a. Meningkatkan kontribusi ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
b. Menyiapkan tenaga SDM yang terampil dan andal.
D Sarana Dan Prasarana a. Sarana transportasi darat
banyak yang rusak. b. Ketersediaan listrik masih
jauh dari kebutuhan. c. Sarana telekomunikasi
masih terbatas. d. Belum berkembangnya
jaringan irigasi teknis.
Penyediaan sarana transportasi, listrik, telepon, irigasi, dan infrastruktur pendukung lainnya sebagai prasyarat utama pengembangan Kabupaten Lamandau sebagai pusat pertumbuhan regional.
E Politik a. Sebagai daerah yang baru
terbentuk, penataan kelembagaan menimbulkan konflik kepentingan.
b. Terlaksananya Pemilu langsung anggota DPRD dan pemilihan kepala daerah dengan aman.
a. Penataan kelembagaan agar
dapat memberikan pelayanan publik lebih baik.
b. Menyempurnakan proses politik dan mengembangkan budaya politik yang makin demokratis .
c. Meningkatkan kerja sama legislatif - eksekutif agar mampu menciptakan kebijakan yang menguntungkan rakyat.
F Pertahanan Keamanan : a. Sarana dan tenaga
keamanan terbatas. b. Masyarakat makin
bertambah banyak dan heterogenitas semakin tinggi.
a. Peningkatan tenaga keamanan
untuk meningkatkan rasa aman dalam kehidupan masyarakat dari potensi kerawanan yang bersumber dari perbedaan agama, etnis, kesenjangan ekonomi, dan sebagainya.
RPJPD Kabupaten Lamandau
II - 41
b. Menjaga agar kriminalitas dalam berbagai skala tidak meningkat, meskipun jumlah masyarakat terus berkembang pesat.
G Hukum dan Aparatur : a. Sarana pendukung
pelayanan publik belum memadai sehingga jangkauan layanan belum merata.
b. Koordinasi dan SDM aparatur masih belum optimal.
a. Peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan publik. b. Mewujudkan aparatur
pemerintah yang professional sehingga dapat memberikan pelayanan publik lebih baik.
H Wilayah dan Tata Ruang : a. Pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi belum berkembang dengan pesat
b. Pengembangan wilayah masih terkonsentrasi di wilayah tepi sungai Lamandau.
a. Mendorong berkembangnya
pusat-pusat pertumbuhan baru untuk mempercepat pengembangan wilayah dan perekonomian daerah.
b. Mendorong berkembangnya wilayah-wilayah yang jauh dari Daerah Aliran Sungai melalui pengembangan prasarana dan sarana transportasi darat.
I SDA & Lingkungan Hidup: a. Larangan perambahan dan
pembakaran hutan berdampak pada pola mata pencaharian masyarakat Lamandau.
b. Berkembangnya perkebunan kelapa sawit mengubah kultur tegakan tanah dan berpotensi merusak keseimbangan alam.
c. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian alam.
a. Memberi alternatif mata
pencaharian baru bagi masyarakat yang terkena dampak kebijakan larangan penebangan hutan.
b. Menjamin agar pemanfaatan lahan dan SDA tetap memperhatikan pelestarian lingkungan hidup.
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup.
RPJPD Kabupaten Lamandau III - 1
BAB III VISI DAN MISI
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
Visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana suatu daerah akan
dibawa. Dengan visi yang jelas akan dapat dilihat gambaran masa depan
yang diinginkan, sehingga Kabupaten Lamandau dapat menjamin
kelangsungan hidup dan perkembangannya. Agar tidak menjadi impian
kosong, maka visi haruslah dapat diukur untuk dapat diketahui tingkat
keberhasilan yang ingin dicapai.
Berdasarkan kondisi umum, tantangan yang dihadapi dalam 20
tahun mendatang, serta dengan mempertimbangkan modal dasar yang
dimiliki Kabupaten Lamandau saat ini, visi dan misi pembangunan jangka
panjang Kabupaten Lamandau tahun 2005 – 2025 adalah :
Kabupaten Lamandau yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera Berbasis
Budaya.
Maju berarti suatu kondisi yang lebih baik dibanding keadaan
sebelumnya. Kemajuan bermakna proses yang berlangsung secara terus-
menerus dan berkelanjutan untuk mengejar ketertinggalan dan menuju
tahapan yang lebih baik. Kabupaten Lamandau yang maju adalah harapan
yang ingin dicapai oleh seluruh rakyat dan pemerintah secara bersama-
sama, kemajuan di berbagai bidang kehidupan mulai dari ekonomi hingga
bidang sosial kemasyarakatan.
Kemajuan suatu daerah dapat dilihat dari beberapa ukuran. Dari
indikator sosial, tingkat kemajuan ditandai dengan tingginya kualitas
sumber daya manusianya. Kualitas ini menyangkut mutu kepribadian
hingga tingkat pendidikannya. Kemajuan juga dapat dilihat dari derajat
kesehatan masyarakat. Daerah yang maju ditandai dengan angka
harapan hidup yang tinggi, kualitas layanan sosial yang lebih baik, dan laju
pertumbuhan penduduk yang kecil terkendali.
RPJPD Kabupaten Lamandau III - 2
Kemajuan di bidang ekonomi ditandai dengan membaiknya tingkat
pendapatan dan pembagiannya. Kemajuan ekonomi akan membentuk
kemampuan daya saing yang tinggi serta keunggulan komparatif
dibanding daerah lain. Kemajuan di berbagai bidang tersebut pada
gilirannya akan membangun kemandirian yang tangguh.
Kemandirian juga merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh
Kabupaten Lamandau. Mandiri berarti memiliki eksistensi dengan
mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri. Dengan kemandirian,
suatu daerah akan dapat menentukan sikap dan nasibnya sendiri sesuai
yang diinginkan. Dengan bermodal kemandirian, Kabupatean Lamandau
dapat mewujudkan kehidupan yang sejajar dan berdiri sederajat dengan
daerah-daerah lain. Salah satu tiang penyangga kemandirian adalah
tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu
mengolah potensi sumber daya alam yang dimiliki, tersedianya pribadi-
pribadi yang berdaya tahan dan berdaya saing tinggi. Modal dasar seperti
ini akan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain. Namun
demikian kemandirian bukanlah dalam arti menutup diri dari pengaruh
luar. Di era kesejagatan di mana saling ketergantungan sudah tidak
terelakkan seperti sekarang ini, kemandirian hendaknya diartikan sebagai
sikap proaktif terhadap perubahan keadaan. Dengan demikian mandiri
juga berarti mempunyai posisi tawar yang memadai sehingga menjadi
subjek diperhitungkan pihak lain tatkala hendak menjalin sebuah kerja
sama.
Sejahtera adalah terpenuhinya kebutuhan hidup. Di masa yang
akan datang masyarakat Kabupaten Lamandau diharapkan akan
mengalami kecukupan hidup baik sandang, pangan, dan papan hingga
kebutuhan lainnya. Kesejahteraan hidup tidak hanya terpenuhinya
kebutuhan ekonomi sebab sejahtera melingkupi aspek pisik dan psikis.
Maka kesejahteraan yang ingin dicapai juga meliputi terpenuhinya rasa
keadilan, perlakuan yang sama di depan hukum, kebebasan berpartisipasi
politik, hingga kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf hidup.
RPJPD Kabupaten Lamandau III - 3
Sejahtera juga berarti terpenuhinya rasa aman, terciptanya kerukunan
antarumat beragama, dan tercukupinya kebutuhan rohani lainnya.
Kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan yang terarah harus
mempunyai landasan yang kokoh dan jelas. Salah satu dasar pijak yang
kuat untuk membangun Kabupaten Lamandau ke depan adalah
kebudayaan daerah sendiri. Impian boleh terbang tinggi mengangkasa
tetapi kaki hendaknya tetap berpijak pada bumi. Kebudayaan yang
dijadikan landasan pembangunan itu meliputi sistem nilai-nilai yang
bersumber dari agama dan keyakinan masyarakat setempat, kearifan
lokal, adat-istiadat, hingga karakter dan jati diri yang dimiliki. Namun
pembangunan berbasis budaya yang dimaksud bukan terbatas pada
potensi internal yang telah dimiliki komunitas masyarakat semenjak
dahulu, sebab kebudayaan adalah konsep yang dinamis dan luas.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai bagian dari hasil
budaya modern, juga menjadi dasar pijak pembangunan Kabupaten
Lamandau.
Untuk mewujudkan visi tersebut maka akan ditempuh melalui misi
pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamandau sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat Lamandau yang bermoral, berbudaya
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah membangun
karakter dan jati diri masyarakat yang kuat yaitu terbentuknya pribadi
yang taat menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari,
berbudi pekerti luhur, mempunyai toleransi tinggi, memiliki
kesetiakawanan sosial, dan gemar bergotong royong. Pembangunan
juga diarahkan untuk tetap memperhatikan dan memelihara nilai-nilai
budaya yang dipegang teguh masyarakat Lamandau.
2. Mewujudkan masyarakat Lamandau yang berkualitas melalui
pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi adalah mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat
melalui peningkatan kualitas pendidikan, kemudahan akses layanan
kesehatan, serta peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
RPJPD Kabupaten Lamandau III - 4
3. Mewujudkan Kabupaten Lamandau sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi regional adalah mempercepat pembangunan daerah
dengan peningkatan penyediaan sarana dan prasarana, infrastruktur
transportasi, energi dan sarana pendukung kegiatan ekonomi lainnya.
Sasaran percepatan pembangunan ini adalah demi membangun
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat semaksimal mungkin.
4. Mewujudkan masyarakat Lamandau yang adil dan sejahtera
adalah meningkatkan pembangunan dengan memperhatikan
pemerataan, mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, dan
terbukanya kesempatan yang sama bagi masyarakat untuk
meningkatkan taraf hidupnya.
5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih adalah
meningkatkan kualitas aparatur pemerintahan dan aparatur penegak
hukum agar lebih profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik, dan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
rangka mendukung terciptanya tata pemerintahan yang baik dan
bersih.
6. Mewujudkan Kabupaten Lamandau yang asri dan lestari adalah
melaksanakan pembangunan dengan tetap keseimbangan alam dan
tata guna lahan, memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana,
terprogram dan berkelanjutan, memberikan keindahan dan
kenyamanan hidup, serta kelestarian lingkungan.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 1
BAB IV ARAH TAHAPAN DAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
Untuk mewujudkan pencapaian Visi dan Misi Kabupaten
Lamandau yang tertuang pada Bab III, maka Pembangunan Kabupaten
Lamandau diarahkan untuk pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai
berikut:
1. Terwujudnya masyarakat Lamandau yang bermoral, berbudaya
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang ditandai:
1. Meningkatkan ketaatan masyarakat dalam menjalankan ibadah
sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing.
2. Meningkatnya toleransi antar umat beragama dalam menjalankan
peribadatan.
3. Meningkatnya rasa kesetiakawanan sosial, budaya gotong royong
dan saling menghormati antar anggota masyarakat.
4. Berkembangnya budaya produktif dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Terpeliharanya nilai-nilai kearifan lokal dalam pelaksanaan
pembangunan
6. Terciptanya masyarakat yang mandiri dalam proses pembangunan.
2. Terwujudnya masyarakat Lamandau yang berkualitas melalui
pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, yang ditandai:
1. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai
cerminan kesejahteraan masyarakat.
2. Terciptanya pemerataan akses masyarakat terhadap pelayanan
pendidikan yang berkualitas untuk mendukung tuntasnya program
pendidikan dasar dan lanjutan.
3. Terciptanya pemerataan dan kemudahan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk mendukung
peningkatan derajad kesehatan masyarakat.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 2
4. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam penguasaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Makin meningkatnya keberdayaan dan partisipasi kaum
perempuan, anak dan remaja dalam pembangunan.
3. Terwujudnya Kabupaten Lamandau sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi regional, yang ditandai:
1. Tersedianya fasilitas sarana & prasarana perkotaan yang dapat
mendukung pengembangan perekonomian daerah.
2. Terbentuknya sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi
yang terintegrasi antara Kabupaten Lamandau dengan wilayah
disekitarnya.
3. Terpenuhi pasokan energi secara efektif dan efisien serta dapat
menjangkau seluruh wilayah dan lapisan masyarakat di Kabupaten
Lamandau dan sekitarnya.
4. Tersedianya fasilitas lembaga ekonomi yang memadai sebagai
penunjang kegiatan ekonomi masyarakat Lamandau dan
sekitarnya.
4. Terwujudnya masyarakat Lamandau yang adil dan sejahtera, yang
ditandai:
1. Meningkatnya kesadaran hukum dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
2. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi politik masyarakat dalam
mewujudkan kestabilan politik dan keamanan di Kabupaten
Lamandau.
3. Meningkatnya pembangunan hukum yang mampu menjamin
kepastian hukum dengan memperhatikan rasa keadilan
masyarakat.
4. Meningkatnya kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 3
5. Terwujudnya struktur ekonomi daerah yang kuat berbasis pada
sektor pertanian yang didukung oleh sektor industri manufaktur
yang handal meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian.
6. Meningkatnya produktivitas dan pendapatan masyarakat
Kabupaten Lamandau secara riil melalui pengembangan usaha
kecil menengah dan koperasi.
7. Tersedianya lapangan kerja dan berkurangnya angka
pengangguran.
8. Meningkatnya pemerataan pembangunan untuk mengurangi
kesenjangan antarwilayah dan antarkelompok masyarakat di
seluruh masyarakat Kabupaten Lamandau.
5. Terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih (good
government and clean governance), yang ditandai:
1. Meningkatnya profesionalisme aparatur pemerintahan daerah di
Lamandau yang bertanggungjawab pada tugas dan fungsinya.
2. Meningkatnya kualitas layanan birokrasi yang mudah, murah dan
berkualitas.
3. Memperkuat peran serta masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, pemuka masyarakat dan partai politik dalam proses
perumusan, pembuatan dan pengambilan keputusan atas
kebijakan atau peraturan daerah.
4. Menciptakan kerangka kehidupan demokratis dalam berbagai
bidang kehidupan sehingga perkembangan masyarakat tetap bisa
dipertahankan dalam kerangka peningkatan taraf kesejahteraan
masyarakat tanpa meninggalkan potensi dan kemampuan
dasarnya.
5. Menciptakan dan memperkuat pembangunan hukum yang mampu
mengayomi, menjamin kepastian dengan tetap memperhatikan
rasa keadilan masyarakat.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 4
6. Terwujudnya Kabupaten Lamandau yang asri dan lestari, yang
ditandai:
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2. Terwujudnya fungsi tata guna lahan yang dapat mendukung
pengembangan wilayah dan pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
3. Terpeliharanya keanekaragaman sumber daya alam untuk
mendukung pembangunan di Kabupaten Lamandau yang
berkelanjutan (sustainable development).
4.1 ARAH PEMBANGUNAN
4.1.1 Mewujudkan masyarakat yang bermoral, berbudaya, dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Terwujudnya masyarakat yang bermoral, berbudaya, dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah kondisi yang
didambakan, sebab dengan kondisi dasar yang kondusif seperti
ini dapat dikembangkan berbagai program pembangunan di
segala bidang. Dengan sumber daya manusia yang berkarakter
kuat akan mempercepat kemajuan sebuah daerah. Suasana
kehidupan yang penuh tenggang rasa dan terpeliharanya nilai-
nilai kearifan lokal akan memberi arah terwujudnya identitas
nasional.
1. Pembangunan agama diarahkan kepada pembentukan
pribadi yang kuat dan berbudi pekerti yang luhur di samping
ketaatan menjalankan ajaran agama/kepercayaan masing-
masing.
2. Terus dikembangkan kesadaran tinggi atas
keanekaragaman agama, nilai-nilai yang berkembang di
masyarakat demi terwujudnya solidaritas, saling
menenggang dan menghormati antarpemeluk agama dan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 5
3. Pembangunan kebudayaan diarahkan kepada
pengembangan budaya gotong royong, sikap
mengutamakan kepentingan umum, tanggap dan memiliki
kepedulian sosial yang tinggi terhadap problem sosial yang
ada di sekitarnya.
4. Pengembangan budaya produktif diarahkan kepada
meningkatnya kemampuan masyarakat Lamandau mampu
mengelola sumber daya alam yang dimiliki untuk
meningkatkan kemakmuran bersama. Etos kerja keras dan
penghargaan terhadap proses dan kinerja harus mendapat
penghargaan yang tinggi. Budaya produktif dan
penghargaan terhadap etos kerja keras ini dikembangkan
sebagai budaya tanding (counter cultur) dari budaya
konsumtif dan budaya instan (mau serba mudah), yang
makin meraja lela dalam kehidupan dewasa ini.
5. Menumbuhkan budaya enterpreneurshiip untuk menghadapi
persaingan regional, nasional, dan internasional.
6. Pemantapan jati diri diarahkan pada terwujudkan karakter
masyarakat Lamandau yang tetap memelihara nilai-nilai
kebenaran dan kebijakan lama tetapi terbuka dengan
perubahan zaman dan responsif terhadap modernitas.
7. Peningkatan kemandirian masyarakat dilakukan dengan
menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan menuju kemajuan.
4.1.2 Mewujudkan masyarakat Lamandau yang berkualitas
melalui pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan Kabupaten Lamandatu di masa
mendatang tidak boleh hanya mengandalkan kekayaan sumber
daya alam. Secara bertahap potensi itu harus diimbangi dengan
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 6
daya alam tanpa kemampuan manusia yang mengelola hanya
akan menjadi keunggulan yang tidak memberi manfaat
maksimal bagi masyarakat setempat. Masyarakat yang
berkualitas akan dapat menjawab tantangan global ke depan
dan proaktif menangkap peluang yang ada.
1. Pembangunan sumber daya manusia diarahkan kepada
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang antara lain
ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), dan Indeks Pembangunan Gender (IPG).
2. Pembangunan pendidikan diarahkan pada penyediaan
pendidikan dasar dan lanjutan yang merata di setiap
kawasan, bermutu dan terjangkau disertai dengan
pembebasan biaya pendidikan juga menjadi arah
pembangunan pendidikan. Pendidikan juga diarahkan
kepada pengembangan potensi, kecerdasan, dan kreativitas
yang dimiliki setiap peserta didik. Pengembangan pendidikan
kejuruan dibuat kontekstual dengan situasi dan karakteristik
Kabupaten Lamandau.
3. Pembangunan kesehatan diarahkan pemerataan layanan
kesehatan dan kemudahan akses masyarakat terhadap
kesehatan. Di samping itu juga meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya menjalankan budaya hidup
bersih dan sehat serta berani meninggalkan berbagai
kebiasaan dan tradisi yang merugikan kesehatan.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan
mutu layanan, kelengkapan sarana prasarana, dan
pemberdayaan masyarakat.
4. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan
untuk menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan dasar
maupun terapan, dan pemanfaatan teknologi tepat guna
untuk kesejahteraan masyarakat, kemandirian, dan daya
saing. Pembangunan iptek diarahkan untuk mendukung
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 7
ketahanan pangan dan penyediaan energi yang terbarukan,
penyediaan teknologi transportasi, kesehatan, informasi dan
komunikasi sesuai dengan karakteristik dan potensi
Kabupaten Lamandau.
5. Pemberdayaan perempuan, anak, dan remaja diarahkan
kepada peningkatan peran keluarga bahagia sejahtera guna
peningkatan kualitas hidup perempuan, perlindungan atas
hak-hak anak, dan pembinaan generasi muda, penurunan
jumlah kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terhadap
perempuan dan anak (trafficking, abuse child) .
4.1.3 Mewujudkan Kabupaten Lamandau sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi regional.
1. Pembangunan sarana dan prasarana kota diarahkan pada
pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang
berkembangnya kegiatan industri, perdagangan dan jasa,
sehingga Kabupaten Lamandau menjadi pusat kegiatan
ekonomi bagi wilayah sekitarnya. Untuk kepentingan
tersebut Pemerintah Kabupaten perlu merumuskan dan
mengeluarkan kebijakan yang dapat mendorong pihak
swasta (investor) tertarik untuk berinvestasi di Kabupaten
Lamandau, khususnya pada sektor industri, perdagangan
dan jasa.
2. Peranan pemerintah Kabupaten Lamandau dalam
penyediaan sarana dan prasarana perkotaan lebih
ditekankan pada penyediaan sarana-prasarana yang bersifat
non komersial (public utility) agar tidak membebani pihak
swasta, yang berkonsentrasi pada penyediaan infrastruktur
yang bersifat komersial.
3. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi diarahkan
agar dapat mendorong pengembangan wilayah-wilayah baru
sebagai pusat pertumbuhan (growth Pole) serta dapat
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 8
membuka isolasi wilayah-wilayah pedesaan dan wilayah
terpencil, sehingga dapat mengurangi kesenjangan ekonomi
antar wilayah. Pembangunan sarana dan prasarana
transportasi juga diarahkan untuk memperlancar arus
pergerakan barang dan penumpang dari Kabupaten
Lamandau menuju Kabupaten/Kota lain disekitarnya.
Kemudahan akses transportasi yang didukung dengan
penyediaan infrastruktur ekonomi yang memadai, diarahkan
agar arus lalu lintas barang dan penumpang menjadi lebih
lancar dan ramai, sehingga kegiatan perekonomian di
Kabupaten Lamandau akan berkembang dengan pesat.
4. Pembangunan infrastruktur transportasi diarahkan kepada
pelayanan transportasi yang efisien dan efektif serta
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pembangunan/pengembangan prasarana jalan dan sarana
angkutan darat yang menghubungkan antar wilayah menjadi
alternatif pelayanan sistem transportasi yang penting selain
sarana tranportasi air yang sudah berkembang selama ini.
Sarana transportasi darat lebih efisen dan efektif
dibandingakan transportasi lain di wilayah pedalaman.
Sarana transportasi darat umumnya mempunyai kapasitas
lebih banyak dan waktu tempuh lebih cepat jika didukung
prasarana jalan yang memadai, sehingga biaya operasional
lebih murah dan efisien. Untuk mendorong berkembangnya
sarana transportasi darat, peran pemerintah diarahkan pada
penyediaan infrastruktur jalan, sedangkan penyediaan
armadanya dapat diserahkan kepada pihak swasta
(investor).
5. Pembangunan sarana dan prasarana komunikasi diarahkan
untuk mendorong terciptanya kemudahan akses informasi di
seluruh wilayah Kabupaten Lamandau. Pembangunan
infrastruktur komunikasi diarahkan pada pengembangan
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 9
komunikasi berbasis teknologi informasi, baik sarana
komunikasi media cetak, media elektronik maupun media
selluler.
6. Pembangunan infrastruktur energi diarahkan pada
penyediaan energi listrik yang handal dan berkelanjutan agar
dapat menunjang pembangunan ekonomi masyarakat
melalui kesempatan kerja dan berusaha, pengembangan
sumberdaya manusia, peningkatan kesejahteraan (taraf
hidup) dan perbaikan lingkungan.
7. Pembangunan sarana dan prasarana energi diarahkan pada
pengembangan sumber daya energi yang dapat menjangkau
seluruh wilayah dan lapisan masyarakat di Kabupaten
Lamandau dan sekitarnya. Untuk meningkatkan pelayanan
terhadap penyediaan energi tersebut dilakukan melalui
berbagai alternatif penyediaan energi antara lain:
a. Mendorong kepada PLN untuk meningkatkan kapasitas
pasokan energi listrik yang ada agar dapat meningkatkan
jumlah pelanggan dan luas areal pelayanannya.
b. Untuk mengatasi persoalan sebaran penduduk pada
wilayah yang terpencil dilakukan dengan
mengembangkan sumber energi dalam skala lokal
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
lingkungan masyarakat seperti listrik tenaga air
(mikrohidro).
c. Diversifikasi pengembangan sumber energi dilakukan
untuk memperoleh efisiensi dan efektivitas serta
kelestariannya.
8. Pengembangan infrastruktur keuangan diarahkan untuk
mendukung daya saing perekonomian Kabupaten
Lamandau baik di tingkat regional, nasional maupun global.
Dengan dukungan infrastruktur keuangan yang handal
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 10
mampu memperkuat ketahanan ekonomi Kabupaten
Lamandau.
9. Pengembangan infrastruktur perdagangan diarahkan agar
dapat memperkokoh dan memperlancar sistem distribusi
barang, terutama komoditas pertanian, dari daerah penghasil
(produsen) ke daerah pengguna (konsumen), sehingga
dapat memberikan nilai tambah terhadap barang-barang
tersebut di tingkat produsen (masyarakat penghasil) yang
sebagian besar berada di wilayah pedesaan. Selain itu,
pengembangan infrastruktur perdagangan juga diarahkan
agar dapat memperlancar arus barang dari Kabupaten
Lamandau ke wilayah sekitarnya atau sebaliknya.
10. Pengembangan lembaga Usaha Kecil, Menengah dan
Koperasi diarahkan pada penyediaan barang dan jasa
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga produk-
produk yang dihasilkan mudah terserap oleh pasar. Untuk
meningkatkan daya saing hasil produksi UKM dan Koperasi
perlu peningkatan kompetensi melalui peningkatan
produktivitas dan kapabilitas para pelaku usaha UKM dan
Koperasi. Penguatan dan pelatihan kewirausahaan serta
pengembangan IPTEK, khususnya Teknologi Tepat Guna,
juga diperlukan untuk mendorong agar UKM dan Koperasi
dapat berkembang dan bersaing dengan perusahaan besar.
11. Pengembangan Usaha Mikro diarahkan untuk memperkuat
Kelompok Usaha Ekonomi Produktif (KUEP) yang ada dalam
masyarakat sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pendapatan keluarga/masyarakat serta sebagai
pendorong pengembangan ekonomi lokal.
4.1.4 Mewujudkan masyarakat Lamandau yang adil dan sejahtera
Pada dasarnya seluruh potensi kekayaan yang dimiliki
daerah Kabupaten Lamandau haruslah diarahkan untuk
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 11
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan seluruh
masyarakatnya bukan orang per orang atau kelompok tertentu
semata. Demikian pula pembangunan yang merata dan dapat
dinikmati oleh seluruh warga masyarakat tanpa kecuali akan
meningkatkan taraf kesejahteraan dan kualitas kehidupan
secara menyeluruh. Pada gilirannya ini akan menciptakan
situasi hubungan antar warga masyarakat dan pemerintah
menjadi lebih baik, partisipasi aktif dalam pembangunan akan
meningkat, menghilangkan kemiskinan, mengurangi gangguan
keamanan, serta menghapuskan potensi konflik sosial.
1. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum
diarahkan untuk menunjang pengembangan kegiatan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, ada kepastian
dan penegakan keadilan di tengah masyarakat.
2. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum
diarahkan untuk meningkatkan kontrol dan legitimasi
terhadap pemerintah dan praktek-praktek pemerintahannya.
3. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hukum
diarahkan untuk menciptakan kepastian hukum dan rasa
keadilan dalam berinteraksi sesama masyarakat.
4. Peningkatan partisipasi politik diarahkan untuk
memantapkan kelembagaan politik masyarakat dalam
berpartisipasi terhadap pelaksanaan pemerintahan, baik di
tingkat lokal, regional, maupun nasional.
5. Peningkatan partisipasi politik diarahkan untuk memperkuat
legitimasi politik dalam mewujudkan kestabilitan politik dan
keamanan di Kabupaten Lamandau.
6. Peningkatan partisipasi masyarakat diarahkan untuk
menciptakan iklim politik yang kondusif dan demokratis
dalam interaksi diantara sesama warga negara.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 12
7. Pembangunan hukum diarahkan untuk meningkatkan
kepastian hukum dan meningkatkan penegakan hukum (law
enforcement).
8. Peningkatan pembangunan hukum diarahkan untuk
memberikan jaminan keadilan terhadap seluruh masyarakat
Kabupaten Lamandau yang memiliki kedudukan yang sama
dihadapan hukum
9. Peningkatan pembangunan hukum diarahkan untuk
memberikan jaminan terhadap upaya-upaya pemberantasan
korupsi, kolusi dan nepotisme.
10. Pembangunan pangan diarahkan untuk mewujudkan
swasembada pangan melalui pembangunan pertanian
tanaman pangan dengan mengubah pola ladang berpindah
menjadi pertanian dengan ladang tetap yang didukung
sarana prasarana irigasi teknis yang memadai.
11. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat
dilakukan melalui pemberdayaan usaha mikro sebagai
upaya pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat,
terutama pada kelompok masyarakat yang berpendapatan
rendah, yang dilakukan melalui: peningkatan kapasitas
usaha, peningkatan keterampilan pengelolaan usaha,
peningkatan kemampuan akses pengelola usaha mikro.
12. Peningkatan perlindungan terhadap kelompok masyarakat
yang kurang beruntung dilakukan melalui penguatan
lembaga jaminan sosial yang didukung pendanaan yang
memadai serta dukungan peraturan perundangan.
13. Kebijakan pembangunan wilayah diarahkan pada
pengembangan wilayah terpencil agar dapat tumbuh dan
berkembang lebih cepat untuk mengejar ketertinggalannya
dengan wilayah-wilayah lain. Pendekatan pengembangan
wilayah terpencil dilakukan dengan memperkuat keterkaitan
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 13
aktivitas ekonomi dengan wilayah-wilayah pertumbuhan
dalam satu sistem wilayah pengembangan ekonomi.
14. Pembangunan wilayah-wilayah strategis dan wilayah
pertumbuhan diarahkan untuk mendorong
berkembangannya wilayah-wilayah terpencil disekitarnya
dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang
sinergis dan terintegrasi. Penekanan pembangunan antar
wilayah diarahkan pada keterkaitan mata rantai aktivitas
ekonomi antar wilayah sehingga dapat memperlancar
kegiatan produksi, distribusi serta pemasaran hasil-hasil
produksi.
15. Pembangunan dan pengembangan wilayah strategis dan
cepat tumbuh diarahkan kepada terwujudnya pusat-pusat
pertumbuhan bagi kawasan di sekitarnya. Dalam waktu
bersamaan dapat direduksi persoalan psikologis bagi
wilayah yang merasa terpencil dan kurang diperhatikan.
Mendorong masyarakat tetap memiliki semangat untuk
bekerja keras membangun dirinya dan lingkungan
sekitarnya.
16. Peningkatan keterkaitan aktivitas ekonomi di wilayah
perkotaan dengan aktivitas ekonomi di wilayah pedesaan
untuk menciptakan hubungan yang sinergis antara wilayah
pedesaan dan perkotaan, sehingga perkembangan ekonomi
di perkotaan menjadi pasar potensial bagi pemasaran hasil
produksi wilayah pedesaan.
17. Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat,
khususnya masyarakat yang kurang beruntung dilakukan
program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan
kapasitas dan kapabilitas (pemberdayaan manusia),
pemberian bantuan modal usaha (pemberdayaan usaha),
serta pengembangan sarana-prasarana ekonomi
(pemberdayaan lingkungan).
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 14
18. Pembangunan wilayah harus difokuskan kepada
kepentingan masyarakat baik dalam proses perumusan,
pelaksanaan, maupun orientasi hasilnya. Keberpihakan
pemerintah terhadap kepentingan masyarakat harus tetap
ditingkatkan dalam upaya pengembangan dan
pembangunan wilayah. Konflik-konflik yang muncul akibat
pembangunan atau pengembangan sebuah kawasan harus
dicarikan jalan keluar dengan arif bijaksana dengan
mengacu pada kepentingan masyarakat.
19. Pengembangan struktur perekonomian diarahkan untuk
memperkuat sektor pertanian dalam arti luas sebagai motor
penggerak roda perekonomian dengan dukungan sektor
industri manufaktur yang efisien, berdaya saing dan ramah
lingkungan.
20. Pembangunan industri diarahkan untuk mendukung
pengembangan perekonomian Kabupaten Lamandau
dengan basis ekonomi pada sektor pertanian dalam arti luas.
Pengembangan industri dititik beratkan pada agro industri,
yakni jenis-jenis industri yang dapat mengolah hasil-hasil
pertanian menjadi barang jadi atau setengah jadi untuk
meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian.
21. Kebijakan investasi diarahkan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang menitikberatkan sektor
pertanian dan sektor industri pengolah hasil pertanian
sebagai basis utama perekonomian di Kabupaten
Lamandau. Pemerintah sebagai fasilitator, regulator
sekaligus katalisator berperan menciptakan iklim investasi
yang kondusif untuk menarik minat investor dalam
menanamkan modalnya di Kabupaten Lamandau.
22. Peningkatan daya saing hasil-hasil produksi pertanian dan
komoditas sektor primer lainnya baik di tingkat pasar lokal,
nasional maupun internasional dilakukan melalui efisiensi
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 15
dan modernisasisi sarana produksi pertanian dan sektor
primer lainnya.
23. Peningkatan efisiensi dan modernisasi sektor pertanian
melibatkan partisipasi aktif para petani dan pelaku utama
sektor primer lainnya. Pengembangan SDM petani dan
pelaku usaha sektor primer dilakukan untuk meningkatkan
produktifitas dan kualitas hasil produksi dan kemampuan
untuk melakukan akses bagi para petani. Peningkatan
kualitas SDM petani pelaku sektor primer lainnya didukung
dengan revitalisasi kelembagaan pada tingkat operasional.
24. Pengembangan koperasi diarahkan untuk mendorong
aktivitas ekonomi pada berbagai sektor, sehingga dapat
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
25. Peningkatan pendapatan keluarga diarahkan melalui
pemberdayaan kaum perempuan, pengembangan kegiatan
usaha berskala rumah tangga yang sebagian besar dimotori
oleh kaum perempuan (Ibu rumah tangga).
26. Pengembangan usaha skala mikro diarahkan untuk
peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat
berpendapatan rendah.
27. Penguatan lembaga kelompok usaha ekonomi produktif
(KUEP) dalam masyarakat diarahkan sebagai pendorong
ekonomi lokal.
28. Penyediaan lapangan usaha bidang pertanian diarahkan
pada pengembangan agroindustri yang bersifat padat karya
(labour intensive) sehingga dapat membuka banyak
kesempatan kerja baru.
29. Pengembangan agroindustri di wilayah pedesaan perlu
didukung pengembangan jaringan infrastruktur penunjang
kegiatan produksi dikawasan pedesaan dengan wilayah
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 16
perkotaan terdekat untuk menciptakan keterkaitan fisik,
sosial dan ekonomi antara wilayah pedesaan dan perkotaan,
serta meningkatkan kemudahan akses masyarakat
pedesaan terhadap informasi, pasar, teknologi, lembaga
keuangan serta permodalan.
30. Peningkatkan kemampuan masyarakat pedesaan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam
diarahkan melalui peningkatan kapasitas sumber daya
manusia pedesaan, sehingga produktivitas sektor pertanian
yang yang menjadi motor penggerak roda perekonomian di
wilayah pedesaan meningkat.
4.1.5 Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih (good
governance and clean government)
Terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih
(good governance and clean government) adalah kondisi yang
sangat didambakan sejak lama, sebab dengan tata
pemerintahan yang baik dan bersih maka akan dapat dikikis
budaya korupsi, penyalahgunaan jabatan, ekonomi biaya tinggi,
dan stigma birokrasi yang lamban dan berbelit.
1. Pembangunan aparatur pemerintah daerah yang profesional
dan bertanggung jawab diarahkan melalui reformasi birokrasi
yang meliputi aspek struktural dan kultural. Aspek struktural
menekankan desain birokrasi yang mengedepankan prinsip
kaya fungsi ramping struktur sehingga bisa tercipta postur
birokrasi yang lincah, efisien, efektif, terampil, dan tanggap.
Pembangunan aspek kultural dari birokrasi menekankan
perubahan pola perilaku para pejabat dan pegawai dari
mental minta dilayani menjadi melayani, mengubah tradisi
praktik KKN dalam rekruitmen menjadi merit system,
penempatan pegawai dan pejabat pada pos atau jabatan
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 17
atas dasar keahlian dan keterampilan bukan suka atau tidak
suka (like or dislike).
2. Peningkatan layanan birokrasi yang mudah, murah dan
berkualitas akan diarahkan pada membangun iklim
partisipasi masyarakat yang makin meningkat serta iklim
investasi swasta yang akan menanamkan modalnya di
Kabupaten Lamandau.
3. Peningkatan peran civil society diarahkan kepada
pembentukan kemandirian dan kedewasaan masyarakat
serta pembentukan masyarakat madani yang kuat dalam
bidang ekonomi dan pendidikan. Di samping itu, peningkatan
peran masyarakat diarahkan pada penataan fungsi-fungsi
yang positif dari pranata-pranata kemasyarakatan, lembaga
adat dan partai politik untuk membangun kemandirian
masyarakat dalam mengelola berbagai potensi konflik sosial
yang dapat merusak serta memberdayakan berbagai potensi
positif masyarakat bagi pembangunan. Upaya untuk
mendorong perwujudan masyarakat sipil yang kuat perlu
juga memperhatikan pengaruh pasar dalam kehidupan sosial
politik nasional agar tidak terjadi ekses-ekses negatif dan
kesenjangan sosial yang merugikan kehidupan masyarakat.
4. Penataan proses politik yang diarahkan pada
pengalokasian/representasi kekuasaan diwujudkan dengan
cara (a) meningkatkan secara terus-menerus kualitas proses
dan mekanisme seleksi publik yang lebih terbuka bagi para
pejabat politik dan publik serta (b) mewujudkan komitmen
politik yang tegas terhadap pentingnya kebebasan media
massa serta keleluasaan berserikat, berkumpul dan
berpendapat setiap warga masyarakat berdasarkan aspirasi
masing-masing.
5. Pengembangan budaya politik yang diarahkan pada
penanaman nilai-nilai demokratis diupayakan melalui (a)
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 18
penciptaan kesadaran budaya dan penanaman nilai-nilai
politik demokratis terutama penghormatan nilai-nilai HAM,
nilai-nilai persamaan, anti kekerasan, serta nilai-nilai
toleransi melalui berbagai wacana dan media serta (b) upaya
mewujudkan berbagai wacana dialog bagi peningkatan
kesadaran mengenai pentingnya memelihara persatuan.
6. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang
ditekankan pada pencerdasan masyarakat dalam kehidupan
politik dilakukan dengan a) memfungsikan perangkat
komunikasi massa baik yang dimiliki masyarakat maupun
pemerintah dan mengisinya dengan berbagai informasi yang
bermanfaat bagi kemajuan daerah. b) mendorong
munculnya media massa modern baik cetak maupun
elektronik agar masyarakat memiliki lebih banyak informasi
alternatif sehingga masyarakat memiliki wacana yang makin
kaya yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan masing-
masing individu. c) mendorong dan memanfaatkan teknologi
informasi yang terus dikembangkan baik oleh pemerintah
maupun pihak swasta yang terus ekspansif menyediakan
berbagai jasa informasi yang beragam.
7. Pembangunan hukum diarahkan pada makin terwujudnya
sistem hukum nasional yang mantap bersumber pada
Pancasila dan Undang Undang Dasar RI 1945 yang
mencakup pembangunan materi hukum, struktur hukum
termasuk aparat hukum, sarana dan prasarana hukum,
perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran dan
budaya hukum yang tinggi dalam rangka mewujudkan
Lamandau yang maju berdasar hukum serta penciptaan
kehidupan masyarakat yang adil dan demokratis.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 19
4.1.6 Mewujudkan Kabupaten Lamandau yang asri dan lestari
Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan
modal utama pembangunan bagi Kabupaten Lamandau.
Sumber daya alam yang lestari akan menjamin tersedianya
sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan.
Lingkungan hidup yang asri akan meningkatkan kualitas hidup
penduduknya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Kabupaten
Lamandau yang adil, makmur dan sejahtera berbasis budaya
maka sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dikelola
secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan.
1. Pendayagunaan sumber daya alam yang terbarukan
(renewable), harus diarahkan kepada pemanfaatan secara
rasional, optimal, efisien dan bertanggung jawab. Hasil atau
pendapatan yang berasal dari pemanfaatan sumber daya
alam terbarukan diinvestasikan kembali guna
menumbuhkembangkan upaya pemulihan, rehabilitasi dan
pencadangan untuk kepentingan generasi sekarang maupun
generasi mendatang.
Pengelolaan sumber daya alam tidak terbarukan, seperti
bahan tambang, mineral dan sumber daya energi diarahkan
untuk tidak dikonsumsi secara langsung, melainkan
diperlukan sebagai masukan, baik bahan baku maupun
bahan bakar, untuk proses produksi yang dapat
menghasilkan nilai tambah yang optimal. Selain itu, sumber
daya alam tak terbarukan pemanfaatannya harus seefisien
mungkin dan menerapkan strategi memperbesar cadangan
dan diarahkan untuk mendukung proses produksi di dalam
negeri.
Pemanfaatan sumber daya energi yang tidak terbarukan,
seperti minyak dan gas bumi, terutama diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan energi yang terjangkau masyarakat.
Seperti industri petrokimia, industri pupuk dalam mendukung
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 20
sektor pertanian. Keluarannya (output) diarahkan untuk
dapat dijadikan sebagai modal kumulatif. Hasil atau
pendapatan yang diperoleh dari kelompok sumber daya
alam tersebut diarahkan untuk percepatan pertumbuhan
ekonomi dengan diinvestasikan pada sektor – sektor lain
yang produktif, juga untuk upaya reklamasi, konservasi dan
untuk memperkuat pendanaan dalam pencarian sumber –
sumber energi alternatif yang menjadi jembatan dari energi
fosil ke yang terbarukan, seperti energi yang memanfaatkan
nuklir dan panas bumi dan atau bahan subtitusi yang
terbarukan dan atau bahan subtitusi seperti biomassa,
biogas, mikrohidro, energi matahari, arus laut, panas bumi
(geothermal), dan tenaga angin yang ramah lingkungan.
Pengembangan sumber – sumber energi alternatif itu
disesuaikan dengan kondisi masyarakat dengan tetap
mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Di samping itu
pengembangan energi juga mempertimbangkan harga
energi yang memperhitungkan biaya produksi,
menginternalisasikan biaya lingkungan, serta
mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat.
Dengan demikian pengembangan energi terus diarahkan
kepada keragaman energi dan konservasi energi dengan
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
2. Penyediaan energi diarahkan untuk menjamin energi dalam
waktu yang terukur antara tingkat ketersediaan sumber –
sumber energi dan tingkat kebutuhan masyarakat.
Perkembangan Kabupaten Lamandau terutama di sektor
ekonomi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
penggunaan energi yang harus disediakan dengan seefisien
mungkin oleh pemerintah dan secara perlahan harus bisa
melibatkan masyarakat dalam penyediaannya.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 21
3. Pengelolaan sumber daya air diarahkan untuk menjamin
keberlanjutan daya dukungnya sebagai alat transportasi,
pemenuhan kebutuhan irigasi, kebutuhan hidup sehari-hari
dengan menjaga kelestarian fungsi daerah tangkapan air
dan keberadaan air tanah, mewujudkan keseimbangan
antara pasokan dan kebutuhan melalui pendekatan demand
management yang ditujukan untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi penggunaan dan konsumsi air dan pendekatan
supply management yang ditujukan untuk meningkatkan
kapasitas dan keandalan pasokan air, serta memperkokoh
kelembagaan sumber daya air untuk meningkatkan
keterpaduan dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
4. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
dilakukan dengan menerapkan prinsip–prinsip pembangunan
yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang.
Pembangunan ekonomi diarahkan pada pemanfaatan jasa
lingkungan yang ramah lingkungan sehingga tidak
mempercepat terjadinya degradasi dan pencemaran
lingkungan. Pemulihan dan rehabilitasi kondisi lingkungan
hidup diprioritaskan pada upaya peningkatan daya dukung
lingkungan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
5. Kebijakan pengeloaan sumber daya alam perlu didukung
oleh peningkatan kelembagaan pengelola sumber daya alam
dan lingkungan hidup, penegakan hukum lingkungan yang
adil dan tegas serta sistem politik yang kredibel dalam
mengendalikan konflik, peningkatan sumber daya manusia
yang berkualitas, perluasan penerapan etika lingkungan,
serta perkembangan asimilasi sosial budaya yang semakin
mantap sehingga lingkungan dapat memberikan
kenyamanan dan keindahan dalam kehidupan. Selanjutnya,
cara pandang terhadap lingkungan hidup yang berwawasan
etika lingkungan perlu didorong melalui internalisasi ke
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 22
dalam kegiatan produksi dan konsumsi, dengan cara
menanamkan nilai dan etika lingkungan dalam kehidupan
sehari–hari termasuk proses pembelajaran sosial, serta
pendidikan formal pada semua tingkatan.
6. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencintai
lingkungan hidup diarahkan terutama bagi generasi muda
sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas
dan peduli terhadap isu sumber daya alam dan lingkungan
hidup. Dengan demikian, pada masa yang akan datang
mereka mampu berperan sebagai penggerak bagi
penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dalam
kehidupan sehari – hari.
4.2 TAHAPAN DAN SKALA PRIORITAS
Untuk mencapai sasaran pokok sebagaimana dimaksud di
atas, pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan
skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam rencana
pembangunan jangka menengah (RPJM). Tahapan dan skala
prioritas yang ditetapkan mencerminkan tingkat urgensi masalah
yang hendak ditangani, namun bukan berarti mengabaikan
permasalahan yang lain. Oleh karena itu tekanan skala prioritas
dalam setiap tahapan dapat berbeda, tetapi semua itu tetap
berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka
mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005 – 2025
dijelaskan bahwa kurun waktu RPJP Daerah harus sesuai dengan
kurun waktu RPJP Nasional. Periodisasi RPJM Daerah tidak harus
sesuai dengan RPJM Nasional karena sesuai Undang-Undang harus
menyesuaikan dengan Pemilihan Kepala Daerah yang waktunya
tidak selalu sama dengan Pemilihan Presiden. Mengingat masa
Jabatan Bupati Lamandau sekarang berakhir pada pertengahan
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 23
Tahun 2008, maka pentahapan RPJP Daerah Kabupaten Lamandau
ke dalam RPJM Daerah adalah sebagai berikut:
4.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ke–1
(2005 – 2008)
Secara substantif, prioritas program pembangunan yang
dilakukan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke 1
sama dengan prioritas program yang termuat dalam Rencana
Strategis Pemerintah Kabupaten Lamandau. Karena Rencana
Strategis Kabupaten Lamandau saat ini, telah disusun dan
dilaksanakan sejak tahun 2004 dan berakhir pada Tahun 2008.
4.2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ke–2
(2009 – 2013)
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Tahap ke 2 diarahkan untuk menata kembali dan membangun
Kabupaten Lamandau di segala bidang yang ditujukan untuk
menciptakan Lamandau yang maju, mandiri dan sejahtera berbasis
budaya.
Kabupaten Lamandau menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
regional yang ditandai dengan tersedianya sarana dan prasarana
perkotaan yang memadai, tersedianya sarana transportasi dan
komunikasi yang terintegrasi antara Kabupaten Lamandau dengan
wilayah sekitarnya. Termasuk di dalamnya melengkapi infrastruktur
kota Nanga Bulik sebagai ikon ibukota modern Kabupaten
Lamandau, mulai dari sarana transportasi jalan, gedung perkantoran,
pusat perdagangan, lembaga ekonomi, pusat layanan masyarakat,
hingga fasilitas umum/publik.
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Lamandau yang
ditandai dengan meningkatnya pemerataan pembangunan di seluruh
kawasan Kabupaten Lamandau dan berkurangnya kesenjangan
kemajuan dan kesejahteraan sosial antarwilayah dan
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 24
antarmasyarakat. Juga tersedianya lapangan kerja sehingga dapat
mengurangi jumlah pengangguran.
Masyarakat Lamandau yang asri dan lestari ditandai dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Bersamaan dengan itu dilaksanakan juga peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang ditandai dengan terciptanya pemerataan
akses masyarakat terhadap layanan pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas. Peningkatan layanan pendidikan yang mendukung
tuntasnya program pendidikan dasar dan lanjutan. Peningkatan
layanan kesehatan guna mendukung peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
4.2.3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ke–3
(2014 – 2018)
RPJM ke-3 dutujukan untuk lebih memantapkan penataan
kembali Kabupaten Lamandau di segala bidang dengan menekankan
kepada percepatan pembangunan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia.
Kabupaten Lamandau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
regional makin kelihatan wujudnya dengan tersedianya sarana dan
prasarana transportasi dan komunikasi. Ketersediaan dan pasokan
energi yang efektif dan efisien sudah dapat dijangkau oleh sebagian
besar lapisan masyarakat.
Kondisi itu sejalan dengan meningkatnya kemampuan dan
kemandirian masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya. Selanjutnya kesejahteraan masyarakat terus meningkat
ditunjukkan dengan makin meningkatnya produktivitas dan
pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Lamandau secara
nyata terutama melalui pengembangan usaha kecil menengah dan
mikro. Kesadaran hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
juga meningkat.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 25
Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup makin berkembang dengan terwujudnya fungsi tata
guna lahan. Kesadaran masyarakat makin meningkat sehingga
memungkinkan keanekaragaman sumber daya alam terpelihara
dengan baik guna mendukung pembangunan di Kabupaten
Lamandau yang berkelanjutan. Perkembangan ini terjadi juga berkat
adanya kesadaran masyarakat dalam menjaga pelestarian sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
Kualitas sumber daya manusia terus membaik dengan naiknya
tingkat pendidikan masyarakat yang didukung dengan sistem
pendidikan yang lebih bermutu, bermakna, dan kontekstual dengan
karakteristik daerah, derajat kesehatan juga meningkat karena
didukung layanan kesehatan yang makin terjangkau dan merata,
serta pertumbuhan penduduk yang seimbang dan terkendali. Telah
berkembang kesadaran menjalankan budaya hidup bersih dan sehat
serta berani meninggalkan tradisi dan kebiasaan lama yang
merugikan kesehatan.
Sejalan itu ketaatan masyarakat dalam menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing mulai
muncul dan berkembang. Ketaatan ini berdampak positif kepada
toleransi dalam kehidupan beragama antarumat beragama, serta
terpeliharanya nilai-nilai kearifan lokal.
Profesionalisme aparatur pemerintahan daerah di Kabupaten
Lamandau meningkat ditandai dengan meningkatnya layanan
birokrasi yang murah dan berkualitas.
4.2.4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ke–4
(2018 – 2023)
RPJM ke-4 ditujukan untuk lebih memantapkan
pembangunan Kabupaten Lamandau di secara menyeluruh dan
terpadu dengan menekankan kepada percepatan, pemerataan
pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 26
Seiring dengan kemajuan ibukota Kabupaten Lamandau
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional, pusat-pusat
pertumbuhan di ibukota kecamatan juga turut berkembang sebagai
kawasan penyangga dengan sarana ekonomi, transportasi,
komunikasi, energi, pendidikan dan kesehatan yang memadai.
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan semakin mantap
yang diwujudkan dengan kuatnya struktur ekonomi daerah yang
berbasis pada sektor pertanian yang didukung oleh sektor industri
manufaktur handal yang meningkatkan nilai tambah komoditas
pertanian.
Sumber daya alam dan lingkungan hidup makin lestari
sehingga sangat mendukung pembangunan di Kabupaten Lamandau
yang berwawasan lingkungan.
Kesejahteraan masyarakat terus membaik tercermin dari
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Perkembangan
ini juga didorong oleh menguatnya pertumbuhan ekonomi yang
bermutu serta meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Kualitas sumber daya manusia bertambah baik
ditandai berkembangnya budaya produktif dan mandiri, berdaya
saing tinggi, memiliki karakter kuat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kebenaran dan kebijakan lama namun terbuka dengan kemajuan
zaman.
Selanjutnya pembangunan hukum dan politik terus membaik
ditandai dengan meningkatnya kesadaran hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, berperannya hukum yang mampu
menjamin kepastian dan rasa keadilan, meningkatnya partisipasi
politik dalam mewujudkan stabilitas politik dan keamanan di
Kabupaten Lamandau.
Bersamaan dengan perkembangan di atas, peran serta
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, pemuka masyarakat,
dan partai politik dalam proses pembangunan juga meningkat.
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 27
4.2.5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ke–5
(2024 – 2028)
RPJM ke-5 ditujukan untuk mewujudkan Lamandau yang
maju, mandiri, dan sejahtera berbasis budaya melalui percepatan,
pemerataan pembangunan di segala bidang, pengelolaan sumber
daya alam secara bijaksana dan terkendali, serta memacu
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sinkronisasi pembangunan antar ibukota Kabupaten
Lamandau dengan kota-kota pertumbuhan di sekitarnya sebagai
penyangga senantiasa dilaksanakan sehingga Kabupaten
Lamandau menjadi pusat pertumbuhan ekonomi regional.
Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat ditunjukkan
oleh makin tinggi dan meratanya tingkat pendapatan masyarakat,
mantapnya kualitas sumber daya manusia ditandai dengan
meningkat dan meratanya akses dan kualitas pendidikan,
peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,
peningkatan peran wanita dan perlindungan terhadap anak,
kesetaraan gender, dan terkendalinya pertumbuhan jumlah
penduduk. Sejalan dengan kemajuan tersebut diharapkan
masyarakat Lamandau memiliki kepribadian kuat, mandiri, berbudi
luhur, serta taat menjalankan ajaran agama/kepercayaan masing-
masing, tumbuh kesetiakawanan, dan kesadaran saling
menenggang dan menghormati antarkelompok masyarakat.
Struktur ekonomi bertambah kuat ditandai dengan daya
saing perekonomian yang kompetitif. Struktur ekonomi berbasis
pertanian semakin terpadu dengan sektor industri, eksplorasi
sumber daya alam, dan sektor jasa. Guna memantapkan
pembangunan yang berkelanjutan, keanekaragaman hayati dan
potensi sumber daya alam terus terpelihara dan dimanfaatkan
secara bijaksana untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
Lamandau dan sebagai modal pembangunan di masa yang akan
RPJPD Kabupaten Lamandau
IV - 28
datang. Partisipasi masyarakat dalam proses-proses pembangunan
telah membudaya serta kehidupan demokratis berkembang di
berbagai bidang kehidupan.
Keterkaitan antara dokumen perencanaan pembangunan
RPJPD Kabupaten Lamandau dengan RPJMD ke 5 khususnya di
tahun 2026 hingga tahun 2028 akan terakomodasi di dalam
Perencanaan RPJPD Kabupaten Lamandau di masa berikutnya
yang memiliki proyeksi waktu pelaksanaan tahun 2026-2045.
RPJPD Kabupaten Lamandau V - 1
BAB V PENUTUP
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Lamandau Tahun 2005 – 2025 ini merupakan dokumen penting dan
strategis sebab berisi visi, misi, dan arah pembangunan, serta tahapan
dan skala prioritas yang menjadi pedoman bagi pemerintah dan
masyarakat Lamandau dalam menyelenggarakan pembangunan 20 tahun
ke depan.
RPJPD ini juga menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah dalam
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) lima
tahunan dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RPJP adalah
sebuah dokumen perencanaan yang membutuhkan tindak lanjut
pelaksanaan dan evaluasi agar terealisasi. Oleh karena itu agar visi
menjadikan Kabupaten Lamandau yang maju, mandiri, dan sejahtera
berbasis budaya dapat terwujud menjadi kenyataan maka RPJPD perlu
dilaksanakan dengan komitmen tinggi, konsisten, dan terpadu. Komitmen
dari Kepala Daerah yang kuat dan demokratis, serta konsistensi terhadap
kebijakan yang sudah disepakati bersama. Di samping itu juga perlu
didukung partisipasi aktif masyarakat dan dunia usaha. Dengan demikian
adanya RPJPD ini maka penyelenggaraan pembangunan Kabupaten
Lamandau akan lebih terarah, efektif, dan dapat dipertanggung jawabkan
secara substansial dan legal formal.
Nanga Bulik, 12 Januari 2009
BUPATI LAMANDAU,
Ir. MARUKAN