daftar isi - djppr.kemenkeu.go.id...daftar isi bagian 9 hibah luar negeri 52. nilai komitmen hibah...
TRANSCRIPT
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Daftar Isi
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Executive Summary (1)
Executive Summary (2)
Executive Summary (3)
Dasar Hukum
Bagian 1
Pemantauan dan Evaluasi Pinjaman dan Hibah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011
2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008
3. Pemantauan (1)
4. Pemantauan (2)
5. Evaluasi (1)
6. Evaluasi (2)
7. Evaluasi (3)
Bagian 2
Pemantauan dan Evaluasi Project Based Sukuk (PBS)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2011
9. Pemantauan
10. Evaluasi (1)
11. Evaluasi (2)
12. Evaluasi (3)
Bagian 3
Lingkup Pemantauan Proyek
13. Outstanding Utang Pemerintah
14. Komposisi Outstanding Utang Pemerintah
15. Lingkup Pemantauan (1)
16. Lingkup Pemantauan (2)
17. Komposisi Pinjaman Luar Negeri
18. Komposisi Pinjaman Dalam Negeri
19. Komposisi Hibah Luar Negeri
20. Komposisi Hibah Dalam Negeri
21. Komposisi Surat Berharga Negara
22. Nilai Komitmen Pembiayaan Proyek
Bagian 4
Analisis Pembiayaan
23. Analisis Pinjaman Luar Negeri (1)
24. Analisis Pinjaman Luar Negeri (2)
25. Analisis Pinjaman Dalam Negeri
26. Analisis Hibah
27. Analisis Project Based Sukuk (PBS)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Daftar Isi
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 5
Permasalahan, Solusi, dan Mitigasi
28. Permasalahan Pinjaman
29. Solusi dan Mitigasi Pinjaman (1)
30. Solusi dan Mitigasi Pinjaman (2)
31. Solusi dan Mitigasi Pinjaman (3)
32. Permasalahan Hibah
33. Solusi dan Mitigasi Hibah
34. Permasalahan Project Based Sukuk (PBS)
35. Solusi dan Mitigasi PBS
Bagian 6
Capaian Luar Biasa
36. Capaian (1)
37. Capaian (2)
38. Capaian (3)
39. Capaian (4)
Bagian 7
Pinjaman Luar Negeri
40. Nilai komitmen Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan
Lender
41. Nilai komitmen Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan
Lender (Grafik)
42. Nilai komitmen Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan
Kementerian/Lembaga
43. Nilai komitmen Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan
Kementerian/Lembaga (Grafik)
44. Kinerja PLN Berdasarkan Progress Variant
45. Kinerja PLN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)
Bagian 8
Pinjaman Dalam Negeri
46. Nilai komitmen Pinjaman Dalam Negeri Berdasarkan
Lender
47. Nilai komitmen Pinjaman Dalam Negeri Berdasarkan
Lender (Grafik)
48. Nilai komitmen Pinjaman Dalam Negeri Berdasarkan
Kementerian/Lembaga
49. Nilai komitmen Pinjaman Dalam Negeri Berdasarkan
Kementerian/Lembaga (Grafik)
50. Kinerja PDN Berdasarkan Progress Variant
51. Kinerja PDN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Daftar Isi
Bagian 9
Hibah Luar Negeri
52. Nilai komitmen Hibah Luar Negeri Berdasarkan
Negara/Lembaga Donor
53. Nilai komitmen Hibah Luar Negeri Berdasarkan
Negara/Lembaga Donor (Grafik)
54. Nilai komitmen Hibah Luar Negeri Berdasarkan
Kementerian/Lembaga
55. Nilai komitmen Hibah Luar Negeri Berdasarkan
Kementerian/Lembaga (Grafik)
56. Kinerja HLN Berdasarkan Progress Variant
57. Kinerja HLN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)
Bagian 10
Hibah Dalam Negeri
58. Nilai komitmen Hibah Dalam Negeri Berdasarkan
Lembaga Donor
59. Nilai komitmen Hibah Dalam Negeri Berdasarkan
Lembaga Donor (Grafik)
60. Nilai komitmen Hibah Dalam Negeri Berdasarkan
Kementerian/Lembaga
61. Nilai komitmen Hibah Dalam Negeri Berdasarkan
Kementerian/Lembaga (Grafik)
62. Kinerja HDN Berdasarkan Progress Variant
63. Kinerja HDN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)
Bagian 11
Project Based Sukuk (PBS)
64. Realisasi Project Financing Sukuk T.A. 2013-2017
65. Nilai Komitmen PBS Tahun 2018
66. Pembiayaan Project Based Sukuk Tahun 2018
67. Kinerja PBS Tahun 2018
68. Kinerja PBS Tahun 2018 (Grafik)
Lampiran 1 Pinjaman
Lampiran 2 Hibah
Lampiran 3 Project Based Sukuk (PBS)
Executive Summary (1)
Untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan yang dibiayai melalui
pinjaman/hibah/ PBS, dilakukan pemantauan dan penyusunan laporan sesuai dengan Pasal
77 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan
Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, Pasal 26 ayat 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam
Negeri Oleh Pemerintah, serta Pasal 21 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
2011 tentang Pembiayaan Proyek Melalui Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.
Laporan ini ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai realisasi penyerapan
kegiatan yang dibiayai pinjaman/hibah/PBS selama satu triwulan berjalan, memberikan
informasi mengenai status pelaksanaan kegiatan, mengidentifikasi permasalahan,
sehingga dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk
mengatasi permasalahan proyek/kegiatan tersebut.
Hasil pemantauan terhadap pinjaman (dalam negeri dan luar negeri) sampai dengan
triwulan III tahun 2018 berdasarkan perhitungan progress variant yaitu terdapat 16,91%
pinjaman dengan kategori at risk, 65,22% pinjaman berkategori behind schedule, dan
17,87% pinjaman berkategori on and ahead schedule.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Executive Summary (2)
Sedangkan hibah yang masuk dalam kategori at risk triwulan ini sebanyak 66,28%,
hibah yang masuk kategori behind schedule sebesar 33,21%, dan hibah berkategori on and
ahead schedule hanya 0,51%.
Sementara itu, nilai total realisasi PBS sampai dengan triwulan III tahun 2018 sebesar
9.773,59 miliar rupiah dari nilai total pagu DIPA sebesar 24.607,92 miliar rupiah atau baru
sekitar 39,66%.
Kinerja penyerapan yang diukur dari persentase realisasi pinjaman/hibah
dibandingkan dengan nilai komitmen pinjaman/hibah yang berstatus aktif pada triwulan
ketiga tahun 2018 ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan periode triwulan
pertama dan kedua tahun 2018. Jumlah pinjaman yang berstatus at risk juga sedikit
meningkat dari 11 persen dari total pinjaman aktif di triwulan pertama 2018 menjadi 17
persen di triwulan ketiga 2018. Hal ini terutama disebabkan periode penarikan pinjaman
yang semakin mendekati akhir namun realisasi penyerapannya lambat. Lain halnya dengan
kinerja penyerapan pinjaman/hibah, tren kinerja penyerapan proyek PBS semakin
meningkat setiap triwulan. Persentase penyerapan proyek PBS meningkat dari 7 persen di
triwulan pertama menjadi 40 persen di akhir triwulan ketiga tahun 2018.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Executive Summary (3)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Beberapa kendala pada saat pelaksanaan kegiatan antara lain kesiapan pelaksanaan
proyek, kendala dalam pembebasan lahan, proses pengadaan/lelang yang lama, serta
kurangnya koordinasi antara pelaksana proyek di daerah dengan instansi kementerian di
pusat. Proses pengadaan/lelang yang terlalu lama menjadi faktor utama yang
menyebabkan keterlambatan penyerapan pinjaman/hibah.
Pembelajaran yang dapat dipetik dari permasalahan ini ialah diperlukan penilaian
kesiapan pelaksanaan proyek sedini mungkin baik dalam hal persiapan pelaksanaan
(readiness criteria) maupun hal teknis seperti pembebasan lahan untuk mengurangi
keterlambatan pelaksanaan proyek. Langkah terobosan dalam proses pengadaan/lelang
misalnya dengan mempersiapkan tahap-tahap lelang/pengadaan sejak awal tahun
anggaran dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan kegiatan.
Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman/hibah/PBS
dapat ditingkatkan dengan melakukan perbaikan terhadap pengelolaan
pinjaman/hibah/PBS baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun penerapan
rekomendasi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan.
Dengan demikian, pengelolaan pinjaman/hibah/PBS akan semakin baik dan hasilnya
memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.
Dasar Hukum
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah
PP Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan
Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah
PP Nomor 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek Melalui Penerbitan
Surat Berharga Syariah Negara
PMK Nomor 224/PMK.08/2011 tentang Tata Cara Pemantauan dan
Evaluasi atas Pinjaman dan Hibah kepada Pemerintah
PMK Nomor 180/PMK.08/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 224/PMK.08/2011 tentang Tata Cara Pemantauan dan
Evaluasi atas Pinjaman dan Hibah kepada Pemerintah
PMK Nomor 120/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pemantauan, Evaluasi,
dan Pelaporan Pembiayaan Proyek/Kegiatan melalui Penerbitan Surat
Berharga Syariah Negara
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 1
Pemantauan dan Evaluasi
Pinjaman dan Hibah
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Pasal 76
Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati/Walikota atau Direksi BUMN,
selaku pelaksana kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan/atau
Hibah, masing-masing harus menyampaikan laporan triwulanan kepada Menteri
dan Menteri Perencanaan paling sedikit mengenai :
a. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
b. Kemajuan fisik kegiatan;
c. Realisasi penyerapan;
d. Permasalahan dalam pelaksanaan; dan
e. Rencana tindak lanjut penyelesaian masalah.
Pasal 77
(1) Menteri melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan triwulanan
mengenai realisasi penyerapan Pinjaman Luar Negeri dan/atau Hibah Luar
Negeri dan aspek keuangan lainnya.
(2) Menteri Perencanaan melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
triwulanan mengenai kinerja pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari
Pinjaman Luar Negeri dan/atau Hibah Luar Negeri.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Pasal 26
(1) Kementerian Negara/Lembaga harus menyampaikan laporan
mengenai realisasi penyerapan PDN dan kemajuan fisik kegiatan
kepada Menteri dan Menteri Perencanaan setiap triwulan.
(2) Penerima Penerusan PDN harus menyampaikan laporan mengenai
realisasi penyerapan PDN dan kemajuan fisik kegiatan secara berkala
sesuai dengan Naskah Perjanjian Penerusan PDN kepada Menteri dan
Menteri Perencanaan.
(3) Menteri dan Menteri Perencanaan melakukan pemantauan dan
evaluasi setiap triwulan atas realisasi penyerapan PDN dan Penerusan
PDN
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Pemantauan (1)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PMK Nomor 224/PMK.08/2011 Ruang Lingkup Pemantauan:
a. Disbursement plan atas perjanjian Pinjaman dan/atau Hibah yang masih
berstatus aktif dan perjanjian Pinjaman dan/atau Hibah baru dalam
rangka memenuhi kebutuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) berjalan;
b. Pemenuhan condition precedents of effectiveness Pinjaman dan/atau
Hibah termasuk persyaratan biaya Pinjaman dan realisasi
pembayarannya;
c. Amandemen perjanjian Pinjaman dan/atau Hibah;
d. Restrukturisasi Pinjaman termasuk rescheduling, prepayment, debt swap
dan skema restrukturisasi lainnya;
e. Rencana penarikan dana Pinjaman dan/atau Hibah yang dialokasikan
dalam DIPA tahun berjalan;
f. Realisasi pencairan dana Pinjaman dan/atau Hibah yang ditunjukkan di
dalam dokumen SP2D, WA, SP3, Nodis dan dokumen sejenis lainnya; dan
g. Realisasi pencairan dana dari pemberi Pinjaman dan/atau Hibah yang
tercermin dalam NOD atau dokumen sejenis lainnya.Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Pemantauan (2)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PMK Nomor 224/PMK.08/2011
Sumber Data:
a. Basis data Debt Management and Financial Analysis System
(DMFAS);
b. Laporan triwulanan yang diterima dari K/L, Pemda, dan BUMN
selaku Executing Agency;
c. Hasil rapat berkala dan ad hoc dengan K/L, Pemda dan BUMN
selaku Executing Agency;
d. Dokumen atau sumber-sumber lain yang relevan.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Evaluasi (1)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PMK Nomor 224/PMK.08/2011
Pengujian konsistensi data perencanaan anggaran dan realisasi:
a. Membandingkan antara rencana penarikan dana dengan alokasi
dana dalam DIPA;
b. Membandingkan antara alokasi Pinjaman dan/atau Hibah dalam
DIPA dengan realisasi pencairan dana Pinjaman dan/atau Hibah
berupa SP2D, WA, Nodis, dan SP3;
c. Membandingkan antara WA serta SP3 dari KPPN Khusus dengan
realisasi NOD atau dokumen lain yang dipersamakan dari pemberi
Pinjaman dan/atau Hibah; dan
d. Mengukur atau membandingkan antara capaian pelaksanaan
kegiatan yang sedang berjalan dengan menggunakan teknik
perhitungan PV.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Evaluasi (2)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PMK Nomor 224/PMK.08/2011
Progress Variant (PV) merupakan perbandingan antara persentase
penarikan (disbursement ratio) dengan persentase waktu terpakai
(elapsed time ratio)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Disbursement Ratio =Akumulasi Disbursement
X 100%Nilai Pinjaman
Elapsed Time Ratio =Elapsed Time Ratio
X 100%Availability Period
Progress Variant =Disbursement Ratio
X 100%Elapsed Time Ratio
Evaluasi (3)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PMK Nomor 224/PMK.08/2011
Kategori PV (ada penarikan):
Kategori PV (belum ada penarikan):
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PV ≥ 1
(on and above schedule)
Realisasi penarikan Pinjaman dan/atau Hibah telah sesuai
atau lebih cepat dari jadwal yang direncanakan
0,3 < PV < 1
(behind schedule)
Realisasi penarikan Pinjaman dan/atau Hibah lebih lambat
dari jadwal yang direncanakan
PV ≤ 0,3
(at risk)
Realisasi penarikan Pinjaman dan/atau Hibah mengalami
keterlambatan yang akut sehingga berisiko memunculkan
biaya tambahan yang harus ditanggung APBN
behind schedule ETR ≤ 70% dari Availability Period
at risk ETR > 70% dari Availability Period
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 2
Pemantauan dan Evaluasi
Project Based Sukuk (PBS)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2011
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Pasal 20
(1) Pemrakarsa Proyek menyampaikan laporan mengenai perkembangan
pelaksanaan proyek kepada Menteri dan Menteri Perencanaan yang
mencakup paling sedikit :
a. perkembangan pencapaian pelaksanaan fisik proyek; dan
b. Perkembangan realisasi penyerapan anggaran.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan pada
setiap akhir triwulan, sampai dengan saat berakhirnya pelaksanaan
proyek.
Pasal 21
(1) Menteri melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan mengenai
realisasi penyerapan serta aspek keuangan lainnya.
(2) Menteri Perencanaan melakukan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan mengenai kinerja pelaksanaan proyek.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Pemantauan
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PMK Nomor 120/PMK.08/2016
Pemantauan Realisasi Penyerapan Dana:
a. Berdasarkan pada laporan hasil pemantauan dan evaluasi oleh
Pemrakarsa Proyek.
b. Berpedoman pada Rencana Penarikan Dana (RPD).
c. Dilakukan dengan membandingkan antara RPD dengan realisasi
penyerapan dana.
d. Melibatkan unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan
dan Kementerian Perencanaan/Bappenas apabila diperlukan.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Evaluasi (1)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PMK Nomor 120/PMK.08/2016
DJPPR menyusun hasil evaluasi penyerapan dana proyek
Penyusunan hasil evaluasi dapat menggunakan dokumen yang
bersumber, antara lain dari :
a. Data realisasi dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara, Direktorat
Jenderal Perbendaharaan;
b. Laporan hasil pemantauan dan evaluasi dari Pemrakarsa Proyek;
dan/atau
c. Hasil rapat antara DJPPR dengan Pemrakarsa Proyek dan pihak
terkait lainnya.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Evaluasi (2)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PMK Nomor 120/PMK.08/2016
Nilai Gap Anggaran merupakan persentase kesenjangan antara
realisasi dengan rencana penarikan dana
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Selisih Nilai Kinerja Anggaran = Nilai Target (%) – Nilai Realisasi Anggaran (%)
Nilai Gap Anggaran =Selisih Nilai Kinerja Anggaran
X 100%Nilai Target
Evaluasi (3)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
PMK Nomor 120/PMK.08/2016
Kriteria Nilai Gap Anggaran:
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Gap < 25%
(baik)
Realisasi penyerapan dana proyek telah sesuai atau lebih
cepat dari jadwal yang direncanakan
25% ≤ Gap ≤ 75%
(kurang)
Realisasi penyerapan dana proyek lebih lambat dari jadwal
yang direncanakan
Gap > 75%
(rendah)
Realisasi penyerapan dana proyek sangat lambat dari jadwal
yang direncanakan
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 3
Lingkup Pemantauan Proyek
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Outstanding Utang Pemerintah
Nominal berdasarkan Kurs 30 September 2018
Miliar USD Triliun IDR
Pinjaman 56,09 837,35 19,41%
Pinjaman Luar Negeri 55,73 832,02 19,28%
Pinjaman Dalam Negeri 0,36 5,33 0,12%
Surat Berharga Negara 232,92 3.477,22 80,59%
Surat Utang Negara 191,60 2.860,34 66,30%
Surat Berharga Syariah Negara 41,32 616,87 14,30%
Total 289,01 4.314,56 100,00%
INSTRUMENTNOMINAL
%
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Komposisi Outstanding Utang Pemerintah
Kurs 30 September 2018
19,28%
0,12%
66,30%
14,30%
Pinjaman Luar Negeri
Pinjaman Dalam Negeri
Surat Utang Negara
Surat Berharga Syariah Negara
Lingkup Pemantauan (1)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Pinjaman dan Hibah
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen : Pemerintah menandatangani perjanjian Pinjaman dan
Hibah (nilai komitmen) dengan Lender/Donor dalam
rangka membiayai proyek untuk jangka waktu tertentu.
Penarikan dana Pinjaman dan Hibah dilakukan
berdasarkan progres pelaksanaan pekerjaan sesuai
kontrak pengadaan barang dan jasa selama masa
penarikan.
Outstanding Utang : Pemerintah melakukan pembayaran kembali kepada
Lender atas dana Pinjaman yang telah ditarik.
Outstanding utang merupakan kewajiban pemerintah
yang masih harus dibayar kepada Lender.
Lingkup
Pemantauan
: Pemantauan dilaksanakan terhadap Pinjaman dan Hibah
yang masih berstatus active dengan batas waktu
penarikan sampai dengan periode pelaporan.
Lingkup Pemantauan (2)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Project Based Sukuk
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen : Pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SUN dan
SBSN/Sukuk) untuk menutup defisit APBN. Sebagian dari
penerbitan SBSN/Sukuk digunakan untuk membiayai
proyek (nilai komitmen) melalui mekanisme Rekening
Khusus. Pengisian Rekening Khusus dilakukan sesuai
Rencana Penarikan Dana (RPD) yang disampaikan oleh
Pemrakarsa Proyek. Pembiayaan proyek ini bersifat
tahunan.
Outstanding Utang : Atas penerbitan Surat Berharga Negara, Pemerintah
mempunyai kewajiban untuk melunasi utang kepada
investor pada saat jatuh tempo.
Lingkup
Pemantauan
: Pemantauan dilaksanakan terhadap pembiayaan
1.Kontrak tahun jamak yang belum selesai s.d tahun 2018
2.Kontrak tahun tunggal tahun 2017 yang diperpanjang 90
hari kalender
3.Kontrak tahun tunggal dan tahun jamak tahun 2018
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
*) Berstatus active dan efektif
**) Berstatus active, efektif dan closing date telah melewati periode pelaporan 30 September 2018
Triliun Rupiah
Komposisi Pinjaman Luar Negeri
STATUS COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED REPAYMENT OUTSTANDING
ACTIVE 368,76 191,99 176,77 10,16 181,83
ACTIVE on going*) 260,93 97,23 163,70 3,05 94,18
ACTIVE exceed DDL **) 62,71 52,63 10,08 7,11 45,52
Financing of Programs 45,12 42,14 2,99 - 42,14
Not Effective - - - - -
FULLY DISBURSED 1.230,08 1.229,96 0,12 592,72 637,24
FULLY PAID 1.705,36 1.705,36 0,00 1.692,42 12,95
TOTAL 3.304,20 3.127,31 176,89 2.295,29 832,02
260,93 62,71 45,12
0,00
1.230,08
1.705,36
ACTIVE on going*)
ACTIVE exceed DDL **)
Financing of Programs
Not Effective
FULLY DISBURSED
FULLY PAID
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
*) Berstatus active dan efektif
**) Berstatus active, efektif dan closing date telah melewati periode pelaporan 30 September 2018
Triliun Rupiah
Komposisi Pinjaman Dalam Negeri
STATUS COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED REPAYMENT OUTSTANDING
ACTIVE 6,34 2,93 3,41 0,15 2,78
ACTIVE on going*) 4,39 1,13 3,26 0,00 1,13
ACTIVE exceed DDL**) 1,95 1,80 0,15 0,15 1,65
FULLY DISBURSED 4,42 4,42 0,00 1,87 2,55
TOTAL 10,76 7,35 3,41 2,02 5,33
4,39
1,95
4,42
ACTIVE on going*) ACTIVE exceed DDL**) FULLY DISBURSED
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
*) Berstatus active dan efektif
**) Berstatus active, efektif dan closing date telah melewati periode pelaporan 30 September 2018
Triliun Rupiah
Komposisi Hibah Luar Negeri
STATUS COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
ACTIVE 120,63 41,82 78,81
ACTIVE on going*) 33,88 8,75 25,14
ACTIVE exceed DDL**) 86,75 33,07 53,68
CLOSED 50,30 16,02 34,27
FULLY DISBURSED 23,67 13,35 10,32
Total 194,59 71,19 123,41
33,88
86,75
50,30
23,67
ACTIVE on going*)
ACTIVE exceed DDL**)
CLOSED
FULLY DISBURSED
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Komposisi Hibah Dalam Negeri
*) Berstatus active dan efektif
**) Berstatus active, efektif dan closing date telah melewati periode pelaporan 30 September 2018
Triliun Rupiah
STATUS COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
ACTIVE 44,51 3,51 40,99
ACTIVE on going*) 17,20 0,33 16,88
ACTIVE exceed DDL**) 27,30 3,19 24,11
CLOSED 0,04 0,00 0,04
FULLY DISBURSED 7,30 7,23 0,07
Total 51,84 10,74 41,10
17,20
27,30
0,04
7,30
ACTIVE on going*)
ACTIVE exceed DDL**)
CLOSED
FULLY DISBURSED
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Komposisi Surat Berharga Negara
Tidak Termasuk SBN yang sudah jatuh tempo
posisi per 30 September 2018
Triliun Rupiah
INSTRUMEN OUTSTANDING
Surat Utang Negara 2.860,34
Surat Berharga Syariah Negara 616,87
Project Based SUKUK (PBS) 24,61
SBSN Non PBS 592,27
Total 3.477,22
82,26%
0,71%17,03%
Surat Utang Negara
Project Based SUKUK (PBS)
SBSN Non PBS
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen Pembiayaan Proyek
Nilai Komitmen Kurs 30 September 2018
Miliar USD Triliun IDR
Pinjaman 17,77 265,33
Pinjaman Luar Negeri 17,48 260,93
Pinjaman Dalam Negeri 0,29 4,39
Hibah 3,42 51,09
Hibah Luar Negeri 2,27 33,88
Hibah Dalam Negeri 1,15 17,20
Project Based Sukuk 1,65 24,61
Project Based Sukuk 1,65 24,61
Grand Total 22,84 341,02
InstrumenAmount
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen Pembiayaan Proyek
Kurs 30 September 2018
76,51%
1,29%9,94%
5,05%
7,22%
Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Dalam Negeri Hibah Luar Negeri Hibah Dalam Negeri Project Based Sukuk
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 4
Analisis Pembiayaan
Analisis Pinjaman Luar Negeri (1)
Pembiayaan melalui pinjaman semakin menurun seiring dengan meningkatnya
instrumen Surat Berharga Negara sebagai sumber utama pembiayaan APBN. Pada
dasarnya, prinsip utama utang yang berasal dari pinjaman baik pinjaman dalam
negeri maupun pinjaman luar negeri ialah tidak disertai ikatan politis dan tidak
memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan negara.
Selain digunakan untuk pembiayaan defisit, pinjaman luar negeri digunakan
untuk membiayai kegiatan prioritas Kementerian/Lembaga, mengelola portofolio
utang dan dapat juga diteruspinjamkan/diterushibahkan kepada pemda/BUMN/
BUMD.
Bila dibandingkan dengan instrumen pembiayaan lainnya, pinjaman luar negeri
terutama yang berasal dari official creditor (ODA/concessional) memiliki masa
pinjaman (maturity) yang relatif lebih lama, tingkat bunga yang lebih rendah, dan
tidak terbatas hanya untuk membiayai kegiatan/proyek tapi dapat juga digunakan
untuk pembiayaan program. Akan tetapi, karena menggunakan valuta asing,
pinjaman luar negeri memiliki risiko selisih kurs. Disamping itu proses penarikan
pinjaman luar negeri pun harus mendapat persetujuan terlebih dulu dari lender.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Analisis Pinjaman Luar Negeri (2)
Klasifikasi pinjaman luar negeri menurut international best practices dibagi
berdasarkan lender category, creditor types, dan credit terms.
Klasifikasi menurut lender category dibagi menjadi official creditor dan private
creditor. Creditor type mengklasifikasikan pinjaman luar negeri menjadi pinjaman dari
creditor bilateral, multilateral, commercial bank, suppliers/company, dan bond
holders. Sedangkan klasifikasi menurut credit terms membagi pinjaman luar negeri
menjadi pinjaman lunak dan komersial (ODA/Non-ODA untuk bilateral, dan
concessional/non-concessional untuk multilateral) serta pinjaman komersial
(market/commercial terms).
Pinjaman luar negeri menggunakan mata uang asing sehingga sangat dipengaruhi oleh
kurs valuta asing. Beberapa contoh valuta asing yang digunakan antara lain USD, EUR,
Arab Currency Unit (ACU), JPY, dan KRW.
Lender Category Creditor Type Credit Terms
ODA (lunak)
Non-ODA (komers ia l )
Concess ional (lunak)
Non-Concess ional (komers ia l )
Commercia l Bank/Other Financia l Insti tution
Suppl iers/Companies/Non-Bank
Bond Holders
Officia l Creditors
Private Creditors Commercia l/Market Terms
Bi latera l
Multi latera l
Sumber : Perdirjen Pengelolaan Utang Nomor PER-04/PU/2009 tentang Klasifikasi Pinjaman Luar Negeri
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Analisis Pinjaman Dalam Negeri
Pinjaman dalam negeri digunakan untuk kegiatan tertentu kementerian/lembaga
dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur
serta untuk membiayai kegiatan pemda/BUMN/BUMD dalam rangka pembangunan
infrastruktur untuk pelayanan umum dan kegiatan investasi yang menghasilkan
penerimaan.
Saat ini, pinjaman dalam negeri hanya dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan, dan baru terbatas pada pengadaan Alutsista TNI dan Alut Polri. Selain itu,
berbeda dengan pinjaman luar negeri yang bervariasi tingkat biaya pinjamannya
(tergantung jenisnya), pinjaman dalam negeri bersifat komersial (pengenaan tingkat
bunganya berdasarkan JIBOR) namun tanpa tambahan biaya lainnya seperti
management/insurance/commitment fee (included). Selain itu, karena
menggunakan mata uang dalam negeri, pinjaman dalam negeri tidak terpengaruh
oleh risiko selisih kurs.
Sesuai dengan aturan perundangan, pinjaman dalam negeri bisa berasal dari
Badan Usaha Milik Negara, Pemerintah Daerah dan Perusahaan Daerah. Sampai
dengan tahun 2018, pemberi pinjaman dalam negeri terdiri dari 6 BUMN/BUMD yaitu
Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Jabar dan Banten, Bank DKI, serta Bank Jateng.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Analisis Hibah
Dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penerimaan
hibah merupakan salah satu komponen dalam pendapatan Negara. Menurut
sumbernya, hibah dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Sementara
menurut jenisnya, hibah dibedakan menjadi hibah terencana dan hibah langsung.
Bentuk hibah dapat berupa uang tunai, uang untuk membiayai kegiatan,
barang/jasa, serta surat berharga.
Hibah merupakan penerimaan yang tidak perlu dibayar kembali. Namun
demikian, hibah yang diterima oleh pemerintah harus memenuhi kriteria antara lain
tidak disertai ikatan politik dan tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu
stabilitas keamanan Negara. Hibah yang diterima juga harus dapat mendukung tugas
dan fungsi kementerian/lembaga penerima hibah, atau dapat juga digunakan untuk
mendukung penanggulangan bencana/keadaan darurat.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Analisis Project Based Sukuk (PBS)
Seiring dengan peningkatan kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) menjadi salah satu
alternatif sumber pembiayaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2008 tentang SBSN. Pembiayaan Proyek melalui penerbitan SBSN dilakukan
untuk pembangunan infrastruktur, penyediaan pelayanan umum, pemberdayaan
industri dalam negeri, dan/atau pembangunan lain sesuai dengan kebijakan strategis
pemerintah. Proyek yang dibiayai juga harus sesuai dengan prinsip syariah.
Pembiayaan melalui PBS dimulai sejak tahun 2013 dan nilainya semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Nilai PBS di tahun 2013 hanya sebesar 800 miliar
rupiah, dan meningkat menjadi sebesar 24,6 triliun rupiah di tahun 2018.
Kementerian/Lembaga yang menggunakan dana PBS juga semakin bertambah. Pada
tahun 2018, terdapat 7 (tujuh) Kementerian/Lembaga yang menjadi pelaksana
proyek PBS.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 5
Permasalahan, Solusi, dan Mitigasi
Permasalahan Pinjaman
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Rendahnya penyerapan pinjaman disebabkan kendala yang terjadi baik pada saat
tahap perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan proyek/kegiatan. Permasalahan
tersebut antara lain:
1. Permasalahan pada tahap perencanaan antara lain meliputi pemenuhan
persyaratan dalam rangka pengefektifan pinjaman, kesiapan daerah pelaksana
kegiatan, dan proses penyusunan dokumen anggaran (DIPA).
2. Permasalahan dalam tahap pelaksanaan meliputi proses lelang pengadaan yang
cukup lama, kendala dalam proses perizinan oleh instansi terkait, pembebasan
lahan, keterlambatan penyampaian kelengkapan pencairan tagihan, kendala non-
teknis berupa cuaca, serta adanya tuntutan hukum/penyelesaian sengketa dengan
masyarakat di pengadilan.
Untuk menghindari keterlambatan pencairan dana pinjaman karena kendala
pemenuhan persyaratan efektif, verifikasi dan koordinasi tentang pre-project
activities termasuk supervisinya harus dilakukan dengan cermat, pemantauan
terhadap pemenuhan kriteria kesiapan kegiatan (readiness criteria) perlu dilakukan
sedini mungkin sebagaimana telah diamanatkan oleh PP 10 Tahun 2011. Penilaian
atas pemenuhan tersebut hendaknya diikuti verifikasi “on paper” dan “on the field”
dan terus menerus dilakukan supervisi sampai pinjaman dinyatakan efektif.
Perencanaan proyek dengan baik termasuk cost projection yang akurat dapat
mengurangi risiko revisi DIPA. Diseminasi informasi dan koordinasi yang efektif
dengan unit yang terkait terutama berkenaan dengan aturan dan prosedur pengajuan
ataupun perubahan anggaran dapat memperkecil kemungkinan terjadi masalah yang
berujung dengan rendahnya penyerapan.
Solusi dan Mitigasi Pinjaman (1)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Permasalahan dalam proses pengadaan barang dan jasa memberikan efek
terbesar bagi keterlambatan pelaksanaan dan juga penyerapan dana pinjaman. Hal
ini dapat diminimalkan misalnya melalui upaya penyusunan procurement plan secara
lebih cermat seraya mengidentifikasikan potensi permasalahan. Pemahaman yang
baik dan juga penerapan aturan pengadaan barang/jasa mutlak perlu untuk
menghindari permasalahan pengadaan seperti proses tender ulang akibat kekurang
lengkapan dokumen administrasi. Penunjukan procurement officer yang
bersertifikasi dapat juga diterapkan untuk mengurangi risiko keterlambatan di
tahapan ini. Upaya terobosan seperti penunjukan panitia lelang sebagai bagian dari
pemenuhan readiness criteria bisa dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi
permasalahan ini.
Permasalahan yang berkenaan dengan pencairan dana dapat dihindari salah
satunya dengan peningkatan pemahaman akan mekanisme dan persyaratan
pencairan yang ditetapkan oleh Lender. Upaya lain yang dapat ditempuh ialah
rekonsiliasi secara rutin antara pelaksana kegiatan di daerah dengan pihak pengelola
di pusat untuk mengumpulkan, mencocokkan dan melakukan verifikasi
dokumen/bukti pengeluaran guna mempercepat proses penagihan kepada lender.
Solusi dan Mitigasi Pinjaman (2)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Untuk mengurangi keterlambatan penyerapan pinjaman, beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk memitigasinya antara lain:
1.Pemantauan terhadap pemenuhan kriteria kesiapan kegiatan sampai dengan
efektif-nya pinjaman harus dilakukan sejak masa persiapan kegiatan, baik itu
melalui kegiatan verifikasi “on paper” maupun verifikasi “on the field” untuk
menjamin kegiatan yang dibiayai pinjaman benar-benar telah siap dilaksanakan.
2.Penyusunan procurement plan dilakukan dengan cermat sekaligus
mengidentifikasikan potensi permasalahan.
3.Penunjukan procurement officer yang bersertifikasi yang memahami peraturan
pengadaan dengan baik untuk mengurangi risiko keterlambatan.
4.Penunjukan panitia lelang sebagai bagian dari pemenuhan kesiapan pelaksanaan
kegiatan.
5.Peningkatan pemahaman akan mekanisme dan persyaratan pencairan yang
ditetapkan oleh Lender dan kegiatan rekonsiliasi secara terpadu antara pengelola
kegiatan di daerah dengan unit Kementerian/Lembaga pengelola kegiatan di pusat.
Solusi dan Mitigasi Pinjaman (3)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Permasalahan Hibah
Penyebab rendahnya kinerja hibah, antara lain:
1. Hibah yang diterima Kementerian/Lembaga bersifat donor driven sehingga Kementerian/
Lembaga tidak dapat membuat perencanaan yang jelas dan tepat, baik itu mengenai
rencana penarikan dana maupun realisasi penarikan atas hibah tersebut.
2. Kebijakan terkait pengelolaan hibah langsung. Hibah yang tidak direncanakan (off
budget) atau hibah langsung diterima Kementerian/Lembaga pada saat tahun anggaran
berjalan, realisasinya pun tidak dapat ditentukan dengan tepat karena tergantung dari
pemberi hibah. Di sisi lain, semua hibah harus segera dilaporkan kepada Kementerian
Keuangan cq. DJPPR. Hal ini menyebabkan nilai komitmen hibah meningkat namun
realisasinya sangat rendah sehingga hibah langsung menjadi penyumbang mayoritas hibah
yang berkategori at risk.
3. Otomasi perekaman data realisasi pendapatan dari Aplikasi SPAN ke Aplikasi DMFAS yang
belum berjalan lancar.
Beberapa contoh kasus terkait pelaksanaan hibah, antara lain :
- Hibah dari KOICA : Kementerian/Lembaga tidak dapat menerima barang hibah karena
tidak berfungsi (flexible gate pada Mesjid Istiqlal)
Permasalahan Hibah
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Solusi dan Mitigasi Hibah
Kementerian/Lembaga harus selektif dalam menerima hibah dari luar negeri.
Penilaian tentang layak atau tidaknya suatu hibah diterima harus dilakukan sedini
mungkin untuk menghindari hibah yang tidak terlalu mendesak atau bahkan bersifat
donor driven. Pada dasarnya hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat secara politis
dan tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan negara. Oleh
karena itu prinsip kehati-hatian dan selektif dalam menerima hibah harus dikedepankan.
Pembatasan lingkup pemantauan terhadap hibah yang direncanakan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan
hibah. Lingkup pemantauan terhadap pengelolaan hibah langsung terlalu luas karena
rendahnya tingkat kendali pada Kementerian Keuangan sebagai administrator hibah,
mengingat volume dan jumlah hibah langsung yang sangat banyak sehingga menyulitkan
proses pemantauan.
Pembentukan suatu tim/panitia seleksi dalam rangka penerimaan hibah pada setiap
Kementerian/Lembaga. Tim kerja tersebut bertugas untuk menilai kebutuhan hibah pada
unit kerja masing-masing serta studi kelayakan atas hibah yang akan diterima oleh
Kementerian/Lembaga terkait, sehingga Kementerian/Lembaga dapat menghindari
menerima hibah yang tidak terlalu mendesak atau bahkan bersifat donor driven.
Permasalahan Project Based Sukuk (PBS)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kendala yang memengaruhi pelaksanaan proyek dan berakibat pada rendahnya
realisasi penyerapan dana PBS antara lain :
1. Kendala yang dihadapi dalam tahap perencanaan terutama berupa lemahnya sisi
perencanaan Kementerian/Lembaga pada saat penyusunan Rencana Penarikan
Dana (RPD). Penyusunan RPD yang kurang akurat dapat berpengaruh pada saat
evaluasi kinerja pelaksanaan proyek PBS karena kurang dapat menggambarkan
kinerja Kementerian/ Lembaga yang sebenarnya.
2. Pada tahap pelaksanaan, kendala yang dihadapi umumnya berupa
keterlambatan proses lelang pengadaan sehingga memengaruhi jadwal
pelaksanaan fisik pekerjaan. Kendala non-teknis berupa cuaca/iklim juga dapat
menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan fisik proyek.
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kementerian/Lembaga pelaksana proyek PBS harus meningkatkan akurasi dan
konsistensi dalam penyusunan RPD. RPD yang tidak akurat akan menyulitkan pengukuran
kinerja PBS yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga, karena RPD merupakan alat
evaluasi yang utama dalam mengukur kinerja pelaksanaan proyek PBS.
Kementerian/Lembaga pelaksana proyek harus mempersiapkan proses lelang
pengadaan sedini mungkin untuk mengantisipasi keterlambatan penyelesaian pekerjaan
proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan mempersiapkan proses lelang di awal tahun
anggaran sehingga keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dapat diminimalkan.
Kementerian/Lembaga perlu meningkatkan koordinasi dengan kontraktor pelaksana
proyek untuk mengurangi risiko keterlambatan pelaksanaan kontrak pekerjaan
pembangunan fisik. Koordinasi terkait kelengkapan administrasi dalam rangka pengajuan
tagihan oleh kontraktor pelaksana harus lebih ditingkatkan sehingga tidak menghambat
realisasi penyerapan dana. Antisipasi terhadap kendala-kendala non-teknis seperti
kendala iklim/cuaca maupun geografis juga perlu dilakukan sehingga tidak menghambat
progres pekerjaan.
Peningkatan pemahaman Kementerian/Lembaga pelaksana proyek PBS mengenai
penyusunan RPD sebagai alat evaluasi yang utama dalam mengukur kinerja pelaksanaan
proyek PBS harus dilakukan seiring dengan persiapan proses lelang pengadaan sedini
mungkin bahkan sejak awal tahun anggaran untuk mengantisipasi keterlambatan
penyelesaian pekerjaan proyek.
Solusi dan Mitigasi PBS
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 6
Capaian Luar Biasa
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Capaian (1)
ASAHAN HYDROELECTRIC POWER PLANT CONSTRUCTION PROJECT
1) Proyek Asahan Hydroelectric Power Plant Construction Project (IP-532) merupakan
proyek pembangunan PLTA yang dibiayai melalui pinjaman dari JICA senilai JPY
27.642.000.000 dan ditandatangani pada 29 Maret 2006. Pelaksana proyek ialah PT.
PLN (Persero) Unit Pembangunan I, dengan lokasi di Kabupaten Asahan dan Toba
Samosir, Sumatera Utara.
2) Proyek ini mengalami keterlambatan yang sangat akut dengan realisasi penyerapan
keuangan proyek baru sebesar 4,18%. Hal ini terjadi karena kendala pembebasan
lahan PT Inalum yang berlarut-larut. Akibatnya, proyek yang seharusnya berakhir
pada 26 Juni 2017 saat ini diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2022.
3) Progres terakhir proyek ialah proses pembebasan lahan PT. Inalum secara prinsip
telah mendapat persetujuan Manajemen Inalum untuk digunakan oleh PLN, hanya
membutuhkan pembahasan detail perjanjian antara PLN dan PT. Inalum.
4) Dengan selesainya proses pembebasan lahan, saat ini proses tender ulang pekerjaan
utama pembangunan PLTA Asahan sedang dilakukan (re-bidding).
Refference Signed Closing Amount (JPY) Disbursed Undisbursed
IP-532 29-Mar-06 31-Dec-22 27.642.000.000 1.155.406.588 26.486.593.412
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
CONSTRUCTION OF JAKARTA MRT PHASE I
1) Proyek Construction of Jakarta MRT Phase I dibiayai pinjaman dari JICA sebesar JPY
125 milyar terdiri atas tiga pinjaman dengan masa penarikan sampai dengan tahun
2022. Pinjaman dari JICA tersebut diteruspinjamkan/diterushibahkan kepada
Pemprov DKI Jakarta dengan proporsi 49% (on granting) dan 51% (on lending).
2) Progres pekerjaan proyek MRT sudah mencapai >96%, total penyerapan pinjaman
(berdasarkan catatan Kementerian Keuangan) sebesar JPY 82 milyar, dan ditargetkan
mulai beroperasi pada bulan Maret 2019.
3) Negosiasi untuk pembiayaan proyek MRT Phase II (Stage I) sedang dilakukan dan
direncanakan senilai JPY 70 milyar.
Capaian (2)
RefferenceCreditor
NameName
Date
Signed
Closing
DateCurr Amount Undibursed
IP-536 JICA ES JAKARTA MRT SYSTEM PROJECT 28-Nov-06 31-Dec-14 JPY 1.550.354.185 0
IP-554 JICA CONSTRUCTION OF JKT MRT 1 31-Mar-09 28-Jul-19 JPY 48.150.000.000 96.948.494
IP-571 JICA CONSTRUCTION OF JKT MRT 2 04-Dec-15 31-Mar-22 JPY 75.218.000.000 42.646.840.375
124.918.354.185 42.743.788.869Total
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Capaian (3)
PROYEK PENGADAAN HELIKOPTER SUPER PUMA NAS-332
1) Proyek Pengadaan Helikopter Super Puma NAS-332 dibiayai pinjaman dalam negeri
dengan total senilai IDR 170.125.341.038,- dan diproduksi oleh PT. Dirgantara
Indonesia.
2) Pelaksanaan proyek pengadaan helikopter sudah selesai pada tahun 2017 dan
pinjaman telah diserap 100%. Karena menggunakan pembiayaan pinjaman dalam
negeri, tidak terdapat kendala berarti yang dialami sehingga pelaksanaan proyek
dapat diselesaikan secara tepat waktu.
Refference Creditor Name NameDate
Signed
Closing
DateCurr Amount Undibursed
Beneficiary
Name
CRO.KP/038/PTK
/12BANK MANDIRI
HELIKOPTER SUPER
PUMA NAS-33221-Mar-12 31-Dec-15 IDR 109.354.604.000 0 KEMHAN
1797/JKT-
COMM/PKS/20B J B
SUPER PUMA NAS-
332 VERSI C129-Jun-12 31-Aug-17 IDR 23.645.396.000 0 KEMHAN
4397/HT.01.04/
KRD/20BANK JATENG
SUPER PUMA NAS-
332 TNI AU03-Jun-14 30-Sep-17 IDR 37.125.341.038 0 KEMHAN
170.125.341.038 0Total
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Capaian (4)
PEMBANGUNAN JEMBATAN HOLTEKAMP – JAYAPURA
1) Proyek pembangunan jembatan holtekamp di Jayapura merupakan salah satu
proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dibiayai melalui
SBSN-PBS.
2) Realisasi penyerapan dana proyek sampai dengan triwulan III 2018 dalam kategori
baik atau telah sesuai dengan target yang direncanakan. Rencana Penarikan Dana
sebesar 37,75 milyar sampai dengan Triwulan III tahun 2018 telah diserap
seluruhnya.
3) Dalam pelaksanaan proyek tidak terdapat permasalahan yang cukup signifikan yang
dapat menghambat pelaksanaan proyek tersebut.
Pembangunan Jembatan Holtekamp Jayapura (dalamMilyar Rupiah)
Pagu
Dipa
Rencana
Penarikan Dana
s.d. Triwulan III
Penyerapan s.d.
Triwulan III
Selisih
Penyerapan% Target % Realisasi % Selisih % Nilai Gap Kinerja
89,40 37,75 37,75 (51,65) 42,22% 42,22% 0,00% 0,00% Baik
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 7
Pinjaman Luar Negeri
Nilai Komitmen PLN Berdasarkan Lender
Kementerian Keuangan – Republik IndonesiaKurs 30 September 2018
Juta USD
COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
1 JAPAN 5.650,97 1.686,83 3.964,14
2 I B R D 3.721,62 1.951,69 1.769,93
3 INTERNATIONAL ORGANIZATION 3.010,09 614,60 2.395,49
4 CHINA 1.469,11 587,92 881,19
5 REPUBLIC OF KOREA 1.111,50 941,93 169,57
6 FRANCE 588,07 217,71 370,35
7 AIIB 441,50 48,83 392,67
8 UNITED STATES OF AMERICA 403,55 117,74 285,81
9 SINGAPORE 226,54 89,43 137,11
10 NETHERLANDS 194,47 57,20 137,27
11 CZECHIA 130,47 130,47
12 NORWAY 101,66 79,38 22,28
13 HONG KONG 85,16 19,03 66,13
14 SPAIN 80,84 49,83 31,01
15 GERMANY 78,78 19,80 58,97
16 ITALY 77,50 77,50
17 HUNGARY 36,44 17,83 18,61
18 SAUDI ARABIA 35,00 11,31 23,69
19 AUSTRIA 22,29 1,67 20,63
20 CANADA 12,66 12,66
TOTAL 17.478,22 6.512,73 10.965,49
NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen PLN Berdasarkan Lender (Grafik)
Kurs 30 September 2018
Juta USD
JAPAN I B R D INT. ORG CHINA KOREA FRANCE AIIB USA SINGAPORE NETHERLANDS OTHERS
UNDISBURSED 3.964,14 1.769,93 2.395,49 881,19 169,57 370,35 392,67 285,81 137,11 137,27 461,95
DISBURSEMENT 1.686,83 1.951,69 614,60 587,92 941,93 217,71 48,83 117,74 89,43 57,20 198,85
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen PLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga
Kurs 30 September 2018
Juta USD
COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 5.889,40 1.553,23 4.336,17
2 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2.978,70 1.168,88 1.809,83
3 PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA 2.792,33 851,61 1.940,73
4 KEMENTERIAN PERTAHANAN 2.615,92 1.433,29 1.182,63
5 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 738,78 253,26 485,52
6 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 708,93 608,59 100,35
7 PT. PERTAMINA 537,43 309,82 227,61
8 PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR 400,00 400,00
9 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 250,43 51,29 199,14
10 KEMENTERIAN PERTANIAN 162,37 111,01 51,36
11 KEMENTERIAN AGAMA 123,75 1,82 121,93
12 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 62,29 26,05 36,25
13 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 57,75 51,49 6,26
14 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 55,91 55,53 0,38
15 BADAN PENGUSAHAAN BATAM 50,00 12,87 37,13
16 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 47,38 19,60 27,78
17 KEMENTERIAN KEUANGAN 4,60 3,43 1,17
18 KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN 2,24 0,95 1,29
TOTAL 17.478,22 6.512,73 10.965,49
NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen PLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga (Grafik)
Kurs 30 September 2018
Juta USD
KEMEN PUPR KEMENHUB PT. PLN KEMENHANKEMEN
RISTEKDIKTIKEMENDES
PDTTPT.
PERTAMINAPT. SMI POLRI KEMENTAN LAINNYA
UNDISBURSED 4.336,17 1.809,83 1.940,73 1.182,63 485,52 100,35 227,61 400,00 199,14 51,36 232,17
DISBURSEMENT 1.553,23 1.168,88 851,61 1.433,29 253,26 608,59 309,82 51,29 111,01 171,75
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja PLN Berdasarkan Progress Variant
ON
SCHEDULE
BEHIND
SCHEDULEAT RISK
1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 6 26 11 43
2 KEMENTERIAN PERTAHANAN 6 23 2 31
3 PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA 1 11 5 17
4 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 7 8 15
5 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 1 9 10
6 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2 6 8
7 PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR 3 3
8 PT. PERTAMINA 1 1 1 3
9 KEMENTERIAN PERTANIAN 1 1 1 3
10 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 1 1 2
11 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1 1
12 KEMENTERIAN KEUANGAN 1 1
13 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 1 1
14 KEMENTERIAN AGAMA 1 1
15 BADAN PENGUSAHAAN BATAM 1 1
16 KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN 1 1
17 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 1 1
18 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 1 1TOTAL 20 94 29 143
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA
KATEGORI PROGRESS VARIANTJUMLAH
PINJAMAN
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja PLN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)
KEMENPUPR
KEMENHAN POLRI PT.SMIKEMEN
RISTEKDIKTIKEMENHUB PT. SMI
PT.PERTAMINA
KEMENTANKEMENDES
PDTTLAINNYA
AT RISK 11 2 5 8 1 1 1
BEHIND SCHEDULE 26 23 11 7 9 6 3 1 1 1 6
ON SCHEDULE 6 6 1 1 2 1 1 1 1
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 8
Pinjaman Dalam Negeri
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen PDN Berdasarkan Lender
Miliar Rupiah
COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
1 BANK MANDIRI 2.461,72 95,73 2.366,00
2 PT. BNI (PERSERO) 1.931,35 1.034,95 896,40
TOTAL 4.393,07 1.130,67 3.262,40
NO LENDERAMOUNT
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen PDN Berdasarkan Lender (Grafik)
Miliar Rupiah
BANK MANDIRI PT. BNI (PERSERO)
UNDISBURSED 2.366,00 896,40
DISBURSEMENT 95,73 1.034,95
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen PDN Berdasarkan Kementerian/Lembaga
Miliar Rupiah
COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
1 KEMENTERIAN PERTAHANAN 3.065,91 716,24 2.349,67
2 KEPOLISIAN NEGARA RI 1.327,16 414,44 912,72
TOTAL 4.393,07 1.130,67 3.262,40
NO KEMENTERIAN/LEMBAGAAMOUNT
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen PDN Berdasarkan Kementerian/Lembaga (Grafik)
Miliar Rupiah
KEMENTERIAN PERTAHANAN KEPOLISIAN NEGARA RI
UNDISBURSED 2.349,67 912,72
DISBURSEMENT 716,24 414,44
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja PDN Berdasarkan Progress Variant
ON
SCHEDULE
BEHIND
SCHEDULEAT RISK
1 KEMENTERIAN PERTAHANAN 5 27 6 38
2 KEPOLISIAN NEGARA RI 12 14 26
TOTAL 17 41 6 64
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA
KATEGORI PROGRESS VARIANTJUMLAH
PINJAMAN
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja PDN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)
KEMENTERIAN PERTAHANAN KEPOLISIAN NEGARA RI
AT RISK 6
BEHIND SCHEDULE 27 14
ON SCHEDULE 5 12
-
5
10
15
20
25
30
35
40
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 9
Hibah Luar Negeri
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen HLN Berdasarkan Negara/Lembaga Donor
Juta USD
Kurs 30 September 2018
COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
1 INTERNATIONAL ORGANIZATION 944,75 287,99 656,76
2 AUSTRALIA 588,04 121,88 466,17
3 UNITED STATES OF AMERICA 236,36 0,09 236,27
4 I B R D 182,44 136,90 45,53
5 GERMANY 150,83 33,05 117,78
6 DENMARK 42,17 3,01 39,17
7 JAPAN 35,24 1,75 33,49
8 CANADA 27,19 27,19
9 A D B 20,80 20,80
10 SWITZERLAND 13,18 13,18
11 I F A D 8,70 1,26 7,44
12 NETHERLANDS 6,64 0,01 6,63
13 NEW ZEALAND 5,19 5,19
14 BELGIUM 3,50 3,50
15 REPUBLIC OF KOREA 2,82 2,82
16 PHILIPPINES 1,16 1,16
17 INDONESIA 0,33 0,33
18 MOROCCO 0,23 0,23
19 NORWAY 0,10 0,07 0,02
20 UNITED KINGDOM OF GREAT BRITAIN & NORTHERN IRELAND 0,02 0,00 0,02
TOTAL 2.269,71 586,02 1.683,69
NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen HLN Berdasarkan Negara/Lembaga Donor (Grafik)
Kurs 30 September 2018
Juta USD
INT. ORG AUSTRALIA USA I B R D GERMANY DENMARK JAPAN CANADA A D B SWITZERLAND OTHERS
UNDISBURSED 656,76 466,17 236,27 45,53 117,78 39,17 33,49 27,19 20,80 13,18 27,34
DISBURSEMENT 287,99 121,88 0,09 136,90 33,05 3,01 1,75 1,35
-
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1.000
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen HLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga
Juta USD
Kurs 30 September 2018
COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
1 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 645,55 40,76 604,79
2 KEMENTERIAN KESEHATAN 487,06 98,90 388,16
3 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 295,98 152,57 143,41
4 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 219,50 44,43 175,07
5 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 180,60 81,55 99,04
6 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 123,17 118,95 4,21
7 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 57,87 7,69 50,18
8 KEMENTERIAN PERTANIAN 53,80 17,78 36,02
9 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 38,80 9,05 29,75
10 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 28,86 8,44 20,42
11 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 28,21 28,21
12 KEMENTERIAN PERTAHANAN 22,08 22,08
13 MAHKAMAH AGUNG 13,42 2,09 11,33
14 KEMENTERIAN KEUANGAN 11,78 3,26 8,52
15 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 9,26 9,26
16 KEMENTERIAN PARIWISATA 9,18 9,18
17 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 7,05 7,05
18 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 6,12 0,01 6,12
19 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 4,69 4,69
20 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 4,59 4,59
21 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 4,14 4,14
22 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 4,08 4,08
23 KEMENTERIAN SOSIAL 3,70 0,12 3,58
24 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 2,33 0,01 2,32
25 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 2,15 0,12 2,03
26 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA 1,53 0,27 1,26
27 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 1,50 1,50
28 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 1,38 1,38
29 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 0,60 0,60
30 BADAN PUSAT STATISTIK 0,38 0,38
31 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 0,29 0,02 0,26
32 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 0,05 0,00 0,05
33 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL 0,02 0,02
TOTAL 2.269,71 586,02 1.683,69
NO KEMENTERIAN/LEMBAGAAMOUNT
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen HLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga (Grafik)
Kurs 30 September 2018
Juta USD
BAPPENAS KEMENKESKEMENDIKBUD
KLHKKEMENPUPR
KEMENDESPDTT
KEMENHUB KEMENTAN KKPKEMENSETNEG
LAINNYA
UNDISBURSED 604,79 388,16 143,41 175,07 99,04 4,21 50,18 36,02 29,75 20,42 132,63
DISBURSEMENT 40,76 98,90 152,57 44,43 81,55 118,95 7,69 17,78 9,05 8,44 5,89
-
100
200
300
400
500
600
700
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja HLN Berdasarkan Progress Variant
ON SCHEDULEBEHIND
SCHEDULEAT RISK
1 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 22 18 40
2 KEMENTERIAN KESEHATAN 27 5 32
3 KEMENTERIAN PERTANIAN 15 6 21
4 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 13 6 19
5 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 1 11 3 15
6 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 7 6 13
7 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 5 6 12
8 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 8 2 10
9 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 4 4
10 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1 2 3
11 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 1 2 3
12 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 3 3
13 KEMENTERIAN KEUANGAN 3 3
14 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 2 2
15 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 2 2
16 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2 2
17 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL 1 1
18 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 1 1
19 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA 1 1
20 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 1 1
21 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 1 1
22 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 1 1
23 BADAN PUSAT STATISTIK 1 1
24 KEMENTERIAN PERTAHANAN 1 1
25 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 1 1
26 KEMENTERIAN PARIWISATA 1 1
27 MAHKAMAH AGUNG 1 1
28 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 1 1
29 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 1 1
30 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 1 1
31 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 1 1
32 KEMENTERIAN SOSIAL 1 1
33 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 1 1
TOTAL 3 131 67 201
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA
KATEGORI PROGRESS VARIANTJUMLAH
HIBAH
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja HLN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)
KLHK KEMENKES KEMENTAN BAPPENAS BATAN KKP KEMEN PUPRKEMENDIKBUD
KEMEN ESDM KEMENHUB LAINNYA
AT RISK 18 5 6 6 3 6 6 2 2 13
BEHIND SCHEDULE 22 27 15 13 11 7 5 8 4 1 18
ON SCHEDULE 1 1 1
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 10
Hibah Dalam Negeri
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen HDN Berdasarkan Lembaga Donor
Miliar Rupiah
COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
1 PEMERINTAH DAERAH 17.019,01 325,16 16.693,85
2 OTHERS 142,56 142,56
3 CORPORATIONS 32,52 32,52
4 INDIVIDUALS 10,56 10,56
TOTAL 17.204,65 325,16 16.879,48
NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen HDN Berdasarkan Lembaga Donor (Grafik)
Miliar Rupiah
PEMERINTAH DAERAH OTHERS CORPORATIONS INDIVIDUALS
UNDISBURSED 16.693,85 142,56 32,52 10,56
DISBURSEMENT 325,16
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai komitmen HDN Berdasarkan Kementerian/Lembaga
Miliar Rupiah
COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED
1 KOMISI PEMILIHAN UMUM 9.983,20 307,86 9.675,34
2 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 2.505,05 7,00 2.498,05
3 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2.396,55 2,30 2.394,25
4 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1.114,82 1.114,82
5 KEMENTERIAN PERTAHANAN 464,76 464,76
6 KEMENTERIAN AGAMA 308,26 308,26
7 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 132,02 132,02
8 KEMENTERIAN SOSIAL 113,57 113,57
9 BADAN NARKOTIKA NASIONAL 68,03 68,03
10 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 52,91 8,00 44,91
11 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 27,40 27,40
12 KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 10,98 10,98
13 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 5,40 5,40
14 MAHKAMAH AGUNG 5,23 5,23
15 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 4,37 4,37
16 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 3,45 3,45
17 KEMENTERIAN KESEHATAN 2,56 2,56
18 LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 1,56 1,56
19 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 1,28 1,28
20 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 1,00 1,00
21 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 1,00 1,00
22 BADAN PUSAT STATISTIK 0,51 0,51
23 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 0,50 0,50
24 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 0,21 0,21
25 KEMENTERIAN KEUANGAN 0,02 0,02
TOTAL 17.204,65 325,16 16.879,48
NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai komitmen HDN Pada Kementerian/Lembaga (Grafik)
Miliar Rupiah
KPU BAWASLU POLRIKEMENPUPR
KEMENHAN KEMENAG BPN KEMENSOS BNNKEMEN
RISTEKDIKTILAINNYA
UNDISBURSED 9.675,34 2.498,05 2.394,25 1.114,82 464,76 308,26 132,02 113,57 68,03 44,91 65,47
DISBURSEMENT 307,86 7,00 2,30 8,00
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja Hibah HDN Berdasarkan Progress Variant
ON
SCHEDULE
BEHIND
SCHEDULEAT RISK
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 85 244 329
2 KEMENTERIAN PERTAHANAN 97 200 297
3 KOMISI PEMILIHAN UMUM 2 23 150 175
4 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 3 138 141
5 MAHKAMAH AGUNG 25 25 50
6 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 22 21 43
7 KEMENTERIAN AGAMA 24 16 40
8 BADAN NARKOTIKA NASIONAL 17 10 27
9 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 6 11 17
10 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2 7 4 13
11 KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 1 9 10
12 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 7 1 8
13 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 1 1 2
14 LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 1 1 2
15 KEMENTERIAN SOSIAL 1 1 2
16 BADAN PUSAT STATISTIK 1 1
17 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 1
18 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 1 1
19 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 1
20 KEMENTERIAN KEUANGAN 1 1
21 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 1 1
22 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 1
23 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 1 1
24 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 1 1
25 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 1 1
TOTAL 4 323 839 1166
NO KEMENTERIAN/LEMBAGAKATEGORI PROGRESS VARIANT
JUMLAH
HIBAH
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja Hibah HDN Berdasarkan Progress Variant (grafik)
POLRI KEMENHAN KPU BAWASLU MA BPN KEMENAG BNN KUMHAMKEMEN
RISTEKDIKTILAINNYA
AT RISK 244 200 150 138 25 21 16 10 11 4 20
BEHIND SCHEDULE 85 97 23 3 25 22 24 17 6 7 14
ON SCHEDULE 2 2
50
100
150
200
250
300
350
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Bagian 11
Project Based Sukuk (PBS)
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Realisasi Project Financing Sukuk
T.A. 2013 – 2017Miliar Rupiah
TAHUN KEMENTERIAN /LEMBAGA PAGU DIPA REALISASI %
2013KEMENHUB 800.00 777.80 97.20
TOTAL 800.00 777.80 97.20
2014
KEMENHUB 1,371.00 960.49 70.11
KEMENAG 200.00 195.94 97.97
TOTAL 1,571.00 1,156.43 73.61
2015
KEMENHUB 2,924.50 1,010.81 34.56
KEMENAG 675.33 512.42 75.88
KEMEN PUPR 3,535.80 3,327.75 94.12
TOTAL 7,135.63 4,850.98 67.98
2016
KEMENHUB 4.983,00 2.458,83 49,34
KEMENAG 1.467,90 1.377,19 93,82
KEMEN PUPR 7.226,30 6.097.27 84,38
TOTAL 13.677,20 9.929,36 72,60
2017
KEMENHUB 9,750.76 8,098.69 83.06
KEMENAG 1,861.59 1,658.34 89.08
KEMEN PUPR 8,548.90 7,269.30 85.03
TOTAL 20,161.25 17,026.33 84.45
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Nilai Komitmen PBS Tahun 2018
Miliar Rupiah
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMRAKARSA PROYEK PAGU DIPA NILAI BLOKIR NILAI DIPA REALISASI SISA DIPA
1 KEMENHUB DITJEN PERKERETAAPIAN 8.001,12 44,92 7.956,20 3.570,51 4.385,70
2 KEMENAG DITJEN BIMAS ISLAM 357,20 357,20 116,68 240,52
DITJEN PENDIDIKAN ISLAM 1.577,71 1.577,71 491,86 1.085,85
DITJEN PENYEL. HAJI DAN UMRAH 420,14 420,14 114,51 305,64
3 KEMEN LHK DITJEN KONSERVASI SDA DAN EKOSISTEM 51,40 51,40 22,73 28,67
4 KEMEN PUPR DITJEN BINA MARGA 8.351,26 8.351,26 2.082,13 6.269,13
DITJEN SUMBER DAYA AIR 5.364,46 5.364,46 3.185,73 2.178,73
5 KEMEN RISTEKDIKTI DITJEN SUMBER DAYA IPTEK DIKTI 314,63 314,63 109,88 204,76
6 LIPI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 120,00 120,00 62,06 57,94
7 BSN BADAN STANDARDISASI NASIONAL 50,00 50,00 17,52 32,48
24.607,93 44,92 24.563,01 9.773,59 14.789,42 TOTAL
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Pembiayaan Project Based Sukuk Tahun 2018
Miliar Rupiah
DITJENPERKERETAAPIAN
DITJEN BIMASISLAM
DITJENPENDIDIKAN
ISLAM
DITJEN PENYEL.HAJI DAN UMRAH
DITJENKONSERVASI SDADAN EKOSISTEM
DITJEN BINAMARGA
DITJEN SUMBERDAYA AIR
DITJEN SUMBERDAYA IPTEK DIKTI
LEMBAGA ILMUPENGETAHUAN
INDONESIA
BADANSTANDARDISASI
NASIONAL
SISA DIPA 4.385,70 240,52 1.085,85 305,64 28,67 6.269,13 2.178,73 204,76 57,94 32,48
REALISASI 3.570,51 116,68 491,86 114,51 22,73 2.082,13 3.185,73 109,88 62,06 17,52
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja PBS Tahun 2018
*N/A: 1. DIPA masih diblokir2. Tidak ada rencana penarikan sampai dengan triwulan berjalan
BAIK KURANG RENDAH N/A*
1 KEMENHUB DITJEN PERKERETAAPIAN 7 9 1 17
2 KEMENAG DITJEN BIMAS ISLAM 13 133 29 175
DITJEN PENDIDIKAN ISLAM 25 36 14 75
DITJEN PENYEL. HAJI DAN UMRAH 8 5 3 16
3 KEMEN LHK DITJEN KONSERVASI SDA DAN EKOSISTEM 2 3 5
4 KEMEN PUPR DITJEN BINA MARGA 45 19 64
DITJEN SUMBER DAYA AIR 38 31 2 71
5 KEMEN RISTEKDIKTI DITJEN SUMBER DAYA IPTEK DIKTI 1 1 2
6 LIPI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 1 1 2
7 BSN BADAN STANDARDISASI NASIONAL 1 1
140 219 50 19 428
NO KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMRAKARSA PROYEKKINERJA JUMLAH
SATKER
TOTAL
Kementerian Keuangan – Republik Indonesia
Kinerja PBS Tahun 2018 (Grafik)
DITJENPERKERETAAPIAN
DITJEN BIMASISLAM
DITJENPENDIDIKAN
ISLAM
DITJEN PENYEL.HAJI DAN UMRAH
DITJENKONSERVASI SDADAN EKOSISTEM
DITJEN BINAMARGA
DITJEN SUMBERDAYA AIR
DITJEN SUMBERDAYA IPTEK DIKTI
LEMBAGA ILMUPENGETAHUAN
INDONESIA
BADANSTANDARDISASI
NASIONAL
N/A* 19
RENDAH 1 29 14 3 2 1
KURANG 9 133 36 5 3 31 1 1
BAIK 7 13 25 8 2 45 38 1 1
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200