daftar isi contoh

94
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga saat ini masih menjadi problem utama di Indonesia. Sekalipun angka kematian DBD dapat ditekan hingga di bawah 1 per 100 orang penderita, namun jumlah dan sebaran kasusnya semakin meningkat. Tahun 2013 jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dengan area penyebaran hingga 498 Kabupaten/Kota. Peran serta masyarakat merupakan komponen utama dalam pengendalian DBD, mengingat vektor DBD nyamuk Aedes aegypti jentiknya ada di sekitar permukiman dan tempat istirahat nyamuk dewasa sebagian besar ada di dalam rumah. Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta dalam pelaksanaan PSN secara rutin seminggu sekali. PSN secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD. 1

Upload: rieke-varianti

Post on 28-Sep-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mudah dan praktis

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga saat ini masih menjadi problem utama di Indonesia. Sekalipun angka kematian DBD dapat ditekan hingga di bawah 1 per 100 orang penderita, namun jumlah dan sebaran kasusnya semakin meningkat. Tahun 2013 jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dengan area penyebaran hingga 498 Kabupaten/Kota.

Peran serta masyarakat merupakan komponen utama dalam pengendalian DBD, mengingat vektor DBD nyamuk Aedes aegypti jentiknya ada di sekitar permukiman dan tempat istirahat nyamuk dewasa sebagian besar ada di dalam rumah. Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta dalam pelaksanaan PSN secara rutin seminggu sekali. PSN secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD.

Hingga saat ini peran serta masyarakat dalam pelaksanaan PSN belum optimal, masih banyak masyarakat yang belum melakukan PSN secara rutin. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya peran masyarakat dalam PSN, di antaranya adalah kurang kampanye PSN.

Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah tersebar di semua wilayah Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan. Pemahaman PSN bagi anak sekolah berperan untuk menanamkan perilaku PSN pada usia sedini mungkin, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN.

Kasus DBD di Indonesia mempunyai kasus yang paling banyak terjadi, walaupun jumlah kasus DBD mengalami penurunan di daerah DKI Jakarta, dari 10.156 pada tahun 2013 menjadi 8.532 kasus DBD di tahun 2014.Berdasarkan jumlah kasus di Kota Administrasi Jakarta Timur, yaitu Kecamatan Duren Sawit memiliki jumlah kasus DBD tertinggi. Untuk di wilayah Kecamatan Duren Sawit khususnya di Kelurahan Pondok Kelapa kasus DBD sendiri mempunyai peningkatan jumlah kasus setiap tahunnya, data terakhir menyebutkan pada tahun 2014 yang di peroleh dari bulan januari hingga desember didapatkan kasus DBD sebesar 185 kasus DBD, khususnya di RW.02 kasus DBD mempunyai jumlah paling banyak pada tahun 2014 sebesar 22 orang dibandingan RW lainnya di kelurahan Pondok Kelapa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin melakukan suatu usaha untuk mengatasi masalah tersebut dalam bentuk mini project, diharapkan dengan adanya program dari puskesmas pondok kelapa dengan mengoptimalkan anak sekolah dasar di wilayah RW.02 dapat menurunkan jumlah kasus DBD di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah.1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Meningkatkan peran serta siswa anak sekolah dasar dalam memutus mata rantai penyebaran DBD di lingkungan sekolah dan lingkungan rumah dengan berperan sebagai Jumantik dalam pelaksanaan PSN disekolah.1.2.2 Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan siswa terhadap penyakit DBD

b. Meningkatkan pengetahuan siswa terhadap lingkungan kaitannya dengan daur hidup nyamuk penyebab DBD

c. Terciptanya peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dalam pelaksanaan PSN secara berkesinambungan.

d. Meningkatkan kesadaran siswa terhadap pemberantasan DBD tidak hanya di sekolah namun juga di lingkungan rumah.

e. Terbentuknya program PSN sekolah yang aktif dan berjalan continue disekolah dengan penuh pengawasan dari puskesmas

f. Terbentuknya jumantik pelajar yang edukatif dan persuasif bagi warga sekolah dan lingkungan sekitar.

g. Mendukung upaya penurunan kasus DBD di sekolah, lingkungan tempat tinggal dan di Indonesia

1.3 Rumusan Masalah

Dari data yang ada, dapat dirumuskan masalah pada mini project ini adalah :

a. Bagaimana tingkat pengetahuan siswa anak sekolah dasar terhadap penyakit DBD.b. Bagaimana peran sekolah dan guru terhadap program pemberantasan DBD di sekolah.c. Bagaimana penurunan kasus DBD di RW.02 setelah adanya siswa jumantik.d. Bagaimana peran puskesmas sebagai satuan pelayanan kesehatan dalam mendukung pemberantasan DBD di lingkungan sekolah.

1.4 Manfaat Penelitiana. Penulis

Berperan serta dalam pembentukan Jumantik disekolah setingkat SD.

Membantu menurunkan angka kejadian DBD khususnya di lingkungan sekolah RW.02 kelurahan pondok kelapa.

Melatih menemukan masalah, identifikasi, perencanaan, serta mengatasi dan mengevaluasi masalah yang ditemukan dilapangan.

Dapat melengkapi salah satu tugas dokter internship.b. Puskesmas

Menjadi salah satu program unggulan puskesmas dalam pemberantasan DBD.

Mendapatkan data hasil rekapitulasi tiap minggu dari sekolah yang bersangkutan.

Menurunkan angka kejadian DBD di daerah tempat sekolah tersebut berada.

c. Sekolah

Meningkatkan kesadaran warga sekolah, baik siswa, guru, ataupun warga sekolah lainya tentang perilaku dan gaya hidup sehat, serta pentingnya menciptakan suatu kondisi yang sehat dan bebas jentik nyamuk.

Jumantik anak sekolah berperan dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS) dalam rangka menciptakan Sekolah Bebas Jentik. menurunkan angka kejadian DBD di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal. meningkatkan produktifitas siswa dalam belajar.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)2.1.1. Definisi

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti1, yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan.1,2,32.1.2. Agent Infeksius

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue. Virus ini termasuk dalam grup B Antropod Borne Virus (Arboviroses) kelompok flavivirus dari family flaviviridae, yang terdiri dari empat serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4.2 Masing masing saling berkaitan sifat antigennya dan dapat menyebabkan sakit pada manusia. Keempat tipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. DEN 3 merupakan serotipe yang paling sering ditemui selama terjadinya KLB di Indonesia diikuti DEN 2, DEN 1, dan DEN 4. DEN 3 juga merupakan serotipe yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang menyebabkan gejala klinis yang berat dan penderita banyak yang meninggal.1,2,3,2.1.3 Vektor Penular

Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vektorpenularan virus dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitannya. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (daerah urban) sedangkan daerah pedesaan (daerah rural) kedua spesies nyamuk tersebut berperan dalam penularan.32.2. PENULARAN VIRUS DENGUE2.2.1. Mekanisme PenularanDemam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok arthropod borne diseases. Virus dengue berukuran 35-45 nm. Virus ini dapat terus tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk1,3. Terdapat tiga faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara.3 Virus dengue masuk ke dalam tubuh nyamuk pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, kemudian virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang infeksius. Seseorang yang di dalam darahnya memiliki virus dengue (infektif) merupakan sumber penular DBD. 1,2,3

Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam (masa inkubasi instrinsik). Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan juga dalam kelenjar saliva. Kira-kira satu minggu setelah menghisap darah penderita (masa inkubasi ekstrinsik), nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (probosis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. 2,3

Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang dapat menularkan virus dengue. Nyamuk betina sangat menyukai darah manusia (anthropophilic) dari pada darah binatang. Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00-10.00 dan sore hari jam 16.00-18.00. Nyamuk betina mempunyai kebiasaan menghisap darah berpindah-pindah berkali-kali dari satu individu ke individu lain (multiple biter). Hal ini disebabkan karena pada siang hari manusia yang menjadi sumber makanan darah utamanya dalam keadaan aktif bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak bisa menghisap darah dengan tenang sampai kenyang pada satu individu. Keadaan inilah yang menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih mudah terjadi.1,2,3

2.2.2. Tempat Potensial Bagi Penularan Penyakit DBDPenularan penyakit DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Tempat-tempat potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah :

a. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)

b. Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar. Tempat-tempat umum itu antara lain :

i. Sekolah

Anak murid sekolah berasal dari berbagai wilayah, merupakan kelompok umur yang paling rentan untuk terserang penyakit DBD.

ii. Rumah Sakit/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya :

Orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinan diantaranya adalah penderita DBD, demam dengue atau carier virus dengue.

iii. Tempat umum lainnya seperti :

Hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat-tempat ibadah dan lain-lain.

c. Pemukiman baru di pinggiran kota karena di lokasi ini, penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah, maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa tipe virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi awal.1,2,3,42.3 PENGENALAN NYAMUK PENULAR (VEKTOR) DBD

2.3.1 Siklus Hidup Nyamuk AedesNyamuk Aedes memiliki siklus hidup (tahapan kehidupan) secara sempurna, antara lain telur, jentik, kepompong dan nyamuk dewasa. Masa pertumbuhan dari telur, jentik, kepompong hingga menjadi nyamuk sekitar 8-12 hari, tergantung dari suhu dan kelembaban. Semakin tinggi suhu dan kelembaban semakin cepat masa pertumbuhan nyamuk.3,4

Gambar 2.1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes2.3.2 Ciri-ciri Nyamuk Aedes TelurTelur diletakkan satu persatu di atas permukaan air, biasanya pada dinding bagian dalam kontainer di permukaan air. Jumlah telur nyamuk untuk sekali bertelur dapat mencapai 300 butir dengan ukuran . Telurnya berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Pada kondisi yang buruk (dalam kondisi musim kering yang lama), telur dapat bertahan hingga lebih dari satu tahun. Telur akan menetas menjadi jentik setelah 1-3 hari terendam air.4

Gambar 2.2. Telur Nyamuk Aedes Jentik

Setelah telur terendam 2-3 hari, selanjutnya menetas menjadi jentik. Jentik mengalami 4 tingkatan atau stadium yang disebut instar, yaitu instar I, II, III dan IV. Waktu pertumbuhan dari masing-masing stadium adalah jentik instar I selama 1 hari, jentik instar II selama 1-2 hari, jentik instar III selama 2 hari, jentik instar IV selama 2-3 hari. Jentik Aedes di dalam air dapat dikenali dengan ciriciri berukuran 0,51 cm dan selalu bergerak aktif dalam air. Pada waktu istirahat posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air untuk bernapas (mendapatkan oksigen). Selanjutnya jentik berkembang menjadi kepompong.2,4

Gambar 2.3. Jentik Nyamuk Aedes

KepompongKepompong adalah periode puasa, membutuhkan waktu 1-2 hari. Kepompong berbentukseperti koma dan lebih pendek dibandingkan jentik, aktif bergerak dalam air terutama bila terganggu. Pada tingkat kepompong ini tidak memerlukan makan, tetapi perlu udara. Dalam waktu 1-2 hari perkembangan kepompong sudah sempurna, maka kulit kepompong pecah dan nyamuk dewasa muda segera keluar dan terbang. Pada umumnya nyamuk jantan menetas lebih dahulu dari nyamuk betina.4

Gambar 2.4. Kepompong Aedes

Periode DewasaSecara umum nyamuk Aedes terdiri tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen, mempunyai dua pasang sayap dan tiga pasang kaki. Nyamuk Aedes dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam bercak putih. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan bercak putih. Ae.aegypti di bagian punggung tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan berwarna putih, sedangkan Ae.albopictus di bagian punggung tubuhnya tampak satu garis lurus tebal berwarna putih. Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter maksimal 100 meter, namun secara pasif karena faktor angin atau terbawa kendaraan dapat berpindah lebih jauh. Nyamuk ini dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah sekitar 1.000 meter dari permukaan laut, di atas ketinggian 1.000 meter dengan suhu udara terlalu rendah nyamuk tidak dapat berkembang biak, sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk.2,4

Gambar 2.5. Nyamuk Aedes2.3.3. Tempat Perkembangbiakan Jentik Aedes

BuatanTempat perkembangbiakan jentik buatan adalah segala sesuatu yang dibuat oleh manusia dapat berfungsi menampung air dan jernih, yang kemudian digunakan oleh nyamuk Aedes untuk tempat berkembangbiak, seperti bak mandi, ember, dispenser, kulkas, ban bekas, pot/vas bunga, kaleng, plastik, dan lain-lain. Tempat penampungan air tersebut berada di sekitar pemukiman penduduk. Tempat nyamuk berkembangbiak yang dibuat/disediakan oleh manusia, seperti tempat penampungan air bersih (bak mandi, ember, dispenser, kulkas, dan lain-lain), maupun tempat-tempat penampungan air lainnya yang ada disekitar pemukiman penduduk.4

Gambar 2.6. Tempat perkembangbiakan buatan.

Alamiah

Tempat perkembangbiakan jentik alamiah adalah segala suatu yang telah tersedia di lingkungan pemukiman berupa tanaman yang dapat menampung air jernih sebagai tempat perindukan nyamuk pada tempat alami, seperti , ketiak daun, tempurung kelapa, lubang bambu, ataupun pada pelepah daun.4

Gambar 2.7. Tempat perkembangbiakan alamiah

2.3.4 Perilaku Nyamuk Aedes

Perilaku menghisap darahNyamuk Aedes betina mengisap darah manusia pada waktu siang hari, dengan puncak kepadatan nyamuk pada jam 08.00-10.00 dan jam 15.00-17.00. Nyamuk betina menghisap darah yang dipergunakan untuk pematangan telur. Untuk mengenyangkan perutnya, nyamuk Aedes dapat menghisap darah beberapa kali dari 1 orang atau lebih, sehingga potensi untuk menularkan penyakit demam berdarah semakin banyak. Nyamuk Aedes aegypti lebih banyak menghisap darah manusia di dalam rumah, sedangkan nyamuk Aedes albopictus lebih banyak mengisap darah di luar rumah.4 Perilaku istirahatNyamuk Aedes setelah mengisap darah akan beristirahat untuk proses pematangan telur, setelah bertelur nyamuk beristirahat untuk kemudian menghisap darah kembali. Nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai beristirahat di tempat yang gelap, lembab, tempat tersembunyi di dalam rumah atau bangunan, termasuk kolong tempat tidur, kloset, kamar mandi dan dapur. Selain itu juga bersembunyi pada benda-benda yang digantungkan seperti baju, tirai dan dinding. Walaupun jarang, bisa ditemukan di luar rumah, di tanaman atau tempat terlindung lainnya. Sedangkan nyamuk Aedes albopictus jarang ditemukan beristirahat di dalam rumah. Kebiasaan istirahat nyamuk Aedes albopictus beristirahat dirumah seperti di tanaman kering, rerumputan dan lain lain.4

2.3.5 Survei JentikSalah satu indikator keberhasilan pelaksanaan PSN DBD adalah meningkatnya angka bebas jentik. Angka bebas jentik diperoleh dengan melakukan survei atau pemeriksaan di tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Pemeriksaan jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut:1. Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti diperiksa (dengan mata telanjang) untuk mengetahui ada tidaknya jentik.2. Untuk memeriksa tempat penampungan air yang berukuran besar, seperti: bak mandi, tempayan, drum, dan bak air lainya. Jika pada pandangan penglihatan pertama tidak menemukan jentik, ditunggu kira-kira -1 menit untuk memastika bahwa jentik tidak ada.3. Untuk memeriksa tempat-tempat perkembangbiakan yang kecil, seperti: vas bunga/pot tanaman air/ botol yang airnya keruh, seringkali airnya perlu dipindahkan ke tempat yang lain.4. Untuk memeriksa jentik di tempat yang agak gelap, atau airnya keruh, biasanya digunakan senter (Depkes RI 3, 2010: 10).Metode survei jentik dibagi menjadi dua, yaitu metode survei dengan single larva dan visual. Uraian metode tersebut sebagai berikut:a. Single larva adalah metode yang dilakukan dengan mengambil satu jentik di setiap tempat genangan air yang ditemukan jentik untuk diidentifikasi lebih lanjut.

b. Visual adalah metode yang dilakukan dengan cara melihat ada atau tidaknya jentik di setiap tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya. Program DBD biasanya menggunakan cara visual (Depkes RI 3, 2010: 11).Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes aegypti adalah sebagai berikut:1. Angka Bebas JentikAngka Bebas Jentik adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui kepadatan jentik dengan cara menghitung rumah atau bangunan yang tidak dijumpai jentik dibagi dengan seluruh jumlah rumah atau bangunan.

2. House Index (HI)

3. Container Index (CI)

4. Breteu Index (BI)

Jumlah container dengan jentik dalam 100 rumah atau bangunan. Angka bebas jentik dan House Index lebih menggambarkan luasnya penyebaran nyamuk di suatu wilayah (Depkes RI 3, 2010: 11).2.4 JUMANTIK ANAK SEKOLAH

2.4.1 Struktur

Jumantik Anak Sekolah adalah anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dasar dan menengah yang telah dibina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di sekolahnya. Pembentukan dan pelaksanaan Jumantik-PSN Anak Sekolah dimaksudkan untuk ikut serta mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penular demam berdarah dengue dan chikungunya serta sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia dini. Mekanisme pembentukan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatannya menjadi hak dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota dengan mempertimbangkan kebijakan, peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. 4

Adapun susunan organisasinya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.8.Bagan Struktur Pembina Jumantik/ PSN Anak Sekolah Tingkat Kabupaten/ Kota

Dari bagan diatas menunjukan bahwa Bupati/ Walikota melalui sekretaris darahmerupakan koordinator utama yang membangun kerjasama di antara instansi terkait antara lain dinas kesehatan, dinas pendidikan dan kantor kementerian agama kabupaten/kota. Daerah yang telah memiliki wadah kelompok kerja operasional (Pokjanal) DBD maka Pokja PSN anak sekolah dapat dimasukan sebagai bagian dari Pokjanal DBD yang sudah ada. Bupati/Walikota berwenang dan bertanggungjawab dalam mengeluarkan ketetapan pembentukan Pokja Jumantik-PSN Anak Sekolah di wilayahnya melalui sebuah surat keputusan.4

Peran dan tanggungjawab Pokja Jumantik-PSN Anak Sekolah antara lain yaitu:

a Membentuk kegiatan PSN/ Jumantik anak sekolah di tiap-tiap sekolah di wilayahnya.

b Memberikan dukungan operasional dalam rangka pelaksanaan PSN anak sekolah.

c Menjalin koordinasi antara puskesmas, sekolah, madrasah dan pondok pesantren dalam upaya pembentukan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan PSN anak sekolah di wilayahnya.

d Memastikan bahwa pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan PSN/ Jumantik anak sekolah di wilayahnya berjalan dengan baik dalam rangka mencapai usaha kesehatan sekolah (UKS) yang optimal dan mewujudkan Sekolah Bebas Jentik.

e Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan PSN anak sekolah di wilayahnya.

f Memberikan penghargaan terhadap sekolah, madrasah dan pondok pesantren yang memiliki kinerja dan prestasi yang baik dalam pelaksanaan PSN anak sekolah dan berhasil mewujudkan Sekolah Bebas Jentik.g Memberikan laporan pelaksanaan PSN anak sekolah kepada Pokjanal DBD tingkat provinsi (jika Pokjanal DBD tingkat provinsi belum terbentuk, maka laporan ditujukan kepada Gubernur dengan tembusan kepada kepala dinas kesehatan provinsi).

2.4.2 Tata Kerja/Koordinasi Di Lapangan

Tata kerja/koordinasi Jumantik-PSN Anak Sekolah di lapangan adalah sebagai berikut:

a. Tata kerja PSN/Jumantik anak sekolah mengacu pada petunjuk teknis PSN-Jumantik Anak Sekolah dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku di wilayah setempat.

b. Jumantik anak sekolah berperan dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS) dalam rangka menciptakan Sekolah Bebas Jentik.c. Puskesmas berkewajiban melaksanakan pembinaan/ penyuluhan teknis kepada para guru dan para kader jumantik anak sekolah secara berkala.

d. Kepala sekolah bersama dengan para guru dan petugas puskesmas memantau dan menilai pelaksanaan PSN di sekolahnya.

e. Kepala sekolah melalui guru penanggungjawab PSN sekolah memberikan laporan rutin perbulan kepada puskesmas berdasarkan hasil rekap pelaksanaan PSN/Jumantik Anak sekolah setiap minggunya.

2.4.3 Kriteria Dan Perekrutan Jumantik Anak Sekolah dan Guru Penanggung Jawab PSN

A. Kriteria Jumantik Anak Sekolah

Kader Jumantik adalah siswa-siswi sekolah dari tiap-tiap kelas, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Mampu membaca dan menulis

b. Mampu dan mau melaksanakan tugas dan bertanggung jawab

c. Mampu dan mau menjadi motivator bagi rekan-rekan siswa-siswi yang lain.

d. Mampu dan mau bekerjasama dengan petugas puskesmas, guru dan petugas kebersihan sekolah lainnya.

B. Kriteria Guru Penanggung Jawab Jumantik-PSN sekolah

Penunjukan Guru Penanggung Jawab Jumatik-PSN Sekolah menjadi kewenangan kepala sekolah yang bersangkutan, dengan kriteria antara lain:

a. Sudah mengabdi sebagai guru di sekolah bersangkutan minimal selama 1 tahun.

b. Mampu dan mau melaksanakan tugas dan bertanggungjawab

c. Mampu dan mau menjadi motivator bagi rekan-rekan guru dan kader jumantik anak sekolah yang menjadi binaannya.

d. Mampu dan mau bekerjasama/ berkoordinasi yang baik dengan petugas puskesmas, tim Pokja Jumantik-PSN Anak Sekolah dan masyarakat.

2.4.4 Perekrutan

Perekrutan kader jumantik anak sekolah dan penunjukan guru penanggungjawab dilaksanakan sesuai dengan tata cara yang telah diatur oleh masing-masing sekolah. Semakin banyak anak sekolah yang dilibatkan akan semakin baik, bila perlu seluruh anak sekolah dilibatkan sebagai Jumantik-PSN Anak Sekolah.2.4.5 Peran Dan Tanggung Jawab

Peran dan tanggung jawab pelaksanaan Jumantik-PSN disesuaikan dengan fungsi masing masing, yaitu:

1. Jumantik Anak Sekolah

a) Melakukan kegiatan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan sekolah secara rutin seminggu sekali.

b) Melakukan kegiatan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan tempat tinggalnya secara rutin seminggu sekali.

c) Membuat catatan/laporan hasil pemantauan jentik dan PSN di sekolah dan tempat tinggalnya.

d) Melaporkan hasil pemantauan jentik kepada Guru Penanggung Jawab Jumantik-PSN sekolah seminggu sekali menggunakan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Rumah/Tempat Tinggal dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Sekolah

e) Melakukan sosialisasi PSN 3M dan pengenalan DBD kepada rekan-rekan siswa-siswi lainnya.f) Berperan sebagai penggerak dan motivator siswa-siswi lainnya agar mau melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk terutama di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya.g) Berperan sebagai penggerak dan motivator bagi keluarga dan masyarakat agar mau melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk terutama di lingkungan tempat tinggalnya.

2. Guru Penanggung Jawab PSN anak sekolah

a) Membuat rekapitulasi laporan mingguan hasil Jumantik-PSN di masing-masing rumah siswa dan sekolahnya yang telah disahkan/ ditandatangani oleh kepala sekolah untuk diserahkan kepada kepala puskesmas setempat selaku pembina UKS wilayahnya.

b) Memeriksa dan mengarahkan kegiatan Jumantik anak sekolah.

c) Mengawasi/memberikan bimbingan teknis kepada Jumantik anak sekolah.3. Kepala Puskesmas

a) Membina dan memantau pelaksanaan kegiatan PSN anak sekolah serta melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat (Pokja PSN Anak Sekolah).

b) Memberikan pembinaan teknis kepada guru-guru dan Jumantik anak sekolah.

c) Menganalisa laporan hasil pemantauan jentik oleh Jumantik anak sekolah.

d) Melaporkan rekapitulasi hasil pemantauan jentik oleh Jumantik anak sekolah di wilayah kerjanya kepada Pokja PSN Anak Sekolah melalui kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.4. Pokjanal DBD tingkat Provinsi

a) Melalui instansi atau SKPD terkait melakukan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan PSN Anak Sekolah di masing-masing kabupaten/kota di wilayahnya.

b) Menganalisa dan membuat laporan rekapitulasi hasil kegiatan PSN anak sekolah dari wilayah kabupaten/kota kepada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL), Kementerian Kesehatan RI.

c) Memberikan dukungan operasional kepada Pokja tingkat Kabupaten/Kota.

2.4.6 Dukungan Operasional

Agar Jumantik-PSN Anak Sekolah dapat bertugas dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan maka diperlukan dukungan biaya operasional. Dukungan dana tersebut dapat berasal dari beberapa sumber misalnya APBD, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dan lain sebagainya. Adapun komponen pembiayaan yang diperlukan antara lain adalah:

a Transport/insentif bagi petugas pembina teknis di lapangan.

b Penyediaan PSN kit berupa topi, rompi, tas kerja, formulir hasil pemeriksaan jentik, alat tulis, senter, pipet dan plastik tempat jentik dan larvasida.

Gambar 2.9. Contoh PSN kit

c Penyediaan alat lainnya misalnya media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) seperti leaflet, stiker, lembar balik (flipchart), buku saku, juknis/juklak dll.

d Biaya pelatihan/pembinaan guru-guru sekolah/ guru penanggung jawab PSN anak sekolah oleh Pokja PSN anak sekolah.

e Biaya pelatihan bagi jumantik anak sekolah oleh puskesmas/ dinas kesehatan/ Pokja PSN anak sekolah.

f Biaya monitoring dan evaluasi.2.5 PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) ANAK SEKOLAH

1. Mekanisme Pelaksanaan

Mekanisme pelaksanaan Jumantik-PSN anak sekolah sebagai berikut :

Dinas Kesehatan bersama Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dalam wadah Pokja PSN anak sekolah memberikan pembinaan/pelatihan Jumantik-PSN anak sekolah kepada guru-guru di sekolah.

Kepala Sekolah membuat tim pelaksana Jumantik-PSN anak sekolah dan menunjuk seorang guru penanggung jawab PSN anak sekolah.

Guru penanggungjawab PSN anak sekolah menyusun program kerja/kegiatan Jumantik- PSN anak sekolah.

Guru yg sudah dilatih mengajarkan Jumantik-PSN kepada anak sekolah

Setiap minggu siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di sekolah dan rumah/tempat tinggalnya masing-masing dan melakukan pencatatan hari dan tanggal pelaksanaan, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk, ada tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan

Formulir pencatatan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Rumah/Tempat Tinggal dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Sekolah dilaporkan setiap minggu ke guru penanggung jawab dan diparaf oleh guru penanggung jawab.

Guru penanggungjawab memeriksa formulir tersebut, apabila laporan ditemukan jentik maka guru wajib memberikan arahan kepada siswa untuk meningkatkan kegiatan PSN 3M, serta membuat rekap laporan ke Puskesmas terdekat untuk ditindaklanjuti.

Dinas Kesehatan/ Pokja PSN anak sekolah melalui Puskesmas setempat melakukan pembinaan ke sekolah dalam rangka keberlangsungan kegiatan Jumantik-PSN anak sekolah.

2. Pemantauan Jentik

Pengamatan jentik dapat dilakukan sebagai berikut :

Mencari semua tempat perkembangbiakan jentik nyamuk yang ada di dalam maupun di lingkungan rumah.

Setelah didapatkan, maka dilakukan penyenteran untuk mengetahui ada tidaknya jentik

Mencatat ada tidaknya jentik dan jenis kontainer yang diperiksa pada Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Rumah/Tempat Tinggal dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Sekolah

Gambar 2.10. Pemantauan jentik

Gambar 2.11. Tempat-tempat potensial perkembangbiakan nyamuk di dalam rumah

Gambar 2.11. Tempat-tempat potensial perkembangbiakan nyamuk di luar rumah

3. Menguras

Menguras tempat penampungan air secara rutin dan terus menerus. Menguras harus dilakukan setiap minggu dengan pertimbangan nyamuk harus dibunuh sebelum menjadi nyamuk dewasa, karena periode pertumbuhan telur, jentik dan kepompong selama 8-12 hari, sehingga sebelum 8 hari harus sudah dikuras supaya mati sebelum menjadi nyamuk dewasa.

4. Menutup

Menutup adalah kegiatan menutup semua tempat penyimpanan air yang diperkirakan air akan disimpan dalam waktu lama (lebih dari satu minggu). Namun apabila tetap ditemukan jentik, maka air harus dikuras dan dapat diisi kembali kemudian ditutup rapat.

5. Memanfaatkan Kembali Barang Bekas yang Bernilai Ekonomis

Banyak barang-barang bekas yang dapat digunakan kembali dan benilai ekonomis, dengan cara mengolah kembali bahan-bahan media penampungan air menjadi produk atau barangbarang yang telah diperbaharui menjadi bernilai ekonomis.

6. Pencatatan dan Pelaporan

Kegiatan pencatatan dan pelaporan berfungsi untuk menilai keberhasilan PSN 3M oleh anak sekolah, serta sebagai informasi penting dalam rangka menghadapi terjadi serangan DBD. Pencatatan dan pelaporan PSN anak sekolah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Pencatatan dilakukan sesuai dengan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Rumah/Tempat Tinggal dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Sekolah.

Seminggu sekali siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di rumahnya masingmasing melakukan pencatatan hasil pemantauan jentik, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk/ penampungan air (kontainer), ada tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan dengan menggunakan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Rumah/Tempat Tinggal.

Seminggu sekali siswa juga melakukan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan sekolahnya, melakukan pencatatan hasil pemantauan jentik, jenis ruangan yang dipantau, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk/ penampungan air (kontainer), ada tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di Sekolah.

Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan Anak Sekolah dilaporkan setiap minggu ke guru penanggung jawab dan diparaf oleh guru penanggung jawab.

Guru penanggungjawab memeriksa Formulir Hasil Pemantauan Jentik dan PSN Sekolah dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik dan PSN Rumah, apabila laporan ditemukan jentik maka guru wajib memberikan arahan kepada siwa untuk meningkatkan kegiatan PSN 3M, serta diharapkan dapat melaporkan ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan pengendalian lebih lanjut.

Guru Penanggung jawab merekap hasil pemantauan siswa di rumah dan di sekolah ke dalam form Rekapitulasi Laporan Mingguan Jumantik-PSN Anak Sekolah kepada kepala puskesmas setempat selaku pembina UKS wilayahnya.2.6 KERANGKA TEORI

(Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2010; Soekidjo Notoatmodjo, 2007)

BAB III

METODE PENELITIAN

Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam mini project ini dapat dirumuskan (Gambar 3.1)

Keterangan :

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional

VariabelDefinisi Operasional VariabelCara MengukurKategoriSkala

Variabel bebas : Jumantik SekolahAdalah anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dasar dan menengah yang telah dibina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di sekolahnyaObservasiTidak ada Ordinal

Variabel terikat: Penurunan angka kasus DBD

Adalah upaya pengendalian penyakit DBD dengan penyuluhan kesehatan.Observasi1. Menurun

2. Tidak menurunOrdinal

Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian descriptif. Penelitian deskriptif yang artinya salah satu jenis penelitian yang tujuannya menyajikan gambaran lengkap mengenai suatu fenomena atau kenyataan social dengan jalan mendeskriptifkan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang akan diteliti ( Wikipedia, 2010). yaitu untuk mengetahui Gambaran jumantik sekolah di SD wilayah RW.02 dalam menurunan kasus DBD di Kelurahan Pondok Kelapa.

Tempat PenelitianPenelitian dilakukan di lingkungan RW.02 di 6 sekolah yaitu SDN 05, SDN 07 pagi, SDN 09 pagi, SDN 11 siang, SDN 12 Siang dan SDS Tiara School.3.5 Waktu PenelitianDilaksanakan pada tanggal 13 Januari 06 Februari 2015. Proses penelitian, dimulai dari sosialisasi pelatihan jumantik sekolah sampai penyusunan laporan penelitian berlangsung selama 1 bulan.

3.6Sampel Pengumpulan Data

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi sebagai perangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari ( Sugiyono, 2007). Ada pula yang menuliskan, untuk penelitian deskriptif , sampelnya 10 15 % dari populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi, penelitian perbandingan kausal, 30 elemen perkelompok, dan untuk penelitian eksperimen 15 elemen perkelompok, (Gay dan Diehl, 1992). Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah 10% dari populasi Murid SD di lingkungan RW.02 di 6 sekolah yaitu SDN 05, SDN 07 pagi, SDN 09 pagi, SDN 11 siang, SDN 12 Siang dan SDS Tiara School.Kriteria Inklusi :

1. Siswa yang berprestasi.

2. Siswa yang telah mengikuti pelatihan dokter kecil.

3. Siswa yang duduk di kelas 4 dan 5 di SD RW.02.

4. Siswa yang mempunyai sehat jasmani.

Kriteria Ekslusi :

1. Siswa yang tidak berprestasi.

2. Siswa yang tidak mengikuti pelatihan dokter kecil.

3. Siswa yang tidak duduk di kelas 4 dan 5 di SD RW.02.

4. Siswa yang tidak mempunyai sehat jasmani.3.7 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih berupa kertas lembar pemantauan jentik dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah.

Instrumen sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan berupa alat bantu, seperti lembar check list, buku catatan, proyektor, materi power point, kamera foto dan sebagainya. Sumber data dari data primer dan sekunder. Data primer berasal dari Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Peneliti menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pukesmas.Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Pengumpulan DataWAKTUKEGIATAN

Senin, 05 Januari 2015Sosialisasi Jumantik Sekolah kepada Kepala Sekolah dan guru UKS di 6 sekolah.

Selasa, 13 Januari 2015Presentasi Jumantik Sekolah dan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di SDN 07,09 pagi dan 11, 12 petang.

Kamis, 15 Januari 2015

Presentasi Jumantik Sekolah dan Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di SDS Tiara School

Jumat, 16 Januari 2015Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di SDN SDN 07,09 Pagi DAN 11, 12 Petang.

Jumat , 23 Januari 2015Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di SDN 07,09 Pagi

3.7.Pengolahan Data dan Analisa Data

Untuk pengolahan data tentang Gambaran Siswa Pemantau Jentik dengan Penurunan Jumlah Kasus DBD di RW.02 Pondok Kelapa. digunakan cara manual dan bantuan software pengolahan data menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel. Untuk menganalisa data-data yang sudah didapat adalah dengan menggunakan analisa univariat.

Analisa data yang akan peneliti lakukan adalah analisa univariat, yaitu sebagai berikut :

1) Analisa Univariat

Tujuan analisis ini untuk menjelaskan (mendeskripsikan) karakter masing-masing variable. Jenis data yang dianalisis adalah data kategorik, peringkasan data menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran presentase. Bentuk penyajian data berupa tabel.BAB IV

HASIL

4.1 Profil Komunitas Umum

4.1.1. Luas Wilayah

Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa terletak di wilayah Keluraha Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur. Yang berlokasi di Jl. Dogon timur No. 1 RT.016 / RW.002.

Wilayah kerja Puskesmas Pondok Kelapa mencakup seluruh wilayah Keluraha Pondok Kelapa dengan luas 572.15 Ha, yang terdiri dari 14 RW dan 166 RT.Jumlah RT di tiap RW Kelurahan Pondok Kelapa

NO.RWJUMLAH RT

1RW 00111

2RW 00221

3RW 00313

4RW 00412

5RW 00511

6RW 00612

7RW 00716

8RW 00812

9RW 00913

10RW 01010

11RW 01112

12RW 0129

13RW 0138

14RW 0146

JUMLAH166

4.1.2. Batas Wilayah

Batas-batas wilayah Kelurahan Pondok Kelapa adalah sebagai berikut:

Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat.

Sebelah Selatan: Berbatasan dengan wilayah Jati Bening, Kecamatan Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat.

Sebelah Barat: Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur.

Sebelah Utara: Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Malaka Sari dan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur.

4.2 Data Demografi

4.2.1. Jumlah Penduduk

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 147 Tahun 2009, maka keadaan penduduk di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa pada Tahun 2013, sebagai berikut : 2.1.3.1.Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

NOSTRATA UMURW N IW N AJUMLAH SELURUHNYA

LKPRJUMLAHLKPRJUMLAH

10 41.7511.7333.4843.484

25 92.8962.6925.5885.588

310 142.4822.5185.0005.000

415 192.2572.4775.0045.004

520 242.7682.7265.4945.494

624 293.5813.6517.2327.232

730 343.8353.6217.4567.456

835 393.4683.1916.6596.659

940 442.7562.5155.2713035274

1045 492.0872.0964.1834.183

1150 541.6012,0273.6283.628

1255 591.4501.6683.1183.118

1360 641.2659042.1692.169

1465 697665131.2791.279

1570 74431288719719

16 75217256473473

JUMLAH33.88132.87666.75766.760

Uraian :

Jumlah penduduk menurut strata umur dapat dilihat dalam tabel di atas.

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin :

Jumlah penduduk laki-laki

=33.881 orang

Jumlah penduduk perempuan

=32.876 orang

Jumlah penduduk WNA laki-laki

= 3 orang

Jumlah penduduk WNA perempuan= - orang +

JUMLAH

=66.760 orang

Jumlah penduduk pralansia

=10.929

Jumlah penduduk lansia

= 3.448

Jumlah penduduk lansia beresiko = 1.1922.1.3.2.Jumlah Penduduk Setiap RW

NORWRTJUMLAH TETAP W N I

LKPRJUMLAH

1001113.5143.3116.825

2002214.5473.4207.967

3003133.2633.0566.316

4004121.9161.9273.843

5005112.0852.4594.544

6006122.2702.1104.380

7007163.5063.5066.777

8008123.8343.7797.613

9009132.3422.7805.122

10010101.1531.1982.351

11011121.8751.9013.776

1201292.0171.9573.974

1301381.1051.2362.341

140146454471925

JUMLAH16633.88132.87666.757

4.2.4. Potensi Penduduk

Berdasarkan Mata Pencaharian

MATA PENCAHARIANJUMLAHPERSENTASE (%)

Petani0-

Karyawan Swasta/TNI/PNS2627537.4

Pedagang1227817.5

Nelayan0-

Buruh Tani0-

Pertukangan9221.3

Pengangguran3450.5

Fakir Miskin1320.2

Pensiunan712710.2

Lain-lain2310932.9

70188100.0

Berdasarkan Agama

AGAMAJUMLAHPERSENTASE (%)

Islam46,19693.7

Kristen Protestan1,5263.1

Katolik1,0522.1

Hindu4000.8

Budha1120.2

49,286100.0

4.2.5.FASILITAS UMUM TERKAIT

1. Tempat Peribadatan

TEMPAT PERIBADATANJUMLAH

Masjid30

Mushollah / Langgar36

Gereja3

Kuil / Wihara / Pure-

69

2. Tempat Pendidikan

TEMPAT PENDIDIKANGEDUNGSEKOLAHMURIDGURU

TK212183650

SD Negeri12121,650145

SD Swasta0000

Madrasah Ibtidaiyah0000

SLTP Negeri441,736435

SLTP Swasta0000

Madrasah Tsanawiyah0000

SLTA Negeri111,32545

SLTA Swasta442,560425

Aliyah Negeri0000

Aliyah Swasta0000

SLB0000

Perguruan Tinggi223,224808

444411,3311,908

3. Tempat-Tempat Umum

Sarana Olah Raga

Sepak BolaBola VolleyBola TenisTenis MejaBulu TangkisBola Basket

21566202

Rumah Makan RestoranJasa Boga CateringWarung Makan Padang

161535

Pasar Tradisional / SwalayanHotel / BioskopSalon Kecantikan

19052

4. Sumur Resapan

NORWJUMLAH

1110

2249

336

4412

554

6616

774

8826

998

101016

111126

121215

131314

14148

JUMLAH214

4.3 Visi dan Misi

4.3.1 Visi

Puskesmas yang Mengutamakan Kepuasan Pelanggan dengan Pelayanan Standar Mutu Internasional menuju terciptanya Duren Sawit sebagai Kota Sehat.

4.3.2 Misi Meningkatkan Mutu Pelayanan yang Berorientasi pada Kepuasan Pelanggan

Mengembangkan Profesionalisme SDM

Mengembangkan Sarana Kesehatan Puskesmas

Mewujudkan Manajemen Puskesmas Kompak dan Solid

Mengkoordinasikan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan4.4 FASILITAS KESEHATAN

1. Peran Serta Masyarakat

JENISJUMLAH

Kader Jumantik165

Kader Posyandu144

Kader Aktif131

Kader Posyandu lansia

Kader KKR80

Dokter Kecil450

Jumlah Posyandu18

Jumlah RW Posyandu12

Jumlah Posyandu Purnama15

Jumlah Posyandu Mandiri3

Jumlah RW Posyandu12

RW Siaga7

RW TOGA3

Kelompok USILA3

2. Sarana Kesehatan

JENISJUMLAH

Rumah Sakit-

Puskesmas1

Dokter Praktek23

Bidan Praktek14

Dukun Beranak3

Sinshe-

Mantri1

Pos Kesehatan-

Posyandu18

UPGK-

Klinik Kesehatan2

BKIA2

Rumah Bersalin1

Apotek5

4.5

SUMBER DAYA PUSKESMAS

4.5.1Jenis PelayananJenis pelayanan yang ada di Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa adalah : Umum ( Bayar sesuai dengan Retribusi Pemda DKI ), ASKES, JAMSOSTEK, GAKIN.

A. SARANA PELAYANAN

Sarana Pelayanan yang ada di Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa adalah :

BP UmumPoli ANC

BP GigiRumah Bersalin (RB)

Keur KesehatanPoli TB Paru

Pelayanan Surat KematianPoli Kusta

Poli Kesehatan IbuPoli KESWA

Poli Keluarga BerencanaKamar Obat ( Apotik )

Poli ImunisasiLaboratorium

B. SUMBER DAYA TENAGAJumlah tenaga dan jenis ketenagaan di Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa dan RB Pondok Kelapa ( sampai dengan Desember 2014) adalah sebagai berikut : 1. Tenaga PNSDokter Umum1

Dokter Gigi 1

Bidan2

Perawat Kesehatan1

Perawat Gigi1

Ahli Gizi1

Tenaga Admiinistrasi1

2. Tenaga Kontrak / Pegawai Harian Lepas (PHL)

Dokter Umum1

Bidan5

Analis Laboratorium1

Penjaga malam1

Tenaga Loket2

Cleaning Service2

C. SUMBER DAYA FISIK

1. Bangunan Puskesmas dan RB

Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa dibangun pada tahun1985, dengan luas bangunan 453 m dan luas tanah 1403 m.

Bangunan telah mengalami rehab total anggaran sudinkes Jakarta Timur pada tahun 2012, sehingga menjada dua tingkat dengan total luas bangunan 6400 m2.

Bangunan baru mulai digunakan pada bulan Februari 2013. 4.5.2. Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang dimiliki Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa

1. Sepeda Motor , merk suzuki Thunder 125cc (GAKIN), Tahun 2006, Warna Putih, No. Polisi B 6898 TQQ, No. Rangka MH8EN125A6J-343009, No mesin F405-ID343298.

2. Sepeda Motor, merk Yamaha

Lain-lain

Sarana Lain yang dimiliki Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa :

1. AC

a. Di poli gigi: 1 buahb. Di poli Umum: 2 buah2. Peralatan Kantor

a. Komputer

: Monitor 2 buah ( 1 perlu penggantian ) ,

CPU 2 buah ( 1 perlu penggantian ), Printer 2 buah

b. Rak status

: 3 buah ( kondisi rusak sedang, tidak mencukupi lagi untuk menampung status pasien, perlu penggantian dengan ukuran yang lebih besar )

Perlu tambahan untuk menyimpan status KIA dan ANC

c. Lemari kayu: Untuk penyimpanan obat di kamar obat.d. Meja Tulis

: 1 buah, untuk kamar obat.e. Meja Komputer: 1 buah, kondisi rudak sedang, perlu penggantian.3. Kulkas

: 2 buah ( 1 buah kondisi rusak berat, 1 buah untuk tempat vaksin, kondisi rusak ringan, perlu perbaikan )

4. Wastafel

: 6 buah ( perlu perbaikan )

4.6 SUMBER DANA DAN KEUANGAN

Untuk kelancaran operasional kegiatan Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa, selain sumber daya tenaga, fasilitas kesehatan, sumber daya obat-obatan, sumber daya barang alkes dan non alkes, serta sarana transportasi maka perlu didukung oleh adanya Sumber Dana dan Keuangan yang berasal dari 2 sumber yaitu :

1. Dana BLUD

Adalah dana yang berasal dari setoran retribusi Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa, yang disetor ke Puskesmas Kecamatan Duren Sawit setiap hari, yang kemudian setiap bulannya dikembalikan lagi ke Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa setelah dipotong untuk Pembayaran Tenaga Honor dan Pajak.Jumlah penerimaan retribusi Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa berasal dari

Pelayanan poli umum

Keur,

KIA

KB (Pil / Suntik / Spiral )

Pelayanan poli gigi (G1= Tambalan Gigi Susu dan Gigi Tetap, G2 = Perawatan syaraf gigi/ Tambal sementara/ Open bur, H1 = cabut gigi dengan injeksi, H1 Penyulit , H2 = cabut gigi tidak dengan injeksi, G3 = Tambahan adaptik / Glass lonomer, Scaling = region,

Laboratorium ( darah lengkap, urin lengkap, GDS, GDN, GD2PP, Gol. Darah, asam urat, widal, kolesterol, tes hamil,Hb, BTA

Tes buta warna

Pelayanan jiwa

Pemeriksaan mayat

Tindakan / suntik

Partus RB

Selama Tahun 2014, jumlah hasil penerimaan retribusi Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa adalah sebesar :

TH 2014

JANRp. 7.449.000;-

FEBRp. 8.008.000;-

MARRp. 8.384.000;-

APRRp. 9.081.000;-

MEIRp. 7.648.000;-

JUNIRp. 10.031.000;-

JULIRp. 4.775.000;-

AGTRp. 6.300.000;-

SEPRp. 8.483.000;-

OKTRp. 7.244.000;-

NOPRp. 6.121.000;-

DESRp. 5.843.000;-

JumlahRp. 89.367.000;-

2. Dana Subsidi

Adalah dana yang berasal dari pemerintah daerah yang besarnya tergantung kepada pemerintah setempat, dalam hal ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dana Subsidi dikelola oleh Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, mulai dari Perencanaan dan Pemanfaatan dananya.

Selama tahun 2014, Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa, mendapatkan dana subsidi, untuk beberapa kegiatan sebagai berikut :NONAMA KEGIATAN

1Transport Petugas PSN

2Transport Petugas Pemilahan Limbah Medis

3Transport Petugas Piket Sabtu Dokter dan Paramedis

3. Dana BOK ( Bantuan Operasional Kesehatan ) Tahun Anggaran 2014. Dana berasal dari Anggaran APBN melalui Kementrian Kesehatan RI, Untuk pelaksanaan Kegiatan BOK Tahun 2014, mulai bulan Februari 2014

BAB V

DISKUSI

Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 13 Januari sampai 06 Februari 2015 di 6 SD RW.02 di wilayah kelurahan pondok kelapa kecamatan duren sawit.

Pemantauan Jentik

Pemantauan jentik merupakan kegiatan pemeriksaan tempat-tempat perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan oleh siswa pemantau jentik dan peneliti dengan menggunakan alat senter sebagai alat penerangan dan hasil pemantauannya dicatat ke dalam formulir mingguan di rumah dan di sekolah. Pada minggu pertama pemeriksaan jentik dilakukan oleh siswa jumantik dan peneliti, pada minggu kedua dan selanjutnya hanya dilakukan oleh siswa jumantik. Pemantauan jentik dilakukan setiap seminggu sekali selama 4 minggu. Pelaksanaan pemantauan jentik di masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut:Tabel 5.1 Waktu Pelaksanaan Pemantauan Jentik

NoSekolahMinggu pemantauan jentik

Minggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

1SDN 05 Pagi15-16 Januari 201522-23 Januari 201529-30 Januari 201505-06 Februari 2015

2SDN 07 Pagi15-16 Januari 201522-23 Januari 201529-30 Januari 201505-06 Februari 2015

3SDN 09 Pagi15-16 Januari 201522-23 Januari 201529-30 Januari 201505-06 Februari 2015

4SDN 11 Petang15-16 Januari 201522-23 Januari 201529-30 Januari 201505-06 Februari 2015

SDN 12 Petang15-16 Januari 201522-23 Januari 201529-30 Januari 201505-06 Februari 2015

SDS Tiara 15-16 Januari 201522-23 Januari 201529-30 Januari 201505-06 Februari 2015

Tabel 5.2 Distribusi Siswa Pemantau Jentik Menurut Jenis kelamin

NoJenis KelaminJumlahPresentase (%)

1.Laki-Laki4331,9

2.Perempuan9268,1

Jumlah135100

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siswa yang terlibat dalam kegiatan siswa pemantau jentik pada kelompok eksperimen sebanyak 135 anak dengan jumlah Perempuan sebanyak 92 anak (68,1%) yang lebih banyak dari pada jumlah anak Laki-laki sebanyak 43 anak (31,9%).Penyajian Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian kuantitatif ini disajikan dengan menampilkan hasil analisis univariat dalam bentuk tabel dan penjelasaanya berikut ini penjelasannya lebih rinci sebagai berikut :5.3.1 Analisi Univariat

Analisa univariat terdiri dari siswa yang mengikuti PSN di rumah dan di sekolah, jentik yang ditemukan para siswa di rumah maupun disekolah. 5.3.2 Hasil Penelitian

Tabel 5.3 Distribusi Siswa yang Mengikuti Pemberantasan Sarang Nyamuk di Rumah dan di Sekolah.

NoSekolahJumlah SiswaPemeriksaan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Minggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

%%%%

1SDN 05 Pagi301550186018602170

2SDN 07 Pagi20147020100189020100

3SDN 09 Pagi201995178516801995

4SDN 11 Petang1010100880909010100

5SDN 12 Petang302376155026872893

6SDS Tiara251560104010401872

Berdasarkan Tabel 5.3 dari 6 sekolah berjumlah 135 siswa yang mengikuti pemberantasan sarang nyamuk disekolah dan dirumah memiliki persentase yang signifikan selama 4 minggu hasil persentase 70 % - 100 % siswa antusias mengikuti pemberantasan sarang nyamuk. Dan hanya 1 sekolah yang mendapatkan persentase kecil tiap minggunya 10% 40%. a. Status Keberadaan Jentik di Rumah Responden dan di SekolahHasil dari penelitan yang dilakukan oleh peneliti, bahwa tempat penampungan air yang ada airnya disekolah dasar kelompok responden berupa bak wc, bak mandi, ember, dispenser, penampungan air kulkas, pot/vas bunga, kolam, botol atau kaleng bekas. Berikut distribusi responden berdasarkan status keberadaan jentik nyamuk di rumah responden dan di sekolah dapat dilihat pada tabel 5.4 dan 5.5 sebagai berikut:Tabel 5.4 Distribusi Status Keberadaan Jentik di Rumah Responden

No.SekolahPemeriksaan Jentik di Rumah

Minggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

%%%%

1SDN 05 Pagi5333171615

2SDN 07 Pagi535,721015,6210

3SDN 09 Pagi947,4423,5211,115,3

4SDN 11 Petang550337,5111,1110

5SDN 12 Petang730,4533,327,713,5

6SDS Tiara213,322011015,6

Menurut WHO, suatu wilayah dikatakan mempunyai kepadatan dan penyebaran vector yang tinggi serta berisiko tinggi untuk penularan DBD jika CI 5% dan HI 10%. Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa pada pemeriksaan jentik minggu pertama, rumah responden di dapat presentase 10%. Pada pemeriksaan jentik minggu kedua, sudah mulai terlihat penurunan presentasi walaupun masih diatas 10%. Pada pemeriksaan jentik minggu ketiga dan keempat terlihat penurunan di beberapa rumah siswa yaitu pada minggu ketiga SDN 05 pagi jumlah jentik yang ditemukan 1 rumah (HI 6%), SDN 07 pagi jumlah yang ditemukan 1 rumah (HI 5,6%), dan SDN 12 petang jumlah ditemukan 2 rumah (HI 7,7%). Pada minggu keempat SD 05,09 pagi, 12 petang dan SDS Tiara dengan presentase masing-masing (HI 5%, 5.3%, 3.5%, 5.6%). Dengan demikian kepadatan dan penyebaran vector DBD di lingkungan RW.02 kelurahan pondok kelapa tergolong rendah sehingga risiko kasus di RW.02 semakin berkurang.

Tabel 5.5 Distribusi Keberadaan Jentik di Sekolah SD Kelurahan Pondok Kelapa No.SekolahPemeriksaan Jentik di Sekolah

Minggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

%%%%

1SDN 05 Pagi225000000

2SDN 07 Pagi112,5000000

3SDN 09 Pagi112,5000000

4SDN 11 Petang112,5000000

5SDN 12 Petang112,5000000

6SDS Tiara112,5000000

Berdasarkan Tabel 5.5 keberadaan jentik disetiap sekolah yang berada dilingkungan RW.02 hanya 1 sekolah dari 6 sekolah yang mendapatkan jentik diminggu pertama sebesar 25%, 5 sekolah lainnya merata dengan nilai persentase 12,5% di minggu pertama. Selanjutnya diminggu ke II,III,IV di setiap sekolah mengalami penurunan yang semula adalah 25% dan 12,5% menjadi 0% dengan demikian penyebaran vector DBD di lingkungan RW.02 kelurahan pondok kelapa dapat menurunkan kasus DBD.BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN6.1 KESIMPULANDari Hasil penelitian menunjukkan gambaran bahwa Semangat yang antusias dari siswa SD di RW.02 dalam menurunkan kasus DBD di lingkungan rumah maupun di sekolah RW.02 kelurahan pondok kelapa, dilihat sesudah adanya siswa pemantau jentik dengan hasil presentase per minggu meningkat 70% - 100%. Namun hanya 1 sekolah saja yang hasil pelaksanaan PSNnya kurang dari 40%. .Demikian pula hasil temuan jentik di rumah dan di sekolah dari minggu pertama sampai minggu ke-4 mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan hasil presentase minggu terakhir HI 3,5% - 5,6% di 4 sekolah dari 6 sekolah dan CI 0% di minggu ke 4 pada 6 sekolah maka dari hasil penelitian dapat disimpulkan kepadatan dan penyebaran vector DBD di lingkungan RW.02 kelurahan pondok kelapa tergolong rendah sehingga risiko kasus DBD dapat menurun .Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembentukan siswa pemantau jentik sekolah dapat menurunkan kasus di lingkungan RW.02 di Kelurahan Pondok Kelapa.6.2 SARAN

6.2.1 Untuk Sekolah1. Aktif dalam melaksanakan PSN secara rutin minimal seminggu sekali agar terhindar dari penyakit DBD.2. Mengoptimalkan peran guru UKS untuk kesahatan di lingkungan sekolah.3. Siswa Jumantik terus melaksanakan pemantauan jentik secara rutin, memberikan penyuluhan dan mengajak teman sekolahnya serta masyarakat lingkungan rumah untuk melakukan PSN.6.2.2 Untuk Dinas Kesehatan DKI JakartaDiharapkan untuk membuat metode yang lebih efektif (dilihat dari jumlah kasus, lamanya waktu yang diperlukan, dan jumlah biaya yang dikeluarkan) dalam menurunkan kasus DBD sebagai upaya pencegahan kasus tertinggi di wilayah Jakarta timur khususnya di Kelurahan Pondok Kelapa.6.2.3 Untuk Petugas Pencegahan Penyakit DBD Puskesmas Kelurahan Pondok Kelapa1. Diharapkan pembinaan UKS tetap berkesinambungan.2. Meningkatkan pelatihan jumantik di seluruh sekolah SD Kelurahan Pondok Kelapa.3. Merekrut siswa pemantau jentik baru di kelurahan-kelurahan yang belum memiliki siswa jumantik agar dapat menurunkan kasus DBD di kelurahan Pondok Kelapa.6.2.4 Untuk Peneliti SelanjutnyaPeneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan metode yang lebih baik dan efektif dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk dan upaya untuk menurunkan angka kasus DBD dikelurahan Pondok Kelapa.DAFTAR ISI

Table of Contents

1BAB I

1PENDAHULUAN

6BAB II

6TINJAUAN PUSTAKA

92.3 PENGENALAN NYAMUK PENULAR (VEKTOR) DBD

192.4 JUMANTIK ANAK SEKOLAH

33BAB III

33METODE PENELITIAN

33Kerangka Konsep

34Definisi Operasional

35Jenis Penelitian

35Tempat Penelitian

353.5 Waktu Penelitian

363.6Sampel Pengumpulan Data

373.7 Instrumen Pengumpulan Data

383.7.Pengolahan Data dan Analisa Data

39BAB IV

39HASIL

61BAB V

61DISKUSI

61Pelaksanaan Penelitian

61Pemantauan Jentik

63Penyajian Hasil Penelitian

68BAB VI

68KESIMPULAN DAN SARAN

686.1 KESIMPULAN

686.2 SARAN

100%

ABJ = Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan jentik

Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa

100%

HI = Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan jentik

Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa

CI = Jumlah container dengan jentik

Jumlah container yang diperiksa

100%

Dengan Insektisida

Pemberantasan DBD

Nyamuk Dewasa

Jentik

Fisik

Kimia

Biologi

Penggerakkan Jumantik

Promotif:

Mengajarkan kepada murid tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Preventif:

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3 M Plus

Surveilans:

Identifikasi sarang nyamuk Menghitung kepadatan jentik dengan rumus ABJ

Peningkatan Angka Bebas Jentik

DBD dapat dicegah

Variabel Terikat

Penurunan angka kasus DBD di RW.02 kelurahan pondok kelapa.

Variabel Bebas

Jumantik Sekolah

Variabel Pengganggu (Confounding)

Pengetahuan siswa jumantik.

Sikap siswa jumantik

Dr. M Satrio Akbar

POLI UMUM

Dr. M Satrio Akbar

PROMOSI KESEHATAN

Dr. M Satrio Akbar

70

_1485601413.vsdTeam Title

Company Name

Company NameDepartment Name

POLI KBBdn. Kurnia Kasih

POSYANDUHerlina Venny IS

UKGS Restu Sugiarto Tuty Yuliati

LANSIAHerlina Venny IS

RW SIAGABdn. Kurnia KasihBdn Endah W

KESLINGRestu Sugiarto

KAMAR OBATNetty Tambunan

GIZIHerlina Venny IS

RUJUKAN Herlina Venny IS

KEPALA PUSKESMASKEL. PONDOK KELAPAdr. Lennywati

MANAGEMENT REPRESENTATIVEdrg. Rabiatul Adawiyah ( WM )

DOCUMENT CONTROLRestu Sugiarto

KASUB BAGIAN TATA USAHARestu Sugiarto

SEKSI PROMOSI,PENCEGAHAN, DAN REHABILITASIdr. Rian Hariany

SEKSI PENGOBATAN DAN PERAWATANdr. Lennywati

KEUANGAND. Indri Dwi S

KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHARestu Sugiarto

TU UMUMRestu Sugiarto

PROMOSI KESEHATANdr. Rian Hariany

CHN / PERKESMASZr. HerwaniZr. Neneng Roviah

UKSBdn. Kurnia KasihZr. Neneng Roviah

LOKET PENDAFATARAN & REKAM MEDISJoanda Sihaloho

POLI GIGIdrg. Rabiatul A

POLI ImunisasiBdn. Kurnia Kasih

POLI P2ML( TB / KUSTA / dll )Zr. Herwani

LABORATORIUMD. Indri Dwi S

POLI UMUMdr. Rian Hariany

POLI ANCBdn. Kurnia Kasih

GUDANG OBATNetty Tambunan

RAWAT INAP ( RB )Bdn. Keken Suhaeni