d ipa 054283 table of content · 2018-01-01 · ix daftar tabel halaman tabel 2.1 hubungan antara 8...

16
103 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan alat untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk memperoleh kebenaran diperlukan suatu cara pendekatan pada fakta-fakta empiris agar dapat difahami dalam suatu keteraturan, adapun pendekatan yang diambil peneliti adalah melalui model yang disebut paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen(1992:32), adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Menurut Patton yang dikutip oleh Lincoln dan Guba (1983:15), paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks. Penelitian ini menggunakan paradigma alamiah (naturalistic paradigm) dengan metode penelitian kualitatif. Penggunaan paradigma alamiah(naturalistic paradigm) dan pendekatan kualitatif serta strategi penelitian jenis studi kasus maka penelitian ini dimaksudkan untuk melihat gejala-gejala dari kerangka acuan si pelaku sendiri, yakni menafsirkan kegiatan atau kejadian dari sudut pandang pelaku yang disebut "perspektif emic". Menurut Sugiyono (2008:213) penelitian kualitatif harus bersifat perpektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan apa adanya yang terjadi dilapangan, dialami, dirasakan dan pikirkan oleh partisipan atau sumber data.

Upload: others

Post on 13-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

103

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan alat untuk menemukan kebenaran atau

untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk memperoleh kebenaran

diperlukan suatu cara pendekatan pada fakta-fakta empiris agar dapat difahami

dalam suatu keteraturan, adapun pendekatan yang diambil peneliti adalah melalui

model yang disebut paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen(1992:32),

adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau

proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Menurut Patton yang

dikutip oleh Lincoln dan Guba (1983:15), paradigma adalah suatu pandangan

terhadap dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara

untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks.

Penelitian ini menggunakan paradigma alamiah (naturalistic paradigm) dengan

metode penelitian kualitatif. Penggunaan paradigma alamiah(naturalistic paradigm)

dan pendekatan kualitatif serta strategi penelitian jenis studi kasus maka penelitian

ini dimaksudkan untuk melihat gejala-gejala dari kerangka acuan si pelaku sendiri,

yakni menafsirkan kegiatan atau kejadian dari sudut pandang pelaku yang disebut

"perspektif emic". Menurut Sugiyono (2008:213) penelitian kualitatif harus bersifat

“perpektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan

berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan apa adanya yang

terjadi dilapangan, dialami, dirasakan dan pikirkan oleh partisipan atau sumber data.

104

Menurut Djam’an Satori dan Aan K(2009:23) penelitian kualitatif adalah

mengembangkan pertanyaan dasar tentang apa dan bagaimana kejadian itu terjadi,

siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut, kapan terjadinya dan dimana tempat

kejadiaannya. Setting sosial itu digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Sosial Setting (Djam’an Satori dan Aan.Komariah. 2009:23)

Penelitian kualitatif dibutuhkan proses untuk menggungkap kejadian tersebut

dengan pengumpulan data yang sahih dengan cara melakukan wawancara

mendalam, observasi partisipasi, studi dokumen dan melakukan triangulasi.

Kemudian untuk mendeskripsikan data yang telah diperoleh dengan analisis data

mulai dari display data, reduksi data, refleksi data, kajian emic dan etik, kemudian

dlakukan pengambilan kesimpulan. Penelitian kualitatif ini, menggambarkan

aktualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian tanpa tercemar oleh

pengukuran formal sehingga dapat memberikan gambaran yang otentik tentang apa

yang terjadi serta bagaimana mereka memahami kejadian-kejadian tersebut. Teknik

penelitian melalui pengungkapan banyak cerita yang bersifat ideosinkratis namun

penting, yang diceritakan oleh orang-orang yang ada di lapangan, tentang peristiwa-

peristiwa nyata dengan cara-cara yang alamiah. Keterlibatan peneliti pada penelitian

Fenomena

Sosial

Waktu

Tempat Kejadian

Pelaku

105

ini, tanpa intervensi terhadap variabel-variabel proses yang sedang berlangsung apa

adanya. Penelitian ini disebut pendekatan naturalistik, karena situasi lapangan

penelitian bersifat "natural" atau wajar, sebagaimana adanya tanpa manipulasi,

diatur dengan eksperimen atau test, penelitian ini bersifat deskriptif analitik

evaluatif. Pada penelitian ini, maka apa yang terlaksana di lapangan dianalisis dan

dievaluasi berdasarkan suatu kriteria tertentu sesuai dengan topik permasalah yang

menjadi fokus.

Masalah penelitian merupakan fokus penelitian (Nasution 1988: 9-12), ciri-ciri

dari penelitian kualitatif dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Sumber data ialah situasi wajar atau “natural setting” 2. Peneliti sebagai instrumen penelitian 3. Sangat deskriptif 4. Mementingkan proses maupun produk 5. Mencari makna 6. Mengutamakan data 7. Triangulasi 8. Menonjolkan rincian kontekstual 9. Subjek yang diteliti dipandang kedudukan sama dengan peneliti 10. Mengutamakan perspektif emic 11. Verifikasi 12. Purposif sampling 13. Menggunakan “audit trail” 14. Partisipasi tanpa mengganggu 15. Mengadakan analisis sejak awal penelitian disain penelitian tampil salam

proses penelitian

Menurut Patton (1990: 40-41) Ciri-ciri pokok dari penelitian kualitatif (qualitative

inquiry) adalah:

1. naturalistic inquiry. 2. inductive analysis. 3. holistic perspective. 4. qualitative data 5. personal contact and insight. 6. dynamic systems. 7. unique case orientation

106

8. context Sensitivity. 9. emphatic Netrality. 10. design flexibility.

Berdasarkan pendapat di atas tampak bahwa penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang memerlukan kecermatan dalam pelaksanaannya, hal ini tidak lain

karena setting alamiah perlu tetap terjaga agar data yang diperoleh benar-benar

menunjukan kondisi lapangan yang sebenarnya. Selain itu analisis yang dilakukan

bersifat induktif dari hal-hal khusus berdasarkan fakta lapangan untuk kemudian

dipahami dan ditafsirkan dalam konteks keseluruhan kejadian yang bersifat holistik,

serta data yang dikumpulkan merupakan data yang berkategori kualitatif.

Penelitian kualitatif juga suatu penelitian yang menunjukan penggunaan manusia

sebagai alat dalam pengumpulan data dengan titik berat kepada proses ketimbang hasil

dari suatu fenomena lapangan, karena apa yang terjadi di lapangan banyak yang sulit

atau tidak mungkin diperkirakan sebelumnya maka desain penelitian ini bersifat

fleksibel dalam arti memungkinkan untuk berubah sesuai dengan perkembangan yang

terjadi.

Lima(5) jenis penelitian kualitatif menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah

(2009:33) yaitu: biografi, fenoma, grounded teori, ethografi dan studi kasus. Peneliti

pada penelitian ini memilih jenis penelitian kualitatif dengan studi kasus.

Penelitian studi kasus, adalah suatu metode dilakukan dengan memilih kasus yang

terjadi pada tempat dan waktu tertentu, materi kontektual tentang setting kasus yang

diteliti. Sumber informasi dikumpulkan sebanyak mungkin dari sumber informasi yang

banyak mendapatkan gambaran kasus yang detil.

107

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulkan data, pada penelitian ini memakai teknik wawancara terbuka,

observasi langsung dan studi dokumen. Pengambilan data dilakukan dengan metode

snowball sampling dengan proses jumlah kecil responden kemudian melibatkan

pihak yang terkait dengan responden awal untuk dijadikan responden dan

seterusnya sehingga menjadi semakin besar seperti bola salju (snowball)

Data yang dihasilkan melalui wawancara atau observasi dari satu subjek, setelah

diinterpretasi peneliti, kemudian diperiksakan kembali kepada subjek lain, dan

seterusnya sampai menemui titik kejenuhan (saturated). Sumber data yang telah

dimiliki telah dipandang cukup karena tidak ada lagi diperoleh informasi baru atas

data yang sudah diperoleh.

Sumber data penelitian adalah keadaan dan lingkungan objek penelitian, subjek-

subjek yang terlibat kegiatan, kontak sosial maupun berbagai aspek sosial yang

melingkupinya. Hal-hal tersebut diamati secara langsung, diwawancarai serta dibaca

dan ditelaah hasil pikirannya, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, atau yang

dipahami orang-orang sekitarnya untuk kemudian dijadikan bahan pertanyaan pada

subjek tersebut. Pengambilan data bercorak simultaneous cross sectional atau

membercheek (dalam arti berbagai kegiatan kelakuan subjek penelitian tidak diambil

pada subjek yang sama, namun pada subjek yang berbeda), kemudian diinterpretasi

berdasarkan kemampuan peneliti dengan melihat kecenderungan, pola, arah,

interaksi faktor-faktor serta hal lainnya yang memacu atau menghambat perubahan

untuk merumuskan hubungan baru berdasarkan unsur-unsur yang ada (Noeng

Muhajir,2000:60-61). Analis data untuk mencari kebenaran yang dihasilkan tidak

108

didasarkan pada pertimbangan banyaknya individu atau rincian rerata subjek

penelitian, namun pada ciri-ciri penting berbagai kategori, kemudian menghubung-

hubungkannya untuk menghasilkan inti teori yang dimunculkan (Miles &Hubermen

1992:20 dalam Djam’an Satori 2009:39).

Melalui teknik pengumpulan data simultaneous cross sectional atau member

cheek, diharapkan dapat diperoleh secara lebih lengkap, lebih dalam dan dan lebih

dapat dipercaya, dan karenanya tujuan penelitian dapat tercapai. Hal ini

dimungkinkan sebab dalam penelitian ini peneliti langsung berhadapan dengan

sasaran penelitian. Sifat naturalistik, menjadikan peneliti berfungsi sebagai

instrumen pengumpul data. Maka itu diperlukan kemampuan menyesuaikan diri

dengan berbagai ragam realitas yang tidak dapat dikerjakan oleh instrumen non-

human; seperti kuesioner dan semacamnya. Pada penelitian ini peneliti sendiri

sebagai instrumen penelitian, diharapkan mampu menangkap makna, khususnya

menghadapi nilai lokal yang berbeda dan bersifat khas. Melalui pengamatan

langsung dengan instrumen penelitian peneliti sendiri, maka peneliti diharapkan

mampu menangkap data yang bersifat perasaan, norma, nilai, keyakinan, kebiasaan,

sikap mental serta perilaku responden.

C. Sumber Data

Pada penelitian kualitalif jumlah sampel bukan kriteria utama, tetapi lebih

ditekankan kepada sumber data yang dapat memberikan informasi yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data

109

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Sumber data utama untuk kepentingan penelitian ini adalah pejabat struktural di

Pusdiklat, pihak-pihak yang berkepentingan dalam diklat aparatur yaitu pejabat di

Lembaga Administrasi Negara (LAN), Widyaiswara dan pegawai lingkungan

Pusdiklat Pegawai Kemendiknas, Bojongsari Depok serta peserta diklat. Sampel

penelitian dengan metode ”snowball” akan berkembang seiring dengan berjalannya

penelitian, disamping itu penelusuran dokumen yang diperlukan dalam memberikan

pemahaman bagi tercapainya tujuan penelitian ini juga dilakukan, disamping

suasana yang menjadi latar kegiatan pengawasan berjalan. Sumber data penelitian

terdiri atas tiga bagian, yakni dokumen, manusia dan suasana (Sanusi Uwes,1999:

74).

Sumber data yang dikumpulkan dilakukan dengan proses observasi lapangan,

melakukan studi dokumen, melakukan wawancara pada tahapan proses diklat

dengan peserta diklat, pejabat struktural, Kepala Pusat dan hasil pendapat dan

tanggapan terhadap objek penelitian kemudian dilakukan dengan teknik triangulasi

dengan dua cara yaitu :

1. Proses Triangulasi Sumber

2. Proses Triangulasi Teknik

Tahapan pelaksanaan proses triangulasi sebagai berikut:

Gambar 3.2.

Gambar

D. Tehnik Analisis Data

Pada penelitian ini terdapat dua corak

analisis saat mempertajam

sectional", dan kedua melalui interpretasi pada data seara

analisis corak pertama, dilakukan penyusunan d

hasil wawancara, hasil observasi dan dokumen

Observasi

Dokumen

Wawancara

3.2. Proses Triangulasi Sumber Data Penelitian

Gambar 3.3. Proses Triangulasi Tehnik

penelitian ini terdapat dua corak yang akan dianalisis. Pertama

saat mempertajam keabsahan data, melalui "simultaneous cross

", dan kedua melalui interpretasi pada data searah keseluruhan. Pada

analisis corak pertama, dilakukan penyusunan data, yakni penyusunan kata

hasil observasi dan dokumen-dokumen berdasarkan kategorisasi

Kasubid Program

Kasubid Evaluasi

110

Proses Triangulasi Sumber Data Penelitian

yang akan dianalisis. Pertama

simultaneous cross

keseluruhan. Pada

ata, yakni penyusunan kata-kata

dasarkan kategorisasi

111

yang sesuai dengan masalah penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh,

dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya. Penelitian ini,

data tidak dianggap sebagai error reality yang dipersalahkan oleh teori yang ada

sebelumnya, tapi dianggap sebagai another reality (Stuart A. Schlegel, 1984:12).

Miles dan Huberman 1992:20 (Djam’an Satori 2009:38) berpendapat ‘ dalam

melakukan analis data dilakukan, 4 tahapan sebagai berikut: (1) proses memasuki

lingkungan penelitian dan mengumpulkan data; (2) melakukan proses reduksi data

dengan pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhaan, pengabstrakan, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dari lapangan;(3)

penyajian data dengan mengolah informasi untuk penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan;(4) penarikan kesimpulan atau verifikasi dari hasil data

yang telah dianalisis’.

Pada penelitian ini data dicatat apa adanya, tanpa intervensi dari teori atau

paradigma peneliti selama ini yang dimiliki. Situasi wajar, apa adanya (natural

setting) dijadikan bahan penelitian yang dimasuki peneliti tanpa intervensi situasi,

baik melalui bentuk angket, tes atau eksperimen. Namun demikian peneliti berusaha

mencari makna inti dari kelakuan dan perbuatan yang terlihat. Hal ini dilakukan

dalam rangka memahami kelakuan tersebut dalam konteks yang lebih luas,

dipandang dari kerangka pikiran dan perasaan si pelaku. Berdasarkan hal tersebut,

data yang didapat merupakan data yang langsung dari tangan pertama, tanpa melalui

tes atau angket yang pada gilirannya hal tersebut justru membuat jarak dengan

sumber data (Nasution, 2003:9-10).

112

Berdasarkan kategorisasi dicari makna dalam inferensi, sehingga data tidak

hanya sampai digambarkan tapi juga ditafsirkan. Kegiatan penelitian ini penulis

memberikan interpretasi yang bersifat inovatif yakni mengembangkan ide-ide

dengan argumen yang didasarkan pada data yang ditemukan. Bertolak dari cara itu,

maka penemuan pada suatu waktu merupakan pedoman untuk langkah selanjutnya.

Pengumpulan data lebih didasarkan pada pengembangan analisis dari data yang

ditemukan sebelumnya. Triangulasi dilakukan pada objek lain mengenai hal yang

sama, untuk menghilangkan bias pemahaman antara peneliti dengan pemahaman si

pelaku. Metode pengecekan dilakukan dengan bentuk pertanyaan yang berbeda atau

cara pengamatan yang berlainan. Tujuan hal ini terutama adalah membandingkan

informasi yang didapat dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat

kepercayaan data. Hal ini sekaligus mencegah subjektivitas peneliti (Nasution

2003:10). Hasil data dan analisis inilah yang kemudian dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

E. Langkah-langkah Penelitian

Berikut dikemukakan langkah-langkah penelitian yang dilakukan di

lapangan, meliputi delapan tahap dari pra-survey sampai tahap pengujian

kredibilitas data hasil penelitian.

1. Pra survey/orientasi

Pra-survey dilakukan melalui observasi kegiatan terkait di lapangan dan

dialog dengan pimpinan Pusdiklat sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam

mengimplementasikan program pelatihan, kemudian dilanjutkan dengan observasi

113

diiringi dialog dengan informan lain yang dipandang perlu dan dapat memberikan

penambahan informasi guna lebih memberikan pemahaman akan masalah yang

menjadi fokus penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan melalui para pejabat yang dapat memberikan

pendalaman akan masalah yang menjadi fokus penelitian. Pada tahap ini, materi

wawancara bersifat umum, kemudian tahap berikutnya wawancara akan lebih

diarahkan pada fokus penelitian dan langsung menghubungi sumber-sumber yang

berhubungan langsung (first hand). Kemudian data hasil wawancara

dikomparasikan dengan studi dokumentasi dan observasi.

3. Diskusi

Diskusi dilakukan untuk menangkap ide-ide yang dikemukakan para

responden yang diwawancarai, peneliti juga melakukan diskusi secara terus

menerus dengan responden yang berada di Pusdiklat. Diskusi ini sifatnya

berkelanjutan, selama terjun ke lapangan dan selama penulisan. Ini dilakukan juga

untuk melakukan triangulasi data.

4. Triangulasi

Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan

observasi tidak langsung. Observasi tidak langsung ini dilaksanakan dalam bentuk

pengamatan atas beberapa kelakuan dan kejadian, yang kemudian dari hasil

pengamatan tersebut ditarik benang merah yang menghubungkan antara berbagai

fenomena kejadian. Teknik triangulasi dilakukan dengan menggabungkan data

yang diperoleh dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

114

Menurut Sugiyono(2008:273), triangulasi dilakukan untuk pengujian

kredibilitas dilakukan dengan berbagai cara yaitu: triangulasi sumber, triangulasi

teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu pengumpulan data.

5. Membercheck

Membercheck dilakukan pada subjek wawancara melalui cara-cara sebagai

berikut: pertama langsung pada saat wawancara dalam bentuk penyampaian ide

yang tertangkap peneliti saat wawancara. Kedua tidak langsung dalam bentuk

penyampaian rangkuman hasil wawancara setelah peneliti mengetik dan menyusun

menurut tertib masalah yang telah dirancang.

6. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dimaksudkan untuk menambah atau memperkuat apa

yang terjadi, sebagai bahan untuk melakukan komparasi dengan hasil wawancara

dan sejauh ada dokumentasi yang bisa diperoleh.

7. Observasi Langsung

Observasi dilakukan pertama pada seluruh aktivitas pelatihan, yang dilakukan

para pejabat di Pusdiklat. Kemudian setelah observasi yang bersifat keseluruhan ini

diperoleh data-data yang bersifat umum, maka peneliti akan lebih memfokuskan

observasi pada kegiatan-kegiatan yang langsung terkait dengan fokus penelitian yakni

pengelolaan pelatihan. Kemudian data hasil observasi dikomparasikan dengan studi

dokumentasi, sebagai upaya untuk melihat konsistensi serta kesinambungan informasi

yang diperoleh, sehingga layak dan dapat benar-benar menunjukan fenomena yang

sebenarnya.

115

F. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif (Miles dan Hurberman,1992:20). Berdasarkan penulisan kembali

baik dari alat rekaman maupun dari alat tulis, peneliti mengkategorisasi dan

mengklasifikasi data. Pengolahan demikian dilakukan tidak secara simultan saat

seluruh pendapat dari responden sudah terkumpul, tapi akan dilakukan setahap demi

setahap, seiring dengan muncul dan berkembangnya masalah baru. Amat

dimungkinkan subjek penelitian tidak mendapatkan materi wawancara yang sama. Hal

ini berkaitan dengan pendalaman objek materi dari penelitian itu sendiri. Hasil tersebut

kemudian dianalisis untuk melihat permasalahan secara mendalam.

Proses analisis data merupakan kegiatan telaah data yang terkumpul melalui

observasi, wawancara mendalam maupun studi dokumen dan tertulis dalam catatan

lapangan, transkrip wawancara maupun intisari dokumen untuk diketahui

maknanya. Nasution (1996:126) mengemukakan, analisis data adalah proses

menyusun data agar dapat ditafsirkan, menyusun data berarti menggolongkan dalam

pola, tema atau kategori, sebab tanpa kategori atau klasifikasi data akan terjadi

keruwetan. Secara lebih rinci Bogdan dan Biklen (1992:153) menjelaskan sebagai

berikut: "Data analysis is the process of systematically searching and arranging the

interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase

your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered

to others". Dengan demikian, analisis data merupakan pencarian dan pengaturan

secara sistematis, transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut

116

agar dapat dipresentasikan temuannya kepada orang lain. Berdasarkan pendapat

tersebut, analisis data meliputi kegiatan mengerjakan data, menatanya, membaginya

menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola,

menemukan yang penting dan memilih apa yang dipelajari dan memutuskan apa

yang akan dilaporkan.

Selanjutnya analisis data penelitian dilakukan selama pengumpulan data dan

setelah pengumpulan data. Miles dan Huberman (1992:73) menjelaskan bahwa, ana-

lisis selama pengumpulan data memberikan kesempatan pada peneliti lapangan

untuk berfikir tentang data yang ada dan mengembangkan strategi untuk

mengumpulkan data baru yang biasanya kualitasnya lebih baik, melakukan koreksi

terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan analisis yang sedang

berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja lapangan. Analisis selama

dan sesudah pengumpulan data, cenderung menjadi sangat bermanfaat bilamana

dasar datanya sangat lengkap serta penelitian berada dalam tahapan analisis.

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan mengadaptasi model inter-

aktif dari Miles dan Huberman (1992:20) yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang

berulang dan terus menerus yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi. Selanjutnya proses kegiatan analisis data meliputi langkah-

langkah sebagai berikut; (1) setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka

seluruh data dalam bentuk catatan lapangan, memo, transkrip wawancara, dokumen-

dokumen, dikumpulkan dan diberi nomor halaman berdasarkan kronologis waktu

pengumpulannya, (2) peneliti mengadakan reduksi data yaitu kegiatan pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pemilihan, dan transformasi data "kasar" yang

117

muncul dari catatan-catatan di lapangan; catatan hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok serta difokuskan pada hai-hal

yang penting, dengan perkataan lain; catatan lapangan (field note) disusun secara

lebih sistematis, dicari tema-terna, (3) peneliti menelaah keseluruhan data dan

mencatat kategori-kategori koding berdasarkan topik-topik atau pola-pola yang

muncul secara teratur. Kategori koding ini ditulis dalam bentuk kalimat pendek. Data-

data yang dicakup oleh kode tersebut diberi tanda garis bawah atau garis atas dengan

Bolpoin atau pensil untuk menunjukkan satuan data yang termasuk dalam satu

kategori koding, (4) setiap kategori yang ditemukan maupun satuan datanya masing-

masing diberi nomor pasangan untuk memudahkan penemuannya, (5) penyajian data

(display) sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan berdasarkan atas

pemahaman yang didapat dari penyajian data yang ditampilkan dalam bentuk naratif,

(6) setelah peneliti menemukan pola, tema, hubungan, persamaan, dan hal-hal yang

sering muncul, maka langkah berikutnya berupa penarikan kesimpulan yaitu

pemaknaan terhadap temuan penelitian, dan peneliti selalu mengadakan verifikasi

secara lebih mendalam dengan cara mencari data baru agar temuan lebih terjamin

validitasnya. Untuk memastikan temuan itu benar, representatif atau merupakan

kesimpulan gejala umum, maka harus diperiksa melalui keabsahan data.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep

kesahihan(validitas) dan keandalan(reliabilitas) menurut versi "positivism" dan

118

disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri

(Moleong, 1996:173). Konsep tersebut di atas (validitas, reliabilitas) lazim

digunakan pada penelitian non kualitatif:

Keabsahan (validasi) data diperlukan teknik pemeriksaan, sedangkan

pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Pada pe-

nelitian naturalistic/kualitatif terdapat empat kriteria yang digunakan untuk validasi

data yaitu dengan menetapkan derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

(transferability), ketergantungan/kehandalan (dependability), dan kepastian

(conformability), (Nasution,1996:149-151). Validitas dan keabsahan data penelitian

ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan tehnik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data, untuk keperluan

pengecekan, sebagai pembanding terhadap data yang sudah diperoleh.