d adpen 0707361 chapter3 -...

32
151 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan descriptive survey dan explanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi,1989). Rancangannya adalah deskriptif-verifikatif, yang dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi ciri-ciri objek atau variabel-variabel penelitian sebagaimana adanya, dan menguji hipotesis. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel bebas, yaitu kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), budaya organisasi (X 2 ), komitmen guru (X 3 ), dan peranserta masyarakat (X 4 ); satu variabel intervening yaitu prose pembelajaran (Y); dan variabel terikat, yaitu mutu SMP berkategori RSSN (Z). Sesuai dengan penjelasan teoretik sebagaimana yang telah dikemukakan dalam bab kedua, dimensi dan indikator masing-masing variabel tersebut diringkaskan dalam tabel 3.1. Tabel 3.1 KISI-KISI VARIABEL PENELITIAN VARIABEL DIMENSI INDIKATOR Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1 ) Tanggung jawab Penataan lembaga Pembinaan Akademik Berani mengambil resiko Manajemen Perencanaan Program Pengorganisasian Masalah Pelaksanaan Program Efektivitas dalaam Pengawasan

Upload: ngolien

Post on 01-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

151

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan descriptive survey dan

explanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara

variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi,1989).

Rancangannya adalah deskriptif-verifikatif, yang dimaksudkan untuk

menggambarkan kondisi ciri-ciri objek atau variabel-variabel penelitian

sebagaimana adanya, dan menguji hipotesis.

Penelitian ini terdiri atas tiga variabel bebas, yaitu kepemimpinan kepala

sekolah (X1), budaya organisasi (X2), komitmen guru (X3), dan peranserta

masyarakat (X4); satu variabel intervening yaitu prose pembelajaran (Y); dan

variabel terikat, yaitu mutu SMP berkategori RSSN (Z). Sesuai dengan

penjelasan teoretik sebagaimana yang telah dikemukakan dalam bab kedua,

dimensi dan indikator masing-masing variabel tersebut diringkaskan dalam

tabel 3.1.

Tabel 3.1 KISI-KISI VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Tanggung jawab • Penataan lembaga • Pembinaan Akademik • Berani mengambil resiko

Manajemen • Perencanaan Program • Pengorganisasian Masalah • Pelaksanaan Program • Efektivitas dalaam Pengawasan

Page 2: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

152

Proses Komunikasi • Sistem komunikasi • Target komunikasi • Efektivitas komunikasi

Otonomi pengelolaan • Peningkatan Mutu • Efisiensi Pengelolaan • Relevansi pembelajaran

Pemberdayaan Warga sekolah

• Peran Guru • Peran Tenaga Kependidikan • Memotivasi siswa

Budaya Organisasi (X2)

Karakteristik • Kerjasama • Penghargaan • Percaya diri • Inovatif

Penerapan • Membiasakan beretika • Adanya iklim kondusif • Meningkatkan peran • Meemperkuat prestasi

Nilai

• Membentuk aturan • Menerima nilai • Memahami tujuan

Menunjukkan Usaha • Membuat pilihan dan prioritas • Menyesuaikan diri dengan misi organisasi. • Melakukan upaya sesuai harapan organisasi.

Komitmen Guru (X3)

Melaksankan tujuan sekolah

• Mendukung kebijakan sekolah • Melaksanakan peraturan sekolah • Menunjukkan profesionalisme kerja

Tanggung jawab • Memiliki rasa kepemilikan • Menciptakan semangat kerja • Mempertahankan kesuksesan • Kepercayaan

Melakukan pengorbanan pribadi

• Menempatkan kepentingan organisasi • Melakukan pengorbanan pribadi • Mendukung keputusan organisasi • Teguh terhadap aturan

Peranserta Masyarakat (X4)

Dukungan Masyarakat • Kemitraan dalam menyusun program • Memahami kepentingan sekolah • Mempertahankan keberhasilan sekolah • Mendukung pengembangan organisasi

Kepengurusan • Anggota • Pemilihan Pengurus • Pelaksanaan tugas • Mekanisme kerja

Meningkatkan tanggung jawab

• Peningkatan Partisipasi • Transparansi • Akuntabilitas • Peduli kualitas • Akses Sumber daya

Proses Pembelajaran (Y)

Pencitraan belajar • Menegakkan aturan sekolah • Menjalankan tugas tepat waktu • Menegakkan aturan bealajar • Strategi mengajar yang bervariasi

Page 3: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

153

Menekankan keberhasilan

• Melakukan hal terbaik untuk mencapai hasil belajar • Selalu mencari bahan pembelajaran yang aktual • Memperoleh ketrampilan yang esensial

Penilaian

• Penilaian PBM dilaksanakan dari berbagai segi • Memberikan penghargaan bagi yang berprestasi • Memberi penguatan terhadap perilaku positif siswa

Peningkatan layanan PBM

• Peningkatan sarana pendidikan • Pembelajaran yang efektif • Bimbingan khusus • Pengembangan budaya belajar • Penanaman Nilai

Mutu Sekolah (Z)

Produktivitas • Mutu akademik • Mutu non Akademik • Peningkatan Akses • Akuntabilitas • Adanya penghargaan

Mutu Lulusan Content Knowledge

• Menguasai Bahan ajaran • Mengembangkan hasil Pengajaran • Evaluasi Belajar tinggi • Memiliki Pengayaan wawasan hasil belajar

Affective Skills • Memiliki daya saing • Kinerja belajar tinggi • Mampu mengambil peluang • Siap mengambil resiko

Psychomotor Skill • Taqwa • Berakhlak mulia • Berbudaya • Bekerjasama • Optimisme

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Deskripsi adalah hal-hal yang

nyata berdasarkan pengamatan, hasil penelitian kuantitatif lebih menekankan

pada penyajian dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-angka

statistik. Penelitian deskriptif analitik lebih menuturkan/menguraikan suatu

secara sistematis tentang data atau karakteristik tertentu atau bidang tertentu

secara faktual dan cermat, menganalisis serta menginterpretasikan data yang

ada pada saat penelitian dilakukan. Dengan kata lain penelitian deskriptif

analitik memusatkan pada masalah-masalah yang bersifat aktual, untuk

melukiskan variabel atau kondisi apa yang ada dalam situasi tertentu.

Page 4: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

154

Proses penelitian dengan pendekatan deskriptif analitis melalui metode

kuantitatif menekankan, bahwa penentuan pemilihan subyek dari mana

informasi atau data akan diperoleh, teknik yang digunakan untuk pengumpulan

data, prosedur untuk pengumpulan bahan kajian yang ingin dijadikan penelitian

sudah ada di lapangan. Oleh karena itu tidak diperlukan adanya suatu

manipulasi ataupun kontrol terhadap variabel yang ada untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan. Penggunaan metode ini dirasakan tepat dan relevan,

oleh karena data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan kejadian

yang sedang berlangsung.

B. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah batasan yang digunakan untuk

menguraikan makna dari beberapa variabel penelitian. Definisi operasional

adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi

bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabel-

variabel tersebut. Definisi operasional memungkinan sebuah konsep yang

bersifat abstrak menjadi operasional sehingga memudahkan peneliti dalam

melakukan pengukuran (http://komunitasmahasiswa.info/tag/definisi-

operasional). Pendapat lain mengatakan: definisi operasional dapat

memberikan jawaban atas pertanyaan untuk menguji hipotesis, dapat dikatakan

lebih tegas “operational definition tell the researcher and read what is

necessary for answering the question or testing the hypothesis “ (MacMillan &

Schumacher, 2001: 84)

Page 5: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

155

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan proses pemimpin mempengaruhi pengikut

untuk: (1) menginterpretasikan keadaan (lingkungan organisasi); (2) memilih

tujuan organisasi; (3) pengorganisasian kerja dan memotivasi pengikut untuk

mencapai tujuan organisasi; (4) mempertahankan kerjasama dan tim kerja; (5)

mengorganisasi dukungan dan kerjasama orang dari luar organisasi. Dalam

lingkungan pendidikan, secara spesifik kepemimpinan pendidikan dimaknai

sebagai kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya

tujuan pendidikan.

Fungsi kepemimpinan pendidikan di sekolah sebagai kepemimpinan

manajerial adalah pengelola mutu, yang meliputi perencanaan mutu,

pengembangan produk dan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhaan pelanggan. Oleh karena itu pemimpin pendidikan harus memiliki

kemampuan sebagai berikut: (1) mengorganisasikan; (2) membangkitkan dan

memupuk kepercayaan; (3) membina dan memupuk kerjasama dalam

mengajukan dan melaksanakan program-program supervisi; dan (4)

mendorong dan membimbing guru beserta staf agar bertanggungjawab pada

setiap usaha untuk mencapai tujuan sekolah.

Proses kepemimpinan kepala sekolah meliputi: (1) mengambil

keputusan; (2) mengembangkan imajinasi; (3) mengembangkan kesetiaan

pengikutnya; (4) memprakarsai, menggiatkan, dan mengendalikan rencana;

(5) melaksanaan keputusan dengan memberikan dorongan kepada para

pengikutnya; (6) memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber

Page 6: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

156

lainnya; (7) melaksanakan kontrol dan perbaikan-perbaikan atas kesalahan;

(8) memberikan tanda penghargaan; (9) mendelegasikan wewenang kepada

bawahannya.

Perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap bawahannya dalam

organisasi, meliputi: (1) iklim saling mempercayai; (2) penghargaan terhadap

ide bawahan; (3) memperhitungkan perasaan bawahan; (4) perhatian pada

kenyamanan kerja bagi para bawahan; (5) perhatian pada kesejahteraan

bawahan; (6) pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan

profesional; (7) memperhitungkan faktor kepuasan kerja para bawahan dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan padanya.

2. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah sistem makna bersama terhadap nilai-nilai

primer yang dianut bersama dan dihargai organisasi, yang berfungsi

menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi

lainnya, menciptakan rasa identitas bagi para anggota organisasi,

mempermudah timbulnya komitmen kolektif terhadap organisasi,

meningkatkan kemantapan sistem sosial, serta menciptakan mekanisme

pembuat makna dan kendali yang memandu membentuk sikap dan perilaku

para anggota organisasi.

Karakteristik budaya organisasi sebagai berikut: (1) peraturan-peraturan

perilaku yang harus dipenuhi; (2) norma-norma; (3) nilai-nilai yang dominan;

(4) filosofi; (5) aturan-aturan; dan (6) iklim organisasi.

Page 7: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

157

Ada tiga tipe budaya organisasi, pertama budaya kuat dan budaya lemah,

nilai-nilai, norma-norma dan asumsi-asumsi yang terinternalisasi dan dipegang

teguh oleh para anggota organisasi dapat melahirkan perasaan tenang,

committed, loyalitas, memacu kerja lebih keras, kohesivitas, keseragaman

sasaran (goal alignment), dan mengendalikan perilaku anggota organisasi, serta

produktivitas. Kekuatan budaya berhubungan dengan kinerja meliputi tiga

gagasan, yaitu: (1) penyatuan tujuan; (2) menciptakan motivasi, komitmen, dan

loyalitas luar biasa dalam diri pegawai; dan (3) memberikan kontrol yang

dibutuhkan dan dapat menekan tumbuhnya motivasi serta inovasi.

Kedua budaya yang secara strategis cocok, budaya yang cocok dan serasi

dengan kondisi objektif perusahaan dimana perusahaan itu berada. Semakin

besar kecocokan dengan lingkungan, maka semakin baik kinerjanya,

sebaliknya semakin kurang kecocokannya dengan lingkungan, maka semakin

jelek kinerjanya. Ketiga budaya yang adaptif dan tidak adaptif. Yakni budaya

yang dapat membantu organisasi mengantisipasi dan beradaptasi dengan

perubahan lingkungan (adaptif), yang diasosiasikan dengan kinerja tinggi

dalam periode waktu yang panjang. Kondisi ini mengarahkan budaya

organisasi untuk senantiasa bersikap adaptif dan inovatif sesuai dengan

perubahan lingkungan yang terjadi.

3. Komitmen Guru

Komitmen adalah keyakinan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai

organisasi, keamanan menggunakan segala upaya untuk mewujudkan

kepercayaan pada organisasi, serta sebuah keyakinan yang kuat untuk tetap

Page 8: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

158

menjadi anggota organisasi. Ada tiga bentuk komitmen yaitu: 1) kepercayaan

dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, 2)

kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi, 3) keinginan yang kuat

untuk tetap menjadi anggota organisasi.

Komitmen guru adalah pernyataan kesiapan diri menjadi seorang guru

yang baik: (1) memiliki misi; (2) memiliki suatu keyakinan positif; (3)

mengenal bahwa pemikirannya memiliki dampak yang mendalam terhadap

keberhasilan; (4) mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; (5)

mengetahui penggunaan waktu dan usaha untuk memperoleh hasil yang

terbaik.

Dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengembangkan komitmen

guru adalah keadaan psikologis individu yang berhubungan dengan keyakinan,

kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai

pendidikan, kemauan yang kuat untuk bekerja demi sekolah dan keinginan

yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari pengabdiannya sebagai

pendidikmemberi keteladanan, terutama kejujuran. Seorang guru yang baik

seharusnya: (1) memiliki misi; (2) memiliki suatu keyakinan positif; (3)

mengenal bahwa pikiran yang dibuat memiliki dampak yang mendalam

terhadap keberhasilan dirinya; (4) mengembangkan keterampilan pemecahan

masalah yang memungkinkan bagi guru untuk mengatasi setiap tantangan yang

dihadapi.

Page 9: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

159

4. Peranserta Masyarakat

Peranserta masyarakat dapat dipahami dengan konsep Community

Based Education (CBE), yang merupakan pendekatan inovatif bahwa sektor

pendidikan harus dipandang dengan pendekatan: (1) kemanusiaan dengan

asumsi bahwa manusia memiliki dinamika internal dan kapasistas yang tak

terbatas; (2) kolaboratif dengan asumsi bahwa kerja sama antarlembaga dengan

visi dan misi menolong masyarakat; (3) partisipatif dengan asumsi bahwa

masyarakat setempat terlibat dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen

program sekolah; (4) berkelanjutan dengan asumsi bahwa CBE akan

diterapkan secara berkesinambungan; (5) perpaduan program lembaga

pendidikan yang ada dengan budaya setempadapat

Lebih jelas peranserta masyarakat dapat didefinisikan sebagai lembaga

mandiri yang beranggota berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan.

Sedangkan komite sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggota orang tua/wali

peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

Ada tujuh tingkatan peranserta masyarakat, yaitu: (1) peranserta dengan

menggunakan jasa pelayanan yang tersedia; (2) peranserta dengan memberikan

kontribusi dana, bahan, dan tenaga; (3) peranserta secara pasif; (4) peranserta

melalui adanya konsultasi; (5) peranserta dalam pelayanan; (6) peranserta

sebagai pelaksana kegiatan; dan (7) peranserta dalam pengambilan keputusan.

Page 10: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

160

5. Mutu Proses Pembelajaran

Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk

(hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible

maupun yang intangible. Mutu proses pembelajaran yakni upaya yang

mengarah pada tercapainya kurikulum dan suksesnya proses pembelajaran

sangat terkit, tergantung dan dipengaruhi oleh delapan

unsur/komponen/subsistem yang lainnya. Organisasi/lembaga sekolah akan

dapat berdiri tegak jika, kurikulum dan pembalajaran, manajemen dan

administrasi, keteganaan, peserta didik, pembiayaan, sarana dan prasarana,

peranserta masyarakat dan iklim/budaya sekolah semuanya ada dan berjalan

dengan baik

Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-

buruknya hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran

yang dilaksanakan. Sekolah dianggap bermutu bila berhasil mengubah sikap,

perilaku dan keterampilan peserta didik dikaitkan dengan tujuan

pendidikannya, mutu pembelajaran mengandung lima rujukan, yaitu: “(1)

kesesuaian, (2) daya tarik, (3) efektivitas, (4) efisiensi dan (5) produktivitas

pembelajaran

6. Mutu Hasil Pendidikan

Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan. Mutu

dalam konteks "hasil pendidikan" yaitu mengacu pada prestasi yang dicapai

oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir

tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil

Page 11: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

161

pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis

(misalnya ulangan umum, UN atau US). Dapat pula prestasi di bidang lain

seperti prestasi di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan

tertentu misalnya: komputer, beragam jenis teknik, jasa. Bahkan prestasi

sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible). Hasil

belajar siswa merupakan kompetensi individu yang rasional sebagai harmoni

dan pemilihan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan

oleh tugas pekerjaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

dengan penuh keberhasilan.

Untuk mengukur kompetensi di sekolah dapat digunakan parameter

akademik dan nonakademik. Kompetensi akademik meliputi pengetahuan,

sikap, kemampuan, dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan kompetensi

nonakademik dapat ditelusuri dari minat dan kesungguhan siswa dalam

mengikuti program pembelajaran di sekolah yang dapat ditinjau dari

keikutsertaan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2010 di

Kabupaten Indramayu Propinsi Jawa Barat. Total SMP di Kabupaten

Indramayu adalah ada 145 unit, terdiri atas 75 SMP Negeri dan 70 SMP

Swasta. Dilihat dari kategorinya, SMP Negeri di kabupaten tersebut terdiri atas

satu unit berkategori Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), 36 unit

SMP Potensial, dan 15 SMP Rintisan USB dan SMPN Satu Atap. Objek

Page 12: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

162

penelitan ini adalah SMP Negeri yang berkategori Rintisan Sekolah Standar

Nasional (RSSN), berjumlah 22 unit, sebagaimana diperinci dalam tabel di

bawah.

Sampel penelitian ini difokuskan pada SMP yang melaksanakan

program Rintisan Sekolah Standar Nasional ( RSSN ), seperti tergambar dalam

table 3.2.

Tabel 3.2 DAFTAR SMP PROGRAM RSSN DI KABUPATEN INDRAMAYU

No. Nama Sekolah Rombel Alamat Tipe

1 SMPN 1 Arahan 14 Jl. Raya Arahan Kec.Arahan B 2 SMPN 1 Balonga 24 Jl. Raya Balongan Kec. Balongan A 3 SMPN 1 Kedokanbunder 21 Jl. Kabonjati Kec, Kedokan Bunder B 4 SMPN 1 Cantigi 14 Jalan Cantigi Kec.Cantigi B 5 SMPN 1 Gabuswetan 21 Jalan Raya Gabuswetan No1 B 6 SMPN 1 Indramayu 24 Jl. Raya Pahlawan No 11 A 7 SMPN 1 Juntinyuat 21 Jl. Juntikebon Kec. Juntinyuat B 8 SMPN 1 Kandanghaur 27 Jl. Raya Kandanghaur No 38 A 9 SMPN 1 Karangampel 24 Jl. Raya Karangampel No 11 A 10 SMPN 1 Kroya 21 Jl. Raya Pejaten Kec. Kroya B 11 SMPN 1 Lelea 27 Jl. Larangan Kec. Lelea A 12 SMPN 1 Losarang 27 Jl. Raya Santing Kec. Losarang Kab. A 13 SMPN 1 Sindang 24 Jl. Murahnara No 1 Kec.Sindang A 14 SMPN Terisi 1, 2, 4 18/21/9 Jl. Pejagan Kec. Terisi Kab B/B/C

15 SMPN 1 Widasari 21 Jl. Widasari No 11 Kec. Widasari B

16 SMPN 2 Haurgeulis 20 Jl. Kertanegara No 8 Kec. Haurgeulis B 17 SMPN 2 Tukdana 9 Jl Tukdana Kec. Tukdana C 18 SMPN 3 Jatibarang 16 Jl Pasar Jatibarang Kec.Jatibarabg B

19 SMPN Kertasemaya 24 Jl. Bypas Kertasemaya Kec Kertasemaya A

20 SMPN Unggulan Sindang 24 Jl. Terusan- Sindang Indramayu A Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, 2010

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di 22 SMP Negeri yang

berkategori RRSN di Kabupaten Indramayu, berjumlah 1200 orang. Dari

seluruh anggota populasi tersebut yang dijadikan sampel penelitian berjumlah

Page 13: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

163

603 orang. Karakteristik responden berdasarkan sekolah, tingkat pendidikan,

dan masa kerja, disajikan dalam gambar-gambar berikut ini.

Gambar 3.1 PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN SEKOLAH

Gambar 3.2

PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

Page 14: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

164

Gambar 3.3

PERSENTASE RESPONDEN BERDASARKAN MASA KERJA

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik-teknik studi

dokumentasi, observasi, wawancara dan angket. Teknik-teknik pengumpulan

data yang disebut pertama lebih merupakan alat pengumpulan data sekunder

sebagai bahan triangulasi dengan data primer.

Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari,

menelaah berbagai peraturan-peraturan, buku-buku, serta dokumentasi yang

ada relevansinya dengan masalah yang diteliti. Observasi yaitu pengumpulan

data dengan cara mengadakan pengamatan langsung di lapangan dan mencatat

masalah-masalah penting yang ada hubungannya dengan penelitian.

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

secara lisan kepada orang-orang yang dipilih berdasarkan pertimbangan

tertentu. Wawancara dapat dijadikan alat kontrol data yang dianggap

Page 15: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

165

meragukan yang diperoleh melalui angket maupun observasi. Adapun

wawancara dalam penelitian ini dilakukan khusus dengan para pejabat yang

terkait dengan aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian ini.

Angket merupakan instrumen utama untuk pengumpulan data primer.

Angket memuat pertanyaan tertulis dengan lima alternatif jawaban. Setiap

alternatif jawaban diberikan bobot nilai seperti berikut: Sangat Setuju (SS)

dengan bobot nilai 5, Setuju (S) dengan bobot nilai 4, Ragu-ragu (R) dengan

bobot nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan bobot nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju

(STS) dengan bobot nilai 1. Pemberian bobot ini sangat diperlukan sebagai

langkah awal untuk kemudian dilakukan perhitungan secara statistik.

Pengujian validitas angket difokuskan kepada aspek item validity dengan

maksud untuk mengetahui: (1) derajat kesesuaian antara suatu item dengan

item-item lainnya; (2) ukuran validitas item adalah korelasi antara skor suatu

item dengan skor total itemnya; dan (3) makna validitas item sebagai daya

pembeda suatu item (Suryabrata, 2000). Rumus yang digunakan adalah

Pearson’s Correlation, yang berfungsi untuk menafsirkan: (1) signifikansi

tingkat kepercayaannya dengan harga r-kritis pada tabel acuan statistika; (2)

koefisien-determinasi (r2), menjelaskan proporsi/persentase tingkat kecermatan

prediksi pada kedua pihak varian-variabel yang akan berkorelasi.

Pengujian reliabilitas angket dimaksudkan untuk memastikan bahwa

angket tersebut cukup baik untuk mengungkap data yang dapat dipercaya.

Selain itu, agar angket benar-benar merupakan alat pengumpul data yang

bercirikan: (1) memiliki validitas yang baik; (2) tidak tendensius mengarahkan

Page 16: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

166

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu; dan (3) apabila datanya

benar-benar sesuai dengan kenyataannya, maka keterandalannya akan bersifat

ajeg (Arikunto, 1998). Reliabilitas pengukuran menunjukkan sejauh mana

perolehan skor setiap subjek ukur memiliki taraf keajegan ukuran (Suryabrata,

2000). Pengujian reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha Cronbach:

n ∑ V in - 1 V tα = x 1 -

α : Koefisien Reliabilitas; n : Banyak Item; Vi : Varian Skor-Item; Vt : Varian Skor-Total

Untuk memperkecil pengukuran pada peningkatan harga koefisien

realiabilitasnya, digunakan rumus standard error of measurement:

( )nxm r1σSSE −=

SEM : standard error of measurement, Sx : standard deviasi skor, rn : koefisien realibilitas ( α )

TABEL 3.3

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Variabel X1 Pearson's Correlations

Matrix Items Validity Stat Validity Stat

Total X1

01 0.454 Val 0.577 Val

02 0.500 Val 0.658 Val

03 0.508 Val 0.650 Val

04 0.558 Val 0.655 Val

05 0.581 Val 0.710 Val

06 0.549 Val 0.674 Val

07 0.537 Val 0.621 Val

08 0.483 Val 0.595 Val

09 0.503 Val 0.635 Val

10 0.538 Val 0.671 Val

11 0.517 Val 0.587 Val

12 0.585 Val 0.695 Val

13 0.575 Val 0.671 Val

14 0.490 Val 0.600 Val

15 0.595 Val 0.647 Val

Page 17: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

167

16 0.577 Val 0.684 Val

17 0.632 Val 0.690 Val

18 0.594 Val 0.642 Val

Listwise N=603

r kritis 95% >=0.080

Reliability Stat Reliability Stat

Cronbach's Alpha N of Items

0.971 Real 0.918 Real

83 18

Variabel X2 Pearson's Correlations

Matrix Items Validity Stat Validity Stat

Total X2

01 0.443 Val 0.536 Val

02 0.601 Val 0.662 Val

03 0.605 Val 0.646 Val

04 0.597 Val 0.647 Val

05 0.455 Val 0.535 Val

06 0.552 Val 0.656 Val

07 0.622 Val 0.724 Val

08 0.590 Val 0.710 Val

09 0.653 Val 0.735 Val

10 0.590 Val 0.688 Val

11 0.579 Val 0.644 Val

12 0.501 Val 0.593 Val

13 0.634 Val 0.672 Val

14 0.654 Val 0.665 Val

Listwise N=603

r kritis 95% >=0.080

Reliability Stat Reliability Stat

Cronbach's Alpha N of Items

0.971 Real 0.894 Real

83 14

Variabel X3 Pearson's Correlations

Matrix Items Validity Stat Validity Stat

Total X3

01 0.592 Val 0.679 Val

02 0.632 Val 0.679 Val

03 0.457 Val 0.653 Val

04 0.518 Val 0.717 Val

05 0.610 Val 0.689 Val

06 0.566 Val 0.706 Val

07 0.614 Val 0.767 Val

08 0.573 Val 0.674 Val

09 0.574 Val 0.711 Val

10 0.563 Val 0.640 Val

11 0.600 Val 0.716 Val

Listwise N=603

r kritis 95% >=0.080

Page 18: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

168

Reliability Stat Reliability Stat

Cronbach's Alpha N of Items

0.971 Real 0.891 Real

83 11

Variabel X4 Pearson's Correlations

Matrix Items Validity Stat Validity Stat

Total X4 01 0.563 Val 0.700 Val

02 0.591 Val 0.715 Val

03 0.567 Val 0.802 Val

04 0.646 Val 0.780 Val

05 0.582 Val 0.702 Val

06 0.531 Val 0.757 Val

07 0.552 Val 0.796 Val

08 0.588 Val 0.718 Val

09 0.548 Val 0.715 Val

10 0.624 Val 0.755 Val

11 0.623 Val 0.740 Val

12 0.590 Val 0.746 Val

Listwise N=603

r kritis 95% >=0.080 Reliability Stat Reliability Stat

Cronbach's Alpha N of Items

0.971 Real 0.927 Real

83 12

Variabel Z Pearson's Correlations

Matrix Items Validity Stat Validity Stat

Total Z 01 0.609 Val 0.623 Val

02 0.650 Val 0.710 Val

03 0.639 Val 0.684 Val

04 0.530 Val 0.662 Val

05 0.486 Val 0.655 Val

06 0.448 Val 0.599 Val

07 0.556 Val 0.654 Val

08 0.633 Val 0.675 Val

09 0.496 Val 0.643 Val

10 0.552 Val 0.655 Val

11 0.513 Val 0.604 Val

12 0.558 Val 0.679 Val

13 0.518 Val 0.621 Val

14 0.604 Val 0.687 Val

15 0.646 Val 0.686 Val

Listwise N=603

r kritis 95% >=0.080

Reliability Stat Reliability Stat

Cronbach's Alpha N of Items

0.971 Real 0.902 Real

83 15

Page 19: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

169

Selain validitas dan reliabilitasnya, angket penelitian ini diuji pula daya

pembedanya. Pengujian aspek ini bertujuan untuk memastikan bahwa unit

ukuran yang diberlakukan pada setiap unit item atau unit variabel memiliki

kemampuan membedakan antarsubjek responden, terutama pada kelompok

skor teratas terhadap skor terbawahnya.

Proses penentuan daya pembeda sebagai berikut: (1) berdasar skor total

seluruh perangkat subjek dikelompokkan menjadi kelompok atas, kelompok

tengah, kelompok bawah, dengan proporsi kelompok sbb; atas 27%, bawah

27% dan tengah 46%; (2) dihitung perbedaan rerata pasangan kelompok atas

terhadap kelompok bawah; (3) validitas daya pembeda diuji pada tabel t-test

satu ujung, dan diberlakukan baik pada setiap unit-item atau unit-bentukan

variabelnya. Perbedaan rerata perbedaan kelompok dihitung dengan rumus t-

test:

S2A S2

B

NA NB

t = +Ö( )

MA - MB

MA = Rerata Kelompok Atas MB = Rerata Kelompok Bawah S2

A = Varian Kelompok Atas S2

B = Varian Kelompok Bawah NA = Jumlah Subjek Kelompok Atas NB = Jumlah Subjek Kelompok Bawah

Page 20: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

170

Tabel 3.4 HASIL PENGUJIAN DAYA PEMBEDA

Items Group N Mean Std. Deviation t

t 0.95 (1-tail) >= 1.645

X1_01 tinggi 164 3.89 .024

13.212 discriminative rendah 164 3.25 .042

X1_02 tinggi 164 3.98 .012

13.629 discriminative rendah 164 3.19 .056

X1_03 tinggi 164 3.86 .027

16.979 discriminative rendah 164 3.10 .035

X1_04 tinggi 164 3.93 .020

19.564 discriminative rendah 164 3.20 .032

X1_05 tinggi 164 3.92 .021

17.850 discriminative rendah 164 3.12 .039

X1_06 tinggi 164 3.88 .025

16.005 discriminative rendah 164 3.12 .041

X1_07 tinggi 164 3.90 .025

16.092 discriminative rendah 164 2.99 .050

X1_08 tinggi 164 3.93 .029

13.666 discriminative rendah 164 3.29 .037

X1_09 tinggi 164 3.85 .028

14.956 discriminative rendah 164 3.12 .040

X1_10 tinggi 164 3.86 .034

14.678 discriminative rendah 164 3.11 .038

X1_11 tinggi 164 3.91 .031

15.690 discriminative rendah 164 3.12 .039

X1_12 tinggi 164 3.87 .034

18.670 discriminative rendah 164 3.00 .032

X1_13 tinggi 164 3.91 .023

19.976 discriminative rendah 164 3.07 .035

X1_14 tinggi 164 3.78 .039

12.585 discriminative rendah 164 3.03 .045

X1_15 tinggi 164 3.90 .023

19.893 discriminative rendah 164 3.06 .035

X1_16 tinggi 164 3.95 .018

18.174 discriminative rendah 164 3.18 .038

X1_17 tinggi 164 3.95 .017

22.494 discriminative rendah 164 3.07 .035

X1_18 tinggi 164 3.85 .031

18.244 discriminative rendah 164 2.91 .041

X1 tinggi 164 70.12 .198 38.495 discriminative

Page 21: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

171

rendah 164 55.93 .311

X2_01 tinggi 164 3.59 .047

10.015 discriminative rendah 164 2.83 .060

X2_02 tinggi 164 3.74 .041

16.192 discriminative rendah 164 2.76 .045

X2_03 tinggi 164 3.91 .023

20.100 discriminative rendah 164 3.10 .033

X2_04 tinggi 164 3.71 .038

16.005 discriminative rendah 164 2.85 .038

X2_05 tinggi 164 3.81 .031

11.293 discriminative rendah 164 3.24 .040

X2_06 tinggi 164 3.85 .028

15.943 discriminative rendah 164 3.01 .045

X2_07 tinggi 164 3.92 .030

23.398 discriminative rendah 164 2.95 .029

X2_08 tinggi 164 3.90 .023

24.279 discriminative rendah 164 2.99 .029

X2_09 tinggi 164 3.88 .027

20.579 discriminative rendah 164 2.88 .040

X2_10 tinggi 164 3.82 .030

16.843 discriminative rendah 164 2.96 .041

X2_11 tinggi 164 3.85 .028

19.051 discriminative rendah 164 3.05 .031

X2_12 tinggi 164 3.76 .041

12.601 discriminative rendah 164 3.05 .038

X2_13 tinggi 164 3.94 .019

21.272 discriminative rendah 164 3.10 .035

X2_14 tinggi 164 3.92 .021

22.730 discriminative rendah 164 2.97 .036

X2 tinggi 164 53.62 .194

40.704 discriminative rendah 164 41.74 .218

X3_01 tinggi 164 3.90 .023

22.369 discriminative rendah 164 3.06 .030

X3_02 tinggi 164 3.93 .020

22.822 discriminative rendah 164 2.99 .036

X3_03 tinggi 164 3.88 .026

11.804 discriminative rendah 164 3.33 .039

X3_04 tinggi 164 3.88 .025

14.752 discriminative rendah 164 3.16 .042

X3_05 tinggi 164 3.89 .024

20.164 discriminative rendah 164 3.11 .030

Page 22: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

172

X3_06 tinggi 164 3.87 .027

17.620 discriminative rendah 164 3.13 .032

X3_07 tinggi 164 3.93 .020

23.659 discriminative rendah 164 3.10 .028

X3_08 tinggi 164 3.87 .026

19.236 discriminative rendah 164 2.98 .038

X3_09 tinggi 164 3.84 .036

15.085 discriminative rendah 164 2.95 .048

X3_10 tinggi 164 3.85 .035

19.262 discriminative rendah 164 3.06 .021

X3_11 tinggi 164 3.91 .022

18.127 discriminative rendah 164 3.08 .041

X3 tinggi 164 42.76 .137

36.135 discriminative rendah 164 33.96 .201

X4_01 tinggi 164 3.76 .035

19.022 discriminative rendah 164 2.83 .034

X4_02 tinggi 164 3.72 .036

17.144 discriminative rendah 164 2.77 .042

X4_03 tinggi 164 3.74 .034

15.537 discriminative rendah 164 2.81 .049

X4_04 tinggi 164 3.91 .022

21.137 discriminative rendah 164 2.90 .043

X4_05 tinggi 164 3.83 .029

18.395 discriminative rendah 164 2.94 .038

X4_06 tinggi 164 3.81 .031

18.067 discriminative rendah 164 2.80 .046

X4_07 tinggi 164 3.81 .034

18.270 discriminative rendah 164 2.85 .040

X4_08 tinggi 164 3.83 .029

18.988 discriminative rendah 164 2.91 .038

X4_09 tinggi 164 3.77 .041

15.104 discriminative rendah 164 2.90 .041

X4_10 tinggi 164 3.79 .033

17.919 discriminative rendah 164 2.87 .039

X4_11 tinggi 164 3.77 .033

16.845 discriminative rendah 164 2.81 .046

X4_12 tinggi 164 3.85 .028

17.863 discriminative rendah 164 2.88 .046

X4 tinggi 164 45.59 .196

28.629 discriminative rendah 164 34.27 .344

Y_01 tinggi 164 3.91 .023 18.722 discriminative

Page 23: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

173

rendah 164 3.12 .035

Y_02 tinggi 164 3.91 .022

23.460 discriminative rendah 164 3.05 .030

Y_03 tinggi 164 3.90 .024

23.566 discriminative rendah 164 3.03 .028

Y_04 tinggi 164 3.72 .039

14.506 discriminative rendah 164 2.96 .035

Z_05 tinggi 164 3.66 .039

12.258 discriminative rendah 164 2.92 .046

Y_06 tinggi 164 3.74 .034

13.937 discriminative rendah 164 3.05 .035

Y_07 tinggi 164 3.89 .032

16.537 discriminative rendah 164 3.15 .031

Y_08 tinggi 164 3.94 .019

22.886 discriminative rendah 164 3.05 .034

Y_09 tinggi 164 3.78 .039

14.540 discriminative rendah 164 3.07 .030

Y_10 tinggi 164 3.90 .024

17.793 discriminative rendah 164 3.17 .033

Y_11 tinggi 164 3.61 .043

14.401 discriminative rendah 164 2.71 .046

Y_12 tinggi 164 3.81 .032

16.687 discriminative rendah 164 3.00 .037

Y_13 tinggi 164 3.74 .038

15.105 discriminative rendah 164 2.69 .058

Y_14 tinggi 164 3.95 .018

22.410 discriminative rendah 164 3.12 .032

Y_15 tinggi 164 3.85 .028

21.405 discriminative rendah 164 2.91 .034

Y tinggi 164 57.30 .206

40.457 discriminative rendah 164 45.00 .223

Z_01 tinggi 164 3.51 .061

10.510 discriminative rendah 164 2.62 .059

Z_02 tinggi 164 3.77 .034

16.912 discriminative rendah 164 2.83 .044

Z-03 tinggi 164 3.58 .054

12.052 discriminative rendah 164 2.71 .048

Z_04 tinggi 164 3.70 .044

14.133 discriminative rendah 164 2.76 .049

Z_05 tinggi 164 3.72 .035

15.082 discriminative rendah 164 2.86 .045

Page 24: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

174

Z_06 tinggi 164 3.53 .042

13.594 discriminative rendah 164 2.62 .052

Z_07 tinggi 164 3.23 .080

5.542 discriminative rendah 164 2.69 .056

Z_08 tinggi 164 3.70 .048

12.611 discriminative rendah 164 2.84 .049

Z_09 tinggi 164 3.76 .034

14.864 discriminative rendah 164 2.96 .041

Z_10 tinggi 164 3.70 .044

12.169 discriminative rendah 164 2.85 .054

Z_11 tinggi 164 3.58 .050

13.657 discriminative rendah 164 2.63 .048

Z_12 tinggi 164 3.77 .033

18.642 discriminative rendah 164 2.96 .029

Z_13 tinggi 164 3.88 .033

16.486 discriminative rendah 164 3.02 .041

Z tinggi 164 47.43 .331

23.684 discriminative rendah 164 36.35 .331

F. Teknik Analisis Data

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya dilakukan

langkah-langkah analisis data dan pengujian hipotesis melalui olah data

statistik berbantuan SPSS versi 11.0 for windows dan Eviews 4.1. Prosedur

analisis data yang penulis tempuh diringkaskan berikut ini.

1. Pengolahan Data

Tahap pengolahan data penelitian ini meliputi proses-proses tabulasi dan

transformasi data dengan metode succesive interval, yaitu multi serial interval

(MSI) transformation. Tujuan transformasi MSI adalah menghilangkan

keraguan peneliti ketika memerlukan perhitungan aritmatika yang

mengharuskan bentuk datanya dalam skala ukur rasio (rasional). Teknik

Page 25: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

175

perhitungan yang digunakan adalah teknik transformasi acuan norma t (T-

score), dengan prosedur sebagai berikut:

(1) transformasi setiap nilai ordinal-skor menjadi harga Deviasi Standar

Distribusi Normal (Z-score), tujuannya untuk mengubah skala ukur ordinal

menjadi skala rasio sehingga memiliki harga nol mutlak. Rumus untuk

mendapatkan Z-score:

Xi - MxSx

Z-score =

Xi : raw skor individu, Mx : rerata skor item/variabel, Sx: simpangan baku skor item/variabel,

(2) menetapkan secara arbiter harga-harga; rerata dan simpangan-baku yang

dikehendaki (Acuan-Norma). Rumus mendapatkan acuan norma (T-score):

T-score = Z-score x Sb + Mb

Sb: Acuan Simpangan Baku yang diinginkan, Mb: Acuan Mean Baku yang diinginkan

Langkah-langkah pengolahan data ini menghasilkan seperangkat data

berupa: raw score item, raw score variabel, z score variabel, t score

variabel, dan sort skala ukur variabel.

2. Analisis Regresi Korelasional dan Path Analysis

Analisis regresi yang digunakan adalah regresi ganda, yaitu untuk

meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel

terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan

kausal antara dua atau lebih variabel bebas X1, X2, …., Xi terhadap suatu

variabel terikat Y. Persamaan regresi ganda untuk n variabel bebas dirumuskan

sebagai berikut :

Page 26: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

176

nn XbXbXbaY ++++= .......ˆ2211

Nilai-nilai a, b0, b1, dan b2 pada persamaan regresi ganda untuk tiga

variabel bebas dapat ditentukan dari rumus-rumus berikut (Sudjana, 1996: 77):

∑∑∑∑ ++= 3132122

111 xxbxxbxbyx

∑∑∑∑ ++= 3232

222112 xxbxbxxbyx

∑∑∑∑ ++= 2333222113 xbxxbxxbyx

332211 XbXbXbYa −−−=

Sebelum rumus-rumus di atas digunakan, terlebih dahulu dilakukan

perhitungan-perhitungan yang secara umum berlaku rumus:

( )n

XXx i

ii

2

22 ∑∑∑ −=

( )n

YYy

2

22 ∑∑∑ −=

n

YXYXyx i

ii∑ ∑∑∑ −=

n

XXXXxx ji

jiji∑ ∑

∑∑ −=

Pemeriksaan kebermaknaan pada analisis korelasi ganda dilakukan

dengan prosedur sebagai berikut :

(1) Menentukan rumusan hipotesis Ho dan H1.

Ho: R = 0 : Tidak ada pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y.

H1: R ≠ 0 : Ada pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y.

(2) Menentukan uji statistika, yaitu: 22

21

S

SF =

Untuk menentukan nilai uji F di atas, adalah (Sudjana, 1996: 91):

Page 27: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

177

a. Menentukan Jumlah Kuadrat Regresi dengan rumus:

∑∑∑ +++= yxbyxbyxbJK kkg ...2211)(Re

b. Menentukan Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus:

( ))(Re

2

2)(Re gs JK

n

YYJK −

−= ∑ ∑

c. Menghitung nilai F dengan rumus:

1)(Re

)(Re

−−

=

kn

JKk

JK

Fs

g

hitung

k = banyaknya variabel bebas

(3) Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan

untuk db1 = k dan db2 = n-k-1.

(4) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria

pengujian: Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0

3. Membuat Kesimpulan

Selanjutnya, untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung dari

variabel-variabel penyebab (exogenous variabel) terhadap variabel lainnya

yang merupakan variabel akibat (endogenous variabel), digunakan Path

Analysis. Analisis tersebut menurut Al Rasyid ( 2005), hendaknya

memperhatikan asumsi-asumsi sebagai berikut: (1) hubungan antarvariabel

harus linier dan aditif; (2) semua variabel residu tidak punya korelasi satu sama

lain; (3) pola hubungan antarvariabel adalah rekursif atau hubungan yang tidak

melibatkan arah pengaruh yang timbal balik; dan (4) tingkat pengukuran semua

Page 28: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

178

variabel sekurang-kurangnya adalah interval. Adapun langkah kerja yang

dilakukan untuk menghitung koefisien jalur adalah sebagai berikut:

(1) Menggambarkan diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik

yang diajukan, dengan persamaan strukturalnya. Adapun hubungan

hipotetik antarvariabel disajikan dalam gambar 3.4.

Gambar 3.4 HUBUNGAN HIPOTETIK ANTARVARIABEL PENELITIAN

(2) Menghitung matriks korelasi antarvariabel.

Formula untuk menghitung koefisen korelasi menggunakan Product

Moment Coefficient dari Karl Pearson. Penggunaan teknik koefisien

korelasi tersebut didasari alasan bahwa variabel-variabel yang hendak

dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval. Rumusnya:

[ ][ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑

−−

−=

2222 )(.)(

)).((

YYNXXN

YXXYNrxy

Z

1

2

3

4

.

Y X

X

X

X

R =

… XXX

1

...1

...1

...1

2

121

u

u

xx

xxxx

r

rr

Page 29: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

179

(3) Mengidentifikasi sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien

jalurnya. Misalkan saja dalam sub-struktur yang telah kita identifikasi

terdapat k buah variabel eksogenus, dan sebuah (selalu hanya sebuah)

variabel endogenus Xu yang dinyatakan oleh persamaan: Xu = p1xxux1 + p

2xxux2 + … + p

ku xx xk + ε.

Kemudian meng hitung matriks korelasi antarvariabel eksogenus yang

menyusun sub-struktur tersebut.

(4) Menghitung matriks invers korelasi variabel eksogenus, dengan rumus :

(5) Menghitung semua koefisien jalur piu xx , di mana i = 1,2, … k; melalui

rumus:

=

ku

u

u

xx

xx

xx

ρ

ρρ

...2

1

kk

k

k

C

CC

CCC

......

...

...

222

11211

ku

u

u

xx

xx

xx

r

r

r

...2

1

R1-1 =

… Xk X2 X1

kk

k

k

C

CC

CCC

......

...

...

222

11211

R =

Xk X2 X1

1

...1

r...1

r...r1

k2

k121

xx

xxxx

Page 30: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

180

Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta

pengaruh total variabel eksogenus terhadap variabel endogenus secara parsial,

dapat dilakukan dengan rumus:

� Besarnya pengaruh langsung variabel eksogenus terhadap variabel

endogenus = piu xx x p

iu xx

� Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogenus terhadap variabel

endogenus = piu xx x r x p

iu xx

� Besarnya pengaruh total variabel eksogenus terhadap variabel endogenus

adalah penjumlahan besarnya pengaruh langsung dengan besarnya pangaruh

tidak langsung = [piu xx x p

iu xx ] + [piu xx x r x p

iu xx ]

Selanjutnya pengaruh bersama-sama (simultan) variabel eksogenus

terhadap variabel endogenus dihitung menggunakan rumus:

( )kuuuku xxxxxxxxxxR ρρρ ...

2121 ),...,(2 =

ku

u

u

xx

xx

xx

r

r

r

...2

1

���� R2)...,( 21 ku xxxx adalah koefisien determinasi total X1, X2, … Xk terhadap Xu atau besarnya

pengaruh variabel eksogenus secara bersama-sama (gabungan) terhadap variabel endogenus. ���� ( )

kuuu xxxxxx ρρρ ...21

adalah koefisien jalur

���� ( )kuuu xxxxxx rrr ...

21 adalah koefisien korelasi variabel eksogenus X1, X2, … Xk

dengan variabel endogenus Xu. Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang

telah dihitung, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, serta

menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogenus

terhadap variabel endogenus, dilakukan dengan langkah kerja berikut :

21xx

21xx

Page 31: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

181

(1) Menyatakan hipotesis statistik (hipotesis operasional) yang akan diuji.

Ho: piu xx = 0, tidak terdapat pengaruh variabel eksogenus (Xu) terhadap

variabel endogenus (Xi).

H1: piu xx ≠ 0, terdapat pengaruh variabel eksogenus (Xu) terhadap variabel

endogenus (Xi).

u dan i = 1, 2, … , k

(2) Menguji Koefisien Parsial dan Koefisien Gabungan

� Untuk menguji setiap koefisien jalur :

1)1( )...(

221

−−−

=

kn

CR

pt

iixxxx

xx

ku

iu

i = 1,2, … k k = Banyaknya variabel eksogenous dalam substruktur yang sedang diuji t = Mengikuti tabel distribusi t, dengan derajat bebas = n – k – 1

Kriteria pengujian: Ditolak H0 jika nilai hitung t lebih besar dari nilai

tabel t. (t0 > ttabel (n-k-1)).

� Untuk menguji koefisien jalur gabungan:

)1(

))(1(

),...,(2

),...,(2

21

21

ku

ku

xxxx

xxxx

Rk

RknF

−−−=

i = 1,2, … k k = Banyaknya variabel eksogenus dalam substruktur yang sedang diuji t = Mengikuti tabel distribusi F Snedecor, dengan derajat bebas (degrees of

freedom) k dan n – k – 1 Kriteria pengujian: Ditolak H0 jika nilai hitung F lebih besar dari nilai

tabel F. (F0 > Ftabel (k, n-k-1)).

� Untuk menguji perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel

eksogenus terhadap variabel endogenus.

Page 32: D ADPEN 0707361 chapter3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/7868/4/d_adpen_0707361_chapter3.pdfexplanatory survey yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara ... (X1), budaya

182

1

)2)(1( )...(2

21

−−−+−

−=

kn

CCCR

ppt

ijjjiixxxx

xxxx

ku

juiu

Kriteria pengujian:

Ditolak H0 jika nilai hitung t lebih besar dari nilai tabel t. (t0 > ttabel (n-k-

1)).

(3) Menarik kesimpulan.