curahan waktu kerja dan pendapatan rumah …repository.ub.ac.id/7433/1/alexia octafia abdi.pdf5. ibu...

107
CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN PANCING DI DESA WURING KECAMATAN ALOK BARAT KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh : ALEXIA OCTAFIA ABDI NIM. 135080407113009 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN PANCING DI DESA WURING KECAMATAN ALOK BARAT

KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh :

ALEXIA OCTAFIA ABDI NIM. 135080407113009

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN PANCING DI DESA WURING KECAMATAN ALOK BARAT

KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan Di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

ALEXIA OCTAFIA ABDI NIM. 135080407113009

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 3: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik
Page 4: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik
Page 5: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik
Page 6: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang say tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain

kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.

Malang, Oktober 2017

Alexia Octafia Abdi

135080407113009

Page 7: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN Jalan Veteran Malang – 65145, Indonesia

Telp. +62-0341-553512, Fax. +62-0341-557837

E-mail : [email protected] http://www.fpik.ub.ac.id

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Alexia Octafia Abdi

NIM : 135080407113009

Tempat / Tgl Lahir : Maumere / 29 Desember 1995

No. Tes Masuk P.T. : 6131102241

Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan / Pemanfaatan SumberdayaPerikanan dan Kelautan

/ Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan *)

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

Status Mahasiswa : Biasa / Pindahan / Tugas Belajar / Ijin Belajar

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)

Agama : Katolik

Status Perkawinan : ( Sudah Kawin / Belum Kawin *)

Alamat : Jalan Anyelir II No. 59 RT/006 RW/002, Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok,

Kabupaten Sikka, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenis Pendidikan Tahun

Keterangan Masuk Lulus

1 SD 2001 2007

2 SMP 2007 2010

3 SMA 2010 2013

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat

kekeliruan saya sanggup menanggung segala akibatnya.

Malang, 2 Oktober 2017

Hormat kami

(Alexia Octafia Abdi)

*) Coret yang tidak perlu NIM. 135080407113009

Page 8: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

UCAPAN TERIMAKASIH

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan memberikan,

kekuatan, kesehatan, kelancaran kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

2. Ibu Dr. Ir. Pudji Purwanti, MP selaku dosen pembimbing I skripsi saya

yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta dukungan dalam

penelitian hingga tersusunnya skripsi ini.

3. Ibu Tiwi Nurjannati Utami, S.Pi, MM selaku dosen pembimbing II skripsi

saya yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta dukungan dalam

penelitan hingga tersusunya skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MP selaku dosen penguji I skripsi saya

yang telah memberikan kritik serta saran dalam penelitian hingga

tersusunnya skripsi ini.

5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi

saya yang telah memberikan kritik serta saran dalam penelitian hhingga

tersusunnya skripsi ini.

6. Rumah Tangga Nelayan Pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok barat,

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, yang telah berkenaan

meluangkan waktu untuk di wawancara oleh peneliti., demi terselesainya

skripsi ini.

7. Orang Tua tercinta Alm. Bapak Mane da Lopez dan Mama Tati da Lopez

yang selalu memberikan dukungan materi dan moril dengan semangat

serta doa bagi penulis selama menempuh jenjang perkuliahan di Kota

Malang ini.

Page 9: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

8. Kaka Sandro da Lopez, Ardyanto Max, Steny da Lopez, Dezzy da Lopez

dan Heny Conterius yang selalu memberikan materi semangatan

dukungan bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Sepupu-sepupu tersayang Nona Tesa Ray, Ade Alvano da Lopez, kaka

Gherald Ray, dan Hendra Dakal yang sudah banyak membantu,

memberikan dukungan serta semangat kepada penulis dalam

penyelesian skripsi ini.

10. Sahabat tersayang Ria Belen, Val Dey, Vella Otu, Litry Seran, Iin Tri Putri,

kaka Indah Hedwig, kaka Astry Key, Nell Lisdiana, Della Da Cunha, Sofi

Bariroh, Titis Nastiti, Atni Rachmawati, Amel Hudayana yang selalu

memberikan semangat dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

11. Penyemangat kaka Siprianus Frence yang selalu memberikan semangat

dan Motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Teman-teman seangkatan Agrobisnis Perikanan Universitas Brwijaya

Kediri

Malang, Oktober 2017

Penulis

Page 10: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN PANCING DI DESA WURING KECAMATAN ALOK BARAT KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA

TIMUR

( Alexia Octafia Abdi, Pudji Purwanti, Tiwi Nurjannati Utami)

Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang

E-mail : [email protected]

Abstrak

Tuuan dari penelitian ini adalah mengetahui perilaku kegiatan produksi rumah tangga nelayan pancing dan curahan waktu kerja, perilaku kegiaran produksi non perikanan rumah tangga nelayan pancing dan curahan waktu kerja, pendapatan rumah tangga nelayan pancing, faktor-faktor yang mempengaruhi rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kegiatan produksi rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, yaitu menggunakan kapal yang dilengkapi dengan mesin penggerak berukuran 26PK dan 30PK dengan jenis mesin candum dan tiangli, alat tangkap yang digunakan adalah pancing ulur yang beroperasi pada malam hari dengan menggunakan umpan alami seperti ikan dan umpan buatan seperti sendok atau almunium, curahan waktu kerja nelayan pada musim puncak sebanyak 8 jam/trip dan pada musim sedang 7jam/trip. Kegiatan produksi non perikanan rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, dilakukan oleh nelayan sebagai pedagang, peternak, sopir dan ojek dengan curahan waktu 2jam/harinya dan istri nelayan bekerja sebagai pedagang, petani dan guru dengan curahan waktu kerjanya 3jam/hari. Pendapatan rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, diperoleh dari pendapatan perikanan dan pendapatan non perikanan rumah tangga nelayan pancing rata-rata sebesar Rp.26.357.002,-/tahunnya.. Dari regresi diperoleh model sebagai berikut Y = 22.851.824 + 180.018 X1

+ 1.510X2 + 39.184X3 – 205.387 X4 - 342.212 X5 – 545.173 X6 -1.230.010+ e. Variabel curahan waktu kerja laki-laki, curahan waktu kera perempuan, umur laki-laki, umur perempuan, jumlah naggota keluarga, umur laki-laki, umur perempuan berpengaruh siginifikan secara bersama-sama terhadap variabel pendapatan. Secara parsial, variabel independen berberpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, yaitu curahan waktu kerja produktif laki-laki, curahan waktu kerja produktif perempuan, dan umur perempuan. Kata kunci : Curahan Waktu Kerja, Pendapatan, Perikanan, Rumah Tangga. WORK TIME RESULTS AND FISHERMAN'S INCOME IN THE WURING VILLAGE WEST

ALOK DISTRICT SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR

Abstract

The purpose of this research are to know the behavior of the production activities of the fisherman's household and the work time, the non-fishery production behavior of the fishery fisherman and the work time, the fisherman's fishing income, the factors that influence the fisherman's fishing household in Wuring Village, Subdistrict Alok Barat, Sikka District, East Nusa Tenggara. This research method use descriptive qualitative and quantitative. The sampling technique use purposive sampling. The result of the research show that the behavior of the production of fishing household in Wuring Village use ship equipped with 26PK and 30PK engine with candum and tiangli machine type, fishing gear use a fishing pole that operates at night using natural baits such as fish and artificial baits such as spoons or almunium, outpour fishing time in the peak season of 8 hours / trip and 7 hr / trip. The non fishery production activities of fishermen's fishing household in Wuring Village are done by fishermen as traders, ranchers, drivers and motorcycle taxis by the time of 2 hours / day and the fisherman's wife works as a trader, farmer and teacher by their working time of 3 hours / day. The income of fisherman's fishing household in Wuring Village is obtained from fishery income and non-fishery income of fisherman's fishery fishermen on average Rp.26.357.002, - / year .. From the regression obtained the following model Y = 22.851.824 + 180.018 X1 + 1.510X2 + 39.184X3 - 205.387 X4 - 342.212 X5 - 545,173 X6 -1.230.010+ e. The variables of male labor time, female time,

Page 11: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

female age, female age, family naggota, age of man, age of woman have significant effect on income variable. Partially, independent variables have significant effect on the dependent variable, ie productive work productivity, productive work time, and age of women.

Keywords: Working Time, Income, Fisheries, Household

Page 12: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

limpahannya sehingga saya dapat menyajikan skripsi ini yang berjudul

CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA

NELAYAN PANCING DI WURING, KECAMATAN ALOK BARAT,

KABUPATEN SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR. Dalam tulisan ini disajikan

pokok-pokok bahasan yang meliputi keadaan umum lokasi penelitian,

karakteristik responden, kondisi umum perikanan, pekerjaan responden non

perikanan, perilaku kegiatan produksi nelayan pancing dan curahan waktu kerja,

perilaku kegiatan non perikanan rumah tangga nelayan pancing dan curahan

waktu kerja, pendapatan rumah tangga nelayan pancing, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan rumah tangga nelayan pancing.

Saya sangat menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan,

walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, oleh karena itu

saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar tulisan ini

bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Malang, Oktober 2017

Penulis

Page 13: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................

RINGKASAN .................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

1. PENDAHULUAN ..................................................................................

1.1 Latar Belakang ......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................

1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................

2. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

2.1 Teori Ekonomi Rumah Tangga .............................................................

2.2 Curahan Waktu Kerja ...........................................................................

2.3 Produksi ................................................................................................

2.4 Pendapatan ..........................................................................................

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan ...................................

2.6 Penelitian Terdahulu .............................................................................

2.7 Kerangka Penelitian ..............................................................................

3. METODE PENELITIAN .......................................................................

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian .........................................

3.2 Objek Penelitian ....................................................................................

3.3 Jenis Penelitian .....................................................................................

3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................

3.4.1 Populasi ....................................................................................

3.4.2 Sampel ......................................................................................

3.5 Teknik Pengambilan Sampel ................................................................

i

ii

iv

vi

vii

ix

x

1

1

4

5

5

7

7

8

10

11

13

14

16

18

18

18

18

19

19

19

20

DAFTAR ISI

Page 14: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

3.6 Jenis dan Sumber Data ........................................................................

3.6.1 Data Primer ...............................................................................

3.6.2 Data Sekunder ..........................................................................

3.7 Analisis Data .........................................................................................

3.7.1 Analisis Deskriptif Kualitatif .......................................................

3.7.2 Analisis Deskriptif Kuantitatif .....................................................

4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................................

4.1 Letak Geografis dan Topografis ...........................................................

4.2 Keadaan Penduduk ..............................................................................

4.3 Keadaan Umum Perikanan Kabupaten Sikka ......................................

5. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................

5.1 Karakteristik Responden .......................................................................

5.2 Pekerjaan RTN Pancing Di Bidang Non Perikanan ..............................

5.3 Perilaku Kegiatan Produksi Nelayan Pancing dan Curahan Waktu

Kerja .....................................................................................................

5.4 Perilaku Kegiatan Produksi Non Perikanan Nelayan Pancing dan

CWK .....................................................................................................

5.5 Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Pancing ....................................

5.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan RTN Pancing ............

5.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ........................................................

5.6.2 Uji Asumsi Klasik .......................................................................

5.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda ..............................................

5.6.4 Uji Statistika ..............................................................................

6. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

6.1 Kesimpulan ...........................................................................................

6.2 Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN ....................................................................................................

21

21

23

24

24

25

35

35

36

40

43

43

46

48

57

59

63

63

68

73

78

84

84

85

86

90

Page 15: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Tabel 13

Tabel 14

Tabel 15

Tabel 16

Tabel 17

Tabel 18

Tabel 19

Tabel 20

Tabel 21

Tabel 22

Tabel 23

Tabel 24

Tabel 25

Tabel 26

Jumlah Penduduk Wuring ....................................................

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ....................................

Mata Pencaharian Penduduk Wuring ....................................

Tingkat Pendidikan Penduduk Wuring ..................................

Data Produksi Perikanan Kabupaten Sikka ...........................

Jenis Alata Tangkap Nelayan Kabupaten Sikka .....................

Umur Responden Laki-laki ...................................................

Umur Responden Perempuan ..............................................

Tingkata Pendidikkan Responden Laki-laki ............................

Tingkat Pendidikan Responden Perempuan ...........................

Pekerjaan Responden laki-laki di Bidang Non Perikanan .......

Perkerjaan Responden Perempuan di Bidang Non Perikanan

...........................................................................

Modal Tetap Rumah Tangga Nelayan Pancing........................

Modal Lancar Rumah Tangga Nelayan Pancing......................

Pendapatan Pekerjaan Non Perikanan Rumah Tangga

Nelayan Pancing ................................................................

Pendapatan Total Rumah Tangga Nelayan Pancing ...............

Distribusi Frekuensi Variabel CWK produktif laki-laki per

tahun .................................................................................

Distribusi Frekuensi Variabel CWK Produktif Perempuan Per

tahun ..................................................................................

Distribusi Frekuensi Variabel Umur Laki-laki ...........................

Distribusi Frekuensi Variabel Umur Perempuan ......................

Distribusi Frekuensi Variabel Jumlah Anggota Keluarga .........

Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan Laki-laki .....

Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan Perempuan

Distribusi Frekuensi Variabel Pendapatan Keluarga ..............

Hasil Uji Multikorenalitas ..........................................................

Hasil Regresi Linear Berganda .............................................

36

37

38

39

40

41

43

44

45

46

47

48

53

56

60

62

64

64

65

65

66

66

67

68

70

73

Page 16: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Kerangka Pemikiran Penelitian ...............................................

Peta Kabupaten Sikka

Grafik Scatterplot .....................................................................

Grafik Diagram Histogram ......................................................

Grafik Normal P-P Plot ............................................................

17

36

69

69

72

Page 17: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumberdaya perikanan Indonesia yang melimpah belum diimbangi oleh

kualitas sumberdaya manusia pesisir dan sarana penunjang pesisir lainnya. Hal

ini mengakibatkan masyarakat nelayan masih menjadi masyarakat golongan

ekonomi lemah. Pada tahun 2011 tercatat masyarakat golongan ekonomi lemah

di pesisir jumlahnya mencapai 7,87 juta jiwa yang bermukian di 10.000 Desa

Pesisir. Padahal jika dilihat dari sumberdaya perikanan memiliki peran yang

penting dalam perekonomian indonesia berkaitan dengan peningkatan

pendapatan masyarakat, peningkatan devisa melalui kegiatan ekspor serta

pemenuhan kebutuhan pangan, dan jika dilihat dari potensi sumberdaya

perikanan dan kelautan Indonesia tahun 2014 dapat mencapai 6.520 juta

ton/tahun.(KKP,2014).

Menurut Kuswadi (2002), kemiskinan dan keterbelakangan merupakan

masalah pokok yang sering dihadapi oleh masyarakat pedesaan atau

masyarakat nelayan. Alasan penting perlunya sumber pendapatan di luar usaha

penangkapan antara lain adanya kecenderungan hasil tangkapan yang tidak

menentu, keadaan cuaca yang tidak memungkinkan untuk melaut. Tingkat

pendapatan yang rendah mengharuskan anggota rumah tangga nelayan untuk

bekerja lebih giat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga, nelayan dapat mengalihkan atau menambah curahan jam kerja di

luar usaha melaut atau usaha penangkapan.

Menurut Hakim Sakila (2015), Rumah tangga nelayan sering diidentikkan

dengan penggunaan wilayah pesisir dan laut sebagi faktor produksi dan jam

kerja harus mengikuti kondisi melaut yang hanya rata-rata dilakukan selama 20

hari dalam satu bulan, dan sisanya nelayan relatif menganggur. Demikian pula

pekerjaan menangkap ikan dengan menggunakan pancing merupakan pekerjaan

Page 18: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

2

dengan penuh resiko, sehingga pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh kaum

laki-laki. Hal ini secara tidak langsung menjelaskan bahwa pekerjaan ini hanya

dapat dikerjakan oleh kaum laki-laki dan kaum perempuan tidak dapat membantu

secara penuh dalam peningkatan pendapatan rumah tangga, hal ini

mengakibatkan rumah tangga nelayan sering diidentikkan dengan masyarakat

miskin.

Pendapatan nelayan sering tidak menentu karena nelayan sangat

bergantung pada cuaca dan musim. Nelayan juga memiliki peran dan tanggung

jawab yang besar untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehari-hari

seperti makan, tempat tinggal, pendidikan anak-anak, dan kebutuhan lainnya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan nelayan, selain

faktor cuaca dan musim, terdapat juga faktor modal, pengetahuan terhadap

perkembangan teknologi penangkapan, tingkat pengalaman serta curahan waktu

kerja oleh nelayan. Seorang nelayan akan dihadapkan pada dua pilihan, dalam

mengalokasikan waktu, yaitu bekerja atau tidak bekerja untuk dapat menikmati

waktu luang yang ada. Pendapatan akan meningkat dan dapat dimanfaatkan

untuk membeli barang-barang konsumsi sehingga dapat menghasilkan

kepuasaan jika bekerja. Dalam segi memperoleh kepuasaan, pilihan nelayan

untuk bekerja guna memperoleh pendapatan untuk mengkonsumsi barang, dan

menikmati waktu luang adalah sama. Pendapatan preference waktu luang dan

tenaga kerja ditentukan oleh anggapan tenaga kerja terhadap nilai waktu luang

tersebut Purwanti (2010) dalam Yarna Hasiani, dkk (2013).

Kabupaten Sikka merupakan salah satu Kabupaten pesisir di Indonesia

yang terletak di ujung timur Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan

luas 7.553,24 km2, memiliki luas lautan 5.821,33 km2 dengan panjang garis

pantai 444,50 km2. Sebanyak 21 Kecamatan di Sikka terdiri dari 160

desa/kelurahan, terdapat 66 desa pesisir dengan rumah tangga yang

Page 19: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

3

menggantungkan hidup pada perikanan atau nelayan sekitar 4.535. Salah satu

desa pesisir yang rumah tangganya menggantungkan hidup pada perikanan

adalah daerah Pesisir Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka

yang berprofesi sebagai nelayan. Oleh karena itu, penduduk Desa Wuring

menggantungkan hidup pada kegiatan melaut. Wilayah laut di Pesisir Desa

Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tengara Timur memiliki

dua musim ikan yang terjadi pada bulan Agustus sampai November (musim

Puncak) dan pada bulan Desember-Maret (Musim Sedang), sehingga dapat

mempengaruhi pendapatan dari rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.(Dion D.B.Putra,

2008).

Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ada di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur sampai saat ini

masih sangat dominan oleh usaha perikanan, masyarakat yang umumnya

memiliki karakteristik skala usaha kecil, aplikasi teknologi yang sederhana,

jangkauan penangkapan yang terbatas dan produktivitas yang rendah.

Sumberdaya perikanan dikatakan dominan dengan milihat data hasil produksi

perikanan Kabupaten Sikka pada tahun 2011 produksi penangkapan sebesar

11.938 ton, sedangkan pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 15.371

ton atau tingkat kenaikannya sebesar 0,46% (DKP, Kab. Sikka, 2013).

Rendahnya produktivitas nelayan umumnya diakibatkan oleh kurangnya

keterampilan dan pengetahuan serta penggunaan alat penangkapan yang

sederhana, sehingga efektifitas dan efisiensi alat tangkap dan penggunaan faktor

produksi lainnya belum optimal. Salah satu contoh nelayan skala kecil yang

beroperasi di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa

Tenggara Timur adalah nelayan Pancing yang daerah tangkapnya terbatas dan

masih menggunakan teknologi yang sederhana. Alat tangkap yang sederhana

Page 20: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

4

sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang dapat diterima oleh masyarakat

nelayan pesisir Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa

Tenggara Timur.

Curahan waktu kerja yang di alokasikan oleh masyarakat nelayan, baik

dalam bidang perikanan maupun non perikanan, merupakan hal yang harus

dipertimbangkan oleh masyarakat nelayan untuk meningkatkan pendapatan.

Peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curahan waktu kerja

produktif laki-laki dan perempuan pada pendapatan rumah tangga nelayan

Pancing dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga

nelayan pancing di Wuring, Kabupaten Sikka, Kecamatan Alok Barat, Nusa

Tenggara Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka

rumusan maslah yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perilaku kegiatan produksi rumah tangga nelayan pancing

dan curahan waktu kerja di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat,

Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur ?

2. Bagaimana perilaku kegiatan produksi non perikanan rumah tangga

nelayan pancing dan curahan waktu kerja di Desa Wuring, Kecamatan

Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur ?

3. Bagaimana Pendapatan rumah tanggga nelayan pancing di Desa

Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara

Timur ?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga

nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten

Sikka, Nusa Tenggara Timur ?

Page 21: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan maslah di atas maka dapat diketahui bahwa

tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perilaku kegiatan produksi rumah tangga nelayan

pancing dan curahan waktu kerja di Desa Wuring, Kecamatan Alok

Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

2. Mendeskripsikan perilaku kegiatan produksi non perikanan rumah

tangga nelayan pancing dan curahan waktu kerja di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur

3. Mendeskripsikan pendapatan rumah tangga nelayan pancing di Desa

Wuring, Kecamatan Alok barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara

Timur.

4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan rumah

tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat,

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna bagi :

1. Perguruan tinggi

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide dan gagasan

untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

curahan waktu kerja dan pendapatan rumah tangga nelayan

pancing.

2. Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan

pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai kesempatan bagi

mahasiswa untuk menuangkan teori-teori yang telah diperoleh

Page 22: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

6

selama di bangku kuliah dan dapat di tuangkan dalam proses

penyusunan skripsi ini.

3. Masyarakat Nelayan Pancing

Hasil penelitian ini diharapakan mampu memberikan informasi terkait

pendapatan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan rumah tangga nelayan Pancing.

4. Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan.

Page 23: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

7

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Ekonomi Rumah Tangga

Rumah tangga adalah sebuah keluarga yang merupakan suatu unit

pengambilan keputusan kerja menyusun strategi untuk dapat memaksimumkan

tingkat kepuasaan keluarga secara keseluruhan. Kesempatan yang terbuka

tercermin dalam bentuk tersedianya lowongan kerja, kesempatan pendidikan,

dan latihan. Rumah tangga sebagai unit pengambilan keputusan mempunyai

peranan penting dalam mengalokasikan waktu untuk kegiatan ekonomi dan non

ekonomi. Alokasi waktu rumah tangga terhadap suatu pekerjaan akan berbeda-

beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. (Diana Zalmi, 2008).

Rumah tangga perikanan adalah rumah tangga yang secara aktif

mengelola atau melakukan kegiatan penangkapan, budidaya di bidang perikanan

dan sejenisnya dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual

sebagai pendapatan mereka. Sedangkan tenaga kerja pada sektor perikanan

atau pada rumah tangga perikanan adalah mereka sebagai pemilik rumah

tangga perikanan itu sendiri maupun mereka yang dipekerjakan pada rumah

tangga perikanan (Hayadi. S, 2015).

Model ekonomi mikro dalam pengambilan keputusan rumah tangga,

dimana bentuk keputusan yang dilakukan oleh rumah tangga dibagi dalam enam

kelompok diantaranya keputusan berproduksi, keputusan konsumsi, marketed

surplus, penggunaan tenaga kerja, keputusan investasi dan keputusan finansial.

Bagi (1974) dalam Priyanti (2007).

Menurut Becker (1965) dalam Purwanti (2010), rumah tangga dipandang

sebagai pengambil keputusan dalam kegiatan produksi dan konsumsi, serta

hubungan alokasi waktu dan pendapatan rumah tangga yang di analisis secara

simultan. Formulasi ini menyatakan bahwa terdapat dua proses dalam perilaku

Page 24: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

8

rumah tangga, yakni proses produksi rumah tangga yang digambarkan oleh

fungsi produksi dan proses konsumsi rumah tangga yang merupakan preferensi

atau pemilihan terhadap barang yang dikonsumsi, dalam analisisnya lebih

ditekankan lagi pada aloksai waktu rumah tangga yang dibagi dalam waktu

bekerja produktif dan waktu santai.

2.2 Curahan Waktu Kerja

Menurut Handayani dan Iwang, G (2012), curahan waktu kerja adalah

proporsi waktu untuk bekerja yang di curahkan pada kegiatan-kegiatan tertentu

baik disektor peternakan, pertanian maupun perikanan terhadap total waktu kerja

angkatan kerja. Curahan waktu kerja tergantung pada jenis pekerjaan yang

dilakukan. Ada jenis –jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang

banyak dan kontinu, tetapi sebaliknya ada pula jenis-jenis kegiatan yang

memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas.

Wanita mempunyai peran yang baik sebagai ibu rumah tangga maupun

sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang tercermin

dalam curahan waktu kerja wanita. Menurut putri, R.D (2008), curahan waktu

kerja wanita secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu: curahan waktu kerja

untuk kegiatan ekonomi dalam mencari nafkah dan kegiatan non ekonomi seperti

kegiatan dasar, kegiatan sosial dan kegiatan rumah tangga pada umumnya.

Menurut Pudjiwati (1993), curahan waktu kerja diartikan sebagai jumlah

jam kerja yang dicurahkan oleh anggota rumah tangga nelayan baik dalam

usaha perikanan maupun usaha di luar sektor perikanan. Tiap anggota rumah

tangga dalam mengalokasikan waktunya untuk berbagai kegiatan dipengaruhi

oleh faktor-faktor dari dalam dan luar keluarganya. Faktor dari dalam keluarga

meliputi usia, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman kerja, pengetahuan,

keterampilan, pendapatan kepala keluarga, lahan dan aset lainnya, serta jenis

Page 25: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

9

kelamin, sedangkan faktor dari luar keluarga meliputi tingkat upah, harga barang-

barang, jenis pekerjaan serta struktur sosial.

Hasil penelitian Nalinda (2006) dalam Husin, S (2011), bahwa faktor yang

mempengaruhi curahan waktu kerja suami dan istri adalah luas penguasaan

lahan, umur suami, umur istri, pendidikan suami, pendidikan istri, pendapatan

rumah tangga, pengeluaran rumah tangga, curahan kerja rumah tangga, jumlah

anggota keluarga yang di tanggung dan jumlah anggota keluarga yang mencari

nafkah.

Menurut Soekartawi et.al (1986), menyatakan bahwa pada umunya

ukuran jam kerja dianggap telah dapat memenuhi kebutuhan tanpa

memperhatikan kebiasaan kerja yaitu selama delapan jam kerja dalam satu hari

kerja. Oleh sebab itu dalam prakteknya digunakan ukuran setara jam kerja laki-

laki dengan penggunaan faktor konveksi sebagai berikut:

1. 8 jam kerja tenaga kerja pria dewasa = 1 HKP

2. 8 jam kerja tenag kerja wanita dewasa = 0,8 HKP

3. 8 jam kerja anak-anak = 0,5 HKP

Menurut Purwanti (2008) dalam Bernanto. N, (2015) menyatakan bahwa

curahan waktu kerja merupakan jumlah hari kerja yang digunakan oleh suatu

rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan baik melalui aktivitas melaut,

diluar melaut ataupun non perikanan. Curahan waktu kerja akan dipengaruhi

oleh keuntungan melaut, nilai aset kapal tangkap dan alat tangkap yang

digunakan dalam melaut serta pendapatan total rumah tangga nelayan. Setelah

itu sistem produksi melaut dan kegiatan produktif diluar kegiatan melaut akan

membentuk struktur pendapatan rumah tangga. Pendapatan rumah tangga

lainnya diluar melaut secara spesifik akan dipengaruhi oleh curahan kerja istri,

curahan kerja non melaut suami, tingkat pendidikan istri dan total hari kerja

suami.

Page 26: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

10

2.3 Produksi

Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga

nilai barang tersebut bertambah. Pengertian produksi terus berkembang pada

akhirnya para ekonom memberikan pengertian produksi sebagai kegiatan

menghasilkan barang maupun jasa, atau kegiatan menambah manfaat suatu

barang (Darwis. S, 2011)

Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu tanah, modal, tenaga

kerja dan keterampilan (Skill)atau pengelolaan. Dalam beberapa literatur,

sebagian para ahli mencantumkan hanya tiga faktor produksi yaitu tanah, modal

dan tenaga kerja (Soekartawi, 2003)

Menurut Arik Sulandari, (2011), beberapa faktor produksi atau input yg

digunakan dalam menghasilkan output. Jumlah input juga dipengaruhi oleh

teknologi yang digunakan. Hubungan antara jumlah pengguna input dengan

jumlah pengguna output yang dihasilkan dengan teknologi tertentu disebut fungsi

produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang

menunjukkan hubungan antara tingkat penggunaan input dan tingkat output per

satuan waktu. Pada model ini, hubungan antara input dan output disusun dalam

fungsi produksi yang berbentuk : Q= f (K,L,M.....), dimana q mewakili output

barang-barang tertentu selama satu periode, K mewakili mesin (yaitu modal)

yang digunakan selama periode tertentu, L mewakili input jam tenaga kerja, M

mewakili bahan mentah yang digunakan. Bentuk dari notasi ini adalah

menunjukkan adanya kemungkinana variabel-variabel lain yang mempengrauhi

proses produksi Nicholson (2002) dalam Atien Priyanti dkk (2007)

Secara umum faktor yang mempengaruhi produksi dibedakan menjadi

dua kelompok yaitu faktor biologi dan sumberdaya alam serta faktor sosial-

ekonomi seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat

Page 27: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

11

pendapatan, kelembagaan, tersedinaya kredit dan sebagainya (Soekartawi,

1990) dalam(Purwanti,2010).

Kegiatan produktif rumah tangga dibutuhkan adanya keterlibatan anggota

rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak yang dilakukan berdasarkan

keputusan bersama untuk mencukupi kebutuhan pangan dari proses hasil

produksi sendiri maupun kemampuan membeli pangan (Purwanti, 2010 dalam

Furqon,2015).

2.4 Pendapatan

Pendapatan dapat disebut juga dengan income yaitu imbalan yang dapat

diterima oleh seluruh rumah tangga pada lapisan masyarakat dalam suatu

daerah, mulai dari penyerahan faktor-faktor produksi atau setelah melakukan

kegiatan perekonomian. Pendapatan digunakan oleh masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi dan sisanya merupakan tabungan untuk

memenuhi setiap harinya. Dengan kata lain, pendapatan secara lebih fokus

terarah pada hasil pengurangan antara jumlah penerimaan dengan biaya yang di

keluarkan, pendapatan total merupakan penjumlahan dari seluruh pendapatan

yang diperolah dari hasil usaha yang dilakukan. (Tito,2011)

Pendapatan nelayan berasal dari dua sumber, yaitu: pendapatan dari

usaha penangkapan ikan dan pendapatan dari luar usaha penangkapan ikan.

Sumber pendapatan utama bagi nelayan yaitu berasal dari usaha penangkapan

ikan sedangkan pendapatan dari luar penangkapan ikan, biasanya lebih rendah.

(Menurut Sajogya, 1996 dalam khairisun, M, 2014)

Menurut Muyarto (1994) dalam putri, R.D (2008), berdasarkan jenis

sumber pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan utama dan

pendapatan tambahan. Pendapatan utama adalah sumber penghasilan utama

rumah tangga yang paling banyak menunjang kebutuhan keluarga atau dengan

Page 28: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

12

kata lain yang paling banyak memberikan penghasilan terbesar. Sedangkan

pendapatan tambahan didefenisikan sebagai penghasilan yang diperoleh rumah

tangga dengan mengusahakan kegiatan lain di luar kegiatan utama dari

pendapatan itu sendri.

Sumber pendapatan rumah tangga nelayan pancing berasal dari

keuntungan penangkapan ikan, dimana pendapatan di peroleh dari penjumlahan

penangkapan ikan (perikanan) dan pendapatan non perikanan. Pendapatan

penangkapan ikan dapat diperoleh dari hasil penerimaan dikurangi dengan biaya

total produksi penangkapan ikan dengan pancing.

Persamaan pendapatan rumah tangga dapat digambarkan sebagai berikut :

YRT = YP + YNP

Dimana :

YRT = Pendapatan rumah tangga

YP = Pendapatan perikanan

YNP = Pendapatan non perikanan

Persamaan pendapatan perikanan yaitu :

YP = TR – TC atau π = TR – TC

Dimana :

YP = Pendapatan perikanan

Π = Keuntungan

TR = Total Revenue (penerimaan total)

TC = Total Cost (biaya total)

Total revenue (TR) atau penerimaan merupakan pendapatan kotor usaha

yang didefenisikan sebagai nilai produk total usaha dalam jangka waktu tertentu.

Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

TR = P x Q

Page 29: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

13

Dimana:

TR = Total Revenue (penerimaan)

P = Price (harga produk)

Q = Quantity (Jumlah Output yang di hasilkan)

Keuntungan merupakan pendapatan bersih yang diperoleh dari

penerimaan (TR) dikurangi dengan biaya total (TC). Biaya total adalah jumlah

biaya yang dikeluarkan seluruhnya dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya

variabel. Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan atau yang tetap di

bayar oleh seorang produsen berapapun tingkat outputnya, misalnya

penyusutan, PBB, sewa gedung, dan lain-lain. Biaya variabel adalah sejumlah

biaya – biaya yang jumlahnya berubah-ubah menurut tinggi rendahnya output

yang di produksi, misalnya upah tenaga kerja, dan lain-lain.

Persamaan biaya total adalah sebagai berikut :

TC = FC + VC

Dimana :

TC = Total Cost (biaya total)

FC = Fixed Cost (biaya tetap)

VC = Variabel Cost (biaya tidak tetap) (Febriyanti, 2015 )

2.5 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Menurut Hardiyani (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

nelayan dari usaha penangkapan adalah sebagai berikut: modal kerja, jam kerja

melaut, harga ikan dan teknologi, berpengaruh positif terhadap pendapatan

nelayan, selain itu jumlah anggota keluarga yang bekerja juga dapat

mempengaruhi tingkat pendapatan keluarga nelayan.

Page 30: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

14

Menurut Sukirno (2004), terdapat empat faktor-faktor yang paling

dominan mempengaruhi peningkatan pendapatan masyarakat nelayan,

diantaranya sebagi berikut:

1. Peranan Pemerintah memiliki upaya yang serius dari pihak pemerintah

dalam memberikan perhatian atau intervensi dari pemerintah melihat

kondisi masyarakat nelayan yang masih tergolong pada lapisan

masyarakat yang rendah.

2. Pengetahuan dan keterampilan merupakan modal yang harus dimiliki

oleh setiap masyarakat nelayan dalam pelaksanaan program. Dengan

adanya pengetahuan dan keterampilan maka masyarakat nelayan dapat

mengembangkan serta memiliki keahlian yang dapat merubah kehidupan

yang lebih baik.

3. Konsep dan Tujuan yang merupakan program pemerintah yang harus

sejalan dengan konsep dan tujuan dari pembangunan sosial yaitu

menciptakan kesejahtraan masyarakat nelayan menjadi kehidupan yang

lebih baik.

4. Partisipasi masyarakat nelayan dalam melihat kondisi realita kehidupan

sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat nelayan sehingga dapat

membantu suatu perubahan mendasar dari dalam diri masyarakat

nelayan itu sendiri.

2.6 Penelitian Terdahulu

Menurut Febrianty (2015), dalam penelitiannya menggunakan analisis

data deskriptif kualitatif, harvard analisys method, dan deskriptif kuantitatif,

diketahui curahan waktu kerja produktif laki- laki rata-rata dalam satu bulannya

180 jam dan curahan waktu kerja reproduktif laki-laki rata-rata dalam satu

bulannya 120 jam, sedangkan curahan waktu kerja produktif perempuan dalam

Page 31: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

15

satu bulannya rata-rata 120 jam dan curahan waktu kerja reproduktif perempuan

rata-rata dalam satu bulannya 190 jam. Pendapatan rumah tangga

pembudidaya di dapat dari dua sektor, yaitu sektor perikanan dan sektor non

perikanan. Hasil pendapatan daripekerjaan di bidang perikanan selama sebulan

rata-rata sebesar 2.538.499 sedangkan hasil pendapatan yang diperoleh dari

hasil di luar bidang perikanan selama sebulan dengan rata-rata sebesar

2.189.429. Berdasarkan analisis menggunakan SPSS, faktor yang

mempengaruhi pendapatan rumah tangga pembudidaya ikan koi pranggang koi

fram yaitu curahan waktu kerja produktif perempuan dengan taraf signifikan

0.027, umur laki-laki dengan taraf signifikan 0.015, jumlah anggota keluarga

dengan taraf signifikan 0.000 dan lama kerja dengan taraf signifikan 0.000

dengan menggunakan selang kepercayaan 95% atau taraf kesalahan 0.05%.

Menurut Ginantoko (2014), dalam penelitiannya menggunakan analisis

SPSS menyimpulkan bahwa curahan kerja nelayan di Pesisir Damas untuk

pekerja di bidang perikanan rata-rata adalah sebesar 94 HOK dan untuk non

perikanan rata-rata adalah 99 HOK. Dan fakta yang mempengaruhi curahan

waktu kerja nelayan di pesisir Damas baik nelayan jaring tarik maupun buruh

jaring tarikadalah umur, pendididkan dan pengalaman.

Menurut Roma (2012), dalam penelitiannya menggunakan analisis data

uji statistik yaitu korelasi Rank Sperman dan regresi linear berganda

menyimpulkan bahwa dengan adanyafaktor-faktor sosial ekonomi yang

mempunyai pengaruh terhadap peranan wanita keluarga nelayan dalam kegiatan

ekonomi adalah faktor pendapatan suami, curahan waktu kerja, jumlah anggota

keluarga nelayan. Sedangkan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan wanita nelayan jaring insang adalah curahan waktu kerja,

sedangkan pendapatan nelayan, umur, jumlah tanggungan keluarga, dan

pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan.

Page 32: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

16

Menurut Palabiran (2015), dalam penelitiannya menggunakan analisis

data koefisien korelasi menyimpulkan bahwa tenaga kerja keluarga yang paling

banyak berperan pada usaha ternak sapi potongdi Desa Samangki yaitu suami

dengan rata-rata 5 jam/orang kemudian istri dengan rata-rata2,09 jam/orang dan

anak dengan rata-rata 2,07 jam/orang. Curahan waktu kerja mempunyai

hubungan yang positif dengan pendapatan peternak usaha sapi potong. Hal ini

menunjukkan jika curahan waktu kerja semakin banyak maka pendapatan yang

diperoleh semakin tinggi.

2.7 Kerangka Pemikiran Penelitian

Menurut Sugiyono (2015), kerangka berpikir merupakan model secara

konseptual mengenai teori yang berhubungan dengan faktor-faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Rumah Tangga Nelayan Pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat,

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari laki-laki dan perempuan

dengan melihat pembagian pekerjaan dari kegiatan perikanan oleh laki-laki

(suami) dan non perikanan oleh laki-laki (suami) dan perempuan (istri), curahan

waktu kerja laki-laki dan perempuan, produksi nelayan pancing, dan melihat

pendapatan rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok

Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Kecamatan Alok Barat yang terletak di Kabupaten Sikka merupakan

suatu daerah yang memiliki potensi, salah satu potensinya yaitu di sektor

perikanan. Pada sektor perikanan di daerah ini khusunya di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, merupakan

daerah yang sangat potensi untuk berbagai macam kegiatan baik dari sektor

perikanan maupun dari sektor non perikanan. Kegiatan perikanan seperti

penangkapan ikan sedangkan non perikanan seperti berdagang. Semua

Page 33: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

17

kegiatan tersebut dapat memberikan peluang usaha dalam menyumbangkan

sebagian besar pendapatan rumah tangga keluarga yang tidak dapat terlepas

dari bagaimana kontribusi antara suami dan istri dalam menentukan pendapatan

rumah tangga keluarga. Secara sistematis kerangka pemikiran dalam Curahan

Waktu Kerja Dan Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dapat

diilustrasikan seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Rumah Tangga Nelayan Pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara

Timur

Laki-laki Perempuan

Pembagian pekerjaan

Umur laki-laki

Umur perempuan

Jumlah anggota keluarga

Tingkat pendidikan laki-laki

Tingkat pendidikan

perempuan

Pendapatan Rumah Tangga Nelayan

Pancing di Wuring

Produksi

Curahan Waktu Kerja

Perikanan

Non Perikanan

Page 34: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

18

3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Curahan Waktu Kerja dan Pendapatan Rumah

Tangga Nelayan Pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten

Sikka, Nusa Tenggara Timur” dilaksanakan pada bulan Maret – April 2017.

Lokasi penelitian yaitu di Rumah Tangga Nelayan pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pemilihan

lokasi ini didasarkan pada potensi perikanan tangkap dengan pancing sebagai

daerah yang sangat berpotensi dan cocok untuk mengetahui rumah tangga

nelayan terhadap curahan waktu kerja dan pendapatan nelayan pancing.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah anggota keluarga rumah tangga nelayan

pancing yaitu suami dan istri rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Adapun

sasaran dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku kegiatan produksi

nelayan pancing dan curahan waktu kerjanya, perilaku kegiatan produksi non

perikanan dan curahan waktu kerjanya, pendapatan rumah tangga nelayan

pancing serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

rumah tangga nelayan pancing.

3.3 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode

deskriptif. Menurut Sari (2006), menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif

adalah sebuah metode yang berusah mendeskripsikan dan meginterpretasikan

sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapatan yang

Page 35: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

19

berkembang, proses yang sedang berlangsung akibat atau efek yang terjadi atau

tentang kecenderungan yang sedang berlangsung khususnya dalam

masyarakat. Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, situasi, gejala, atau hal-hal

khusus dalam masyarakat nelayan pancing. Metode yang dipakai untuk jenis

penelitian ini yaitu melalui wawancara, observasi, dan studi literatur.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau

obyek yang merupakan sifat-sifat umum. Populasi dapat dibedakan menjadi 2

yaitu populasi sampling dan populasi sasaran. Sebagai contoh, apabila rumah

tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti hanya anggota rumah tangga

yang bekerja sebagai pedagang, maka seluruh wilayah rumah tangga dalam

penelitian disebut populasi sampling, sedangkan seluruh pedagang dalam

wilayah penelitian disebut populasi sasaran. (Singarimbun dan Effendi,2006).

Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga nelayan pancing, di

Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur

yang terdiri dari suami dan istri yang aktif bekerja sebagai nelayan pancing,

populasi berjumlah 60 rumah tangga nelayan pancing yang aktif bekerja.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian. Apabila populasi besar dan peneliti

tidak mengambil semua untuk penelitian karena terbatasnya dana, tenaga, dan

Page 36: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

20

waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

tersebut. Oleh karena itu, sampel yang diambiil dari populasi harus betul-betul

mewakili dan harus valid.(Wiratna, 2014).

Menurut Arikunto, S (2010), sampel adalah sebagian atau perwakilan dari

populasi yang diteliti. Selanjutnya menurut Sugiyono (2010), sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Dalam

penelitian ini jumlah populasi yanng ditentukan sebanyak 60 orang rumah tangga

yang bekerja aktif dalam penggunaan pancing yang akan diambil sebagai

sampel sebanyak 35 orang rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Dalam

penelitian digunakan sampel karena jumlah populasi yang terlalu besar sehingga

tidak digunakan seluruh populasi karena keterbatasan dana, tenaga, waktu,

sehingga kesimpulan dari sampel dapat diberlakukan sebagai populasi.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian pada dasarnya ada dua

macam yaitu, pengambilan sampel secara acak (random) atau disebut dengan

random sampling dan probability sampling, sedangkan pengambilan sampel

yang bersifat tidak acak, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu sebagai contohnya yaitu purposive sampling dan quota

sampling (Singarimbun dan Effendi, 2006).

Menurut Sugiyono (2006) dalam Wiratna (2014), teknik sampling

merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

Diantaranya yaitu, probability sampling dan non probability sampling. Probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel,

Page 37: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

21

sedangkan non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Non probability sampling memiliki berbagai macam teknik pengambilan

sampel, salah satu diantaranya yaitu purposive sampling. Purposive sampling

merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan atau kriteria-kriteria serta tujuan teretentu. Tujuan penelitian

dengan kriteria pengambilan purposive sampling adalah sebagai berikut:

Penduduk tetap atau asli di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat yang telah

tercatat di kantor kelurahan.

Rumah tangga nelayan pancing yang terdiri dari suami dan istri

Nelayan pancing

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Data Primer

Data primer biasanya bersifat up to date, yang merupakan data asli atau

data baru yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari

sumber data di lapangan. Untuk memperoleh data di lapangan peneliti harus

melakukan secara langsung dari sumber data yang terpercaya. Teknik yang

dapat digunakan untuk pengambilan data primer meliputi wawancara, observasi

dan kusioner (Hasan M Iqbal,2002).

Cara untuk mendapatkan data primer yaitu melalui beberapa metode sebagai

berikut:

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses kegiatan atau interaksi yang

dilakukan untuk mendapatkan sebuah informasi secara langsung dengan

Page 38: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

22

mengajukan beberapa pertanyaan antara pewawancara dengan responden

(Bungin,2006).

Menurut kartono dalam Sulistyo, Basuki (2006), wawancara adalah suatu

percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses

tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.

Menurut Sugiyono (2014), wawancara sigunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden

sedikit. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur,

dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun menggunakan telepon.

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan wawancara

terstruktur (kusioner) dan wawancara tidak terstruktur (bebas) untuk

mengumpulkan data primer. Kusioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada para responden untuk dijawab. Wawancara tidak terstruktur

adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan data. Wawancara tidak terstruktur dalam penelitian ini contohnya

seperti wawancara langsung kepada nelayan atau istri nelayan tentang

bagaimana curahan waktu kerja atau alokasi waktu yang digunakan oleh

anggota keluarga nelayan pancing. Wawancara terstruktur atau kuisioner dalam

penelitian ini yaitu dengan membagikan kuisioner kepada keluarga nelayan

pancing dengan isi kusioner tentang nama, umur, alamat, pekerjaan utama,

pekerjaan sampingan, pendidikan, jumlah biaya tetap,dan biaya variabel.

Page 39: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

23

b. Observasi

Menurut Arikunto (2006), observasi adalah mengumpulkan data atau

keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha pengamatan

secara langsung ketempat yang akan dijadikan penelitian.

Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan atau dan

mengikuti,dalam arti mengamati dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku

yang dituju. Menurut Catwrigh (2008) yang dikutip dalam Haris mendefenisikan

sebagai suatu proses melihat, mengamati, mencermati, serta merekam perilaku

secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Defenisi lain dari observasi adalah

suatu kegiatan dalam mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan

suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti dari observasi ialah adanya perilaku yang

tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai.

Observasi yang dapat dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

mengamati secara langsung atau mencatat seluruh rangkaian kegiatan rumah

tangga nelayan pancing antara suami dan istri baik kegiatan perikanan maupun

kegiatan non perikanan rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan, buku,

majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan,laporan pemerintahan,

artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain sebagainya. Data yang

diperoleh dari data sekunder tidak perlu diolah kembali.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari kantor

Dinas Kelautan dan Perikanan, kantor Kecamatan Alok Barat, kantor Kelurahan

Wuring, Perpustakaan serta beberapa referensi lainnya yang berkaitan dengan

letak geografis, dan topografis lokasi, keadaan penduduk, serta kondisi

Page 40: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

24

perikanan di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa

Tenggara Timur khususnya nelayan pancing.

3.7 Analisis Data

Menurut Wiratna (2014), analisis data diartikan sebagai upaya data yang

sudah tersedia kemudian diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk

menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis

data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan

tujuan mengolah data tersebut untuk menjawab rumusan masalah.

Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapang, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit ,

melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh

diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono,2009).

Analisis data dalam sebuah penelitian terbagi menjadi dua jenis yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif, pada penelitian ini digunakan analisis deskriptif

kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif karena jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif.

3.7.1 Analisis Deskriptif Kualitatif

Menurut Rahmat dan Jumae’di, (2005), penelitian kualitatif disebut juga

penelitian naturalistik, disebut kualitatif karena tidak menggunakan alat-alat

pengukur dan sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif. Disebut

naturalistik karena dilihat pada situasi lapangan penelitian bersifat natural atau

wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi. Penelitian kualitatif

berpendirian bahwa tidak hanya satu kebenaran yang mutlak, kebenaran itu

sangat kompleks dan tidak ada satu teori yang dapat menangkapnya. Pada

Page 41: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

25

penelitian ini, peneliti sendiri harus memasuki lapangan untuk mengumpulkan

data melalui observasi dan wawancara.

Pada penelitian ini analisis deskriptif kualitatif yang digunakan adalah

mengidentifikasi perilaku kegiatan produksi nelayan pancing dan curahan waktu

kerja di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara

Timur, dan mengindentifikasi perilaku kegiatan produksi non perikanan nelayan

pancing dan curahan waktu kerja di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat,

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

3.7.2 Analisis Deskriptif Kuantitatif

Menurut Hasan M Iqbal, (2002), analisis deskriptif kuantitatif adalah

analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif. Alat analisis yang

bersifat kuantitatif adalah alat analisis yamg menggunakan model-model, seperti

model matematika, model statistik, dan ekonometrik. Hasil analisis disajikan

dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan

dalam suatu uraian.

Analisis kuantitatif digunakan untuk melihat pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent. Pada penelitian ini, analisis kuantitatif

digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat,

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

3.7.1.1 Spesifikasi Model

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dipenuhi dalam menyusun regresi berganda,

tujuan asumsi klasik yaitu agar hasil tidak bias. Oleh karena itu perlu dilakukan

beberapa tes atau uji memungkinkan pendeteksian pelanggaran asusmsi

tersebut. Tes atau uji tersebut antara lain :

Page 42: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

26

Uji Normalitas

Menurut ghozali (2011)dalam Firdaus.M dkk (2014), uji normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan

untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk

mengetahui apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji

sebaran data yang dianalisis. Ada beberapa cara yag dapat digunakan untuk

melihat normalitas data dalam penelitian, yaitu dengan menggunakan tiga alat

uji, yaitu:

1). Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan dalam

pengambilan keputusan yaitu:

a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal

b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal

2). Histogram yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa data

normal berbentuk lonceng (Bell Shaped). Data yang baik adalah data yang

memiliki pola distribusi normal.jika data menceng ke kanan atau menceng ke kiri

berarti data tidak berdistribusi secara normal.

3). Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah: jika data

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model

regresi memenuhi asumsi norrmalitas, namun jika data menyebar jauh dari

diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Menurut Nugroho (2009), uji normalitas adalah pengujian dengan

mendistribusikan data secara normal. Normal probability plot dapat menunjukkan

model regresi yang baik atau tidak, dengan cara membandingkan distribusi data

yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Selain itu

dapat dilihat dari tampilan grafik histogram, apabila pengamatan tersebut sesuai

Page 43: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

27

dengan ketentuan maka model regresi berhasil memenuhi asumsi normalitas

yang artinyalayak pakai jika histogram berbentuk lonceng dan titik variance

semuanya mengikuti arah garis diagonal.

Uji Multikorenalitas

Menurut Risti (2008), istilah multikolinearitas (kolinearitas ganda) pertama

kali ditemukan oleh Ragnar Frisch, yang berarti adanya hubungan linear yang

sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel penjelas (bebas)

dari model regresi ganda. Selanjutnya istilah multikolinearitas digunakan dalam

arti yang lebih luas, untuk terjadinya korelasi linear yang tinggi di antara variabel-

variabel penjelas. (x1,x2,...,xp)

Beberapa teknik untuk mengenali multikolinearitas adalah

a) Variabel bebas secara bersama-sama pengaruhnya nyata, atau uji F-nya

nyata, namun ternyata setiap variabel bebasnya secara parsial

pengaruhnya tidak nyata, (Uji t-nya tidak nyata).

b) Nilai koefiisiean determinasi R2 sangat besar, namun ternyata variabel

bebasnya berpengaruh tidak nyata (uji t-nya tidak nyata).

c) Nilai koefisien korelasi parsial ada yang lebih besar dari koefisien

determinasinya.

Menurut Husin (2011), Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui

apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Model regresi yang mengandung multikolinearitas berakibat

pada kesalahan standar estimasi yang akan cenderung meningkat dengan

bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk

menolak hipotesisi nol akan semakin besar dan probabilitas dalam menerima

hipotesis yang salah akan semakin besar.

Page 44: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

28

Menurut Imam Ghozali (2009) dalam Hayadi (2015), untuk mendeteksi

ada atau tidaknya multikolinearitas yang tinggi antara variabel independen dapat

diteksi dengan cara melihat nilai tolerancedan variance inflation factor (VIF).

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance)

Uji Heteroskedastisitas

Menurut ghozali (2013), uji heteroskedastisitas yaitu untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Jika p value > 0,05 tidak

signifikan berarti tidak terjadi heteroskedastisitas artinya model regresi lolos uji

heteroskedastisitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik

scatterplot, yaitu titik yang menyebar secara acak, baik di atas maupun di bawah

angka 0 pada sumbu Y. Pengujian yang lebih valid dapat dilakukan dengan

meregresikan nilai absolute residual dengan variabel independennya atau

disebut uji glejser. Jika tingkat signifikannya > 5% maka data terbebas dari

heterokedastisitas.

Menurut Purwanto (2008), dampak jika terjadi heteroskedastisitas antara

lain (a) walaupun terjadi heteroskedastisitas, koefisien penduga (b1 dan b2) tetap

efisien, namun variannya atau kesalahan baku penduganya menjadi lebar atau

tidak efisien, (b) interval keyakinan untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar

dan uji signifikan kurang kuat, (c) apabila menggunakan OLS, maka uji t dan uji f

tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga diperlukan perubahan-

perubahan. Cara mendeteksi heteroskedastisitas adalah :

Page 45: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

29

1. Metode grafik, menghubungkan antara Y dan e2, dimana apabila hubungan Y

dan e2tidak sistematis seperti semakin membesar atau mengecil seiring

bertambahnya Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji korelasi rank spearman, digunakan untuk menguji heteroskedastisitas

apabila nilai korelasi rank spearman lebih besar dari nilai t-tabel.

Jika terjadi heteroskedastisitas maka cara mengatasinya adalah (a)

melakukan metode kuadrat terkecil tertimbang, nila tertimbang dapat dilakukan

berdasarkan apriori atau observasi dan (b) melakukan transformasi log, yaitu

data diubah dalam bentuk log atau data ditransformasikanke bentuk lainnya

seperti 1/x atau yang lainnya.

Uji Autokorelasi

Menurut Ghozalli (2005)dalam Cahyani, M. Y (2015), uji autokorelasi

dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Pengujian ini menggunakan uji Durbin- Watson, jika nilai Du < d <

4- Du maka dapat dikatakan data terbebas dari autokorelasi.

Menurut ghozali (2009) dalamFitry (2015), uji autokorelasi merupakan

pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi

dengan dirinya sendri. Maksud korelasi dengan diri sendri adalah bahwa nilai

dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik

nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya.

Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah (a)

metode grafik yang menghubungkan antara error atau e/residu dengan waktu,

apabila terdapat hubungan yang sistematis, baik meningkat maupun menurun

maka menunjukkan adanya autokorelasi (b) uji Durbin –Watson dimana rumus

Page 46: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

30

untuk di uji DW adalah ∑( et-e(t-1))2/ ∑e2.. Apabila nila DW berkisar antara du

dan 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi. Namun pada kenyataan setiap

program regresi sudah mempersiapkan uji DW untuk mengecek apakah terjadi

autokorelasi atau tidak.

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Setiawan dan Dewi, E.K (2010), analisis regresi linear beganda

adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen

(X1,X2,....Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen berhubungan

positif atau negatif untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila

independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang diinginkan

biasanya berskala interval atau rasio. Bentuk persamaan regresi berganda yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana :

Y = Pendapatn rumah tangga

a = Konstanta atau intersep

b1 = koefisien regresi untuk X1

b2 = koefisien regresi untuk X2

b3 = koefisien regresi untuk X3

b4 = koefisien regresi untuk X4

b5 = koefisien regresi untuk X5

b6 =koefisien regresi untuk X6

b7 = koefisien regresi untuk X7

X1 = Curahan waktu kerja produktif laki-laki

X2 = Curahan waktu kerja produktif perempuan

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+e

Page 47: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

31

X3 = Umur laki-laki

X4 = Umur perempuan

X5 = Jumlah anggota keluarga

X6 = Tingkat pendidikan laki-laki

X7 = Tingkat pendidikan perempuan

e = error atau nilai residu

c. Batasan Operasional

Batasan operasional pada analisis pendapatan ini digunakan untuk

menghindari adanya perbedaan dalam variabel penelitian. Berikut penjelasan

batasan operasional dalam penelitian ini :

1. Pendapatan keluarga (Y)

Pendapatan keluarga adalah jumlah uang yang diterima dari hasil kerja

rumah tangga baik suami maupun istri dari usaha perikanan maupun non

perikanan (pertanian, dagang, jasa, pengrajin, dan lain sebagainya) serta

pendapatan dari sumber lain yang telah diterima rumah tangga (keluarga) yang

dihitung dalam satuan rupiah.

2. Curahan waktu kerja produktif laki-laki (X1)

Curahan waktu kerja produktif laki-laki merupakan jumlah jam kerja yang

dialokasikan oleh suami guna memperoleh pendapatan atau penghasilan rumah

tangga yang dihitung dalam satuan jam kerja.

3. Curahan waktu kerja produktif perempuan (X2)

Curahan waktu kerja produktif perempuan merupakan jumlah jam kerja

yang dialokasikan oleh istri nelayan guna memperoleh pendapatan atau

pengahasilan rumah tangga yang dihitung dalam satuan jam kerja.

4. Umur laki-laki (X3)

Umur laki-laki merupakan satuan waktu atau usia yang dapat mengukur

waktu keberadaan hidup seseorang yang terhitung mulai lahir hinggaa saat ini,

Page 48: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

32

dan untuk mengetahui kecepatan produktifitas dalam bekerja, yaitu waktu

keberadaan seorang suami yang dihitung dari lahir hingga saat ini dalam setiap

tahunnya.

5. Umur perempuan (X4)

Umur perempuan merupakan satuan waktu atau usia yang dapat mengukur

waktu keberadaan hidup seseorang yang terrhitung mulai dari lahir hingga saat

ini, dan untuk mengetahui kecepatan produktifitas dalam bekerja, yaitu waktu

keberadaan seorang istri yang dihitung mulai lagir hingga saat ini dalam setiap

tahunnya.

6. Jumlah anggota keluarga (X5)

Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota atau individu dalam

suatu keluarga yang menjadi tanggung jawab rumah tangga nelayan jaring

insang yang dihitung dalam jiwa. Semakin tinggi jumlah anggota keluarga maka

semakin tinggi tingkat kebutuhan dan pengeluarannya.

7. Tingkat pendidikan laki-laki (X6)

Tingkat pendidikan laki-laki merupakan suatu tingkatan atau jenjang

pendidikan yang dimiliki oleh seorang suami melalui pendidikan formal. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seorang suami makan semakin tinggi pula pengetahuan

yang dimiliki dan di hitung dalam satuan tahun atau lama waktu menempuh

pendidikan formal.

8. Tingkat pendidikan perempuan (X7)

Tingkat pendidikan perempuan merupakan suatu tingkatan atau jenjang

pendidikan yang di miliki oleh seorang istri melalui pendidikan formal. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seorang istri maka semakin tingggi pula pengetahuan

yang dimiliki dan dihitung dalam satuan tahun atau lama waktu menempuh

penddidkan formal.

Page 49: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

33

3.7.1.2 Estimasi Model

d. Uji Statistika

Uji statistika digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat, antara lain:

Koefisien Determinasi (R2)

Menurut kuncoro (2009), koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antar 0 sampai 1 (0<

R2<1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yanag

mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutukan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Menurut Lind (2002) dalam Suharyadi dan Purwanto (2008), nilai R2

dikatakan baik atau kuat yaitu bahwa nilai R2 lebih besar dari 0,5 menunjukkan

variabel bebas dapat menjelaskan variabel terkait dengan baik atau kuat, sama

dengan 0,5 dikatakan sedang dan kurang dari 0,5 relatif kurang baik variabel.

Penyebab nilai R2 kurang dari 0,5 yaitu spesifikasi model yang salah (pemilihan

variabel yang kurang tepat), pengukuran yang tidak akurat.

Uji Signifikan Serentak atau Simultan (Uji F)

Menurut suharyadi dan Purwanto (2008) dalam Fitry (2015), uji signifikan

serentak atau simultan (Uji F) adalah uji yang dimaksud untuk melihat

kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu X1, X2, X3 ......X8, untuk

dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel terkait (Y).

Rumus Uji F adalah sebagai berikut:

Page 50: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

34

Dimana :

R2= koefisien Determinasi

K = banyaknya variabel

n = banyaknya sampel

Apabila nilai F hitung > F tabel maka variabel bebas secara simultan

berpengaruh nyata terhadap variabel terkaitnya. Apabila F hitung < F tabel maka

variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh secara nyata terhadap

variabel terkaitnya.

Uji Siginifikan Individual atau Parsial (Uji t)

Menurut Nurmala. D, (2012), uji signifikan individual atau parsial (Uji t)

adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas secara parsial berpengaruh

terhadap variabel terikat. Rumus untuk uji t adalah sebagai berikut :

Dimana :

b = koefisien regresi

B = parameter populasi

Sb = kesalahan baku penduga (Standard error estimation)

Page 51: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

35

4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Topografis

Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara

Timur merupakan salah satu Desa dari 21 Kecamatan di Wilayah Kabupaten

Sikka yang terletak pada jarak 10 Km ke Barat dari Pusat Kota Maumere (Ibu

Kota Maumere) dan berada pada wilayah Barat perbukitan Nangahure. Luas

Wilayah Kabupaten Sikka adalah 1.731,92 km2 atau 173.192 Ha dan posisi

Koordinat Kabupaten Sikka yaitu terletak antara 121˚55’40’’ sampai dengan

122˚41’30” Bujur Timur (BT) dan 8˚22’ sampai dengan 8˚50’ Lintang Selatan

(LS). Luas wilayah Desa Wuring adalah 1.600 Ha/m2 yang yang terbagi menjadi

wilayah pemukiman bukit seluas 465.37 Ha/m2 , wilayah pemukiman lembah

seluas 325,75 Ha/m2 , perkebunan seluas 225,21 Ha/m2 , pekarangan seluas

207,20 Ha/m2 , kuburan seluas 2,03 Ha/m2 , perkantoran seluas 1,281 Ha/m2 .

Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat memiliki batas-batas administratif sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Laut Flores

Sebelah Timur : Kelurahan Hewuli

Sebelah Selatan : Kecamatan Nita Desa Lewolufit

Sebelah Barat : Kecamatan Magepanda Desa Kolisia

Kecamatan Alok Barat terbagi menjadi 4 wilayah Desa yang terdiri dari

Desa Wolomarang, Desa Wailiti, Desa Wuring dan Desa Hewuli. Wilayah Desa

Wuring terbagi menjadi 10 Rukun Warga (RW) dan 45 Rukun Tetangga (RT),

diantaranya adalah wilayah lembah terdiri atas 3 RW dan 10 RT, wilayah bukit

terdiri atas 4 RW dan 17 RT, wilayah patisomba terdiri atas 3 RW dan 18 RT.

(Data Kependudukan Desa Wuring, 2017).

Page 52: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

36

Berdasarkan keadaan topografisnya, Desa Wuring, Kecamatan Alok

Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, berada pada ketinggian 0 – 45m

diatas permukaan laut dengan suhu rata - rata 27- 32˚C dengan curah hujan

rata-rata 1.329 mm, 71 hh/tahun dan memiliki bentangan wilayah berupa wilayah

perbukitan, dan wilayah lembah. (BPS Kabupaten Sikka, 2017)

Gambar 2. Peta Kabupaten Sikka

4.2 Keadaan Penduduk

Berdasarkan data kependudukan yang ada di data base Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur pada tahun

2017, jumlah penduduk Desa wuring sebanyak 4.717 jiwa yang terdiri dari jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 2.296 jiwa atau 48,6% dari jumlah penduduk

keseluruhan dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2.421 jiwa atau 51,3 %

dari jumlah penduduk keseluruhan yang tergabung dalam 1073 KK. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Wuring

Sumber : Kantor Desa Wuring, 2017

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

1 Laki – Laki 2.296 48,7

2 Perempuan 2.421 51,3

Total 4.717 100

Page 53: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

37

Sedangkan untuk jumlah penduduk Desa wuring, Kecamatan Alok Barat,

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur berdasarkan usia dapat diketahui pada

uraian Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Wuring Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 0 bulan – 5 tahun 681 14,44

2 6 tahun – 10 tahun 609 12,92

3 11 tahun 15 tahun 567 12,02

4 16 tahun – 20 tahun 451 9,56

5 21 tahun – 25 tahun 411 8,72

6 26 tahun – 30 tahun 324 6,86

7 31 tahun – 35 tahun 304 6,44

8 36 tahun – 40 tahun 307 6,50

9 41 tahun – 45 tahun 294 6,24

10 46 tahun – 50 tahun 245 5,20

11 51 tahun – 55 tahun 181 3,83

12 56 tahun keatas 343 7,27

Total 4.717 100

Sumber: Kantor Desa Wuring, 2017

Dari data tersebut, maka dapat diketahui penduduk Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang tergolong

usia produktif dapat mencapai kurang kebih 35%. Berdasarkan umurnya,

penduduk yang berusia 0-14 tahun merupakan penduduk yang belum produktif,

penduduk yang berusia 15-64 tahun merupakan penduduk dengan usia

produktif, sedangkan penduduk yang berusia 65 tahun ke atas merupakan

penduduk dengan usia kurang produktif (Kusomowidho, 2000).

Dari tabel 2 dapat memperlihatkan usia penduduk Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang tergolong

dalam usia produktif dapat mencapai 35% dari total keseluruhan jumlah

penduduk Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa

Tenggara Timur. Penduduk Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten

Sikka, Nusa Tenggara Timur yang tergolong dalam usia produktif pada usia 21-

25 tahun sebanyak 411 orang (8,72%) merupakan penduduk dengan kelompok

Page 54: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

38

umur terbanyak, pada umur tersebut sudah memiliki banyak pengalaman yang

telah dimiliki dan masih dalam umur produktif untuk bekerja, sedangkan

penduduk dengan usia produktif paling sedkit pada usia 46- 50 tahun sebanyak

245 orang ( 5,20%).

Data penduduk Desa Wuring, Kecamatan Alok barat, Kabupaten Sikka,

Nusa Tenggara Timur, berdasarkan mata pencahrian dapat diketahui pada Tabel

3.

Tabel 3 . Mata Pencaharian Penduduk Desa Wuring

No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Belum Bekerja 1.160 24,59

2 Pelajar 1.165 24,69

3 Petani 1.456 30,86

4 Nelayan 559 11,85

5 Wiraswasta 141 2,98

6 Tukang 51 1,07

7 Buruh 78 1,64

8 Ojek 48 1,01

9 Sopir 53 1,11

10 PNS 106 2,21

Total 4.717 100

Sumber : Kantor Desa Wuing, 2017

Berdasarkan data mata pencaharian penduduk Desa Wuring, Kecamatan

Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dapat diketahui bahwa

sebagian mata pencahrian yang paling banyak adalah petani, hal ini dapat dilihat

dari hasil prosentase yaitu sebesar 30,86% atau sebanyak 1.456 orang, selain

sebagai petani sebagian besar penduduk Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat,

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur menggantungkan hidup pada bidang

perikanan yaitu sebagai nelayan. Nelayan penduduk Desa Wuring, Kecamatan

Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dilihat dari hasil prosentase

dapat mencapai 11,85% atau sebanyak 559 orang, dengan ini menunjukkan

bahwa Wilayah Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa

Tenggara Timur merupakan Wilayah yang strategis untuk usaha pertanian

Page 55: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

39

maupun perikanan dimana luas wilayahnya adalah perbukitan yang dijadikan

masyarakat untuk persawahan dan laut yang dijadikan masyarakat untuk

penangkapan ikan.

Berdasarkan data monografi 2017 jumlah penduduk Desa Wuring,

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan pada uraian Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Wuring

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Tidak Sekolah/ Buta Huruf 98 2,8

2 Tamat SD Sederajat 2.201 62,4

3 Tamat SLTP Sederajat 597 16,9

4 Tamat SLTA Sederajat 521 14,8

5 Tamat Perguruan Tinggi 108 3,7

Total 3.525

Sumber: Kantor Desa Wuring, 2017

Berdasarkan data tingkat pendidikan penduduk Desa Wuring, Kecamatan

Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur diatas dapat diketahui

bahwa pendidikan terakhir yang ditempuh paling tinggi adalah jenjang Perguruan

tinggi sebanyak 108 orang atau 3,06% tetapi tingkat pendidikan yang ditempuh

paling banyak adalah tamat SD/Sederajat sebanyak 2.201 orang atau 62,4%, hal

ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Wuring masih

rendah. Rendahnya tingkat pendidikan nelayan dapat disebabkan oleh beberapa

alasan, seperti mereka lebih menyukai melakukan penangkapan ikan

dibandingkan dengan melanjutkan sekolah, dan karena dipengaruhi oleh

lingkungan dan lain sebagainya (Daniel, Halim, 2013). Sedangkan tingkat

pendidikan penduduk Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka,

Nusa Tenggara Timur, masih tergolong rendah disebabkan oleh pendapatan

nelayan yang tergantung musim sehingga takut untuk menyekolahkan anak

karena kekurangan biaya, selain faktor pendapatan juga dipengaruhi oleh faktor

lingkungan dan juga kehidupan orang tua mereka yang sebelumnya melakukan

Page 56: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

40

kegiatan penangkapan ikan, dan disebakan oleh kebiasaan anak-anak yang

mengikuti orang tua berangkat melaut.

4.3 Keadaan Umum Perikanan Kabupaten Sikka

Kabupaten Sikka dengan luas 7.553,24 km2, memiliki luas lautan

5.821,33 km2 dengan panjang garis pantai 444,50 km2, dengan kondisi fisik

wilayah seperti ini maka sumberdaya kelautan merupakan salah satu tumpuan

harapan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Sikka karena di dalam wilayah

laut dan pesisir tersebut terkandung berbagai potensi pembangunan yang besar

dan beragam baik untuk perikanan penangkapan maupun perikanan budidaya.

Potensi perikanan di Kabupaten Sikka di tunjukan dengan aktivitas perikanan

yang ada. Aktivitas perikanan tangkap di Kabupaten Sikka di dukung oleh

adanya tempat penitipan ikan (TPI).

Usaha perikanan tangkap di Kabupaten Sikka dari tahun 2011 sampai

tahun 2016 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 produksi

penangkapan sebanyak 11.938 ton mengalami peningkataan pada tahun 2016

menjadi 15.371 ton. Seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Data Produksi Perikanan Kabupaten Sikka

No Tahun Produksi

Penangkapan (ton) Tingkat Kenaikan (%)

1 2011 11.938 -

2 2012 11.946 0,06

3 2013 12.002 0,46

4 2014 13.799 0,87

5 2015 15.300 10,87

6 2016 15.371 0,46

Sumber : Kantor DPK Kabupaten Sikka, 2017

Produksi perikanan tangkap oleh nelayan pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur pada umumnya

jenis ikan pelagis. Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan pancing yaitu seperti ikan

tongkol, ikan cakalang, dan ikan tuna. Menurut para nelayan jika pada musim

Page 57: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

41

dan cuaca yang baik atau pada musim puncak hasil produksi ikan banyak yaitu

dapat mencapai rata-rata 1.294kg, dengan pembagian ikan cakalang total

produksi mencapai 401 kg, ikan tongkol 413 kg, dan ikan tuna 479 kg, namun

pada saat musim dan cuaca yang kurang menentu atau pada saat musim

sedang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan yang menjadi tidak menentu

tingkaat produksinya.

Kabupaten Sikka juga memiliki Rumah Tangga Perikanan (RTP) yang

terdiri dari rumah tangga perikanan tangkap dan rumah tangga perikanan

budidaya. Rumah tangga perikanan tangkap Kabupaten Sikka tahun 2016

sebanyak 5.085 yang terdiri dari nelayan penuh sebanyak 1895 (RTP), nelayan

sambilan utama sebanyak 892 (RTP), nelayan sambilan tambahan sebanyak 406

(RTP), dan buruh nelayan sebanyak 1802 (RTP).

Sedangkan untuk jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di

Kabupaten Sikka seperti terlampir pada Tabel 6.

Tabel 6. Jenis Alat Tangkapn Nelayan di Kabupaten Sikka

No Jenis Alat Tangkap Unit

2015 2016

1 Pukat Cincin 60 574

2 Pukat Cincin/ Purse Seine 93 115

3 Jaring Insang Tetao 2.320 340

4 Jaring Insang Hanyut 1.975 930

5 Bagan 114 145

6 Longline 2 3

7 Rawai Dasar 216 78

8 Huhate/ Pole and Line 102 75

9 Pancing/ Hand Line 3.510 8.923

10 Bubu 562 179

11 Panah 779 913

12 Jala Tebar 40 60

Jumlah 9.753 12.335

Sumber : Kantor DPK Kabupaten Sikka, 2017

Berdasarkan data jenis alat tangkap nelayan di Kabupaten Sikka dapat di

lihat bahwa alat tangkap pancing memiliki peningkatan pada tahun 2016

Page 58: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

42

sebanyak 8.923, sehingga menjadi dominan pada nelayan di Kabupaten Sikka

khususnya pada nelayan di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten

Sikka, Nusa Tenggara Timur, pada umumnya rumah tangga nelayan perikanan

tangkap Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara

Timur, menggunakan alat tangkap pancing. Selain alat tangkap nelayan juga di

dukung dengan armada perikanan. Armada yang digunakan oleh nelayan

pancing di Desa wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa

Tenggara Timur, yaitu kapal kayu, kapal kelong dan jukung.

Page 59: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

43

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui

latar belakang responden dan dijadikan sebagai bahan analisis tentang

responden nelayan pancing dari hasil penyebaran kusioner. Karakteristik

responden meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, serta lama jam kerja

produktif responden.

a. Jenis kelamin responden

Pada hasil penelitian ini jenis kelamin responden nelayan pancing sesuai

dengan sampel penelitian yaitu terdiri dari responden laki-laki dan responden

perempuan, perbedaan analisis antara responden laki-laki dan responden

perempuan digunakan untuk mengetahui pembagian kerja dan curhan waktu

kerja kegiatan produksi dengan jumlah responden sebanyak 35 laki-laki dan 35

perempuan dan responden merupakan nelayan pancing yang sudah berumah

tangga.

b. Umur responden

Pada hasil penelitian ini, berdasarkan umur responden laki-laki nelayan

pancing mayoritas memiliki umur 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau

34,3%, sedangkan umur 21 – 30 tahun ada sebanyak 5 orang atau 14,3%, umur

31 – 40 tahun ada sebanyak 10 orang atau 28,6%, umur 51 – 60 tahun ada

sebanyak 8 orang atau 22,8%. Deskripsi umur responden laki – laki rumah

tangga nelayan pancing dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Umur Responden Laki-laki

No Umur (tahun) Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 < 20 0 0

2 21 – 30 5 14,3

3 31 – 40 10 28,6

Page 60: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

44

Lanjutan Tabel 7

No Umur (tahun) Jumlah (orang) Prosentase (%)

4 41 – 50 12 34,3

5 51 – 60 8 22,8

6 >60 0 0

Total 35 100

Sumber: Data Primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel 7 diperoleh hasil umur responden laki-laki yaitu umur

41-50 tahun, ini merupakan umur yang produktif, umur produktif yaitu berkisar

antara umur 15-64 tahun, hal ini berkaitan erat dengan curahan waktu kerja

produktif laki-laki sehingga dapat mempengaruhi pendapatan rumah tangga

nelayan pancing. Semakin banyak laki-laki yang umurnya termasuk umur

produktif maka peluang untuk usaha penangkapan ikan akan semakin besar

Umur responden perempuan (istri nelayan pancing) mayoritas berusia 31

– 40 tahun yaitu sebanyak 13 orang atau 37,1%. Untuk umur 21 – 30 tahun ada

sebanyak 9 orang atau 25,8%, umur 41 – 5- tahun ada sebanyak 12 orang atau

34,3%, dan umur 51 – 60 tahun ada sebanyak 1 orang atau 2,8%. Mayoritas

umur responden perempuan juga merupakan umur yang produktif, hal ini yang

berkaitan dengan curahan waktu kerja produktif perempuan.

Posisi perempuan pada rumah tangga nelayan pancing juga sangat

penting walaupun hanya sekedar membantu dalam waktu yang tidak terlalu

lama, karena curahan waktu kerja produktif perempuan dapat berpengaruh

terhadap pendapatan rumah tangga nelayan pancing. Umur responden

perempuan secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Umur Responden Perempuan

No Umur (tahun) Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 < 20 0 0

2 21- 30 9 25,8

3 31 – 40 13 37,1

4 41 – 50 12 34,3

5 51 – 60 1 2,8

6 >60 0 0

Total 35 100

Page 61: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

45

Sumber: Data Primer diolah, 2017

c. Tingkat pendidikan responden

Dari hasil penelitian diperoleh tingkat pendidikan tertinggi responden laki-

laki mayoritas yang ditempuh yaitu lulus SD/ Sederajat ada sebanyak 25 orang

atau 71,4%. Untuk responden laki-laki yang tingkat pendidikannya

SMP/Sederajat ada sebanyak 6 orang atau 17,2%, lulus SMA sebanyak 4 orang

atau 11,4%. Tingkat pendidikan responden laki-laki rumah tangga nelayan

pancing secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Tingkat Pendidkan Responden Laki-laki

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Tidak Sekolah 0 0

2 Lulus SD/ Sederajat 25 71,4

3 Lulus SMP/ Sederajat 6 17,2

4 Lulus SMA/ Sederajat 4 11,4

5 Sarjana 0 0

Total 35 100

Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 9 bahwa tingkat pendidikan responden laki-laki dapat

berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga, hal ini terjadi karena tingkat

pendidikan seseorang dapat mempengaruhi cara pandang, pola pikir dan cara

bertindak seseorang yang modern dalam mengambil sebuah keputusan atau

pengambilan keputusan khususnya dalam usaha penangkapan ikan . (Fadhilah

Rahmawati, dkk, 2004)

Tingkat pendidikan responden perempuan yang paling banyak ditempuh

adalah pada tingkat SD/ Sederajat yaitu sebanyak 23 orang atau 65,8%. Untuk

pendidikan SMP/Sederajat ada sebanyak 6 orang atau 17,1%, tingkat pendidikan

SMA sebanyak 5 orang atau 14,3%, dan tingkat pendidikan tertinggi ada

sebanyak 1 orang atau 2,8%. Secara lebih rinci tingkat pendidikan responden

perempuan dapat dilihat pada Tabel 10

Page 62: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

46

Tabel 10. Tingkat Pendidikan Responden Perempuan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Tidak Sekolah 0 0

2 Lulus SD/ Sederajat 23 65,8

3 Lulus SMP/ Sederajat 6 17,1

4 Lulus SMA/ Sederajat 5 14,3

5 Sarjana 1 2,8

Total 35 100

Sumber: Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa jumlah responden

perempuan yang lulus SD/Sederajat jumlahnya lebih sedikit dibandingkan degan

responden laki-laki. Hal ini terlihat bahwa kaum perempuan masih memiliki

peluang atau kesempatan yang rendah dalam menempuh pendidikan sehingga

dapat mempengaruhi pola pikir dan cara pandang dan juga akan mempengaruhi

pendapatan rumah tangga nelayan yang diterima. Karena semakin tinggi tingkat

pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat kualitas sumberdaya manusia

tersebut salah satunya dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

usaha penangkapan ikan yang dikerjakan oleh responden laki-laki (suami) dari

responden perempuan.

Namun hal ini tidak menjadi salah satu acuan karena jumlah sarjana

responden perempuan juga lebih banyak dibandingkan dengan responden laki-

laki, hal ini berarti bahwa kaum perempuan sudah cukup maju dan sudah

memiliki kesempatan yang sama dengan responden laki-laki dalam menempuh

pendidikan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian responden memang masih

belum memiliki kesempatan yang sama namun ada beberapa responden

perempuan yang sudah memiliki kesempatan yang sama dengan responden laki-

laki dalam menempuh pendidikan di tingkat yang tinggi.

Page 63: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

47

5.2 Pekerjaan Rumah Tangga Nelayan Pancing Dibidang Non Perikanan.

Pekerjaan responden dibidang non perikanan merupakan suatu

pekerjaan sampingan atau dikerjakan di sela waktu kegiatan penangkapan

misalnya pada saat tidak musim ikan, untuk menambah pendapatan guna

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Rumah tangga nelayan pancing ini

cukup memiiki perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan,

walaupun tidak semua keluarga namun kebanyakan bahwa laki-laki adalah

pemimpin keluarga yang harus bekerja memenuhi kebutuhan rumah tangga dan

perempuan tidak bekerja hanya bertugas sebagai ibu rumah tangga di rumah.

Berdasarkan pembagian kusioner yang dilakukan pada anggota rumah

tangga nelayan pancing ini bahwa hasilnya mayoritas responden laki-laki (suami)

yaitu tidak memiliki pekerjaan non perikanan sebanyak 27 orang atau 77,1%. Hal

ini dikarenakan dalam usaha penangkapan lebih banyak membutuhkan tenaga

laki-laki dibandingkan dengan tenaga wanita. Sedangkan pekerjaan dibidang non

perikanan sebagai ojek sebanyak 3 orang atau 8,6%, sebagai pedagang dan

sopir sebanyak 2 orang atau 5,7 %, dan pekerjaan non perikanan yang paling

sedikit adalah peternak yaitu sebanyak 1 orang atau 2,9%. Untuk lebih jelasnya

pekerjaan responden laki-laki dibidang non perikanan dapat dilihat pada Tabel

11.

Tabel. 11 Pekerjaan Responden Laki-laki dibidang Non Perikanan

No Pekerjaan Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Ojek 3 8,6

2 Pedagang 2 5,7

3 Peternak 1 2,9

4 Sopir 2 5,7

5 Tidak memiliki pekerjaan non perikanan 27 77,1

Total 35 100

Sumber: Data Primer, 2017

Page 64: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

48

Berdasarkan tabel 11 bahwa pekerjaan responden laki-laki (suami)

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sebagai tambahan pendapatan

karena disini laki-laki merupakan seseorang bertanggung jawab penuh dan

utama atas kebutuhan ekonomi keluarga.

Berdasarkan pembagian kusioner kepada perempuan (istri nelayan

pancing) diperoleh hasil mayoritas adalah perempuan tidak memiliki pekerjaan

non perikanan yaitu ada sebanyak 17 orang atau 48,5%. Hal ini dikarenakan

perempuan tidak bertanggung jawab penuh untuk memenuhi kebutuhan ekonomi

tetapi kebanyakan hanya sebagai ibu rumah tangga yang bertugas penuh

mengurus anak, rumah, dan terkadang hanya membantu pekerjaan suami

menyiapkan perlengkapan untuk melaut. Rata-rata pekerjaan responden

perempuan dibidang non perikanan yaitu sebagai pedagang sebanyak 15 orang

atau 42,9%, dan petani sebanyak 2 orang atau 5,7% sedangkan yang paling

sedikit adalah sebagai guru yaitu hanya 1 orang atau 2,9%. Secara lebih rinci

pekerjaan responden perempuan dibidang non perikanan dapat dilihat pada

Tabel 12.

Tabel 12. Pekerjaan Responden Perempuan dibidang Non Perikanan

No Pekerjaan Jumlah (orang) Prosentase (%)

1 Guru 1 2,9

2 Pedagang 15 42,9

3 Petani 2 5,7

4 Tidak memiliki pekerjaan non perikanan 17 48.5

Total 35 100

Sumber: Data Primer, 2017

5.3 Perilaku Kegiatan Produksi Nelayan Pancing dan Curahan Waktu Kerja Di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Seluruh kapal responden nelayan di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat,

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, telah dilengkapi dengan mesin

Page 65: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

49

penggerak perahu. Jenis kapal yang digunakan oleh nelayan pancing pada

umumnya menggunakan kapal kayu, kapal kelong, dan jukung dengan ukuran

kapal paling kecil dengan panjang 6 meter dan lebar 2 meter, dengan mesin

penggerak antara 26 – 30 PK. Mesin penggerak yang digunakan biasanya jenis

candum 26 PK, jeandong 26 PK, tiangli 26 PK dan tiangli 30 PK.

Jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan skala kecil di Desa

Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur pada

umumnya adalah pancing ulur. Pancing ulur (hand line) adalah alat penangkapan

ikan jenis pancing yang paling sederhana termasuk dalam klasifikasi alat tangkap

hook dan line (DKP, 2008). Usaha alat tangkap pancing ulur oleh nelayan

pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa

Tenggara Timur menggunakan jenis kapal kelong, kayu dan jukun yang telah

dilengkapi dengan mesin penggerak kapal dengan ukuran 26-30 PK, dengan

jenis mesin yang digunakan yaitu candum, jeandong dan tiangli. Nelayan

pancing ulur melakukan operasi penangkapan pada dua musim yaitu pada

musim puncak dan pada musim sedang. Pada musim puncak nelayan mulai

beroperasi pada bulan Agustus sampai November sedangkan pada musim

sedang nelayan mulai beroperasi pada bulan Desember sampai bulan Maret

dengan sasaran tangkap jenis ikan pelagis seperti ikan cakalang, ikan tongkol,

dan ikan tuna.

Konstruksi alat tangkap pancing ulur secara keseluruhan terdiri atas

penggulung, tali pancing, kili-kili, mata pancing, pemberat dan pelampung.

1. Penggulung.

Penggulung pancing yang digunakan terbuat dari bahan plastik yang

dapat berfungsi sebagai tempat untuk melilitkan tali pancing agar rapi dan

tidak kusut.

Page 66: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

50

2. Tali pancing.

Tali Pancing yang digunakan pada alat tangkap pancing ulur yaitu dengan

memakaii tali sintetis, agar tidak mudah terlihat oleh ikan dan menghindar

adanya pantulan cahaya dari pancing. Panjang tali pancing biasanya di

sesuaikan oleh nelayan tergantung pada pengoperasian di perairan,

3. Mata pancing

Mata pancing Hook yang digunakan pada alat tangkap pancing ulur di

Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara

Timur, adalah terbuat dari besi dengan menggunakan mata pancing no.1

4. Pemberat

Pemberta berfungsi sebagai pemberi daya. Pemberat yang digunakan

oleh nelayan pancing berupa bahan yang terbuat dari timah. Berat timah

tergantung pada arus.

5. Pelampung

Pelampung yang digunakan oleh nelayan pancing di Desa Wuring

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur,

merupakan pelampung yang bahannya terbuat dari plastik yang berfungsi

sebagai penanda.

Pengoperasian alat tangkap dilakukan dengan mengaitkan umpan berupa

umpan hidup atau alami atau umpan mati atau buatan pada mata pancing , mata

pancing dan umpan dimasukkan kedalam air hingga kedalaman tertentu. Tali

pancing ditarik perlahan-lahan agar umpan terlihat bergerak dan dapat menarik

perhatian dari ikan. Ketika ikan menangkap umpan dan terkait pada mata

pancing, tali ditarik hingga tangkapan dapat terangkat dari air (Rahmat,2007).

Dalam pengoperasian alat tangkap pancing ulur dilakukan pada malam

hari, sebelumnya nelayan telah menyiapkan terlebih dahulu umpan yang akan

digunakan, biasanya nelaya pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat,

Page 67: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

51

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur menggunakan umpan berupa cacahan

ikan segar dan umpan buatan seperti umpan yang terbuat dari sendok.

Pengoperasian alat tangkap pancing ulur ini dengan cara menyiapkan

terlebih dahulu umpan baik umpan berupa ikan segar maupun umpan buatan.

Kemudian baru setelah itu diturunkan pemberat yang dapat berfungsi sebagai

pemberi daya tenggelam. Pemberat yang dipasang pada alat tangkap pancing

ulur ini terbuat dari bahan timah, untuk berat yang dipakai tergantung arus. Apa

bila arus kuat nelayan biasanya menggunakan timah dengan berat 1- 2 Kg,

sedangkan jika arus lemah nelayan biasanya menggunakan timah dengan berat

0,5 Kg.

Selain perahu dan mesin, hampir seluruh nelayan di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur melengkapi

peralatan penangkapan dengan menggunakan cold box untuk menyimpan hasil

tangkapan ikan. Namun banyak juga nelayan yang menggunakan es balok untuk

menjaga kesegaran ikan agar tetap terjamin. Pada umumnya nelayan yang

menjual ikan langsung kepada para pengepul biasanya tidak meggunakan cold

box namun nelayan langsung menggunakan ember. Perilaku pasca tangkap ini

akan berpengaruh tehadap mutu dan kesegaran hasil tangkapan ikan, dan pada

akhirnya juga berpengaruh pada harga jual dari ikan. Ikan yang masih segar

memiliki harga jual yang tinggi sekitar 25.000 – 35.000 per ekornya sedangkan

ikan dengan tingkat kesegarannya rendah di jual dengan harga 15.000 – 20.000.

Total produksi nelayan responden di Desa Wuring, Kecamatan Alok

Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, memiliki perbedaan pada saat

musim puncak, dan musim sedang, Pada saat musim puncak yang terjadi sekitar

bulan Agustus - November total produksi dapat mencapai 1.294 Kg, pada saat

musim sedang terjadi pada bulan Desember – Maret total produksi yang

diperoleh oleh nelayan di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka,

Page 68: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

52

Nusa Tenggara Timur, dapat mencapai 528 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

tangkapan ikan di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa

Tenggara Timur, tidak menentu tergantung musim dan cuaca.

Modal tetap rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan

Alok Barat. Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur diperoleh dari pembelian

kapal, mesin penggerak, pancing, kail pancing, pelampung, tali pancing,

pemberat, jangkar, jurigen dan senter. Tidak semua nelayan pancing di Desa

Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur

mempunyai kapal milik sendiri, namun ada beberapa nelayan yang tidak

mempunyai kapal dan hanya menyewa kapal. Biasanya nelayan menyewa kapal

pada sanak saudara sendiri, sehingga harga sewa kapal sekali trip biasanya di

patok dengan harga 150.000/ trip atau dengan harga 1.800.000/ tahunnya,

sedangkan nelayan yang mempunyai kapal sendiri biasanya biaya yang

dikeluarkan untuk pembelian kapal dengan harga Rp.15.000.000 – Rp.

40.000.000 tergantung jenis kapal. Untuk pembelian jenis kapal kayu biaya yang

dikeluarkan sekitar Rp.15.000.000 – Rp. 20.000.000, untuk pembelian jenis kapal

kelong dengan harga Rp. 25.000.000 – Rp. 30.000.000, sedangkan untuk

pembelian kapal dengan jenis jukun dengan harga Rp.35.000,000 – Rp.

40.000.000.

Dari 35 responden nelayan pancing diambil 2 contoh responden nelayan

pancing. Responden pertama atas nama Bapak Tayudi memiliki kapal sendiri

dengan jenis kapal kayu dengan modal tetap yang di miliki Bapak Tayudi

sebesar Rp. 36.047.000, sedangkan untuk responden nelayan pancing yang ke

dua atas nama Bapak Nasri, memiliki kapal dengan jenis

Page 69: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

53

kelong yang memiliki modal tetap sebesar Rp. 38.271.000. Rata-rata modal tetap dari 35 responden nelayan pancing di

Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur adalah sebesar Rp. 31.215.371. contoh modal tetap

rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada

Tabel 13.

Tabel 13. Modal Tetap Rumah Tangga Nelayan Pancing Di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka,

Nusa Tenggara Timur.

No Modal Tetap (Bapak Tayudi)

Jumlah Harga Total harga No Modal Tetap (Bapak Nasri)

Jumlah Harga Total harga

1 Kapal 1 25.000.000 25.000.000 1 Kapal 1 30.000.000 30.000.000

2 Mesin Penggerak 1 10.000.000 10.000.000 2 Mesin Penggerak 1 7.500.000 7.500.000

3 Pancing 2 125.000 250.000 3 Pancing 2 125.000 250.000

4 Kail Pancing 2 40.000 80.000 4 Kail Pancing 2 23.000 46.000

5 Pelampung 4 13.000 52.000 5 Pelampung 6 20.000 120.000

6 Tali pancing 4 35.000 140.000 6 Tali pancing 4 25.000 100.000

7 Pemberat 3 25.000 75.000 7 Pemberat 2 20.000 40.000

8 Jangkar 1 250.000 250.000 8 Jangkar 1 150.000 150.000

9 Jurigen 6 25.000 150.000 9 Jurigen 3 5.000 15.000

10 Senter 1 50.000 50.000 10 Senter 1 50.000 50.000

Total 36.047.000 Total 38.271.000

Modal lancar rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara

Timur terdiri dari dua musim yaitu pada saat musim puncak dan pada saat musim sedang. Modal lancar dari Bapak Nasri terdiri dari

Page 70: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

54

pembelian es balok pada saat musim puncak sebanyak 239 balok dengann harga Rp.358.500, pada saat musim sedang sebanyak

192

Page 71: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

55

balok dengan harga Rp. 273,000, pembelian BM/Solar pada saat musim puncak

sebanyak 220 liter dengan harga Rp. 1.320.000, pada saat musim sedang

sebanyak 129 liter dengan harga Rp. 774.000, pembayaran tenaga kerja pada

saat musim puncak dan musim sedang untuk dua orang tenaga kerja sebanyak

Rp. 300.000 dengan masing-masing tenaga kerja diberi upah sebanyak Rp.

150.000/orangnya, pembelian perbekalan nelayan seperti rokok, beras, dan

bahan lauk-pauk lainnya pada saat musim puncak maupun musim sedang

dengan harga Rp. 300.000, pembelian stereofoam/keranjang pada saat musim

puncak sebanyak 3 unitt dengan harga satuan Rp. 70.000 dengan total harga

pembelian sebesar Rp. 310.000, pada saat musim sedang pembelian

stereofoam sebanyak 2 unit dengan total harga sebesar Rp. 140.000 dan

pembelian umpan pada saat musm puncak dan musim sedang sebesar Rp.

80.000. umpan yang digunakan oleh nelayan biasanya berupa umpan alami dan

umpan buatan, umpan alami berupa ikan cacahan dan umpan buatan biasanya

terbuat dari sendok. Total keseluruhan dari musim puncak dan musim sedang

untuk Bapak Nasri sebesar Rp. 4.435.500. sedangkan modal lancar dari Bapak

Tayudi diperoleh pada saat musim puncak dan musim sedang dengan pembelian

es balok pada saat musim puncak sebanyak 270 balok dengan harga Rp.

270.000, pada saat musim sedang sebakyak 145 balok dengan harga Rp.

145.000, pembelian BBM/ Solar pada saat musim puncak sebanyak 119 liter

dengan harga Rp.714.000, pada saat musim sedang sebanyak 100 liter dengan

harga Rp.600.000, pembayaran tenaga kerja pada saat musim puncak dan

musim sedang untuk masing-masing orang diberi upah sebesar Rp.

155.000/orangnya, pembelian perbekalan untuk dua musim yaitu dengan

masing-masing musim sebesar Rp. 220.000, pembelian stereofoam pada saat

musim puncak sebanyak 2 unit dengan harga Rp. 300,000, sedangkan pada saat

musim sedang sebanyak 1 unit

Page 72: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

56

dengan harga Rp, 150.000, dan untuk pembelian umpan dengan harga R.

80.0000. Total keseluruhan modal lancar Bapak Tayudi pada saat musim puncak

dan musim sedang sebesar Rp. 3.379.000. Dua contoh responden yang diambil

dari 35 responden rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan

Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, diperoleh rata-rata modal

lancar nelayan pancing musim puncak sebesar Rp.2.474.300,- , pada saat

musim sedang sebesar Rp. Rp.1.859.357, dan total rata-rata keseluruhan musim

puncak dan musim sedang oleh rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, sebesar Rp.

4.333,657,-

Page 73: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

57

Tabel 14. Modal Lancar Rumah Tangga Nelayan Pancing Di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka,

Nusa Tenggara Timur

No Modal Lancar Bapak Nasri

(Musim Puncak )

Satuan Harga per unit (Rp)

Total harga (Rp)

1 Es Balok 239 Balok 1.500 358.500

2 BBM/ Solar 220 Liter 6.000 1.320.000

3 Tenaga Kerja 2 Oranng 150.000 300.000

4 Perbekalan 2 paket 150.000 300.000

5 Streofroam/Keranjang 3 Unit 70.000 210.000

6 Umpan 2 Paket 40.000 80.000

Total 2.568.500

No Modal Lancar (Musim Sedang)

Satuan Harga per unit (Rp)

Total harga (Rp)

1 Es Balok 182 Balok 1500 273.000

2 BBM/ Solar 129 Liter 6.000 774.000

3 Tenaga Kerja 2 Oranng 150.000 300.000

4 Perbekalan 2 Paket 150.000 300.000

5 Streofroam/Keranjang 2Unit 70.000 140.000

6 Umpan 2 Paket 40.000 80.000

Total 1.867.000

Total Keseluruhan 4.435.500

No Modal Lancar Bapak Tayudi

(Musim Puncak )

Satuan Harga per unit

(Rp)

Total harga (Rp)

1 Es Balok 270 Balok 1.000 270.000

2 BBM/ Solar 119 Liter 6.000 714.000

3 Tenaga Kerja 2 Oranng 155.000 310.000

4 Perbekalan 2 paket 110.000 220.000

5 Streofroam/Keranjang

2 Unit 150.000 300.000

6 Umpan 2 Paket 35.000 70.000

Total 1.884.000

No Modal Lancar (Musim Sedang)

Satuan Harga per unit

(Rp)

Total harga (Rp)

1 Es Balok 145 Balok 1.000 145.000

2 BBM/ Solar 100 Liter 6.000 600.000

3 Tenaga Kerja 2 Oranng 155.000 310.000

4 Perbekalan 2 Paket 110.000 220.000

5 Streofroam/Keranjang

1 Unit 150.000 150.000

6 Umpan 2 Paket 35.000 70.000

Total 1.495.000

Total Keseluruhan 3.379.000

Page 74: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

58

Biaya melaut terdiri dari biaya pembelian BBM dan bekal melaut dan lain-

lain. Rata-rata total biaya produksi di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat,

Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, sebesar Rp.4.339.600/tahun.

Sedangkan penerimaan yang dapat diperoleh oleh nelayan dari hasil penjualan

ikan rata-rata sebesar Rp.39.319.857/tahunnya, dengan keuntungan melaut rata-

rata yang diperoleh sebesar Rp. 24.146431/ tahunnya.

Satuan hitungan yang digunakan dalam curahan waktu kerja agar sama

adalah menggunakan satuan jam, satuan jam yang digunakan oleh nelayan

dihitung dalam satuan per tahun. Dalam satu tahun sebagian besar waktu

nelayan dihabiskan untuk kegiatan penangkapan ikan di laut. Nelayan di Desa

Wuring, Kecmatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur

mencurahkan waktu kerja melaut pada saat musim puncak rata-rata 8 jam/trip,

pada musim sedang rata-rata 7 jam/trip, sedangkan curahan waktu kerja nelayan

pada saat musim puncak rata-rata 31 jam/tahunnya, pada saat musim sedang

rata-rata 27 jam/tahun.

Curahan waktu kerja laki-laki banyak digunakan dalam kegiatan produktif,

hal ini terjadi karena laki-laki memegang peranan penting dan harus bertanggung

jawab penuh untuk memenuhii kebutuhan ekonomi rumah tangga nelayan.

5.4 Perilaku Kegiatan Produksi Non Perikanan Nelayan Pancing dan Curahan Waktu Kerja Di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan produksi non perikanan nelayan pancing di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dilakukan oleh

nelayan dan istri nelayan. Sebagaian besar nelayan pancing biasanya

melakukan pekerjaan non perikanan pada saat tidak musim ikan, sedangkan

nelayan yang tidak mempunyai pekerjaan di luar non perikanan biasanya hanya

menghabiskan waktunya untuk menyiapkan kembali peralatan melaut atau

Page 75: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

59

sekedar menyempatkan waktu untuk bersama keluarga. Nelayan yang bekerja

di bidang non perikanan seperti berdagang, beternak, ojek maupun sopir. Istri

nelayan yang bekerja di bidang non perikanan tidak tergantung musim.

pekerjaan yang dilakukan yaitu sebagai guru, pedagang, dan petani, namun ada

juga istri nelayan yang hanya memilih bekerja sebagai ibu rumah tangga untuk

mengurus rumah, suami, anak dan kadang-kadang hanya ikut membantu suami

menyiapkan peralatan dan perbekalan untuk melaut yang dibutuhkan oleh

nelayan.

Kegiatan produksi non perikanan istri nelayan pancing disini dimaksudkan

yaitu hasil produksi dari pekerjaan selain sebagai pedagang dan guru yaitu

pekerjaan sebagai petani, pekerjaan responden sebagai petani diantaranya

adalah petani padi. Hasil produksi sebagai petani padi biasanya dipanen 2

sampai 3 kali dalam setahun. Diketahui bahwa istri nelayan yang bekerja sebagai

petani menghasilkan produksi padi rata-rata setiap tahunnya sebanyak 620 kg.

Hasil produksi ini di jual dengan harga pasar dan digunakan sebagai tambahan

pendapatan rumah tangga demi memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga

nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa

Tenggara Timur.

Curahan waktu kerja produktif non perikanan agar sama maka digunakan

satuan hitung dengan menggunakan satuan jam, satuan jam digunakan oleh

nelayan dan istri nelayan dihitung dalam satuan per tahun. Curahan waktu kerja

yang digunakan oleh nelayan dan istri nelayan adalah curahan waktu kerja

produktif laki-laki dan curahan waktu kerja produktif perempuan.

Kegiatan produktif non perikanan yang dilakukan oleh istri nelayan lebih

banyak curahan waktu kerjanya melakukan kegiatan seperti berdagang,

mengajar, dan bertani. Sedangkan kegiatan produktif dalam menyiapkan alat-alat

tangkap curahan waktu kerja istri nelayan hanya sedikit karena istri nelayan

Page 76: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

60

kebanyakan hanya menyiapkan untuk perbekalan suami untuk melaut. Setelah

membantu menyiapkan perbekalan biasanya istri nelayan yang mempunyai

pekerjaan non perikanan langsung bersiap-siap untuk melakukan aktivitas untuk

berdagang, mengajar dan bertani, sedangkan istri nelayan yang tidak mempunya

pekerjaan non perikanan biasanya setelah membantu suami menyiapkan

perbekalan langsung mengsurus rumah dan anak-anak. Rata-rata curahan waktu

kerja istri nelayan 3 jam/harinya dan rata-rata curahan waktu kerja produktif istri

nelayan dalam satu yahun adalah 1063 jam/tahunnya.

Curahan waktu kerja nelayan dalam bidang non perikanan yang bekerja

sebagai pedagang, peternak sopir, dan ojek pada saat tidak musim ikan rata –

rata bekerja selama 2jam/harinya atau rata-rata bekerja selama 5jam/tahunnya.

5.5 Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Pancing Di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Pendapatan rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan

Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, ini terdiri dari dua sumber

pendapatan yaitu pendapatan perikanan dan pendapatan non perikanan.

Pendapatan perikanan diperoleh dari hasil kerja suami (laki-laki) dalam kegiatan

perikanan tangkap pada dua musim yaitu pendapatan pada musim puncak, dan

pendapatan pada musim sedang, sedangkan pendapatan non perikanan rumah

tangga nelayan pancing diperoleh dari hasil kerja suami (laki-laki) seperti dari

hasil berdagang, beternak, ojek, dan sopir yang bekerja pada saat tidak musim

ikan, serta dari hasil kerja istri nelayan pancing (perempuan) seperti dari bertani,

berdagang, dan mengajar di sekolah. Pendapatan

Page 77: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

61

pekerjaan non perikanan rumah tangga nelayan pancing dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Pendapatan Pekerjaan Non Perikanan Rumah Tangga Nelayan Pancing Di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

No Nama Suami Pekerjaan Non

Perikanan

Pendapatan pekerjaan non

perikanan (Rp/thn)

Nama Istri Pekerjaan Non

Perikanan

Pendapatan Pekerjaan Non

Perikanan (Rp/thn) Total (Rp/thn)

1 Engga Diaz Sopir 3.000.000 Elisabet Guru 5.500.000 8.500.000

2 Abdula Ojek 2.100.000 Siti A Pedagang 3.000.000 5.100.000

3 Narsir Ojek 2.750.000 Wati - 0 2.750.000

4 Hj. Usman - 0 Anwati Pedagang 3.600.000 3.600.000

5 Muh. Fauzi Sopir 3.300.000 Siti N Pedagang 2.400.000 5.700.000

6 Samani - 0 Rohani - 0 0

7 Najwa - 0 Nurmala Petani 6.000.000 6.000.000

8 Ganeza - 0 Hasnawati - 0 0

9 Tazri - 0 Ratna - 0 0

10 Hardiayansa Ojek 2.800.000 Winarti Pedagang 1.800.000 4.600.000

11 Haswir Pedagang 3.000.000 Ruspa Pedagang 3.600.000 6.600.000

12 Nur. Ahmad - 0 Widya Pedagang 2.400.000 2.400.000

13 Ali Sahe Peternak 2.000.000 Herlin - 0 2.000.000

14 Alman - 0 Nuryati Pedagang 4.200.000 4.200.000

15 Asling mbotu - 0 Rosdiana - 0 0

16 Tamir - 0 Megawati Pedagang 1.800.000 1.800.000

17 Endaling - 0 Mariana - 0 0

18 Karim - 0 Armiyati - 0 0

Lanjutan Tabel 13

19 Yusran - 0 Waode Pedagang 3.600.000 3.600.000

Page 78: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

62

20 Bakri - 0 Napoambo Pedagang 3.000.000 3.000.000

22 Idris Daeng - 0 Jamila K - 0 0

23 Logose - 0 Nurhidayati Pedagang 2.400.000 2.400.000

24 Ahmad I - 0 Wulan - 0 0

25 Ibrahim - 0 Mayana - 0 0

26 Adi Sumardi - 0 Fatima - 0 0

27 Nasira A - 0 Dermila - 0 0

28 Tanjong - 0 Rahmatia Pedagang 3.180.000 3.180.000

29 Zulani - 0 Maping Pedagang 2.100.000 2.100.000

30 Singar - 0 Ina - 0 0

31 Tayudi - 0 Tati - 0 0

32 Unyil - 0 Ice - 0 0

33 Amar Sumpo - 0 Nuryana Pedagang 2.640.000 2.640.00

34 Sinar Loi - 0 Ramaisa - 0 0

35 Lupdeh - 0 Ramaya Pedagang 1.800.000 .1.800.000

Sumber: Data Primer diolah, 2017

Page 79: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

63

Tabel 16. Pendapatan Total Rumah Tangga Nelayan Pancing Di Desa Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

No Nama

Pendapatan Perikanan/tahun

(Rp/thn)

Pendpatan Non Perikanan /tahun

(Rp/thn) Pendapatan

Total (Rp/thn)

1 Engga Diaz 24.504.812 8.500.000 33.044.812

2 Abdula 16.726.668 5.100.000 21.826.668

3 Narsir 18.670.000 2.750.000 21.420.000

4 Hj. Usman 26.827.672 3.600.000 30.427.672

5 Muh. Fauzi 25.882.668 5.700.000 31.582.668

6 Samani 22.457.000 0 22.457.000

7 Najwa 29.259.000 6.000.000 35.259.000

8 Ganeza 22.983.734 0 22.983.734

9 Tazri 18.900.000 0 18.900.000

10 Hardiaynsa 24.396.334 4.600.000 28.996.334

11 Haswir 22.444.544 6.600.000 29.044.544

12 Nur. Ahmad 29.999.000 2.400.000 32.399.000

13 Ali Sahe 24.088.334 2.000.000 26.088.334

14 Alman 20.583.000 4.200.000 24.783.000

15 Asling mbotu 26.853.918 0 26.853.918

16 Tamir 29.892.500 1.800.000 31.692.500

17 Endaling 16.393.250 0 16.393.250

18 Karim 28.720.750 0 28.720.750

19 Yusran 20.524.000 3.600.000 24.124.000

20 Bakri 24.525.00 3.000.000 27.252.000

21 Syamsir 26.265.168 8.500.000 31.665.168

22 Idris Daeng 29.427.500 5.100.000 29.427.500

23 Logose 20.369.250 2.750.000 22.769.250

24 Ahmad I 22.630.750 3.600.000 22.630.750

25 Ibrahim 23.030.728 5.700.000 23.030.728

26 Adi Sumardi 26.075.336 0 26.075.336

27 Nasira A 25.711.874 6.000.000 25.711.874

28 Tanjong 24.137.336 0 27.317.336

29 Zulani 20.996.834 0 23.096.834

30 Singar 21.287.852 4.600.000 21.287.852

31 Tayudi 26.274.216 6.600.000 26.274.216

32 Unyil 28.170.716 2.400.000 28.170.716

33 AmarSumpo 20.964.002 2.000.000 23.604.002

34 Sinar Loi 27.781.668 4.200.000 27.781.668

35 Lupdeh 27.642.668. 0 29.442.668

Sumber : data primer diolah , 2017

Page 80: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

64

Berdasarkan tabel 15 dan 16 dapat diketahui bahwa rata-rata

pendapatan rumah tangga nelayan pancing dari pendapatan perikanan yang

ditotal dari pendapatan dua musim yaitu pendapatan musim puncak dan

pendapatan musim sedang, dengan rata-rata sebesar Rp. 24.146.431/tahunnya

dan pendapatan non perikanan yang diperoleh dari istri nelayan dan nelayan

yang meluangkan waktu untuk bekerja pada saat tidak musim ikan, dengan rata-

rata yang diperoleh sebesar Rp. 2.210.571/tahunnya, sehingga diperoleh rata-

rata pendapatan total dari pendapatan perikanan dan pendapatan non perikanan

adalah sebesar Rp.26.357.002,-/tahunnya. Pendapatan yang diperoleh rumah

tangga nelayan pancing mayoritas di hasilkan oleh pihak laki-laki (nelayan), hal

ini terjadi sesuai dengan teori ekonomi rumah tangga bahwa laki-laki (nelayan)

merupakan penanggung jawab penuh atas ekonomi keluarga atau mencari

nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangganya.

5.6 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga

Nelayan Pancing

5.6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan.

Analisis deksriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran

umum responden dan distribusi jawaban responden.

a. Variabel Curahan Waktu Kerja Produktif Pertahun Laki laki (X1)

Variabel Curahan Waktu Kerja Produktif Pertahun Laki laki (X1) memiliki tiga

indikator pernyataan yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban

responden dapat dilihat pada Tabel 17

Page 81: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

65

Tabel 17 Distribusi Frekuensi Variabel Curahan Waktu Kerja Produktif Pertahun Laki laki (X1)

No. Indikator Frekuensi Prosentase

1 50 - 60 Jam 20 57,1%

2 61 – 70 Jam 8 22,9%

3 71 – 80 Jam 7 20

Total 35 100

. Variabel Waktu Kerja Produktif Pertahun Laki laki (X1) bekerja selama tiga

musim yait musim puncak,musim sedang dan tidak musim ikan mempunyai

indikator waktu kerja pertahun 50 – 60 jam sebanyak 20 orang responden

(57,15%), 61 – 70 jam sebanyak 8 orang responden (22,85%),71 – 80 jam

sebanyak 7 orang responden (20%). Frekuensi terbanyak adalah waktu kerja

pertahun 50 – 60 jam setahun. Dapat diartikan bahwa sebagian besar responden

laki-laki mencurahkan waktunya untuk kerja produktif selama setahun.

b. Variabel Waktu Kerja Produktif Pertahun Perempuan (X2)

Variabel Curahan Waktu Kerja Produktif Pertahun Perempuan (X2) memiliki

tiga indikator pernyataan yang diberikan kepada responden untuk dijawab.

Jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Variabel Waktu Kerja Produktif Pertahun Perempuan (X2)

No. Indikator Frekuensi Prosentase

1 0 – 1000 Jam 17 48,6%

2 1001 – 2000 Jam 7 20

3 2001 – 3000 Jam 11 31,4

Total 35 100

Variabel Waktu Kerja Produktif Pertahun Perempuan (X2) mempunyai

indikator waktu kerja pertahun 0 – 1000 jam sebanyak 17 orang responden

(48,6%), 1001 – 2000 jam sebanyak 7 orang responden (20%), 2001 – 3000 jam

sebanyak 11 orang responden (31,42%). Frekuensi terbanyak adalah waktu

kerja pertahun 0 – 1000 jam setahun. Dapat diartikan bahwa sebagian besar

responden perempuan tidak sepenuhnya mencurahkan waktunya untuk kerja

produktif selama setahun.

Page 82: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

66

c. Variabel Umur Laki-laki (X3)

Variabel Umur Laki-laki (X3) memiliki tiga indikator pernyataan yang

diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat

pada Tabel 19

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Variabel Umur Laki-laki (X3)

No. Indikator Frekuensi Prosentase

1 20 – 30 Tahun 5 14,3%

2 31 – 40 Tahun 10 28,6%

3 41 – 50 Tahun keatas 20 57,1%

Total 35 100

Variabel umur laki - laki (X3) mempunyai indikator yaitu umur 20 – 30 tahun

sebanyak 5 orang responden (14,3%), 31 – 40 tahun sebanyak 10 orang

responden (28,6%), dan umur 41 – 50 tahun keatas sebanyak 20 responden

(57,1%). Frekuensi terbanyak adalah umur 41 – 50 tahun keatas. Dapat diartikan

bahwa sebagian besar responden sudah berusia lanjut yang masih tetap bekerja

untuk menambah penghasilan.

d. Variabel Umur Perempuan (X4)

Variabel Umur Perempuan (X4) memiliki tiga indikator pernyataan yang

diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat dilihat

pada Tabel 20.

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Variabel Umur Perempuan (X4)

No. Indikator Frekuensi Prosentase

1 20 – 30 Tahun 9 25,8%

2 31 – 40 Tahun 13 37,1%

3 41 – 50 Tahun keatas 13 37,1%

Total 35 100

Variabel umur perempuan (X4) mempunyai indikator yaitu umur 20 – 30

tahun sebanyak 9 orang responden (25,8%), 31 – 40 tahun sebanyak 13 orang

responden (37,1%), dan umur 41 – 50 tahun keatas sebanyak 13 responden

(37,1%). Frekuensi terbanyak adalah 31 – 40 tahun dan umur 41 – 50 tahun

keatas. Dapat diartikan bahwa sebagian besar responden perempuan sudah

Page 83: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

67

berusia hampir tidak produktif yang masih tetap bekerja untuk membantu

menambah penghasilan suami.

e. Variabel Jumlah Anggota Keluarga (X5)

Variabel Jumlah Anggota Keluarga (X5) memiliki tiga indikator pernyataan

yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat

dilihat pada Tabel 21

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Variabel Jumlah Anggota Keluarga (X5)

No. Indikator Frekuensi Prosentase

1 1 s/d 2 1 2,8%

2 3 s/d 4 13 37,1%

3 5 keatas 21 60,1%

Total 35 100

Variabel Jumlah Anggota Keluarga (X5) mempunyai indikator yaitu 1 s/d 2

sebanyak 1 orang responden (2,8%), 3 s/d 4 sebanyak 13 orang responden

(37,1%), dan 5 keatas sebanyak 21 responden (60,1%). Frekuensi terbanyak

adalah 5 keatas. Dapat diartikan bahwa sebagian besar responden mempunyai

jumlah keluarga yang banyak sehingga banyak curahan waktu ke pekerjaan

untuk memenuhi penghasilan.

f. Variabel Tingkat Pendidikan Laki-laki (X6)

Variabel Tingkat Pendidikan Laki-laki (X6) memiliki lima indikator pernyataan

yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban responden dapat

dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan Laki-laki (X6)

No. Indikator Frekuensi Prosentase

1 Tidak Sekolah 0 0%

2 SD 25 71,5%

3 SMP 6 17,1%

4 SMA / SMK 4 11,4%

5 DIPLOMA 0 0%

Total 35 100

Variabel Tingkat Pendidikan Laki-laki (X6) mempunyai indikator yaitu tidak

sekolah sebanyak 0 orang responden (0%), SD sebanyak 25 orang responden

Page 84: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

68

(71,5%), SMP sebanyak 6 responden (17,1%), SMA / SMK sebanyak 4

responden (11,4%), dan Sarjana sebanyak 0 responden (0%). Frekuensi

terbanyak adalah SD. Dapat diartikan bahwa sebagian besar responden bekerja

menggunakan banyak tenaga dan waktu daripada sumber daya manusianya.

g. Variabel Tingkat Pendidikan Perempuan (X7)

Variabel Tingkat Pendidikan Perempuan (X7) memiliki lima indikator

pernyataan yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban

responden dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan Perempuan (X7)

No. Indikator Frekuensi Prosentase

1 Tidak Sekolah 0 0%

2 SD 23 65,8%

3 SMP 6 17,1%

4 SMA / SMK 5 14,3%

5 DIPLOMA 1 2,8%

Total 35 100

Variabel Tingkat Pendidikan Perempuan (X7) mempunyai indikator yaitu

tidak sekolah sebanyak 0 orang responden (0%), SD sebanyak 23 orang

responden (65,8%), SMP sebanyak 6 responden (17,1%), SMA/SMK sebanyak 5

responden (14,3%), dan Sarjana sebanyak 1 responden (2,8%). Frekuensi

terbanyak adalah SD. Dapat diartikan bahwa sebagian besar responden bekerja

menggunakan banyak tenaga dan waktu daripada sumber daya manusianya.

h. Variabel Pendapatan Keluarga (Y)

Variabel Tingkat Pendidikan Perempuan (X7) memiliki lima indikator

pernyataan yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Jawaban

responden dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Distribusi Frekuensi Variabel Pendapatan Keluarga (Y)

No. Indikator Frekuensi Prosentase

1 15– 20 Juta 2 5,4%

2 21 – 30 Juta 27 77,3%

3 31 – 40 Juta keatas 6 17,3%

Total 35 100

Page 85: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

69

Variabel Pendapatan Keluarga (Y) mempunyai indikator yaitu 15 – 20 juta

sebanyak 2 orang responden (5,4%), 21 – 30 juta sebanyak 27 orang responden

(77,3%), dan 31 – 40 juta keatas sebanyak 6 responden (17,3%). Frekuensi

terbanyak adalah 21 – 30 juta. Dapat diartikan bahwa sebagian besar responden

mempunyai penghasilan rata-rata cukup dengan di barter curahan waktu kerja

yang sangat banyak dan tenaga yang banyak juga.

5.6.2. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai residu

(perbedaan yang ada) yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak normal.

Nilai residu yang terdistribusi secara normal, ketentuannya adalah pada

histogram, akan membentuk suatu kurva yang kalau digambarkan akan

berbentuk seperti lonceng, pada diagram P-P Plot of Regression Standardized

Residual, keberadaan titik-titik berada disekitar garis (Wibowo, A, 2012)

Uji normalitas bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel yang

digunakan dalam penelitian. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis grafik. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan

analisis grafik melalui Diagram Histogram dan Grafik Normal P-P Plot dapat

dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Page 86: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

70

Gambar 3. Diagram Histogram

Sumber: Data Diolah dari Lampiran, 2017.

Gambar 4. Grafik Normal P-P Plot

Sumber: Data Diolah dari Lampiran, 2017.

Model regresi yang baik merupakan model regresi yang memiliki sebaran

data variabel yang normal atau bila digambarkan dalam Diagram Histogram akan

berbentuk seperti lonceng, tidak condong ke kanan atau kiri dan Grafik Normal P-

P Plot membentuk garis lurus diagonal. Semakin pola sebaran menyerupai garis

diagonal maka semakin bagus model regresi untuk dilakukan pengujian.

Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa Diagram Histogram, kurva berbentuk

Page 87: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

71

seperti lonceng, pada diagram Normal P-P Plot Of Regression Standardized

Residual pada Gambar 4 terlihat bahwa titik-titik berada disekitar garis diagonal

dan menghimpit garis diagonal. Kedua gambar tersebut menunjukkan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikorenalitas

Menurut Wibowo, A (2012), dalam persamaan regresi tidak boleh terjadi

multikorenalitas artinya dalam persamaan regresi tidak boleh ada korelasi atau

hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas yang

membentuk persamaan tersebut. Gejala multikorenalitas dapat dilihat dengan

dua cara yaitu dengan melihat nilai T (Tolerence) dan nilai VIF (Variance Inflation

Factor). Ketentuan adalah jika nilai T > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka dalam

persamaan regresi tersebut dinyatakan lolos uji multikorenalitas atau tidak

mengalami multikorenalitas.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menemukan korelasi antar variabel

independen dan menghindari bias dalam menguji pengaruh pada uji parsial

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian

multikolinieritas dalam penelitian ini adalah dengan perhitungan Nilai Tolerance

dan Nilai VIF. Hasil pengujian mulitkolinearitas dapat dilihat pada Tabel 24

Tabel 24 Uji Multikolinieritas

Variabel Independen Tolerance VIF Keterangan

Curahan Waktu Laki-laki 0,655 1,526 Tidak terjadi Multikolinieritas

Curahan Waktu Wanita 0,771 1,297 Tidak terjadi Multikolinieritas

Umur Laki-laki 0,330 3,034 Tidak terjadi Multikolinieritas

Umur Wanita 0,350 2,855 Tidak terjadi Multikolinieritas

Jumlah Keluarga 0,849 1,177 Tidak terjadi Multikolinieritas

Tingkat Pendidikan Laki-laki 0,692 1,446 Tidak terjadi Multikolinieritas

Tingkat Pendidikan Wanita 0,474 2,111 Tidak terjadi Multikolinieritas

Page 88: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

72

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil nilai T untuk variabel

independen yaitu curahan waktu kerja produktif laki-laki sebesar 0,655 curahan

waktu kerja produktif perempuan sebesar 0,771, umur laki-laki sebesar 0,330,

umur perempuan sebesar 0,350, jumlah anggota keluarga sebesar 0,849, tingkat

pendidikan laki-laki sebesar 0,692, dan tingkat pendidikan perempuan sebesar

0,474, dan hasil nilai T dapat disimpulkan bahwa model telah lolos uji

multikorenalitas atau tidak mengalami multikorenalitas karena nilai T variabel

independen > 0,10.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil nilai VIF untuk variabel

independen yaitu curahan waktu kerja laki-laki sebesar 1,526, curahan waktu

kerja produktif perempuan sebesar 1,297, umur laki-laki sebesar 3,034, umur

perempuan sebesar 2,855, jumlah anggota keluarga sebesar 1,177, tingkat

pendidikan laki-laki sebesar 1,446, dan tingkat pendidikan perempuan sebesar

2,111, dari hasil nilai VIF dapat disimpulkan bahwa model lolos uji

multikorenalitas atau tidak mengalami multikorenalitas karena nilai VIF variabel

independen < 10

Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas, merupakan model yang dikatakan memiliki

masalah heterokedastisitas artinya terdapat varian variabel dalam model yang

tidak sama. Gejala ini dapat diartikan pula bahwa dalam model terjadi

ketidaksamaan varian dari residual pada pengamatan model regresi tersebut,.

(Wibowo, A, 2012)

Page 89: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik
Page 90: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

74

residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model.

Metode yang digunakan adalah metode Durbin-Watson. Jika probabilitas nilai

Durbin-Watson > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa metode tidak terjadi gejala

autokorelasi atau lolos uji autokorelasi ( Wibowo, A.2012)

Berdasarkan analisis data dapat diperoleh hasil yaitu nilai Durbin-Watson

hitung sebesar 2.283 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model telah lolos

uji autokorelasi atau model tidak mengalami autokorelasi.

5.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan rumah tangga nelayan

pancing telah disebutkan dalam metode penelitian pada bab sebelumnya yaitu

curahan waktu kerja produktif laki-laki, curahan waktu kerja produktif perempuan,

umur laki-laki, umur perempuan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan

laki-laki, dan tingkat pendidikan perempuan. Berdasarkan hasil analisis

didapatkan persamaan regresi linier berganda berikut ini.

Tabel 26. Hasil Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized Coefficients

T Sig.

Keterangan

B Std. Error

(Constant) 22851824,490 6591478,246 3,467 ,002

X1 180018,852 83610,958 2,153 ,040 Signifikan

X2 1510,465 630,686 2,395 ,024 Signifikan

X3 39184,963 108817,882 ,360 ,722 Tidak Signifikan

X4 -205387,729 126001,806 -1,630 ,115 Signifikan

X5 -342212,959 521209,460 -,657 ,517 Tidak Signifikan

X6 545173,591 1044201,130 ,522 ,606 Tidak Signifikan

X7 -1230010,582 1028371,491 -1,196 ,242 Tidak Signifikan

Variabel Dependen : Y (Pendapatan Keluarga)

Fhitung : 3.335

Signifikansi Fhitung : 0.011

ttabel : 1.68957

Ftabel : 2.29

Page 91: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

75

Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda dari aplikasi spss diatas

dapat diperoleh hasil persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Y = 22.851.824 + (180.018) X1 + (1.510) X2 + (39.184) X3 + (-205.387) X4 + (-

342.212) X5 + (545.173) X6 + (-1.230.010) X7 + e

Y = 22.851.824 + 180.018 X1 + 1.510X2 + 39.184X3 – 205.387 X4 - 342.212 X5 –

545.173 X6 -1.230.010+ e

Dimana: Y = Pendapatan rumah tangga

a = Konstanta atau intersep

X1 = Curahan waktu kerja produktif laki-laki

X2 = Curahan waktu kerja produktif perempuan

X3 = Umur laki-laki

X4 = Umur perempuan

X5 = Jumlah anggota keluarga

X6 = Tingkat pendidikan laki-laki

X7 = Tingkat pendidikan perempuan

e = error atau nilai residu

Berdasarkan persamaan regresi tersebut maka dijelaskan bahwa nilai

constanta sebesar 22.851.824 artinya bahwa jika X1 (Curahan Waktu kerja

produktif laki-laki), X2 (curahan waktu kerja produktif perempuan), X3 (umur laki-

laki), X4 (umur perempuan), X5 (jumlah anggota keluarga), X6 (tingkat pendidikan

laki-laki), dan X7 (tingkat pendidikan perempuan) nilainya adalah nol, maka Y

(pendapatan keluarga) memiliki nilai sebesar 22.851.824

Untuk koefisien regresi curahan waktu kerja produktif laki-laki (X1)

sebesar 180.018 artinya bahwa curahan waktu kerja produktif laki-laki (X1) makin

banyak waktu kerja produktif laki-laki maka makin meningkat pendapatan

keluarga (Y) jika variabel independen lainnya tidak berubah, maka setiap

Page 92: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

76

kenaikan satu point maka variabel curahan waktu kerja produktif laki-laki (X1)

akan meningkatkan pendapatan keluarga sebesar 180.018 dan sebaliknya.

Karena laki-laki memegang peranan penting dan harus bertanggung jawab

penuh untuk memenuhii kebutuhan ekonomi rumah tangga nelayan, sehingga

semakin banyak curahan waktu kerja laki-laki maka semakin meningkatkan

pendapatan.

Variabel curahan waktu kerja produktif perempuan (X2) memiliki nilai

koefisien regresi sebesar 1.510 artinya bahwa curahan waktu kerja produktif

perempuan (X2) makin banyak waktu kerja produktif perempuan maka makin

meningkat pendapatan keluarga (Y) yaitu jika variabel independent lainnya tidak

berubah, maka setiap kenaikan satu point maka variabel curahan waktu kerja

produktif perempuan akan meningkatkan pendapatan keluarga sebesar 1.510

dan sebaliknya, karena istri nelayan mempunyai peran penting dalam membantu

suami untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan sebagian besar istri

nelayan melakukan kegiatan produktif seperti berdagang, bertani dan guru

sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan dengan curahan waktu yang

cukup besar. Ikut sertanya istri nelayan dalam kegiatan produktif maka akan

meningkatkan pendapatan keluarga terlebih pada saat tidak musim ikan,

sehingga masih mempunyai pendapatan, oleh karena itu, semakin banyak

curahan waktu kerja perempuan akan meningkatkan pendapatan keluarga.

Variabel umur laki-laki (X3) memiliki koefisien regresi sebesar 39.184

artinya bahwa umur laki-laki (X3) setiap pertambahan umur Laki-laki akan

menurunkan pendapatan keluarga (Y) yaitu jika variabel independen lain nilainya

tidak berubah, maka setiap kenaikan satu point maka variabel umur laki-laki akan

menurunkan pendapatan keluarga (Y) 39.1184 dan sebaliknya, karena usia

produktif angkatan kerja pada umur 15-64 tahun, sedangkan pada nelayan

pancing umur yang paling mayoritas berumur 41-50 tahun yang masih

Page 93: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

77

merupakan umur produktif, namun pada umur ini rentang mengalami kecapaian

dan tidak mampu untuk melakukan kegiatan yang cukup berat dan lama,

sedangkan pada usaha penangkapan sangat di butuhkan skil, kemampuan, dan

stamina yang kuat sehingga semakin bertambahnya umur nelayan maka akan

menuruni pendapatan keluarga, karena pada umur ini nelayan tidak mampu

untuk bekerja terlalu lama dalam penangkapan ikan (Ratna Puspita, 2012)

Variabel umur perempuan (X4) memiliki nilai koefisien regresi sebesar --

205.387 artinya setiap pertambahan umur perempuan maka akan meningkatkan

pendapatan keluarga (Y) yaitu jika variabel independen lain nilainya tidak

berubah, maka setiap kenaikan satu point maka variabel umur perempuan (X4)

akan meningkatkan pendapatan keluarga (Y) sebesar -205.387 dan sebaliknya,.

Makin bertambahnya umur seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat

pendapatan yang akan dicapainya. Semakin dewasa seseorang maka

keterampilan dalam bidang tertentu pada umunya akan semakin meningkat,

kekuatan fisik juga meningkat sehingga akan meningkatkan pendapatan yang

diterimanya. Pekerja disektor informal yang banyak mengandalkan kemampuan

fisik akan sangat terpengaruh oleh variabel umur. Hal ini menunjukkan bahwa

usia berpengaruh positif terhadap pendapatan keluarga (Simanjuntak, 2001).

Sehingga umur sangat berpengaruh terhadap pendapatan karena semakin tua

umur perempuan atau istri nelayan, maka produktifitasnya semakin menurun dan

kondisi fisiknya semakin lemah sehingga tidak mampu menyumbangkan

pendapatan dalam keluarga

Variabel jumlah anggota keluarga (X5) memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -342.212 artinya bahwa setiap pertambahan jumlah anggota keluarga

(X5) maka akan menurunkan pendapatan keluarga (Y) yaitu jika variabel

independen lain nilainya tidak berubah, maka setiap kenaikan satu point variabel

jumlah anggota keluarga (X5) akan mengurangi pendapatan keluarga (Y)

Page 94: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

78

sebesar 343.212 dan sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena jumlah keluarga

yang banyak dapat disebabkan oleh beberapa penyebab antara lain, banyak

anak, ada anggota keluarga yang tidak produktif (usia lanjut atau alasan lainnya),

dan kesulitan memperoleh pekerja bagi anggota keluarga yang sebenarnya

sudah mencapai usia produktif. (Rifani, 2003). Sehingga semakin banyak jumlah

anggota keluarga akan menurunkan pendapatan keluarga.

Variabel tingkat pendidikan laki-laki (X6) memiliki nilai koefisien sebesar -

545.173 artinya bahwa semakin tinggi pendidikan laki-laki (X6) maka akan

menurunkan pendapatan keluarga (Y) yaitu jika variabel independen lain nilainya

tidak berubah, maka setiap kenaikan satu point maka variabel tingkat pendidikan

laki-laki akan menurunkan pendapatan keluarga (Y) dan sebaliknya. Karena

tingkat pendidikan responden laki-laki sudah cukup tinggi dan yang menempuh

pendidikan lulusan SMA cukup banyak namun pekerjaan nelayan merupakan

pekerjaan penangkapan di laut yang membutuhkan lebih banyak tenaga, stamina

serta pengalaman melaut dari nelayan, untuk itu nelayan lebih banyak berpikir

untuk tidak melanjutkan pendidikan karena biaya pendidikan yg tinggi, dan selain

itu nelayan merasa tidak memerlukan pendidikan tinggi karena sebagia besar

waktunya lebih banyak dihabiskan di laut. Sehingga semakin tinggi pendidikan

nelayan malah semakin menurunkan pendapatan.

Variabel tingkat pendidikan perempuan (X7) memilki nilai koefisien regresi

sebesar -1.230.010 artinya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan perempuan

(X7) maka akan meningkatkan pendapatan keluarga (Y) yaitu jika variabel

independen lain nilainya tidak berubah, maka setiap kenaikan satu point maka

variabel tingkat pendidikan perempuan akan meningkatkan pendapatan

keluarga (Y) sebesar - 1.230.010 dan sebaliknya, karena tingkat pendidikan

responden perempuan sudah cukup tinggi dan yang menempuh hingga lulus

SMA dan Sarjana cukup banyak jumlahnya namun yang memiliki pekerjaan

Page 95: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

79

justru jumlahnya sedikit dibandingkan dengan laki-laki karena perempuan atau

istri lebih banyak menjadi ibu rumah tangga atau tidak secara langsung

menghasilkan uang sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan maka

pendapatan keluarga justru akan menurun.

5.6.4 . Uji Statistika

Koefisien Determinasi (Uji R Squera / R2)

Uji atau analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

jumlah sumbangan pengaruh variabel bebas (X) dalam model regresi baik secara

serentak atau bersama-sama memberikan pengaruh terhadap variabel terkait

(Y). Jadi koefisien angka yang ditunjukkan dapat memperlihatkan sejauh mana

mdel yang terbentuk dapat menjelaskan kondisi yang sebenarnya (Wibowo, A.

2012)

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil, sebesar nilai R Squera yaitu

0,464 artinya bahwa variabel dependen (Y atau pendapatan keluarga)

dipengaruhi variabel independen (X atau curahan waktu kerja laki-laki, curahan

waktu kerja perempuan, umur laki-laki, umur perempuan, jumlah anggota

keluarga, tingkat pendidikan laki-laki, dan tingkat pendiidkan perempuan)

sebesar 46,4% sedangkan sisanya sebesar 53.6% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model penelitian, seperti pengalaman kerja

nelayan, alat tangkap yang digunakan nelayan dan lain-lain.

Uji Signifikan Simultan atau Serentak (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh nyata atau tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel dependen (Y). Untuk mengetahuinya bisa digunakan dua

cara yaitu dengan melihat nilai sig dan melihat nilai F. Jika nilai sig yang

dihasilkan < 0,05 atau nilai sig < alfa maka varaibel independen secara bersama-

Page 96: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

80

sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan

sebaliknya. Selain itu dengan melihat nilai F, jika nilai F hitung atau yang ada

pada hasil SPSS > F tabel maka variabel independen secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan sebaliknya. (

Wibowo, A,2012).

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil nilai sig 0.011 artinya bahwa nilai

sig < alfa atau 0.011 < 0.05 atau dengan melihat hasil nilai F hitung yaitu nilai F

hitung sebesar 3.335 dan nilai F tabel sebesar 2,29 jadi nilai F hitung > nilai F

tabel , maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel independen (curahan

waktu kerja produktif laki-laki, curahan waktu kerja produktif perempuan, umur

laki-laki, umur perempuan, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan laki-laki,

dan tingkat pendidikan perempuan) secara simultan berpengaruh nyata terhadap

variabel dependen (pendapatan keluarga).

Uji Signifikan Parsial atau Individual (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara

individual (parsial) berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y). Untuk

mengetahuinya bisa digunakan dengan dua cara yaitu dengan melihat nilai

signifikan (probability) dan melihat nilai t. Jika hasil yang diperoleh nilai sig

mendekat atau sama dengan 0.000 maka variabel tersebut merupakan variabel

pemberi nilai yang paling berarti dalam model regresi yang dibangun, dengan

kata lain variabel tersebut merupakan varaibel yang paling dominan.

Berdasarkan analisis dapat diperoleh hasil adalah sebagai berikut :

1. Curahan waktu kerja produktif laki-laki (X1)

Hasil analisis diperoleh hasil Curahan waktu laki-laki memiliki nilai

signifikan dari variabel curahan waktu kerja produktif laki-laki adalah sebesar

0,040 artinya bahwa variabel curahan waktu kerja produktif laki-laki secara

parsial signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen (Pendapatan) pada

Page 97: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

81

selang kepercayaan 95% (0,05) dengan asumsi variabel independen lainnya

konstan. Hal ini dapat terjadi karena laki-laki atau nelayan memiliki peran yang

sangat penting dalam mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga, oleh

karena itu semakin banyak curahan waktu kerja laki-laki akan berpengaruh nyata

terhadap pendapatan.

2. Curahan waktu kerja produktif perempuan (X2)

Hasil analisis diperoleh hasil curahan waktu kerja produktif perempuan

memiliki nilai signifikan 0.024 artinya bahwa variabel independen curahan waktu

kerja produktif perempuan secara parsial berpengaruh secara nyata atau

signifikan terhadap variabel dependent (pendapatan keluarga) pada selang

kepercayaan 95% (alfa=0,05) dengan asumsi variabel independent lainnya

konstan. Hal ini dapat terjadi karena pendapatan keluarga tidak hanya

dipengaruhi oleh curahan waktu kerja produktif laki-laki saja, namun juga

ditentukan oleh curahan waktu kerja produktif perempuan, karena kegiatan

produktif perempuan juga bisa menghasilkan uang, karena selain mengurus

rumah tangga perempuan juga dapat mengisi waktu luang dengan bekerja

membantu meningkatkan ekonomi keluarga. Istri nelayan dapat ikut serta dalam

usaha perikanan maupun non perikanan dengan berbagai motivasi. Sebagian

besar istri nelayan melakukan kegiatan produksi untuk memberikan tambahan

nafkah dengan curahan waktu yang cukup besar. Ikut sertanya istri nelayan

dalam kegiatan ekonomi akan menyebabkan perubahan pendapatan keluarga

dengan bertambahnya jumlah uang untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya. (Hendra Wawansyah, 2012).

3. Umur laki-laki (X3)

Hasil analisis diperoleh hasil umur laki-laki memiliki nilai signigikan dari

variabel umur laki-laki adalah sebesar 0,722 artinya bahwa variabel independen

umur laki-laki tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen

Page 98: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

82

(pendapatan keluarga) pada selang kepercayan 95% (alfa=0,05) dengan

asumsi variabel independen lainnya konstan. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan

sebagai seorang nelayan tidak pernah dibatasi oleh faktor umur, selama

nelayan mampu untuk bekerja dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu

pekerjaan sebagai seorang nelayan lebih membutuhkan skil, kemampuan dan

pengalaman melaut yang dapat mempengaruhi pendapatan keluarga. Umur

laki-laki di rumah tangga nelayan pancing ini rata-rata merupakan umur yang

masih produktif, sehingga umur laki-laki tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap peningkatan pendapatan keluarga.

4. Umur perempuan (X4)

Hasil analisis diperoleh hasil umur perempuan memiliki nilai signifikan dari

variabel umur perempuan adalah sebesar 0.155 artinya bahwa variabel

independen (umur perempuan) berpengaruh secara signifikan atau nyata

terhadap variabel dependen (pendapatan keluarga) pada selang kepercayaan

95% (alfa=0.05) dengan asusmsi variabel independen lainnya konstan. Hal ini

terjadi karena umur perempuan pada istri nelayan pancing mayoritas berusia

31-40 tahun, dimana pada usia ini merupakan usia yang produktif sehingga,

pada usia ini sebagian besar istri nelayan memiliih untuk melakukan kegiatan

yang dapat menghasilkan uang sehingga semakin bertambahnya umur

perempuan berpengaruh nyata terhadap pendapatan.

5. Jumlah anggota keluarga (X5)

Hasil analisis diperoleh hasil jumlah anggota keluarga memiliki nilai

signifikan dari variabel jumlah anggota keluarga adalah sebesar 0,517 artinya

bahwa variabel independen (jumlah anggota keluarga) tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen (pendapatan keluarga) pada

selang kepercayaan 95% (alfa= 0,05) dengan asumsi variabel lainnya konstan.

Hal ini terjadi karena banyaknya jumlah anggota keluarga dalam rumah tangga

Page 99: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

83

nelayan pancing tidak semuanya menjadi tanggungan keluarga, karena dalam

anggota keluarga nelayan terdapat anggota keluarga yang sudah memliki

rumah tangga sendiri namun masih tetap memilih untuk tinnggal bersama

orangtua, sehingga semakin banyak anggota keluarga dalam rumah tangga

tidak berpengaruh terhadap pendapatan keluarga.

6. Tingkat pendidikan laki-laki (X6)

Hasil analisis diperoleh hasil tingkat pendidikan laki-laki memiliki nilai

signifikan dari variabel tingkat pendidikan laki-laki adalah sebesar 0,606 artinya

bahwa variabel independen (tingkat pendidikan laki-laki) tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen (pendapatan keluarga) pada

selang kepercayaan 95% (alfa=0,05) dengan asumsi variabel independen

lainnya konstan. Hal ini terjadi karena tinggi atau rendahnya tingkat pendidikan

nelayan tidak berpengaruh terhadap produktifitas penangkapan ikan, walaupun

pendidikan rendah sekalipun jika nelayan sudah mempunyai pengalaman

bertahun-tahun untuk kegiatan penangkapan ikan maka tidak dapat menutupi

kemungkinan untuk memperoleh pendapatan yang tinggi dengan tingkat

pendidikan yang rendah sekalipun, tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara

signifikan karena kegiatan penangkapan ikan tidak memerlukan tingkat

pendidikan yang tinggi karena yang lebih diutamakan adalah skill, kemampuan

dan pengalaman melaut dari nelayan. Oleh karena itu tingkat pendidikan laki-

laki tidak mempengaruhi pendapatan keluarga secara signifikan.

7. Tingkat pendidikan perempuan (X7)

Hasil analisis diperoleh hasil tingkat pendidikan perempuan memiliki nilai

signifikan dari variabel tingkat pendidikan perempuan adalah sebesar 0,242,

artinya bahwa variabel independen (tingkat pendidikan perempuan) berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen (pendapatan keluarga) pada

selang kepercayaan 95% (alfa=0,05) dengan asumsi variabel independen

Page 100: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

84

lainnya konstan. Keterlibatan seseorang dalam proses pendidikan yang dicapai

akan mempengaruhi dan membentuk pola pikir, pemahaman dan kepribadian

seseorang. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa pendidikan diharapkan

mampu untuk memberikan perubahan individu maupun rumah tangga sehingga

mampu untuk meningkatkan pendapatan (Rahmawati, 2009). Tingkat pendidikan

tertinggi perempuan atau istri nelayan pancing sebagian besar menempuh

pendidikan lulusan SMA dan bahkan sampe lulusan Diploma. Karena jika

pendidikan perempuan semakin tinggi maka akan mempengaruhi cara dan pola

pikir istri nelayan dalam melakukan kegiatan atau usaha untuk dapat membantu

memenuhi pendapatan keluarga, hal ini karena semakin tinggi tingkat pendidikan

maka akan semakin meningkatkan pendapatan istri nelayan.

Page 101: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

85

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perilaku kegiatan produksi nelayan pancing meliputi perlengkapan kapal

dengan mesin penggerak ukuran 26-30 PK, dengan curahan waktu kerja

yang dibutuhkan oleh nelayan pada saat musim puncak bekerja rata-rata 8

jam/trip, dengan 31 jam/tahunnya, pada saat musim sedang bekerja

dengan rata-rata 7 jam/trip dengan 27 jam/tahunnya.

2. Perilaku kegiatan produksi non perikanan nelayan pancing di Desa

Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur

yang meliputi kegiatan produktif rumah tangga nelayan yang dapat

dikerjakan oleh suami dan istri, dengan curahan waktu kerja produktif

perempuan rata-rata 3 jam/harinya atau selama 1063 jam/thn sedangkan

kegiatan produksi non perikanan rumah tangga nelayan pancing yang

dilakukan oleh nelayan pada saat tidak musim ikan dengan curahan waktu

kerjanya sekitar rata-rata 2 jam/hari.

3. Pendapatan rumah tangga nelayan pancing bersumber dari dua

pendapatan yaitu pendapatan pada bidang perikanan (Penangkapan) dan

bidang non perikanan. Pendapatan perikanan diperoleh dari kerja nelayan

pada musim puncak dan musim sedang, sedangkan pada bidang non

perikanan di peroleh dari nelayan dan istri nelayan, dimana nelayan yang

bekerja pada non perikanan di kerjakan pada saat tidak musim ikan.

Pendapatan perikanan rata-rata sebesar Rp. 24.146431/thn, rata-rata

pendapatan non perikanan Rp. 2.210.571/thn, sehingga di peroleh rata-

rata total pendapatan sebesar Rp. 26.357.002.

Page 102: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

86

4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan rumah tangga

nelayan pancing berdasarkan analisis curahan waktu kerja produktif laki-

laki, curahan waktu kerja produktif perempuan, umur perempuan

sedangkan variabel umur laki-laki, jumlah anggota keluarga, tingkat

pendidikan laki-laki, tingkat pendidikan perempuan tidak mempengaruhi

pendapatan keluarga secara signifikan.

6.2 Saran

1) Bagi rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring, Kecamatan Alok

Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur diharapkan nelayan dapat

mengikuti pelatihan-pelatihan sehingga dapat meningkatkan penguasaan

teknologi yang lebih modern.

2) Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian di Desa Wuring,

Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dapat

melakukan penelitian mengenai pengeluaran nelayan.

3) Bagi pemerintah sebaiknya memberikan bantuan berupa kapal dan alat

tangkap yang lebih modern untuk rumah tangga nelayan pancing secara

merata sehingga semua rumah tangga nelayan pancing di Desa Wuring

dapat menikmati kapal dan alat tangkap dari pemerintah, dan tidak terjadi

selisih paham antar nelayan yang satu dengan lainnya, karena cenderung

bantuan dari pemerintah tidak langsung di terima oleh nelayan lainnya,

atau bahkan nelayan yang sudah pernah mendapatkan bantuan

cenderung mendapatkan terus. Selain memberikan bantuan pemerintah

juga disarankan untuk melakukan pelatihan kepada nelayan maupun istri

nelayan dalam mengolah usaha perikanan sehingga pada saat tidak

musim ikan, nelayan dan istri nelayan dapat melakukan pekerjaan

pengolahan ikan.

Page 103: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

87

Page 104: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekataan praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta

. Arik, Sulandaris. 2011. Strategi Peningkatan Produksi Pada Nelayan Pancing

Tonda Di Perairan Teluk Prigi (Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi). Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Program Magiser Ilmu Kelautan. Universitas Indonesia

Atien Priyanti, dkk. 2007. Model Ekonomi Rumah Tangga Petani Pada Sistem Integrasi Tanaman-Ternak: Konsepsi Dan Studi Empiris. Jurnal Wartazoa. Vol. 17. No. 2

Bernanto, N. 2015. Curahan Waktu Kerja Dan Pendapatan Rumah Tangga

Nelayan Di Pesisir Damas. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang

Cahyani, M.Y. 2015. Curahan Waktu Dan Pendapatan Rumah Tangga Pembenih

Ikan Lele Anggota Kelompok Tani Mulyorejo Ditinjau Dari Aspek Gender Di Desa Maguan Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang, Jawa Timur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan. Universitas Brawijaya. Malang.

Darwis, S dkk. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Nelayan Dalam

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Di Pantai Utara Provinsi. Daniel,Hakim. 2013. Faktr-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

Nelayan Pantai Di Kabupaten Bantul Tahun 2012. Jurnal Modus. Vol. 25. No. 2. Hal. 171-187.

Diana, zalmi. 2008. Analisis Pendapatan Dan Pola Pengeluaran Rumah Tangga

Nelayan Di Wilayah Sasak Ranah Pasisia Kabupaten Pasaman Barat. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sikka. 2013. Program Pengembangan

Desa Pesisir Tangguh Kelurahan Wuring Kabupaten Sikka. Dion, D.B. 2008. Perikanan Potensi Besar Di Sikka. Fadhilah Rahmawati, dkk, 2004. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pendapatan,

Pengalaman Kerja,Dan Jenis Kelamin Terhadap Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik Di Kota Magelang. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. . Semarang.

Febriyanti, Fitry. 2015. Analisis Curahan Waktu dan Pendapatan Rumah Tangga

Anggota Pembudidaya Ikan Koi Pranggang Koi Fram Ditinjau dari Aspek Gender Di Desa Pranggang Kecamatan Plosokklaten Kabupaten Kediri Jawa Timur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang.

Firdaus, M dan Rahadian, R. 2015. Peran Istri Nelayan Dalam Meningkatkan

Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus Di Desa Penjajab, Kecamatan

Page 105: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

Pamangkat Kabupaten Sambas). Jurnal Sosek KP. Vol. 10. No.2. Hal. 241-249

Furqon. 2014. Peran Konstruk Gender Dalam Ekonomi Rumah Tangga

Pengarajin Kerupuk Ikan Di Desa Srowo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya Malang. Malang.

Ginantoko, B. 2014. Curahan Waktu dan Pendapatan Mayarakat Nelayan Di

Pesisir Damas Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.FPIK Universitas Brawijaya. Malang.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Yogyakarta: Badan Penerbit BPFE Hakim, Sakila. 2015. Kesetaraan Gender Dalam Rumah Tangga nelayan (Studi

Kasus Di Desa Pasalae Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara). Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Gorontalo.

Handayani dan Iwang, G. 2012. Kontribusi Ekonomi Produktif Wanita Nelayan

Terhadap Pendapatan Keluarga Nelayan. Jurnal Perikanan Dan Kelautan. Vol. 3. No. 3. Hal : 95-106.

Hasan, M. Igbal. 2002. Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup. Hayadi, S. 2015. Pengaruh Luas Lahan Rumah Tangga Perikanan Benih

Terhadap Hasil Produksi Perikanan Kolam Air Tenang di Kabupaten karanganyar. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Hardiyani. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja

Dalam Usaha Ternak Sapi Potong Di Sesa Barabatu Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Hendra, Wawansyah. 2012. Kontribusi Ekonomi Produktif Wanita Nelayan

Terhadap Pendapatan Keluarga Nelayan. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. 3. No.3. Hal. 95-106

Husin, Sari. 2011. Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Karet Di Prabumulih

Dalam Alokasi Tenaga Kerja Produksi dan Konsumsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. Palembang.

Kuncoro. 2009. Karakteristik dan Peran Istri Nelayan Dalam Pendapatan

Keluarga Nelayan Di Kota Pekalongan. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang. Skripsi

Kuswadi. 2002. Analisis Pendapatan Istri Nelayan Dalam Upaya Meningkatkan

Pendapatan Keluarga Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Page 106: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

Lind. 2002. Peran Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Nelayan Di

Desa Tasikagung Kecamatan Rembanga Kabupaten Rembanga Jawa Tengah. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.

Mimit Primyastantoo,dkk.2013. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan

Dan Pengeluaran Nelayan Payang Jurung DI Selat Madura, Wacana. Vol. 16. No. 1

Nugroho, Y dkk. 2009. Penggunaan Software SPSS Untuk Analisis Faktor Daya

Beli Listrik Pada Sektor Rumah Tangga Dengan Metode Linear Berganda (Studi Kasus Kota Salatiga). Fakultas Komunikasi Dan Informatika. Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

Nurmala, D. 2012. Analisis Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Di Kabupaten

Banyuwangi ( Kasus Di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi). Faperta. UNMUH. Jember.

Palabiran. 2014. Hubungann Antara Curahan Waktu Kerja Keluarga dan

Pendapatan Pada Usaha Peternakan Sapi Potong di Desa SamangkiKecamatan Simbang Kabupaten Maros. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Priyanti. 2007. Peran Dan Potensi Wanita Dalam Pemenuhan Kebutuhan Eknomi

Keluarga Nelayan. Pendidikan IPS. Universitas Negeri Semarang. Semarang

Putri, R.D. 2008. Analisis Pendapatan dan Curahan Kerja Rumah Tangga Petani

Wortel Di Desa Sukatani Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur . Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Boogor. Bogor

Purwanti, P. 2010. Model Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Skala Kecil. UB

Press : Malang Rahmat, jumae’di. 2005. Peran Wanita Dalam Meningkatkan Pendapatan

Keluarga Nelayan Di Kelurahan Ujungbatu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Universitas Diponegoro. Semarang.

Rahmawati, Tuti. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan

Pendapatan Rumah Tangga. Program Pasca Sarjana. Universitas Indonesia. Jakarta.

Ratna, Puspita. 2012. Analisis Pendapatan Istri Nelayan Dalam Upaya

Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di Desa Serangan. E-Jurnal. EP Unud. Vol.5. No.7. Hal. 846-860

Rifani, A. 2003. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Pada

Masyarakat Nelayan Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kertanegara. Tesis Magister Ilmu Ekonomi. Unhas. Makasar.

Risti. 2008. Analisis Pendapatan dan Curahan Kerja Rumah Tangga Petani

Wortel Di Desa Sukatani Kecamatan Pacet Kabuapten Cianjur. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Page 107: CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN RUMAH …repository.ub.ac.id/7433/1/Alexia Octafia Abdi.pdf5. Ibu Wahyu Handayani, S.Pi, M.BA, MM selaku dosen penguji II skripsi ... karakteristik

Roma, Y. Hutapea. 2012. Peran Wanita Nelayan (Istri Nelayan) Jaring Insang

Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di Desa Bejalen Perairan Rawa Pening Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Fakultas Pertanian. Semarang

Sari, M. 2006. Ekonomi Rumah Tangga Nelayan dan Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan di Jawa Timur : Suatu Analisis Simulasi Kebijakan Disertai Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanaian. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Setiawan dan Dewi, E.K. 2010. Ekonometrika. Penerbit C.V Andi : Yogyakarta Singarimbun, Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. Raja Grafindo Prasada: Jakarta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan R&D. Bandung : Alfabeta Suharyadi dan Purwanto. 2008. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Sujaweni. 2014. Analisis Curahan Jam Kerja Dan Sumbangan Pendapatan

Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Penetasan Telur Itik. Sukirno. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

Nelayan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Maritim Raja Aji Ali.

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia Tito, B. 2011. Pengaruh Pendapatan Nelayan Terhadap Peningkatan Ekonomi

Masyarakat di Desa Tihu Kecamatan Bonepantai Kabupaten Bone Bolango.

. Wiratna. 2014. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. FPTK IKIP.

Semarang.Vol.XX.No.1

Yarna, Hasiani dkk. 2013. Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan Laut Menggunakan Alat Tangkap Gill Net Di Desa Tabanio Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut.