cuci tangan

19
 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cuci tangan adalah kegiatan yang sangat mudah. Kebiasaan cuci tangan sampai saat ini belumlah menjadi tradisi diantara kita. Sehingga sering kita lupa untuk mencuci tangan setiap melakukan kegiatan atau setelah melakukan suatu kegiatan. Contoh paling mudah yang sering kita abaikan adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung ke rumah sakit. Orang masih menganggap untuk apa cuci tangan ketika akan atau setelah berkunjung ke dan dari orang sakit. Tanpa disadari tangan senantiasa membawa kuman. Sakit perut, mules, diare adalah gejala dari penyakit di perut yang salah satu penyebabnya antara lain karena melupakan cuci tangan. Penyakit yang bisa ditimbulkan karena kelalaian mencuci tangan atau mencuci tangan yang tidak benar antara lain adalah disentri, typhus, atau kolera. Menurut WHO (2008), diare merenggut nyawa sekitar 3,5 juta anak di seluruh dunia setiap tahunnya dan merupakan penyakit pembunuh kedua terbesar terhadap anak-anak di negara berkembang. Anak-anak yang tumbuh di daerah miskin dan sanitasi yang buruk, beresiko meninggal 10 kali lebih besar dari pada yang tinggal di daerah kaya. Dan ternyata “tangan” merupakan bagian tubuh manusia berperan sebagai pembawa utama kuman penyakit sebelum masuk tubuh melaui mulut, setelah kontak dengan kotoran dan tinja yang terinfeksi penyakit. Hal ini dikenal sebagai cara penularan ke mulut melalui tangan atau faecal-oral. Penelitian tentang manfaat cuci tangan juga dilakukan. Penelitian ini dilakukan oleh Umar Firdous (2001-2002) dengan lokasi penelitian di daerah Parung, Bogor, Jawa Barat. Dari penelitian yang dilakukan, didapati bahwa ternyata hubungan antara cuci tangan dengan angka kejadian Hepatitis akut klinis dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Kegiatan tentang cuci tangan ini mendapat perhatian serius dari WHO maupun pemerintah Indonesia sendiri. WHO mencanangkan hari cuci tangan sedunia dengan sabun pada tanggal 15 Oktober 2008. Ini merupakan kegiatan

Upload: ratih-anindita

Post on 15-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1

1

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangCuci tangan adalah kegiatan yang sangat mudah. Kebiasaan cuci tangan sampai saat ini belumlah menjadi tradisi diantara kita. Sehingga sering kita lupa untuk mencuci tangan setiap melakukan kegiatan atau setelah melakukan suatu kegiatan. Contoh paling mudah yang sering kita abaikan adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung ke rumah sakit. Orang masih menganggap untuk apa cuci tangan ketika akan atau setelah berkunjung ke dan dari orang sakit. Tanpa disadari tangan senantiasa membawa kuman. Sakit perut, mules, diare adalah gejala dari penyakit di perut yang salah satu penyebabnya antara lain karena melupakan cuci tangan. Penyakit yang bisa ditimbulkan karena kelalaian mencuci tangan atau mencuci tangan yang tidak benar antara lain adalah disentri, typhus, atau kolera.Menurut WHO (2008), diare merenggut nyawa sekitar 3,5 juta anak di seluruh dunia setiap tahunnya dan merupakan penyakit pembunuh kedua terbesar terhadap anak-anak di negara berkembang. Anak-anak yang tumbuh di daerah miskin dan sanitasi yang buruk, beresiko meninggal 10 kali lebih besar dari pada yang tinggal di daerah kaya. Dan ternyata tangan merupakan bagian tubuh manusia berperan sebagai pembawa utama kuman penyakit sebelum masuk tubuh melaui mulut, setelah kontak dengan kotoran dan tinja yang terinfeksi penyakit. Hal ini dikenal sebagai cara penularan ke mulut melalui tangan atau faecal-oral.Penelitian tentang manfaat cuci tangan juga dilakukan. Penelitian ini dilakukan oleh Umar Firdous (2001-2002) dengan lokasi penelitian di daerah Parung, Bogor, Jawa Barat. Dari penelitian yang dilakukan, didapati bahwa ternyata hubungan antara cuci tangan dengan angka kejadian Hepatitis akut klinis dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.Kegiatan tentang cuci tangan ini mendapat perhatian serius dari WHO maupun pemerintah Indonesia sendiri. WHO mencanangkan hari cuci tangan sedunia dengan sabun pada tanggal 15 Oktober 2008. Ini merupakan kegiatan untuk pertama kalinya yang dilakukan oleh WHO. Di indonesia, kegiatan ini direspon baik, hal ini terbukti dengan Menteri Kesehatan RI juga turut mencanangkan kegiatan ini dan juga ikut berpartisipasinya Indonesia dalam mendukung acara tersebut. Berbagai promosi kesehatan tentang cuci tangan dipublikasikan ke seluruh lapisan masyarakat. Data yang diperoleh dari Puskesmas Bromo menunjukkan bahwa pada bulan Juni 2012 angka kejadian penyakit diare berjumlah 113 kasus dan disentri berjumlah 12 kasus. Pada bulan Juli 2012, mengalami penurunan yaitu penyakit diare berjumlah 81 kasus dan disentri 8 kasus. Dan di bulan Agustus 2012, angka kejadian diare berjumlah 72 kasus dan disentri 10 kasus.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, diperlukan usaha-usaha yang dilakukan untuk menurunkan angka kejadian penyakit. Salah satu usaha yang dapat dilakukan di tingkat puskesmas adalah dengan memberikan penyluhan serta pengajaran kepada murid sekolah SD Parulian yang tergabung dalam dokter kecil.

1.3. Tujuan PenelitianKegiatan ini memiliki tujuan umum untuk memberikan serta mengajarkan kepada anak usia sekolah dasar yang tergabung dalam dokter kecil tentang bagaimana cara cuci tangan yang baik dan benar.

1.4. Manfaat Penelitian1. Bagi peserta dokter kecil dapat mengetahui bagaimana cara mencuci tangan yang baik sehingga mampu menjadi contoh yang baik bagi teman-temannya serta bagi keluarganya sendiri.2. Bagi peneliti dapat memberikan penyuluhan dan pengajaran tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar kepada murid SD Parulian yang tergabung dalam dokter kecil3. Bagi Puskesmas Bromo dapat membantu mengurangi angka kejadian suatu penyakit di wilayah kerja puskesmas.BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1. Cuci Tangan2.1.1. DefenisiTangan adalah anggota tubuh yang paling banyak berhubungan dengan apa saja. Berapa kali tangan menjamah sesuatu sepanjang hari? Tidak terhitung banyaknya. Sehabis memegang sesuatu yang kotor atau mengandung kuman penyakit, tangan langsung menyentuh mata, hidung, mulut, makanan, serta minuman. Berlangsung sudah pemindahan sesuatu yang dapat berupa penyebab terganggunya kesehatan. Tangan merupakan perantara penularan kuman. Tangan hendaknya setiap kali dicuci bersih dengan air dan sabun, terutama sebelum makan, sesudah dari kamar kecil, setelah memegang sesuatu yang kotor, dan sebelum tidur.

2.1.2. TeknikCuci tangan merupakan salah satu perilaku sehat yang pasti sudah dikenal. Perilaku ini pada umumnya sudah diperkenalkan kepada anak-anak sejak kecil tidak hanya oleh orang tua di rumah, bahkan ini menjadi salah satu kegiatan rutin yang diajarkan para guru di Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Dasar. Tetapi kenyataannya perilaku sehat ini belum menjadi budaya masyarakat kita dan biasanya hanya dilakukan sekedarnya, sebagai contoh ketika kita masuk ke sebuah rumah makan Indonesia, biasanya fasilitas cuci tangan disediakan dalam bentuk kobokan berisi air bersih dengan sepotong kecil jeruk nipis yang maksudnya untuk menghilangkan bau amis di tangan. Pemandangan berbeda ketika kita masuk ke restaurant fast food terkemuka asal negara adi daya, fasilitas cuci tangan sudah sangat memenuhi syarat, yaitu air bersih mengalir dilengkapi dengan sabun cuci tangan cair berkualitas dan pengering tangan merk terkenal, sayangnya fasilitas itu belum digunakan dengan baik, karena biasanya orang hanya mencuci tangan sekedar menghilangkan bau amis bekas makanan dan lupa atau malas mencuci tangan dulu sebelum makan. Jika kita sedikit melirik ke masyarakat pedesaan, pada umumnya masyarakat desa hanya menggunakan air seadanya dan belum banyak yang menggunkan sabun untuk mencuci tangan sebelum atau sesudah dari jamban. Beberapa hal di atas menunjukan kenyataan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun sebagai salah satu upaya personal hygiene belum dipahami masyarakat secara luas dan prakteknya pun belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Sibuea, 2008).Langkah-langkah cuci tangan yang rutin adalah:1. Basahi tangan seluruhnya2. Pakai sabun (sabun biasa pun cukup memadai)3. Gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama 10-15 detik, terutama untuk membersihkan bawah kuku, antara jari, dan punggung tangan4. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir5. Keringkan tangan dengan handuk (lap) kertas dan gunakan handuk untuk menutup keran. Bila handuk tidak tersedia, keringkan dengan udara/dianginkan(R.S. Sulianti Saroso, 2007)Mencuci tangan dengan air dan sabun akan banyak mengurangi jumlah mikroorganisma dari kulit dan tangan.Mencuci Tangan sebaiknya dilakukan, sebelum:1. Memeriksa pasien2. Memakai sarung tanganatau sesudah:1. Terjadi kontaminasi pada tangan sepertia) Memegang instrumen dan item lain yang kotorb) Menyentuh selaput lendir, darah atau cairan tubuh lain (sekresi dan ekskresi)c) Terjadi kontak lama dan intensif dengan pasien2. Setelah melepas sarung tangan Pada daerah triase / penapisan di fasilitas pelayanan, perlu disediakan paling tidak:1. Sabun (batang atau cair, yang antiseptik atau bukan)2. Wadah sabun yang berlubang supaya air bisa terbuang keluar3. Air mengalir (pipa, atau ember dengan keran) dan wastafel4. Handuk/lap sekali pakai (kertas, atau kain yang dicuci setelah sekali pakai)Langkah-langkah cuci tangan rutin adalah:LANGKAH 1: Basahi tangan seluruhnyaLANGKAH 2: Pakai sabun (sabun biasapun cukup memadai)LANGKAH 3: Gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama 10-15 detik, terutama untuk membersihkan bagian-bagian bawah kuku, antara jari, dan punggung tangan.LANGKAH 4: Bilas tangan dengan air bersih mengalir.LANGKAH 5: Keringkan tangan dengan handuk (lap) kertas dan gunakan handuk untuk menutup keran. Bila handuk tidak tersedia, keringkan dengan udara/dianginkan.Panduan tambahan untuk cuci tangan:1. Bila kulit lecet atau perlu sering-sering cuci tangan karena banyak kasus, bisa dipakai sabun lunak (tanpa antiseptik) untuk mengangkat kotoran. Krim dan lotion pelembab bisa dipakai untuk menghindari iritasi kulit.2. Bila diperlukan antimikroba (misal, kontak dengan pasien suspek SARS), dan bila tangan tampak tidak kotor, maka sebagai altrernatif bisa dipakai antiseptik gel setelah kontak (WHO Indonesia, 2002).Teknik cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air menurut WHO (2006):1. Tuang sabun secukupnya pada telapak tangan2. Busakan sabun pada kedua telapak tangan3. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan kanan disertai sela-sela jari dan begitu juga sebaliknya4. Gosok kedua telapak tangan dan diikuti dengan sela-sela jari5. Gosok punggung jari tangan kanan dengan telapak tangan kiri begitu juga sebaliknya6. Gosok secara rotasi ibu jari tangan kiri dengan seluruh telapak tangan kanan dengan cara menggemgam ibu jari dan begitu juga sebaliknya7. Gosok secara rotasi bagian ujung jari atau bagian bawah kuku dengan menggunakan telapak tangan8. Cuci tangan dengan menggunakan air9. Keringkan tangan dengan lap atau tisu atau dapat juga dianginkan10. Tutup keran air dengan menggunakan alas seperti lap atau tisu

(Gambar 1: Teknik cuci tangan menurut WHO, 2006)Menurut Soap and Detergent Association (2006), langkah-langkah cuci tangan yang baik dan benar adalah:1. Basahi tangan dengan air2. Gunakan sabun secukupnya3. Gosok-gosok telapak tangan dengan sabun, celah jari, bagian bawah kuku, dan punggung jari hingga 20 detik4. Bilas dengan air selama 10 detik5. Tutup keran dengan menggunakan lap atau kain6. Keringkan tangan dengan lap atau kain atau dengan cara dianginkan

(Gambar 2: Teknik cuci tangan menurut SDA)

2.1.3. ManfaatCuci tangan pakai sabun, cara mudah cegah penyakit. Menurut WHO masalah kesehatan terkait dengan sanitasi yang buruk masih dihadapi oleh negara-negara berkembang, seperti penyakit Diare, Kolera, Disentri dan Thypus. Penyakit-penyakit ini juga masih merupakan masalah bagi Indonesia dan Jawa Tengah khususnya. Perilaku sehat Cuci Tangan Pakai Sabun(CTPS) merupakan upaya yang murah dan mudah untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut, akan tetapi belum dipahami oleh masyarakat luas. Perilaku CTPS merupakan cara yang paling efektif, sederhana dan murah untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut terutama penyakit Diare pada balita. Jika dikombinakasikan dengan peningkatan pengetahuan, praktik CTPS merupakan pendekatan kesehatan preventif yang efektif dan telah terbukti menurunkan risiko tidak hanya diare, tetap juga penyakit lain seperti kolera dan disentri.Cuci tangan merupakan pencegahan yang paling efektif untuk penyakit infeksi. Penyebaran kuman salah satunya dengan cara menyentuh orang lain. Kita juga dapat terkena kuman ketika menyentuh sesuatu yang terkontaminasi atau pun permukaan kotor dan setelah itu kita menyentuh wajah baik itu mulut, mata, maupun hidung.Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare, ISPA dan Flu Burung. Diare merupakan penyakit "langganan" yang banyak berjangkit pada masyarakat terutama usia balita. Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 menempatkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) penyakit pada posisi tertinggi sebagai penyakit paling berbahaya pada balita. Diare dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang. Sementara Flu Burung atau yang dikenal juga H5N1 merupakan penyakit mematikan dan telah memakan cukup banyak korban. Penyakit-penyakit tersebut juga merupakan masalah global dan banyak berjangkit di negara-negara berkembang, suatu wilayah yang didominasi dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, tidak cukup pasokan air bersih, kemiskinan dan pendidikan yang rendah tetapi rantai penularan penyakit-penyakit tersebut di atas dapat diputus "hanya" dengan perilaku cuci tangan pakai sabun yang merupakan perilaku yang sederhana, mudah dilakukan, tidak perlu menggunakan banyak waktu dan banyak biaya.Menurut WHO (2008), ada 5 fakta kenapa setiap orang harus mengetahui tentang cuci tangan dengan sabun, yaitu:1. Cuci tangan dengan air saja tidak cukup2. Cuci tangan dengan sabun dapat mencegah penyakit yang dapat membunuh jutaan anak setiap tahun3. Kegiatan-kegiatan penting untuk cuci tangan adalah setelah dari kamar mandi atau membersihkan anak dan sebelum menyentuh makanan4. Cuci tangan dengan sabun adalah pencegahan yang paling murah5. Berdasarkan social marketing approach kebiasaan mencuci tangan lebih efektif dari pada pengobatan suatu penyakit

2.2. Penyakit yang berkaitan dengan cuci tanganDi negara berkembang, pembunuh anak-anak yang paling seringa adalah infeksi saluran pernapasan dan penyakit diare dan keduanya dapat dicegah mealalui cuci tangan. Penyakit-penyakit lebih lanjut pada kesehatan masyarakat yang mempunyai pengaruh yang kuat dengan cuci tangan adalah kecacingan dan infeksi mata, khususnya Trachoma. Penyakit-penyakit yang mempunyai pengaruh kuat dengan cuci tangan adalah:1. DiareDiare merupakan penyebab kematian paling tinggi pada masa kanak-kanak di negara berkembang dan merupakan terget terbesar untuk promosi kesehatan. Diare dapat dicegah salah satunya dengan cuci tangan. Penelitian yang dilakukan oleh Curtis dan Cairncross pada tahun 2003 di Karachi, Pakistan, dengan metode randomized control trial membuktikan bahwa dengan cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan angka kejadian penyakit diare hingga 45%2. Infeksi pernafasanInfeksi pernafasan akut merupakan salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian pada masa kanak-kanak. Ada 2 hal yang berhubungan antara cuci tangan dengan infeksi pernafasan akut, yaitu:a. Menurut studi mikrobiologi, patogen-patogen pernafasan diidentifikasi pada tangan dan lingkunganb. Patogen-patogen, khususnya Enterovirus, dimana merupakan penyebab tejadinya diare juga merupakan penyebab infeksi pernafasan3. Infeksi cacingAschariasis dan Trichuriasis merupakan infeksi nematoda paling banyak pada saluran cerna. Infeksi parasit dapat dicegah apabila rajin mencuci tangan4. Infeksi mataSebuah studi yang dilakukan di Lombok, Indonesia, menemukan bahwa selain menrunkan penyakit diare secara signifikan, cuci tangan dengan sabun juga dapat menurunkan angka kejadian penyakit konjungtivitis (Ensink, 2007).

BAB 3METODE

3.1. Jenis KegiatanKegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan pengajaran dan bimbimgan terhadapa siswa SD Parulian yang tergabung dalam dokter kecil. Dalam kegiatan ini dilakukan observasi terlebih dahulu bagaiman pengetahuan siswa SD Parulian tentang cara cuci tangan yang baik dan benar kemudian setelah itu, diberikan pengajaran dan bimbingan bagaimana cara cuci tangan yang baik dan benar.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian3.2.1. Lokasi PenelitianKegiatan ini dilakukan di Sekolah Dasar Betania. Lokasi ini diambil karena lokasi ini merupakan tempat dilaksanakannya dokter kecil.3.2.2. Waktu PenelitianKegiatan ini dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2012.

3.3. Peserta Peserta Kegiatan ini adalah siswa Sekolah Dasar Parulian yang tergabung dalam dokter kecil berjumlah 25 orang.

BAB 4HASIL

4.1. Profil komunitas umumPuskesmas Bromo, berdiri pada tahun 1996 di wilayah Desa Binjai Kecamatan Medan Denai merupakan sumbangan dari Rotary Club dan peresmiannya pada tanggal 22 Juli 1997Dan sejak tahun 2000 difungsikan sebagai Puskesmas rawat inap. Puskesmas Bromo terletak di jalan Rotary No.5 Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai. Wilayah kerjanya meliputi satu kelurahan yaitu Kelurahan Tegal Sari Mandala II dan 15 lingkungan.

4.2. Data geografis1. Luas Wilayah: 87 Ha2. Jumlah Kelurahan: 13. Jumlah Lingkungan: 154. Jumlah KK: 60895. Batas Wilayah: Utara : Kelurahan Menteng Selatan: Kelurahan Tegal Sari Mandala III Barat: Kelurahan Tegal Sari Mandala I Timur : Percut Sei Tuan

4.3. Data demografisPuskesmas Bromo memiliki satu jumlah kelurahan, Kelurahan Tegal Sari Mandala II dengan jumlah penduduk 30..373 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 15.022 dan penduduk perempuan 15.351.Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut UmurKelompok UmurLaki-lakiPerempuanJumlah

< 1 tahun362398760

1-4 tahun182413783202

5-14 tahun388238867768

15-44 tahun5809464010.449

45-59 tahun203110033034

60-69 tahun158114283009

>70 tahun10469802026

Jumlah150221535130373

Keterangan Tabel 4.1 Dari tabel di atas didaptkankan bahwa distribusi penduduk menurut umur di wilayah kerja puskesmas Bromo paling banyak adalah berusia 14-44 tahun baik laki-laki maupun perempuan.

Tabel 4.2 Jumlah penduduk Menurut Mata PencaharianNoMata PencaharianJumlahPersentase

1PNS66310.8%

2TNI-Polri69811.5%

3Swasta93515.4%

4Wiraswasta102516.8%

5Pensiunan5869.6%

6Pedagang131721.6%

7Petani--

8Nelayan--

9Buruh4106.7%

10Lain-lain4557.6%

Jumlah6089100%

Keterangan Tabel 4.2 Dari table di atas didapatkan bahwa penduduk Kelurahan Tegal Sari Mandala II adalah mayoritas bekerja sebagai pedagang.

Sarana pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatanData KesehatanTabel 4.3 Sasaran KesehatanNo.Sasaran KesehatanJumlah

1Jumlah bayi760

2Jumlah balita3220

3Jumlah batita2341

4Jumlah bumil668

5Jumlah bulin637

6Jumlah buteki1063

7Jumlah Bufas637

Tabel 4.4 Sasaran KesehatanNo.Sasaran KesehatanJumlah

1Rumah Bersalin4 buah

2Balai pengobatan swasta1 buah

3Praktek doktor umum swasta2 orang

4Praktek dokter spesialis swasta3 orang

5Praktek dokter gigi swasta1 orang

6Praktek bidan/klinik bersalin2 orang

7Apotik1 buah

8Toko obat berizin2 buah

9Batra penjual jamu2 buah

10Akupuntur1 buah

Keterangan Tabel 4.4 Dari tabel di atas didapatkan bahwa sasaran kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II mayoritas rumah bersalin.

Tabel 4.5 Sarana Pendukung KesehatanNo.Sasaran KesehatanJumlah

1Posyandu Balita19

2Posyandu Lansia2

3Poskesehatan kelurahsn (posyandu bumil)1

4Dasa Wisma672

4Kader Kesehatan aktif95

Tabel 4.6 Petugas di Puskesmas Bromo No.Jumlah

1Jumlah Dokter Umum4

2Jumlah Dokter Gigi2

4Jumlah Asisten apoteker1

5Jumlah Perawat15

6Jumlah Bidan6

7Jumlah Petugas Gizi2

8Jumlah Petugas SPPH1

9Jumlah Sanitarian1

10Jumlah Perawat gigi1

11Jumlah analisis lab1

Total36

Keterangan Tabel 4.6 Dari tabel di atas didapatkan bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Bromo Kecamatan Medan Denai adalah mayoritas perawatJumlah tenaga non kesehatan 2 orang1. Honor TU: 1 orang2. Honor jaga malam : 1 orang

Data PendidikanTabel 4.7 Sarana Pendidikan NoMata PencaharianJumlah

1Dokter kecil150 orang

2Dokter remaja

3Srikandi kesehatan5 orang

4Bhakti husada22 orang

5SMU/SMK1 buah

6SLTP swasta4 buah

7SD negeri26 buah

8SD swasta6 buah

9TK7 buah

Keterangan Tabel 4.7 Dari table di atas didapatkan bahwa sarana pendidikan di Kelurahan Tegal Sari Mandala II adalah mayoritas SD negeri.

Data Tempat-tempat Umum /Tempat Penyedia Makanan-MinumanTabel 4.8 Tempat-tempat Umum (TTU) Dan Tempat Penyedia Makanan-Minuman (TPM)NONAMAJUMLAH

1MESJID/MUSHOLA13

2GEREJA9

3PASAR TRADISIONAL1

4RESTAURANT / R.MAKAN8

5DEPOT AIR3

5SALON9

JUMLAH43

Keterangan Tabel 4.8 Dari table di atas didapatkan bahwa fasilitas umum di Kelurahan Tegal Sari Mandala II adalah mayoritas mesjid.

Fasilitas Puskesmas BromoFasilitas Gedung Puskesmas Tabel 4.10 Jumlah Fasilitas Gedung Puskesmas BromoNoFasilitas GedungJumlah

1Ruang Dokter1 buah

2Ruang Poli Umum1 buah

3Ruang Poli Gigi dan Mulut1 buah

4Ruang Tunggu2 buah

5Ruang Laboratorium1 buah

6Ruang Apotik1 buah

7Ruang KIA/KB1 buah

8Ruang Operasi/tindakan keperawatan1 buah

9Ruang bersalin1 buah

10Ruang rawat inap perempuan1 buah

11Ruang rawat inap laki-laki1 buah

12Ruang pertemuan/aula1 buah

13Kamar mandi3 buah

14Gudang obat1 buah

15Dapur1 buah

Fasilitas AdministrasiPerlengkapan yang dimiliki oleh Puskesmas Bromo dalam menjalankan peranannya agar terlaksananya laporan administrasi antara lain : meja, kursi, lemari arsip, dua unit komputer, kartu berobat pasien, buku catatan asrsip, kartu laporan, formulir kegiatan lapangan, buku laporan kegiatan, kartu KIA / KB, buku bendahara, papan tulis.Fasilitas ImunisasiFasilitas imunisasi yang dimiliki Puskesmas Bromo antara lain : Lemari es Alat-alat imunisasi Vaksin Fasilitas Alat-alat KesehatanAdapun peralatan yang dimiliki Puskesmas Bromo antara lain : Alat-alat pemeriksaan kesehatan Alat-alat pertolongan persalinan Alat-alat P3K Timbangan Bayi dan dewasa Alat-alat perawatan gigi Alat-alat laboratorium sederhanaDental Unit Chair USG EKG Portabel Inkubator bayi

4.3. Data kesehatan primerBerdasarkan data dasar usaha kesehatan sekolah Puskesmas Bromo 2011-2012 SD Perulian memiliki jumlah murid sekitar 517 orang. Dari segi sarana pendukung kesehatan, memiliki 3 kamar mandi dan 3 jamban, 1 tempat pembuangan sampah, 1 sarana air bersih dan 1 ruangan UKS. Di SD ini belum memiliki guru UKS yang terlatih.Kegiatan ini berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu para dokter kecil diminta untuk menunjukkan bagaimana cara cuci tangan yang baik dan benar menurut pengetahuan mereka. Dari 25 orang peserta dokter kecil diambil secara random 10 orang dan dinilai. Dari 10 orang tersebut ternyata semuanya tidak mengetahui 7 langkah cara cuci tangan yang baik. Kemudian setelah itu, diberikan pengajaran dan bimbingan bagaimana cara cuci tangan secara baik dan benar. Karena ini merupakan kegiatan bersifat praktek, maka setelah diberikan pengajaran dan bimbingan, para dokter kecil sudah mampu untuk mengerjakannya sendiri.

BAB 5DiskusiUntuk menurunkan angka kejadian suatu penyakit seperti diare, kolera, disentri, dan lain-lain, banyak usaha-usaha yang dapat dilakukan. Di tingkat puskesmas, salah satu kegiatan yang dapat mendukung kegiatan tersebut adalah dengan memberikan pengajaran serta bimbingan tentang bagaimana cara melakukan cuci tangan yang baik dan benar. Target utama kegiatan ini adalah masyarakat luas, akan tetapi pada kesempatan ini, kegiatan ini diberikan kepada para dokter kecil SD Parulian. Suatu taget yang sangat kecil dibanding dengan target utama. Nantinya diharapkan para dokter kecil ini dapat menjadi contoh dan dapat memberikan ilmunya kepada keluarga, tema-teman, dan masyarakat disekitarnya.Dari 25 orang siswa, diambil 10 orang untuk dilihat sejauh mana pengetahuan mereka tentang cuci tangan, ternyata semua siswa tidak mampu menunjukkan 7 langkah cuci tangan secara lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengajaran serta promosi kesehatan tentang cuci tangan sangat kurang, sehingga kedepannya kegiatan ini lebih sering dilakukan dan dengan targetan yang lebih besar.

BAB 6Kesimpulan dan Saran6.1. KesimpulanBerdasarkan hasil kegiatan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat terutama murid sekolah dasar tentang bagaimana cara cuci tangan yang baik dan benar.2. Setelah diberikan pengajaran dan bimbingan, semua murid mengetahui dan mampu mengerjakan bagaiman cara cuci tangan yang baik dan benar.

6.2. SaranBerdasarkan kegiatan ini, dapat diambil beberapa saran yaitu sebagai berikut:1. Promosi kesehatan tentang cuci tangan di masyarakat terutama di tingkat sekolah dasar harus diteruskan dan disertai dengan cara cuci tangan yang baik dan benar.2. Perlu dilakukan kegiatan lanjutan yang lebih luas tentang teknik cuci tangan sehingga kegiatan ini dapat diketahui masyarakat secara luas dan dapat membantu mengurangi angka kejadian suatu penyakit.