ctev

25
CTEV Otty mitha octriza Pembimbing : dr.Gatot Ibrahim, SpOT

Upload: otty-mitha-octriza

Post on 25-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

w

TRANSCRIPT

CTEVOtty mitha octriza

Pembimbing : dr.Gatot Ibrahim, SpOT

Definisi

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus) sering disebut juga clubfoot adalah deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Priciples of Surgery, Schwartz).

Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot), Sedang Equinovarus berasal dari kata equino (meng=kuda) dan varus(bengkok ke arah dalam/medial).

Anatomi tarsal

Terdapat 36 tulang : 14 falang, 5 metatarsal dan 7 tarsal

3 segmen fungsional : Hindfoot (segmen posterior) = dibawah os

tibia sebagai penyangga [ talus dan calcaneus ]

Midfoot (segmen tengah) = 5 tulang tarsal [3 cuneiforme , cuboid dan naviculare]

Forefoot (segmen anterior) = Metatarsal I-V dan 14 falang

Epidemiologi

Insidens CTEV dua dari setiap 1000 kehidupan , dengan perbandingan laki laki dan perempuan 2:1. 30% bersifat bilateral.

Insidens pada kaukasia adalah 1,12;oriental 0,57; tertiggi pada suku maori yaitu 6,5-7 per 1000 kelahiran.

Etiologi

Etiologi sesungguhnya masih belum diketahui

Beberapa macam teori : Mekanik Enviromental Herediter Idiopatik Defek neuromuskular dan tulang prenata

Patofisiologi

Clubfoot bukan merupakan malformasi embrionik. Kaki yang pada mulanya normal akan menjadi clubfoot selama trimester kedua kehamilan.

Clubfoot jarang terdeteksi pada janin yang berumur dibawah 16 minggu. Oleh karena itu, clubfoot merupakan deformasi pertumbuhan (developmental deformation).

Bentuk sendi-sendi tarsal relative berubah karena perubahan posisi tulang tarsal. Forefoot yang pronasi, menyebabkan arcus plantaris menjadi lebih konkaf (cavus). Tulang-tulang metatarsal tampak flexi dan makin ke medial makin bertambah flexi.

Pada clubfoot, terjadi tarikan yang kuat dari tibialis posterior dan gastrosoleus serta fleksor hallucis longus. Ukuran otot-otot itu lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan kaki normal. Diujung distal gastrosoleus terdapat peningkatan jaringan ikat yang kaya akan kolagen, yang menyatu ke dalam tendo Achilles dan fascia profundus. Pada clubfoot, ligamen-ligamen pada sisi lateral dan medial ankle serta sendi tarsal sangat tebal dan kaku, yang dengan menahan kaki pada posisi equines dan membuat navicular dan calcaneus dalam posisi adduksi dan inversi.

Patologi

Deformitas bentuk kaki dikarakterisasi dengan komponen-komponen anatomis sebagai berikut:

Adduksi midtarsal Inversi pada sendi subtalar (varus) Plantarfleksi sendi talocruralis (equinus) Kontraksi jaringan di sisi medial kaki Tendo Achilles memendek Gastrocnemius kontraktur dan kurang

berkembang Otot-otot evertor sisi lateral tungkai bawah

kurang berkembang

Kombinasi deformitas equinus pergelangan kaku dan sendi subtalar , inversi hindfoot dan adduksi mid-forefoot disebabkan oleh displacement dari sisi medial dan plantar serta rotasi medial sendi talocalcaneonavicular

Posisi equinus : kontraktur dari otot gastrocnemius,soleus,tibialis posterior,fleksor hallucis longus,fleksor digitorum longus

Posisi varus : tibialis antepost , fleksor hallucis longus , fleksor digitorum longus m ligament deltoid dan otot otot kecil medial kaki

Klasifikasi

Typical clubfoot ( classic clubfoot yanng umumnya dapat dikoreksi dengan casting dan manajemen ponseti prognosis baik dan sempurna ) Positional clubfoot Delayed treated clubfoot Recurrent typical clubfoot Alternatively treated typical clubfoof

Atypical clubfoot Rigid clubfoot Syndromic clubfoot Tetralogic clubfoot pada tarsal synchodrosis Neurogenic clubfoot pada

myelomeningocele Acquired clubfoot pada streeter dysplasia

Manifestasi klinis

Dapat bersifat unilateral atau bilateral Inversi kaku depan Adduksi atau deviasi interna dari kaku

depat thd kaki belakang Ekuinus atau plantar fleksi Pengecilan dari otot otot betis dan

peroneal

Pemeriksaan Penunjang

Foto polos tarsal AP-Lateral Sudut tibiocalcaneal > 90 (normal 60-90)

foto lateral equinus Sudut talocalcaneal < 25 (normal 25-45)

foto lateral , <15 (normal 15-40) foto dorsoplantar

Konvergensi metatarsal : tidak ada supinasi kaku depan foto lateral (normal ada sedikit konvergensi)

sudut tibiocalcaneal

Sudut talocalcaneal

Diagnosis

Menegakkan Diagnosis Untuk menegakkan diagnosis dini perlu dilakukan

skrining motivasi semua tenaga kesehatan: [1] untuk melakukan skrining terhadap semua

bayi baru lahir dan balita terhadap adanya kelainan pada kaki dan kelainan lainnya

[2] Ciri-ciri penting club foot adalah cavus, varus, adductus dan equinus

[3].Dalam evaluasi ini dapat disingkirkan kelainan lain seperti metatarsus adductus dan sindroma lain yang mendasarinya.

Diagnosis banding

Absensi atau hipoplasia tibia kongenital Dislokasi pergelangan kaki kongenital Pada keduanya, kaki tampak seperti

clubfoot. Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa adalah: Palpasi secara teliti hubungan anatomik

hindfoot dengan maleolus lateral dan medial Pemeriksaan radiografi.

Acquired type of clubfoot

Tatalaksana

Tujuan penatalaksanaan1. Mencapai reduksi konsentrik dislokasi atau

subluksasi sendi talocalcaneonavikular2. Mempertahankan reduksi3. Mengembalikan alignment persendian tarsal dan

pergelangan kaki yang normal4. Mewujudkan keseimbangan otot antara evertor

dan invertir dan otot dorsofleksir dan plantarfleksor

5. Mendapatkan kaki yang mobile dengan fungsi dan weight bearing yang normal

3 minggu pertama adalah golden period

Terapi non-operatif Koreksi Gips ponseti Bracing

Terapi operatif Koreksi Jaringan Lunak Koreksi Jaringan Keras

Ponseti technique

Prognosis

Rata-rata 50% CTEV pada neonatus dapat diperbaiki secara non-operatif. Ponseti melaporkan 89% tingkat kesuksesan dengan menggunakan tekhniknya (termasuk tenotomi Achilles).

Tingkat rekurensi dari deformitas ini dilaporkan sekitar 25%, dengan rentang 10-50%. Menelaus melaporkan tingkat rekurensi 38%3.

Asalkan terapi dimulai sejak lahir, deformitas sebagian besar selalu dapat diperbaiki; walau demikian, keadaan ini tidak dapat sembuh sempurna dan sering kambuh, terutama pada bayi dengan kelumpuhan otot yang nyata atau disertai penyakit neuromuskuler