css - depressed fracture

8
CLINICAL SCIENCE SESSION Depressed Fracture Oleh : Natasha Setyasty Primaditta 1301-1211- 0062 Kara Adistri Santoso 1301-1211-0088 Pembimbing : Dr. M. Zafrullah Ariffin, dr. Sp.BS(K) BAGIAN BEDAH SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Upload: ayu-niken-savitri

Post on 03-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

css fraktur depresi

TRANSCRIPT

Page 1: CSS - Depressed Fracture

CLINICAL SCIENCE SESSION

Depressed Fracture

Oleh :

Natasha Setyasty Primaditta 1301-1211-0062

Kara Adistri Santoso 1301-1211-0088

Pembimbing :

Dr. M. Zafrullah Ariffin, dr. Sp.BS(K)

BAGIAN BEDAH SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

BANDUNG

2012

Page 2: CSS - Depressed Fracture

Fraktur tulang kepala merupakan hasil dari trauma tumpul atau penetrasi.

Fraktur tulang kepala dapat dikategorikan menjadi fraktur linier dan fraktur

depressed. Fraktur depressed merupakan fraktur yang terdapat pada tulang kepala

dimana fragmen fraktur terdesak ke arah otak. Fraktur depressed biasanya

merupakan dari gaya yang terlokalisir pada satu tempat di kepala. Ketika gaya

tersebut cukup besar, atau terkonsentrasi pada daerah sempit, tulang terdesak ke

bawah, sehingga menghasilkan fraktur depressed. Keadaaan tersebut tergantung

dari besarnya benturan dan kelenturan tulang kepala.

Gambar 1. Fraktur depressed

Fraktur depressed tersering terjadi pada frontoparietal (75%), dan juga dapat

terjadi pada bagian temporal (10%), occipital (5%), dan lainnya (10%). Fraktur

depressed sering terjadi pada frontoparietal karena tulang pada bagian tersebut

tipis dan cenderung terkena serangan dari penyerang. Fraktur depressed dapat

merupakan fraktur tertutup atau terbuka. Kebanyakan fraktur depressed adalah

fraktur terbuka.

Pada bayi yang baru lahir, fraktur depressed “ping-pong” terjadi sekunder

pada kepala bayi ketika tertekan tulang sacral promontorium ibu ketika kontraksi

Page 3: CSS - Depressed Fracture

uterus. Penggunaan forceps juga dapat menyebabkan fraktur pada kepala bayi,

namun jarang terjadi.

Fraktur kepala pada balita terjadi ketika terjatuh atau karena menerima

tindakan kekerasan. Fraktur yang terjadi pada anak biasanya terjadi karena

terjatuh dan kecelakaan sepeda. Pada dewasa, fraktur terjadi karena kecelakaan

sepeda motor atau karena menerima tindakan kekerasan.

Sekitar 25% dari pasien dengan fraktur kepala depressed tidak datang dengan

keluhan hilangnya kesadaran, dan 25% lainnya hilang kesadaran dalam waktu

kurang dari 1 jam. Gejala pada fraktur kepala antara lain, nyeri kepala, mual,

muntah. Presentasi klinis dapat berbeda-beda, tergantung apabila ada kelainan

intrakranial, seperti epidural hematoma dan kejang. Pada pemeriksaan fisik

terdapat fraktur yang terbuka atau tertutup dengan segmen tulang yang lebih

cekung dibandingkan tulang disekitarnya.

Selain pemeriksaan neurologis, analisa lab darah, dapat dilakukan

pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan pencitraan yang dapat dilakukan adalah X-

ray, CT-scan dan MRI. Fraktur pada vertex akan lebih terlihat pada X-ray, namun

kriteria standar untuk diagnosis fraktur pada tulang kepala adalah dengan

menggunakan CT-scan. Pemeriksaan MRI digunakan apabila ada kecurigaan

kelainan pada ligamen atau pembuluh darah.

Page 4: CSS - Depressed Fracture

Gambar 2. Gambaran CT-scan fraktur depressed

Fraktur depressed yang terjadi pada anak tanpa kelainan neurologis akan

sembuh dengan baik dan tidak memerlukan tindakan operasi. Pengobatan terhadap

kejang dianjurkan apabila kemungkinan terjadinya kejang besar. Pada fraktur

terbuka, apabila terkontaminasi, diperlukan pemberian antibiotik berspektrum luas

dan tetanus toksoid.

Balita dan anak dengan fraktur depressed terbuka memerlukan intervensi

bedah (craniotomy). Kebanyakan dokter bedah syaraf akan mengelevasi fraktur

apabila segmen cekung lebih dari 5 mm dibandingkan dengan tulang yang

disekitarnya. Indikasi lain operasi pada anak adalah ketika terdapat penetrasi dari

dura, defek kosmetik yang persisten dan terdapatnya defisit neurologis fokal.

Indikasi untuk dilakukannya elevasi yang segera adalah ketika terdapat

kontaminasi yang masif, ataupun terdapatnya hematoma.

Pada dewasa, indikasi dilakukannya elevasi adalah ketika segmen lebih cekung

dari 8-10 mm (atau melebihi ketebalan dari tulang), terdapat defisit neurologis,

perembasan CSF, dan pada fraktur terbuka.

Craniotomy adalah potongan yang dilakukan pada kranium. Saat operasi

dibuat suatu flap yang memungkinkan akses ke dura di bawahnya. Selain untuk

melakukan elevasi pada segmen tulang yang terkena, craniotomy juga dilakukan

Page 5: CSS - Depressed Fracture

untuk mengevakuasi hematoma, mengeluarkan benda asing dari dalam tulang

kepala dan menutup bolongan pada basis crani untuk mengobati atau mencegah

terjadinya perembasan CSF. Terkadang, craniectomy dilakukan ketika otak yang

terdapat di bawahnya juga terkena dan bengkak. Pada kasus ini cranioplasty perlu

dilakukan di kemudian hari.

Gambar 3. Craniotomy

Pasien dengan fraktur terbuka yang terkontaminasi dan ditangani dengan

tindakan bedah, perlu dipantau 2-3 bulan setelah operasi dengan dilakukannya

beberapa kali CT-scan, untuk melihat apakah terbentuk abses. Pemantauan juga

dilakukan untuk memastikan apakah terjadi komplikasi fraktur tulang kepala,

seperti infeksi ataupun kejang. Kemungkinan terjadinya kejang kecil namun

kemungkinan ini meningkat apabila pasien kehilangan kesadaran lebih dari 2 jam,

dan ketika terdapat robekan pada dura.

Page 6: CSS - Depressed Fracture

Daftar Pustaka

1. http://emedicine.medscape.com/article/248108-overview

2. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000060.htm

3. Greenberg M. Handbook of neurosurgery. 6th ed. 2006.

4. http://www.healthcentral.com/depression/h/depression-after-skull-

fracture.html

5. http://graphicwitness.medicalillustration.com