csr terhadap kinerja keuangan
DESCRIPTION
Terhadap Kinerja KeuanganTRANSCRIPT
-
57
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi
Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
NOVI RESTURIYANI
094020407
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012
-
58
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011)
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi
Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan
Bandung, 22 Desember 2012
Mengetahui,
Pembimbing
Dr. H. Sasa S Suratman, SE., MSc.
Dekan, Ketua Program Studi,
Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP. Dr. H. Sasa S Suratman, SE., MSc.
Motto:
-
59
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(Q.S Al-Insyirah)
Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan, dan mendzalimi lalu beristigfar, maka bagi mereka keselamatan dan tergolong mereka tergolong oleh orang-orang
yang memperileh hidayah
(Hadist Riwayat Al Baihaqi)
Tanpa MelupakanMu Ya Allah...
Kupersembahkan karyaku ini bagi mereka
Yang senantiasa mendoakan keberhasilanku...
-
60
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Novi Resturiyani
NRP : 094020407
Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 31 Oktober 1987
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011).
Merupakan hasil pekerjaan saya sendiri. Apabila terbukti tidak demikian,
saya bersedia menerima segala akibatnya sesuai hukum yang berlaku.
Bandung, Desember 2012
Novi Resturiyani
(094020407)
-
61
ABSTRAK
Corporate Social Responsibility merupakan suatu komitmen perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Corporate Social Responsibility bukan hanya sekedar kegiatan philanthropy, memberikan sejumlah dana untuk tujuan-tujuan yang baik di akhir tahun saat pembukuan selesai. Namun, ini merupakan tanggung jawab yang perusahaan lakukan sepanjang tahun untuk lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, untuk komitmen perusahaan terhadap komunitas lokal dan untuk pengakuan atas brand names perusahaan, juga pada interaksi perusahaan dengan tenaga kerja yang dimilikinya, komunitas dan lingkungan secara kumulatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan Return On Investment (ROI) . Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai variabel independen dan kinerja keuangan sebagai variabel dependen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan Corporate Social
Responsibiliy terhadap kenerja keuangan memiliki nilai koefisien korelasinya yaitu r = 0,404 yang artinya tingkat hubungan pengungkapan Corporate Social Responsibuliy dengan kinerja keuangan bersifat positif dan sedang, karena interprestasinya berada diantara interval 0,40 0,599. Hubungan yang bersifat positif artinya, setiap kenaikan pada implementasi CSR akan disertai dengan kenaikan pada kinerja keuangan. Nilai konstanta a negetif sebesar -0,044 artinya pada saat CSR sama dengan 0 satuan maka kinerja keuangan adalah sebesar -0,044 satuan, dan nilai b positif sebesar 0,263 artinya bahwa setiap kenaikan 1% pada corporate social responsibility, akan meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0,263%.thitung 2,208 ttabel 1,708 maka H0 ditolak dan H diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari corporate social responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan.Nilai koefisien determinasi sebesar 0,163 atau sebesar 16,3% dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh signifikan CSR terhadap kinerja keuangan sebesar 16,3% sedangkan sisanya 83,7% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain seperti likuiditas, solvabilitas, stabilitas ekonomi yang mempengaruhi kinerja keuangan.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, ROI, Kinerja Keuangan
-
62
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat dan Karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan dengan judul Pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja
Keuangan (Studi Pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Oleh karena itu,
Penulis mengharapkan sumbangan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk
Mamahku tersayang yang selalu memberikan dukungan baik moril, maupun
materil serta doa dan kasih sayang yang tulus dan bimbingannya yang begitu
besar untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas segala bantuan dan bimbingan
-
63
yang telah penulis terima, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, Drs., MSi., selaku Rektor Universitas
Pasundan.
2. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan.
3. Dr. H. Sasa S. Suratman, SE., MSc., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan dan dosen
pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan
bimbingan, membina, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat
berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Dadan Soekardan, SE., MSi., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.
5. Bapak Kosim, selaku Staff Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan.
6. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar di Lingkungan Fakultas Ekonomi
Universitas Pasundan.
7. Seluruh karyawan SBA dan SBAP Fakultas Ekonomi Universitas
Pasundan yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi.
8. Laporan ini penulis dedikasikan untuk H. Suripto Sidik alm. Papahku
tercinta, Eyang Putri dan Eyang Kakung tersayang atas doanya penulis
dapat menyelesaikan laporan ini dan mudah-mudahan tenang dialam sana.
9. Untuk Adiku tersayang Diki Ripandi serta semua kakak dan adik-adik
sepupuku, karena kalian penulis bersemangat menyelesaikan laporan ini.
-
64
10. Muhammad Nurbi, SE., beserta keluarga, terima kasih telah menjadi
motivator dalam menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih juga atas
kebersamaan yang sangat berharga.
11. Untuk sahabat-sahabat terbaikku Nining, Resti,Refa, Arti dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan, saran dan kritikan demi
kelancaran penyusunan skripsi ini.
12. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dan
ketulusan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkannya, atas segala kekurangannya penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Terima kasih.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Bandung, Desember 2012 Penulis,
Novi Resturiyani
-
65
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................15 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................................15
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................16 1.4.1 Kegunaan Praktis........................................................................16 1.4.2 Kegunaan Teoritis......................................................................17
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka . ............................................................................... 18 2.1.1 Corporate Social Responsibility ............................................... 18 2.1.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility .................... 18 2.1.1.2 Perkembangan Corporate Social Responsibility .............. 21 2.1.1.3 Manfaat Corporate Social Responsibility ........................ 26 2.1.1.4 Komponen Dasar Corporate Social Responsibility ......... 28 2.1.1.5 Indikator Corporate Social Responsibility ....................... 30 2.1.1.6 Program Corporate Social Responsibility ........................ 33
2.1.1.7 Tujuan Perusahaan Melaksanakan Corporate Social Responisibility ....................................................... 36
2.1.2 Kinerja Keuangan ..................................................................... 37 2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan........................................... 37 2.1.2.2 Faktor-Faktor Kinerja keuangan....................................... 38 2.1.2.3 Analisis Kinerja Keuangan............................................... 39 2.1.2.4 Tahap-Tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan............................................................. 42 2.1.2.5 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerka............................. 44 2.2 Kerangka Pemikiran............................................................................ 46 2.3 Hipotesis........ ..................................................................................... 55
-
66
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 56 3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel ............................... 56 3.2.1 Definisi Variabel....................................................................... 56 3.2.2 Operasionalisasi Variabel. ........................................................ 59 3.3 Populasi dan Sampel ...........................................................................61 3.3.1 Populasi................. ................................................................... 61 3.3.2 Teknik Sampling ...................................................................... 62 3.3.3 Sampel............... ....................................................................... 64 3.4 Teknik Pengumpulan Data.. ............................................................... 66 3.4.1 Sumber Data ............................................................................. 66 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 66 3.5 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ......................................................... ................ 67 3.5.1 Analisis Data ..................................................................... ...... 67 3.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis ............................................... 72 3.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 75 3.6 Proses Penelitian ................................................................................. 76 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 77 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................................. 77 4.1.2 Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011.................................................... 96 4.1.2.1 Aspek Linkungan ............................................................. 97 4.1.2.2 Aspek Energi .................................................................... 98 4.1.2.3 Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...................... 100 4.1.2.4 Aspek lain-lain Tentang Tenaga Kerja .......................... 101 4.1.2.5 Aspek Produk ................................................................. 103 4.1.2.6 Aspek Keterlibatan Masyarakat ..................................... 104 4.1.2.7 Aspek Umum ................................................................ 106 4.1.3 Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011 ........................................ 111
4.1.4 Analisis Asumsi Klasik .......................................................... 115 4.1.4.1 Uji Normalitas ................................................................ 115 4.1.4.2 Uji Heteroskedastisitas ................................................... 117 4.2 Pembahasan ..................................................................................... 118
4.2.1 Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Persahaan Pertambanagan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011...................... 118
-
67
4.2.2 Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaa Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia..........122 4.2.3 Analisis Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Secara Parsial ......................................................................... 126 4.2.4 Rangkuman Pengujian Hipotesis ........................................... 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 133 5.2 Saran ................................................................................................. 134 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
-
68
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 The Triple Bottom Line of Corporate Social Responsibility ........... 29
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel .............................................................. 60
Tabel 3.2 Populasi Penelitian Perusahaan Pertambangan ............................... 61
Tabel 3.3 Kriteria Pemilihan Sampel .............................................................. 64
Tabel 3.4 Sampel Penelitian ............................................................................ 65
Tabel 3.5 Pedoman Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi ...................... 71
Tabel 4.1 CSR Aspek Lingkungan ................................................................. 97
Tabel 4.2 CSR Aspek Energi .......................................................................... 98
Tabel 4.3 CSR Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja ............................ 100
Tabel 4.4 CSR Aspek Lain-lain Tentang Tenaga Kerja ............................... 101
Tabel 4.5 CSR Aspek Produk ....................................................................... 103
Tabel 4.6 CSR Aspek Keterlibatan Masyarakat ........................................... 104
Tabel 4.7 CSR Aspek Umum ........................................................................ 106
Tabel 4.8 Nilai Total Rata-rata CSR ............................................................. 108
Tabel 4.9 Nilai Rasio ROI Perusahaan Permbangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ....................................... 112
Tabel 4.10 Uji Normalis .................................................................................. 115
Tabel 4.11 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................. 119
Tabel 4.12 Kriteria Implementasi CSR ........................................................... 121
Tabel 4.13 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan .................. 123
Tabel 4.14 Kriteria Implementasi CSR ........................................................... 125
Tabel 4.15 Analisis Korelasi Sederhana CSR terhadap
Kinerja Keuangan ......................................................................... 127
-
69
Tabel 4.16 Pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi .......................................................................... 128
Tabel 4.17 Analisis Regresi Sederhana CSR terhadap
Kinerja Keuangan ......................................................................... 129
Tabel 4.18 Hsil Perhitungan Koefisien Determinasi ...................................... 131
Tabel 4.19 Rangkuman Analisism Penelitian Pengungkapan
CSR (X) terhadap Kinerja Perusahaan (Y) .................................. 132
-
70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Realisasi Biaya Tahun 2009 2011 ............................................. 12
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 55
Gambar 3.1 Macam-macam Teknik Sampling ................................................. 63
Gambar 3.3 Proses Penelitian ............................................................................76
Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot .............................................................. 116
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot ....................................................................... 117
Gambar 4.3 Rata-rata CSRPada Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011 ................................................................................. 122
Gambar 4.4 Rata-rata ROI Pada Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011 ................................................................................. 126
-
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Kartu Perkembangan Skripsi
Lampiran 3 Pengesahan Revisi
Lampiran 4 Daftar Item Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Lampiran 5 Laporan Keuangan&Tahunan PT Adaro Energy Tbk
Lampiran 6 Laporan Keuangan&Tahunan PT Bumi Resources Tbk
Lampiran 7 Laporan Keuangan&Tahunan PT Bayan Resources Tbk
Lampiran 8 Laporan Keuangan&Tahunan PT Indo Tambangraya Tbk
Lampiran 9 Laporan Keuangan&Tahunan PT Rcs Alam Indonesia Tbk
Lampiran 10 Laporan Keuangan &Tahunan PT T. Batubara Bukit Asam Tbk
Lampiran 11 Laporan Keuangan &Tahunan PT Petrosea Tbk
Lampiran 12 Laporan Keuangan &Tahunan PT Aneka Tambang Tbk
Lampiran 13 Laporan Keuangan &Tahunan PT Atlas Resources Tbk
Lampiran 14 Laporan Keuangan &Tahunan PT Bone L.Energi&mineral Tbk
Lampiran 15 Laporan Keuangan &Tahunan PT Berau Coal Energy Tbk
Lampiran 16 Laporan Keuangan &Tahunan PT Bumi Rcs Minerals Tbk
Lampiran 17 Laporan Keuangan &Tahunan PT Darma Henwa Tbk
Lampiran 18 Laporan Keuangan &Tahunan PT Golden Energy Mines Tbk
Lampiran 19 Laporan Keuangan &Tahunan PT HarumEnergy Tbk
Lampiran 20 Laporan Keuangan &Tahunan PT Value Indonesia Tbk
Lampiran 21 Laporan Keuangan &Tahunan PT Timah Tbk
Lampiran 22 Laporan Keuangan &Tahunan PT Citra Mineral Investindo Tbk
Lampiran 23 Laporan Keuangan &Tahunan PT Ratu Prabu Energi Tbk
Lampiran 24 Laporan Keuangan &Tahunan PT B Petroleum Energy Tbk
-
72
Lampiran 25 Laporan Keuangan &Tahunan PT Elnusa Tbk
Lampiran 26 Laporan Keuangan &Tahunan PT Energi Mega Persada Tbk
Lampiran 27 Laporan Keuangan &Tahunan PT Medco Eneergy Internsnl Tbk
Lampiran 28 Laporan Keuangan &Tahunan PT Radiant Ut. Investindo Tbk
Lampiran 29 Laporan Keuangan &Tahunan PT Citatah Tbk
Lampiran 30 Laporan Keuangan &Tahunan PT Mitra Investindo Tbk
Lampiran 31 Laporan Keuangan &Tahunan PT Central Omega Rcs Tbk
Lampiran 32 Kuantifikasi Implementasi Corporate Social Responsibility
Lampiran 33 Hasil Pengolahan Data
Lampiran 34 ttabel
-
73
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dunia ekonomi dan usaha berkembang dengan sangat pesat sejak awal
tahun 1980-an. Hal ini ditunjang dengan perkembangan pesat di dunia teknologi
yang memudahkan komunikasi di antara pelaku dunia usaha. Kemajuan teknologi
ini kemudian memicu semakin kompetitifnya tingkat persaingan di dalam dunia
usaha. Beberapa indikator keberhasilan perusahaan dalam memenangkan
persaingan di dalam dunia usaha adalah profit dan pertumbuhan. Peningkatan
profit ditandai dengan semakin meningkatnya tingkat penjualan produk,
sedangkan pertumbuhan ditandai dengan meningkatnya nilai investasi yang
ditanamkan dalam perusahaan (Sembiring,2005).
Dalam perkembangannya, meningkatkan nilai investasi yang ditanamkan
dalam perusahaan yaitu melalui pasar modal. Pasar modal pada hakekatnya adalah
pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal,
di mana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar menawar harga.Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa pasar
modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.
Pertumbuhan suatu pasar sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk
mengembangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar.
-
74
Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi diperlukan untuk
membangun prasarana dan mengurangi biaya operasi perusahaan efek serta
mendorong perkembangan pasar. Perkembangan tersebut, dapat dicapai apabila
faktor tersebut mampu menghasilkan investasi aman dan berkualitas tinggi
terutama pelayanan yang optimal kepada para investor sehingga
perkembangannya sangat mempengaruhi minat dari para calon investor baru yang
ingin mencoba berinvestasi di Pasar Modal.
(Sumber:http://elearning.gunadarma.ac.id).
Pasar modal merupakan alternatif tempat investasi yang sangat penting bagi
investor. Investor akan menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa
dividen maupun capital gain serta mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan.
Selain mempertimbangkan return saham yang akan diterima, para investor dalam
melakukan investasi juga mempertimbangkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan
yang go public, nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya. Semakin tinggi
harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut (Husnan, 2002).
Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji keberlangsungan kinerja
keuangan PT Sekar Bumi terkait proses pencatatannya kembali (relisting) di
bursa. PT Sekar Bumi akan melakukan paparan mini (mini expose) ke Bursa
terkait rencana `relisting`," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen di
Jakarta. Pihak Bursa, akan melihat kinerja keuangan Sekar Bumi per Maret tahun
2012. "Jadi, bisa saja Sekar Bumi akan relisting tahun ini, yang penting semua
persyaratan bisa dipenuhi mereka," katanya. Ia mengemukakan, proses pencatatan
saham kembali di BEI akan sama pada saat perseroan melakukan penawaran
-
75
umum saham perdana (initial public offering/IPO), jika ada saham yang kembali
ditawarkan. Jika tidak ada saham baru yang ditawarkan, maka saham Sekar Bumi
akan langsung dicatatkan di papan bursa. Sekar Bumi dihapuskan sahamnya dari
bursa (delisting) pada akhir November 2009 lalu. Alasan "delisting" Sekar Bumi,
dikarenakan mengalami kondisi kinerja keuangan atau peristiwa yang secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial
atau pun secara hukum atau kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai
perusahaan terbuka serta tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang
memadai. Sekar Bumi saat itu memiliki kode saham SKBM yang tercatat di Bursa
Efek Surabaya (BES). Selain SKBM, emiten yang dihapus sahamnya yakni, PT
Jasa Angkasa Semesta Tbk (JASS), PT Courts Indonesia Tbk (MACO), PT
Singleterra Tbk (SING), PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK), PT Sara Lee
Body Care Indonesia Tbk (PROD), dan PT Tunas Alfin Tbk (TALFA dan
TALFB). Terkait perusahaan tersebut mengalami penurunan pada kinerja
keuangan perusahaannya. (Sumber :http://antaranews.com).
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan investor
dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan adalah
suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor. Akan tetapi
selain melalui pasar modal, perusahaan memiliki langkah lain dalam
meningkatkan profit yaitu melalui penjualan produk.
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mengkhawatirkan krisis ekonomi Eropa
yang berkepanjangan bisa mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan pada
tahun ini karena harga komoditas tambang terutama nikel akan terus merosot.
-
76
"Kondisi ekonomi global yang lesu baik di Eropa, Amerika Serikat dan bahkan
mulai merambah China membuat harga nikel sekarang sangat rendah sehingga
dapat berpengaruh pada kinerja perusahaan," kata Dirut Aneka Tambang (Antam)
Alwinsyah Lubis kepada pers di Jakarta. Meski terjadi penurunan harga nikel
menurut dia, kinerja keuangan Antam masih terbantu oleh permintaan ekspor
feronikel dan bijih nikel yang masih stabil. "Tentunya kami bersyukur demand
feronikel belum ikut turun katanya. Begitu pula realisasi produksi feronikel
sudah mencapai 51 persen dari target 18 ribu ton. Walaupun sejumlah perbaikan
sempat dilakukan di pabrik feronikel Antam di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Untuk produksi emas Antam pada semester pertama 2009 sebesar 1.261 kilogram
atau lebih tinggi dua persen dibanding periode yang sama 2008. Ia berharap harga
nikel yang kini anjlok hingga 7 dolar per pound atau sekitar 14.500 dolar AS per
ton, bisa naik menjadi 9 dolar AS per pound atau 20 ribu dolar per ton pada
semester II-2009. Di sisi lain tonase produksi dan penjualan pada semester kedua
diharapkan tidak berubah mengingat permintaan pasar juga tetap, ujarnya. Saat ini
penjualan Antam ke Eropa komposisinya sebesar 25 persen dari total penjualan
sedangkan untuk Korea Selatan mencapai 15 persen. Kemudian Jepang, China
dan Singapura masing-masing sekitar 10 persen. Penjualan domestik sendiri
mencapai 30 persen.Menurut Alwinsyah, agar penurunan harga nikel tidak
menggerus pendapatan perusahaan yang mengakibatkan buruknya kinerja
keuangan pihaknya melakukan sejumlah langkah antisipasi. Antara lain dengan
menggenjot produksi bijih nikel dari 8 juta ton menjadi 9 juta ton. (Sumber :
http://antaranews.com)
-
77
Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi di bidang keuangan yang telah
dicapai perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui
laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dipublikasi oleh
perusahaan merupakan cerminan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan
inilah yang akan mendapat perhatian besar dari pihak-pihak yang berkepentingan
melalui hasil analisis perkembangan kinerja, maka pihak-pihak yang terkait dapat
mengambil kebijakan masing-masing (Mulyadi,1997).
Menteri Negara BUMN, Sugiharto mengatakan rencara privatisasi BUMN
2006 baru akan dilakukan setelah dilakukan audit atas kinerja perusahaan-
perusahaan berplat merah itu pada 2005. Semua BUMN itu sedang dan akan
diaudit hasil usahanya pada 2005. Tentu paling arif dalam rangka proses
privatisasi adalah selalu melihat kinerja keuangan yang terakhir yang telah
diaudit. Hampir semua BUMN dan swasta sekarang sedang sibuk menyajikan
laporan yang akuntabel yang akan diaudit. (Sumber : http://antaranews.com)
Setiap perusahaan atau lembaga yang sudah mendeklarasikan perusahaan
yang go public dituntut memberikan kinerja yang bernilai tidak hanya bagi
lembaganya sendiri, melainkan juga masyarakat luas. Salah satu faktor yang
berpengaruh pada upaya peningkatan nilai adalah komitmen organisasional yang
tinggi.
Ada berbagai tolak ukur dalam melihat pencapaian kinerja. Salah satu
diantaranya adalah sejalan yang dikemukakan oleh Denilson (2000) bahwa suatu
perusahaan dikatakan berkinerja baik dengan tolak ukur berpredikat baik yaitu
pada keuntungan, kualitas, inovasi pangsa pasar, pertumbuhan penjualan dan
-
78
kepuasan para karyawannya. Kinerja keuangan diartikan juga sebagai penentuan
ukuranukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba (Ermayanti,2009). Tetapi selain laba (profit) dan
pertumbuhan tak kalah pentingnya yaitu keberlangsungan atau sustainability
(Sembiring, 2005).
Kunci utama pencapaian keberlangsungan adalah adanya penerimaan publik
akan kehadiran perusahaan. Bentuk tanggung jawab yang diinginkan publik tidak
hanya berupa keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial, melainkan
dalam bentuk suatu pengintegrasian kegiatan bisnis dan operasional dengan aspek
sosial (Wayan, 2007).
Keberlangsungan dapat dicapai dengan lahirnya suatu konsep yang dikenal
sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility
merupakan suatu konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek bisnis dan sosial
dengan selaras agar perusahaan dapat membantu tercapainya kesejahteraan
stakeholders, serta dapat mencapai profit maksimum sehingga dapat
meningkatkan harga saham (Kiroyan, 2006).
Belakangan ini Corporate Social Responsibility menjadi isu yang banyak
dibicarakan berbagai kalangan, karena ada kesan buruk terhadap perusahaan yang
terlanjur ada dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha dianggap
sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada kerusakan lingkungan. Perusahaan
sebagai pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat luas. Seiring dengan semakin
pesatnya perkembangan industri, perusahaan dapat memberikan keuntungan
-
79
kepada masyarakat dan juga memberikan kerugian berupa permasalahan sosial
kepada masyarakat yang berasal dari aktivitas perusahaan.
Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada
single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan
dalam kondisi keuangan saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan
lingkungannya (Husnan,2007). Dasar pemikiran yang hanya semata-mata pada
kesehatan finansial tidak akan menjamin keberlangsungan (sustainability)
perusahaan untuk bisa tetap tumbuh dan berkembang (Irawati, 2006).
Keberlangsungan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan
dimensi terkait lainnya, seperti dimensi sosial dan lingkungannya. Perusahaan
juga harus melakukan pengukuran terhadap kinerja kemudian
mengkomunikasikannya kepada para stakeholder. Bentuk kinerja mencakup tiga
aspek yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup yang biasa disebut triple
bottom line. Ketiga aspek tersebut merupakan kunci dari konsep pembanguan
berkelanjutan ( Sawir, 2004).
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility mempersyaratkan kesadaran
penuh bahwa setiap kegiatan pemanfaatan atau pengubahan sumber daya alam
termasuk energi menjadi output tertentu dalam rangka bisnis selalu berada dalam
interaksi konstan dan terus menerus dengan lingkungan sosial dan fisik di
sekitarnya. Kesadaran ini juga menjelaskan bahwa seluruh proses kegiatan bisnis
akan selalu berdampak baik positif maupun negatif. Karena itulah wujud output
kebijakan atau program Corporate Social Responsibility harus berkait dengan
upaya memaksimumkan dampak negatif dari suatu kegiatan atau bisnis tertentu
(Iman, 2011).
-
80
Menurut Sueb (2001), apabila perusahaan tidak memperhatikan seluruh
faktor yang mengelilinginya, mulai dari karyawan, konsumen, lingkungan, dan
sumber daya alam sebagai satu kesatuan yang saling mendukung suatu sistem,
maka akan mengakhiri eksistensi perusahaan itu sendiri. Kerusakan dan gangguan
yang timbul dari faktor eksternal tersebut akan menganggu bahkan dapat
menghentikan operasi perusahaan. Citra perusahaan akan semakin baik dimata
masyarakat apabila dapat menunjukkan tanggung jawab dan kepeduliannya
terhadap lingkungan eksternal, misalnya adanya alokasi dana untuk program
pengolahan limbah, pendidikan dan pelatihan, pensiun, serta tunjangan lainnya.
Corporate Social Responsibility diperlukan untuk menjaga keharmonisan
hubungan antara perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.
Akuntansi sebagai alat pertanggungjawaban mempunyai fungsi sebagai alat
kendali terhadap aktivitas suatu unit usaha (Januarti dan Apriyanti, 2005). Makin
meluasnya tanggung jawab perusahaan menyebabkan perlunya memasukkan
unsur sosial dalam pertanggungjawaban perusahaan kedalam akuntansi. Hal ini
mendorong timbulnya suatu konsep yang biasa disebut sebagai Social Accounting,
Social Ecnomic ataupun Social Responsibilty Accounting (Sueb, 2001).
Akuntansi sosial merupakan bidang ilmu yang berusaha mengidentifikasi,
mengukur, menilai, dan melaporkan aspek-aspek social benefit dan social cost
yang ditimbulkan oleh lembaga. Akuntansi sosial dan lingkungan dikembangkan
untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi
semua pihak yang berkepentingan termasuk manajemen perusahaan, pemegang
saham, karyawan, pelanggan, masyarakat umum dan pemerintah (Januarti dan
Apriyanti, 2005).
-
81
Aktivitas-aktivitas sosial perusahaan ini menjadi sangat penting untuk
diungkapkan karena kesadaran masyarakat Indonesia yang semakin meningkat.
Oleh karena itu, kepedulian perusahaan terhadap masyarakat yang berupa
aktivitas-aktivitas sosial perusahaan tersebut harus diungkapkan berupa laporan
tanggung jawab sosial yang membahas pencatatan setiap transaksi keuangan
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat. Biaya yang berkaitan
dengan kemasyarakatan tersebut disebut sebagai biaya sosial (Januarti dan
Apriyanti, 2005).
Disahkannya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas pada Pasal 74 ayat 1 yang menyebutkan bahwa perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu,
adanya pernyataan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2009) paragraf
sembilan secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab
akan masalah sosial. Dimana perusahaan dapat menyajikan laporan mengenai
lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya
bagi industri dimana fakor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep atau
program yang dimiliki oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Tanggung
jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan
ekonomi di dalam pembuatan keputusannya (Hani,2003).
-
82
Konsep Corporate Social Responsibility menyiratkan bahwa perusahaan
dengan sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke
dalam operasi dan interaksi mereka dengan stakeholders. Sehingga secara tidak
langsung konsep ini dapat membangun citra positif bagi perusahaan.
Corporate Social Responsibility pada dasarnya dapat diterapkan dalam
setiap perusahaan. Akan tetapi tantangan yang dihadapi oleh suatu perusahaan
berbeda dari tantangan yang dihadapi oleh perusahaan lainnya. Salah satu
perusahaan yang menarik untuk dicermati yaitu perusahaan pertambangan.
Sebagai perusahaan pertambangan, mereka menyadari bahwa kegiatan
operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar. Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan
khususnya pengembangan masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi
merupakan bagian dari risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik.
Karakteristik industri pertambangan di Indonesia sebagai industri pembuka daerah
tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang untuk berperan
aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar. Hal ini akan berperan penting
dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan.
Beranjak dari konsepsi ini maka perhatian yang mendalam terhadap upaya
pelestarian lingkungan serta partisipasi secara proaktif dalam pengembangan
masyarakat merupakan salah satu kunci kesuksesan kegiatan pertambangan.
Fenomena yang terjadi pada Perusahaan pertambangan adalah pada setiap
kegiatan penambangan berpotensi memberi dampak negatif pada lingkungan
sekitar lokasi kegiatan penambangan, karena potensi itulah perusahaan melakukan
pengawasan untuk menghindari kemungkinan pencemaran lingkungan.
-
83
Diantaranya dengan melakukan reklamasi, penghijauan dan rehabilitasi. Hal
tersebut dilakukan setelah masa tutup tambang
(http://webcache.googleusercontent.com).
Berdasarkan hal tersebut, kini pergeseran orientasi pemikiran oleh para
pemegang saham atau investor untuk lebih peduli pada sektor lingkungan
membuat permintaan akan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) makin
meningkat. Aspek penting yang ada dalam Laporan Keberlanjutan adalah
penjelasan tidak hanya mengenai manajemen, operasional, produk, tetapi juga
membahas dampak lingkungan, dan juga keterlibatan dengan komunitas sekitar
(Chapra,1983).
PT. Antam Tbk, PT. Timah Tbk dan PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam
Tbk merupakan perusahaan pertambangan yang melakukan pengembangan
kegiatan tanggung jawab sosial dengan menerapkan prinsip keseimbangan
ekonomi, lingkungan dan sosial. Prinsip ini mencakup pembinaan hubungan
dengan pemangku kepentingan (stakeholders). Keseimbangan peran inilah yang
menjadi kunci sukses pelaksanaan Corporate Social Responsibility pada hal ini,
dibuktikan dengan keberhasilan perusahaan tersebut masuk dalam kelompok 25
besar emiten terbaik yang dituangkan dalam indeks SRI-KEHATI. Indeks SRI-
KEHATI merupakan indeks harga saham yang mengacu pada tata cara
Sustainable and Responsible Investment (SRI). Diharapkan kinerja indeks harga
saham SRI-KEHATI akan membawa dampak positif bagi kinerja perusahaan
secara keseluruhan (Sumber : http://antaranews.com)
-
84
66
163175
23 32
73
17 1934
5469
106
020406080
100120140160180200
2009 2010 2011
Pengembangan Masyarakat Program Kemitraan
Bina Lingkungan Lingkungan Hidup
Grafik di bawah ini sebagai contoh data yang dapat dilihat bagaimana
Perusahaan menggunakan dana Corporate Social Responsibility untuk
berpartisipasi terhadap masyarakat.
Gambar 1.1
Realisasi Biaya CSR Tahun 2009 - 2011 (Rp Miliar)
Sumber: Laporan Keberlanjutan PT. Antam Tbk (2011)
Grafik di atas merupakan realisasi dana untuk melaksanakan program
Corporate Social Responsibility pada PT. Antam Tbk yang terdiri dari dana
-
85
Pengembangan Masyarakat, Program Kemitraan, Bina Lingkungan, serta
Lingkungan Hidup. (Laporan Keberlanjutan PT. Antam Tbk, 2011).
Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha
kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian
laba BUMN. Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi
sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN. Dimana dana Program Kemitraan digunakan sebagai pemberdayaan
ekonomi masyarakat misalnya pinjaman lunak untuk sektor perdagangan, industri,
perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, dan jasa. Sedangkan Bina
Lingkungan digunakan sebagai pemberdayaan kondisi sosial, misalnya bantuan
bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, kesejahteraan masyarakat,
sarana ibadah, sarana umum, dan pelestarian alam (Peraturan Menteri Negara
BUMN No: PER-05/MBU/2007).
Penelitian tentang Corporate Social Responsibility sebelumnya dilakukan
oleh :
1) Asri (2009), dalam penelitiannya mengkaji mengenai pengaruh penerapan
Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan pada
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri (2009) terletak pada
variabel yang pernah diteliti yaitu Corporate Social Responsibility sebagai
variabel bebas dan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori tersebut apakah
-
86
masih layak atau tidak. Kemudian perbedaannya terletak pada objek yang
diteliti dan waktu penelitian.
2) Cahyono (2011), dalam penelitiannya mengkaji mengenai pengaruh Corporate
Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility pada perusahaan
manufaktur yang diteliti tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Cahyono (2011) terletak pada variabel yang pernah diteliti kembali yaitu
Corporate Social Responsibility sebagai variabel bebas dan kinerja keuangan
perusahaan sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan untuk
membuktikan kebenaran teori tersebut apakah masih layak atau tidak.
Kemudian perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dan waktu penelitian.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul :
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI).
1.2 Indentifikasi Masalah
Berdasarkan hal di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang
akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
-
87
1) Bagaimana pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011.
2) Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI tahun 2011.
3) Seberapa besar pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility
terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI tahun 2011.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data, mencari dan
mendapatkan informasi tentang pengaruh implementasi Corporate Social
Responsibility terhadap kinerja keuangan PT. Antam Tbk.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1) Mengetahui pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011.
2) Mengetahui kinerja keuangan pada Perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI tahun 2011.
3) Mengetahui seberapa besar pengaruh pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan pertambangan
yang terdaftar di BEI tahun 2011.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
-
88
Dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai
pihak, antara lain :
1) Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan
pengenalan terhadap permasalahan mengenai pengungkapan Corporate
Social Responsibility dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan
perusahaan, sehingga penulis bisa menerapkan teori yang selama ini
diperoleh selama masa perkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya di
lapangan.
2) Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Perusahaan
pertambangan untuk dapat tetap melaksanakan program Corporate Social
Responsibility secara berkelanjutan sebagai bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap lingkungan sekitar.
3) Bagi Investor
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wacana baru
dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam
investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter.
4) Bagi Pembaca
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan
mengenai pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan serta dapat memberikan
-
89
sumbangan pengeluaran bagi peneliti lainnya mengenai CSR yang saat ini
masih belum banyak dibahas oleh dunia akademis.
1.4.2 Kegunaan Teoritis
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dan menjadi
bahan pemikiran yang berguna bagi perusahaan sebagai dasar perbaikan dan
pengembangan mengenai CSR di masa mendatang.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti dalam menyusun skripsi ini melakukan penelitian dengan
pendekatan studi kasus pada Perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI), dimana data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari website www.idx.co.id, perpustakaan lokal dan
perpustakaan umum. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian adalah sejak bulan
September 2012 hingga selesai.
-
90
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1 Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility merupakan suatu konsep atau program yang
dimiliki oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
2.1.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Dalam perkembangannya, konsep CSR tidak memeliki definisi tunggal.
Ini terkait pengungkapan dan penjabaran CSR yang dilakukan perusahaan yang
juga berbeda-beda. Namun, beberapa yang cukup berpengaruh diantaranya:
Versi Bank Dunia : CSR is the commitment of business to Contribute to sustainable economic development working with employees and their respensatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development. Dalam bahasa Indonesia, Yusuf Wibisono (2007:7) mengartikan bahwa :
CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya. Versi Uni Eropa : CSR is a concept whereby companies integrate social and environment concern in their business operations and their intraction with their stakeholders on voluntary basis.
-
91
Dalam bahasa Indonesia, Darwin (2004) dalam Rimba (2010:11)
mengartikan bahwa:
Pertanggung jawaban sosial perusahaan atau Corporate social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai
lembaga. Beberapa definisi CSR dibawah ini menunjukan keragaman pengertian
CSR menurut berbagai organisasi, antara lain sebagai berikut : (Edi,2007; Philip
Kotler,2008; Sukada dan Jalal, 2008).
1. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) CSR adalah komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.
2. International Finance Corporation CSR adalah komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang lebih baik bagi bisnis maupun pebangunan.
3. CSR Asia Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders.
Menurut Savio Wermasubun (2008:1) menyebutkan bahwa :
Istilah corporate responsibility mengacu pada tanggung jawab sektor bisnis dalam kaitannya dengan semua pihak yang terlibat, mempengaruhi dan terkena dampak dari sebuah kegiatan bisnis. Meski tujuan utamanya adalah menghasilkan keuntungan, sebuah perusahaan tidak dapat dilepaskan dari masyarakat.
-
92
Menurut Feby Indirani (2008:1) menyebutkan bahwa :
CSR adalah pilihan yang dilandasi kesadaran dari perusahaan. Dalam berbisnis, ia tak hanya memiliki kewajiban kepada shareholders (pemegang saham). Ia juga harus memenuhi harapan para stakeholeders (pemangku kepentingan).
Sedangkan menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun
2007 pasal satu butir tiga (2007:2) menyatakan bahwa :
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility juga
memberikan definisi CSR. Menurut ISO 26000 (draft 3, 2007) dalam Rista
(2009), CSR adalah:
Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatanya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Pada intinya tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) adalah kewajiban organisasi bisnis untuk mengambil bagian dalam
kegiatan yang bertujuan melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan.
Pandangan tentang CSR yang lebih komprehensif, dilontarkan oleh Price
of Wales International Business Forum yang di Indonesia dipromosikan oleh
Indonesia Business Links (http://www.csrforum.org/csr/
csrwebassist.nsf/content/f1c2b3a4a5.html). CSR menyangkut lima pilar, yaitu
diantaranya sebagai berikut :
-
93
1. Building Human : menyangkut kemampuan perusahaan untuk memiliki dukungan sumber daya manusia yang andal (internal) dan ekternal (masyarakat). Perusahaan dituntuk melakukan pemberdayaan, biasanya melalui community development.
2. Strengthening Economics : memberdayakan ekonomi komunitas. 3. Assessing Socila Cohesion : maksudnya perusahaan menjaga
keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tak menimbulkan konflik. 4. Encouraging Good Governance : perusahaan dijalankan dalam tata
kelola yang baik. 5. Protecting the Environtment : perusahaan harus menjaga kelestarian
lingkungan. Dari berbagai macam definisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
tanggungjawab sosial perusahaan adalah suatu bentuk perwujudan komitmen
perusahaan untuk mensejahterakan masyarakat atas dasar kesadaran bahwa
perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat.
2.1.1.2 Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR)
Dunia usaha pada saat ini mengalami perkembangan yang semakin pesat,
hal ini ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan yang berskala besar dan
menyerap banyak tenaga kerja. Bidang-bidang usaha yang tersedia juga semakin
banyak sehingga semakin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Kemampuan yang seperti ini tentunya membawa dampak yang positif bagi
perkembangan dunia investasi dan bisnis di Indonesia. Selain itu turut berperan
serta dalam peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun,
yang disayangkan tidak jarang perusahaan-perusahaan yang ada terlalu terfokus
pada kegiatan ekonomi dan produksi yang mereka lakukan, sehingga melupakan
keadaan masyarakat di sekitar wilayah beroperasinya dan juga melupakan aspek-
aspek kelestarian lingkungan. Padahal, sebagaimana diamanatkan dalam UUD
1945 pada pasal 28H ayat 1, yang berbunyi sebagai berikut :
-
94
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat menjadi semakin kritis
dan menyadari hak-hak asasinya, serta berani mengekspresikan tuntutannya
terhadap perkembangan dunia bisnis. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk
menjalankan usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak
hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan
mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan
sosialnya.
Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat memunculkan kesadaran baru
tentang pentingnya melaksanakan Corporate Social Responsibility. Pemahaman
itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya
mementingkan dirinya sendiri saja sehingga mengasingkan diri dari lingkungan
masyarakat di tempat mereka bekerja, melainkan suatu entitas usaha yang wajib
melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. Hal yang sama juga
terjadi pada aspek lingkungan hidup, yang menuntut perusahaan untuk lebih
peduli pada lingkungan hidup tempatnya beroperasi.
Menurut Sawir (2004) sebagaimana hasil KTT Bumi (Earth Summit) di Rio
de Janerio, Brasil pada tahun 1992, yang menegaskan mengenai konsep
pembangunan berkelanjutan (sustainability development) sebagai suatu hal yang
bukan hanya menjadi kewajiban negara, namun juga harus diperhatikan oleh
kalangan korporasi. Hasil KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio tersebut
melahirkan suatu konsep yaitu konsep pembangunan berkelanjutan menuntut
-
95
korporasi dalam menjalankan usahanya untuk turut memperhatikan aspek-aspek
sebagai berikut :
1) Ketersediaan dana
2) Misi lingkungan
3) Tanggung jawab sosial
4) Terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah)
5) Mempunyai nilai keuntungan/manfaat. Pertemuan Yohannesburg pada tahun 2002 telah memunculkan suatu
prinsip baru di dalam dunia usaha, yaitu konsep Social Responsibility yang
mengiringi dua konsep sebelumnya yaitu Economic dan Environment
Sustainability. Ketiga konsep ini menjadi dasar bagi perusahaan dalam
melaksanakan tanggung jawab sosialnya (Corporate Social Responsibility).
Pada bulan September tahun 2004, International Organization for
Standarization (ISO), sebagai induk organisasi standarisasi internasional berhasil
menghasilkan panduan dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial, yang diberi
nama ISO 26000 : Guidance Standard on Social Responsibility. ISO 26000
menjadi standar pedoman untuk penerapan Corporate Social Responsibility. ISO
26000 menerjemahkan Corporate Social Responsibility sebagai tanggung jawab
suatu organisasi yang atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap
masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang :
1) Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat
2) Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder
3) Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional
4) Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.
-
96
Di dalam ISO 26000, Corporate Social Responsibility mencakup 7 (tujuh)
isu pokok, yaitu :
1) Pengembangan masyarakat
2) Konsumen
3) Praktek kegiatan institusi yang sehat
4) Lingkungan
5) Ketenagakerjaan
6) Hak Asasi Manusia
7) Organizational Governance (Organisasi Kepemerintahan). Berdasarkan konsep ISO 26000, maka untuk penerapan Corporate Social
Responsibility hendaknya terintegrasi dalam seluruh aktivitas perusahaan yang
mencakup 7 (tujuh) isu pokok di atas. Prinsip-prinsip dasar Corporate Social
Responsibility yang menjadi dasar pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi
informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan Corporate Social
Responsibility menurut ISO 26000 meliputi :
1) Kepatuhan kepada hukum
2) Menghormati instrumen/badan-badan internasional
3) Menghormati stakeholders dan kepentingannya
4) Akuntabilitas
5) Transparansi
6) Perilaku yang beretika
7) Melakukan tindakan pencegahan
8) Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.
Kemudian pertemuan penting UN Global Compact di Jenewa, Swiss pada 7
Juli 2007 yang dibuka oleh Sekjen PBB mendapatkan perhatian media dari
berbagai penjuru dunia. Pertemuan itu bertujuan meminta perusahaan untuk
-
97
menunjukan tanggung jawab dan perilaku bisnis yang sehat yang dikenal dengan
Corporat Social Responsibility.
Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas menandai babak baru pengaturan Corporate Social
Responsibility. Selain itu, pengaturan tentang Corporate Social Responsibility
juga tercermin di dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal. Walaupun sebenarnya pembahasan mengenai Corporate Social
Responsibility sudah dimulai jauh sebelum kedua undang-undang tersebut
disahkan. Salah satu pendorong perkembangan Corporate Social Responsibility
yang terjadi di Indonesia adalah pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak
hanya semata-mata untuk mencari keuntungan saja, melainkan juga bersikap etis
dan berperan dalam penciptaan investasi sosial.
Adapun pengaturan Corporate Social Responsibility menurut Undang-
Undang Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut :
Pasal 74 :
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajiban.
3) Perseroan yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Sedangkan pengaturan di dalam Undang-Undang Penanaman Modal, yaitu
dalam Pasal 15 huruf b disebutkan bahwa setiap penanam modal berkewajiban
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
-
98
Kemudian dalam Pasal 16 huruf d Undang-Undang Penanaman Modal
disebutkan bahwa setiap penanam modal bertanggung jawab menjaga kelestarian
lingkungan hidup.
2.1.1.3 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak
hanya mengejar laba jangka pendek, tetapi juga ikut berkontribusi terhadap
peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan (terutama lingkungan
sekitar) dalam jangka panjang. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
dipandang sebagai asset strategis dan kompetitif bagi perusahaan ditengah iklim
bisnis yang makin sarat kompetisi. Menurut Adam dan Zutshi (2004) dalam
Rahmawati Rahayu (2012:27) CSR dapat memberi banyak manfaat yaitu :
1) Peningkatan profit bagi perusahaan dan kinerja finansial yang lebih baik. 2) Menurunkan risiko benturan dengan komunitas masyarakat sekitar. 3) Mampu meningkatkan reputasi perusahaan tersebut yang juga merupakan
bagian dari pembangunan citra perusahaan (corporate image building). Dengan adanya CSR akan meningkatkan profit bagi perusahaan dan kinerja
finansial yang lebih baik karena banyak perusahaan-perusahaan besar yang
mengungkapkan program CSR menunjukan keuntungan yang nyata terhadap
peningkatan nilai saham. Disamping itu CSR dapat menurunkan risiko benturan
dengan komunitas masyarakat sekitar, karena sesungguhnya substansi keberadaan
CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri
disebuah kawasan, dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang
difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program
pengembangan masyarakat sekitar atau dalam pengertian kemampuan perusahaan
untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang
-
99
terkait. CSR juga mampu meningkatkan reputasi perusahaan yang dapat
dipandang sebagai social marketing bagi perusahaan. Social marketing akan dapat
memberikan manfaat dalam pembentukan brand image suatu perusahaan dalam
kaitannya dengan kemampuan perusahaan terhadap komitmen yang tinggi
terhadap lingkungan selain memiliki produk yang berkualitas tinggi.
Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif terhadap voume unit
produksi yang terserap pasar yang akhirnya akan mendatangkan keuntungan yang
besar terhadap peningkatan laba perusahaan. Kegiatan CSR yang diarahkan
memperbaiki konteks korporat inilah yang memungkinkan alignment antara
manfaat sosial dan bisnis yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan
sosial dalam jangka panjang.
1) Seperti yang dikemukakan oleh Susanto (2007) dalam Fitriyani (2011:21) bahwa dari sisi perusahaan terdapat 6 (enam) manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR, yaitu :
2) Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan.
3) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.
4) Keterlibatan dan kebanggan karyawan. 5) CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan
mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdernya. 6) Meningkatkan penjualan. 7) Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan
khusus lainnya.
Maka dari itu untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan program CSR
diperlukannya komitmen yang kuat, partisipasi aktif, serta ketulusan dari semua
pihak yang peduli terhadap program-program CSR. Program CSR menjadi begitu
penting karena kewajiban manusia untuk bertanggung jawab bahwa dimasa
mendatang tetap ada manusia di muka bumi ini, sehingga dunia tetap harus
-
100
menjadi manusiawi untuk menjamin keberlangsungan kehidupan kini dan di hari
esok.
2.1.1.4 Komponen Dasar Corporate Social Responsibility
John Elkington (1997) yang dikutip oleh Hasibuan dan Sedyono (2006:73)
menyebutkan bahwa Corporate Social Responsibility dibagi menjadi tiga
komponen utama, yaitu: people, profit, dan planet. Ketiga komponen inilah yang
saat ini kerap dijadikan dasar perencanaan, pengungkapan dan evaluasi
(pelaporan) program-program Corporate Social Responsibility yang kemudian
dikenal sebagai triple bottom line.
Tabel 2.1
The Triple Bottom Line of Corporate Social Responsibility
People Profit Planet Definisi Sebuah bisnis harus
bertanggungjawab untuk memajukan dan mensejahterakan sosial serta seluruh stakeholdernya.
Perusahaan tidak boleh hanya memiliki keuntungan bagi organisasinya saja tetapi harus dapat memberi kemajuan ekonomi bagi para stakeholdernya.
Perusahaan harus dapat menggunakan sumber daya alam dengan sangat bertanggungjawab dan menjaga keadaan lingkungan serta memperkecil jumlah limbah produksi.
Jenis kegiatan
Kegiatan kedermawanan yang dilakukan secara tulus untuk membangun masyarakat dan sumber daya manusia.
Tindakan perusahaan untuk terjun langsung di dalam masyarakat untuk memperkuat ketahanan ekonomi.
Penerapan proses produksi yang bersih, aman dan bertanggungjawab.
-
101
Contoh -Beasiswa Pendidikan -Pembinaan UKM -Pengelolaan limbah
-Pelayanan Kesehatan -Bantuan modal dan kredit -Penanaman pohon
-Pemberdayaan tenaga lokal
-Kampanye lingkungan hidup
Sumber: Hasibuan dan Sedyono (2006:73)
Triple bottom line merupakan sinergi dari tiga elemen yang merukapan
komponen dasar dari pelaksanaan Corporate Social Responsibility. Triple bottom
line sering dijadikan acuan dalam pembuatan program-program Corporate Social
Responsibility.
Sedangkan menurut pendapat Yusuf Wibisono (2007:32) mengemukakan
bahwa :
Pada dasarnya perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah 3P, selain mengejar Profit perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).
Jadi berdasarkan pendapat diatas, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang
direfleksikan dalam kondisi financialnya saja, namun juga harus memperhatikan
aspek sosial dan lingkungannya.
2.1.1.5 Indikator Corporate Social Responsibility
Untuk mengukur pengungkapan CSR berdasarkan Indikator-indikator
menurut Edy Rismanda Sembiring (2005) sebagai berikut :
1) Lingkungan
1) Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan pengembangan untuk mengurangi polusi.
2) Operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi.
-
102
3) Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi.
4) Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengelolaan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.
5) Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas.
6) Penggunaan material daur ulang 7) Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan
yang dibuat perusahaan. 8) Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan. 9) Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah
lingkungan. 10) Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah. 11) Pengelolaan limbah. 12) Riset mengenai pengelolaan limbah. 13) Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak
lingkungan perusahaan. 14) Perlindungan lingkungan hidup.
2) Energi 1) Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan
operasi. 2) Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi. 3) Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang. 4) Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi
energi. 5) Peningkatan efisiensi energi dan produk. 6) Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari
produk. 7) Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan.
3) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1) Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja. 2) Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik
atau mental. 3) Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja. 4) Mentaati peraturan standar kesehatan dengan keselamatan
kerja. 5) Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja. 6) Menetapkan suatu komite keselamatan kerja. 7) Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja. 8) Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
4) Lain-lain Tentang Tenaga Kerja 1) Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita / orang
cacat. 2) Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita / orang
cacat dalam tingkat managerial.
-
103
3) Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita / orang cacat dalam pekerjaan.
4) Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat. 5) Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat
kerja. 6) Memberikan bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam
bidang pendidikan. 7) Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja. 8) Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja
yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan.
9) Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan. 10) Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi. 11) Pengungkapan persentase gaji untuk pensiun. 12) Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan. 13) Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan. 14) Mengungkapkan tingkatan manajerial yang ada. 15) Mengungkapkan disposisi staff dimana staff ditempatkan. 16) Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia
mereka. 17) Mengungkapkan statistik tenaga kerja, misalnya penjualan per
tenaga kerja. 18) Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut. 19) Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga
kerja. 20) Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain. 21) Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan
tenaga kerja dalam meningkatkan keputusan dan motivasi kerja.
22) Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan.
23) Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah. 24) Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh. 25) Melaporkan gangguan dan aksitenaga kerja. 26) Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja
dinegosiasikan. 27) Peningkatan kondisi kerja secara umum. 28) Informasi reorganisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga
kerja. 29) Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja.
5) Produk 1) Pengungkafan informasi pengembangan produk perusahaan,
termasuk pengemasan. 2) Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk. 3) Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk
memperbaiki produk. 4) Pengungkapan bahwa produk memenuhi standar keselamatan. 5) Membuat produk lebih aman untuk konsumen.
-
104
6) Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan. 7) Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam
pengolahan dan penyiapan produk. 8) Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan. 9) Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam
penerimaan penghargaan 10) Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah
meningkat (misalnya, ISO 9000). 6) Keterlibatan Masyarakat
1) Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan, dan seni.
2) Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar.
3) Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat. 4) Membantu riset media. 5) Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau
pameran seni. 6) Membiayai program beasiswa. 7) Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat. 8) Mensponsori kampanye nasional. 9) Mendukung pengembangan industri lokal.
7) Umum 1) Pengungkapan tujuan. Kebijakan perusahaan secara umum
berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
2) Informasi hubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebut di atas.
2.1.1.6 Program Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility merupakan salah satu strategi jangka
panjang bagi perusahaan untuk dapat sustainable di dalam dunia bisnis. Untuk
menjalankan strategi tersebut, perlu diterjemahkan ke dalam bentuk program-
program yang akan dijalankan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Menurut Umar (2003:349) menyebutkan bahwa :
Program merupakan suatu perencanaan jangka pendek perusahaan yang diturunkan dari perencanaan jangka menengah dan jangka panjang.
-
105
Ada beberapa teknik yang sudah umum dipakai dalam membentuk program,
terutama teknik yang dapat mengoptimalisasi sumber daya organisasi yang akan
digunakan. Menurut Umar (2003:350) menyebutkan bahwa :
Teknik-teknik tersebut antara lain :
Gantt Chart dan Gantt Milestone Chart. PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan NWP (Net
Work Planning). PKT (Pola Kerja Terpadu), yaitu teknik perencanaan yang
komprehensif agar kegiatan menjadi terarah dan terpadu. PIP (Performance Improvement Planning), yaitu teknik perencanaan
yang mengutamakan daya analisis terhadap kekuatan-kekuatan pendorong dan penghambat kerja.
APP (Analisis Persoalan Potensial), yaitu teknik perencanaan yang berguna terutama untuk mengamankan suatu program agar setiap persoalan yang muncul pada waktu pelaksanaannya dapat diantisipasi.
Suatu perencanaan matang yang menyeluruh dan dapat dijalankan secara
sistematis perlu dibuat dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility.
Corporate Social Responsibility merupakan suatu perencanaan jangka panjang
perusahaan dengan tujuan agar perusahaan dapat sustainable di dunia usaha.
Untuk mendukung perencanaan jangka panjang perlu dibuat program-program
yang mendukung pencapaian dari tujuan tersebut. Melaksanaan Corporate Social
Responsibility membutuhkan langkah-langkah pembentukan dan persiapan hingga
akhirnya dapat dilaksanakan. Langkah-langkah persiapan dan penerapan
Corporate Social Responsibility menurut Rahendrawan (2006:63) adalah sebagai
berikut :
1) Perencanaan Corporate Social Responsibility Mempersiapkan target dan tujuan dari pelaksanaan Corporate Social
Responsibility untuk perusahaan.
-
106
Mempersiapkan perangkat alat ukur kinerja dan alat ukur status dari Corporate Social Responsibility.
Mengidentifikasi inovasi dan/atau intervensi terhadap sistem yang sedang diterapkan.
Mengidentifikasi masalah Corporate Social Responsibility yang relevan dengan kegiatan operasional perusahaan.
Mengidentifikasi tingkat kesiapan pelaksanaan Corporate Social Responsibility, baik dengan unit organisiasi, dan/atau dari kematangan Corporate Social Responsibility itu sendiri.
Menentukan daerah operasi perusahaan yang akan diterapkan Corporate Social Responsibility di dalamnya.
Mengidentifikasi stakeholders perusahaan, dan melibatkan pihak-pihak yang relevan dalam merancang Corporate Social Responsibility.
Mempersiapkan program-program dari Corporate Social Responsibility.
2) Persiapan aktivitas Corporate Social Responsibility Proses pengambilan keputusan dan pengesahan program-program
Corporate Social Responsibility.
Memanage perubahan dan inovasi-inovasi yang dibutuhkan.
Organisasi program-program Corporate Social Responsibility, baik internal maupun eksternal.
Sumber daya internal perusahaan dari perusahaan (sumber daya manusia, modal, dll).
3) Pengungkapan Corporate Social Responsibility Menghubungkan program-program Corporate Social Responsibility
dengan para stakeholders, yang keterlibatannya akan ditentukan berdasarkan kondisi, prioritas dan anggaran perusahaan.
Mengungkapkan program.
Person(s) in charge, orang yang memimpin pelaksanaan program Corporate Social Responsibility.
4) Evaluasi Metode pengawasan dan perangkatnya.
Metode evaluasi dan perangkatnya.
Mekanisme pengembangan terus menerus.
Person(s) in charge, orang yang ditugaskan untuk memimpin jalannya evaluasi.
Mengidentifikasi masalah Corporate Social Responsibility yang relevan dengan kegiatan operasional perusahaan.
-
107
Mengidentifikasi tingkat kesiapan pelaksanaan Corporate Social Responsibility, baik dengan unit organisiasi, dan/atau dari kematangan Corporate Social Responsibility itu sendiri.
Menentukan daerah operasi perusahaan yang akan diterapkan Corporate Social Responsibility di dalamnya.
Mengidentifikasi stakeholders perusahaan, dan melibatkan pihak-pihak yang relevan dalam merancang Corporate Social Responsibility.
Mempersiapkan program-program dari Corporate Social Responsibility.
5) Pelaporan Mekanisme dan sistem pelaporan internal dan eksternal.
Komunikasi internal dan sistem koordinasi.
Sistem komunikasi eksternal.
Laporan verifikasi.
2.1.1.7 Tujuan Perusahaan Melaksanakan Corporate Social Responsibility
Menururt Chuck Williams (2001:123) menyebutkan bahwa :
Tujuan perusahaan menerapkan CSR agar dapat memberi manfaat yang terbaik bagi stakeholders dengan cara memenuhi tanggung jawab ekonomi, hukum, etika dan kebijakan,
1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah pondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang.
2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.
3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Kata kuncinya: be ethical.
4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberikan kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Kata kuncinya: be a good citizen. Para
-
108
pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal dengan istilah non-fiduciary responsibility.
Keempat jenjang tanggung jawab tersebut perlu dipahami sebagai satu
kesatuan. Walaupun demikian, kesalahan interpretasi umumnya kerap terjadi
dimana muncul argumen bahwa laba yang harus diutamakan. Tetapi kegiatan
mencari keuntungan atau laba hendaknya dikaitkan atau tidak terlepas dengan
kegiatan lainnya, seperti mengembangkan masyarakat. Corporate Social
Responsibility pada saat ini bukan lagi hanya sekedar kegiatan philanthropy
konvensional, memberikan sejumlah dana untuk tujuan-tujuan yang baik di akhir
tahun saat pembukuan selesai. Namun sudah lebih luas lagi dan ini justru
dijadikan tanggung jawab yang perusahaan lakukan sepanjang tahun untuk
lingkungan di sekitar mereka, untuk kegiatan bekerja yang lebih baik, untuk
komitmen perusahaan terhadap komunitas lokal dan untuk pengakuan atas brand
names perusahaan yang tidak hanya akan bergantung pada kualitas, harga dan
keunikan yang mereka miliki, namun juga pada interaksi perusahaan dengan
tenaga kerja yang dimilikinya, komunitas dan lingkungan secara kumulatif.
2.1.2 Kinerja Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja menurut Kamus Istilah Akuntansi (2003:215)
menyatakan bahwa:
Kinerja atau performance adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, sering dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya
-
109
masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya. Menurut Indra Bastian (2001:329) menyebutkan bahwa :
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan, skema strategis (strategic planning) suatu organisasi, secara umum dapat juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Menurut Wibowo (2008) menyatakan bahwa definisi kinerja yaitu :
Kinerja berasal dari pengertian performance. Adapun pengertian makna luas, tidak hanya hasil kerja, tetapi bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Adapun menurut pendapat yang dikemukakan oleh Amstrong dan Baron
dalam Wibowo (2008) adalah :
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Menurut Syafarudin (2003 : 96) menyatakan bahwa :
Kinerja keuangan merupakan adalah mengukur sampai sejauhmana prestasi, peningkatan, posisi, atau performance dari nilai perusahaan yang diukur melalui laporan keuangan baik melalui neraca maupun laba rugi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
efektivitas dan efesien suatu organisasi dalam rangka mencapai suatu tujuannya.
Efektivitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan efesiensi diartikan sebagai rasio perbandingan antara masukan dan
keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal.
-
110
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut (Munawir, 2007:30) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
keuangan :
1. Likuiditas, yang mampu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada
saat ditagih.
2. Solvabilitas, yang mampu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi
baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Rentabilitas atau profitabilitas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Stabilitas ekonomi, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban
bunga dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur
tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.1.2.3 Analisis Kinerja Perusahaan
Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan
menganalisis laporan keuangan, yang mencakup perbandingan kinerja perusahaan
dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi
kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Teknik analisis
-
111
yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah melalui
analisis rasio.
Menurut Moeljadi (2004:67) Analisis Rasio tersebut yaitu di antaranya
sebagai berikut :
1) Rasio Likuiditas, yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya. Meliputi
cash ratio, current ratio, acid test ratio atau quick ratio.
2) Rasio Leverage, yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
kebutuhan dana perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Meliputi debt to
total assets ratio, debt to equity ratio, dan time interest earned.
3) Rasio Aktivitas, yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan sumber dananya. Meliputi inventory turnover,
receivable turnover, fixed asset turnover, dan other asset turnover.
4) Rasio Profitabilitas, yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Meliputi profit margin,
Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Return on Assets
(ROA), earning per share.
5) Rasio Penilaian, yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menciptakan nilai kepada para investor atau pemegang
saham. Meliputi Price Earning Ratio (PER), dan market to book value
ratio.
6) Market Value Added (MVA),merupakan perbedaan antara nilai pasar
ekuitas dengan jumlah modal ekuitas yang diinvestasikan oleh investor.
-
112
Jadi, MVA difokuskan pada pengukuran pengaruh tindakan manajerial
sejak pendirian perusahaan.
7) Economic Value Added (EVA), merupakan nilai tambah kepada
pemegang saham oleh manajemen selama satu tahun tertentu. Jadi, EVA
difokuskan pada efektivitas manajerial selama satu tahun tertentu.
8) Analysis Du Pont, dirancang untuk menunjukan hubungan antara
pengembalian atas investasi, perputaran aktiva, margin laba, dan
leverage. Meliputi ROA dan Earning Power.
Sedangkan menurut Robert F. Halsey (2005:41) rasio keuangan yang dapat
digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menginterpretasikan data dalam