csr terhadap kinerja keuangan

160
57 PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh NOVI RESTURIYANI 094020407 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012

Upload: ghiry-si-couo-chocholate

Post on 28-Sep-2015

55 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Terhadap Kinerja Keuangan

TRANSCRIPT

  • 57

    PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

    RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN

    (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi

    Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

    Oleh

    NOVI RESTURIYANI

    094020407

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG

    2012

  • 58

    PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

    TERHADAP KINERJA KEUANGAN

    (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011)

    SKRIPSI

    Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi

    Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

    Program Studi Akuntansi

    Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan

    Bandung, 22 Desember 2012

    Mengetahui,

    Pembimbing

    Dr. H. Sasa S Suratman, SE., MSc.

    Dekan, Ketua Program Studi,

    Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP. Dr. H. Sasa S Suratman, SE., MSc.

    Motto:

  • 59

    Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

    (Q.S Al-Insyirah)

    Barang siapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan, dan mendzalimi lalu beristigfar, maka bagi mereka keselamatan dan tergolong mereka tergolong oleh orang-orang

    yang memperileh hidayah

    (Hadist Riwayat Al Baihaqi)

    Tanpa MelupakanMu Ya Allah...

    Kupersembahkan karyaku ini bagi mereka

    Yang senantiasa mendoakan keberhasilanku...

  • 60

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertandatangan dibawah ini :

    Nama : Novi Resturiyani

    NRP : 094020407

    Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 31 Oktober 1987

    Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

    PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

    RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada

    Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011).

    Merupakan hasil pekerjaan saya sendiri. Apabila terbukti tidak demikian,

    saya bersedia menerima segala akibatnya sesuai hukum yang berlaku.

    Bandung, Desember 2012

    Novi Resturiyani

    (094020407)

  • 61

    ABSTRAK

    Corporate Social Responsibility merupakan suatu komitmen perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Corporate Social Responsibility bukan hanya sekedar kegiatan philanthropy, memberikan sejumlah dana untuk tujuan-tujuan yang baik di akhir tahun saat pembukuan selesai. Namun, ini merupakan tanggung jawab yang perusahaan lakukan sepanjang tahun untuk lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, untuk komitmen perusahaan terhadap komunitas lokal dan untuk pengakuan atas brand names perusahaan, juga pada interaksi perusahaan dengan tenaga kerja yang dimilikinya, komunitas dan lingkungan secara kumulatif.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

    Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan Return On Investment (ROI) . Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai variabel independen dan kinerja keuangan sebagai variabel dependen.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan Corporate Social

    Responsibiliy terhadap kenerja keuangan memiliki nilai koefisien korelasinya yaitu r = 0,404 yang artinya tingkat hubungan pengungkapan Corporate Social Responsibuliy dengan kinerja keuangan bersifat positif dan sedang, karena interprestasinya berada diantara interval 0,40 0,599. Hubungan yang bersifat positif artinya, setiap kenaikan pada implementasi CSR akan disertai dengan kenaikan pada kinerja keuangan. Nilai konstanta a negetif sebesar -0,044 artinya pada saat CSR sama dengan 0 satuan maka kinerja keuangan adalah sebesar -0,044 satuan, dan nilai b positif sebesar 0,263 artinya bahwa setiap kenaikan 1% pada corporate social responsibility, akan meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0,263%.thitung 2,208 ttabel 1,708 maka H0 ditolak dan H diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari corporate social responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan.Nilai koefisien determinasi sebesar 0,163 atau sebesar 16,3% dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh signifikan CSR terhadap kinerja keuangan sebesar 16,3% sedangkan sisanya 83,7% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain seperti likuiditas, solvabilitas, stabilitas ekonomi yang mempengaruhi kinerja keuangan.

    Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, ROI, Kinerja Keuangan

  • 62

    KATA PENGANTAR

    Assalammualaikum Wr. Wb.

    Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

    segala rahmat dan Karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada

    penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi untuk memenuhi

    salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Program Studi Akuntansi

    Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan dengan judul Pengaruh

    Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja

    Keuangan (Studi Pada

    Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

    2011).

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari

    kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Oleh karena itu,

    Penulis mengharapkan sumbangan kritik dan saran dari pembaca demi

    kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.

    Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk

    Mamahku tersayang yang selalu memberikan dukungan baik moril, maupun

    materil serta doa dan kasih sayang yang tulus dan bimbingannya yang begitu

    besar untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas segala bantuan dan bimbingan

  • 63

    yang telah penulis terima, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan

    penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, Drs., MSi., selaku Rektor Universitas

    Pasundan.

    2. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Pasundan.

    3. Dr. H. Sasa S. Suratman, SE., MSc., selaku Ketua Program Studi

    Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan dan dosen

    pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan

    bimbingan, membina, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat

    berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    4. Dadan Soekardan, SE., MSi., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi

    Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan.

    5. Bapak Kosim, selaku Staff Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

    Universitas Pasundan.

    6. Seluruh Staf dan Dosen Pengajar di Lingkungan Fakultas Ekonomi

    Universitas Pasundan.

    7. Seluruh karyawan SBA dan SBAP Fakultas Ekonomi Universitas

    Pasundan yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi.

    8. Laporan ini penulis dedikasikan untuk H. Suripto Sidik alm. Papahku

    tercinta, Eyang Putri dan Eyang Kakung tersayang atas doanya penulis

    dapat menyelesaikan laporan ini dan mudah-mudahan tenang dialam sana.

    9. Untuk Adiku tersayang Diki Ripandi serta semua kakak dan adik-adik

    sepupuku, karena kalian penulis bersemangat menyelesaikan laporan ini.

  • 64

    10. Muhammad Nurbi, SE., beserta keluarga, terima kasih telah menjadi

    motivator dalam menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih juga atas

    kebersamaan yang sangat berharga.

    11. Untuk sahabat-sahabat terbaikku Nining, Resti,Refa, Arti dan teman-

    teman yang telah memberikan dukungan, saran dan kritikan demi

    kelancaran penyusunan skripsi ini.

    12. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini yang tidak

    dapat penulis sebutkan satu per satu.

    Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan dan

    ketulusan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan

    skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

    yang membutuhkannya, atas segala kekurangannya penulis mohon maaf yang

    sebesar-besarnya.

    Terima kasih.

    Wassalammualaikum Wr. Wb.

    Bandung, Desember 2012 Penulis,

    Novi Resturiyani

  • 65

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................15 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................................15

    1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................16 1.4.1 Kegunaan Praktis........................................................................16 1.4.2 Kegunaan Teoritis......................................................................17

    1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 17

    BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

    DAN HIPOTESIS

    2.1 Kajian Pustaka . ............................................................................... 18 2.1.1 Corporate Social Responsibility ............................................... 18 2.1.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility .................... 18 2.1.1.2 Perkembangan Corporate Social Responsibility .............. 21 2.1.1.3 Manfaat Corporate Social Responsibility ........................ 26 2.1.1.4 Komponen Dasar Corporate Social Responsibility ......... 28 2.1.1.5 Indikator Corporate Social Responsibility ....................... 30 2.1.1.6 Program Corporate Social Responsibility ........................ 33

    2.1.1.7 Tujuan Perusahaan Melaksanakan Corporate Social Responisibility ....................................................... 36

    2.1.2 Kinerja Keuangan ..................................................................... 37 2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan........................................... 37 2.1.2.2 Faktor-Faktor Kinerja keuangan....................................... 38 2.1.2.3 Analisis Kinerja Keuangan............................................... 39 2.1.2.4 Tahap-Tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan............................................................. 42 2.1.2.5 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerka............................. 44 2.2 Kerangka Pemikiran............................................................................ 46 2.3 Hipotesis........ ..................................................................................... 55

  • 66

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 56 3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel ............................... 56 3.2.1 Definisi Variabel....................................................................... 56 3.2.2 Operasionalisasi Variabel. ........................................................ 59 3.3 Populasi dan Sampel ...........................................................................61 3.3.1 Populasi................. ................................................................... 61 3.3.2 Teknik Sampling ...................................................................... 62 3.3.3 Sampel............... ....................................................................... 64 3.4 Teknik Pengumpulan Data.. ............................................................... 66 3.4.1 Sumber Data ............................................................................. 66 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 66 3.5 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ......................................................... ................ 67 3.5.1 Analisis Data ..................................................................... ...... 67 3.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis ............................................... 72 3.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 75 3.6 Proses Penelitian ................................................................................. 76 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 77 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................................. 77 4.1.2 Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011.................................................... 96 4.1.2.1 Aspek Linkungan ............................................................. 97 4.1.2.2 Aspek Energi .................................................................... 98 4.1.2.3 Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...................... 100 4.1.2.4 Aspek lain-lain Tentang Tenaga Kerja .......................... 101 4.1.2.5 Aspek Produk ................................................................. 103 4.1.2.6 Aspek Keterlibatan Masyarakat ..................................... 104 4.1.2.7 Aspek Umum ................................................................ 106 4.1.3 Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011 ........................................ 111

    4.1.4 Analisis Asumsi Klasik .......................................................... 115 4.1.4.1 Uji Normalitas ................................................................ 115 4.1.4.2 Uji Heteroskedastisitas ................................................... 117 4.2 Pembahasan ..................................................................................... 118

    4.2.1 Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Persahaan Pertambanagan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011...................... 118

  • 67

    4.2.2 Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaa Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia..........122 4.2.3 Analisis Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Secara Parsial ......................................................................... 126 4.2.4 Rangkuman Pengujian Hipotesis ........................................... 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 133 5.2 Saran ................................................................................................. 134 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  • 68

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 The Triple Bottom Line of Corporate Social Responsibility ........... 29

    Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel .............................................................. 60

    Tabel 3.2 Populasi Penelitian Perusahaan Pertambangan ............................... 61

    Tabel 3.3 Kriteria Pemilihan Sampel .............................................................. 64

    Tabel 3.4 Sampel Penelitian ............................................................................ 65

    Tabel 3.5 Pedoman Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi ...................... 71

    Tabel 4.1 CSR Aspek Lingkungan ................................................................. 97

    Tabel 4.2 CSR Aspek Energi .......................................................................... 98

    Tabel 4.3 CSR Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja ............................ 100

    Tabel 4.4 CSR Aspek Lain-lain Tentang Tenaga Kerja ............................... 101

    Tabel 4.5 CSR Aspek Produk ....................................................................... 103

    Tabel 4.6 CSR Aspek Keterlibatan Masyarakat ........................................... 104

    Tabel 4.7 CSR Aspek Umum ........................................................................ 106

    Tabel 4.8 Nilai Total Rata-rata CSR ............................................................. 108

    Tabel 4.9 Nilai Rasio ROI Perusahaan Permbangan

    yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ....................................... 112

    Tabel 4.10 Uji Normalis .................................................................................. 115

    Tabel 4.11 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................. 119

    Tabel 4.12 Kriteria Implementasi CSR ........................................................... 121

    Tabel 4.13 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan .................. 123

    Tabel 4.14 Kriteria Implementasi CSR ........................................................... 125

    Tabel 4.15 Analisis Korelasi Sederhana CSR terhadap

    Kinerja Keuangan ......................................................................... 127

  • 69

    Tabel 4.16 Pedoman untuk memberikan interpretasi

    koefisien korelasi .......................................................................... 128

    Tabel 4.17 Analisis Regresi Sederhana CSR terhadap

    Kinerja Keuangan ......................................................................... 129

    Tabel 4.18 Hsil Perhitungan Koefisien Determinasi ...................................... 131

    Tabel 4.19 Rangkuman Analisism Penelitian Pengungkapan

    CSR (X) terhadap Kinerja Perusahaan (Y) .................................. 132

  • 70

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Realisasi Biaya Tahun 2009 2011 ............................................. 12

    Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 55

    Gambar 3.1 Macam-macam Teknik Sampling ................................................. 63

    Gambar 3.3 Proses Penelitian ............................................................................76

    Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot .............................................................. 116

    Gambar 4.2 Grafik Scatterplot ....................................................................... 117

    Gambar 4.3 Rata-rata CSRPada Perusahaan Pertambangan

    yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    Tahun 2011 ................................................................................. 122

    Gambar 4.4 Rata-rata ROI Pada Perusahaan Pertambangan

    yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    Tahun 2011 ................................................................................. 126

  • 71

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Tugas Bimbingan Skripsi

    Lampiran 2 Kartu Perkembangan Skripsi

    Lampiran 3 Pengesahan Revisi

    Lampiran 4 Daftar Item Pengungkapan Corporate Social Responsibility

    Lampiran 5 Laporan Keuangan&Tahunan PT Adaro Energy Tbk

    Lampiran 6 Laporan Keuangan&Tahunan PT Bumi Resources Tbk

    Lampiran 7 Laporan Keuangan&Tahunan PT Bayan Resources Tbk

    Lampiran 8 Laporan Keuangan&Tahunan PT Indo Tambangraya Tbk

    Lampiran 9 Laporan Keuangan&Tahunan PT Rcs Alam Indonesia Tbk

    Lampiran 10 Laporan Keuangan &Tahunan PT T. Batubara Bukit Asam Tbk

    Lampiran 11 Laporan Keuangan &Tahunan PT Petrosea Tbk

    Lampiran 12 Laporan Keuangan &Tahunan PT Aneka Tambang Tbk

    Lampiran 13 Laporan Keuangan &Tahunan PT Atlas Resources Tbk

    Lampiran 14 Laporan Keuangan &Tahunan PT Bone L.Energi&mineral Tbk

    Lampiran 15 Laporan Keuangan &Tahunan PT Berau Coal Energy Tbk

    Lampiran 16 Laporan Keuangan &Tahunan PT Bumi Rcs Minerals Tbk

    Lampiran 17 Laporan Keuangan &Tahunan PT Darma Henwa Tbk

    Lampiran 18 Laporan Keuangan &Tahunan PT Golden Energy Mines Tbk

    Lampiran 19 Laporan Keuangan &Tahunan PT HarumEnergy Tbk

    Lampiran 20 Laporan Keuangan &Tahunan PT Value Indonesia Tbk

    Lampiran 21 Laporan Keuangan &Tahunan PT Timah Tbk

    Lampiran 22 Laporan Keuangan &Tahunan PT Citra Mineral Investindo Tbk

    Lampiran 23 Laporan Keuangan &Tahunan PT Ratu Prabu Energi Tbk

    Lampiran 24 Laporan Keuangan &Tahunan PT B Petroleum Energy Tbk

  • 72

    Lampiran 25 Laporan Keuangan &Tahunan PT Elnusa Tbk

    Lampiran 26 Laporan Keuangan &Tahunan PT Energi Mega Persada Tbk

    Lampiran 27 Laporan Keuangan &Tahunan PT Medco Eneergy Internsnl Tbk

    Lampiran 28 Laporan Keuangan &Tahunan PT Radiant Ut. Investindo Tbk

    Lampiran 29 Laporan Keuangan &Tahunan PT Citatah Tbk

    Lampiran 30 Laporan Keuangan &Tahunan PT Mitra Investindo Tbk

    Lampiran 31 Laporan Keuangan &Tahunan PT Central Omega Rcs Tbk

    Lampiran 32 Kuantifikasi Implementasi Corporate Social Responsibility

    Lampiran 33 Hasil Pengolahan Data

    Lampiran 34 ttabel

  • 73

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Dunia ekonomi dan usaha berkembang dengan sangat pesat sejak awal

    tahun 1980-an. Hal ini ditunjang dengan perkembangan pesat di dunia teknologi

    yang memudahkan komunikasi di antara pelaku dunia usaha. Kemajuan teknologi

    ini kemudian memicu semakin kompetitifnya tingkat persaingan di dalam dunia

    usaha. Beberapa indikator keberhasilan perusahaan dalam memenangkan

    persaingan di dalam dunia usaha adalah profit dan pertumbuhan. Peningkatan

    profit ditandai dengan semakin meningkatnya tingkat penjualan produk,

    sedangkan pertumbuhan ditandai dengan meningkatnya nilai investasi yang

    ditanamkan dalam perusahaan (Sembiring,2005).

    Dalam perkembangannya, meningkatkan nilai investasi yang ditanamkan

    dalam perusahaan yaitu melalui pasar modal. Pasar modal pada hakekatnya adalah

    pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal,

    di mana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar menawar harga.Undang-Undang

    Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa pasar

    modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.

    Pertumbuhan suatu pasar sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk

    mengembangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar.

  • 74

    Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi diperlukan untuk

    membangun prasarana dan mengurangi biaya operasi perusahaan efek serta

    mendorong perkembangan pasar. Perkembangan tersebut, dapat dicapai apabila

    faktor tersebut mampu menghasilkan investasi aman dan berkualitas tinggi

    terutama pelayanan yang optimal kepada para investor sehingga

    perkembangannya sangat mempengaruhi minat dari para calon investor baru yang

    ingin mencoba berinvestasi di Pasar Modal.

    (Sumber:http://elearning.gunadarma.ac.id).

    Pasar modal merupakan alternatif tempat investasi yang sangat penting bagi

    investor. Investor akan menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

    dividen maupun capital gain serta mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan.

    Selain mempertimbangkan return saham yang akan diterima, para investor dalam

    melakukan investasi juga mempertimbangkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan

    yang go public, nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya. Semakin tinggi

    harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut (Husnan, 2002).

    Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji keberlangsungan kinerja

    keuangan PT Sekar Bumi terkait proses pencatatannya kembali (relisting) di

    bursa. PT Sekar Bumi akan melakukan paparan mini (mini expose) ke Bursa

    terkait rencana `relisting`," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen di

    Jakarta. Pihak Bursa, akan melihat kinerja keuangan Sekar Bumi per Maret tahun

    2012. "Jadi, bisa saja Sekar Bumi akan relisting tahun ini, yang penting semua

    persyaratan bisa dipenuhi mereka," katanya. Ia mengemukakan, proses pencatatan

    saham kembali di BEI akan sama pada saat perseroan melakukan penawaran

  • 75

    umum saham perdana (initial public offering/IPO), jika ada saham yang kembali

    ditawarkan. Jika tidak ada saham baru yang ditawarkan, maka saham Sekar Bumi

    akan langsung dicatatkan di papan bursa. Sekar Bumi dihapuskan sahamnya dari

    bursa (delisting) pada akhir November 2009 lalu. Alasan "delisting" Sekar Bumi,

    dikarenakan mengalami kondisi kinerja keuangan atau peristiwa yang secara

    signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial

    atau pun secara hukum atau kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai

    perusahaan terbuka serta tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang

    memadai. Sekar Bumi saat itu memiliki kode saham SKBM yang tercatat di Bursa

    Efek Surabaya (BES). Selain SKBM, emiten yang dihapus sahamnya yakni, PT

    Jasa Angkasa Semesta Tbk (JASS), PT Courts Indonesia Tbk (MACO), PT

    Singleterra Tbk (SING), PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK), PT Sara Lee

    Body Care Indonesia Tbk (PROD), dan PT Tunas Alfin Tbk (TALFA dan

    TALFB). Terkait perusahaan tersebut mengalami penurunan pada kinerja

    keuangan perusahaannya. (Sumber :http://antaranews.com).

    Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan investor

    dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan adalah

    suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor. Akan tetapi

    selain melalui pasar modal, perusahaan memiliki langkah lain dalam

    meningkatkan profit yaitu melalui penjualan produk.

    PT Aneka Tambang (Persero) Tbk mengkhawatirkan krisis ekonomi Eropa

    yang berkepanjangan bisa mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan pada

    tahun ini karena harga komoditas tambang terutama nikel akan terus merosot.

  • 76

    "Kondisi ekonomi global yang lesu baik di Eropa, Amerika Serikat dan bahkan

    mulai merambah China membuat harga nikel sekarang sangat rendah sehingga

    dapat berpengaruh pada kinerja perusahaan," kata Dirut Aneka Tambang (Antam)

    Alwinsyah Lubis kepada pers di Jakarta. Meski terjadi penurunan harga nikel

    menurut dia, kinerja keuangan Antam masih terbantu oleh permintaan ekspor

    feronikel dan bijih nikel yang masih stabil. "Tentunya kami bersyukur demand

    feronikel belum ikut turun katanya. Begitu pula realisasi produksi feronikel

    sudah mencapai 51 persen dari target 18 ribu ton. Walaupun sejumlah perbaikan

    sempat dilakukan di pabrik feronikel Antam di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

    Untuk produksi emas Antam pada semester pertama 2009 sebesar 1.261 kilogram

    atau lebih tinggi dua persen dibanding periode yang sama 2008. Ia berharap harga

    nikel yang kini anjlok hingga 7 dolar per pound atau sekitar 14.500 dolar AS per

    ton, bisa naik menjadi 9 dolar AS per pound atau 20 ribu dolar per ton pada

    semester II-2009. Di sisi lain tonase produksi dan penjualan pada semester kedua

    diharapkan tidak berubah mengingat permintaan pasar juga tetap, ujarnya. Saat ini

    penjualan Antam ke Eropa komposisinya sebesar 25 persen dari total penjualan

    sedangkan untuk Korea Selatan mencapai 15 persen. Kemudian Jepang, China

    dan Singapura masing-masing sekitar 10 persen. Penjualan domestik sendiri

    mencapai 30 persen.Menurut Alwinsyah, agar penurunan harga nikel tidak

    menggerus pendapatan perusahaan yang mengakibatkan buruknya kinerja

    keuangan pihaknya melakukan sejumlah langkah antisipasi. Antara lain dengan

    menggenjot produksi bijih nikel dari 8 juta ton menjadi 9 juta ton. (Sumber :

    http://antaranews.com)

  • 77

    Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi di bidang keuangan yang telah

    dicapai perusahaan dalam periode waktu tertentu yang dapat dilihat melalui

    laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dipublikasi oleh

    perusahaan merupakan cerminan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan

    inilah yang akan mendapat perhatian besar dari pihak-pihak yang berkepentingan

    melalui hasil analisis perkembangan kinerja, maka pihak-pihak yang terkait dapat

    mengambil kebijakan masing-masing (Mulyadi,1997).

    Menteri Negara BUMN, Sugiharto mengatakan rencara privatisasi BUMN

    2006 baru akan dilakukan setelah dilakukan audit atas kinerja perusahaan-

    perusahaan berplat merah itu pada 2005. Semua BUMN itu sedang dan akan

    diaudit hasil usahanya pada 2005. Tentu paling arif dalam rangka proses

    privatisasi adalah selalu melihat kinerja keuangan yang terakhir yang telah

    diaudit. Hampir semua BUMN dan swasta sekarang sedang sibuk menyajikan

    laporan yang akuntabel yang akan diaudit. (Sumber : http://antaranews.com)

    Setiap perusahaan atau lembaga yang sudah mendeklarasikan perusahaan

    yang go public dituntut memberikan kinerja yang bernilai tidak hanya bagi

    lembaganya sendiri, melainkan juga masyarakat luas. Salah satu faktor yang

    berpengaruh pada upaya peningkatan nilai adalah komitmen organisasional yang

    tinggi.

    Ada berbagai tolak ukur dalam melihat pencapaian kinerja. Salah satu

    diantaranya adalah sejalan yang dikemukakan oleh Denilson (2000) bahwa suatu

    perusahaan dikatakan berkinerja baik dengan tolak ukur berpredikat baik yaitu

    pada keuntungan, kualitas, inovasi pangsa pasar, pertumbuhan penjualan dan

  • 78

    kepuasan para karyawannya. Kinerja keuangan diartikan juga sebagai penentuan

    ukuranukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan

    dalam menghasilkan laba (Ermayanti,2009). Tetapi selain laba (profit) dan

    pertumbuhan tak kalah pentingnya yaitu keberlangsungan atau sustainability

    (Sembiring, 2005).

    Kunci utama pencapaian keberlangsungan adalah adanya penerimaan publik

    akan kehadiran perusahaan. Bentuk tanggung jawab yang diinginkan publik tidak

    hanya berupa keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial, melainkan

    dalam bentuk suatu pengintegrasian kegiatan bisnis dan operasional dengan aspek

    sosial (Wayan, 2007).

    Keberlangsungan dapat dicapai dengan lahirnya suatu konsep yang dikenal

    sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility

    merupakan suatu konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek bisnis dan sosial

    dengan selaras agar perusahaan dapat membantu tercapainya kesejahteraan

    stakeholders, serta dapat mencapai profit maksimum sehingga dapat

    meningkatkan harga saham (Kiroyan, 2006).

    Belakangan ini Corporate Social Responsibility menjadi isu yang banyak

    dibicarakan berbagai kalangan, karena ada kesan buruk terhadap perusahaan yang

    terlanjur ada dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha dianggap

    sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada kerusakan lingkungan. Perusahaan

    sebagai pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan

    perekonomian dan kesejahteraan masyarakat luas. Seiring dengan semakin

    pesatnya perkembangan industri, perusahaan dapat memberikan keuntungan

  • 79

    kepada masyarakat dan juga memberikan kerugian berupa permasalahan sosial

    kepada masyarakat yang berasal dari aktivitas perusahaan.

    Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada

    single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan

    dalam kondisi keuangan saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan

    lingkungannya (Husnan,2007). Dasar pemikiran yang hanya semata-mata pada

    kesehatan finansial tidak akan menjamin keberlangsungan (sustainability)

    perusahaan untuk bisa tetap tumbuh dan berkembang (Irawati, 2006).

    Keberlangsungan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan

    dimensi terkait lainnya, seperti dimensi sosial dan lingkungannya. Perusahaan

    juga harus melakukan pengukuran terhadap kinerja kemudian

    mengkomunikasikannya kepada para stakeholder. Bentuk kinerja mencakup tiga

    aspek yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup yang biasa disebut triple

    bottom line. Ketiga aspek tersebut merupakan kunci dari konsep pembanguan

    berkelanjutan ( Sawir, 2004).

    Pelaksanaan Corporate Social Responsibility mempersyaratkan kesadaran

    penuh bahwa setiap kegiatan pemanfaatan atau pengubahan sumber daya alam

    termasuk energi menjadi output tertentu dalam rangka bisnis selalu berada dalam

    interaksi konstan dan terus menerus dengan lingkungan sosial dan fisik di

    sekitarnya. Kesadaran ini juga menjelaskan bahwa seluruh proses kegiatan bisnis

    akan selalu berdampak baik positif maupun negatif. Karena itulah wujud output

    kebijakan atau program Corporate Social Responsibility harus berkait dengan

    upaya memaksimumkan dampak negatif dari suatu kegiatan atau bisnis tertentu

    (Iman, 2011).

  • 80

    Menurut Sueb (2001), apabila perusahaan tidak memperhatikan seluruh

    faktor yang mengelilinginya, mulai dari karyawan, konsumen, lingkungan, dan

    sumber daya alam sebagai satu kesatuan yang saling mendukung suatu sistem,

    maka akan mengakhiri eksistensi perusahaan itu sendiri. Kerusakan dan gangguan

    yang timbul dari faktor eksternal tersebut akan menganggu bahkan dapat

    menghentikan operasi perusahaan. Citra perusahaan akan semakin baik dimata

    masyarakat apabila dapat menunjukkan tanggung jawab dan kepeduliannya

    terhadap lingkungan eksternal, misalnya adanya alokasi dana untuk program

    pengolahan limbah, pendidikan dan pelatihan, pensiun, serta tunjangan lainnya.

    Corporate Social Responsibility diperlukan untuk menjaga keharmonisan

    hubungan antara perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.

    Akuntansi sebagai alat pertanggungjawaban mempunyai fungsi sebagai alat

    kendali terhadap aktivitas suatu unit usaha (Januarti dan Apriyanti, 2005). Makin

    meluasnya tanggung jawab perusahaan menyebabkan perlunya memasukkan

    unsur sosial dalam pertanggungjawaban perusahaan kedalam akuntansi. Hal ini

    mendorong timbulnya suatu konsep yang biasa disebut sebagai Social Accounting,

    Social Ecnomic ataupun Social Responsibilty Accounting (Sueb, 2001).

    Akuntansi sosial merupakan bidang ilmu yang berusaha mengidentifikasi,

    mengukur, menilai, dan melaporkan aspek-aspek social benefit dan social cost

    yang ditimbulkan oleh lembaga. Akuntansi sosial dan lingkungan dikembangkan

    untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi

    semua pihak yang berkepentingan termasuk manajemen perusahaan, pemegang

    saham, karyawan, pelanggan, masyarakat umum dan pemerintah (Januarti dan

    Apriyanti, 2005).

  • 81

    Aktivitas-aktivitas sosial perusahaan ini menjadi sangat penting untuk

    diungkapkan karena kesadaran masyarakat Indonesia yang semakin meningkat.

    Oleh karena itu, kepedulian perusahaan terhadap masyarakat yang berupa

    aktivitas-aktivitas sosial perusahaan tersebut harus diungkapkan berupa laporan

    tanggung jawab sosial yang membahas pencatatan setiap transaksi keuangan

    perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat. Biaya yang berkaitan

    dengan kemasyarakatan tersebut disebut sebagai biaya sosial (Januarti dan

    Apriyanti, 2005).

    Disahkannya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

    Terbatas pada Pasal 74 ayat 1 yang menyebutkan bahwa perseroan yang

    menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya

    alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu,

    adanya pernyataan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 2009) paragraf

    sembilan secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab

    akan masalah sosial. Dimana perusahaan dapat menyajikan laporan mengenai

    lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya

    bagi industri dimana fakor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting.

    Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep atau

    program yang dimiliki oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab

    perusahaan terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Tanggung

    jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan

    ekonomi di dalam pembuatan keputusannya (Hani,2003).

  • 82

    Konsep Corporate Social Responsibility menyiratkan bahwa perusahaan

    dengan sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke

    dalam operasi dan interaksi mereka dengan stakeholders. Sehingga secara tidak

    langsung konsep ini dapat membangun citra positif bagi perusahaan.

    Corporate Social Responsibility pada dasarnya dapat diterapkan dalam

    setiap perusahaan. Akan tetapi tantangan yang dihadapi oleh suatu perusahaan

    berbeda dari tantangan yang dihadapi oleh perusahaan lainnya. Salah satu

    perusahaan yang menarik untuk dicermati yaitu perusahaan pertambangan.

    Sebagai perusahaan pertambangan, mereka menyadari bahwa kegiatan

    operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan

    masyarakat sekitar. Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan

    khususnya pengembangan masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi

    merupakan bagian dari risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik.

    Karakteristik industri pertambangan di Indonesia sebagai industri pembuka daerah

    tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang untuk berperan

    aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar. Hal ini akan berperan penting

    dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan.

    Beranjak dari konsepsi ini maka perhatian yang mendalam terhadap upaya

    pelestarian lingkungan serta partisipasi secara proaktif dalam pengembangan

    masyarakat merupakan salah satu kunci kesuksesan kegiatan pertambangan.

    Fenomena yang terjadi pada Perusahaan pertambangan adalah pada setiap

    kegiatan penambangan berpotensi memberi dampak negatif pada lingkungan

    sekitar lokasi kegiatan penambangan, karena potensi itulah perusahaan melakukan

    pengawasan untuk menghindari kemungkinan pencemaran lingkungan.

  • 83

    Diantaranya dengan melakukan reklamasi, penghijauan dan rehabilitasi. Hal

    tersebut dilakukan setelah masa tutup tambang

    (http://webcache.googleusercontent.com).

    Berdasarkan hal tersebut, kini pergeseran orientasi pemikiran oleh para

    pemegang saham atau investor untuk lebih peduli pada sektor lingkungan

    membuat permintaan akan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) makin

    meningkat. Aspek penting yang ada dalam Laporan Keberlanjutan adalah

    penjelasan tidak hanya mengenai manajemen, operasional, produk, tetapi juga

    membahas dampak lingkungan, dan juga keterlibatan dengan komunitas sekitar

    (Chapra,1983).

    PT. Antam Tbk, PT. Timah Tbk dan PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam

    Tbk merupakan perusahaan pertambangan yang melakukan pengembangan

    kegiatan tanggung jawab sosial dengan menerapkan prinsip keseimbangan

    ekonomi, lingkungan dan sosial. Prinsip ini mencakup pembinaan hubungan

    dengan pemangku kepentingan (stakeholders). Keseimbangan peran inilah yang

    menjadi kunci sukses pelaksanaan Corporate Social Responsibility pada hal ini,

    dibuktikan dengan keberhasilan perusahaan tersebut masuk dalam kelompok 25

    besar emiten terbaik yang dituangkan dalam indeks SRI-KEHATI. Indeks SRI-

    KEHATI merupakan indeks harga saham yang mengacu pada tata cara

    Sustainable and Responsible Investment (SRI). Diharapkan kinerja indeks harga

    saham SRI-KEHATI akan membawa dampak positif bagi kinerja perusahaan

    secara keseluruhan (Sumber : http://antaranews.com)

  • 84

    66

    163175

    23 32

    73

    17 1934

    5469

    106

    020406080

    100120140160180200

    2009 2010 2011

    Pengembangan Masyarakat Program Kemitraan

    Bina Lingkungan Lingkungan Hidup

    Grafik di bawah ini sebagai contoh data yang dapat dilihat bagaimana

    Perusahaan menggunakan dana Corporate Social Responsibility untuk

    berpartisipasi terhadap masyarakat.

    Gambar 1.1

    Realisasi Biaya CSR Tahun 2009 - 2011 (Rp Miliar)

    Sumber: Laporan Keberlanjutan PT. Antam Tbk (2011)

    Grafik di atas merupakan realisasi dana untuk melaksanakan program

    Corporate Social Responsibility pada PT. Antam Tbk yang terdiri dari dana

  • 85

    Pengembangan Masyarakat, Program Kemitraan, Bina Lingkungan, serta

    Lingkungan Hidup. (Laporan Keberlanjutan PT. Antam Tbk, 2011).

    Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha

    kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian

    laba BUMN. Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi

    sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba

    BUMN. Dimana dana Program Kemitraan digunakan sebagai pemberdayaan

    ekonomi masyarakat misalnya pinjaman lunak untuk sektor perdagangan, industri,

    perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, dan jasa. Sedangkan Bina

    Lingkungan digunakan sebagai pemberdayaan kondisi sosial, misalnya bantuan

    bencana alam, bantuan pendidikan dan pelatihan, kesejahteraan masyarakat,

    sarana ibadah, sarana umum, dan pelestarian alam (Peraturan Menteri Negara

    BUMN No: PER-05/MBU/2007).

    Penelitian tentang Corporate Social Responsibility sebelumnya dilakukan

    oleh :

    1) Asri (2009), dalam penelitiannya mengkaji mengenai pengaruh penerapan

    Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan pada

    PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Hasil dari penelitian

    menunjukkan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility memiliki

    pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Persamaan

    penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri (2009) terletak pada

    variabel yang pernah diteliti yaitu Corporate Social Responsibility sebagai

    variabel bebas dan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel terikat.

    Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori tersebut apakah

  • 86

    masih layak atau tidak. Kemudian perbedaannya terletak pada objek yang

    diteliti dan waktu penelitian.

    2) Cahyono (2011), dalam penelitiannya mengkaji mengenai pengaruh Corporate

    Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility pada perusahaan

    manufaktur yang diteliti tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan

    perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Cahyono (2011) terletak pada variabel yang pernah diteliti kembali yaitu

    Corporate Social Responsibility sebagai variabel bebas dan kinerja keuangan

    perusahaan sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilakukan untuk

    membuktikan kebenaran teori tersebut apakah masih layak atau tidak.

    Kemudian perbedaannya terletak pada objek yang diteliti dan waktu penelitian.

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul :

    PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

    RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

    PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

    (BEI).

    1.2 Indentifikasi Masalah

    Berdasarkan hal di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang

    akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 87

    1) Bagaimana pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan

    pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011.

    2) Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

    BEI tahun 2011.

    3) Seberapa besar pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility

    terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

    BEI tahun 2011.

    1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

    Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data, mencari dan

    mendapatkan informasi tentang pengaruh implementasi Corporate Social

    Responsibility terhadap kinerja keuangan PT. Antam Tbk.

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

    1) Mengetahui pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan

    pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011.

    2) Mengetahui kinerja keuangan pada Perusahaan pertambangan yang terdaftar

    di BEI tahun 2011.

    3) Mengetahui seberapa besar pengaruh pengungkapan Corporate Social

    Responsibility terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan pertambangan

    yang terdaftar di BEI tahun 2011.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    1.4.1 Kegunaan Praktis

  • 88

    Dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai

    pihak, antara lain :

    1) Bagi Penulis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan

    pengenalan terhadap permasalahan mengenai pengungkapan Corporate

    Social Responsibility dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan

    perusahaan, sehingga penulis bisa menerapkan teori yang selama ini

    diperoleh selama masa perkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya di

    lapangan.

    2) Bagi Perusahaan

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Perusahaan

    pertambangan untuk dapat tetap melaksanakan program Corporate Social

    Responsibility secara berkelanjutan sebagai bentuk tanggung jawab sosial

    perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

    3) Bagi Investor

    Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan wacana baru

    dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam

    investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter.

    4) Bagi Pembaca

    Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan

    mengenai pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan serta dapat memberikan

  • 89

    sumbangan pengeluaran bagi peneliti lainnya mengenai CSR yang saat ini

    masih belum banyak dibahas oleh dunia akademis.

    1.4.2 Kegunaan Teoritis

    Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dan menjadi

    bahan pemikiran yang berguna bagi perusahaan sebagai dasar perbaikan dan

    pengembangan mengenai CSR di masa mendatang.

    1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Peneliti dalam menyusun skripsi ini melakukan penelitian dengan

    pendekatan studi kasus pada Perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek

    Indonesia (BEI), dimana data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    sekunder yang diperoleh dari website www.idx.co.id, perpustakaan lokal dan

    perpustakaan umum. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian adalah sejak bulan

    September 2012 hingga selesai.

  • 90

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

    HIPOTESIS

    2.1. Kajian Pustaka

    2.1.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

    Corporate Social Responsibility merupakan suatu konsep atau program yang

    dimiliki oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap

    lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

    2.1.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

    Dalam perkembangannya, konsep CSR tidak memeliki definisi tunggal.

    Ini terkait pengungkapan dan penjabaran CSR yang dilakukan perusahaan yang

    juga berbeda-beda. Namun, beberapa yang cukup berpengaruh diantaranya:

    Versi Bank Dunia : CSR is the commitment of business to Contribute to sustainable economic development working with employees and their respensatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development. Dalam bahasa Indonesia, Yusuf Wibisono (2007:7) mengartikan bahwa :

    CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya. Versi Uni Eropa : CSR is a concept whereby companies integrate social and environment concern in their business operations and their intraction with their stakeholders on voluntary basis.

  • 91

    Dalam bahasa Indonesia, Darwin (2004) dalam Rimba (2010:11)

    mengartikan bahwa:

    Pertanggung jawaban sosial perusahaan atau Corporate social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum. Belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai

    lembaga. Beberapa definisi CSR dibawah ini menunjukan keragaman pengertian

    CSR menurut berbagai organisasi, antara lain sebagai berikut : (Edi,2007; Philip

    Kotler,2008; Sukada dan Jalal, 2008).

    1. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) CSR adalah komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.

    2. International Finance Corporation CSR adalah komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang lebih baik bagi bisnis maupun pebangunan.

    3. CSR Asia Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders.

    Menurut Savio Wermasubun (2008:1) menyebutkan bahwa :

    Istilah corporate responsibility mengacu pada tanggung jawab sektor bisnis dalam kaitannya dengan semua pihak yang terlibat, mempengaruhi dan terkena dampak dari sebuah kegiatan bisnis. Meski tujuan utamanya adalah menghasilkan keuntungan, sebuah perusahaan tidak dapat dilepaskan dari masyarakat.

  • 92

    Menurut Feby Indirani (2008:1) menyebutkan bahwa :

    CSR adalah pilihan yang dilandasi kesadaran dari perusahaan. Dalam berbisnis, ia tak hanya memiliki kewajiban kepada shareholders (pemegang saham). Ia juga harus memenuhi harapan para stakeholeders (pemangku kepentingan).

    Sedangkan menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun

    2007 pasal satu butir tiga (2007:2) menyatakan bahwa :

    Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility juga

    memberikan definisi CSR. Menurut ISO 26000 (draft 3, 2007) dalam Rista

    (2009), CSR adalah:

    Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatanya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Pada intinya tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

    Responsibility) adalah kewajiban organisasi bisnis untuk mengambil bagian dalam

    kegiatan yang bertujuan melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    secara keseluruhan.

    Pandangan tentang CSR yang lebih komprehensif, dilontarkan oleh Price

    of Wales International Business Forum yang di Indonesia dipromosikan oleh

    Indonesia Business Links (http://www.csrforum.org/csr/

    csrwebassist.nsf/content/f1c2b3a4a5.html). CSR menyangkut lima pilar, yaitu

    diantaranya sebagai berikut :

  • 93

    1. Building Human : menyangkut kemampuan perusahaan untuk memiliki dukungan sumber daya manusia yang andal (internal) dan ekternal (masyarakat). Perusahaan dituntuk melakukan pemberdayaan, biasanya melalui community development.

    2. Strengthening Economics : memberdayakan ekonomi komunitas. 3. Assessing Socila Cohesion : maksudnya perusahaan menjaga

    keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tak menimbulkan konflik. 4. Encouraging Good Governance : perusahaan dijalankan dalam tata

    kelola yang baik. 5. Protecting the Environtment : perusahaan harus menjaga kelestarian

    lingkungan. Dari berbagai macam definisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

    tanggungjawab sosial perusahaan adalah suatu bentuk perwujudan komitmen

    perusahaan untuk mensejahterakan masyarakat atas dasar kesadaran bahwa

    perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat.

    2.1.1.2 Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR)

    Dunia usaha pada saat ini mengalami perkembangan yang semakin pesat,

    hal ini ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan yang berskala besar dan

    menyerap banyak tenaga kerja. Bidang-bidang usaha yang tersedia juga semakin

    banyak sehingga semakin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

    Kemampuan yang seperti ini tentunya membawa dampak yang positif bagi

    perkembangan dunia investasi dan bisnis di Indonesia. Selain itu turut berperan

    serta dalam peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun,

    yang disayangkan tidak jarang perusahaan-perusahaan yang ada terlalu terfokus

    pada kegiatan ekonomi dan produksi yang mereka lakukan, sehingga melupakan

    keadaan masyarakat di sekitar wilayah beroperasinya dan juga melupakan aspek-

    aspek kelestarian lingkungan. Padahal, sebagaimana diamanatkan dalam UUD

    1945 pada pasal 28H ayat 1, yang berbunyi sebagai berikut :

  • 94

    Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat menjadi semakin kritis

    dan menyadari hak-hak asasinya, serta berani mengekspresikan tuntutannya

    terhadap perkembangan dunia bisnis. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk

    menjalankan usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak

    hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan

    mereka juga diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan

    sosialnya.

    Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat memunculkan kesadaran baru

    tentang pentingnya melaksanakan Corporate Social Responsibility. Pemahaman

    itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya

    mementingkan dirinya sendiri saja sehingga mengasingkan diri dari lingkungan

    masyarakat di tempat mereka bekerja, melainkan suatu entitas usaha yang wajib

    melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. Hal yang sama juga

    terjadi pada aspek lingkungan hidup, yang menuntut perusahaan untuk lebih

    peduli pada lingkungan hidup tempatnya beroperasi.

    Menurut Sawir (2004) sebagaimana hasil KTT Bumi (Earth Summit) di Rio

    de Janerio, Brasil pada tahun 1992, yang menegaskan mengenai konsep

    pembangunan berkelanjutan (sustainability development) sebagai suatu hal yang

    bukan hanya menjadi kewajiban negara, namun juga harus diperhatikan oleh

    kalangan korporasi. Hasil KTT Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio tersebut

    melahirkan suatu konsep yaitu konsep pembangunan berkelanjutan menuntut

  • 95

    korporasi dalam menjalankan usahanya untuk turut memperhatikan aspek-aspek

    sebagai berikut :

    1) Ketersediaan dana

    2) Misi lingkungan

    3) Tanggung jawab sosial

    4) Terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah)

    5) Mempunyai nilai keuntungan/manfaat. Pertemuan Yohannesburg pada tahun 2002 telah memunculkan suatu

    prinsip baru di dalam dunia usaha, yaitu konsep Social Responsibility yang

    mengiringi dua konsep sebelumnya yaitu Economic dan Environment

    Sustainability. Ketiga konsep ini menjadi dasar bagi perusahaan dalam

    melaksanakan tanggung jawab sosialnya (Corporate Social Responsibility).

    Pada bulan September tahun 2004, International Organization for

    Standarization (ISO), sebagai induk organisasi standarisasi internasional berhasil

    menghasilkan panduan dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial, yang diberi

    nama ISO 26000 : Guidance Standard on Social Responsibility. ISO 26000

    menjadi standar pedoman untuk penerapan Corporate Social Responsibility. ISO

    26000 menerjemahkan Corporate Social Responsibility sebagai tanggung jawab

    suatu organisasi yang atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap

    masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang :

    1) Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat

    2) Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder

    3) Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional

    4) Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.

  • 96

    Di dalam ISO 26000, Corporate Social Responsibility mencakup 7 (tujuh)

    isu pokok, yaitu :

    1) Pengembangan masyarakat

    2) Konsumen

    3) Praktek kegiatan institusi yang sehat

    4) Lingkungan

    5) Ketenagakerjaan

    6) Hak Asasi Manusia

    7) Organizational Governance (Organisasi Kepemerintahan). Berdasarkan konsep ISO 26000, maka untuk penerapan Corporate Social

    Responsibility hendaknya terintegrasi dalam seluruh aktivitas perusahaan yang

    mencakup 7 (tujuh) isu pokok di atas. Prinsip-prinsip dasar Corporate Social

    Responsibility yang menjadi dasar pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi

    informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan Corporate Social

    Responsibility menurut ISO 26000 meliputi :

    1) Kepatuhan kepada hukum

    2) Menghormati instrumen/badan-badan internasional

    3) Menghormati stakeholders dan kepentingannya

    4) Akuntabilitas

    5) Transparansi

    6) Perilaku yang beretika

    7) Melakukan tindakan pencegahan

    8) Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.

    Kemudian pertemuan penting UN Global Compact di Jenewa, Swiss pada 7

    Juli 2007 yang dibuka oleh Sekjen PBB mendapatkan perhatian media dari

    berbagai penjuru dunia. Pertemuan itu bertujuan meminta perusahaan untuk

  • 97

    menunjukan tanggung jawab dan perilaku bisnis yang sehat yang dikenal dengan

    Corporat Social Responsibility.

    Di Indonesia sendiri, munculnya Undang-Undang No. 40 tahun 2007

    tentang Perseroan Terbatas menandai babak baru pengaturan Corporate Social

    Responsibility. Selain itu, pengaturan tentang Corporate Social Responsibility

    juga tercermin di dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman

    Modal. Walaupun sebenarnya pembahasan mengenai Corporate Social

    Responsibility sudah dimulai jauh sebelum kedua undang-undang tersebut

    disahkan. Salah satu pendorong perkembangan Corporate Social Responsibility

    yang terjadi di Indonesia adalah pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak

    hanya semata-mata untuk mencari keuntungan saja, melainkan juga bersikap etis

    dan berperan dalam penciptaan investasi sosial.

    Adapun pengaturan Corporate Social Responsibility menurut Undang-

    Undang Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut :

    Pasal 74 :

    1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

    2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajiban.

    3) Perseroan yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    Sedangkan pengaturan di dalam Undang-Undang Penanaman Modal, yaitu

    dalam Pasal 15 huruf b disebutkan bahwa setiap penanam modal berkewajiban

    melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

  • 98

    Kemudian dalam Pasal 16 huruf d Undang-Undang Penanaman Modal

    disebutkan bahwa setiap penanam modal bertanggung jawab menjaga kelestarian

    lingkungan hidup.

    2.1.1.3 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

    Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak

    hanya mengejar laba jangka pendek, tetapi juga ikut berkontribusi terhadap

    peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan (terutama lingkungan

    sekitar) dalam jangka panjang. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat

    dipandang sebagai asset strategis dan kompetitif bagi perusahaan ditengah iklim

    bisnis yang makin sarat kompetisi. Menurut Adam dan Zutshi (2004) dalam

    Rahmawati Rahayu (2012:27) CSR dapat memberi banyak manfaat yaitu :

    1) Peningkatan profit bagi perusahaan dan kinerja finansial yang lebih baik. 2) Menurunkan risiko benturan dengan komunitas masyarakat sekitar. 3) Mampu meningkatkan reputasi perusahaan tersebut yang juga merupakan

    bagian dari pembangunan citra perusahaan (corporate image building). Dengan adanya CSR akan meningkatkan profit bagi perusahaan dan kinerja

    finansial yang lebih baik karena banyak perusahaan-perusahaan besar yang

    mengungkapkan program CSR menunjukan keuntungan yang nyata terhadap

    peningkatan nilai saham. Disamping itu CSR dapat menurunkan risiko benturan

    dengan komunitas masyarakat sekitar, karena sesungguhnya substansi keberadaan

    CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri

    disebuah kawasan, dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang

    difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program

    pengembangan masyarakat sekitar atau dalam pengertian kemampuan perusahaan

    untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang

  • 99

    terkait. CSR juga mampu meningkatkan reputasi perusahaan yang dapat

    dipandang sebagai social marketing bagi perusahaan. Social marketing akan dapat

    memberikan manfaat dalam pembentukan brand image suatu perusahaan dalam

    kaitannya dengan kemampuan perusahaan terhadap komitmen yang tinggi

    terhadap lingkungan selain memiliki produk yang berkualitas tinggi.

    Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif terhadap voume unit

    produksi yang terserap pasar yang akhirnya akan mendatangkan keuntungan yang

    besar terhadap peningkatan laba perusahaan. Kegiatan CSR yang diarahkan

    memperbaiki konteks korporat inilah yang memungkinkan alignment antara

    manfaat sosial dan bisnis yang muaranya untuk meraih keuntungan materi dan

    sosial dalam jangka panjang.

    1) Seperti yang dikemukakan oleh Susanto (2007) dalam Fitriyani (2011:21) bahwa dari sisi perusahaan terdapat 6 (enam) manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR, yaitu :

    2) Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan.

    3) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.

    4) Keterlibatan dan kebanggan karyawan. 5) CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan

    mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdernya. 6) Meningkatkan penjualan. 7) Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan

    khusus lainnya.

    Maka dari itu untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan program CSR

    diperlukannya komitmen yang kuat, partisipasi aktif, serta ketulusan dari semua

    pihak yang peduli terhadap program-program CSR. Program CSR menjadi begitu

    penting karena kewajiban manusia untuk bertanggung jawab bahwa dimasa

    mendatang tetap ada manusia di muka bumi ini, sehingga dunia tetap harus

  • 100

    menjadi manusiawi untuk menjamin keberlangsungan kehidupan kini dan di hari

    esok.

    2.1.1.4 Komponen Dasar Corporate Social Responsibility

    John Elkington (1997) yang dikutip oleh Hasibuan dan Sedyono (2006:73)

    menyebutkan bahwa Corporate Social Responsibility dibagi menjadi tiga

    komponen utama, yaitu: people, profit, dan planet. Ketiga komponen inilah yang

    saat ini kerap dijadikan dasar perencanaan, pengungkapan dan evaluasi

    (pelaporan) program-program Corporate Social Responsibility yang kemudian

    dikenal sebagai triple bottom line.

    Tabel 2.1

    The Triple Bottom Line of Corporate Social Responsibility

    People Profit Planet Definisi Sebuah bisnis harus

    bertanggungjawab untuk memajukan dan mensejahterakan sosial serta seluruh stakeholdernya.

    Perusahaan tidak boleh hanya memiliki keuntungan bagi organisasinya saja tetapi harus dapat memberi kemajuan ekonomi bagi para stakeholdernya.

    Perusahaan harus dapat menggunakan sumber daya alam dengan sangat bertanggungjawab dan menjaga keadaan lingkungan serta memperkecil jumlah limbah produksi.

    Jenis kegiatan

    Kegiatan kedermawanan yang dilakukan secara tulus untuk membangun masyarakat dan sumber daya manusia.

    Tindakan perusahaan untuk terjun langsung di dalam masyarakat untuk memperkuat ketahanan ekonomi.

    Penerapan proses produksi yang bersih, aman dan bertanggungjawab.

  • 101

    Contoh -Beasiswa Pendidikan -Pembinaan UKM -Pengelolaan limbah

    -Pelayanan Kesehatan -Bantuan modal dan kredit -Penanaman pohon

    -Pemberdayaan tenaga lokal

    -Kampanye lingkungan hidup

    Sumber: Hasibuan dan Sedyono (2006:73)

    Triple bottom line merupakan sinergi dari tiga elemen yang merukapan

    komponen dasar dari pelaksanaan Corporate Social Responsibility. Triple bottom

    line sering dijadikan acuan dalam pembuatan program-program Corporate Social

    Responsibility.

    Sedangkan menurut pendapat Yusuf Wibisono (2007:32) mengemukakan

    bahwa :

    Pada dasarnya perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah 3P, selain mengejar Profit perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).

    Jadi berdasarkan pendapat diatas, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada

    tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang

    direfleksikan dalam kondisi financialnya saja, namun juga harus memperhatikan

    aspek sosial dan lingkungannya.

    2.1.1.5 Indikator Corporate Social Responsibility

    Untuk mengukur pengungkapan CSR berdasarkan Indikator-indikator

    menurut Edy Rismanda Sembiring (2005) sebagai berikut :

    1) Lingkungan

    1) Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan pengembangan untuk mengurangi polusi.

    2) Operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi.

  • 102

    3) Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi.

    4) Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengelolaan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi.

    5) Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas.

    6) Penggunaan material daur ulang 7) Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan

    yang dibuat perusahaan. 8) Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan. 9) Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah

    lingkungan. 10) Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah. 11) Pengelolaan limbah. 12) Riset mengenai pengelolaan limbah. 13) Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak

    lingkungan perusahaan. 14) Perlindungan lingkungan hidup.

    2) Energi 1) Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan

    operasi. 2) Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi. 3) Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang. 4) Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi

    energi. 5) Peningkatan efisiensi energi dan produk. 6) Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari

    produk. 7) Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan.

    3) Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    1) Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja. 2) Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik

    atau mental. 3) Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja. 4) Mentaati peraturan standar kesehatan dengan keselamatan

    kerja. 5) Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja. 6) Menetapkan suatu komite keselamatan kerja. 7) Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja. 8) Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

    4) Lain-lain Tentang Tenaga Kerja 1) Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita / orang

    cacat. 2) Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita / orang

    cacat dalam tingkat managerial.

  • 103

    3) Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita / orang cacat dalam pekerjaan.

    4) Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat. 5) Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat

    kerja. 6) Memberikan bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam

    bidang pendidikan. 7) Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja. 8) Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja

    yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan.

    9) Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan. 10) Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi. 11) Pengungkapan persentase gaji untuk pensiun. 12) Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan. 13) Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan. 14) Mengungkapkan tingkatan manajerial yang ada. 15) Mengungkapkan disposisi staff dimana staff ditempatkan. 16) Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia

    mereka. 17) Mengungkapkan statistik tenaga kerja, misalnya penjualan per

    tenaga kerja. 18) Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut. 19) Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga

    kerja. 20) Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain. 21) Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan

    tenaga kerja dalam meningkatkan keputusan dan motivasi kerja.

    22) Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan.

    23) Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah. 24) Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh. 25) Melaporkan gangguan dan aksitenaga kerja. 26) Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja

    dinegosiasikan. 27) Peningkatan kondisi kerja secara umum. 28) Informasi reorganisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga

    kerja. 29) Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja.

    5) Produk 1) Pengungkafan informasi pengembangan produk perusahaan,

    termasuk pengemasan. 2) Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk. 3) Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk

    memperbaiki produk. 4) Pengungkapan bahwa produk memenuhi standar keselamatan. 5) Membuat produk lebih aman untuk konsumen.

  • 104

    6) Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan. 7) Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam

    pengolahan dan penyiapan produk. 8) Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan. 9) Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam

    penerimaan penghargaan 10) Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah

    meningkat (misalnya, ISO 9000). 6) Keterlibatan Masyarakat

    1) Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan, dan seni.

    2) Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar.

    3) Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat. 4) Membantu riset media. 5) Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau

    pameran seni. 6) Membiayai program beasiswa. 7) Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat. 8) Mensponsori kampanye nasional. 9) Mendukung pengembangan industri lokal.

    7) Umum 1) Pengungkapan tujuan. Kebijakan perusahaan secara umum

    berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.

    2) Informasi hubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebut di atas.

    2.1.1.6 Program Corporate Social Responsibility

    Corporate Social Responsibility merupakan salah satu strategi jangka

    panjang bagi perusahaan untuk dapat sustainable di dalam dunia bisnis. Untuk

    menjalankan strategi tersebut, perlu diterjemahkan ke dalam bentuk program-

    program yang akan dijalankan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan.

    Menurut Umar (2003:349) menyebutkan bahwa :

    Program merupakan suatu perencanaan jangka pendek perusahaan yang diturunkan dari perencanaan jangka menengah dan jangka panjang.

  • 105

    Ada beberapa teknik yang sudah umum dipakai dalam membentuk program,

    terutama teknik yang dapat mengoptimalisasi sumber daya organisasi yang akan

    digunakan. Menurut Umar (2003:350) menyebutkan bahwa :

    Teknik-teknik tersebut antara lain :

    Gantt Chart dan Gantt Milestone Chart. PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan NWP (Net

    Work Planning). PKT (Pola Kerja Terpadu), yaitu teknik perencanaan yang

    komprehensif agar kegiatan menjadi terarah dan terpadu. PIP (Performance Improvement Planning), yaitu teknik perencanaan

    yang mengutamakan daya analisis terhadap kekuatan-kekuatan pendorong dan penghambat kerja.

    APP (Analisis Persoalan Potensial), yaitu teknik perencanaan yang berguna terutama untuk mengamankan suatu program agar setiap persoalan yang muncul pada waktu pelaksanaannya dapat diantisipasi.

    Suatu perencanaan matang yang menyeluruh dan dapat dijalankan secara

    sistematis perlu dibuat dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility.

    Corporate Social Responsibility merupakan suatu perencanaan jangka panjang

    perusahaan dengan tujuan agar perusahaan dapat sustainable di dunia usaha.

    Untuk mendukung perencanaan jangka panjang perlu dibuat program-program

    yang mendukung pencapaian dari tujuan tersebut. Melaksanaan Corporate Social

    Responsibility membutuhkan langkah-langkah pembentukan dan persiapan hingga

    akhirnya dapat dilaksanakan. Langkah-langkah persiapan dan penerapan

    Corporate Social Responsibility menurut Rahendrawan (2006:63) adalah sebagai

    berikut :

    1) Perencanaan Corporate Social Responsibility Mempersiapkan target dan tujuan dari pelaksanaan Corporate Social

    Responsibility untuk perusahaan.

  • 106

    Mempersiapkan perangkat alat ukur kinerja dan alat ukur status dari Corporate Social Responsibility.

    Mengidentifikasi inovasi dan/atau intervensi terhadap sistem yang sedang diterapkan.

    Mengidentifikasi masalah Corporate Social Responsibility yang relevan dengan kegiatan operasional perusahaan.

    Mengidentifikasi tingkat kesiapan pelaksanaan Corporate Social Responsibility, baik dengan unit organisiasi, dan/atau dari kematangan Corporate Social Responsibility itu sendiri.

    Menentukan daerah operasi perusahaan yang akan diterapkan Corporate Social Responsibility di dalamnya.

    Mengidentifikasi stakeholders perusahaan, dan melibatkan pihak-pihak yang relevan dalam merancang Corporate Social Responsibility.

    Mempersiapkan program-program dari Corporate Social Responsibility.

    2) Persiapan aktivitas Corporate Social Responsibility Proses pengambilan keputusan dan pengesahan program-program

    Corporate Social Responsibility.

    Memanage perubahan dan inovasi-inovasi yang dibutuhkan.

    Organisasi program-program Corporate Social Responsibility, baik internal maupun eksternal.

    Sumber daya internal perusahaan dari perusahaan (sumber daya manusia, modal, dll).

    3) Pengungkapan Corporate Social Responsibility Menghubungkan program-program Corporate Social Responsibility

    dengan para stakeholders, yang keterlibatannya akan ditentukan berdasarkan kondisi, prioritas dan anggaran perusahaan.

    Mengungkapkan program.

    Person(s) in charge, orang yang memimpin pelaksanaan program Corporate Social Responsibility.

    4) Evaluasi Metode pengawasan dan perangkatnya.

    Metode evaluasi dan perangkatnya.

    Mekanisme pengembangan terus menerus.

    Person(s) in charge, orang yang ditugaskan untuk memimpin jalannya evaluasi.

    Mengidentifikasi masalah Corporate Social Responsibility yang relevan dengan kegiatan operasional perusahaan.

  • 107

    Mengidentifikasi tingkat kesiapan pelaksanaan Corporate Social Responsibility, baik dengan unit organisiasi, dan/atau dari kematangan Corporate Social Responsibility itu sendiri.

    Menentukan daerah operasi perusahaan yang akan diterapkan Corporate Social Responsibility di dalamnya.

    Mengidentifikasi stakeholders perusahaan, dan melibatkan pihak-pihak yang relevan dalam merancang Corporate Social Responsibility.

    Mempersiapkan program-program dari Corporate Social Responsibility.

    5) Pelaporan Mekanisme dan sistem pelaporan internal dan eksternal.

    Komunikasi internal dan sistem koordinasi.

    Sistem komunikasi eksternal.

    Laporan verifikasi.

    2.1.1.7 Tujuan Perusahaan Melaksanakan Corporate Social Responsibility

    Menururt Chuck Williams (2001:123) menyebutkan bahwa :

    Tujuan perusahaan menerapkan CSR agar dapat memberi manfaat yang terbaik bagi stakeholders dengan cara memenuhi tanggung jawab ekonomi, hukum, etika dan kebijakan,

    1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah pondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang.

    2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.

    3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. Kata kuncinya: be ethical.

    4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberikan kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Kata kuncinya: be a good citizen. Para

  • 108

    pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal dengan istilah non-fiduciary responsibility.

    Keempat jenjang tanggung jawab tersebut perlu dipahami sebagai satu

    kesatuan. Walaupun demikian, kesalahan interpretasi umumnya kerap terjadi

    dimana muncul argumen bahwa laba yang harus diutamakan. Tetapi kegiatan

    mencari keuntungan atau laba hendaknya dikaitkan atau tidak terlepas dengan

    kegiatan lainnya, seperti mengembangkan masyarakat. Corporate Social

    Responsibility pada saat ini bukan lagi hanya sekedar kegiatan philanthropy

    konvensional, memberikan sejumlah dana untuk tujuan-tujuan yang baik di akhir

    tahun saat pembukuan selesai. Namun sudah lebih luas lagi dan ini justru

    dijadikan tanggung jawab yang perusahaan lakukan sepanjang tahun untuk

    lingkungan di sekitar mereka, untuk kegiatan bekerja yang lebih baik, untuk

    komitmen perusahaan terhadap komunitas lokal dan untuk pengakuan atas brand

    names perusahaan yang tidak hanya akan bergantung pada kualitas, harga dan

    keunikan yang mereka miliki, namun juga pada interaksi perusahaan dengan

    tenaga kerja yang dimilikinya, komunitas dan lingkungan secara kumulatif.

    2.1.2 Kinerja Keuangan

    2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan

    Pengertian kinerja menurut Kamus Istilah Akuntansi (2003:215)

    menyatakan bahwa:

    Kinerja atau performance adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, sering dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya

  • 109

    masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya. Menurut Indra Bastian (2001:329) menyebutkan bahwa :

    Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan, skema strategis (strategic planning) suatu organisasi, secara umum dapat juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Menurut Wibowo (2008) menyatakan bahwa definisi kinerja yaitu :

    Kinerja berasal dari pengertian performance. Adapun pengertian makna luas, tidak hanya hasil kerja, tetapi bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Adapun menurut pendapat yang dikemukakan oleh Amstrong dan Baron

    dalam Wibowo (2008) adalah :

    Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Menurut Syafarudin (2003 : 96) menyatakan bahwa :

    Kinerja keuangan merupakan adalah mengukur sampai sejauhmana prestasi, peningkatan, posisi, atau performance dari nilai perusahaan yang diukur melalui laporan keuangan baik melalui neraca maupun laba rugi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan

    efektivitas dan efesien suatu organisasi dalam rangka mencapai suatu tujuannya.

    Efektivitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang

    tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    Sedangkan efesiensi diartikan sebagai rasio perbandingan antara masukan dan

    keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal.

  • 110

    2.1.2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan

    Menurut (Munawir, 2007:30) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    keuangan :

    1. Likuiditas, yang mampu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

    untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau

    kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada

    saat ditagih.

    2. Solvabilitas, yang mampu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

    memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi

    baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

    3. Rentabilitas atau profitabilitas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan

    untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

    4. Stabilitas ekonomi, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

    melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan

    mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban

    bunga dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur

    tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

    2.1.2.3 Analisis Kinerja Perusahaan

    Analisis terhadap kinerja perusahaan pada umumnya dilakukan dengan

    menganalisis laporan keuangan, yang mencakup perbandingan kinerja perusahaan

    dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi

    kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Teknik analisis

  • 111

    yang dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah melalui

    analisis rasio.

    Menurut Moeljadi (2004:67) Analisis Rasio tersebut yaitu di antaranya

    sebagai berikut :

    1) Rasio Likuiditas, yang digunakan untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya. Meliputi

    cash ratio, current ratio, acid test ratio atau quick ratio.

    2) Rasio Leverage, yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

    kebutuhan dana perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Meliputi debt to

    total assets ratio, debt to equity ratio, dan time interest earned.

    3) Rasio Aktivitas, yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan

    dalam memanfaatkan sumber dananya. Meliputi inventory turnover,

    receivable turnover, fixed asset turnover, dan other asset turnover.

    4) Rasio Profitabilitas, yang digunakan untuk mengukur efektivitas

    perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Meliputi profit margin,

    Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Return on Assets

    (ROA), earning per share.

    5) Rasio Penilaian, yang digunakan untuk mengukur kemampuan

    perusahaan dalam menciptakan nilai kepada para investor atau pemegang

    saham. Meliputi Price Earning Ratio (PER), dan market to book value

    ratio.

    6) Market Value Added (MVA),merupakan perbedaan antara nilai pasar

    ekuitas dengan jumlah modal ekuitas yang diinvestasikan oleh investor.

  • 112

    Jadi, MVA difokuskan pada pengukuran pengaruh tindakan manajerial

    sejak pendirian perusahaan.

    7) Economic Value Added (EVA), merupakan nilai tambah kepada

    pemegang saham oleh manajemen selama satu tahun tertentu. Jadi, EVA

    difokuskan pada efektivitas manajerial selama satu tahun tertentu.

    8) Analysis Du Pont, dirancang untuk menunjukan hubungan antara

    pengembalian atas investasi, perputaran aktiva, margin laba, dan

    leverage. Meliputi ROA dan Earning Power.

    Sedangkan menurut Robert F. Halsey (2005:41) rasio keuangan yang dapat

    digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menginterpretasikan data dalam