cryptos por odium

26
TUGAS PARASITOLOGI Cryptosporidium Disusun oleh :

Upload: ummu-faurikhah

Post on 07-Feb-2016

104 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

parasit

TRANSCRIPT

Page 1: Cryptos Por Odium

TUGAS PARASITOLOGICryptosporidium

Disusun oleh :

Page 2: Cryptos Por Odium

Cryptosporidium

Pendahuluan

Cryptosporidium adalah parasit protozoa berbentuk bulat yang

mengundang banyak perhatian dua puluh tahun terakhir sebagai patogen bagi

manusia. Cryptosporidium ditemukan sebagai sebuah organisme bersel didalam

mukosa lambung tikus oleh Tyzzer tpada tahun 1907. Kasus pertama

cryptosporidiosis pada manusia di tahun 1976 melibatkan anak perempuan

berumur tiga tahun dari daerah pedalaman di Tennessee yang menderita

gastroenteritis selama dua minggu. Pada awal tahun 1980an, keterkaitan antara

kasus cryptosporidiosis dan orang dengan immunodeficient menjadikan

Cryptosporidium patogen paling berbahaya bagi manusia. Akhir-akhir ini terjadi

peningkatan populasi orang dengan immunocompromised dan berbagai

perjangkitan cryptosporidiosis melalui infeksi oosit Cryptosporidium yang ada

pada air memberi perhatian lebih besar untuk patogen ini.

Karakteristik umum

Cryptosporidium adalah protozoa patogen dari filum apicomplexa dan

menyebabkan diare yang disebut cryptosporidiosis. Jenis Apicomplexan patogen

lainnya yaitu parasit Plasmodium (malaria) dan Toxoplasma (toksoplasmosis).

Tidak seperti Plasmodium, yang penularannya melalui nyamuk, Cryptosporidium

tidak membutuhkan serangga vektor dan mampu memiliki siklus hidupnya dalam

satu inang, menyebabkan  kista yang dikeluarkannya bersamaan dengan kotoran

mampu menular ke inang baru.

Sejumlah Cryptosporidium menginfeksi mamalia. Pada manusia, jenis

Cryptosporidium utama penyebab penyakit adalah C. parvum dan C. hominis

(sebelumnya C. parvum sebagai genotip 1). C. canis, C. felis, C. meleagridis, dan

C. muris juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

Page 3: Cryptos Por Odium

Infeksi cryptosporidiosis biasanya bersifat infeksi akut jangka pendek,

namun dapat menjadi parah dan sulit disembuhkan pada anak-anak dan orang

dengan immunocompromised (seperti pasien AIDS). Pada manusia, ia akan tetap

berada di usus terbawah dan dapat bertahan disana sampai lima bulan. Parasit

menular melalui lingkungan dengan kista keras (oosit), yang ketika ikut tercerna,

terdapat pada usus kecil dan menyebabkan infeksi pada jaringan epitel usus.

Taksonomi

Kingdom : Protista

FIlum : Apicomplexa

Kelas : Conoidasida

Subkelas : Coccidiasina

Orde : Eucoccidiorida

Suborde : Eimeriorina

Keluarga : Cryptosporidiidae

Genus : Cryptosporidium

Siklus hidup

Ookista yang telah mengalami sporulasi, terdiri dari 4 sporozoit,

dikeluarkan melalui feses dari organisme yang terinfeksi dan mungkin mengalami

rute yang lain seperti melalui sekresi saluran pernafasan (1). Transmisi dari

Cryptosporidium parvum dan Cryptosporidium hominis umumnya terjadi melalui

kontak dengan air yang telah terkontaminasi. Banyak wabah yang terjadi di

Amerika Serikat terjadi di taman air, kolam renang umum, dan pusat pelayanan

umum (2). Setelah tertelan(dan mungkin terhirup) oleh hospes (3) eksistasi terjadi

(a). Empat sporozoit dikeluarkan dari tiap ookista, menembus sel epitelial (b,c)

usus dan jaringan yang lain seperti saluran pernafasan. Sporozoid akan

berkembang menjadi tropozoit. Kemudian mengalami multiplikasi aseksual

(skizogoni atau merogoni) (d,e) yang menghasilkan meront tipe I. Merozoit yang

dihasilkan meron tipe satu dapat mereinfaksi sel dan mengulang kembali siklus

Page 4: Cryptos Por Odium

asekseual atau menginfeksi sel dan berkembang menjadi meront tipe II (f). Tiap

meron tipe II akan membebaskan 4 buah merozoit. Diyakini bahwa hanya

merozoit tipe II inilah yang akan berkembang mengalami multiplikasi seksual

(gametogoni) menghasilkan mikrogamont(g) dan makrogamont(h). Mikrogamet

yang keluar dari mikrogamont akan membuahi makrogamont yang matang dan

menghasilkan zigot (i), yang akan berkembang menjadi ookista berdinding tebal

(j) dan ookista berdinding tipis (k). Ookista akan bersporulasi (berkembang

menjadi sporozoit yang infektif). Keluarnya sporozoit dari ookista yang

berdinding tipis akan menyebabkan autoinfeksi. Sementara ookista berdinding

tebal akan dikeluarkan melalui feses dan apabila tertelan akan segera menginfeksi

hospes lainnya.

Page 5: Cryptos Por Odium

Epidemiologi dan faktor berbahaya

Cryptosporidiosis terjadi di seluruh dunia. Infeksi lebih sering terjadi di

negara yang sedang berkembang dibanding dengan negara maju. Oocyst C.

Parvum ditemukan sekitar 2% (range 0,3-22%) pada orang dengan

immunocompetent dengan diare di negara maju dengan dibandingkan dengan 6%

(range 1,4-41%) di negara berkembang. Prevalensi infeksi Cryptosporidium pada

orang yang positif HIV di negara maju dan negara berkembang yaitu 14% (range

6-70%) dan 24% (range 8,7-48%).

Cryptosporidium juga salah satu penyebab terpenting diare pada bayi dan

anak-anak terutama di negara berkembang. Mengesampingkan wabah yang

terdokumentasi, angka prevalensi infeksi Cryptosporidium pada anak dengan

diare antara 3% dan 3,6% di negara Eropa dan Amerika Utara yang lebih

industrial dan antara 5% dan 15% di negara yang sedang berkembang. Pada

kebanyakan penelitian, anak-anak terutama mereka yang kurang dari usia 2 tahun,

tampak mempunyai prevalensi infeksi yang lebih tinggi daripada orang dewasa,

dengan kenaikan prevalensi pada bulan-bulan yang lebih panas dan lembab.

Frekuensi setinggi 19% dan 36% telah dideteksi pada anak yang dirawat inap

untuk gastroentritis di Gaza dan Thailand. Pada penelitian prospektif bayi Badui,

45% telah terinfeksi Cryptosporidium pada umur 2 tahun. Seroprevalensi di

negara maju umumnya 25-30%. Seroprovalensi di negara berkembang sering

lebih tinggi dua sampai tiga kali lipat. Yang sangat menarik perhatian,

Cryptosporidium telah dikaitkan sebagai agen etiologi diare menetap di negara

dunia ketiga, dengan morbiditas dan mortalitas yang berarti karena malnutrisi.

Cryptosporidium menginfeksi sejumlah binatang, terutama sapi dan dapat

menyebar dari binatang yang terinfeksi ke manusia. Ookista infeksius bila

dikeluarkan melalui tinja, dan penularan dari orang-ke-orang telah terdokumentasi

dengan baik pada pusat perawatan-harian dan kontak rumah-tangga. Anggota

keluarga yang terinfeksi seringkali diidentifikasi selama evaluasi wabah pusat

Page 6: Cryptos Por Odium

perawatan-harian, misalnya di Michigan, 71% keluarga dengan anak bergejala

mempunyai tambhana anggota keluarga terinfeksi.

Cryptosporidium merupakan penyebab umum epidemi diare pada pusat

perawatan-harian di Amerika Serikat. Diantara enam wabah yang berbeda pada

pusat perawatan-harian di Amerika Serikat antara tahun 1984 dan 1989, anak

dibawah umur dua tahun mempunyai angka serangan lebih tinggi (biasanya

sekitar 60%) daripada anak yang lebih tua atau perawat. Banyak kasus pada pusat

perawatan-anak mungkin tetap tidak terdeteksi; survei pada anak asimtomatik

pada pusat perawatan-harian (lima tinja anak dievaluasi), sepertiga ditemukan

mengandung ookista Cryptosporidium dalam tinja. Rekomendasi untuk mencegah

wabah pada pusat perawatan-anak terutama cuci tangan yang ketat, menggunakan

pakaian penutup atau popok (diaper) yang mampu menahan cairan diare, dan

pemisahan daerah serta tanggung jawab dalam memberi popok dan memberi

makanan.

Cryptosporidium telah diidentifikasi sebagai agen etiologi beberapa wabah

yang ditularkan melalui air yang luas, biasanya karena infeksi permukaan sumber

air tanah, sering melibatkan binatang pertanian. Ookista hanya berdiameter 4µm,

membuatnya sukar dibersihkan melalui filtrasi; dan ia resisten terhadap klorinasi

rutin.

Wabah cryptosporidiosis dihubungkan dengan meminum air yang telah

terkontaminasi oleh feses manusia atau hewan yang terinfeksi, tertelan air dari

danau atau kolam renang, penggantian popok yang kurang baik, tindakan kurang

higienis pada pusat penitipan anak, terpapar pada orang yang sakit di rumah sakit,

memakan makanan yang terkontaminasi feses, dan terpapar oleh hewan yang

terinfeksi di kebun binatang, peternakan ataupun di rumah sakit. Wabah

cryptosporidiosis yang paling dikenal terjadi di Milwaukee (Wisconsin) di tahun

1993, yang menginfeksi lebih dari 400.000 orang.

Page 7: Cryptos Por Odium

Gejala bisa terjadi dengan tiba-tiba 7 sampai 10 hari setelah infeksi dan

terutama terdiri dari kram perut dan sering mencret, mual, muntah, kehilangan

nafsu makan, demam, malabsorption (rendahnya penyerapan nutrisi oleh usus),

dehidrasi dan kelemahan bisa terjadi. Diare biasanya berair dengan lendir. Sangat

langka untuk menemukan darah atau sel darah putih dalam penyakit ini. Gejala-

gejala ini bisa menjurus ke berat badan turun dan kehabisan cairan tubuh. Ada

kalanya gejalanya tidak ada sama sekali. Namun, orang demikian itu masih bisa

menulari sesamanya. Orang yang sistem ketahanannya lemah bisa mendapat

gejala lebih parah yang berlangsung berminggu-minggu.

Pada orang yang sistem kekebalannya lemah, gejala bisa mulai secara

bertahap, dan diare bisa berbagai macam dari ringan sampai berat (hingga 3

sampai 4 galon pada tinja encer setiap hari pada orang dengan AIDS).

Orang dengan Immunocompromised (imun redah), anak-anak, dan orang

tua, dapat mengembangkan bentuk cryptosporidiosis yang lebih parah. 4 % dari

mereka biasanya tidak memiliki gejala-gejala, 29 % mempunyai infeksi

sementara, 60 % mengalami diare kronis, dan 8 % mengalami infeksi parah

seperti infeksi kolera. Infeksi diare-sementara berakhir dalam waktu 2 bulan dan

Cryptosporidium tidak lagi ditemukan di dalam kotoran. Diare kronis adalah diare

yang berlangsung selama 2 tahun atau lebih, bentuknya terlihat dari volume  air

kotoran pasien yang setidaknya  mengeluarkan 2 liter diare berair per hari.

Kadang juga  dapat kehilangan hingga 25 liter per hari. pasien AIDS dapat

mengalami 10 kali buang air besar per hari. Mereka mengalami malabsorpsi 

parah dan dapat kehilangan 10% berat badan. Banyak dari mereka tidak pernah

sepenuhnya menghapuskan Cryptosporidium dari tubuh mereka.

Ketika Cryptosporidium menyebar ke luar usus – karena penyakit ini dapat

menjadi dominan akibat tubuh kekurangan imun pada pasien AIDS – mereka

dapat mencapai paru-paru, telinga, pankreas, dan bagian perut lainnya. Parasit

dapat menulari biliary tract (sekitar lever), menyebabkan biliary cryptosporidiosis.

Page 8: Cryptos Por Odium

Hal ini menyebabkan cholecystitis (peradangan pada kandung empedu) dan

cholangitis (suatu kondisi dimana empedu menjadi terinfeksi).

Penularan

Infeksi cryptosporidial dapat ditularkan melalui air atau makanan yang

terkontaminasi, kontak antara binatang dan manusia, serta kontak manusia dengan

manusia lain yang terinfeksi cryptosporidium ini. Kemungkinan terjangkit parasit

ini cukup tinggi walaupun dalam jumlah yang kecil, setelah sebuah penelitian

terkini menetapkan bahwa 50% dosis infektif (ID50) dari Cryptosporidium

parvum hanya dengan 132 okista untuk orang yang sehat tanpa kekebalan serologi

terhadap cryptosporidiosis sebelumnya (DuPont, et al., 1995).

Penularan yang dapat terjadi akan dibahas dalam beberapa kategori

penularan berikut :

1. Makanan dan minuman

Di Amerika Serikat telah terjadi 6 kali wabah penjangkitan

cryptosporidiosis yang diakibatka kontaminasi dari air minum (Juranek, 1995).

Satu dari wabah besar ini terjadi di Milwaukee pada tahun 1993dengan jumlah

penderita lebih dari 400 ribu orang. Wabah penularan seperti ini biasanya terjadi

akibat air minum yang di ambil dari permukaan sumber air seperti danau dan

sungai (Junarek, 1995). Kolam renang dan kolam dari tempat rekreasi juga ikut

terkait dengan wabah penularan penyakit ini. Selain itu, sumber air tanah yang

tidak diurus dengan baik atau sumur dapat menjadi sumber kontaminasi.

Resistansi yang tinggi dari kista Cryptosporidium parvum terhadap

lingkungan memungkinkan patogen ini dapat bertahan hidup dari berbagai

penyaringan air minum dan penanganan secara kimia seperti klorinasi. Meskipun

utilitas air minum di perkotaan memenuhi standar federal untuk keamanan dan

kualitas air minum, perlindungan penuh terhadap infeksi cryptosporidial ini tidak

terjamin. Bahkan, semua wabah cryptosporidiosis melalui air telah terjadi di

Page 9: Cryptos Por Odium

masyarakat yang menggunakan utilitas lokal yang memenuhi semua standar air

minum negara dan federal (Jnarek, 1995).

Makanan juga dapat menjadi sumber penularan apabila orang yang

terinfeksi maupun asymptomatic carrier mengkontaminasi makanan tersebut.

Dokumentasi pertama dari tipe penjangkitan ini terjadi di sebuah wilayah di

Maine, dimanan anak-anak yang meminum sari apel yang terontaminasi feses

hewan mengakibatkan cryptosporidiosis (Junarek, 1995). Ookista dari

Cryptosporidium parvum tidak dapat bertahan apabila makanan dimasak, namun

kontaminasi terhadap makanan dapat terjadi pada berbagai macam minuman,

salad, atau makanan lain yang tidak dimasak dengan baik.

2. Penularan antara hewan dengan manusia

Penularan Cryptosporidium parvum dari hewan peliharaan sangat jarang

terjadi, tetapi ada hubungan yang pasti antara anak sapi dan manusia—sekitar

50% dari anak sapi melepaskan ookista dan patogen ini ada pada lebih dari 90%

seluruh peternakan susu (junarek, 1995).

3. Penularan antar manusia

Penularan Cryptosporidium parvum terjadi pada frekuensi tinggi di tempat

penitipan anak, di mana bayi atau anak-anak yang berkerumun di dalam kelas,

toilet, dan area bermain umum, atau penggantian popok yang keseringan (Keusch,

et al., 1995). Pegawai tempat penitipan anak dapat terjangkit dengan mudah oleh

Cryptosporidium parvum melalui kecerobohan pegawai saat mengganti popok

atau saat mencuci cucian dari anak yang terinfeksi. Pegawai penitipan anak dapat

menularkan patogen ini kepada keluarganya di rumah.

Pengaturan nosokomial juga merupakan forum terbesar dari penularan

cryptosporidial. Terdapat beberapa laporan dari kedua penularan dari pasien ke

tenaga kerja kesehatan dan penularan dari pasien ke pasien. Wabah di unit

transplantasi sumsum tulang terjadi di mana lima dari enam pasien membawa

Page 10: Cryptos Por Odium

cryptosporidiosis, pasien yang terinfeksi dirawat di unit ini (Casemore, et al.,

1994). Wabah besar lain terjadi di Wales Utara setelah pasien AIDS yang sakit

parah terinfeksi Cryptosporodiosis dirawat oleh unit penyakit menular di sebuah

rumah sakit besar. Lima kasus cryptosporidiosis telah ditemukan pada staf

perawat dan infeksi lebih sering terjadi dari kontaminasi lingkungan besar lewat

diare dan muntahan pasien (Casemore, et al., 1994). “Kontaminasi lingkungan”

ini meningkatkan kemungkinan penularan Cryptosporidium parvum lewat udara

dari satu orang ke orang lainnya. Variasi rute dari penularan seperti infeksi

melalui udara mungkin terjadi, karena ookista dari Cryptosporidium tersebar

dalam jumlah yang besar selama infeksi akut dan segera menginfeksi ke yang

lainnya (Casemore, et al., 1994). Wabah nosokomial ini menandakan bahwa

rumah sakit perlu mengambil tindakan pencegahan yang lebih tegas pada pasien

yang terinfeksi. Dan, staf pelayanan kesehatan harus melaporkan gejala

gastrointestinal bahkan gejala yang kecil pun harus dilaporkan, hal ini bertujuan

untuk mencegah penularan kepada staff lain dan pasien.

Patogenesis

Cryptosporidium sp terutama pada spesies cryptosporidium parvum

(spesies yang paling pathogen) menyebabkan cryptosporidiosis yaitu penyakit

zoonosis yang sering menimbulkan gangguan gastroenteritis . penyakit ini

ditularkan secara fekal oral. Fase perkembangan dideteksi didalam faring,

esophagus, lambung, duodenum, jejunum, ileum, apendiks, colon, dan rectum.

Berbagai jenis mamalia, unggas, reptile, ikan, dapat bertindak sebagai sumber

infeksi.

Infeksi penyakit ini dari material yang terkontaminasi seperti tanah, air,

makanan yang tidak dimasak atau telah kontak dengan kotoran manusia atau

hewan yang terinfeksi. Kontak kemudian ditransfer ke mulut dan ditelan. Hal ini

terutama terjadi diantara mereka yang biasa kontak dengan air tawar saat

berenang. Tingginya resistensi oocysts Cryptosporidium terhadap disinfektan

Page 11: Cryptos Por Odium

seperti khlor memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dalam jangka waktu

yang lama dan masih dalam kondisi siap menginfeksi.

Cryptosporidium melekat pada mikrofili usus halus atau hidup bebas pada

kripta mukosa usus menyebabkan malabsorpsi dan diare akibat kerusakan bagaian

mukosa. Pada orang yang memiliki kekebalan tubuh penyakit tidak terlalu parah

dan bisa sembuh sendiri karena sistem imun dapat melawan infeksi. Sedangkan

pada penderita penderita immunodefisiensi penyakit ini dapat menjadi parah

karena sisitem imunnya yang rusak.

Ketika Cryptosporidium menyebar ke luar usus karena penyakit ini dapat

menjadi dominan akibat tubuh kekurangan imun pada pasien AIDS, mereka dapat

mencapai paru-paru, telinga, pankreas, dan bagian perut lainnya. Parasit dapat

menulari biliary tract (sekitar lever) menyebabkan billary cryptosporidiosis. Hal

ini menyebabkan choelecystitis dan cholangitis.

Infeksi Cryptosporidium dimulai ketika ookista tertelan dan menetap

terjadi di usus kecil, seperti halnya infeksi dengan anggota genus toxoplasma,

Isospora, dan sarkositis. Setelah menetap, empat sporozoit dilepaskan dari

masing-masing ookista, dan siklus aseksual dimulai oleh invasi perbatasan

microvilli sel epitel usus. Intraseluler, sporozoit berkembang menjadi meronts,

yang melepaskan delapan merozoit, bentuk kedua yang menyerang sel-sel epitel

usus. Kedua siklus seksual dan aseksual terjadi di usus, sehingga dalam produksi

sepenuhnya sporula, ookista menular. Penyakit manusia terutama terletak di

jejunum, namun pada organisme pasien immunocompromised dapat ditemukan di

seluruh epitel dari saluran pencernaan dan pernapasan, dari faring, sinus, dan

paru-paru ke rektum.

Perubahan histologis dalam epitel termasuk atrofi vilus gastrointestinal,

dan epitel merata. Plasma sel spesifik, limfosit, dan infiltrasi makrofag dari lamina

propria dapat terjadi, tetapi itu bukan merupakan fitur penyakit yang menonjol.

Mekanisme patogenetik Cryptosporidium yang menyebabkan diare belum

ditetapkan. Gilin dan rekan menunjukkan bahwa Cryptosporidium menyebabkan

Page 12: Cryptos Por Odium

terutama diare osmotik, namun yang lain telah berspekulasi bahwa Camp produksi

dengan sekresi kolera setelah dari cairan dan bisa elektrolit dipicu oleh toksin

cryptosporodial. D-xylose abnormal penyerapan dan lemak malabsorpsi yang

umum.

1. Pada usus

Mekanisme crypthosporidiosis menyebabkan diare pada manusia belum

sepenuhnya dapat dimengerti, namun, Adanya kegagalan absobsi dan peningkatan

sekresi usus halus banyak dijumpai pada kasus tersebut.

Adhesi /invasi dari merozoit / sporozoit cryptosporidium parvum ke

membran apical dari sel epitel usus merangsang aktivitas dari beberapa seluler

kinase. Invasi seluler juga merangsang sel epitel untuk memproduksi

prostaglandin shyntase IL -8 dan TNF-α. Adanya sel polymerase (oleh IL-8),

aktifasi makrofag (oleh TNF- α) diproduksinya prostaglandin (oleh prostaglandin

shyntasei ) dan perubahan fungsi ion diperkirakan merangsang sekresi usus untuk

merespon infeksi seluler terhadap cryptosporidium parvum. Infeksi seluler juga

pendataran dan juga bersatunya vili usus merupakan kemungkinan kedua yang

terjadi pada infeksi sel dan atau dalam respon imunologi seluler. Gambaran ini

berhubungan dengan malabsorpsi dan akan memperberat diare, sebagai tambahan

adanya proses-proses apoptosis sel-sel yang mati dan enteric nervous system juga

memberi peranan terhadap patofisiologi diare ini. Pada gambaran histopatologi

menunjukan adanya atropi villi, hyperplasia krypta dan infiltrasi ringan sampai

sedang (biasanya sel plasma atau netrofil tetapi dapat juga makrofag dan liphosit)

pada lamina propria.

2. Pada saluran empedu

Gambaran hispatologi yang diperoleh dari biopsy ampulla vateri

menunjukan infiltrasi submukosa, inflamasi periductis dengan oedema interstisial,

infiltrasi neutrofil dan hyperplasia / dilatasi kelenjar periduktus.

Page 13: Cryptos Por Odium

3. Pada saluran pernapasan

Pathogenesis dari respiratory cryptosporidiosis juga masih belum

dimengerti respiratory cryptosporidiosis melibatkan trakea, bronchus dan jarang

melibatkan parenkim paru, dapat ditemukan pada penderita immunosuppressed

dengan gagal napas.

Pengobatan

Sama seperti penanganan diare, pada umumnya terapi yang utama adalah

pemberian cairan dan elektrolit untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Pada

penderita dengan sistem imun yang baik (immunucompetent), penyakit ini dapat

sembuh dengan sendirinya sehingga selain pemberian cairan tidak dibutuhkan lagi

pengobatan yang spesifik. Walaupun demikian apabila diperlukan dapat diberikan

obat-obatan simptomatik. Sedangkan pada penderita immunocompromised (sistem

imun rendah) dibutuhkan obat-obat kemoterapi yang spesifik.

Jika mungkin, masalah sistem tubuh ini harus diobati. Jika orang

menggunakan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh

(immunosupressants), obat-obatan tersebut harus dihentikan atau dikurangi

dosisnya. Pada orang dengan AIDS, obat-obatan antiretroviral bisa meningkatkan

fungsi kekebalan dan menghilangkan diare yang disebabkan oleh cryptosporosium

parvum, tetapi beberapa orang bisa tetap terinfeksi secara permanen.

Walaupun beberapa obat menurunkan frekuensi dan volume diare, namun

tidak ada yang terbukti meradikasi parasit ini. Antimicroba seperti paromomycin,

azithromycin, nitazoxanide dan hyperimmune bovine colustrum adalah obat-obat

an yang paling banyak dipakai. Orang dengan diare berat biasanya membutuhkan

pengobatan dengan cairan oral atau infus dan obat-obatan anti diare seperti

loperamide. Meskipun, loperamide tidak bisa menolong orang yang menderita

AIDS.

Penelitian Smith et al (1998) yang melibatkan 11 orang penderita AIDS

dengan intestinal cryptosporidiosis melaporkan bahwa penggunaan paromomycin

Page 14: Cryptos Por Odium

dan azithromycin selama 1 bulan, diikuti pemberian paromomycin selama 2 bulan

dapat membantu penyembuhan. Pada penderita AIDS dengan cryptosporidiosis,

pemberian obat tersebut harus diiringi dengan pemberian Highly Active

Antiretrovial Therapi (HAART) yang berguna untuk meningkatkan imunitas.

F. Palmiery et al (2005) melaporkan pemberian paromomycin dan

aithromycin disertai pemberian HAART pada penderita pulmonary

cryptosporidiosis dapat memperbaiki keadaan si penderita, yang ditunjukan

dengan penyembuhan sempuran pada paru-paru yang tampak pada foto thoraks

dan tidak dijumpainya ookista pada feses.

Tingkat kematian bagi pasien yang terinfeksi AIDS pada umumnya

didasarkan pada jumlah CD4; pasien dengan CD4  lebih dari 180 sel / mm ³

umumnya sembuh dengan dukungan dan perawatan dari obat rumah sakit, tetapi

pasien dengan CD4 di bawah 50 sel / mm ³, efeknya biasanya fatal dalam tiga

sampai enam bulan.  Kasus (langka) : seorang pasien AIDS dari Iran yang telah

mengalami pulmonary cryptosporidiosis selain cryptosporidiosis usus, pemberian

azithromycin dan paromomycin membantu menghapus infeksi dari tubuhnya.

Saat ini, pendekatan yang terbaik adalah bagaimana meningkatkan status

kekebalan pada pasien dengan immunodefisiensi. Probiotic Saccharomyces

boulardii dijual melalui apotik-apotik dan toko-toko kesehatan (dengan nama

merek obat Florastor di Amerika Serikat dan DiarSafe di Inggris) telah ditemukan

untuk menjadi bermanfaat dalam perawatan diare dan gejala penyakit lainnya

termasuk cryptosporidium. Parenteral octreotide asetat dapat membantu

menurunkan jumlah kotoran yang keluar.

Pencegahan

Cryptosporidiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit

Cryptosporidium. Cryptosporidiosis terjadi karena tertelan air atau makanan yang

terkontaminasi oleh feses hewan atau manusia yang terinfeksi Cryptosporidium.

Tidak ada vaksin yang efektif dan obat-obatan profilaksis untuk cryptosporidiosis,

sehingga langkah yang tepat sebagai pencegahan yaitu dengan mencegah adanya

Page 15: Cryptos Por Odium

kontak air minum atau makanan terhadap feses hewan maupun manusia. Ini

disebabkan oleh karena ookista Cryptosporidium memiliki resistensi yang tinggi

terhadap berbagai desinfektan dan antiseptik. Hanya ammonia (5% selama 120

menit atau 50% selama 30 menit), formol saline (10% selama 120 menit),

hidrogen peroksida (3% selama 30 menit), atau klorin dioksida (0,4mg/ liter

selama 15 menit) yang dilaporkan efektif. Pengeringan pada ookista dengan

pemaparan udara kering selama 4 jam juga dapat membunuhnya.

Ookista pada susu maupun makanan yang lain mungkin mati dengan cara

pasteurisasi (71,70C selama 5 detik), memanaskan air hingga 600C selama 30

menit, atau mendinginkannya pada suhu -700C selama 1 jam. Tidak ada

desinfektan kimia yang aman yang dapat membunuh parasit ini.

Penderita immunocompromised disarankan untuk menghindari kontak

dengan hewan, tempat rekreasi (danau, sungai atau kolam renang). Di beberapa

lokasi seperti rumah sakit, laboratorium dan pusat pelayanan kesehatan lainnya,

tindakan pencegahan juga meliputi tindakan isolasi terhadap penderita,

penanganan yang hati-hati dan memasak air yang akan dikonsumsi sampai

mendidih.

Secara umum pencegahan terhadap penyakit cryptosporidiosis yaitu:

1. Cuci tangan dengan sabun dan air yang bersih setelah menggunakan

toilet, mengganti popok, serta sebelum dan sesudah makan, sesudah

anda menyentuh hewan peliharaan atau hewan lainnya, setelah

berkebun,

2. Cucilah buah-buahan dan sayuran yang anda makan mentah, dan

hindari memakan makanan yang mungkin sudah terkontaminasi.

3. Batasi kegiatan berenang di danau, sungai dan kolam renang umum,

terutama jika air mungkin terkontaminasi atau jika anda memiliki

sistem kekebalan tubuh yang compromised.

4. Minumlah air yang bersih dan sehat, usahakan air minum yang sudah

dimasak mendidih. Dan pastikan anda mengetahui sumber air tersebut.

Page 16: Cryptos Por Odium

5. Gunakan air yang sudah melalui proses penyaringan yang benar.

6. Hindari melakukan kegiatan seks yang mungkin melibatkan kontak

langsung dengan feses.

Page 17: Cryptos Por Odium

DAFTAR PUSTAKA

Mayo Clinic. 2011. Cryptosporidium infection (Prevention). Available online at:

http://www.mayoclinic.com/health/ cryptosporidium /DS00907/DSECTION

=prevention [diakses tanggal 18 september 2011]

A Public Health Handbook. 1997. Cryptosporidium and Water. Atlanta, Georgia:

Working Group on Waterbone Cryptosporidiosis. Available online at:

http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/crypto/crypto.pdf [diakses tanggal 18

september 2011]

Anonim. 2010. Infeksi usus cryptosporidiosis. Tersedia di: http://medica

store.com/penyakit/3090/Infeksi_Usus_Cryptosporidiosis.html [diakses

tanggal 18 september 2011]

Sinambela, Adelina haryani. 2008. Cryptosporidiosis. Tersedia di: http://reposito

ry.usu.ac.id/bitstream/123456789/3470/1/Adelina1.pdf [diakses tanggal 18

september 2011]

Taufik. 2009. Cryptosporidiosis, Kriptosporidiosis. Tersedia di: http://pisang

kipas.wordpress.com/2009/06/13/cryptosporidiosis/ [diakses tanggal 18

september 2011]

Croew Suzanne., Hoy Jennifer., Mills John. 1996. Management of the HIV-

Infected Patient. USA : Cambrige University Press.

Rahma. 2011. Cryptosporidium sp. Tersedia di http://1n1nt1.blogspot.com

/2011/04/ cryptosporidium -sp.html [diakses tanggal 16 September 2011]

Hannahs, Greg. 2008. Cryptosporidium parvum : An emerging pathogen. Availa

ble online at http://biology.kenyon.edu/slonc/bio38/ hannahs/crypto.htm

[Diakses pada tanggal 18 September 2011].