crude price - dewan perwakilan rakyat · perlu bagi pemerintah untuk ... 3. kebijakan organisasi...

3
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN-Setjen DPR RI| 1 ANJLOKNYA HARGA MINYAK INDONESIA DAN PREDIKSI TAHUN 2015 A. APBNP 2015 Merupakan Koreksi ICP Terbesar dalam kurun waktu 6 Tahun Sejak Juni 2014 harga minyak bumi dunia terus mengalami penurunan sebesar 55 persen hingga awal tahun ini. Kondisi ini berdampak langsung pada harga minyak Indonesia/Indonesia Crude Price (ICP) yang anjlok ke level USD60/barel dari sebelumnya 108,9 pada bulan Juni 2014 (ESDM, 2014). Akibatnya Pemerintah mengkoreksi ICP dalam RAPBNP sebesar USD 70/barel yang sebelumnya USD 105/barel. Berdasarkan asumsi tersebut, Kementerian Keuangan memperkirakan penerimaan negara bersumber dari sektor Migas menurun sebesar Rp 130 triliun 1 . Tentunya dalam kondisi anjloknya harga minyak dunia, perlu bagi Pemerintah untuk mengambil srategi yang tepat guna memperbaiki kondisi keuangan negara. Namun, apabila prediksi ICP sebesar USD70/barel meleset tentunya akan mempengaruhi perubahan penerimaan negara. Dalam tulisan ini akan mengulas faktor penyebab utama penurunan harga minyak dunia dan bagaimana prediksinya di tahun 2015, serta langkah apa yang perlu diambil Pemerintah dalam menghadapi situasi anjloknya harga minyak dunia. B. Penyebab Utama Anjloknya Harga Minyak Dunia Harga minyak dunia pada tahun 2013 sempat mengalami kenaikan pada periode April hingga September 2013. Namun kondisi tersebut tidak bertahan lama, pada bulan Oktober 2013 perkonomi dunia kembali melemah dan permintaan akan minyak mentah juga semakin menurun. Hingga pada puncaknya yaitu dalam semester 2 tahun 2014 harga minyak anjlok sebesar 55 persen. Berikut beberapa pemicu turunnya harga minyak dunia yang juga berdampak pada ICP. 1 http://finance.detik.com/read/2015/01/12/084424/2800219/1034/harga-minyak-dunia-anjlok-penerimaan-negara-dari- migas-turun-rp-130-triliun

Upload: phamthuy

Post on 16-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Crude Price - Dewan Perwakilan Rakyat · perlu bagi Pemerintah untuk ... 3. Kebijakan organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) yang mempertahankan produksi minyak sebesar

Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN-Setjen DPR RI| 1

ANJLOKNYA HARGA MINYAK INDONESIA DAN PREDIKSI TAHUN 2015

A. APBNP 2015 Merupakan Koreksi ICP Terbesar dalam kurun waktu 6 Tahun

Sejak Juni 2014 harga minyak bumi dunia terus mengalami penurunan sebesar 55 persen

hingga awal tahun ini. Kondisi ini berdampak langsung pada harga minyak Indonesia/Indonesia

Crude Price (ICP) yang anjlok ke level USD60/barel dari sebelumnya 108,9 pada bulan Juni 2014

(ESDM, 2014). Akibatnya

Pemerintah mengkoreksi ICP

dalam RAPBNP sebesar USD

70/barel yang sebelumnya USD

105/barel. Berdasarkan asumsi

tersebut, Kementerian Keuangan

memperkirakan penerimaan

negara bersumber dari sektor

Migas menurun sebesar Rp 130

triliun1. Tentunya dalam kondisi

anjloknya harga minyak dunia,

perlu bagi Pemerintah untuk

mengambil srategi yang tepat guna memperbaiki kondisi keuangan negara. Namun, apabila

prediksi ICP sebesar USD70/barel meleset tentunya akan mempengaruhi perubahan

penerimaan negara. Dalam tulisan ini akan mengulas faktor penyebab utama penurunan harga

minyak dunia dan bagaimana prediksinya di tahun 2015, serta langkah apa yang perlu diambil

Pemerintah dalam menghadapi situasi anjloknya harga minyak dunia.

B. Penyebab Utama Anjloknya Harga Minyak Dunia

Harga minyak

dunia pada tahun 2013

sempat mengalami

kenaikan pada periode

April hingga September

2013. Namun kondisi

tersebut tidak bertahan

lama, pada bulan

Oktober 2013

perkonomi dunia

kembali melemah dan

permintaan akan

minyak mentah juga

semakin menurun. Hingga pada puncaknya yaitu dalam semester 2 tahun 2014 harga minyak

anjlok sebesar 55 persen. Berikut beberapa pemicu turunnya harga minyak dunia yang juga

berdampak pada ICP.

1 http://finance.detik.com/read/2015/01/12/084424/2800219/1034/harga-minyak-dunia-anjlok-penerimaan-negara-dari-migas-turun-rp-130-triliun

Page 2: Crude Price - Dewan Perwakilan Rakyat · perlu bagi Pemerintah untuk ... 3. Kebijakan organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) yang mempertahankan produksi minyak sebesar

Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN-Setjen DPR RI| 2

1. Perlambatan ekonomi

Akibat perlambatan ekonomi dunia terutama Cina, India, dan Jepang turut menyebabkan

penurunan permintaan minyak global terutama di kawasan Asia Pasifik. Komoditas ini

terus melemah sejak Cina mengumumkan perlambatan ekonominya sejak kuartal pertama

2014 yaitu 7,7 persen menjadi 7,3%. Berdasarkan MOMR bulan Juli 2014, proyeksi

pertumbuhan ekonomi global tahun 2014 mengalami penurunan dari yang semula 3,4%

menjadi 3,1%2.

2. Peningkatan Produksi Shale Gas dan Minyak di Amerika Serikat

Kesuksesan Amerika Serikat mengelola potensi shale gas telah mengubah Amerika Serikat

dari importir gas menjadi mandiri

(Kementereian ESDM)3. Dengan

adanya potensi shale gas tersebut

kini Amerika telah mengurangi

ketergantungan terhadap minyak

bumi sehingga hal itu berdampak

pada menurunnya permintaan

minyak bumi. EIA melaporkan

bahwa produksi gas Amerika

terus mengalami peningkatan di

tahun 2014, yaitu 67,8 miliar ft3

pada kuartal 1 lalu meningkat menjadi 72,09 miliar ft3 pada kuartal 4 tahun 2014.4

Meningkatnya produksi gas di Amerika diikuti dengan impor minyak Amerika yang

cenderung menurun (lihat gambar 3).

3. Kebijakan organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) yang mempertahankan

produksi minyak sebesar 30 juta barel per hari

Kebijakan penawaran minyak oleh negara-negara eksportir minyak OPEC sangat

mempengaruhi naik turunnya harga minyak. Ditengah-tengah ancaman perlambatan

ekonomi dan saingan produksi gas yang terus meningkat di Amerika, negara-negara

anggota OPEC sepakat untuk mempertahankan produksi minyak mentah di kisaran 30,5

juta barel per hari pada pertemuan November 2014 di Austria. Hal itu berdampak pada

kelebihan produksi minyak oleh OPEC karena permintaan akan minyak yang lebih rendah.

Tabel 1 memperlihatkan kelebihan produksi minyak akibat stok minyak yang tinggi di

negara-negara non-OPEC. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan harga

minyak.

Tabel 1 Permintaan dan Penawaran Minyak Dunia dan OPEC (juta barel/hari)

2013 1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 2014

Permintaan Minyak Dunia 90,2 90,16 90,01 91,81 92,52 91,13

Supply Minyak Non OPEC 59,88 61,32 61,57 61,77 62,43 61,78

Sisa Kelebihan Permintaan 30,32 28,84 28,44 30,04 30,09 29,35

Produksi Minyak Mentah OPEC 30,2 29,84 29,77 30,27 30

Sisa Produksi Minyak OPEC -0,12 1 1,33 0,23 0,65

Sumber : OPEC Monthly Oil Market Report Desember 2014

2 Tim Harga Minyak Indonesia. http://www1.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/6889-icp-juli-2014-turun-jadi-us-10463-per-barel.html 3 http://www.esdm.go.id/berita/323-energi-baru-dan-terbarukan/4758-eia-potensi-shale-gas-di-dunia-6622-tcf.html?tmpl=component&print=1&page= 4 Short Term Energy Outlook January 2015, IEA

Page 3: Crude Price - Dewan Perwakilan Rakyat · perlu bagi Pemerintah untuk ... 3. Kebijakan organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) yang mempertahankan produksi minyak sebesar

Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN-Setjen DPR RI| 3

C. Prediksi ICP Tahun 2015 dan Langkah Menghadapi Gejolak Harga Minyak

IEA memprediksikan bahwa rendahnya harga minyak dunia masih berlangsung lama.

Hingga kuartal 4 rata-rata harga minyak dunia (Brent) hanya mencapai USD57,5/barel.

Mengingat ICP sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia maka Pemerintah perlu

mengkaji ulang asumsi ICP sebesar USD 70/barel pada APBNP 2015. Rendahnya harga

minyak yang diprediksikan berlangsung lama ini juga dilatarbelakangi oleh persaingan industri

migas yang semakin ketat antara negara-negara timur tengah dengan Amerika Serikat.

Tentunya perkiraan harga minyak dunia yang rendah akan mempengaruhi ICP dan berdampak

pada penurunan penerimaan negara dari sektor migas. Walaupun begitu, harga minyak akan

sedikit mengalami peningkatan di kuartal 4 tahun 2015, yang dipengaruhi oleh perekonomi

global yang membaik di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 yaitu diperkirakan meningkat

dari 3,2 % menjadi 3,6%5.

Dalam menghadapi turunnya harga minyak yang masih berlanjut hingga tahun 2015,

Pemerintah perlu menghadapinya dengan mempertimbangkan kebijakan berikut:

Memanfaatkan momentum menurunnya harga minyak mentah dunia dengan

meningkatkan cadangan bahan bakar minyak dalam negeri serta membangun tangki

penimbunan cadangan bahan bakar disaat harga minyak masih rendah. Selain itu,

penurunan harga minyak juga menguntungkan bagi Indonesia yang sebagian kebutuhan

BBM dalam negeri berasal dari impor, sehingga dengan rendahnya harga minyak dunia

Pemerintah dapat menghilangkan subsidi BBM dengan melakukan impor minyak untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Alokasi subsidi BBM tersebut dapat dialihkan ke energi baru terbarukan (EBT) untuk

mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Seperti yang telah dilakukan Amerika

Serikat dengan memanfaat potensi shale gas, Indonesia juga dapat memanfaatkan

potensi tersebut mengingat cadangannya yang cukup besar. Selain shale gas, Pemerintah

perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan pemanfaatan potensi Gas Metan

Batubara/Coal Bed Methane (CBM). Potensi shale gas Indonesia sebesar 574 TSCF dan

CBM sebesar 453,3 TCF, dimana Indonesia menempati cadangan CBM ke-6 terbedar di

dunia (kementerian esdm)6. Dengan potensi yang melimpah dan biaya produksi yang

lebih murah tentunya kedua gas tersebut dapat menjadi sumber energi masa depan dan

menjadi sumber penerimaan negara yang lebih berpotensi dibandingkan minyak. (DRP)

5 Monthly Oil Market Report Desember 2014 OPEC 6 http://www.migas.esdm.go.id/wap/?op=Berita&id=2561

Sumber : IEA 2015