crs scalling uss

27
1 CO ASSISTANT PERIODE 2 LAPORAN CASE REPORT SESSION (CRS) MODUL GINGIVA : SCALLING ULTRASONIC “ (USS) Disusun oleh: ERLINDA CAHYAWATI J530145019 PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Upload: erlynd-purplepink

Post on 24-Jan-2016

164 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

CASE REPORT SESSION Scalling USS

TRANSCRIPT

Page 1: Crs Scalling Uss

1

CO – ASSISTANT PERIODE 2

LAPORAN CASE REPORT SESSION (CRS)

MODUL GINGIVA : “ SCALLING ULTRASONIC “ (USS)

Disusun oleh:

ERLINDA CAHYAWATI

J530145019

PROFESI DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Page 2: Crs Scalling Uss

2

DAFTAR ISI

A. Pendahuluan .................................................................................... 3

B. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 4

C. Data Pasien .................................................................................... 13

D. Anamnesis ..................................................................................... 13

E. Pemeriksaan Fisik ......................................................................... 14

F. Pemeriksaan Intra Oral .................................................................. 15

G. Pemeriksaan Jaringan Lunak ......................................................... 16

H. Odontogram .................................................................................. 16

I. Oral Hygien Index ......................................................................... 17

J. Plaque Control Index....................................................................... 18

K. Gingival Index ................................................................................. 18

L. Periodontal Chart ............................................................................ 20

M. Penampakan Klinis ........................................................................ 21

N. Diagnosis ....................................................................................... 23

O. Treatment Planning ....................................................................... 23

P. Hasil Perawatan ............................................................................... 26

Daftar Pustaka

Page 3: Crs Scalling Uss

3

A. PENDAHULUAN

Penyakit gigi dan mulut yang paling sering terjadi adalah karies, gingivitis, dan

periodontitis. Dari berbagai faktor pemicu penyakit gigi dan mulut terutama karies,

gingivitis dan periodontitis salah satunya adalah plak. Plak merupakan lapisan tipis

yang terdiri dari sekelompok bakteri yang tertanam dalam matrik ekstraseluler

mukosa dan permukaan gigi dalam rongga mulut. Rongga mulut diibaratkan seperti

lingkungan hidup yang cocok bagi banyak bakteri seperti bakteri gram positif dan

gram negatif untuk dapat tumbuh dan berkembang. Kemudianlak yang

termineralisasi tersebut berkembang menjadi kalkulus, kalkulus diklasifikasikan

menjadi supragingiva dan subgingiva (Farman & Kolsom, 2010).

Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang paling sering terjadi dan

merupakan respon inflamasi (Caranzza et al, 2006). Factor local penyebab gingivitis

adalah akumulasi plak. Pada kondisi gingiva yang mengalami peradangan

terdapatnya perubahan warna dari kemerahan hingga merah kebiruan seiring

bertambahnya proses peradangan.

Penskeleran atau skeling (scalling) adalah proses penyingkiran kalkulus dan

plak dari permukaan gigi, baik supragingival maupun subgingival. Penyingkiran

kalkulus dan plak yang berada di koronal dari marginal gingiva dan biasanya sering

terlihat di rongga mulut berwarna putih kekuningan. Tindakan scalling harus

dilakukan menyeluruh, apabila deposit gigi tidak dibersihkan maka inflamasi akan

menetap (Manson dan Eley, 1993). Tujuan utama dari pensekeleran adalah untuk

mengembalikan kesehatan gingiva dengan jalan menyingkirkan dari permukaan gigi

unsur – unsur yang dapat menimbulkan inflamasi seperti plak, kalkulus,dan

sementum yang tercemar.

Tindakan pensekeleran atau skeling scalling) ada dua macam, scalling secara

manual dan scalling ultrasonic. Scalling Ultrasonik adalah tehnik scalling dengan

menggunakan alat vibrasi dengan kisaran pendengaran di atas normal (20.000

Hz).yang fungsinya dapat digunakan untuk membersihkan deposit pada gigi dan

mengkuret jaringan lunak, scaller dapat juga digunakan untuk membersihkan stain

dan semen gigi dengan gerakan ringan menyapu. Aksi kerja alat ini berada pada

ujung tip alat dengan frekuensi yang bervariasi (Pattison et al, 1996).

Page 4: Crs Scalling Uss

4

Alat bahan yang digunakan saat tindakan scalling yaitu scalling ultrasonic, tip

scaller. Ujung khusus yang biasanya berbentuk seperti kuret, digunakan bersama

semprotan air dingin karena vibrasi dapat menimbulkan panas. Alat diaplikasikan

pada gigi dengan gerakan menyapu ringan, berbeda dengan alat manual, scaler

ultrasonic digunakan tanpa disertai sensasi tactile, sehingga dijaga agar tidak terjadi

tekanan yang terlalu besar. Skaler ultrasonic juga dapat digunakan untuk

membersihkan stain dan semen gigi.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Jaringan Periodontal

Mengetahui bagian – bagian dari jaringan periodontal sangatlah penting

untuk merngetahui perjalanan penyakit periodontal. Menurut Peter dkk., (2004),

jaringan periodontal merupakan jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi yang terdiri dari Gingiva, Sementum, ligamen periodontal,

dan tulang alveolar.

Gambar Anatomi Jaringan Periodontal

a. Gingiva

Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan

menutupi lingir (ridge) alveolar. Merupakan bagian dari aparatus pendukung gigi,

periodonsium, dan dengan membentuk hubungan dengan gigi, gingiva berfungsi

melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga

mulut. Bagian – bagian dari Gingiva meliputi :

Page 5: Crs Scalling Uss

5

1) Marginal gingiva / Gingiva tepi / Gingiva bebas: terletak pada daerah koronal

dari bagian gingiva yang lain, tidak melekat pada gigi dam dapat membentuk sulkus

gingiva (yaitu ruang dangkal antara tepi gingiva dan gigi). Pada keadaan normal,

gingiva tepi mempunyai kontur seperti mata pisau, dengan konsistensi kenyal, dan

berwarna merah muda / pink.

2) Sulkus gingival

Celah dangkal sekitar gigi berbentuk hurup V. Dalam kondisi normal, sulkus

gingiva mempunyai kedalaman 0,69 mm 1,5 mm.

3) Gingiva cekat / Attached gingiva: terletak pada daerah apikal dari gingiva tepi

dan cekungan gingiva bebas. Gingiva cekat berwarna merah muda dan mempunyai

gambaran stipling (seperti kulit jeruk).

4) Gingiva interdental: yang berlokasi diantara gigi pada daerah mesio-distal dari

gigi-gigi. Bagian ini meliputi embrasure, dimana terdapat ruang interproximal yang

merupakan tempat berkontak gigi.

Gambaran klinis dari gingiva yang sehat antara lain, yaitu:

1) Warna

Gingiva normal berwarna coral pink atau merah muda, tetapi banyak

bervariasi untuk tiap-tiap orang, karena adanya sel-sel melanin (melanosit) pada

Page 6: Crs Scalling Uss

6

penduduk afrika dan asia adalah normal. Warna ini bervariasi pada masing-masing

individu dan kelihatannya berhubungan dengan pigmentasi pada kulit.

2) Ukuran

Ukuran gingiva berhubungan dengan jumlah total kandungan elemen-elemen

seluler dan interseluler serta vaskularisasi. Adanya pertambahan ukuran gingiva

merupakan tanda adanya penyakit periodontal.

3) Kontur

Marginal gingiva menyelubungi gigi dengan pola menyerupai kerah baju

(collar shape) dan membentuk pola beralur pada permukaan fasial dan lingual

4) Konsistensi.

Pada keadaan yang sehat, konsistensi gingiva kenyal, resilien, dan melekat erat

pada tulang dibawahnya.

5) Tekstur permukaan.

Secara normal terlihat adanya stippling di gingiva cekat: hilangnya stippling

merupakan tanda adanya penyakit periodontal. Stippling terjadi karena proyeksi

lapisan papilar lamina propria, yang mendorong epitel menjadi tonjolan- tonjolan

bulat yang berselang-seling dengan pelekukan epitel.

6) Kecenderungan perdarahan pada palpasi atau probing dengan tekanan lembut.

Gingiva yang sehat tidak akan berdarah pada saat sonde (probe) periodontal

dimasukkan ke dalam sulkus dengan hati-hati, atau bila gingiva bebas di palpasi

dengan jari.

b. Sementum

Sementum merupakan struktur terklasifikasi yang menutupi akar anatomis gigi.

terdiri atas matriks terklasifikasi yang mengandung serabut kolagen. kandungan zat

anorganik dalam sementum sekitar 45-50% (Peter F Fedi dkk, 2004).

c. Ligamen Periodontal

Ligamen periodontal tidak hanya menghubungkan gigi ke tulang rahang tetapi

juga menopang gigi pada soketnya dan menyerap beban yang mengenai gigi. Beban

selama mastikasi, menelan dan berbicara sangat besar variasinya, juga frekuensi,

Page 7: Crs Scalling Uss

7

durasi dan arahnya. Struktur ligamen biasanya menyerap beban tersebut secara

efektif dan meneruskannya ke tulang pendukung.

d. Tulang Alveolar

Prosesus alveolaris adalah bagian tulang rahang yang menopang gigi geligi.

Prosesus ini sebagian bergantung pada gigi dan setelah tanggalnya gigi akan terjadi

resopsi.

Seperti tulang lainnya, tulang alveolar terus mengalami remodelling sebagai

respons terhadap stres mekanis dan kebutuhan meyabolisme terhadap ion fosfor dan

kalsium. Pada keadaan sehat, remodelling prosesus berfungsi untuk mempertahankan

volume keseluruhan dari tulang dan anatomi keseluruhan relatif stabil.

2. Gingivitis

Gingivitis adalah peradangan gingival. Tanda klinisnya adalah nyeri lokal atau

keseluruhan pada gingival, rasa gatal, halitosis perdarahan gingival ketika menyikat

gigi.

Tahap gingivitis diawali dengan tahap initial lesion (2-4 hari) dengan infiltrasi

PMN pada epitel sulkuler dan junction, kehilangan perivaskuler pada kolagen,

dengan tanda klinis meningkatnya aliran cairan gingiva. Early lesion (4-7 hari)

seperti tahap initial lesion, ditandai adanya infiltrasi PMN pada epitel sulkuler dan

junction, pembentukan retepeg area atropi dengan tanda klinis erytema dan

perdarahan pada probing. Established lesion (14-21 hari) dengan tanda klinis

perubahan warna, tekstur, dan ukuran.

Gingivitis bedasarkan distribusinya dibedakan menjadi :

a. Localized gingivitis

Peradangan yang terjadi pada satu atau beberapa area gingiva gigi.

b. Generalized gingivitis

Peradangan yang terjadi meliputi seluruh area gingiva.

c. Marginal gingivitis

Peradangan yang meliputi margin gingiva dan bisa meliputi bagian yang

berbatasan dengan attached gingiva.

Page 8: Crs Scalling Uss

8

d. Pappilary gingivitis

Peradangan yang meliputi daerah papila interdental dan biasanya meluas

hingga ke bagian yang berdekatan dengan margin gingiva. Papila biasanya

terlihat lebih sering dibandingkan dengan margin gingiva dan merupakan tanda

paling awal terjadinya gingivitis pada papilla.

e. Diffuse gingivitis

Peradangan yang mempengaruhi margin gingiva, attached gingiva dan

interdental gigiva.

3. Oral Hygiene Index

Green dan Vermillion (1960) menyatakan bahwa untuk mengukur kebersihan

gigi dan mulut adalah dengan mempergunakan suatu indeks yang disebut Oral

Higiene Index (OHI). Penilaian dilakukan dengan mengukur skor debris dan

kalkulus yang menutupi permukaan gigi (bukal/labial dan palatal/lingual). Pada tiap

segmen diperiksa debris dan kalkulus. Dari tiap segemn diwakili oleh satu gigi yang

mempunyai nilai debris atau kalkulus paling tinggi (gigi terkotor).

Kriteria Skor Debris

No Kriteria Nilai

1 tidak dijumpai debris atau stain 0

2 terdapat debris lunak menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan

gigi atau adanya stain (bercak) ekstrinsik tanpa debris dengan tidak

memperhitungkan perluasannya.

1

3 terdapat debris lunak menutupi lebih dari sepertiga tetapi belum

sampai dua pertiga permukaan gigi.

2

4 Adanya debris lunak menutupi lebih dari dua pertiga permukaan gigi 3

Penghitungan skor debris yaitu :

Page 9: Crs Scalling Uss

9

Kriteria Skor Kalkulus

No. Kriteria Nilai

1 tidak ada kalkulus 0

2 kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi 1

3 kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tapi

tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi atau adanya flek kalkulus

subgingiva sekeliling servikal gigi

2

4 kalkulus supra gingiva menutupi lebih 2/3 permukaan gigi atau ada

pita tebal yang tak terputus dari kalkulus subgingiva sekeliling

servikal gigi

3

Skor Oral Hygiene Index

OHI = Debris indeks + Calculus indeks.

Kriteris OHI:

0,0 – 2,4 = Baik

2,5 – 6,0 = Sedang

6,1 – 12 = Buruk

4. Gingival Indeks

Indeks ini diperkenalkan oleh Loe dan Silness, berguna untuk melihat tingkat

keparahan inflamasi atau tingkat keparahan gingivits. Pemeriksaaan dilakukan pada

4 sisi, yaitu permukaan tepi gingival bagian bukal, tepi gingival bagian palatal atau

lingual, papilla distovestibulair, dan papilla mesiovestibulair.

Page 10: Crs Scalling Uss

10

Kriteria penilaian skor adalah sebagai berikut :

No Kriteria Nilai

1 Gingiva sehat 0

2 Inflamasi ringan pada gingiva yang ditandai dengan perubahan

warna, sedikit edema, dan tidak terjadi perdarahan saat di palpasi

1

3 Inflamasi sedang pada gingiva yang ditandai dengan warna gingiva

merah, edema, mengkilat dan terjadi perdarahan saat di palpasi

2

4 Inflamasi berat pada gingiva yang ditandai dengan warna gingiva

merah mencolok, oedematous, terjadi ulserasi, dan terjadi

perdarahan spontan

3

Skor setiap gigi diperoleh dari penambahan skor dari empat permukaan yang

diperiksa lalu dibagi empat. Sedang indeks gingiva individu diperoleh dari

penjumlahan semua skor dari gigi yang diperiksa dibagi jumlah gigi yang diperiksa.

Keparahan inflamasi gingiva secara klinis dapat ditentukan dengan

menggunakan skor indeks gingiva dengan kriteria sebagai berikut :

Skor indeks gingiva Kondisi Gingiva

0,1-1,0 Gingivitis Ringan

1,1-2,0 Gingivitis Sedang

2,1-3,0 Gingivitis Berat

5. CPITN (Community Periodontal Index of Treatment)

Indeks untuk menilai kebutuhan perawatan periodontal bagi individu dan

masyarakat. Untuk menilai CPITN diperlukan WHO periodontal probe dengan

desain khusus untuk mengetahui adanya poket dan kalkulus subgingiva.

Prinsip dan cara kerja CPITN :

a. Adanya Probe khusus

Sonde khusus, mempunyai ciri dan kegunaan sebagai berikut :

Page 11: Crs Scalling Uss

11

1. Ujung sonde merupakan bola kecil berdiameter 0,5mm dan ada daerah

berwarna hitam.

2. Sebagai alat untuk melihat adanya perdarahan atau dalamnya poket.

3. Sebagai alat perasa / sensing instrument adanya karang gigi.

4. Bila dalam poket <3,5 mm, maka seluruh warna hitam masih terlihat.

5. Bila dalam poket 4-5 mm maka hanya sebagian warna hitam yang

terlihat.

6. Bila dalam poket >6 mm maka seluruh warna hitam tidak terlihat.

b. Adanya nilai berbagai tingkatan kondisi jaringan periodontal

NILAI KONDISI JARINGAN KETERANGAN

4 Poket > 6 mm Seluruh daerah warna hitam pada sonde tak terlihat

3 Poket 4 – 6 mm Tepi gusi terletak pada daerah hitam

2 Terdapat karang gigi Waktu sondasi terasa ada karang gigi

1 Perdarahan Perdarahan terlihat secara langsung atau dengan

kaca mulut setelah probing

0 Sehat Periodontal sehat, tidak ada poket, karang gigi

maupun perdarahan

c. Adanya Sektan

Masing-masing rahang ada 3 sekstan, yang ditentukan olh gigi-gigi pada

rahang sebagai berikut :

17 – 14 13 – 23 24 – 27

44 – 47 33 – 43 34 – 37

d. Adanya Gigi Indeks

Untuk usia > 20 tahun ke atas

17.16 11 26.27

46.47 31 36.37

Page 12: Crs Scalling Uss

12

Untuk usia < 19 tahun, gigi yang diperiksa

16 11 26

46 31 36

Tata cara Penilaian :

a. Molar 3 tidak dipakai umtuk penilaian , kecuali molar 3 berfungsi

ditempat molar 2

b. Bila salah satu gigi molar dari gigi indeks tidak ada tidak usah dilakukan

penggantian gigi tersebut

c. TN (kebutuhan perawatan) dicatat bila lebih dari dua gigi yang ada di

sekstan dan tidak indikasi dicabut karena masalah periodontal, yaitu

adanya mobilitas vertikal yang menyebabkan merasa tidak nyaman

d. Bila hanya ada satu gigi saja di satu sekstan , gigi tersebut dimasukkan ke

sekstan sebelahnya

e. Dalam satu sekstan tak ada gigi indeks , semua gigi dalam sekstan

diperiksa, nilai tertinggi atau keadaan terparah yang dicatat.

f. Bila sekstan hilang , diberi garis diagonal pada kotak sekstan yang hilang

g. Usia < 19 tahun tidak dilakukan pemeriksaan M2 karena untuk

menghindari false poket

h. Usia < 15 tahun, pencatatan hanya perdarahan dan karang gigi karena

untuk menghindari false poket.

Page 13: Crs Scalling Uss

13

J 5 1 2 5 9

C. DATA PASIEN

Nama Lengkap : Hedirfan Ahmad Risq – Ahsan

Alamat : Joho Baru Blok A No.3 Sukoharjo

Telepon/HP :

Tempat/Tanggal Lahir : Sukoharjo, 14 Oktober 1994

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

DATA MEDIK UMUM

1. Golongan Darah : B

2. Alergi : Tidak ada

3. Penyakit Sistemik : Tidak ada

D. ANAMNESIS

Keluhan Utama (CC)

Pasien datang dengan keluhan merasa giginya kotor karena adanya karang gigi

sehingga pasien merasa tidak nyaman.

Riwayat Perjalanan Penyakit (PI)

Pasien merasakan tidak nyaman sejak 1 tahun yang lalu, dan kadang – kadang

saat menggosok gigi gusinya berdarah.

Pasien pernah merasakan sakit pada gusinya di bagian depan bawah 1 tahun

yang lalu.

Riwayat Kesehatan Umum (PMH)

Pasien pernah dirawat di RS karena typus saat masih berusia 8 tahun

Page 14: Crs Scalling Uss

14

Pasien memiliki alergi terhadap obat penicillin, tetapi tidak ada alergi terhadap

cuaca dan makanan.

Pasien tidak sedang mengonsumsi obat – obatan dan tidak sedang dalam

perawatan dokter.

Riwayat Kesehatan Mulut (PDH)

Pasien belum pernah datang ke dokter gigi sebelumnya untuk memeriksakan

kondisi giginya.

Riwayat Kesehatan Keluarga (FH)

Umum

Ayah : tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik

Ibu : tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik

Gigi

Ayah : ada keluhan, pernah menambalkan giginya ke dokter

gigi

Ibu : tidak memiliki keluhan gigi, kondisi gigi rapi.

Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial (SH)

Pasienadalah seorang mahasiswa yang tinggal di pesantren mahasiswa.

Pasien bukan seorang perokok, dan pasien tidak mempunyai kebiasaan

mengunyah satu sisi.

Pasien mengaku menggosok gigi 2 kali sehari (pagi hari dan sore hari).

Pasien mempunyai tingkat ekonomi menengah ke atas.

E. PEMERIKSAAN FISIK

Kesan Umum Kesehatan Penderita:

Jasmani : Sehat

Mental : Sehat, Kooperatif,, Komunikatif

Page 15: Crs Scalling Uss

15

Vital Sign:

Tekanan Darah : 120/75 mmHg (Normal)

Nadi : 76 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36.3°C

Berat Badan : 55 kg

Tinggi Badan : 170 cm

Pemeriksaan Ekstra Oral:

Fasial Neuro-

muskular

Kelenjar

Ludah

Kelenjar

Limfe

Tulang

Rahang TMJ

Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Gangguan

Fungsi TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Deskripsi lesi / kelainan yang ditemukan : Tidak ada kelainan

F. Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa Bibir : TAK

Mukosa Pipi : TAK

Dasar Mulut : TAK

Lidah : TAK

Gingiva : Terdapat pembesaran gingiva melebihi ukuran normal

pada elemen 31

Orofaring : TAK

Oklusi : Normal bite (Maloklusi Angle Klass I)

Torus Palatinus : Tidak ada

Torus Mandibula : Tidak ada

Palatum : Sedang

Page 16: Crs Scalling Uss

16

Supernumerary Teeth : Tidak ada

Diastema : Tidak ada

Gigi Anomali : Tidak ada

Gigi Tiruan : Tidak ada

Oral Hygiene : 5.16 (sedang)

G. PEMERIKSAAN JARINGAN LUNAK

17 : pembesaran gingiva melebihi pertumbuhan normal di bagian anterior

bawah pada gigi 31

D/ : Enlargement gingiva

H. ODONTOGRAM

PEMERIKSAAN ODONTOGRAM

Page 17: Crs Scalling Uss

17

Keterangan :

Gigi 37 : Terdapat karies kedalaman email di bagian oklusal

Sondasi : -

Perkusi : -

Palpasi : -

CE : +

D/ : Karies email

TP/ : Restorasi Resin Komposit Kavitas Klass I GV. Black

I. ORAL HYGIENE INDEX

Operator : Erlinda Cahyawati

DEBRIS

Buccal

Palatal / Lingual Kanan Anterior Kiri Total

Atas 1 / 1 0 / 0 1 / 1 2 / 2

Bawah 1 / 1 1 / 1 1 / 1 3 / 3

Total 2 / 2 1 / 1 2 / 2 5 / 5

DI =

= 1.66

CALCULUS

Buccal

Palatal / Lingual Kanan Anterior Kiri Total

Atas 3 / 1 0 / 0 2 / 1 5 / 2

Bawah 1 / 3 3 / 3 2 / 2 6 / 8

Total 4 / 4 3 / 3 4 / 3 11 / 10

CI =

= 3.5

Page 18: Crs Scalling Uss

18

OHI =- DI + CI

= 1.66 + 3.5

= 5.16 (sedang)

J. PLAQUE CONTROL INDEX

Kunjungan 1

Kunjungan 2

K. GINGIVAL INDEX

Sebelum perawatan

Rahang Atas

D P M B (D+P+M+B) / 4 ELEMEN D P M B (D+P+M+B) / 4

1 1 1 1 1 11 21 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 12 22 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 13 23 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 14 24 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 15 25 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 16 26 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 17 27 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 18 28 0 0 0 0 0

Total A 7 Total B 7

Rahang Bawah

D P M B (D+P+M+B) / 4 ELEMEN D P M B (D+P+M+B) / 4

2 2 2 2 2 11 21 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 12 22 2 2 2 2 2

1 0 1 0 0.5 13 23 1 0 1 0 0.5

Page 19: Crs Scalling Uss

19

1 1 1 1 1 14 24 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 15 25 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 16 26 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 17 27 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 18 28 0 0 0 0 0

Total C 8.5 Total D 8.5

)

Page 20: Crs Scalling Uss

20

L. PERIODONTAL CHART

4 4 5

Hedirfan A.R.A 14 Oktober 1994 21 tahun

J 51259

Joho Baru Blok A No.3 Sukoharjo

Page 21: Crs Scalling Uss

21

M. PENAMPAKAN KLINIS

Sebelum Perawatan Scalling USS

Setelah Perawatan Scalling USS

Tampak Lingual

Page 22: Crs Scalling Uss

22

Tampak Palatal

Tampak Occlusal Rahang Bawah

Tampak Anterior

Page 23: Crs Scalling Uss

23

N. DIAGNOSIS

D/ Gingivitis disertai Gingival englargement pada elemen gigi 31

O. TREATMENT PLANNING

1. DHE

Menjelaskan dan mengedukasi kepada pasien tentang pentingnya

menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut, salah satunya adalah

menggosok gigi 2 kali sehari pagi dan malam sebelum tidur serta

perlunya makan makanan yang bergizi dan berserat. Memberikan

penjelasan mengenai dampak dan akibat dari tidak menjaga kebersihan

rongga mulut.

2. Scalling USS

Tahap Perawatan:

a. Alat scaller harus steril dan tajam

b. Cara memegang alat scaller ada 2: pen graph (seperti memegang

pena) dan palm graph (seperti menggengam)

c. Posisi, dapat berdiri atau duduk tergantung dari keadaan dan bentuk

kursi pemeriksaan

d. Tumpuan, waktu memegang alat diperlukan suatu alat tumpuan

agar ada support pada alat dan supaya alat tersebut tidak melukai

jaringan. Gerakan scalling yaitu gerakan menarikdan mendorong

atau menggosok

e. Mata skaler diadaptasikan ke permukaan gigi membentuk angulasi

45 – 90 derajat

f. Dengan tekanan lateral yang kuat dilakukan serangkaian sapuan

skaleran yang pendek secara terkontrol bertumpang tindih dalam

arah vertikal dan oblique

g. Tekanan lateral berangsur – angsur dikurangi sampai diperoleh

permukaan gigi yang terbebas dari kalkulus.

Page 24: Crs Scalling Uss

24

Macam – macam Tip Scaller dan Kegunaan

Page 25: Crs Scalling Uss

25

Page 26: Crs Scalling Uss

26

P. HASIL PERAWATAN

KONTROL

Pemeriksaan Subyektif

CC : Pasien datang ingin melakukan kontrol scalling USS.

PI : Pasien merasakan sudah nyaman dengan keadaannya sekarang

namun pasien masih merasakan malu dengan keadaan gusinya yang

membesar di bagian depan bawah.

Pemeriksaan Obyektif

DI : 0.5

CI : 0

OHI : DI + CI = 0.5 + 0 = 0.5 (Baik)

Plaque Index : 18.7 %

Gingiva :

Warna :sedikit perubahan warna kemerahan pada margin gingiva gigi

32,31,41,42, edema ringan.

Konsistensi : Kenyal

Tekstur : Stippling (kulit jeruk), sudah mulai terbentuk pada bagian

posterior RA dan RB, anterior RA. Pada anterior RB masih terdapat

pembesaran gingiva.

Kontur : Collar shape (membulat) pada regio RA & RB kanan dan

kiri, pada elemen gigi 31 masih terdapat pembesaran gingiva (enlargement

gingiva).

*Catatan : Pasien dapat dilakukan pemantauan, dapat dilakukan kuretase

apabila memang dibutuhkan dan pasien dapat diberikan pilihan gingivektomi

untuk memperbaiki kontur gingiva.

Surakarta, 2015

Co – Assistant

Erlinda Cahyawati

NIM. J 530145019

Page 27: Crs Scalling Uss

27

DAFTAR PUSTAKA

Eley, BM., Manson, JD., 2004, Periodondics,4th

ed, London: Elsevier Ltd P.1-270.

Farman, Allan G., Sandra A. Kolsom, 2010, Diseases of the Teeth and Jaws, Continuing

Education Course, Revised June 10, 2010

Mittal, A., Nichani, A, S., Venugoval, R., Rajni, V., 2014, The Effect of Various

Ultrasonic and Hand Instruments On the Root Surfaces of Human Singel Rooted

Teeth : A Planimetric and Profilometric Study, J Indian Soc Periodontal., 118 (6)

:710 – 717.

Nowmen, Michael G., Henry H. Takei, Perry R. Klokkedevold, 2006, Carranza’s

Clinical Periodontology Tenth Edition, Philadelphia, Saunders.

Pattison AM, Pattison GL, and Takei HH. The periodontal instrumentarium, in :

Carranza FA Jr & Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 8th

edition,

Philadelphia, WB Saunders Co., 1996, p: 427 – 43

Perry DA, Beemstarboer PB and Carranza FA Jr. Techniques and the theory of

Periodontal instrumentation, WB Saunders Co., Philadelphia, 1990, p: 14 – 26.