crs scalling uss
DESCRIPTION
CASE REPORT SESSION Scalling USSTRANSCRIPT
1
CO – ASSISTANT PERIODE 2
LAPORAN CASE REPORT SESSION (CRS)
MODUL GINGIVA : “ SCALLING ULTRASONIC “ (USS)
Disusun oleh:
ERLINDA CAHYAWATI
J530145019
PROFESI DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan .................................................................................... 3
B. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 4
C. Data Pasien .................................................................................... 13
D. Anamnesis ..................................................................................... 13
E. Pemeriksaan Fisik ......................................................................... 14
F. Pemeriksaan Intra Oral .................................................................. 15
G. Pemeriksaan Jaringan Lunak ......................................................... 16
H. Odontogram .................................................................................. 16
I. Oral Hygien Index ......................................................................... 17
J. Plaque Control Index....................................................................... 18
K. Gingival Index ................................................................................. 18
L. Periodontal Chart ............................................................................ 20
M. Penampakan Klinis ........................................................................ 21
N. Diagnosis ....................................................................................... 23
O. Treatment Planning ....................................................................... 23
P. Hasil Perawatan ............................................................................... 26
Daftar Pustaka
3
A. PENDAHULUAN
Penyakit gigi dan mulut yang paling sering terjadi adalah karies, gingivitis, dan
periodontitis. Dari berbagai faktor pemicu penyakit gigi dan mulut terutama karies,
gingivitis dan periodontitis salah satunya adalah plak. Plak merupakan lapisan tipis
yang terdiri dari sekelompok bakteri yang tertanam dalam matrik ekstraseluler
mukosa dan permukaan gigi dalam rongga mulut. Rongga mulut diibaratkan seperti
lingkungan hidup yang cocok bagi banyak bakteri seperti bakteri gram positif dan
gram negatif untuk dapat tumbuh dan berkembang. Kemudianlak yang
termineralisasi tersebut berkembang menjadi kalkulus, kalkulus diklasifikasikan
menjadi supragingiva dan subgingiva (Farman & Kolsom, 2010).
Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang paling sering terjadi dan
merupakan respon inflamasi (Caranzza et al, 2006). Factor local penyebab gingivitis
adalah akumulasi plak. Pada kondisi gingiva yang mengalami peradangan
terdapatnya perubahan warna dari kemerahan hingga merah kebiruan seiring
bertambahnya proses peradangan.
Penskeleran atau skeling (scalling) adalah proses penyingkiran kalkulus dan
plak dari permukaan gigi, baik supragingival maupun subgingival. Penyingkiran
kalkulus dan plak yang berada di koronal dari marginal gingiva dan biasanya sering
terlihat di rongga mulut berwarna putih kekuningan. Tindakan scalling harus
dilakukan menyeluruh, apabila deposit gigi tidak dibersihkan maka inflamasi akan
menetap (Manson dan Eley, 1993). Tujuan utama dari pensekeleran adalah untuk
mengembalikan kesehatan gingiva dengan jalan menyingkirkan dari permukaan gigi
unsur – unsur yang dapat menimbulkan inflamasi seperti plak, kalkulus,dan
sementum yang tercemar.
Tindakan pensekeleran atau skeling scalling) ada dua macam, scalling secara
manual dan scalling ultrasonic. Scalling Ultrasonik adalah tehnik scalling dengan
menggunakan alat vibrasi dengan kisaran pendengaran di atas normal (20.000
Hz).yang fungsinya dapat digunakan untuk membersihkan deposit pada gigi dan
mengkuret jaringan lunak, scaller dapat juga digunakan untuk membersihkan stain
dan semen gigi dengan gerakan ringan menyapu. Aksi kerja alat ini berada pada
ujung tip alat dengan frekuensi yang bervariasi (Pattison et al, 1996).
4
Alat bahan yang digunakan saat tindakan scalling yaitu scalling ultrasonic, tip
scaller. Ujung khusus yang biasanya berbentuk seperti kuret, digunakan bersama
semprotan air dingin karena vibrasi dapat menimbulkan panas. Alat diaplikasikan
pada gigi dengan gerakan menyapu ringan, berbeda dengan alat manual, scaler
ultrasonic digunakan tanpa disertai sensasi tactile, sehingga dijaga agar tidak terjadi
tekanan yang terlalu besar. Skaler ultrasonic juga dapat digunakan untuk
membersihkan stain dan semen gigi.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Jaringan Periodontal
Mengetahui bagian – bagian dari jaringan periodontal sangatlah penting
untuk merngetahui perjalanan penyakit periodontal. Menurut Peter dkk., (2004),
jaringan periodontal merupakan jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi
sebagai penyangga gigi yang terdiri dari Gingiva, Sementum, ligamen periodontal,
dan tulang alveolar.
Gambar Anatomi Jaringan Periodontal
a. Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan
menutupi lingir (ridge) alveolar. Merupakan bagian dari aparatus pendukung gigi,
periodonsium, dan dengan membentuk hubungan dengan gigi, gingiva berfungsi
melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga
mulut. Bagian – bagian dari Gingiva meliputi :
5
1) Marginal gingiva / Gingiva tepi / Gingiva bebas: terletak pada daerah koronal
dari bagian gingiva yang lain, tidak melekat pada gigi dam dapat membentuk sulkus
gingiva (yaitu ruang dangkal antara tepi gingiva dan gigi). Pada keadaan normal,
gingiva tepi mempunyai kontur seperti mata pisau, dengan konsistensi kenyal, dan
berwarna merah muda / pink.
2) Sulkus gingival
Celah dangkal sekitar gigi berbentuk hurup V. Dalam kondisi normal, sulkus
gingiva mempunyai kedalaman 0,69 mm 1,5 mm.
3) Gingiva cekat / Attached gingiva: terletak pada daerah apikal dari gingiva tepi
dan cekungan gingiva bebas. Gingiva cekat berwarna merah muda dan mempunyai
gambaran stipling (seperti kulit jeruk).
4) Gingiva interdental: yang berlokasi diantara gigi pada daerah mesio-distal dari
gigi-gigi. Bagian ini meliputi embrasure, dimana terdapat ruang interproximal yang
merupakan tempat berkontak gigi.
Gambaran klinis dari gingiva yang sehat antara lain, yaitu:
1) Warna
Gingiva normal berwarna coral pink atau merah muda, tetapi banyak
bervariasi untuk tiap-tiap orang, karena adanya sel-sel melanin (melanosit) pada
6
penduduk afrika dan asia adalah normal. Warna ini bervariasi pada masing-masing
individu dan kelihatannya berhubungan dengan pigmentasi pada kulit.
2) Ukuran
Ukuran gingiva berhubungan dengan jumlah total kandungan elemen-elemen
seluler dan interseluler serta vaskularisasi. Adanya pertambahan ukuran gingiva
merupakan tanda adanya penyakit periodontal.
3) Kontur
Marginal gingiva menyelubungi gigi dengan pola menyerupai kerah baju
(collar shape) dan membentuk pola beralur pada permukaan fasial dan lingual
4) Konsistensi.
Pada keadaan yang sehat, konsistensi gingiva kenyal, resilien, dan melekat erat
pada tulang dibawahnya.
5) Tekstur permukaan.
Secara normal terlihat adanya stippling di gingiva cekat: hilangnya stippling
merupakan tanda adanya penyakit periodontal. Stippling terjadi karena proyeksi
lapisan papilar lamina propria, yang mendorong epitel menjadi tonjolan- tonjolan
bulat yang berselang-seling dengan pelekukan epitel.
6) Kecenderungan perdarahan pada palpasi atau probing dengan tekanan lembut.
Gingiva yang sehat tidak akan berdarah pada saat sonde (probe) periodontal
dimasukkan ke dalam sulkus dengan hati-hati, atau bila gingiva bebas di palpasi
dengan jari.
b. Sementum
Sementum merupakan struktur terklasifikasi yang menutupi akar anatomis gigi.
terdiri atas matriks terklasifikasi yang mengandung serabut kolagen. kandungan zat
anorganik dalam sementum sekitar 45-50% (Peter F Fedi dkk, 2004).
c. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal tidak hanya menghubungkan gigi ke tulang rahang tetapi
juga menopang gigi pada soketnya dan menyerap beban yang mengenai gigi. Beban
selama mastikasi, menelan dan berbicara sangat besar variasinya, juga frekuensi,
7
durasi dan arahnya. Struktur ligamen biasanya menyerap beban tersebut secara
efektif dan meneruskannya ke tulang pendukung.
d. Tulang Alveolar
Prosesus alveolaris adalah bagian tulang rahang yang menopang gigi geligi.
Prosesus ini sebagian bergantung pada gigi dan setelah tanggalnya gigi akan terjadi
resopsi.
Seperti tulang lainnya, tulang alveolar terus mengalami remodelling sebagai
respons terhadap stres mekanis dan kebutuhan meyabolisme terhadap ion fosfor dan
kalsium. Pada keadaan sehat, remodelling prosesus berfungsi untuk mempertahankan
volume keseluruhan dari tulang dan anatomi keseluruhan relatif stabil.
2. Gingivitis
Gingivitis adalah peradangan gingival. Tanda klinisnya adalah nyeri lokal atau
keseluruhan pada gingival, rasa gatal, halitosis perdarahan gingival ketika menyikat
gigi.
Tahap gingivitis diawali dengan tahap initial lesion (2-4 hari) dengan infiltrasi
PMN pada epitel sulkuler dan junction, kehilangan perivaskuler pada kolagen,
dengan tanda klinis meningkatnya aliran cairan gingiva. Early lesion (4-7 hari)
seperti tahap initial lesion, ditandai adanya infiltrasi PMN pada epitel sulkuler dan
junction, pembentukan retepeg area atropi dengan tanda klinis erytema dan
perdarahan pada probing. Established lesion (14-21 hari) dengan tanda klinis
perubahan warna, tekstur, dan ukuran.
Gingivitis bedasarkan distribusinya dibedakan menjadi :
a. Localized gingivitis
Peradangan yang terjadi pada satu atau beberapa area gingiva gigi.
b. Generalized gingivitis
Peradangan yang terjadi meliputi seluruh area gingiva.
c. Marginal gingivitis
Peradangan yang meliputi margin gingiva dan bisa meliputi bagian yang
berbatasan dengan attached gingiva.
8
d. Pappilary gingivitis
Peradangan yang meliputi daerah papila interdental dan biasanya meluas
hingga ke bagian yang berdekatan dengan margin gingiva. Papila biasanya
terlihat lebih sering dibandingkan dengan margin gingiva dan merupakan tanda
paling awal terjadinya gingivitis pada papilla.
e. Diffuse gingivitis
Peradangan yang mempengaruhi margin gingiva, attached gingiva dan
interdental gigiva.
3. Oral Hygiene Index
Green dan Vermillion (1960) menyatakan bahwa untuk mengukur kebersihan
gigi dan mulut adalah dengan mempergunakan suatu indeks yang disebut Oral
Higiene Index (OHI). Penilaian dilakukan dengan mengukur skor debris dan
kalkulus yang menutupi permukaan gigi (bukal/labial dan palatal/lingual). Pada tiap
segmen diperiksa debris dan kalkulus. Dari tiap segemn diwakili oleh satu gigi yang
mempunyai nilai debris atau kalkulus paling tinggi (gigi terkotor).
Kriteria Skor Debris
No Kriteria Nilai
1 tidak dijumpai debris atau stain 0
2 terdapat debris lunak menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan
gigi atau adanya stain (bercak) ekstrinsik tanpa debris dengan tidak
memperhitungkan perluasannya.
1
3 terdapat debris lunak menutupi lebih dari sepertiga tetapi belum
sampai dua pertiga permukaan gigi.
2
4 Adanya debris lunak menutupi lebih dari dua pertiga permukaan gigi 3
Penghitungan skor debris yaitu :
9
Kriteria Skor Kalkulus
No. Kriteria Nilai
1 tidak ada kalkulus 0
2 kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi 1
3 kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tapi
tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi atau adanya flek kalkulus
subgingiva sekeliling servikal gigi
2
4 kalkulus supra gingiva menutupi lebih 2/3 permukaan gigi atau ada
pita tebal yang tak terputus dari kalkulus subgingiva sekeliling
servikal gigi
3
Skor Oral Hygiene Index
OHI = Debris indeks + Calculus indeks.
Kriteris OHI:
0,0 – 2,4 = Baik
2,5 – 6,0 = Sedang
6,1 – 12 = Buruk
4. Gingival Indeks
Indeks ini diperkenalkan oleh Loe dan Silness, berguna untuk melihat tingkat
keparahan inflamasi atau tingkat keparahan gingivits. Pemeriksaaan dilakukan pada
4 sisi, yaitu permukaan tepi gingival bagian bukal, tepi gingival bagian palatal atau
lingual, papilla distovestibulair, dan papilla mesiovestibulair.
10
Kriteria penilaian skor adalah sebagai berikut :
No Kriteria Nilai
1 Gingiva sehat 0
2 Inflamasi ringan pada gingiva yang ditandai dengan perubahan
warna, sedikit edema, dan tidak terjadi perdarahan saat di palpasi
1
3 Inflamasi sedang pada gingiva yang ditandai dengan warna gingiva
merah, edema, mengkilat dan terjadi perdarahan saat di palpasi
2
4 Inflamasi berat pada gingiva yang ditandai dengan warna gingiva
merah mencolok, oedematous, terjadi ulserasi, dan terjadi
perdarahan spontan
3
Skor setiap gigi diperoleh dari penambahan skor dari empat permukaan yang
diperiksa lalu dibagi empat. Sedang indeks gingiva individu diperoleh dari
penjumlahan semua skor dari gigi yang diperiksa dibagi jumlah gigi yang diperiksa.
Keparahan inflamasi gingiva secara klinis dapat ditentukan dengan
menggunakan skor indeks gingiva dengan kriteria sebagai berikut :
Skor indeks gingiva Kondisi Gingiva
0,1-1,0 Gingivitis Ringan
1,1-2,0 Gingivitis Sedang
2,1-3,0 Gingivitis Berat
5. CPITN (Community Periodontal Index of Treatment)
Indeks untuk menilai kebutuhan perawatan periodontal bagi individu dan
masyarakat. Untuk menilai CPITN diperlukan WHO periodontal probe dengan
desain khusus untuk mengetahui adanya poket dan kalkulus subgingiva.
Prinsip dan cara kerja CPITN :
a. Adanya Probe khusus
Sonde khusus, mempunyai ciri dan kegunaan sebagai berikut :
11
1. Ujung sonde merupakan bola kecil berdiameter 0,5mm dan ada daerah
berwarna hitam.
2. Sebagai alat untuk melihat adanya perdarahan atau dalamnya poket.
3. Sebagai alat perasa / sensing instrument adanya karang gigi.
4. Bila dalam poket <3,5 mm, maka seluruh warna hitam masih terlihat.
5. Bila dalam poket 4-5 mm maka hanya sebagian warna hitam yang
terlihat.
6. Bila dalam poket >6 mm maka seluruh warna hitam tidak terlihat.
b. Adanya nilai berbagai tingkatan kondisi jaringan periodontal
NILAI KONDISI JARINGAN KETERANGAN
4 Poket > 6 mm Seluruh daerah warna hitam pada sonde tak terlihat
3 Poket 4 – 6 mm Tepi gusi terletak pada daerah hitam
2 Terdapat karang gigi Waktu sondasi terasa ada karang gigi
1 Perdarahan Perdarahan terlihat secara langsung atau dengan
kaca mulut setelah probing
0 Sehat Periodontal sehat, tidak ada poket, karang gigi
maupun perdarahan
c. Adanya Sektan
Masing-masing rahang ada 3 sekstan, yang ditentukan olh gigi-gigi pada
rahang sebagai berikut :
17 – 14 13 – 23 24 – 27
44 – 47 33 – 43 34 – 37
d. Adanya Gigi Indeks
Untuk usia > 20 tahun ke atas
17.16 11 26.27
46.47 31 36.37
12
Untuk usia < 19 tahun, gigi yang diperiksa
16 11 26
46 31 36
Tata cara Penilaian :
a. Molar 3 tidak dipakai umtuk penilaian , kecuali molar 3 berfungsi
ditempat molar 2
b. Bila salah satu gigi molar dari gigi indeks tidak ada tidak usah dilakukan
penggantian gigi tersebut
c. TN (kebutuhan perawatan) dicatat bila lebih dari dua gigi yang ada di
sekstan dan tidak indikasi dicabut karena masalah periodontal, yaitu
adanya mobilitas vertikal yang menyebabkan merasa tidak nyaman
d. Bila hanya ada satu gigi saja di satu sekstan , gigi tersebut dimasukkan ke
sekstan sebelahnya
e. Dalam satu sekstan tak ada gigi indeks , semua gigi dalam sekstan
diperiksa, nilai tertinggi atau keadaan terparah yang dicatat.
f. Bila sekstan hilang , diberi garis diagonal pada kotak sekstan yang hilang
g. Usia < 19 tahun tidak dilakukan pemeriksaan M2 karena untuk
menghindari false poket
h. Usia < 15 tahun, pencatatan hanya perdarahan dan karang gigi karena
untuk menghindari false poket.
13
J 5 1 2 5 9
C. DATA PASIEN
Nama Lengkap : Hedirfan Ahmad Risq – Ahsan
Alamat : Joho Baru Blok A No.3 Sukoharjo
Telepon/HP :
Tempat/Tanggal Lahir : Sukoharjo, 14 Oktober 1994
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
DATA MEDIK UMUM
1. Golongan Darah : B
2. Alergi : Tidak ada
3. Penyakit Sistemik : Tidak ada
D. ANAMNESIS
Keluhan Utama (CC)
Pasien datang dengan keluhan merasa giginya kotor karena adanya karang gigi
sehingga pasien merasa tidak nyaman.
Riwayat Perjalanan Penyakit (PI)
Pasien merasakan tidak nyaman sejak 1 tahun yang lalu, dan kadang – kadang
saat menggosok gigi gusinya berdarah.
Pasien pernah merasakan sakit pada gusinya di bagian depan bawah 1 tahun
yang lalu.
Riwayat Kesehatan Umum (PMH)
Pasien pernah dirawat di RS karena typus saat masih berusia 8 tahun
14
Pasien memiliki alergi terhadap obat penicillin, tetapi tidak ada alergi terhadap
cuaca dan makanan.
Pasien tidak sedang mengonsumsi obat – obatan dan tidak sedang dalam
perawatan dokter.
Riwayat Kesehatan Mulut (PDH)
Pasien belum pernah datang ke dokter gigi sebelumnya untuk memeriksakan
kondisi giginya.
Riwayat Kesehatan Keluarga (FH)
Umum
Ayah : tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik
Ibu : tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik
Gigi
Ayah : ada keluhan, pernah menambalkan giginya ke dokter
gigi
Ibu : tidak memiliki keluhan gigi, kondisi gigi rapi.
Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial (SH)
Pasienadalah seorang mahasiswa yang tinggal di pesantren mahasiswa.
Pasien bukan seorang perokok, dan pasien tidak mempunyai kebiasaan
mengunyah satu sisi.
Pasien mengaku menggosok gigi 2 kali sehari (pagi hari dan sore hari).
Pasien mempunyai tingkat ekonomi menengah ke atas.
E. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum Kesehatan Penderita:
Jasmani : Sehat
Mental : Sehat, Kooperatif,, Komunikatif
15
Vital Sign:
Tekanan Darah : 120/75 mmHg (Normal)
Nadi : 76 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36.3°C
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 170 cm
Pemeriksaan Ekstra Oral:
Fasial Neuro-
muskular
Kelenjar
Ludah
Kelenjar
Limfe
Tulang
Rahang TMJ
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Gangguan
Fungsi TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Deskripsi lesi / kelainan yang ditemukan : Tidak ada kelainan
F. Pemeriksaan Intra Oral
Mukosa Bibir : TAK
Mukosa Pipi : TAK
Dasar Mulut : TAK
Lidah : TAK
Gingiva : Terdapat pembesaran gingiva melebihi ukuran normal
pada elemen 31
Orofaring : TAK
Oklusi : Normal bite (Maloklusi Angle Klass I)
Torus Palatinus : Tidak ada
Torus Mandibula : Tidak ada
Palatum : Sedang
16
Supernumerary Teeth : Tidak ada
Diastema : Tidak ada
Gigi Anomali : Tidak ada
Gigi Tiruan : Tidak ada
Oral Hygiene : 5.16 (sedang)
G. PEMERIKSAAN JARINGAN LUNAK
17 : pembesaran gingiva melebihi pertumbuhan normal di bagian anterior
bawah pada gigi 31
D/ : Enlargement gingiva
H. ODONTOGRAM
PEMERIKSAAN ODONTOGRAM
17
Keterangan :
Gigi 37 : Terdapat karies kedalaman email di bagian oklusal
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
CE : +
D/ : Karies email
TP/ : Restorasi Resin Komposit Kavitas Klass I GV. Black
I. ORAL HYGIENE INDEX
Operator : Erlinda Cahyawati
DEBRIS
Buccal
Palatal / Lingual Kanan Anterior Kiri Total
Atas 1 / 1 0 / 0 1 / 1 2 / 2
Bawah 1 / 1 1 / 1 1 / 1 3 / 3
Total 2 / 2 1 / 1 2 / 2 5 / 5
DI =
= 1.66
CALCULUS
Buccal
Palatal / Lingual Kanan Anterior Kiri Total
Atas 3 / 1 0 / 0 2 / 1 5 / 2
Bawah 1 / 3 3 / 3 2 / 2 6 / 8
Total 4 / 4 3 / 3 4 / 3 11 / 10
CI =
= 3.5
18
OHI =- DI + CI
= 1.66 + 3.5
= 5.16 (sedang)
J. PLAQUE CONTROL INDEX
Kunjungan 1
Kunjungan 2
K. GINGIVAL INDEX
Sebelum perawatan
Rahang Atas
D P M B (D+P+M+B) / 4 ELEMEN D P M B (D+P+M+B) / 4
1 1 1 1 1 11 21 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 12 22 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 13 23 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 14 24 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 15 25 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 16 26 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 17 27 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 18 28 0 0 0 0 0
Total A 7 Total B 7
Rahang Bawah
D P M B (D+P+M+B) / 4 ELEMEN D P M B (D+P+M+B) / 4
2 2 2 2 2 11 21 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 12 22 2 2 2 2 2
1 0 1 0 0.5 13 23 1 0 1 0 0.5
19
1 1 1 1 1 14 24 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 15 25 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 16 26 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 17 27 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 18 28 0 0 0 0 0
Total C 8.5 Total D 8.5
)
20
L. PERIODONTAL CHART
4 4 5
Hedirfan A.R.A 14 Oktober 1994 21 tahun
J 51259
Joho Baru Blok A No.3 Sukoharjo
21
M. PENAMPAKAN KLINIS
Sebelum Perawatan Scalling USS
Setelah Perawatan Scalling USS
Tampak Lingual
22
Tampak Palatal
Tampak Occlusal Rahang Bawah
Tampak Anterior
23
N. DIAGNOSIS
D/ Gingivitis disertai Gingival englargement pada elemen gigi 31
O. TREATMENT PLANNING
1. DHE
Menjelaskan dan mengedukasi kepada pasien tentang pentingnya
menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut, salah satunya adalah
menggosok gigi 2 kali sehari pagi dan malam sebelum tidur serta
perlunya makan makanan yang bergizi dan berserat. Memberikan
penjelasan mengenai dampak dan akibat dari tidak menjaga kebersihan
rongga mulut.
2. Scalling USS
Tahap Perawatan:
a. Alat scaller harus steril dan tajam
b. Cara memegang alat scaller ada 2: pen graph (seperti memegang
pena) dan palm graph (seperti menggengam)
c. Posisi, dapat berdiri atau duduk tergantung dari keadaan dan bentuk
kursi pemeriksaan
d. Tumpuan, waktu memegang alat diperlukan suatu alat tumpuan
agar ada support pada alat dan supaya alat tersebut tidak melukai
jaringan. Gerakan scalling yaitu gerakan menarikdan mendorong
atau menggosok
e. Mata skaler diadaptasikan ke permukaan gigi membentuk angulasi
45 – 90 derajat
f. Dengan tekanan lateral yang kuat dilakukan serangkaian sapuan
skaleran yang pendek secara terkontrol bertumpang tindih dalam
arah vertikal dan oblique
g. Tekanan lateral berangsur – angsur dikurangi sampai diperoleh
permukaan gigi yang terbebas dari kalkulus.
24
Macam – macam Tip Scaller dan Kegunaan
25
26
P. HASIL PERAWATAN
KONTROL
Pemeriksaan Subyektif
CC : Pasien datang ingin melakukan kontrol scalling USS.
PI : Pasien merasakan sudah nyaman dengan keadaannya sekarang
namun pasien masih merasakan malu dengan keadaan gusinya yang
membesar di bagian depan bawah.
Pemeriksaan Obyektif
DI : 0.5
CI : 0
OHI : DI + CI = 0.5 + 0 = 0.5 (Baik)
Plaque Index : 18.7 %
Gingiva :
Warna :sedikit perubahan warna kemerahan pada margin gingiva gigi
32,31,41,42, edema ringan.
Konsistensi : Kenyal
Tekstur : Stippling (kulit jeruk), sudah mulai terbentuk pada bagian
posterior RA dan RB, anterior RA. Pada anterior RB masih terdapat
pembesaran gingiva.
Kontur : Collar shape (membulat) pada regio RA & RB kanan dan
kiri, pada elemen gigi 31 masih terdapat pembesaran gingiva (enlargement
gingiva).
*Catatan : Pasien dapat dilakukan pemantauan, dapat dilakukan kuretase
apabila memang dibutuhkan dan pasien dapat diberikan pilihan gingivektomi
untuk memperbaiki kontur gingiva.
Surakarta, 2015
Co – Assistant
Erlinda Cahyawati
NIM. J 530145019
27
DAFTAR PUSTAKA
Eley, BM., Manson, JD., 2004, Periodondics,4th
ed, London: Elsevier Ltd P.1-270.
Farman, Allan G., Sandra A. Kolsom, 2010, Diseases of the Teeth and Jaws, Continuing
Education Course, Revised June 10, 2010
Mittal, A., Nichani, A, S., Venugoval, R., Rajni, V., 2014, The Effect of Various
Ultrasonic and Hand Instruments On the Root Surfaces of Human Singel Rooted
Teeth : A Planimetric and Profilometric Study, J Indian Soc Periodontal., 118 (6)
:710 – 717.
Nowmen, Michael G., Henry H. Takei, Perry R. Klokkedevold, 2006, Carranza’s
Clinical Periodontology Tenth Edition, Philadelphia, Saunders.
Pattison AM, Pattison GL, and Takei HH. The periodontal instrumentarium, in :
Carranza FA Jr & Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 8th
edition,
Philadelphia, WB Saunders Co., 1996, p: 427 – 43
Perry DA, Beemstarboer PB and Carranza FA Jr. Techniques and the theory of
Periodontal instrumentation, WB Saunders Co., Philadelphia, 1990, p: 14 – 26.