crispy wifey part 2

13
Crispy Wifey~! | Part 2 “kris?” “oh~ hi mom” ucapnya santai setelah melepas bibirnya dari ‘ciumannya’. Alissa masih terdiam, mencerna apa yang baru saja terjadi, namun kris memutar kursi Alissa hingga menghadap Mrs. Wu. “ah~ Alissa, kenalkan ini ibuku, and mom…she’s my fiancé” ucapnya dengan tersenyum lebar. TU-TUNANGAN?! *** Alissa hanya bisa duduk diam diantara kris dan Mrs. Wu, keringat mengucur terus dari tubuhnya meski AC dalam ruangan cukup dingin. Mata Mrs. Wu menatap intens Alissa dari atas hingga ke bawah, masih belum mempercayai apa gadis ini benar-benar kekasih anaknya. gadis yang dibawanya tadi langsung pergi begitu saja saat tahu pengakuan kris mengenai hubungannya dengan Alissa. “dia kekasihmu? Tapi juga karyawanmu?” tanya ibunya penuh curiga. Kris beranjak bangun dan kembali duduk disamping Alissa, satu tangannya meraih pinggang Alissa dan menariknya dalam pelukannya, membuat jantung gadis itu kembali berdegup kencang hingga terasa mau keluar. “dia memang karyawanku, mom, karena dia bekerja disinilah, kami dipertemukan, iya kan, sayang?” ucap kris beralih menatap Alissa, “i-iya…” ucapnya begitu pelan, ingin rasanya kabur dari kondisi seperti ini. Baru Mrs. Wu ingin bicara, terhenti oleh deringan di ponselnya, “oh~ aku harus pergi, lain kali kita bicarakan lagi dan…nona Alissa?” “n-ne-“ “lain kali kau harus mengajaknya makan malam bersama kami, kris” ucap ibunya terlihat angkuh dan arogan persis seperti saat kris bicara lalu melenggang pergi meninggalkan ruangan. Sekeluarnya Mrs. Wu dari ruangan, reflex Alissa menjatuhkan tubuhnya di sofa. “haaah~ ya~ sajangnim! Apa maksudmu bilang kalau aku kekasihmu?!” ujar Alissa frustasi. “seperti yang kukatakan tadi, aku akan membayar semua hutangmu, kau boleh tinggal di café ini dan tidak kupecat tapi…harus jadi fake girlfriend…hanya untuk saat-saat urgent seperti ini” ucapnya tenang, sedangkan Alissa hanya bisa diam sambil menepuk wajahnya, pasrah. “deal?”

Upload: cystanarisa

Post on 10-Apr-2016

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

klk

TRANSCRIPT

Crispy Wifey~! | Part 2

“kris?”

“oh~ hi mom” ucapnya santai setelah melepas bibirnya dari ‘ciumannya’. Alissa masih terdiam, mencerna apa yang

baru saja terjadi, namun kris memutar kursi Alissa hingga menghadap Mrs. Wu. “ah~ Alissa, kenalkan ini ibuku, and

mom…she’s my fiancé” ucapnya dengan tersenyum lebar. TU-TUNANGAN?!

***

Alissa hanya bisa duduk diam diantara kris dan Mrs. Wu, keringat mengucur terus dari tubuhnya meski AC dalam

ruangan cukup dingin. Mata Mrs. Wu menatap intens Alissa dari atas hingga ke bawah, masih belum mempercayai

apa gadis ini benar-benar kekasih anaknya. gadis yang dibawanya tadi langsung pergi begitu saja saat tahu

pengakuan kris mengenai hubungannya dengan Alissa.

“dia kekasihmu? Tapi juga karyawanmu?” tanya ibunya penuh curiga. Kris beranjak bangun dan kembali duduk

disamping Alissa, satu tangannya meraih pinggang Alissa dan menariknya dalam pelukannya, membuat jantung

gadis itu kembali berdegup kencang hingga terasa mau keluar. “dia memang karyawanku, mom, karena dia bekerja

disinilah, kami dipertemukan, iya kan, sayang?” ucap kris beralih menatap Alissa, “i-iya…” ucapnya begitu pelan,

ingin rasanya kabur dari kondisi seperti ini.

Baru Mrs. Wu ingin bicara, terhenti oleh deringan di ponselnya, “oh~ aku harus pergi, lain kali kita bicarakan lagi

dan…nona Alissa?”

“n-ne-“

“lain kali kau harus mengajaknya makan malam bersama kami, kris” ucap ibunya terlihat angkuh dan arogan persis

seperti saat kris bicara lalu melenggang pergi meninggalkan ruangan.

Sekeluarnya Mrs. Wu dari ruangan, reflex Alissa menjatuhkan tubuhnya di sofa. “haaah~ ya~ sajangnim! Apa

maksudmu bilang kalau aku kekasihmu?!” ujar Alissa frustasi.

“seperti yang kukatakan tadi, aku akan membayar semua hutangmu, kau boleh tinggal di café ini dan tidak kupecat

tapi…harus jadi fake girlfriend…hanya untuk saat-saat urgent seperti ini” ucapnya tenang, sedangkan Alissa hanya

bisa diam sambil menepuk wajahnya, pasrah.

“deal?”

“aisshh~ geure!”

“satu lagi, biasakan untuk memanggilku ‘kris’ jika ada ibuku” ucapnya lagi lalu pergi keluar ruangan, meninggalkan

Alissa yang masih memasang wajah syok, mengacak rambutnya, frustasi. “haaaahh!” Щ(ºДºщ)

***

“MWO?! jadi pac-hmmpff!!”

“eonni~ kecilkan suaramu!” ujarnya panik dan membekap mulut minyoung setelah ia menceritakan apa yang terjadi

tadi siang. “phuah! Kau…kenapa bisa?!” ucapnya masih tak percaya. Alissa kembali menghela nafas berat dan

menunduk. “molla~ tapi tak ada pilihan lain, aku harus dapatkan uang demi membayar semua hutangku” balasnya

murung.

“kau…benar-benar tidak punya keluarga?”

“kan sudah kubilang aku ini besar dipanti, eonni…tapi…apa kau berpikir kalau ini sama saja aku jadi

gadis…bayaran?”

“hmm…tergantung, tapi tidak ada salahnya juga kau membantunya, meski dengan begini…aku makin yakin kalau dia

itu gay!” ucapnya sambil mengecilkan suaranya.

“m-mwo?!”

“setahuku dia tidak pernah berhubungan dengan gadis, dan dengar-dengar dari manager kim, dia itu selalu menolak

semua gadis yang dijodohkan untuknya! Dan ditambah lagi dia hanya dekat dengan satu pria, saaangat dekat!

Mungkin sekarang karna sudah kehabisan alasan menolak, dia jadi memakaimu sebagai alasan” jelas minyoung

panjang lebar,

“jinjayo?”

“itu sih menurutku-“

“Alissa, kau dipanggil bos” celetuk jinwoo, salah satu pegawai café. “haah~ apa lagi yang dia mau?” ujarnya resah,

minyoung terkekeh geli dan menepuk bahu Alissa, memberi semangat. “sana temui bos dan…goodluck!”

Ia berjalan lesu ke ruangan kris, merasa setiap ia akan berhadapan dengan pria itu, ia akan selalu mendapat shock

therapy. “memanggilku, bos?”

“hmm, duduk dan tulis berapa banyak uang yang kau butuhkan” ujarnya arogan, sedikit membuat Alissa kesal

melihat wajahnya.

“kau cukup bayar aku dengan memasukkan ke gajiku, aku tidak mau dibayar seperti ini, seperti aku jadi wanita

bayaran untukmu” ucapnya kesal. Kris hanya menyunggingkan bibirnya dan mengangguk pelan, “baiklah, ini gaji

pertamamu” ucapnya sambil menyerahkan amplop cukup tebal. “i-ini…”

BRAK!! “HYUNG!!” seru seorang pria yang tiba-tiba masuk ke ruangannya, sosok pria tampan berambut hitam dan

terlihat lucu dengan mata ‘panda’, cukup membuat Alissa tidak berkedip melihatnya. “o-oh, kau lagi ada tamu”

“kau bisa keluar sekarang” ucap kris. Alissa membungkuk pelan dan mengambil amplop tersebut, sekilas ia kembali

melihat pria yang terus menatapnya heran. “a-ah! HYUNG!” teriaknya lagi setelah Alissa keluar ruangan. “aku tidak

tuli, Huang Zi Tao” gerutu kris.

“aish! kau tidak bilang kalau sudah punya kekasih?! Dimana dia? Katanya salah satu karyawanmu?!” ujar Tao

menggebu. Kris hanya menghela nafas melihat tingkah adik kesayangannya ini jika sudah bicara, tidak akan berhenti

begitu saja dan dia pasti tahu dari ibunya, mungkin untuk menyelidiki apa ia benar-benar mempunyai kekasih.

“hmm…tadi kau sudah melihatnya” ucapnya cuek, melempar minuman kaleng untuk Tao. “ya-yang tadi?! Kau

serius?! Kenapa tidak bilang padaku? tapi…aku belum pernah melihatnya di café, dia pegawai baru?”

“ya~! bisakah kau bertanya satu per satu?!”

“hehe, makanya ceritakan apa yang terjadi, ini pasti rekayasa dirimu kan, supaya menghindar dari perjodohan itu

lagi”

“kau sudah tahu jawabannya kan?”

“JADI BENAR?!” ucapnya kembali heboh, kris menggeleng kepalanya, pusing jika adiknya ini sudah bertingkah

heboh, mirip dengan ibunya. “jangan bilang ke ibuku kalau kau masih mau kubelikan game limited edition itu”

ancam kris, langsung membuat ekspresi Tao kembali manyun. “aish! baiklah! Tapi…aku tidak peduli kau buat dia jadi

kekasih palsu atau bukan, yang jelas…sepertinya aku menyukainya, umm, siapa namanya?”

“Alissa” jawab kris tak berminat.

“ah~ Alissa noona~ hahahaa, siap-siap saja suatu saat nanti kau pasti jadi menyukainya hyung” ucap Tao yakin.

Menyukainya? Tsk~ yang benar saja, she’s not my type batin Kris yakin.

Malam harinya, saat café mau tutup…

“Alissa noona!” seru tao yang baru turun ke lantai dua, menghampiri gadis itu yang tengah membereskan meja dan

kursi. “n-ne?”

“ah~ aku belum mengenalkan diri, choneun Tao imnida, adik kris hyung” ucapnya ceria, membuat pipi Alissa

bersemu merah, aigo~ manisnya, batin Alissa.

“noona?”

“a~ Alissa imnida” balasnya sedikit gugup dan membalas uluran tangan Tao.

“Tao, ppali” sela kris yang sudah berdiri di depan pintu. “ne hyung, noona sampai jumpa lagi” ucapnya riang dan

melambaikan tangan pada Alissa. Dia benar-benar adiknya? Sungguh kepribadian yang sangat berbeda! Pikir Alissa

jika mengingat sifat kris seperti pembunuh berdarah dingin sementara adiknya terlihat seperti malaikat.

***

Disebuah kedai ramen tak jauh dari The Moon café, terlihat seorang gadis duduk sendirian di pojok ruangan sambil

makan semangkuk ramen, terlihat menikmati makan malamnya, layaknya tengah makan makanan mahal. Baginya

ramen adalah makanan paling terbaik diseluruh dunia *lebay*

“ckckck~ kau lapar atau doyan?” celetuk gadis berkacamata yang baru saja datang bersama kekasihnya dan

langsung duduk dihadapannya.

“eh? yherhim-ah” ucapnya dnegan mulut penuh makanan. “sudah, lanjutkan makanmu dulu”

“hehe…kalian sudah makan? Pesan saja, biar kutraktir”

“tak usah, kami sudah makan” celetuk pria jangkung dengan suara khasnya yang berat serta senyum yang tak

pernah lepas dari bibirnya. “aiyaa~ tak usah sungkan, anggap bayaranku karena sering merepotkan kalian,

hehee…ahjumma~! Satu mangkuk lagi ya”

“astaga~ kau benar-benar kelaparan?!” ujar yerim, meski tidak heran jika porsi makan sahabatnya ini selalu

melebihi batas.

“ne~ aku benar-benar lapar!” ujarnya, teringat kembali shock therapy yang ia dapatkan hari ini, cukup membuatnya

ingin memakan ramen sebanyak-banyaknya.

“lalu pekerjaanmu? Lancar? Tak ada piring atau gelas yang kau pecahkan kan?” celetuk chanyeol,

“tidak~ semua berjalan lancar, saaaangat lancar!” ucapnya meski dalam hati terus mengumpat nama kris karena

memasukkannya dalam permainan gila, menjadi kekasih bayaran!

“hmm, baguslah kalau begitu, jangan sampai kau dipecat lagi!” ucap yerim gemas.

“kau pasti juga sudah bertemu dengan kris hyung kan?”

“hmm, boss paling kejam” umpatnya kesal,

“haha~ dia memang terlihat angkuh dan galak, tapi kalau kau mengenalnya, dia orang yang cukup menyenangkan”

bela chanyeol.

“jinja? Kau kenapa bisa mengenalnya?”

“kami sempat satu kelas saat kuliah dulu, dia juga tampan kan?” goda chanyeol,

“ish~ tampan sih, tapi tetap saja terlihat menyebalkan” gerutu Alissa, teringat saat kesan pertama ia bertemu

dengan kris, sangat tidak baik.

“tapi kenapa kau harus tinggal di café sih?! sudah kubilang kan biar tinggal ditempatku!” rajuk yerim. “sirreo~ aku

sudah banyak merepotkanmu, lagipula tidak mau menggangu aktifitas kalian berdua” ledeknya sambil terkekeh geli,

sontak membuat wajah yerim dan chanyeol bersemu merah.

“y-ya~”

“ehehehee…oh iya, mana tiket showcasenya?!”

“ini…besok jam 7 malam, berterimakasihlah padaku, karena butuh perjuangan buat dapat tiket ini” ucap yerim

seraya menyerahkan selembar kertas, cukup membuat mata Alissa berbinar. “huaaaa~ gomawo~ kyuhyun oppa~

kita akan bertemu!!” serunya sambil mencium tiket showcase super junior KRY.

“ckckck~ dasar kau ini! gimana bisa punya kekasih kalau terus memuja pria itu” celetuk chanyeol,

“lebih baik begini dari pada pusing memikirkan pria lain”

Hari makin gelap saat ketiganya keluar dari kedai ramen dan setelah menghabiskan 2 mangkuk ramen porsi jumbo,

sedikit membuat beban dalam pikiran Alissa terangkat. Dilain hal ia bersyukur kini mempunyai tempat tinggal

sementara yang nyaman dan mempunyai pekerjaan tetap, meski ia tahu ia akan menanggung konsekuensi yang

besar nantinya.

“harus tetap semangat Alissa!” ucapnya sambil mengepal kedua tangan keatas.

“aneh” celetuk kris yang sedari tadi mengamatinya dari depan pintu café. “e-ehm…kau kenapa kembali lagi bos?”

balasnya sedikit salah tingkah dengan menggaruk tengkuk lehernya.

“hanya mengambil barang yang tertinggal, ini kuncinya” ucapnya dingin sambil melempar begitu saja kunci café dan

melangkah masuk ke dalam mobil, aish! benar-benar pria ini menyebalkan! Umpatnya dalam hati dan langsung

berbalik membuka pintu café, “mungkin dia benar-benar gay!” simpulnya, “tapi…sayang pria setampan itu tapi gay”

ucapnya lagi, prihatin.

***

Dua hari kemudian, di Sejong Center tengah diselenggarakan showcase Super Junior KRY. Ratusan penggemar sudah

memadati mall tersebut tak terkecuali dua gadis berkacamata yang sudah siap membawa peralatan perangnya (re:

lightstick, hand banner, balon) demi makin memeriahkan jalannya showcase tersebut.

“Alissa-ya! Itu sudah boleh masuk” ujar yerim,

“n-ne, yerim-ah bantu aku~” ujarnya kesulitan memegang semua bawaanya yang sebenarnya tidak penting. “ish!

sudah kubilang jangan bawa banyak barang! Susah tau bawanya” gerutu yerim gemas melihat tingkah sahabatnya

ini tapi mau tidak mau ia pun tetap mengambil peralatan perang Alissa dan berdesakan masuk ke dalam ballroom

dan Tak lama setelah semua penonton masuk, acara pun di buka dengan sub-group KRY menyanyikan lagu Fly, salah

satu single mereka. Tak hanya Alissa namun seluruh penonton riuh meneriakkan idola mereka masing-masing.

Disaat yang bersamaan, café The Moon…

“dimana Alissa?!” seru kris terlihat sedikit panik namun tetap berusaha tenang. “a-Alissa…dia- minyoung noona, kau

lihat Alissa?” tanya jinwoo,

“Alissa? Dia izin keluar pulang duluan bos”

“kemana?!”

“katanya pergi nonton…konser” ucap minyoung sedikit ragu, takut kris akan marah karena pegawai barunya sudah

minta izin pulang lebih dulu. Kris tampak berpikir sejenak lau berkata “kau tahu dimana konsernya?”

“umm…kalau tidak salah di…sejong cen-” belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, kris langsung keluar café,

bergegas menyusul dimana ‘fake girlfriend’nya berada.

“bos kenapa? Kenapa dia sampai mau menyusul Alissa?” tanya jinwoo, minyoung hanya tersenyum kecil, tahu bos

ini pasti sedang membutuhkan gadis itu. “mollayo~ ayo kembali kerja!” perintah minyoung sambil mendorong

jinwoo ke arah dapur.

Kris melaju mobilnya kencang menuju Sejong Center, sedikit kesal pada ibunya yang mendadak ingin mengadakan

makan malam bersama dan ia harus membawa ‘kekasihnya’ juga. Ia pun tidak bisa menolak permintaan ibunya,

karena kalau menolak sama saja ia membangkitkan sisi lain ibunya yang lebih menyeramkan!

Tak sampai 30 menit, mobilnya terhenti di Sejong Center yang dipenuhi poster showcase KRY didepannya. Ia

langsung hubungi Alissa terus menerus, karena gadis itu tak kunjung mengangkat telfonnya. “aish! gadis aneh!

Angkat telfonnya!” gerutunya kesal dan terus mencoba menelfon Alissa hingga lebih dari 10 kali.

Di dalam Sejong Center…

“kyaaaa!!! KYUHYUN OPPAAAA!!” teriaknya kencang, hatinya begitu senang dan melupakan semua beban dalam

hidupnya jika sudah melihat penyemangat hidupnya, apalagi secara langsung. Keadaan kembali tenang saat yesung

menyanyikan lagu it has to be you, semua penonton terenyuh mendengarkan sambil melayangkan lighstick keatas.

“Alissa-ya, boleh pinjam ponselmu? Baterai ponselku habis, mau hubungi chanyeol” ucapnya,

“oh, ini” balasnya sambil mengambilnya dari dalam tas. Baru saja yerim menyentuh screen langsung terlihat 15

missed call dari contact name Mr. Angry yerim mengerutkan keningnya heran, “Alissa, siapa Mr. Angry?”

“eh?”

“ini, ada 15 missed call, dia siapa?!” tanya yerim, namun Alissa tak menjawab, malah mengambil ponselnya, melihat

15 missed call dari bosnya sendiri, dan langsung memunculkan feeling buruk yang akan terjadi, tidak lama lagi.

“i-itu…dia bosku, chakkaman yerim-ah” ujarnya, baru saja ia menekan tombol hijau, kris sudah kembali

menghubunginya lagi, ya Tuhan~ apa lagi yang akan terjadi? Batinnya, takut dan tak membuang waktu lama untuk

mengangkat telfon dari kris.

“ha-halo bos?”

“cepat. Keluar. Sekarang.” Ucap kris datar namun Alissa bisa tahu bos itu tengah marah besar. “i-iya bos”

“dia bosmu? Kris?”

“y-yerim-ah, aku harus keluar dulu, kutinggal sebentar ya!” ucapnya dan langsung menuju pintu keluar. “semoga

aku masih bisa hidup setelah ini” lirihnya cemas. Ia berlari secepat mungkin dan cukup mudah menemukan sosok

pria rambut coklat terang dengn ekspresi dingin yang selalu menghiasi (?) wajahnya.

“b-bos…hhh…a-ada apa?!” ujar Alissa terengah-engah, kris menatapnya dari atas hingga ke bawah tubuh Alissa

tajam, kerjaan kedua, mencarikannya baju! Ugh! Batinnya kesal melihat gadis ini yang hanya memakai kaos putih

bergambar chibi kyuhyun didepannya serta jeans selutut.

Tanpa ba-bi-bu kris menarik tangan Alissa dan memasukkannya ke dalam mobil. “ya~ kita mau kemana?! Aku lagi

nonton konser bos~!”

“pegawai baru, lagi masa percobaan dan sudah seenaknya minta izin pulang lebih dulu hanya karena konser itu?”

tanya kris datar tapi dingin cukup membuat nyali Alissa menciut, ia tahu kris bisa melakukan apa saja dan bisa

mengusirnya kapan saja ia mau. “ma-maaf” ucapnya sambil menunduk, meski dalam hatinya menangisi showcase

yang ia dambakan terlewat begitu saja. Kyuhyun oppa…mianhae~ ugh! Kalau saja aku bisa membunuhmu,

SAJANGNIM! Umpatnya dalam hati.

Sebelum ke tempat tujuan kris berhenti di butik yang ia tahu butik langganan ibunya. “turun” perintahnya, Alissa

hanya bisa diam sambil terus mengikuti kris dari belakang dan makin bingung apa yang lelaki ini lakukan. Tak lama

setelah kris bicara dengan pegawai butik tersebut, kedua pegawai langsung menghampiri Alissa dan membawanya

ke ruang ganti.

“e-eh? kalian ngapain?!”

“ini, nona harus pakai ini” ucap salah satu pegawai yang lain sambil memegang dress putih. “hee?! Ini?!”

“mohon cepat dipakai nona”

“haah~! baiklah” dengan setengah hati ia masuk ke ruang ganti, sedikit risih memakai dress karena ia sama sekali

tidak pernah memakai baju jenis ini sebelumnya. Ia pun sedikit diberi make-up tipis dan tatanan rambut sederhana

namun elegan.

“waaah~ ipputa! kalian pasangan yang cocok!” puji salah satu pegawai, Alissa hanya bisa tersenyum canggung lalu

berjalan sedikit hati-hati karena ia tidak pernah memakai high heels sebelumnya.

“bos…” panggilnya pelan, seketika ia tak berkedip melihat Alissa, tak dipungkiri kris juga tertegun melihat

perubahan drastis gadis ini. “ehm…kau masuk duluan ke mobil” ucapnya canggung lalu bergegas membayar semua

yang dipakai Alissa.

“kita mau kemana?” tanyanya sekali lagi saat sudah di dalam mobil. “dinner dengan orang tuaku dan biasakan

panggil aku kris didepan mereka” jelas kris datar. “m-mwo?! ja-jadi ini…” shock therapy lagi… haaah~!

***

63 Building

Melihat gedung mewah didepannya menjadi shock therapy Alissa yang pertama, membuatnya makin yakin kalau

kris bukan berasal dari keluarga yang biasa, hal itu pun makin membuatnya takut jika ia melakukan kesalahan dalam

permainan ‘fake Girlfriend’ ini.

Saat memasuki gedung, kris menarik pelan jemari Alissa dan menggenggamnya erat, membuat detak jantung gadis

itu makin berdetak cepat dan pipi bersemu merah. Tangan besar itu masih terasa asing dalam genggamannya.

Selama ini tak pernah ada yang menggengamnya seperti itu, ada rasa berbeda saat kris merangkulnya ataupun

menggengam tangannya. Ia lihat wajah tegas kris dari samping, ia akui pria disampingnya ini memang tampan,

sangat tampan bahkan. Berjalan disampingnya bahkan bisa membuat gadis yang melihatnya iri, terlihat beberapa

gadis yang ada di dalam gedung melihatnya kagum.

Di dalam restoran tak banyak pengunjung yang ada, kedua mata Alissa sibuk melihat interior mewah ruangan

tersebut sampai tertuju pada sepasang suami-istri di sudut ruangan yang menyuguhkan pemandangan malam kota

seoul. Wanita cantik dan anggun sesekali tersenyum mendengar lelucon daari pria yang tak kalah tampan dari kris,

bisa Alissa tahu dari mana gen ketampanan yang dimiliki kris sekarang.

“mom, dad”

“hei~ selamat datang” sapa mrs. Wu ramah berbeda saat ia bertemu dengannya di café tempo hari yang lalu. “oh

my~ Alissa, kau terlihat makin cantik dengan gaun itu” pujinya,

“n-ne…kamsahamnida”

“kau Alissa?” sahut Mr. Wu tak kalah ramah.

“n-ne, Alissa imnida”

Diluar bayangannya, perlakuan kedua orang tua kris begitu ramah padanya, hampir tidak percaya kalau mereka

adalah orang tua dari kris, pria dingin yang selalu memasang wajah dingin dan galak.

“jadi sudah berapa lama kalian berhubungan?” tanya Mrs. Wu

“kami-“

“sekitar satu bulan, ya kan sayang?” sela kris sambil mengusap tangan Alissa,

“n-ne, hehe…” balasnya canggung.

“hmm~ lalu ceritakan keluargamu Alissa” ujar ibunya lagi seakan masih penasaran kehidupan gadis ini. “keluarga…”

“iya, dimana kau tinggal dan kenapa bisa bekerja di café? Apa kau masih kuliah?” tanya ibunya serasa bertanya pada

teman seumuran.

Alissa sejenak terdiam, bingung apa yang harus ia katakan tentang ‘keluarga’ sedangkan keluarga yang selama ini ia

tahu dan ia miliki hanya ibu panti serta anak-anak dipanti asuhan. “keluargaku…” kedua orang tuanya bahkan kris

menanti jawaban dari Alissa. Kris juga baru menyadari apa gadis ini punya keluarga atau tidak karena selama ini ia

mengaku tidak punya tempat tinggal.

“aku…besar dipanti asuhan” ucap Alissa dengan suara pelan namun bisa jelas terdengar. Kedua orang tau kris

sejenak terdiam, bingung harus berkomentar apa, sementara kris hanya diam memandang Alissa yang terlihat

gugup dan takut, namun tetap terus tersenyum.

“o-oh…maaf Alissa”

“nan gwaenchana…tapi aku masih punya keluarga, semua orang dipanti adalah keluargaku” ujarnya sambil kembali

membayangkan kasih sayang ibu panti yang selama ini ia terima. Mrs. Wu tersenyum lembut, dan baru kali ini lagi ia

menyukai gadis pilihan kris setelah Josephine.

***

Dalam perjalanan pulang ke café kris tetap lebih banyak diam namun dalam benaknya muncul berbagai pertanyaan

mengenai jati diri gadis disampingnya ini.

“terimakasih bantuanmu malam ini” ucap kris setelah menepikan mobilnya di depan café.

“hmm, itu memang bagian dari pekerjaanku kan? umm…kau mau mampir ke café dulu?” tanya Alissa, kris tampak

berpikir sejenak lalu, “bisa buatkan aku kopi?”

“tentu~!”

10 menit kemudian…

“ini, 2 sendok teh kopi dan 1 sendok teh gula ditambah sedikit susu” ucap Alissa memastikan permintaan kopi kris

benar. “ada yang kau mau lagi?”

“ani, duduk” perintahnya lalu menyesap kopinya. Alissa hanya diam dan menuruti ucapannya, meski sebenarnya ia

ingin buru-buru terjun ke kasur merelakskan pikirannya yang terasa rumit.

“maaf jika tadi ibuku menyinggung keluarga”

“kenapa kau meminta maaf? Gwaenchana~ wajar jika orang tuamu ingin tahu latar belakang ‘kekasih’ mu” jelas

Alissa sambil memberi tanda kutip pada kata kekasih. Kris tersenyum kecil, menyilangkan kedua tangannya di dada,

“kau benar-benar tidak tahu siapa keluarga kandungmu?”

“tidak tahu dan tidak mau tahu…aku tidak mau menyusahkannya lagi” ucapnya cuek, kris kembali tersenyum dan

kali ini disadari Alissa, “omo~ kau tersenyum?!”

“ap-apa?”

“kau…emm, maksudku bos bisa tersenyum juga?! Kupikir tidak bisa tersenyum” ujarnya dengan memasang

tampang watados. “ya~ kau pikir aku tidak bisa tersenyum?!”

“hehe~ mianhae, habis wajahmu terlalu kaku, sesekali harus tersenyum, biar syaraf diwajahmu bergerak” jelasnya

lagi, namun kris kembali memasang wajah dinginnya dan beranjak bangun. “sudahlah! Aku pulang” gerutunya kesal

namun sebelum ia buka pintu, kris kembali berbalik mendekati Alissa, “w-wae?”

“aku lupa bilang, apa kau sudah kenal dengan penghuni disini?”

“p-penghuni? M-maksud-mu?” tanya Alissa gugup, mulai merasakan tengkuk lehernya merinding. Kris

menyunggingkan bibirnya, “tenang saja, dia tidak akan mengganggu” balasnya sambil tersenyum licik dan keluar

pintu café. “y-yaaa!!”

Setelah kris pergi…

“p-pergi lah setan…pergilah…” lirihnya sambil terus menyebar garam sekeliling kamar serta memegang banyak

bawang putih ditangan. Sudah hampir setengah jam Alissa mengucapkan berbagai macam mantra yang ia tahu,

takut jika apa yang dikatakan kris benar-benar muncul. Ia nyalakan semua lampu yang ada serta menyetel semua

lagu super junior yang ada kencang-kencang, namun percuma semua itu tetap tidak bisa membuatnya tenang.

“Dasar pria menyebalkan! Pantas tidak ada gadis yang menyukaimu! Dan pantas saja kau itu gay!” runtuknya makin

kesal dengan kris. Dan tiba-tiba…

Bruk! Dilihatnya setumpuk majalah yang ada di sudut meja jatuh begitu saja. “o-o-om-omma…hh~” BRUK! Jatuh

pingsan.

***

Wu’s Resident

“lay~!” seru Mrs. Wu yang baru saja sampai diikuti suaminya dari belakang. Lay, pemuda tampan seumuran dengan

kris ini adalah asisten pribadinya, salah satu orang kepercayaannya dan juga keluarga kris.

“Mrs. Wu semua data yang anda minta sudah lengkap disini” ujarnya seraya menyerahkan map biru, Mrs. Wu

tersenyum puas dan langsung membaca profil seseorang didalamnya. “thank’s lay, semua lengkap sesuai

kemauanku” ujarnya dan langsung masuk ke kamar.

“kau meminta lay untuk memata-matai seseorang?” tanya Mr. Wu,

“bukan memata-matai, hanya ingin tahu siapa sosok calon menantu kita, honey”

“Alissa?”

“ya~! Sudah kuduga kris akan berbuat seperti itu!”

“seperti…apa maksudmu?”

“demi mengakali perjodohan yang telah aku buat, dia pasti dengan mudahnya membayar seseorang untuk berpura-

pura jadi kekasihnya!” jelas Mrs. Wu,

“jadi Alissa…”

“hmm…aku makin yakin kris meminta bantuannya dan apalagi dengan informasi yang kudapat ini”

“lalu apa yang akan kau lakukan? Gadis itu pasti akan memeras uangnya kan?”

“tidak akan…bisa kupastikan dia bukan tipe gadis seperti itu” ucapnya lagi sambil tersenyum puas, makin membuat

suaminya bingung dengan ide-ide gila istrinya yang kadang suka muncul. “honey…kau tidak punya ide yang aneh-

aneh lagi kan?”

“tsk~ tidak! Aku hanya mengikuti permainannya, dan akan membuat kris benar-benar menyukai Alissa”

“kau yakin? Selama 5 tahun ini saja dia masih belum bisa melupakan Josephine”

“honey~ aku tahu betul siapa kris, dia memang tidak akan semudah itu melupakan Josephine, tapi…aku akan

membuatnya jatuh cinta pada Alissa tanpa harus melupakan Josephine…aku lakukan ini juga untuknya, aku ingin

melihat hidup kris lebih berwarna lagi” ucap Mrs. Wu melemah, sedih hatinya jika mengingat semangat hidup kris

yang menurun drastis setelah kepergian Josephine. Suaminya tersenyum lembut dan menggengam tangan Mrs. Wu

erat. “lakukanlah yang menurutmu itu terbaik untuk anak kita”

“jadi kau mendukung?!”

“untuk anak kita, mengapa tidak?”

“assa~! Aku yakin Alissa itu gadis yang tepat untuknya dan aku sepertinya harus meminta bantuan granny”

“granny?!”

To Be Continue..