cr mola hidatidosa

25
 1 CASE REPORT MOLA HIDATIDOSA Oleh Erha Masja 1102007101 Preceptor dr. Hi. Idris HS, Sp.OG SMF Obsitetri dan Ginekologi Periode 7 November-7 Januari 2011 RSUD Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Upload: erha-masja

Post on 13-Jul-2015

488 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 1/25

1

CASE REPORT

MOLA HIDATIDOSA

Oleh

Erha Masja

1102007101

Preceptordr. Hi. Idris HS, Sp.OG

SMF Obsitetri dan Ginekologi

Periode 7 November-7 Januari 2011

RSUD Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 2/25

I.  IDENTITAS

 Nama : Ny. Herlina 

Usia : 20 tahun

Suku : Lampung

Jenis k elamin : Perempuan

Pek erjaan : Ibu R umah Tangga 

Status : Menikah 

Agama : Islam 

Alamat : Gg. Fayakun, Gar untang, Bandar Lampung

Tanggal MRS : 9  Novem ber 2011, Pk l. 04.30 WIB

II.  ANAMNESA

1.  Keluhan Utama 

Keluar dar ah dari k emaluan sejak  2 hari yang lalu 

2.  Riwayat Penyakit Sekarang

Os mengeluh k eluar dar ah dari k emaluan ± 2 hari SMRS ber upa flek-flek  

k ecok elatan yang semak in lama semak in banyak , os mengganti  pem balut

2x ganti  pem balut, riwayat k eluar gelem bung se perti mata ikan (+). 

Pasien mengaku sedang hamil 5 bulan dan sudah  pernah mengecek   pp test

 pada bulan Juni dan hasilnya  positif . Pasien mengatakan sering mual dan

muntah sampai 10  x/hari,  per utnya ce pat mem besar lebih dari usia 

k ehamilannya, namun k ini menur ut  pasien ia tidak   mer asakan ger akan

 janinnya. r / jantung berdegup k encang(-), k eringat dingin (-), sesak naf as

(-)

3.  Riwayat Haid 

Menarche : 16 thn

Sik lus haid : ter atur 

Lamanya : 3 hari

Banyak nya : 1x/hari ganti balutan

Warnanya : mer ah 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 3/25

Baunya : - 

Dismenorrea : - 

HPHT : 26 Juni 2011

4.  Riwayat Perkawinan

Pernikahan yang pertama dan sudah berlangsung ±1 tahun. 

5.  Riwayat Persalinan

Tahun 2011 hamil ini. 

6.  Riwayat Penyakit Dahulu 

Pasien tidak  menderita  penyak it dar ah tinggi,  penyak it jantung,  penyak it

ginjal, asma, dan k encing manis. 

7.  Riwayat Penyakit KeluargaDisangkal

8.  Riwayat Kontrasepsi 

Pasien mengaku belum  pernah menggunakan alat kontr ase psi. 

III. PEMERIKSAAN FISIK 

A.  Status Present

Keadaan Umum : Tampak sak it sedang

Kesadar an : Compos mentisTekanan dar ah : 120/80 mmHg

 Nadi : 84 x/menit

Pernaf asan : 20 x/menit

Suhu : 36,5ºC

B.  Status Obsitetri

Pemeriksaan Luar

Abdomen cem bung, FUT  pertengahan  pusat-pr oc.xyphoideus (25cm),

lunak , tidak ter a ba ger akan janin, DJJ (-). 

Pemeriksaan Inspekulo 

Porsio : livide

OUE : tertutup 

Flour : negatif 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 4/25

Fluxus : negatif 

Er osi : negatif 

Laser asi : negatif 

Poli p : negatif 

IV.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

La bor atorium 

Hb : 6,6 g/dl

Hematok rit : 21%

LED : 55 mm/ jam 

Leukosit : 10.500/ul

Hitung jenis : 0/3/0/68/26/3 

Tr om bosit : 334.000/ul

Masa  perdar ahan : 3 menit

Masa  pem bekuan : 10 menit

SGOT : 21 U/L

SGPT : 13 U/L

Ureum : 12 mg/dl

Creatinin : 0,4 mg/dl

GDS : 82 mg/dl

R ontgen Thor ax 

-  TB dextr a  pr oses lama, curiga ak tif 

-  Besar cor nor mal

-  Tidak tampak  lesi metastase

Hasil USG

Tampak ³honey com b appear ance´, gam bar an janin (-)

Imunologi dan Ser ologi

Test k ehamilan (9  Nov 2011) :  positif / (titer -HCG=12.800 mIU/ml)

T3 = 3,8 nmol/L (nor mal : 0,58-1,59)

T4 = 18,0 ug/L (nor mal : 5,10-14,10)

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 5/25

5

TSH = < 0,05 mIU/L

V.  DIAGNOSA KLINIS

Mola Hidatidosa 

VI.  PENATALAKSANAAN

- Perbaikan KU

- IVFD RL gtt xx/menit 

- Persiapan dar ah 

- K uretase 

Dilakukan  pada 11  Nov 2011 Pk l 04.00 WIB dengan dar ah 3 kolf + inf us

2 jalur +  premedikasi k etor olac, lidocain, sulf as atr opin, diaze pam)- Cef adr oxil 3 x 1 

- Metil Ergometrin 3 x 1 

- B complex 3 x 1 

VII. FOLLOW UP

Follow up (9 Nov 2011)

Keluhan:Ada flek2 k ecok elatan

Status  present:

y  KU: baik  

y  Sens: CM

y  TD: 110/80 mmHg

y   Nadi: 80x/m 

y  RR: 21x/m 

y  T: 36,8oC

Follow up (10 Nov 2011)

Keluhan:

Ada flek2 k ecok elatan, tadi malam demam, nyeri  per ut (+)

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 6/25

6

Status  present:

y  KU: baik  

y  Sens: CM

y TD: 110/80 mmHg

y   Nadi: 88x/m 

y  RR: 21x/m 

y  T: 36,8oC

Follow up (11 Nov 2011- Post Curret Mola Pkl. 04.00 WIB)

Keluhan:

Perdar ahan (+) tetapi tidak  ak tif,  pusing (+)

Status  present:

y  KU: baik  

y  Sens: CM

y  TD: 110/80 mmHg

y   Nadi: 88x/m 

y  RR: 20x/m 

y  T: 37oC

Follow up (12 Nov 2011)

Keluhan:

Perdar ahan (-),  pusing (-), mual (-), nyeri  per ut (-)

Status  present:

y  KU: baik  

y  Sens: CM

y  TD: 110/80 mmHg

y   Nadi: 80x/m 

y  RR: 21x/m 

y  T: 36,9oC

Pasien  pulang tanggal 12  Nov 2011

Kem bali kontr ol Post Curret Mola tanggal 19  Nov 2011

Obat-o batan yang dilanjutkan :

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 7/25

1.  Cef adr oxil 3 x 1

2.  Metil ergometrin 3 x 1

3.  B complex 3 x 1

Analisa Kasus

Anamnesa 

Os mengeluh k eluar dar ah dari k emaluan ± 2 hari SMRS ber upa flek-flek  

k ecok elatan yang semak in lama semak in banyak , os mengganti  pem balut

2x ganti  pem balut, riwayat k eluar gelem bung se perti mata ikan (+). 

Pasien mengaku sedang hamil 5 bulan dan sudah  pernah mengecek   pp test

 pada bulan Juni dan hasilnya  positif . Pasien mengatakan sering mual dan

muntah sampai 10  x/hari,  per utnya ce pat mem besar lebih dari usia k ehamilannya, namun k ini menur ut  pasien ia tidak   mer asakan ger akan

 janinnya. r / jantung berdegup k encang(-), k eringat dingin (-), sesak naf as

(-)

1.  Apakah diagnosis kasus ini sudah tepat ?

Penegakkan diagnosis  pasien berdasar kan anamnesis,  pemerik saan

fisik ,  pemerik saan o bstetrik  dan  pemerik saan  penunjang. Berdasar kan

hasil anamnesis di per oleh  adanya  amenor hea,  perdar ahan  per vaginam 

yang disertai k eluarnya jaringan menyer upai buah  anggur,  per ut yang

mem besar lebih dari usia k ehamilannya. Ibu juga tidak  mer asakan ger akan

 janin sejak  awal usia k ehamilan. 

Hal ini sesuai dengan teori dimana dikatakan bahwa tanda dan

gejala mola hidatidosa ialah amenor hea,  perdar ahan  per vaginam, dan tidak  

ditemukan tanda  k ehamilan  pasti se perti balotemen dan detak  jantung

anak. Perdar ahan  per vaginam sering terjadi sebagai komplikasi dari mola 

hidatidosa  yang terlam bat didiagnosis, dimana telah terjadi ek s pulsi

 jaringan menyer upai buah  anggur secar a s pontan. Keluarnya gelem bung

mola mer upakan diagnosis yang  paling te pat.  Namun bila k ita menunggu 

sampai gelem bung mola  k eluar biasanya sudah terlam bat karena 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 8/25

 pengeluar an gelem bung umumnya disertai  perdar ahan yang banyak  dan

k eadaan umum  pasien menur un. 

Perdar ahan dapat terjadi selama beber apa minggu atau bulan secar a 

inter miten. Ak ibat  perdar ahan, maka  anemia defisiensi besi dan anemia 

delusional ak ibat hi per volemia seringkali terjadi  pada beber apa kasus mola 

yang besar . Jaringan mola dapat ter  pisah dari desidua dan menganggu 

 pem buluh dar ah  maternal, yang akan mendistensi cavum endometrium 

dikarenakan kumpulan dar ah. 

Pada   pemerik saan fisik  di per oleh FUT  pertengahan  pusat-

 pr oc.xyphoideus/25cm (24 minggu) yang tidak  sesuai dengan  per hitungan

usia k ehamilan  pasien ini berdasar kan HPHT yaitu tanggal 26 Juni 2011(20  minggu). Didapatkan juga  a bdomen cem bung dan lunak  dan tidak  

terdengarnya denyut jantung janin. 

Pemerik saan  penunjang yang dilakukan sebelum evakuasi mola 

ialah  pemerik saan la bor atorium dar ah lengkap, tes f ungsi tir oid, ser um 

hCG, ti pe golongan dar ah, f oto  polos thor ax dan USG. Pada  kasus ini,

hasil  pemerik saan dar ah di per oleh bahwa kadar hemoglo bin  pasien adalah 

6,6 mg/dl. Hasil  pemerik saan ini ak ibat  perdar ahan  per vaginam. 

Disamping itu dilakukan  pula   pemerik saan urine (kualitatif) yang

menunjukkan hasil +. Hal ini menunjukkan tingginya kadar hCG dalam 

urine yang dihasilkan secar a berlebihan oleh sel tr of o blas. 

Pemerik saan hCG urine tidak  dapat mem bedakan apakah 

 pr oduk sinya nor mal se perti  pada  k ehamilan nor mal atau  ak ibat mola 

hidatidosa. Untuk  itu  har us dilakukan  pemerik saan hCG ser um  untuk  

memper kuat diagnosis dan mengetahui apakah mola berisiko tinggi atau 

rendah, hal ini sangat menentukan  penatalak sanaan maupun  pr ognosis

 pasien, dimana  kadar  yang lebih dari 100.000  mIU/ml biasanya 

diak ibatkan oleh mola, sedangkan k ehamilan nor mal kadarnya < 60.000 

mIU/ml dan  pada   pasien ini didapatkan kadar hCG ser um 120.800 

mIU/ml. 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 9/25

9

Pemerik saan  penunjang lain yang di perlukan , adalah r ontgen

thor ak s dan  pemerik saan USG. Pemerik saan f oto   polos thor ak s

 ber manf aat untuk   mengetahui adanya  metastasis k e  par u. Pemerik saan

USG dilakukan maka dapat tim bul gam bar an mola yang khas ber upa badai

salju (  snow flake pattern) atau gam bar an se perti sar ang lebah (honey

comb). 

Pemerik saan  penunjang yang har usnya dilakukan setelah dilakukan

kuretase ialah  pemerik saaan histologi dari hasil jaringan kuret, yaitu hasil

histopatologi tampak  di beber apa tempat villi yang edema dengan sel

tr of o blas yang tidak begitu ber  pr olifer asi, sedangkan di tempat lain masih 

tampak  villi yang nor mal.  Namun  perlu diingat bahwa hasil  pemerik saan

PA tidak  mampu memper k ir akan terjadinya  koriokarsinoma yang tim bulsetelah mola hidatidosa. 

2.  Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat ?

Penatalak sanaan  pada kasus ini ialah dengan memperbaik i k eadaan

umum dan melakukan evakuasi mola dengan kuretase sebanyak satu kali. 

Perbaikan k eadaan umum yang dilakukan ialah dengan mem berikan IVFD

RL dan tr ansf usi WB hingga Hb mencapai > 8 mg/dl. Dalam melakukan

kuretase untuk  evakuasi jaringan mola, kuret har us dilakukan sampai

 bersih  karena residu sel tr of o blas sering tum buh dan ber k em bang. Bila 

kuret diyak ini tidak  bersih  maka  kuret ulangan dapat dilakukan 1-2 

minggu k emudian. 

Pengamatan Lanjut

Setelah evakuasi mola  maka tetap  har us dilakukan  pemerik saan

lanjutan dimana  kadar  hCG  pasien har us tetap dimonitor . Tu juan

 pengamatan lanjut  penderita  mola  hidatidosa  adalah  untuk   mendetek si

adanya infiltr asi sel-sel tr of o blas dan untuk   mem berikan dasar bagi

 pengo batan. Hal ini telah dilakukan dengan melak sanakan rencana 

 pengamatan lanjut yaitu dengan mm berikan jadwal ter hadap  pasien. 

y  kontr ol k e  poli K andungan dan k ebidanan

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 10/25

10 

y  cek   kadar HCG ser um tiap  minggu sampai HCG selama  3 

minggu ber ur ut-tur ut

y  tiap 2 minggu sampai bulan k e 2 dan 3 

y tiap bulan sampai bulan k e 4 

y  tiap 3 bulan sampai 2 tahun. 

A pa bila dalam   pemerik saan lanjutan di per oleh bahwa  kadar  hCG

 preevakuasi < 100.000  mIU/ml, besar  uter us < 20  minggu dan tidak  

ditemukan k ista teka lutein dengan diameter > 6 cm  maka   pr ognosis

 pasien baik. 

Pencegahan k eganasaan :

Histerek tomi dianjur kan  pada  penderita  yang ber umur  35 tahun k eatas

atau lebih, yang telah mempunyai cukup anak. Pada  pasien ini sehar usnya 

dianjur kan, karena  pasien telah ber umur 48 dan telah mempunyai cukup 

anak. 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 11/25

11

MOLA HIDATIDOSA

Mola Hidatidosa adalah  penyak it yang ber asal dari jaringan tr of o blast yang

 bersif at jinak  dimana  pertum buhan/pr olifer asi sel-sel tr of o blast yang berlebihan

dengan str oma mengalami degener asi hidr opik  (ter utama sinsitiotr of o blast), villi

choriales (jonjot- jonjot chorion) tum buh berganda berbentuk  gelem bung k ecil

  berisi cair an jernih (asam  amino, miner al) menyer upai buah  anggur sehingga 

 penderita sering dikatakan hamil anggur . 

Mola Hidatidosa  mer upakan suatu   penyak it tr of o blastik   yang angka 

k ejadiannya ter masuk  tinggi di Indonesia  maupun di Dunia. Prevalensi molla 

hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika dan Amerika Latin di bandingkan dengan

negar a-negar a bar at. Molla hidatidosa terjadi  pada 1 dari sek itar 2000 k ehamilan

di Amerika Serikat dan Er opa, tetapi k ejadian ini jauh lebih sering dijumpai di

negar a-negar a lain, khusunya di kawasan Asia dimana frekuensinya  paling sedik it

se puluh  kali lebih tinggi dari pada di Amerika Serikat (satu dari sek itar 120 

k ehamilan). Insidensi yang tinggi juga ditemukan di Mek siko dan di antar a 

 penduduk   pribumi Alaska. 

Berbagai macam f ak tor resiko yang mendukung terjadinya molla hidatidosa 

ini. Pada multi paritas lebih sering ditemukan adanya molla hidatidosa, jadi dengan

meningkatnya   paritas k emungk inan mendapatkan molla  hidatidosa  akan lebih 

 besar, begitu juga f ak tor sosial ekonomi k emungk inan mempengar uhi terjadinya 

molla hidatidosa disamping juga f ak tor usia. 

Menjelang awal atau akhir re pr oduk si seor ang wanita terdapat frekuensi mola 

hidatidosa  yang relatif tinggi dalam  k ehamilan. Efek  usia  yang  paling menonjol

terlihat  pada wanita  yang umurnya  melebihi 40 tahun, yaitu frekuensi relatif 

k elainan tersebut 10 kali lebih besar dibandingkan  pada usia 20 sampai 40 tahun. 

Ada sejumlah kasus otentik  mola hidatidosa  pada  par a wanita yang umurnya 50 

tahun atau lebih, sedangkan k ehamilan nor mal  pada usia lanjut se perti itu  pr ak tis

tidak dik etahui. 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 12/25

12 

Mola hidatidosa mer upakan suatu  penyak it tr of o blast yang bersif at jinak  dan

mempunyai k emungk inan 18-20% menjadi ganas. Tumor ini ada  yang kadang-

kadang masih mengandung villus di samping tr of o blast yang ber  pr olifer asi, dapat

mengadakan invasi yang umumnya bersif at lokal, dan dinamakan molla destr uens

(invasive mole,  penyak it tr of o blast ganas jenis fillosum). Selain itu terdapat  pula 

tumor tr of o blast yang hanya terdiri atas sel-sel tr of o blast tan pa str oma, yang

umumnya tidak  hanya berinvasi di otot uter us tetapi menyebar k e alat-alat lain

(koriokarsinoma,  penyak it tr of o blast ganas non villosum). Oleh karena itu setelah 

diagnosis ditegakkan maka molla hidatidosa har us seger a digugur kan. 

Mola hidatidosa mer upakan  penyak it tr of o blast jinak  yang angka k ejadiannya 

di Indonesia maupun di Dunia ter masuk  tinggi, untuk  itu  perlu dik etahui f ak tor -

f ak tor resiko yang mempengar uhi tingginya angka k ejadian molla tersebut untuk  

upaya   prevensi maupun diagnosis dini guna  mencegah  komplikasi, sehingga 

terwu jud suatu  penatalak sanaan molla hidatidosa yang benar . 

Epidemiologi

Penyak it tr of o blast ini, baik  dalam bentuk  jinak   atau ganas, banyak  

ditemukan di negar a Asia dan Mexico, sedangkan di negar a Bar at lebih jar ang. 

Angka di Indonesia umumnya ber upa angka r umah sak it, untuk  molla hidatidosa 

 ber k isar antar a 1 : 50 sampai 1 : 141 k ehamilan, sedangkan untuk  koriokarsinoma 

1 : 297 sampai 1: 1035 k ehamilan. Di negar a-negar a bar at k ejadian molla 

dilapor kan 1 dari 2000 k ehamilan, sedangkan di negar a-negar a ber k em bang 1 dari

120  k ehamilan. Dibawah ini ada beber apa   penelitian yang  paling tidak  dapat

menjadi gam bar an angka k ejadian molla di Indonesia, diantar anya adalah:

-  Soejoenoes dkk. 1967 1 : 85 k ehamilan

-  Di RSCM (Jakarta) 1 : 31  persalinan dan 1 : 49 k ehamilan

-  Luat .A. Siregar 1982 (Medan) 1 16 : 100 k ehamilan

-  Soetomo (Sur a baya) 1 : 80  persalinan

-  Djamhoer Martadisoebr ata (Bandung) 9 21 : 1000 k ehamilan

-  Lak smi dkk. (Malang) 2,47 : 1000 atau 1 : 405  persalinan

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 13/25

13 

Angka-angka ini jauh lebih tinggi dari pada negar a-negar a Bar at, dimana 

insidensinya ber k isar 1 : 1000 sampai 1 : 2500 k ehamilan untuk  molla hidatidosa,

1 : 40 000 untuk  koriokarsinoma. 

Angka k ejadian molla di negar a lain misalnya :

- USA 1 : 2000 k ehamilan

- Hongkong 1 : 530  k ehamilan

- Taiwan 1: 125 k ehamilan

Molla  parsialis lebih jar ang lagi ditemukan. Menur ut K hoo (1966) insidensinya 

 ber k isar antar a 1 : 10.000 1 : 100.000 k ehamilan. 

Etiologi

Walaupun  penyak it ini sudah dik enal sejak   a bad k eenam, tetapi sampai

sekar ang belum dik etahui dengan  pasti  penyeba bnya. Berbagai teori telah 

dianjur kan, misalnya teori infek si, defisiensi makanan, ter utama  pr otein tinggi dan

teori k ebangsaan. Ada  pula teori consanguinity. Teori yang  paling cocok dengan

k eadaan adalah teori dari Acosta Sison, yaitu defisiensi  pr otein, karena k enyataan

mem buk tikan bahwa   penyak it ini lebih banyak  ditemukan  pada wanita dari

golongan sosio ekonomi rendah. Akhir -akhir ini dianggap bahwa  k elainan

tersebut terjadi karena  pem buahan sel telur dimana intinya telah hilang atau tidak  

ak tif lagi oleh sebuah sel s per ma yang mengandung 23 X (haploid) k r omosom,

k emudian mem belah  menjadi 46 XX, sehingga  molla  hidatidosa bersif at

homozigote, wanita dan andr ogenesis. K adang-kadang terjadi  pem buahan oleh 2 

s per ma, sehingga terjadi 46 XX atau 46 XY. 

Secar a ringkas f ak tor -f ak tor yang dapat menyeba bkan terjadinya molla hidatidosa 

antar a lain adalah :

1.  Multi paritas

2.  Fak tor  ovum (ovum  mati) : ovum  memang sudah   patologik , tetapi

terlam bat dik eluar kan

3.  Imunoselek tif dari tr of o blast

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 14/25

14 

4.  Infek si vir us

5.  Kelainan k r omosom yang belum jelas

6.  Kekur angan  pr otein

7.  Keadaan sosial ekonomi yang rendah 

Klasifikasi

Pengk lasifikasian molla  hidatidosa didasar kan ada tidak nya jaringan janin

dalam uter us. Pengk lasifikasian tersebut adalah :

1.  Molla hidatidosa komplit (k lasik )

Mer upakan suatu  k ehamilan yang ber k em bang tidak  wa jar dimana tidak  

ditemukan janin, hampir selur uh  villi korialis mengalami  per u bahan

hidr opik. Secar a  mak r oskopik  ditandai dengan gelem bung-gelem bung

 putih, tem bus  pandang, berisi cair an jernih dengan ukur an yang ber variasi

dari beber apa milimeter sampai 1-2 centimeter . 

Massa tersebut dapat tum buh besar sehingga memenuhi uter us. Gam bar an

histologik  mempelihatkan :

a. Degener asi hidr opik dan  pem bengkakan str oma villus

 b. Tidak   ada  pem buluh dar ah dalam villi yang mem bengkak  

c. Pr olifer asi e pitel tr of o blast hingga mencapai der a jat yang ber agam 

d. Tidak ditemukan janin dan aminion. 

Pada   penelitian sitogenik  ditemukan komposisi k r omosom  yang  paling

sering (tidak  selalu) 46, XX dengan k r omosom se penuhnya dari ayah. 

K adang juga ditemukan 46, XY. Resiko neoplasia tr of o blastik   pada jenis

molla ini ± 20 %. 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 15/25

15

Gam bar 1. Gam bar an molahdatidosa komplet

2.  Molla hidatidosa inkomplit ( parsial)

Mer upakan k eadaan dimana   per u bahan molla  hidatidosa bersif at lokal

serta belum begitu jauh dan masih terdapat janin atau sedik itnya kantong

amnion, umumnya janin mati  pada bulan  pertama. Secar a  mak r oskopis

tan pa gelem bung molla  yang disertai janin atau bagian dari janin. Pada 

gam bar an histologi tampak  bagian villi yang avaskuler, terjadi

 pem bengkakan hidatidosa  yang berjalan lam bat, sementar a  villi yang

vaskuler dari sir kulasi dar ah fetus. Plasenta  yang masih berf ungsi tidak  

mengalami  per u bahan. K arioti pe secar a khas ber upa tri ploid yang biasanya 69, XXY atau 69, XYY. Resiko  untuk  terjadinya  koriokarsinoma  pada 

 jenis molla ini sangat k ecil, ± 4-8 %. 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 16/25

16

Perbedaan antar a mola komplit dan mola  parsial

Perbedaan Mola komplit Mola  parsial

Em brio  atau jaringan

fetus

Tidak  ada Ada 

Gelem bung villi Dif us Fokal

Hi per  plasia 

tr of o blastik  

Dif us Fokal

K arioti pe Paternal 46XX (96%)

atau 46XY (4%)

Paternal dan maternal

69 XXY atau 69 XYY

 M alignant change 5-10% Jar ang

Gam bar 3. Gam bar an morf ologi villi. 

A. Villi korealis nor mal

B. Mola  parsial (kasus tri ploid,69, XXY). Villi nor mal diselingi yanghidr opik  

C. Mola komplit (46,XX). Selur uh villi mengalami hidr ofik. 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 17/25

17 

Faktor Resiko

Walaupun etiologi  penyak it ini belum dik etahui secar a  pasti, tetapi telah lama 

disadari bahwa  penderita  penyak it ini mempunyai f ak tor resiko tertentu. Telah 

dik etahui bahwa  penyak it ini banyak ditemukan  pada :

-  Golongan sosio ekonomi rendah 

-  Umur dibawah 20 tahun dan diatas 34 tahun dan

-  Paritas tinggi. 

Patogenesis

Ada beber apa teori yang dia jukan mener angkan  patogenesis dari  penyak it

tr of o blast :

1.  Teori missed a bortion :

Mudigah mati  pada k ehamilan 3-5 minggu (missed a bortion). K arena itu 

terjadi gangguan  peredar an dar ah, sehingga terjadi  penim bunan cair an

dalam jaringan mesenk im dari villi dan akhirnya terbentuk lah gelem bung-

gelem bung. Menur ut Reynolds, k ematian mudigah diseba bkan k ekur angan

gizi ber upa asam f olat dan histidin  pada k ehamilan hari k e 13 dan 21. Hal

ini k emudian menyeba bkan gangguan dalam angiogenesis. 

2.  Teori neoplasma dari Par k :

Yang a bnor mal adalah sel-sel tr of o blast yang mempunyai f ungsi a bnor mal

 pula, dimana terjadi resorbsi cair an yang berlebihan k edalam villi sehingga 

tim bul gelem bung. Hal ini menyeba bkan gangguan  peredar an dar ah dan

k ematian mudigah. 

Gejala Klinis

1.  Pada   pasien amenor hea terdapat  perdar ahan kadang-kadang sedik it,

kadang banyak , karena  perdar ahan tersebut biasanya  pasien anemis

2.  Uter us lebih besar dari pada usia k ehamilan

3.  Hyperemesis lebih sering terjadi, dan biasanya lebih hebat

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 18/25

18 

4.  Mungk in tim bul  preek lampsia atau ek lampsia 

Biasanya jika terjadi sebelum  minggu  k e 24  menunjukan k e ar ah  molla 

hidatidosa 

5.  Tidak  ada tanda-tanda adanya janin, sehingga tidak  ada balotement, tidak  

ada bunyi jantung janin dan tidak tampak  k er angka janin pada r ontgen f oto 

Pada molla  parsialis (k eadaan yang jar ang terjadi) dapat ditemukan janin

6.  K adar hor mon choriogonadotr opin (HCG) tinggi  pada urin dan dar ah 

7.  Akhir -akhir ini ditemukan adanya gejala tir otok sikosis

Diagnosis

Anamnesis/k eluhan :

a.  Amenor hea 

 b.  Gejala-gejala hamil muda kadang-kadang lebih dari k ehamilan biasa. 

c.  K adangkala ada tanda toxemia gr avidar um 

d.  Perdar ahan : sedik it/ banyak , tidak  ter atur warna tengguli tua  atau 

k ecok latan se perti bum bu r u jak  

e.  Pem besar an uter us tidak  sesuai (lebih besar) dengan umur  k ehamilan

sehar usnya 

f .  Keluar jaringan molla se perti buah  anggur  atau  mata ikan (tidak  selalu 

ada);mer upakan diagnosis  pasti

g.  Tir otok sikosis

Ins pek si :

a.  Muka dan kadang-kadang badan k elihatan  pucat k ekuning-kuningan,

disebut muka molla (molla f ace). 

 b.  K alau gelem bung molla k eluar dapat dilihat jelas

Pal pasi :

a.  Uter us mem besar tidak sesuai dengan umur k ehamilan, ter a ba lem bek  

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 19/25

19

 b.  Tidak  ter a ba bagian- bagian janin, balotement negatif, tidak  dir asakan

ger akan janin. 

c.  Adanya fenomena har monika : dar ah dan gelem bung molla k eluar, f undus

uteri tur un, k emudian naik lagi karena ter kumpulnya dar ah bar u 

Auskultasi :

Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin

Pemerik saan Dalam :

K onfir masi besarnya r ahim, lem bek , tidak   ada bagian- bagian janin,

 perdar ahan dan jaringan dalam canalis cer vikalis dan vagina, dan evaluasi

k eadaan cer vik. 

Pemerik saan Penunjang :

a. Reak si k ehamilan

K adar HCG ser um yang sangat tinggi  pada hari k e 100 atau lebih sesudah 

 periode menstr uasi ter akhir sangat sugestif  untuk   mendiagnosis molla 

hidatidosa. K arena  kadar HCG yang tinggi maka  u  ji biologik  dan u ji

imunologik  (Galli Mainini dan  planotetst) akan  positif setelah  pengencer an

(titr asi) :

- Galli Mainini 1/300 (+) sus pek  mollahidatidosa 

- Galli Mainini 1/200 (+) k emungk inan mollahidatidosa  atau hamil k em bar . 

Bahkan  pada molla atau koriokarsinoma u ji biologik  atau imunologik cair an

serebr o-s pinal dapat menjadi  positif 

 b. Uji Sonde

Uji sonde menur ut Hanif a, sonde masuk  tan pa tahanan dan dapat di putar 360 

der a jat dengan deviasi sonde kur ang dari 10 der a jat. 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 20/25

20 

Sonde ( penduga r ahim) dimasukkan  pelan-pelan dan hati-hati k edalam kanalis

cer vikalis dan cavum uteri, bila tidak  ada tahanan sonde di putar setelah ditarik  

sedik it, juga tidak  ada tahanan

c.  Biopsi acosta sison, yaitu masukkan tang tampon k edalam cavum uter us

d.  R ontgen f oto a bdomen : tidak  terlihat tulang-tulang janin ( pada k ehamilan

3-4 bulan)

e.  Arteriogr am khusus  pelvis

f .  Ultr asonogr afi :  pada  molla  akan k elihatan gam bar an badai salju (snow

flak e  pattern); dan tidak  ada k elihatan janin

g.  T3 dan T4 bila ada gejala tir otok sikosis

Diagnosis  pasti jika k ita melihat lahirnya gelem bung-gelem bung molla, tapi yang

 baik ialah mendiagnosis sebelum gelem bung milla k eluar . 

DiagnosisBanding

1.  Abortus

2.  Kehamilan ganda 

3.  Hidr amnion

4.  Kehamilan dengan mioma 

5.  Kehamilan nor mal. 

Komplikasi

1.  Perdar ahan yang hebat sampai syok ; kalau tidak  seger a ditolong akan

 ber ak ibat f atal

2.  Perdar ahan ber ulang-ulang dapat menyeba bkan anemia 

3.  Infek i sekunder 

4.  Perf or asi karena k eganasan dan karena tindakan

5.  Menjadi ganas (PTG)  pada  k ir a-k ir a 18-20  kasus, akan menjadi mola 

destr uens atau khoriokarsinoma 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 21/25

21

Penatalaksanaan

Mola  hidatidosa  har us dievakuasi seseger a  mungk in setelah diagnosis

ditegakkan. Bila  perlu lakukan sta bilisasi dahulu dengan melakukan  perbaikan

k eadaan umum  penderita dengan mengo bati beber apa  k elainan yang menyertai

se perti tir otok sikosis. 

Ter api mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap yaitu :

1. Perbaik i k eadaan umum 

a.  K orek si dehidr asi

 b.  Tr ansf usi dar ah bila ada anemia (Hb <10 gr /dl)

c.  Bila ada gejala  preek lampsia dan hi peremesis gr avidar um dio bati sesuai

dengan  pr otokol

d.  Penatalak sanaan hi pertir oidisme

Jika gejala tir otok sikosis ber at, ter api dengan o bat-o batan antitir oid, ß-

 blok er, dan  per awatan suportif ( pem berian cair an,  per awatan res pir asi)

 penting untuk  menghindari  presi pitasi k risis tir oid selama evaluasi. 

Tu juan ter api adalah untuk  mencegah  pele pasan T4 yang ter us-mener us

dan mengham bat konversi menjadi T3  untuk   mem blok   ak si  perifer 

hor mon tir oid dan untuk  mengo bati f ak tor -f ak tor  presi pitasi. Agen-agen

antitir oid dapat menur unkan level T3 dan T4 ser um dengan ce pat

se perti sodium i podoat (or ogr afin, suatu  kontr as yang mengandung

iodine) yang mer upakan ter api  pilihan dalam  mencegah  k risis tir oid

setelah  hi pertir oidisme yang diinduk si k ehamilan mola  karena Ca 

mengur angi konsentr asi T3 dan T4 dengan ce pat. A pa bila sodium 

i podoat tidak  tersedia, PTU har us digunakan dan dikom binasikan

dengan iodida. PTU berbeda dengan metimazol, mengham bat konversi

T4  menjadi T3 di  perifer dan karenanya lebih disukai dari pada 

metimazol. Loading dose 300-600  mg PTU diikuti oleh 150-300  mg

setiap 6 jam ( perrek tal atau  melalui  NGT). K alium iodida  or al (3-5

tetes, 3x sehari, 35 mg iodida/tetes) atau iodine lugol (30-60 tetes/hari

dibagi dala  4 dosis, 8  mg iodida/tetes) atau natrium iodida intr avena 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 22/25

22 

(0,25-0,5 g tiap  8-12 jam) menginduk si  penur unan level T3 dan T4 

yang ce pat. 

ß- blok er digunakan untuk   mengontr ol tak ikardi dan gejala lain yang

diak tivasi sar af simpatis. Pr opanolol dimulai  pada dosis 1-2 mg tiap 5

menit secar a intr avena (dosis mak simum 6 mg) diikuti dengan

 pr opanolol or al  pada dosis 20-40 mg tiap 4-6 jam. 

2. Pengeluar an jaringan mola 

Bila sudah terjadi evakuasi s pontan lakukan kuretase untuk   memastikan

kavum uteri sudah kosong. Bila belum lakukan evakuasi dengan kuret hisap. 

Bila ser vik s masih tertutup dapat didilatasi dengan dilator nomor 9 atau 10. 

Setelah selur uh jaringan dievakuasi dengan kuret hisap dilanjutkan kuret

ta jam dengan hati-hati untuk  memastikan kavum uteri kosong. Penggunaan

uter otonika tidak dianjur kan selama  pr oses evakuasi dengan kuret hisap atau 

kuret ta ja. Untuk   menghentikan  perdar ahan, uter otonika diberikan setelah 

evakuasi. Induk si dengan medikamentosa se perti  pr ostaglandin dan

ok sitosin tidak dianjur kan karena meningkatkan em boli tr of o blas. 

Tek nik evakuasi mola hidatidosa ada 2 car a yaitu :

a. K uretase

y  Dilakukan setelah  k eadaan umum di perbaik i dan setelah  pemerik saan-

 persiapan selesai ( pemerik saan dar ah r utin, kadar -hCG serta f oto 

thor ak s), k ecuali bila jaringan mola sudah k eluar s pontan. 

y  Bila  kanalis ser vikalis belum terbuka, maka dilakukan  pemasangan

laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam k emudian. 

y  Sebelum kuretase terlebih dahulu siapkan dar ah 500 cc dan  pasang inf us

dengan tetesan ok sitosin 10 IU dalam 500 cc Dextr ose 5%

y  K uretase dilakukan sebanyak  2x dengan inter val minimal 1 minggu 

y  Selur uh jaringan hasil k er okan dik irim k e la bor atorium Patologi Anatomi

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 23/25

23 

 b. Histerek tomi

Tindakan ini dilakukan pada wanita dengan :

y  Umur > 35 tahun

y  Anak  hidup > 3 or ang

3.  Ter api  pr ofilak sis dengan sitostatika 

Diberikan  pada  kasus mola dengan risiko tinggi akan terjadi k eganasan

misalnya  pada umur tua dan  paritas tinggi yang menolak  untuk dilakukan

histerek tomi atau  kasus mola dengan hasil histopatologi yang

mencurigakan. Biasanya diberikan Methotrexate atau Actinomycin D. 

Indikasi  pem berian k emoter api  pada   penderita   pasca  mola  hidatidosa 

adalah sebagai berikut :

y  K adar -hCG yang tinggi > 4 minggu  pascaevakuasi (ser um >20.000 

IU/liter, urine >30.000 IU/24 jam)

y  K adar -hCG yang meningkat  pr ogresif  pascaevakuasi

y  K adar -hCG ber apapun juga  yang terdetek si  pada  4 bulan

 pascaevakuasi

y  K adar -hCG ber apapun juga  yang disertai tanda-tanda  metastasis

otak , renal, he par, tr ak tus gastr ointestinal, atau  par u-par u. 

4. Penatalak sanaan  pascaevakuasi

a.  Hal ini  perlu dilakukan mengingat adanya  k emungk inan k eganasan

setelah mola hidatidosa, lama  pengawasan ber k isar 1 sampai 2 tahun. 

 b.  Pengamatan lanjut meli puti  pemerik saan  pelvis dan -hCG setiap 

minggu sampai -hCG negatif, bila ditemui anemia atau infek si har us

diberikan  pengo batan yang adekuat. ß-hCG negatif diikuti tiap minggu 

2  kali  pemerik saan, bila tetap negatif dilakukan tiap bulan sampai

dengan bulan k eenam, lalu tiap 2 bulan sekali selama 6 bulan. 

c.  Diberikan kontr ase psi or al setelah kadar -hCG nor mal. Bila  penur unan

-hCG sesuai dengan kur va regresi,  pasien di per k enankan hamil setelah 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 24/25

24 

6 bulan. Dapat juga dengan metode barier, namun IUD tidak  

dianjur kan. Bila  penur unan la bat, tunda k ehamilan lebih lama lagi. 

d.  Bila terjadi k ehamilan lakukan USG dan lakukan  pemerik saan hCG

 post partum untuk  menyingk ir kan reak tif asi residu dari mola. 

e.  Pasien dengan besar  uter us 4  kali lebih besar dari usia gestasi dan

adanya k ista lutein, maka risiko untuk  menjadi karsinoma adalah 50%. 

Dikarenakan 20%  pasien dengan mola  komplit dan 5-7 %  pasien dengan

mola  parsial dapat menjadi  penyak it yang ber ulang. Follow up yang k etat sangat

di perlukan. K adar   -hCG  perlu dimonitor setiap minggu sampai di per oleh 3 kali

angka yang nor mal dan k emudian setiap bulan untuk 6 bulan. Sangat  penting bagi

 pasien untuk  menggunakan kontr ase psi selama 6 bulan sehingga  peningkatan   -

hCG yang nor mal terjadi dalam  k ehamilan tidak  dikacaukan dengan  penyak it

yang ber ulang. Pil KB tidak  meningkatkan resiko dari  penyak it  post mola. Setelah 

angka    -hCG nor mal selama 6 bulan, k ehamilan menjadi aman,  pemerik saan

r ontgen  par u-par u dilakukan tiap bulan. Selama   pemerik saan kadar -HCG,

 pasien diberitahukan supaya tidak  hamil. 

Pada  kasus-kasus yang tidak   menjadi ganas, kadar -HCG lekas tur un

menjadi negatif dan tetap negatif . Pada awal masa  pasca molla dapat dilakukan tes

hamil biasa, akan tetapi setelah tes hamil biasa menjadi negatif,  perlu dilakukan

 pemerik saan r adio-imunoassay -HCG dalam ser um,  pemerik saan yang  peka ini

dapat menemukan hor mon dalam kuantitas yang rendah. 

Kematian  pada  mola  hidatidosa diseba bkan karena   perdar ahan, infek si,

ek lampsia,  payah jantung atau tir otok sikosis. Di negar a  ma ju, k ematian mola 

hampir tidak   ada lagi, tetapi dinegar a ber k em bang masih cukup tinggi yaitu 

 ber k isar  2.2% dan 5.7%. Hampir  20% mola  hidatidosa  komplit akan berlanjut

menjadi neoplasia tr of o blas k ehamilan. Terjadinya   pr oses k eganasan bisa 

 berlangsung antar a 7 hari sampai 3 bulan  pasca mola, tetapi yang  paling banyak  

dalam 6 bulan  pertama. Pada Mola hidatidosa  parsial jar ang terjadi. 

5/12/2018 CR Mola Hidatidosa - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/cr-mola-hidatidosa 25/25

25

Prognosis

Kematian  pada  molla  hidatidosa diseba bkan karena   perdar ahan yang

mengak ibatkan anemia   pada   pasien, infek si, ek lampsia,  payah jantung, dan

tir otok sikosis. Di negar a  ma ju, k ematian karena  molla  hampir tidak   ada lagi,

tetapi di negar a-negar a ber k em bang masih cukup tinggi yaitu ber k isar antar a 2,2%

dan 5,7%. Sebagian besar dari  pasien molla  akan seger a sehat k em bali setelah 

 jaringannya dik eluar kan, tetapi ada sek elompok wanita yang k emudian menderita 

degener asi k eganasan menjadi koriokarsinoma. Presentase k eganasan yang

dilapor kan oleh berbagai k linik sangat berbeda- beda, ber k isar antar a 5,56%. 

Terjadinya  pr oses k eganasan bisa berlangsung antar a 7 hari sampai 3 tahun

 pasca molla, tetapi yang  paling banyak dalam 6 bulan  pertama. Ada wanita yang pernah  menderita  molla  hidatidosa, k emudian  pada  k ehamilan berikutnya 

mendapat molla lagi, k ejadian molla ber ulang ini agak  jar ang. Ada  yang

mengatakan bahwa molla ber ulang mempunyai resiko lebih tinggi untuk  menjadi

koriokarsinoma, tetapi  pengalaman tidak   menunjukan hal demik ian. Untuk  

menentukan kapan k em balinya f ungsi re pr oduk si setelah  molla  hidatidosa 

sebetulnya agak sukar, karena umumnya mereka dihar uskan memakai kontr ase psi. 

Walaupun demik ian banyak  yang tidak  mematuhi, karena ternyata banyak wanita 

 pasca  molla telah  hamil lagi dalam jangka wak tu satu tahun. Dengan demik ian

dapat diam bil k esimpulan bahwa  k emampuan re pr oduk si  pasca  molla, tidak  

 banyak berbeda dari k ehamilan lainnya. Anak-anak  yang dilahir kan setelah molla 

hidatidosa ternyata umumnya nor mal.