cr depresif fix

Upload: amanda-samurti-pertiwi

Post on 08-Jan-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

CASE REPORTEPISODE DEPRESI SEDANG F32.1

Oleh :Feri Eka Supratanda, S.KedZelvi Ninaprilia, S.Ked

Pembimbing:dr. Cahyaningsih Fibri R, Sp.KJ, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWARS JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNGFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG2015LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN Tn. Tz, 63 tahun, Islam, Petani, pendidikan terakhir SD, sudah menikah, alamat Desa Karang Jaya kec Merbau Mataram Lampung Selatan, datang ke poliklinik Rumah Sakit Jiwa tanggal 6 April 2015.

II. RIWAYAT PSIKIATRI ANAMNESIS PSIKIATRI Autoanamnesis : Ny. TrAnamnesis dilakukan di poli Rumah Sakit tanggal 6 April 2015.

A. Keluhan Utama Susah tidur

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Autoanamnesis

Dari hasil wawancara, Os mengatakan 2,5 bulan terakhir os merasa sulit untuk tidur. Awal mula keluhan susah tidur ini dimulai dari bulan Januari 2015, dimana Os merasa kehilangan akibat meninggalnya istrinya 1,5 tahun yang lalu. Os mengatakan bahwa sejak kehilangan istrinya os merasa kasepian, tidak ada tepat curhat dan berbagi masalah sehingga os merasa sedih. Mulai dari itulah Os selalu memikirkannya setiap malam, awalnya os masih bisa tertidur, tapi makin hari pasien semakin susah untuk tertidur. Saat tertidur os mengatakan tiba-tiba terbangun lalu tak bisa tidur lagi sampai keesokan harinya. Selama dua bulan ini sebelum tidur Os mengkonsumsi obat tidur untuk membantu agar tertidur namun pada 3-4 jam setelah tidur Os terbangun dan tidak dapat tidur kembali hingga malam hari, sedangkan pada pagi harinya pasien tidak merasakan kantuk ataupun ingin tidur. Selain itu, Os juga merasa kurang bersemangat untuk beraktivitas karena lemas, lelah dan letih seperti sebelumnya dan os juga merasa kesal terhadap diri sendiri karena tidak bisa melakukan aktivitas sendiri sehingga os sering mengeluh tentang kondisi Os. Os juga mengalami penurunan nafsu makan sejak istrinya meninggal dan semakin lama semakin turun dan kepercayaan diri berkurang yang ditunjukan dengan cara berpikir os dalam menyikapi penyakitnya ini seperti os berpikir akan cepat menyusul istrinya. Os menyengkal bahwa os kehilangan kosentrasi dan pelupa. Melalui alloanamnesis pada anaknya bahwa os pernah mengalami masa dimana os terlihat banyak bicara dan mudah tersinggung, namun tidak mengganggu aktivitas. Hal ini terjadi sekitar 2 bulan setelah kematian istrinya dan berlangsung selama setang bulan kemudian os tampak normal lagi, namun tidak ada keluhan semangat berkerja yang berlebihan hingga mengganggu aktivitas di massa lampau.

C. Riwayat Gangguan Dahulu

1. Riwayat gangguan psikiatri Tidak ada2. Riwayat gangguan fisik Riwayat trauma kepala disangkal, riwayat hipertensi disangkal, riwayat kencing manis ada, sudah melakukan pengobatan selama 2 bulan ini, namun jenis obat yang dikonsumsi tidak diketahui

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif / alkohol Pasien merokok namun sekarang sudah berhenti, riwayat minum alkohol dan mengkonsumsi zat psikoaktif lainnya disangkal. Riwayat minum jamu-jamuan positif.

D. Riwayat tumbuh kembang

1. Prenatal dan perinatalLahir spontan, ditolong dukun langsung menangis, ada riwayat biru, kuning dan kejang tidak diketahui.2. Masa kanak awal (0-3 tahun)Sesuai Usia3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)Sesuai Usia

4.Masa kanak akhir dan remaja Pasien dapat bergaul dengan teman sebaya, os mengatakan cenderung menyimpan masalahnya sendiri.

E. Masa-masa dewasa

1. Riwayat pendidikan Pasien lulusan SD, tidak pernah tinggal kelas selama pendidikan. 2. Riwayat pekerjaanPasien sehari-hari bekerja sebagai petani 3. Riwayat PernikahanTelah menikah dan mempunyai 5 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan.4. Riwayat kehidupan keluargaMerupakan anak keenam dari duabelas bersaudara. Sejak lahir ia tinggal bersama kedua orang tuanya di Lampung. Ia hidup dalam keluarga yang memiliki status ekonomi kurang. Penyakit psikiatri dalam keluarga tidak diketahui.

Keterangan :

: Pasien

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

5. Riwayat sosial ekonomiPasien merupakan seorang petani, kehidupan ekonomi keluarga pasien cukup. Pasien merupakan seorang bapak yang memiliki satu orang istri yang sudah meninggal 1,5 tahun yang lalu. Dan memiliki 5 orang anak laki-laki dan 1 orang perempuan. Anak pertama dan anak ketiga pasien yang merupakan seorang laki-laki sudah menikah dan masing-masing memiliki 2 orang anak. Anak yang kedua pasien merupakan seorang perempuan, anak tersebut tidak diketahui keberadaannya sejak tahun 2000 hingga sekarang. Anak keenam merupakan seorang laki-laki berkerja sebagai Satpam, namun memiliki riwayat pengguna narkoba pada tahun 2013 dan sekarang sudah selesai rehabilitasi. Anak kelima seorang laki-laki telah meninggal dunia pada usia 6 tahun akibat penyakit jantung. Anak terakhir seorang laki-laki merupakan lulusan sarjana dan sedang berkerja. Pada saat di wawancara pasien hanya mengaku memiliki empat orang anak dan tidak memiliki masalah pada anak-anaknya, namun setelah melakukan alloanamnesis didapatkan bahwa os memiliki 6 orang anak. Pasien dahulu merupakan seorang yang aktif ikut dalam kegiatan masyarakat seperti gotong royong atau ke acara lainnya. Namun selama 2 bulan ini pasien menarik diri dari kegiatan social karena merasa sudah lelah dan merasa kurang percaya diri.6. Riwayat agama Pasien beragama Islam dan selalu melakukan salat lima waktu.

E. Persepsi Pasien tentang dirinya Pasien merasa dirinya sakit tetapi tidak tahu mengenai penyebab penyakitnya.

III. STATUS PSIKIATRI

A. Deskripsi Umum1. Sikap : kooperatif2. Kesadaran : kompos mentis3. Penampilan :Seorang pria terlihat sesuai usianya memakai pakaian baju batik berwarna coklat dilapisi jaket serta celana panjang warna hitam dan memakai peci. penampilan terkesan cukup rapi, perawakan tinggi, kurus, kulit kuning langsat, rambut terpotong rapi, kuku pendek dan kebersihan diri cukup baik.4. Perilaku dan aktivitas psikomotor Selama wawancara pasien duduk dengan tenang. Kontak mata dengan pemeriksa cukup.5. Pembicaraan Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas baik, kuantitas sedang, artikulasi jelas.

B. Suasana perasaan1. Mood : duka cita2. Afek :normal3. Keserasian : appropiate

C. Persepsi 1. Halusinasi:tidak adaIlusi : tidak ada2. Depersonalisasi: tidak ada3. Derealisasi : tidak ada

D. Pikiran 1. Proses berpikir Produktivitas : menurun, pasien dapat menjawab namun pada hal tertentu lambat dalam memberikan jawaban. Kontuinitas: koheren Hendaya berbahasa : tidak ada2. Isi pikiran NormalE. Fungsi kognitif1. Memori : jangka panjang, menengah, pendek, segera : baik2. Daya konsentrasi : baik3. Orientasi: waktu, tempat, orang :baik4. Pikiran abstrak : baik

F. Tilikan Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh suatu yang tidak diketahui pasienIV. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum baik, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88x/menit, napas: 16x/menit Kondisi medis umum : tidak ditemukan kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN

Tn. Tz, 63 tahun, Islam, Petani, pendidikan terakhir SD, sudah menikah, alamat Desa Karang Jaya kec Merbau Mataram Lampung Selatan, datang ke poliklinik Rumah Sakit Jiwa tanggal 6 April 2015. Diantar oleh anak laki-lakinya, dan dilakukan anamnesis pada tanggal 6 April 2015

Pasien terlihat sesuai usianya, cara berpakaian, dan perawatan diri cukup baik. Os mengatakan 2,5 bulan terakhir os merasa sulit untuk tidur. Awal mula keluhan susah tidur ini dimulai dari bulan Januari 2015, dimana Os merasa kehilangan akibat meninggalnya istrinya 1,5 tahun yang lalu. Os mengatakan bahwa sejak kehilangan istrinya os merasa kasepian, tidak ada tepat curhat dan berbagi masalah sehingga os merasa sedih. Mulai dari itulah Os selalu memikirkannya setiap malam, awalnya os masih bisa tertidur, tapi makin hari pasien semakin susah untuk tertidur. Saat tertidur os mengatakan tiba-tiba terbangun lalu tak bisa tidur lagi sampai keesokan harinya. Selama dua bulan ini sebelum tidur Os mengkonsumsi obat tidur untuk membantu agar tertidur namun pada 3-4 jam setelah tidur Os terbangun dan tidak dapat tidur kembali hingga malam hari, sedangkan pada pagi harinya pasien tidak merasakan kantuk ataupun ingin tidur. Selain itu, Os juga merasa kurang bersemangat untuk beraktivitas karena lemas, lelah dan letih seperti sebelumnya dan os juga merasa kesal terhadap diri sendiri karena tidak bisa melakukan aktivitas sendiri sehingga os sering mengeluh tentang kondisi Os. Os juga mengalami penurunan nafsu makan sejak istrinya meninggal dan semakin lama semakin turun dan kepercayaan diri berkurang yang ditunjukan dengan cara berpikir os dalam menyikapi penyakitnya ini seperti os berpikir akan cepat menyusul istrinya. Os menyengkal bahwa os kehilangan kosentrasi dan pelupa. Melalui alloanamnesis pada anaknya bahwa os pernah mengalami masa dimana os terlihat banyak bicara dan mudah tersinggung, namun tidak mengganggu aktivitas. Hal ini terjadi sekitar 2 bulan setelah kematian istrinya dan berlangsung selama setang bulan kemudian os tampak normal lagi. Pembicaraan pasien sedikit lambat, lancar, intonasi cukup, volume cukup, kualitas baik, kuantitas banyak, artikulasi jelas. Jawaban atas pertanyaan koheren, konsentrasi pasien tidak terganggu. Memori segera, jangka pendek, menengah dan panjang baik. Orientasi tempat, waktu dan orang baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien ini ditemukan adanya (1) kehilangan minat dan kegembiraan, (2) berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah ( rasa lelah yang nyata sesudah sedikit kerja) dan menurunya aktivitas, (3) harga diri dan kepercayaan diri berkurang, (4) merasa dirinya tidak berguna, (5) pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, (6) tidur terganggu dan (7) nafsu makan berkurang.Setelah dilakukan anamnesis, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, kejang sebelumnya ataupun adanya kelainan organik, serta penggunaan alkohol. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.20) dan penggunaan zat psikoaktif (F.1). aksis I diagnosis episode depresif Sedang (F.32.1). Pada episode depresi sedang sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala utama dan ditambah sekurangnya 3 dari gejala tambahan, lama episode minimal 2 minggu dan hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan. Pada pasien ini dapat dilihat memenuhi kriteria diatas dengan episode lebih dari 2 minggu dan pasien menghadapi kesulitan yang nyata dalam melakukan aktifitas, sosial dan pekerjaan. aksis II tidak ada gangguan mental, dan dari intelegensianya baik. Dari alloanamnesis pasien memiliki penyakit diabetes mellitus yang diketahui sejak dua bulan ini hingga sekarang masih menjalani pengobatan dengan mengkonsumsi obat, namun dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik, pada pemeriksaan laboratorium hasil dalam batas normal sehingga pada aksis III dapat didiagnosis terdapat gangguan endokrin (Diebetes Mellitus) termasuk dalam E00-G90 Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik. Pasien ini memiliki masalah dalam keluarga dimana ada masalah yang dipendam yang membebani pikiran pasien, sehingga untuk aksis IV dapat didiagnosis terdapat masalah keluarga. Penilaian Global Assessment of Fungtional (GAF) Scale yaitu 60-51 (gejala sedang (Moderate), disabilitas sedang) menjadi diagnosis untuk aksis V.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

1. Aksis I : episode depresif sedang (F.32.1)2. Aksis II : Tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental3. Aksis III : E00-G90 Penyakit endokrin, nutrisi dan metabolik4. Aksis IV : Masalah keluarga5. Aksis V : GAF 60-51VIII. DAFTAR MASALAH

1. OrganobiologikTerdapat gangguan organik berupa diabetes mellitus, namun pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.2. PsikologikPada pasien episode depresif sedang ditemukan dengan ditemukan adanya kehilangan minat dan kegembiraan, energi yang mudah lelah saat beraktivitas, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimitis, gangguan tidur dan penurunan nafsu makan.

3. SosiologikPada pasien sudah berkurang dalam beraktivitas dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.IX. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmaka : Fluoxetine 20 mg 1 x tab Clobazam 10 mg 1x tabLorazepam 2 mg 1 x tab

B. Psikoterapi 1. Psikoterapi supportifa. Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan efek samping pengobatanb. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.c. Memotivasi pasien agar pasien melakukan kegiatan, dan hindari melamun. 2. PsikoedukasiKepada keluarga :a. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien.b. Berpartisipasi dalam mendukung kegiatan yang dilakukan pasien.

X. PROGNOSISKondisi yang memberatkan.Kondisi yang meringankan. Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam

XI. PEMBAHASAN

Penegakan diagnosis aksis I berdasarkan anamnesis dengan pasien adanya kehilangan minat dan kegembiraan, energi yang mudah lelah saat beraktivitas, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimitis, gangguan tidur dan penurunan nafsu makan yang sudah dialami selama 2.5 bulan. Pada episode depresi sedang sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala utama dan ditambah sekurangnya 3 dari gejala tambahan, lama episode minimal 2 minggu dan hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan (Rusdi Maslim, 2003).Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri (Maramis, 2009).EPIDEMIOLOGIGangguan depresi berat adalah suatu gangguan yang sering terjadi, dengan prevalensi seumur hidup kira-kira 15 % dan kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada wanita. Diduga adanya hormon, pengaruh melahirkan, menyebabkan perempuan dua kali lipat lebih mudah terkena depresi (FK UI, 2013).Paling sering terjadi pada orang yang tidak mempunyai hubungan interpersonal yang erat atau pada mereka yang bercerai dan berpisah (FK UI, 2013). Seperti yang dialami pasien yaitu mengalami sulit tidur setelah kehilangan istrinya.

ETIOLOGIasar umum untuk gangguan depresi berat tidak diketahui, tetapi diduga faktor-faktor dibawah ini berperan :Faktor BiologisData yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi berat adalah berhubungan dengan disregulasi pada amin biogenik (norepineprin dan serotonin). Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi dan pada beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal yang rendah serta konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit(Kaplan, 2007).

STRESSORIstri yang meninggalAnak yang hilang hingga sekarangAnak pencandu narkobaAnak meninggalRencana yang tidak tercapaiKETIDAKSEIMBANGAN NEUROTRANSMITERSISTEM LIMBIK

SEROTONIN, DOPAMIN, NOREPINEFRINHIPOTALAMUS

HIPOFISIS ANTERIOR

SYARAF SIMPATISKEL. ADRENAL

KORTISOL

DEPRESIANHEDNIAANERGIA

GANGGUAN TIDUR, POLA MAKANPENINGKATAN GLUKOSA DARAHGLUKONEOGENSIS

Bagan 1. Patofisiologi Gangguan Depresi Sumber : Maramis, 2009; Guyton, 2008; Kaplan, 2007.Otak manusia, adalah organ yang unik dan dasyat, tempat diaturnya proses berfikir, berbahasa, kesadaran, emosi dan kepribadian, secara garis besar, otak terbagi dalam 3 bagian besar, yaitu neokortek atau kortex serebri, system limbik dan batang otak, yang berkerja secara simbiosis. Bila neokortex berfungsi untuk berfikir, terhitung, memori, bahasa, maka sistek limbik berfugsi dalam mengatur emosi dan memori emosional, dan batang otak mengarur fungsi vegetasi tubuh antara lain denyut jantung, aliran darah, kemampuan gerak atau motorik, Ketiganya bekerja bersama saling mendukung dalam waktu yang bersamaan, tapi juga dapat bekerja secara terpisah.Stress adalah kondisi yang dihasilkan ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya yang kemudian merasakan suatu pertentangan, apakah itu riil ataupun tidak, antara tuntutan situasi dan sumber daya system biologis, psikologis dan sosial, dalam terminologi medis, stress akan mengganggu system homeostasis tubuh yang berakibat terhadap gejala fisik dan psikologis (Rippetoe-Kilgore, Mark and Lon. 2006).Stress dapat mengakibatkan homeostatis dalam tubuh terganggu, sehingga stress dapat mengakibatkan penstimulasian beberapa bagian dalam tubuh kita untuk mempertahankan diri agar tetap stabil (Maramis, 2009). Seperti stressor mempengaruhi HPA aksis dan regulasi hormone serta neurotransmitter (Guyton, 2008).Stressor dapat mempengaruhi sistem limbik yang merupakan pusat emosi manusia. Hipotalamus merupakan bagian utama dari sitem limbik, selain itu hipotalamus merupakan organ yang berperan dalam jalur Hipotalamus-hipofisis anterior. Ketika mendapatkan stressor dari luar maka hipotalamus akan mengeluarkan CRH (Corticotrophin Releasing Hormone) kemudian CRH menstimulasi hipofisis anterior untuk mengeluarkan ACTH (Adenocorticotropik Hormone). Pada tahap selanjutnya ACTH menstimulasi kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon kortisol (Guyton, 2008). Gejala psikiatrik dari hiperkortisolisme seperti energia, anhedonia dan depresi berhubungan. Pada gangguan depresi mayor terdapat beberapa studi yang menunjang hubungan dengan peningktan kadar kortisol seperti 1) peningkatan kadar kortisol dalam plasma darah, CCS (cairan serebrospinal) dan urine; 2) peningkatan CRH pada CCS; 3) terjadi hipertropi kelenjar adrenal (Maramis, 2009).Selain berpengaruh pada jalur HPA aksis, hipotalamus juga organ yang mengatur sistem perilaku serta pusat internal tubuh seperti suhu tubuh, osmolaritas cairan, dorongan untuk makan dan minum serta berat badan. Sehingga perangsangan yang terlalu berlebihan pada hipotalamus dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi hipotalamus tersebut (Guyton 2008).Faktor GenetikaData genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari penderita gangguan depresi berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar daripada sanak saudara derajat pertama subyek kontrol untuk penderita gangguan. Pada pasien tidak diketahui secara jelas adanya riwayat gangguan suasana perasaan yang pernah dialami oleh keluarga pasien (Lubis, 2009).Faktor psikososialPeristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengamatan klinis yang telah lama direplikasi bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada episode selanjutnya, hubungan tersebut telah dilaporkan untuk pasien dengan gangguan depresi berat(Maslim, 2003).Gejala dan Penegakan Diagnosis DepresiUntuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka yang dipakai pedoman adalah ada tidaknya gejala utama dan gejala penyerta lainnya, lama gejaa yang muncul, dan ada tidaknya episode depresi ulang (Rusdi Maslim, 2003). Sebagaimana tersebut berikut ini :1. Gejala utama pada derajat ringan, sedang dan berat1) Afek depresi2) Kehilangan minat dan kegembiraan3) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.2. Gejala penyerta lainnya:1) Konsentrasi dan perhatian berkurang2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis5) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri6) Tidur terganggu7) Nafsu makan berkurangUntuk episode depresi dan ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.Kategori diagnosis depresi ringan, sedang dan berat hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresi berikutnya harus diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis gangguan depresi berulangPedoman Diagnostik Episode Depresi Sedang Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode depresi ringan (F30.0); Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya; Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.Karakter kelima : F32.10 = Tanpa gejala somatikF32.11 = Dengan gejala somatic

Pada pasien didapatkan pasien mengetahu bahwa dia sakit tapi pasien tidak tahu apa penyebabnya, pasien ingin sembuh, namun pasien berpikiran bahwa penyakit pasien ini akan mengakibatkan pasien segera menyusul istrinya. Pada pasien didapatkan penilaian Global Assessment of Fungtional (GAF) Scale yaitu 60-51 (gejala sedang (Moderate), disabilitas sedang).

Rencana terapi yang diberikan adalah Fluoxetine 20 mg 1 x tab. Alasan penggunaan Fluoxetine (Antidepresan Golongan Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI)) adalah karena secara umum SSRI merupakan lini pertama pada pengobatan depresi, obat ini berkerja dengan menghambat pengambilan serotonin secara spesifik. Selain itu kelebihan obat ini dibandingkan antidepresan trisiklik obat ini mempunyai efek antikolinergik lebih kecil dan kardiotoksik lebih rendah (Neal, 2008).

Selain itu diberika psikofarmaka berupa Clobazam 10 mg 1x tab dan Lorazepam 2 mg 1 x tab, kedua obat ini merupakan obat golongan benzodiazepin, merupakan obat penenang atau obat untuk anxietas. Obat ini memiliki efek samping sedasi atau rasi mengantuk (Muslim R, 2007

Selain psikofarmaka, psikoterapi dan edukasi juga sangat diperlukan. Pada kasus ini dimana pasien perlu melakukan kegiatan atau meningkatkan aktivitas, serta hindari melamun.

Prognosis pada pasien adalah dubia ad bonam karena episode depesi sedang dapat disembuhkan, dengan dukungan keluarga serta kemauan pada diri pasien yang tinggi.

LAMPIRAN

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Anak os perempuan hilang sejak tahun 2000-sekarangAnak 5 meninggalAnak 4 narkoba 2013Istri meninggal dunia 2014- kehilangan kegembiraan- mudah lelah saat aktivitas- gangguan tidur- menarik diri dari masyrakat- pesimistis- gangguan makan

Tahun 2000 - Sekarang

ANAMNESIS YANG DILAKUKAN

AutoanamnesisDilakukan pada tanggal 6 April 2015, pada pukul 11.00 WIBDM: PemeriksaP : Pasien (Ny. Tr)DM : Selamat siang pak, perkenalkan saya dokter muda zelvi dan feri yang sedang bertugas di poliklinik ini. Sekarang saya mau bertanya tentang keluhan yang bapak alami, , apakah bersedia ??P: Iya boleh. DM : ok, baik pak. Ada beberapa pertanyaan tentang keluhan bapak ditambah riwayat penyakit sebelumnya. Maaf bapak namanya siapa ya?P: TanziliDM: Umurnya sekarang berapa tahun ya pak?P: umurnya 63 tahun.DM: bapak alamatnya dimana?P: alamatnya Desa Karang Jaya Kec. Merbau Mataram, Lampung-SelatanDM: Pendidikan terakhirnya apa bapak?P: tamat SD dokDM: disana tinggal sama siapa aja?P: dengan anak, menantu dan cucuDM: pekerjaan bapak apa ya? P: dulu petani, sekarang sudah gak kerjaDM: bapak anaknya berapa kalo boleh tau?P: ada 4 dok.DM: Laki-laki atau perempuan? berapa usianya pak?P: laki-laki semua, usia lupa, anak yang pertama sudah menikah punya dua anak sekarang di medan, anak kedua sudah menikah punya dua anak tinggal sama saya, anak ketiga dirumah berkerja sebagai satpam, anak yang keempat sarjana dan berkerja di JakartaDM: bagaimana hubungan bapak dan anak-anak? Apakah anak-anak ada masalah?P: Alhamdulillah hubungan baik, anak-anak tidak ada masalah.DM: oh, begitu yah...bapak tahu sekarang sedang dimana?P: lagi dirumah sakit jiwaDM: Boleh tau alasan bapak datang ke RS?P: Begini dok, saya tuh sudah 2,5 bulan gak bisa tidur. Awalnya saya periksa ke dokter penyakit dalam. Ternayata setelah di periksa saya punya kencing manis dok. Terus saya di rujuk kesini untuk masalah gak bisa tidurnya dok.DM: Tidak bisa tidurnya seperti apa?P: Saya itu malam-malam ga bisa tidur terus, gak tau kenapa, nanti tidur sebentar trus kebangun, sampai pagi gak tidur lagi. Itu pun selama ini saya bisa tidur karena bantuan obat tidur, namun beberapa hari ini sudah minum obat tidur gak bisa tidur lagi, saya dok termasuk orang yang dulunya gampang tidur namun sekarang sulit untuk tidur.DM: kenapa pak kok nggak bisa tidur?P: saya juga nggak tau dok kenapa.DM: apakah bapak ada masalah selama ini?P: begini dok, jadi saya ini baruditinggal istri saya meninggal dunia sekitar 1,5 tahun yang lalu, saya jadi merasa sedih dan sendirian, saya merasa tidak mempunyai teman lagi untuk curhat dan berbagi masalah.DM: oh jadi merasa sedih ya pak, jadi selama ini aktivitas bapak gimana pak, terganggu tidak?P: iya dok saya sekarang kurang bersemangat dan cepat merasa lemas, lelah, letih lesu, sehingga membuat saya enggan beraktivitas maupun ikut dalam kegiatan masyarakat. Dulu mah saya aktif dok. Kalau ada acara di lingkungan saya. Sekarang saya merasa minder ya tidak percaya diri lah dok.DM: jadi apakah bapak ada perasaan merasa bersalah, atau maaf pak merasa ingin bunuh diri?P: gak si dok, saya gak sampai segitu, saya hanya merasa sedih tapi tidak saya dalam-dalamin banget dok, Cuma saya merasa kesal aja kadang sama diri saya sendiri karena sudah jarang beraktivitas dan sukanya juga berguling-guling di depan TV.DM: ooo. Jadi suka kesal sendiri ya pak, baik pak untuk nafsu makan bapak bagaimana pak ada perubahan gak pak?P: iya dok, nafsu makan saya ini menurun dok.DM: mulai kapan pak, nafsu makan menurun?P: mulai menurun sejak istri saya meninggal, sekarang agak semakin menurun, dulu saya makan selalu nambah, sekarang satu centong aja udh cukup dok.DM: tadi bapak sudah periksa ke penyakit dalam , katanya ada kencing manis ya pak, itu baru ketahuan atau gimana pak?, minum obatnya apa pak? Sudah berapa lama minum obat?P: iya dok, itu baru ketahuan pas periksa kemaren dok. Saya masih minum obat sampe sekarang tapi saya nggak tau dok nama obatnya apa. Taunya kapsul warna merah.DM: bapak suka minum alkohol atau obat-obatan gak pak?P: Gak dok. Kalau alkohol nggak, tapi jamu iya. Dulu saya merokok tapi sekarang udah berhenti sejak istri meninggal.DM: Di keluarga ada yang punya keluhan sama seperti bapak?P: nggak tau dok. DM: menurut bapak, bagaimana si pak pendapat bapak mengenai penyakit bapak ini?P: sepertinya penyakit saya ini penyakit langka dok. Perasaan saya nggak lama lagi saya mau menyusul istri saya lah dok.DM: Bapak masih ingat nama kami?P: masih, dokter zelvi dok ini kan, mas nya dokter feriDM: Baiklah bapak sekian dulu kami akhiri pertanya hari ini ya pak, mungkin ada yang bapak ingin tanyakan ?P: Tidak dokDM: Terimakasih ya bapak.

Alloanamnesis :SM: Keluaraga pasienP: pemeriksaP: maaf mas, ini anaknya ya ?SM: iya dok, saya anaknya.P: jadi gini mas, tadi saya sudah bertanya beberapa hal keapada bapaknya, namun ada beberapa hal yang saya harus tanyakan pada masnya, apakah mas bersedia?SM: iya saya bersedia dok.P: jadi ada masalah apa di keluarga bisa diceritakan tidak mas?SM: jadi begini loh dok, bapak saya ini emang sudah lama sulit tidur 2,5 bulan, sebelumnya beliau telah kehilangan istrinya sejak 1,5 tahun yang lalu, sepertinya beliau ini sangat sedih kehilangan istrinya, emang beliau sama ibu saya pernah memiliki rencana mau punya kebun sawit buat penghasilan di masa tua, namun tidak kesampean dok. Mungkin ini salah satu penyebabnya. Dan bapak ini orangnya terlihat tegar dan suka menyimpan masalah sendiri. P: oooh jadi bapak ini orangnya tertutup ya mas, selain masalah ditinggal istri adakah masalah yang lain? Sama anak atau lingkungan sekitar?SM: iya dok, jadi saya ini 6 bersaudara dok, saya anak ketiga, kakak saya nomor dua cewek pada tahun 2000 hilang dan sampai sekarang gak tau kabarnya, selain itu adek saya yang nomor 5 sudah meninggal pada umur 6 tahun karena sakit jantung, dan juga adik saya yang nomor 4 pernah mengalami masalah yaitu menggunakan narkoba, namun sekarang sudah selesai rehabilitasinya dan tinggal bersama saya.P: oo, jadi anaknya bapak 6 ya mas, tadi bapaknya cerita anaknya Cuma 4 mas,SM: iya dok, bapaknya emang tidak mau mengungkit masalah anak-anaknya, khususnya anaknya yang cewek, yang hilang sampai sekarang, beliau cendrung melupakannya, dan suka disimpan dalam hati sendiri.P: baik, mas terima kasih atas informasinya, adakah suatu hal yang ingin ditanaykan lagi?SM: Tidak dok, maaf dok saya mau pamit pulang sudah siang.P: baik mas terima kasih ya mas.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta: FKUI; 2013.

Maramis W.F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta

Maslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropika Edisi Ketiga. Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya : Jakarta

Neal, Michael J. Depresi dalam At a Glance Farmakologi Medis edisi 4. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2008.

Rippetoe Kligore. 2006. Practical Programming for Strength Training. The Aasgard Company : United States of America

Sadock, Benjamin James,et al. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition Lippincott Williams & Wilkins. 2007

2