cover makalah

30
REKLAMASI RAWA Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Reklamasi Dosen : Prof. Dr. Ir. Suhardjono, MPd., Dipl.HE Oleh : FAUZIYAH NUSTYANI 135060400111036 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK

Upload: fauziyah-nustyani-santossa-ii

Post on 06-Feb-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

COVER MAKALAH

TRANSCRIPT

Page 1: Cover MAKALAH

REKLAMASI RAWAUntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ReklamasiDosen : Prof. Dr. Ir. Suhardjono, MPd., Dipl.HE

Oleh :FAUZIYAH NUSTYANI

135060400111036

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

MALANG2015

Page 2: Cover MAKALAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas paper

Reklamasi Rawa. Paper ini dibuat sebagai tugas yang harus ditempuh oleh

Mahasiswa Jurusan Pengairan Fakultas Teknik serta dapat lebih mengenal dan

mengetahui permasalahan pangan dan ketersediaan lahan. Paper ini telah dibuat

secara cermat. Namun demikian penyusun menyadari masih banyak kekurangan dari

laporan yang telah kami susun. Oleh karena itu, kami mengharap masukan untuk

memperbaiki kekurangan laporan kami selanjutnya.

Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Suhardjono, MPd., Dipl.HE, teman-teman teknik

pengairan angkatan 2013 serta semua pihak yang telah membantu dalam proses

penyusunan paper ini. Akhirnya dengan rendah hati kami mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun guna perbaikan paper ini. Semoga papaer ini dapat

bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

Malang, Maret 2015

Penyusun

Page 3: Cover MAKALAH

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Pangan Indonesia...........................................................

2.1.1 Permasalahan Pangan Indonesia.............................................

2.2 Reklamasi Rawa...............................................................................

2.2.2 Reklamasi Rawa untuk Pertanian...........................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: Cover MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

Jumlah penduduk Indonesia terhitung 31 Desember 2010 mencapai 259.940.857.

Jumlah ini terdiri atas 132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan (Robert

Adhi : kompas.com). Dari jumlah tersebut, hampir seluruh penduduk Indonesia

bergantung pada beras sebagai makanan pokok. Kondisi ini mengharuskan

ketersediaan beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, lahan sawah

banyak yang beralih fungsi. Maka perlu adanya upaya melalui perluasan lahan

(ekstensifikasi) agar dapat mempertahankan produksi pangan.

Indonesia merupakan negara agraris, penduduknya mayoritas mengandalkan

penghasilan dari sektor pertanian. Dengan meningkatnya kebutuhan pangan dan lahan

baik untuk pemukiman maupun untuk pertanian lahan rawa bisa menjadi sumber

alternatif untuk dikembangkan. Pemanfaatan lahan rawa untuk lahan pertanian dapat

menjadi alternatif ekstensifikasi yang cukup bagus karena ketersediannya yang cukup

luas. Menurut Alihamsyah (2004) dalam Besri Nasrul (2010), luas lahan rawa di

Indonesia diperkirakan sebesar 33,4 juta ha, terdiri atas lahan rawa pasang surut

sekitar 20,2 juta ha dan lahan non pasang surut atau lebak 13,3 juta ha. Lahan rawa

memiliki potensi besar untuk dijadikan pilihan pengembangan area produksi

pertanian kedepan, terutama untuk mengimbangi alih fungsi lahan subur maupun

Page 5: Cover MAKALAH

peningkatan permintaan produksi, termasuk ketahanan pangan dan

pengembangan agribisnis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan beberapa

rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini:

1. Apa itu reklamasi ?

2. Apa saja peran reklamasi rawa ?

3. Bagaimana permasalahan pangan dengan kegiatan reklamasi rawa untuk

budidaya persawahan ?

4. Bagaimana permasalahan kebutuhan dengaan pengadaan pangan ?

Page 6: Cover MAKALAH

BAB II

PEMBAHASAN

2.3 Kebutuhan Pangan Indonesia

Pada saat ini Indonesia menghadapi beberapa persoalan, persoalan penduduk

salah satunya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah

penduduk terbesar di dunia. Persoalan penduduk akan terus menjadi persoalan utama

karena akan menyangkut persoalan lainnya seperti pangan. Jumlah penduduk yang

semakin meningkat akan berbanding lurus dengan kebutuhan pangan yang semakin

meningkat. Dengan meningkatnya kebutuhan pangan seharusnya produksi pangan

juga ikut meningkat. Tapi sebaliknya, sebagai negara agraris dan mempunyai

kekayaan akan hasil alam yang melimpah. Indonesia belum mampu memenuhi

kebutuhan pangan dalam negeri dan pemerintah masih harus mengimpor dari negara

lain. "Impor produk-produk pangan Indonesia setiap tahun makin tidak terbendung

dan sudah pada tahap kronis. Hampir 65 persen dari semua kebutuhan pangan di

dalam negeri kini dipenuhi dari impor," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan

Industri Indonesia (Kadin) Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir

Mansyur (industri.bisnis.com : 2012).

Untuk mencapai kondisi pangan yang mencukupi. Indonesia harus dapat

mengurangi ketergantungannya terhadap impor, yang salah satunya yaitu melalui

upaya pencetakan sawah baru ataupun melalui pencapaian swasembada pangan,

khususnya beras yang merupakan bahan pokok yang sangat penting. Ketergantungan

Page 7: Cover MAKALAH

bangsa Indonesia terhadap beras dipengaruhi oleh budaya dimana padi merupakan

tanaman asli Asia. Oleh karena itu, swasembada pangan (swasembada beras) harus

terwujud seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dalam rangka

mencapai ketahanan pangan nasional. Berikut tabel Produksi dan Konsumsi Beras

Nasional :

Sumber : Rubrik Edukasi Fiskal “Kedaulatan Pangan dan Kecakupan Pangan”

Tabel Luas Panen Produktivitas Produksi Tanaman Padi di Indonesia

Provinsi Jenis Tanaman Tahun Luas Panen(Ha) Produktivitas(Ku/Ha) Produksi(Ton)Indonesia Padi 2000 11793475 44.01 51898852Indonesia Padi 2001 11499997 43.88 50460782Indonesia Padi 2002 11521166 44.69 51489694Indonesia Padi 2003 11488034 45.38 52137604Indonesia Padi 2004 11922974 45.36 54088468Indonesia Padi 2005 11839060 45.74 54151097Indonesia Padi 2006 11786430 46.2 54454937Indonesia Padi 2007 12147637 47.05 57157435Indonesia Padi 2008 12327425 48.94 60325925Indonesia Padi 2009 12883576 49.99 64398890Indonesia Padi 2010 13253450 50.15 66469394Indonesia Padi 2011 13203643 49.8 65756904Indonesia Padi 2012 13445524 51.36 69056126Indonesia Padi 2013 13835252 51.52 71279709

Sumber : Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id/)

Page 8: Cover MAKALAH

Jika dilihat dari tabel di atas, produksi beras lebih sedikit dibandingkan

dengan konsumsi beras. Seharusnya konsumsi beras berbanding lurus dengan

produksi. Kurangnya lahan pertanian menjadi salah satu penyebab berkurangnya

produksi beras.

Karena pada saat ini banyak lahan yang beralih fungsi. Ditjen Bina Produksi

Tanaman Pangan, Deptan (2003) dalam Mawardi (2006:206), mengungkapkan bahwa

pada tahun 1997 luas lahan sawah sekitar 6,5 juta ha, sedangkan pada tahun 2000

menjadi 7,8 ha. Berarti dalam waktu 3 tahun telah terjadi penyusutan sekitar 0,7 juta

ha. Hilangnya lahan pertanian akan menambah jumlah angka kemiskinan karena

petani kehilangan pekerjaannya. Selain itu harga produksi pertanian semakin rendah

akibatnya akan mempercepat alih fungsi lahan.

2.1.1 Permasalahan Pangan di Indonesia

Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang

lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup

seseorang dapat terjamin. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

dulu hingga sekarang masih terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagia

petani atau bercocok tanam. Luas lahan pertanianpun tidak diragukan lagi. Pangan

merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya,

pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup

seseorang dapat terjamin. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

Page 9: Cover MAKALAH

dulu hingga sekarang masih terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagia

petani atau bercocok tanam. Luas lahan pertanianpun tidak diragukan lagi.

Pada dasarnya, permasalahan ketahanan pangan di Indonesia sebenarnya tidak

perlu menjadi masalah. Karena Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan yang

sangat banyak dan subur. Namun, yang terjadi adalah ketahanan pangan di Indonesia

saat ini menjadi masalah serius. Ada banyak faktor, misalnya karena konversi lahan

pertanian yang tinggi dan tingkat pertumbuhan penduduk yang hampir tidak

terkendali. Kemajuan tingkat jumlah penduduk Indonesia yang pesat sepertinya tidak

diimbangi dengan sarana dan prasaran yang membantu. Melihat pada kondisi global

misalnya, banyaknya jumlah penduduk sekarang juga menjadi masalah. Jumlah yang

sangat besar ini sepertinya tidak diimbangi dengan kemampuan lahan pertanian di

indoensia. Konversi besar-besaran lahan pertanian ke non pertanian menambah buruk

kondisi pangan di Indonesia. Misalnya seperti mengkonversi lahan pertanian menjadi

lahan pemukiman yang akhirnya menjadikan lahan pertanian semakin sempit. Lambat

laun kesulitan pangan mulai dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat

miskinpun menjadi semakin merasakan kesulitan akibat adanya masalah ketahanan

pangan.

Selain masalah besarnya populasi dan semakin sempitnya lahan pertanian,

setidaknya ada beberapa masalah ketahanan pangan yang dihadapi oleh Indonesia,

antara lain: masalah sistem yang belum terintegrasi dengan baik, kesulitan untuk

meningkatkan sejumlah komoditi unggulan pertanian, sistem cadangan dan distribusi

serta rantai pasokan dan logistik nasional yang belum efisien, mahalnya ongkos

Page 10: Cover MAKALAH

transportasi, sering ditemuinya kasus kekurangan produksi di sejumlah daerah, dan

masalah stabilitas harga. Pada dasarnya masalah ketahanan pangan ini  merupakan

masalah nasional yang perlu diperhatikan secara menyeluruh ( Sania :

mutosagala.wordpress.com ).

2.2 Reklamasi Rawa

Reklamasi merupakan suatu proses dan tindakan membudidayakan daerah-

daerah yang masih belum dimanfaatkan. Salah satu contoh adalah rawa, baik rawa

pasang surut (pasut) maupun rawa lebak agar memberikan manfaat bagi manusia.

Menurut PP RI No. 27 Tahun 1991, Pasal 1, Ayat 1, Rawa adalah lahan genangan air

secara alamiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase alamiah

yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara phisik, kimiawi, dan biologis.

Rawa juga merupakan pertemuan ekosistim antara dataran tinggi/pegunungan dengan

ekosistem pesisir/pantai.

Menurut Suhardjono dkk ( 2010 : 3 ), Reklamasi rawa adalah upaya

meningkatnya fungsi dan pemanfaatan rawa untuk kepentingan masyarakat luas.

Reklamasi daerah rawa juga merupakan salah satu bentuk ekstensifikasi pertanian.

Reklamasi lahan rawa juga merupakan suatu upaya pemanfaatan, perbaikan dan

peningkatan kualitas kesuburan lahan pertanian melalui penerapan teknologi.

Kegiatan reklamasi lahan meliputi beberapa kegiatan antara lain reklamasi lahan

sawah berkadar bahan organik rendah, reklamasi lahan kering berkadar bahan

organik. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 64 Tahun 1993 Tentang :

Reklamasi Rawa Penyelenggaraan reklamasi rawa bertujuan untuk mencapai

Page 11: Cover MAKALAH

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui penyiapan prasarana dan sarana bagi

keperluan lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, perikanan, industri, dan

perhubungan serta pariwisata.

Kegiatan reklamasi rawa juga bertujuan untuk:

a. Meningkatkan fungsi dan pemanfaatan rawa melalui tata air untuk

kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat.

b. Memperbaiki ekosistem lahan rawa melalui perbaikan infrastruktur dan

penyediaan sarana produksi dalam rangka peningkatan perluasan areal tanam

dan peningkatan produktivitas lahan.

c. Mencapai terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui penyiapan

prasarana dan sarana bagi keperluan lahan pemukiman, pertanian,

perkebunan, perikanan, industri, danperhubungan, serta pariwisata.

d. Melestarikan rawa sebagai sumber daya air, mendukung produktivitas lahan

dalam rangka meningkatkan produksi pangan, dan mendukung

pengembangan wilayah berbasis pertanian

2.2.1 Reklamasi Rawa untuk Pertanian

Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Selama beberapa tahun

kedepan bangsa Indonesia masih dihadapkan pada masalah pangan dan ketersediaan

lahan produksi . Permasalahan utama pangan adalah bagaimana meningkatkan

kapasitas produksi nasional agar kebutuhan pangan terpenuhi. Sedangkan masalah

lahan produksi adalah bagaimana cara mengolah lahan yang tidak begitu bermanfaat

menjadi bermanfaat dan menghasilkan suatu produksi. Jika lahan produksi semakin

Page 12: Cover MAKALAH

berkurang secara otomatis produksi pangan semakin menurun sehingga kebutuhan

konsumen tidak mencukupi.

Menurut Adimiharja et al. (1999) dalam Wayan (2005 : 141), untuk

memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras, diperlukan tambahan areal sawah

tidak kurang dari 20.000 ha lebih per tahunnya. Hal ini akan sulit terpenuhi apabila

hanya mengandalkan produksi padi di lahan sawah beririgasi. Selain arealnya

berkurang akibat alih fungsi lahan, produksivitasnya juga semakin sulit ditingkatkan.

Apalagi jika kita lihat fungsi sawah-sawah di perkotaan sudah beralih fungsi menjadi

pemukiman. Semakin hari semakin berkurang produksi padi di negara ini.

Di zaman globalisasi ini pertumbuhan ekonomi semakin pesat. Jika

dibandingkan daerah lain pertumbuhan ekonomi di pulau jawa berkembang dengan

pesat. Sehingga lahan pertanian semakin terganggu karena tidak dapat bersaing

dengan sekitarnya. Hal ini bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya alih fungsi lahan

dari yang tadinya lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian. Menurut Nasoetion

(1994) dalam Wayan (2005 : 141), setiap tahunnya tidak lebih dari 30.000 ha hingga

50.000 ha sawah telah beralih fungsi ke nonpertanian.

Menurut Suryo (1995) dalam Wayan (2005 : 142), konstribusi pulau Jawa

terhadap produksi pangan nasional khususnya beras kurang dari 60% terhadap total

produksi nasional. Tingkat ketergantungan ini cukup riskan karena skala pertanian di

Jawa relatif sempit, sehingga efisiensi usaha sulit untuk ditingkatkan. Tekanan

ekonomi yang terus berlanjut telah memicu terjadinya alih fungsi lahan, serta

terjadinya gejala penurunan kualitas lahan yang mengakibatkan menurunnya

produksifitas. Untuk mengatasi masalah ini, program intensifikasi maupun

Page 13: Cover MAKALAH

ekstensifikasi akan mengalami hambatan bila tidak ditangani secara serius dan

berkelanjutan. Untuk menghadapi masalah terdebut, salah satu alternatif yang perlu di

utamakan adalah pemanfaatan lahan rawa. Jika dilihat dari sejarah lahan ini telah

dimanfaatkan sejak dulu oleh penduduk lokal. Berbagai penelitian juga telah

dilakukan oleh Dinas Pertanian, Universitas, dan pihak lain, guna memanfaatkan

lahan ini menjadi lebih optimal. Menurut Manwan et al. (1992) dan Ismail et al

(1993), dalam Wayan (2005 : 142) dengan pengelolaan yang tepat, lahan rawa dapat

dijadikan sumber pertumbuhan pertanian yang produktif.

Pengembangan pertanian lahan rawa merupakan langkah yang baik terhadap

peningkatan produksi pertanian yang makin kompleks. Dengan pengelolaan yang

tepat melalui penerapan iptek yang benar, lahan rawa memiliki prospek besar untuk

dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif terutama dalam rangka pelestarian

swasembada pangan. Di samping memiliki prospek yang baik, pengembangan lahan

rawa untuk pertanian juga mempunyai berbagai kendala. Untuk menjamin

pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam, pengembangan pertanian lahan rawa

dalam suatu kawasan luas, memerlukan perencanaan dan penanganan yang cermat

dan hati-hati. Kekeliruan dalam membuka dan mengelola lahan ini membutuhkan

biaya besar untuk merehabilitasinya dan sulit untuk memulihkan kondisi seperti

semula (Widjaja-Adhi et al. 1992) dalam Suriadikarta dkk (2007:115). Sampai saat

ini pemanfaatan lahan rawa sebagai lahan pertanian di Indonesia masih cukup

terbatas. Sehingga perkembangan lahan rawa ke depannya cukup besar sebagai

perkembangan pertanian.

Page 14: Cover MAKALAH

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indonesia sebagai negara agraris, sebagian penuduk mengandalkan sektor

pertanian sebagai tumpuan hidup. Indonesia seharusnya mampu memenuhi kebutuhan

pangan dalam negeri. Namun dalam kenyataannya bangsa ini masih belum mampu

memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Indonesia masih mengimpor kebutuhan

pangan dari negara lain. Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah penduduk

yang belum diimbangi dengan peningkatan produksi pertanian.

Masalah utama yang dihadapi di sektor pertanian diantaranya, banyak lahan

produktif yang beralih fungsi. Jika lahan produktif semakin berkurang secara

otomatis produksi pangan semakin menurun sehingga kebutuhan konsumen tidak

mencukupi. Sebagai negara agraris yang mayoritas bekerja pada sektor pertanian,

rawa dapat menjadi salah satu solusi. Dengan adanya reklamasi rawa, rawa bisa

bermanfaat untuk mendukung produktivitas lahan sehingga meningkatkan produksi

pangan, dan mendukung pengembangan wilayah pertanian. Sampai saat ini

pemanfaatan lahan rawa sebagai lahan pertanian di Indonesia masih cukup terbatas.

Sehingga perkembangan lahan rawa ke depannya cukup besar sebagai perkembangan

pertanian.

Page 15: Cover MAKALAH

DAFTAR PUSTAKA

1. Suhardjono, dkk. 2010. Reklamsi Daerah Rawa Untuk Perkembangan Persawahan.

Malang: Citra Malang.

2. Mawardi, I. (2006). ‘Kajian Pembentukan Kelembagaan untuk Pengendalian

Konversi dan Pengembangan Peran Lahan dan Fungsinya ’, Jurnal Teknik

Lingkungan. Volume 7 No.2, Mei, hlm. 206-211.

3. Sudana, W. (2005). ‘Potensi dan Prospek Lahan Rawa Sebagai Sumber Produksi

Pertanian’, Jurnal Pertanian. Volume 3 No.2, Juni, hlm. 141-145.

4. Suriadikarta, D dan Sutriadi, T. (2007). ‘JENIS-JENIS LAHAN BERPOTENSI

UNTUK PENGEMBANGAN PERTANIAN DI LAHAN RAWA’. Jurnal Litbang

Pertanian. Volume 26 No.3, hlm 115 – 122.

5. Besri, N. (2010). ‘PENYEBARAN DAN POTENSI LAHAN GAMBUT DI

KABUPATEN BENGKALIS UNTUK PENGEMBANGAN PERTANIAN’.

Jurnal Agroteknologi. Volume 1 No.1 , Edisi Agustus, hlm 1-7.

6. Robert (2012). IMPOR PANGAN: 65% Kebutuhan Pangan Dari Impor.

http://industri.bisnis.com/read/20120905/99/93954/impor-pangan-65-percent-

kebutuhan-pangan-dari-impor. ( 07 Maret 2015).

7. Penjelasan PP RI No. 27 Tahun 1991, Pasal 1, Ayat 1

8. http://pustaka.pu.go.id/files/pdf/KT-Tu-00715-1114200713755.pdf . ( 04 Maret

2015).

9. Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id/) (06 Maret 2015

10. Syahrir, F. Rubrik Edukasi Fiskal “Kedaulatan Pangan dan Kecukupan

Pangan”.

11. http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_Kedaulatan

%20Pangan%20dan%20Kecukupan%20Pangan.pdf ( 05 Maret 2015 )

12. https://ilmugizi2b.wordpress.com/permasalahan-pangan/ ( 05 Maret 2015 )

Page 16: Cover MAKALAH

LAMPIRAN

Page 17: Cover MAKALAH

Tabel Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi Seluruh Provinsi

Provinsi Jenis Tanaman Tahun Luas Panen(Ha) Produktivitas(Ku/Ha) Produksi(Ton)Indonesia Padi 2014 13768319 51.28 70607231

Aceh Padi 2014 388944 48.52 1887137Sumatera Utara Padi 2014 713254 50.54 3604602Sumatera barat Padi 2014 498983 50.07 2498508

Riau Padi 2014 98932 36.01 356281Jambi Padi 2014 149291 45.19 674679

Sumatera Selatan Padi 2014 790693 44.24 3497917Bengkulu Padi 2014 148715 40.43 601293Lampung Padi 2014 649965 51.08 3320293

Bangka Belitung Padi 2014 10673 24.11 25734Kepulauan Riau Padi 2014 388 36.65 1422

DKI Jakarta Padi 2014 1360 54.74 7445Jawa Barat Padi 2014 1966241 58.93 11587631

Jawa Tengah Padi 2014 1794539 53.7 9636967DI Yogyakarta Padi 2014 152865 57.61 880711

Jawa Timur Padi 2014 2056192 59.86 12307704Banten Padi 2014 382646 52.84 2021913

Bali Padi 2014 143676 60.2 864920Nusa Tenggara Barat Padi 2014 430235 48.35 2080205Nusa Tenggara Timur Padi 2014 246593 33.48 825513

Kalimantan Barat Padi 2014 473353 31 1467340Kalimantan Tengah Padi 2014 246085 34.66 853029Kalimantan Selatan Padi 2014 497104 42.39 2107028Kalimantan Timur Padi 2014 101387 42.67 432606Kalimantan Utara Padi 2014 32381 36.1 116887Sulawesi Utara Padi 2014 132643 48.95 649350

Sulawesi Tengah Padi 2014 222977 46.67 1040682Sulawesi Selatan Padi 2014 1052565 51.92 5464972

Sulawesi Tenggara Padi 2014 136024 46.72 635565Gorontalo Padi 2014 63477 49.18 312189

Sulawesi Barat Padi 2014 93280 49.46 461390Maluku Padi 2014 23007 43.35 99740

Maluku Utara Padi 2014 19691 36.83 72521Papua Barat Padi 2014 6825 39.97 27277

Papua Padi 2014 43335 42.87 185780Sumber : Badan Pusat Statistik

Page 18: Cover MAKALAH

1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010

Aceh 2.93 2.72 1.46 2.36Sumatera Utara 2.60 2.06 1.32 1.10Sumatera Barat 2.21 1.62 0.63 1.34Riau 3.11 4.30 4.35 3.58Jambi 4.07 3.40 1.84 2.56Sumatera Selatan 3.32 3.15 2.39 1.85Bengkulu 4.39 4.38 2.97 1.67Lampung 5.77 2.67 1.17 1.24Kepulauan Bangka Belitung - - 0.97 3.14Kepulauan Riau - - - 4.95DKI Jakarta 3.93 2.42 0.17 1.41Jawa Barat 2.66 2.57 2.03 1.90Jawa Tengah 1.64 1.18 0.94 0.37DI Yogyakarta 1.10 0.57 0.72 1.04Jawa Timur 1.49 1.08 0.70 0.76Banten - - 3.21 2.78Bali 1.69 1.18 1.31 2.15Nusa Tenggara Barat 2.36 2.15 1.82 1.17Nusa Tenggara Timur 1.95 1.79 1.64 2.07Kalimantan Barat 2.31 2.65 2.29 0.91Kalimantan Tengah 3.43 3.88 2.99 1.79Kalimantan Selatan 2.16 2.32 1.45 1.99Kalimantan Timur 5.73 4.42 2.81 3.81Sulawesi Utara 2.31 1.60 1.33 1.28Sulawesi Tengah 3.86 2.87 2.57 1.95Sulawesi Selatan 1.74 1.42 1.49 1.17Sulawesi Tenggara 3.09 3.66 3.15 2.08Gorontalo - - 1.59 2.26Sulawesi Barat - - - 2.68Maluku 2.88 2.79 0.08 2.80Maluku Utara - - 0.48 2.47Papua Barat - - - 3.71Papua 2.67 3.46 3.22 5.39INDONESIA 2.31 1.98 1.49 1.49

Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi

ProvinsiLaju Pertumbuhan Penduduk per Tahun

Catatan : Tidak Termasuk Timor TimurSumber : Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995

Page 19: Cover MAKALAH

Jenis Bahan Makanan Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Beras lokal/ketan kg 1.740 1.797 1.755 1.733 1.721 1.675 1.642

Jagung basah dengan kulit kg 0.046 0.024 0.012 0.018 0.012 0.011 0.011

Jagung pocelan/pipilan kg 0.060 0.044 0.035 0.030 0.023 0.029 0.025

Ketela pohon kg 0.134 0.147 0.106 0.097 0.111 0.069 0.067

Ketela rambat kg 0.046 0.051 0.043 0.044 0.055 0.045 0.045

Gaplek kg 0.005 0.005 0.001 0.001 0.002 0.002 0.001

Ikan dan udang segar 1 kg 0.260 0.263 0.249 0.271 0.282 0.259 0.263

Ikan dan udang diawetkan ons 0.523 0.537 0.462 0.451 0.486 0.471 0.431

Daging sapi/kerbau kg 0.008 0.007 0.006 0.007 0.009 0.007 0.005

Daging ayam ras/kampung kg 0.079 0.073 0.069 0.080 0.083 0.076 0.078

Telur ayam ras/kampung 2 kg 0.122 0.115 0.116 0.200 0.199 0.178 0.169

Telur itik/manila/asin butir 0.093 0.088 0.082 0.077 0.080 0.068 0.055

Susu kental manis (397 gr) 0.068 0.061 0.058 0.064 0.063 0.052 0.058

Susu bubuk kaleng manis kg 0.026 0.025 0.023 0.023 0.040 0.018 0.025

Bawang merah ons 0.578 0.526 0.484 0.485 0.453 0.530 0.396

Bawang putih ons 0.291 0.329 0.259 0.260 0.259 0.307 0.231

Cabe merah ons 0.282 0.297 0.292 0.293 0.287 0.317 0.273

Cabe rawit ons 0.291 0.277 0.247 0.249 0.232 0.269 0.244

Kacang kedelai kg 0.002 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001

Tahu kg 0.163 0.137 0.135 0.134 0.142 0.134 0.135

Tempe kg 0.153 0.139 0.135 0.133 0.140 0.136 0.136

Minyak kelapa/jagung/goreng lainnya liter 0.198 0.196 0.189 0.195 0.195 0.205 0.197

Kelapa butir 0.216 0.184 0.166 0.159 0.143 0.133 0.117

Gula pasir ons 1.654 1.617 1.516 1.475 1.416 1.242 1.275

Gula merah ons 0.209 0.188 0.152 0.142 0.139 0.102 0.105

Konsumsi Rata

‑Rata per Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan Penting, 2007-2013

Catatan:1 Ikan segar meliputi ikan darat, laut, dan udang2 Satu butir telur ayam kampung diperkirakan beratnya sebesar 0,05 kg

Diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Triwulan I, BPS

BIODATA PENULIS

Nama : FAUZIYAH NUSTYANI

NIM : 135060400111036

Tempat Lahir : Bandung

Asal Sekolah : SMA Negeri 5 Cimahi