cover depan gokart fix

149

Click here to load reader

Upload: triesno-agung-putro-leksono

Post on 19-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • 1

    RANCANG BANGUN GOKART

    DENGAN PENGGERAK MOTOR BAKAR BENSIN 5.5 HP

    TUGAS AKHIR

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk Melengkapi Syarat Akhir Studi

    dan Memperoleh Sebutan Ahli Madya

    Program Studi Teknik Mesin

    Jurusan Teknik Mesin

    Disusun Oleh:

    Adjie Wahyu Sasongko NIM 3.21.05.2.02

    Chatur Aji Siswoyo NIM 3.21.05.2.07

    Gita Purna Sarjana NIM 3.21.05.2.09

    Risky Wijaya Yoga Pratama NIM 3.21.05.2.19

    POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

    2008

  • 2

    HALAMAN PERSETUJUAN

    RANCANG BANGUN GOKART

    DENGAN PENGGERAK MOTOR BAKAR BENSIN 5.5 HP

    Oleh:

    Adjie Wahyu Sasongko NIM 3.21.05.2.02

    Chatur Aji Siswoyo NIM 3.21.05.2.07

    Gita Purna Sarjana NIM 3.21.05.2.09

    Risky Wijaya Yoga Pratama NIM 3.21.05.2.19

    Menyetujui

    Pembimbing

    1. Joko Widodo,ST Pembimbing I (..)

    NIP 131 411 018

    2. R.Suharto,ST Pembimbing II (..)

    NIP 131 406 228

  • 3

    HALAMAN PENGESAHAN

    RANCANG BANGUN GOKART

    DENGAN PENGGERAK MOTOR BAKAR BENSIN 5.5 HP

    Oleh:

    Adjie Wahyu Sasongko NIM 3.21.05.2.02

    Chatur Aji Siswoyo NIM 3.21.05.2.07

    Gita Purna Sarjana NIM 3.21.05.2.09

    Risky Wijaya Yoga Pratama NIM 3.21.05.2.19

    Tugas Akhir ini diuji dan disahkan oleh penguji pada:

    Hari :

    Tanggal : September 2008

    1. Ketua Penguji Joko Widodo,ST

    NIP : 131 411 018

    (.)

    2. Sekretaris Penguji Sugeng Iriyanto, Drs,M.Pd

    NIP : 130 938 140

    (.)

    3. Penguji I Bambang Kuswanto, Drs,SST

    NIP : 131 411 026

    (.)

    4. Penguji II Amrul,Drs

    NIP : 131 683 333

    (.)

    4. Penguji III Sugeng Haryono, Drs

    NIP : 131 621 383

    (.)

    Semarang, September 2008

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Tenik Mesin

    Politeknik Negeri Semarang

    Adhy Purnomo, ST NIP. 131 789 339

  • 4

    PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR

    Tugas akhir Ahli Madya yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia

    di perpustakaan Politeknik Negeri Semarang adalah terbuka untuk umum dengan

    ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Referensi kepustakaan

    diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan

    dengan seijin penulis dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk

    menyebutkan sumbernya.

    Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh isi tugas akhir ini

    harus seizin Pimpinan Politeknik Negeri Semarang.

    Perpustakaan yang meminjamkan tugas akhir ini untuk keperluan

    anggotanya diharapkan mengisi nama dan tanda tangan peminjam dan tanggal

    pinjam.

    Team

  • 5

    HALAMAN MOTTO

    A Satu hentakan nafas orang tuamu takkan sanggup engkau balas dengan segala usahamu

    (Imam safei)

    A .Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi

    itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan

    rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.

    (Q.S. Al Hadid: 25)

    A Jika kau mencintai seseorang jangan pernah berharap bahwa orang tersebut akan mencintaimu sebesar apa yang tlah kau berikan pada dirinya

    (Pujangga)

    A Satu Detik yang lalu tak akan pernah Kembali dan jangan pernah putus asa karena beberapa kegagalan, sebab dalan hidup anda hanya butuh satu

    keberhasilan

    (Aristoteles)

    A Sesungguhnya barang siapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia yiakan pahala orang yang berbuat

    baik

    (Qs. Yusuf : 90)

    A Ya Allah, sesungguhnya ibadahku, belajar/bekerjaku, doa serta taubatku hanyalah untuk-Mu untuk itu mohon bimbingan darimu

    (Sebuah Doa)

    A Datang bersama sama adalah permulaan, tetap bersama sama adalah kemajuan dan berkerja bersama sama adalah kesuksesan

    (Aristoteles)

  • 6

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan segala karunia yang telah Allah SWT berikan, Laporan Tugas

    Akhir ini dapat terselesaikan dan akhirnya dengan segala ungkapan terima kasih

    kami persembahkan kepada :

    Adjie Wahyu Sasongko

    Tugas akhir ini kami persembahkan untuk :

    1. Allah SWT atas karunia dan anugrahNYA

    2. Ayah dan Ibunda serta adik tercinta atas doa dan pengorbanannya selama ini

    3. Dosen Pembimbing Bpk. Joko Widodo, ST dan Bpk.R.Suharto, ST serta staf

    dosen dosen pengajar yang senantiasa memberikan ilmu dan bimbingannya

    dalam mengerjakan tugas akhir ini.

    4. Bapak Mudjoko and all crew bengkel ACW Klipang Semarang.

    5. Teman-teman seperjuangan ex Me 1C,2C,3D dan teman-teman seperjuangan

    TA Gita, Chatur, dan Risky.

    6. Buat kekasihku ( Ratih ) yang memberi Support kepadaku.

    7. Buat teman-teman yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

    Chatur Aji Siswoyo

    Tugas akhir ini kami persembahkan untuk :

    8. Allah SWT atas karunia dan anugrahNYA

    9. Ayah dan Ibunda tercinta atas doa dan pengorbanannya selama ini

    10. Dosen Pembimbing Bpk. Joko Widodo, ST dan Bpk.R.Suharto, ST serta staf

    dosen dosen pengajar yang senantiasa memberikan ilmu dan bimbingannya

    dalam mengerjakan tugas akhir ini.

    11. Bapak Mudjoko and all crew bengkel ACW Klipang Semarang.

    12. Teman-teman seperjuangan ex Me 1C,2C,3A dan teman-teman seperjuangan

    TA Adjie, Gita dan Risky.

    13. Buat kekasihku ( Tiwie ) yang telah menemaniku setiap suka dan duka.

    14. Buat teman-teman yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

  • 7

    Gita Purna Sarjana

    Tugas akhir ini kami persembahkan untuk :

    1. Allah SWT karena rahmat dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan TA ini

    2. Ayah dan Ibunda tercinta atas doa dan pengorbanannya selama ini

    3. Dosen Pembimbing Bpk. Joko Widodo, ST dan Bpk.R.Suharto, ST serta staf

    dosen dosen pengajar yang senantiasa memberikan ilmu dan bimbingannya

    dalam mengerjakan tugas akhir ini.

    4. All my brother and sister makasih atas segala bantuannya.

    5. Bapak Mudjoko and all crew bengkel ACW Klipang Semarang.

    6. Teman-teman seperjuangan Adjie, Chatur dan Risky.

    7. Teman teman seperjuangan kelas ex ME 1C, 2C, 3A. Yang senantiasa

    memberikan dukungan dalam membantu tugas akhir ini.

    8. Buat Istriku tercinta ( Oneng ) yang selalu membahagiakan diriku.

    9. Buat anakku (Ratu ) tercinta yang selalu di hatiku.

    10. Buat teman-teman yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

    Risky Wijaya Yoga Pratama

    Tugas akhir ini kami persembahkan untuk :

    15. Allah SWT atas karunia dan anugrahNYA

    16. Ayah dan Ibunda tercinta atas doa dan pengorbanannya selama ini

    17. Dosen Pembimbing Bpk. Joko Widodo, ST dan Bpk.R.Suharto, ST serta staf

    dosen dosen pengajar yang senantiasa memberikan ilmu dan bimbingannya

    dalam mengerjakan tugas akhir ini.

    18. Buat Istriku Tercinta ( Roro ) dan Anakku ( Nasya )

    19. Bapak Mudjoko and all crew bengkel ACW Klipang Semarang.

    20. Teman-teman seperjuangan ex Me 1C,2C,3D dan teman-teman seperjuangan

    TA Adjie, Gita, dan Chatur.

    21. Buat teman-teman yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu

  • 8

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat

    karya yang pernah diajukan untuk memperoleh sebutan keahlian di sebuah

    perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan kami tidak terdapat karya atau

    pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

    tertulis diacu dalam naskah / karya Tugas Akhir ini dan disebutkan dalam daftar

    pustaka

    Semarang, September 2008

    Yang Menyatakan,

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    Adjie Wahyu Sasongko Chatur Aji Siswoyo

    NIM. 3.21.05.2.02 NIM. 3.21.05.2.07

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    Gita Purna Sarjana Risky Wijaya Yoga Pratama

    NIM. 3.21.05.2.09 NIM. 3.21.05.2.19

  • 9

    ABSTRAK

    Gokart dibuat untuk olahraga otomotif bagi mahasiswa Jurusan Teknik Mesin

    khususnya dan mahasiswa Politeknik Negeri Semarang pada umumnya. Mesin

    gokart yang digunakan adalah mesin statik berkapasitas 160 cc dan berdaya

    maksimum 5,5 HP dengan sistem kopling sentrifugal, ketinggian rangka 5 cm dari

    tanah. Kinerja gokart telah diuji dengan parameter operasi sebagai berikut :

    Kecepatan rata rata dan percepatan yang diperlukan untuk menempuh jarak

    100 m dengan kecepatan awal 0 ( nol ) adalah sebesar :Vrata rata = 15,883 m/s =

    57,1788 km/jam, arata rata = 1,254 m/s2. Jarak pengereman rata- rata dan

    perlambatan rata rata yang diperlukan untuk pengereman dengan kecepatan

    awal 11,111 m/s adalah sebesar : Srata rata = 23,13 m , arata rata = - 7,05 m/s2

    dan hasil pengujian perilaku belok diketahui bahwa gokart mengalami oversteer,

    hasil pengujian kekuatan rangka diketahui gokart mengalami defleksi pada

    rangka, disarankan bobot pengemudi maksimum 75 kg.

    KATA KUNCI

    Gokart, mesin statik 5,5 HP, kopling sentrifugal

  • 10

    ABSTRACT

    Gokart in production for automotive sport divide university student Technical

    Engineering majors specially and university student at Polytechnic of Semarang

    generally. Machine of Gokart which is used in this final duty is static engine with

    capacities 160 cc and maximal energy is 5.5 HP with centrifugal coupling system,

    high frame 5 cm for ground. Performance of Gokart have been tested with the

    following operation parameter : Average speed and needed to acceleration pass

    through over 100 m with initial velocity 0 is equal to : Vrata rata : 15,883 m/s =

    57,1788 km/jam, arata rata : 1,254 m/s2. The average distance of braking and

    average deceleration is : Srata-rata : 23,13 m, arata rata : - 7,05 m/s2 and result of

    examination pulley is found out is oversteer, the result examination of frame

    strength is found out a deflection in the frame, on suggestion weight driver

    maximal 75 kg.

    KEYWORD

    Gokart, static machine 5,5 HP, centrifugal coupling

  • 11

    PRAKATA

    Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat serta hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir

    dengan judul RANCANG BANGUN GOKART DENGAN PENGGERAK

    MOTOR BAKAR BENSIN 5.5 HP

    Tugas akhir ini disusun sebagai syarat akhir studi dan memperoleh sebutan

    Ahli Madya Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin.

    Dalam penyusunan tugas akhir ini, kami banyak bantuan dari berbagai

    pihak

    Oleh karena itu, pada kesmpatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima

    kasih yang tulus kepada :

    1. Bapak Joko Widodo, ST selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu

    dan pikirannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

    2. Bapak R.Suharto, ST selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

    pikirannya dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

    3. Bapak dosen Tim penguji, yang telah menguji Tugas Akhir ini.

    4. Orang tua dan saudara tercinta kami, yang senantiasa memanjatkan doa untuk

    anaknya supaya berhasil dalam menempuh pendidikan.

    5. Teman-Teman seperjuangan kelas ME3A, 3B, 3C, 3D dan rekan-rekan

    dilingkungan kampus Politeknik Negeri Semarang khususnya Program Studi

    Teknik Mesin angkatan 2005.

    6. Pihak-pihak lain yang tidak sempat kami sebutkan satu persatu yang telah

    membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir kami.

    Kami menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak

    kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami

    harapkan. Semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi

    pembaca pada umumnya untuk menambah wawasan.

    Semarang, September 2008

    Team

  • 12

    DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .. i

    HALAMAN PERSETUJUAN ..... ii

    HALAMAN PENGESAHAN .... iii

    HALAMAN PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR ..... iv

    HALAMAN MOTTO ........v

    HALAMAN PERSEMBAHAN .......... vi

    HALAMAN PERNYATAAN ........ ix

    ABSTRAK ..... x

    ABSTRACT ....... xi

    PRAKATA .... xii

    DAFTAR ISI ....... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ..... xvii

    DAFTAR GAMBAR .............. xix

    DAFTAR TABEL ... xxi

  • 13

    BAB I PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

    Perumusan Masalah. 2

    Alasan Pemilihan Judul 2

    Penegasan Judul... 2

    Tujuan Penulisan.. 3

    Pembatasan Masalah 3

    Sumber Data / Metodologi... 4

    Sistematika Penulisan 5

    BAB II DASAR TEORI

    2.1 Teori Dasar Analisis Perancangan Frame ChassisGokart............................. 7

    2.1.1 Distribusi Beban Statis pada Frame Chassis Gokart. 8

    Beban Mesin didistrbusikan ke sisi Kanan dan Kiri Rangka...................... 8

    Beban Chassis didistribusikan ke sebelah Kanan dan Kiri

    Rangka..................... 9

    Beban Pengemudi didistribusikan ke samping Kanan dan Kiri

    Rangka..................... 9

    2.1.2 Kriteria Kegagalan Material. 11

    2.2 Performa Gokart... 11

    2.2.1 Kinerja Traksi Kendaraan.... 12

    2.2.1.1 Penentuan Posisi Titik Berat ............12

    2.2.1.2 Gaya Traksi Kendaraan.............. 14

    2.2.1.3 Kopling Sentrifugal................ 17

    2.2.1.4 Karakterristik Kinerja Laju Kendaraan. ............. 21

    2.2.2 Pengereman. 22

    2.2.2.1 Limit Pengereman.............. 23

  • 14

    2.2.3 Sistem Kemudi pada Kendaraan 23

    2.2.4 Perilaku perilaku Belok pada Kendaraan......... 24

    2.2.4.1 Perilaku Ackerman. ............ 24

    2.2.4.2 Perilaku Netral............. 25

    2.2.4.3 Perilaku Understeer............. 25

    2.3. Poros..... 27

    2.3.1 Perhitungan Diameter Poros... 27

    2.3.2 Menghitung Diameter Poros.... 27

    2.3.3 Koreksi Kekuatan Poros... 28

    2.4. Pasak........ 28

    2.5. Bantalan.......... 30

    2.5.1 Klasifikasi Bantalan Gelinding.. 30

    2.5.2 Rumus Perhitungan 32

    2.5.3 Mur dan Baut. 33

    a. Rumus Perhitungan Mur 33

    2.5.4 Rumus Perhitungan baut 34

    2.6 Rantai dan Sproket..... 35

    2.6.1 Rumus Perhitungan Sproket dan Rantai.......... ..35

    BAB III PERANCANGAN RANGKA DAN PERFORMA GOKART

    3.1 Data dan Spesifikasi Gokart. 37

    3.2 Analisa Rangka. 37

    3.2.1 Distribusi Beban Statis.. 38

  • 15

    a. Beban Mesin didistribusikan ke Sisi Kanan dan Kiri Rangka

    sebesar.............. 38

    b. Beban Chasis diditribusikan ke Sebelah Kanan dan Kiri

    Rangka................... 39

    c. Beban Pengemudi didistribusikan ke Samping Kanan dan Kiri

    Rangka.................. 40

    3.3 Perhitungan Reaksi Tumpuan pada Sumbu Roda Depan dan Belakang. 40

    3.4 Analisa Titik Berat Gokart.. 45

    3.5 Perhitungan Pada Kendaraan Berdasarkan Kapasitas Gesek.. 48

    3.5.1 Gaya Traksi Kendaraan...... 48

    3.5.2 Limit percepatan.. ...49

    3.6 Analisa Perancangan Rantai & Sproket......... 52

    3.7 Pemilihan rantai no.40 dengan spesifikasi....... 53

    3.8 Analisa Perancangan Rem.... 54

    3.9 Analisa Perencanaan Poros....... 55

    3.10 Pasak. 58

    3.11 Perencanaan Kopling Sentrifugal. 59

    3.12 Perilaku Belok pada Kendaraan 62

    3.13 Analisa Bantalan.. 64

    3.13.1 Analisa Bantalan Roda Depan... 64

    3.13.2 Analisa Bantalan Roda Belakang.. 67

  • 16

    BAB IV PROSES PEMBUATAN KOMPONEN KOMPONEN

    PENDUKUNG UTAMA DAN PERHITUNGAN BIAYA

    4.1 Proses Pembuatan.................................................................................... 70

    4.1.1 Pengerjaan Dudukkan disc Brake 73

    4.1.2 Pengerjaan Dudukkan Kursi Pengemudi. 74

    4.1.3 Pengerjaan Dudukkan Pillow block ( bantalan ). 75

    4.1.4 Pengerjaan Kaliper Rem. 75

    4.2 Perakitan Mesin....................................................................................... 76

    1. Rangka Gokart........ 77

    2. Dudukan poros belakang ( pillow block )...................................... 78

    3. Poros king pin, spindel cradle, spindel arm, dan poros................. 79

    4. Batang kemudi dan penyangga batang pengemudi........................ 80

    5. Bhusing poros pedal rem dan poros pedal gas............................... 80

    6. Poros belakang, sproket dan piringan cakram................................ 81

    7. Linkage ( terot ).............................................................................. 82

    4.3 Perhitungan Biaya..................................................................................... 82

    4.3.1 Perhitungan Biaya Bahan Baku 83

    4.3.2 Perhitungan Waktu Pemesinan. 85

    4.3.2.1 Proses Bubut (Turning)..... 85

    4.3.2.2 Proses Gurdi (Drilling)...................................................... 88

    4.3.3 Perhitungan Lamanya Pemakaian Mesin. 91

    4.3.4 Perhitungan Biaya Operator Pemesinan..................................... 92

    4.3.5 Perhitungan Biaya Perakitan dan Pengecatan............................... 92

    4.3.6 Perhitungan Total Biaya Pembuatan Mesin.................................. 93

  • 17

    BAB V PENGUJIAN DAN PERAWATAN

    5.1 Pengujian akselerasi. 94

    5.2 Pengujian Deselerasi 96

    5.3 Pengujian Perilaku Arah Kendaraan Terhadap Belokkan 98

    5.4 Pengujian Kekuatan Rangka 100

    5.5 Perawatan Mesin.. 101

    5.5.1 Teori Perawatan.... 101

    5.5.2 Perawatan Terencana... 101

    5.5.3 Perawatan Tidak Terencana............................................................. 103

    5.6 Perawatan Terencana Beberapa Komponen............................................. 103

    5.6.1 Perawatan Bantalan.. 104

    5.6.2 Perawatan Sproket............................................................................ 105

    5.6.3 Perawatan Rantai.............................................................................. 106

    5.6.4 Perawatan Rangka Gokart.. 107

    5.7 Penggantian Komponen............................................................................. 108

    5.7.1 Penggantian Mur dan Baut. 108

    5.7.2 Penggantian Bantalan..... 108

    5.7.3 Pengantian Pasak.. 109

    5.8 Mesin Hasil Rancang Bangun................................................................... 110

  • 18

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan 111

    6.2 Saran. 112

  • 19

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 01. Tabel toleransi basis lubang

    Lampiran 02. Tabel toleransi basis poros

    Lampiran 03. Jenis suaian

    Lampiran 04. Tingkat kekasaran

    Lampiran 05. Kecepatan potong mata bor

    Lampiran 06. Kekuatan bahan

    Lampiran 07. Baja karbon dan paduan

    Lampiran 08. Baja karbon

    Lampiran 09. Besi Cor

    Lampiran 10. Bronze

    Lampiran 11. ISO

    Lampiran 12. Toleransi umum

    Lampiran 13. Ulir metris

    Lampiran 14. Ulir metrik

    Lampiran 15. Ulir metrik halus

    Lampiran 16. Diameter bor untuk membuat ulir

    Lampiran 17. Ulir dalam

    Lampiran 18. Nuts, Rings, Spring, Washer

    Lampiran 19. Center drill

    Lampiran 20. Transmisi ratio calculation

    Lampiran 21. Tabel permesinan

    Lampiran 22. Tabel permesinan

    Lampiran 23. Tabel permesinan

    Lampiran 24. Tabel permesinan

  • 20

    Lampiran 25. Standart bearing

    Lampiran 26. Spesifikasi elektroda terbungkus dari baja lunak

    Lampiran 27. Rumus rumus sambungan las

    Lampiran 28. Rumus rumus sambungan las

  • 21

    DAFTAR GAMBAR

    2.1 Diagram Benda Bebas Bobot Mati.......................................................... 8

    2.2 DBB bagian C1 C2............................................................................... 8

    2.3 DBB bagian A1 A2............................................................................... 9

    2.4 DBB bagian B1 B2............................................................................... 9

    2.5 Pemodelan sederhana Rangka dudukan Mesin, Penumpang, dan

    Tangki............................................................................................................ 10

    2.6 Diagram Benda Bebas pada Pemodelan 2.5........................................... 11

    2.7 Diagram Benda Bebas kendaraan........................................................... 12

    2.8 Titik Berat Kendaraan............................................................................ 13

    2.9 Tinggi Titik Berat.................................................................................... 13

    2.10 Gaya gaya Beraksi pada Kendaraan dua Gandar............................... 14

    2.11 Kopling Sentrifugal............................................................................... 18

    2.12 Sepatu Kopling Sentrifugal................................................................... 19

    2.13 DBB Gaya Pengereman Kendaraan....................................................... 22

    2.14 Geometri Kemudi Ackerman................................................................ 24

    2.15 Geometri Kemudi Netral....................................................................... 25

    2.16 Geometri Kemudi Understeer................................................................ 26

    2.17 Pasak Benam......................................................................................... 29

    2.19 Macam-macam Bantalan Gelinding....... 31

    3.1 Diagram Benda Bebas Bobot Mati. 38

    3.2 DBB bagian C1 C2..... 38

    3.3 Analisa Titik Berat Rangka Utama Gokart dengan Program Catia 39

  • 22

    3.4 DBB bagian A1 A2 39

    3.5 DBB bagian B1 B2. 40

    3.6 DBB Pada Rangka Sebelah Kanan 41

    3.7 Diagram Bidang Gaya Geser dan Bidang Momen. 42

    3.8 Diagram Bidang Momen pada Batang 1......... 43

    3.9 Gambar Luasan Penampang............ 43

    3.10 DBB Defleksi Batang Rangka....... 44

    3.11 Titik Berat Gokart............. 45

    3.12 Analisa Titik Berat Gokart dari Samping................ 46

    3.13 Analisa Titik Berat Gokart dari Belakang.... 47

    3.14 Diagram Benda Bebas Hubungan Momen pada Poros output Mesin

    dengan Poros Belakang............... 50

    3.15 Diagram Benda bebas Gokart saat Pengereman........... 54

    3.16 Diagram Bidang Gaya Geser dan Bidang Momen... 56

    3.17 Gaya Geser Pada Pasak......... 58

    3.18 Sepatu Kopling Sentrifugal.......... 60

    3.19 Geometri Ackerman.......... 62

    3.20 Susunan Diferensial Steer dari Trapezoidal Tie Rod... 63

    3.21 Jarak Bagi antara Titik Beban dan Tumpuan.... 65

    3.22 Diagram Benda Bebas Pada Poros Belakang 68

    4.1 Rangka Utama Gokart................................................................................. 77

    4.2. Dudukan Bantalan (pillow block)............................................................... 78

    4.3. Perakitan Poros depan pada Rangka.......................................................... 79

    4.4. Perakitan Dudukan sistem Kemudi............................................................ 80

  • 23

    4.5. Perakitan Poros Pedal Gas dan Rem pada Bumper depan.......................... 80

    4.6. Perakitan Poros belakang, Gear, Bantalan dan Piringan Cakram .............. 81

    4.7 Linkage........................................................................................................ 82

    4.8 Proses Bubut Melintang.............................................................................. 86

    4.9 Proses Bubut Memanjang............................................................................ 86

    4.10 Proses Gurdi............................................................................................... 90

    5.1 Bantalan pada Poros Belakang Gokart................. 104

    5.2 Sproket.................. 105

    5.3 Rantai................ 106

    5.4 Rangka Gokart.................. 107

    5.5 Gokart Hasil Rancang Bangun................................................................. 110

  • 24

    DAFTAR TABEL

    3.1 Tabel Koefisien Adhesi Jalan........................................................................ 48

    3.2 Tabel Koefisien Tahanan Rolling................................................................. 49

    4.1 Harga Bahan Baku......... 83

    4.2 Harga Bahan Baku Standar............................................................................ 84

    4.3 Waktu Proses Pemesinan (menit)...... 90

    4.4 Tarif Sewa Mesin........................................................................................... 91

    5.1. Data Hasil Pengujian Akselerasi... 94

    5.2. Data Hasil Analisa Pengujian Akselerasi.. 95

    5.3. Data Hasil Pengujian Deselerasi 96

    5.4. Data Hasil Analisa Pengujian Deselerasi... 97

    5.5 Data Hasil Pengujian Belok Pada R Tetap. 99

    5.6 Data Hasil Pengujian Kekuatan Rangka... 100

  • 25

    DAFTAR LAMBANG

    SIMBOL SATUAN

    a : Percepatan m/s2

    A : Luas m2

    C : Konstanta elastisitas kN/m

    Cd : Koefisen drag -

    fr : Koefisien hambatan gelinding -

    F : Gaya traksi N

    Fi : Gaya tarik pada baut N

    Fb : Limit pengereman N

    Fy : Gaya cornering N

    g : Gravitasi m/s2

    G : Modulus geser n/m2

    H :Tinggi pesat massa m

    I0 : Momen onersia kgm2

    Ig : Momen inersia massa kgm2

    k : Konstanta kekakuan kN/m2

    Kus : Koefisien understeer -

    L : Panjang m

    Lf : Panjang dari titik pusat massa ke poros depan m

    Lr : Panjang dari titik pusat massa ke poros belakang m

    m : Massa kg

    mf : Massa pada roda depan kg

    mr : Massa pada roda belakang kg

    mki : Massa gokart bagian kiri kg

    mka : Massa gokart bagian kanan kg

    M : Momen Nm

    r : jari jari m

    Ra : Hambatan angin N

    Rr : Hambatan rolling N

  • 26

    v : Kecepatan m/s

    Vkr : Kecepatan kritis m/s

    W : Berat N

    Wf : Berat bagian depan N

    Wr : Berat bagian belakang N

    : Sudut selip 0

    f : Sudut belok 0

    : Tegangan geser N/m2

    : Kecepatan sudut (rad/det) : Percepatan sudut (rad/det2) P : Daya (watt)

    : Sudut kontak (rad) fc : Faktor koreksi

    Pd : Daya rencana (HP)

    d : Diameter elektroda (mm) L : Panjang pembubutan (mm)

    a : Kecepatan pemakanan

    putmm

    n : Putaran mesin (rpm)

    d : Diameter benda kerja (mm)

    l : Panjang benda kerja (mm)

    la : Kelebihan gerakan awal (mm)

    lu : Kelebihan gerakan akhir (mm)

    Vc : Kecepatan potong (mm)

    at : Pemakanan per gigi (mm)

    tn : Kelonggaran waktu permesisan (menit)

    Tt : Total waktu permesinan (menit)

    L : Panjang langkah (mm)

    Z : Jumlah gigi pisau / cutter

    Va : Kecepatan pemakanan

    menitmm

  • 27

    n : Kecepatan putar cutter (rpm)

    d : Diameter cutter (mm)

    L : Panjang penggurdian (mm)

    I : Kedalaman lubang (mm)

    n : Kecepatan putar bor (rpm)

    d : Diameter bor (mm)

    a : Kecepatan pemakanan penggurdian

    putmm

    T : Torsi (momen puntir) (Nm)

    n : Lintasan belok netral m

    Rn : Radius belok netral 0

    : Koefisien ahdesi roda dengan jalan -

    Oa : Pusat belok netral -

    Oo : Pusat belok oversteer -

    u : Simpangan oversteer 0 0 : Sudut body kendaraan oversteer 0

    p : Tekanan permukaan kg/mm2

    pa : Tekanan permukaan yang dijinkan kg/mm2

    Pr : Beban ekuivalen dinamis kg

    X : Faktor beban radial -

    Y : Faktor beban aksial -

    Fr : Beban radial kg

    Fa : Beban aksial kg

    V : Faktor putaran -

    fh : Faktor umur -

    C : Kapasitas nominal dinamis spesifik kg

    z : Jumlah lilitan ulir -

    d2 : Diameter efektif ulir luar mm

    W : Gaya tarik pada baut kg

    P : jarak bagi -

    H : Tinggi mur mm

  • 28

    b : Tegangan geser kg/mm2

    g ijin : Tegangan geser ijin N/mm2

    t : Tegangan tarik N/mm2

    dp : Diameter jarak bagi sproket mm

    dk : Diameter luar sproket mm

    v : Kecepatan rantai m/s

    Sf : Faktor keamanan -

    L : Panjang rantai mata rantai

    maks : Tegangan maks kg/mm2

    b : Tegangan bengkok N/mm2

    ya : Defleksi yang diijinkan mm

    maks : Defleksi maksimum mm

    Lf : Jarak titik berat dari poros roda depan m

    Lr : Jarak titik berat dari poros roda belakang m

    Lka : Jarak titik berat dari sisi kanan mm

    Lki : Jarak titik berat dari sisi kiri mm

    H : Tinggi titik berat m

    fr : Koefisien tahanan rolling -

    fc : Faktor koreksi -

    maks : Tegangan geser maksimum kg/mm2

    Ds : Diameter poros mm

    c : Celah radial mm

    n : Jumlah sepatu -

    Pc : Gaya sentrifugal tiap sepatu N

    Ps : Gaya ke dalam tiap sepatu yang digeserkan oleh per N/mm2

  • 29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Gokart adalah salah satu jenis olahraga otomotif beroda empat seperti

    halnya Formula, NASCAR, Speed Car, Rally, Offroad dan lain sebagainya.

    Bentuk fisiknya yang kecil, memiliki kapasitas daya mesin yang kecil pula

    sehingga gokart hanya membutuhkan lintasan yang pendek saja. Dalam hal

    ini gokart dapat digunakan di lapangan, area parkir atau bahkan sirkuit

    resmi.

    Gokart pertama kali dirancang oleh Art Ingels pada tahun 1956 di

    California bagian selatan. Dia menguji cobanya di area parkir Rose Bowl.

    Dia membuat gokart dari sisa-sisa potongan besi dan menggunakan mesin 2

    langkah. Ketika itu dia adalah seorang perancang mobil balap di perusahaan

    Kurtis Kraft. Sampai-sampai dia dijuluki Father of Karting oleh para

    penggemarnya.(www.wikipedia.com/go-kart)

    Saat ini olahraga gokart telah cepat menyebar ke berbagai negara, dan

    berkembang pesat di benua Eropa. Gokart pertama kali diperkenalkan di

    Indonesia pada akhir tahun 60-an oleh almarhum Hengky Irawan. Di Jakarta

    mulai menjadi pusat olah raga karting pada tahun 80-an. Pada tahun 2001, di

    Jakarta telah mulai banyak berdiri arena penyewaan karting. Salah satunya

    adalah Speedy Karting yang sampai saat ini masih tetap berdiri.

    Pemiliknya adalah Djembar Kartasasmita anak dari almarhum Hengky

    Irawan mantan seorang pembalap karting. Selain itu di Indonesia juga sering

    digelar Kejurnas Karting di sirkuit Sentul. Kejurnas terakhir yang diadakan

    adalah Kejurnas gokart seri V tanggal 25-26 November 2006. Selain itu

    Dustin Sofyan telah mengharumkan bangsa Indonesia dengan mengibarkan

    Merah Putih pada Mei 2007 silam di Parma, Italia, setelah menjuarai

    Kejuaraan Gokart Eropa melawan sejumlah jago-jago dari Eropa dan

    Amerika.

  • 30

    1.2 Perumusan Masalah Masalah-masalah yang muncul pada Rancang Bangun Gokart Dengan

    Penggerak Motor Bensin 5,5 HP meliputi:

    a. Perhitungan kekuatan konstruksi berdasarkan beban statik maupun

    dinamik.

    b. Daya mesin yang dibutuhkan.

    c. Bahan yang cocok dipakai.

    d. Komponen standar yang digunakan.

    1.3 Alasan Pemilihan Judul Pemilihan judul "Rancang Bangun Gokart Dengan Penggerak Motor

    Bensin 5,5 HP " mempertimbangkan hal hal :

    1. Penyusun merasa tertarik dan ingin mendalami tentang Gokart karena

    Gokart merupakan teknologi yang mempunyai perkembangan pesat.

    2. Diharapkan dari hasil pembuatan produk atau tugas akhir ini dapat

    melengkapi sarana olahraga di Politeknik, khususnya di jurusan teknik mesin.

    1.4 Penegasan Judul Judul tugas akhir kami buat adalah " Rancang Bangun Gokart Dengan

    Penggerak Motor Bensin 5,5 HP ".

    Agar tidak terjadi salah pengertian dalam menafsirkan judul, di bawah ini

    dijelaskan beberapa istilah yang dianggap perlu :

    1. Rancang bangun adalah rancangan yang diwujudkan dalam sebuah

    benda.

    ( W.J.S Purwadarminta, 1987 )

    2. Gokart adalah merupakan sebuah mobil yang terbilang mini, karena

    mempunyai ukuran yang kecil, dengan rangka yang ceper (rendah), namun

    dengan mesin yang mayoritas berkecepatan tinggi.

    (www.thefreedictionary.com/go-kart)

  • 31

    3. Motor bensin 5,5 HP adalah mesin penggerak mula primemover yang

    merubah energi panas menjadi energi mekanik; berbahan bakar bensin dan

    daya maksimal yang dihasilkan sebesar 5,5 HP( Horse Power ).

    1.5 Tujuan Penulisan Tugas akhir disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

    mahasiswa Politeknik Negeri Semarang, khususnya jurusan teknik mesin yang

    diwujudkan dalam bentuk:

    1. Merancang dalam bentuk tulisan.

    2. Gambar kerja.

    3. Pembuatan alat.

    4. Pengujian alat.

    5. Fenomena yang tidak terduga.

    1.6 Pembatasan Masalah Agar dalam penyusunan ini tidak terjadi kesalahpahaman dan pelebaran

    permasalahan, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

    1. Mesin untuk gokart ini adalah mesin 4 tak Yamamoto 160 cc dengan

    bahan bakar bensin.

    2. Kemampuan angkut gokart ini diambil 50 75 kg.

    3. Beban statis yang diterima adalah pengemudi, mesin dengan kopling

    sentrifugal, serta tangki bahan bakar.

    4. Dalam perencanaan ini, gokart diasumsikan berjalan pada permukaan jalan

    yang datar, rata dengan tikungan tikungan yang berjarak pendek dengan

    radius tertentu.

    5. Kondisi roda yang menapak ke permukaan jalan diasumsikan tidak

    mengalami slip ( normal ).

    6. Perancangan ini dibuat sedekat mungkin dengan gokart yang sudah ada di

    pasaran.

  • 32

    1.7 Sumber Data / Metodologi Metodologi yang digunakan dalam Rancang Bangun Gokart

    dengan Penggerak Motor Bensin 5,5 HP adalah sebagai berikut :

    1. Observasi atau Survei Lapangan

    Merupakan langkah awal yang bertujuan untuk mengetahui

    permasalahan di lapangan dengan cara melihat langsung proses

    perakitan gokart serta melakukan tanya jawab langsung atau wawancara

    dengan narasumber (pemilik MBG Racing Team dan 1 orang karyawan).

    Adapun daerah yang menjadi obyek survei adalah Desa Trihanggo,

    Kecamatan Gamping, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    2. Data hasil studi pustaka

    Berupa teori-teori hasil pembelajaran literatur ataupun buku-buku yang

    ada di perpustakaan. Selain itu berupa teori-teori yang didapat dari

    internet.

    3. Perancangan

    Setelah melakukan studi pustaka dan studi lapangan, dilanjutkan dengan

    perancangan desain yang diinginkan. Desain yang dibuat sudah melalui

    pertimbangan desain-desain lain yang diluar dalam laporan Tugas Akhir

    ini.

    4. Pembuatan komponen

    Setelah melakukan proses perancangan dilanjutkan dengan pembuatan

    komponen-komponen mesin sesuai hasil perencanaan serta fungsi dan

    tujuan yang hendak dicapai.

    5. Perakitan

    Setelah komponen selesai dibuat selanjutnya dilakukan perakitan.

    Perakitan adalah masalah yang pelik karena sangat dipengaruhi oleh

    kualitas pengerjaan komponen. Dalam proses perakitan dapat dilakukan

    perubahan-perubahan.

  • 33

    6. Pengujian

    Untuk mengetahui kinerja gokart maka dilakukan beberapa pengujian

    meliputi :

    a. Kecepatan.

    b. Daya dorong gokart.

    c. Pengereman.

    d. Kekuatan rangka.

    e. Stabilitas.

    Pengujian tersebut dilakukan untuk mengakomodasi gokart agar aman,

    kuat, stabil, nyaman, mudah dikendarai, linkage dan manuver bekerja

    dengan baik.

    7. Modifikasi

    Setelah dilakukan pengujian gokart, jika tidak sesuai dengan konsep

    perencanaan yang sudah ada maka dilakukan langkah-langkah perbaikan

    dan perubahan.

    1.8 Sistematika Penulisan

    Untuk memperoleh gambaran tentang isi dari tugas akhir ini maka akan

    dikemukakan sistematika penulisan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi tentang latar belakang pemilihan masalah, perumusan

    masalah, alasan pemilihan judul, penegasan judul, tujuan

    penulisan, pembatasan masalah, metodologi / sumber data,

    sistematika penulisan.

    BAB II DASAR TEORI

    Berisi tentang teori dasar kendaraan gokart dan klasifikasinya, teori

    dasar mengenai analisa perancangan rangka, performa kendaraan,

    dan teori teori pendukung lainnya.

    BAB III PERANCANGAN RANGKA DAN PERFORMA GOKART

    Berisi speksifikasi motor yang dipakai, analisa performa gokart,

    analisa perancangan rangka, dan dinamika dari gokart.

  • 34

    BAB IV PROSES PEMBUATAN KOMPONEN KOMPONEN

    PENDUKUNG UTAMA DAN PERHITUNGAN BIAYA

    Berisi tentang proses pengerjaan pembuatan gokart dan biaya yang

    dikeluarkan untuk membuat gokart.

    BAB V PENGUJIAN DAN PERAWATAN

    Berisi hasil pengujian dari Gokart yang telah jadi mengenai

    akselerasi, deselerasi, perilaku belok, kekuatan rangka dan sistem

    perawatan.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisi kesimpulan yang didapat dari hasil analisa dan saran saran

    dari penyusun.

  • 35

    BAB II

    DASAR TEORI

    Kendaraan merupakan salah satu produk yang padat dengan teknologi dan

    perkembangan, dimana jumlah komponen sangat banyak. Namun secara garis

    besar tersusun atas empat komponen utama, yaitu :

    1. Rangka

    2. Bodi

    3. Rangkaian penghasil tenaga

    4. Rangkaian penerus tenaga

    Demikian juga dengan gokart, secara garis besar sama hanya tanpa bodi

    dan sebagian besar komponennya berupa frame chasis, karena gokart merupakan

    kendaraan kecil yang digunakan untuk sirkuit balap dengan lintasan yang rata dan

    tikungan tikungan dengan jarak yang dekat maka paling dibutuhkan oleh sebauh

    gokart adalah akselerasi yang ditentukan oleh rangkaian penghasil tenaga dan

    rangkaian penerus tenaga, serta kekuatan atau keamanan dari frame chasis gokart

    tersebut.

    2.1 Teori Dasar Analisis Perancangan Frame Chassis Gokart

    Frame chassis terbuat dari baja profil kotak yang dirancang sedemikian

    rupa sehingga mampu untuk menahan sebagian besar beban yang ada dalam

    sebuah kendaraan. Fungsi utama dari frame chassis gokart adalah :

    1. Untuk mendukung gaya berat dari kendaraan berpenumpang.

    2. Untuk menahan torsi dari mesin, kopling sentrifugal, aksi percepatan dan

    perlambatan, dan juga untuk menahan gaya torsi yang diakibatkan dari

    bentuk permukaan jalan.

    3. Untuk menahan beban kejut yang diakibatkan benturan dengan benda lain.

    4. Sebagai landasan untuk meletakkan bodi kendaraan, mesin serta kopling

    sentrifugal, tangki bahan bakar, tempat duduk penumpang.

    5. Untuk menahan getaran dari mesin dan getaran yang timbulkan karena

    efek bentuk permukaan jalan.

  • 36

    2.1.1 Distribusi Beban Statis pada Frame Chassis Gokart

    Gambar 2.1 Diagram Benda bebas Bobot Mati

    a. Beban Mesin didistribusikan ke Sisi Kanan dan Kiri Rangka Bagian C1 C2

    Wm

    Z1 Z2

    C1 C2

    Gambar 2.2 DBB bagian C1 C2

    M C1 = 0

    Wm .( Z1 + Z2 ) C2 . Z1 = 0

    C2 = ......kg

    M C2 = 0

    Wm. Z2 + C1. Z1 = 0

    C1 = ......kg

  • 37

    b. Beban Chasis didistribusikan ke Sebelah Kanan dan Kiri Rangka Bagian A1 A2

    A1 Wr

    X1 X2

    A2

    Gambar 2.3 DBB bagian A1 A2

    M A1 = 0

    Wr. X1 A2 . ( X1 + X2 ) = 0

    A2 =.......kg

    M A2 = 0

    A1. ( X1 + X2 ) Wr. X2 = 0

    A1 =..........kg

    c. Beban Pengemudi didistribusikan ke Samping Kanan dan Kiri Rangka

    Bagian B1 B2

    Wp

    Y1 Y2

    B1 B2

    Gambar 2.4 DBB bagian B1 B2

  • 38

    M B1 = 0

    Wp . Y1 B2 . ( Y1 + Y2 ) = 0

    B2 =..........kg

    B1 = B2 =.........kg , karena jarak tumpuan sama

    Analisis terhadap beban statik yang bekerja pada gokart adalah untuk

    mengetahui kekuatan Frame Chassis gokart terhadap pembebanan stasik yang

    diterima. Untuk pendeskripsian beban beban statik yang ditanggung oleh gokart,

    maka beban statisnya hanya meliputi berat mesin dan berat pengemudi.

    Gambar 2.5 Pemodelan sederhana Rangka dudukan Mesin, Penumpang, dan

    Tangki

    Sebuah kotak massa M1 mesin, kotak massa M2 adalah penumpang, dan

    M3 adalah tangki diletakkan diatas beam ( rangka gokart ) yang bertumpu pada rol

    di kedua ujungnya. Gaya gaya yang diberikan oleh M1,M2,dan M3 kepada beam

    dimodelkan sebagai gaya gaya yang terdisribusikan secara merata sepanjang

    garis kontak antara massa dengan beam karena perbandingan antara panjang garis

    kontak dengan panjang garis yang dikenai gaya gaya tersebut tidak terlalu kecil

    maka pemodelan gaya- gayanya dilihat pada gambar 2.6 dibawah ini.

    M2

    M1

    M3

  • 39

    M

    Fy1 Fy2

    Gambar 2.6 Diagram Benda bebas pada Pemodelan 2.5

    2.1.2 Kriteria Kegagalan Material

    Dalam suatu rekayasa teknik, merupakan hal yang sangat penting untuk

    menentukan batasan tegangan yang menyebabkan kegagalan material tersebut.

    Untuk material yang ulet( ductile ), kegagalan biasanya ditandai dengan terjadinya

    luluh( yielding ) dan jika material getas ( brittle ), di tandai dengan terjadinya

    patahan [ fracture adalah menentukan tegangan utama( principal stress ) dan

    tegangan geser( shear stress ) ].

    2.2 Performa Gokart

    Dalam dinamika kendaraan khususnya gokart, amatlah rumit untuk

    mengambarkan perilaku gerak kendaraan, arah dan stabilitas kendaraan, serta

    kenyamanan dan keamanan kendaraan pada saat jalan. Untuk menghindari

    kompleksitas pemahaman, maka disini kendaraan dimodelkan sebagai suatu

    benda kaku tanpa suspensi.

    Untuk dapat bergerak kendaraan harus memiliki gaya dorong yang cukup

    untuk melawan semua hambatan pada kendaraan. Gaya dorong ini terjadi pada

    roda penggerak kendaraan, yang ditransformasikan dari torsi mesin ke roda

    penggerak. Gambar 2.7 berikut menunjukan diagram benda bebas kendaraan yang

    menggambarkan gaya dorong dan hambatan meliputi angin dan rolling.

  • 40

    Gambar 2.7 Diagram Benda bebas Kendaraan

    keterangan :

    Ff , Fr = gaya dorong roda depan dan belakang

    Rrr , Rrf = gaya hambat rolling roda belakang dan depan

    Fa = gaya hambat angin

    a = percepatan kendaraan

    = sudut tanjakan jalan

    2.2.1 Kinerja Traksi Kendaraan

    Kinerja traksi kendaraan merupakan kemampuan kendaraan untuk melaju

    dengan membawa suatu beban dan melawan hambatan. kemampuan tersebut

    sangat dipengaruhi oleh kemampuan mesin, pemilihan tingkat dan rasio transmisi,

    serta jenis transmisi yang dipakai. ( www.wiipedia.com )

    2.2.1.1 Penentuan Posisi Titik Berat

    Sebelum menganalisis dinamika kendaraan lebih lanjut, maka perlu

    ditentukan terlebih dahulu dimana titik berat dari kendaraan. Untuk menentukan

    titik berat kendaraan dapat menggunakan sistem eksperimen, yaitu ditimbang

    dengan asumsi bahwa beban terdistribusi merata. Secara bergantian roda depan

    dan roda belakang ditimbang seperti gambar 2.8

  • 41

    Gambar 2.8 Titik Berat Kendaraan

    Dari penimbangan tersebut didapat :

    1. Wf = berat kendaraan roda depan / gaya reaksi roda depan

    2. Wr = berat kendaraan roda belakang / gaya reaksi belakang

    Dimana L = a + b ; adalah jarak antara kedua sumbu roda depan dan belakang,

    dan Wt = Wf + Wr ; merupakan berat total.

    Dengan menggunakan rumus M = 0, didapat :

    ( i ) Wr . L = a . W a = Wr . L / W

    ( ii ) Wr . L = a . W b = Wf . L / W

    Untuk menentukan tinggi titik berat kendaraan maka dapat dilakukan

    dengan cara percobaan seperti gambar 2.9

    Gambar 2.9 Tinggi Titik Berat

  • 42

    Dalam keadaan statis, dengan rumus MA = 0

    MA = 0

    W. tan . Hf = Wr.L W.a

    tan...

    WaWLW

    h rf=

    Tinggi titik berat dari permukaan jalan :

    H = hf + r

    Dimana r = jari jari roda

    2.2.1.2 Gaya Traksi Kendaraan Gaya traksi juga umum disebut gaya dorong kendaraan untuk melawan

    hambatan hambatan seperti angin, tanjakan, hambatan inersia, dan hambatan

    beban yang ditanggung oleh kendaraan. Gaya dorong disamping mampu melawan

    hambatan juga harus mampu menghasilkan percepatan yang diinginkan. Dimana

    gaya gaya yang bekerja pada kendaraan ditunjukkan pada gambar 2.10

    ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 11 )

    Gambar 2.10 Gaya gaya Beraksi pada Kendaraan dua Gandar

  • 43

    Persamaan gerak sepanjang sumbu longitudinal dari kendaraan dinyatakan

    dengan hukum Newton II :

    ag

    WtdxdmF .

    ... 2

    2

    ==

    ag

    WtdxdmRRRRFF gdrrarf ..

    .. 22

    =+

    ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 11 )

    Melalui konsep gaya inersia persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut :

    0).( =+++++ ag

    WRRRRFF grrrfarf

    atau

    ag

    WRRRRRF gdrrrfa .+++++=

    Dimana F adalah gaya traksi total, dan Rf adalah tahanan gelinding total dari

    kendaraan.

    Untuk menentukan gaya traksi maksimum yang dapat ditumpu oleh

    kontak antara ban dan jalan, beban normal pada gandar harus ditentukan. Ini dapat

    dihitung melalui momen titik A dan B, seperti gambar 2.7

    Melalui asumsi momen terhadap titik A, beban normal pada gandar depan Wf dapat ditentukan :

    L

    hWhRgaWhhRIWW ddaarf

    sin.../..cos.. .. = ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 15 )

    Dimana Lr adalah jarak gandar belakang ke pusat massa kendaraan. Saat

    kendaraan menanjak maka digunakan tanda ( - ) pada W.h.sin .

    Hal serupa, beban normal pada gandar belakang dapat ditentukan melalui asumsi

    momen titik B ; ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 15 )

  • 44

    L

    hWhRgaWhhRIWW ddaaff

    sin.../..cos.. .. = Dimana If adalah jarak antara gandar depan ke pusat massa kendaraan.

    Pada saat kendaraan menanjak digunakan tanda ( + ) pada W.h.sin .

    Untuk kemiringan yang kecil, cos 1. untuk kendaraan penumpang ha

    dan dapat dianggap mendekati h. Sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai

    berikut :

    ++= sin.... WR

    gaWR

    Lh

    LlWW darf

    ++= sin.... WR

    gaWR

    Lh

    Ll

    WW daf

    r

    Subsitusikan persamaan diatas ke persamaan diatas, didapatkan :

    ( )rrf RFLh

    LlWW = .

    ( )rrr RFLh

    LlWW = .

    Perlu diingat bahwa suku pertama pada sebelah kanan dari masing masing

    persamaan mewakili beban statik pada gandar ketika kendaraan berada pada

    permukaan datar. Suku kedua pada sebelah kanan dari masing masing

    persamaan mewakili komponen dinamik dari beban normal.

    Gaya traksi maksimum yang dapat ditahan oleh kontak ban dengan jalan

    dapat ditentukan dari koefisien adhesi jalan dan parameter kendaraan. Untuk

    kendaraan rear weel drive ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 39 )

    ( ) == rmaksrfmaks RFLhLlWWF /. dan

    ( )

    Lh

    LhflWF rrmaks .1

    //.. .

    ++=

  • 45

    Perlu diperhatikan bahwa dalam penurunan persamaan diatas, Pemindah beban

    transversal akibat dari engine diabaikan, dan karakteristik ban pada kedua sisi

    baik kiri dan kanan dianggap memiliki unjuk kerja yang sama.

    ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 39 )

    2.2.1.3 Kopling Sentrifugal

    Kopling sentrifugal biasanya diaplikasikan pada sebuah mesin bermotor.

    Ia terdiri atas beberapa sepatu yang berada diatas dalam dari sebuah bingkai

    sebuah puley, sebagaimana terlihat pada gambar 2.11. Permukaan luar dari sepatu

    dilingkupi dengan materi gesek. Sepatu sepatu ini, yang dapat bergerak secara

    radial, dihubungkan melawan boss ( atau spider ) dalam mengendalikan shaft

    menggunakan per. Per ini bergeser secara radial menuju gaya ke dalam dengan

    anggapan dalam kondisi konstan. Beban dari sepatu, ketika diputar, menyebabkan

    geseran sepatu ke arah luar gaya sentrifugal. ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 300)

  • 46

    Gambar 2.11 Kopling Sentrifugal

    Magnitudo dari gaya sentrifugal tergantung dari kecepatan saat mana sepatu

    diputar. Pertimbangan kecil akan menunjukkan bahwa ketika gaya sentrifugal

    kurang dari gaya per nya, sepatu masih dalam posisi yang sama sebagaimana

    ketika pengemudian shaft secara stasioner, tetapi ketika gaya sentrifugal adalah

    sama dengan gaya per, sepatu bergerak keluar dan masuk ke dalam kontak

    pengemudian dan menekan lawannya. Gaya yang mana sepatu bergerak melawan

    kelompok yang dikemudikan berbeda dengan gaya sentrifugal dan gaya pegas.

    Peningkatan dari kecepatan menyebabkan sepatu tertekan lebih keras dan

    membuat torsi dapat ditransmisikan. Dalam rangka untuk mendefinisikan beban

    dan ukuran dari sepatu, prosedur yang ada dibawah ini dapat diadopsi :

    1. Beban dari sepatu

    Anggaplah bahwa gaya dari salah satu kopling sentrifugal dalam gambar

    2.12 :

  • 47

    Gambar 2.12 Sepatu Kopling Sentrifugal

    dimana :

    W = Beban tiap sepatu

    m = Massa tiap sepatu

    n = Angka dari sepatu

    r = Jarak dari pusat dari gravitasi sepatu dari pusat spider

    R = Didalam radius dari bingkai takal / puli

    N = Kecepatan dari puley dalam rpm

    2 ikradN det/60/ = Kecepatan anguler dari puley dalam rad / detik

    1 = Kecepatan anguler pada saat mana posisi mula dimulai

    = Koefisien friksi antara sepatu dan rim / pelingkup

    kita tahu bahwa gaya sentrifugal bekerja pada saat tiap sepatu dengan kecepatan

    berlari sebesar : ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 302)

    Pc = ( gW ) . 2 r = 2 . r

    Dan gaya ke dalam tiap sepatu yang digeserkan oleh per pada kecepatan tertentu

    yang dimulai pada titik tertentu , pada tempat tertentu :

  • 48

    ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 302)

    Ps = ( gW ) . 2 r = 2 . r

    Jadi gaya bersih dari gaya radial keluar ( sentrifugal ) dengan mana sepatu

    menekan rim pada kecepatan tertentu adalah :

    ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 303)

    F = Pc Ps

    dan gaya friksi yang bergerak secara tangensial dalam tiap sepatu adalah :

    ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 303)

    F = ( Pc Ps ) Jadi total friksi yang terjadi pada tiap sepatu adalah : ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 303)

    F . R = ( Pc Ps ) R Dan total torsi yang ditransmisikan adalah: ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 303)

    T = ( Pc Ps ) R . n = n F . R

    dan ekspresi ini, beban dari sepatu ( W ) dapat dievaluasi :

    2. Ukuran dari sepatu

    l = Jarak kontak dengan sepatu

    b = Lebar sepatu

    R = Jarak kontak dengan sepatu, ini sama dengan radius di dalam rim

    dari pulley / pelingkup

    = Sudut yang terbentuk antara sepatu yang ada di pusat dengan

    spider dalam radian

    P = Intensitas tekanan di atas sepatu, dalam rangka untuk

    memastikan alasan yang masuk akal dalam aplikasi nyata, intensitas tekan dapat

    ditentukan sebesar 1 kg / cm2

  • 49

    Jadi area kontak dari sepatu adalah : ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 304)

    A = l .b

    dan gaya antar sepatu menekan rim adalah : ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 304)

    A . p = l . b . p

    Ketika gaya sepatu menekan melawan rim pada kecepatan adalah

    ( Pc - Ps ), dimana : ( J.K Gupta & S.Khurmi.1988 : 304)

    l . b . p = Pc - Ps

    2.2.1.4 Karakteristik Kinerja Laju kendaraan

    Kinerja laju dari suatu kendaraan sangat erat terkait dengan karakteristik

    gaya dorong yang dihasilkan oleh kendaraan dan karakteristik gaya hambatan

    yang dialami. ( www.wikipedia.com )

    Ada empat parameter pokok yang sering dipakai untuk menunjukkan kemampuan

    laju suatu kendaraan, yaitu :

    a) Percepatan kendaraan ( a ) yang dapat dihasilkan pada setiap kecepatan

    kendaraan.

    b) Waktu yang diperlukan ( t ) untuk menaikkan kecepatan dari kecepatan

    awal ( V1 ) ke kecepatan yang lebih tinggi ( V2 ).

    c) Jarak tempuh ( s ) yang diperlukan untuk menaikkan kecepatan dari V1 ke

    V2.

    d) Besar sudut tanjakkan jalan yang mampu dilalui oleh kendaraan.

  • 50

    2.2.2 Pengereman

    Untuk memperjelas proses perhitungan digunakan diagram benda bebas

    yang memuat gaya gaya berlaku pada saat proses pengereman.

    Gambar 2.13 DBB Gaya Pengereman Kendaraan

    Analisa pendekatan terhadap limit pengereman dipakai rumus perhitungan

    sebagai berikut : ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 61 )

    += sin1 WRa

    gWhWl

    LW arf

    += sin1 WRa

    gWhWl

    LW afr

    Fb + frW = fbf + Fbr +frW = g

    W a Ra

    ( )[ ]WfFhWlL

    W rbrf ++= 1

    ( )[ ]WfFhWlL

    W rbfr ++= 1

    ( )rfrr

    maksbr

    maksbf

    br

    bf

    fhlfhl

    FF

    KK

    ++==

    )(

  • 51

    Dimana :

    A = Perlambatan ( deselerasi )

    Wf = Beban normal pada poros roda depan

    Wr = Beban normal pada poros roda belakang

    br

    bf

    KK

    = Perbandingan gaya pengereman

    2.2.2.1 Limit Pengereman

    Limit pengereman adalah harga maksimum gaya pengereman roda dimana

    kontak antara roda dengan jalan tersebut masih dalam kondisi rolling. Dengan

    diketahuinya limit gaya pengereman maka dapat dicari harga limit perlambatan.

    ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 64 )

    ( )[ ]

    LfhlW

    WF rrfmaksbf++== .

    ( )[ ]

    LfhlW

    WF rfrmaksbr++== .

    dimana :

    : koefisien ahdesi roda dengan jalan

    Fbf maks : gaya pengereman pada poros roda depan

    Fbr maks : gaya pengereman pada poros roda belakang

    Kbf / K br : perbandingan gaya pengereman depan belakang

    2.2.3 Sistem Kemudi Pada Kendaraan

    Sistem kemudi pada kendaraan bertujuan untuk mengendalikan arah

    gerakan ( handling ) kendaraan. Suatu sistem kemudi dikatakan ideal jika

    mempunyai sifat sifat sebagai berikut :

    1) Dapat digunakan sebagai pengendali arah kendaraan untuk segala

    kondisi,segala jenis belokan, dan dalam segala kecepatan.

    2) Dapat menjamin serta menjaga kestabilan kendaraan pada segala jenis

    gerakan belok dan dalam segala kecepatan.

  • 52

    3) Tidak membutuhkan tenaga yang besar dari pengemudi untuk

    menggerakkan dan mengendalikan arah roda kemudi.

    4) Tidak membahayakan pengemudi jika terjadi kecelakaan pada kendaraan.

    Pada pembahasan handling ditujukan sebagai pengantar kaji handling

    kendaraan, sehingga kendaraan dimodelkan sebagai benda kaku dimana

    pengaruh susupensi diabaikan. Model yang dibahas bertujuan untuk

    menunjukkan pengaruh dari sifat sifat ban, letak pusat massa, kecepatan

    maju kendaraan, dan mengarah pada kesimpulan praktis yang penting pada

    stabilitas arah dan kontrol.

    2.2.4 Perilaku Perilaku Belok pada Kendaraan

    2.2.4.1 Perilaku Ackerman

    Perilaku Ackerman merupakan perilaku belok kendaraan yang ideal,

    kendaraan akan berbelok mengikuti gerakan Ackerman dimana tidak terjadi sudut

    slip pada setiap roda. Pada kecepatan yang rendah roda tidak memerlukan gaya

    lateral sehingga pada saat membelok belum menimbulkan sudut slip. Pusat belok

    dari kendaraan merupakan perpotongan garis yang berhimpit dengan poros

    belakang dengan garis tegak lurus terhadap sudut belok roda depan ( 0 dan i ).

    Bila digambarkan gerakan Ackerman akan terlihat pada gambar berikut :

    ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 200 )

    Gambar 2.14 Geometri Kemudi Ackerman

  • 53

    2.2.4.2 Perilaku Netral

    Pada kenyataan setiap kendaraan selalu terjadi gaya sentrifugal yang

    cukup untuk menimbulkan sudut slip pada setiap roda. Jika besar rata- rata sudut

    slip roda depan ( f ) sama dengan rata rata sudut slip roda belakang ( r ) maka kondisi ini dinamakan kondisi belok netral. Pada kondisi ini, koefisien

    understeer, Kus = 0, dan besar radius kendaraan ( Ra ) hanya dipengaruhi oleh

    sudut belok roda depan. ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 203 )

    Gambar 2.15 Geometri Kemudi Netral Sudut kemudi yamg terjadi pada saat kendaraan netral steer sebesar :

    nR

    L= Rn adalah jari jari kelengkungan yang terjadi pada saat netral steer.

    2.2.4.3 Perilaku Understeer

    Perilaku understeer adalah seperti perilaku belok netral yaitu

    memperhitungkan arah dari sudut slip rata rata roda belakang ( r ) dan roda depan ( )f . Perilaku understeer dapat terjadi bila Kus > 0, sehingga ; ( Thomas D, Gillespie , 1994 : 203 )

    rfr

    r

    f

    f danCW

    CW

    >=

  • 54

    Perilaku understeer dapat ditunjukkan oleh gambar dibawah ini :

    Gambar 2.16 Geometri Kemudi Understeer Titik pusat belok ( Ou ) dan lintasan belok ( u ) kendaraan understeer

    berbeda dengan kendaraan pada perilaku nertal. Kendaraan understeer adalah

    kendaraan yang sulit untuk berbelok sehingga umumnya memerlukan sudut belok

    ( )f yang lebih besar untuk belokan tertentu. kendaraan dengan perilaku understeer memiliki radius belok yang lebih

    besar dibandingkan dengan perilaku netral, dan sudut slip roda depan ( )f lebih besar daripada sudut slip roda belakang ( )r . Untuk kendaraan understeer, kecepatan karakteristiknya Vkar dapat

    diidentifikasikan sebagai kecepatan maju kendaraan dimana sudut kemudi yang

    diperlukan untuk mengatasi suatu belokan adalah

    us

    kar KLgV .=

  • 55

    2.3 Poros

    Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.

    Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.

    Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.

    2.3.1 Perhitungan Diameter Poros

    Torsi yang terjadi

    T = n

    xp24500. ( Nm )

    Momen lentur akibat tegangan sabuk

    M = (T1 + T2 ) x l ( Nm )

    Momen puntir

    Te = 22 MT + dengan menghubungkan

    Te = 16 fe d3

    d3 = ef

    xT

    216 ( mm )

    2.3.2 Menghitung Diameter Poros

    Tegangan geser maksimum :

    )(/ 21 SfxSfB = ( Sularso, 1997 : 8 )

    Diameter poros :

    ( Sularso, 1997 : 8 )

    Defleksi puntiran :

    ( Sularso, 1997 : 18 )

    31

    1,5

    = tbtmaks

    p TCKd

    4...584

    s

    t

    dGlT=

  • 56

    Kelenturan poros dari pembebanan :

    Ld

    llmy r

    .

    ...10.23,3 4

    4

    22

    214= ( Sularso, 1997 : 8 )

    2.3.3 Koreksi Kekuatan Poros

    max = 223 )()(1,5 xTKxMK

    d tm+

    ( Sularso, 1983 : 18 )

    Jika tegangan geser maksimum yang terjadi pada poros lebih kecil dari

    tegangan ijin bahan poros jadi poros aman.

    2.4 Pasak

    Pasak adalah suatu komponen elemen mesin yang dipakai untuk

    menetapkan bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puley, kopling,

    dan sebagainya pada poros. Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf

    ke poros.

    Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh splain (spilne) dan

    gerigi yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah

    gigi yang sama pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang lain. Gigi

    pada splain adalah besar-besar, sedangkan pada gerigi adalah kecil-

    kecildengan jarak bagi yang kecil pula. Kedua-duanya dapat digeser secara

    aksial pada waktu meneruskan daya.

    pasak yang kita gunakan adalah Pasak-benam rata

    Pasak benam rata merupakan pasak memanjang yang paling banyak

    diterapkan pada konstruksi dimana roda harus dapat digeserkan pada poros

    maupun pada konstruksi dimana roda harus disanbung tak bergerak dengan

    poros.

  • 57

    Gambar 2.17 Pasak Benam

    Sumber : Stolk dan Kros, Elemen Mesin 1993, halaman 134

    F

    Gambar 2.18 Gaya Geser pada Pasak

    1blF

    ka

    ka = tegangan geser yang diijinkan (kg/mm2) l1 = panjang pasak (mm)

    21. kk

    Bka SfSf

    = Dimana : Sfk1 6

    Sfk2 1 1,5 (beban perlahan - lahan)

    1,5 2 (tumbukan ringan)

    2 5 (secara tiba-tiba dan tumbukan berat)

    ( )21. atauttlFp =

    ( )21. atauttlFpa

    Dimana : p = tekanan permukaan (kg/mm2)

  • 58

    pa = tekanan permukaan yang dijinkan

    8 kg/mm2 poros diameter kecil

    10 kg/mm2 poros diameter besar

    dari di atas poros putaran tinggi

    Lebar pasak 25 35 (%) dari diameter poros

    Panjang pasak 0,75 1,5 ds

    Sumber :

    (Sularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, halaman

    25 -27)

    2.5 Bantalan Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga

    putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman,

    dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros

    serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi

    dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak bekerja

    secara semestinya.

    Dalam rancang bangun gokart ini, bantalan yang digunakan adalah

    bantalan gelinding.

    2.5.1 Klasifikasi bantalan gelinding

    Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar

    dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol

    jarum dan rol bulat.

    a. Atas dasar arah beban terhadap poros

    1 Bantalan radial

    Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.

    2 Bantalan aksial

    Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah sejajar sumbu poros.

    3 Bantalan kombinasi

  • 59

    Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus

    sumbu poros.

    b. Atas dasar elemen gelinding

    Roll Ball

    Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dati gesekan gelinding yang

    sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Elemen gelinding seperti

    bola atau rol, dipasang di antara cincin luar dan cincin dalam. Dengan

    memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan membuat gerakan

    gelinding sehingga gesekan diantaranya akan jauh lebih kecil. Untuk bola atau

    rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran merupakan keharusan. Karena

    luas bidang kontak antara bola atau rol dengan cincinnya sangat kecil maka

    besarnya beban per satuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi. Dengan

    demikian bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang

    tinggi.

    Gambar 2.19 Macam-macam Bantalan Gelinding

  • 60

    Sumber : (Sularso dan Kiyokatsu,1997 Dasar Perencanaan dan

    Pemilihan Elemen Mesin, halaman 106)

    2.5.2 Rumus perhitungan

    Mencari beban ekuivalen dinamis bantalan

    Pr = X . V . Fr + Y . Fa ( Sularso, 1997 )

    Keterangan:

    Pr = Beban ekuivalen dinamis ( kg )

    X = Faktor beban radial

    Y = Faktor beban aksial

    Fr = Beban radial ( kg )

    Fa = Beban aksial ( kg )

    V = Faktor putaran

    Menentukan faktor faktor:

    Faktor putaran V = 1, untuk cincin dalam berputar Faktor beban radial dan aksial

    o

    a

    CF

    oC = Kapasitas nominal dinamis statik (kg)

    Dari tabel faktor beban radial dan aksial didapat;

    Faktor beban radial X

    Faktor beban aksial Y

    Maka beban ekuivalen bantalan:

    Pr = X . V . Fr + Y . Fa

    Menghitung faktor kecepatan ( fn )

    Untuk bantalan bola

    fn = 31

    3,33

    n

  • 61

    Menghitung umur bantalan bola ( ball bearing )

    fh = fn . rP

    C fh = Faktor umur

    C = Kapasitas nominal dinamis spesifik ( kg )

    Lh = 500 . fh3( Jam )

    2.5.3 Mur dan Baut

    Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting.Untuk

    mencegah kecelakaan atau kerusaskan pada mesin pemilihan baut dan mur

    sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan

    ukuran yang sesuai.Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai faktor

    harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja,

    kekuatan bahan dan kelas ketelitian.

    a. Rumus Perhitungan Mur

    aqhzdWq =

    2

    ahqdWz2=

    H = Z.P

    Dimana : h = tinggi profil yang bekerja menahan gaya (mm)

    z = jumlah lilitan ulir

    d2 = diameter efektif ulir luar (mm)

    W = gaya tarik pada baut (kg)

    P = jarak bagi

    H = tinggi mur (mm)

    Menurut standar H = (0,8 1,0)d

    kpzdW

    b1 = ; 84,0k

  • 62

    DjpzW

    n = ; j = 0,75

    Dimana b dan n < a b = tegangan geser (kg/mm2)

    Sumber : (Sularso dan Kiyokatsu,1997 Dasar Perencanaan dan Pemilihan

    Elemen Mesin, hal 297)

    2.5.4 Rumus perhitungan baut

    g ijin = ( 0,5 0,75 ) t ( N/mm2 ) ( Sularso, 1983 ) Keterangan :

    g ijin = tegangan geser ijin ( N/mm2 ) t = tegangan tarik ( N/mm2 )

    Gaya geser yang terjadi pada tiap-tiap baut :

    g ijin = 11 nnbd

    F ( N/mm

    2 ) ( Khurmi, 1980 )

    Dengan :

    g ijin = tegangan mulur pada tiap-tiap baut ( N ) F = gaya pada pengencangan baut ( N )

    d1 = diameter baut

    b = tebal ulir ( mm )

    n = jumlah lilitan ulir

    n1 = jumlah baut

    Gaya tarik pada baut :

    Fi = 1420d ( N ) ( Khurmi, 1980 ) Dengan :

    Fi = gaya tarik baut ( N )

    D = diameter luar baut ( mm )

  • 63

    Tegangan mulur tiap-tiap baut :

    b = 224,0 dFi ( N/mm

    2 ) ( Khurmi, 1980 )

    Dengan :

    b = tegangan mulur tiap-tiap baut ( N/mm2 ) Fi = gaya tarik pada baut ( N )

    d = diameter baut ( mm )

    2.6 Rantai dan Sproket Untuk perancangan rantai dan sproket, digunakan adalah sproket dengan

    jumlah 14 gigi pada sproket depan ( Z1 ) dan 50 gigi pada sproket belakang

    ( Z2 ).

    2.6.1 Rumus Perhitungan Sproket Dan Rantai

    Diameter jarak bagi sproket ( dp ) :

    )/180(sin 2Zpd p =

    ( G.Niemann, 1979 hal 238 )

    Diameter luar sproket ( dk ) :

    +=

    20 /180(1cot6,0

    Zdk

    ( G.Niemann, 1979 hal 238 )

  • 64

    Kecepatan rantai ( v )

    6.1000.. 2 pnZpV =

    ( G.Niemann, 1979 hal 239 )

    Beban pada rantai ( F )

    VpF .102=

    ( G.Niemann, 1979 hal 239 )

    Faktor keamanan ( Sf )

    FFS bf =

    ( G.Niemann, 1979 hal 239 )

    Panjang rantai ( L )

    [ ]pC

    ZZpCZZL

    /28,6/)(

    .22

    21221 +++=

    ( G.Niemann, 1979 hal 239 )

  • 65

    BAB III

    PERANCANGAN RANGKA DAN PERFORMA GOKART

    3.1 Data dan spesifikasi Gokart

    Perancangan Gokart ini menggunakan mesin bensin 4 langkah 5,5 Hp.

    : Spesifikasi Gokart : Panjang : 1580 (mm) Lebar : 1210 (mm) Tinggi : 660 (mm) Jarak antara sumbu roda :1050 (mm) Berat kosong : 92 (kg)

    : Mesin: Jenis : Air Cooled , 4 Langkah Daya maksimum : 5,5 Hp

    : Sistem Transmisi: Kopling : Kering , Sentrifugal Transmisi : Otomatis

    3.2 Analisa Rangka

    Rancangan dibuat seperti pada gambar dibawah. Dalam perkembangannya,

    rangka dibuat lebih rumit dan kaku. Jika analisa kekuatan ini terbukti lebih kuat

    maka rancangan riil bisa lebih kuat. Tinjauan yang sesuai keadaan riil sulit

    dilakukan secara manual dan perlu perangkat lunak.

  • 66

    Gambar 3.1 Diagram Benda Bebas Bobot Mati

    Pada analisis rangka gokart ini, data dari rangka gokart dan beban statis

    utamanya adalah :

    : Bahan ( pipa kotak ) = Baja karbon, ST 42 : Rangka ( Wr) = 58 kg : Mesin ( Wm ) = 18 kg : Pengemudi ( Wp ) = 70 kg Karena beban masing masing diatas posisinya berbeda maka secara riil

    tiap tiap roda menerima beban yang berbeda pula.

    3.2.1 Distribusi beban statis. a. Beban Mesin didistribusikan ke Sisi Kanan dan Kiri Rangka sebesar :

    Bagian C1 C2

    Wm =18 kg

    520 mm 90 mm

    C1 C2

    Gambar 3.2 DBB Bagian C1 C2

  • 67

    M C1 = 0

    18 . 610 C2 . 520 = 0

    C2 = 21 kg

    M C2 = 0

    18 . 90 + C1 . 520 = 0

    C1 = 3,1 kg

    b. Beban Chasis diditribusikan ke Sebelah Kanan dan Kiri Rangka Analisis titik berat dibantu menggunakan program bantu yaitu catia dan

    diperoleh:

    Gambar 3.3 Analisa Titik Berat Rangka Utama Gokart dengan Program Catia

    Bagian A1 A2

    Wr =58 kg

    A1

    250 mm 230 mm

    A2

    Gambar 3.4 DBB Bagian A1 A2

  • 68

    M A1= 0

    58 . 250 A2 . 480 = 0

    A2 = 30 kg

    M A2 = 0

    A1 . 480 58 . 230 = 0

    A1 = 27, 7 kg

    c. Beban Pengemudi didistribusikan ke Samping Kanan dan Kiri Rangka Bagian B1 B2

    Wp = 70 kg

    140 mm 140 mm

    B1 B2

    Gambar 3.5 DBB bagian B1 B2

    M B1 = 0

    70 . 140 B2 . 280 = 0

    B2 = 35 kg

    B1 = B2 = 35 kg, karena jarak tumpuan sama.

    3.3 Perhitungan Reaksi Tumpuan pada Sumbu Roda Depan dan Belakang

    Karena beban yang paling besar terdapat pada A2 ,B2, dan C2, maka digunakan

    sebagai perhitungan .

    Beban yang diterima pada sumbu depan dan belakang digambarkan seperti

    gambar di bawah ini :

  • 69

    Dibawah ini merupakan jarak pendekatan yang sebenarnya :

    jarak Rdpn sampai C2 = 465 mm jarak Rdpn sampai A2 = 403 mm jarak Rdpn sampai B2 = 453 mm jarak Rdpn dan Rblk = 1050 mm

    30kg 35kg 21kg

    a b c d

    Rdpn Rblk

    Gambar 3.6 DBB pada Rangka sebelah Kanan

    MR blk = 0

    (Rdpn.1050) (30 . 467) (35.597) (21.585) = 0

    R dpn = 45 kg

    Rblk = (30+35+21) 45 = 41 kg

    Dalam perhitungan kekuatan chasis ini dihitung berdasarkan anggapan sumbu

    depan dan belakang sebagai tumpuan sederhana ( simple beam / tumpuan

    engsel-rol), batang rangka lurus :

  • 70

    Gambar 3.7 Diagram Bidang Gaya Geser dan Bidang Momen

    MA2 = 45 kg . 403 = 18135 kgmm

    MB2 = ( 45 kg . 453 ) ( 30.(453-403)) = 18885 kgmm

    MC2 = (45.465) (30.(465-403)) (35.(465-453)) = 19695 kgmm

    M dpn dan M blk = 0 karena tumpuan sendi dan rol.

    Bidang Gaya Geser

    Bidang Momen

  • 71

    0

    Gambar 3.8 Diagram Bidang Momen pada Batang 1

    Kekuatan bagian sumbu depan dan belakang diperhitungkan terhadap gaya

    geser dan momen. Untuk perhitungannya, beban F diambil yang terbesar yaitu

    B2 = 35 Kg.

    Ditinjau dari tegangan geser : Bahan yang digunakan ST-42, maka = 42 kg / mm2

    Angka keamanan = 8 , = = 5,25 kg/mm2

    geser ijin bahan, = 0,8 . ( Sularso,2002)

    = 0,8 . 5,25 = 4,2 kg /mm2 = 42 N /mm2

    Gambar 3.9 Gambar Luasan Penampang

  • 72

    = < ijin

    =

    = 1562500 N/m2 = 1,5625 N/mm2 42 N/mm2 ( aman )

    Ditinjau dari tegangan bengkok :

    b = ; dimana Wb = {( )-( )}/ e

    Wb = { (20. 403)/12 (18.383)/12 }/20

    = {106666,67 82308} / 20

    = 1217,93 mm3

    b = = 16,17 N/mm2 (52,5 N /mm2) ; aman.

    Defleksi yang terjadi: Dalam perhitungan defleksi ini, digunakan beban yang menimbulkan momen

    lenturan terbesar yaitu dari Pengemudi (B2 ) sebesar 35 Kg, g = 10 m/s2.

    Defleksi yang diijinkan, ya = 5 mm Defleksi sebesar :

    P = B2=35 kg

    Depan(fr) belakang(r)

    465mm 585 mm

    a b

    L

    Gambar 3.10 DBB Defleksi Batang Rangka

  • 73

    ( Timoshenko,1997 )

    = 1,38 . m = 1,38 mm ya (aman).

    Kesimpulan : Rangka terbukti aman terhadap tegangan geser, tegangan bengkok

    dan defleksi.

    terjadi = 1,5625 N/mm2 ijin

    b terjadi = 16,17 N/mm2

    ya maks = 1,38 mm ya

    3.4 Analisa Titik Berat Gokart

    Gambar 3.11 Titik Berat Gokart

    Berat gokart kosong = 92 kg

    Berat pengemudi = 70 kg

    Pada pengukuran / penimbangan Gokart yang telah jadi dengan berat

    pengemudinya, datanya sebagai berikut :

  • 74

    Massa total (m) : 162 (kg) Massa gandar depan ( mf ) : 66 (kg) Massa gandar belakang ( mr ) : 96 (kg) Massa gokart bagian kiri ( mki ) : 62 (kg) Massa gokart bagian kanan (mka) : 100 (kg)

    Gambar 3.12 Analisa Titik Berat Gokart dari Samping

    Dari data tersebut didapatkan jarak titik berat dari poros roda depan,

    ( lihat gambar 3.12) :

    Lf =m

    Lmr .

    =1621050.96

  • 75

    = 0,62 [m]

    Jarak titik berat dari poros roda belakang ,(lihat gambar 3.12) :

    Lr =m

    Lm f .

    =1621050.66

    = 0,427 [m]

    W2 W1

    mki mka

    Gambar 3.13 Analisa Titik Berat Gokart dari Belakang

    Jarak titik berat dari sisi kanan, ( lihat gambar 3.13):

    Lka =m

    Lmki .

    =162

    950.62

    = 363,58 [mm]

    Jarak titik berat dari sisi kiri , ( lihat gambar 3.13):

    Lki =m

    Lmka .

    =162

    950.100

    = 586,4 [mm]

  • 76

    Tinggi titik berat :

    H = r + f ; dimana hf = tan.)..(

    mLmLm rf

    Sin = r/L = 0,11/1,050 = 0,105 = 6,01 ,sehingga hf = tan.

    )..(m

    LmLm rf

    = 01,6tan162

    )42,0.16205,1.66(

    = 0,07 [ m]

    H = r + hf

    = 0,11 + 0,07

    = 0,18 [m]

    3.5 Perhitungan Pada Kendaraan Berdasarkan Kapasitas Gesek

    3.5.1 Gaya Traksi Kendaraan

    Dalam menentukan gaya traksi maksimum oleh tumpuan ban dengan jalan dapat

    ditentukan dari koefisien adhesi jalan dan parameter berat kendaraan.

    Tabel 3.1 Tabel Koefisien Adhesi Jalan

    Surface Peak Value Sliding Value ( ) Asphalt and Concrete ( dry ) 0,8 0,9 0,75

    Asphalt ( wet ) 0,5 0,7 0,45 0,6

    Concrete ( wet ) 0,8 0,7

    Gravel 0,6 0,55

    Earth Road ( dry ) 0,68 0,65

    Earth Road ( wet ) 0,55 0,4 0,5

    Snow ( hard packed ) 0,2 0,15

    Ice 0,1 0,07

  • 77

    Tabel 3.2 Tabel Koefisien Tahanan Rolling

    Jenis Jalan f ( nilai rata rata )

    Kondisi bagus 0,014 0,018 Asphalt hotmix dan

    beton cor Kondisi halus 0,018 0,020

    Jalan paving blok 0,023 0,030

    Jalan berbatu 0,020 0,025

    kering 0,025 0,035 Jalan tanah

    becek 0,050 0,15

    Jalan berpasir 0,10 0,30

    Jalan bersalju 0,07 0,10

    Fx maks =

    LH

    LHfrLfW.1

    /)..(.

    ;( diambil = 0,75 dan fr = 0,014 )

    =

    05,118,0.75,01

    05,1/)18,0.014,062,0.(81,9.162.75,0

    = 804,155 N

    3.5.2 Limit Percepatan

    Dalam memperhitungkan percepatan maksimum yang dapat dicapai dalam

    kondisi roda masih rolling adalah dengan rumus sebagai berikut:

    Fmaks = m.amaks

    amaks = mFxmaks

    = 162

    155,804 = 4,96 m /s2

  • 78

    Besar gaya tahanan kendaraan pada roda belakang searah sumbu x:

    ( lihat Gambar 3.12 )

    Fx = M . a maks = 162 kg . 4, 96 m/s2

    = 803,52 N

    Gambar 3.14 Diagram Benda Bebas Hubungan Momen pada Poros output Mesin

    dengan Poros Belakang

    Torsi Roda Belakang:

    Torsi roda = Fx . r roda = 803,52 N . 0.11 m

    = 88,3872 Nm

    Dengan sproket yang ditentukan dahulu:

    Untuk Z gear = 14

    Untuk Z pinion = 50

    Maka:

    Diameter luar sproket belakang

    dk = {0,6 + cot (50

    180)2 x 12,7

    = 209,5 [mm]

  • 79

    Diameter luar sproket depan

    dk = {0,6 + cot (14180

    )2 x 12,7

    = 63,3 [mm]

    Gaya yang terjadi pada sproket belakang :

    F sproket blk = blksproketR

    RodaTorsi

    = m

    Nm10475,03872,88

    = 843,79 N

    Gaya pada sproket blk = gaya pada sproket dpn.

    Torsi mesin = F sproket dpn x R sproket dpn

    = 843,79 x 0,03165

    = 26,7 Nm

    Dimisalkan putaran mesin = 1400 rpm

    Kecepatan sudut = = 60

    2 xnx = 6014002 xx = 146,53 rad/sec

    Daya mesin yang dibutuhkan = T . = 26,7 Nm . 146,53 rad/sec

    = 3912,351 watt

    Mesin yang digunakan = 5,5 hp = 5,5 x 746 = 4103 watt

    Jadi mesin dengan daya 5,5 hp mampu untuk menjalankan gokart.

  • 80

    3.6 Analisa Perancangan Rantai & Sproket

    Daya yang ditransmisikan = 5,5 Hp = 4,103 Kw

    Putaran mesin = 1467,44 rpm

    Jarak antar sproket = 350 [mm]

    Fc = 1,2

    Putaran poros sproket depan = putaran mesin = 1467,44[rpm]

    Sproket yang digunakan no 40

    - Depan Z 14

    - Belakang Z 50

    Diameter luar sproket belakang

    dk = {0,6 + cot (50

    180) x 12,7

    = 209,5 [mm]

    Diameter luar sproket depan

    dk = {0,6 + cot (14180

    ) x 12,7

    = 63,3 [mm]

    Beban pada rantai = Gaya yang terjadi pada sproket belakang :

    F sproket blk = blksproketR

    RodaTorsi

    = m

    Nm10475,03872,88

    = 843,79 N

    Gaya pada rantai = gaya pada sproket. Maka dipilih rantai yang memiliki beban

    yang diijinkan harus > 84,379 kg

  • 81

    3.7 Pemilihan rantai no.40 dengan spesifikasi :

    Jarak bagi ( P ) = 12,7 [mm]

    Batas kekuatan tarik rata-rata ( Fb ) = 1950 [Kg]

    Beban maksimum yang diijinkan ( FU ) = 300 [Kg]

    Kecepatan rantai

    V = 60.1000

    . .1 npzP

    = 60.1000

    44,1467.14.7.12

    = 4,34 [m/s]

    Daerah kecepatan rantai rol : 4 10 m/s ( Sularso,195)

    Jadi kecepatan rantai masih dalam daerah aman.

    Sf = 3799,84

    1950 = 23,11 > 6

    84,379 kg < 300 [Kg] = baik

    Panjang rantai:

    Lp = + 2Cp +

    = + 2 +

    = 88,3 = 83 mata rantai

  • 82

    Cp = {(L- ) + }

    = { ( 88 - ) +

    = 27,4

    Jarak antar poros yaitu 27,4 x 12,7 = 347,9 [mm]

    3.8 Analisa Perancangan Rem

    Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II

    untuk sumbu x. Persamaannya dapat dilihat di bawah ini :

    F = m . a

    Frem- Fx = m . a

    Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Fb adalah gaya dorong dari gokart.

    Frem = Fx + m.a

    V = V0 - a.t

    Gambar 3.15 Diagram Benda bebas Gokart saat Pengereman

    Dimana :

    a = perlambatan linier (m/s 2 )

    V0 = kecepatan awal (m/s)

    V = kecepatan akhir (m/s)

    t = waktu perlambatan (s)

    Frem= gaya pengereman gokart (N)

  • 83

    Sehingga jika V0 = 15,8 (m/s) = 57,2 km/jam

    V = 0 (m/s)

    t = 2 (s)

    V = V0 - a.t

    a = t

    VV 0

    a = 2

    08,15

    a = 7,9 (m/s 2 )

    Frem = Fx + m.a = 803,52 N + (162).7,9

    = 2083,32 (N)

    3.9 Analisa perencanaan poros

    Daya yang diteruskan = 5,5 Hp = 4,103 Kw

    Putaran = 1467,44 [rpm]

    i = 1450

    Massa blk = 96 [kg]

    panjang poros = 410 [mm]

    faktor koreksi ( fc ) = 1,2 ( Elemen Mesin Sularso )

    putaran poros = 410,8 [rpm]

    Torsi Roda Belakang:

    Torsi roda = Fx . r roda = 803,52 N . 0.11 m

    = 88,3872 Nm

  • 84

    Gaya yang terjadi pada permukaan poros :

    Jadi torsi pada roda = torsi pada poros, yang membedakan yaitu gaya yang terjadi

    pada permukaan poros yang lebih besar dibanding gaya pada roda

    Bahan poros

    Baja ST 60 dengan kekuatan tarik, t = 60 [Kg/mm2] Faktor keamanan untuk bahan baja paduan, Sf1 = 5,6

    Faktor keamanan karena bentuk poros, Sf2 = 1,3 s/d 3,0 (diambil 1,3)

    Faktor koreksi untuk kejutan atau tumbukan yang cukup besar, Kt = 1,5 s/d 3

    (diambil 2) Faktor Koreksi untuk momen lentur, Km ( untuk poros berputar Km = 1,5)

    Besarnya tegangan geser maksimum:

    maks = t / ( Sf1 . Sf2 ) = 60 / ( 5,6 . 1.3 )

    =8,24 [Kg/mm2]

    Rb

    245 165

    Ra C = 65 [Kg]

    43

    Diagram bidang gaya geser

    65

    26631,5

    Diagram bidang momen

    Gambar 3.16 Diagram Bidang Gaya Geser dan Bidang Momen

  • 85

    0=mRa ( Rb . 245 ) ( 65 . 410 ) = 0

    Rb = 108,7 [Kg]

    Ra+ C = Rb

    Ra = Rb- C

    = 43 [Kg]

    M terbesar = Rb. 245 = 108,7 . 245 = 26631,5 [Kgmm]

    Diameter Poros:

    Ds = [(g1,5 ) . ( 22 )5,1()5.1( TM + )]1/3 (Sularso,2002;18)

    = [(24,81,5 ) . ( 22 )009,9.5,1()5,26631.5.1( + )]1/3

    = 29,13[mm] diambil =30 [mm]

    Defleksi puntiran :G = 8,3 x 103 kg/mm2

    = 584 . 4..

    DsGLTtot

    (Sularso,2002;18)

    = 584 . 43 30.10.3,8410.009,9

    = 0,00032

    Kelenturan poros dari pembebanan :

    ya = ditentukan 3 mm

    Y = 3,23 .10-4 (Sularso ,2002;18)

    Keterangan :

    F = beban ( poros belakang terpisah)

  • 86

    L1 = jarak tumpuan 1 dengan titik beban

    L2 = jarak tumpuan 2 dengan titik beban

    L = jarak antar tumpuan

    Ya = 4 mm

    Y = 3,23. 10-4.245.30

    165.410.654

    22

    = 2,9 mm ya ( aman )

    3.10 Pasak

    F

    Gambar 3.17 Gaya Geser pada Pasak

    Ukuran nominal pasak b x l = 8 x 7

    Diameter poros = 30 [mm]

    t1 = 4,0

    t2 = 2,4

    Torsi pada poros = 9,7 . 105. 11209236,4

    = 4264,19 [Kgmm]

    Gaya tangensial pada permukaan poros

    F = 2/)(( dsDkDk

    T

    = 2/))30209(209(

    19,4264

    = 284,3 [Kg]

  • 87

    Bahan S 45 C dicelup dingin dan dilunakkan

    Sfk1 = 6

    Sfk2 = 3

    Sfk1. Sfk2 = 6 . 3

    = 18

    b = 70 [Kg/mm2] ka = 70/18

    = 3,9 [Kg/mm2]

    ka = 1.83,284

    l 3,9 [Kg/mm2] = 9,11 [mm]

    Tekanan permukaan ( P )

    P = ).( 212 atauttl

    F

    = 4.3,284

    2l 8 = 8,8 [mm]

    Lka = l1 + l2

    = 9,11 + 8,8

    = 17,91 [mm]

    b/ds = 8/30 = 0,27 jadi 0,25 < 0,27 < 0,35 baik

    lk/ds = 20/30 = 1,11 jadi 0,75 < 0,11 < 1,5 baik

    Ukuran pasak = 8 x 7 (standart)

    Panjang pasak = 20 [mm]

    Bahan pasak = S 45 C, dicelup dingin dan dilunakkan

    3.11 Perencanaan Kopling Sentrifugal

    Tenaga yang ingin ditranmisikan = 5,5 Hp

    = 4103 W

    Kecepatan = 2000 (rpm)

    Celah radial, c = 3 (mm)

  • 88

    Jumlah sepatu, n = 3

    Massa tiap sepatu, m = 0,25 (kg)

    Dorongan oleh geseran per, S = 300 (N)

    Koefisien gesek sepatu dengan drum, = 0,3 Diameter internal drum, D = 170 (mm) ; R = 0,085 (m)

    Jarak dari pusat gravitasi, r = 0,08 (m)

    Keterangan:

    Pc = Gaya sentrifugal tiap sepatu

    Ps = Gaya ke dalam tiap sepatu yang

    digeserkan oleh per pada kecepatan

    tertentu.

    F = Gaya Friksi yang bergerak secara

    tangensial pada tiap sepatu.

    R = Radius drum