cover depan dan belakang -...

44
2014 Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN PENGEMBANG INFORMASI GE PENGINDERAA GAN INFRASTRUKTUR EOSPASIAL PEMANFA AN JAUH R AATAN

Upload: hoangdung

Post on 04-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

2014

Pusat Pemanfaatan

Penginderaan Jauh

LAPAN

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

INFORMASI GEOSPASIAL PEMANFAATAN

PENGINDERAAN JAUH

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

INFORMASI GEOSPASIAL PEMANFAATAN

PENGINDERAAN JAUH

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

INFORMASI GEOSPASIAL PEMANFAATAN

Page 2: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

i Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

TAHUN ANGGARAN 2014

PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

INFORMASI GEOSPASIAL PEMANFAATAN

PENGINDERAAN JAUH

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH

Jakarta 2014

Page 3: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

ii Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh

PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

INFORMASI GEOSPASIAL PEMANFAATAN

PENGINDERAAN JAUH

Disusun oleh:

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH

DEPUTI BIDANG PENGINDERAAN JAUH

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

(LAPAN)

Tim Penyusun:

Pengarah :

Dr. M. Rokhis Khomarudin, S.Si., M.Si.

Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

Winanto. ST.

Kepala Bidang Produksi dan Informasi

Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

Peneliti:

Drs. Sarno, MT, Drs. Sunayo, Taufik Hidayat, S.Si,

Esthi Kurnia Dewi, S.Kom, Galdita Arumba C, ST, Saprudin, Amd

Editor, Penyunting, Desain, dan Layout:

Muhammad Priyatna, S.Si., MTI.

Jakarta, Desember 2014

Page 4: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh iii

PRAKATA

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat operasional, dalam pemanfaatan data

penginderaan jauh untuk berbagai kegiatan aplikasi. Aplikasi tersebut terdiri dari beberapa

kegiatan, diantaranya; pemantauan curah hujan dan prediksi curah hujan, potensi

terjadinya banjir, pemantauan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK), pemantauan titik

api (HotSpot), Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV), fase pertumbuhan tanaman padi, serta

Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) yang dilaksanakan sepanjang tahun 2014.

Hasil kegiatan ini berupa informasi-informasi dari kegiatan tersebut yang bersifat harian,

maupun bulanan yang di diseminasikan dalam WEB-SIMBA (Sistem Informasi Mitigasi

Bencana Alam) serta di kirimkan kepada beberapa Instansi Pemerintah di pusat maupun

daerah di Indonesia.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan dan dalam

penyusunan dokumen ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 17Desember 2014

KoordinatorKegiatan

Page 5: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

iv Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….........................................

EKSEKUTIF SUMMARY ............................................................................................

I. PENDAHULUAN …………………………………………………………....................................... .....

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………...................................... .....

1.2. Perumusan Masalah ........................................……………………............................

1.3. Tujuan dan Sasaran .........................................……………….................................

1.4. Lokasi dan Ruang Lingkup Kegiatan ..................................................................

1.5. Manfaat Penelitian .........................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................…………………………….............................. .....

2.1. Kajian Teknologi Pendukung SPBN ...................................................................

2.2. Standar Teknis untuk Distribusi Data Spasial ....................................................

III. METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................................

IV. ANALISA SISTEM ..............................................................................................

4.1. Sistem Pemantauan Bumi Nasioanal ................................................................

4.2. Teknologi Pendukung Sistem Pemantauan Bumi Nasional .................................

4.2.1.Teknologi dan Arsitektur Perangkat Lunak .....................................................

4.2.2. Teknologi Perangkat Keras ...........................................................................

V. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................

5.1. Sistem Pemantauan Bumi Nasional Berbasis Web Mapping .............................

5.2. Penyajian dan Visualisasi ................................................................................

VI. PENUTUP ......................................................................................................

6.1. Kesimpulan ....................................................................................................

6.2. Rekomendasi .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

iv

v

1

1

2

4

4

5

6

6

9

11

15

15

18

18

20

24

24

24

34

34

35

36

i

Page 6: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh v

EKSEKUTIF SUMMARY

Kegiatan ini bertujuan melaksanakan pembangunan dan pengembangan kapasitas Infrastruktur data

spasial untuk pengembangan produksi, distribusi dan diseminasi data dan informasi penginderaan

jauh dalam mendukung Sistem Pemantauan Bumi Nasional. Harapan dari pengembangan system ini

adalah tersampainya informasi geospasial penginderaan jauh melalui Geospasial Web Services dan

Web Mapping.

Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang telah mendapatkan cukup

perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Analisis kami menunjukkan bahwa untuk semua kategori

perangkat lunak yang digunakan dalam Implementasi Geospasial Web Services dan Web Mapping

tersedia produk perangkat lunak bebas dan sumber terbuka serta mendukung berbagai standar

industri yang memudahkan interoperabilitas informasi geospasial sumber daya alam.

Dalam mengembangkan Prototipe Geospasial Web Services sejumlah kategori komponen perangkat

lunak Geospasial berbeda seperti GeoServer sebagai server mapping, dikustomisasi untuk

manajemen geospatial web services, PostgreSql-PostGis sebagai Server DBMS (Database

Management System) Geospatial dikustomisasi untuk manajemen basisdata dan Aplikasi Internet

Web mapping, dikustomisasi untuk visualisasi informasi geospasial sumber daya alam penginderaan

jauh.

Informasi Sumber daya Alam , Lingkungan dan Mitigasi Bencana diintegrasikan ke dalam Sistem

Basisdata Informasi Geospasial Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam Wilayah Indonesia dalam

Server DBMS (Database Management System) PostgreSql-PostGis, Perangkat lunak

PostgreSql/PostGis dan GeoServer disusun, disesuaikan dan diintegrasikan sebagai database

management system dan geospatial web services server. Teknologi front-end internet web

mapping/services digunakan untuk menyajikan dan memvisualisasikan informasi Geospasial

pemanfaatan Penginderaan Jauh (Geofatja). SPBN diharapkan dapat mendukung kesinambungan

produksi, diseminasi dan kemudahan akses Informasi Geofatja, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam,

lingkungan dan mitigasi bencana dalam rangka mendukung pembangunan nasional berkelanjutan.

ii

Page 7: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang
Page 8: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

1 Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat luasdengan posisi wilayah

geografis terletak diantara dua benua, dua samudera dan membentang di sepanjang garis

khatulistiwa. Meskipun bangsa Indonesia mendapat anugerah kekayaan sumberdaya alam

yang sangat melimpahnamuntantangan utama permasalahan ruang kebumian Bangsa

Indonesia adalah pengelolaan sumberdaya alam, pelestarian lingkungan dan mitigasi

kebencanaan. Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak ramah lingkungan dapat

mengakibatkan semakin berkurangnya luasan tutupan hutan, degradasi lahan daerah aliran

sungai, penurunan kualitas air dan pencemaran lingkungan serta masalah lain yang pada

akhirnya dapat mendatangkan musibah kejadian bencana yang beraneka ragam.

Solusi tantangan ruang kebumian Bangsa Indonesia tersebut sangat membutuhkan teknologi

tinggi dan beraneka ragam informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menentukan

metode, pengambilan keputusan dan langkah-langkah strategis spasial - temporal untuk

mendukung pengelolaan sumberdaya alam, pemantauan kondisi lingkungan dan

perubahannya serta mitigasi kebencanaan secara periodik, tepat dan akurat. Penerapan

pemanfaatan teknologi tinggi dan tersedianya beraneka ragam informasi pemanfaatan

penginderaan jauh bagi Bangsa Indonesai, diharapkan mampu untuk melakukan pengelolaan

sumber daya alam, penyelamatan kelestarian alam dan lingkungan ruang kebumian wilayah

NKRI secara baik dan berkelanjutan.

Penginderaan jauh (remote sensing) merupakan teknologi keantariksaan yang dapat

diandalkan untuk mendukung pengelolaan sumberdaya alam, pelestarian lingkungan dan

mitigasi kebencanaan. Wahana penginderaan jauh satelit atau pesawat dapat dipergunakan

untuk pemantauan permukaan bumi. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh mampu

memberikan cakupan pengamatan permukaan bumi yang luas, informasi yang aktual, waktu

perolehan yang cepat, dan memiliki data historis yang sangat baik. Teknologi penginderaan

jauh wahana satelit telah berkembang sangat pesat, mempunyai resolusi spasial sangat tinggi

mencapai 0.5 m dan mampu mengidentifikasi objek berukuran 0.5 X 0.5 m di permukaan

bumi. Penginderaan jauh satelit dengan resolusi spasial rendah, digunakan untuk pemantauan

Page 9: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 2

skala Nasional, dapat merekam data dan diterima setiap hari sekali. Penginderaan jauh satelit

pengamatan lingkungan dan cuaca dapat merekam data dan diterima setiap setengah jam

(LAPAN - pusfatja.lapan.go.id, 2014).

Perkembangan teknologi dalam memperoleh, merekam, mengumpulkan dan menyebarkan

data dan informasi meningkat sangat drastis. Teknologi tinggi penginderaan jauh, telah

membuat perekaman data dan informasi digital penginderaan jauh relatif lebih cepat dan

mudah. Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, kapasitas transfer data dan informasi

yang semakin meningkat, dan kecepatan proses data dan informasi yang semakin cepat

menjadikan data dan informasi Geofatja merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari

perkembangan Teknologi Informasi Geospasial dan Sistem Pemantauan Bumi (Earth

Observation System).

1.2. Perumusan Masalah

Sistem informasi Geofatja pada saat ini merupakan salah satu elemen penting dan berfungsi

sebagai pondasi dalam melaksanakan dan mendukung berbagai macam aplikasi. Banyak

organisasi dan institusi menginginkan untuk mendapatkan data dan informasi Geofatja yang

konsisten, tersedia serta mempunyai aksesibilitas yang baik. Namun dalam pelaksanaannya

belum terlihat adanya koordinasi maupun sinerjitas antar instansi dalam penyediaan

informasi Geofatja tersebut.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)dalam hal ini Pusat Pemanfaatan

Penginderaan Jauh (Pusfatja) yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penelitian dan

pengembangan (Litbang) pemanfaatan penginderaan jauh, berkaitan dengan perencanaan ke

depan perlu melakukaninvestasi dan mencanangkan pengembangan Sistem Pemantauan

Bumi (Earth Observation System) Nasional yang bertujuan membangun Framework untuk

mengintegrasikan semua hasil Litbang, produksi dan diseminasi informasi Geofatja ke dalam

suatu sistem yang memberikan jaminan aanya interoperabilitas dan kemudahan akses oleh

para pengguna, sehingga informasi Geofatja dapat dengan mudah ditemukan, digabungkan,

dievaluasi dan digunakan ulang.

Program Kegiatan tersebut mengacu bahwa LAPAN sesuai dengan ketentuan Peraturan

Presiden Nomor 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional adalah sebagai salah

satu Simpul Jaringan dalam Jaringan Data Spasial Nasional yang lebih lanjut dituangkan

Page 10: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 3

dalam Peraturan Kepala LAPAN Nomor: PER/129/IV/2009, tanggal 14 April 2009 tentang

Penyelenggaraan Jaringan Data Spasial.

Pusfatja bertanggung jawab dalam pengumpulan, pemeliharaan dan pemutakhiran serta

penyediaan akses data dan informasi penginderaan jauh sumberdaya alam khususnya

sumberdaya darat, laut, lingkungan dan mitigasi bencana yang diturunkan dari data dan

informasi penginderaan jauh. Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab tersebut Program

Kegiatan Pengembangan Sistem Diseminasi Data dan Informasi Penginderaan Jauh berusaha

agar dapat menyelenggarakan: 1) Pengumpulan, pemeliharaan dan pemutakhiran data dan

informasi penginderaan jauh; 2) Pertukaran dan penyebarluasan data dan informasi

penginderaan jauh; 3) Penyediaan akses data dan informasi penginderaan jauh kepada

masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4) Pembangunan

sistem akses data dan informasi penginderaan jauh yang terintegrasi dengan sistem akses

bank data nasional; 5) Koordinasi antarlintas pelaku pengelola data dan informasi

penginderaan jauh dan menyampaikan data dan informasi penginderaan jauh maupun

metadata kepada Unit Kliring; dan 6) Pengembangan pedoman dan standar teknis data dan

informasi penginderaan jauh;

Untuk menyelenggarakan butir-butir tersebut di atas, Pusfatja melalui program

pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh menyelenggarakan kegiatan ”Pengembangan

Sistem Pemantauan Bumi Nasional”, yang selanjutnya disingkat menjadi SPBN Pusfatja.

Makalah ini menjelaskan upaya pengembangan infrastruktur informasi SPBN Pusfatja, suatu

sistem informasi geospasial yang mencakup kelembagaan, informasi geospasial, standard dan

petunjuk teknis, teknologi, peraturan perundang-undangan dan kebijakan, serta sumber daya

manusia untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan

pemanfaatan informasi Geofatja.

Pengembangan SPBN diharapkan mampu memberikan dukungan untuk mengidentifikasi,

mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi Geofatja bagi pengambil

keputusan dalam persiapan dan respon terhadap keadaan darurat kebencanaan.

Pengembangan SPBN juga diharapkan dapat mendukung kesinambungan produksi,

diseminasi dan kemudahan akses Informasi Geofatja, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya

alam, pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana dalam rangka mendukung pembangunan

nasional berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan kependudukan.

Page 11: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 4

1.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari kegiatan program pengembangan infrasruktur informasi SPBN Pusfatja adalah

membangun Framework untuk mengintegrasikan semua hasil Litbang, produksi dan

diseminasi informasi Geofatja ke dalam suatu sistem yang memberikan jaminan adanya

interoperabilitas dan kemudahan akses oleh para pengguna, sehingga informasi Geofatja

dapat dengan mudah ditemukan, digabungkan, dievaluasi dan digunakan ulang. Sasaran

utama kegiatan program pengembangan infrasruktur informasi SPBN Pusfatja adalah:

� Terwujudnya peningkatankapasitas Infrasruktur Informasi Geospasial Penginderaan Jauh

(INIGeoPJ) untuk mendukung SPBN Pusfatja.

� Terwujudnya peningkatankapasitas kompetensi personil untuk mendukung implementasi

dan operasional SPBN Pusfatja.

� Terwujudnya integrasi semua hasil litbang, produksi dan diseminasi informasi Geofatja

ke SPBN Pusfatja dalam bentuk Sistem Informasi Sumber Daya Alam (SISDA) atau

Sistem Informasi Mitigasi Bencana (SIMBA).

� Terwujudnya jaminan adanya interoperabilitas dan kemudahan akses informasi Geofatja

oleh para pengguna, sehingga dapat dengan mudah ditemukan, digabungkan, dievaluasi

dan digunakan ulang.

1.4. Lokasi dan Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

(LAPAN) – Kedeputian Penginderaan Jauh – Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh,

Pekayon, Jakarta.

ruang lingkup Program Kegiatan Infrasruktur Informasi Geospasial Penginderaan Jauh

Untuk Pusat Pemantauan Bumi Nasional adalah sebagai berikut:

a. Studi, Kajian dan Implementasi tentang Infrasruktur Informasi Geospasial Penginderaan

Jauh Untuk Pusat Pemantauan Bumi Nasional.

b. Studi, Kajian dan Implementasi tentang teknologi Pusat Pemantauan Bumi

Nasionaluntuk mendukung dalammengintegrasikan semua hasil litbang dan produksi

informasi ke dalam suatu sistem yang memberikan jaminan adanya interoperabilitas dan

kemudahan akses informasi geospasial penginderaan jauh oleh para pengguna, sehingga

dapat dengan mudah ditemukan, digabungkan, dievaluasi dan digunakan ulang.

Page 12: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 5

c. Melakukan investasi komponen-komponen Infrasruktur Informasi Geospasial

Penginderaan Jauh Untuk Pusat Pemantauan Bumi Nasional meliputi Infrasruktur

Jaringan (Network), Penyimpanan (Storage), Perangkat Lunak (Software) dan

Infrasruktur Server

d. Instalasi Infrasruktur Jaringan, Penyimpanan dan Server

e. Setup Infrasruktur Perangkat Lunak.

f. Melakukan Pengujian dan Integrasi Sistem

g. Implementasi dan Operasionalisasi di Intranet / Internet

1.5. Manfaat Penelitian

Prototipe Sistem Diseminasi Informasi Penginderaan Jauh berupa Infrastruktur Informasi

Pemantauan Bumi Nasional berbasis perangkat lunak sumber terbuka (Open Source)

memungkinkan pengguna untuk meminta layanan Geospasial Web Services informasi

sumberdaya alam menggunakan standard terbuka yang ada dan hasilnya dikembalikan dan

disajikan secara visual dalam bentuk tampilan peta digital dilayar monitor.

Manfaat yang diperoleh oleh para pengelola informasi, perencana program, penentu

kebijakan, pengambil keputusan dan masyarakat pengguna pada umumnya khususnya dalam

pengembangan system bencana dan system manajemen sumber daya alam adalah merasakan

kemudahan akses melalui jaringan informasi secara elektronik berupa media Web, Intranet

dan/atau Internet serta maksimalnya informasi mengenai keberadaan dan ketersediaan data

dan informasi geospasial yang dibutuhkan.

Keunggulan kegiatan ini adalah pemanfaatan secara optimal ketersediaan Sistem Diseminasi

Informasi Penginderaan Jauh Berupa Infrastruktur Informasi Geospasial Penginderaan

Jauh untuk mendukung Sistem Pemantauan Bumi Nasional berbasis GeoFOSS secara

legal.

Page 13: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teknologi Pendukung SPBN

Teknologi utama yang dipilih untuk kajian dan implementasi prototipe sistem, difokuskan

pada paket perangkat lunak open source yang dirilis di bawah lisensi seperti GPL, diadopsi

oleh komunitas online yang aktif, mendukung format standar dan cukup stabil dan handal.

Ketika mempertimbangkan geospatial web services, DBMS Geospasial, dan Aplikasi internet

web mapping ada beberapa pilihan. Untuk geospatial web services OGC compliant WMS

dan WFS pilihan utamanya adalah MapServer [http://mapserver.gis.umn.edu], GeoServer

[http://geoserver.org], dan Deegree [http://www. deegree.org]. Untuk DBMS Geospasial

menggunakan pilihan PostGis [http://postgis.refractions.net/], dan untuk aplikasi internet web

mapping menggunakan pilihan GeoExt [http://www.geoext.com/]. Ada banyak pilihan lain,

beberapa cukup menarik dan beragam bahasa, tapi untuk kegiatan ini akan menggunakan

pilihan seperti tersebut di atas.

GeoServer

GeoServer dikembangkan oleh kelompok sukarelawan terdistribusi dan sejumlah

programmer yang dibayar bekerja pada proyek TOPP (The Open Planning Project) yang

mensponsori pengembangan GeoServer.Perangkat lunak GeoServer ditulis dalam Java dan

berbasis pustaka GeoTools [http://geotools.codehaus.org/] yang juga digunakan dalam

pengembangan uDIG.GeoServer awalnya dikembangkan sebagai acuan implementasi

spesifikasi WFS OGC's 1.0. Hal ini berarti, jika dilakukan perbandingan server lain dengan

GeoServer dan mendapatkan jawaban yang berbeda, maka jawaban yang benar adalah

GeoServer (by definition).

GeoServer mempunyai komunitas pendukung yang baik dan beberapa proyek

memberikanpendanaan untuk pengembangan lebih lanjut.Perangkat lunak GeoServer

merupakan implementasi referensi standar untuk WFS.Instalasinya mudah dan

dokumentasinya lengkap.Sekarang ini hanya mendukung satu fitur per tabel dan pemetaan

skema kompleks belum lengkap.

• Mendukung Standar OGC: WMS, WFS.

Page 14: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 7

• Antarmuka Read & Write: PostGIS, ESRI Shapefile, ArcSDE and Oracle, VPF,

MySQL, MapInfo, KML.

• Arsitektur: Java-servlet.

MapServer

MapServer (http://mapserver.org) merupakan pemetaan web geo-spasial open-source dan

tool rendering yang sesuai dengan standar OGC seperti Web Map Service (WMS), Web

Feature Service (WFS), Web Coverage Service (WCS) dan Geografi Markup Language

(GML).Dikembangkan di Universitas Minnesota dengan bantuan NASA, mempunyai

dukungan built-in untuk beragam format vektor dan raster. Fungsionalitas inti dari Mapserver

adalah MAPFILE nya, sebuah file konfigurasi yang menentukan layer raster dan vektor

bersama dengan style (gaya) visualnya. Sistem dimungkinkan menyesuaikan MAPFILE

untuk pengguna tertentu, memperbarui style (gaya) visual dan struktur peta dinamis.

Kesederhanaan konseptual MAPFILE merupakan salah satu keuntungan utama dari

MapServer atas sistem yang sama. Fitur yang juga signifikan dari MAPFILE adalah koneksi

langsung dan dukungan untuk banyak DBMS seperti PostGIS dan Oracle

Spasial.Sebuahgambaran luas MapServer dapat ditemukan pada Kropla (2005).

UMN MapServer pada awalnya dikembangkan oleh University of Minnesota (UMN) proyek

ForNet [http://www.gis.umn.edu/fornet] bekerjasama dengan NASA dan Minnesota

Department of Natural Resources (MNDNR). Saat ini, proyek MapServer berada pada

proyek TerraSIP [http://terrasip.gis.umn.edu/], proyek NASA yang disponsori antara UMN

dan konsorsium land management interests.

Menurut situs web MapServer, perangkat lunak tersebut dikelola oleh sejumlah pengembang

yang semakin banyak dari seluruh dunia dan didukung oleh berbagai kelompok organisasi

yang mendanai peningkatan dan pemeliharaan. MapServer ditulis dalam bahasa C, yang

cepat tetapi tua, dan ada ribuan programmer di luar sana yang dapat memahami dan

menambah basis kode.

Proyek MapServer dimulai sebelum pengembangan standar OGC dan awalnya menyediakan

format sendiri untuk mengambil images of map dari server, kemudian setelah standar OGC

dikembangkan, MapServer disesuaikan untuk mendukung standar OGC ke tingkat tertentu

yang memungkinkan MapServer bertindak sebagai WMS dan WFS. Saat ini layanan WFS

Page 15: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 8

hanya membaca (read only) dan belum mendukung transaksi. Keterbatasan utama adalah

kurangnya dukungan filter atribut fitur dan operasi POST.

• Mendukung Standar OGC: WMS, WFS non-transaksional, WCS.

• Antarmuka Read & Write: ESRI shapefiles, PostGIS, ESRI ArcSDE, TIFF/GeoTIFF,

EPPL7

• Arsitektur: CGI diimplementasikan dengan C, Scripting dengan bahasa berbeda

Deegree

Deegree merupakan sistem web mapping berbasis Java yang dikembangkan oleh GIS dan

Remote Sensing unit Departemen Geografi, Universitas Bonn, dan perusahaan Jerman

bernama lat / lonGmbH. Perangkat lunak Degree mempunyai model pengembangan yang

lebih tertutup, denganhanya beberapa individu perorangan yang diperbolehkan untuk

mengubah kode sumber (sourcecode).

Deegree merupakan implementasi referensi untuk standar OGC WMS. Dengan lebih dari

satu paketperangkat lunak, deegree merupakan satu set blok bangunan untuk mengkonstruksi

layanan OGC.Saat ini, Deegree dalam proses refactoring untuk menghasilkan versi 2.0.

• Mendukung Standar OGC: WMS, WFS, WCS, WCAS, WFS-G, WTS, WCTS, CSW.

• Antarmuka Read & Write: ORACLE Spatial, PostGres/PostGIS, MySQL, JDBC-

enableddatabases, ESRI Shapefiles, raster data formats (JPEG, GIF, PNG,

(Geo)TIFF, PNM danBMP).

• Arsitektur: Java-servlet.

PostGIS

PostGIS (http://postgis.refractions.net) merupakan open-source plugin yang

menambahkandukungan untuk objek geografis kepada database object-relational

PostgreSQL. PostGISmerupakan ekstensi spasial untuk PostgreSQL dan dapat digunakan

sebagai back-end data spasialuntuk aplikasi spasial dan geografis.Post-GIS mendukung

OpenGIS Simple Fitur Spesifikasi SQL.Iatelah dikembangkan oleh Refractions Research

sebagai proyek open source sebagai teknologidatabase spasial. PostGIS semakin meningkat

diadopsi sebagai alternatif dari produk mahalkomersial seperti Oracle Spatial dan Microsoft

SQL Server Spasial. Untuk alasan ini, beberapaproyek GIS open source mendukung secara

native. PostGIS mencakup tools antarmuka pengguna,dukungan topologi, validasi data,

Page 16: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 9

koordinat transformasi dan API pemrograman.Kinerja PostGISpada kueri spasial dapat

dibandingkan dengan MySQL, DB2 dan Oracle Zhou et al. (2009).

GeoExt

GeoExt merupakan library JavaScript yang menyediakan dasar untuk membuat aplikasi

internet web mapping. GeoExt menggabungkan library internet web mapping OpenLayers

dengan Extjs, "library JavaScript lintas-browser untuk membangun aplikasi web

mapping."GeoExt menyediakan paket widget yang dapat dikustomisasi dan mendukung

penanganan data yang membuat kemudahan membangun aplikasi dalam melihat, mengedit,

dan styling informasi geospasial.GeoExt membuat kemudahan dalam membangun aplikasi

internet web mapping seperti GeoExplorer.

GeoExplorer

GeoExplorer merupakan aplikasi internet web mapping yang dapat menyajikan

informasigeospasial seperti layaknya aplikasi desktop.Basisnya menggunakan GeoExt yang

merupakanpengembangan dari ExtJS.Sedangkan visualisasi informasi geospasialnya

menggunakanOpenLayers. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java Script.

Informasi geospasial dapatditambahkan melalui WMS dengan interface yang telah

disediakan dan cukup sederhana. Serveryang memberikan layanan WMS dapat ditambahkan

pada menu Server dan akan langsungdiberikan daftar layer informasi geospasial yang

disediakan. Hal lain yang menarik denganGeoExplorer adalah adanya toolbar yang

membantu dalam navigasi peta, antara lain identify,pengukuran area dan panjang, bookmark,

pembesaran yang dilakukan sebelum dan sesudah.Untuk melakukan publikasi peta yang

diinginkan pada halaman web dapat menggunakan toolbarPublish Map.

2.2. Standar Teknis untuk Distribusi Data Spasial

Beberapa standar teknis yang ditetapkan oleh Open Geospatial Consortium (OGC,

opengeospatial.org) dan Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO seri 19xxx, iso.org)

memainkan peran penting dalam penyebaran dan pengolahan data spasial. Secara umum,

standar-standar ini menjelaskan protokol komunikasi antara server data, server yang

menyediakan layanan spasial, dan perangkat lunak klien, yang meminta dan menampilkan

data spasial. Selain itu, mereka menentukan format untuk transmisi data spasial.

Page 17: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 10

Kami mengidentifikasi standar OGC berikut yang diperlukan untuk membangun SDI:

OGC data delivery standards (Standar pengiriman data)

1. Web Mapping Service (WMS)

2. Web Feature Service (WFS), & transactional (WFS-T)

3. Web Coverage Service (WCS)

OGC data format standards (Standar format data)

1. Simple Feature Standard (SFS)

2. Geography Markup Language (GML)

3. Keyhole Markup Language (KML)

OGC data search standards (Standar pencarian data)

1. Catalogue Service (CSW)

2. Gazetteer Service (WFS-G)

Other OGC standards (Standar lain)

1. Web Processing Standard (WPS),

2. Coordinate Transformation Service (CTS),

3. Web Terrain Service (WTS),

4. Styled Layer Descriptor (SLD),

5. Web Map Context (WMC)

Standar ISO 19115 (Informasi Geografis - Metadata) juga penting, karena mendefinisikan

skema untuk mendeskripsikan data spasial, dan ISO 19119 (Informasi Geografis - Services)

menentukan bagaimana data spasial dan layanan harus dideskripsikan sehingga mereka dapat

dicari oleh layanan katalog (seperti OGC's Catalogue Service). Spesifikasi yang

dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C) untuk diseminasi data seperti

HTML, XML, SVG, SOAP, WSDL, dll, juga harus dipertimbangkan.

Page 18: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Arsitektur

Arsitektur Sistem Diseminasi Informasi Penginderaan Jauh berupa Infrastruktur

InformasiGeospasial Penginderaan Jauh Berbasis Perangkat Lunak Sumber Terbuka untuk

mendukung Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) ditunjukkan padaGambar di bawah

ini.Arsitektur ini kompatibel dengan usulan GeoFOSS SDI (Ticheler 2007,OSGeo) dan

mengikuti konseptual arsitektur three-tier. Pada lapisan bawah, terdapat tempatpenyimpanan

dan server basis data spasial PostgreSQL / PostGIS dan sistem file GeoTiff dalamrangka

mencapai manajemen data yang lebih efisien.

Gambar 3.1: Arsitektur Sistem

Pada lapisan tengah (middleware) berada semua layanan yang membantu aksesibilitas ke

repositori data.Infrastruktur Informasi Geospasial memiliki dua server utama, yaitu, Map

Server dan Katalog Server.Kedua server menyebarluaskan (melayani) konten geospasialke

web, berdasarkan pada antarmuka standar (misalnya, WMS, WFS, WCS, ISO 19115/139)

untuk memfasilitasi akses dan penggunaan data geospasial online. Lapisantengah juga

Page 19: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 12

menyediakan Layanan Akses langsung ke database geografis untuk query tingkat lanjut dan

analisis konten geospasial penginderaan jauh.

Pada lapisan atas (klien) berada pengguna dan aplikasi.Akses ke konten geospasial

penginderaan jauh adalah mungkin baik melalui desktop atau web client.Desktop client dapat

berupa paket perangkat lunak dengan kemampuan geovisualization dan, mungkin, fungsi

GIS, seperti paket perangkat lunak GIS (misalnya, ArcGIS, Quantum GIS) atau Viewer Peta

(misalnya, Google Earth). Klien web adalah web browser, seperti Internet Explorer, Mozilla

Firefox, atau Google Chrome.

Tahapan Pengembangan

Tahapan dalam pengembangan infrasruktur informasi SPBN Pusfatjaadalah:

a. Kajian teknologi Infrasruktur Informasi Sistem Pemantauan Bumi

� Studi literatur dan survey teknologi di internet tentang Infrasruktur Informasi

Sistem Pemantauan Bumi.

� Pemahaman Infrasruktur Informasi Sistem Pemantauan Bumi

dalammengintegrasikan semua hasil litbang dan produksi informasi ke dalam suatu

sistem yang memberikan jaminan adanya interoperabilitas dan kemudahan akses

informasi Geofatja oleh para pengguna, sehingga dapat dengan mudah ditemukan,

digabungkan, dievaluasi dan digunakan ulang.

� Identifikasi komponen-komponen Infrasruktur Informasi Sistem Pemantauan

Bumimeliputi Jaringan, Penyimpanan, Perangkat Lunak dan Server.

� Menyusun, menyessuaikan dan mengintegrasikan komponen-komponen

pengembangan Infrasruktur Informasi Sistem Pemantauan Bumi.

b. Pengumpulan, konversi,integrasi dan publikasi informasi Geofatjake dalam SPBN

� Pengumpulan set data dan informasi Geofatja,

� Konversi, Integrasi dan Publikasi informasi Geofatja,

c. Membangun Infrasruktur Informasi Sistem Pemantauan Bumi

� Investasi komponen-komponen Infrasruktur Informasi,

� Implementasi, pengujian dan integrasi komponen-komponen Infrasruktur

Informasi.

d. Operasi dan dukungan

� Koordinasi, hubungan team, dan pelaporan.

� Doumentasi Sistem

Page 20: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 13

Aktivitas

Keluaran 1. Implementasi Node GeoServer sebagai server geospatial web services,

dikustomisasi dan didedikasikan untuk manajemen geospatial web services informasi

sumberdaya alam.

Aktivitas.

1.1 Studi literature dan pencarian informasi teknologi di internet

1.2 Setup situs uji standard Geoserver pada server pengembangan.

1.3 Kustomisasi geospatial web services (WMS, WFS) dan SLD informasi

geospasial sumberdaya alam.

1.4 Pengujian dan finalisasi.

Keluaran 2. Implementasi Node PostgreSql – PostGis sebagai Server DBMS

(DatabaseManagement System) geospatial dikustomisasi dan didedikasikan untuk

manajemenbasisdata informasi geospasial sumberdaya alam.

Aktivitas.

2.1 Studi literature dan pencarian informasi teknologi di internet

2.2 Setup situs uji standard PostgreSql – PostGis pada server pengembangan.

2.3 Pembangunan basisdata dan populasi (integrasi) konten dengan informasi

Geospasialsumberdaya alam.

2.4 Pengujian dan finalisasi.

Keluaran 3.Desain dan Implementasi Aplikasi Internet Web mapping, dikustomisasiuntuk

visualisasi dan menampilkan informasi geospasial sumberdaya alam.

Aktivitas.

3.1 Studi literature dan pencarian informasi teknologi di internet

3.2 Konfigurasi server pengembangan untuk host situs uji dengan aplikasi internet

Webmapping.

3.3 Desain dan implementasi interface aplikasi internet web mapping.

3.4 Pengujian dan finalisasi.

Keluaran 4.Sistem dokumentasi, koordinasi dan pelaporan.

Aktivitas.

4.1 Panduan pengguna mengelola dan menggunakan GeoServer sebagai server

Page 21: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 14

GeospatialWeb services.

4.2 Panduan pengguna mengelola dan menggunakan PostgreSql – PostGis sebagai

Server DBMS geospatial.

4.3 Panduan pengguna mengelola dan menggunakan aplikasi internet web mapping

GeoExplorer/GeoExt.

4.4 Koordinasi pengembangan sistem dan implementasi, hubungan team, dan

pelaporan.

Page 22: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 15

BAB IV

ANALISA SISTEM

4.1. Sistem Pemantauan Bumi Nasional

Inisiasi Program Pemantauan Bumi dilakukanpada tahun 1990, dandiberi nama Proyek

Pemantauan Bumi. Dalam Proyek Pemantauan Bumi terdapat sejumlah kegiatan penting dan

berskala nasional, kegiatan tersebut antara lain: pemantauan liputan awan, pemantauan titik

api kebakaran hutan/lahan, pemantauan tingkat kekeringan lahan, dan pemantauan

penutup/penggunaan lahan (Gambar 4.1)(LAPAN – Pusfatja, 2014).

Gambar 4.1.Program Pemantauan Bumi Nasional Tahun 1990

(LAPAN – Pusfatja, 2014)

Pengalaman dan peran yang telah dicapai dalam pengembangan teknologi penginderaan jauh

dan pemanfaatannya di Indonesia telah cukup banyak. LAPAN dewasa initelah

memanfaatkan data penginderaan jauh untuk mendukung berbagai kepentingan sektor-sektor

pembangunan nasional. Data dan informasi yang dihasilkan telah disampaikan kepada

kementrian, lembaga dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Untuk menjamin kontinuitas ketersediaan informasi pemanfaatan data penginderaan jauh

yang dibutuhkan oleh berbagai pengguna, pada tahun 2011 Pusat Pemanfaatan Penginderaan

Jauh(Pusfatja)mencanangkan kembali Program Pemantauan Bumi Nasional. Program

tersebut diberi nama Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN). Program Pemantauan Bumi

Page 23: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 16

baru tersebut secara lebih komprehensif mempertimbangkan modalitas kekuatan penelitian,

pengembangan, perekayasaan dan hasil.

Gambar 4.2.Peta Jalan Menuju Sistem Pemantauan Bumi Nasional

(LAPAN – Pusfatja, 2011)

Penyusunan Master Plan SPBN telah direncanakan dan pelaksanaan pengembangannya

dimulai melalui kegiatan program Riset Itensif Kedirgantaraan (RIK) LAPAN pada tahun

2011. Perancangan konseptual kerangka awal peta jalan menuju SPBN ditunjukkan

olehGambar 4.2,di manaSPBN merupakan sistem informasi spasial dinamisyangterdiri dari

dua sub sistem utama, yaitu sub Sistem Informasi Mitigasi Bencana (SIMBA) dan sub Sistem

Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (SISDAL).

SPBN akan menerima masukan informasi baru hasil kegiatan program penelitian,

pengembangan dan perekayasaan pemanfaatan penginderaan jauh dari bidang-bidang di

Pusfatja - LAPAN yaitu bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana (LMB), bidang Sumber

Daya Wilayah Darat (SDWD), bidang Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut (SDWPL)

melalui sistem data dan informasi, pengolahan, pemodelan dan difusi.

Masukan informasi baru tersebut oleh bidang Produksi Informasi (PROINFO) dipersiapkan

untuk diintegrasikan dan ditransformasikan melalui SISDAL menjadi informasi spasial

pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam dan

Page 24: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 17

pemantauan lingkungan dan melalui SIMBA menjadi informasi spasial pemanfaatan

penginderaan jauh untuk mitigasi kebencanaan. SIMBA telah beroperasi 24 jam 7 hari, dan

setiap terjadi bencana langsung bergerak sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Duabelas

informasi pemantauan bumi yang sudah beroperasional adalah:

1. Perubahan lahan hutan non-hutan dari tahun 2000 hingga 2012,

2. Fase pertumbuhan padi di lahan sawah,

3. Sumberdaya air danau,

4. Zona potensi penangkapan ikan,

5. Mangrove,

6. Terumbu karang,

7. Potensi banjir harian,

8. Sistem peringkat bahaya kebakaran,

9. Titik api dan kebakaran lahan/hutan,

10. Tingkat kekeringan lahan,

11. Respon bencana, dan

12. Gunung api.

Gambar 4.3Perancangan Konseptual dan implementasi SPBN

(LAPAN – Pusfatja, 2014)

Page 25: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 18

Hasil transformasi informasi disajikan sebagai layanan solusi tantangan permasalahan ruang

kebumian Bangsa Indonesia. Informasi tersebut dapat diakses dan digunakan baik oleh

pemerintah maupun masyarakat umum melalui layanan aplikasi Geospasial Web Services,

seperti Web Map Service (WMS), Web Feature Service (WFS), Web Coverage Service

(WCS) dan/atau layanan aplikasi Pemetaan Web. Sehingga dapat dikatakanSPBN mampu

memberikan kemudahan akses dan dukungan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan,

menganalisis, dan menyebarkan informasi dalam upaya memenuhi kebutuhan para pengguna

di berbagai sektor pembangunan.

Pengalaman panjang LAPAN dalam pengoperasian stasiun bumi,pelitian, pengembangan dan

perekayasaan pemanfaatan data penginderaan jauh telah memberikan kapasitas kemampuan

penguasaan pengembangan teknologi penginderaan jauh, pengoperasian dan

pemanfaatannya.Pengalaman panjang tersebut menjadi modalitas dalam melangkah dari

Program Pemantauan Bumi Naional (P2BN) menuju ke pengembangan Sistem Pemantauan

Bumi Naional (SPBN).

Perancangan konseptual Sistem informasi spasial dinamis SPBN ditunjukkan seperti pada

Gambar 4.3 Sistem informasi SPBN tersebut merupakan suatu sistem untuk memberikan

jaminan adanya kemudahan dalam menyajikan, menemukan, menggabungkan, mengevaluasi

dan menggunakan ulang Informasi Spasial Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk

mendukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pemantauan Lingkungan dan Mitigasi Bencana

hasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan di Pusfatja - LAPAN.

Komponen utama Sistem informasi spasial dinamis SPBN adalah Situs Web Pusfatja, Sistem

Layanan dan Pemetaan Web. Implementasi Situs Web Pusfatja menggunakan perangkat

lunak Contents Management System (CMS) WorPress, sementara itu aplikasi Pemetaan Web

menggunakan UMN Mapserver dengan antarmuka framework pMapprer berbasis bahasa

pemrograman PHP/MapSript.

4.2. Teknologi Pendukung Sistem Pemantauan Bumi Nasional

4.2.1. Teknologi dan Arsitektur Perangkat Lunak

Implementasi Pengembangan infrasruktur informasi SPBN Pusfatjamenggunakan pendekatan

desain spatial information infrastruture.Teknologi utama yang dipilih untuk implementasi

pengembangan infrasruktur informasi SPBN Pusfatja, difokuskan dan berbasis pada

teknologi dan paket perangkat lunak sumber terbuka(open source) yang dirilis di bawah

Page 26: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 19

lisensi seperti General Public Licence (GPL), diadopsi oleh komunitas online yang aktif,

mendukung format standar dan cukup stabil dan handal.

Gambar

4.4: Arsitektur Sistem

Arsitektur infrasruktur informasi SPBN Pusfatjaditunjukkan pada Gambar 4.4, kompatibel

dengan usulan GeoFOSS SDI (Ticheler 2007, OSGeo) dan mengikuti konseptual 3-Tiers

Architecture. Ada banyak pilihan yang cukup menarik dan beragam kategori komponen

perangkat lunak yang dapat disusun, disesuaikan dan diintegrasikan ke dalam pengembangan

infrasruktur informasi SPBN Pusfatja.

Pada lapisan paling bawah: disusun, disesuaikan dan diintegrasikan tempat penyimpanan

(storage) berupa server basis data informasi Geofatja dan sistem file dalam rangka mencapai

manajemen data yang lebih efisien.

� Perangkat lunak PostgreSql/PostGis (Obe, Regina O., 2011; PostGis, 2013) digunakan

sebagai geospatial Database Management System (DBMS) Serverdisusun dan disesuaikan

untuk manajemen basisdata informasi Geofatja.

� Sistem tata kelola file atau berkas raster citra satelit penginderaan jau dalam format

GeoTiff.

Pada lapisan tengah (middleware): disusun, disesuaikan dan diintegrasikan semua layanan

yang membantu aksesibilitas ke repositori data/informasi Geofatja. Infrastruktur Informasi

SPBN Pusfatjaidealnya memiliki 3 (Tiga) server utama,yaituMap Server, Web Service

Serverdan Catalog Server. Implementasi pengembangan infrasruktur informasi SPBN

Pusfatjabaru sampai pada 2 (Dua) server pertama.Kedua server menyebarluaskan (melayani)

konten Geofatja ke web, berdasarkan pada antarmuka standar (misalnya, WMS, WFS, WCS,

Page 27: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 20

ISO 19115/139) untuk memfasilitasi akses dan penggunaan informasiGeofatjaonline. Lapisan

tengah juga menyediakan Layanan Akses langsung ke Basis DataGeofatja untuk query

tingkat lanjut dan analisis konten informasi Geofatja.

� Perangkat lunak UMN (University of Minnesota) MapServer (Kropla, B., 2005;

MapServer, 2013) digunakan sebagai web map server, disusun (configuration) dan

disesuaikan (customization) untuk mempublikasikan informasi geospasial pemanfaatan

penginderaan jauh dan sebagai server pemetaan yang menyediakan fungsi-fungsi operasi

sistem pemetaan web.

� Perangkat lunak GeoServer (Geoserver, 2013) untuk Geospatial Web Services OGC

compliant WMS dan WFS Server.

Pada lapisan atas (client) berada pengguna dan aplikasi.Akses ke konten informasi Geofatja

dimungkinkan baik melalui Desktopmaupun Web client.Desktop client dapat berupa paket

perangkat lunak dengan kemampuan geovisualisasi dan fungsi Desktop GIS, seperti paket

perangkat lunak GIS ( ArcGIS dan Quantum GIS) atau Map Viewer (Google Earth).

� Perangkat lunak Google Earth(http://earth.google.com/) untuk aplikasi Geospatial Web

Services Viewer/Client.

� Frameworkperangkat lunak PMapper (PMapper, 2013) digunakan sebagai aplikasi

Internet web map client/viewer, disusun dan disesuaikan untuk antarmukapenyajian dan

visualisasi informasi Geofatja.

4.2.2. Teknologi Perangkat Keras

Gambar di bawah ini merupakan arsitektur model infrastruktur yang akan digunakan pada

tahap awal pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional.

Page 28: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 21

Gambar 4.5. Model Infrastruktur Pusat Pemantauan Bumi Nasional

Virtualisasi server berbasiskan pada gambaran dari fisik sistem sumber oleh karena itu

banyak partisi media penyimpanan bisa dibuat dan berbagai jenis dari sistem operasi bisa

berjalan secara simultan pada satu server. Oleh karena itu Pusat Pemantauan Bumi Nasional

akan menggunakan jenis server baru yang dikembangkan oleh DELL computer yang dikenal

dengan nama vStart. Ada berbagai macam type server vStart yang akan digunakan, dalam hal

ini akan diimplementasikan secara bertahap. Dibawah ini merupakan gambar infrastruktur

server vStart.

Gambar 4.6. Infrastruktur Server vStart

Berikut untuk gambaran jenis spesifikasi hardware DELL vSTARST 100 yang telah digunakan pada

Pusat Pemantauan Bumi Nasional.

Hardware

Page 29: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 22

• Rack 24U

• UPS 5600W x 1 units

• Storage : Dell EQL6100 x 2 units

o 24x300GB 10K RPM

• Virtual Server : R720 x 2 units

o Intel 2 x Intel Xeon E5-2690 2.90GHz, 64GB Mem, 2x300GB

• Management Server : R420 x 1unit

o Intel E5-2470 2.30GHz, 8GB Mem, 2x300GB

• Network : Dell Power Connect 7048R x 4 units

• KVM : KVM Switch, Monitor 1U 17”, Keyboard+touchpad

System Rack Arsitektur Hardware

Software

• VMware vCenter Server Standard 5 for R720

• Microsoft Windows Server 2008 Std Edition for R620

• Vmware vSphere 5 Enterprise 2CPU for R720

• Dell Management Plug-In for Vmware vCenter

Jaringan

Untuk kondisi jaringan yang saat ini sudah diimplementasikan adalah sbb:

Page 30: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 23

Jaringan existing di PusFatJa

Gambar-4.7 Overview dari topologi diagram network

Page 31: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 24

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Sistem Pemantauan Bumi Nasional Berbasis Web Mapping

Integrasi teknologi situs dan pemetaan web dengan muatan informasi spasial dinamis pada

dasarnya merevolusi cara menyajikan informasi pemanfataan penginderaan jauh. Pengguna

dapat secara dinamis berinteraksi menyajikan muatan informasi dengan media web map

(peta) dan menemukan hubungan informasi dalam peta menggunakan personal komputer dan

perangkat lunak minimal, yang sebelumnya diperlukan keahlian dan perangkat lunak yang

mahal.

Alamat situs web resmi SPBN Pusfatja, LAPAN adalah http://pusfatja.lapan.go.id. SPBN

secara umum dapat diakses menggunakan jaringan informasi elektronik berupa media web,

intranet atau internet secara mudah dan interaktif. Halaman utama merupakan antarmuka

antara SPBN dengan pengguna (Gambar 5.1). Antarmuka tersebutmemungkinkanpengguna

untuk mengakses, menyajikan, memvisualisasikan dan berinteraksi dengan muatan informasi

spasial dinamis SPBN menggunakan web browser.

5.2. Penyajian dan Visualisasi

Setiap dihasilkan informasi baru hasil kegiatan program penelitian, pengembangan dan

perekayasaan pemanfaatan penginderaan jauh untuk mendukung mitigasi kebencanaan,

pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian lingkunganoleh Pusfatja - LAPAN melalui

bidang LMB, SDWD, dan SDWPL, maka bidang PROINFO akan secara cepat melakukan

persiapan untuk segera mengintegrasikan hasil informasi baru tersebut ke dalam SPBN yang

beroperasi 24 jam terus menerus selama7 hari.

Page 32: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 25

Gambar 5.1.Halaman utama sistem informasi spasial dinamis SPBN

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id, 2014)

Sejumlah informasi pendukung mitigasi kebencanaan, pengelolaan sumberdaya alam dan

pelestarian lingkunganberbasis pemetaan pemanfaatan data penginderaan jauh hasil program

penelitian, pengembangan dan perekayasaan di Pusfatja - LAPAN telah diintegrasikan ke

dalam SPBN. Informasi tersebut dapat diakses dan digunakan baik oleh pemerintah maupun

masyarakat umum melalui layanan Situs Web Resmi Pusfatja, http://pusfatja.lapan.go.id.

Tampilan informasi SPBNtersebut disajikan pada sub bab berikut:

a) Informasi Tutupan Hutan dan Perubahannya Di Indonesia

Program Pemanfaatan Penginderaan Jauh Indonesia National Carbon Accounting System

(INCAS) telah memetakan lahan hutan wilayah Indonesia, di manapemetaantersebut

dilakukan tiap tahun dalamperiode tahun 2000-2012. Gambar 5.2–5.3 menampilkan

informasi tutupan hutan dan perubahannya di Indonesia yang telah diintegrasikan ke dalam

SPBN.

Page 33: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 26

Gambar 5.2.InformasiTutupan Hutan dan Perubahannya (Situs Web SPBN)

Gambar 5.3.InformasiTutupan Hutan dan Perubahannya (Pemetaan Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

b) Informasi Titik Panas dan Kebakaran Lahan/Hutan

Informasi titik panas diolah dan diinformasikan secara harian untuk seluruh wilayah

Indonesia. Situs Web (Gambar 5.4) dan Pemetaan Web (Gambar 5.5) merupakan tampilan

muatan informasi Titik Panas di Indonesia yang telah diintegrasikan ke dalam SPBN.

Page 34: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 27

Gambar 5.4.Informasi Titik Panas (Situs Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Gambar 5.5.Informasi Titik Panas (Pemetaan Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Page 35: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 28

c) Zona Potensi Penangkapan Ikan

Produksi informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) dilakukan secara harian dengan

keluaran ZPPI direkap bulanan. Tampilan muatan informasi ZPPI di Indonesia yang telah

diintegrasikan ke dalam SPBN dapat dilihat pada Gambar 5.6 (Situs Web) dan gambar 5.7

(Pemetaan Web).

Gambar 5.6.Informasi ZPPI (Situs Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Gambar 5.7.Informasi ZPPI (Pemetaan Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Page 36: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 29

d) Fase Pertumbuhan Padi

Pemantauan dilakukan setiap 8 hari sekali. Gambar 5.8, 5.9 da 5.10 menunjukkan

tampilan informasi fase pertumbuhan padi yang telah diintegrasikan ke SPBN.

Gambar 5.8.Informasi Fase Pertumbuhan Padi (Situs Web SPBN)

Gambar 5.9.Informasi Fase Pertumbuhan Padi (Pemetaan Web SPBN)

Gambar 5.10.Fase Pertumbuhan Padi Jawa dan Bali (Pemetaan Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Page 37: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 30

e) Sumberdaya Air Danau

Pemantauan dilakukan setiap 3 - 6 bulan sekali. Gambar 5.11, 5.12dan

5.13menunjukkan tampilan muatan informasi sumberdaya air danau yang telah diintegrasikan

ke dalam SPBN.

Gambar 5.11 Informasi Pemantauan Danau (Situs Web SPBN)

Gambar 5.12. Informasi Danau kerinci (Pemetaan Web SPBN)

Page 38: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 31

Gambar 5.13.Informasi Danau kerinci (Pemetaan Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

f) Mangrove

Pemantauan mangrove dibutuhkan untuk penghitungan biomasa. Gambar 5.14, 5.15 dan

5.16menunjukkan tampilan muatan informasi mangrove yang telah diintegrasikan ke SPBN.

Gambar 5.14. Informasi Kerapatan Mangrove (Situs Web SPBN)

Page 39: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 32

Gambar 5.15. Informasi Kerapatan Mangrove (Pemetaan Web SPBN)

Gambar 5.16.Informasi Kerapatan Mangrove (Pemetaan Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

g) Gunung Api

Peristiwa erupsi vulkanik yang intens menjadi pertimbangan LAPAN bahwa gunung berapi

merupakan objek khusus yang perlu dipantau dari citra satelit. Gambar 5.17–5.18

menunjukkan tampilan informasi Gunung Berapi yang telah diintegrasikan ke dalam SPBN.

Page 40: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 33

Gambar 5.17.Informasi Gunung Berapi (Situs Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Gambar 5.18.Informasi Gunung Berapi (Pemetaan Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Page 41: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 34

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) telah dibangun di Pusat Pemanfaatan

Penginderaan Jauh - LAPAN. Sistem ini dibangun dengan mengintegrasikan komponen

perangkat lunak CMS pembangun situs web dan komponen perangkat lunak aplikasi sistem

pemetaan web (web mapping) dinamis berbasis teknologi sumber terbuka (open source).

Pada dasarnya sistemSPBN merupakan suatu sistem untuk memberikan jaminan adanya

kemudahan dalammenyajikan, menemukan, menggabungkan, mengevaluasi dan

menggunakan ulang Informasi Spasial Pemanfaatan Penginderaan Jauh dalam mendukung

Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pemantauan Lingkungan dan Mitigasi Bencana, sebagai

layanan solusi tantangan permasalahan ruang kebumian Bangsa Indonesia.

Sejumlah informasi pendukung mitigasi kebencanaan, pengelolaan sumberdaya alam dan

pelestarian lingkunganberbasis pemetaan pemanfaatan data penginderaan jauh di Pusfatja -

LAPAN telah diintegrasikan ke dalam SPBN. Informasi tersebut dapat diakses dan

digunakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat umum melalui layanan Situs Web

Resmi Pusfatja, http://pusfatja.lapan.go.id, dengan visualisasi spasial dinamis berbasis

aplikasi Pemetaan Web. SPBN juga mampu memberikan kemudahan akses dan dukungan

untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dalam

upaya memenuhi kebutuhan para pengguna di berbagai sektor pembangunan.

Sistem SPBN secara umum dapat diakses menggunakan jaringan informasi elektronik berupa

media web, intranet atau internet secara mudah dan interaktif. Halaman utama merupakan

antarmuka antara SPBN dengan pengguna. Antarmuka tersebutmemungkinkan pengguna

untuk mengakses, menyajikan, memvisualisasikan dan berinteraksi dengan muatan informasi

spasial dinamisSPBN menggunakanwebbrowser.

Dewasa ini pengembangan SPBN masih terus berlanjutkarena belum semua Informasi

Pemanfaatan Penginderaan Jauh telah diintegrasikan dan dipublikasikan menjadi muatan

informasi SPBN. Sementara itu sejumlah informasi yang telah menjadi muatan SPBN,

sebagian besar telah disajikan dalam paparan sub bab di atas. Untuk pengembangan ke

Page 42: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 35

depan, SPBN akan diperkaya, baik muatan tematik maupun cakupan wilayah untuk seluruh

wilayah Indonesia serta layanan muatan informasi SPBN berbasis aplikasi Geospasial Web

Services. Muatan informasi yang sudah ada saat ini akan ditingkatkan melalui penelitian,

pengembangan dan perekayasaan dengan membuat pilot-pilot project bekerja sama dengan

daerah. Untuk meningkatkan kinerja dari sistem, pengembangan sumberdaya manusia juga

harus dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan.

6.2. Rekomendasi

Diseminasi informasi geospasial pengindearan jauh berbasis teknologi pemetaan websumber

terbuka, perlu dikembangkan lebih lanjut.Pengembangan tersebut meliputi kustomisasi

tampilan sesuai kebutuhan institusi, cakupan koten data dan informasi yangdiintegrasikan ke

dalam sistem serta cakupan aplikasi yang lebih luas.

Untuk operasional diseminasi informasi geospasial pengindearan jauh berbasis

teknologipemetaan web sumber terbuka, sebaiknya disimpan di server khusus selain di

serverpengembangan yang terletak di Bidang Produksi Informasi, Pusat

PemanfaatanPenginderaan Jauh – Deputi Bidang Penginderaan Jauh – LAPAN.

Page 43: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

Pengembangan Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial

Pemanfaatan Penginderaan Jauh 36

DAFTAR PUSTAKA

1. Rajabifard A, Williamson IP (2001) Spatial data infrastructures: concepts, SDI

hierarchy and future directions. Proceedings Geomatics 2001, Australia.

2. Crompvoets J, Bregt A, Rajabifard A, Williamson IP (2004) Assessing the worldwide

developments of national spatial data clearinghouses. Int J Geograph Inf Sci 18:665-

689.

3. GeoConnections (2009) Status Report to the United Nations: Canadian Geospatial

Data Infrastructure. Ottawa: Natural Resources Canada.

4. Brian, N.H., "Open source software, web services, and internet-based geographic

information system development", Research Fellow, Claremont Information and

Technology Institute, School of Information Science, Claremont Graduate University,

130 East Ninth Street, Claremont, CA 91711.

Dapatdiaksespada http://www.cartogis.org/docs/proceedings/2005/hilton.pdf.,

(Agustus 2013).

5. Kropla B., “Beginning Mapserver : Open Source GIS Development”., USA., Appres,

2005.

6. LAPAN., Program Penginderaan Jauh INCAS: Metodologi dan Hasil, Versi 1.

LAPAN-IAFCP., Jakarta., 2014.

7. LAPAN- pusfatja.lapan.go.id., [SISDAL]

Dapat diakses pada http://pusfatja.lapan.go.id., (November 2014).

8. MapServer., [MapServer Documentation].

Dapat diakses padahttp://www.mapserver.org/MapServer.pdf., (Agustus 2013).

9. PMapper., [User Manual v. 4.x.].

Dapat diakses padahttp://svn.pmapper.net/trac/wiki/DocManual/.,(Agustus 2013).

Page 44: Cover Depan dan Belakang - pusfatja.lapan.go.idpusfatja.lapan.go.id/files_uploads_ebook/publikasi/Buku Laporan... · Geospasial Web Services dan Web Mapping merupakan kebutuhan yang

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH - 2014