cover dan daftar isi - digilib.uns.ac.id/implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan...

144
1 IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH (Studi Kasus tentang Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan) Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Hukum Minat Utama : Hukum dan Kebijakan Publik Oleh : Hanita Suryana NIM. S310508009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: danghanh

Post on 07-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

1

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005

TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN

WAKIL KEPALA DAERAH

(Studi Kasus tentang Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan)

Tesis

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Ilmu Hukum

Minat Utama : Hukum dan Kebijakan Publik

Oleh :

Hanita Suryana

NIM. S310508009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

2

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005

TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN

WAKIL KEPALA DAERAH

(Studi Kasus tentang Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan)

DISUSUN OLEH :

Hanita Suryana

NIM. S310508009

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing :

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

1. Pembimbing I Dr. Hari Purwadi, SH.,M.Hum ..................... ..............

NIP. 196412012005011001

2. Pembimbing II Hernawan Hadi, SH.,MH ..................... ..............

NIP. 196005201986011001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum

Prof. Dr. H. Setiono, SH., M.S NIP. 194405051969021001

Page 3: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

3

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005

TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN

WAKIL KEPALA DAERAH

(Studi Kasus tentang Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan)

DISUSUN OLEH :

Hanita Suryana

NIM. S310508009

Telah Disetujui Oleh Tim Penguji :

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. H. Setiono, SH., M.S …………….. ……….

NIP. 194405051969021001

Sekretaris Prof. Dr. Hartiwiningsih, SH., M.Hum …………….. ……….

NIP. 195702031985032001

Anggota 1. Dr. Hari Purwadi, SH.,MHum …………….. ……….

NIP. 196412012005011001

2. Hernawan Hadi, SH.,MH …………….. ……….

NIP. 196005201986011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Prof. Dr. H. Setiono, SH., M.S …………… …... Ilmu Hukum NIP. 194405051969021001 Direktur Program Prof. Dr. H. Suranto, MSc., Ph.D ……………. …... NIP. 195708201985031004

Page 4: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

4

PERNYATAAN

Nama : Hanita Suryana

NIM : S310508009

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul:

“Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah (Studi Kasus tentang Penetapan dan Pengesahan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan)”, adalah

benar-benar karya saya sendiri. Hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tersebut di atas tidak

benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik, yang berupa pencabutan

tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, April 2010

Yang membuat pernyataan,

Hanita Suryana

Page 5: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

5

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wasyukurilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat, Karunia dan Ridho-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis ini yang berjudul : “Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Studi Kasus tentang Penetapan dan

Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan)”.

Sudah seharusnya puja puji syukur dipersembahkan agar ridloNya senantiasa

tercurah dalam perjalanan penulis selanjutnya. Salam dan sholawat bagi teladan

penulis Nabi Muhammad SAW.

Tesis ini disusun dan diajukan untuk melengkapi persyaratan guna meraih

gelar Magister dalam ilmu hukum konsentrasi kebijakan publik Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak pihak yang berperan besar dalam memberikan bantuan sampai

selesainya tesis ini, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr. Sp. KJ, selaku Rektor Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Bapak Prof. Setiono, S.H., M.S., selaku Ketua Program Studi Pascasarjana

Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

penelitian.

4. Bapak Dr. Hari Purwadi, SH.,M.Hum dan bapak Hernawan Hadi, SH.,MH

selaku pembimbing tesis yang telah memberikan waktu, tenaga, bimbingan

dan doa dalam menyusun tesis ini.

5. Segenap dosen pengajar Program Studi Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 6: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

6

6. Bapak Ir. Jati Purnomo. Selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Grobogan yang mana telah membantu memberikan data-data dan petunjuk

yang penulis perlukan dalam rangka menyelesaikan tesis ini.

7. Penghargaan dan penghormatan beriring ucapan terimakasih dan doa

disampaikan kepada Ayahanda Dwi Suwarto Utomo, S.Pd dan Ibunda

Djumirah, A.MaPd yang dengan kasih sayang, doa dan dukungan mutlaknya

menjadi dorongan utama keberhasilan penulis menyelesaikan studi ini.

8. Mas J Widodo, Mbak Ruli, Mas Dedy dan Mbak Ngesthi yang telah memberi

banyak doa, dukungan dan kesabarannya.

9. Dindaku/calon istriku, yang telah memberi banyak cinta, semangat, percaya

dan kesabaran, kelak sepenuhnya kau tetap menjadi yang terbaik di hidupku.

10. Kelurga besar kelas A Konsentrasi kebijakan Publik : Dindina, Neng Pina,

Neng Aprilina, Neng April, Henny, Jun, Mas Andi, Pak Dedy, Bu Sita. Serta

teman-teman seperjuangan “Hk & Kebijakan Publik 2008”, You guys make me

feel so good. Miss u so !!, Thank’s For all....

11. Mas Rino, Mbak Lely, Mas Taufik, terimakasih atas kesabaran serta

bantuannya, sehingga proses tesis ini menjadi lebih mudah. Serta semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Semoga karya sederhana ini mampu memberi manfaat yang lebih banyak bagi

pembaca.

Surakarta, April 2010

Penulis

( Hanita Suryana )

Page 7: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

7

MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia

mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya, dan ia mendapatkan

siksa (dari kejahatan) yang ia kerjakan

( Q.s. Al Baqarah: 286 )

“Aku lihat masa, Aku raih asa,Aku genggam upaya sekuat tenaga.

Istiqomah kendatipun raga melemah, sebab jelas sudah sisi mana yang terindah

sajadah panjang terbentang, senyum senang pun terkembang”.

(Hammo Jado Unse Pakepu Pimorim, 2005)

Suratan bukan masalah kesempatan, tapi pilihan, dan bukan untuk dinanti,

tapi diraih

( William Jennings Bryan )

Page 8: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

8

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan untuk :

1. Allah SWT, yang membuat semua

hal menjadi mungkin, yang membuat

sulit menjadi mudah dan membuat

perih terasa nikmat,

2. Kedua orang tuaku tercinta ( Bapak

Dwi Suwarto Utomo dan Ibu

Djumirah ) terimakasih atas kasih

sayang, perhatian, dukungan, serta

doa-doanya,

3. Kakak-kakakku tersayang ( Mbak

Ngesthi SP, Mas J Widodo - Mbak

Ruli, dan Mas Dedy WM),

4. Someone I Love, for everything

you’ve done to me,

5. Sahabat-sahabat tercinta yang telah

membuat hidupku menjadi penuh

warna.

Page 9: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAM PENGESAHAN TESIS ................................................................. iii

PERNYATAAN ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

MOTTO ........................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN.......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

ABSTRAKSI ................................................................................................ xiv

ABSTRACT ................................................................................................. xv

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................. 1

B. PERUMUSAN MASALAH ........................................................ 9

C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................... 9

D. MANFAAT PENELITIAN .......................................................... 10

E. PENELITIAN YANG RELEVAN ……………………………… 11

BAB II: LANDASAN TEORI ......................................................................... 12

A. Implementasi Hukum..................................................................... 12

B. Teori Kebijakan Publik ................................................................. 17

C. Hubungan Hukum dengan Kebijakan Publik ............................... 20

D. Formulasi Kebijakan Publik ......................................................... 21

E. Tinjauan Tentang Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung..... 22

F. Kerangka Pemikiran ………….................................................... 32

Page 10: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

10

BAB III: METODE PENELITIAN .............................................................. 34

1. Jenis Penelitian ............................................................................. 34

2. Lokasi Penelitian .......................................................................... 35

3. Jenis Data dan Sumber Data ........................................................ 35

4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 36

5. Teknik Wawancara Terpimpin .................................................... 36

6. Teknik Analisis Data ................................................................... 37

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 39

A. HASIL PENELITIAN……………………………………………… 39

1. IMPLEMENTASI PENETAPAN DAN PENGESAHAN

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6

TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN,

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI KABUPATEN

GROBOGAN……………………...…………………………….. 39

a. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pilkada ……………………. 39

1. Landasan Hukum Persiapan Pilkada ……………………. 40

2. Tugas dan Kewajiban KPUD …………………………… 44

a. Tugas KPUD …………………………………………. 44

b. Kewajiban KPUD ……………………………………. 45

b. Tahap Pelaksanaan Pilkada …………………………………. 46

1. Masa Persiapan …………………………………………… 47

a. Masa Akhir Jabatan Kepala Daerah…………………... 47

b. Rencana Kegiatan…………………………………….. 48

c. Pembentukan Panitia Pengawas ……………………… 48

d. Pembentukan PPK, PPS dan KPPS…………………... 49

2. Tahap Pelaksanaan ……………………………………….. 51

a. Pemilih ………………………………………………… 51

Page 11: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

11

b. Peserta Pemilihan ……………………………………… 54

c. Kampanye ……………………………………………… 60

d. Tahap Sosialisasi ……………………………………….. 63

e. Pelaksanaan Pemungutan Suara ………………………... 65

f. Tahap Penghitungan Suara …………………………….. 66

g. Penetapan dan Pengesahan Pasangan Calon

Bupati dan Wakil Bupati Terpilih …………………..… 66

2. PELAKSANAAN PENETAPAN DAN PENGESAHAN

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BERDASARKAN PP NO. 6 TAHUN 2005 TENTANG

PEMILIHAN, PENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL

KEPALA DAERAH DI KABUPATEN GROBOGAN

MEMUNCULKAN ADANYA GUGATAN …………………. 74

a. Pasca Pemungutan dan Penghitungan Suara ……………….. 74

b. Kelemahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 …… 82

B. PEMBAHASAN ……………………………………………………. 87

1. IMPLEMENTASI PENETAPAN DAN PENGESAHAN

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6

TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN,

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI

KABUPATEN GROBOGAN ………………………………….. 87

a. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pilkada ……………………… 87

1. Landasan Hukum Persiapan Pilkada ……………………… 87

2. Tugas dan Kewajiban KPUD …………………………….. 93

b. Tahap Pelaksanaan Pilkada …………………………………… 98

1. Masa Persiapan …………………………………………… 98

Page 12: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

12

a. Masa Akhir Jabatan Kepala Daerah…………………... 98

b. Rencana Kegiatan…………………………………….. 98

c. Pembentukan Panitia Pengawas ……………………… 99

d. Pembentukan PPK, PPS dan KPPS…………………... 100

2. Tahap Pelaksanaan ……………………………………….. 102

a. Pemilih ……………………………………………….. 102

b. Peserta Pemilihan …………………………………….. 103

c. Kampanye ……………………………………………. 105

d. Tahap Sosialisasi …………………………………….. 106

e. Pelaksanaan Pemungutan Suara ……………………… 107

f. Tahap Penghitungan Suara …………………………… 107

g. Penetapan dan Pengesahan Pasangan Calon Bupati

dan Wakil Bupati Terpilih …………………….……… 109

2. PELAKSANAAN PENETAPAN DAN PENGESAHAN

KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BERDASARKAN PP NO. 6 TAHUN 2005 TENTANG

PEMILIHAN, PENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN

PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL

KEPALA DAERAH DI KABUPATEN GROBOGAN

MEMUNCULKAN ADANYA GUGATAN …………………… 112

a. Pasca Pemungutan dan Penghitungan Suara ……………….. 112

b. Kelemahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 …… 116

BAB V: PENUTUP ......................................................................................... 120

A. Kesimpulan .......................................................................................... 120

B. Implikasi .............................................................................................. 122

C. Saran .................................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

13

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum

Anggota DPRD Tahun 2004 …………………………. 57

1.2 Hasil Pengundian Nomor Urut Masing-Masing

Pasangan Calon Peserta Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006 ......................... 60

1.3 Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara ...... 70

1.4 Penetapan Pasangan Calon Terpilih Bupati

dan Wakil Bupati Grobogan tahun 2006 ……………… 71

Page 14: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

14

ABSTRAKSI

HANITA SURYANA, S 310508009, JUDUL: IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH (STUDI KASUS TENTANG PENETAPAN DAN PENGESAHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DI KABUPATEN GROBOGAN). Hukum dan Kebijakan Publik. Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penetapan dan pengesahan kepala daerah dan wakil kepala daerah berdasarkan PP Nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah di Kabupaten Grobogan. Dan untuk mengetahui mengapa terjadinya penetapan dan pengesahan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan memunculkan adanya gugatan.

Penelitian ini termasuk studi deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan jenis data primer berupa data yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Data ini diperoleh dari keterangan atau fakta secara langsung dari hasil wawancara dari semua pihak (responden) yang terkait langsung dengan permasalahan yang diteliti, yakni dari pihak KPU Kabupaten Grobogan, mantan anggota Pengawas dan tokoh masyarakat yang peduli dan memahami mengenai pilkada Kabupaten Grobogan tahun 2006.

Dari penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan penetapan suara telah berjalan cukup baik dan sesuai dengan rencana KPU Kabupaten Grobogan, Terlihat bahwa KPU Kabupaten Grobogan sudah berusaha menerapkan aturan main pilkada yaitu Pasal 107 - Pasal 109 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan juga Pasal 95 - Pasal 99 PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara konsisten. Mengenai pelaksanaan penetapan dan pengesahan kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Grobogan telah sesuai dengan Pasal 95 dan Pasal 96 PP No.6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Munculnya gugatan disebabkan karena lemahnya pengawasan dari tim pengawas.

Penulis menyarankan kepada masyarakat Indonesia pada umumnya supaya dasar hukum pilkada tetap dipatuhi dan dijunjung tinggi, pendidikan politik terhadap masyarakat seyogyanya juga selalu dilakukan oleh semua pihak secara berkelanjutan. Saran bagi para pembuat undang-undang untuk melakukan revisi terhadap PP No.6 Tahun 2005, khususnya mengenai independensi penyelenggara, pembentukan pengawas pilkada, serta pengawasan dan penegakan hukum.

Page 15: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

15

ABSTRACT

HANITA SURYANA, S 310508009, TITLE: THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMEN REGULATION NO. 6 IN 2005 ABOUT THE ELECTION, AUTHORIZATION, APPOINTMENT AND DISCHARGE OF DISTRICT LEADER/REGENT AND VISE DISTRICT LEADER/VISE REGENT (CASE STUDY ABOUT THE ESTABLISHMENT AND AUTHORIZATION /LEGALIZATION OF REGENT AND VISE REGENT IN GROBOGAN REGENCY). Law and Public Policy. Postgraduate Program at Sebelas Maret University of Surakarta.

This research is intended to know the implementation of the establishment and the authorization of district leader and vise district leader based an the Government Regulation No. 6 in 2005 about election, authorization, appointment and discharge of regent and vise regent in Grobogan Regency. And to know why of the establishment and the authorization of district leader and vise district leader based an the Government Regulation No. 6 in 2005 about election, authorization, appointment and discharge of regent and vise regent in Grobogan Regency raises the lawsuit.

This research is a descriptive and qualitative research. In this research, the writer uses primary data in the forms of information and fact which are collected directly from the field. This data was obtained from the information or facts directly from the interviews of all parties (respondent) that directly relate to the problems investigated, from the Local Election Commision (KPU) of Grobogan Regency, former member of the Trustees and community leaders who care and understand about the 2006 election Grobogan Regency.

From the result of the research, it can be concluded that the implementation of the vote establisment has run good enough and it also has been suitable with the planning of Local Election Commision (KPU) of Grobogan Regency. From this result, it can be seen that the Local Election Commision (KPU) of Grobogan Regency has tried to apply the rules of local election that are Section 107 - Section 109 of constitution No. 32 in 2004 about Local Government and Section 95 - Section 99 of Goverment Regulation No. 6 in 2005 about Election, Authorization, Appointment and Discharge of Regent and Vise Regent consistently. So it can be said that the implementation of the establishment and authorization of regent and vise regent of Grobogan regency has been appropriate with section 95 and 96 of Government Regulation No. 6 in 2005 about Election, Authorization, Appointment and Discharge of Regent and Vise Regent. The emergence of a lawsuit caused by weak oversight of the monitoring team.

The writer recommends for the Indonesian people so that basic fixed election law be obeyed and upheld, the political education of the community should also always be done by all parties on an ongoing basis. The recommendation for legislators to do the revision of Government Regulation No. 6 Year 2005, particularly concerning the independence of the organizers, the formation of local election supervisors, as well as monitoring and law enforcement.

Page 16: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah lahir

sebagai perwujudan Pasal 18 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945 dalam rangka penerapan asas legalitas sebagai salah satu ciri negara yang

berdasarkan atas hukum. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah diterapkan asas desentralisasi, di mana daerah-daerah otonom

dalam menyelenggarakan pemerintahan didasarkan atas penyerahan wewenang

pemerintahan dari pemerintahan pusat kepada daerah.

Penerapan asas desentralisasi mengarah pada segala sesuatunya yang

berkaitan dengan pemerintahan, baik penyelenggaraan operasional pemerintahan

daerah maupun pembagian penghasilan kekayaan daerah, secara keseluruhannya

diatur oleh pemerintah pusat. Sistem desentralisasi menjadikan peran serta Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga legislatif dalam

pemerintahan demokrasi bertindak sebagai wakil rakyat dalam pemerintahan

menjadi kurang berfungsi. Padahal pemerintah daerah sebagai pelaksana tugas

dari pemerintah pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah mempunyai kedudukan yang sederajat dan

sangat penting.

Dahlan Thaib mengemukakan bahwa dalam Pasal 3 Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ditegaskan bahwa pemerintah

daerah terdiri dari kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Kedua organ itu mempunyai kedudukan yang sederajat. Kepala daerah sebagai

pemimpin eksekutif, sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada

bidang legislatif. Dalam pasal lain ditunjukkan bahwa kepala daerah mempunyai

kekuasaan yang lebih bila dibandingkan dengan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD). Hal ini disebabkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

Page 17: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

17

tentang Pemerintah Daerah menganut sistem dualistis, yaitu kepala daerah karena

jabatannya merangkap sebagai kepala wilayah yang merupakan wakil pemerintah

pusat di daerah dan juga sebagai penguasa tunggal dibidang pemerintahan dalam

wilayahnya, dalam arti memimpin pemerintahan, mengkoordinasikan

pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat dalam segala bidang.1

Pada masa orde baru kondisi yang tidak seimbang dalam penyelenggaraan

pemerintahan di daerah menimbulkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah.

Oleh karena itu, tidak ada kemauan dan kemampuan pemerintah saat itu

(Pemerintah Orde Baru) untuk mengadakan reformasi di segala bidang, maka

puncaknya seluruh masyarakat menjalin kekuatan untuk menggulingkan rezim

orde baru dan berhasil ketika pada 21 mei 1998 pemerintah orde baru tumbang.

Tumbangnya orde baru tidak lepas dari akumulasi keberanian rakyat yang

semakin kuat untuk mewujudkan Reformasi. Reformasi berisikan tuntutan dasar

dari segala bidang yang telah berlangsung di negara Indonesia, sebagai proses

dialetika sejarah yang wajar. Termasuk didalamnya tuntutan perubahan terhadap

sistem dan proses penyelenggaraan negara atau perubahan dalam format

bernegara dalam perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita bernegara.

Salah satu tuntutan reformasi yang dianggap urgen yaitu penerapan

otonomi daerah yang dipandang perlu untuk lebih menekankan pada prinsip-

prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta

memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Menurut Bondan Gunawan

demokrasi secara singkat dapat diartikan sebagai :

“Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, jadi kekuasaan ada ditangan rakyat atau daulat rakyat. Namun demikian demokrasi bukanlah kosakata yang bebas pamrih. Justru pamrih itulah yang menentukan perkembangan konsep demokrasi, dan menentukan maju mundurnya kondisi demokrasi suatu bangsa. Sebagai suatu sistim,

1 Dahlan Thaib, DPR Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2005,

hlm. 86-87

Page 18: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

18

demokrasi tidak pernah selesai dan sempurna melainkan senantiasa dalam keadaan “menjadi”.2

Demokrasi memang menjanjikan kebaikan, menawarkan pencerahan

sekaligus menaburkan hiburan yang memanusiakan harkat kemanusiaan, terutama

bagi kawula bawah yang kesehariannya terhimpit beban berat yang mungkin

disebabkan oleh demokrasi itu sendiri. Setiap insan punya hak yang sama untuk

berbicara sekaligus sama-sama berkesempatan untuk menjalankan demokrasi.

Menghalangi partisipasi rakyat untuk mengambil peran dalam proses atau

pelaksanaan pembangunan juga tak kalah reaktifnya mengundang kecaman anti

demokrasi. Sebab, jika suatu negara dalam sistem pemerintahannya menganut

sistem demokrasi, maka konsekuensi logis yang harus dipikul tinggi oleh elit yang

berkuasa adalah membuka lebar-lebar pintu untuk melibatkan rakyatnya untuk

berpatisipasi dalam kegiatan-kegiatan politik.

Partisipasi merupakan syarat mutlak dari demokrasi, agar partisipasi dapat

terlaksana seperti yang diharapkan, maka terlebih dahulu ada beberapa kondisi

yang harus terpenuhi, yakni: adanya kesadaran politik yang cukup tinggi bagi

setiap individu maupun kelompok masyarakat, terciptanya suatu tradisi partisipasi

dalam proses pembangunan, dan tersedianya ruang serta jaminan bagi

pelaksanaan dan pengembangan partisipasi itu sendiri.3

Partisipasi di dalam agenda politik sangat beragam, bila disimpulkan akan

menjadi dua bentuk partisipasi yaitu: partisipasi berbentuk konvensional misalnya

menggunakan hak pilih dalam pemilu, dan partisipasi non konvensional

umpamanya mengajukan petisi untuk menolak paket kebijakan, unjuk rasa, dan

mogok kerja. Menurut Meriam Budiharjo bahwa:

“Semakin tinggi tingkat partisipasi rakyat, maka tingkat demokrasi juga bertambah baik. Sebaliknya partisipasi yang rendah, dianggap sebagai tanda yang kurang baik karena diartikan bahwa banyak warga negara yang

2 Bondan Gunawan, Apa Itu Demokrasi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2000, hlm. 10 3 I. Widharta, Pokok-Pokok Pemerintah Daerah, Pondok Edukasi, Yogyakarta, 2005, hlm.

124

Page 19: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

19

tidak respek terhadap masalah-masalah kenegaraan. Lagipula jika partisipasi rakyat dapat diminimalkan dikhawatirkan akan sangat sedikit pula pendapat, input dan respon yang dikeluarkan oleh rakyat. Hal ini yang menyebabkan jaring-jaring birokrasi yang berkuasa takkan tanggap terhadap kebutuhan, aspirasi, keperluan dan permintaan rakyatnya”.4

Dalam menghadapi perkembangan keadaan, baik di dalam maupun di luar

negeri, serta tantangan persaingan global, dipandang perlu menyelenggarakan

otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan

pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional dan seterusnya.5

Salah satu prinsip pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana penjelasan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Prinsip

otonomi daerah adalah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya, dalam arti

daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan

pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Daerah

memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan,

peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan

pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang

nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa

untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas,

wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk

tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.

Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama

dengan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang

bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-

benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya

4 Ahyar Stone, Partisipasi dan Resistensi dalam Demokrasi, SEMA UMS, Surakarta, 1995,

hlm. 28 5 Dahlan Thaib, op. cit., hlm. 95-86

Page 20: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

20

untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang

merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

Prestasi otonomi daerah yang paling signifikan adalah diterapkannya

pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung. Hal tersebut merupakan

bentuk konkret dari desentralisasi politik yang diamanatkan dalam UUD 1945.

Pengaturan baru tentang pemilihan kepala daerah secara langsung diperkenalkan

oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Semangat yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah adalah pergeseran pendulum dari legislatif heavy

sebagaimana ditunjukkan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah, kembali menjadi executive heavy sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Penyelenggaraan otonomi di daerah dipimpin oleh seorang Kepala Daerah sebagai

kepala eksekutif dibantu oleh seorang Wakil Kepala Daerah. Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah yang dimaksud adalah Gubernur dan Wakil Gubernur untuk

Provinsi, Bupati dan Wakil Bupati untuk Kabupaten, serta Walikota dan Wakil

Walikota untuk Kota (Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah).

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah yang salah satu Babnya, yaitu Bab IV Bagian kedelapan mengatur

mengenai prosedur dan mekanisme pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah secara langsung (pilkada langsung) oleh rakyat sebagaimana pemilihan

presiden dan wakil presiden secara langsung, merupakan kemajuan pesat yang

bisa dicapai oleh bangsa Indonesia bagi pembangunan demokrasi di tengah-

tengah masa transisi politik yang sedang berlangsung. Pilkada langsung juga

merupakan wujud demokrasi yang paling mendekati bentuk idealnya.

Page 21: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

21

Pilkada langsung menjadi terobosan yang baik dalam tata pemerintahan

daerah. Proses demokrasi di daerah-daerah juga diharapkan akan memunculkan

partisipasi politik masyarakat lokal yang tinggi dan kritis, juga diharapkan akan

muncul civil society yang kuat di daerah, civil society dalam pengertian sebagai

hubungan antara negara dengan sejumlah kelompok sosial yang sifatnya

independen terhadap negara (masyarakat sipil/madani).6

“that local elections can be analysed as litmus tests to see the practical

effects of the power devolved to local political institutions on the practices of

local politicians. From this perspective, the fact that many post-Soeharto local

elections have been tarnished with "money politics" underscores the significance

of consolidating democratic practices at the local level.” pemilihan lokal dapat

dianalisis sebagai tes litmus untuk melihat efek praktis kekuasaan diserahkan

kepada lembaga-lembaga politik lokal pada praktek politisi lokal. Dari perspektif

ini, faktanya bahwa pasca-Soeharto banyak pemilu lokal telah ternoda dengan

"uang politik" menggarisbawahi pentingnya mengkonsolidasikan praktek

demokrasi di tingkat lokal.7

Konflik pilkada yang berlarut-larut hanya terjadi di sebagian kecil daerah.

Sebagai contoh di Provinsi Jawa Timur, di antara 19 daerah yang sudah

mengadakan pilkada, kerusuhan hanya terjadi di satu tempat, yaitu Kabupaten

Tuban.8 Di beberapa tempat, dampak pilkada langsung ini membawa perubahan

positif bagi kemajuan daerah. Pilkada langsung melahirkan kepala daerah yang

mempunyai kualitas dan kapasitas kepemimpinan yang baik. Riset JPIP (Jawa Pos

Institute of Pro-Otonomi) menunjukkan bahwa kemajuan suatu daerah berbanding

lurus dengan faktor kepemimpinan kepala daerah. Dengan kata lain, maju

6 Andi Malarangeng, Otonomi Daerah Demokrasi dan Civil Society, Media Grafika,

Yogyakarta, 2000, hlm. 14 7 Nankyung Choi, 2004, Local Elections and Party Politics in Post-Reformasi Indonesia,

Contemporary Southeast Asia, Vol. 26, http://ci.nii.ac.jp/naid/110004867589/en 8 http://www.jpip.or.id/articles/view/38, 17 Juni 2009, 14.00 WIB

Page 22: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

22

tidaknya suatu daerah sangat bergantung pada kualitas dan kapabilitas kepala

daerah.9

Pilkada langsung diharapkan akan melahirkan kepala daerah yang

mempunyai kualitas dan kapasitas kepemimpinan yang baik. Meskipun demikian,

saat ini, banyak kasus kepala daerah terpilih, namun legalitasnya diragukan. Di

antara kasus tersebut, yaitu kasus pemilihan Abdul Gafur sebagai calon Gubernur

digagalkan dengan alasan politik uang, Bupati Bangkalan dan Sragen terpilih

dipersoalkan masalah ijazah palsu. Hal serupa juga seperti yang terjadi di

Kabupaten Grobogan, pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih yaitu Bambang

Pudjiono dan Icek Baskoro yang diusung Partai Golkar, seperti pada materi

gugatan yang dilayangkan oleh lawan politiknya, bahwa pasangan Bupati dan

Wakil Bupati terpilih disinyalir terlibat money politics dan ijazah palsu.

Kondisi sebagaimana di atas, nampak bahwa kepala daerah terpilih,

pemilihannya berjalan sesuai ketentuan yang benar, misalnya persyaratan telah

terpenuhi dan diteliti secara cermat sebelum pemilihan dilangsungkan, yang

berarti bahwa benar-benar lolos untuk dicalonkan, sehingga keseluruhan syarat

telah terpenuhi. Dipilih oleh rakyat langsung melalui KPUD sebagai fasilitator,

dengan melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan tentunya menjadi suatu

jaminan bagi calon terpilih benar-benar melalui seleksi yang ketat. Kenyataannya,

setelah salah satu calon terpilih, sering kali mencuat berbagai permasalahan dan

yang selama ini sering terjadi adalah embusan politik uang dan ijazah palsu.

Dugaan adanya isu mengenai perilaku curang dan manipulatif yang

dilakukan oleh KPUD selaku penyelenggara dengan salah satu kontestan

ditengarai sebagai penyebab utama munculnya berbagai kerusuhan pasca pilkada

langsung. Tuduhan lain yang biasanya diarahkan kepada KPUD selaku

penyelenggara pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung yaitu tidak

transparan, tidak adil, diskriminatif serta tidak independen. Di samping itu masih

ada faktor-faktor lain yang berasal dari luar institusi KPUD di antaranya, yaitu

9 Ibid

Page 23: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

23

ketidakpuasan para kontestan dalam menerima kekalahan. Banyaknya tuduhan

yang dialamatkan kepada KPUD tidak lain karena posisi KPUD sebagai

penyelenggara memiliki nilai yang strategis dan sangat menentukan, hal ini

disebababkan karena pertama KPUD adalah lembaga yang membuat semua

aturan/regulasi pilkada langsung, kedua KPUD adalah pelaksana semua tahapan

pilkada langsung, ketiga KPUD adalah lembaga yang menetapkan siapa yang

memperoleh suara terbanyak dan selanjutnya ditetapkan sebagai kepala daerah

terpilih/pemenang.

Dalam pelaksanaan pilkada langsung untuk meminimalisir munculnya

dugaan adanya perilaku curang dan sebagainya, sangat diperlukan adanya kontrol

dan peran masyarakat dalam setiap tahapan pelaksanaan pilkada langsung.

Mengingat partisipasi masyarakat merupakan syarat mutlak dari demokrasi, agar

partisipasi dapat terlaksana seperti yang diharapkan, maka harus ada kesadaran

politik yang cukup tinggi bagi setiap individu maupun kelompok masyarakat,

terciptanya suatu tradisi partisipasi dan tersedianya ruang serta jaminan bagi

pelaksanaan dan pengembangan partisipasi itu sendiri. Untuk mencapai pilkada

langsung yang demokratis fakor kontrol, partisipasi dan pengetahuan masyarakat

sangat diperlukan dalam setiap tahapan pelaksanaan pilkada. Masyarakat harus

mengetahui pilkada dalam setiap tahapannya, hal ini karena pilkada memang

dilaksanakan secara transparan.

Hal yang menjadi permasalahan adalah selama ini masyarakat hanya

mengetahui sebatas proses pemilihannya saja, tanpa disadari masyarakat

mayoritas belum memahami dan kurang mengetahui mengenai proses penetapan

dan pengesahan kepala daerah dan wakil kepala daerah, sebagaimana tertuang

dalam Pasal 95 dan Pasal 96 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah. Masyarakat pada dasarnya kurang mengetahui mengenai

bagaimana cara-cara atau langkah-langkah dalam menetapkan dan mengesahkan

kepala daerah dan wakil kepala daerah. Tahap penetapan dan pengesahan pulalah

Page 24: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

24

yang sering menjadi pangkal permasalahan yang dihembuskan oleh kontestan

calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang kalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian hukum dengan judul : Implementasi Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan,

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

(Studi Kasus Tentang Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, agar pembahasan dalam penulisan ini

lebih fokus maka penulis akan membatasi pembahasan pada rumusan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah implementasi penetapan dan pengesahan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah berdasarkan PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan ?

2. Mengapa pelaksanaan penetapan dan pengesahan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah berdasarkan PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan memunculkan adanya gugatan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui Implementasi Penetapan dan Pengesahan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Berdasarkan PP No. 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Di Kabupaten Grobogan.

Page 25: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

25

b. Untuk menganalisis faktor terjadinya penetapan dan pengesahan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan PP No. 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan memunculkan

adanya gugatan

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama dalam

menyusun karya ilmiah guna memenuhi persyaratan yang diwajibkan

dalam meraih gelar Magister di bidang Ilmu Hukum Konsentrasi Kebijakan

Publik pada Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk menambah, memperluas, mengembangkan pengetahuan dan

pengalaman penulis serta pemahaman aspek hukum.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan salah satu sarana untuk mengumpulkan data sebagai bahan

penyusunan tesis guna melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar

Magister di bidang Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum dan Kebijakan

Publik pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk memberi sumbangan pikiran dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya.

c. Untuk mendalami teori-teori selama menjalani kuliah strata dua di

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Surakarta serta memberikan

landasan untuk penelitian lebih lanjut.

d. Untuk memberikan acuan kepada peneliti selanjutnya dalam membahas

materi yang berkaitan dengan tesis ini.

Page 26: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

26

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis

dalam bidang hukum sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah, aparat

penegak hukum dan semua pihak yang terkait. Di samping memberi

alternatif rekomendasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan,

penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi literatur yang berguna bagi

pengetahuan masyarakat.

E. Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Studi Kasus tentang Penetapan dan

Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan),

sepengetahuan penulis belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga menurut

penulis penelitian mengenai hal ini merupakan penelitian yang pertama kali

dilakukan.

Page 27: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Implementasi Hukum

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,10 Implementasi berarti: 1)

pelaksanaan, 2) penerapan. Sedangkan menurut Webster 11: to implement, to

provide the means for carrying out, to give practical effect to

(mengimplementasikan, menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu,

menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). Artinya, implementasi

kebijakan dapat dipadang sebagai suatu proses melaksanakan keputusan

kebijaksanaan biasanya dalam bentuk undang - undang, peraturan pemerintah,

keputusan peradilan, perintah eksekutif, dekrit presiden dan lain - lain.

Pada hakikatnya hukum mengandung ide atau konsep-konsep yang

abstrak. Sekalipun abstrak, tapi hukum dibuat untuk diimplementasikan dalam

kehidupan sosial sehari - hari. Oleh karena itu perlu adanya suatu kegiatan

untuk mewujudkan ide - ide tersebut menjadi kenyataan sebagai proses

penegakan hukum.

Suatu peraturan dibuat atau dikeluarkan tentunya berisi harapan -

harapan yang hendaknya dilakukan oleh subyek hukum sebagai pemegang

peran. Namun, bekerjanya harapan itu tidak ditentukan hanya oleh kehadiran

peraturan itu sendiri, melainkan juga oleh beberapa faktor lain. Faktor - faktor

yang turut menentukan bagaimana respons yang akan diberikan oleh

pemegang peran, antara lain:

a. sanksi-sanksi yang terdapat di dalamnya,

b. aktivitas dari lembaga pelaksana hukum, dan

10 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKBUD, Graha Pustaka, Jakarta, hlm. 319

11 Jamal Wiwoho, Bahan Kuliah Hukum dan Kebijakan Publik S2, 2008, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 28: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

13

c. seluruh kekuatan-kekuatan sosial, politik dan lain-lainya yang bekerja atas

diri pemegang peranan itu.

Perubahan-perubahan tersebut juga disebabkan oleh berbagai reaksi

yang ditimbulkan oleh pemegang peran terhadap pembuat undang-undang dan

birokrasi. Demikian pula sebaliknya, komponen birokrasi juga memberikan

umpan balik terhadap pembuat undang-undang maupun pihak pemegang

peran.12

Menurut Emile Durkheim hukum meperoleh warna moral dalam

manifestasinya sebagai realitas sosial, bahwa hakikatnya hukum sebagai moral

sosial adalah suatu ekspresi solidaritas sosial yang berkembang dalam suatu

masyarakat, hukum adalah cerminan solidaritas. Bekerjanya hukum undang-

undang dalam masyarakat akan selalu berawal dan berkutat di seputar masalah

kontrol sosial yang didayagunakan sebagai sarana penegakan tertib kehidupan

bermasyarakat.13 Hukum merupakan alat untuk meraih suatu hal yang

mempunyai tujuan lebih jauh, tujuan yang lebih jauh itu adalah kesejahteraan

dan kebahagiaan masyarakat.14

Secara konsepsional, inti dari penegakan hukum adalah terletak pada

kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan didalam kaidah-

kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian

penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan

mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.15 Hukum berperan sangat

esensial, yaitu untuk mengatur masyarakat agar tercipta ketertiban

didalamnya. Supaya ketertiban tetap terjaga maka akan tergantung pada

perilaku substansinya, bahwa masyarakat membutuhkan hukum karena tidak

12 Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, PT. Suryandaru Utama,

Semarang, 2005, hlm. 15-16 13 Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum dalam Masyarakat Perkembangan dan Masalah,

Bayumedia Publishing, Malang, 2008, hlm. 19 14 Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum Progresif, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta,

2008, hlm. 11 15 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 5

Page 29: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

14

ingin terjadi ketidaktertiban lebih besar. Dengan demikian urusan hukum

sudah bergeser ke urusan perilaku.16

Dalam pembangunan negara hukum Satjipto Rahardjo mengenalkan

adanya paradigma ganda. Artinya, negara hukum tidak hanya mengedepankan

penggunaan paradigma peraturan saja, tetapi juga paradigma moral. Moral

yang diunggulakan antara lain kejujuran, pengendalian diri, menjaga harkat

sebagai manusia, rasa malu, mengurangi kekakuan (selfishness), dan lebih

memberi perhatian terhadap orang lain.17

Semua penegakan hukum ataupun perlindungan hukum dapat

dipengaruhi berbagai macam faktor, menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor

tersebut adalah sebagai berikut.

a. Faktor substansi hukumnya sendiri (Undang-Undang),

b. Faktor penegak hukum,

c. Faktor sarana dan prasarana yang mendukung penegakan hukum,

d. Faktor masyarakat,

e. Faktor kebudayaan, 18

Hukum dipandang sebagai suatu sistem, maka untuk dapat

memahaminya perlu penggunaan pendekatan sistem. Berbagai pengertian

hukum sebagai sistem hukum dikemukakan antara lain oleh Lawrence M

Friedman, bahwa hukum itu merupakan gabungan antara komponen struktur,

subtansi dan kultur:

a. Komponen struktur yaitu kelembagaan yang diciptakan oleh sistem hukum

itu dengan berbagai macam fungsi dalam rangka mendukung bekerjanya

sistem tersebut. Komponen ini dimungkinkan untuk melihat bagaimana

16 Satjipto Raharjo, op. cit., hlm. 103 17 Ibid, hlm. 104 18 Soerjono Soekanto, op.cit., hlm. 8

Page 30: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

15

sistem hukum itu memberikan pelayanan terhadap penggarapan bahan –

bahan hukum secara teratur.

b. Komponen subtantif yaitu sebagai output dari sistem hukum, berupa

peraturan – peraturan, keputusan – keputusan yang idgunakan baik oleh

pihak yang mengatur maupun yang diatur.

c. Komponen kultural yaitu terdiri atas nilai – nilai dan sikap – sikap yang

mempengaruhi bekerjanya hukum, atau oleh Lawrence M. Friedman

disebut sebagai kultur hukum. Kultur hukum inilah yang berfungsi sebagai

jembatan yang menghubungkan antara peraturan hukum dengan tingkah

laku hukum seluruh warga masyarakat. 19

Semua penegakan hukum ataupun perlindungan hukum, dipengaruhi

berbagai macam faktor, di sini penulis menggunakan teori yang di ungkapkan

oleh Satjipto Rahardjo, bahwa hukum sebagai peraturan dapat berlaku maka

harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut.

a. Filosofis, yaitu hukum harus sesuai dengan sistem, teori, asas-asas, fungsi,

dan tujuan hukum,

b. Politis, yaitu hukum harus merupakan buatan dari pemerintahan negara

merdeka dan bukan peninggalan kolonial,

c. Yuridis, yaitu pembuatannya harus memenuhi prosedur pembuatan

undang-undang dan tata urutan peraturan perundang-undangan yang ada,

d. Sosiologis, yaitu hukum muncul dari aspirasi masyarakat sehingga

berlakunya hukum diterima dan dipatuhi masyarakat.20

Lon L. Fuller, bahwa untuk mengenal hukum sebagai sistem maka

harus dicermati apakah ia memenuhi delapan (8) principles of legality berikut

ini.

19 Esmi Warassih, op.cit., hlm. 30 20 Satjipto Raharjo, op. cit., hlm. 246

Page 31: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

16

a. sistem hukum harus mengandung peraturan-peraturan artinya ia tidak

boleh mengandung sekadar keputusan-keputusan yang bersifat add hoc,

b. peraturan-peraturan yang telah dibuat itu harus diumumkan,

c. peraturan tidak boleh berlaku surut,

d. peraturan-peraturan disusun dalam rumusan yang bisa dimengerti,

e. suatu sistem tidak boleh mengandung peraturan - peraturan yang

bertentangan satu sama lain,

f. peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa

yang dapat dilakukan,

g. peraturan tidak boleh sering dirubah-ubah,

h. harus ada kecocokan antara peraturan yang diundangkan dengan

pelaksanaannya sehari-hari.21

Hukum senantiasa dibatasi oleh situasi atau lingkungan dimana ia

berada, sehingga tidak heran kalau terjadi ketidak cocokkan antara apa yang

seharusnya (das sollen) dengan apa yang senyatanya (das sein). Dengan

perkataan lain, muncul diskrepansi antara law in the books dan law in action.

Selanjutnya apabila kita melihat penegakan hukum merupakan suatu proses

untuk mewujudkan tujuan - tujuan hukum menjadi kenyataan, maka proses itu

selalu melibatkan para pembuat dan pelaksana hukum, serta juga

masyrakatnya. Masing - masing komponen ingin mengembangkan nilai - nilai

yang ada di lingkungan yang sarat dengan pengaruh faktor - faktor non -

hukum lainnya.22

Paul dan Dias mengajukan 5 syarat yang harus dipenuhi untuk

mengefektifkan sistem hukum, yaitu.

1. mudah tidaknya makna aturan-aturan hukum itu untuk ditangkap dan

dipahami,

21 Esmi Warassih, op. cit., hlm. 31 22 Ibid, hlm. 83

Page 32: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

17

2. luas tidaknya kalangan di dalam masyarakat yang mengetahui isi aturan-

aturan hukum yang bersangkutan,

3. efisien dan efektif tidaknya mobilisasi aturan-aturan hukum,

4. adanya mekanisme penyelesaian sengketa yang tidak hanya mudah

dijangkau dan dimasuki oleh setiap warga masyarakat, melainkan juga

harus cukup efektif dalam menyelesaikan sengketa-sengketa,

5. adanya anggapan dan pengakuan yang merata di kalangan warga

masyarakat bahwa aturan-aturan dan pranata-pranata hukum itu memang

sesungguhnya berdaya kemampuan yang efektif.23

B. Teori Kebijakan Publik

Menurut Perserikatan Bangsa - Bangsa, kebijaksanaan itu diartikan

sebagai pedoman untuk bertindak. Kebijaksanaan dalam maknanya seperti ini

mungkin berupa suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak,

suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-aktivitas

tertentu atau suatu rencana. Carl Friedrich, yang menyatakan bahwa

kebijaksanaan ialah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan

oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu

sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari

peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang

diinginkan.24

Thomas R. Dye mendefinisikan kebijaksanaan publik sebagai Public

policie is whatever governments choose to do or not to do. Sedangkan James

E. Anderson mengatakan, Public policies are those policies developed by

governmental bodies and officials. David Easton memberikan arti policies

sebagai the authoritative allocation of values for the whole society. Lasswel

dan Kaplan mengartikan kebijaksanaan sebagai A Projected program of goals,

values and practices. Di lain pihak, Van De Gevel mengartikan kebijaksanaan

23 Ibid, hlm. 105 24 Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijaksanaan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm. 2

Page 33: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

18

mengartikan kebijaksanaan publik sebagai beleid bestaat in essentie uit een

samenstel van gekozen doelen, middelen en tijdstippen.25

Membuat suatu regulasi termasuk suatu kebijakan publik. Kebijakan

publik dibuat bukannya tanpa maksud dan tujuan. Maksud dan tujuan

kebijakan publik dibuat adalah untuk memecahkan masalah publik yang

tumbuh kembang di masyarakat.26

W. I Jenkisns merumuskan kebijaksanaan negara (publik) sebagai “a

set of interrelated decisions taken by a political actor or group of actors

concerning the selection of goals and the means of achieving them within a

specified situatin where these decisions should, in principle, be within the

power of these actors to achieve” (serangkaian keputusan yang saling

berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor

politik berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara - cara untuk

mencapainya dalam suatu situasi di mana keputusan - keputusan itu pada

prinsipnya masih berada dalam batas - batas kewenangan kekuasaan dari para

aktor tersebut).27

Ada tiga alasan mempelajari kebijakan negara menurut Anderson dan

Thomas R. Dye.

a. Dilihat dari sudut alasan ilmiah (scientific reason)

Kebijakan negara dipelajari dengan maksud untuk memperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam mengenai hakikat dan asal mula

kebijkan negara berikut proses - proses yang mengantarkan

perkembangannya, serta akibat - akibatnya pada masyarakat.

b. Dilihat dari sudut alasan profesional (profesional reason)

25 Esmi Warassih, op. cit., hlm. 131 - 132 26 Joko Widodo. Analisis Kebijakan Publik. Ctk pertama..Bayumedia Publishing. Malang

2006. hlm. 14. Tidak semua masalah publik melahirkan suatu kebijakan publik. Hanya masalah publik yang dapat menggerakkan orang banyak untuk ikut memikirkan dan mencari solusi yang bisa menghasilkan sebuah kebijakan (only those that move people to action become policy problems)

27 Solichin Abdul Wahab, op. cit., hlm. 4

Page 34: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

19

Studi kebijakan negara dimaksudkan untuk menerapkan

pengetahuan ilmiah di bidang kebijakan negara guna memecahkan

masalah-masalah sosial sehari-hari. Sehubungan dengan ini, terkandung

suatu pemikiran bahwa apabila kita mengetahui tentang faktor - faktor

yang membentuk kebijaksanaan negara, atau akibat-akibat yang

ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan tertentu, maka wajar jika kita dapat

memberikan suatu sumbangan yang berupa nasehat yang bermanfaat agar

bagaimana individu, kelompok atau pemerintah dapat bertindak

sedemikian rupa guna mencapai tujuan mereka.

c. Dilihat dari sudut alasan politis (political reason)

Mempelajari kebijakan negara pada dasarnya dimaksudkan agar

pemerintah dapat menempuh kebijakan yang tepat, guna mencapai tujuan

yan tepat pula. Dengan kata lain, studi kebijakan negara dalam hal ini

dimaksudkan untuk menyempurnakan kebijakan negara yang dibuat oleh

pemerintah.28

Maarse menyebutkan bahwa implementasi kebijaksanaan

merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan

sarana-sarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu. Dengan demikian,

yang diperlukan dalam implementasi kebijaksanaan ini adalah tindakan-

tindakan seperti umpamanya tindakan-tindakan yang sah atau implemntasi

suatu rencana peruntukan. Lewis dan Brian dalam Bambang Sunggono

mengungkapkan, dalam pengertian yang lain, implementasi merupakan “is

seen essentially as a technical or managerial problems”. Berpijak pada

pengertian ini, maka aspek teknis atau manajemen (dalam suatu organisasi)

merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan dalam

kebijaksanaan publik baru dapat dimulai apabila tujuan-tujuan

kebijaksanaan publik telah ditetapkan, program-program pelaksanaan telah

28 Ibid, hlm. 12-13

Page 35: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

20

dibuat, dan dana telah dialokasikan untuk pencapaian tujuan kebijaksanaan

tersebut.29

C. Hubungan Hukum dengan Kebijakan Publik

Untuk dapat menjelaskan keterkaitan antara kebijaksanaan publik

dengan hukum, maka perlu diketahui posisi hukum di dalam masyarakat.

Berdasarkan pendekatan sosiologis, hukum bukan semata sebagai suatu

lembaga yang otonom atau sebagai variabel yang independen, melainkan

sebagai lembaga yang bekerja untuk dan di dalam masyarakat. Pemahaman

yang demikian memberikan suatu penjelasan bahwa hukum disamping dapat

memberikan pengaruh juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang lain

yang ada di dalam masyarakat. Salah satu ciri dari negara hukum modern

adalah sebagai suatu bentuk kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar

untuk mencapai tujuan, sedangkan penerapan tujuan merupakan output dari

sistem politik yang dapat berupa alokasi nilai yang otoritatif, maka alokasi

yang demikian inilah yang selanjutnya dinyatakan sebagai kebijaksanaan

publik, dan selanjutnya akan diimplementasikan ke dalam masyarakat.

Hukum dan kebijakan publik merupakan variabel yang memiliki

keterkaitan yang sangat erat, sehingga telaah tentang kebujaksanaan

pemerintah semakin dibutuhkan untuk dapat memahami peranan hukum saat

ini. Dalam konteks pembicaraan tentang kebijaksanaan publik dan hukum,

maka perlu ditampilkan bebrapa definisi tentang kebijaksanaan publik.

Menurut James E Anderson public policies are those policies developed by

governmental bodies and officials (kebijaksanaan publik adalah kebijaksanaan

yang dibuat oleh badan-badan dan pejabat pemerintah). 30

David Easton memberikan arti plicies sebagai the authoritative

allocation of values for the whole society (pengalokasian nilai-nilai secara

29 Bambang Sunggono, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 1994, hlm.

137 30 Esmi Warasih, op.cit., hlm. 131

Page 36: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

21

otoritatif kepada seluruh masyarakat). Lesswel dan Kaplan mengartikan

kebijaksanaan sebagai a projected program of goals, values and practies

(program yang terarah terencana tentang tujuan, nilai-nilai dan praktek).31

Menurut Dye hubungan antara kebijaksanaan publik dengan hukum

semakin jelas disebabkan karena Government lends legitimacy to policies.

Governmental policies are generally regarded as legal obligations which

command the loyalty of citizen. Selanjutnya dikatakan only governmental

policies involve legal obligation. Bahkan, Sigler menegaskan bahwa hukum

merupakan suatu bagian yang integral dari kebijaksanaan: Law is an integral

part of policy initiation formalization, implementations and evaluation.

Legislative bodies formulate public policy through statutes and appropriations

control. Keadaan seperti itu menyebabkan hukum merupakan kebutuhan yang

fungsional bagi masyarakat, dan hukum dipandang sebagai elemen penting

bagi perkembangan politik.32

D. Formulasi Kebijakan Publik

Paine dan Neumes menawarkan suatu model perumusan kebijakan

yang merujuk pada model sistem yang dikembangkan oleh David Easton.33

Model ini menurut Paine dan Naumes merupakan model deskriptif karena

lebih berusaha menggambarkan senyatanya yang terjadi dalam pembentukan

kebijakan. Menurut Paine dan Naumes model ini, disusun hanya berasal dari

sudut pandang para pembuat kebijakan.

31 Ibid 32 Ibid, hlm. 133 - 134 33 Budi Winarno, Kebijakan Publik Teori dan Proses, Medpress, Yogyakarta, 2008, hlm. 47 -

49. lihat juga pembahasan James Anderson mengenai teori pembuatan keputusan. Menurut Anderson, teori pembuatan keputusan terdiri atas tigak bentuk, yakni teori rasional komperhensif, teori inkremental, dan teori pengamatan campuran (mixed scanning) dari Etizioni. Di sini sebagai teori dan bukan sebagai model. Sesuatu yang secara konseptual berbeda karena pada dasarnya teori mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan model. Lihat kembali pembahsan model pada bab terdahulu ketika kita mendiskusikan model analisis kebijakan publik

Page 37: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

22

Menurut model sistem, kebijakan publik dipandang sebagai tanggapan

dari suatu sistem politik terhadap tuntutan-tuntutan yang timbul dari

lingkungan yang merupakan kondisi atau keadaan yang berada di luar batas-

batas sistem politik. Kekuatan-kekuatan yang timbul dari dalam lingkungan

dan mempengaruhi sistem politik dipandang sebagai masukan-masukan

(inputs) bagi sistem politik sedangkan hasil-hasil yang dikeluarkan oleh sistem

politik yang merupakan tanggapan terhadap tuntutan-tuntutan tadi dipandang

sebagai keluaran (outputs) dari sistem poltik.34

Menurut Dye teori sistem bagi studi kebijakan publik dapat diringkas

sebagai berikut. Dimensi-dimensi penting apa dari lingkungan yang

menggerakkan tuntutan-tuntutan pada sistem politik.

a. Karakteristik-karakteristik penting apa dari sistem politik yang

memungkinkannya untuk mengubah tuntutan-tuntutan menjadi kebijakan

publik dan mempertahankan diri dalam suatu kurun waktu ?

b. bagaimana inputs lingkungan mempengaruhi karakter sistem politik ?

c. bagaimana karakteristik-karakteristik sistem politik mempengaruhi isi

(content) kebijakan publik ?

d. bagaimana inputs lingkungan mempengaruhi isi kebijakan publik ?

e. bagaimana kebijakan publik mempengaruhi melalui umpan balik

lingkungan dan karakter sistem politik ? 35

E. Tinjauan Tentang Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung

Secara prinsipiil, amandemen UUD 1945 dan perubahan mekanisme

serta prosedural pemilihan umum atau pemilihan secara demokratis didasari

oleh kehendak untuk memperkuat prinsip kedaulatan rakyat dalam kehidupan

konstitusional Indonesia. Perubahan tersebut merupakan bagian dari

demokratisasi sistem konstitusionil Indonesia, penghormatan terhadap hak

34 Ibid, hlm. 94 - 95 35 Ibid, hlm. 100

Page 38: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

23

asasi manusia dan juga sebagai upaya untuk mengeleminir kekuasaan absolut

yang cenderung otoriter dan anti kritik.

Urgensi rekonstitusi (amandemen konstitusi) dalam konsolidasi

demokrasi adalah bahwa norma-norma konstitusional baru yang dihasilkan dari

konsolidasi konstitusional, hadir pada langkah awal dalam proses konsolidasi

demokrasi. Seperti yang dikatakan Felipe Aguero bahwa Reconstitution

urgency ( amendment of constitution) in consolidation of democracy is that

constitutional norms has just yielded from constitutional consolidation, present

at initial step in process of consolidation of democracy.36

Sebagaimana lazimnya dalam setiap konstitusi tertulis memuat

ketentuan tentang perubahan konstitusi. Ketentuan yang mengatur tentang

perubahan konstitusi ini merupakan bentuk keinsyafan pembentuk konstitusi

bahwa konstitusi merupakan produk manusia yang tidak mungkin sempurna.

Oleh karena itu, secara yuridis disediakan ketentuan yang mengatur

kemungkinan perubahan konstitusi. Seperti menurut Sanford Levinson bahwa

as as a rule in every constitution is written to loads rule about constitution

change. Rule arranging about change of this constitution is form of disabusing

of constitution former that constitution is man product which is not possibly

perfection. Therefore, in yuridis provided rule arranging possibility that

constitution change.37

Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Landasan pembangunan nasional adalah pancasila dan UUD 1945.

Pembangunan di bidang politik diarahkan untuk meningkatkan upaya

36 Felipe Aguero, 1995, Soldiers, Civilians, and Democracy : Post-Franco Spain in

Comparative Perspective, (Baltimore : The John Hopkins University Press). www.law.duke.edu/journals/djclpp/index.php?action=showitem&id=143

37 Perdebatan tentang ketidaksempurnaan konstitusi dan perlunya amandemen konstitusi,

lihat : Sanford Levinson (ed.), 1995, Responding to Imperfection : The Theory and Practice of Constitutional Amendment, (Princeton, N.J. : Princeton University Press).

Page 39: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

24

pemantapan stabilitas daerah dalam rangka mewujudkan Demokrasi Pancasila.

Untuk mencapai perwujudan tersebut Pemerintah kabupaten Grobogan pada

akhir Pemerintahan Orde Baru telah meningkatkan pembinaan terhadap

organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesional,

begitu halnya dengan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara

langsung di Kabupaten Grobogan.

Pembangunan yang dilaksanakan negara Indonesia mencakup dalam

segala bidang kehidupan bangsa. Pembangunan di bidang hukum diarahkan

pada makin terwujudnya sistem hukum nasional yang bersumber pada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang mencakup

pembangunan materi hukum, aparatur hukum, serta sarana prasarana hukum.

Sasaran pembangunan di Kabupaten Grobogan adalah meningkatkan

pembangunan bidang ekonomi Kabupaten Grobogan secara optimal dengan

memperhatikan kualitas sumber daya manusia melalui kesejahteraan rakyat,

perluasan lapangan kerja serta kesejahteraan rohani. Tujuannya adalah untuk

memperbaiki taraf hidup masyarakat Kabupaten Grobogan sekaligus

meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan berikutnya. 38

Pembangunan adalah suatu upaya perubahan yang dilandaskan pada suatu

pilihan pandangan tertentu. Pandangan yang dijadikan landasan pembangunan

tidak bebas dari pengalaman (sejarah), realitas keadaan yang sedang dihadapi,

serta kepentingan pihak-pihak yang membuat keputusan pembangunan.

Pembangunan dapat dikatakan berhasil salah satunya adalah jika

demokrasi ditegakkan dan tidak ada kebijakan yang bertentangan dengan

masyarakat. Negara Indonesia adalah negara demokrasi, dimana menurut

Laurence Whitehead, proses konsolidasi demokrasi mencakup peningkatan

secara prinsipil komitmen seluruh elemen masyarakat pada aturan main

demokrasi. Konsolidasi demokrasi juga dipahami sebagai sebuah proses

38 Tim Universitas Sebelas Maret, Sejarah Hari Jadi Kabupaten Grobogan, Surakarta, 1991,

hlm. 62

Page 40: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

25

panjang yang mengurangi kemungkinan pembalikan demokratisasi, mencegah

erosi demokrasi, menghindari keruntuhan demokrasi, yang diteruskan dengan

melengkapi demokrasi, pendalaman demokrasi dan mengorganisir demokrasi

secara berkelanjutan.

“Consolidation process of Democracy include;covers improvement in prinsipil commitment of all element of public at democracy rule of the game. consolidation of Democracy also is comprehended as a length process lessening possibility that democratization inversion, prevents democracy erosion, avoids democracy avalanche, what continued by complementing democracy, deep-study of democracy and organizes democracy on an ongoing basis.” Demokrasi dikatakan dapat terwujud apabila dalam kehidupan bernegara, aspirasi masyarakat dapat terakomodir dengan baik. Suara rakyat didengar. Salah satu wujudnya adalah para pembuat kebijakan, membuat perangkat hukum yang responsif, bukan represif. Kepentingan rakyat diutamakan dan tidak mendahulukan kepentingan pribadi atau golongan tertentu saja. Kita bisa melihat produk hukum berupa peraturan perundang-undangan, apakah regulasi yang dibuat pemerintah sudah bersifat responsif seperti amanat demokrasi.39

Perkembangan pembangunan di daerah Kabupaten Grobogan nampak

mengarah pada usaha menjaga stabilitas dan dinamisasi yang tak lain adalah

mewujudkan kondisi masyarakat yang stabil dari berbagai macam kekacauan,

baik ekonomi sosial maupun politik. Dalam bidang politik kondisi masyarakat

yang stabil tersebut telah dicapai, dikarenakan dengan adanya beberapa Partai

Politik di Kabupaten Grobogan.

“Research has shown that some indigenous and local communities developed their own forms of protection for traditional knowledge under customary law. In conclusion, it is evident that the traditional knowledge of indigenous peoples is being misappropriated to their detriment, to the detriment of the local communities, and to the detriment of the countries where important plant and animal resources can be found. If a registry system is to be implemented, it must “protect the rights of knowledge holders for the public good,” and it must allow for those who have created the useful knowledge to benefit from its economic value.” Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa masyarakat adat dan

39 Laurence Whitehead, 1989, “The Consolidation of Fragile Democracy”, dalam Robert

Pastor (ed.), Democracy in the Americas, (New York : Holmes), hlm.30. www.law.duke.edu/journals/djclpp/index.php?action=showitem&id=143

Page 41: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

26

komunitas lokal mereka sendiri mengembangkan bentuk perlindungan bagi pengetahuan tradisional menurut hukum adat. Sebagai kesimpulan, jelaslah bahwa pengetahuan tradisional masyarakat adat sedang disalahgunakan untuk merugikan mereka, sehingga merugikan masyarakat lokal, dan merugikan negara tempat penting sumber daya tumbuhan dan hewan dapat ditemukan. Jika suatu sistem pencatatan yang perlu dilaksanakan, ia harus "melindungi hak-hak pemegang pengetahuan untuk kepentingan umum," dan itu harus memungkinkan bagi mereka yang telah menciptakan pengetahuan yang bermanfaat untuk memperoleh manfaat dari nilai ekonomi.40

Berdasarkan salah satu fungsi partai politik yaitu partai sebagai sarana

komunikasi politik. Dalam masyarakat modern yang begitu luas, pendapat dan

aspirasi seseorang atau suatu kelompok akan hilang tak berbekas seperti suara

di padang pasir, apabila tidak ditampung dan digabung dengan pendapat dan

aspirasi orang lain yang senada. Proses ini dinamakan “penggabungan

kepentingan” interest aggregation. Sesudah digabung, pendapat dan aspirasi

ini diolah dan dirumuskan dalam bentuk yang teratur. Proses ini dinamakan

“perumusan kepentingan” interest articulation.

Semua kegiatan di atas dilakukan oleh partai, selanjutnya partai politik

merumuskannya sebagai usul kebijaksanaan yang kemudian diperjuangkan

atau disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan kebijaksanaan umum

public policy. Dengan dermikian tuntutan dan kepentingan masyarakat

disampaikan kepada pemerintah melalui partai politik. Partai politik juga

berfungsi untuk memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana

dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Dengan demikian terjadi arus informasi

serta dialog dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, dimana partai politik

memainkan peranan sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang

diperintah, antara pemerintah dan warga masyarakat. Dalam menjalankan

40 Thomas J. Krumenacher, 2004, Protection For Indigenous Peoples And Their Traditional

Knowledge: Would A Registry System Reduce The Misappropriation Of Traditional Knowledge, (Marquette Intellectual Property Law Review; Thomas J. Krumenacher) http://web2.westlaw.com/result/default.wl?rltdb

Page 42: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

27

fungsi ini partai politik sering disebut sebagai broker (perantara) dalam suatu

bursa ide-ide.41

Ditetapkannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, merupakan langkah yang harus ditempuh dalam penyelenggaraan

sistem demokrasi di Indonesia. Sistem demokrasi dalam Undang-Undang No.

32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah diukur dari dua faktor penting

yakni unsur keterlibatan masyarakat dalam menentukan pejabat publik di

daerah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik

yang terkait dengan kepentingan masyarakat secara luas.

Demokrasi merupakan sebuah sistem nilai dan sistem politik yang telah

teruji dan diakui sebagai yang paling realistis dan rasional untuk mewujudkan

tatanan sosial, ekonomi dan politik yang adil, egaliter dan manusiawi. Dengan

demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi

negara dapat dijamin. Hampir semua pengertian yang diberikan untuk istilah

demokrasi ini selalu memberikan posisi penting bagi rakyat, walaupun secara

operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu sama. Demokrasi

mencakup konsep-konsep seperti akuntabilitas, persaingan, partisipasi dan

perlindungan HAM.

Ciri-ciri hakiki dari negara demokrasi adalah :

a. Negara hukum,

b. Pemerintah yang berada di bawah kontrol nyata masyarakat,

c. Pemilihan umum yang bebas,

d. Prinsip mayoritas, dan

e. Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.42

41 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996,

hlm. 163 42 Abdullah Yazid, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Averroes Press, Malang, 2007, hlm.

29

Page 43: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

28

“The systemic revision was added to the agenda on the one hand because the municipal election campaign would prevent the new government from taking any crucial steps without suffering a drop in public support, and also because wants to shore up the finances of towns under its control, giving its local representatives a better chance in the vote.” Revisi sistemik telah ditambahkan ke dalam agenda di satu pihak karena kampanye pemilihan kota akan mencegah pemerintah baru dari mengambil langkah-langkah penting tanpa mengurangi penderitaan dukungan publik, dan juga karena ingin menopang keuangan kota-kota di bawah kendali , perwakilan setempat memberikan kesempatan yang lebih baik dalam pemungutan suara.43

Pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan babak baru dalam

berdemokrasi, kemajuan tatanan politik dan sekaligus tatanan ketatanegaraan

di Indonesia, setelah sekian lama sejak zaman kemerdekaan pemilihan kepala

daerah dilakukan dengan sistem perwakilan. Ruang yang dibuka untuk

melibatkan partisipasi masyarakat dengan landasan atau koridor hukum yang

ada memiliki substansi tentang pelaksanaan demokrasi yang menjadi cita-cita

sebagian besar rakyat.

“In Indonesia in 2004 the elections were concluded successfully. For the first time in Indonesian history a direct Presidential election was carried out. Contrary to domestic and international anticipations it was carried out peacefully. At that time Indonesia got domestic and international evaluations stating that democratization was taking root in Indonesian society. The next general election will be held in 2009. At the same time local head direct elections (that is, state governors, prefectural governors, and mayors) are also held. Those elections began June 1st in 2005, and have gathered much attention. Because the system of direct election by the people is also being introduced to local heads for the first time, the expectation is that Indonesian democratization is deeply penetrating into local societies” Di Indonesia pada tahun 2004 menyimpulkan pemilihan berlangsung dengan sukses. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia pemilihan Presiden langsung dilakukan. Bertentangan dengan antisipasi domestik dan internasional ini dilakukan secara damai. Pada saat itu Indonesia mendapat evaluasi domestik dan internasional menyatakan bahwa demokratisasi telah mengambil akar dalam masyarakat Indonesia. Pemilihan umum berikutnya akan diadakan pada tahun 2009. Pada saat yang sama pemilihan langsung kepala daerah (yaitu, gubernur negara bagian, prefektur gubernur, dan walikota) juga

43 Fidesz, 2010, Fidesz to put off local elections, http://www. budapestbusinessjournal.

hu/?col=1002&id=51599

Page 44: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

29

diadakan. Pemilihan mulai Juni 1 pada tahun 2005, dan telah mengumpulkan banyak perhatian. Karena sistem pemilihan langsung oleh rakyat juga diperkenalkan kepada kepala daerah untuk pertama kalinya, harapan adalah bahwa demokratisasi Indonesia adalah sangat penetrasi ke dalam masyarakat lokal.44

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan

penjabaran dari Bagian Kedelapan mengenai Pemilihan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah, Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 yang mengamanatkan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih

dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan

asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dalam Pasal 57 ayat (1)

menyatakan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

diselenggarakan oleh KPUD yang bertanggungjawab kepada DPRD.

Pemilihan Kepala Daerah dilandasi juga dengan payung hukum berupa

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 Tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah. Khusus mengenai tahap penetapan dan pengesahan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diatur dalam Pasal 95 dan Pasal 96,

dimana dalam kedua pasal tersebut berisikan.

Pasal 95 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), dan (8).

Ayat (1)

Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memperoleh

suara lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai

pasangan calon terpilih.

Ayat (2)

Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi,

pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memperoleh

suara lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, pasangan

44 Nankyung Choi, 2004, Local Elections and Party Politics in Post-Reformasi Indonesia,

Contemporary Southeast Asia, Vol. 26, http://ci.nii.ac.jp/naid/110004867589/en

Page 45: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

30

calon yang perolehan suaranya terbesar ditetapkan sebagai pasangan calon

terpilih.

Ayat (3)

Dalam hal pasangan calon yang perolehan suara terbesar sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) terdapat lebih dari satu pasangan calon yang perolehan

suaranya sama, penentuan pasangan calon terpilih dilakukan berdasarkan

wilayah perolehan suara yang lebih luas.

Ayat (4)

Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak terpenuhi, atau

tidak ada yang mencapai 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah,

dilakukan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan

pemenang kedua.

Ayat (5)

Apabila pemenang pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh

dua pasangan calon, kedua pasangan calon tersebut berhak mengikuti

pemilihan putaran kedua.

Ayat (6)

Apabila pemenang pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh

oleh tiga pasangan calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua

dilakukan berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas.

Ayat (7)

Apabila pemenang kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh oleh

lebih dari satu pasangan calon, penentuannya dilakukan berdasarkan wilayah

perolehan suara yang lebih luas.

Ayat (8)

Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memperoleh

suara terbanyak pada putaran kedua ditetapkan sebagai pasangan calon

terpilih.

Pasal 96 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5).

Ayat (1)

Page 46: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

31

Dalam hal calon Wakil Kepala Daerah terpilih berhalangan tetap, calon

Kepala Daerah terpilih dilantik menjadi Kepala Daerah.

Ayat (2)

Calon Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh

DPRD kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi calon Gubernur

dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi calon

Bupati/Walikota untuk disahkan menjadi Kepala Daerah.

Ayat (3)

Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengusulkan dua orang

calon Wakil Kepala Daerah kepada DPRD, berdasarkan usul Partai Politik

atau Gabungan Partai Politik yang pasangan calonnya terpilih dalam

pemilihan, untuk dipilih dalam Rapat Paripurna DPRD.

Ayat (4)

Pemilihan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dilaksanakan dalam Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri oleh sekurang-

kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD, yang mekanisme

pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Tata Tertib DPRD, selambat-

lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak dinyatakan berhalangan tetap.

Ayat (5)

Hasil pemilihan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

ditetapkan dengan Keputusan DPRD dan selanjutnya diusulkan kepada

Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi calon Wakil Gubernur dan

kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi calon Wakil

Bupati/Wakil Walikota untuk disahkan dan selanjutnya dilantik menjadi

Wakil Kepala Daerah.

Dengan fenomena tersebut Sejak diberlakukannya Undang-Undang

Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah maka Pemilihan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah yang terdahulu dipilih oleh Wakil Rakyat atau Dewan

Page 47: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

32

Perwakilan Rakyat Daerah, kini bisa dipilih secara langsung melalui

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).45

F. Kerangka Pemikiran

Dalam Undang - Undang Dasar 1945 pasal yang menyiratkan adanya

pemilihan yang dilakukan secara demokratis adalah Pasal 18 UUD 1945

khususnya Bab VI tentang Pemerintahan Daerah, yaitu mengatur tentang

pemilihan kepala daerah baik Gubernur, Bupati atau Walikota. Atas dasar ini

maka lahirlah Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, yang salah satu babnya yaitu Bab IV Bagian Delapan mengatur

mengenai prosedur dan mekanisme pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah secara langsung (pilkada langsung).

Sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah secara langsung

adalah KPU Daerah, yang menurut Pasal 1 angka 21 Undang - Undang Nomor

32 Tahun 2004 disebutkan bahwa Komisi Pemilihan Umum Daerah yang

selanjutnya disebutnya KPUD adalah KPU Provinsi, Kabupaten/Kota

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 yang

diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang ini untuk menyelenggarakan

pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di setiap provinsi dan/atau

kabupaten/kota. Atas dasar ini maka KPU Kabupaten Grobogan sebagai salah

satu KPUD melaksanakan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di

kabupaten Grobogan yang dilaksanakan pada tahun 2006.

Pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung di

kabupaten Grobogan tahun 2006, salah satu peraturan yang digunakan adalah

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,

yang kemudian diimplementasikan pada saat pemilihan kepala daerah secara

langsung sesuai dengan tahapan - tahapan pemilihan yang telah ditetapkan.

45 http://id.wikipedia.org, 17 November 2009, 14.00 WIB

Page 48: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

33

Dalam mengimplementasikan penetapan dan pengesahan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2005 ini akan dipengaruhi oleh proses pelaksanan pilkada di Kabupaten

Grobogan sendiri, kemudian munculnya respon (gugatan) dari para pihak atas

putusan penetapan hasil pilkada, dari pelaksanan dan juga adanya gugatan

hasil pilkada akan berpengaruh pada upaya untuk menghasilkan kepala daerah

yang dipilih secara demokratis sebagai cerminan negara demokrasi.

Berdasarkan uraian tersebut, kerangka pemikiran yang digunakan dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah

UUD RI 1945

PP No. 6 Tahun 2005

Pilkada Demokratis

Pelaksanaan Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Grobogan

Tahun 2006

Tahap Pelaksanaan Pilkada Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Gugatan Pasca Penetapan

Page 49: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

34

Bagan 1

Kerangka Pemikiran

Page 50: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini jika dilihat dari jenisnya merupakan penelitian hukum

sosiologis atau nondoktrinal, sedangkan dilihat dari sifatnya termasuk

penelitian yang deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan tentang Implementasi Penetapan dan Pengesahan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten

Grobogan. Dengan pertimbangan bahwa di dalam tesis ini hukum

dikonsepkan sebagai manifestasi makna-makna simbolik dari para perilaku

sosial sebagai tampak dalam interaksi antar mereka.46

Ciri-ciri penelitian kualitatif:

a. bersifat induktif

1) mengembangkan konsep, pemikiran dan pemahaman pola - pola yang

ada.

2) model, hipotesa dan teori jadi rancangan penlitian sifatnya harus

luwes.

b. mengamati lingkungan dan orang secara holistik (dalam konteks

pengalaman dan situasi mereka),

c. tujuan, bersifat humanistik (mempertahankan sisi manusiawi) dan mencari

pemahaman yang mendalam/rinci,

d. menekankan validitas,

46 Setiono, Pemahaman Terhadap Metode Penelitian Hukum, Program Studi Ilmu Hukum

Pascasarjana UNS, Surakarta, 2005, hlm. 20

Page 51: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

35

e. tahap pengumpulan data tidak dapat dipisahkan secara tugas dari tahap

analisis data,

f. menonjolkan peran peneliti.47

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kantor Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah yang ditentukan atas dasar

pertimbangan-pertimbangan yaitu, pertama karena di daerah ini telah

dilakukan pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Kedua menurut

pembagian daerah secara geografis Kabupaten Grobogan memiliki wilayah

yang luas. Ketiga dalam perspektif politik, Kabupaten Grobogan yang

pemilihan Kepala Daerahnya secara langsung menghasilkan Kepala Daerah

terpilih yang sama sekali baru atau non incumbent.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan jenis data primer berupa data yang

diperoleh secara langsung dari lapangan. 48 Data ini diperoleh dari keterangan

atau fakta secara langsung dari responden atau informan melalui penelitian

lapangan atau dari lokasi penelitian. Data primer ini diperoleh dari hasil

wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang akan

diteliti.

Sumber data adalah tempat di mana penelitian ini diperoleh. Sumber

data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu data yang

diperoleh berdasarkan keterangan dari semua pihak (responden) yang terkait

langsung dengan permasalahan yang diteliti, yakni dari pihak KPUD

Kabupaten Grobogan.

47 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hlm.17 48 S. Nasution, “Metode Research (Penelitian Ilmiah)”, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm.

143

Page 52: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

36

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen

berupa wawancara mendalam (indepth interview) melalui penelitian di

lapangan. Penelitian di lapangan sangat penting untuk mengetahui

Implementasi Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Di Kabupaten Grobogan. Wawancara mendalam

dilakukan untuk mengetahui kasesuaian penetapan dan pengesahan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah terhadap Pasal 95 dan Pasal 95 Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005.

E. Teknik Wawancara Terpimpin

Informan penelitian dipilih secara purposive yaitu dengan

pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai tujuan penelitian. Penentuan

informan awal, dilakukan terhadap beberapa informan yang memenuhi kriteria

sebagai berikut:

a. Mereka yang menguasai dan memahami fokus permasalahan,

b. Mereka yang sedang terlibat dengan/di dalam kegiatan yang sedang

diteliti, dan

c. Mereka yang mempunyai kesempatan dan waktu yang memadai untuk

diminta informasinya.49

Pihak yang dijadikan sebagai informan awal adalah anggota KPUD

Kabupaten Grobogan, mantan anggota Panwas Pilkada Kabupaten Grobogan,

juga tidak menutup kemungkinan meliputi mereka yang dipandang memiliki

perhatian khusus terhadap persoalan pilkada langsung, khususnya di wilayah

Kabupaten Grobogan. Penentuan informan yang lainnya akan dipilih

49 Roni Hanitijo, Metode Penelitian dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, hlm. 46

Page 53: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

37

berdasarkan masukan atau saran dari informan awal, berdasarkan pada prinsip

snow ball effect dengan tetap berpegang teguh pada kriteria-kriteria yang telah

dipaparkan sebelumnya.

F. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pada metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini, maka analisis akan dilakukan secara kualitatif 50 dan pola berfikir induksi

dengan pendekatan mikro yang terdiri dari.

a. Premis Khusus, adalah implementasi penetapan dan pengesahan kepala

daerah dan wakil kepala daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan

pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah pada setiap

tahapan-tahapan penetapan dan pengesahan kepala daerah secara langsung

di Kabupaten Grobogan pada tahun 2006 dalam berbagai situasi.

b. Premis umum, adalah berbagai peraturan perundang-undangan dan

peraturan pemerintah yang berkaitan dengan pemilihan kepala daerah

secara langsung, teori-teori hukum dan peraturan-peraturan yang dibuat

oleh KPUD Kabupaten Grobogan pada saat pemilihan kepala daerah

secara langsung di Kabupaten Grobogan tahun 2006 selanjutnya peneliti

akan mendiskusikan premis khusus dan premis umum yang telah

diperoleh yang dilakukan dengan cara mengaplikasikan data-data yang ada

kedalam teori yang membicarakan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi implementasi atau bekerjanya hukum sehingga terjadi

suatu dialog antara data di satu sisi dan teori di sisi yang lain. Dengan cara

ini diharapkan dapat disusun sebuah kesimpulan secara deskriptif 51

50 Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganosasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Resdakarya, Bandung, 2007, hlm. 248

51 Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun sesuatu peristiwa pada masa sekarang,

Page 54: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

38

dengan penafsiran teoriktik tentang sejauhmana hubungan antara aspek

hukum dan non hukum/extra legal sehingga akhirnya dapat diketahui

implementasi peraturan tersebut agar dapat menghasilkan kepala daerah

yang dipilih secara demokratis sebagaimana tersimak dalam aksi maupun

interaksi diantara mereka. 52

bertujuan untuk membuat diskripsi gambaran atau putusan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki. Dalam, Munasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999, hlm. 63

52 Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum (Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya), ELSAM dan HUMA, Jakarta, 2002, hlm. 160

Page 55: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Implementasi Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Di Kabupaten Grobogan

a. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pilkada

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

merupakan penjabaran dari Bagian Kedelapan mengenai Pemilihan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pasal 56 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang mengamanatkan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang

dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil. Dan Pasal 57 ayat (1) menyatakan Pemilihan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diselenggarakan oleh KPUD

yang bertanggungjawab kepada DPRD. Selain itu Pemilihan Kepala

Daerah di landasi oleh payung hukum berupa Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah. Dengan fenomena tersebut maka Pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati yang terdahulu dipilih oleh Wakil Rakyat atau Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten, kini bisa dipilih secara langsung melalui

Pemilihan Umum (Pemilu). Begitu juga dengan Kabupaten Grobogan

yang baru pertama kali dilaksanakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

dengan pemilihan langsung oleh rakyat Grobogan yang lebih dikenal

dengan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Kabupaten Grobogan Tahun 2006.

Page 56: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

40

Komisi Pemilihan Umum Propinsi dan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota perlu memahami produk hukum yang berlaku, merancang dan

menyusun peraturan atau keputusan-keputusan yang berkaitan dengan Pemilihan

Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Grobogan. Maka dari

itu landasan-landasan hukum perlu diperhatikan dan dipahami dalam menjalankan

proses pilkada yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Grobogan.

1. Landasan Hukum Persiapan Pilkada

Landasan-landasan hukum yang melatar belakangi persiapan dan

pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Kabupaten Grobogan Tahun 2006 yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 138, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4251).

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4277) sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2006 tentang Penetapan Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2006

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003

tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 60, Tambahan Lembaran

Negara Repulik Indonesia Nomor 4631).

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran

Page 57: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

41

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4310).

4. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4389).

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun

2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548).

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Repulik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438).

7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara

Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4721).

8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2004 tentang Kampanye

Pemilihan Umum oleh Pejabat Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4370).

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 22, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4480) sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2007 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintaha Nomor 6 Tahun 2005

Page 58: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

42

tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 57,

Tambahan Lebaran Negara Republik Indonesia NOmor 4719).

10. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2003 tentang Pola Organisasi dan

Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum.

11. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 33 Tahun 2002 Tentang

Kode Etik Pelaksana Pemilihan Umum.

12. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 667 tahun 2003 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan

Umum Provinsi dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.

13. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2007 tentang

Pedoman Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Propinsi, Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia

Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah.

14. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2007 tentang

Pedoman Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah.

15. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 08 Tahun 2007 tentang

Pedoman Tata Cara Kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah.

16. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2007 tentang

Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan

Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di

Tempat Pemungutan Suara.

17. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2007 tentang

Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Rekapitulasi Penghitungan Suara dalam

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Panitia

Pemilihan Kecamatan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan

Komisi Pemilihan Umum Propinsi.

Page 59: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

43

18. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2007 tentang

Pedoman Penyusunan Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

19. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 01

Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPK, PPS dan KPPS.

20. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 02

Tahun 2005 tentang Tata Cara Pencalonan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan Tahun 2006.

21. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 03

Tahun 2005 tentang Pendaftaran Pemilih Dalam Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006.

22. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 04

Tahun 2005 tentang Pemantau Pemilihan Dalam Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006.

23. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 05

Tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Informasi dan Pendidikan

Pemilih Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun

2006.

24. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 06

Tahun 2005 tentang Tata Cara Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Grobogan Tahun 2006.

25. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 07

Tahun 2005 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan

Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006.

26. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 08

Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Rekapitulasi Penghitungan Suara

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006 oleh PPS,

PPK dan KPU Kabupaten.

27. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 09

Tahun 2005 tentang Sumbangan Dana Kampanye dan Dana Kampanye

Page 60: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

44

Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Grobogan Tahun 2006.

28. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 10

Tahun 2005 tentang Tata Administrasi Keuangan dan Sistem Akutansi

Keuangan Sumbangan Dana Kampanye dan Dana Kampanye Pasangan

Bupati dan Wakil Bupati Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan Tahun 2006.

29. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 11

Tahun 2006 tentang Tata Cara Penetapan Pasangan Calon Terpilih Dalam

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006.

2. Tugas dan Kewajiban KPUD

a. Tugas KPUD

Tugas dan wewenang KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan

kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah:

a. merencanakan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil

kepala daerah,

b. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil

kepala daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan,

c. mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua

tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah,

d. menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye, serta

pemungutan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah,

e. meneliti persyaratan partai politik atau gabungan partai politik yang

mengusulkan calon,

f. meneliti persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah

yang diusulkan,

g. menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan,

Page 61: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

45

h. menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye,

i. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan

mengumumkan hasil pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah,

j. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan kepala

daerah dan wakil kepala daerah,

k. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur oleh peraturan

perundang-undangan,

l. menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye

dan mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye,

m. mengumumkan hasil audit.

Tugas dan wewenang DPRD dalam penyelenggaraan pemilihan

kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah:

a. memberitahukan kepada kepala daerah mengenai akan berakhirnya

masa jabatan,

b. mengusulkan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah

yang berakhir masa jabatannya dan mengusulkan pengangkatan

kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih,

c. melakukan pengawasan pada semua tahapan pelaksanaan pemilihan,

d. membentuk panitia pengawas,

e. meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas KPUD, dan

f. menyelenggarakan rapat paripurna untuk mendengarkan

penyampaian visi, misi, dan program dari pasangan calon kepala

daerah dan wakil kepala daerah.

b. Kewajiban KPUD

KPUD dalam pelaksanaannya berkewajiban:

a. memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara,

Page 62: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

46

b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang

berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan,

c. menyampaikan laporan kepada DPRD untuk setiap tahap

pelaksanaan pemilihan dan menyampaikan informasi kegiatannya

kepada masyarakat,

d. memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang

inventaris milik KPUD berdasarkan peraturan perundang-undangan,

e. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada DPRD,

f. melaksanakan semua tahapan pemilihan kepala daerah dan wakil

kepala daerah secara tepat waktu.

b. Tahap Pelaksanaan Pilkada

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

pasal 63 menyebutkan bahwa :

(1) Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dilaksanakan melalui

masa persiapan, dan tahap pelaksanaan.

(2) Masa persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai berakhirnya

masa jabatan,

b. Pemberitahuan DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya masa

jabatan kepala daerah,

c. Perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal

tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah,

d. Pembentukan Panitia Pengawas, PPK, PPS dan KPPS,

e. Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau.

(3) Tahap pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Penetapan daftar pemilih,

b. Pendaftaran dan Penetapan calon kepala daerah/wakil kepala daerah,

c. Kampanye,

Page 63: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

47

d. Pemungutan suara,

e. Penghitungan suara, dan

f. Penetapan pasangan calon kepala daerah/ wakil kepala daerah terpilih,

pengesahan, dan pelantikan.

Dengan telah diterbitkannya berbagai peraturan perundang-undangan oleh

yang berwenang, dalam hal ini pemerintah bersama dengan DPR, maka

selanjutnya Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Grobogan

melaksanakan langkah kegiatan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah secara langsung di Kabupaten Grobogan sebagai berikut:

1. Masa Persiapan

a. Masa Akhir Jabatan Kepala Daerah

Memastikan akhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Grobogan periode tahun 2002-2006 dengan cara

berkonsultasi dengan DRRD Kabupaten Grobogan kemudian

menganalisa surat DPRD Kabupaten Grobogan Nomor 131/550/2005

tanggal 12 Oktober 2005. Dari langkah ini menurut penjelasan Jati

Purnomo (Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan)

diperoleh kesimpulan:

a. Masa jabatan Bupati Grobogan atas nama Agus Supriyanto dan

Bambang Pudjiono berakhir tanggal 12 Maret 2006.

b. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan berdasarkan Peraturan KPU Kabupaten

Grobogan Nomor 07 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Grobogan Tahun 2006, maka pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah di Kabupaten Grobogan ditetapkan pada bulan

Januari 2006.

Page 64: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

48

b. Rencana Kegiatan

Mendasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala

Daerah, selanjutnya KPU Kabupaten Grobogan membuat rencana kegiatan.

Hal ini dilakukan karena waktu penyelenggaraan pemilihan yang sangat

terbatas. Rencana kegiatan ini mengandung tahapan, program, dan jadwal

waktu penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan tahun

2006, rencana tentang kegiatan pemilihan tersebut dituangkan dalam bentuk

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor: 01/KEP/2005 tanggal 12

Oktober 2005.

c. Pembentukan Panitia Pengawas

Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah Pasal 66 ayat (3) huruf d, sedangkan tentang

tugas panitia pengawas diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 66 ayat (4) sebagai berikut:

a. mengawasi semua tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah

dan wakil kepala daerah.

b. menerima laporan pelanggaran peraturan perundang-undangan

pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.

c. menyelesaikan sengketa yang timbul dalam penyelenggaraan pemilihan

kepala daerah dan wakil kepala daerah.

d. meneruskan temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan kepada

instansi yang berwenang, dan

e. mengatur hubungan koordinasi antar panitia pengawasan pada semua

tingkatan.

Page 65: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

49

d. Pembentukan PPK, PPS, dan KPPS

Pembentukan PPK, PPS, dan KPPS diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah, sebagai berikut:

Pasal 7

(1) Dalam menyelenggarakan pemilihan, KPUD kabupaten/kota

membentuk PPK, PPS, dan KPPS.

(2) Pembentukan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sejak pemberitahuan DPRD.

Pasal 9

(1) PPK berkedudukan di kecamatan.

(2) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas dan

wewenang:

a. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS,

melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPS

dalam wilayah kerjanya, membuat berita acara, dan sertifikat hasil

penghitungan suara, dan

b. membantu tugas-tugas KPUD dalam melaksanakan pemilihan,

Pasal 10

(1) Anggota PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), sebanyak

5(lima) orang berasal dari tokoh masyarakat yang independen.

(2) Anggota PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diangkat dan

diberhentikan oleh KPUD kabupaten/kota atas usul Camat.

(3) Dalam nlelaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPK

dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris dari Pegawai

Negeri Sipil yang ditunjuk oleh Camat.

Page 66: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

50

(4) Pegawai sekretariat PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3), adalah

pegawai kecamatan yang jumlahnya sesuai kebutuhan dan kemampuan

keuangan.

(5) Kepala Sekretariat dan personil sekretariat sebagaimana dimaksud pada

ayat (3), diangkat dan diberhentikan oleh Camat atas usul PPK.

(6) Tugas PPK dan sekretariat PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (3) berakhir 1(satu) bulan setelah pemungutan suara.

Pelantikan PPK se Kabupaten Grobogan di lakukan pada tanggal 20

Oktober 2005 bertempat di gedung Riptaloka Purwodadi, pelantikan

tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara dihadiri Bupati

Grobogan H. Agus Supriyanto, SE, Muspida dan undangan.

Dalam wawancara dengan Ir. Jati Purnomo (Ketua KPU Kabupaten

Grobogan) menjelaskan bahwa:

“Pelaksanan pilkada langsung pada awal 2006, tugas PPK sangat berat. Sebab keberhasilan pelaksanaan administrasi harus akuntabel. Disisi lain, PPK merupakan ujung tombak keberhasilan administrasi dan pelaksanaan pilkada langsung. Oleh sebab itu untuk memperlancar tugas tersebut, pada pelaksanaan pilkada Kabupaten Grobogan tahun 2006 para anggota PPK diharapkan agar tidak henti-hentinya mempelajari peraturan yang berkaitan dengan pilkada langsung (Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah juncto Peraturan Pemerintah Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah).”53

53 Jati Purnomo, Ketua KPU Kabupaten Grobogan, Wawancara Pribadi, Grobogan: Senin, 4

Januari 2010, Pukul 10.00 WIB

Page 67: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

51

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pemilih

1. Syarat-syarat menjadi pemilih

Warga Negara Republik Indonesa yang pada hari pemungutan suara

sudah berusia 17 tahun (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin maka

menurut Pasal 68 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah mempunyai hak memilih. Syarat-syarat yang harus

dipenuhi diatur dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah yaitu:

a. Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya,

b. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,

c. Berdomisili di daerah pemilihan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan

sebelum disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan

dengan kartu tanda penduduk.

2. Pendaftaran Pemilih

Penetapan daftar pemilih dilaksanakan oleh Panitia Pemungutan

Suara (PPS). Sesuai dengan Pasal 70 ayat 1 dan Pasal 2 Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah jo Pasal 19 ayat 1

dan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah maka daftar pemilih dalam pemilihan kepala

daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Grobogan tahun 2006 adalah

sebagai berikut:

Page 68: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

52

a. Daftar pemilih yang digunakan pada saat pelaksanaan Pemilihan Umum

terakhir di daerah,digunakan sebagai daftar pemilih untuk pemilihan.

b. Daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimutakhirkan dan

divalidasi, ditambah dengan daftar pemilih tambahan untuk digunakan

sebagai bahan penyusunan daftar pemilih sementara.

c. Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan karena :

c.1. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari dan tanggal

pemungutan suara pemilihan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun,

c.2. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/pernah kawin,

c.3. perubahan status anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian

Negara Republik Indonesia menjadi status sipil atau purnatugas,

c.4. tidak terdaftar dalam hasil pendaftaran pemilih dan pendataan

penduduk berkelanjutan (P4B),

c.5. telah meninggal dunia,

c.6. pindah domisili dari daerah Kabupaten Grobogan ke daerah

Kabupaten/Kota lain,

c.7. perubahan status dari sipil menjadi anggota Tentara Nasional

Indonesia atau Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan daftar pemilih, PPS menyusun dan menetapkan daftar

pemilih sementara. Daftar pemilih sementara, diumumkan oleh PPS pada

tempat-tempat yang mudah dijangkau masyarakat dengan bantuan petugas

desa/kelurahan atau sebutan lainnya, petugas Rukun Tetangga atau sebutan

lainnya untuk mendapat tanggapan masyarakat. Jangka waktu pengumuman

daftar pemilih sementara dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitung sejak

berakhirnya jangka waktu penyusunan daftar pemilih sementara. Dalam

jangka waktu 3 (tiga) hari, pemilih atau anggota keluarga dapat mengajukan

usul perbaikan mengenai penulisan nama dan/atau identitas lainnya.

Page 69: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

53

Daftar pemilih sementara yang sudah diperbaiki kemudian disahkan

dan diumumkan menjadi daftar pemilih tetap oleh PPS. Daftar pemilih tetap

diumumkan di PPS/desa/kelurahan/RW/RT atau tempat lain yang strategis

untuk diketahui oleh masyarakat. Jangka waktu pengumuman daftar pemilih

tetap adalah selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu

penyusunan daftar pemilih tetap. Untuk keperluan pemungutan suara di TPS,

PPS menyusun salinan daftar pemilih tetap untuk TPS.

PPS menyusun daftar pemilih tetap dalam 5 (lima) rangkap, dengan

ketentuan : 1 (satu) rangkap disampaikan kepada PPK, 1 (satu) rangkap

disampaikan kepada KPUD untuk diteruskan kepada perangkat daerah yang

mengurusi tugas bidang kependudukan dan catatan sipil setempat sebagai

bahan pemutakhiran data penduduk, 2 (dua) rangkap untuk PPS masing-

masing 1 (satu) rangkap untuk PPS, 1 (satu) rangkap sebagai bahan

penyusunan salinan daftar pemilih tetap untuk tiap TPS di dalam wilayah

kerja PPS. Berdasarkan daftar pemilih tetap yang diterima dari PPS, PKK

membuat rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar dalam wilayah kerja PPK

dalam rangkap 2 (dua).

PPK menyampaikan kepada KPUD kabupaten/kota masing-masing : 1

(satu) rangkap rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar per desa/kelurahan atau

sebutan lainnya dalam wilayah kerja PPK dan 1 (satu) rangkap daftar pemilih

tetap yang diterima dari PPS dalam wilayah kerja PPK. Dalam hal pemilihan

Bupati/Walikota, KPUD kabupaten/kota menetapkan rekapitulasi jumlah

pemilih terdaftar dan jumlah TPS dalam wilayah kabupaten/kota. Dalam hal

pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, KPUD Provinsi menetapkan

rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar dan jumlah TPS dalam wilayah

provinsi.

Rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar digunakan sebagai bahan

penyusunan kebutuhan surat suara dan alat perlengkapan pemilihan serta

pendistribusiannya. Setelah daftar pemilih tetap diumumkan, KPUD

Page 70: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

54

melakukan pengisian Kartu Pemilih untuk setiap pemilih yang namanya

tercantum dalam daftar pemilih tetap. Kartu pemilih berisi nomor pemilih,

nama lengkap pemilih, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, dan alamat

pemilih.

Pengadaan Kartu Pemilih dilaksanakan oleh KPUD berdasarkan format

dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari lampiran Peraturan Pemerintah ini. PPS dengan dibantu oleh

Ketua RT dan Ketua RW mendatangi tempat kediaman pemilih, untuk

menyerahkan Kartu Pemilih. Kartu digunakan pemilih dalam memberikan

suara pada hari dan tanggal pemungutan suara. Penyerahan Kartu Pemilih

harus sudah selesai selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari dan

tanggal pemungutan suara.

b. Peserta Pemilihan

Berdasarkan Pasal 59 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah juncto ayat (1) Pasal 36 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Peserta pemilihan

kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pasangan calon yang diusulkan

secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Partai

politik atau gabungan partai politik dapat mendaftarkan pasangan calon

kepada KPUD.

Kesempatan yang seluas-luasnya, diberikan sejak DPRD

memberitahukan berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah sampai dengan pengumuman pendaftaran pasangan calon. Proses

penyaringan bakal, dilakukan secara demokratis dan transparan sesuai

dengan mekanisme yang berlaku dalam Partai Politik atau Gabungan Partai

Politik.

Page 71: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

55

Dalam proses penetapan pasangan calon, Partai Politik atau Gabungan

Partai Politik wajib memperhatikan pendapat dan tanggapan masyarakat.

Menurut Pasal 38 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah,

bahwa Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Warga Negara

Republik Indonesia yang memenuhi syarat :

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

2. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-undang Dasar

Negara Republik Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah,

3. Berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan tingkat atas dan

/atau sederajat,

4. Berusia sekurang-kurangnya sekolah 30 (tiga puluh) tahun pada saat

pendaftaran,

5. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan

menyeluruh dari tim dokter,

6. Tidak pernah dijatuhi penjara berdasarkan putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak

pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)

tahun atau lebih,

7. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan Pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,

8. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di daerahnya,

9. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan,

10. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan

dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya

merugikan keuangan negara, tidak sedang dinyatakan pailit

berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap,

11. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela,

Page 72: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

56

12. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau bagi yang belum

mempunyai NPWP wajib mempunyai bukti pembayaran pajak,

menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain

riwayat pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau

isteri,

13. Belum pernah menjabat sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala

Daerah selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama dan

tidak dalam status sebagai Pejabat Kepala Daerah.

Partai politik atau gabungan partai politik yang dapat mendaftarkan

pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-

kurangnya 15% (lima belas persen) dari jumlah kursi DPRD atau 15% (lima

belas persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam Pemilihan Umum

anggota DPRD.

Partai politik atau Gabungan Partai Politik hanya dapat menyusulkan 1

(satu) pasangan calon. Calon Kepala Daerah atau Wakil Kapala Daerah yang

telah diusulkan dalam 1 (satu) pasangan oleh Partai Politik atau Gabungan

Partai Politik, tidak boleh dicalonkan lagi oleh Partai Politik atau Gabungan

Partai Politik lainnya. Partai Politik atau Gabungan yang seluas-luasnya bagi

bakal calon perseorangan yang memenuhi syarat untuk dilakukan

penyaringan sebagai bakal calon.

Dengan berpatokan pada syarat-syarat tersebut di atas, maka

selanjutnya Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan mengumumkan

pendaftaran bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pemilihan

tahun 2006 melalui pengumuman tempel, surat kabar, maupun radio swasta.

Tata cara pencalonan diatur dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Grobogan Nomor 02 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pencalonan

Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006. Berikut adalah hasil

perolehan suara dalam Pemilihan Umum anggota DPRD tahun 2004 :

Page 73: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

57

Tabel 1.1. Hasil Perolehan Suara Dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD

Tahun 2004.54

No PARTAI HASIL SUARA

1 PNI MARHAENISME 4.166

2 PBSD 5.956

3 P. BULAN BINTANG 8.272

4 PARTAI MERDEKA 4.899

5 PPP 40.065

6 PPDK 429

7 PPIB 164

8 PNBK 32.185

9 PARTAI DEMOKRAT 45.060

10 PKPI 5.253

11 PPDI 5.983

12 PPNUI 3.683

13 P. AMANAT NASIONAL 21.431

14 PKPB 6.876

15 PKB 103.213

16 PKS 14.382

17 P, BINTANG REVORMASI 9.780

18 PDI PERJUANGAN 250.039

19 P. DAMAI SEJAHTERA 1.464

20 P. GOLKAR 108.986

21 P. PATRIOT PANCASILA 1.422

22 P. SYARIAT INDONESIA 2.955

23 P. PERSATUAN DAERAH 6.614

24 P, PELOPOR 3.806

54 KPU Kabupaten Grobogan, Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan Tahun 2006 (Buku III Lampiran-lampiran), KPU Kabupaten Grobogan, Purwodadi, 2006

Page 74: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

58

Dengan demikian berdasarkan perolehan suara tersebut di atas maka

kursi DPRD Kabupaten Grobogan tahun 2004 adalah sebagai berikut: PDIP

mendapatkan 17 kursi, Golkar mendapatkan 8 kursi, PKB mendapatkan 8

kursi, PPP mendapatkan 5 kursi, Partai Demokrat mendapatkan 4 kursi,

PNBK mendapatkan 2 kursi, dan PAN mendapatkan 1 kursi.

Pendaftaran dilakukan di kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Grobogan pada tanggal 31 Oktober 2005 sampai 8 November 2005. Sampai

dengan batas akhir waktu pendaftaran bakal calon, maka terlah terdaftar

sebanyak 3 (tiga) pasangan calon pendaftar yaitu:

1. Pasangan Bambang Budisatyo, SH, MM dan H. Mokhammad Suratmoko.

Sesuai dengan Berita Acara KPU Kabupaten Grobogan Nomor:

270/209/BA/XII/2005 tentang Penelitian Tahap Akhir Persyaratan

Pencalonan dan Pasangan Calon Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan Tahun 2006 tanggal 6 Desember 2005, bahwa usul pencalonan

atas pasangan ini dilakukan oleh gabungan partai politik. Gabungan partai

politik tersebut adalah Partai Demokrat, PNBK, PPDI, PDS, PKPB, PBB,

PNI Marhaenisme.

Jumlah suara sah yang diperoleh gabungan 7 (tujuh) partai politik

tersebut sebesar 149.004 (seratus empat puluh sembilan ribu empat) suara

sah. Dengan prosentase suara sah sebesar 15,12%.

Memenuhi syarat untuk mengusulkan calon.

2. Pasangan H. Bambang Pudjiono, SH dan H. Icek Baskoro, SH.

Sesuai dengan Berita Acara KPU Kabupaten Grobogan Nomor:

270/210/BA/XII/2005 tentang Penelitian Tahap Akhir Persyaratan

Pencalonan dan Pasangan Calon Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan Tahun 2006 tanggal 6 Desember 2005, bahwa pasangan

tersebut diusulkan oleh Partai Golkar yang memiliki 8 kursi dari total 45

Page 75: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

59

kursi DPRD Kabupaten Grobogan, sehingga prosentase kursi sebesar

17,78%.

Memenuhi syarat untuk mengusulkan calon.

3. Pasangan H. Agus Supriyanto, SE dan Ir. H. Muhammad Nurwibowo.

Sesuai dengan Berita Acara KPU Kabupaten Grobogan Nomor:

270/211/BA/XII/2005 tentang Penelitian Tahap Akhir Persyaratan

Pencalonan dan Pasangan Calon Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan Tahun 2006 tanggal 6 Desember 2005, bahwa pasangan ini

diusulkan oleh gabungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Grobogan. PDIP

memiliki 17 (tujuh belas) kursi, sedangkan PPP memiliki 5 (lima) kursi.

Maka secara akumulasi jumlah kursi gabungan partai tersebut adalah 22

(dua puluh dua) kursi. Sehingga diperoleh prosentase kursi sebesar

48,90%.

Memenuhi syarat untuk mengusulkan calon.55

Ketiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Grobogan tahun 2006

tersebut kemudian ditetapkan melalui Keputusan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Grobogan Nomor: 23/KEP/200 sebagai pasangan calon Bupati

dan Wakil Bupati Grobogan menjadi peserta pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Grobogan tahun 2006. Selanjutnya pada tanggal 10 Desember 2005

dilaksanakan rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan

untuk menentukan nomor urut masing-masing pasangan calon Bupati dan

Wakil Bupati. Penentuan nomor urut tersebut ditentukan melalui undian

terbuka, yang hasilnya:

55 Ibid

Page 76: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

60

Tabel 1.2. Hasil Pengundian Nomor Urut Masing-Masing Pasangan Calon

Peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006

NOMOR URUT

NAMA PASANGAN CALON KETERANGAN

H. Agus Supriyanto, SE CALON BUPATI 1

Ir. H. Muhammad Nurwibowo CALON WAKIL BUPATI

H. Bambang Pudjiono, SH CALON BUPATI 2

H. Icek Baskoro, SH CALON WAKIL BUPATI

Bambang Budisatyo, SH, MM CALON BUPATI 3

H. Mokhammad Suratmoko CALON WAKIL BUPATI

c. Kampanye

Kampanye pemilihan yang selanjutnya disebut kampanye adalah

kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi,

misi, dan program pasangan calon. Kegiatan kampanye dilaksanakan

sebagai berikut:

1. Pelaku kampanye

Kampanye dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh pasangan calon

bersama-sama Partai Politik atau gabungan Partai Politik yang

mengusulkan pasangan calon.

2. Wilayah kampanye

Kampanye dilakasanakan di seluruh wilayah Kabupaten Grobogan yang

terdiri dari 19 kecamatan, 280 desa (kelurahan).

3. Penanggungjawab kampanye

Penanggungjawab kampanye adalah pasangan calon, yang dalam

pelaksanaan dipertanggungjawabkan oleh tim kampanye.

Page 77: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

61

4. Jadwal kampanye

Jadwal kampanye diatur dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Grobogan Nomor 01/KEP/2005 tanggal 12 Oktober 2005

tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006, kampanye

dilaksanakan selama 14 (empat belas) hari, yaitu tanggal 12 Januari

2006 sampai dengan tanggal 25 Januari 2006. Dalam masa tenang yaitu

tiga hari sebelum pemungutan suara, tepatnya tanggal 26, 27 dan 28

Januari tidak ada kampanye dalam bentuk apapun.

5. Pernyataan bersama pasangan calon

Pasangan calon membuat dan menandatangani kesepakatan bersama

untuk menciptakan kampanye pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah di Kabupaten Grobogan yang kondusif, aman, tertib, dan damai.

kesepakatan tersebut tertuang dalam Berita Acara KPU Kabupaten

Grobogan Nomor: 270/199/BA/XII/2005.

6. Bentuk kampanye

Bentuk-bentuk kampanye pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah sesuai dengan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah jo Pasal 56 Peraturan Pemerintah Nomor

6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah:

a. Pertemuan terbatas

b. Tatap muka dan dialog,

c. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik,

d. Penyiaran melaiui radio dan/atau televisi,

e. Penyebaran bahan kampanye kepada umum,

f. Pemasangan alat peraga di tempat umum,

g. Rapat umum,

h. Debat publik/debat terbuka antar calon, dan atau

i. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-

undangan

Page 78: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

62

7. Pelaksanaan kampanye

Pelaksanaan kampanye pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut: semua pasangan calon

diperbolehkan kampanye selama 14 (empat belas) hari, dimulai pada

tanggal 12 Januari 2006 sampai dengan 25 Januari 2006.

8. Larangan dalam kampanye

Dalam berkamapnye, sesuai dengan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah jo Pasal 60 Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bahwa pasangan

calon dan tim kampanye dilarang:

a. mempersoalkan dasar negara Pancasila dan Pembukaan

UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

b. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah dan/atau Partai Politik,

c. menghasut atau mengadu domba Partai Politik, perseorangan,

dan/atau kelompok masyarakat,

d. menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan

penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok masyarakat

dan/atau Partai Politik,

e. mengganggu keamanan, ketenteraman, dan ketertiban umum,

f. mengancam dan menganjurkan penggunaan kekerasan untuk

mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yang sah,

g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye pasangan

calon lain,

h. menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah dan Pemerintah

Daerah,

i. menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan. dan

j. melakukan pawai atau arak-arakan yang dilakukan dengan berjalan

kaki dan/atau dengan kendaraan di jalan raya.

Page 79: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

63

Isi kampanye pada dasarnya berupa penyampaian visi, misi dan

program oleh pasangan calon/tim kampanye. Kampanye dalam bentuk

rapat umum hanya dilakukan secara terbatas dan ini sangat menguntungkan

bagi penyelenggara pemilihan karena tidak terjadi akumulasi massa, tidak

terjadi gesekan massa dan tidak ada gangguan arus lalu lintas serta tidak

ada gangguan ketertiban umum.

Paryono dari mantan panitia pengawas pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah Kabupaten Grobogan tahun 2006 menjelaskan bahwa:

“Ada beberapa laporan tentang terjadinya money politic dan banyak pelanggaran yang tidak terdeteksi karena faktor-faktor lembaga pengawas atau pemantau yang sungkan untuk melapor. Pro aktif masyarakat untuk melapor juga dirasakan kurang karena rasa permakluman yang tinggi. Rasa permakluman yang tinggi ini disebabkan karena pendapat pemuka atau tokoh masyarakat yang masih dianggap sebagai panutan, sehingga saat tokoh masyarakat tidak bereaksi, maka masyarakat juga akan diam tidak bereaksi pula. Faktor budaya memang memegang peran yang sangat penting dalam memberikan dukungan terhadap keadaan yang kondusif dalam pilkada kemarin”56

d. Tahap Sosialisasi

Sosialisasi pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

Kabupaten Grobogan tahun 2006 mempunyai arti sangat penting karena

dengan sosialisasi tersebut semua elemen yang terlibat dalam pemilihan

kepala daerah dan wakil kepala daerah diharapkan mengetahui kewajiban

dan hak-haknya. Asas keterbukaan mewajibkan pemerintah untuk secara

aktif memberikan informasi kepada masyarakat tentang suatu rencana

tindakan pemerintah dan mewajibkan untuk memberikan penjelasan kepada

masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan memberikan fasilitas.57

56 Paryono, Mantan Panwaslu , Wawancara Pribadi, Grobogan: Sabtu, 9 Januari 2010, Pukul

19.00 WIB 57 I Made Suwandi dkk, Reformasi Pemerintah Daerah, Pustaka Cakra, Surakarta, 2004, hlm.

50

Page 80: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

64

Dengan demikian pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil

kepala daerah dapat berjalan sesuai dengan aturan dan betul-betul merupakan

pesta demokrasi rakyat. Langkah yang dilakukan yaitu:

1. Objek Sosialisasi

a. Sosialisasi kepada masyarakat umum (publik).

b. Sosialisasi kepada pelaksana pemilihan (PPK, PPS dan KPPS).

c. Sosialisasi kepada Kepala Desa/Kelurahan se Kabupaten Grobogan.

d. Sosialisasi kepada LPMD/K Desa/Kelurahan se Kabupaten Grobogan.

e. Sosialisasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Dasar se Kabupaten

Grobogan.

f. Sosialisasi kepada Kepala SD Negeri dan SMA.SMK Negeri/Swasta

se Kabupaten Grobogan.

2. Media Sosialisasi

a. Melalui selebaran, pamflet, barang cetakan.

b. Melalui buku panduan/buku petunjuk.

c. Melalui Radio Suara Pembangunan Daerah (RSPD) dan Radio Suara

Merapen Abadi.

d. Melalui pertemuan terbatas.

3. Meteri Sosialisasi

a. Mekanisme atau tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah

langsung.

b. Hak dan kewajiban masyarakat dalam pemilihan kepala daerah

langsung.

c. Kondisi sosial yang berpotensi menimbulkan kerawanan pemilihan

kepala daerah langsung.

d. Netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS).

4. Pelakasanaan Sosialisasi

Pelaksanaan sosialisasi mengacu kepada:

a. Waktu, yaitu waktu yang sangat terbatas selama 3 (tiga) bulan saja

yaitu mulai tanggal 12 Oktober 2005 sampai 28 Januari 2006.

Page 81: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

65

b. Anggaran, yaitu anggaran yang sangat terbatas sehingga jenis dan

jumlah materi sosialisasinyapun juga sangat terbatas.

5. Pelaku Sosialisasi

Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah menjadi kewajiban dan

tanggungjawab KPU Kabupaten Grobogan, oleh sebab itu maka sosialisasi

pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah juga menjadi

tanggungjawab KPU Kabupaten Grobogan, namun demikian dikarenakan

jumlah anggota KPU Kabupaten Grobogan hanya 5 (lima) orang, maka

sosialisasi dalam jangkauan yang lebih luas akan dilakukan oleh Panitia

Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) setelah

terlebih dahulu KPU Kabupaten Grobogan memberikan pelatihan kepada

PPK dan PPS yang bersangkutan. Namun demikian sosialisasi yang

dilakukan oleh KPU Kabupaten Grobogan masih banyak yang bersifat

ceremonial dan hanya melibatkan tokoh-tokoh masyarakat saja, sehingga

informasi yang sampai pada masyarakat bawah kurang begitu dapat

dipahami dengan jelas

e. Pelaksanaan Pemungutan Suara

Sesuai Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan

Nomor 01/KEP/2005 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Waktu

Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006,

maka ditetapkan bahwa pemungutan suara pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2006 dilaksanakan pada

hari Minggu tanggal 29 Januari 2006.58 Pemungutan suara dimulai pada

pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB dengan dilaksanakan di

sebanyak 1.906 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di berbagai

tempat di Kabupaten Grobogan.

58 KPU Kabupaten Grobogan, Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006 (Buku II Keputusan KPU Kabupaten Grobogan), KPU Kabupaten Grobogan, Purwodadi, 2006

Page 82: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

66

f. Tahap Penghitungan Suara

Berdasarkan Pasal 83 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah bahwa penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara

(TPS) dilakukan oleh KPPS setelah pemungutan suara berakhir, dalam hal

ini yaitu pada hari Minggu tanggal 29 Januari 2006 pukul 13.000 WIB,

ditandai dengan ketua KPPS yang mengumumkan bahwa rapat pemungutan

suara telah selesai, dan kemudian dilajutkan dengan rapat penghitungan

suara. Penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dimulai

pukul 13.00 WIB sampai dengan selesainya penghitungan suara.

Sementara rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan Bupati

dan Wakil Bupati Grobogan di tingkat kabupaten oleh KPU Kabupaten

Grobogan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 7 bulan Februari 2006,

bertempat di Kantor KPU Kabupaten Grobogan, dihadiri oleh tim pemantau,

tim kampanye pasangan calon , panwas pemilihan, partai politik, Ketua dan

Sekretaris PPK se Kabupaten Grobogan, Muspida dan LSM serta saksi

pasangan calon. Akan tetapi dalam pelaksanan rekapitulasi tersebut tidak

dihadiri saksi dari pasangan calon urut nomor satu yaitu pasangan Agus

Supriyanto - Muhammad Nurwibowo.

g. Penetapan dan Pengesahan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Terpilih.

Tanggal 8 Februari 2006 Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Grobogan menetapkan dan mengesahkan pasangan calon Bupati terpilih

dan Wakil Bupati terpilih. Mengenai tahap penetapan dan pengesahan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diatur dalam Pasal 95 dan Pasal

96 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah, dimana

dalam kedua pasal tersebut berisikan.

Page 83: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

67

Pasal 95 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), dan (8).

Ayat (1)

Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memperoleh

suara lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai

pasangan calon terpilih.

Ayat (2)

Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi,

pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memperoleh

suara lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, pasangan

calon yang perolehan suaranya terbesar ditetapkan sebagai pasangan calon

terpilih.

Ayat (3)

Dalam hal pasangan calon yang perolehan suara terbesar sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) terdapat lebih dari satu pasangan calon yang perolehan

suaranya sama, penentuan pasangan calon terpilih dilakukan berdasarkan

wilayah perolehan suara yang lebih luas.

Ayat (4)

Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak terpenuhi, atau

tidak ada yang mencapai 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah,

dilakukan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan

pemenang kedua.

Page 84: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

68

Ayat (5)

Apabila pemenang pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh

dua pasangan calon, kedua pasangan calon tersebut berhak mengikuti

pemilihan putaran kedua.

Ayat (6)

Apabila pemenang pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh

oleh tiga pasangan calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua

dilakukan berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas.

Ayat (7)

Apabila pemenang kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh oleh

lebih dari satu pasangan calon, penentuannya dilakukan berdasarkan wilayah

perolehan suara yang lebih luas.

Ayat (8)

Pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memperoleh

suara terbanyak pada putaran kedua ditetapkan sebagai pasangan calon

terpilih.

Pasal 96 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5).

Ayat (1)

Dalam hal calon Wakil Kepala Daerah terpilih berhalangan tetap, calon

Kepala Daerah terpilih dilantik menjadi Kepala Daerah.

Ayat (2)

Calon Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh

DPRD kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi calon Gubernur

Page 85: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

69

dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi calon

Bupati/Walikota untuk disahkan menjadi Kepala Daerah.

Ayat (3)

Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengusulkan dua orang

calon Wakil Kepala Daerah kepada DPRD, berdasarkan usul Partai Politik

atau Gabungan Partai Politik yang pasangan calonnya terpilih dalam

pemilihan, untuk dipilih dalam Rapat Paripurna DPRD.

Ayat (4)

Pemilihan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dilaksanakan dalam Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri oleh sekurang-

kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD, yang mekanisme

pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Tata Tertib DPRD, selambat-

lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak dinyatakan berhalangan tetap.

Ayat (5)

Hasil pemilihan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

ditetapkan dengan Keputusan DPRD dan selanjutnya diusulkan kepada

Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi calon Wakil Gubernur dan

kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi calon Wakil

Bupati/Wakil Walikota untuk disahkan dan selanjutnya dilantik menjadi

Wakil Kepala Daerah.

Hasil penghitungan perolehan suara dalam Pemilihan Bupati dan Wakil

Bupati Grobogan Tahun 2006 tertuang dalam Keputusan Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten Grobogan Nomor: 35/KEP/2006 tertanggal 7 Februari

2006, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan

menetapkan sebagai berikut :

Page 86: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

70

Tabel 1.3. Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara

NO URUT

NAMA PASANGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI

PEROLEHAN SUARA

KET

1 H. Agus Supriyanto, SE

dan Ir. H. Muhammad Nurwibowo

261.544 (39,35 %)

2 H. Bambang Pudjiono, SH

dan H. Icek Baskoro, SH

297.777 (44,81%)

3 Bambang Budisatyo, SH, MM

dan H. Mokhammad Suratmoko

105.278 (15,84%)

Surat Suara Sah 664.599 (96,82%) Surat Suara Tidak Sah 21.852 ( 3,18%)

Berdasarkan hasil tersebut di atas, sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah, maka Pasal 95 ayat (1)

tidak dapat terpenuhi, karena dari ketiga pasangan calon Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah tidak ada yang mampu mencapai 50% suara sah.

Kemudian dalam Pasal 95 ayat (2) diterangkan bahwa apabila ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, pasangan calon Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memperoleh suara lebih dari 25%

(dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, pasangan calon yang

perolehan suaranya terbesar ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih.

Rekapitulasi hasil penghitungan suara dalam pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Grobogan tahun 2006 dapat memenuhi Pasal 95 ayat (2),

dimana pasangan calon yang mendapatkan suara lebih dari 25% ada dua

pasangan, yaitu pasangan calon Agus Supriyanto - Muhammad Nurwibowo

dengan (39,35 %) dan pasangan calon Bambang Pudjiono dan Icek Baskoro

dengan (44,81%), kemudian penetapan pasangan calon terpilih diambil dari

pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar. Jadi dapat dipastikan

Page 87: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

71

bahwa pemenangnya adalah pasangan calon Bambang Pudjiono dan Icek

Baskoro dengan (44,81%) yang unggul dari pasangan calon Agus Supriyanto

- Muhammad Nurwibowo yang hanya mengumpulkan (39,35 %).

Pada tanggal 8 Februari 2006 Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Grobogan menetapkan Keputusan Nomor: 36/KEP/2006 tentang Penetapan

Pasangan Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Dalam

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan tahun 2006, isi dari keputusan

tersebut dalam diktum kedua berbunyi:

Diktum KEDUA

-----------------------

Pasangan calon terpilih sebagaimana dimaksud dalam Diktum

PERTAMA adalah saudara H. Bambang Pudjiono, SH dan H. Icek

Baskoro, SH dengan perolehan suara 297.777 (44,81%).

Tabel 1.4. Penetapan Pasangan Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan tahun 2006

NO.

NAMA PASANGAN CALON

KETERANGAN

PEROLEHAN SUARA

1. H. BAMBANG PUDJIONO, SH

dan H. ICEK BASKORO, SH

BUPATI dan

WAKIL BUPATI

297.777 (44,81%)

Page 88: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

72

Sementara itu mengenai pelaksanaan rekapitulasi, Jati Purnomo

menuturkan:

“Proses penghitungan suara di KPU Kabupaten Grobogan pada tanggal 7 Februari 2006 berjalan dengan aman, lancar dan tertib, dihadiri oleh saksi pasangan calon nomor urut 2 dan saksi pasangan calon nomor urut 3, semenntara saksi pasangan calon nomor urut 1 tidak hadir. Meskipun saksi pasangan calon nomor urut 1 tidak hadir namun keabsahan hasil rekapitulasi tetap sah secara hukum, karena hal tersebut sesuai dengan Pasal 86 ayat (6) PP Nomor 6 Tahun 2005 bahwa apabila berita acara tidak ditandatangani oleh saksi pasangan calon, maka berita acara dinyatakan sah”59

Dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara langsung di

Kabupaten Grobogan, pembangunan masyarakat merupakan faktor yang

sangat penting, hal ini mengingat dari budaya masyarakat Grobogan sendiri

yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosiologis yang ada dalam masyarakat

dalam segala kegiatan yang ada.

Peran rakyat dikuatkan melalui jaminan hak asasi manusia dan hak

konstitusional warga negara serta pengaturan pemilihan umum. Sedangkan

peran negara juga diwadahi terutama dalam memajukan pendidikan,

perekonomian, kesejahteraan sosial, serta dalam melindungi, menghormati

dan memajukan hak asasi manusia.60 Perlindungan hak asasi manusia akan

menjadi dasar dalam penegakan, kepastian hukum, keadilan dan perasaan

aman dalam berdemokrasi.61

Daya minat dan peran serta masyarakat Kabupaten Grobogan dalam

pilkada tahun 2006 sangat tinggi. Terbukti dari jumlah 980.262 pemilih tetap

sebanyak 686.450 orang diantaranya menggunakan hak pilihnya, atau

sebanyak 70% pemilih menggunakan hak pilihnya dalam pilkada 2006. Hal

ini menunjukkan kedewasaan politik dan antusias yang tinggi warga

59 Jati Purnomo, Ketua KPU Kabupaten Grobogan, Wawancara Pribadi, Grobogan: Senin, 4

Januari 2010, Pukul 10.00 WIB 60 Mahfud MD, Mahkamah Konstitusi dan Pembangunan Demokrasi Indonesia, Bahan Temu

Wicara Ketua MK dengan Civitas Akademika Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008, hlm. 24 61 R. Wiyono, Hak Asasi Manusia, Kencana, Bandung, 2006, hlm. 7

Page 89: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

73

masyarakat Kabupaten Grobogan dalam ikut mensukseskan pilkada tahun

2006.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat yang juga pemilih pada

pilkada Kabupaten Grobogan tahun 2006 lalu yang mengaku sudah terdaftar

sebagai pemilih pilkada dan ikut menggunakan hak pilihnya dalam pilkada

lalu yang bernama Suwarto di Kecamatan Pulokulon mengatakan bahwa:

“Pendaftaran pemilih pilkada yang dilakukan di kecamatan Pulokulon sudah bagus hanya saja untuk di kecamatan-kecamatan pinggiran masih banyak yang belum terdaftar, misalnya saja di kecamatan Gabus sebanyak 28 orang pemilih belum terdaftar sebagai pemilih pilkada. Untuk kedepan lebih bagus pendaftaran pemilih dengan melalui petugas pantarlih (panitia pendaftaran pemilih) karena faktanya banyak orang yang terdaftar pada pilkada yang lalu tetapi secara faktual sebenarnya sudah tidak ada atau sudah pindah” 62

Menurut Paul Christian sebagai mantan anggota Panwas, berdasarkan

informasi yang diterima saat itu bahwa ada beberapa warga yang belum

terdaftar sebagai pemilih. Selain itu, ada pula warga yang memiliki dua kartu

pemilih dengan tempat pemungutan suara (TPS) yang berbeda, saat itu

panwas menemukan ada tiga warga memiliki kartu dobel.

62 Suwarto, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Grobogan: Sabtu, 2 Januari 2010, Pukul

10.30 WIB

Page 90: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

74

2. Pelaksanaan Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan

Memunculkan Adanya Gugatan

a. Pasca Pemungutan dan Penghitungan Suara

1. Keterangan Pengadilan Negeri Purwodadi

Sehubungan dengan telah selesainya penghitungan suara dalam

pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan tahun 2006 dan sesuai

dengan tahapan setelah selesainya penghitungan tersebut, sebagai

tindak lanjut Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan

melakukan koordinasi dengan Pengadilan Negeri Purwodadi.

Berdasarkan hal tersebut Pengadilan Negeri Purwodadi menyampaikan

Surat Keterangan Nomor: W9.Df.Ht.04.10-01.Pilkada, yang isinya

menerangkan bahwa pada tanggal 11 Februari 2006 adalah merupakan

hari terakhir bagi para calon Bupati dan Wakil Bupati mensikapi atas

hasil penghitungan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Grobogan. Bahwa sampai pada tanggal 11 Februari 2006

tersebut terdapat pengajuan keberatan atas hasil penghitungan yang

ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan dari pihak

H. Agus Supriyanto, SE dan Ir. H. Muhammad Nurwibowo dan pihak

Bambang Budisatyo, SH, MM dan H. Mokhammad Suratmoko.

Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 02

tahun 2005 tentang “Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan

Terhadap Penetapan Hasil Pilkada dan Pilwakada Dari KPUD Propinsi

dan KPUD Kabupaten/Kota” Pasal 3 ayat (3), Maka Pengadilan Negeri

Purwodadi akan melanjutkan Keberatan tersebut kepada Pengadilan

Tinggi Jawa Tengah.

Page 91: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

75

2. Pemberitahuan Kepada DPRD Kabupaten Grobogan Adanya Gugatan

Hasil Pemilihan

Berdasarkan Surat Keterangan Pengadilan Negeri Purwodadi

Nomor: W9.Df.Ht.04.10-01.Pilkada tertanggal 11 Februari 2006, maka

selanjutnya Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan

mengeluarkan Surat Nomor: 270/86/II/2006, yang ditujukan kepada

DPRD Kabupaten Grobogan yang isinya berupa pemberitahuan bahwa

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan belum bisa

menyampaikan hasil-hasil penetapan pasangan calon terpilih kepada

DPRD Kabupaten Grobogan sebagaimana Pasal 87 ayat (3) Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah, karena masih adanya

gugatan dari pasangan calon H. Agus Supriyanto, SE dan Ir. H.

Muhammad Nurwibowo dan Bambang Budisatyo, SH, MM dan H.

Mokhammad Suratmoko.

3. Gugatan Pasangan Calon H. Agus Supriyanto, SE dan Ir. H. Muhammad

Nurwibowo dan Pasangan Calon Bambang Budisatyo, SH, MM dan H.

Mokhammad Suratmoko.

Pada tanggal 11 Februari 2006 kepada Pengadilan Tinggi Jawa

Tengah pasangan calon Bambang Budisatyo, SH, MM dan H.

Mokhammad Suratmoko melalui tim suksesnya yaitu Kentut Suharyanto,

SH dan Ali Rukamto melayangkan gugatan hukum terhadap Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan, gugatan tersebut masuk dalam

perkara Nomor: 02/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg.

Materi gugatan pasangan calon Bambang Budisatyo, SH, MM dan

H. Mokhammad Suratmoko melalui tim suksesnya yaitu Kentut

Suharyanto, SH dan Ali Rukamto adalah sebagai berikut:

Page 92: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

76

1. Telah ditemukan selisih suara dari PPK Kecamatan Gabus, untuk

pasangan calon H. Bambang Pudjiono, SH dan H. Icek Baskoro, SH.

Terkirim ke KPUD di dalam kotak suara dalam keadaan

bersegel/terkunci. Dengan berita acara penghitungan suara Model

BA DA KWK sejumlah 15.735, sedangkan diberita acara

penghitungan suara yang ditunjukan pada saat Rapat Pleno, KPUD

Kabupaten Grobogan pada hari Selasa tanggal 7 Pebruari 2006, oleh

PPK Kecamatan Gabus perolehan suara pasangan calon H. Bambang

Pudjiono, SH dan H. Icek Baskoro, SH sejumlah 15.734. Sehingga

SK KPU No: 36/KEP/2006 cacat hukum, sehingga saksi pasangan

calon “Budi-Moko” menolak penandatanganan Berita Acara

Rekapitulasi Penghitungan Suara se Kabupaten Grobogan.

2. KPU Kabupaten Grobogan, melanggar Peraturan Pemerintah Nomor

6 Tahun 2005 Pasal 16; tentang banyak ditemukan pemilih TIDAK

terdaftar sebagai pemilih. Bunyi Pasal 16 ayat (1) adalah : Untuk

dapat menggunakan hak memilih dalam pemilihan, Warga Negara

Republik Indonesia HARUS terdaftar sebagai pemilih. Sehingga dari

jumlah pemilih se Kabupaten Grobogan sejumlah 980.262 hanya

sejumlah 686.411 pemilih/suara yang masuk dalam rekapitulasi

Penghitungan Suara untuk ke tiga pasangan calon. Maka indikasi

dari jumlah angka tersebut jelas melanggar Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2005 Pasal 16.

3. KPUD Kabupaten Grobogan, melanggar Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2005 Pasal 17, yaitu: KPUD telah membatasi Hak

Pemilih dengan tidak melakukan pendaftaran pemilih secara konkrit,

transparan dan benar. Bunyi Pasal 17 adalah Pemilih yang telah

terdaftar sebagai pemilih diberikan tanda bukti pendaftaran.

Sehingga banyak pemilih tidak terdaftar. Maka KPUD Kabupaten

Grobogan jelas melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

2005 Pasal 17.

Page 93: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

77

4. KPUD Kabupaten Grobogan, melanggar Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2005 Pasal 18 ayat (1), Tentang seorang pemilih

hanya didaftar 1(satu) kali dalam daftar pemilih di daerah pemilihan.

Terbukti banyak pemilih di wilayah Kabupaten Grobogan terdaftar

ganda/doble.

5. KPUD Kabupaten Grobogan, melanggar Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2005 Pasal 18 ayat (2), Tentang banyak ditemukan

Kartu Pemilih dan Undangan Pemilih. Model C6/KWK. Ganda

/doble, sehingga mempengaruhi jumlah daftar pemilih tetap (DPT)

se Kabupaten Grobogan.

6. Dengan banyak ditemukannya pelanggaran politik (money politic) di

wilayah Kabupaten Grobogan, yang dilakukan oleh pasangan calon

tertentu, maka pelaksanaan Pilkada Kabupaten Grobogan melanggar

Nomor 6 Tahun 2005 Pasal 113 dan 114.

Pada tanggal 11 Februari 2006 pula pasangan calon H. Agus

Supriyanto, SE dan Ir. H. Muhammad Nurwibowo melalui kuasa

hukumnya yaitu Heru Kisbandono, SH. M.Hum dan Rekan

menyamapaikan gugatan kepada KPU Kabupaten Grobogan mengenai

keberatan atas Keputusan KPU Kabupaten Grobogan Nomor:

36/KEP/2006 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Bupati dan

Wakil Bupati Grobogan Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan tahun 2006, gugatan tersebut masuk dalam perkara Nomor:

01/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg.

Materi gugatan pasangan calon Bambang Budisatyo, SH, MM dan

H. Mokhammad Suratmoko melalui tim suksesnya yaitu Kentut

Suharyanto, SH dan Ali Rukamto diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bahwa dilapangan telah ditemukan adanya pelanggaran-pelanggaran

tahapan pelaksanaan pilkada yang dilakukan oleh pasangan calon

Bupati dan Wakil Bupati terpilih (H. Bambang Pudjiono, SH dan H.

Page 94: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

78

Icek Baskoro, SH), yaitu pratek penggunan uang (money polotic)

kepada para pamilih untuk mempengaruhi agar memilih pada

pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati terpilih.

2. Bahwa tindakan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati terpilih H.

Bambang Pudjiono, SH dan H. Icek Baskoro, SH melakukan praktek

poltik uang, yaitu diantaranya dilakukan di daerah Kecamatan

Kradenan, Wirosari, Tawangharjo, Pulokulon, Grobogan,

Penawangan, Karangrayung dan Gubug.

3. Bahwa tindakan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati terpilih H.

Bambang Pudjiono, SH dan H. Icek Baskoro, SH melakukan praktek

poltik uang, yaitu dengan memberi uang kepada pemilih agar tidak

melakukan pencoblosan/ memilih/mencoblos Penggugat, sehingga

suara penggugat hilang sebanyak lebih kurang 50.000 suara.

4. Bahwa suara yang hilang tersebut apabila digabungkan dengan

perolehan suara penggugat maka akan menjadi 261.544 + 50.000 =

311.544, sehingga penggugatlah yang seharusnya ditetapkan menjadi

pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati terpilih.

5. Bahwa ditemukan banyak kartu suara yang seharusnya tidak rusak,

namun dinyatakan rusak oleh Panitia, padahal kartu-kartu suara

tersebut adalah kartu suara yang memilih Penggugat, sehingga

perbuatan tersebut sangat merugikan Penggugat.

6. Bahwa ditemukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh calon

Bupati terpilih, dengan tidak memenuhi persyaratan khususnya

“tidak pernah melakukan perbuatan tercela” sebagaimana diatur

dalam Pasal 38 ayat (1) huruf l PP Nomor 6 tahun 2005.

7. Bahwa perbuatan tercela yang dilakukan oleh salah satu calon bupati

adalah melakukan kebohongan ketika mendaftar sebagai siswa

APDN tahun 1979 dan lulus tahun 1982 ternyata yang bersangkutan

telah menikiah, padahal syarat untuk menjadi siswa APDN reguler

adalah masih bujangan.

Page 95: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

79

8. Bahwa akibat perbuatan Tergugat yang menyatakan calon bupati

tersebut memenuhi persyaratan sebagai calon bupati, mengakibatkan

suara yang mungkin memilih Penggugat akhirnya menjadi hilang

akibat ketidakcermatan Tergugat.

9. Bahwa akibat perbuatan-perbuatan Tergugat yang merugikan

Penggugat, maka Penggugat mohon agar Pengadilan Tinggi Jawa

Tengah berkenan untuk membatalkan Surat Keputusan Tergugat

Nomor 36/KEP/2006 tentang Hasil Pemilihan, tanggal 8 Pebruari

2006.

Menanggapi adanya gugatan tersebut di atas, Jati Purnomo

menuturkan:

”gugatan yang dilayangkan pihak pasangan calon yang kalah merupakan hal yang wajar dalam proses berdemokrasi, namun dalam hal ini, untuk menyikapi suatu kekalahan hendaknya para pihak yang kalah diharapkan untuk lebih bisa menahan diri dan dapat menerima kekalahan dengan legawa, hendaknya para pihak yang kalah dapat berbicara dengan mengedepankan data yang ada bukan hanya mengedepankan opini dan keyakinan segelintir orang saja. Tapi bagimanapun juga di lain pihak dengan adanya gugatan ini juga menambah pengalaman tersendiri bagi KPU Kabupaten Grobogan. Menjadi bahan yang sangat berarti dalam menghadapi pelaksanaan pilkada berikutnya”63

4. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Tengah

Dalam Putusan Nomor: 02/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg tanggal 23

Februari 2006 (gugatan pasangan calon Bambang Budisatyo, SH, MM dan

H. Mokhammad Suratmoko), Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Jawa Tengah mengadili:

- Menyatakan Permohonan terhadap Penetapan Hasil Penghitungan Suara oleh KPU Kabupaten Grobogan tahun 2006 yang diajukan

63 Jati Purnomo, Ketua KPU Kabupaten Grobogan, Wawancara Pribadi, Grobogan: Senin, 4

Januari 2010, Pukul 10.00 WIB

Page 96: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

80

oleh Kentut Suharyanto, SH dan Ali Rukamto tanggal 11 Februari 2006 tidak dapat diterima.

Dalam Putusan Nomor: 01/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg tanggal 2

Maret 2006 (gugatan pasangan calon H. Agus Supriyanto, SE dan Ir. H.

Muhammad Nurwibowo), Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa

Tengah mengadili:

- Menolak Permohonan (Heru Kisbandono, SH. M.Hum dan Rekan) seluruhnya.

5. Penyampaian Hasil Pemilihan Kepada DPRD Kabupaten Grobogan

Dengan adanya Putusan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Jawa Tengah Nomor: 02/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg tanggal 23 Februari

2006 dan Putusan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Tengah

Nomor: 01/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg tanggal 2 Maret 2006 maka sesuai

dengan Pasal 87 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah, bahwa KPUD menyampaikan

penetapan pasangan terpilih kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan

putusan tersebut selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah putusan

dijatuhkan. Maka atas dasar tersebut Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Grobogan melalui Surat Nomor: 270/95/III/2006 tanggal 6 Maret 2006

menyampaikan penetapan pasangan terpilih kepada Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan.

Selanjutnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah khususnya Pasal 100 ayat (2)

selanjutnya oleh KPUD Kabupaten Grobogan disampaikan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan untuk diproses

pengesahannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 97: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

81

Kepada DPRD Kabupaten Grobogan selanjutnya Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan menyampaikan Keputusan

Nomor: 36/KEP/2006 tertanggal 8 Februari 2006 tentang Penetapan

Pasangan Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Dalam

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006, yang

menyatakan bahwa pasangan calon terpilih adalah saudara H. Bambang

Pudjiono, SH dan H. Icek Baskoro, SH dengan perolehan suara 297.777

(44,81%).

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan

selanjutnya memproses pengusulan pengesahan dan pengangkatan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih kepada Menteri Dalam Negeri

melalui Gubernur Jawa Tengah. Selambat-lambatnya dalam waktu 30

(tiga puluh) hari, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih harus

sudah disahkan, diangkat dan dilantik sebagaimana bunyi ketentuan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 109 ayat (2) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Pasal

100 ayat (2).

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan membantu Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan dalam hal menyiapkan

syarat-syarat pengusulan pengesahan/pengangkatan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah terpilih.

6. Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Grobogan Nomor: 36/KEP/2006 maka secara bertahap terbitlah beberapa

materi sebagai tindak lanjut atas Keputusan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Grobogan, materi-materi tersebut adalah:

Page 98: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

82

a. Surat Ketua DPRD Kabupaten Grobogan Nomor 045.2/151/2006

tanggal 6 Maret 2006 perihal Usulan Pengesahan dan Pengangkatan

Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Terpilih Periode 2006-2011.

b. Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor 131.03046 tanggal 7 Maret 2006

perihal Usul Pengesahan dan Pengangkatan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan.

Berdasarkan materi usulan yang ada dalam Surat Ketua DPRD

Kabupaten Grobogan dan Surat Gubernur Jawa Tengah tersebut maka

terbitlah:

a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 132.33-104 Tahun 2006

tertanggal 10 Maret 2006 yang mengesahkan pengangkatan saudara

Icek Baskoro sebagai Wakil Bupati Kabupaten Grobogan masa jabatan

2006-2011, dan

b. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.33-103 Tahun 2006

tertanggal 10 Maret 2006 yang mengesahkan pengangkatan saudara

Bambang Pudjiono sebagai Bupati Kabupaten Grobogan masa jabatan

2006-2011.

Proses pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Grobogan, dan berdasarkan hal tersebut maka pada tanggal 12

Maret 2006 dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Grobogan

dilakukan pelantikan dan sumpah/janji Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Grobogan oleh Mardianto selaku Gubernur Jawa Tengah atas

nama Presiden.

b. Kelemahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

Secara sekilas, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah ini seakan-akan tidak mengandung potensi

Page 99: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

83

permasalahan. Namun, jika dikaji secara lebih mendalam, adanya

ketentuan ini akan memunculkan berbagai permasalahan sehubungan

dengan substansi yang diatur dalam PP Nomor 6 Tahun 2005 ini, seperti

yang terjadi pada pilkada di Kabupaten Grobogan, bahwa muncul gugatan

terhadap KPU Kabupaten Grobogan oleh dua pihak pasangan calon yang

kalah dalam penghitungan suara. Dari hal tersebut ada beberapa hal yang

perlu mendapatkan perhatian lebih. Hal-hal tersebut antara lain, mengenai

independensi penyelenggara, pembentukan pengawas pilkada, serta

pengawasan dan penegakan hukum.

Mengenai kemungkinan berkurangnya independensi KPUD selaku

penyelenggara pilkada. Kelemahan PP Nomor 6 Tahun 2005 bahwa ada

ketentuan di dalamnya yang menyatakan bahwa pemerintah daerah dapat

memberikan fasilitas dan dukungan kepada KPUD dalam rangka

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. Secara

sekilas, ketentuan ini seakan-akan tidak mengandung potensi masalah.

Namun, jika dikaji secara lebih mendalam, adanya ketentuan ini

memunculkan kemungkinan berkurangnya independensi KPUD selaku

penyelenggara pilkada. Idealnya, semua fasilitas dan dukungan tersebut

sudah menjadi bagian integral dari anggaran penyelenggaraan pilkada

yang dianggarkan dalam APBD, sehingga lebih dapat

dipertanggungjawabkan dan dikontrol. Dalam konteks ini, justru dukungan

terpenting yang semestinya diberikan oleh pemerintah daerah dalam

rangka menyukseskan pilkada adalah dengan tidak membuat suatu

keputusan dan/atau kebijakan yang menguntungkan atau merugikan salah

satu pasangan calon. Pada pilkada Kabupaten Grobogan tahun 2006,

dimana pasangan calon Bupati Agus Supriyanto yang merupakan Bupati

Kabupaten Grobogan, dalam hal ini dikhawatirkan akan merugikan salah

pasangan calon yang lainnya.

Page 100: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

84

Kekurangan yang segera terlihat dalam PP Nomor 6 Tahun 2005 ini

adalah kurang lengkapnya ketentuan mengenai tata cara perekrutan

anggota pengawas pilkada. Padahal, aspek pengawasan sangatlah vital

dalam penyelenggaraan pilkada guna terciptanya pilkada yang berkualitas

(jujur, adil, dan demokratis). Keberadaan pengawas pilkada yang terdiri

atas anggota-anggota yang berkualitas, berintegritas, nonpartisan, netral,

objektif, dan imparsial merupakan prasyarat mutlak guna mengefektifkan

dan mengoptimalkan kinerja pengawasan dalam proses pilkada. Pada

pelaksanaan pilkada Kabupaten Grobogan adanya isu politik uang di

masyarakat karena lemahnya pengawasan dari personil pengawas maka isu

tersebut akan sulit untuk diproses.

Mengenai adanya money politic menurut Agus Sunarno selaku salah

satu tokoh masyarakat yang juga sebagai anggota DPRD Kabupaten

Grobogan yang bertempat tinggal di Kecamatan Gabus mengatakan

bahwa:

“saya masih gamang bicara money politic karena masyarakat sudah dididik dengan money politic yaitu dengan adanya permohonan bantuan kepada para calon untuk membangun jalan, masjid dan sebagainya. Faktor yang mendorong masih adanya money politic adalah adanya pendidikan budaya politik pada pemilihan Kepala Desa/Lurah yang dari duli selalu pakai uang untuk menang” 64

Mengenai adanya proses penjaringan pasangan calon yang dilakukan

secara demokratis dan transparan sebagaimana diatur dalam Pasal 59 ayat

3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menurut Jati Purnomo bahwa:

“Parameter demokrasinya belum jelas dan faktanya pada pilkada Kabupaten Grobogan yang lalu semuanya calon memakai uang agar diloloskan dalam seleksi dalam Partai, kalaupun ada seleksi itu sebagai formalitas saja karena pada akhirnya ada tawar menawar harga. KPUD juga tidak berdaya sehingga ke depan harus ada

64 Agus Sunarno, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Grobogan: Senin, 29 Desember

2009, Pukul 10.30 WIB

Page 101: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

85

keikutsertaan dari institusi independen di dalam seleksi calon agar benar-benar demokratis.”65

Mengenai ha-hal yang menyebabkan suksesnya pilkada Kabupaten

Grobogan tahun 2006 yang lalu, menurut Suwarto adalah karena:

“Faktor yang menyebabkan suksesnya atau lancarnya pilkada Kabupaten Grobogan yang lalu adalah karena kesadaran masyarakat yang tetap tumbuh sehingga meskipun menerima uang atau barang tetapi mayoritas masyarakat tetap memilih sesuai dengan keinginannya sendiri, yaitu dengan melihat pribadi para calon. Sedangkan mengenai penyelenggaraannya sudah cukup bagus meskipun ada beberapa kesalahan, misalnya kesalahan percetakan surat suara, tetapi hal tesebut masih bisa dimaklumi” 66

Sedangkan menurut Jati Purnomo mengenai suksesnya pilkada

Kabupaten Grobogan tahun 2006 yang lalu, Jati Purnomo menuturkan:

“Keberhasilan pilkada langsung adalah keberhasilan semua pihak, peran berbagai pihak sangat penting, mulai dari antusiasme masyarakat, KPPS, PPS dan PPK. Namun elemen yang sangat penting adalah dari pasangan para calon sendiri, KPU Kabupaten Grobogan dalam menyelenggarakan pilkada hanya berperan untuk melayani para calon dalam proses pilkada, bila para calon mampu menjaga iklim yang baik dan kondusif dalam setiap tahapan-tahapannya maka diyakini pelaksanan pilkada langsung juga akan sukses dengan baik”

Kekurangan lainnya adalah, PP Nomor 6 Tahun 2005 ini hanya

mengatur tata cara penelitian dan seleksi terhadap unsur dari tokoh

masyarakat saja, hal tersebut sesuai dengan yang tertuang dalam Pasal 107

ayat (4) PP Nomor 6 Tahun 2005 padahal jelas-jelas dinyatakan dalam

ayat sebelumnya bahwa, pengawas terdiri dari berbagai unsur yakni

kepolisian, kejaksaan, perguruan tinggi, pers, dan tokoh masyarakat.

ketidakjelasan ini pada gilirannya akan berkonsekuensi pada proses

perekrutan personel pengawas yang kurang andal dan kurang berkualitas.

65 Jati Purnomo, Ketua KPU Kabupaten Grobogan, Wawancara Pribadi, Grobogan: Senin, 4

Januari 2010, Pukul 10.00 WIB 66 Suwarto, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Grobogan: Sabtu, 2 Januari 2010, Pukul

10.30 WIB

Page 102: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

86

Seperti yang terjadi pada pelaksanaan pilkada Kabupaten Grobogan,

bahwa hampir mayoritas personil pengawas didominasi oleh tokoh

masyarakat saja, yang pastinya akan dapat diragukan mengenai kualitas

para personil pengawas tersebut dalam pelaksanaan tugasnya.

Sebagai contoh, baik undang-undang maupun PP Nomor 6 Tahun

2005 yang mengatur tentang pilkada ini, tidak mengatur tentang

pembatasan jangka waktu harus diselesaikannya proses penyidikan,

penuntutan, ataupun pemeriksaan di pengadilan. Konsekuensinya adalah

penanganan terhadap tindak pidana pemilu, misalnya dari mulainya

penyidikan sampai adanya suatu putusan yang berkekuatan hukum tetap

dapat memakan waktu sangat panjang (apalagi jika sampai tingkat banding

dan/atau kasasi). Contoh lebih kongkret, pasal 82 UU Nomor 32 Tahun

2004 menyatakan bahwa pasangan calon dan atau tim kampanye yang

terbukti melakukan politik uang dapat dibatalkan. Jika untuk

membuktikannya saja (melalui putusan yang berkekuatan hukum tetap)

perlu waktu begitu lama, sehingga akhirnya masalah tersebut akan

berlarut-larut. Pada pilkada Kabupaten Grobogan muncul gugatan

terhadap KPU Grobogan, dan proses hukum tersebut memakan waktu

yang cukup lama, yaitu dari tanggal 11 Februari sampai 12 Maret 2006,

sehingga pelaksanaan pengesahan dan pelantikan Kepala Daerah

Kabupaten Grobogan menjadi tertunda.

Page 103: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

87

B. PEMBAHASAN

1. Implementasi Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Di Kabupaten Grobogan

Dari hasil penelitian diatas, dalam mengkaji Implementasi Penetapan

dan Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Di Kabupaten Grobogan dapat dilakukan dengan menggunakan teori

berlakunya hukum yang dikemukakan oleh Satjipto Raharjo, yakni secara

filosofis, politis, yuridis, sosiologis.

Filosofis, yaitu hukum harus sesuai dengan sistem, teori, asas-asas,

fungsi, dan tujuan hukum, Politis, yaitu hukum harus merupakan buatan dari

pemerintahan negara merdeka dan bukan peninggalan kolonial, Yuridis, yaitu

pembuatannya harus memenuhi prosedur pembuatan undang-undang dan tata

urutan peraturan perundang-undangan yang ada, Sosiologis, yaitu hukum

muncul dari aspirasi masyarakat sehingga berlakunya hukum diterima dan

dipatuhi masyarakat.67 Uraian mengenai teori tersebut penulis sampaikan

dalam pembahasan pada dasar penyelenggaraan pilkada dan pada setiap

tahapan pelaksanaan pilkada Kabupaten Grobogan berikut ini.

a. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pilkada

1. Landasan Hukum Persiapan Pilkada

Secara filosofis bahwa hukum harus sesuai dengan sistem, teori,

asas-asas, fungsi, dan tujuan hukum, hal ini tercermin pada penjelasan

bahwa dasar hukum yang pokok dalam penyelenggaraan pilkada

67 Satjipto Raharjo, op. cit., hlm. 246

Page 104: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

88

secara langsung adalah Pasal 18, 18A, dan 18B Undang-Undang Dasar

1945 yang kemudian sebagai penjabarannya dikeluarkan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai peraturan

pelaksanaannya. Tidak lama setelah Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah terbentuk maka munculah inisiatif

dari sejumlah pihak diantaranya beberapa LSM dan sebagian KPU

Propinsi untuk melakukan Juducial review ke Mahkamah Konstitusi

dengan tujuan pokok agar pemilihan kepala daerah secara langsung

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah adalah termasuk dalam rezim/kerangka

pemilihan umum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum dan juga Undang-Undang

Nomor 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden.

Dalam pelaksanaan Juducial review ternyata hasil putusan

Mahkamah Konstitusi melalui putusan Nomor 072/PUU-II/2004 dan

putusan Nomor 073/PUU-II/2004 menyatakan bahwa pemilihan

kepala daerah secara langsung bukan termasuk dalam kerangka

pemilihan umum melainkan masuk dalam kerangka pemerintahan

daerah, sehingga penyelenggaraanya tidak harus dilakukan oleh KPU

(Pusat).

Seiring dengan berjalannya waktu muncul Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan juga Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17

tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Page 105: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

89

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah.

Munculnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 3 tahun 2005 dan juga Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 17 tahun 2005 disebabkan oleh banyaknya

kekuarangan didalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah yang memang dibuat dengan terburu-buru dan

kurang cermat, selain itu juga sebagai konsekuensi logis dari putusan

Mahkamah Konstitusi atas Judicial review Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-

Undang Dasar 1945 yang memutuskan mengabulkan sebagian isi dari

permohonan pihak pemohon yang terdiri dari sejumlah LSM dan

sebagian KPU Propinsi.

Akibat yang muncul adalah tertundanya beberapa tahapan

pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung karena pasca

putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 072/PUU-II/2004 dan putusan

Nomor 073/PUU-II/2004, maka KPU Propinsi dan Kabupaten/Kota

yang melaksanakan Pilkada langsung harus menunggu lahirnya

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 tahun

2005, sementara penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara

langsung sangat mendesak untuk segera dilakukan. Kerumitan ini

sebetulnya tidak perlu terjadi jika saja pemilihan kepala daerah secara

langsung digolongkan kedalam rezim/kerangka pemilihan umum maka

secara otomatis akan menimbulkan konskuensi yaitu bahwa tanggung

jawab pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung ada pada

KPU dan jajarannya sehingga jika ada persoalan cukup/dapat

diselesaikan dengan cara membuat Keputusan KPU yang tentu saja

lebih cepat dan tidak melalui prosedur pembuatan Perpu ataupun PP,

apalagi secara yuridis kedudukan atau peringkat dari keputusan KPU

sebenarnya dapat disejajarkan dengan Peraturan Pemerintah/PP.

Page 106: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

90

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

merupakan penjabaran dari Bagian Kedelapan mengenai Pemilihan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pasal 56 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang mengamanatkan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang

dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur dan adil. Dan Pasal 57 ayat (1) menyatakan

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diselenggarakan

oleh KPUD yang bertanggung jawab kepada DPRD.

Selain itu Pemilihan Kepala Daerah di landasi oleh payung

hukum berupa Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dengan

fenomena tersebut maka Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yang

terdahulu dipilih oleh Wakil Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten, kini bisa dipilih secara langsung melalui Pemilihan

Umum (Pemilu). Begitu juga dengan Kabupaten Grobogan yang baru

pertama kali dilaksanakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dengan

pemilihan langsung oleh rakyat Grobogan yang lebih dikenal dengan

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten

Grobogan Tahun 2006.

Komisi Pemilihan Umum Propinsi dan Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten/Kota perlu memahami produk hukum yang berlaku,

merancang dan menyusun peraturan atau keputusan-keputusan yang

berkaitan dengan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Kabupaten Grobogan. Maka dari itu landasan-landasan hukum

perlu disiapkan dan dipahami dalam menjalankan pilkada yang

ditunggu-tunggu oleh masyarakat Grobogan.

Page 107: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

91

Keuntungan yang dapat dirasakan dengan dilibatkannya Komisi

Pemilihan Umum dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah

secara langsung pada dasarnya adalah adanya standarisasi atau

parameter yang jelas tentang penyelenggaraan pemilihan kepala daerah

antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya dengan tetap

memperhatikan kekhususan lokal daerah masing-masing yang

tentunya hal ini akan dapat meredam adanya ketidakpuasan

penyelesaian antara bermacam kasus, dan sehingga tindakan yang

sifatnya anarkhis akan dapat dikurangi.

Terlepas dari persoalan yang ada maka lahirnya Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di sisi lain juga

mendatangkan secercah harapan baru karena dengan lahirnya

peraturan perundang-undangan ini maka harapan masyarakat untuk

melaksanakan pemilihan kepala daerah secara langsung dan

mewujudkan demokrasi politik di tingkat lokal sudah mendapatkan

sandaran/dasar hukum yang kuat.

Berdasarkan hal tersebut maka unsur politis yang dikembangkan

dalam teori menurut Satjipto Raharjo bahwa hukum harus merupakan

buatan dari pemerintahan negara merdeka dan bukan peninggalan

kolonial, hal tersebut tercermin pada lahirnya Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 beserta Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

oleh aparat pembuat undang-undang di negeri ini. Makna terpenting

dari pemilihan secara langsung sendiri antara lain:

1. Merupakan pengakuan konstitusional atas hak rakyat sebagai

pemegang kedaulatan rakyat.

2. Pelembagaan peran substansial rakyat sebagai subyek.

Page 108: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

92

3. Mendorong tercapainya keseimbangan politik, khususnya antara

eksekutif dan legislatif.68

Agar dasar hukum penyelenggaraan pemilihan kepala daerah

secara langsung menjadi semakin baik dan secara yuridis lebih

sempurna maka pilkada secara langsung harus dimasukkan dalam

kerangka pemilihan umum sebagimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 10 tahun 2008 tantang Pemilihan Umum, sehingga

tanggung jawab penyelenggaraan pilkada langsung terletak pada KPU

beserta jajarannya di bawah, baik di tingkat Propinsi maupun

Kabupaten/Kota yang pada akhirnya akan ada standarisasi yang jelas,

adanya fungsi yang hierarkis dan sistematis mengenai

penyelenggaraan pilkada langsung serta semua

pelaksana/penyelenggara pemilihan kepala daerah langsung juga dapat

lebih kompak, mandiri, percaya diri dan terstruktur di dalam

melaksanakan pilkada langsung sesuai dengan asas pelaksanaan

pilkada yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Secara yuridis bahwa pembuatannya harus memenuhi prosedur

pembuatan undang-undang dan tata urutan peraturan perundang-

undangan yang ada. Hal ini tercermin pada uraian bahwa berdasarkan

Undang-Undang Dasar 1945 kemudian dijabarankan dengan

dikeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan

dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai

peraturan pelaksanaannya.

68 Suparman Marzuki, Substansi Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,

Makalah FGD KPU, Yogyakarta, 2005, hlm. 1

Page 109: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

93

2. Tugas dan Kewajiban KPUD

Pasal 57 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa KPUD adalah

sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah yang bertanggungjawab kepada DPRD.

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan sebagai

penyelenggara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2006 memberikan keuntungan

yaitu adanya standarisasi atau parameter yang jelas tentang

penyelenggaraan pilkada antara daerah yang satu dengan daerah yang

lainnya dengan tetap memperhatikan kekhususan lokal daerah masing-

masing.

Transformasi politik, makna pemilihan kepala daerah secara

langsung selain merupakan bagian dari penataan struktur kekuasaan

makro agar lebih menjamin berfungsinya mekanisme chack and

balances diantara lembaga-lembaga politik dari tingkat pusat sampai

tingkat daerah, adalah juga untuk menghasilkan kepala daerah yang

lebih akuntabel, berkualitas, aspiratif dan peka terhadap kepentingan

masyarakat.69

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

merupakan penjabaran dari Bagian Kedelapan mengenai Pemilihan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pasal 56 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang mengamanatkan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang

dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur dan adil. Dalam Pasal 57 ayat (1) menyatakan

69 Amirudin dan A. Zaini Bisri, Pilkada Langsung, Problem dan Prospek, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, 2006, hlm. xi

Page 110: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

94

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diselenggarakan

oleh KPUD yang bertanggungjawab kepada DPRD.

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah beserta praturan pelaksanaanya yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah, maka pemilihan kapala daerah/pilkada langsung

adalah merupakan keputusan hukum yang harus dilaksanakan dan

layak disebut sebagai sistem rekruitmen yang hampir memenuhi

parameter demokratis. Demokrasi mencakup konsep-konsep seperti

akuntabilitas, persaingan, partisipasi dan perlindungan HAM.

Ciri-ciri hakiki dari negara demokrasi adalah :

a. Negara hukum,

b. Pemerintah yang berada di bawah kontrol nyata masyarakat,

c. Pemilihan umum yang bebas,

d. Prinsip mayoritas, dan

e. Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.70

Demokrasi dikatakan dapat terwujud apabila dalam kehidupan

bernegara, aspirasi masyarakat dapat terakomodir dengan baik. Suara

rakyat didengar. Salah satu wujudnya adalah para pembuat kebijakan,

membuat perangkat hukum yang responsif, bukan represif.

Kepentingan rakyat diutamakan dan tidak mendahulukan kepentingan

pribadi atau golongan tertentu saja. Kita bisa melihat produk hukum

berupa peraturan perundang-undangan, apakah regulasi yang dibuat

pemerintah sudah bersifat responsif seperti amanat demokrasi.

70 Abdullah Yazid, op. cit.,

Page 111: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

95

Pembangunan adalah suatu perubahan yang menuju ke arah

lebih baik, menciptakan suatu yang baru yang sebelumnya tidak ada,

mengubah sesuatu yang telah ada agar menjadi lebih dari keadaan

sebelumnya. Dengan demikian jelaslah bahwa adanya perubahan saja

belumlah berarti adanya pembangunan sekiranya perubahan yang yang

diadakan tersebut tidak lebih baik dari keadaan sebelumnya, lebih-

lebih jika lebih buruk, maka perubahan tersebut bukanlah

pembangunan. Secara populer dapat dikatakan bahwa yang disebut

pembangunan ialah menciptakan suatu keadaan untuk mencapai hari

esok yang lebih baik. Pembangunan adalah suatu upaya perubahan

yang dilandaskan pada suatu pilihan pandangan tertentu. Pandangan

yang dijadikan landasan pembangunan tidak bebas dari pengalaman

(sejarah), realitas keadaan yang sedang dihadapi, serta kepentingan

pihak-pihak yang membuat keputusan pembangunan.71

Pembangunan daerah yang merupakan unsur pembangunan

nasional dengan prioritas pembangunan ekonomi merupakan salah satu

jawaban yang harus segera dilaksanakan. Sebab rentan segala krisis

nasional yang timbul sebelum lahirnya orde baru, telah menelantarkan

pembangunan ekonomi karena tidak tercipta stabilitas di bidang

politik.

Dalam bidang politik stabilitas berarti bahwa keadaan politik

haruslah berkembang dan sesuai dengan landasan Pancasila dan

Undang-Undang dasar 1945 secara wajar dalam rangka itulah perlunya

proses penyegaran DPRD Kabupaten Grobogan agar mampu

membawakan aspirasi rakyat dengan baik. Guna menunjang

pemantapan stabilitas nasional pada masa orde baru, masyarakat

kabupaten Grobogan pada prinsipnya dapat menerima dan

melaksanakan penyederhanaan dan pembaharuan kehidupan berpolitik,

71 Johanes Mardimin, Dimensi Kritis Proses Pembangunan Di Indonesia, Kanisius,

Yogyakarta, 1996, hlm. 46

Page 112: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

96

sekaligus mengikuti program nasional dalam bidang penyederhanaan

kepartaian, kehidupan keormasan dan kekaryaan, yang

menyederhanakan jumlah Partai Politik menjadi dua kelompok partai

dan satu kelompok Golongan Karya.

Namun sayang sekali pada saat anggota DPRD Kabupaten

Grobogan hasil Pemilihan Umum 1997 mulai melaksanakan tugasnya,

bekobarlah gerakan reformasi secara menyeluruh di tanah air sebagai

akibat adanya krisis multidimensional, yang melanda kawasan Asia

Tenggara termasuk Indonesia, yang tidak kunjung terpecahkan oleh

pemerintah Orde Baru. Gerakan reformasi yang berarti

mengembalikan segala sesuatunya kepada kedudukan dan aturan yang

ada, pada mulanya menuntut kepada Pemerintahan Orde Baru :

Penururnan Harga BBM ( yang meningkat hingga 71% ), bersihkan

kabinet dari unsur-unsur KKN ( Kolusi, Korupsi, Nepotisme) serta

penegakkan hukum dan hak asasi manusia namun lambat laun

berkembang menjadi gerakan yang menuntut pengunduran diri

presiden Soeharto beserta jajaran kabinetnya.

Dalam rangka merespon arus reformasi tersebut yang

pelaksanaanya sampai diwarnai berbagai aksi demonstrasi dan

kerusuhan di daerah-daerah (tanggal 10 Mei 1998 ) dan mencapai

puncaknya pada tanggal 13 dan 14 Mei 1998 berupa aksi kerusuhan

massal di ibu kota Jakarta, serta demi menjaga persatuan, kesatuan dan

keutuhan bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia, maka pada

hari Kamis tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan

berhenti dari jabatannya dan menyerahkan kekuasaan sepenuhnya

kepada Wakil Presiden Prof. DR. Ir. BJ Habibie.

Selanjutnya Presiden BJ Habibie pada tanggal 22 Mei 1998

membentuk Kabinet Reformasi yang salah satu programnya

melaksanakan pemilihan umum tahun 1999, dan menyatakan

Page 113: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

97

pemerintahannya sebagai pemerintahan Transisi sambil menunggu

hasil Pemilu 1999. Dengan demikian tugas DPRD Kabupaten

Grobogan hasil Pemilu 1997 menyesuaikan dengan kondisi dan situasi

yang ada di tingkat pusat sampai pada saatnya digantikan oleh anggota

Dewan hasil Pemilihan Umum tahun 1999.

Dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara

langsung di Kabupaten Grobogan, pembangunan masyarakat

merupakan faktor yang sangat penting, masyarakat memegang peran

yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat yang demokratis,

peran rakyat juga dikuatkan melalui jaminan hak asasi manusia dan

hak konstitusional warga negara serta pengaturan pemilihan umum.

Hal ini mengingat dari budaya masyarakat Grobogan sendiri yang

menjunjung tinggi nilai-nilai sosiologis yang ada dalam masyarakat.

Secara sosiologis bahwa hukum muncul dari aspirasi

masyarakat sehingga berlakunya hukum diterima dan dipatuhi

masyarakat. Hal ini tarcermin pada uraian bahwa dengan lahirnya

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

beserta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah telah mampu mendatangkan

secercah harapan baru bagi masyarakat, karena dengan lahirnya

peraturan perundang-undangan ini maka harapan masyarakat untuk

melaksanakan pemilihan kepala daerah secara langsung dan

mewujudkan demokrasi politik di tingkat lokal sudah mendapatkan

sandaran/dasar hukum yang kuat.

Bertolak pada pengembangan prinsip-prinsip kehidupan

masyarakat yang demokratis tersebut maka budaya hukum merupakan

unsur yang menentukan visi dan misi pengembangan sistem hukum

dan penegakannya untuk saat ini maupun untuk saat yang akan datang.

Page 114: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

98

Budaya hukum dalam konteks perjalanan masyarakat Indonesia

menuju masyarakat yang demokratis merupakan perekat persatuan

bangsa Indonesia di tengah-tengah gelombang internasionalisasi baik

dalam bidang hukum maupun dalam bidang ekonomi.72

b. Tahap Pelaksanaan Pilkada

1. Masa Persiapan

a. Masa Akhir Jabatan Kepala Daerah

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti maka dapat

diketahui bahwa langkah yang dilakukan oleh KPU Kabupaten

Grobogan dalam rangka untuk memperoleh kepastian hukum dan juga

sebagai pedoman untuk menentukan waktu dimulainya pelaksanaan

pemilihan kepala daerah secara langsung khususnya di Kabupaten

Grobogan adalah mendasarkan pada ketentuan Pasal 65 ayat (2) huruf b

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

juncto Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang intinya yaitu bahwa masa

persiapan salah satunya adalah menyangkut aspek pemberitahuan

DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan kepala

daerah.

b. Rencana Kegiatan

Dari analisis yang dilakukan oleh peneliti terhadap data hasil

penelitian dapat diketahui bahwa langkah yang dilakukan oleh KPU

Kabupaten Grobogan dalam menyusun rencana kegiatan yang akan

dipergunakan sebagai pedoman di dalam melaksanakan setiap tahapan

72 Romli Atmasasmita, Reformasi Hukum Hak Asasi Manusia dan Penegakan Hukum,

Mandar Maju, Bandung, 2001, hlm. 132

Page 115: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

99

pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung di Kabupaten

Grobogan berpatokan pada ketentuan 65 ayat (2) huruf c Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juncto

Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah yang antara lain menyebutkan bahwa aspek

perencanaan penyelenggaraan meliputi penetapan tata cara dan jadwal

tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah oleh KPUD,

Selanjutnya KPU Kabupaten Grobogan membuat rencana kegiatan dan

hal ini dilakukan karena waktu penyelenggaraan pemilihan yang

sangat terbatas yaitu kurang dari 6 (enam) bulan. Rencana kegiatan ini

mengandung tahapan, program, dan jadwal waktu penyelenggaraan

pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan tahun 2006. Rencana

tentang kegiatan pemilihan dituangkan dalam bentuk Keputusan

Komisi Pemilihan Umum Nomor: 01/KEP/2005 tanggal 12 Oktober

2005.

c. Pembentukan Panitia Pengawas

Berdasarkan anlisis yang dilakukan oleh peneliti terhadap data

yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa peran panitia pengawas

nampaknya hanya bertugas menyelekasi atau memilah-milah mana

laporan yang termasuk kategori sengketa, serta hanya meneruskan saja

temuan dan laporan yang tidak bisa diselesaikan kepada instansi yang

berwenang. Panitia Pengawas memiliki beberapa keterbatasan

wewenang yang disebabkan oleh regulasi pilkada sendiri yaitu

undang-undang dan peraturan pemerintahannya. Misalnya Panitia

Pengawas dibatasi haya dapat mengawasi setiap tahapan pemilihan,

padahal ada hal-hal yang sebetulnya harus diawasi juga pada tahap

sebelum pemilihan karena dimungkinkan adanya gerakan-gerakan

calon untuk melakukan kampanye terselubung, tetapi karena dilakukan

sebelum tahapan maka Panitia Pengawas tidak bisa melakukan

Page 116: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

100

pengawasan.. jadi memang harus ada perubahan regulasi tentang

Panitia Pengawas sehingga wewenang Panitia Pengawas secara

langsung khususnya yang mengatur mengenai Panitia Pengawas

memang masih lemah dan hal ini dapat diketahui dari Pasal 66 ayat 4

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

juncto Pasal 108 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Padahal idealnya Panitia Pengawas

adalah berfungsi sebagai lembaga penegak hukum aturan pilkada

langsung yang memiliki wewenang luas serta tegas.

Penegakan hukum dapat juga di lihat sebagai proses yang

melibatkan manusia di dalamnya. Sosiologi hukum melihat penegakan

hukum dengan pengamatan yang demikian itu. Sesuai dengan tradisi

empiriknya maka dalam pengamatan terhadap kenyataan penegak

hukum, faktor manusia sangat terlibat dalam usaha menegakkan

hukum tersebut. 73

d. Pembentukan PPK, PPS, KPPS

Menurut Robert B Seidman bahwa tindakan apa pun yang

diambil baik oleh pemegang peran, lembaga-lembaga pelaksana

maupun pembuatan undang-undang selalu berada dalam lingkup

kompleksitas ketentuan-ketentuan sosial, budaya, ekonomi, dan politik

serta lainnya. Seluruh kekuatan-kekuatan sosial itu selalu ikut bekerja

dalam setiap upaya untuk memfungsikan peraturan-peraturan yang

berlaku, menerapkan sanksi-sanksinya dan dalam seluruh aktivitas

lembaga-lembaga pelaksanaannya. Dengan demikian peranan yang ada

pada akhirnya dijalankan oleh lembaga dan pranata hukum itu

merupakan hasil dari bekerjannya berbagai macam faktor. Seidman

73 Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum, Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah, MUP

UMS, Surakarta, 2004, hlm. 174-175

Page 117: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

101

juga mengatakan bahwa undang-undang sekali dikeluarkan akan

berubah, baik melalui perubahan normal maupun melalui cara-cara

yang ditempuh birokrasi ketika bertindak dalam bidang politik,

ekonomi, sosial dan sebagainya.74

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa apa yang disampaikan

oleh Seidman ternyata juga muncul pada pelaksanaan pilkada di

Kabupaten Grobogan yaitu pada waktu Pembentukan PPK oleh KPU

Kabupaten Grobogan maka KPU Kabupaten Grobogan mendapatkan

tekanan dari pihak luar yang ingin meloloskan orang-orang tertentu

agar diterima sebagai anggota PPK, padahal aturan hukum mengenai

seleksi anggota PPK yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor: 05/KEP/2005 tanggal 12

Oktober 2005 adalah sudah jelas yaitu dengan melalui verifikasi yang

dilakukan oleh POKJA (Kelompok Kerja) bentukan KPU Kabupaten

Grobogan. Namun dalam pelaksanaanya ternyata peraturan tersebut

tidak dapat diterapkan dengan sepenuhnya. KPU Kabupaten Grobogan

harus menuruti kemauan sabagian Camat dalam pemilihan anggota

PPK. Mengenai motif yang melatarbelakangi hal ini salah satunya

adalah bermotifkan budaya yaitu mengutamakan yang bisa

bekerjasama dengan camat.

Mengenai pembentukan PPS dan KPPS terlihat tidak ada

persoalan yang krusial, hal ini karena yang membentuk PPS adalah PPK

serta KPPS dibentuk oleh PPS dan bukan oleh KPU Kabupaten

Grobogan, sehingga dengan hal tersebut permasalahan yang muncul

sudah dapat diselesaikan sendiri ditingkat PPK dan PPS.

74 Esmi Warassih, op. cit, hlm. 11

Page 118: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

102

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pemilih

Dari analisis yang dilakukan oleh peneliti maka dapat diketahui

bahwa permasalahan yang muncul dari tahapan pendaftaran pemilih

adalah terletak pada aspek yuridisnya yaitu adanya perbedaan metode

pendaftaran/pendataan pemilih antara yang digunakan pada saat pemilu

Legislatif dan Pemilu Presiden tahap I dan tahap II tahun 2004 yang lalu

menggunakan konsep de facto yakni Warga Negara Indonesia yang

sudah memenuhi syarat sebagai pemilih akan didata sebagai pemilih di

daerah pemilihan bersangkutan/tempat di berada pada saat diadakan

pendataan pemilih. Sementara pada saat pelaksanaan pemilihan kepala

daerah langsung menggunakan konsep de jure yaitu pemilih adalah

Warga Negara Indonesia yang sudah memenuhi syarat sebagai pemilih

akan didata sebagai pemilih di daerah pemilihan di daerah pemilihan

bersangkutan yang dibuktikan dengan KTP/kartu identitas daerah

bersangkutan.

Persoalan selanjutnya adalah bahwa ketentuan Pasal 70 Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juncto

Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah tidak dapat dilaksanakan oleh KPU Kabupaten

Grobogan. Hal tersebut terjadi karena Menteri Dalam Negeri RI telah

menerbitkan Surat Edaran Nomor: 470/3300/SJ tanggal 29 Desember

2004 tentang Petunjuk Pemutakhiran Data Penduduk Untuk Bahan

Daftar Pemilih Pilkada. Dengan surat edaran tersebut maka data

penduduk untuk bahan daftar pemiih pemilihan kepala daerah dan wakil

kepala daerah harus dibuat oleh Dinas Kependudukan Kabupaten

Grobogan. Hal tersebut berarti telah terjadi penyimpangan atas undang-

undang dan peraturan pemerintah yang mengatur pilkada langsung,

Page 119: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

103

karena yang menetapkan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih

tetap sebetulnya adalah Panitia Pemungutan Suara/PPS.

Dengan munculnya kebijakan baru mengenai petunjuk

pemutakhiran data penduduk untuk bahan daftar pemilih pilkada maka

akan timbul permasalahan baru, diantaranya adalah biaya yang besar dan

waktu yang dibutuhkan akan menjadi lebih lama. Dari hal tersebut

tentunya akan dimungkinkan terjadinya kesalahan dalam penyusunan

daftar pemilih sementara yang dapat memicu terjadinya permasalahan

ataupun gugatan dikemudian hari.

Persoalan di atas menunjukkan bahwa campur tangan pemerintah

yang terlalu besar terhadap pelaksanaan tahapan-tahapan pilkada

langsung hanya akan menimbulkan persoalan baru dan justru akan

mempersulit kerja KPUD. Faktor lain yang semakin membuat ruwet

persoalan pendaftaran pemilih pilkada adalah bahwa data pemilih yang

dihasilkan oleh badan yang menangani masalah kependudukan yang

seharusnya sudah dimutakhirkan dan sudah valid namun ternyata tidak

akurat dan tidak aplikatif. Dalam hal ini KPUD harus direpotkan dan

disibukkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dibuat oleh

instansi lain yang ikut campur tangan terlalu besar dalam masalah

penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah

secara langsung.

b. Peserta Pemilihan

Berdasarkan perolehan jumlah kursi partai politik dan jumlah

suara sah partai politik pada pemilihan anggota DPRD Kabupaten

Grobogan tahun 2004, maka dalam pemilihan kepala daerah dan wakil

kepala daerah Kabupaten Grobogan tahun 2006, dengan berdasarkan

ketentuan pada Pasal 36 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Page 120: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

104

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, bahwa dalam hal partai politik

atau gabungan partai politik dalam mengusulkan pasangan calon

menggunakan ketentuan memperoleh sekurang-kurangnya 15% (lima

belas persen) dari jumlah kursi DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), apabila hasil bagi jumlah kursi DPRD menghasilkan angka pecahan,

maka perolehan 15 % dari jumlah kursi dihitung dengan pembulatan ke

atas.

Pendaftaran bakal calon kemudian dilakukan di kantor Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan pada tanggal 31 Oktober 2005

sampai 8 November 2005. Sampai dengan batas akhir waktu pendaftaran

bakal calon, maka telah terdaftar sebanyak 3 (tiga) pasangan calon

pendaftar yaitu:

1. Pasangan H. Agus Supriyanto, SE dan Ir. H. Muhammad Nurwibowo.

Diusulkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Kabupaten Grobogan. PDIP memiliki 17 (tujuh belas) kursi, PKB

memiliki 7 (tujuh) kursi sedangkan PPP memiliki 6 (enam) kursi.

Dengan akumulasi perolehan suara sah sebesar (30 : 45) x 100% =

66,66%.

2. Pasangan H. Bambang Pudjiono, SH dan H. Icek Baskoro, SH.

Diusulkan oleh Partai Golkar Kabupaten Grobogan dengan akumulasi

perolehan suara sah sebesar (8 : 45) x 100% = 17,77%.

3. Pasangan Bambang Budisatyo, SH, MM dan H. Mokhammad

Suratmoko.

Diusulkan oleh gabungan antara Partai Demokrat, PNBK, PPDI, PDS,

PKPB, PBB, dan PNI Marhaenisme. Akumulasi perolehan suara sah

gabungan 7 (tujuh) partai politik pengusung sebasar (149.066 :

687.073) x 100% = 21,69%.

Page 121: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

105

Dari anlaisis yang dilakukan oleh peneliti maka dapat diketahui

bahwa pelaksanaan pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Grobogan tahun 2006 telah sesuai dengan ketentuan dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

serta Peraturan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor 02

Tahun 2005 tentang Tata Cara Pencalonan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan Tahun 2006 disebutkan antara lain bahwa diharuskan adanya

syarat dukungan pencalonan sekurang-kurangnya 15% (lima belas persen)

dari jumlah kursi atau dari perolehan suara pemilu legislatif tahun 2004

yang lalu dan juga syarat administrtif lainnya sebagaimana diatur dalam

Pasal 58 dan 59 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Hal ini nampaknya sesuai dengan apa yang

disampaikan oleh Seidmen bahwa seluruh kekuatan sosial akan selalu ikut

bekerja dalam setiap upaya untuk memfungsikan peraturan-peraturan yang

berlaku, menerapkan sanksi-sanksinya dan dalam seluruh aktifitas lembaga

pelaksanaannya.

c. Kampanye

Pelaksanaan kampanye pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah Kabupaten Grobogan berdasarkan analisis yang dilakukan oleh

peneliti maka dapat diketahui bahwa secara umum kampanye telah berjalan

dengan baik, namun memang masih ada beberapa pelanggaran yang

sifatnya administratif dan sudah dijatuhi sanksi oleh KPU Kabupaten

Grobogan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

serta Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan Nomor:

Page 122: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

106

31/KEP/2005 tentang Penetapan Jadwal Waktu, Bentuk dan Lokasi

Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan tahun 2006.

d. Tahapan Sosialisasi

Dari anlalisis yang dilakukan oleh peneliti maka dapat diketahui

bahwa KPU Kabupaten Grobogan pada tahap ini masih mengalami kendala

terutama masalah anggaran dan juga strategi di dalam memberikan

sosialisasi. Pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kabupaten

Grobogan pada tanggal 12 Oktober 2005 sampai dengan 28 Januari 2006

didapati belum mampu menjangkau semua lapisan masyarakat Kabupaten

Grobogan, terutama di wilayah pelosok desa masih didominasi dengan

model pertemuan tatap muka dengan tokoh masyarakat sedangkan media

massa dan elektronik terutama stasiun radio, misalnya Radio Suara Mrapen

Abadi dan Radio Suara Pembangunan Daerah (RSPD), meskipun

sosialisasi telah dilakukan melalui media Radio akan tetapi kenyataannya

kurang begitu mengenai sasaran, hal ini karena hampir dapat dipastikan

bahwa masyarakat Kabupaten Grobogan belum tentu selalu dan senang

mendengarkan siaran radio. Sosialisasi yang dilakukan oleh KPU

Kabupaten Grobogan masih banyak bersifat ceremonial dan hanya

melibatkan tokoh-tokoh masyarakat saja, sehingga informasi yang sampai

pada masyarakat bawah kurang begitu dapat dipahami dengan jelas.

Disamping permasalahan media, persoalan sumber daya manusia

yang ada di KPU Kabupaten Grobogan sangat terbatas padahal sosialisasi

yang dilakukan harus menjangkau semua wilayah di Kabupaten Grobogan.

Untungnya masyarakat sudah berpengalaman dalam pemilu Presiden di

tahun 2004 yang memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan

pilkada sehingga sedikit banyak aturan main pilkada sudah diketahui oleh

masyarakat Kabupaten Grobogan.

Page 123: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

107

e. Pelaksanaan Pemungutan Suara

Pada tahap ini berdasarkani anlalisis yang dilakukan oleh peneliti

maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan pemungutan suara berjalan

dengan lancar, terbukti dengan tidak adanya kejadian yang bersifat anarkhis

ataupun kerawanan lainnya. sepertinya KPU Kabupaten Grobogan sudah

berusaha menerapkan aturan main pilkada yaitu Pasal 86- Pasal 95

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

juga Pasal 70-Pasal 82 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah secara baik.

Sesuai dengan Keputusan KPU Kabupaten Grobogan Nomor

01/KEP/2005 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Waktu

Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun

2006, maka ditetapkan bahwa pemungutan suara pemilihan kepala daerah

dan wakil kepala daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2006 dilaksanakan

pada hari Minggu tanggal 29 Januari 2006.

f. Tahap Penghitungan Suara

Pada tahap ini berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti

bahwa pelaksanaan penghitungan suara berjalan cukup baik dan sepertinya

KPU Kabupaten Grobogan sudah berusaha menerapkan aturan main

pilkada yaitu Pasal 96 Pasal 106 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dan juga Pasal 83 Pasal 94 Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah secara baik dan konsisten.

Penghitungan suara dilakukan pada masing-masing tingkatan, yang

dimulai dari tingkatan TPS setelah selesainya pelaksanaan penghitungan

suara yaitu pukul 13,00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan

suara pada tingkat PPS dengan menghadirkan semua saksi untuk tingkat

Page 124: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

108

PPS dan dimulai segera setelah semua berita acara dari seluruh TPS yang

berada di dalam wilayah PPS bersangkutan terkumpul semuanya serta

dilaksanakan selama tiga hari, dari tanggal 30 Januari - 1 Februari2006.

Setelah itu dilanjutkan pada tingkat PPK dengan menghadirkan saksi-saksi

untuk tingkat PPK dan dilaksanakan jika seluruh berita acara

penghitungan suara dari seluruh PPS yang berada pada wilayah PPK

bersangkutan terkumpul semuanya serta dilaksanakan selama tiga hari,

dari tanggal 2 - 4 Februari 2006.

Semua kegiatan penghitungan suara tidak dilakukan dalam satu hari

tetapi disesuakan dengan aturan baik yang tercantum dalam Keputusan

Komisi Pemilihan Umum Nomor: 01/KEP/2005 tanggal 12 Oktober 2005

tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan Pemilihan

Bupati dan Wakil Bupati Grobogan tahun 2006 dan juga Pasal 96 - Pasal

100 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

juncto Pasal 83 - Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Jadi hanya penghitungan di tingkat TPS

saja yang dilakukan dalam waktu satu hari yang sama dengan waktu

pemungutan suara, yaitu pada tanggal 29 Januari 2006.

Tingkat terakhir adalah penghitungan suara di tingkat KPU

Kabupaten Grobogan, yang dilaksanakan dalam sebuah rapat pleno

dengan menghadirkan semua saksi untuk tingkat KPU Kabupaten

Grobogan. Materi dasar rapat pleno KPU Kabupaten Grobogan adalah

berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan

kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Grobogan yang berasal

dari PPK di seluruh Kabupaten Grobogan.

Page 125: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

109

g. Penetapan dan Pengesahan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Terpilih

Pada tanggal 8 Februari 2006 Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Grobogan menetapkan Keputusan Nomor: 35/KEP/2006 tentang

Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pasangan Calon Bupati

dan Wakil Bupati Grobogan Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan Tahun 2006. Pada tahap penetapan hasil suara pemilihan ini

berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa

pelaksanaan penetapan suara tersebut telah berjalan dengan baik, sesuai

rencana KPU Kabupaten Grobogan, meskipun dalam tahapan berikutnya

ada gugatan dari pihak pasangan calon yang kalah, namun pada akhirnya

gugatan tersebut dapat diselesaikan dengan baik pada tingkat Pengadilan

Tinggi Jawa Tengah, sehingga penetapan suara yang tadinya tertunda

dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya sampai dilantiknya pasangan

calon terpilih. Terlihat bahwa KPU Kabupaten Grobogan sudah berusaha

menerapkan aturan main pilkada yaitu Pasal 107 - Pasal 109 Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan juga

Pasal 95 - Pasal 99 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang

Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah secara baik dan konsisten.

Hasil penghitungan perolehan suara dalam Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006, dalam hal ini Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten Grobogan menetapkan Keputusan Nomor:

36/KEP/2006 tertanggal 8 Februari 2006 tentang Penetapan Pasangan

Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Dalam Pemilihan

Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006, pasangan Bambang

Pudjiono dan Icek Baskoro dinyatakan sebagai pemenang pada Pilkada

Kabupaten Grobogan tahun 2006 dengan perolehan suara 297.777

(44,81%), dan kemudian dengan berdasarkan Pasal 96 Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Page 126: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

110

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah, maka pada tanggal 13

Maret 2006 dilakukan pelantikan dan sumpah/janji terhadap Bambang

Pudjiono dan Icek Baskoro sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Grobogan. Pelantikan dilakukan oleh Mardianto selaku Gubernur Jawa

Tengah atas nama Presiden dalam rapat paripurna DPRD Kabupaten

Grobogan. Dari analisis yang dilakukan oleh peneliti maka pelaksanaan

penetapan dan pengesahan kepala daerah dan wakil kepala daerah

Kabupaten Grobogan telah sesuai dengan Pasal 95 dan Pasal 96 Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah.

Menurut Paul Christian sebagai mantan anggota Panwas, berdasarkan

informasi yang diterima saat itu bahwa ada beberapa warga yang belum

terdaftar sebagai pemilih. Selain itu, ada pula warga yang memiliki dua kartu

pemilih dengan tempat pemungutan suara (TPS) yang berbeda, saat itu

panwas menemukan ada tiga warga memiliki kartu dobel. Setelah diadakan

penelitian atas kasus tersebut, Ketua Divisi Informasi KPU Kabupaten

Grobogan, Sakta Abaway Sakan menanggapi dengan meminta maaf kepada

masyarakat Kabupaten Grobogan karena pihaknya tidak bisa melayani

permintaan mereka, sebab proses penetapan pemilih saat itu sudah selesai.

Sementara mengenai kartu pemilih yang dobel, pihaknya memerintahkan PPK

dan PPS supaya menahan dahulu kartu tersebut.

Persoalan krusial yang dapat muncul adalah berkaitan dengana danya

prosedur baru yang ditentukan dalam Pasal 106 Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yaitu keberatan yang berkenaan

dengan hasil penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya pasangan

calon diajukan oleh pasangan calon kepada Mahkamah Agung dalam waktu

paling lambat 3 (tiga) hari setelah penetapan hasil pilkada dan disampaikan

kepada Pengadilan Tinggi untuk pilkada Propinsi dan kepada Pengadilan

Negeri untuk pilkada Kabupaten/Kota. Mahkamah Agung dalam

melaksanakan kewenangannya dapat mendelegasikan wewenangnya kepada

Page 127: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

111

Pengadilan Tinggi untuk memutus sengketa hasil penghitungan suara pilkada

Kabupaten/Kota. Penyerahan kewenangan menyelesaikan perselisihan hasil

pilkada kepada pengadilan yang berujung kepada Mahkamah Agung jelas

tidak sesuai dengan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 dan juga

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

“The Third Amendment established the new Constitutional Court. Article 24C grants it the power to make the final decision in reviewing statutes (Undang-undang) in the light of the Constitution; to determine disputes concerning the authority of the state organs whose power is derived from the Constitution; to dissolve political parties; and to resolve disputes about the results of a general election. It also has the power to make decisions concerning the opinion of the DPR with regard to alleged violations by the president and/or vice president of the Constitution--in other words, the power to have the final say in any impeachment proceedings. the Constitutional Court is now touted as a model for future judicial reform in Indonesia” Amandemen yang ketiga menetetapkan Pengadilan rancangan Konstitutional yang baru. artikel 24C mengabulkan kuasa untuk membuat keputusan terakhir dalam anggaran dasar yang meninjau ulang ( Undang-Undang) yang dipandang dari sudut konstitusi; untuk menentukan perselisihan mengenai otoritas dari bagian-bagian kesatuan yang merupakan kuasa yang diperoleh dari Konstitusi; untuk memecahkan perselisihan antar partai politik; dan untuk memecahkan sengketa mengenai hasil dari suatu pemilihan umum. Pemecahan sengketa juga mempunyai kuasa untuk membuat keputusan mengenai pendapat dari DPR mengenai pelanggaran yang dituduhkan oleh presiden dan atau wakil presiden dari konstitusi tersebut, dengan kata lain kuasa untuk menyatakan pendapat akhir dalam proses tuduhan/dakwaan. MK kini disebut-sebut sebagai model untuk masa depan reformasi peradilan di Indonesia.75

Pemilihan kepala daerah memang tidak dikategorikan ke dalam rezim

pemilu tetapi bahwa asas dan tahapanya merupakan pemilihan umum tidak

ada yang dapat membantah, karena itu dari segi apapun pemilihan kepala

daerah adalah merupakan pemilihan umum sehingga penyelesaian mengenai

perselisihan hasil pilkada seharusnya diselesaikan menurut ketentuan Undang-

Undang Dasar 1945 yaitu melalui Mahkamah Konstitusi. Ditambah lagi

bahwa Mahkamah Agung sangat diragukan kredibilitasnya oleh publik dengan

75 Susi Dwi Harijanti, 2010, International Journal of Constitutional Law, (Sweet & Maxwell

and its Contributors), http://web2.westlaw.com/result/default.wl?rltdb

Page 128: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

112

munculnya isu mafia peradilan dan dari sisi kemampuan terutama untuk

memutuskan perkara dalam kurun waktu maksimal 14 hari maka Mahkamah

Agung dikenal mempunyai tumpukan perkara yang sangat banyak dan dari

hari ke hari semakin menumpuk saja.

2. Pelaksanaan Penetapan dan Pengesahan Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Grobogan

Memunculkan Adanya Gugatan

a. Pasca Pemungutan dan Penghitungan Suara

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti maka dapat

diketahui bahwa segera setelah penghitungan suara selesai dilaksanakan

maka KPU Kabupaten Grobogan segera menetapkan pasangan calon

terpilih pada pilkada Kabupaten Grobogan tahun 2006, yaitu pasangan

calon terpilih Bambang Pudjiono dan Icek Baskoro dengan perolehan

suara terbanyak yaitu sebesar 297.777 (44,81%). pasangan Bambang

Pudjiono dan Icek Baskoro adalah pasangan calon yang merupakan

pasangan calon non incumbent atau bukan merupakan kapala daerah yang

sedang menjabat (lama).

Tahapan penetapan pasangan calon terpilih bisa dikatakan sebagai

puncak dari pelaksanaan pilkada karena dengan adanya penetapan

pasangan calon terpilih maka pasangan calon yang unggul dalam

penghitungan suara akan mendapatkan legalitas atau kekuatan hukum

untuk secara sah dan meyakinkan dinyatakan sebagai pemenang resmi

pilkada di Kabupaten Grobogan tahun 2006.

Page 129: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

113

Dalam tahapannya terdapat gugatan hukum dari pasangan calon

yang tidak terpilih yaitu dari pihak H. Agus Supriyanto, SE dan Ir. H.

Muhammad Nurwibowo dan pihak Bambang Budisatyo, SH, MM dan H.

Mokhammad Suratmoko mengajukan keberatan atas hasil penghitungan

yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan. Atas hal

tersebut KPU Kabupaten Grobogan kemudian menyampaikan

pemberitahuan kepada DPRD Kabupaten Grobogan mengenai adanya

keberatan tersebut. Pada tahap ini berdasarkan analisis yang dilakukan

oleh peneliti bahwa KPU Kabupaten Grobogan nampaknya telah

menerapkan ketentuan yang ada dalam Pasal 87 ayat (3) Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah secara baik dan

konsisten.

Gugatan pasangan calon Bambang Budisatyo, SH, MM dan H.

Mokhammad Suratmoko melalui tim suksesnya yaitu Kentut Suharyanto,

SH dan Ali Rukamto terdaftar di Pengadilan Tinggi Jawa Tengah, masuk

dalam perkara Nomor: 02/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg. Sementara

pasangan calon H. Agus Supriyanto, SE dan Ir. H. Muhammad

Nurwibowo melalui kuasa hukumnya yaitu Heru Kisbandono, SH. M.Hum

dan Rekan menyamapaikan gugatan kepada KPU Kabupaten Grobogan

mengenai keberatan atas Keputusan KPU Kabupaten Grobogan Nomor:

36/KEP/2006 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Bupati dan

Wakil Bupati Grobogan Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Grobogan tahun 2006, gugatan tersebut masuk dalam perkara Nomor:

01/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg.

Dalam pelaksanaannya Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Jawa Tengah melalui Putusan Nomor: 02/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg

tanggal 23 Februari 2006, menyatakan Permohonan terhadap Penetapan

Hasil Penghitungan Suara oleh KPU Kabupaten Grobogan tahun 2006

yang diajukan oleh Kentut Suharyanto, SH dan Ali Rukamto tanggal 11

Page 130: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

114

Februari 2006 tidak dapat diterima, dan dalam Putusan Nomor:

01/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg tanggal 2 Maret 2006, Ketua Majelis

Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Tengah Menolak Permohonan (Heru

Kisbandono, SH. M.Hum dan Rekan) seluruhnya.

Dengan adanya Putusan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi

Jawa Tengah Nomor: 02/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg tanggal 23 Februari

2006 dan Putusan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Tengah

Nomor: 01/Pdt.P/Pilkada/2006/PT.Smg tanggal 2 Maret 2006, selanjutnya

KPU Kabupaten Grobogan melalui Surat Nomor: 270/95/III/2006 tanggal

6 Maret 2006 menyampaikan penetapan pasangan terpilih kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan. Pada tahap ini

berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti bahwa KPU Kabupaten

Grobogan nampaknya telah menerapkan dengan baik ketentuan yang ada

dalam Pasal 87 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala

Daerah, yang menjelaskan bahwa setelah adanya putusan Mahkamah

Agung terhadap pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), KPUD menyampaikan penetapan pasangan terpilih dan putusan

tersebut selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah putusan dijatuhkan.

Selanjutnya KPU Kabupaten Grobogan menyampaikan mengenai

penetapan pasangan terpilih tersebut kepada DPRD Kabupaten Grobogan

untuk diproses pengesahannya sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 100 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan

selanjutnya memproses pengusulan pengesahan dan pengangkatan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih kepada Menteri Dalam Negeri

melalui Gubernur Jawa Tengah. Selambat-lambatnya dalam waktu 30

(tiga puluh) hari, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih harus

Page 131: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

115

sudah disahkan, diangkat dan dilantik. Hal tersebut sesuai dengan

ketentuan Pasal 109 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah jo. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

2005 Pasal 100 ayat (2).

Surat Ketua DPRD Kabupaten Grobogan Nomor 045.2/151/2006

tanggal 6 Maret 2006 perihal Usulan Pengesahan dan Pengangkatan

Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Terpilih Periode 2006-2011.

Kemudian diikuti dengan Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor 131.03046

tanggal 7 Maret 2006 perihal Usul Pengesahan dan Pengangkatan Bupati

dan Wakil Bupati Grobogan.

Berdasarkan materi usulan yang ada dalam Surat Ketua DPRD

Kabupaten Grobogan dan Surat Gubernur Jawa Tengah tersebut maka

terbitlah:

a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 132.33-104 Tahun 2006

tertanggal 10 Maret 2006 yang mengesahkan pengangkatan saudara

Icek Baskoro sebagai Wakil Bupati Kabupaten Grobogan masa

jabatan 2006-2011, dan

b. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.33-103 Tahun 2006

tertanggal 10 Maret 2006 yang mengesahkan pengangkatan saudara

Bambang Pudjiono sebagai Bupati Kabupaten Grobogan masa jabatan

2006-2011.

Proses pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Grobogan, dan berdasarkan hal tersebut maka pada tanggal 12

Maret 2006 dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Grobogan

saudara Bambang Pudjiono dan saudara Icek Baskoro dilantik dan

disumpah/janji sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Grobogan

oleh Gubernur Jawa Tengah atas nama Presiden.

Page 132: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

116

Suksesnya pilkada Kabupaten Grobogan tahun 2006 terwujud karena

adanya kesadaran masyarakat yang tetap tumbuh sehingga meskipun

menerima uang atau barang tetapi mayoritas masyarakat tetap memilih

sesuai dengan keinginannya sendiri, yaitu dengan melihat pribadi para

calon. Persiapan mental dan sumber daya manusia yang cukup sangat

diperlukan untuk menerima realitas perubahan hidup yang terjadi

ditengah-tengah situasi dan kondisi.76 Sedangkan mengenai

penyelenggaraannya sudah cukup bagus meskipun ada beberapa

kesalahan, misalnya kesalahan percetakan surat suara, tetapi hal tesebut

masih bisa dimaklumi. Mengenai pelantikan bupati dan wakil bupati

Kabupaten Grobogan terpilih periode 2006-2011 berjalan lancar dan aman

sesuai dengan peraturan.

Menurut Jati Purnomo bahwa pilkada langsung berarti

mengembalikan hak-hak dasar kepada masyarakat di daerah dengan

memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka politik lokal secara

demokratis. Makna demokrasi bukan hanya sebuah peristiwa pemilihan

yang dilakukan oleh mereka yang berhak memilih, tetapi lebih luas dari

itu. Demokrasi harus diikuti oleh kedewasaan berpolitik, penghormatan

terhadap hak-hak manusia serta dilaksanakan secara bebas, jujur dan

terbuka.

Dengan lancarnya pelaksanaan penetapan dan pengesahan kepala

daerah dan wakil kepala daerah maka merupakan hal yang positif bagi

kemajuan suatu daerah, hal ini karena pilkada adalah merupakan langkah

maju untuk membina asas demokrasi.

b. Kelemahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti maka dapat

diketahui bahwa berdasarkan kelemahan yang dimiliki Peraturan

76 Mahfudz. MD, Demokrasi dan Reformasi Konstitusi, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 2

Page 133: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

117

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 yang telah penulis uraikan sebelumnya,

bahwa kelemahan tersebut memungkinkan munculnya kecurangan-

kecurangan dalam pelaksanaan pilkada. ada beberapa hal yang perlu

mendapatkan perhatian. Hal-hal tersebut antara lain, mengenai

independensi penyelenggara, pembentukan pengawas pilkada, serta

pengawasan dan penegakan hukum.

Adanya ketentuan pemerintah daerah dapat memberikan fasilitas dan

dukungan kepada KPUD dalam rangka menunjang kelancaran

penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. Dikhawatirkan dukungan

pemerintah daerah dalam rangka menyukseskan pilkada adalah dengan

membuat suatu keputusan atau kebijakan yang menguntungkan salah satu

pasangan calon.

Mengenai pembentukan pengawas pilkada, bahwa metode

perekrutan yang tidak melalui suatu proses terekrutnya para anggota

pengawas yang andal dan berkualitas, tentu sangat berdampak pada

lemahnya pengawasan yang akan berakibat pada lemahnya pengawasan

terhadap berbagai pelanggaran, misalnya pengawasan mengenai adanya

praktek politik uang. Tim pengawas pilkada hendaknya juga direkrut dari

berbagai unsur lainnya yakni kepolisian, kejaksaan, perguruan tinggi, pers, dan

tokoh masyarakat.

Munculnya isu politik uang dalam penyelenggaraan pilkada di

Kabupaten Grobogan tahun 2006 ditengarai juga karena lemahnya

pengawasan dari panitia pengawas. Adanya kasus politik uang akan sulit

dipantau dan kalaupun telah terpantau akan sulit dalam

menindaklanjutinya. Untuk menghasilkan pilkada yang berkualitas tentu

harus dibarengi dengan penyelenggaraan aspek pengawasan yang juga

berkualitas .

Page 134: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

118

Munculnya berbagai permasalahan termasuk adanya hembusan isu

politik uang yang dilakukan oleh salah satu calon kepala daerah dan wakil

kepala daerah memang sempat mengundang kecurigaan para pihak, yang

bisa saja menuduh bahwa KPU Kabupaten Grobogan telah melakukan

kecurangan dalam hal penetapan dan pengesahan kepala daerah dan wakil

kepala daerah Kabupaten Grobogan. Sehingga memunculkan adanya

gugatan dari pihak pasangan calon yang kalah.

Mengenai adanya money politic bahwa masyarakat sedikit banyak

sudah dididik dengan upaya money politic yaitu dengan adanya

permohonan bantuan kepada para calon untuk membangun jalan, masjid

dan sebagainya. Faktor yang mendorong masih adanya money politic

adalah adanya pendidikan budaya politik pada pemilihan Kepala

Desa/Lurah yang dari dulu selalu menggunakan uang untuk menang, suatu

kebiasaan yang turun-temurun terjadi.

Pengawasan terhadap proses pelaksanaan pilkada di masyarakat,

kurang terpantau dengan jelas oleh panitia pengawas, panitia pengawas

juga kurang maksimal dalam menindaklanjuti masalah tersebut. Dipihak

masyarakat sendiri praktek-praktek semacam itu seolah telah menjadi

kebiasaan dan menjadi permakluman yang wajar, karena praktek semacam

itu sudah ada dalam masyarakat sejak dulu. Pada tahap ini berdasarkan

analisis yang dilakukan oleh peneliti bahwa Munculnya gugatan

disebabkan karena lemahnya pengawasan dari tim pengawas pilkada

Kabupaten Grobogan.

Tidak diaturnya ketentuan tentang pembatasan jangka waktu proses

penegakan hukum pada kasus pilkada, berdampak pada tidak jelasnya

waktu penetapan, harus diselesaikannya proses penyidikan, penuntutan,

ataupun pemeriksaan di pengadilan. Konsekuensinya adalah penanganan

terhadap tindak pidana pemilu, misalnya dari mulainya penyidikan sampai

adanya suatu putusan yang berkekuatan hukum tetap dapat memakan

Page 135: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

119

waktu sangat panjang (apalagi jika sampai tingkat banding dan/atau

kasasi). Contoh konkrit bahwa apabila ada pasangan calon dan atau tim

kampanye yang terbukti melakukan politik uang dapat dibatalkan. Jika

untuk membuktikannya saja (melalui putusan yang berkekuatan hukum

tetap) perlu waktu begitu lama, sehingga akhirnya masalah tersebut akan

berlarut-larut.

Dalam permasalahan pilkada di Kabupaten Grobogan jangka waktu

proses hukum berlangsung kurang lebih selama 1 (satu) bulan dari tanggal

11 Februari sampai 12 Maret 2006. Ketidakjelasan aturan tersebut

tentunya juga akan berpengaruh pada tidak adanya keseragaman jangka

waktu penyelenggaraan pilkada bagi masing-masing daerah dalam

menetapkan pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Page 136: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

i

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kepada uraian dalam bab-bab terdahulu, maka kesimpulan

yang dapat ditarik adalah Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Grobogan

sebagai penyelenggara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2006 memberikan keuntungan yaitu

adanya standarisasi atau parameter yang jelas tentang penyelenggaraan

pilkada antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya dengan tetap

memperhatikan kekhususan lokal daerah masing-masing.

Langkah yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Grobogan dalam

menyusun rencana kegiatan yang akan dipergunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan setiap tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara

langsung di Kabupaten Grobogan adalah mendasarkan pada ketentuan Pasal

65 ayat 2 huruf c Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah Juncto Pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan

Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,

yang antara lain menyebutkan bahwa aspek perencanaan penyelenggaraan,

meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan

kepala daerah oleh KPUD.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah beserta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah telah mampu

mendatangkan secercah harapan baru bagi masyarakat, karena dengan

lahirnya peraturan perundang-undangan ini maka harapan masyarakat untuk

melaksanakan pemilihan kepala daerah secara langsung dan mewujudkan

Page 137: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

ii

ii

demokrasi politik di tingkat lokal sudah mendapatkan sandaran/dasar hukum

yang kuat.

Pelaksanaan penetapan suara telah berjalan cukup baik dan sesuai

dengan rencana KPU Kabupaten Grobogan, meskipun ada gugatan dari pihak

pasangan calon yang kalah, namun gugatan tersebut dapat diselesaikan

dengan baik pada tingkat Pengadilan Tinggi Jawa Tengah, sehingga

penetapan suara yang tadinya tertunda dapat dilanjutkan ke tahapan

berikutnya sampai dilantiknya pasangan calon terpilih. Terlihat bahwa KPU

Kabupaten Grobogan sudah berusaha menerapkan aturan main pilkada yaitu

Pasal 107 - Pasal 109 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan juga Pasal 95 - Pasal 99 Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara konsisten.

Bahwa pelaksanaan penetapan dan pengesahan kepala daerah dan wakil

kepala daerah Kabupaten Grobogan telah sesuai dengan Pasal 95 dan Pasal

96 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 ditemukan

beberapa kelemahan yang dikhawatirkan akan berpotensi pada munculnya

pelanggaran di lapangan. Kelamahan-kelemahan tersebut antara lain,

mengenai independensi penyelenggara, pembentukan pengawas pilkada, serta

pengawasan dan penegakan hukum. Proses perekrutan personel pengawas

yang kurang berkualitas berdampak pada kurangnya kemampuan para

personil pengawas tersebut dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.

Mengenai hal-hal yang menyebabkan suksesnya pilkada Kabupaten

Grobogan tahun 2006 adalah karena kesadaran masyarakat yang tetap

tumbuh sehingga meskipun menerima uang atau barang tetapi mayoritas

masyarakat tetap memilih sesuai dengan keinginannya sendiri, yaitu dengan

melihat pribadi para calon. Nilai-nilai sosiologis yang ada dalam masyarakat

Page 138: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

iii

iii

sangat mendukung dan memberikan dampak positif terhadap

penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara langsung di Kabupaten

Grobogan, antara lain adalah kepercayaan masyarakat terhadap tokoh-tokoh

masyarakat yang cukup tinggi dan kepatuhan masyarakat yang cukup tinggi

di dalam melaksanakan peraturan yang berlaku yaitu Undang Nomor 32

Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2005.

B. Implikasi

Implikasi yang dapat disusun dengan dilakukannya penelitian ini

adalah bahwa:

Kualitas regulasi yang dibuat oleh KPU Kabupaten Grobogan

khususnya menyangkut aspek substansi peraturannya akan sangat tergantung

pada kualitas peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai

pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung yang

dihasilkan oleh lembaga pembuat peraturan. Peraturan intinya yaitu Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah.

Kualitas personil anggota KPUD yang bersangkutan juga berpengaruh

pada kualitas regulasi yang dibuat, sehingga jika kualitas peraturan

perundang-undangannya atau kualitas anggota KPUD yang bersangkutan

sudah baik maka substansi peraturan yang dibuat oleh KPU Kabupaten

Grobogan juga akan baik, dan sebaliknya jika kualitas buruk maka

substansinya juga akan buruk serta penuh dengan persoalan-persoalan cacat

hukum yang pada akhirnya akan memperbesar peluang adanya gugatan

ataupun keberatan terhadap hasil pilkada dikemudian hari.

Page 139: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

iv

iv

Keberhasilan pelaksanan pemilihan kepala daerah secara langsung atau

pilkada langsung untuk menghasilkan kepemimpinan yang demokratis sesuai

dengan kehendak dan aspirasi dari masyarakat, nilai-nilai yang ada di dalam

masyarakat memegang peran yang sangat penting, karena nilai-nilai yang ada

di dalam masyarakat masih dipegang teguh dan dipelihara dengan baik maka

pelaksanaan atau implementasi pilkada secara langsung juga akan berjalan

dengan baik dan ideal, sebaliknya jika nilai-nilai sosiologis yang ada di

masyarakat sudah dikesampingkan atau bahkan dilanggar maka

implementasinya juga akan buruk serta dipenuhi dengan pelanggaran-

pelanggaran yang pada akhirnya akan mereduksi makna pemilihan kepala

daerah /pilkada secara langsung yang ideal dan demokratis.

C. Saran

Saran yang dapat diberikan dengan dilakukannya penelitian ini adalah

bahwa nilai-nilai sosiologis yang ada dalam masyarakat yang mendukung

dan memberikan dampak positif terhadap penyelenggaraan pemilihan kepala

daerah secara langsung di Kabupaten Grobogan antara lain adalah

kepercayaan dan kepatuhan terhadap hukum, khususnya yang mengatur

tentang penyelenggaran pemilihan kepala daerah secara langsung (Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan,

Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah) harus tetap dipelihara, dipatuhi, dijunjung tinggi dan

dipegang teguh. Pendidikan politik terhadap masyarakat seyogyanya juga

dilakukan secara berkelanjutan dan dilakukan oleh semua pihak.

Dasar hukum penyelenggaraan pilkada secara langsung agar menjadi

semakin baik dan secara yuridis lebih sempurna maka pilkada secara langsung

harus dimasukkan dalam kerangka pemilihan umum sebagimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum dan

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden, sehingga

Page 140: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

v

v

tanggung jawab penyelenggaraan pilkada langsung terletak pada KPU beserta

jajarannya di bawah, baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota yang

pada akhirnya akan ada standarisasi yang jelas, adanya fungsi yang hierarkis

dan sistematis mengenai penyelenggaraan pilkada langsung serta semua

pelaksana/penyelenggara pemilihan kepala daerah langsung juga dapat lebih

kompak, mandiri, percaya diri dan terstruktur di dalam melaksanakan pilkada

langsung sesuai dengan asas pelaksanaan pilkada yaitu langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur dan adil.

Nilai-nilai sosiologis yang ada dalam masyarakat yang mendukung dan

memberikan dampak positif terhadap penyelenggaraan pemilihan kepala

daerah secara langsung di Kabupaten Grobogan antara lain adalah

kepercayaan dan kepatuhan terhadap hukum, khususnya yang mengatur

tentang penyelenggaran pemilihan kepala daerah secara langsung (Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun) agar supaya tetap dipelihara, dipatuhi, dijunjung tinggi dan

dipegang teguh. Pendidikan politik terhadap masyarakat seyogyanya juga

dilakukan secara berkelanjutan dan dilakukan oleh semua pihak khususnya

pada stakeholder dalam pilkada langsung diantaranya adalah partai politik,

LSM, KPUD, Pemerintah Daerah serta organisasi masyarakat, sehingga

masyarakat akan semakin mengerti dan pandai mengenai politik serta tidak

hanya dijadikan objek saja.

Adanya kelemahan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2005, seperti proses perekrutan personel pengawas yang

kurang andal dan kurang berkualitas, yang pastinya akan dapat diragukan

mengenai kualitas para personil pengawas tersebut dalam pelaksanaan

tugasnya. Maka hendaknya untuk itu sangat diperlukan adanya semacam

perhatian dari para pembuat Undang-undang untuk melakukan revisi terhadap

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005, khususnya

tentang independensi penyelenggara, pembentukan pengawas pilkada, serta

pengawasan dan penegakan hukum.

Page 141: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

vi

vi

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Yazid. 2007. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Averroes Press, Malang

Ahyar Stone. 1995. Partisipasi dan Resistensi dalam Demokrasi, SEMA UMS, Surakarta

Andi Malarangeng. 2000. Otonomi Daerah Demokrasi dan Civil Society, Media Grafika, Yogyakarta

Amirudin dan A. Zaini Bisri. 2006. Pilkada Langsung, Problem dan Prospek, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Bambang Sunggono. 1994. Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika, Jakarta

Bondan Gunawan. 2000. Apa Itu Demokrasi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Budi Winarno. 2008. Kebijakan Publik Teori dan Proses, Medpress, Yogyakarta

Burhan Ashshofa. 2007. Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta

Dahlan Thaib. 2005. DPR Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Liberty, Yogyakarta

Esmi Warassih. 2005. Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis, PT. Suryandaru Utama, Semarang

Felipe Aguero. 1995. Soldiers, Civilians, and Democracy : Post-Franco Spain in Comparative Perspective, (Baltimore : The John Hopkins University Press). www.law.duke.edu/journals/djclpp/index.php?action=showitem& id=143

Fidesz. 2010. Fidesz to put off local elections http://www. budapestbusiness journal.hu/?col=1002&id=51599

I Made Suwandi dkk. 2004. Reformasi Pemerintah Daerah, Pustaka Cakra, Surakarta

I. Widharta. 2005. Pokok-Pokok Pemerintah Daerah, Pondok Edukasi, Yogyakarta

Page 142: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

vii

vii

Jamal Wiwoho. 2008. Bahan Kuliah Hukum dan Kebijakan Publik S2, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta

Johanes Mardimin. 1996. Dimensi Kritis Proses Pembangunan Di Indonesia, Kanisius, Yogyakarta

Joko Widodo. 2006. Analisis Kebijakan Publik, Ctk pertama, Bayumedia Publishing, Malang

Komisi Pemilihan Umum. 2003. Partai Politik Peserta Pemilu 2004 Perjalanan dan Profilnya. Komisi Pemilihan Umum. Jakarta

KPU Kabupaten Grobogan. 2006. Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006 (Buku II Keputusan KPU Kabupaten Grobogan), KPU Kabupaten Grobogan, Purwodadi

______________________. 2006. Laporan Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Grobogan Tahun 2006 (Buku III Lampiran-lampiran), KPU Kabupaten Grobogan, Purwodadi

Laurence Whitehead. 1989. “The Consolidation of Fragile Democracy”, dalam Robert Pastor (ed.), Democracy in the Americas, (New York : Holmes), hlm.30. www.law.duke.edu/journals/djclpp/index.php?action=showitem& id=143

Lexy J Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Resdakarya, Bandung

Mahfudz. MD. 2000. Demokrasi dan Reformasi Konstitusi, Rineka Cipta, Jakarta

___________. Mahkamah Konstitusi dan Pembangunan Demokrasi Indonesia, Bahan Temu Wicara Ketua MK dengan Civitas Akademika Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Miriam Budiardjo. 1996. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Munasir. 1999. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Nankyung Choi. 2004. Local Elections and Party Politics in Post-Reformasi Indonesia, Contemporary Southeast Asia, Vol. 26, http://ci.nii.ac.jp/naid/110004867589/en

R. Wiyono. 2006. Hak Asasi Manusia, Kencana, Bandung

Roni Hanitijo. 1990. Metode Penelitian dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta

Page 143: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

viii

viii

Romli Atmasasmita. 2001. Reformasi Hukum Hak Asasi Manusia dan Penegakan Hukum, Mandar Maju, Bandung

S. Nasution. 2004. “Metode Research (Penelitian Ilmiah)”, Bumi Aksara, Jakarta

Satjipto Rahardjo. 2004. Sosiologi Hukum, Perkembangan Metode dan Pilihan Masalah, MUP UMS, Surakarta

Satjipto Rahardjo. 2008. Membedah Hukum Progresif, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta

Setiono, 2005. Pemahaman Terhadap Metode Penelitian Hukum, Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana UNS, Surakarta

Soerjono Soekanto. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Soetandyo Wignjosoebroto. 2002. Hukum (Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya), ELSAM dan HUMA, Jakarta

______________________. 2008. Hukum dalam Masyarakat Perkembangan dan Masalah, Bayumedia Publishing, Malang

Solichin Abdul Wahab. 2008. Analisis Kebijaksanaan, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Suparman Marzuki. 2005. Substansi Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Makalah FGD KPU, Yogyakarta

Susi Dwi Harijanti. 2010. International Journal of Constitutional Law, (Sweet & Maxwell and its Contributors), http://web2.westlaw.com/result/default. wl?rltdb

Thomas J. Krumenacher, 2004, Protection For Indigenous Peoples And Their Traditional Knowledge: Would A Registry System Reduce The Misappropriation Of Traditional Knowledge, (Marquette Intellectual Property Law Review; Thomas J. Krumenacher) http://web2.westlaw.com /result/default.wl?rltdb

Tim Universitas Sebelas Maret. 1991. Sejarah Hari Jadi Kabupaten Grobogan, Surakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKBUD, Graha Pustaka, Jakarta

Page 144: COVER DAN DAFTAR ISI - digilib.uns.ac.id/Implementasi-peraturan... · 1 implementasi peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian

ix

ix

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan Dan Pemberhentian Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah juncto Peraturan Pemerintah Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Penerbit “ITA”, Surakarta

http://www.grobogan.com, 27 November 2009, 10.00 WIB

http://www.jpip.or.id/articles/view/38, 17 Juni 2009, 14.00 WIB

http://id.wikipedia.org, 17 November 2009, 14.00 WIB

http://web2.westlaw.com/result/default.wl?rltdb, 3 Maret 2010, 10.00 WIB

http://www.law.duke.edu/journals/djclpp/index.php?action=showitem&id=143, 3 Maret 2010, 11.00 WIB

http://www.budapestbusinessjournal.hu/?col=1002&id=51599, 4 Maret 2010, 10.00 WIB

http://www.ci.nii.ac.jp/naid/110004867589/en, 4 Maret 2010, 10.00 WIB